110
BUKU AJAR KIMIA DASAR : APLIKASI REKAYASA KIMIA FITRIA HIDAYANTI LP UNAS

FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

BUKU AJAR

KIMIA DASAR : APLIKASI REKAYASA KIMIA

FITRIA HIDAYANTI

LP UNAS

Page 2: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

Kimia Dasar: Aplikasi Rekayasa Kimia

Oleh : Fitria Hidayanti

Hak Cipta© 2016 pada Penulis

Editor : Erna Kusuma Wati

Penyunting : Hendra Mahendrata Desain Cover : Rudi Ristanto

ISBN:

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau

seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam

atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin dari

Penulis.

Penerbit : LP_UNAS Jl.Sawo Manila, Pejaten Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Telp. 021-78067000 (Hunting) ext.172

Faks. 021-7802718 Email : [email protected]

Page 3: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

KATA PENGANTAR

Dalam pembuatan buku ajar Kimia Dasar: Aplikasi

Rekayasa Kimia ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada beberapa pihak yang telah banyak membantu.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. El Amry Bermawi Putra, MA selaku

Rektor Universitas Nasional

2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat Universitas Nasional

3. LP Unas

4. Jajaran dosen dan karyawan di lingkungan

Universitas Nasional

Page 4: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

Demikianlah semoga buku ajar Kimia Dasar: Aplikasi

Rekayasa Kimia ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa

termasuk mahasiswa Program Studi Teknik Fisika

Universitas Nasional. Tentunya dalam pembuatan buku

ajar ini, tidak luput dari kesalahan. Untuk itu, kami

mohon masukan dari para pembaca untuk perbaikan

buku ajar ini.

Jakarta, 25 November 2016

Penulis

Fitria Hidayanti

Page 5: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................ iii

Daftar Isi ....................................................................... v

Bab 1. Bahan Bakar ...................................................... 1

1.1 Pendahuluan ................................................ 1

1.2 Klasifikasi Bahan Bakar ................................. 2

1.3 Klasifikasi Bahan Bakar ................................ 3

1.4 Nilai Kalori ................................................... 5

1.5 Penentuan Nilai Kalori ................................. 9

1.6 Bahan Bakar Padat ..................................... 21

1.7 Analisis Batubara ....................................... 23

1.8 Sumber Energi Terbarukan ........................ 33

Page 6: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

Bab 2. Air ................................................................... 49

2.1 Pendahuluan .............................................. 49

2.2 Sumber Air ................................................ 50

2.3 Pengaruh Air pada Batu dan Mineral ......... 51

2.4 Ketidakmurnian Umum Air ........................ 52

2.5 Standar Kualitas Air ................................... 54

Bab 3. Korosi .............................................................. 56

3.1 Pendahuluan .............................................. 56

3.2 Efek Korosi ................................................ 57

3.3 Teori/Mekanisme Korosi ........................... 58

3.4 Jenis Korosi ............................................... 68

3.5 Perlindungan terhadap Korosi ................... 74

Page 7: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

Bab 4. Sifat Periodic ................................................... 76

4.1 Pendahuluan .............................................. 75

4.2 Konsep Dasar ............................................. 76

4.3 Jenis Elemen berdasarkan Konfigurasi

Elektrik ............................................................ 80

4.4 Tren Periodic Properti Elemen ................... 82

4.5 Elektronegativitas ..................................... 88

Bab 5. Struktur Atom dan Ikatan Kimia ...................... 89

5.1 Pendahuluan .............................................. 89

5.2 Sifat Radiasi Ganda ................................... 90

5.3 Sifat Ganda Materi:

Persamaan de Broglie ..................................... 91

5.4 Partikel dalam Kotak Satu Dimensi ............ 92

5.5 Ikatan Kimia .............................................. 94

Page 8: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

5.6 Hibridisasi Orbital ..................................... 95

5.7 Teori Orbital Molekular ............................ 100

Daftar Pustaka .......................................................... 101

Tentang Penulis ........................................................ 102

Page 9: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

Bab 1

Bahan bakar

1.1 Pendahuluan

Bahan bakar adalah zat yang menghasilkan energi yang

berguna baik melalui pembakaran atau melalui reaksi nuklir.

Properti penting dari bahan bakar adalah bahwa energi

dilepaskan dengan cara yang terkendali dan dapat

dimanfaatkan secara ekonomi untuk tujuan domestik dan

industri. Kayu, batu bara, arang, bensin, diesel, minyak tanah,

gas produsen dan gas minyak adalah beberapa contoh umum

bahan bakar. Bahan bakar yang menghasilkan energi panas

dengan pembakaran disebut sebagai bahan bakar kimia.

Selama pembakaran, karbon, hidrogen, belerang dan fosfor

yang ada dalam bahan bakar dikombinasikan dengan oksigen

dan melepaskan energi.

Bahan Bakar + O2 → Produk + Panas

C + O2 → CO2 + Panas

2H2 + O2 → 2H2O + Panas

Namun, pembakaran tidak selalu diperlukan bahan bakar

untuk menghasilkan panas. Energi juga dapat dibebaskan oleh

fisi atau perpaduan nuklei. Energi ini jauh lebih besar daripada

energi yang dilepaskan oleh bahan bakar kimia, dan bahan

bakar tersebut disebut sebagai bahan bakar nuklir. Misalnya,

plutonium, tritium, uranium, dll.

Page 10: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

2

1.2 Klasifikasi Bahan Bakar

Bahan bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan kejadian (I)

keadaan fisik (II) mereka

(I) Berdasarkan kejadian, bahan bakar tebanyak dua jenis

(a) Bahan Bakar Primer atau Bahan Bakar Alami Ini

ditemukan terjadi di alam dan digunakan seperti itu tanpa

diproses atau setelah diproses sampai batas tertentu, yang

tidak mengubah konstitusi kimia bahan bakar. Ini juga dikenal

sebagai bahan bakar fosil. Contohnya termasuk kayu, gambut,

lignite, batubara, minyak bumi, gas alam, dll

(b) Bahan Bakar Sekunder atau Bahan Bakar Turunan Ini

adalah bahan bakar yang berasal dari bahan bakar primer

dengan pengolahan kimia lebih lanjut, misalnya, kokas, arang,

minyak tanah, gas produsen, gas air, dll

(II) Berdasarkan kondisi fisiknya, bahan bakar dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

(a) Bahan bakar padat

(b) Bahan bakar cair

(c) Bahan bakar gas

Klasifikasi dapat diringkas seperti yang ditunjukkan dalam

diagram berikut.

Page 11: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

3

Gambar 1.1 Klasifikasi bahan bakar

1.3 Karakteristik Bahan Bakar

1. Nilai Kalori Tinggi. Bahan bakar yang baik harus memiliki

nilai kalori yang tinggi karena nilai kalori menentukan efisiensi

bahan bakar. Lebih tinggi nilai kalori, lebih besar adalah panas

yang dibebaskan per massa unit atau volume.

2. Suhu Pengapian. Ini adalah suhu terendah di mana bahan

bakar harus dipanaskan sehingga mulai terbakar dengan

lancar. Bahan bakar yang ideal harus memiliki suhu pengapian

sedang. Suhu pengapian yang rendah dapat menyebabkan

bahaya kebakaran, membuat penyimpanan dan transportasi

menjadi sulit. Bahan bakar dengan suhu pengapian rendah

dapat terbakar secara spontan menyebabkan ledakan. Suhu

pengapian tinggi, di sisi lain, membuatnya sulit untuk

menyalakan (menyalakan) bahan bakar.

3. Kandungan kelembaban. kandungan harus rendah karena

adanya kelembaban menurunkan nilai kalori bahan bakar.

4. Materi yang Tidak Mudah Terbakar Setelah pembakaran,

materi yang tidak mudah terbakar ditinggalkan sebagai abu

Page 12: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

4

atau denting. Materi yang tidak mudah terbakar mengurangi

nilai kalori bahan bakar dan juga membutuhkan investasi uang

tambahan untuk penyimpanan, penanganan, dan

pembuangan produk limbah yang dihasilkan.

5. Kecepatan Pembakaran Jika kecepatan pembakaran

rendah, maka sebagian dari panas yang dibebaskan dapat

terpancar alih-alih menaikkan suhu; oleh karena itu, suhu

tinggi yang diperlukan mungkin tidak tercapai. Di sisi lain, jika

kecepatan pembakaran sangat tinggi maka laju pembakaran

mungkin menjadi tidak terkendali. Untuk pasokan panas terus

menerus, bahan bakar harus terbakar dengan laju sedang.

6. Produk Pembakaran Produk yang diperoleh selama

pembakaran bahan bakar harus tidak berbahaya dan tidak

berpolusi. Gas berbahaya seperti CO2 , SO2 , H2 S, PH3 dan

PbBr2 tidak boleh diproduksi, dan juga jumlah asap yang

dihasilkan harus kurang.

7. Biaya Bahan Bakar Bahan bakar yang baik harus tersedia

dengan biaya rendah.

8. Penyimpanan dan Transportasi Bahan bakar yang baik

harus mudah ditangani, disimpan, dan diangkut dengan biaya

rendah.

9. Ukuran Dalam kasus bahan bakar padat, ukurannya harus

seragam sehingga pembakaran teratur.

10. Pembakaran Harus Dapat Dikontrol Proses pembakaran

harus dapat dikontrol, yaitu dapat dimulai atau dihentikan

ketika diperlukan.

Page 13: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

5

Tabel 1.1 Perbandingan bahan bakar padat, cair, dan gas

1.4 Nilai Kalori

Ini didefinisikan sebagai jumlah total panas yang dibebaskan

ketika massa unit atau volume bahan bakar dibakar

sepenuhnya.

Satuan panas

(i) Kalori Ini didefinisikan sebagai jumlah panas yang

diperlukan untuk menaikkan suhu 1 g air sebesar

1 °C ( dari 15 °C hingga 16 °C) 1 kalori = 4,185 Joule

= 4,185 × 107 ergs.

Page 14: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

6

(ii) Kilocalorie Ini didefinisikan sebagai jumlah panas

yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air

sebesar 1 °C (dari 15 °C hingga 16 °C). 1 kkal = 1000

kal.

(iii) British Thermal Unit (BTU) Ini didefinisikan

sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk

menaikkan suhu 1 pon (lb) air sebesar 1 °F (dari 60

°F hingga 61 °F) 1 BTU = 252 kal = 0,252 kkal =

1054,6 Joule = 1054,6 × 107

(iv) Centigrade Heat Unit (CHU) Ini didefinisikan

sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk

menaikkan suhu satu pon air sebesar 1 °C (dari 15

°C hingga 16 °C). 1 kkal = 3,968 BTU = 2,2 CHU

Satuan nilai kalori

Unit-unit bernilai kalori untuk bahan bakar padat, cair, dan gas

diberikan di bawah ini.

Unit-unit ini dapat diselingi sebagai berikut

1 cal/g =1 kkal/kg = 1,8 BTU/lb

1 kkal = 0,1077 BTU/ft3

1 BTU/ft3 = 9,3 kkal/m3

Page 15: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

7

Nilai Kalori Kotor dan Bersih

Gross Calorific Value (GCV) Ini juga disebut nilai kalori yang

lebih tinggi (HCV) dan didefinisikan sebagai jumlah total panas

yang dihasilkan ketika jumlah unit (massa / volume) bahan

bakar dibakar sepenuhnya, dan produk pembakaran

didinginkan hingga suhu kamar

Biasanya semua bahan bakar mengandung hidrogen. Selama

pembakaran, hidrogen yang ada dalam bahan bakar diubah

menjadi uap. Ketika produk pembakaran didinginkan hingga

suhu kamar, uap terkondensasi menjadi air dan panas yang

sama dengan panas laten kondensasi uap berevolusi. Panas ini

termasuk dalam panas yang diukur, dan nilainya tinggi; oleh

karena itu, itu disebut nilai kalori yang lebih tinggi.

Nilai Kalori Rendah (LCV)

Ini juga disebut sebagai nilai kalori bersih (NCV) dan

didefinisikan sebagai panas yang dihasilkan ketika kuantitas

unit (massa / volume) bahan bakar dibakar sepenuhnya dan

produk pembakaran panas diizinkan untuk melarikan diri.

Dalam praktik aktual, ketika bahan bakar uap air yang dibakar

melarikan diri bersama dengan gas pembakaran panas; oleh

karena itu, panas yang tersedia lebih rendah dari nilai kalori

kotor. Oleh karena itu, ini disebut nilai kalori rendah atau nilai

kalori bersih.

Dengan demikian LCV = HCV - Panas laten uap air terbentuk.

Sebagai 1 bagian dengan berat hidrogen memberikan 9 bagian

dengan berat air,

Page 16: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

8

H2 + 1/2 O2 → H2O

LCV = HCV – Berat hidrogen dalam massa unit/volume bahan

× 9 × panas laten uap

Contoh

1. 2 kg sampel batu bara dibakar dalam kalorimeter

bom. Panas yang dibebaskan diperkirakan dan

ditemukan 14114 kkal. Hitung nilai kalori sampel batu

bara.

Solusi

Panas dibebaskan pada pembakaran 2 kg batubara =

14.114 kkal.

Oleh karena itu, panas yang dibebaskan pada

pembakaran batubara 1 kg = 14114/2 = 7057 kkal.

[Ans Nilai kalori batubara = 7057 kkal/kg]

2. Nilai kalori kotor bahan bakar yang mengandung 8%

hidrogen ditemukan 9225,9 kkal/kg. Cari tahu nilai

kalori bersihnya jika panas laten uap adalah 587

kkal/kg.

Solusi

NCV = GCV – 0,09 H × Panas laten uap (H = % hidrogen

dalam bahan bakar).

NCV = 9225,9 – 0,09 × 8 × 587. = 9225,9 – 422,64 =

8803,26 kkal/kg

[Ans LCV/NCV = 8803,26 kkal/kg]

Page 17: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

9

Masalah praktis

1. Hitung GCV sampel batubara jika LCV-nya adalah

6767,45 kal/g dan jika mengandung 5% hidrogen.

(Panas laten uap adalah 587 kal / g).

[Ans GCV = 7031,6 kal/g]

2. Nilai kalori kotor bahan bakar yang mengandung 6% H

ditemukan 9804,6 kkal/kg. Temukan nilai kalori bersih

jika panas laten uap adalah 587 kal /g.

[Ans 9487,62 kkal/kg]

1.5 Penentuan Nilai Kalori

Nilai kalori bahan bakar cair padat dan non-volatil ditentukan

oleh kalorimeter bom, sedangkan nilai kalori bahan bakar gas

ditentukan oleh kalori Junkers.

Kalorimeter bom

Prinsip

Sejumlah bahan bakar yang diketahui dibakar melebihi

oksigen dan panas yang dibebaskan diserap dalam jumlah air

yang diketahui. Panas yang dibebaskan ini diukur dengan

mencatat perubahan suhu. Nilai kalori bahan bakar kemudian

dihitung dengan menerapkan prinsip berikut:

Panas dibebaskan oleh bahan bakar = Panas diserap oleh air

dan kalorimeter.

Page 18: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

10

Konstruksi

Sketsa sederhana kalorimeter bom ditunjukkan pada Gambar

1.2.

