154
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA JAKARTA TAHUN 2009 OLEH : FAUZIAH 105104003454 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

  • Upload
    vuthien

  • View
    240

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU

MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA JAKARTA

TAHUN 2009

OLEH :

FAUZIAH

105104003454

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/ 2009 M

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU

MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA JAKARTA

TAHUN 2009

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

FAUZIAH

105104003454

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/ 2009 M

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 3 Desember 2009

Fauziah

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Desember 2009

Fauziah, NIM : 105104003454

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Waktu Menyusui Pertama Kali

Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Tahun 2009

xvi + 123 halaman + 24 tabel + 4 gambar + 5 lampiran

ABSTRAK

Inisiasi menyusui dini adalah pemberian ASI segera setelah bayi dilahirkan

yang merupakan salah satu intervensi yang dapat mengurangi angka kematian bayi.

Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD koja Jakarta tahun 2009 yaitu

umur ibu, pendidikan ibu, paritas, pengetahuan ibu, sikap ibu, berat bayi saat lahir,

jenis persalinan, konseling saat kehamilan dan persalinan dan dukungan petugas

kesehatan.

Desain penelitian adalah deskriptif cross sectional. Sampel 77 orang dengan

teknik systematic sample. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara

selama bulan Agustus-September 2009. Analisa data yang digunakan adalah analisa

univariat dan bivariat berupa uji t-test, uji anova serta uji korelasi dan regresi linier.

Hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa dari 9 variabel yang diteliti ada 4

variabel yang menyatakan ada hubungan yang signifikan yaitu pendidikan ibu (P

value=0,031), konseling selama kehamilan dan persalinan mengenai ASI dan

kolostrum (P value=0,05), jenis persalinan (P value=0,026) dan dukungan petugas

kesehatan (P value=0,05). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan yaitu umur

ibu (P value=0,263), paritas ibu (P value=0,460), pengetahuan ibu (P value=0,783),

sikap ibu (P value=0,692), berat badan bayi saat lahir (P value=0,457).

Pada penelitian ini rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

adalah 8,428 jam dengan median 95 menit. Maka penulis menyarankan kepada

petugas kesehatan untuk meningkatkan perannya dalam memfasilitasi dan

memotivasi ibu untuk segera menyusui bayinya segera setelah lahir.

Daftar bacaan : 47 (1986 – 2009)

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCES

THE STUDY PROGRAME OF NURSING SCIENCES

Undergraduated Thesis, December 2009

Fauziah, NIM : 105104003454

Factors Associated with First Feeding in Newborns at a Public Hospital District

Koja Jakarta In 2009

xvi + 123 pages + 24 tables + 4 figures + 5 image attachments

ABSTRACT

Early initiation of breastfeeding were breastfeeding immediately soon after

the baby is born which is one intervention that can reduce infant mortality. This study

aims to determine the factors associated with first feeding in newborns at a public

hospital district Koja Jakarta in 2009 that maternal age, maternal education, maternal

parity, maternal knowledge, attitude of the mother, infant weight at birth, type of

delivery, counseling during pregnancy and labor and support health workers.

Descriptive research design was cross sectional. 77 samples of people with

systematic sample technique. The collection of data by observation and interviews

during the months of August-September 2009. Analysis of the data used are

univariate and bivariate analysis of t-test, anova test and correlation and linear

regression test.

Bivariate analysis showed that the variables study 9 there are 4 state variables

have a significant relationship of maternal education (P value=0,031), counseling

during pregnancy and labor on breast milk and colostrums (P value=0,05), type of

delivery (P value=0,026) and support health workers (P value=0,05). While unrelated

variables are maternal age (P value=0,263), maternal parity (P value=0,460),

knowledge of mothers (P value=0,783), attitude of the mother (P value=0,692) and

infant weight at birth (P value=0,457).

In this study, the average first time feeding in newborn was 8,428 hours and

the median 95 minutes. So the author suggest to health workers to increase their role

in facilitating and motivating mothers to breastfeed their babies immediately after

birth soon.

References : 47 (1986 – 2009)

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Desember 2009

Fauziah, NIM : 105104003454

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Waktu Menyusui Pertama Kali

Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Tahun 2009

xvi + 123 halaman + 24 tabel + 4 gambar + 5 lampiran

ABSTRAK

Inisiasi menyusui dini adalah pemberian ASI segera setelah bayi dilahirkan

yang merupakan salah satu intervensi yang dapat mengurangi angka kematian bayi.

Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD koja Jakarta tahun 2009 yaitu

umur ibu, pendidikan ibu, paritas, pengetahuan ibu, sikap ibu, berat bayi saat lahir,

jenis persalinan, konseling saat kehamilan dan persalinan dan dukungan petugas

kesehatan.

Desain penelitian adalah deskriptif cross sectional. Sampel 77 orang dengan

teknik systematic sample. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara

selama bulan Agustus-September 2009. Analisa data yang digunakan adalah analisa

univariat dan bivariat berupa uji t-test, uji anova serta uji korelasi dan regresi linier.

Hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa dari 9 variabel yang diteliti ada 4

variabel yang menyatakan ada hubungan yang signifikan yaitu pendidikan ibu (P

value=0,031), konseling selama kehamilan dan persalinan mengenai ASI dan

kolostrum (P value=0,05), jenis persalinan (P value=0,026) dan dukungan petugas

kesehatan (P value=0,05). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan yaitu umur

ibu (P value=0,263), paritas ibu (P value=0,460), pengetahuan ibu (P value=0,783),

sikap ibu (P value=0,692), berat badan bayi saat lahir (P value=0,457).

Pada penelitian ini rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

adalah 8,428 jam dengan median 95 menit. Maka penulis menyarankan kepada

petugas kesehatan untuk meningkatkan perannya dalam memfasilitasi dan

memotivasi ibu untuk segera menyusui bayinya segera setelah lahir.

Daftar bacaan : 47 (1986 – 2009)

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

FACULTY OF MEDICAL AND HEALTH SCIENCES

THE STUDY PROGRAME OF NURSING SCIENCES

Undergraduated Thesis, December 2009

Fauziah, NIM : 105104003454

Factors Associated with First Feeding in Newborns at a Public Hospital District

Koja Jakarta In 2009

xvi + 123 pages + 24 tables + 4 figures + 5 image attachments

ABSTRACT

Early initiation of breastfeeding were breastfeeding immediately soon after

the baby is born which is one intervention that can reduce infant mortality. This study

aims to determine the factors associated with first feeding in newborns at a public

hospital district Koja Jakarta in 2009 that maternal age, maternal education, maternal

parity, maternal knowledge, attitude of the mother, infant weight at birth, type of

delivery, counseling during pregnancy and labor and support health workers.

Descriptive research design was cross sectional. 77 samples of people with

systematic sample technique. The collection of data by observation and interviews

during the months of August-September 2009. Analysis of the data used are

univariate and bivariate analysis of t-test, anova test and correlation and linear

regression test.

Bivariate analysis showed that the variables study 9 there are 4 state variables

have a significant relationship of maternal education (P value=0,031), counseling

during pregnancy and labor on breast milk and colostrums (P value=0,05), type of

delivery (P value=0,026) and support health workers (P value=0,05). While unrelated

variables are maternal age (P value=0,263), maternal parity (P value=0,460),

knowledge of mothers (P value=0,783), attitude of the mother (P value=0,692) and

infant weight at birth (P value=0,457).

In this study, the average first time feeding in newborn was 8,428 hours and

the median 95 minutes. So the author suggest to health workers to increase their role

in facilitating and motivating mothers to breastfeed their babies immediately after

birth soon.

References : 47 (1986 – 2009)

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 3 Desember 2009

Penguji I

Dyah Juliastuti,S.Kp,MSc,M.Kep,Sp.Mat

NIP : 132288176

Penguji II

Desmawati,S.Kp,MARS

NIP : 157121219780902001

Penguji III

Ns.Waras Budi Utomo,S.kep,MKM

NIP : 197905202009011012

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tien Gartinah, MN

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tajudin, Sp.And

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

RIWAYAT HIDUP

Nama : Fauziah

Tempat, Tgl lahir : Jakarta, 16 Desember 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Kali Baru Barat No.5 Rt 011/06

Kel. Kali Baru, Kec. Cilincing

Jakarta Utara 14110

Tlp/ Hp : (021) 4402285/ 085692601876

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. MI. Mitahul Hikmah Jakarta (1993-1999)

2. MTs Negeri 05 Jakarta (1999-2002)

3. SMA Negeri 52 Jakarta (2002-2005)

4. S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2005-2009)

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota Pramuka MTs Negeri 5 Jakarta tahun 2000-2001

2. Anggota ROHIS SMU Negeri 52 Jakarta tahun 2002-2005

3. Anggota KIR SMU Negeri 52 Jakarta tahun 2003-2004

4. Anggota BEMJ Ilmu Keperawatan Departemen Kemahasiswaan tahun 2006-

2007

5. Sekertaris DPM FKIK tahun 2007-2008

6. Anggota KOMDA FKIK tahun 2005-2009

Prestasi dan Pengalaman Seminar :

1. IP tertinggi jurusan Keperawatan 2007 dalam FKIK AWARD 2007

2. IP terbaik jurusan Keperawatan 2008 dalam FKIK AWARD 2008

3. Teman Terajin angkatan 2005/2006 dalam PSIK AWARD 2008

4. Teman Terajin angkatan 2005/2006 dalam PSIK AWARD 2009

5. Juara 2 lomba karya ilmiah FKIK AWARD 2008 dengan judul ”Gelatin Babi

dalam Perspektif Islam”

6. Seminar Jantung Sehat tahun 2008

7. Seminar Kanker Kulit tahun 2008

8. Seminar Transcultural Nursing in Globalitation Era tahun 2009

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

LEMBAR PERSEMBAHAN

“Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang

membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah”

“Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu

bahkan bertumbuh bersama”

“Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi

menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya”

“Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-

dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan

tujuan kebencian”

“Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena

kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya”

“Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat

menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah”

“Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada

saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang

dibutuhkan oleh sahabatnya”

“Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang

diawali dengan sikap egoistis”

“Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.

Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur

karena dikhianati sahabatnya”

“Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinnya”

“Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri”

“Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita.

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda??. Siapa yang

mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??”

“Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun yang dapat anda berikan??”

”Merekalah sahabat-sahabat anda”

Aku bangga mnjadi salah satu sahabatmu...!

Detik-detik manis pertemuan

Saat-saat indah perkenalan

Suka n’ duka masa persahabatan sungguh tak akan hilang dari ingatan

Terima kasih seluruh sahabat perjuanganku yang selalu menemaniku

Persahabatan ini akan ku jaga selamanya....................

(Terima kasih kepada sahabat yang telah memberikan kata-kata indahnya)

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, taufiq dan hidayat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

pembawa syari’ah-Nya yang universal bagi semua manusia dalam setiap waktu dan

tempat sampai akhir zaman. Atas nikamat-Nya dan karunia-Nya Yang Maha Besar

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Waktu Menyusui Pertama Kali Pada Bayi Baru Lahir di

Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Tahun 2009.

Dalam penelitian skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

peneliti jumpai namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya,

kesungguhan, kerja keras dan kerja cerdas disertai dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, segala kesulitan dapat diatasi

dengan sebaik-baiknya yang pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan kali ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib, MA,

selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Tien Gartinah, MN dan Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep Sp.Mat , selaku Ketua

Program Studi dan Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

3. Ibu Irma Nurbaeti, S.Kp, M.Kep Sp.Mat dan Yuli Amran, S.KM, MKM, selaku

dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran selama

membimbing peneliti.

4. Ibu Dyah Juliastuti, S.Kp, MSc, M.Kep, Sp.Mat, Ibu Desmawati S.Kp, MARS,

Bapak Ns.Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM, selaku dosen penguji sidang skripsi.

Terima kasih atas kesediaannya menjadi penguji, dan terima kasih pula atas

masukan dan saran yang telah diberikan.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar, pada lingkungan Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu

pengetahuannya kepada peneliti selama duduk pada bangku kuliah.

6. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan Fakultas yang

telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan

rujukan skripsi.

7. Bapak Dr. Hasannudin AH. MARS., selaku direktur RSUD Koja Jakarta serta

seluruh jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam

mencari data-data sekaligus sebagai bahan rujukan skripsi.

8. Ibu bidan Indrawita dan bidan Sri Mulyanti, selaku Kepala Ruangan RPKK dan

VK dan seluruh jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti

dalam mencari data-data sekaligus wawancara sebagai bahan rujukan skripsi.

9. Ucapan terimakasih peneliti haturkan secara khusus kepada Ayahanda H.

Safrudin dan Ibunda Hj. Rojanah yang senantiasa memberikan dukungan penuh

baik berupa material maupun spiritual dan selalu mengiringi setiap langkahku

dengan do’a tulus ikhlas sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan pada

jenjang perguruan tinggi.

10. Kakakku Amrullah, SHI dan adik-adikku Soleha, Muhammad Irfan dan Maulana

Hafidz yang dengan keceriaan serta dorongan mereka segala kejenuhan dan

kepenatan dalam mengerjakan skripsi dapat terobati.

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

11. Sahabat baikku kosan Redline (Neneng, Tika, Herna, Lita, Intan) terimakasih atas

semangat, motivasi dan segala nasehat serta tempat curhat atas semua masalah

yang peneliti hadapi.

12. Teman-teman baikku (Fina, Tuti, Siti, Herna, Lita, Fajriyah, Neneng, Hilya, Nae)

terimakasih atas motivasi dan bantuan serta jalinan persahabatan yang indah tak

terlupakan.

13. Terimakasih kepada Syihab yang telah memberikan kasih sayang, perhatian,

motivasi dan semangat selama ini kepada peneliti selama menyusun skripsi ini.

14. Terimakasih banyak untuk za’a yang telah meminjamkan monitornya sehingga

peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan ’05 yang

tidak dapat peniliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan, semangat,

kenangan dan kebersamaan yang indah selama ini. Tetap semangat ya teman-

teman........

Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun

sehingga peneliti dapat memperbaiki skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca yang

mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

Jakarta, 3 Desember 2009

Fauziah

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

ABSTRACT ......................................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ v

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vii

LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................. xi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxii

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xxiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A Latar Belakang ........................................................................ 1

B Rumusan Masalah ................................................................... 8

C Pertanyaan Penelitian .............................................................. 9

D Tujuan Penelitian .................................................................... 10

1. Tujuan Umum ................................................................... 10

2. Tujuan Khusus .................................................................. 10

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

E Manfaat Penelitian .................................................................. 11

1. Bagi RSUD Koja Jakarta .................................................. 11

2. Bagi Peneliti Selanjutnya.................................................. 11

3. Bagi Instansi Pendidikan Keperawatan............................. 11

F Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 13

A Inisiasi Menyusu Dini ............................................................ 13

1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini ................................... 13

2. Manfaat Menyusu Dini dan Kontak Kulit ....................... 15

3. Intervensi yang Dapat Mengganggu Kemampuan .......... 18

Alami Bayi untuk Menemukan Sendiri Payudara

4. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini ................................. 19

5. Lima Tahap Perilaku (Pre-Feeding Behaviour) ……….. 21

6. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini ……………………. 23

7. Inisiasi Menyusui Dini dan Rawat Gabung …………….. 25

8. Inisiasi Menyusu Dini dan MDGs ................................... 26

B Manajemen Laktasi ............................................................... 27

1. Anatomi Payudara ........................................................... 27

2. Refleks Menyusui pada Ibu ............................................. 28

3. Refleks Menyusui pada Bayi ........................................... 30

4. ASI .................................................................................. 30

a. Pengertian ASI .......................................................... 30

b. Stadium ASI .............................................................. 31

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

c. Kandungan ASI ......................................................... 33

d. Keunggulan ASI dan Manfaat Menyusui .................. 33

C Teori Perilaku Kesehatan ....................................................... 38

D Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Waktu ................ 39

Menyusui Pertama Kali Pada Bayi Baru Lahir

E Family Centered Maternity Care ............................................ 48

1. Pengertian Family Centered Maternity Care ................... 48

2. Prinsip Family Centered Maternity Care ......................... 50

F Kerangka Teori ...................................................................... 57

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 58

A Kerangka Konsep .................................................................. 58

B Definisi Operasional .............................................................. 61

C Hipotesa ................................................................................ 66

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 67

A Desain Penelitian ................................................................... 67

B Identifikasi Variabel .............................................................. 67

C Populasi dan Sampel ............................................................. 68

D Teknik Pengumpulan Data .................................................... 70

1. Proses Pengumpulan Data ............................................... 71

2. Instrumen ......................................................................... 72

3. Lokasi dan Waktu ............................................................ 75

4. Teknik Uji Instrumen ...................................................... 75

E Etika Penelitian ...................................................................... 75

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

F Pengolahan Data .................................................................... 76

G Analisa Data .......................................................................... 77

1. Analisa Univariat ............................................................ 77

2. Analisa Bivariat .............................................................. 78

BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................. 80

A Gambaran RSUD Koja Jakarta ............................................ 80

B Analisa Univariat ................................................................. 82

1. Gambaran waktu menyusui pertama kali ...................... 82

pada bayi baru lahir

2. Gambaran umur ibu ........................................................ 83

3. Gambaran pendidikan ibu ............................................... 83

4. Gambaran paritas ibu ...................................................... 84

5. Gambaran pengetahuan ibu ............................................. 84

6. Gambaran sikap ibu ......................................................... 85

7. Gambaran berat badan bayi saat lahir ............................. 86

8. Gambaran jenis persalinan .............................................. 86

9. Gambaran konseling saat kehamilan ............................... 87

dan persalinan

10. Gambaran dukungan petugas kesehatan ......................... 88

C Analisa Bivariat .................................................................... 89

1. Hubungan antara umur ibu dengan ................................. 89

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

2. Hubungan antara pendidikan ibu dengan ........................ 89

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

3. Hubungan antara paritas ibu dengan .............................. 91

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

4. Hubungan antara pengetahuan ibu dengan .................... 92

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

5. Hubungan antara sikap ibu dengan ............................... 93

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

6. Hubungan antara berat badan bayi saat lahir ................ 94

dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

7. Hubungan antara jenis persalinan dengan .................... 95

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

8. Hubungan antara konseling saat kehamilan ................. 96

dan persalinan dengan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir

9. Hubungan antara dukungan petugas kesehatan ........... 97

dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................ 99

A Keterbatasan penelitian ......................................................... 99

B Waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir ............

100

C Hubungan antara umur ibu dengan ........................................

102

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

D Hubungan antara pendidikan ibu dengan ........................ .......

103

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

E Hubungan antara paritas ibu dengan ...................................... 105

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

F Hubungan antara pengetahuan ibu dengan ............................

106

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

G Hubungan antara sikap ibu dengan .........................................

108

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

H Hubungan antara berat badan bayi saat lahir .........................

110

dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

I Hubungan antara jenis persalinan dengan .............................

111

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

J Hubungan antara konseling saat kehamilan ..........................

113

dan persalinan dengan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

K Hubungan antara dukungan petugas kesehatan .....................

115

dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................

117

A Kesimpulan ...........................................................................

117

B Saran .....................................................................................

119

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

121

LAMPIRAN ......................................................................................................