Gambar 1.2 Kalorimeter bom

Ini terdiri dari bagian-bagian berikut:

(i) Bom Stainless Steel

Ini terdiri dari wadah silinder panjang yang terdiri

dari stainless steel. Ini memiliki tutup yang dibuat

udara ketat dengan bantuan sekrup. Tutupnya

dilengkapi dengan dua lubang untuk elektroda

dan memiliki katup masuk oksigen. Cincin kecil

melekat pada salah satu elektroda. Cincin ini

bertindak sebagai dukungan untuk nikel atau

stainless steel crucible di mana bahan bakar

dibakar. Magnesium kawat menyentuh sampel

Page 19: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

11

bahan bakar memanjang di elektroda. Bom baja

dilapisi di dalam dengan platinum untuk menahan

aksi korosif uap HNO3 dan H2SO4 yang terbentuk

karena pembakaran bahan bakar dan dirancang

untuk menahan tekanan tinggi (25–50 atm).

(ii) Kalorimeter Tembaga

Bom ditempatkan dalam kalorimeter tembaga

yang berisi sejumlah air yang diketahui.

Kalorimeter disediakan dengan pengaduk listrik

dan termometer Beckmann yang dapat membaca

perbedaan suhu yang akurat hingga 1/100

derajat.

(iii) Jaket Udara dan Jaket Air

Kalorimeter tembaga dikelilingi oleh jaket udara

dan jaket air untuk mencegah hilangnya panas

karena radiasi. Bekerja Sejumlah bahan bakar

yang diketahui (0, 5–1 g) diambil dalam crucible

bersih yang didukung di atas ring. Kawat

magnesium halus, menyentuh sampel bahan

bakar, kemudian direntangkan di elektroda.

Sekitar 10 mL air suling dimasukkan ke dalam bom

untuk menyerap uap asam sulfat dan asam nitrat

yang terbentuk selama pembakaran, dan tutup

bom disekrup erat. Bom diisi dengan oksigen pada

25 tekanan atmosfer dan ditempatkan di

kalorimeter tembaga yang mengandung berat air

yang dikenal. Pengaduk dimulai dan suhu awal air

di mencatat. Elektroda kemudian terhubung ke

baterai 6 volt untuk menyelesaikan sirkuit. Sampel

Page 20: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

12

luka bakar dan panas dibebaskan. Panas ini

diserap oleh air. Suhu maksimum yang

ditunjukkan oleh termometer direkam. Waktu

yang diambil untuk mendinginkan air di

kalorimeter dari suhu maksimum hingga suhu

kamar juga di mencatat. Nilai kalori kotor bahan

bakar dihitung sebagai berikut.

Cara kerja

Sejumlah bahan bakar yang diketahui (0, 5–1 g) diambil dalam

crucible bersih yang didukung di atas ring. Kawat magnesium

halus, menyentuh sampel bahan bakar, kemudian

direntangkan di elektroda. Sekitar 10 mL air suling dimasukkan

ke dalam bom untuk menyerap uap asam sulfat dan asam

nitrat yang terbentuk selama pembakaran, dan tutup bom

disekrup erat. Bom diisi dengan oksigen pada 25 tekanan

atmosfer dan ditempatkan di kalorimeter tembaga yang

mengandung berat air yang dikenal. Pengaduk dimulai dan

suhu awal air di mencatat. Elektroda kemudian terhubung ke

baterai 6 volt untuk menyelesaikan sirkuit. Sampel luka bakar

dan panas dibebaskan. Panas ini diserap oleh air. Suhu

maksimum yang ditunjukkan oleh termometer direkam.

Waktu yang diambil untuk mendinginkan air di kalorimeter

dari suhu maksimum hingga suhu kamar juga di mencatat.

Nilai kalori kotor bahan bakar dihitung sebagai berikut.

Page 21: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

13

Perhitungan

Katakan

Berat sampel bahan bakar yang diambil = x g

Berat air dalam kalorimeter = W g

Setara air* kalorimeter,

pengaduk, termometer, bom dll = w g

Suhu awal air dalam kalorimeter = t1 ºC

Suhu akhir air dalam kalorimeter = t2 ºC

Nilai kalori bahan bakar yang lebih tinggi = H kalori / g

Panas dibebaskan oleh pembakaran bahan bakar = x × H

Panas yang diperoleh dengan air = W × ∆T × spesifik

Panas air = W (t2 – t1) × 1 kal

Panas yang diperoleh oleh kalorimeter = w (t2 – t1)

Total panas yang diperoleh = W (t2 – t1) + w (t2 – t1)

= (W + w) (t2 – t1)

Tapi

Panas yang dibebaskan oleh bahan bakar = Panas diserap oleh

air dan kalorimeter.

Page 22: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

14

Nilai kalori bersih (bawah)

LCV = HCV – 0,09 H × 587 kal/g atau kkal/kg

(Panas laten kondensasi uap = 587 kkal/kg).

Koreksi

Koreksi berikut diterapkan untuk mendapatkan hasil yang

lebih akurat

(a) Koreksi Kawat Sekering

Nilai kalori kotor yang dihitung di atas termasuk panas

yang dibebaskan oleh pengapian kawat sekering Mg;

oleh karena itu, jumlah panas ini harus dikurangi dari

nilai total.

(b) Koreksi Asam

Selama pembakaran, belerang dan nitrogen yang ada

dalam bahan bakar teroksidasi ke H2 SO4 dan HNO3,

masing-masing:

S + O2 → SO2

2SO2 + O2 + 2H2O → 2H2SO4 ∆H = – 144000 kal

2N2 + 5O2 + 2H2O → 4HNO3 ∆H = – 57160 kal

Oleh karena itu, pembentukan asam adalah

eksotermia dan ini harus dikurangi dari nilai GCV yang

diperoleh.

Page 23: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

15

(c) Pemanasan dan pendinginan

Koreksi Pendinginan adalah proses simultan. Ketika

suhu naik di atas suhu kamar, hilangnya panas terjadi

karena radiasi dan suhu tertinggi yang dicatat akan

sedikit lebih sedikit daripada yang diperoleh jika tidak

ada kehilangan panas. Oleh karena itu, koreksi suhu

(koreksi pendinginan) diperlukan untuk mendapatkan

kenaikan suhu yang benar.

Jika waktu yang diperlukan untuk air dalam kalorimeter untuk

mendinginkan dari suhu maksimum yang dicapai ke suhu

kamar adalah 'x' menit dan tingkat pendinginan adalah

dt/menit, maka koreksi pendinginan adalah x × dt dan ini akan

ditambahkan ke kenaikan suhu.

Contoh

1. 0,72 g bahan bakar yang mengandung karbon 80%,

ketika dibakar dalam kalorimeter bom, meningkatkan

suhu air dari 27,3 °C menjadi 29,1 °C. Jika kalorimeter

mengandung 250 g air dan setara airnya adalah 150 g,

hitung HCV bahan bakar. Berikan jawaban Anda dalam

kJ / kg.

Page 24: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

16

Solusi

Di sini x = 0,72 g, W = 250 g, w = 150 g, t1 = 27,3 °C, t2 = 29,1 °C

Oleh karena itu, HCV bahan bakar

Nilai Kalori Bahan Bakar Gas

Kalorimeter Gas Junker

Ini digunakan untuk mengukur nilai kalori bahan bakar cair gas

dan volatil.

Prinsip

Volume gas yang diketahui dibakar pada tekanan yang

diketahui di ruang pembakaran tertutup kecil. Panas yang

dibebaskan diserap oleh air yang mengalir pada tingkat

konstan melalui jaket air. Dengan mengetahui suhu awal dan

akhir air, jumlah air dan berat air kental, nilai kalori dapat

ditentukan.

Konstruksi

Ini terdiri dari bagian-bagian berikut:

1. Pembakar Bunsen. Ini digunakan untuk pembakaran

bahan bakar gas. Itu dijepit di bagian bawah dan dapat

Page 25: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

17

ditarik keluar atau didorong ke dalam ruangan selama

pembakaran.

2. Gasometer. Ini mengukur volume pembakaran gas

per unit waktu. Ini melekat dengan manometer yang

dilengkapi dengan termometer untuk merekam

tekanan dan suhu gas sebelum terbakar.

3. Pressure Govenor. Ini mengatur pasokan bahan bakar

gas pada tekanan konstan.

4. Gas Calorimeter. Ini terdiri dari ruang pembakaran

silinder vertikal di mana pembakaran bahan bakar gas

dilakukan. Ruang pembakaran dikelilingi oleh ruang

air annular di mana air dibuat untuk bersirkulasi.

Kehilangan panas oleh radiasi dan konveksi dicegah

oleh jaket luar, yang berlapis kromium. Selain itu,

jaket luar mengandung udara yang merupakan

isolator panas yang sangat baik. Ada bukaan di

tempat-tempat yang tepat di mana termometer

ditempatkan untuk mengukur suhu saluran masuk

dan air outlet.

Page 26: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

18

Gambar 1.3 Junker's gas calorimeter

Cara kerja

Volume gas yang diketahui dibakar pada tingkat konstan di

ruang pembakaran di hadapan udara berlebih. Semua panas

yang dihasilkan diserap oleh air yang beredar di ruang annular

di sekitar ruang pembakaran.

Pengamatan

(i) Volume bahan bakar gas yang terbakar pada suhu

dan tekanan tertentu dalam waktu tertentu = V

m3

Page 27: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

19

(ii) Berat air yang diedarkan melalui kumparan tepat

waktu t = W g

(iii) Suhu air masuk = t1 °C

(iv) Suhu air outlet = t2 °C

(v) Berat uap condensed dalam waktu t dalam silinder

= m kg.

Katakan

GCV bahan bakar = H

Panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan

bakar = V × H

Panas diserap oleh air yang beredar = W (t2 - t1)

Dengan asumsi tidak ada kehilangan panas, V × H

= W (t2 – t1) HCV atau GCV

Berat uap condensed dalam waktu tertentu t oleh

pembakaran V m3 bahan bakar = m kg

Massa H2O condensed per m3 bahan bakar = m/V kg

Panas laten uap per m3 bahan bakar

oleh karena itu, NCV atau LCV

Page 28: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

20

Calorimeter Gas Boy

Seperti kalorimeter Junker, kalorimeter gas Boy juga

digunakan untuk menemukan nilai kalori bahan bakar cair gas

dan volatil. Ini terdiri dari bagian-bagian berikut.

1. Gas Burner. Gas burner digunakan untuk pembakaran

volume gas yang diketahui pada tekanan yang diketahui.

Volume gas yang terbakar diukur dengan bantuan gasometer

dan tekanan gas dipantau menggunakan pressure governor.

2. Ruang Pembakaran. Ruang pembakaran atau cerobong

asap memiliki tabung tembaga yang dikompil di dalam dan di

luar ruang pembakaran. Air bersirkulasi di kumparan ini. Itu

masuk dari bagian atas kumparan luar, melewati kumparan

luar, bergerak ke bagian bawah cerobong asap dan kemudian

bergerak ke atas melalui kumparan bagian dalam dan keluar

dari atas.

3. Termometer Dua termometer t1 dan t2 mengukur suhu air

yang masuk dan keluar.

4. Beaker ditempatkan di bagian bawah untuk mengumpulkan

uap kental yang diproduksi selama pembakaran.

Cara kerja

Cara kerjanya mirip dengan kalorimeter Junker. Air diedarkan

dan bahan bakar dibakar untuk memberikan periode

pemanasan awal 15 menit. Ketika kalorimeter dihangatkan,

laju aliran gas disesuaikan dan dibakar di dalam kalorimeter.

Panas yang dihasilkan oleh pembakaran diserap oleh air yang

beredar di tabung tembaga. Kenaikan suhu, volume gas yang

terbakar, volume air yang beredar di kumparan pada

Page 29: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

21

waktunya t dan massa uap mengembun bantuan dalam

menemukan nilai kalori dari sampel bahan bakar yang

diberikan (untuk pengamatan dan perhitungan merujuk kalori

Junker).

Gambar 1.4 Boy's gas calorimeter

1.6 Bahan Bakar Padat

Bahan bakar padat mengacu pada berbagai jenis bahan padat

yang digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan

energi. Bahan bakar padat primer yang biasa digunakan

adalah kayu dan batu bara.

Wood digunakan sebagai bahan bakar dari zaman dahulu.

Kayu yang baru dipotong mengandung 25 hingga 50%

kelembaban yang berkurang hingga 15% setelah

mengeringkan kayu di udara. Komposisi rata-rata kayu adalah:

Page 30: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

22

C = 55%; H = 6%; O = 43%; abu = 1%. Nilai kalorinya sekitar

3500–4500 kkal/kg. Api terbakar dengan api panjang dan tidak

berasap meninggalkan sejumlah kecil abu. Penyulingan kayu

yang merusak sekitar 500 ° C menghasilkan arang yang

merupakan bahan bakar yang sangat baik setara dengan

bahan bakar terbaik.

Batubara Batubara diproduksi ketika tanaman dan puing-

puing hewan mengalami kondisi suhu tinggi dan tekanan

selama jutaan tahun. Oleh karena itu, itu dianggap sebagai

bahan bakar fosil. Ini terutama terdiri dari C, H, N dan O selain

materi yang tidak mudah terbakar.

Klasifikasi dan batubara

Berbagai jenis batubara dalam meningkatkan urutan

perubahan adalah gambut, lignite (belum matang batubara

coklat), sub-bituminous, bituminous dan antracite (dewasa).

Batu bara dimulai sebagai gambut. Setelah mengalami panas

dan tekanan untuk waktu yang cukup lama, itu

bermetamorfosis dari gambut ke lignite. Lignite disebut

sebagai batu bara coklat karena warnanya agak terang dan

tetap lembut. Seiring berjalannya waktu, lignite meningkat

dalam kematangan dengan menjadi lebih gelap dan lebih

keras dan kemudian diklasifikasikan sebagai batu bara sub-

bituminous. Ketika proses penguburan dan perubahan ini

berlanjut, lebih banyak perubahan kimia dan fisik terjadi dan

batu bara diklasifikasikan sebagai aspal. Pada titik ini batu

bara gelap dan keras. Anthracite adalah tahap terakhir

pembentukan batubara. Batubara antrasat sangat keras dan

berkilau.

Page 31: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

23

Tabel 1.2 Persentase komposisi bahan bakar padat (dasar

bebas abu kering

1.7 Analisis Batubara

Komposisi batubara sangat bervariasi. Penting untuk

menganalisis dan menafsirkan hasilnya untuk tujuan fiksasi

harga, klasifikasi komersial dan pemanfaatan industri yang

tepat. Kualitas batubara dipastikan oleh dua jenis analisis:

• Analisis proximate

• Analisis akhir

Analisis Proximate

Ini adalah analisis empiris tetapi penting yang berurusan

dengan penentuan kadar air, materi yang mudah menguap,

kandungan abu dan karbon tetap. Ini disebut analisis

proximate karena data bervariasi dengan prosedur yang

diadopsi. Analisis ini menyediakan data untuk penilaian umum

kualitas dan jenis batubara. Ini melibatkan penentuan berikut:

Page 32: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

24

1. Kadar Air

Berat batu bara yang dikenal (dikeringkan udara) diambil

dalam crucible dan dipanaskan dalam oven udara panas listrik

pada sekitar 105 ° C - 110 ° C selama sekitar satu jam.

Setelah 1 jam, itu diambil dari oven dan didinginkan dalam

dessicator dan ditimbang. Penurunan berat sampel ditemukan

dan persentase kelembaban dihitung sebagai berikut:

Katakana berat sampel batubara = W g

Berat setelah pemanasan selama 1 jam = W1 g

Penurunan berat badan, yaitu berat badan kelembaban = (W

– W1) g

Signifikansi

• Kadar air yang tinggi tidak diinginkan karena mengurangi

nilai kalori dan meningkatkan biaya transportasi.

• Adanya kelembaban yang berlebihan memuaskan api di

tungku.

• Sejumlah besar panas terbuang dalam menguapkan

kelembaban selama pembakaran.

Page 33: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

25

2. Materi Volatil

Bahan volatil yang ada di batubara mungkin merupus gas yang

mudah terbakar seperti H2, CO, CH4 dan hidrokarbon lainnya

atau gas yang tidak mudah terbakar seperti CO2 dan N2.

Ini tidak termasuk kelembaban batu bara.

Ini ditentukan dengan memanaskan berat batu bara bebas

kelembaban yang dikenal dalam silika crucible yang ditutupi

dengan tutup berventilasi pada 950 ± 20 °C selama 7 menit

dalam tungku muffle. Crucible kemudian dibawa keluar dan

didinginkan di dalam dessicator dan ditimbang lagi.

Penghapusan total materi volatil dinilai dengan mendidihkan

gas melalui water seal. Penurunan berat memberikan berat

materi yang mudah menguap dan persentase materi volatil

dihitung sebagai berikut:

Katakan

Berat sampel setelah penghapusan materi volatil = W2 g

Berat materi volatil = (W1 - W2) g.

Perlu diketahui di sini bahwa tidak benar untuk mengatakan

batubara dengan 20% bahan volatil atau batubara yang

mengandung 20% materi volatil karena materi volatil tidak

ada seperti dalam batubara tetapi itu adalah produk

dekomposisi termal batubara; oleh karena itu, harus secara

Page 34: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

26

akurat digambarkan sebagai batubara menghasilkan 20%

materi volatil meskipun istilah sebelumnya banyak digunakan

dalam analisis batubara

Signifikansi

Batubara yang mengandung persentase tinggi dari bahan

volatil terbakar dengan api panjang dan asap tinggi dan

memiliki nilai kalori rendah. Bara dengan persentase bahan

volatil yang tinggi menyala dengan mudah tetapi membakar

dengan sangat cepat.

• Persentase materi volatil yang tinggi menunjukkan bahwa

sebagian besar bahan bakar dibakar sebagai gas.

• Kehadiran gas yang tidak mudah terbakar tidak diinginkan

karena mereka tidak menambah nilai panas.

• Untuk penggunaan bahan bakar yang efisien, gas keluar yang

mudah terbakar (volatile matter) harus dibakar dengan

memasok udara sekunder. Ini membutuhkan ruang

pembakaran yang besar.

• Jika volume tungku kecil atau api pendek, sebagian besar

materi volatil akan lolos dari terbakar.

• Batubara dengan persentase materi volatil yang lebih tinggi

tidak kue dengan baik, sedangkan batubara volatil menengah

yang mengandung 20-30% materi volatil mampu membentuk

kokas keras dan kuat pada karbonisasi.

• Materi volatil rendah yang mengandung batu bara tidak kue

sama sekali dan dengan demikian tidak cocok untuk

pembuatan kokas.

Page 35: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

27

• Materi volatil tinggi diinginkan dalam pembuatan gas

batubara karena materi volatile dalam batubara menunjukkan

proporsi batubara yang akan diubah menjadi produk gas dan

tar dengan panas.

• Namun, untuk pembuatan kokas metalurgi, batubara

dengan kandungan bahan rendah volatile lebih disukai.

3. Abu

Abu adalah bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak

berguna yang tertinggal ketika semua zat yang mudah

terbakar telah terbakar dari batu bara.

Abu biasanya terdiri dari silika, alumina, oksida besi dan

sejumlah kecil kapur, magnesia, dll. Kandungan abu

ditentukan dengan memanaskan residu yang diperoleh

setelah pengangkatan kelembaban dan bahan yang mudah

menguap pada 700 ± 50 ° C selama setengah jam tanpa tutup

dalam tungku muffle. Residu yang tersisa didinginkan dalam

dessicator dan ditimbang. Dari berat residu, persentase abu

dihitung sebagai

Katakan berat abu terbentuk = W3 g.

Page 36: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

28

Signifikansi

• Persentase abu yang tinggi tidak diinginkan karena

mengurangi nilai kalori bahan bakar.

• Kehadiran abu meningkatkan biaya pengangkutan,

penanganan, dan penyimpanan.

• Ini juga melibatkan biaya tambahan pembuangan abu.

• Benjolan abu menyatu (denting) memblokir interspaces

parut di mana batu bara sedang dibakar. Hal ini menyebabkan

terhambatnya pasokan udara. Oleh karena itu, pembakaran

batu bara menjadi tidak teratur. Oleh karena itu, turunkan

kandungan abu lebih baik kualitas batubara.

4. Karbon Tetap

Karbon tetap adalah bahan yang tersisa setelah penentuan

kelembaban, bahan yang mudah menguap dan kandungan

abu. Ini ditentukan secara tidak langsung oleh rumus:

Persentase karbon tetap = 100 - persentase (kelembaban +

bahan volatil + abu).

Signifikansi

• Lebih tinggi persentase karbon tetap, lebih besar adalah nilai

kalori.

• Batu bara dengan kandungan karbon tetap tinggi sulit

dinyalakan tetapi terbakar perlahan.

Page 37: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

29

• Persentase karbon tetap membantu dalam merancang

tungku karena itu adalah karbon tetap yang terbakar dalam

keadaan padat.

Analisis Akhir

Ini juga disebut analisis unsur dan digunakan untuk penentuan

karbon, hidrogen, nitrogen, belerang dan oksigen. Analisis ini

membutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan peralatannya

mahal. Namun, memberikan hasil yang tepat yang berguna

dalam menghitung nilai kalori batubara menggunakan

formula Dulong.

1. Karbon dan Hidrogen

Karbon dalam sampel batu bara terjadi dalam bentuk

gabungan dalam bahan organik yang kompleks dan juga dapat

hadir sebagai karbonat mineral. Hidrogen di sisi lain

ditemukan dalam bahan organik dalam batu bara dan juga

ditemukan terkait dengan kelembaban yang ada dalam batu

bara. Untuk memperkirakan sampel batu bara yang ditimbang

secara karbon dan hidrogen dibakar dalam tabung

pembakaran dalam arus O2 (bebas dari CO2 dan kelembaban).

Karbon dan hidrogen yang ada dalam bahan bakar diubah

menjadi CO2 dan H2O, masing-masing. Ini kemudian diserap

oleh tabung yang sebelumnya ditimbang yang mengandung

KOH dan anhidrat CaCl2. Peningkatan bobot tabung ini

memberikan jumlah CO2 dan H2O yang terbentuk. Persentase

C dan H kemudian dihitung sebagai berikut

Page 38: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

30

Signifikansi

• Nilai kalori bahan bakar terkait langsung dengan kandungan

karbon; oleh karena itu, lebih besar persentase karbon, lebih

besar adalah nilai kalori bahan bakar.

Page 39: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

31

• Persentase peningkatan karbon dari lignite ke antrasit;

dengan demikian, persentase karbon membentuk dasar

klasifikasi batubara.

• Persentase hidrogen yang tinggi juga meningkatkan nilai

kalori batubara. Namun, hidrogen sebagian besar dikaitkan

dengan bahan yang mudah menguap dan mempengaruhi

penggunaan batu bara mana yang diletakkan.

• Dalam industri karbonisasi dan gasifikasi, hidrogen batubara

bertanggung jawab atas produksi banyak bahan yang berguna

seperti hidrogen gas, metana, dll.

Gambar 1.5 Penentuan karbon dan hidrogen

2. Nitrogen

Semua nitrogen yang ada dalam batu bara diasumsikan terjadi

dalam bahan organik batu bara. Nitrogen yang ada dalam

sampel batu bara diperkirakan dengan metode Kjehldahl.

• Sampel batu bara yang ditimbang secara akurat dipanaskan

dengan H2SO4 terkonsentrasi di hadapan K2SO4 dalam termos

berleher panjang yang dikenal sebagai termos Kjehldahl.

Nitrogen yang ada dalam batu bara dikonversi ke (NH4)2SO4

secara kuantitatif.

Page 40: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

32

Ketika solusi yang jelas diperoleh (yaitu, nitrogen utuh

dikonversi menjadi amonium sulfat), isinya ditransfer ke

dalam termos bawah bulat dan solusinya dipanaskan dengan

kelebihan NaOH untuk membebaskan NH3.

• NH3 dengan demikian dibebaskan diserap dalam volume

yang diketahui dari solusi H2SO4 standar (N/10).

• Volume H2SO4 yang tidak digunakan ditentukan dengan

titrating terhadap solusi NaOH standar (N/10). Perbedaan

memberikan volume asam yang digunakan. Dari volume asam

yang digunakan oleh NH3, persentase nitrogen dapat dihitung.

Gambar 1.6 Estimasi nitrogen

Page 41: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

33

1.8 Sumber Energi Terbarukan

Berbagai sumber energi seperti batu bara, bensin, solar yang

dibahas di bagian sebelumnya berasal dari fosilisasi sisa-sisa

tanaman dan hewan yang terkubur di bawah bumi jutaan

tahun yang lalu. Sumber daya ini terbatas, dan dengan

permintaan energi yang berkembang pesat, mereka

cenderung segera habis. Untuk memenuhi permintaan energi

global yang meningkat, sangat penting untuk fokus pada

sumber daya energi yang tidak habis-habisnya dan tersedia

secara berlimpah. Sumber energi ini disebut sebagai sumber

energi terbarukan atau non-konvensional. Berbagai sumber

energi non-konvensional

1. Energi Matahari

2. Energi Angin

3. Energi dari air/Hidroenergi

4. Energi Pasang Surut

5. Energi Gelombang

6. Energi dari Biomassa

7. Konversi Energi Termal Laut

8. Energi Panas Bumi

9. Energi Hidrogen

Energi Matahari

Matahari adalah sumber energi utama di bumi. Ini

memberikan 1000 kali lebih banyak energi daripada yang kita

Page 42: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

34

butuhkan. Jika energi ini terperangkap secara ekonomi krisis

energi dunia akan terpecahkan. Energi matahari dapat

digunakan baik

(i) Langsung seperti energi termal seperti pada

kompor surya, pemanas air surya, pengering

matahari, desalinasi air laut, dll.

(ii) Secara tidak langsung menggunakan sel

fotovoltaik untuk mengubah energi matahari

menjadi listrik. Ini dilakukan dengan

menggunakan sel surya silikon. Listrik yang

dihasilkan dapat digunakan untuk penerangan

jalan, rumah dan bangunan kilat, motor lari,

pompa, peralatan listrik, dll. Meskipun biaya

instalasi awal pabrik surya tinggi, itu adalah energi

bersih, tidak mengeluarkan produk berbahaya di

udara dan setelah dipasang biaya berjalan kurang

dan karenanya murah.

Aplikasi Energi Surya

1. Pemanasan Air Surya

Ini menggunakan sinar matahari untuk memanaskan

air. Unit pemanas air surya terdiri dari kolektor logam

pelat datar menghitam dengan tabung logam terkait

yang menghadap matahari. Kolektor piring memiliki

penutup transparan dan lapisan isolasi termal di

bawahnya. Tabung logam kolektor dihubungkan oleh

pipa ke tangki penyimpanan terisolasi. Kolektor

menyerap radiasi matahari dan mentransfer panas ke

air yang bersirkulasi melalui tabung. Air panas ini

Page 43: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

35

dipasok ke tangki penyimpanan melalui tabung logam.

Sistem pemanas air ini digunakan di hotel, wisma,

bungalow wisata, rumah sakit, kantin serta unit

domestik dan industri.

2. Kompor Surya

Di sini energi matahari digunakan untuk memasak

makanan. Kompor surya sederhana adalah jenis kotak

datar yang menghitam dari sisi dalam. Radiasi

matahari memasuki kotak melalui dua penutup kaca.

Ini diserap oleh pot menghitam dari luar. Area

kolektor ditingkatkan dengan menyediakan cermin

reflektor pesawat.

3. Penerangan Surya

Listrik diproduksi langsung dari energi matahari

dengan cara sel fotovoltaik. Sel fotovoltaik adalah

perangkat konversi energi yang digunakan untuk

mengubah foton sinar matahari langsung menjadi

listrik. Ini dapat digunakan untuk mengoperasikan

pompa irigasi, sinyal penyeberangan jalan kereta api,

untuk menjalankan kalkulator, jam tangan, dll. Ini juga

dapat digunakan untuk menyediakan listrik di daerah

pedesaan, yaitu untuk menyalakan lampu jalan.

Deskripsi terperinci tentang prinsip dan kerja sel

fotovoltaik dibahas di bagian yang akan datang.

4. Kolam Surya

Kolam surya adalah tubuh alami atau buatan air yang

digunakan untuk mengumpulkan dan menyerap

radiasi matahari dan menyimpannya sebagai panas.

Ini sangat dangkal (kedalaman 5-10 cm) dan memiliki

bagian bawah menyerap radiasi yang terbuat dari

plastik hitam. Ini memiliki penutup serat kaca

Page 44: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

36

melengkung di atasnya untuk memungkinkan

masuknya radiasi matahari dan mengurangi hilangnya

energi oleh radiasi dan konveksi. Kehilangan panas ke

tanah diminimalkan dengan menyediakan tempat

tidur bahan isolasi di bawah kolam. Kolam surya

memanfaatkan air untuk mengumpulkan dan

menyimpan energi matahari yang digunakan untuk

banyak aplikasi seperti pemanasan ruang, untuk

proses industri untuk menghasilkan listrik dengan

mengendarai turbin yang ditenagai dengan

menguapkan cairan organik dengan titik didih rendah.

5. Rumah Hijau Surya (Solar Green House)

Ini adalah rumah besar yang terbuat dari kaca untuk

menyimpan energi matahari. Mereka menggunakan

prinsip efek rumah kaca dan digunakan untuk

menanam tanaman di negara-negara dingin atau

dalam kondisi iklim dingin.

6. Penyulingan Surya

Energi matahari digunakan untuk mengubah air

garam menjadi air minum di daerah gersang, semi

gersang dan pesisir.

7. Pemompaan Surya

Daya yang dihasilkan oleh energi matahari digunakan

untuk memompa air untuk keperluan irigasi.

8. Pengeringan Solar Produk Pertanian dan Hewani

Produk pertanian, buah-buahan, dll dikeringkan

dengan menyimpannya di lemari besar yang terbuat

dari kaca.

Page 45: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

37

Sel Fotovoltaik Surya

Sel fotovoltaik adalah perangkat yang mengubah energi

matahari langsung menjadi energi listrik. Ketika radiasi

matahari jatuh pada perangkat ini mereka dikonversi langsung

ke listrik DC.

Sel surya terdiri dari fotodiode persimpangan p-n sensitif

ringan. Photodiode terbuat dari bahan semikonduktor seperti

silikon, cadmium telluride, gallium arsenide, dll., yang mampu

menyerap foton sinar matahari. Namun sel surya silikon

adalah yang paling umum digunakan. Sel surya silikon adalah

wafer tipis sekitar 250 μm ketebalan. Dioda persimpangan p-

n dibentuk oleh doping sebagian wafer ini dengan

ketidakmungadaan trivalen (untuk tipe p) dan bagian lain

dengan ketidakmungharusan pentavalen (untuk tipe n). Untuk

detail lebih lanjut tentang persimpangan p-n dan

semikonduktor. Kontak logam terpasang di sisi depan dan

belakang sel. Kontak depan adalah dalam bentuk kisi logam

untuk memungkinkan sinar matahari melewatinya dan kontak

di sisi belakang benar-benar menutupi permukaan. Silikon tipe

n berada di sisi depan dan silikon tipe p berada di sisi belakang.