126

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Komposisi ASI Peralihan ................................................................. 32

Tabel 2.2 Kandungan ASI ................................................................................ 33

Tabel 2.3 Perbedaan Traditional Care dengan Family .................................... 51

Centered Maternity Care

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 61

Tabel 5.1 Distribusi waktu menyusui pertama kali ……….............................. 83

pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta Tahun 2009

Tabel 5.2 Distribusi ibu berdasarkan umur ..................................................... 83

Tabel 5.3 Distribusi ibu berdasarkan pendidikan ............................................ 84

Tabel 5.4 Distribusi ibu berdasarkan paritas ................................................... 84

Tabel 5.5 Distribusi ibu berdasarkan pengetahuan .......................................... 85

Tabel 5.6 Distribusi ibu berdasarkan sikap ..................................................... 86

Tabel 5.7 Distribusi ibu berdasarkan berat badan bayi saat lahir .................... 86

Tabel 5.8 Distribusi ibu berdasarkan jenis persalinan ..................................... 87

Tabel 5.9 Distribusi ibu berdasarkan konseling saat kehamilan ..................... 87

dan persalinan

Tabel 5.10 Distribusi ibu berdasarkan dukungan petugas kesehatan ............... 88

Tabel 5.11 Distribusi ibu berdasarkan umur dan .............................................. 89

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Tabel 5.12.1Distribusi ibu berdasarkan pendidikan dan ............................... ..... 90

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Tabel 5.12.2Uji Bonferroni tingkat pendidikan ibu ............................................ 91

Tabel 5.13 Distribusi ibu berdasarkan paritas dan .............................................. 92

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Tabel 5.14 Distribusi ibu berdasarkan pengetahuan dan .................................... 93

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Tabel 5.15 Distribusi ibu berdasarkan sikap dan ................................................ 94

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Tabel 5.16 Distribusi ibu berdasarkan berat badan bayi saat lahir .................... 95

dan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Tabel 5.17 Distribusi ibu berdasarkan jenis persalinan dan ............................... 96

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Tabel 5.18 Distribusi ibu berdasarkan konseling saat kehamilan ..................... 97

dan persalinan dan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Tabel 5.19 Distribusi ibu berdasarkan dukungan petugas kesehatan ............... 98

dan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Tahapan Inisiasi Menyusu Dini Bayi ............................................ 23

Gambar 2.2 Refleks Prolaktin dan Oksitosin (let down refleks) ...................... 29

Gambar 2.3 Roda Perawatan Bayi Baru Lahir dan Perawatan ......................... 56

Pasca Partum yang Berpusat pada Keluarga

Gambar 2.4 Kerangka Teori ............................................................................. 57

Gambar 3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 60

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Output Uji Normalitas

Lampiran 4 Output Analisa Univariat

Lampiran 5 Output Analisa Bivariat

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

DAFTAR SINGKATAN

IMD : Inisiasi Menyusu Dini

AKI : Angka Kematian Ibu

AKB : Angka Kematian Bayi

AKN : Angka Kematian Neonatal

MDGs : Millenium Development Goals

MPS : Making Pregnancy Safer

WHO : World Health organization

FCMC : Family Centered Maternity Care

LDRP : Labor, Delivery, Recovery, Post partum

BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

BBLSR : Berat Bayi Lahir Sangat rendah

ASI : Air Susu Ibu

PASI : Pendamping Air Susu Ibu

APGAR : Activity, Pulse, Grimace, Appearance, Respiration

SC : Sectio Caesaria

DHA : Decosahexanoid Acid

AA : Arachidonic Acid

IgA : Immunoglobulin

BALT : Brochus Asosiated Lympocite Tissue

GALT : Gut Asosiated Lympocite Tissue

MALT : Mammary Asosiated Lympocite Tissue

MAL : Metode Amenore Laktasi

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu Negara. Menurut

laporan organisasi kesehatan dunia (WHO) memperlihatkan bahwa angka

kematian bayi sangat memprihatinkan, yang dikenal dengan fenomena 2/3.

Fenomena itu terdiri dari 2/3 kematian bayi (berusia 0-1 tahun) terjadi pada umur

kurang dari satu bulan (neonatal), 2/3 kematian neonatal terjadi pada umur

kurang dari seminggu (neonatal dini), dan 2/3 kematian pada masa neonatal dini

terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2007).

Di seluruh dunia, setiap tahunnya sekitar 4 juta dari 136 juta bayi dibawah

usia 28 hari meninggal. Sedangkan di Indonesia, setiap tahun ada 4.608.000 bayi

lahir hidup. Dari jumlah itu sebanyak 100.454 meninggal sebelum berusia

sebulan. Itu berarti 275 neonatal meninggal setiap hari atau sekitar 184 neonatal

dini meninggal setiap hari atau setiap satu jam ada 8 bayi neonatal dini

meninggal. Angka kematian bayi yang tinggi, tidak hanya terjadi pada neonatal

dini saja. Angka kematian bayi berumur kurang dari setahun pun masih tinggi

(Komalasari, 2007).

Di Indonesia pada tahun 2002/2003 menurut SDKI (Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia) tercatat Angka Kematian Bayi masih sangat tinggi yaitu 35

tiap 1.000 kelahiran hidup, itu artinya dalam satu tahun sekitar 175.000 bayi

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

meninggal sebelum mencapai usia satu tahun dan Angka Kematian Neonatal

(AKN) kisaran 20 /1.000 kelahiran hidup. Target MPS (Making Pregnancy Safer)

yaitu strategi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir pada tahun

2010 menurunkan AKN menjadi 16/1000 kelahiran hidup dan menurunkan AKB

menjadi kurang dari 35 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Depkes RI).

Namun berdasarkan review status MDGs (Millenium Development Goals) target

MDG tahun 2015 terhadap AKB yaitu 28/1000 kelahiran hidup.

Penyebab tingginya Angka Kematian Bayi berusia kurang dari setahun di

Indonesia secara langsung disebabkan oleh faktor medis, yakni bayi dengan berat

badan lahir rendah (BBLR) kurang dari 2.500 gram, asfiksia (kesulitan bernapas)

yang antara lain disebabkan lilitan tali pusat, infeksi, dan hipotermi (suhu tubuh

menurun). Faktor ibu juga dapat menjadi penyebab langsung kematian bayi

misalnya umur ibu (terlalu tua dan terlalu muda), jumlah anak, jarak kelahiran

anak, salah persepsi tentang kolostrum (ASI yang keluar pada hari pertama

sampai ketiga setelah ibu melahirkan) dan pemberian ASI yang tidak tepat

(Komalasari, 2007).

Sedangkan faktor-faktor yang secara tidak langsung menyebabkan kematian

bayi berupa kurangnya kesadaran masyarakat bahwa melahirkan berisiko

terhadap ibu dan bayi. Selain itu, kurangnya perhatian keluarga (ibu, suami dan

nenek) terhadap keselamatan dan kesehatan bayi, kurangnya pengetahuan ibu

dan keluarga tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan minimal empat kali

selama kehamilan, rendahnya akses ke fasilitas pelayanan kesehatan yang

disebabkan jarak yang jauh, tidak punya biaya. Termasuk salah kaprah di

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

masyarakat bahwa ASI kolostrum tidak diberikan dengan segera kepada bayi,

pemberian makanan tambahan sebelum bayi berusia enam bulan, seperti pisang,

air tajin, dan bubur tepung (Komalasari, 2007).

Menurut penelitian Jones (2003) dan Edmond (2006) dalam Roesli (2008)

persentase kematian bayi dapat dicegah dengan intervensi yaitu 13% kematian

bayi dapat dicegah dengan pemberian ASI, 8,8% dengan inisiasi menyusu dini,

7,5% dengan insectixide-treated materials, 6% dengan pemberian makanan

pendamping ASI (complementary feeding), dan 5% dengan pemberian Zinc.

Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat dikatakan salah satu cara yang

dapat mengurangi Angka Kematian Bayi adalah dengan melakukan inisiasi

menyusu dini (IMD). Menyusui dini adalah pemberian ASI segera setelah bayi

dilahirkan yaitu 30 menit pertama setelah kelahiran bayi (Depkes, 2001).

Sedangkan menurut Depkes (2009) inisiasi menyusu dini adalah meletakkan bayi

menempel di dada atau perut ibu segera setelah lahir, membiarkannya merayap

mencari puting, kemudian menyusu sampai puas. Namun berdasarkan Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 hanya ada 4 % bayi yang

mendapat ASI dalam satu jam pertama kelahirannya, 27 % mulai disusui dalam 1

jam pertama kehidupan dan 55 % memperoleh ASI eksklusif. Sedangkan tahun

2007 menunjukkan 95% bayi pernah diberi ASI, 44% bayi diberi ASI dalam jam

pertama setelah lahir, 62% bayi diberi ASI pada hari pertama kelahiran dan 32%

bayi mendapat ASI Eksklusif bahkan sering kali kolostrum dibuang dan sebagian

besar bayi baru lahir diberi makanan pre-lacteal (KESRA, 2007).

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Menurut Edmond dkk (2006) di dalam penelitiannya tentang “Menunda

Permulaan/ Inisiasi Menyusui Meningkatkan Kematian Bayi” dalam Roesli

(2008) menunjukkan inisiasi menyusui dalam jam pertama pasca lahir

menurunkan 22% risiko kematian bayi-bayi usia 0-28 hari. Sebaliknya,

penundaan inisiasi meningkatan risiko kematian. Bahkan inisiasi menyusu yang

terlambat (setelah hari pertama) meningkatkan risiko kematian 2,4 kali. Mengacu

pada hasil penelitian tersebut, maka diperkirakan program ”inisiasi menyusu dini”

dapat menyelamatkan sekurang-kurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal

dalam bulan pertama kelahiran. Oleh karena itu saat ini pun pemerintah sedang

gencar mempromosikan inisiasi menyusu dini kepada masyarakat karena inisiasi

menyusu dini berperan dalam pencapaian 3 dari 8 tujuan Millenium Development

Goals (MDGs) yaitu bertujuan mengurangi kemiskinan, kelaparan, dan angka

kematian anak balita (Roesli, 2008).

RSUD Koja Jakarta adalah rumah sakit umum pemerintah yang merupakan

rumah sakit rujukan di wilayah Jakarta Utara. Direktur RSUD Koja telah

mengeluarkan instruksi No.43 A tahun 2007 mengenai pelaksanaan IMD dan ASI

eksklusif. Namun berdasarkan data catatan yang didapat dari ruang VK bahwa

pada bulan Mei tahun 2009 dari 188 persalinan yang terdiri dari 88 partus, 7

ekstraksi vakum dan 93 sectio caesaria, yang melakukan inisiasi menyusu dini

sebanyak 130 kelahiran. Hal ini membuktikan masih ada 30% persalinan yang

tidak melakukan inisiasi menyusu dini.

Selain itu banyak manfaat yang didapatkan dari perilaku pemberian ASI

secara dini. Menurut Thompson (1995) pemberian ASI secara dini diperlukan

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

untuk kelangsungan proses laktasi karena refleks menghisap pada saat itu paling

kuat untuk merangsang produksi ASI selanjutnya. Selain itu pemberian ASI

secara dini dapat merangsang kontraksi uterus ibu sehingga dapat meminimalkan

terjadinya perdarahan post partum dan bayi dapat memperoleh kekebalan secara

dini melalui kolostrum. Kolostrum ini kaya akan zat gizi dan antibodi yang

berfungsi melindungi bayi dari infeksi. Kolostrum akan muncul lagi 30 jam

kemudian, itu artinya kalau bayi tidak segera disusui pada 30 menit pertama

setelah kelahiran maka bayi akan kehilangan zat bergizi tinggi dari ibunya

(Roesli, 2003).

Pada proses menyusu dini juga terjadi kontak kulit dengan kulit antara ibu

dan bayi. Dengan terjadinya kontak kulit dengan kulit maka banyak manfaat pula

yang didapatkan dari proses tersebut yaitu antara lain mengoptimalkan keadaan

hormonal ibu dan bayi serta jika telah terjadi perilaku menyusu optimum bisa

diperkirakan akan menstabilkan pernapasan, mengendalikan temperatur tubuh

bayi, memperbaiki pola tidur lebih baik, meningkatkan kenaikan berat badan

bayi, bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat

sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir, kadar gula dan parameter

biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya serta untuk

ibu akan merangsang produksi oksitosin dan prolaktin (Depkes RI, 2007).

Pelaksanaan kontak dini orang tua dan bayi merupakan salah satu ciri dari

Family Centered Maternity Care (FCMC). Dengan perawatan berpusat pada

keluarga, suami, kakek, nenek, saudara kandung dan teman-teman boleh hadir

saat ibu bersalin dan melahirkan. Ayah boleh mengikuti proses kelahiran sesaria.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Neonatus tinggal bersama ibunya dan boleh segera disusui setelah lahir. Kelas-

kelas penyuluhan pra kelahiran adalah hal yang umum dan mendorong partisipasi

individu pendukung, mengajarkan teknik relaksasi dan bernapas dan memberi

informasi umum tentang kelahiran (Bobak, 2005). FCMC sangat besar

pengaruhnya terhadap peningkatan tanggung jawab perawat, perawat tidak hanya

memberikan perawatan fisik dan membantu dokter tetapi perawat juga berperan

dalam memberikan pendidikan, konseling dan dukungan pada keluarga dalam

membuat keputusan (Murray & Mc Kinney, 2006 dalam Bobak, 2005).

Masih rendahnya perilaku menyusui dini dipengaruhi oleh banyak faktor.

Menurut Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) ada 3 faktor yang

mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang yaitu faktor predisposisi, faktor

pemungkin dan faktor penguat. Faktor predisposisi yaitu faktor-faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang (pengetahuan,

sikap, keyakinan, nilai, kepercayaan). Faktor pemungkin yaitu faktor-faktor yang

memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan (fasilitas/sarana

kesehatan, peraturan kesehatan). Dan faktor penguat yaitu faktor-faktor yang

mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku (perilaku dan sikap petugas

kesehatan, informasi kesehatan baik dari teman, kader kesehatan, media masa).

Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi gaya hidup dan tingkah laku

seseorang dalam meningkatkan kesehatan.

Menurut Soetjiningsih (1997) persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada

saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap ibu yang positif harus

selalu ada pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

dipengaruhi oleh faktor antara lain adat/kebiasaan atau kepercayaan menyusui di

daerah masing-masing, pengalaman menyusui sebelumnya atau keluarga/kerabat,

pengetahuan tentang ASI, kehamilan yang diinginkan/tidak, dukungan dari

dokter/ petugas kesehatan, teman/ kerabat dekat sangat dibutuhkan terutama pada

ibu yang baru pertama kali hamil. Sedangkan menurut Hector dkk (2005) faktor-

faktor yang mempengaruhi praktek pemberian ASI antara lain faktor bayi, ibu,

relasi ibu-bayi, lingkungan (rumah sakit, rumah dan keluarga, lingkungan kerja,

dan lingkungan masyarakat) serta lingkungan kebijakan/aturan di masyarakat

(sosial-ekonomi, budaya, pengasuhan anak, peranan perempuan dan laki-laki di

masyarakat).

Menurut teori Ebrahim (1978) dalam Moehyi (2008) bahwa terdapat

beberapa faktor emosional dan sosial yang mempengaruhi sukses menyusui.

Salah satu faktor diantaranya adalah nasehat dan pengalaman selama masa

kehamilan dan persalinan. Karenanya penting sekali bagi para ibu mengunjungi

klinik laktasi terdekat untuk mendapatkan ”support” pemberian ASI. Selain itu

laktasi yang berhasil pada kehamilan terdahulu juga merupakan faktor

keberhasilan menyusui karena akan berhubungan dengan kepercayaan diri sang

ibu bahwa ia akan mampu memberikan ASI nya seperti pengalaman pertamanya.

Berdasarkan penelitian bahwa faktor yang berpengaruh terhadap perilaku

menyusui dini meliputi pendidikan ibu (Nelvi, 2004), pengetahuan ibu tentang

penyusuan dini dengan praktek pelaksanannya (Fikawati dan Syafiq, 2003), sikap

bidan (Rusnita, 2008) serta paritas, pemberian nasehat ASI selama pemeriksaan

kehamilan dan berat bayi saat lahir (Ratri, 2000).

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Berdasarkan teori dan hasil penelitian di atas, maka peneliti menggunakan

faktor predisposisi yang meliputi karakteristik responden atau faktor dari ibu

(usia, pendidikan, paritas ibu), pengetahuan dan sikap ibu. Faktor pemungkin

yang meliputi berat bayi saat lahir dan jenis persalinan serta faktor penguat yang

meliputi konseling selama kehamilan dan persalinan serta dukungan petugas

kesehatan sebagai faktor yang mungkin mempengaruhi persepsi ibu hamil dan

mendorong ibu untuk menyusui dini.

Mengingat penting dan banyaknya manfaat dari pemberian menyusui dini,

maka peneliti tertarik untuk meneliti ”Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Waktu Menyusui Pertama Kali Pada Bayi Baru Lahir di RSUD Koja Jakarta

tahun 2009”.

B Rumusan Masalah

Berdasarkan data catatan yang didapat dari ruang VK RSUD Koja Jakarta

bahwa pada bulan Mei tahun 2009 terdapat 188 persalinan yang terdiri dari 88

partus, 7 ekstraksi vakum dan 93 sectio caesaria namun yang melakukan inisiasi

menyusu dini sebanyak 130 kelahiran. Hal ini membuktikan masih ada 30%

persalinan yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini.

Berdasarkan uraian data di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui ”

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Waktu Menyusui Pertama Kali Pada

Bayi Baru Lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009?”

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

C Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di

RSUD Koja Jakarta tahun 2009 ?

2. Bagaimana gambaran faktor predisposisi yaitu umur, pendidikan dan paritas

ibu serta pengetahuan dan sikap ibu tentang menyusui dini di RSUD Koja

Jakarta tahun 2009 ?

3. Bagaimana gambaran faktor pemungkin yaitu berat bayi saat lahir dan jenis

persalinan di RSUD Koja Jakarta tahun 2009 ?

4. Bagaimana gambaran faktor penguat yaitu konseling selama kehamilan dan

persalinan tentang ASI dan kolostrum dan dukungan petugas kesehatan

terhadap menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta

tahun 2009 ?

5. Bagaimana hubungan antara faktor predisposisi yaitu umur, pendidikan dan

paritas ibu serta pengetahuan dan sikap ibu dengan waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009 ?

6. Bagaimana hubungan antara faktor pemungkin yaitu berat bayi saat lahir dan

jenis persalinan dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di

RSUD Koja Jakarta tahun 2009 ?

7. Bagaimana hubungan antara faktor penguat yaitu konseling selama kehamilan

dan persalinan tentang ASI dan kolostrum dan dukungan petugas kesehatan

dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja

Jakarta tahun 2009 ?

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

D Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009.

Tujuan Khusus :

1. Mengetahui gambaran waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di

RSUD Koja Jakarta tahun 2009

2. Mengetahui gambaran faktor predisposisi yaitu umur, pendidikan dan paritas

ibu, pengetahuan dan sikap ibu tentang menyusui dini di RSUD Koja Jakarta

tahun 2009

3. Mengetahui gambaran faktor pemungkin yaitu berat bayi saat lahir dan jenis

persalinan di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

4. Mengetahui gambaran faktor penguat yaitu konseling selama kehamilan dan

persalinan tentang ASI dan kolostrum dan dan dukungan petugas kesehatan

terhadap menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta

tahun 2009

5. Mengetahui hubungan antara faktor predisposisi yaitu umur, pendidikan dan

paritas ibu serta pengetahuan dan sikap ibu dengan waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

6. Mengetahui hubungan antara faktor pemungkin yaitu berat bayi saat lahir dan

jenis persalinan dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di

RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

7. Mengetahui hubungan antara faktor penguat yaitu konseling selama

kehamilan dan persalinan tentang ASI dan kolostrum dan dukungan petugas

kesehatan dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD

Koja Jakarta tahun 2009

E Manfaat Penelitian

1. Bagi RSUD Koja Jakarta

Dapat memberikan informasi secara objektif kepada RSUD Koja Jakarta

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir sehingga dapat meningkatkan keberhasilan pelaksanaan

inisiasi menyusu dini.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran mengenai

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir dan faktor-faktornya untuk

pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Instansi pendidikan keperawatan dan ilmu keperawatan

Menambah literatur tentang inisiasi menyusu dini dan memberikan informasi

khususnya kepada perawat maternitas mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

F Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir ini dilakukan pada ibu-ibu post

partum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta tahun 2009.

Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian deskriptif cross sectional.

Metode pengambilan data primer dan sekunder berupa observasi, kuesioner dan

rekam medis. Penelitian ini perlu dilakukan karena masih ada ibu-ibu post partum

yang belum melakukan inisiasi menyusu dini, padahal sejumlah penelitian

menyatakan bahwa pemberian inisiasi menyusu dini mempunyai banyak manfaat

baik bagi bayi maupun ibu antara lain mengurangi angka kematian bayi dan

meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif.

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Inisiasi Menyusu Dini

1. Pengertian

Menyusui dini adalah pemberian ASI segera setelah bayi dilahirkan

yaitu 30 menit pertama setelah kelahiran bayi (Depkes, 2001). Menyusui dini

juga dikatakan sebagai suatu perilaku mempercepat proses menyusui pada

bayi baru lahir (Bobak, 2005). Sedangkan inisiasi menyusu dini menurut

Roesli (2008) adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir.

Menurut Depkes (2009) inisiasi menyusu dini adalah meletakkan bayi

menempel di dada atau perut ibu segera setelah lahir, membiarkannya

merayap mencari puting kemudian menyusu sampai puas.

Protokol evidence-based yang telah diperbarui oleh WHO dan

UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan

bahwa :

a. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan ibunya segera

setelah lahir selama paling sedikit satu jam.

b. Bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi menyusu dan ibu dapat

mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika

diperlukan.

c. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru

lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

memandikan, menimbang, pemberian vitamin K, obat tetes mata dan lain-

lain.

Prinsip menyusu atau pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan

secara eksklusif.

Bayi hendaknya disusui sedini mungkin, bahkan ada yang

menganjurkan waktu masih di kamar bersalin. Pada umumnya sebelum 5-6

jam setelah dilahirkan bayi harus dicoba untuk disusui walaupun ibu belum

mengeluarkan ASI (Pudjiadi, 2005). Apabila bayi tidak menghisap puting

susu pada setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan

sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ke-3 atau

lebih. Hal ini akan memaksa petugas kesehatan memberi makanan PASI

karena bayi yang tidak mendapat cukup ASI akan rewel (Purwanti, 2004).