Lapisan antirefleksi nirida silikon atau titanium oksida dengan

ketebalan sekitar 0,1 μm diterapkan pada permukaan atas

(Gambar 1.7).

Ketika sel ini disinerasi dengan radiasi matahari di sisi depan

(silikon tipe n) elektron tersingkir dari pita valensi ke pita

konduksi. Elektron ini mengalir dari semikonduktor tipe n ke

semikonduktor tipe p sehingga menyelesaikan sirkuit dan arus

mengalir dari tipe p ke wilayah tipe n.

Page 46: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

38

Dalam praktik aktual sejumlah besar sel surya diatur dalam

pola yang pasti untuk membentuk panel surya yang

membantu mencapai tegangan yang diinginkan.

Gambar 1.7 Diagram skematik sel surya

Energi Angin

Energi angin adalah energi yang dihasilkan dengan

memanfaatkan energi angin, biasanya oleh kincir angin. Angin

disebabkan oleh pemanasan dan pendinginan permukaan

bumi yang tidak merata dan rotasi bumi. Pemanasan dan

pendinginan atmosfer menghasilkan arus konveksi dan

dengan demikian menghasilkan angin. Angin juga disebabkan

karena pergerakan udara yang alami melintasi darat dan laut.

Teknologi Dasar

Energi kinetik linear angin diubah menjadi gerakan rotasi yang

diperlukan untuk mengubah turbin listrik. Rotor yang memiliki

satu, dua atau tiga bilah digunakan untuk membawa

Page 47: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

39

transformasi ini. Rotor turbin angin memutar menghasilkan

daya. Energi yang dihasilkan ini dapat dimanfaatkan dengan

berbagai cara:

(a) Dalam Baterai. Daya yang dihasilkan dari turbin angin

dapat digunakan untuk mengisi daya baterai yang dapat

menyimpan energi dalam bentuk energi kimia untuk

digunakan nanti.

(b) Pemanasan. Daya yang dihasilkan dapat digunakan untuk

memanaskan air baik dengan melewati daya melalui resistensi

atau dengan mengeluarkan air.

(c) Sel bahan bakar. Daya yang dihasilkan dapat digunakan

untuk menghasilkan hidrogen dan oksigen oleh elektrolisis air.

Gas-gas ini kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan

listrik menggunakan sel bahan bakar.

(d) Pompa angin. Turbin angin dapat digunakan untuk

menghasilkan tenaga mekanik untuk memompa air. Ini

disebut pompa angin dan air yang dipompa dapat digunakan

untuk irigasi, pasokan air domestik atau dapat disimpan dalam

tangki overhead besar untuk digunakan nanti.

(e) Integrasi dengan grid. Output daya turbin angin dapat

diintegrasikan dengan jaringan listrik yang akan digunakan

nanti selama periode tidak ada angin.

Energi dari Air/Hidroenergi

Ini adalah energi yang dihasilkan dari air yang mengalir dan

jatuh. Air disimpan di bendungan yang dibangun di seberang

sungai yang mengalir. Hal ini meningkatkan ketinggian air

sehingga meningkatkan potensi energi atau kepala

Page 48: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

40

hidroliknya. Air jatuh pada turbin hidrolik yang mengubah

tekanan dan energi kinetik air menjadi energi kinetik rotasi.

Poros turbin yang berputar menggerakkan generator yang

mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi listrik

kemudian ditransmisikan menggunakan saluran transmisi

(Gambar 1.8).

Gambar 1.8 Diagram skematik pembangkit listrik tenaga air

Keuntungan dan kerugian dari hidroelektrik

Saat ini hidroelektrik adalah satu-satunya sumber daya energi

terbarukan yang digunakan untuk menghasilkan listrik dalam

skala besar. Ini tidak menyebabkan polusi dan lebih dapat

diandalkan daripada angin atau energi matahari atau

gelombang. Namun melibatkan pembangunan bendungan

yang sangat mahal dan menyebabkan penyiutan area

berbaring rendah, hilangnya lahan hutan dan pertanian dan

Page 49: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

41

kebutuhan untuk merehabilitasi orang yang tinggal di zona

terendam. Selain itu air yang disita juga meningkatkan seismik

wilayah.

Energi Pasang Surut

Semua benda langit di alam semesta saling menarik. Matahari

dan bulan mengerahkan tarikan gravitasi di bumi. Hal ini

menyebabkan air permukaan di bumi naik dan menonjol ke

arah bulan yang mengarah pada pembentukan pasang surut.

Pasang surut terbentuk secara berkala di lautan karena

berbagai posisi bulan dan matahari yang berputar.

Pembentukan air pasang membawa perbedaan ketinggian air

di lautan. Tingkat air pasang tertinggi dikenal sebagai air

pasang atau air pasang dan tingkat terendah dikenal sebagai

air surut atau surut. Perbedaan ketinggian air pasang dan air

surut ini disebut kisaran pasang surut dan mengandung

sejumlah besar energi potensial. Kisaran pasang surut sekitar

5 m ke atas dapat digunakan untuk menggerakkan turbin

ditambah dengan generator untuk menghasilkan listrik.

Teknologi Dasar

Pembangkit listrik pasang surut terdiri dari waduk atau

cekungan untuk menahan air saat air pasang. Bendungan atau

tanggul bertindak sebagai penghalang antara laut dan waduk

/ baskom. Bendungan ini dilengkapi dengan serangkaian pintu

air untuk memungkinkan masuknya air ke cekungan selama

pasang tinggi (Gambar 1.9). Ketika ada air pasang ketinggian

naik dan air memasuki waduk / cekungan melalui gerbang

sluice. Air yang disita ditahan di sana sampai air pasang surut

menciptakan kepala yang cocok. Air kemudian dilepaskan

melalui turbin sehingga menghasilkan listrik. Air dilepaskan

Page 50: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

42

sampai kepala jatuh ke titik operasi minimum. Ketika air naik

lagi selama air pasang cekungan diisi lagi sehingga mengulangi

siklus.

Gambar 1.9 Diagram skematik pembangkit listrik pasang

surut

Keuntungan dan Kerugian

Energi pasang surut seperti sumber energi terbarukan lainnya

tidak menyebabkan polusi dan tidak habis. Namun itu

dihasilkan di daerah yang jauh dari pusat beban sehingga

meningkatkan biaya transmisi.

Energi Gelombang

Gelombang berasal karena perpindahan energi angin ke

permukaan air laut. Ketinggian dan kekuatan gelombang

tergantung pada kecepatan angin dan jarak di mana ia

berinteraksi dengan air. Gelombang memiliki energi kinetik

Page 51: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

43

dan potensial - yang pertama karena pergerakan gelombang

dan yang terakhir karena pengangkatan massa air di atas

permukaan laut. Gelombang dapat naik dari ketinggian 10 m

hingga 100 m di atas permukaan laut. Kekuatan gelombang

dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik.

Teknologi dasar

Teknologi untuk memanfaatkan energi dari gelombang

berbeda dari pasang surut karena pasang surut memberikan

kepala air yang jauh lebih besar daripada gelombang dan

pasang surut berkala sedangkan gelombang berfluktuasi.

Perangkat umum yang digunakan untuk mengkonversi energi

gelombang ke energi listrik dijelaskan di bawah ini:

(1) Jenis float Heaving. Perangkat ini mengapung di

permukaan air dan bergerak naik dan turun dengan gerakan

vertikal ombak. Gerakan vertikal ini digunakan untuk

mengoperasikan piston pompa udara yang menyimpan energi

sebagai udara bertekanan. Udara bertekanan digunakan

untuk menghasilkan listrik menggunakan turbin udara

ditambah dengan generator. Perangkat mengambang

disimpan di tempat dengan menjangkarnya ke dasar laut.

(2) Jenis pitching. Dalam perangkat ini gelombang menyerang

secara horizontal menyebabkan flap perangkat berayun bolak-

balik. Gerakan ini digunakan untuk menyalakan pompa

hidrolik ditambah dengan generator untuk menghasilkan

listrik.

(3) Tipe heaving dan pitching float. Dalam jenis perangkat ini

baik gerakan gelombang horizontal maupun vertikal

digunakan untuk menghasilkan daya. Gerakan ini diubah

Page 52: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

44

menjadi gerakan unidirectional dengan bantuan ratchet dan

pengaturan roda. Gerakan ini kemudian menggerakkan

generator mengambang dan stasioner.

Meskipun energi gelombang memiliki potensi besar tetapi

teknologi ini baru-baru ini dan membutuhkan penelitian untuk

memungkinkan kita menghasilkan listrik dalam skala

komersial.

Energi dari Biomassa

Biomassa adalah salah satu sumber energi tertua. Kayu telah

digunakan untuk menghasilkan energi dari zaman dahulu. Saat

ini banyak sumber biomassa seperti tanaman, limbah

pertanian, sampah organik dari industri dan kota, limbah

padat kota, residu hutan digunakan untuk menghasilkan

energi. Tanaman energi khusus seperti pohon yang tumbuh

cepat dan rumput dapat digunakan sebagai sumber biomassa

jangka panjang yang berkelanjutan. Minyak yang diperoleh

dari pabrik petro juga digunakan sebagai sumber bioenergi.

Energi Panas Bumi

Energi panas bumi adalah energi yang tertanam dalam kerak

bumi. Suhu bumi meningkat dengan kedalaman di bawah

permukaan. Semua panas yang tersimpan di kerak bumi

sebagai energi termal merupakan sumber energi yang tak

habis-habisnya yang disebut sebagai energi panas bumi.

Batuan cair panas yang disebut 'magma' hadir pada

kedalaman 25–40 km di bawah permukaan bumi. Magma cair

ini kadang-kadang didorong ke permukaan yang

mengakibatkan letusan gunung berapi. Ketika air tanah

bersentuhan dengan magma itu akan memanas. Di beberapa

Page 53: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

45

tempat, uap atau air panas keluar dari tanah secara alami

melalui retakan dalam bentuk geyser alami; air panas bumi

atau uap ini digunakan untuk mengoperasikan turbin untuk

menghasilkan listrik.

Energi panas bumi cukup besar untuk memenuhi kebutuhan

energi selama hampir 3.50.000 tahun tetapi keterbatasannya

adalah teknologi untuk memanfaatkannya secara ekonomi.

Meskipun tidak seperti energi matahari dan angin, energi

panas bumi tersedia sepanjang waktu dan tidak tergantung

pada kondisi cuaca; namun ada kerugian tertentu juga.

Ekstraksi terus menerus air panas dari tanah dapat

menyebabkan subsidensi tanah di daerah itu. Apalagi air

panas bumi disertai dengan gas terlarut yang berujung pada

polusi udara.

Gambar 1.10 Diagram skematik pembangkit listrik tenaga

panas bumi

Konversi Energi Termal Laut

Perbedaan suhu ada antara permukaan dan air laut dalam.

Perbedaan suhu antara permukaan dan air laut dalam ini

Page 54: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

46

digunakan untuk menghasilkan listrik. Proses ini didasarkan

pada prinsip termodinamika yang menyatakan bahwa jika

sumber panas (air permukaan laut hangat) tersedia pada suhu

yang lebih tinggi dan wastafel panas (air dingin dalam) pada

suhu yang lebih rendah maka dimungkinkan untuk

memanfaatkan perbedaan suhu untuk mengubah bagian

panas dari sumber menjadi energi mekanis dengan

menghubungkan turbin ke generator. Sisa panas dalam

dibuang ke wastafel yang berada pada suhu yang lebih rendah.

Perbedaan suhu minimum 20 ° C diperlukan untuk membawa

konversi energi yang berguna.

Energi Hidrogen

Hidrogen sering dianggap sebagai bahan bakar non-

konvensional karena dihasilkan dari air yang dapat dibagi

menjadi hidrogen gas dan oksigen oleh proses listrik yang

disebut elektrolisis. Hidrogen juga dapat dihasilkan dari

sumber daya gas alam dan biomassa. Hidrogen dianggap

sebagai bahan bakar terbarukan karena pasokan air bumi

tidak terbatas. Gas hidrogen dapat digunakan seperti gas

alam. Ini dapat dibakar untuk memanaskan bangunan,

memasak makanan dan menghasilkan listrik di pembangkit

listrik. Hidrogen juga dapat digunakan sebagai bahan bakar

dalam mobil, dalam pesawat jet (hidrogen cair). Hidrogen juga

dapat digunakan dalam perangkat sel bahan bakar yang

menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan

listrik.

Keuntungan dan kerugian

Ini adalah sumber energi terbarukan dan bersih karena

hidrogen terbakar untuk menghasilkan air saja dan dalam

Page 55: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

47

beberapa kasus jumlah nitrogen oksida yang sangat kecil

dapat terbentuk. Namun gas hidrogen sangat meradang dan

produksi, transportasi dan penyimpanan hidrogen

membutuhkan investasi modal yang besar.

Keuntungan dan Kekurangan Energi Terbarukan

Keuntungan dari Energi Terbarukan

1. Salah satu keuntungan utama energi terbarukan

adalah bahwa, karena terbarukan, itu berkelanjutan

dan karenanya tidak akan pernah habis.

2. Fasilitas energi terbarukan membutuhkan perawatan

lebih sedikit daripada generator tradisional.

3. Karena bahan bakar mereka berasal dari sumber alami

dan tersedia, biaya operasi kurang.

4. Energi terbarukan menghasilkan sedikit atau tidak ada

produk limbah seperti karbondioksida atau polutan

kimia lainnya, sehingga memiliki dampak minimal

pada lingkungan.

Kerugian energi terbarukan

1. Sulit untuk menghasilkan jumlah listrik sebesar yang

dihasilkan oleh generator bahan bakar fosil

tradisional.

2. Ini bisa tidak dapat diprediksi dan tidak konsisten.

Pasokan dari sumber terbarukan tidak dapat

diandalkan, karena bergantung pada cuaca untuk

sumber dayanya. Generator hidro membutuhkan

hujan untuk mengisi bendungan, turbin angin

membutuhkan angin untuk memutar bilah dan

kolektor matahari membutuhkan langit cerah dan

Page 56: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

48

sinar matahari untuk mengumpulkan panas dan

menghasilkan listrik.

3. Biaya teknologi energi terbarukan saat ini jauh

melebihi energi tradisional. Ini karena ini adalah

teknologi baru dan karenanya memiliki biaya modal

yang sangat besar.

Page 57: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

49

Bab 2

Air

2.1 Pendahuluan

Air adalah karunia alam yang paling berharga, indah, dan

berguna. Ini adalah sumber daya alam yang paling melimpah

dan esensial. Ini mencakup hampir 70% dari permukaan bumi.

Diperkirakan hidrosfer mengandung sekitar 1360 juta

kilometer kubik (1,3 ×1018 m3) air. Dari jumlah tersebut,

sekitar 97% berada di lautan dan laut pedalaman, yang tidak

cocok untuk dikonsumsi manusia karena kandungan

garamnya yang tinggi. Dari 3% sisanya, 2% terkunci di gletser

dan hanya 1% yang tersedia sebagai air tawar di sungai, danau,

sungai, waduk dan air tanah, yang cocok untuk dikonsumsi

manusia.

Page 58: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

50

2.2 Sumber Air

Sumber utama air

1. Air permukaan

2. Air tanah

3. Air hujan

(1) Sumber air permukaan. Ini termasuk danau, kolam,

waduk, sungai, sungai, laut dan lautan. Air sungai Ini

mengandung mineral terlarut dari tanah seperti klorida, sulfat

dan bikarbonat natrium, kalsium, magnesium dan zat besi. Ini

juga mengandung bahan organik yang berasal dari tanaman

dan hewan yang mati dan membusuk; selain itu, mengandung

pasir dan tanah dalam suspensi. Air danau, kolam dan waduk

Mereka mengandung lebih sedikit mineral terlarut tetapi kaya

akan bahan organik. Air laut Ini adalah bentuk air alami yang

paling tidak murni. Ini mengandung rata-rata 3,5% garam

terlarut, di mana sekitar 2,6% adalah natrium klorida. Garam

lain yang ada adalah sulfat natrium; bikarbonat kalium,

magnesium dan kalsium; bromida kalium dan magnesium dan

sejumlah senyawa lainnya.

(2) Sumber air bawah tanah. Ini adalah air yang terakumulasi

di bawah tanah melalui mulasan. Ini diperoleh dari sumur,

sumur tabung, mata air, dll. Air bawah tanah relatif bebas dari

pengotor yang ditangguhkan karena disaring saat air bergerak

turun melalui berbagai lapisan tanah. Penyaringan juga

menghilangkan kontaminasi biologis. Namun, air bawah tanah

kaya akan garam terlarut.

Page 59: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

51

(3) Air hujan. Ini dianggap sebagai bentuk air yang paling

murni. Namun, itu melarutkan sejumlah besar gas dan

menangguhkan partikel padat dari atmosfer. Air hujan dibagi

antara kedua sumber, sebagian merembes ke meja air bawah

tanah dan sebagian masuk ke sumber permukaan seperti

sungai, kolam, danau dan waduk.

2.3 Pengaruh Air pada Batu dan Mineral

Air membawa tentang penikuk batuan oleh berbagai proses

kimia seperti

1. Dissolution. Mineral dan garam tertentu larut

dalam air menciptakan lubang di batu. Hal ini

menyebabkan melemahnya batuan yang pada

akhirnya dapat menyebabkan keruntuhannya.

Mineral seperti halit larut langsung dalam air.

2. Hidrasi. Dalam kondisi lembab dan di hadapan

kelembaban, mineral pembentukan tanah di

bebatuan membengkak yang menyebabkan

peningkatan volume mereka. Ini lebih lanjut

mengarah pada disintegrasi batuan di mana

mineral ini hadir. Beberapa contoh umum adalah

sebagai berikut:

Page 60: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

52

3. Hidrolisis. Air disosiasikan ke dalam H + dan OH -

ion yang menggabungkan dengan mineral untuk

membentuk senyawa baru. Silikat dikombinasikan

dengan air, membentuk tanah liat.

2.4 Ketidakmurnian Umum Air

Karakteristik yang diberikan oleh ketidakmurnian dalam air Air

adalah pelarut yang sangat baik dan melarutkan berbagai

Page 61: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

53

pengotor di dalamnya. Zat-zat yang ada dalam air ini

mempengaruhi karakteristik air dengan berbagai cara. Mereka

mengubah karakteristik fisik, kimia dan biologis air. Mari kita

bahas mereka satu per satu.

Karakteristik fisik

• Kehadiran garam seperti zat besi, mangan, limbah industri,

pewarna dari industri dan garam lainnya memberikan warna

pada air.

• Kehadiran pasir dan lumpur membuat air keruh.

• Garam juga mengubah rasa air. Kehadiran garam natrium

dan kalium membuat air asin. Aluminium, mangan, dan besi

membuat air pahit. Kehadiran natrium bikarbonat

memberikan rasa sabun pada air.

• Bahan organik, vegetasi membusuk, ganggang, jamur dan

limbah memberikan bau busuk yang khas untuk air.

Karakteristik kimia

Limbah, termasuk bahan kimia organik dan anorganik seperti

pewarna, molase, pupuk, asam, alkali dari industri insektisida,

pestisida, minuman keras, limbah dari penyamakan kulit dan

gas seperti NH3 dan H2S yang diproduksi oleh dekomposisi

anaerobik, mengubah pH, alkalinitas, keasaman, kekerasan

dan karakteristik kimia air dan membuatnya tidak layak untuk

domestik dan industri

Karakteristik biologis

Ketidakmurnian biologis seperti ganggang, jamur, patogen

dan mikroorganisme lain yang ada dalam air baik secara alami

Page 62: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

54

atau karena debit limbah organik dari limbah domestik, rumah

industri atau diproduksi oleh pembusukan alami bahan

organik semua berdampak buruk pada karakteristik biologis

air dan membuatnya tidak layak untuk penggunaan domestik,

mempengaruhi kesehatan manusia, flora air dan fauna.

Tabel 2.1 Ketidakmurnian umum dalam air dan efeknya

2.5 Standar Kualitas Air

Pentingnya standar kualitas air

Air banyak digunakan baik dalam kehidupan domestik

maupun industri. Air alami, tidak peduli seberapa murni,

Page 63: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

55

mengandung beberapa atau pengotor lainnya. Standar

kualitas air penting karena membantu mengidentifikasi

kualitas air, masalah yang disebabkan oleh pengolahan debit

air limbah yang tidak tepat, run off, penambahan pupuk,

bahan kimia dari daerah pertanian dan sebagainya. Parameter

untuk kualitas air diputuskan sesuai dengan penggunaannya.

Pekerjaan di bidang kualitas air cenderung difokuskan pada

apakah air dirawat untuk konsumsi manusia atau tujuan

lingkungan. Penting untuk menentukan standar kualitas air

untuk tujuan keselamatan manusia, karakteristik minum dan

untuk kesehatan ekosistem.

Kualitas air lingkungan juga disebut kualitas air sekitar

menentukan kualitas air di badan air seperti danau, sungai,

dan lautan. Standar kualitas air sekitar bervariasi secara

signifikan karena kondisi lingkungan, ekosistem, dan

penggunaan manusia yang berbeda.

Parameter atau karakteristik kualitas air yang analisisnya

dilakukan umumnya termasuk dalam tiga kelompok:

1. Karakteristik fisik

2. Karakteristik kimia

3. Karakteristik biologis

Page 64: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

56

Bab 3

Korosi

3.1 Pendahuluan

Kita semua telah melihat bahwa ketika sepotong besi atau

artikel yang terbuat dari besi dibiarkan di tempat terbuka, ia

mengembangkan lapisan coklat kemerahan. Jika ini dibiarkan

tanpa pengawasan untuk waktu yang lama, maka logam

menjadi lemah dan rapuh dan putus. Fenomena serupa

diamati dalam tembaga yang mengembangkan lapisan

kehijauan; demikian pula perak kehilangan kilaunya dan

sebagainya. Dengan demikian, logam merosot di hadapan

kelembaban dan udara. Ini disebut korosi, yang dapat

didefinisikan sebagai proses kemerosotan spontan atau

disintegrasi logam (kecuali emas dan platinum) yang

disebabkan oleh serangan kimia langsung atau elektrokimia

tidak langsung oleh reaksi dengan lingkungan. Berkarat besi

dan pembentukan lapisan hijau karbonat dasar pada

permukaan tembaga seperti yang dibahas di atas adalah

contoh umum korosi. Perhatikan bahwa istilah berkarat

berlaku untuk korosi paduan dasar besi dan besi. Paduan

nonferrous korosi tetapi tidak karat.

Mengapa korosi terjadi?

Logam ada di alam dalam bentuk gabungan seperti oksida,

sulfida, sulfat, karbonat, dll. Negara-negara gabungan (ores)

ini adalah keadaan logam yang stabil secara

termodinerogenik. Energi dipasok untuk mengekstrak logam

Page 65: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

57

tersebut dari bijihnya. Logam yang diekstraksi berada pada

tingkat energi yang lebih tinggi dan karenanya dalam keadaan

termodinasi tidak stabil. Logam mencoba untuk kembali ke

keadaan stabil mereka dengan menggabungkan dengan

elemen lain, dan dalam proses ini, korosi terjadi dan oksida,

sulfida, klorida, sulfat, dan sebagainya terbentuk.

Meskipun logam terkorosi secara termodinasi lebih stabil

daripada logam murni, korosi mempengaruhi sifat-sifat yang

berguna dari logam seperti malleability, ductility dan

konduktivitas listrik.

3.2 Efek Korosi

Proses korosi, meskipun lambat, mempengaruhi logam secara

drastis. Gravitasi masalah dapat diwujudkan oleh fakta bahwa

perkiraan kerugian karena korosi logam adalah 2 hingga 2,5

miliar dolar per tahun di seluruh dunia. Konsekuensi umum

dari korosi adalah sebagai berikut:

(i) Korosi menyebabkan ekonomi yang parah

kehilangan dan menghambat keselamatan

peralatan. Hal ini menyebabkan kerugian

ekonomi langsung yang terjadi karena uang yang

dihabiskan untuk pemeliharaan dan penggantian

suku cadang yang terkorosi. Melukis, memelihara

perangkat perlindungan cathodic, biaya yang

terlibat dalam teknik perlindungan, seperti

Page 66: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

58

galvanisasi, memodifikasi lingkungan eksternal

dengan deaerasi dan dehumidifikasi, semua

menimbulkan kerugian finansial yang berat.

(ii) Logam kehilangan sifat yang berguna karena

korosi. Ini bisa menjadi rapuh, yang menyebabkan

kegagalan bagian mesin.

(iii) Penggantian dan pemeliharaan suku cadang yang

terkorosi yang sering menyebabkan kerugian

finansial tidak langsung, yang mencakup kerugian

produksi selama penggantian dan pemeliharaan.

(iv) Pipa yang terkorosi dapat menyebabkan

kebocoran gas yang meradang dan beracun yang

mengakibatkan bahaya kebakaran; gas beracun

menyebabkan pencemaran lingkungan dan

mempengaruhi populasi manusia dan hewan

secara merugikan.

(v) Ini menyebabkan kontaminasi produk. Misalnya

jejak logam dapat mengubah warna pewarna.

Artikel makanan dalam wadah yang terkorosi

mungkin dimanjakan karena kontaminasi.

(vi) Diperkirakan hampir 25% dari produksi tahunan

besi terbuang sia-sia karena korosi.

Dari diskusi di atas, jelas bahwa studi korosi dan

pencegahannya sangat penting bagi insinyur dan metalurgis.

3.3 Teori/Mekanisme Korosi

Beberapa teori korosi telah diusulkan dari waktu ke waktu.

Dua teori dasar korosi adalah

• Korosi kering atau kimia.

Page 67: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

59

• Korosi basah atau elektrokimia.

Korosi kering atau kimia

Juga disebut korosi langsung, itu terjadi karena tindakan kimia

langsung lingkungan pada permukaan logam tanpa adanya

kelembaban atau elektrolit cair. Umumnya terjadi pada suhu

yang lebih tinggi dari 100 ° C ketika tidak mungkin untuk

mengembangkan lapisan air permukaan. Umumnya dari tiga

jenis:

(a) Korosi oksidasi

Ini dibawa oleh aksi langsung oksigen pada permukaan logam

pada suhu tinggi atau rendah. Pada suhu rendah, logam tanah

alkali dan basa teroksidasi dan pada suhu tinggi kecuali Ag, Au

dan Pt, semua logam lainnya teroksidasi. Ini umumnya terjadi

tanpa adanya kelembaban. Misalnya, tembaga mengoksidasi

udara pada suhu rendah sekitar 260 °C membentuk film Cu2O.

Pada suhu antara 260 °C dan 1025 °C lapisan Cu2O dilapisi oleh

lapisan film CuO. Demikian pula, zat besi mengoksidasi pada

suhu rendah sekitar 250 °C, membentuk oksida yang sebagian

besar terdiri dari Fe3O4.

Mekanisme

Permukaan logam bereaksi langsung dengan oksigen

membentuk lapisan oksida. Lapisan oksida ini bertindak

sebagai penghalang dan mencegah oksidasi logam lebih

Page 68: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

60

lanjut. Agar oksidasi lebih lanjut terjadi, baik logam harus

menyebar ke luar melalui lapisan oksida atau oksigen harus

menyebar ke dalam. Kedua transfer terjadi, tetapi difusi luar

ion logam lebih cepat karena ukuran ion logam lebih kecil

daripada atom oksigen atau ion O2 -.

Reaksi kimia terlibat

Agar korosi berlanjut lebih jauh, sifat film oksida sangat

penting. Mereka dari empat jenis.

(i) Stabil

Ini halus beruban, menempel erat dan tahan

lama, misalnya, Al, Sn, Pb dan Cu. Ini bertindak

sebagai lapisan pelindung dan mencegah korosi

lebih lanjut.

Gambar 3.1 Lapisan oksida stabil

Page 69: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

61

(ii) Tidak stabil. Oksida yang terbentuk terurai

kembali menjadi logam dan oksigen, misalnya, Ag,

Pt dan Au. Akibatnya, tidak ada korosi.

Gambar 3.2 Lapisan oksida tidak stabil

(iii) Volatile. Lapisan oksida terbentuk volatilisasi

segera setelah terbentuk. Permukaan logam segar

terbuka untuk serangan lebih lanjut. Ini

menyebabkan korosi yang cepat dan terus

menerus, misalnya, molybdenum.

Gambar 3.3 Lapisan oksida volatil

(iv) Porous. Film oksida berpori, yaitu memiliki pori-

pori atau retakan. Di sini O2 menembus ke dalam

dan menyerang logam yang mendasarinya dan

Page 70: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

62

karenanya korosi terus menerus terjadi, misalnya,

besi dan baja.

Gambar 3.4 Lapisan oksida berpori

Tingkat perlindungan yang diberikan oleh film oksida atau

produk korosi ke logam yang mendasarinya diatur oleh Aturan

Pilling-Bedworth. Bahkan itu adalah parameter yang

membantu memprediksi tingkat korosi logam.

Definisi

Jika volume film oksida kurang dari volume peletakan logam

di bawahnya maka lapisan oksida berpori, mengandung

retakan dan karenanya nonprotektif, dan jika volumenya sama

dengan atau lebih besar dari volume logam yang

mendasarinya, film oksida berkesinambungan, nonporous dan

protektif, yaitu korosi lebih lanjut tidak terjadi.

Misalnya,

Kasus I Li, Na, K, Mg, Ca, Sr, dll.

Kasus II Al, Cu, dll.

Rasio volume oksida logam terhadap volume logam yang

mendasarinya disebut rasio Pilling– Bedworth atau rasio

Page 71: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

63

volume spesifik. Rasio ini membantu memprediksi tingkat

korosi logam. Nilai yang lebih besar dari rasio Pilling-

Bedworth, lebih rendah adalah tingkat korosi. Tabel 3.1

memberikan rasio Pilling-Bedworth untuk beberapa oksida

logam. Tabel menunjukkan bahwa rasio Pilling-Bedworth

untuk oksida kalsium dan magnesium adalah 0,6 dan 0,8, dan

karenanya mereka nonprotektif, sedangkan aluminium

dengan rasio Pilling-Bedworth 1,3 membentuk film oksida

pelindung. Demikian pula rasio Pilling-Bedworth untuk W, Cr

dan Ni masing-masing adalah 3,6, 2,0 dan 1,7, dan karenanya

korosi akan paling sedikit di tungsten karena rasio Pilling-

Bedworth adalah yang tertinggi.