Welford (2001) dalam Biasa dkk (2005) juga mengatakan bahwa

ketika bayi pertama kali menghampiri payudara, bayi akan disambut oleh

kolostrum yang telah ada sejak ibu melahirkan, hisapan bayi akan merangsang

payudara untuk memproduksi ASI. Hal ini senada diungkapkan oleh Pudjiadi

(2005) bahwa pada hari-hari pertama setelah melahirkan biasanya ASI belum

keluar banyak, akan tetapi menyusui bayi merupakan stimulasi bagi kelenjar

payudara untuk memproduksi ASI.

Menyusui dini dapat mengkondisikan kadar hormon prolaktin tidak

sempat turun dalam peredaran darah ibu, sehingga kolostrum untuk hari

pertama akan lebih cepat keluar. Tidak adanya rangsangan pada puting susu

berarti membiarkan kadar hormon prolaktin dan oksitosin turun secara

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

perlahan dalam peredaran darah, sehingga menyebabkan ASI yang keluar

sedikit dan berhenti sebelum bayi berumur 6 bulan. Semakin sering bayi

menyusui, semakin banyak ASI dikeluarkan (dihisap) dan hal ini akan

membuat semakin banyak ASI yang diproduksi (Purwanti, 2004).

2. Manfaat menyusu dini dan kontak kulit dengan kulit (Depkes, 2007)

a. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi

Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan insting dan

bisa diperkirakan akan dapat menstabilkan pernapasan, mengendalikan

temperatur tubuh bayi, memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang

lebih baik, mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat

dan efektif, meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat

lahirnya dengan lebih cepat), meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi,

tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama, menjaga

kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga

memberikan perlindungan terhadap infeksi, bilirubin akan lebih cepat

normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan

kejadian ikterus bayi baru lahir, kadar gula dan parameter biokimia lain

yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya.

b. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu

Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu. Oksitosin

berfungsi membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca

persalinan lebih rendah, merangsang pengeluaran kolostrum, penting

untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi, ibu lebih tenang dan lebih tidak

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

merasa nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan

lainnya. Prolaktin berfungsi meningkatkan produksi ASI, membantu ibu

mengatasi stress. Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi

selesai menyusu, menunda ovulasi.

c. Keuntungan Inisiasi Menyusu Dini untuk bayi

1). Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera

keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi

2). Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera

kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi

3). Meningkatkan kecerdasan

4). Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan, dan napas

5). Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi

6). Mencegah kehilangan panas

7). Merangsang kolostrum segera keluar

d. Keuntungan Menyusu Dini untuk Ibu

1). Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin

2). Meningkatkan keberhasilan produksi ASI

3). Meningkatkan jalinan kasih sayang Ibu-bayi

e. Memulai menyusu dini akan :

1). Mengurangi 22 % kematian bayi berusia 28 hari kebawah.

Menurut penelitian Edmond (2006) dalam Roesli (2008) bahwa jika

bayi diberi kesempatan menyusu dalam satu jam pertama dengan

dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu (setidaknya selama satu jam) maka

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

22% nyawa bayi di bawah 28 hari dapat diselamatkan. Sedangkan jika

menyusu pertama dimulai saat bayi berusia di atas dua jam dan di

bawah 24 jam pertama maka tinggal 16% nyawa bayi di bawah 28 hari

yang dapat diselamatkan.

2). Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan

meningkatkan lamanya bayi disusui.

Menurut penelitian Fikawati dan Syafiq (2003) yang dilakukan di

Jakarta-Indonesia ini menunjukkan bayi yang diberi kesempatan untuk

menyusu dini, hasilnya delapan kali berhasil ASI eksklusif.

3). Merangsang produksi susu.

4). Memperkuat refleks menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada

bayi paling kuat beberapa jam pertama setelah lahir.

Menurut Purwanti (2004) dalam Biasa dkk (2005) dengan memberikan

ASI kepada bayi dalam waktu kurang dari setengah jam pasca persalinan

berarti sudah memberikan 5 keuntungan yaitu

a. Bayi mendapat terapi psikologis berupa ketenangan dan kepuasan.

Terpenuhinya rasa aman dan nyaman akibat kelelahan selama proses

persalinan karena kepala bayi harus melewati pintu atas panggul, panggul

dalam, dasar panggul dan panggul luar yang membuat bayi sangat stress.

Dengan menemukan puting susu ibu, bayi mendapatkan ketenangan

kembali. Hal ini merupakan terapi bagi bayi yang sangat berpengaruh

terhadap perkembangan psikologis bayi karena ia mendapat modal

pertama pembentukan kepercayaan diri terhadap lingkungan.

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

b. Dengan tertanamnya kepercayaan pada lingkungan berarti ibu sudah

membangun dasar kepercayaan dan ketenangan dalam menghadapi setiap

permasalahan.

c. Kadar hormon prolaktin tidak sempat turun dalam peredaran darah ibu

sehingga kolostrum untuk hari pertama akan lebih cepat keluar.

d. Dengan hisapan bayi yang benar, oksitosin akan keluar lebih banyak. Hal

ini sangat menguntungkan karena otot polos rahim akan terus

berkontraksi, sehingga perdarahan pasca partum dapat dicegah yang dapat

mengurangi angka anemia pada ibu pasca bersalin.

e. Oleh karena kontraksi baik dari hasil kerja hormon oksitosin, proses

involusio akan lebih cepat terjadi. Dengan cepatnya involusio maka luka

bekas persalinan cepat menutup.

3. Intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk

mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya (Roesli, 2008)

Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami

bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya, yaitu

a. Pemberian obat kimiawi pada ibu saat melahirkan karena obat tersebut

bisa sampai ke janin melalui ari-ari dan mungkin menyebabkan bayi sulit

menyusu pada payudara ibu.

b. Kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan seperti operasi Caesar,

Vakum, Forcep.

c. Perasaan sakit di daerah kulit yang dilakukan episiotomi dapat pula

mengganggu kemampuan alamiah ini.

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

4. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini menurut (APN, 2008; UNICEF India,

2007) dalam Rusnita (2008)

a. Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi,

letakkan bayi di atas dada atau perut ibunya dan keringkan bayi mulai dari

muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangan.

Mengeringkan bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks karena

verniks berfungsi sebagai penahan panas pada bayi. Verniks (zat lemak

putih) yang melekat pada bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini

membuat nyaman kulit bayi.

b. Tali pusat dipotong dan diikat kemudian bayi ditengkurapkan di atas dada

ibunya dan mata bayi sejajar dengan puting ibunya. Kontak kulit ibu dan

bayi tersebut dilakukan tanpa membedong bayi.

c. Walaupun ruang bersalin dingin, dapat diberikan selimut yang akan

menyelimuti ibu dan bayinya dan kepala bayi diberi topi. Menurut

penelitian Bergman (2005) dalam Roesli (2008), kulit dada ibu yang

melahirkan satu derajat lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan. Jika

bayinya kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua derajat untuk

menghangatkan bayi. Bayi jika kepanasan, suhu kulit ibu otomatis turun

satu derajat untuk mendinginkan bayinya. Kulit ibu bersifat

termoregulator atau thermal sinchrony bagi suhu bayi.

d. Setelah 30-40 menit bayi akan mulai bergerak menggerakkan kaki, bahu

dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi.

Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi dapat melihat areola

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

mammae yang memang warnanya lebih gelap dan menuju kesana. Bayi

akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan

stimulasi yang menyerupai massase untuk payudara ibu.

e. Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera

penciumannya dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan

mengangkat kepala, mulai mengulum puting dan mulai menyusu.

f. Menyusu pertama berlangsung sekitar 15 menit dan setelah selesai 2-2,5

jam berikutnya tidak ada keinginan untuk menghisap. Selama menyusu,

bayi akan mengkoordinasikan isapan, menelan dan bernapas. Dan saat itu

terkadang sudah terdapat kolostrum.

g. Setelah usai inisiasi menyusu dini, baru tindakan asuhan perawatan seperti

menimbang, pemeriksaan Antropometri lainnya, menyuntikkan Vitamin

K1 dan mengoleskan salep pada mata.

h. Ibu memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari

berikutnya.

i. Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai

keinginan bayi.

Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan serta

sarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat

persalinan yang dapat diganti dengan cara non-kimiawi misalnya pijat,

aromaterapi, gerakkan atau hypnobirthing. Biarkan bayi dalam posisi kulit

bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia

telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap

bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama (Roesli,

2008).

Usaha bayi merangkak mencari payudara secara standar tidak dapat

dilakukan pada persalinan operasi caesar. Namun, jika diberikan anestesi

spinal atau epidural dan ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera

memberi respon pada bayi. Bayi dapat segera diposisikan untuk terjadi kontak

kulit dengan kulit antara ibu dan bayi. Usahakan menyusu pertama dilakukan

di kamar operasi. Jika keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan, bayi

diberikan ke ibu pada kesempatan tercepat. Jika dilakukan anestesi umum,

kontak dapat terjadi di ruang pulih saat ibu sudah dapat merespon walaupun

masih mengantuk atau dalam pengaruh obat bius (Roesli, 2008).

Jika inisiasi dini belum terjadi di kamar bersalin, kamar operasi atau

bayi harus dipindah sebelum satu jam maka bayi tetap diletakkan di dada ibu

ketika dipindahkan ke kamar perawatan atau pemulihan (Roesli, 2008).

5. Lima tahap perilaku (pre-feeding behaviour) bayi saat Inisiasi Menyusu

Dini (Roesli, 2008)

Jika bayi baru lahir segera dikeringkan dan diletakkan di perut ibu

dengan kontak kulit ke kulit dan tidak dipisahkan dari ibunya setidaknya satu

jam, semua bayi akan melalui lima tahapan perilaku (pre-feeding behaviour)

sebelum bayi bayi berhasil menyusui, yaitu :

a. Dalam 30 menit pertama : stadium istirahat/ diam namun dalam keadaan

siaga (rest/quite alert stage). Bayi diam tidak bergerak, sesekali matanya

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan

penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar

kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang) ini merupakan dasar

pertumbuhan bayi dalam suasana aman. Hal ini meningkatkan

kepercayaan diri ibu terhadap kemampuan menyusui dan mendidik

bayinya. Kepercayaan diri ayah pun menjadi bagian keberhasilan

menyusui dan mendidik anak bersama-sama ibu. Langkah awal keluarga

sakinah.

b. Antara 30-40 menit, bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau

minum, mencium dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan

cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan

yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi

untuk menemukan payudara dan puting susu ibu.

c. Bayi mengeluarkan air liur. Saat menyadari bahwa ada makanan di

sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liurnya.

d. Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Areola sebagai sasaran, dengan

kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilati kulit ibu, menghentak-hentakkan

kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri, serta menyentuh dan

meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya.

e. Menemukan, menjilati, mengulum puting, membuka mulut lebar dan

melekat dengan baik.

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Gambar 2.1

Tahapan Inisiasi Menyusu Dini Bayi

6. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini

Berikut ini beberapa pendapat masyarakat yang tidak benar yang dapat

menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi (Roesli, 2008)

a. Bayi Kedinginan

Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan

ibu. Suhu payudara ibu akan meningkat 0,5°C dalam dua menit jika bayi

diletakkan di dada ibu.

b. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui

Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah

lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi

menyusu dini membantu menenangkan ibu.

c. Tenaga Kesehatan kurang tersedia

Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya

untuk persalinan kala tiga. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu.

Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi

dukungan pada ibu.

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

d. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk

Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar

perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya

mencapai payudara dan menyusu dini.

e. Ibu harus dijahit

Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara sedangkan

yang dijahit adalah bagian perineum ibu.

f. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit Gonore

(Gonorrhea) harus diberikan setelah lahir

Menurut American College of Obstetric and Gynecology dan Academy

Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda

setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa

membahayakan bayi.

g. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan diukur

Menunda memandikan bayi berarti mencegah hilangnya panas tubuh bayi.

Selain itu memberi kesempatan verniks untuk meresap, melunakkan, dan

melindungi bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir.

Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal

selesai.

h. Bayi kurang siaga

Pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu,

bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang

diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

bantuan lebih untuk bounding. Menurut Hamilton (1995) periode

reaktivitas (pada 30-60 menit setelah lahir) bayi dalam keadaan terjaga

dengan mata terbuka, memberikan respon terhadap stimulus, menghisap

dengan penuh semangat dan menangis, kecepatan pernapasan sampai 82

x/ menit, denyut jantung sampai 180x/ menit, bising usus aktif.

i. Kolostrum tidak keluar atau jumlahnya tidak memadai sehingga

diperlukan cairan lain

Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Volume

kolostrum berkisar 150-300 ml/24 jam.

j. Kolostrum tidak baik/ berbahaya untuk bayi

Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai

imunisasi pertama dan mengurangi penyakit kuning pada bayi baru lahir,

kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.

7. Inisiasi Menyusui Dini dan Rawat Gabung

Inisiasi Menyusui Dini saling terkait dengan rawat gabung. Rawat gabung

adalah suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak

dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam sebuah ruangan selama 24

jam penuh (Suradi, 2004).

Pada prinsipnya syarat rawat gabung adalah dimana ibu mampu menyusui dan

bayi mampu untuk menyusu. Dimana kemampuan si ibu untuk menyusui,

dimulai dengan keinginan atau kesediaan yang berupa motivasi si ibu untuk

menyusui (Wiknjosastro, 2002).

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Tidak semua bayi atau ibu dapat segera mengikuti program rawat gabung bila

memenuhi kriteria sebagai berikut : (Suradi, 2004)

a. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong

b. Cukup bulan, umur kehamilan lebih dari 37 minggu dengan berat lahir

lebih dari 2500 gram

c. Bayi tidak mengalami asfiksia (nilai APGAR pada menit ke V lebih dari

7)

d. Tidak ada gejala sesak nafas, sianosis, infeksi atau kelainan kongenital

berat

e. Bayi yang lahir dengan tindakan (Vakum atau Forceps), rawat gabung

dapat ditunda sementara sampai bayi kelihatan baik, aktif dan sudah ada

refleks menghisap

f. Bayi yang lahir secara operasi sesar dengan pembiusan umum, rawat

gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar (bayi tidak ngantuk), misal 4-

6 jam setelah operasi selesai. Bila pembiusan menggunakan spinal, maka

bayi dapat diberikan ke ibu segera setelah operasi.

8. Inisiasi Menyusu Dini dan MDGs (Roesli, 2008)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berperan dalam pencapaian tujuan Millenium

Development Goals (MDGs), yaitu diantaranya :

a. Membantu mengurangi kemiskinan

Inisiasi Menyusu Dini dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif

enam bulan dan lama menyusui.

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

b. Membantu mengurangi kelaparan

Kebutuhan makanan bayi akan terpenuhi secara bermakna sampai usia

dua tahun jika masih menyusu ASI pada ibunya. Dengan kata lain,

pemberian ASI membantu mengurangi angka kejadian kurang gizi dan

pertumbuhan yang terhenti yang umumnya terjadi pada usia ini. Menurut

Syafiq dan Fika, bayi yang diberi kesemapatan menyusu dini akan delapan

kali lebih berhasil dalam menyusu eksklusif. Berarti, bayi yang diberi

kesempatan Inisiasi Menyusu Dini akan lebih mungkin disusui sampai

usia dua tahun bahkan lebih.

c. Membantu mengurangi angka kematian anak balita

Peran inisiasi menyusu dini dapat mengurangi 22% kematian bayi 28 hari.

Berarti inisiasi menyusu dini mengurangi angka kematian balita 8,8%.

Selain itu inisiasi menyusu dini dapat meningkatkan keberhasilan

menyusu eksklusif dan lama menyusu sampai dua tahun sehingga dapat

menurunkan kematian anak secara menyeluruh.

B. Manajemen Laktasi

1. Anatomi Payudara (Depkes, 2002)

Dibedakan menurut struktur internal dan eksternal. Struktur internal payudara

terdiri dari kulit, jaringan dibawah kulit dan korpus. Korpus terdiri dari

parenkim atau jaringan kelenjar dan stroma atau jaringan penunjang.

Parenkim merupakan struktur yang terdiri dari :

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

a. Saluran kelenjar : duktulus, duktus dan sinus laktiferus. Sinus laktiferus

yaitu duktus yang melebar tempat ASI mengumpul, selanjutnya saluran

mengecil dan bermuara pada puting. Ada 15-25 sinus laktiferus.

b. Alveolus yang terdiri dari sel kelenjar yang memproduksi ASI

Tiap duktus bercabang menjadi duktulus, tiap duktulus bercabang menjadi

alveolus yang merupakan satu kesatuan kelenjar.

Duktus membentuk lobulus. Sinus, duktus dan alveolus dilapisi epitel otot

(mioepitel) yang dapat berkontraksi. Alveolus juga dikelilingi pembuluh

darah yang membawa zat gizi kepada sel kelenjar untuk diproses sintesa

menjadi ASI. Straoma terdiri dari jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh

darah saraf dan limfa.

Struktur eksternal payudara terdiri dari puting dan areola yaitu bagian lebih

hitam sekitar puting. Pada areola terdapat beberapa kelenjar Montgomeri yang

mengeluarkan cairan untuk membentuk puting lunak dan lentur.

2. Refleks Menyusui pada Ibu

Pada proses laktasi perlu diketahui terdapat dua refleks pada ibu yang sangat

penting dalam proses laktasi yaitu refleks prolaktin dan refleks oksitosin/

aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi.

Masing-masing refleks tersebut adalah

a. Refleks prolaktin (pembentukan ASI)

Rangsangan hisapan bayi melalui serabut saraf akan memacu hipofisis

anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin ke dalam aliran darah.

Prolaktin memacu sel kelenjar untuk sekresi ASI.

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Makin sering bayi menghisap makin banyak prolaktin dilepas oleh

hipofisis, maka makin banyak pula ASI yang diproduksi oleh sel kelenjar.

Mekanisme ini disebut mekanisme ”supply and demand” (Depkes, 2002).

b. Refleks Oksitosin (refleks pengaliran ASI atau let down reflex)

Rangsangan hisapan bayi melalui serabut saraf memacu hipofisis posterior

untuk melepas hormon oksitosin dalam darah. Oksitosin memacu sel-sel

mioepitel yang mengelilingi alveolus dan duktulus untuk berkontraksi,

sehingga mengalirkan ASI dari alveolus ke duktus menuju sinus dan

puting. Dengan demikian, sering menyusui penting untuk pengosongan

payudara agar tidak terjadi engorgement (payudara bengkak), tapi justru

memperlancar pengaliran ASI.

Oksitosin berperan juga memacu kontraksi otot rahim, sehingga

mempercepat keluarnya plasenta dan mengurangi perdarahan setelah

persalinan. ”let down reflex” dipengaruhi oleh emosi ibu, rasa khawatir,

rasa sakit dan kurang percaya diri.

Gambar 2.2

Refleks Prolaktin dan Oksitosin (let down refleks)

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

3. Refleks Menyusui pada Bayi

Terdapat 3 refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi yaitu meliputi

refleks menangkap (rooting refleks), refleks menghisap (sucking reflex) dan

refleks menelan (swallowing reflex). Hal tersebut diuraikan sebagai berikut

(Depkes, 2002)

a. Refleks menangkap (rooting reflex)

Bila pipi bayi disentuh, ia akan menoleh ke arah sentuhan. Bila bibir bayi

disentuh ia akan membuka mulut dan berusaha untuk mencari puting

untuk menyusu. Lidah keluar dan melengkung menangkap puting dan

areola.

b. Refleks menghisap (sucking reflex)

Refleks terjadi karena rangsangan puting pada palatum bayi bila areola

masuk ke dalam mulut bayi. Areola dan puting tertekan gusi, lidah dan

langit-langit sehingga menekan sinus laktiferus yang berada dibawah

areola. Selanjutnya terjadi gerakan peristaltik yang mengeluarkan ASI

keluar/ ke mulut bayi.

c. Refleks menelan (swallowing reflex)

ASI dalam mulut bayi menyebabkan gerakan otot menelan.

4. ASI

a. Pengertian ASI

ASI adalah makanan cair yang secara khusus diciptakan untuk memenuhi

kebutuhan bayi akan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk tumbuh dan

berkembang disamping memenuhi kebutuhan bayi akan energi. Hanya

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

dengan diberi ASI saja tanpa makanan lain, bayi mampu tumbuh dan

berkembang dengan baik sampai usia 6 bulan (Moehyi, 2008).

b. Stadium ASI (Soetjiningsih, 1997)

1). Kolostrum

Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara

yang mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat

dalam alveolus dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah

masa puerperium. Disekresi dari hari 1-3 atau ke-4 yang komposisinya

dari hari ke hari selalu berubah. Kolostrum merupakan cairan Viscous

kental dengan warna kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding

dengan susu matur dan berfungsi sebagai pencahar yang ideal untuk

membersihkan mekonium dari usus bayi baru lahir dan

mempersiapkan pencernaan makanan bayi. Kolostrum lebih banyak

mengandung protein, protein utamanya adalah globulin (gamma

globulin) dan lebih banyak mengandung antibodi dibanding susu

matur yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6

bulan. Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dibanding dengan ASI

matur. Mineral utamanya adalah natrium, kalium dan klorida yang

lebih tinggi dari ASI matur. Total energinya lebih rendah hanya 58

kal/100 ml kolostrum yang volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

2). ASI masa peralihan

Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI matur

yang disekresi pada hari ke 4 sampai ke 10 dari masa laktasi, tetapi

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi

pada minggu ke 3 sampai ke 5. Kadar protein makin rendah sedangkan

kadar karbohidrat dan lemak makin meningkat serta volumenya juga

makin meningkat.