Tabel 3.1 Rasio oksida logam Pilling –Bedworth

(b) Korosi oleh gas lainnya. Dalam hal ini, gas kering seperti

H2, Cl2, F2, SO2 dan CO2 langsung menyerang permukaan

logam. Tingkat korosi tergantung pada afinitas kimia antara

logam dan gas dan juga pada sifat film yang terbentuk.

Misalnya,

(i) 2Ag + Cl2 → 2AgCl.

Page 72: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

64

Film AgCl tidak berpori dan protektif (volume film

> volume logam) dan dengan demikian

melindungi logam dari serangan lebih lanjut.

(ii) Sn + 2Cl2 → SnCl4. SnCl4 menjadi volatil, Sn

mengalami korosi berlebihan. Sisa mekanismenya

sama dengan korosi oksidasi.

(iii) H2S menyerang baja membentuk lapisan FeS,

yang berpori di alam.

(c) Korosi logam cair. Ini terjadi ketika cairan anhidrat

menyerang permukaan logam. Ketika logam cair mengalir di

atas logam padat pada suhu tinggi itu melemahkan logam

padat karena

• Pelarutan dalam logam cair.

• Penetrasi logam cair ke dalam logam padat.

Misalnya, natrium logam (pendingin) menyebabkan korosi

kadmium dalam reaktor nuklir.

Korosi basah atau elektrokimia

Jenis korosi ini terjadi dalam kondisi basah atau lembab, dan

lebih umum daripada korosi kering. Ini terjadi ketika

(i) Logam bersentuhan dengan cairan konsentr atau

(ii) Ketika logam dari berbagai reaktivitas

bersentuhan dengan solusi.

Berkarat zat besi adalah contoh paling umum dari korosi

elektrokimia. Kondisi berikut harus dipenuhi untuk

pembentukan sel elektrokimia.

Page 73: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

65

(i) Harus ada area anodik dan cathodic terpisah.

(ii) Harus ada potensi elektroda antara anoda dan

katoda.

(iii) Harus ada jalur logam yang menghubungkan

anoda dan katoda.

(iv) Melakukan cairan harus ada di antara dua

elektroda

Setelah kondisi di atas terpenuhi "sel korosi" terbentuk dan

korosi berlangsung seperti yang dibahas di bawah ini. Reaksi

yang terjadi di anoda dan katoda adalah sebagai berikut.

(a) Reaksi anodik. Oksidasi terjadi di anoda; logam

kehilangan elektron dan meneruskannya ke

dalam larutan. Dengan demikian, logam di anoda

dihancurkan dengan melarutkan atau dengan

berubah menjadi ion logam. Oleh karena itu,

korosi selalu terjadi di daerah anodik.

(b) Reaksi cathodic. Elektron yang dilepaskan di

daerah anodik dikonsumsi dalam reaksi di katoda.

Tergantung pada sifat lingkungan, reaksi cathodic

adalah dari dua jenis

Page 74: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

66

(i) Evolusi hidrogen.

Mekanisme ini biasanya terjadi ketika area anodik besar dan

daerah katodik kecil dan oksigen tidak ada. Ketika lingkungan

bersifat asam, H+ ion asam mengambil elektron dan gas

hidrogen berevolusi.

Dalam media netral dan basa, reaksinya akan

Misalnya, karat zat besi terjadi dalam media asam tanpa

adanya oksigen sebagai berikut

Ion Fe2+ bereaksi dengan anion asam untuk membentuk

produk korosi. Dalam media netral atau basa, reaksi berikut

terjadi

Fe2+ terbentuk di anoda dan OH- dibentuk di katoda difus

terhadap satu sama lain dan bertemu untuk membentuk

Fe(OH)2.

Page 75: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

67

Gambar 3.5 (a) Korosi elektrokimia/basah oleh evolusi

hidrogen (dalam lingkungan asam)

Gambar 3.5 (b) Korosi elektrokimia/basah oleh evolusi

hidrogen (dalam lingkungan netral atau basa)

Page 76: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

68

Tabel 3.2 Perbedaan antara korosi kimia dan korosi

elektrokimia

3.4 Jenis Korosi

Korosi juga terjadi dengan pembentukan sel suhu diferensial.

Dalam sel-sel ini elektroda terbuat dari logam yang sama yang

masing-masing pada suhu yang berbeda direndam dalam

elektrolit umum. Sel-sel seperti itu umumnya terbentuk di

dalam penukar panas, boiler, pemanas perendaman, dll

meskipun kerja sel-sel ini tidak dipahami dengan jelas.

1. Korosi galvanis. Ini juga disebut korosi bimetal atau

korosi logam diferensial. Ini terjadi ketika dua logam

berbeda (misalnya, Zn dan Cu) terhubung secara

Page 77: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

69

elektrik dan terkena elektrolit dan kemudian logam

lebih tinggi dalam seri elektrokimia mengalami korosi.

Gambar 3.6 Korosi Galvanis

2. Konsentrasi korosi sel. Korosi sel konsentrasi terjadi ketika

berbagai area permukaan logam bersentuhan dengan

elektrolit konsentrasi yang berbeda (embrittlement kaustik)

atau berbagai aerasi (mengadu korosi, korosi garis air, korosi

di bawah balok kayu atau setetes air, dll). Perbedaan

konsentrasi elektrolit/udara mungkin karena perbedaan suhu

lokal atau pengadukan yang tidak memadai atau difusi ion

logam yang lambat.

Korosi terjadi di anoda. Beberapa contoh umum korosi aerasi

diferensial dikutip di bawah ini.

(a) Korosi garis air. Jika logam Zn sebagian direndam

dalam larutan netral (katakanlah NaCl) dan solusinya

tidak diaduk, bagian-bagian di atas dan dekat dengan

garis air terkatakan dengan baik dan bertindak

sebagai katoda. Area jauh di dalam larutan anodik,

Page 78: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

70

karena konsentrasi oksigen kurang. Dengan demikian,

potensi berkembang yang menyebabkan arus antara

dua area dengan logam yang sama. Zn larut di daerah

anodik.

Gambar 3.7 Korosi garis air

(b) Pitting corrosion.

Ini juga merupakan contoh korosi aerasi diferensial.

Ini adalah jenis korosi yang di lokal dan terjadi di area

lubang, rongga dan lubang jarum yang menembus

jauh di dalam logam. Lubang ini kekurangan oksigen

dan bertindak sebagai anoda, sedangkan permukaan

pesawat kaya oksigen dan bertindak sebagai katoda.

Karena luas anoda kecil tingkat korosi akan tinggi.

Logam anodik larut dan lubang secara bertahap

memperdalam mengakibatkan melemahnya logam di

daerah-daerah ini. Jika lubangnya kecil, mereka

mungkin ditutupi oleh produk korosi. Oleh karena itu,

sulit untuk mendeteksi mengadu korosi sampai

kegagalan logam yang tiba-tiba terjadi.

Page 79: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

71

Pitting adalah umum dalam paduan aluminium, paduan

tembaga, baja tahan karat dan beberapa paduan nikel. Lubang

dimulai dengan mengaktifkan ion seperti ion klorida. Lubang

mungkin dangkal atau dalam. Besi yang terkubur di tanah

umumnya terkorosi oleh pembentukan lubang dangkal

sedangkan stainless steel yang direndam dalam korosi air laut

dengan pembentukan lubang dalam.

Figure 3.8 Pitting corrosion

c) sDrop Corrosion atau korosi di bawah blok kayu, daun,

logam, batu, dll

Jika setetes larutan elektrolit, blok kayu, daun, logam atau

batu bersentuhan dengan permukaan logam, berkarat terjadi

di wilayah tengah di bawah tetesan, blok kayu, daun, logam

atau batu. Daerah di sekitar benda-benda ini kaya oksigen dan

karenanya menjadi kaodik, sedangkan wilayah pusat di bawah

benda-benda ini tidak teroksigenasi / aerasi dan karenanya

menjadi anodik. Di wilayah ini, Fe2+ dioksidasi ke Fe3+ dan

terkorosi. (Untuk persamaan, lihat korosi garis air).

Page 80: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

72

Gambar 3.9 Mekanisme korosi aerasi diferensial

(d) Korosi stres (season cracking). Ini terjadi karena efek

gabungan dari

• Stres tarik statis dan

• Lingkungan korosif di dekat logam.

Logam mengembangkan stres internal selama proses

pembuatan seperti fabrikasi, perlakuan panas, bergulir, anil

tidak mencukupi, dll. Secara termodinasi, area di bawah

tekanan berada pada tingkat energi yang lebih tinggi. Oleh

karena itu, mereka memiliki potensi elektroda yang tinggi dan

bertindak sebagai anoda. Area bebas stres berada pada

potensi elektroda yang lebih rendah dan bertindak sebagai

katoda. Perbedaan potensi keduanya cukup rendah dan korosi

terkonsentrasi di jalur kecil yang anodik. Area anodik menjadi

sangat reaktif dan diserang bahkan oleh lingkungan korosif

ringan, mengakibatkan pembentukan retakan. Contoh korosi

stress,

Page 81: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

73

(i) Alkali kaustik dan larutan nitrat yang kuat untuk

baja ringan. Ketika baja ringan di bawah stres

terkena basa terkonsentrasi panas atau larutan

nitrat terkonsentrasi panas (seperti mendidih 60%

Cr (NO3)2 + 3% NH4NO3) retak di sepanjang jalur

intergranular oleh retak korosi stres.

(ii) Pipa baja bawah tanah yang digunakan untuk

mentransmisikan minyak dan gas berada di

bawah tekanan internal yang tinggi dan

karenanya gagal oleh retak korosi stres. Retakan

intergranular baja stres juga terjadi ketika baja

bersentuhan dengan SbCl2 + HCl + AlCl3 dalam

pelarut hidrokarbon.

Gambar 3.10 Stress corrosion

€ Korosi celah. Ini diproduksi pada celah di wilayah kontak

antara logam dengan logam atau nonmetal. Kesenjangan

sangat sempit sehingga cairan menembus di dalamnya dan

stagnan. Ini terjadi pada celah antara benda logam yang

berbeda seperti baut, paku keling, mesin cuci, kacang-

kacangan, dll. Pasokan oksigen dibatasi di area celah-celah;

oleh karena itu, korosi aerasi diferensial terjadi. Area celah

menjadi anodik dan mengalami korosi. Korosi lebih lanjut

dipercepat oleh pengendapan pengotor, sisik, puing-puing,

Page 82: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

74

dll. Korosi celah dipengaruhi oleh beberapa faktor metalurgi,

fisik dan lingkungan, yang paling penting adalah kesenjangan

celah.

Gambar 3.11 Crevice corrosion/korosi celah

3.5 Perlindungan terhadap Korosi

Berbagai metode di mana korosi dapat dikontrol dan dicegah

adalah sebagai berikut

1. Perlindungan dengan mendesain yang tepat

2. Pemilihan materi

3. Memodifikasi lingkungan

4. Modifikasi sifat logam

5. Penggunaan inhibitor

6. Perlindungan cathodic atau perlindungan elektrokimia

7. Penggunaan lapisan pelindung.

Page 83: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

75

Bab 4

Sifat Periodic

4.1 Pendahuluan

Kejadian klasifikasi elemen berasal dari awal 1800-an ketika

ahli kimia Jerman Johann Dobereiner melakukan upaya

pertama untuk mensismatisasi studi sifat-sifat elemen dan

memberi dobereiners hukum triad. Ini diikuti oleh hukum

Oktaf Newlands. Klasifikasi elemen terperinci pertama

diusulkan oleh ahli kimia Rusia Dmitri Mendeleev (1837–1907)

dan ahli kimia Jerman Lothar Meyer (1830–1895). Kedua

ilmuwan ini bekerja secara independen dan pada tahun 1869

mengusulkan bahwa ketika elemen diatur dalam urutan

peningkatan bobot atom mereka, kesamaan muncul dalam

sifat fisik dan kimia mereka secara berkala. Namun, tabel

periodik Mendeleev memiliki anomali tertentu, yang ditangani

pada waktunya. Perbaikan bertahap melihat perkembangan

hukum berkala modern (diberikan oleh Henry Moseley) di

mana elemen diatur dalam urutan peningkatan jumlah atom.

Elemen diatur dalam tabel periodik dalam urutan

meningkatkan jumlah atom. Mereka dibagi menjadi 18 kolom

vertikal yang disebut grup dan tujuh baris horizontal yang

disebut sebagai titik. Menurut rekomendasi IUPAC, kelompok-

kelompok tersebut bernomor dari 1 hingga 18, menggantikan

notasi kelompok IA yang lebih tua... VIIA, IB... VIIB dan nol.

Ketujuh periode tersebut masing-masing memiliki 2, 8, 8, 18,

18 dan 32 unsur. Periode ketujuh tidak lengkap dan secara

teoritis akan terdiri dari 32 elemen. Sifat elemen bervariasi

Page 84: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

76

secara berkala karena variasi berkala dalam konfigurasi

elektronik mereka. Dalam bab ini, kita akan mempelajari

variasi konfigurasi elektronik, ukuran atom dan ionik, energi

ionisasi dan sifat terkait lainnya.

4.2 Konsep Dasar

Sebelum mempelajari periodisitas dalam sifat elemen, penting

untuk memiliki pengetahuan tentang beberapa istilah dan

konsep dasar.

• Dalam atom, orbital diisi dalam urutan peningkatan energi

(prinsip Aufbau), yaitu, elektron pertama-tama akan

memasuki orbital energi terendah. Urutan orbital dalam

urutan meningkatkan energi adalah sebagai berikut: 1s, 2s, 2p,

3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s.

Page 85: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

77

Aturan lain yang mengatur pengisian orbital adalah

• Prinsip pengecualian Pauli: Itu diberikan oleh ilmuwan

Austria Wolfgang Pauli (1925). Ini menyatakan bahwa dalam

atom, tidak ada dua elektron yang dapat memiliki set yang

sama dari keempat nomor kuantum. Jika angka kuantum

kepala sekolah, azimuthal dan magnetik sama, elektron akan

memiliki putaran yang berbeda.

• Aturan Hund tentang kekalian maksimum: Ini menyatakan

bahwa elektron dalam subshell yang sama (p, d dan f) tidak

berpasangan sampai semua orbital energi serupa

mendapatkan masing-masing satu elektron.

• Muatan nuklir yang efektif: Atom hidrogen hanya memiliki

satu elektron, tingkat energi yang ditentukan oleh nomor

kuantum utamanya n. Semua orbital di dalam cangkang ini

memiliki energi yang sama dan satu-satunya kekuatan yang

dialami oleh elektron adalah kekuatan yang menarik menuju

inti bermuatan positif. Situasinya, bagaimanapun, berbeda

dalam kasus atom multielekron. Elektron dalam atom seperti

itu tidak hanya mengalami kekuatan inti yang menarik tetapi

juga tolakan di antara mereka sendiri dan masing-masing

tetangga mereka. Tolakan elektron kulit luar oleh elektron

cangkang dalam sangat penting, karena elektron kulit luar

didorong menjauh dari inti karena tolakan elektron cangkang

dalam. Akibatnya, muatan nuklir yang dirasakan oleh elektron

kulit luar kurang dari apa yang akan terjadi jika tidak ada

elektron dalam. Muatan bersih ini dirasakan oleh elektron

valensi disebut sebagai muatan nuklir yang efektif, diwakili

oleh simbol (Zeff), dan tolakan yang dialami karena elektron

bagian dalam adalah efek perisai. Efek perisai disebut

Page 86: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

78

demikian karena elektron dalam perisai / layar elektron luar

dari mengalami muatan nuklir yang sebenarnya (Zeff = Zactual -

perisai elektron).

• Pertimbangkan contoh fluor (nomor atom = 9); ada dua

elektron dalam shell 1 (n=1) dan tujuh elektron dalam shell 2

(n = 2). Tujuh elektron dalam n = 2 akan ditolak oleh dua

elektron di n = 1 karenanya mereka akan mengalami lebih

sedikit daya tarik daripada apa yang akan mereka alami tanpa

adanya dua elektron ini. Oleh karena itu, kedua elektron

dalam cangkang ini melindungi atau menyaring elektron luar

dari kekuatan inti yang menarik, dan karena perisai ini,

kekuatan menarik yang efektif yang dirasakan oleh elektron

valensi berkurang. Efek perisai umumnya tetap sama dalam

periode, karena pada periode jumlah cangkang sama dan

meningkat ke bawah kelompok.

• Efek penetrasi: Ini adalah kecenderungan elektron dalam

orbital untuk tertarik ke arah inti. Dalam sistem multielekron,

penetrasi adalah kepadatan elektron relatif elektron

(kerapatan probabilitas) di dekat inti dan juga dapat dianggap

sebagai keberadaan elektron di dalam cangkang elektron

lainnya. Ini dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan

bentuk orbital dan kurva distribusi radial mereka. Orbital 1s

secara bulat simetris tanpa node, oleh karena itu kita dapat

melihat dari kurva bahwa ia memiliki kepadatan probabilitas

maksimum di dekat inti. Pada membandingkan orbital 2s dan

2p, kita melihat bahwa 2s secara bulat simetris memiliki bola

dalam bola. Ini memiliki dua wilayah probabilitas tinggi yang

dipisahkan oleh permukaan probabilitas nol yang disebut

node, dan orbital 2p berbentuk lonceng bodoh dengan

distribusi elektron di lobus identik di kedua sisi inti dan

Page 87: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

79

dipisahkan oleh pemotongan node melalui inti. Ini dapat

dilihat di Gambar 4.1, yang menunjukkan bahwa 2s

menembus di dalam 1s (lihat loop kecil 2s di dalam orbital 1s

di Gambar 4.1). 2p tidak menembus secara efektif karena

fungsi gelombangnya menjadi nol di inti. Dengan demikian 2s

lebih terikat erat ke inti dan memiliki energi yang lebih rendah

daripada orbital 2p. Dengan demikian penetrasi 2 lebih besar

dari 2p dan elektron dalam 2s mengalami nilai besar Zeff

daripada elektron di orbital 2p. Untuk subshell dalam shell

yang sama (n), daya penetrasi elektron mengikuti urutan s > p

> d > f. Ketika nilai shell (n) dan subshell (l) berbeda kekuatan

penetrasi elektron mengikuti tren

Gambar 4.1 Fungsi distribusi radial orbital

Page 88: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

80

4.3 Jenis Elemen berdasarkan Konfigurasi Elektronik

Tergantung pada orbital di mana elektron terakhir masuk,

elemen diklasifikasikan ke dalam empat blok, viz s-block, p-

block, d-block dan elemen f-block.

1. elemen s-blok: Mereka adalah elemen kelompok 1 (logam

alkali) dan 2 (logam tanah basa) di mana elektron valensi

memasuki s-orbital. Konfigurasi elektronik luar mereka

masing-masing adalah ns1 dan ns2. Mereka adalah logam lunak

dengan titik leleh dan mendidih rendah, reaktif karena mereka

memiliki enthalpies ionisasi rendah dan agen pengurang yang

kuat karena mereka kehilangan elektron dengan mudah untuk

memperoleh konfigurasi gas mulia yang stabil. Keadaan

oksidasi umum mereka masing-masing adalah +1 dan +2.

Reaktivitas mereka meningkat ke bawah kelompok dan

sebagian besar dari mereka membentuk senyawa ionik,

dengan pengecualian lithium dan berilium.

2. elemen p-block: Mereka adalah elemen kelompok 13

hingga 18, di mana elektron valensi memasuki p-orbital.

Konfigurasi elektronik terluar mereka bervariasi dari ns2 np1

hingga ns2 np6 . Elemen p-block bersama dengan elemen s-

block disebut sebagai elemen perwakilan atau elemen

kelompok utama. Elemen p-block termasuk logam dan

nonmetal. Karakter nonmetal meningkat saat kita bergerak

dari kiri ke kanan sepanjang periode dan karakter metalik

meningkat saat kita bergerak dari atas ke bawah dalam

kelompok. Entalpikan ionisasi mereka lebih tinggi daripada

elemen blok. Unsur kelompok 18 (gas mulia) dengan

konfigurasi elektronik ns2 np6 sangat stabil karena elektron

valensi yang terisi total. Mereka memiliki reaktivitas kimia

Page 89: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

81

yang sangat rendah. Elemen kelompok 17 (halogen) dengan

konfigurasi elektronik ns2 np5 dan kelompok 16 (chalcogen)

dengan konfigurasi elektronik ns2 np4 memiliki enthalpies

perolehan elektron yang sangat negatif (sebelumnya disebut

sebagai afinitas elektron) dan mereka mendapatkan satu dan

dua elektron, masing-masing, untuk memperoleh konfigurasi

gas mulia yang stabil. Beberapa elemen ini menunjukkan lebih

dari satu keadaan oksidasi.

3. elemen d-block: Mereka adalah elemen kelompok 3 hingga

12, di mana elektron terakhir memasuki d-orbital tingkat

energi terakhir (penultimate) kedua mereka. Konfigurasi

elektronik luar mereka adalah (n-1) d1–10ns0–2 Elemen-elemen

ini sebagian besar adalah logam, memiliki titik leleh dan

mendidih yang tinggi, umumnya membentuk kompleks

berwarna, menunjukkan valensi variabel (negara oksidasi) dan

menunjukkan magnet para, dan banyak elemen seperti Mn,

Ni, Co, Cr, V dan Pt dan senyawa mereka digunakan sebagai

katalis. Ini disebut sebagai elemen transisi karena mereka

bertindak sebagai jembatan antara elemen kelompok yang

sangat reaktif 1 dan 2 dan elemen kelompok 13 dan 14 yang

kurang reaktif.

4. elemen f-block: elemen f-block terdiri dari dua baris elemen

yang ditempatkan di bagian bawah tabel periodik. Dalam

elemen-elemen ini, elektron terakhir memasuki f-orbital.

Namun, elektron terakhir ditambahkan ke tingkat energi

terluar (antepenultimate) ketiga; (n-2)f, karenanya elemen-

elemen ini disebut sebagai elemen transisi dalam. Elemen-

elemen ini dicirikan oleh konfigurasi elektronik umum (n-2)

f1–14(n – 1)d0or1ns2.

Page 90: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

82

4.4 Tren Periodik Properti Elemen

Sifat fisik dan kimia elemen bervariasi secara berkala. Ini telah

dikaitkan dengan kesamaan dalam konfigurasi elektronik luar

setelah interval reguler. Mari kita bahas tren berkala dari

beberapa properti penting:

Radius Atom dan Atom Radii Ionik adalah jarak dari pusat inti

ke cangkang terluar elektron. Karena sulit untuk mendapatkan

atom yang terisolasi, dan awan elektron di sekitar atom tidak

memiliki batas yang tajam, tidak mungkin untuk mendapatkan

radii atom dengan pengukuran langsung untuk atom individu.

Untuk nonmetal, radius atom dianggap setengah jarak antara

inti dari dua atom serupa yang terikat bersama oleh ikatan

kopvalen tunggal (radius valen) dan untuk logam itu adalah

setengah jarak antara pusat tetangga terdekat dalam kristal

logam (radius logam). Radii metalik dan valen bersama-sama

disebut sebagai radii atom.

Gambar 4.2 Penggambaran tentang van der Waals radii

Radius atom dapat ditemukan dengan difraksi sinar-X, difraksi

elektron dan teknik spektroskopi lainnya.

Page 91: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

83

Tren dalam radii atom dan ionik: radii atom dari beberapa

elemen dalam periode dan kelompok, masing-masing. Diamati

bahwa radii atom meningkat ke bawah kelompok dan

menurun dari kiri ke kanan melintasi periode dalam blok s dan

p. Radius atom meningkat ke bawah kelompok karena ketika

seseorang bergerak ke bawah kelompok elektron valensi

menempati orbital dari nomor kuantum utama berturut-turut

lebih tinggi. Elektron valensi di Li, Na, K, Rb, Cs, Fr menempati

kedua (2s1), ketiga (3s1), keempat (4s1), kelima (5s1), keenam

(6s1), dan ketujuh (7s1), kerang, masing-masing. Karena

cangkang yang lebih besar ditempati, maka ukuran atom

meningkat ke bawah kelompok.

Radius atom menurun di seluruh periode, karena elektron

valensi dalam periode menempati cangkang yang sama tetapi

muatan nuklir meningkat secara progresif sehingga

meningkatkan muatan nuklir yang efektif pada elektron

valensi yang menarik mereka lebih dekat ke inti dan

mengurangi radii atom. Namun, diamati bahwa radius atom

baris kedua dan ketiga dari elemen d-block hampir serupa. Hal

ini disebabkan oleh kontraksi lanthanide. Elemen baris ketiga

elemen blok d (periode keenam) disangkuti oleh 14 lanthanoid

di mana orbital 4f ditempati. Karena orbital ini memiliki sifat

perisai yang buruk, elektron valensi mengalami daya tarik

yang lebih besar terhadap inti. Tolakan antara elektron gagal

mengimbangi peningkatan muatan nuklir, sehingga Zeff

meningkat dari kiri ke kanan, mengakibatkan penurunan radii

atom, dan ukuran elemen baris kedua dan ketiga dari elemen

d-block tetap hampir sama.

Page 92: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

84

Gambar 4.3 Tren dalam radius atom dan nomor atom

Tabel 4.1 Radii atom elemen dalam pm

Page 93: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

85

Gambar 4.5 Variasi enhalpies ionisasi pertama dengan

nomor atom untuk elemen dengan Z = 1 hingga 60

Variasi dalam kelompok

Enthalpi ionisasi menurun saat kita turun ke bawah grup. Pada

memindahkan ke bawah grup, faktor-faktor berikut menjadi

efektif:

• Muatan nuklir meningkat.

• Kerang baru ditambahkan.

• Perisai elektron terluar meningkat karena peningkatan

jumlah elektron dalam. Faktor pertama lebih besar dari faktor

kedua dan ketiga, akibatnya enthalpy ionisasi menurun pada

turun ke bawah kelompok. Variasi ionisasi enthalpy dari

elemen kelompok 1.

Page 94: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

86

Variasi dalam periode

Dalam periode enthalpy ionisasi umumnya meningkat dari kiri

ke kanan. Ini karena muatan nuklir meningkat dalam satu

periode dan elektron berturut-turut ditambahkan dalam

orbital dengan tingkat kuantum utama yang sama yang

mengakibatkan peningkatan Zeff.

Akibatnya elektron lebih erat dipegang oleh inti,

mengakibatkan peningkatan ionisasi enthalpy. Variasi ionisasi

enhalpy dari elemen periode kedua.

Namun, ada beberapa penyimpangan dalam tren umum ini.

Meskipun muatan nuklir B lebih besar dari Be, enthalpy

ionisasi pertama B (Z = 5) sedikit lebih sedikit daripada Be (Z =

4). Ini karena fakta bahwa dalam berilium elektron dikeluarkan

dari orbital s, sedangkan dalam boron elektron dikeluarkan

dari orbital p. Karena penetrasi elektron 2s ke inti lebih dari

elektron 2p, lebih mudah untuk menghilangkan elektron dari

orbital 2p, dan karenanya ionisasi enthalpy boron kurang dari

itu dari Be. Demikian pula O (Z=8) memiliki enthalpy ionisasi

yang lebih rendah daripada N (Z=7). Ini karena nitrogen

memiliki orbital 2p setengah terisi yang berada di orbital atom

yang berbeda sedangkan dalam oksigen, dua dari empat

orbital 2p berada di orbital yang sama sehingga meningkatkan

tolakan elektron-elektron. Oleh karena itu lebih mudah untuk

menghilangkan elektron 2p oksigen. Selain itu, orbitalal p

nitrogen yang setengah terisi adalah konfigurasi yang stabil.

Page 95: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

87

Tabel 4.2 Ionisasi ionisasi pertama dan kedua dari elemen

dalam kJ mol–1

Gambar 4.6 (a) Ionisasi pertama enthalpies dari elemen

periode kedua sebagai fungsi nomor atom (Z) dan (b) Di H

dari logam alkali sebagai fungsi Z.

Page 96: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

88

4.5 Elektronegativitas

Elektronegativitas (chi) didefinisikan sebagai kemampuan

atom berikat untuk menarik sepasang elektron bersama ke

arah dirinya sendiri.

Pertimbangkan pembentukan ikatan valen antara dua atom

serupa dari molekul seperti hidrogen. Dalam hal ini pasangan

elektron yang berpartisipasi dalam pembentukan obligasi

dibagi secara merata oleh kedua atom, tetapi ini tidak terjadi

ketika ikatan valen terbentuk di antara dua atom yang

berbeda, seperti HCl. Dalam hal ini, klorin memberikan daya

tarik yang lebih besar pada pasangan elektron; Akibatnya

pasangan elektron terletak lebih dekat ke atom Cl. Oleh

karena itu kita dapat mengatakan bahwa Cl memiliki

elektronegativitas yang lebih besar daripada H. Karena

pasangan elektron terletak lebih dekat ke Cl, ia

mengembangkan muatan negatif parsial (d-) dan atom

hidrogen mengembangkan muatan positif parsial (d+) dan

ikatan kopvalen sehingga memperoleh karakter ionik.

Page 97: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

89

Bab 5

STRUKTUR ATOM DAN IKATAN KIMIA

5.1 Pendahuluan

Kata atom berutang asal-usulnya ke kata Yunani (atomos 'tak

terpisahkan'). Diyakini bahwa atom adalah partikel terkecil

yang tidak dapat dibagi lebih lanjut. Kemudian terbukti bahwa

atom dapat dibagi, dan karenanya namanya mungkin tidak

pantas; namun, itu dipertahankan. Partikel atom terdiri dari

tiga partikel subatom dasar: elektron, proton dan neutron.

Partikel-partikel ini dianggap sebagai partikel mendasar.

Banyak ilmuwan berusaha menjelaskan pengaturan partikel-

partikel ini di dalam atom. Thomson pada tahun 1898

menyarankan bahwa atom adalah bola padat bermuatan

positif dan elektron tertanam di dalamnya. Ini adalah model

puding prem karena menyerupai puding dengan prem yang

tertanam di dalamnya. Kemudian, Rutherford mengusulkan

model lain yang dikenal sebagai model atom Rutherford.

Menurut model ini, atom terdiri dari pusat bermuatan positif

yang disebut inti. Intinya berisi hampir semua massa atom.