Tabel 2.1 Komposisi ASI

Waktu Protein Karbohidrat Lemak

Hari ke 5 2,00 6,42 3,2

Hari ke 9 1,73 6,73 3,7

Minggu ke 34 1,30 7,11 4,0

Dalam satuan gr/ 100 ml ASI

Sumber : dr.Kleiner dan Osten J.M (Moehyi, 2008)

3). ASI matur

Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya,

komposisi relatif konstan (ada pula yang menyatakan bahwa

komposisi ASI relatif konstan baru mulai minggu ke 3 sampai ke 5).

ASI matur ini berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan

warna dari gram Ca-Casein, Riboflavin dan karoten yang terdapat di

dalamnya serta di dalam ASI matur terdapat antimikrobial faktor.

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

c. Kandungan ASI (Moehyi, 2008)

Tabel 2.2 Kandungan ASI

Kadar gizi dalam tiap 100 ml susu Macam zat gizi

Air Susu Ibu Susu Sapi Susu Kerbau

Proton

Lemak

laktosa

Kalori

Kapur

Besi

Vitamin A

Vitamin B1

Vitamin C

1,2 g

3,8 g

7,0 g

75,0 kal

30,0 mg

0,15 mg

53,0 KI

0,11 mg

4,3 mg

3,3 g

3,8 g

4,8 g

66,0 kal

125,0 mg

0,10 mg

34,0 KI

0,42 mg

1,8 mg

4,8 g

7,8 g

5,0 g

7,0 kal

180,0 mg

0,24 mg

34,0 KI

0,50 mg

1,0 mg

Sumber : Human Milk in the Modern World, Jellieffe, Oxford University Press, New

York, 1978 (Moehyi, 2008)

d. Keunggulan ASI dan manfaat menyusui (Depkes, 2002)

1). Aspek Gizi

ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai

juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang

terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas

tinggi, yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan

kecerdasan bayi/ anak.

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

a). Kolostrum

Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama immunoglobulin

(IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi

khususnya diare. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang

tinggi, karbohidrat dan lemak rendah sesuai dengan kebutuhan gizi

bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Kolostrum membantu

pengeluaran mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna

hitam kehijauan.

b). Taurin

Taurin adalah sejenis asam amino kedua terbanyak terdapat dalam

ASI dan tidak terdapat dalam susu sapi. Taurin berfungsi sebagai

neurotransmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel

otak. (Gaul, 1995)

c). Decosahexanoid Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah

asam lemak tak jenuh rantai panjang yang diperlukan untuk

pembentukan sel-sel otak yang optimal. DHA dan AA yang

terdapat dalam ASI jumlahnya sangat mencukupi untuk menjamin

pertumbuhan dan kecerdasan anak dikemudian hari.

2). Aspek imunologik

Telah diketahui bahwa bayi yang diberi ASI lebih terlindungi terhadap

penyakit infeksi terutama diare dan mempunyai kesempatan hidup

lebih besar dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu botol. Hal

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

ini disebabkan karena pemberian ASI memberikan keunggulan-

keunggulan antara lain :

a). ASI bebas kontaminasi

Meskipun kemungkinan terkontaminasi melalui puting susu, akan

tetapi bakteri ini tidak diberi kesempatan berkembang biak karena

ASI yang diminum mengandung zat anti infeksi.

b). Immunoglobulin

Terutama immunoglobulin (IgA), kadarnya lebih tinggi dalam

kolostrum dibandingkan dengan ASI. Secretory IgA tidak diserap,

tetapi melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus

dalam saluran pencernaan.

c). Laktoferin

Sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan dalam

ASI yang mengikat zat besi (ferum) saluran pencernaan.

d). Lysosim

Enzim ini aktif mengatasi E.coli dan Salmonella.

e). Sel darah putih

Selama 2 minggu pertama ASI mengadung lebih dari 4000 sel

darah putih per mil. Terdiri dari tiga macam yaitu :

Brochus Asosiated Lympocite Tissue (BALT) yang menghasilkan

antibodi terhadap infeksi saluran pernapasan. Gut Asosiated

Lympocite Tissue (GALT) yang menghasilkan antibodi terhadap

infeksi saluran pencernaan. Mammary Asosiated Lympocite Tissue

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

(MALT) yang menyalurkan antibodi melalui jaringan payudara

ibu. Sel-sel ini memproduksi IgA, Laktoferin, Lysosim, dan

Interferon. Interferon menghambat virus tertentu.

3). Aspek psikologik menyusui

a). Rasa percaya diri ibu untuk menyusui

Rasa percaya diri bahwa ibu mampu menyusui ataupun

memproduksi ASI yang mencukupi untuk bayi, besar pengaruhnya

bagi keberhasilan menyusui. Menyusui dipengaruhi oleh emosi

ibu. Kemauan yang besar dan kasih sayang terhadap bayi akan

meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada

akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.

b). Hubungan/ interaksi ibu-bayi

Proses menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi,

yang mempengaruhi kedua belah pihak. Pertumbuhan dan

perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ikatan

ibu-bayi tersebut. Hubungan interaksi antara ibu dan bayi paling

mudah terjadi selama setengah jam pertama dan mulai terjalin

beberapa menit sesudah bayi dilahirkan. Karena itu penting sekali

bayi mulai disusui sedini mungkin, yaitu dalam waktu 30 menit

setelah bayi dilahirkan.

c). Pengaruh kontak langsung ibu dan bayi

Ikatan kasih sayang antara ibu-bayi terjadi karena berbagai

rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact) dan

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

mencium aroma yang khas antara ibu dan bayi. Apabila proses

menyusui dilakukan dengan baik, akan memberikan kepuasan

kepada ibu dan bayi. Bayi merasa aman dan puas karena melalui

sentuhan kulit dapat merasakan kehangatan tubuh ibu dan dapat

mendengar denyut jantung ibu, yang sudah dikenal sejak bayi

masih dalam rahim.

4). Aspek kecerdasan

Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI yang dibutuhkan

untuk perkembangan sistem saraf otak dapat meningkatkan kecerdasan

bayi.

5). Aspek neurologis

Belum sempurnanya koordinasi saraf menelan, menghisap dan

bernafas dapat terjadi pada bayi baru lahir. Dengan menghisap

payudara ketidaksempurnaan koordinasi saraf tersebut dapat lebih

baik.

6). Aspek ekonomis

Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan

biaya dan makanan bayi sampai sedikitnya umur 4 bulan. Dengan

demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli

susu formula serta membeli peralatan dan biaya pengobatan yang

disebabkan oleh dampak negatif penggunaan susu formula.

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

7). Aspek penundaan kehamilan

Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan

sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah sementara

yang dikenal dengan Metode Amenore Laktasi (MAL). MAL harus

memenuhi tiga kriteria yaitu tidak haid, menyusui secara eksklusif dan

umur bayi kurang dari 6 bulan.

C Teori Perilaku Kesehatan

Menurut Green (1991) dalam Notoatmodjo (2005) kesehatan dipengaruhi oleh 2

faktor yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor non perilaku (non

behaviour causes), sedangkan faktor perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3

faktor, yaitu :

1. Predisposing factors atau faktor dari diri sendiri/ pengaruh, adalah faktor-

faktor yang mendahului perilaku untuk menetapkan pemikiran ataupun

motivasi yang terdiri dari pengetahuan, sikap, persepsi, nilai, keyakinan dan

variabel demografi.

2. Enabling factors atau faktor pemungkin, adalah kemampuan dari sumber daya

yang penting untuk membentuk perilaku. Faktor pemungkin terdiri dari

fasilitas penunjang, peraturan dan kemampuan sumber daya.

3. Reinforcing factors atau faktor penguat, adalah faktor yang menentukan

apakah tindakan kesehatan mendapatkan dukungan dan tidak dengan

memberikan reward, insentif dan punishment

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

D Faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir

1. Umur ibu

Adalah lama waktu hidup atau ada/sejak dilahirkan (KBBI, 2001).

Menurut Soelaiman (1993) dalam Ubaedah (2005) bahwa umur yang

dianggap optimal mengambil keputusan adalah diatas 20 tahun karena umur

dibawah 20 tahun cenderung dapat mendorong terjadinya kebimbangan dalam

mengambil keputusan. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja dari segi

kepercayaan masyarakat. Seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya

dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat

dari pengalaman dan kematangan jiwanya (Huclock, 1998 dalam Nursalam,

2001).

Menyusui bayi memerlukan kondisi kesehatan ibu yang baik, tidak

saja kondisi fisik tetapi juga kondisi psikologisnya. Menurut Nelvi (2004)

periode umur yang baik untuk menyusui adalah sekitar 20-35 tahun karena

bila umur kurang dari 20 tahun wanita masih dalam masa pertumbuhan

walaupun dari faktor biologisnya sudah siap namun aspek psikologisnya

belum matang. Begitu pula jika ibu menyusui pada umur lebih dari 35 tahun

maka masalah kesehatan akan sering timbul dengan komplikasi.

2. Pendidikan ibu

Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh

orang dewasa kepada anak – anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Notoatmodjo,

2003). Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh dalam memberikan

respon terhadap sesuatu yang datang dari luar seperti sikap atau penerimaan

anjuran menyusui. Orang yang berpendidikan akan memberikan respon yang

rasional dibanding mereka yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang

tidak berpendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan

semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pengetahuan

yang dimiliki (Kuncoroningrat, 1997 dalam Nursalam, 2001). Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Menurut Helsing dan King (1981) dalam Amalia (2007) frekuensi

menyusui lebih tinggi diantara wanita terpelajar. Ibu yang terpelajar lebih

menyadari keuntungan fisiologis dan psikologis dari menyusui. Ibu terpelajar

lebih termotivasi memiliki kesempatan lebih banyak untuk mendapat

informasi serta mempunyai fasilitas yang lebih baik dari posisi yang

diperolehnya di tempat kerja. Sehingga lebih memungkinkan untuk

memberikan ASI secara baik dan benar dari wanita kurang terpelajar.

Menurut hasil penelitian Nelvi (2004) bahwa ada hubungan yang

bermakna antara pendidikan dengan pemberian ASI dini dimana responden

yang berpendidikan tinggi melakukan inisiasi pemberian ASI 74,7%

dibanding dari responden berpendidikan rendah.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

3. Paritas ibu

Adalah jumlah kehamilan yang mengahasilkan janin hidup, bukan

jumlah janin yang dilahirkan. Janin yang lahir hidup atau mati setelah

viabilitas dicapai, tidak mempengaruhi paritas. Primipara adalah seorang

wanita yang sudah menjalani kehamilan sampai janin mencapai tahap

viabilitas sedangkan multipara adalah seorang wanita yang sudah menjalani

dua atau lebih kehamilan dan mengahasilkan janin sampai tahap viabilitas.

Viabilitas adalah kapasitas untuk hidup di luar uterus, sekitar 22 minggu

periode menstruasi (20 minggu kehamilan) atau berat janin lebih dari 500

gram (Bobak, 2005).

Menurut Ebrahim (1979) pada seorang ibu yang mengalami laktasi

kedua dan seterusnya cenderung untuk lebih baik daripada yang pertama.

Laktasi kedua yang dialami ibu berarti ibu telah memiliki pengalaman dalam

menyusui anaknya. Begitu pula dalam laktasi ketiga dan seterusnya.

Sedangkan pada laktasi pertama ibu belum mempunyai pengalaman dalam

menyusui sehingga ibu tidak mengetahui bagaimana cara yang baik dan benar

untuk menyusui bayinya.

Menurut penelitian Suradi (1992) bahwa ASI lebih cepat keluar pada

multipara daripada primipara, walaupun perbedaan tersebut secara statistik

tidak bermakna. Penelitian Madjid (2003) dalam Nelvi (2004) bahwa ibu-ibu

yang baru pertama kali mempunyai anak (primipara) masalah-masalah

menyusui sering timbul, berbeda dengan ibu-ibu multipara yang sudah pernah

menyusui sebelumnya lebih baik dari pada yang pertama.

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

4. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh malalui mata dan telinga. Pengetahuan juga dapat

diperoleh dari pendidikan formal dan informal (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Namun peningkatan

pengetahuan tidak selalu mengambarkan perubahan perilaku. Beberapa faktor

yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah pengetahuan dan sikap, namun

pembentukan perilaku itu sendiri tidak semata-semata berdasarkan hal

tersebut tapi masih dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat kompleks

(Notoatmodjo, 2003).

Kegagalan dalam menyusui sering disebabkan karena kurangnya

pengetahuan ibu tentang laktasi (Perinasia, 2004). Banyak ibu yang merasa

bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI,

sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang.

Petugas kesehatan pun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada

saat pemeriksaan kehamilan. Menurut hasil penelitian Fikawati dan Syafiq

(2003) menunjukkan adanya perbedaan antara ibu yang mengetahui informasi

tentang penyusuan dini dengan praktek pelaksanaannya.

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

5. Sikap Ibu

Menurut Notoatmodjo (2000), sikap merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau

aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi

tertutup. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tetap dari seseorang

terhadap sesuatu stimulus atau objek. Menurut Green dalam Notoatmodjo

(2003) mengatakan bahwa sikap menentukan perilaku seseorang.

Sikap yang positif diharapkan menjadi motivasi yang kuat dalam

usaha Ibu untuk menyusui atau memberikan ASInya pada bayi, karena

motivasi itu akan berperanan dalam proses laktasi (Perinasia, 1994).

Hasil penelitian Rusnita (2008) menunjukkan bahwa ibu yang

mempunyai sikap positif dan negatif selisihnya sedikit. Hal ini kemungkinan

disebabkan oleh kondisi yang tidak nyaman/kelelahan yang dirasakan ibu.

Menurut Roesli (2008) seorang ibu jarang merasa lelah untuk memeluk

bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit saat bayi

inisiasi menyusu dini membantu menenangkan ibu.

6. Berat bayi saat lahir

Bayi yang lahir sebelum waktunya (prematur) atau lahir dengan berat

badan yang sangat rendah mungkin masih terlalu lemah apabila harus

menghisap ASI dari ibunya. Berat badan yang kurang dari 1200 gram

kemampuan untuk menyusu sangat kurang sehingga ASI harus dikeluarkan

dan diberikan kepada bayi secara manual, demi mempertahankan kualitas

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

laktasi sampai bayi sanggup untuk menghisap sendiri secara langsung dari

payudara (Moehji, 1988). Refleks tergantung pada usia gestasi yaitu refleks

rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32, koordinasi refleks untuk

menghisap, menelan dan bernapas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke-

32 (Doengoes & Moorhouse, 2001).

Bayi dengan berat badan lahir rendah (prematur), seharusnya

diberikan ASI dari ibunya sendiri. Bila tidak terdapat komplikasi seperti

kesulitan pernapasan, sepsis dan malformasi. Maka sebagian besar bayi

prematur biasanya mampu menyusui dengan segera (Supriadi, 2002 dalam

Rahardjo, 2005). Menurut Brinch (1986) bayi yang lahir dengan berat badan

lahir rendah atau prematur ataupun bayi kembar dapat tetap diberikan ASI

segera setelah lahir, apalagi bayi dengan berat lahir normal dapat segera

diberikan ASI pada 1 jam pertama setelah kelahirannya, kecuali bayi tersebut

lahir dalam kondisi yang bermasalah.

Menurut penelitian Ratri (2000) bahwa ada hubungan bermakna antara

pemberian ASI pertama kali dengan berat badan bayi saat lahir. Hal itu senada

dengan penelitian Rahardjo (2005).

7. Jenis Persalinan

Jenis persalinan terdiri dari persalinan spontan, forsep, vakum, dan

kelahiran sesaria. Persalinan dengan forsep adalah proses melahirkan dengan

dua buah instrumen yang digunakan untuk membantu pelahiran kepala janin.

Indikasi maternal untuk kelahiran dengan forsep adalah kebutuhan untuk

memperpendek kala dua pada distosia (kesulitan persalinan) atau untuk

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

memperbaiki upaya mendorong ibu yang kurang (misalnya, ibu letih dan telah

diberi anestesia spinal atau epidural), serta untuk melawan kondisi yang

berbahaya (misalnya dekompensasi jantung). Indikasi pada janin meliputi

kelahiran janin yang mengalami distres, presentasi belum pasti, atau janin

berhenti berotasi, dan juga pelahiran kepala pada presentasi bokong (Dennan,

1989 dalam Bobak, 2005).

Ekstraksi vakum adalah metode pelahiran dengan memasang sebuah

mangkuk (cup) vakum di kepala janin dan tekanan negatif. Indikasi

penggunaan ekstraksi vakum ini sama dengan forsep, tetapi terutama pada

kasus janin gagal berotasi dan persalinan berhenti di kala dua (Galvan,

Broekhuizen, 1987 dalam Bobak, 2005).

Kelahiran sesaria adalah kelahiran janin melalui insisi transabdomen

pada uterus. Tujuan dasar pelahiran sesaria adalah memelihara kehidupan atau

kesehatan ibu dan janinnya. Dewasa ini sebagian besar kelahiran sesaria

dilakukan untuk keuntungan janin. Empat kategori diagnostik yang

merupakan alasan terhadap 75% sampai 90% kelahiran sesaria adalah

distosia, sesaria ulang, presentasi bokong, dan gawat janin (Marieskind,

1989). Indikasi lain prosedur tersebut adalah infeksi virus herpes, prolaps tali

pusat, komplikasi medis (misalnya hipertensi karena kehamilan), kelainan

plasenta (misalnya plasenta previa dan solusio plasenta), malpresentasi

(misalnya presentasi bahu) dan anomali janin misalnya Hidrosefalus (Bobak,

2005).

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Ada beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami

bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya yaitu antara lain

kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan seperti operasi Caesar, Vakum,

Forcep. Menurut penelitian Righrd dan Alade (1990) bahwa bayi yang lahir

dengan obat-obatan atau tindakan, segera setelah lahir diletakkan di dada ibu

dengan kontak kulit ke kulit, hasilnya tidak semuanya dapat menyusu sendiri.

Bayi yang mencapai payudara ibunya pun, umumnya menyusu dengan lemah

(Roesli, 2008).

Menurut Perinasia (1992) pada dasarnya semua ibu dengan persalinan

pervaginam mampu segera menyusui dan merawat bayi. Ibu dengan

persalinan perabdominan (SC) tidak mungkin segera dapat menyusui bayinya

karena ibu belum sadar akibat pembiusan.

8. Konseling selama kehamilan dan persalinan

Konseling adalah suatu proses dimana konselor membantu konseli

membuat interprestasi-interprestasi tetang fakta-fakta yang berhubungan

dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuat

(Smith,1974).

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan

untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga

mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).

Kegagalan dalam menyusui sering disebabkan karena kurangnya

pengetahuan Ibu tentang laktasi (Perinasia, 2004). Petugas kesehatan pun

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan

kehamilan. Menurut Soetjiningsih (1993), sebenarnya sukses atau tidaknya

menyusui sudah dimulai pada waktu ibu masih hamil yaitu pada waktu

pemeriksaan kehamilan, dimana petugas kesehatan harus memberikan

penyuluhan tentang laktasi dan melakukan pemeriksaan payudara ibu dan

menganjurkan perawatan payudara pada waktu masih hamil, termasuk

menganjurkan untuk menyusui bayinya dalam 30 menit pertama setelah lahir.

Menurut penelitian Ratri (2000) bahwa ada hubungan bermakna antara

pemberian ASI pertama kali dengan pemberian nasehat ASI yang diterima

saat pemeriksaan kehamilan yaitu ibu yang menerima nasehat tentang ASI

memiliki rata-rata pemberian ASI pertama kali paling cepat yaitu 26,25 jam

setelah lahir.

9. Dukungan Petugas Kesehatan

Penelitian Rahardjo (2005) mengatakan bahwa faktor dominan yang

berhubungan dengan pemberian ASI dalam satu jam pertama adalah tenaga

kesehatan terutama bidan. Penolong persalinan merupakan kunci utama

keberhasilan dalam satu jam pertama setelah melahirkan (immediate

breastfeeding) karena dalam kurun waktu tersebut peran penolong masih

dominan. Kondisi tidak nyaman yang dirasakan ibu melahirkan dan

ketidakpedulian petugas kesehatan yang ada di ruang bersalin dalam

memberikan perhatian dan tanggapan yang positif akan membuat ibu tidak

tenteram dan tenang dalam hal ini akan menghambat proses ASI. Apabila

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

penolong memotivasi ibu untuk segera memeluk bayinya maka interaksi ibu

dan bayi diharapkan akan terjadi.

Saat mulainya sekresi air susu sesudah persalinan adalah peristiwa

yang jarang mengalami kegagalan, bantuan dari petugas kesehatan dalam

memberikan keyakinan dan dorongan emosi kepada ibu yang sering diganggu

kecemasan, ketakutan dan bayangan kesukaran sangat berarti untuk

kesuksesan pemberian ASI pada 1 jam pertama setelah kelahiran (Ebrahim,

1986).

Menurut penelitian Fikawati dan Syafiq (2003) dibutuhkan penolong

persalinan yang dapat memfasilitasi agar bayi dapat menyusui segera dalam

waktu satu jam persalinan. Penelitian ini sejalan dengan Rusnita (2008) bahwa

terdapat hubungan bermakna antara sikap bidan dengan pelaksanaan Inisiasi

Menyusu Dini dengan p<0,05. Dengan immediate breastfeeding ibu semakin

percaya diri untuk memberikan ASI sehingga ibu merasa tidak perlu

memberikan makanan atau minuman apapun kepada bayi karena bayi bisa

merasa nyaman menempel pada payudara ibu dan tenang dalam pelukan ibu

segera setelah lahir menurut penelitian Fikawati dan Syafiq (2003).

E. Family Centered Maternity Care

1. Pengertian

Konsep keperawatan maternitas yang mengungkapakan masalah

menyusui dini adalah Family Centered Maternity Care. FCMC merupakan

pemberian asuhan kepada wanita dan keluarganya pada saat kehamilan,

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

kelahiran, post partum dan perawatan bayi yang dimasukan ke dalam siklus

kehidupan keluarga sebagai peristiwa normal dan sehat. Sebagaimana yang

dikutip menurut Phillips (2003)

”Family centered maternity care is a way providing care for women

and their families that integrates pregnancy, childbirth, post partum and

infant care into the continuum of the family life cycle as a normal, healthy live

event”

Pemberian asuhan FCMC didasarkan pada kepercayaan bahwa

kelahiran itu proses natural yang membutuhkan intervensi yang minimal dan

selektif, sehingga menghasilkan kualitas yang sangat tinggi dengan biaya

perawatan yang rendah. Sesuai dengan kutipan menurut Phillips (2003)

“Providing family centered-maternity care, based on the belief that

birth is a natural process requiring minimal and selective intervention, in

general results in the highest quality low-cost care” (Simpson & Knox, 1999

dalam Phillips, 2003)

Perawatan ibu-bayi merupakan bentuk lain perawatan yang berpusat

pada keluarga. Perawatan ibu dan bayi diberikan oleh perawat yang

mendukung kesatuan keluarga. Orang tua lebih memiliki rasa percaya diri

dalam merawat dan ikatan maternal serta peran maternal ditingkatkan

(NAACOG, 1989 dalam Bobak, 2005).

Salah satu metode perawatan yang berpusat pada keluarga adalah

memberi fasilitas ruangan bagi perawatan ibu dan bayi. Bayi ditransfer dari

ruangan perawatan transisi (jika ada fasilitas semacam ini pada rumah sakit

tersebut) setelah menunjukkan adaptasi ekstrauterin yang memuaskan. Ayah

dianjurkan mengunjungi dan berpartisipasi dalam perawatan bayi. Saudara

kandung dan kakek-nenek juga dianjurkan melakukan kunjungan dan

mengenali bayi. Banyak rumah sakit yang menyediakan unit bersalin

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

keluarga, ibu ditemani ayah sewaktu melahirkan bayi dan mereka bertiga

tinggal bersama sampai keluar dari rumah sakit. Petugas kesehatan, dokter

dan perawat memberikan perawatan yang diperlukan (Bobak, 2005).

Dengan perawatan berpusat pada keluarga, suami, kakek, nenek,

saudara kandung dan teman-teman boleh hadir saat ibu bersalin dan

melahirkan. Ayah boleh mengikuti proses kelahiran sesaria. Neonatus tinggal

bersama ibunya dan boleh segera disusui setelah lahir. Kelas-kelas

penyuluhan pra kelahiran adalah hal yang umum dan mendorong partisipasi

individu pendukung, mengajarkan teknik relaksasi dan bernapas dan memberi

informasi umum tentang kelahiran (Bobak, 2005).

2. Prinsip (Phillips, 2003)

a. Persalinan terlihat sehat, tidak bermasalah. Asuhan diberikan untuk

mempertahankan persalinan, kelahiran, post partum dan asuhan bayi baru

lahir sebagai peristiwa hidup yang normal termasuk perubahan dinamis

pada emosional, sosial dan fisik.

b. Asuhan prenatal adalah bersifat individual sesuai dengan kondisi

psikososial, pendidikan, fisik, spiritual dan kultur individu yang

dibutuhkan pada setiap wanita dan keluarganya.

c. Program komprehensif pendidikan perinatal yang mempersiapkan

keluarga untuk aktif berpartisipasi pada seluruh proses mulai dari

prakonsepsi, kehamilan, kelahiran, dan proses menjadi orang tua.

d. Tim rumah sakit membantu keluarga membuat pilihan-pilihan yang

sebelumnya diberikan informasi (informed choices) untuk perawatan

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

selama kehamilan, persalinan, kelahiran, post partum dan asuhan bayi

baru lahir dan berusaha untuk memberikan mereka pengalaman yang

diinginkan.

Tabel 2.3 Perbedaan antara traditional care dengan family centered maternity care

(Phillips, 2003)

No. Aspek

Asuhan

Traditional care Family centered maternity care

1 Filosofi dasar Persalinan dan kelahiran itu

beresiko tinggi mengalami

masalah medis yang

biasanya membutuhkan

prosedur invasif,

pengobatan dan pembatasan

untuk mencegah bahaya

pada ibu dan /atau fetus

Persalinan dan kelahiran adalah

peristiwa fisiologis yang normal

termasuk emosi, sosial dan

perubahan fisik dan stress, yang

mana pada banyak kasus tidak

membutuhkan observasi

tertutup dan dukungan dari

medis dan perawat

2 Sikap petugas Sikap petugas didasarkan

pada persepsi bahwa peran

mereka hanya

melaksanakan kebiasaan

dan peraturan RS

Sikap petugas didasarkan pada

pemahaman dan kepekaan/

perasaan mereka terhadap

pentingnya periode persalinan

dalam kehidupan ibu dan

keluarganya

3 Kebijakan dan

prosedur

Kebijakan dan prosedurnya

kaku dan dirancang untuk

kebutuhan RS dan petugas,

tidak ada ketetapan yang

dibuat untuk memenuhi

kebutuhan berbagai macam

populasi

Kebijakan dan prosedur bersifat

individual dan fleksibel,

disesuaikan antara harapan

pasien dengan keputusan

petugas kesehatan dan perawat

profesional. Kebijakan dan

prosedur yang dibuat untuk

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

melayani semua populasi

4 Keputusan

pengobatan

Petugas membuat

keputusan pengobatan tanpa

berkonsultasi atau

berkolaborasi dengan

keluarga

Petugas berperan membantu

keluarga dalam membuat

pilihan yang diinformasikan

(informed choices), keluarga

dan petugas berkolaborasi

5 Pendidikan

persalinan

Tujuan utama pemberian

pendidikan persalinan

adalah memerintahkan

pasangan untuk sesuai

dengan kebijakan dan

praktek program RS

Pendidikan persalinan berfokus

pada promosi kesehatan,

membuat keputusan yang

diinformasikan (informed

consent) dan strategi diri yang

tepat. Program dirancang untuk

kebutuhan pendidikan semua

populasi

6 Fasilitas Persalinan, melahirkan,

pemulihan, postpartum dan

perawatan bayi baru lahir

terjadi pada tempat yang

berbeda

Persalinan, melahirkan,

pemulihan, postpartum dan

perawatan bayi baru lahir

terjadi pada 1 tempat yaitu

ruang LDRP (Labor, Delivery,

Recovery, Post partum) atau 2

tempat yaitu ruang LDRP dan

ruang ibu-bayi

7 Lingkungan Lingkungan institusi yang

kadang-kadang tidak

nyaman dan ramai

Lingkungannya nyaman seperti

rumah, damai dan tenang

8 Ketepatan

perawatan

Keperawatan maternitas

dibagi dan dipusatkan

sesuai tugas pemberi

asuhan yang berorientasi

Keperawatan maternitas

dipusatkan pada manajemen

asuhan yang menjamin

pembiayaan yang efektif

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

pada kebutuhan. Pembagian

ini dapat memutuskan

komunikasi bahkan sering

memperpanjang waktu

hospitalisasi

9 Perawatan

pasien

Ibu dan bayi dianggap

pasien yang berbeda yang

dirawat oleh perawat yang

sama

Ibu dan bayi dirawat bersama

oleh perawat yang sama dengan

asuhan ibu-bayi atau pasangan

10 Kerahasian Hospitalisasi dan proses

persalinan mengharuskan

pelepasan kerahasiaan

Pasien diberikan ruangan

tersendiri dengan toilet dan

fasilitas mandi tersendiri; semua

petugas menghargai privasi

keluarga

11 Dukungan

persalinan

Pendukung persalinan

dibatasi hanya 1 orang,

namun tidak diizinkan

untuk tinggal selama

prosedur seperti induksi

epidural atau SC

Ibu yang menentukan berapa

banyak dan siapa saja yang

akan bersamanya saat

persalinan, termasuk anak.

Untuk persalinan SC, paling

sedikit 1 orang yang hadir.

Pendukung persalinan

profesional (misal: Doulas)

12 Perawatan

bayi

Bayi dirawat di ruang

perawatan oleh perawat

dengan asuhan dasar bayi

Bayi terutama dirawat di ruang

ibu, dimana perawat

memberikan pengajaran dan

mencontohkan perawatan dan

perilaku bayi, ibu dan

keluarganya aktif belajar peran

dalam perawatan bayi

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

13 Kunjungan Jam kunjungan dibatasi

untuk ayah dan lainnya

sebagai jaringan pendukung

ibu

Keluarga dan teman termasuk

anak, didukung untuk berada

saat persalinan, dalam batasan

keamanan dan kesehatan yang

dibutuhkan untuk kondisi fisik

ibu

14 Kesetiaan

konsumen

Kepuasaan konsumen

bukan ukuran tetap atau

objektif, sehingga kecil

kemungkinan untuk

melakukan evaluasi dan

timbal balik

Evaluasi konsumen sering

dilakukan secara formal dan

komprehensif dengan mengukur

timbal balik konsumen

15 Perawatan

pasien

Ahli anestesi mewawancara

semua ibu setelah diizinkan.

Wawancara tidak dapat

dilepaskan

Anestesi dilakukan berdasarkan

permintaan ibu

Petugas bersikap dingin dan

sibuk

Petugas bersikap hangat dan

memberikan perhatian

16 Dukungan

persalinan

Model asuhan untuk ibu

bersalin ditekankan pada

kondisi resiko, penggunaan

teknologi tinggi atau aspek

penyakit dari perawatan

seperti kepercayaan untuk

tetap di tempat tidur,

memberikan infus,

melakukan persalinan pada

pagi hari dan memberikan

Asuhan bersifat individual

sesuai aspek fisiologis kelahiran

ibu dan pemulihan dilakukan

dengan teknik sentuhan tinggi,

memberikan lingkungan sesuai

selera

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

posisi supine saat persalinan

dan pemulihan

Perawat lebih menyukai ibu

bersalin tetap di kamar dan

tempat tidurnya

Perawat memperhatikan

pergerakan dan frekuensi

perubahan posisi saat persalinan

Perawat lebih suka ibu

melahirkan dengan

dilakukan anestesi epidural

Perawat membantu wanita

dengan teknik manajemen nyeri

non farmakologi seperti mandi

dan deep hydro jet tub

Penolong persalinan

profesional (Doulas) tidak

diizinkan. Dengan

dukungan lebih dari 1 orang

maka akan mengecilkan

hati ibu

Penolong persalinan profesional

(Doulas) diizinkan. Pendukung

persalinan dapat memberikan

perhatian selama persalinan

17 Perawatan

bayi

Prosedur neonatal

dilakukan secara rutin di

ruang perawatan bayi ketika

ibu masih dalam persalinan

dan pemulihan

Prosedur neonatal dilakukan di

sisi tempat tidur ibunya

18 Pendidikan Petugas post partum

memberikan pendidikan

perawatan ibu sedangkan

petugas perawatan

memberikan pendidikan

perawatan bayi

Perawat ibu dan bayi

memberikan pendidikan

perawatan ibu dan bayi

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Jadi ciri-ciri Family Centered Maternity Care adalah

1. Dilaksanakannya kelas-kelas antenatal

2. Melibatkan partisipasi keluarga pada persalinan dan post partum

3. Persalinan tindakan melibatkan keluarga

4. Rumah bersalin seperti rumah

5. Pelaksanaan prosedur fleksibel

6. Kontak dini orang tua-bayi

7. Pelaksanaan rooming-in fleksibel

8. Bayi dengan komplikasi melibatkan keluaga

9. Pemulangan dini dengan folllow up

Gambar 2.3

Roda perawatan bayi baru lahir dan pascapartum yang berpusat pada keluarga

Sumber : Watters NE : Combined mother-infant nursing care, JOGNN 14:480, 1985

(Bobak, 2005)

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Berdasarkan tinjauan teori diatas maka faktor-faktor yang mempengaruhi waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

Gambar 2.4

Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi dari teori Green (1991), Ebrahim (1986), Hector dkk (2005) dan

Soetjiningsih (1997)

Faktor Predisposisi

1. Karakteristik responden

(umur, pendidikan, pekerjaan.

paritas)

2. Pengetahuan ibu

3. Sikap ibu

4. Keyakinan dan kepercayaan

5. Persepsi ibu

6. Pengalaman menyusui

7. Rencana kehamilan

8. Status kesehatan ibu

Faktor Pemungkin :

1. Fasilitas penunjang pelayanan

kesehatan

2. Peraturan dan kebijakan

kesehatan

3. Faktor bayi

Faktor Penguat :

1. Perilaku dan sikap petugas

kesehatan

2. Perilaku dan sikap keluarga

3. Perilaku dan sikap masyarakat

Perilaku

Kesehatan : Waktu

Menyusui Pertama Kali

Pada Bayi Baru Lahir

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

BAB III

KERANGKA KONSEP

A Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka serta berdasarkan

teori Green (1991), Ebrahim (1986), Hector dkk (2005) dan Soetjiningsih

(1997) maka variabel yang ingin diteliliti mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

adalah variabel terikat (dependen) yaitu waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir. Sedangkan variabel bebas (independen) yang ingin diketahui

meliputi : 1) faktor predisposisi yaitu karakteristik ibu (umur, pendidikan, dan

paritas), pengetahuan ibu dan sikap ibu, 2) faktor pemungkin yaitu faktor bayi

(berat bayi saat lahir) dan jenis persalinan, 3) faktor penguat yaitu konseling

selama kehamilan dan persalinan dan dukungan petugas kesehatan.

Sedangkan variabel lainnya yang terdapat dalam kerangka teori tidak

diikutsertakan dalam penelitian ini disebabkan karena keterbatasan penelitian

dan tidak ditemukannya teori dan penelitian yang mendukung.

1. Keyakinan dan kepercayaan tidak diikutsertakan dalam penelitian karena

kesulitan dalam penentuan hasil ukur dan cara ukurnya

2. Persepsi ibu dapat digambarkan dengan pengetahuan dan sikap ibu

3. Pengalaman menyusui dapat terlihat dari paritas ibu

4. Rencana kehamilan tidak diikutsertakan dalam penelitian karena peneliti

mengkhawatirkan hal tersebut dapat mengganggu privasi ibu.

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

5. Status kesehatan ibu tidak diikutsertakan dalam penelitian karena peneliti

tidak menemukan penyakit-penyakit apa saja yang benar-benar menjadi

hambatan untuk menyusui sehingga sulit dalam menentukan hasil ukur

dan cara ukur.

6. Fasilitas penunjang pelayanan kesehatan serta peraturan dan kebijakan

kesehatan tidak diikutsertakan karena Rumah Sakit Umum Daerah Koja

telah memiliki kebijakan mengenai pelaksanaan IMD dan ASI eksklusif

sehingga datanya homogen.

7. Dukungan keluarga dan masyarakat tidak diikutsertakan dalam penelitian

karena dalam penelitian sebelumnya tidak didapatkan hubungan dengan

waktu menyusui pertama kali dan kesulitan dalam penentuan hasil ukur.

Sehingga adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Variabel Independen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Dependen

Waktu Menyusui Pertama Kali

Pada Bayi Baru Lahir

Faktor Pemungkin

� Berat bayi saat lahir

� Jenis persalinan

Faktor Penguat

� Konseling selama

kehamilan dan persalinan

� Dukungan petugas kesehatan

Faktor Predisposisi

� Umur ibu

� Pendidikan ibu

� Paritas ibu

� Pengetahuan Ibu

� Sikap Ibu

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

B Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No. Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Waktu

menyusu

pertama kali

pada bayi

baru lahir

Lamanya

waktu yang

dibutuhkan

bayi yang

baru lahir

untuk

menyusui

pertama kali

dihitung

sejak

kelahirannya

dalam menit

Observasi Jam Menit Rasio

2 Umur Ibu Lamanya

masa hidup

responden

secara tahun

Wawancara Kuesioner Tahun Rasio

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

kalender,

yang dihitung

sejak

dilahirkan

sampai

dengan saat

dilakukan

penelitian

dalam tahun

3 Pendidikan

Ibu

Jenjang

pendidikan

formal

terakhir yang

berhasil

diselesaikan

oleh

responden

Wawancara Kuesioner 0 =

Pendidi

kan

dasar

(SD-

SMP)

1 =

Pendidi

kan

meneng

ah

(SMA)

2 =

Ordinal

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Pendidi

kan

tinggi

(Pergur

uan

Tinggi)

4 Paritas Ibu Jumlah anak

yang pernah

dilahirkan

oleh

responden

sampai

dengan saat

dilakukan

penelitian

Wawancara Kuesioner 0=

Primipara

1=

Multipara

2= Grand

Multipara

Ordinal

5 Pengetahuan

Ibu

Pengetahuan

yang

dimaksud

adalah ibu

post partum

mengetahui

tentang

Wawancara Kuesioner 0= Kurang

(bila

didapat <

55%)

1 = Cukup

(bila

didapat

Ordinal

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

inisiasi

menyusu dini

meliputi

pengertian,

manfaat,

waktu dan

tatalaksana

56-75%)

2 = Baik

(bila

didapat

76-100%)

(Arikunto,

1998)

6 Sikap Ibu

post partum

Tingkat

kecendrungan

ibu post

partum

tentang

inisiasi

menyusu dini

yang bersifat

positif dilihat

dari

pernyataan

setuju dan

sangat setuju

atau negatif

dilihat dari

Wawancara Kuesioner 0= Negatif

terhadap

IMD (skor

< nilai

median)

1 = Positif

terhadap

IMD (skor

≥ nilai

median)

Ordinal

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

pernyataan

tidak setuju

dan kurang

setuju

7 Konseling

selama

kehamilan

dan

persalinan

Pemberian

informasi

oleh petugas

kesehatan

mengenai

ASI dan

kolostrum

pada saat

pemeriksaan

kehamilan

dan

persalinan

Wawancara Kuesioner 0 = Tidak

1 = Ya

Ordinal

8 Berat bayi

saat lahir

Berat badan

bayi saat

dilahirkan

dalam gram

Observasi Rekam

medis

Gram Rasio

9 Jenis

persalinan

Cara yang

digunakan

Observasi Lembar

observasi

0 =

Spontan

Nominal

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

untuk

melahirkan

janin sesuai

kondisi ibu

dan janin

1 =

Operasi

Sesaria

10 Dukungan

petugas

kesehatan

Tingkat

kecendrungan

petugas

kesehatan

untuk

memberikan

perilaku

inisiasi

menyusu dini

yang dinilai/

diamati oleh

ibu post

partum,

bersifat

positif dilihat

dari

pernyataan

Wawancara Kuesioner 0 =

Negatif

terhadap

IMD (skor

< nilai

median)

1= Positif

terhadap

IMD (skor

≥ nilai

median)

Ordinal

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

setuju dan

sangat setuju

atau negatif

dilihat dari

pernyataan

tidak setuju

dan kurang

setuju

C Hipotesa

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

1. Ada hubungan antara umur ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi

baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

2. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

3. Ada hubungan antara paritas ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi

baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

4. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

5. Ada hubungan antara sikap ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi

baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

6. Ada hubungan antara berat bayi saat lahir dengan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

7. Ada hubungan antara jenis persalinan dengan waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

8. Ada hubungan antara konseling selama kehamilan dan persalinan dengan waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

9. Ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

cross sectional.

Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu

pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali

pada suatu saat. Pada jenis ini variabel independen dan dependen dinilai secara

simultan pada satu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya tidak semua subjek

penelitian harus diobservasi pada hari atau pada waktu yang sama, akan tetapi

baik variabel independen maupun variabel dependen dinilai hanya satu kali saja.

Dengan studi ini akan diperoleh prevalensi atau efek suatu fenomena (variabel

dependen) dihubungkan dengan penyebab (variabel independen) (Nursalam,

2003).