Elektron, yang bermuatan negatif, bergerak di sekitar inti di

jalur tetap. Ruang antara inti dan elektron kosong. Pada tahun

1913, Bohr memberikan konsep tingkat energi stasioner yang

disebut orbital. Dia mendalilkan bahwa

• Elektron berputar di sekitar inti di orbital tertentu. Selama

elektron tetap berada di orbital tertentu tidak kehilangan atau

mendapatkan energi.

Page 98: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

90

• Namun, ketika elektron melompat dari satu orbital ke orbital

lain itu dapat menyerap energi atau kehilangan energi. Energi

(sebagai foton) dipancarkan jika elektron melompat dari

orbital energi yang lebih tinggi ke orbital energi yang lebih

rendah. Energi ini diberikan oleh E2 − E1, dan panjang

gelombang radiasi yang dipancarkan diberikan oleh

persamaan Einstein-Planck.

5.2 Sifat Radiasi Ganda

Pandangan cahaya paling awal, seperti yang ditemukan oleh

Newton, dianggap ringan sebagai terdiri dari partikel-partikel

kecil (biasa disebut sebagai corpuscles of light). Sifat cahaya ini

dapat menjelaskan fenomena efek fotolistrik tetapi tidak

dapat menjelaskan refleksi, pembiasan, dispersi dan

gangguan. Kemudian, Huygen mengusulkan karakter cahaya

seperti gelombang. Sifat gelombang cahaya dapat

menjelaskan fenomena refleksi, pembiasan, dispersi dan

gangguan. Namun, efek fotolistrik dan radiasi tubuh hitam

tidak dapat dijelaskan oleh sifat gelombang cahaya. Pada

tahun 1856, James Maxwell mengusulkan bahwa cahaya dan

bentuk radiasi lainnya merambat melalui ruang angkasa dalam

bentuk gelombang. Gelombang ini memiliki medan listrik dan

magnet yang terkait dengan mereka. Oleh karena itu, radiasi

ini dikenal sebagai radiasi elektromagnetik. Einstein, pada

tahun 1905, menyarankan bahwa cahaya dapat berperilaku

baik sebagai partikel maupun gelombang, yaitu memiliki sifat

ganda. Sifat partikel cahaya berhasil menjelaskan beberapa

sifat cahaya, sedangkan sifat lain dan temuan eksperimental

dapat berhasil dijelaskan dengan bantuan sifat gelombang

cahaya.

Page 99: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

91

5.3 Sifat Ganda Materi: Persamaan de Broglie

Ketika elektron ditemukan, berbagai penelitian eksperimental

membuktikan bahwa mereka berperilaku seperti partikel.

Bohr juga memperlakukan elektron sebagai partikel. Namun,

pada tahun 1924, Louis de Broglie (yang menerima hadiah

Nobel untuk fisika pada tahun 1929) menyarankan bahwa

sama seperti cahaya menunjukkan sifat gelombang dan

partikel, semua partikel mikroskopis bergerak seperti

elektron, proton, atom, ion, dan molekul, dll., juga memiliki

karakter ganda. Dengan demikian, menurut de Broglie, semua

partikel material yang bergerak memiliki karakteristik

gelombang.

Verifikasi Eksperimental Sifat Ganda Elektron

Sifat ganda elektron dikonfirmasi oleh baris eksperimental

berikut bukti

1. Partikel sifat elektron. Ketika berkas elektron

menyerang layar sulfida seng neon, itu menghasilkan

titik cahaya yang dikenal sebagai scintillation. Telah

diamati bahwa setiap elektron mencolok hanya

menghasilkan satu titik scintillation. Ini membuktikan

bahwa scintillation dan, oleh karena itu, elektron yang

mencolok harus di lokalisasi dan tidak menyebar

seperti gelombang. Ini menunjukkan bahwa elektron

berperilaku sebagai partikel.

2. Gelombang alami elektron. Sifat gelombang elektron

diverifikasi secara eksperimental oleh C.P. Davisson

dan L.H. Germer pada tahun 1927. Mereka

menemukan bahwa ketika balok elektron dibuat

untuk menyerang kristal nikel, cincin gelap dan cerah

Page 100: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

92

konsentris terbentuk. Cincin ini disebut cincin difraksi

dan polanya mirip dengan yang diamati oleh difraksi

sinar-X (de Broglie). Seperti pola yang diperoleh oleh

difraksi elektron mirip dengan sinar-X, elektron

memiliki karakter gelombang yang mirip dengan sinar-

X. Selanjutnya, panjang gelombang elektron yang

dihitung oleh eksperimen difraksi dan yang dihitung

oleh persamaan de Broglie ditemukan sesuai

kesepakatan satu sama lain. Pola difraksi serupa

diperoleh untuk proton, neutron, atom hidrogen, dll.

Ini membuktikan bahwa semua partikel material

memiliki karakter seperti gelombang dan karenanya

sifat ganda.

Gambar 5.1 Eksperimen difraksi elektron oleh Davisson dan

Germer

5.4 Partikel dalam Kotak Satu Dimensi

Partikel dalam kotak satu dimensi menyediakan salah satu

aplikasi mekanika gelombang yang paling sederhana. Ini

menjelaskan mengapa energi terkait diukur dan merupakan

penerapan persamaan gelombang Schrodinger ke gerakan

terjemahan partikel seperti elektron, atom dll. Ini juga berlaku

Page 101: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

93

untuk sistem sederhana seperti poliene konjugasi (yang paling

sederhana adalah butadiena) di mana elektron p mudah

dimodelkan untuk perkiraan pertama dengan persamaan yang

mirip dengan partikel dalam satu dimensi.

Gambar 5.2 Partikel dalam kotak

Bayangkan partikel yang dibatasi untuk bergerak hanya di

sepanjang sumbu x dan terbatas antara x = 0 dan x = a dengan

dinding yang sangat kaku. Partikel memantul bolak-balik di

antara dinding kotak dan tidak memiliki kesempatan untuk

menembusnya. Misalkan partikel tidak kehilangan energi

karena bertabrakan dengan dinding sehingga total energinya

tetap konstan. Kotak ini dapat, kemudian, diwakili oleh sumur

potensial atau kotak lebar 'a' dengan dinding potensial dengan

tinggi tak terbatas pada x = 0 dan x = a, sehingga energi

potensial V dari partikel tidak terbatas di kedua sisi kotak dan

di dalam kotak V konstan. Demi kenyamanan kami berasumsi

V = 0 di dalam kotak (Gbr. 10.3). Agar partikel tetap berada di

dalam kotak, sangat penting untuk mengasumsikan bahwa

energi potensial di atau di luar dinding sangat tinggi ( = ∞)

sehingga segera setelah partikel mencapai dinding, itu

Page 102: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

94

dipantulkan kembali ke dalam kotak dan tidak dapat

melarikan diri dari kotak.

5.5 Ikatan Kimia

Materi terdiri dari atom. Atom bergabung untuk membentuk

molekul, yang pada gilirannya membentuk semua materi.

Atom-atom dalam molekul disatukan oleh kekuatan yang

menarik. Kekuatan-kekuatan menarik ini, yang memegang

partikel konstituen molekul bersama-sama, dikenal sebagai

ikatan kimia.

Ikatan kimia dapat dibentuk oleh daya tarik elektrostatik

antara atom atau ion (ikatan ionik) atau dengan berbagi

elektron antara partikel konstituen (ikatan valenen). Sifat

logam tidak dapat dijelaskan dalam hal ikatan ionik atau valen.

Mereka dijelaskan oleh berbagai jenis obligasi yang disebut

obligasi logam. Molekul memperoleh bentuk yang berbeda

karena pembentukan ikatan. Teori yang berbeda telah

diusulkan untuk menjelaskan distribusi elektron dan bentuk

molekul. Untuk menggambarkan ikatan dalam molekul, teori

ikatan valensi berdasarkan model mekanik kuantum pertama

kali diusulkan oleh W. Heitler dan F. London pada tahun 1927

dan kemudian dikembangkan oleh Pauling dan Slater.

Teori ikatan valensi membantu memvisualisasikan berbagi

elektron dalam ikatan yang valen. Teori mengatakan bahwa:

(i) Pembentukan ikatan kovalen terjadi ketika

keduanya menggabungkan atom mendekat satu

sama lain sehingga orbital satu tumpang tindih

dengan yang lain.

Page 103: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

95

(ii) Orbital atom yang tumpang tindih harus memiliki

elektron yang tidak berperedar dengan spin yang

berlawanan.

(iii) Karena tumpang tindih orbital obligasi lokal baru

terbentuk di mana kemungkinan menemukan

pasangan elektron maksimum.

(iv) Kekuatan ikatan tergantung pada tingkat

tumpang tindih orbital. Lebih besar tumpang

tindih lebih kuat adalah semakin kuat. Kecuali

orbital, orbital lainnya tumpang tindih untuk

membentuk ikatan dengan karakter terarah.

(v) Lebih besar yang tumpang tindih lebih sedikit

adalah panjang obligasi.

5.6 Hibridisasi Orbital

Konfigurasi elektronik karbon dalam keadaan dasar adalah

[He] 2s2 2px1 2py1 . Hal ini dapat dinyatakan sebagai,

Kita dapat melihat dari konfigurasi di atas bahwa karbon

hanya memiliki dua elektron yang belum dibayar; oleh karena

itu, seharusnya hanya membentuk dua ikatan valen. Namun,

karbon dikenal tetracovalent, yang dapat dijelaskan dengan

menarik salah satu dari dua elektron 2s ke orbital 2pz kosong

seperti yang ditunjukkan di bawah ini.

Page 104: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

96

Konfigurasi elektronik yang ditunjukkan di atas

mengungkapkan bahwa ada dua jenis elektron yang belum

dibayar (satu 2s dan tiga 2p) yang harus membentuk dua jenis

ikatan valen. Tetapi diketahui fakta bahwa di sebagian besar

senyawa karbon seperti CH4, CCl4, dll keempat obligasi setara.

Hal ini dijelaskan oleh Linus Pauling pada tahun 1931 dengan

bantuan konsep baru yang dikenal sebagai hibridisasi.

Dalam hibridisasi, ada intermixing orbital dari berbagai

bentuk tetapi energi yang hampir sama. Jumlah orbital baru

yang terbentuk sama dengan jumlah orbital atom intermixing

dan orbital baru memiliki energi dan bentuk yang setara.

Orbital yang terbentuk disebut orbital hibrida.

Karakteristik Hibridisasi

(i) Jumlah orbital hibrida yang terbentuk sama

dengan jumlah orbital atom yang mengalami

hibridisasi.

(ii) Orbital atom dari atom yang sama untuk

membentuk orbital hibrida dengan energi dan

bentuk yang setara. Namun mereka berbeda satu

sama lain.

Page 105: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

97

(iii) Ikatan yang dibentuk oleh orbital hibrida lebih

stabil daripada yang dibentuk oleh orbital atom

murni.

(iv) Jenis hibridisasi membantu dalam memprediksi

geometri molekul.

Jenis Hibridisasi

1. Hibridisasi sp3 (hibridisasi tetrahedral). Ketika

hibridisasi melibatkan satu s dan tiga p orbital atom

itu disebut sebagai sp3 (dibaca sebagai sp tiga dan

bukan sp kubus) hibridisasi. Empat orbit hibrida sp3

terbentuk yang disusun secara tetrahedrally, karena

dalam pengaturan tetrahedral keempat orbital

memiliki sudut ikatan maksimum 109,5° dan dengan

demikian ada tolakan minimum antara orbital.

Gambar 5.3 Pembentukan hibridisasi sp3

Page 106: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

98

2. Hibridisasi sp2 (hibridisasi trigonal) Dalam hibridisasi

sp2 (dibaca sebagai sp dua dan bukan sp square) tiga

orbital hibrida sp2 dibentuk oleh tumpang tindih satu

s dan 2p orbital atom murni. sp2 orbital hibrida yang

dibentuk adalah koplanar dan terletak di bidang yang

sama pada sudut 120 ° satu sama lain dalam

pengaturan trigonal. Orbital p ketiga tidak

berpartisipasi dalam hibridisasi dan mempertahankan

bentuk dump-bell shape. Hal ini berorientasi tegak

lurus dengan pesawat yang berisi tiga sp2 orbital

hibrida.

Gambar 5.4 (a) Pembentukan orbital hibridisasi sp2 (b)

Orbital p yang tidak dihibridisasi

3. Hibridisasi sp. Kombinasi linier dari orbital atom satu

s dan satu p menimbulkan dua orbital hibrida sp. Dua

Page 107: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

99

orbital hibrida sp yang terbentuk berada pada sudut

180°, yaitu, mereka berada dalam garis lurus

(pengaturan linear atau diagonal).

Gambar 5.5 (a) Pembentukan hibrida sp, (b) Orbital p

yang tidak dihibridisasi

Hibridisasi yang melibatkan d orbital

Selain orbital s dan p, elemen periode ketiga mengandung d

orbital. Energi orbital 3d sebanding dengan energi orbital 3s

dan 3p; oleh karena itu, elemen-elemen ini dapat memperluas

oktet mereka dan menunjukkan covalencies 5, 6 dan bahkan

7. Namun, dengan tidak adanya d mengorbit elemen yang

sesuai dari periode kedua seperti N dan O tidak dapat

memperluas oktet mereka. Mari kita bahas beberapa jenis

hibridisasi umum yang melibatkan d orbital.

Page 108: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

100

5.7 Teori Orbital Molekuler

Pada tahun 1932, Hund dan Mulliken telah mengedepankan

teori orbital molekuler. Fitur utama dari teori ini adalah

sebagai berikut

(i) Orbital baru yang disebut sebagai orbital molekul

terbentuk oleh tumpang tindih orbital atom dari

atom penggabungan. Orbital atom kehilangan

identitas individu mereka setelah pembentukan

orbital molekul.

(ii) Jumlah orbital molekuler yang terbentuk sama

dengan jumlah orbital atom yang terlibat dalam

pembentukannya.

(iii) Elektron dalam orbital atom dipengaruhi oleh

hanya satu inti positif atom, yaitu, itu

monosentris, sedangkan tergantung pada jumlah

atom dalam molekul elektron orbital molekul

berada di bawah pengaruh lebih dari satu inti,

yaitu polisentris.

(iv) Mirip dengan orbital atom, pengisian elektron

dalam orbital molekuler juga mengikuti prinsip

Aufbau, aturan Hunds dengan kesesat maksimum

dan prinsip pengecualian Pauli.

(v) Orbital atom dengan energi yang sebanding serta

orientasi yang tepat digabungkan untuk

membentuk orbital molekul.

Page 109: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

101

Daftar Pustaka

1. Kokate, S. J. (2020). Corrosion Science-

Engineering Chemistry.

2. Kokate, S. J. (2020). Fuels and Combustion-Engineering Chemistry-First Year Engineering (Engineering Sciences).

3. Krishnamurthy, N., Vallinayagam, P., & Madhavan, D. (2019). Engineering chemistry. PHI Learning Pvt. Ltd.

4. Agarwal, S. (2019). Engineering Chemistry:

Fundamentals and Applications. Cambridge

University Press.

5. Sharma, D. (2017). Engineering chemistry.

Scientific International.

Page 110: FITRIA HIDAYANTI - Universitas Nasional

102

Tentang Penulis

Fitria Hidayanti menyelesaikan pendidikan Kimia dari

Institut Teknologi Bandung (2002), Magister Material

Science dari Universitas Indonesia (2006). Sejak tahun

2009, menekuni bidang Teknik Fisika di Universitas

Nasional, Jakarta.