B. Identifikasi Variabel

1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2008). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di

RSUD Koja Jakarta tahun 2009.

2. Variabel Independen

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya veriabel dependen (terikat). Variabel independen penelitian ini

antara lain :

a. Umur ibu

b. Pendidikan ibu

c. Paritas ibu

d. Pengetahuan ibu

e. Sikap ibu

f. Berat bayi saat lahir

g. Jenis persalinan

h. Konseling selama kehamilan dan persalinan

i. Dukungan petugas kesehatan

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu

yang akan diteliti (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah

semua ibu-ibu post partum di RSUD Koja Jakarta pada bulan Agustus-

September tahun 2009.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008). Sampel

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

penelitian ini adalah semua ibu-ibu post partum di RSUD Koja Jakarta

dengan kriteria :

a. Kondisi Iibu saat melahirkan dalam keadaan sadar

b. Nilai APGAR bayi ≥ 7 pada menit ke 5

c. Ibu post partum yang bisa membaca, menulis, dan berbahasa

Indonesia

Untuk menentukan besar sampel digunakan rumus uji hipotesis beda 2

mean

n = 2 σ² [Z1-α/2 + Z1-β]²

[µ1 – µ2]²

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan

Z1-α/2 = 1,96 (derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan

α sebesar 5 %

Z1-β = 1,28 (kekuatan uji sebesar 90%)

S²1 = 28,45 (Simpangan baku BBLR terhadap pemberian ASI

pertama kali berdasarkan penelitian Cahyaning Ratri di

Purwakarta, Jabar tahun 1998)

S²2 = 15,37 (Simpangan baku BBLN terhadap pemberian ASI

pertama kali berdasarkan penelitian Cahyaning Ratri di

Purwakarta, Jabar tahun 1998)

µ1 – µ2 = 17,7 (Perkiraan selisih nilai rerata pemberian ASI pertama

kali pada populasi 1 dengan populasi 2)

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

σ² = S²P = [S²1 + S²2] = [28,45² + 15,37²] = 522,8197

2 2

n = 2(522,8197)[1,96+1,28] ²

17,72 2

n = 35 orang x 2 = 70

Dengan cadangan 10% dari 70 orang = 7 orang sehingga jumlah sampel

yang dibutuhkan adalah sebanyak 70 + 7 = 77 orang

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah proses seleksi sampel yang digunakan dalam

penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili

keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008). Dalam penelitian ini

pengambilan sampel dilakukan dengan teknik systematic sampling yaitu

pengambilan sampel secara sistematik yang dilaksanakan jika tersedia

daftar subjek yang dibutuhkan, dengan rumus :

K = Jumlah Populasi

Jumlah sampel yang dibutuhkan

Berdasarkan data catatan persalinan ruang VK RSUD Koja pada bulan

Mei tahun 2009 jumlah populasi sebanyak 188, maka pengambilan sampel

dilakukan dengan kelipatan K = 188/ 77 = 2,44 dibulatkan 2

D. Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses

pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam penelitian

(Nursalam, 2003).

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

1. Proses pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan di ruang VK dan RPKK RSUD Koja Jakarta

dengan proses sebagai berikut :

a. Setelah proposal mendapat persetujuan dari pembimbing akademik

dilanjutkan dengan membuat surat permohonan dari PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang ditujukkan kepada Diklat RSUD Koja

Jakarta.

b. Setelah mendapat persetujuan dari Diklat, peneliti menyerahkan surat

permohonan tersebut kepada kepala ruangan VK dan RPKK RSUD

Koja Jakarta.

c. Setelah itu peneliti meminta izin kepada kepala ruangan VK RSUD

Koja untuk melihat data ibu-ibu yang akan bersalin per hari.

d. Melakukan pengambilan sampel dengan teknik systematic sampling.

e. Peneliti mengadakan pendekatan dan penjelasan kepada calon

responden tentang penelitian dan bagi responden yang bersedia

dipersilahkan menandatangani persetujuan penelitian.

f. Peneliti yang dibantu Enumerator dari Coass UKRIDA melakukan

observasi waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir terhadap

sampel yang telah ditetapkan dan setuju untuk menjadi responden.

g. Peneliti melakukan wawancara saat ibu berada di RPKK.

h. Memberikan waktu kepada responden untuk menjawab pertanyaan

dan memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya jika

ada yang belum jelas.

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

i. Setelah seluruh pertanyaan dalam kuesioner dijawab, maka peneliti

memeriksa kembali kelengkapan data.

j. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas

partisipasinya.

2. Instrumen

Instrumen untuk pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data

primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan

kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh melalui rekam medis.

Waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir dan jenis persalinan

diperoleh dengan cara observasi. Kuesioner diberikan kepada ibu-ibu post

partum saat di RPKK untuk diisi dan dilengkapi. Kuesioner yang telah

dibuat mencakup variabel independen yaitu umur ibu, pendidikan ibu,

paritas ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, konseling selama kehamilan dan

persalinan, dan dukungan petugas kesehatan terhadap menyusui dini.

Sedangkan data sekunder didapatkan dari rekam medis untuk melihat

variabel independen yaitu berat bayi saat lahir. Pada pertanyaan variabel

pengetahuan ibu, sikap ibu dan dukungan petugas kesehatan, perlu

dilakukan proses scoring

Skoring yaitu pemberian skor jawaban responden pada beberapa

pertanyaan di kuesioner sehingga dapat digabungkan menjadi satu

variabel. Adapun variabel-variabel yang diskoring yaitu :

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

a. Pengetahuan ibu

Pada kuesioner yang digunakan, untuk variabel pengetahuan ibu

terdiri dari 12 pertanyaan yang masing-masing terdiri dari 9

pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Untuk pertanyaan B1, B2,

B3, B4, B7, B8, B10, B11, B12 untuk jawaban yang benar diberi skor

1 dan diberi skor 0 untuk jawaban yang salah. Sedangkan untuk

pertanyaan B5, B6, B9 untuk jawaban yang benar diberi skor 0 dan

untuk jawaban salah diberi skor 1. Sehingga skor tertinggi untuk

pertanyaan pengetahuan ibu adalah 12 sedangkan skor terendah adalah

0.

Untuk variabel pengetahuan ibu, akan dikelompokkan menjadi 3

kategori dengan menggunakan standar skor dibawah ini : (Arikunto,

1998)

Kurang : Bila total skor jawaban yang didapat < 55%

Cukup : Bila total skor jawaban yang didapat 56-75%

Baik : Bila total skor jawaban yang didapat 76-100%

b. Sikap ibu

Pada variabel sikap ibu terdiri dari 10 pertanyaan yang masing-masing

terdiri dari 7 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif, untuk

pertanyaan C1, C2, C3, C4, C5, C8, C10 jawaban diberi skor 4 untuk

jawaban sangat setuju, 3 = setuju, 2 = tidak setuju, 1 = sangat tidak

setuju. Sedangkan untuk pertanyaan C6, C7, C9 jawaban diberi skor 4

untuk jawaban sangat tidak setuju, 3 = tidak setuju, 2 = setuju, 1 =

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

sangat setuju. Sehingga skor tertinggi untuk pernyataan sikap ibu

adalah 40, sedangkan skor terendahnya adalah 10.

Skala pengukuran sikap ibu yang digunakan adalah sekala Likert.

Adapun variabel sikap ibu ini akan dikelompokkan menjadi 2 kategori

dengan menggunakan standar skor dibawah ini :

Negatif terhadap IMD : Jika total skor jawaban yang diperoleh <

median

Positif terhadap IMD : Jika total skor jawaban yang diperoleh ≥

median

c. Dukungan petugas kesehatan

Pada variabel dukungan petugas kesehatan terdiri dari 11 pertanyaan

yang masing-masing terdiri dari 8 pernyataan positif dan 3 pernyataan

negatif, untuk pertanyaan E1, E2, E3, E4, E5, E6, E8, E9 jawaban

diberi skor 4 untuk jawaban sangat setuju, 3 = setuju, 2 = tidak setuju,

1 = sangat tidak setuju. Sedangkan untuk pertanyaan E7, E10, E11

jawaban diberi skor 4 untuk jawaban sangat tidak setuju, 3 = tidak

setuju, 2 = setuju, 1 = sangat setuju. Sehingga skor tertinggi untuk

pernyataan dukungan petugas kesehatan adalah 44, sedangkan skor

terendahnya adalah 11.

Skala pengukuran dukungan petugas kesehatan yang digunakan adalah

sekala Likert. Adapun variabel dukungan petugas kesehatan ini akan

dikelompokkan menjadi 2 kategori dengan menggunakan standar skor

dibawah ini :

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Negatif terhadap IMD : Jika total skor jawaban yang diperoleh <

median

Positif terhadap IMD : Jika total skor jawaban yang diperoleh ≥

median

3. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian adalah di RSUD Koja Jakarta dengan waktu penelitian

selama bulan Agustus-September 2009.

4. Teknik uji instrumen penelitian

Sebelum kuesioner dibagikan kepada sampel yaitu ibu-ibu post partum di

RPKK RSUD Koja Jakarta, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba

kuesioner yang dilaksanakan dengan responden yang memiliki

karakteristik yang sama dengan subjek penelitian sebanyak 25 orang pada

12-15 Juli 2009 di RPKK RSUD Koja Jakarta.

E. Etika Penelitian

Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian mengingat peneliti keperawatan akan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika peneliti harus diperhatikan karena

manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Hidayat, 2008).

Dalam melakukan penelitian menekankan masalah etika penelitian yang

meliputi :

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

1. Lembar persetujuan ( informed consent )

Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang

akan diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian

serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud

dan tujuan penelitian.

2. Tanpa nama ( anonymity )

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan ( confidentially )

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

F. Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan

mengubah data informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh

dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan terutama dalam pengujian

hipotesis. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh, diantaranya (Hidayat, 2008)

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat

penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam

satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti

suatu kode dari suatu variabel.

3. Entry data

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau data base computer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana.

4. Cleaning data

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak, sehingga data siap

dianalisa.

G. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari

variabel dependen (waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir) dan

independen (umur ibu, pendidikan ibu, paritas ibu, pengetahuan ibu, sikap

ibu, berat bayi saat lahir, jenis persalinan, konseling selama kehamilan dan

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

persalinan, dukungan petugas kesehatan) yang disajikan dalam bentuk

tabel dan dilengkapi teks.

2. Analisa Bivariat

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat hubungan

antara variabel independen dan dependen yaitu dengan menggunakan uji

statistik independent T-test, uji Anova dan korelasi dan regresi linier

sederhana. Uji independent T-test digunakan untuk melihat pengaruh

sikap ibu, jenis persalinan, konseling selama kehamilan dan persalinan

serta dukungan petugas kesehatan terhadap waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir. Uji Anova digunakan untuk melihat pengaruh

pendidikan ibu, paritas ibu, dan pengetahuan ibu terhadap waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir. Sedangkan uji korelasi dan

regresi linier sederhana dilakukan untuk melihat pengaruh umur ibu dan

berat bayi saat lahir terhadap waktu menyusui pertama kali pada bayi baru

lahir.

Untuk menguji kemaknaan digunakan nilai p (p-value), dengan derajat

kepercayaan 95%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa jika nilai p ≤ α (0,05)

maka ada hubungan yang bermakna antara variabel dependen dan

independen. Begitu juga sebaliknya, tidak ada hubungan bermakna jika p

> α (0,05).

Uji korelasi digunakan untuk mengetahui derajat atau keeratan hubungan

dan dapat juga digunakan untuk mengetahui arah hubungan (positif atau

negatif) 2 variabel numerik. Sedangkan uji regresi linier sederhana

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan antara 2 variabel atau lebih

dengan tujuan untuk membuat suatu perkiran atau prediksi nilai suatu

variabel (dependent) melalui variabel lain (independen). Prediksi

dilakukan dengan menggunakan persamaan garis regresi sebagai berikut :

(Hastono, 2001)

Y = a + bx

Menurut Colton dalam Hastono (2001), kekuatan hubungan ditunjukkan

oleh nilai r, yang terbagi menjadi :

a. r = 0,00-0,25 : artinya tidak ada hubungan/ hubungan lemah

b. r = 0,26-0,50 : artinya hubungan sedang

c. r = 0,51-0,75 : artinya hubungan kuat

d. r = 0,76-1,00 : artinya hubungan sangat kuat

Sedangkan untuk mengetahui besarnya variasi variabel dependen dapat

dijelaskan oleh variabel independen ditunjukkan oleh nilai R square.

Besarnya nilai R square antara 0-1 atau antara 0-100%

a. R square 0%-25% : artinya variabel independen kurang baik untuk

menjelaskan variabel dependen

b. R square 26%-50% : artinya variabel independen cukup baik untuk

menjelaskan variabel dependen

c. R square 51%-75% : artinya variabel independen baik untuk

menjelaskan variabel dependen

d. R square 76%-100% : artinya variabel independen sangat baik untuk

menjelaskan variabel dependen

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

BAB V

HASIL PENELITIAN

A Gambaran Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta

Rumah sakit yang berdiri sejak tahun 1952 ini terletak dipinggir sekitar 10 km

dari pusat kota, dipersimpangan Jl. Deli dan Jl. Jampea atau lebih tepatnya di Jl.

Deli No. 4 Tanjung Priok Jakarta Utara. Rumah Sakit Umum Daerah Koja ini

memiliki

Visi

RSUD Koja dambaan seluruh masyarakat

Misi

Memberikan pelayanan sepenuh hati, profesional dengan biaya terjangkau

Kebijakan Mutu

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi RSUD Koja bertekad memberi pelayanan

kesehatan yang prima untuk menuju Jakarta sehat untuk semua melalui:

1. Pengembangan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 secara berkelanjutan

guna memenuhi persyaratan yang ditetapkan

2. Melakukan pengembangan dan inovasi pelayanan

3. Memelihara dan meningkatkan pendidikan dan latihan

Rumah Sakit Umum Daerah Koja memiliki berbagai pelayanan, yaitu :

1. Pelayanan Gawat Darurat 24 jam

2. Pelayanan Rawat Jalan

a. Spesialis Kulit dan Kelamin

b. Spesialis Anak

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

c. Spesialis Kebidanan

d. Spesialis Jantung

e. Spesialis Bedah Umum

f. Spesialis Bedah Tulang dan Traumalogi

g. Spesialis Bedah Urologi

h. Spesialis Jiwa

i. Spesialis Akupuntar (Tusuk Jarum)

j. Spesialis Gigi

k. Spesialis Pedodontik

l. Spesialis Orthodontik

m. Spesialis Mata

n. Spesialis THT

o. Spesialis Paru

p. Spesialis Rehabilitasi Medik

q. Spesialis Gizi

r. Spesialis Patologi Klinik

3. Pelayanan Penunjang Diagnostik

a. Laboratorium

b. Radiologi

4. Medical Check Up

5. Apotik dan Instalasi Farmasi

6. Bank Darah

7. Pelayanan Rawat Inap (VIP,Klas I, Klas II, Klas III, Perinatologi)

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

8. Pelayanan ICU

9. Pelayanan Kamar Operasi/ Bedah

10. Pelayanan Kamar Bersalin/ VK

11. Pelayanan Hemodialisa

12. Pelayanan alat-alat canggih : Ozon, Tread Mill, USG (Ultra Sono Grafi), EMG

(Elektromiografi), EEG (Elektroencephalografi), TCD (Trans Cranial Doppler),

Audiometri, Broncoscopy, Gastroscopy-Duodenoscopy-Colonoscopy,

Laparascopy Double Puncer, Athroscopy, Endoscopy THT, Katarak Mata,

Mamografi, C Arm, ESWL, dan CT Scan

13. Pemulasaraan Jenazah

14. Ambulance

B Analisa Univariat

1. Gambaran waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Waktu menyusui pertama kali pada bayi yang baru lahir yang diukur dalam

menit melalui proses observasi untuk kelahiran spontan di ruang VK dan di RPKK

untuk kelahiran operasi sesaria dan dibantu oleh enemurator dari Coass UKRIDA.

Berdasarkan analisa didapatkan rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru

lahir adalah 505,68 menit (8,428 jam), dengan waktu tercepat 8 menit dan waktu

terlama 4500 menit. Dari uji normalitas didapatkan p<0,05 yang menunjukkan data

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir berdistribusi tidak normal.

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Tabel 5.1

Distribusi waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir dalam

menit di RSUD Koja Jakarta

Variabel Mean Median SD Min Mak

Waktu menyusui

pertama kali pada

bayi baru lahir

505,68 95,00 977,646 8 4500

2. Gambaran umur ibu

Rata-rata umur ibu pada penelitian ini adalah 27,53 tahun dengan distribusi

normal (p>0,05). Umur ibu termuda 17 tahun dan tertua adalah 40 tahun. Untuk lebih

rinci dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini :

Tabel 5.2

Distribusi ibu berdasarkan umur

di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Mean Median SD Min Mak

Umur Ibu 27,53 28,00 5,882 17 40

3. Gambaran pendidikan ibu

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

tingkat pendidikan dasar berjumlah 46 orang (59,7%), pendidikan menengah

berjumlah 26 orang (33,8%) dan berpendidikan tinggi berjumlah 5 orang (6,5%).

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Tabel 5.3

Distribusi ibu berdasarkan pendidikan

di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Pendidikan Ibu Pendidikan dasar

Pendidikan menengah

Pendidikan tinggi

46

26

5

59,7

33,8

6,5

4. Gambaran paritas ibu

Dalam penelitian ini sebagian besar ibu memiliki paritas multipara berjumlah

44 orang (57,1%), ibu dengan primipara berjumlah 30 orang (39,0%) dan ibu dengan

grandmultipara berjumlah 3 orang (3,9%).

Tabel 5.4

Distribusi ibu berdasarkan paritas

di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Paritas Ibu Primipara

Multipara

Grandmultipara

30

44

3

39,0

57,1

3,9

5. Gambaran pengetahuan ibu

Pengetahuan ibu tentang inisiasi menyusu dini diukur melalui pertanyaan-

pertanyaan di dalam kuesioner tentang pengertian, manfaat, waktu dan tatalaksana

inisiasi menyusu dini.

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Pada tabel 5.5 diketahui bahwa ibu dengan pengetahuan kurang berjumlah 2

orang (2,6%), ibu dengan pengetahuan cukup berjumlah 27 orang (35,1%) dan ibu

dengan pengetahuan baik berjumlah 48 orang (62,3%).

Tabel 5.5

Distribusi ibu berdasarkan pengetahuan

di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Pengetahuan Ibu Kurang

Cukup

Baik

2

27

48

2,6

35,1

62,3

6. Gambaran sikap ibu

Berdasarkan uji normalitas didapatkan p<0,05 yang menunjukkan data sikap

ibu berdistribusi tidak normal (p=0,001). Untuk kepentingan analisa data, sikap ibu

dikelompokkan menjadi 2 kategori berdasarkan nilai tengah (median) yaitu 31.

Berdasarkan kategori tersebut diketahui bahwa ibu yang memiliki sikap negatif

terhadap inisiasi menyusu dini berjumlah 31 orang (40,3%), sedangkan ibu yang

memiliki sikap positif terhadap inisiasi menyusu dini berjumlah 46 orang (59,7%).

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Tabel 5.6

Distribusi ibu berdasarkan sikap

di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Sikap Ibu Negatif terhadap IMD

Positif terhadap IMD

31

46

40,3

59,7

7. Gambaran berat badan bayi saat lahir

Pada hasil analisa didapatkan rata-rata berat badan bayi saat lahir adalah

3000,65 gram atau rata-rata berat badan bayi saat lahir termasuk kategori berat badan

lahir normal (BBLN) menurut Depkes (1997) yaitu ≥ 2500 gram. Berdasarkan uji

normalitas didapatkan p<0,05 yang menunjukkan data berat badan bayi saat lahir

berdistribusi tidak normal. Berat badan bayi saat lahir terendah adalah 1550 gram dan

tertinggi 4500 gram.

Tabel 5.7

Distribusi ibu berdasarkan berat badan bayi saat lahir dalam gram

di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Mean Median SD Min Mak

Berat badan bayi

saat lahir

3000,65 3000,00 554,912 1550 4500

8. Gambaran jenis persalinan

Dari penelitian diketahui bahwa jenis persalinan yang digunakan sebagian

besar terdiri dari 2 kategori yaitu spontan dan operasi sesaria. Ibu yang melakukan

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

persalinan secara spontan berjumlah 33 orang (42,9%) dan dengan operasi sesaria

berjumlah 44 orang (57,1%).

Tabel 5.8

Distribusi ibu berdasarkan jenis persalinan

di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Jenis persalinan Spontan

Operasi Sesaria

33

44

42,9

57,1

9. Gambaran konseling selama kehamilan dan persalinan

Berdasarkan tabel 5.9 didapatkan bahwa sebagian besar ibu mendapatkan

konseling selama kehamilan dan persalinan mengenai ASI dan kolostrum yang

berjumlah 43 orang (55,8%) sedangkan yang tidak mendapatkan konseling selama

kehamilan dan persalinan mengenai ASI dan kolostrum yang berjumlah 34 orang

(44,2%).

Tabel 5.9

Distribusi ibu berdasarkan konseling selama kehamilan dan persalinan

di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Konseling selama kehamilan

dan persalinan

Tidak

Ya

34

43

44,2

55,8

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

10. Gambaran dukungan petugas kesehatan

Variabel dukungan petugas kesehatan diukur dengan 11 pertanyaan yang

dinilai oleh responden sehingga nilai skor dukungan petugas kesehatan tertinggi

adalah 44 dan terendah 11. Berdasarkan uji normalitas didapatkan p<0,05 yang

menunjukkan data dukungan petugas kesehatan berdistribusi tidak normal (p=0,021).

Untuk kepentingan analisa data, dukungan petugas kesehatan dikelompokkan

menjadi 2 kategori berdasarkan nilai tengah (median) yaitu 33. Berdasarkan kategori

tersebut diketahui bahwa petugas kesehatan yang memiliki dukungan negatif

terhadap inisiasi menyusu dini berjumlah 33 orang (42,9%), sedangkan petugas

kesehatan yang memiliki dukungan positif terhadap inisiasi menyusu dini berjumlah

44 orang (57,1%).

Tabel 5.10

Distribusi ibu berdasarkan dukungan petugas kesehatan

di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Kategori Jumlah Persentase (%)

Dukungan petugas

kesehatan

Negatif terhadap IMD

Positif terhadap IMD

33

44

42,9

57,1

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

C Analisa Bivariat

1. Hubungan antara umur ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir

Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur

ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir (P value=0,263).

Berdasarkan uji korelasi didapatkan hubungan umur ibu dengan waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir menunjukkan tidak ada hubungan/ hubungan yang

lemah (r=0,129). Nilai koefisien determinasinya 0,017 artinya persamaan garis

regresi yang diperoleh dapat menerangkan 1,70% variasi waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir atau persamaan garis yang diperoleh kurang baik untuk

menjelaskan variabel waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir.

Tabel 5.11

Distribusi ibu berdasarkan umur dan waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel r R² P value

Umur Ibu 0,129 0,017 0,263

2. Hubungan antara pendidikan ibu dengan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir

Rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir dari ibu yang

memiliki pendidikan dasar adalah 743,78 menit dengan standar deviasi 1192,016

menit. Sedangkan ibu dengan pendidikan menengah rata-rata waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir adalah 165,31 menit dengan standar deviasi 296,044

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

menit. Pada ibu yang memiliki pendidikan tinggi rata-rata waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir adalah 85,00 menit dengan standar deviasi 30,414 menit.

Hasil uji statistik didapat nilai P = 0,031, berarti pada α 5 % dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir. Pada tabel 5.12.2 berdasarkan hasil uji Bonferroni

didapatkan ada sepasang perbedaan rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi

baru lahir antara pendidikan dasar dan pendidikan menengah dengan P value 0,045.

Dari tabel 5.12.1 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka

semakin cepat rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir.

Tabel 5.12.1

Distribusi ibu berdasarkan pendidikan dan waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Mean SD P value

Tingkat pendidikan

1. Pendidikan dasar

2. Pendidikan menengah

3. Pendidikan tinggi

743,78

165,31

85,00

1192,016

296,044

30,414

0,031

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Tabel 5.12.2

Uji Bonferroni Tingkat pendidikan

(i) Pendidikan Ibu (j) Pendidikan Ibu P value

Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah

Pendidikan Tinggi

0.045

0,429

Pendidikan Menengah Pendidikan Dasar

Pendidikan Tinggi

0,045

1,000

Pendidikan Tinggi Pendidikan Dasar

Pendidikan Menengah

0,429

1,000

3. Hubungan antara paritas ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir paling lama terdapat pada ibu dengan multipara yaitu 610,91

menit dengan standar deviasi 1074,860 menit. Sedangkan pada ibu dengan primipara

rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir adalah 398,97 menit

dengan standar deviasi 860,065 menit. Pada ibu dengan grandmultipara rata-rata

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir adalah 29,33 menit dengan standar

deviasi 6,028 menit. Pada α 5 % dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang

signifikan antara paritas ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru

lahir dengan nilai P = 0,460.

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Tabel 5.13

Distribusi ibu berdasarkan paritas dan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Mean SD P value

Paritas

1. Primipara

2. Multipara

3. Grandmultipara

398,97

610,91

29,33

860,065

1074,860

6,028

0,460

4. Hubungan antara pengetahuan ibu dengan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir

Rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir pada ibu yang

memiliki pengetahuan kurang adalah 25,00 menit dengan standar deviasi 14,142

menit. Sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan cukup rata-rata waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir adalah 509,22 menit dengan standar deviasi 923,809

menit. Pada ibu yang memiliki pengetahuan baik rata-rata waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir adalah 523,71 menit dengan standar deviasi 1031,142 menit.

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir (P

value= 0,783).

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Tabel 5.14

Distribusi ibu berdasarkan pengetahuan dan waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Mean SD P value

Tingkat pengetahuan

1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

523,71

509,22

25,00

1031,142

923,809

14,142

0,783

5. Hubungan antara sikap ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ibu yang memiliki sikap negatif

terhadap inisiasi menyusu dini memiliki rata-rata waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir adalah 559,94 menit dengan standar deviasi 1001,650 menit

sedangkan ibu yang memiliki sikap positif terhadap inisiasi menyusu dini memiliki

rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir adalah 469,11 menit

dengan standar deviasi 970,548 menit. Dari hasil tersebut dapat dikatakan ibu dengan

sikap positif terhadap inisiasi menyusu dini memiliki rata-rata waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir lebih cepat dibandingkan ibu dengan sikap negatif.

Hasil uji statistik didapatkan nilai P=0,692, berarti pada α=0,05 terlihat tidak ada

hubungan yang signifikan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir antara

ibu yang bersikap positif terhadap IMD dan ibu yang bersikap negatif terhadap IMD.

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Tabel 5.15

Distribusi ibu berdasarkan sikap dan waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Mean SD P value

Sikap Ibu

1. Negatif terhadap IMD

2. Positif terhadap IMD

559,94

469,11

1001,650

970,548

0,692

6. Hubungan antara berat badan bayi saat lahir dengan waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir

Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara berat

badan bayi saat lahir dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir (P

value=0,457). Berdasarkan uji korelasi didapatkan hubungan berat badan bayi saat

lahir dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir menunjukkan tidak

ada hubungan/ hubungan yang lemah (r=0,086). Nilai koefisien determinasinya 0,007

artinya persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan 0,70% variasi

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir atau persamaan garis yang

diperoleh kurang baik untuk menjelaskan variabel waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir.

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Tabel 5.16

Distribusi ibu berdasarkan berat badan bayi saat lahir dan waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta

tahun 2009

Variabel r R² P value

BB bayi 0,086 0,007 0,457

7. Hubungan antara jenis persalinan dengan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ibu dengan persalinan spontan

memiliki rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir adalah 246,45

menit dengan standar deviasi 486,808 menit sedangkan ibu dengan persalinan operasi

sesaria memiliki rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir adalah

700,09 menit dengan standar deviasi 1192,771 menit. Dari hasil tersebut dapat

dikatakan ibu dengan persalinan spontan memiliki rata-rata waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir lebih cepat dibandingkan ibu dengan persalinan operasi

sesaria. Hasil uji statistik didapatkan nilai P=0,026, berarti pada α=0,05 terlihat ada

hubungan yang signifikan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir antara

ibu dengan jenis persalinan spontan dan ibu dengan jenis persalinan operasi sesaria.

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Tabel 5.17

Distribusi ibu berdasarkan jenis persalinan dan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Variabel Mean SD P value

Jenis Persalinan

1. Spontan

2. Operasi Sesaria

246,45

700,09

486,808

1192,771

0,026

8. Hubungan antara konseling ASI dan kolostrum dengan waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir

Berdasarkan tabel 5.18 diketahui bahwa ibu yang tidak mendapatkan

konseling selama kehamilan dan persalinan mengenai ASI dan kolostrum memiliki

rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir adalah 764,65 menit

dengan standar deviasi 1207,934 menit sedangkan ibu yang mendapatkan konseling

selama kehamilan dan persalinan mengenai ASI dan kolostrum memiliki rata-rata

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir adalah 300,91 menit dengan

standar deviasi 697,044 menit. Dari hasil tersebut dapat dikatakan ibu yang

mendapatkan konseling selama kehamilan dan persalinan mengenai ASI dan

kolostrum memiliki rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir lebih

cepat dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan konseling selama kehamilan dan

persalinan mengenai ASI dan kolostrum. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan

yang signifikan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir antara ibu yang

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

mendapatkan konseling selama kehamilan dan persalinan dan ibu yang tidak

mendapatkan konseling selama kehamilan dan persalinan (P value=0,05).

Tabel 5.18

Distribusi ibu berdasarkan konseling selama kehamilan dan menyusui

dan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja

Jakarta tahun 2009

Variabel Mean SD P value

Konseling

1. Tidak

2. Ya

764,65

300,91

1207,934

697,044

0,05

9. Hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir

Petugas kesehatan pada penelitian ini yang memiliki dukungan negatif

terhadap inisiasi menyusu dini memiliki rata-rata waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir adalah 766,73 menit dengan standar deviasi 1100,763 menit

sedangkan petugas kesehatan yang memiliki dukungan positif terhadap inisiasi

menyusu dini memiliki rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

adalah 309,89 menit dengan standar deviasi 834,307 menit. Dari hasil tersebut dapat

dikatakan petugas kesehatan dengan dukungan positif terhadap inisiasi menyusu dini

memiliki rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir lebih cepat

dibandingkan petugas kesehatan dengan dukungan negatif. Hasil uji statistik

didapatkan ada hubungan yang signifikan waktu menyusui pertama kali pada bayi

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

baru lahir antara petugas dengan dukungan positif terhadap IMD dan petugas dengan

dukungan negatif terhadap IMD dengan nilai P=0,05.

Tabel 5.19

Distribusi ibu berdasarkan dukungan petugas kesehatan dan waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta

tahun 2009

Variabel Mean SD P value

Dukungan petugas kesehatan

1. Negatif terhadap IMD

2. Positif terhadap IMD

766,73

309,89

1100,763

834,307

0,05

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

BAB VI

PEMBAHASAN

A Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi

hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut yaitu :

1. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau desain potong

lintang yang memiliki beberapa kelemahan antara lain waktu pengukuran/

observasi data hanya satu kali pada suatu saat jadi tidak ada tindak lanjut,

tidak bisa melihat adanya hubungan sebab akibat antara variabel dependen

dan independen, dan sampel tidak homogen.

2. Terdapat variabel independen lain di dalam kerangka teori yang diduga

berhubungan dengan variabel dependen namun belum masuk dalam kerangka

konsep yaitu keyakinan dan kepercayaan, persepsi ibu, pengalaman menyusui,

rencana kehamilan, status kesehatan ibu, fasilitas penunjang pelayanan

kesehatan dan kebijakan kesehatan serta dukungan keluarga dan masyarakat.

3. Proses pengambilan data variabel dependen yaitu waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir. Untuk ibu dengan persalinan operasi sesaria tidak

dapat diobservasi di ruang operasi namun diobservasi saat di ruang perawatan

serta didukung oleh hasil wawancara dengan ibu. Sehingga jika ada bayi yang

sudah dapat menyusu pada ibunya di ruang operasi maka data akan bias.

4. Selama proses pengumpulan data ada beberapa kendala yang dialami peneliti,

ada beberapa responden disaat dilakukan wawancara penerimaan kurang

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

bersahabat sehingga jawaban yang diberikan cenderung sekedarnya saja yang

kemungkinan karena kondisi ibu yang masih lemah setelah melahirkan. Hal

ini bisa menyebabkan bias informasi.

B Waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Prinsip menyusu atau pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan

secara eksklusif. Menurut Hamilton (1995) bayi pada usia 30-60 menit setelah

lahir berada pada periode reaktivitas yang mempunyai kemampuan menghisap

dengan penuh semangat. Oleh karena itu sangat dianjurkan agar ibu segera

mungkin menyusui bayinya setelah lahir walaupun ibu belum mengeluarkan ASI

karena menurut Pudjiadi (2005) menyusui bayi merupakan stimulus bagi kelenjar

payudara untuk memproduksi ASI.

Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir adalah 505,68 menit atau 8,428 jam setelah

proses persalinan dengan median 95 menit. Walaupun rata-rata responden

terlambat dalam memberikan ASI untuk pertama kali akan tetapi jika dilihat dari

nilai median menunjukkan bahwa 49,4% bayi sudah dapat menyusu dalam waktu

95 menit setelah melahirkan. Keadaan ini sudah cukup baik akan tetapi perlu

ditingkatkan agar semua bayi sudah dapat menyusu pertama kali pada ibunya

dalam 1 jam setelah melahirkan dan dapat menyusui secara eksklusif, karena jika

semakin lama bayi mulai menyusui setelah lahir dikhawatirkan bayi tersebut akan

mengalami kesulitan dalam menyusui.

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Pada hasil penelitian ini terlihat bahwa paling cepat waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir adalah 8 menit setelah bayi lahir. Sedangkan

paling lama adalah 4500 menit atau 75 jam waktu yang dibutuhkan bayi untuk

menyusu pertama kali. Hal tersebut terjadi kemungkinan adanya masalah tertentu

yang menyebabkan ASI terlambat diberikan pada bayi. Menurut Moehji (1988)

proses laktasi sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam

keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk

ketegangan emosional kemungkinan dapat menyebabkan kegagalan dalam

menyusui bayinya. Selain itu banyak faktor lain yang mempengaruhi sukses

menyusui.

Tujuan pemberian ASI sesegera mungkin adalah agar bayi mendapatkan

kolostrum yang merupakan makanan pertama yang memenuhi kebutuhan gizi

pada hari-hari pertama setelah kelahiran, juga sangat penting bagi bayi karena

mengandung antibodi alami yang sangat dibutuhkan bayi untuk meningkatkan

daya tahan tubuhnya (Soetjiningsih, 1997).

Manfaat adanya kontak kulit dini bayi dengan ibunya pada inisiasi menyusu

dini antara lain menstabilkan pernapasan, mengendalikan temperatur tubuh bayi,

memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang lebih baik, mendorong

keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan efektif, meningkatkan

kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya dengan lebih cepat),

meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi, tidak terlalu banyak menangis

selama satu jam pertama, menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam

perut bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi, bilirubin akan

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga

menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir, kadar gula dan parameter biokimia

lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya (Depkes, 2007).

Menurut Purwanti (2004) dalam Biasa dkk (2005) dengan memberikan ASI

kepada bayi dalam waktu kurang dari setengah jam pasca persalinan berarti sudah

memberikan kuntungan antara lain bayi dapat terapi psikologis berupa

ketenangan dan kepuasan, membangun dasar kepercayaan dan ketenangan pada

bayi dalam menghadapi setiap permasalahan, kadar hormon prolaktin tidak

sempat turun dalam peredaran darah ibu sehingga kolostrum untuk hari pertama

akan lebih cepat keluar, oksitosin akan keluar lebih banyak sehingga akan

meningkatkan kontraksi rahim dan mempercepat involusio rahim.

C Hubungan umur ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru

lahir

Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan (KBBI, 2001).

Rata-rata umur ibu post partum di RSUD Koja adalah 27,53 tahun dengan median

28 tahun. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara

umur ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir (P=0,263).

Berbeda dengan pernyataan Huclock (1998) dalam Nursalam (2001) bahwa

semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat. Seseorang

yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi

kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Hal ini sejalan dengan penelitian Ratri (2000) bahwa kemungkinan pada umur ≤

20 tahun belum mempunyai pengalaman dibandingkan dengan kelompok umur

20-35 tahun sehingga pemberian ASI pertama kali pada kelompok 20-35 tahun

lebih cepat. Sedangkan pada kelompok ≥ 35 tahun, tergolong kelompok resiko

tinggi untuk kehamilan sehingga kemungkinan ada kesulitan saat persalinan yang

menyebabkan ASI diberikan lebih lama daripada kelompok umur 20-35 tahun.

Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir pada penelitian ini, menurut asumsi

peneliti kemungkinan disebabkan karena sebenarnya setiap ibu mampu untuk

memberikan ASInya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh dukungan lingkungan

sekitarnya. Hal ini didukung oleh pendapat Ebrahim (1986) bahwa saat mulainya

sekresi air susu sesudah persalinan adalah peristiwa yang jarang mengalami

kegagalan, bantuan dari petugas kesehatan dalam memberikan keyakinan dan

dorongan emosi kepada ibu yang sering diganggu kecemasan, ketakutan dan

bayangan kesukaran sangat berarti untuk kesuksesan pemberian ASI pada 1 jam

pertama setelah kelahiran. Karena menurut Moehji (1988) proses laktasi sangat

dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang

percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional

kemungkinan dapat menyebabkan kegagalan dalam menyusui bayinya.

D Hubungan pendidikan ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi

baru lahir

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Pada penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar ibu post partum di

RSUD Koja memiliki pendidikan dasar (SD dan SMP) dengan rata-rata waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir paling cepat terdapat pada kelompok

ibu yang berpendidikan tinggi yaitu 85 menit. Berdasarkan hasil analisa bivariat

diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara masing-masing tingkat

pendidikan dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir dengan P

value sebesar 0,031.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ratri (2000) bahwa ada

perbedaan yang bermakna secara statistik rata-rata pemberian ASI pertama kali

dengan pendidikan. Pemberian ASI pertama kali rata-rata paling cepat terdapat

pada kelompok ibu yang berpendidikan lebih tinggi (lebih dari SMP). Hal ini

terjadi karena ibu pada kelompok pendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang

lebih tinggi termasuk dalam hal ASI sehingga ibu akan berusaha untuk menyusui

bayinya dengan segera setelah bayi lahir.

Sedangkan pada penelitian Amalia (2007) didapatkan yang tidak segera

memberikan ASI pada bayi baru lahir 68,6% dari ibu berpendidikan tinggi dan

57,9 % dari ibu berpendidikan rendah. Hasil penelitian menunjukkan hubungan

yang tidak signifikan dapat terjadi kemungkinan karena pendidikan ibu tentang

kesehatan terutama tentang laktasi kurang yang seharusnya diketahui dan

dipahami oleh ibu dari mulai masa kehamilan.

Dengan hasil penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

masing-masing tingkat pendidikan dengan waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir, menurut asumsi peneliti terbukti tingkat pendidikan

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

mempengaruhi perilaku ibu untuk segera menyusui bayinya yang baru lahir

karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan memudahkan seseorang atau

masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam

perilaku dan gaya hidup sehari-hari, termasuk dalam perilaku menyusui dini.

Menurut Helsing dan King (1981) dalam Amalia (2007) frekuensi menyusui

lebih tinggi diantara wanita terpelajar. Ibu yang terpelajar lebih menyadari

keuntungan fisiologis dan psikologis dari menyusui. Ibu terpelajar lebih

termotivasi memiliki kesempatan lebih banyak untuk mendapat informasi serta

mempunyai fasilitas yang lebih baik dari posisi yang diperolehnya di tempat

kerja. Sehingga lebih memungkinkan untuk memberikan ASI secara baik dan

benar dari wanita kurang terpelajar.

E Hubungan paritas dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru

lahir

Berdasarkan data pada tabel 5.4 diketahui bahwa sebagian besar ibu

memiliki paritas multipara dengan rata-rata waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir paling cepat terdapat pada kelompok grandmultipara namun paling

lambat terdapat pada kelompok multipara. Berdasarkan hasil analisa bivariat

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara masing-masing paritas dengan

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir (P value = 0,460).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Ebrahim (1979) pada

seorang ibu yang mengalami laktasi kedua dan seterusnya cenderung untuk lebih

baik daripada yang pertama. Laktasi kedua yang dialami ibu berarti ibu telah

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

memiliki pengalaman dalam menyusui anaknya. Begitu pula dalam laktasi ketiga

dan seterusnya. Sedangkan pada laktasi pertama ibu belum mempunyai

pengalaman dalam menyusui sehingga ibu tidak mengetahui bagaimana cara yang

baik dan benar untuk menyusui bayinya.

Tidak ditemukannya hubungan yang signifikan antara masing-masing

paritas dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir kemungkinan

disebabkan pada penelitian ini ada hal lain yang dapat mempengaruhi perilaku ibu

untuk segera menyusui bayinya yang baru lahir yaitu pendidikan ibu, pemberian

konseling mengenai ASI dan kolostrum selama kehamilan dan persalinan, jenis

persalinan dan dukungan petugas terhadap pelaksanaan menyusui dini.

Pada penelitian Nelvi (2000) proporsi responden multipara (34,2%)

melakukan inisiasi pemberian ASI lambat lebih tinggi dibandingkan dengan

primipara yaitu 29,5%. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan yang

bermakna antara inisiasi pemberian ASI dengan paritas.

Berbeda dengan penelitian Ratri (2000), hasil analisis menyebutkan ada

hubungan antara pemberian ASI pertama kali dengan paritas. Dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa ibu yang memiliki paritas lebih dari satu

memiliki rata-rata pemberian ASI pertama kali lebih cepat daripada ibu yang

memiliki paritas satu.

F Hubungan pengetahuan ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi

baru lahir

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi

perilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu hal. Berdasarkan hasil

penelitian bahwa ibu yang memiliki pengetahuan tentang IMD dengan kategori

baik yaitu bila didapat skor 76%-100% berjumlah 48 orang (62,3%). Rata-rata

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir paling cepat terdapat pada

kelompok ibu berpengetahuan kurang yaitu 25 menit namun paling lambat

terdapat pada kelompok ibu berpengetahuan baik yaitu 523,71 menit.

Dari hasil analisa bivariat, diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara masing-masing pengetahuan ibu dengan waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir dengan P value sebesar 0,783. Hal ini berbeda

dengan hasil penelitian Fikawati dan Syafiq (2003) yang menunjukkan adanya

perbedaan antara ibu yang mengetahui informasi tentang penyusuan dini dengan

praktek pelaksanaannya.

Menurut penelitian Haryati (2005) ditemukannya hubungan yang tidak

signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI dini diduga salah satu

penyebabnya adalah sebagian ibu-ibu masih berorientasi pada nilai-nilai lama

yang merupakan tradisi yang masih dipegang dan dianut oleh lingkungan sosial

masyarakatnya. Disisi lain sebagian ibu-ibu terpengaruh budaya dari luar yang

kurang menunjang upaya peningkatan kesehatan bayi.

Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi

baru lahir, menurut analisa peneliti terbukti bahwa ibu yang memiliki

pengetahuan yang baik tentang kegunaan ASI dan kolostrum dalam prakteknya

Page 136: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

ternyata tidak selalu konsisten dengan pengetahuannya karena bayi tidak disusui

segera setelah lahir. Selain itu kemungkinan adanya masalah tertentu yang

menyebabkan ASI terlambat diberikan pada bayi.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Namun peningkatan pengetahuan tidak selalu

mengambarkan perubahan perilaku. Beberapa faktor yang mempengaruhi

perilaku seseorang adalah pengetahuan dan sikap, namun pembentukan

pembentukan perilaku itu sendiri tidak semata-semata berdasarkan hal tersebut

tapi masih dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat kompleks (Notoatmodjo,

2003).

Menurut penelitian Sulaningsih (2007) ada beberapa hal yang dapat

mempengaruhi pengetahuan ibu untuk memberikan ASI segera setelah lahir,

antara lain kurangnya dukungan petugas penolong persalinan dan dukungan

keluarga yang memberikan pengertian tentang pentingnya ASI 1 jam pertama

setelah kelahiran.

G Hubungan sikap ibu dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru

lahir

Pada prinsipnya syarat rawat gabung adalah dimana ibu mampu menyusui

dan bayi mampu untuk menyusu. Dimana kemampuan si ibu untuk menyusui,

Page 137: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

dimulai dengan keinginan atau kesediaan yang berupa motivasi si ibu untuk

menyusui (Wiknjosastro, 2002). Sikap yang positif diharapkan akan menjadi

motivasi yang kuat dalam usaha ibu untuk menyusui atau memberikan ASI nya

pada bayi, karena motivasi itu akan berperan dalam proses laktasi (Perinasia,

1994).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 59,7% ibu memiliki sikap

positif terhadap IMD. Namun, rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi

baru lahir pada ibu yang bersikap positif dengan negatif tidak jauh berbeda. Hasil

analisa bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir antara ibu dengan sikap negatif

maupun positif dengan nilai P 0,692. Menurut analisa peneliti, hal ini mungkin

disebabkan karena penolong persalinan memfasilitasi agar semua bayi dapat

menyusui segera setelah lahir yaitu bayi langsung dilakukan kontak kulit kepada

ibunya setelah lahir. Namun, kurang memotivasi ibu untuk segera menyusui

bayinya sehingga ASI terlambat diberikan kepada bayi baru lahir.

Hal ini didukung oleh pendapat Rahardjo (2005) kondisi tidak nyaman yang

dirasakan ibu melahirkan dan ketidakpedulian petugas kesehatan yang ada di

ruang bersalin dalam memberikan perhatian dan tanggapan yang positif akan

membuat ibu tidak tenang dan tentram dalam hal ini akan menghambat proses

ASI. Apabila penolong memotivasi ibu untuk segera memeluk bayinya maka

interaksi ibu dan bayi diharapkan akan terjadi. Sehingga kunci utama

keberhasilan menyusui dalam satu jam pertama setelah melahirkan (immediate

breastfeeding) adalah petugas kesehatan.

Page 138: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Menurut Notoatmodjo (2003) beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku

seseorang adalah pengetahuan dan sikap, namun pembentukan pembentukan

perilaku itu sendiri tidak semata-semata berdasarkan hal tersebut tapi masih

dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat kompleks.

Hal ini sejalan dengan penelitian Nelvi (2000) bahwa tidak ada hubungan

yang bermakna karena proporsi responden yang mempunyai sikap baik sama

dengan sikap yang kurang terhadap inisiasi pemberian ASI.

H Hubungan berat bayi saat lahir dengan waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir

Hasil penelitian didapatkan rata-rata berat badan bayi saat lahir adalah

3000,65 gram dengan median 3000 gram. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada

hubungan yang signifikan antara berat badan bayi saat lahir dengan waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir (P value=0,457).

Hal tersebut menurut analisa peneliti membuktikan bahwa semua bayi dapat

menyusui pada ibunya segera setelah lahir termasuk bayi dengan berat badan lahir

rendah. Hal ini didukung oleh pendapat Sulaningsih (2003) bahwa baik bayi yang

lahir dalam keadaan berat ≤ 2000 gram ataupun normal dapat tetap diberikan ASI

pada jam pertama kelahirannya, akan tetapi harus didukung oleh kemampuan

pemahaman dan keterampilan petugas kesehatan seta kebijakan dari tempat

persalinan untuk mengarahkan ibu agar melaksanakan hal tersebut.

Menurut Supriadi (2002) dalam Rahardjo (2005) bahwa bayi dengan berat

badan lahir rendah (prematur), seharusnya diberikan ASI dari ibunya sendiri. Bila

Page 139: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

tidak terdapat komplikasi seperti kesulitan pernapasan, sepsis dan malformasi.

Maka sebagian besar bayi prematur biasanya mampu menyusui dengan segera.

Menurut Brinch (1986) bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah atau

prematur ataupun bayi kembar dapat tetap diberikan ASI segera setelah lahir,

apalagi bayi dengan berat lahir normal dapat segera diberikan ASI pada 1 jam

pertama setelah kelahirannya, kecuali bayi tersebut lahir dalam kondisi yang

bermasalah.

Berdasarkan pernyataan Akre (1994) menyebutkan bahwa bayi dengan berat

lahir ≤ 1500 gram dapat menyusui dengan baik. Keberhasilan tersebut disebabkan

oleh berbagai faktor seperti motivasi ibu yang sangat tinggi untuk melakukan

kontak dini dengan bayinya setiap saat dan mendapat bantuan dan perhatian dari

para perawat yang mengerti tentang laktasi, serta keadaan fasilitas kesehatan yang

menunjang dengan tidak adanya pelayanan pemberian susu botol bagi bayi baru

lahir di fasilitas tersebut.

I Hubungan jenis persalinan dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi

baru lahir

Berdasarkan data tabel 5.8 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini ibu

dengan operasi sesaria lebih banyak daripada ibu dengan persalinan spontan.

Rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir paling cepat terdapat

pada kelompok ibu dengan persalinan spontan yaitu 246,45 menit. Hasil analisa

bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara waktu menyusui

Page 140: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

pertama kali pada bayi baru lahir antara ibu dengan persalinan spontan maupun

operasi sesaria dengan P value 0,026.

Hal tersebut menurut analisa peneliti kemungkinan disebabkan karena

adanya pengaruh obat anastesi pada ibu dengan persalinan operasi sesaria serta

masalah-masalah lain pada ibu maupun bayi yang tidak memungkinkan bayi

untuk segera menyusu kepada ibunya dalam ruang operasi, sehingga dalam

penelitian ini rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir pada ibu

dengan persalinan operasi sesaria lebih lama yaitu 700,09 menit. Hal ini didukung

oleh pendapat Perinasia (1992) pada dasarnya semua ibu dengan persalinan

pervaginam mampu segera menyusui dan merawat bayi. Ibu dengan persalinan

perabdominan (SC) tidak mungkin segera dapat menyusui bayinya karena ibu

belum sadar akibat pembiusan.

Namun, menurut Roesli (2008) pada persalinan operasi sesar jika diberikan

anestesi spinal atau epidural dan ibu dalam keadaan sadar sehingga dapat segera

memberi respon pada bayi. Bayi dapat segera diposisikan untuk terjadi kontak

kulit dengan kulit antara ibu dan bayi. Usahakan menyusu pertama dilakukan di

kamar operasi. Jika keadaan ibu atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan

ke ibu pada kesempatan tercepat. Jika dilakukan anestesi umum, kontak dapat

terjadi di ruang pulih saat ibu sudah dapat merespon walaupun masih mengantuk

atau dalam pengaruh obat bius.

Hal ini sejalan dengan penelitian Pandit, Yeshwant dan suster Ida (2008)

dalam Rusnita (2008) menyatakan bahwa kondisi ibu setelah melahirkan

berhubungan dengan waktu dimulainya inisiasi menyusu dini. Didapatkan hanya

Page 141: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

6% dari ibu-ibu yang bayinya melakukan inisiasi menyusu dini dalam 2 jam post

partum dan 24% ibu yang bayinya melakukan inisiasi menyusu dini dalam 8 jam

post partum. Secara statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara jenis persalinan yang dialami dengan inisiasi menyusu dini, bahwa ibu

yang melahirkan secara spontan bayinya lebih berhasil dapat menyusu dalam 24

jam pertama dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan operasi sesar.

Menurut Suharsono (1993) bahwa sebenarnya keadaan fisik bekas operasi

saja tidak merupakan satu-satunya faktor penghambat. Kesiapan ibu, pengalaman

masa lalu dalam kesuksesan menyusui merupakan faktor yang perlu

dipertimbangkan.

J Hubungan konseling mengenai ASI dan kolostrum selama kehamilan dan

persalinan dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

Pada tabel 5.9 terlihat bahwa sebagian besar ibu mendapatkan konseling

selama kehamilan dan persalinan mengenai ASI dan kolostrum yang berjumlah

43 orang (55,8%). Rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

paling cepat terdapat pada kelompok ibu yang pernah mendapatkan konseling

mengenai ASI dan kolostrum selama kehamilan dan persalinan yaitu 300,91

menit. Berdasarkan hasil analisa bivariat ditemukan adanya hubungan yang

signifikan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir antara ibu yang

mendapatkan konseling maupun tidak mendapatkan konseling mengenai ASI dan

kolostrum selama kehamilan dan persalinan dengan P value 0,05.

Page 142: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Hal ini sejalan dengan penelitian Ratri (2000) bahwa ada hubungan

bermakna antara pemberian ASI pertama kali dengan pemberian nasehat ASI

yang diterima saat pemeriksaan kehamilan yaitu ibu yang menerima nasehat

tentang ASI memiliki rata-rata pemberian ASI pertama kali paling cepat yaitu

26,25 jam setelah lahir.

Menurut Soetjiningsih (1993) sebenarnya sukses atau tidaknya menyusui

sudah dimulai pada waktu ibu masih hamil yaitu pada waktu pemeriksaan

kehamilan, dimana petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan tentang

laktasi dan melakukan pemeriksaan payudara ibu dan menganjurkan perawatan

payudara pada waktu masih hamil, termasuk menganjurkan untuk menyusui

bayinya dalam 30 menit pertama setelah lahir.

Dapat disimpulkan pada penelitian ini ada perbedaan bermakna waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir antara ibu yang mendapatkan

konseling maupun tidak mendapatkan konseling mengenai ASI dan kolostrum

selama kehamilan dan persalinan. Menurut Ebrahim (1978) dalam Moehyi (2008)

bahwa terdapat beberapa faktor emosional dan sosial yang mempengaruhi sukses

menyusui. Salah satu faktor diantaranya adalah nasehat dan pengalaman selama

masa kehamilan dan persalinan sehingga penting sekali bagi para ibu

mengunjungi klinik laktasi terdekat untuk mendapatkan dukungan pemberian

ASI.

Menurut penelitian Haryati (2005) petugas kesehatan mempunyai peran

yang sangat penting untuk membantu keberhasilan ibu dalam proses menyusui

sehingga peran petugas kesehatan dalam meningkatkan dan mendukung usaha

Page 143: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

menyusui harus sudah dimulai pada saat ibu hamil datang untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan.

K Hubungan dukungan petugas kesehatan dengan waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir

Pada hasil penelitian diketahui bahwa petugas kesehatan yang memiliki

dukungan positif terhadap inisiasi menyusu dini jumlahnya lebih banyak yaitu 44

orang (57,1%) yang dinilai secara objektif oleh responden. Demikian pula rata-

rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir paling cepat terdapat pada

kelompok petugas kesehatan yang memiliki dukungan positif terhadap inisiasi

menyusu dini yaitu 309,89 menit.

Berdasarkan hasil analisa bivariat didapatkan ada hubungan yang signifikan

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir antara petugas kesehatan

dengan dukungan negatif maupun positif dengan P value 0,05. Hal ini sejalan

dengan penelitian Amalia (2007) bahwa ada hubungan yang signifikan antara

perilaku penolong persalinan dengan pemberian ASI segera pada bayi baru lahir

di RSUD Kabupaten Cianjur dengan P value 0,000.

Berbeda dengan penelitian Afilianti (2002) bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara sikap petugas kesehatan dengan pemberian ASI dini, hal ini

disebabkan karena kurangnya supervisi dari atasan sehingga pelaksanaan

pemberian ASI dini oleh petugas kesehatan dapat dilakukan dengan baik.

Dengan hasil penelitian yang menemukan adanya hubungan yang signifikan

antara dukungan petugas kesehatan dengan waktu menyusui pertama kali pada

Page 144: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

bayi baru lahir, menurut analisa peneliti kemungkinan disebabkan karena adanya

pengaruh obat anastesi, ruang operasi yang sibuk serta masalah-masalah lain pada

ibu maupun bayi yang tidak memungkinkan bayi untuk segera menyusu kepada

ibunya dalam ruang operasi. Namun, 79,2 % penolong persalinan memfasilitasi

agar bayi dapat menyusui segera setelah lahir yaitu bayi langsung dilakukan

kontak kulit kepada ibunya setelah lahir. Menurut Rahardjo (2005) mengatakan

bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI dalam satu jam

pertama adalah tenaga kesehatan terutama bidan karena dalam kurun waktu

tersebut peran penolong masih dominan. Sehingga betapapun sempitnya waktu

yang dipunyai oleh petugas kesehatan baik dokter, perawat atau bidan, diharapkan

masih dapat meluangkan waktu untuk memotivasi dan membantu ibu setelah

bersalin untuk penyusuan dini.

Page 145: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran rata-rata waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir

adalah 505,68 menit (8,428 jam), dengan median 95,00 menit.

2. Gambaran umur ibu di RSUD Koja Jakarta memiliki rata-rata 27,53 tahun

dengan median 28,00 tahun.

3. Gambaran pendidikan ibu di RSUD Koja yang memiliki pendidikan dasar

lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan

menengah dan tinggi.

4. Gambaran paritas ibu di RSUD Koja dengan multipara lebih banyak

dibandingkan ibu dengan primipara dan grandmultipara.

5. Gambaran ibu di RSUD Koja yang memiliki pengetahuan baik lebih

banyak dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan kurang dan

cukup.

6. Gambaran ibu di RSUD Koja yang memiliki sikap yang positif lebih

banyak dibandingkan dengan ibu yang memiliki sikap negatif.

Page 146: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

7. Gambaran berat badan bayi saat lahir di RSUD Koja memiliki rata-rata

3000,65 gram dengan median 3000,00 gram.

8. Gambaran jenis persalinan ibu di RSUD Koja dengan SC lebih banyak

dari spontan.

9. Gambaran ibu di RSUD Koja yang mendapatkan konseling mengenai ASI

dan kolostrum selama kehamilan dan persalinan lebih banyak

dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan konseling selama kehamilan

dan persalinan.

10. Gambaran dukungan petugas kesehatan di RSUD Koja yang memiliki

sikap positif lebih banyak dibandingkan petugas kesehatan dengan sikap

negatif.

11. Tidak ada hubungan antara umur ibu dengan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

12. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

13. Tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

14. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

Page 147: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

15. Tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan waktu menyusui pertama kali

pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

16. Tidak ada hubungan antara berat bayi saat lahir dengan waktu menyusui

pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

17. Ada hubungan antara jenis persalinan dengan waktu menyusui pertama

kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun 2009

18. Ada hubungan antara konseling selama kehamilan dan persalinan dengan

waktu menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta

tahun 2009

19. Ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan waktu

menyusui pertama kali pada bayi baru lahir di RSUD Koja Jakarta tahun

2009

B Saran

1. Bagi RSUD Koja Jakarta

a. Meningkatkan kegiatan konseling yang diberikan kepada ibu atau

calon ibu selama kehamilan dan persalinan agar lebih memotivasi ibu

untuk melakukan pemberian ASI segera setelah lahir sehingga semua

ibu dengan berbagai tingkat pendidikan dapat menyusui bayinya

segera setelah lahir.

b. Meningkatkan upaya mensukseskan pelaksanaan pemberian ASI

segera setelah lahir dan inisiasi menyusu dini di ruang operasi untuk

Page 148: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

ibu dengan persalinan sesaria dengan segera memposisikan bayi untuk

terjadi kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi. Usahakan

menyusu pertama dilakukan di kamar operasi atau jika keadaan ibu

atau bayi belum memungkinkan, bayi diberikan ke ibu pada

kesempatan tercepat.

c. Meningkatkan peran petugas kesehatan dalam memfasilitasi dan

memotivasi pelaksanaan pelaksanaan pemberian ASI segera setelah

lahir dan inisiasi menyusu dini baik di ruang VK maupun ruang

operasi.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa yang terbukti berhubungan

secara signifikan dengan waktu menyusui pertama kali pada bayi baru

lahir yaitu pendidikan ibu, konseling ASI dan kolostrum, jenis persalinan

dan sikap petugas kesehatan. Oleh karena itu, penulis menyarankan

perlunya dilakukan penelitian sejenis dengan meneliti variabel-variabel

lain yang diduga berhubungan dengan waktu menyusui pertama kali pada

bayi baru lahir yang tidak diteliti dalam penelitian ini serta perlu

dilakukan analisa multivariat untuk melihat faktor yang paling dominan

dan mempengaruhi kontribusinya antara variabel independen terhadap

dependen.

3. Bagi Instansi pendidikan keperawatan dan ilmu keperawatan

Page 149: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

a. Meningkatkan peran perawat khususnya perawat maternitas dalam

pelaksanaan inisiasi menyusui dini dengan membantu ibu segera

memberikan ASI pada bayi baru lahir.

b. Menambah bahan literatur mengenai manfaat dari pelaksanaan

pemberian ASI segera setelah lahir dan inisiasi menyusu dini.

Page 150: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

DAFTAR PUSTAKA

Afrilianti. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Dini Di Rumah

Bersalin Swasta Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. Skripsi. Depok :

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2002

Akre, J. Pemberian Makanan Untuk Bayi, Dasar-Dasar Fisiologis. Jakarta : Perinasia.

1994

Amalia, Linda. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Segera

Pada Bayi Baru Lahir di RSUD Kabupaten Cianjur. Tesis. Depok : Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2007

Biasa dkk. Hubungan Menyusui Bayi Pada 30 Menit Pertama Setelah Kelahiran

Dengan Waktu Keluarnya ASI Di Ruang Bersalin RSUD Sumedang. Jurnal

Keperawatan UNPAD Bandung.

Bobak, dkk. Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta : EGC. 2004

Brinch, Jennifer. Menyusui Bayi Dengan Baik dan Berhasil. Jakarta : Gaya Favorit

Press. 1986

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Dirjen Binkesmas Direktorat Gizi

masyarakat. Manajemen Laktasi Buku Pedoman bagi Bidan dan Petugas

Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Depkes RI. 2002

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pelatihan Konseling Menyusui : Sejak

Lahir Sampai Enam Bulan Hanya ASI Saja. Jakarta : Depkes RI. 2007

Page 151: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

___________________________________. Pesan-Pesan Tentang Inisiasi Menyusu

Dini (IMD) dan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Untuk Keluarga Indonesia.

Jakarta : Depkes RI. 2009

___________________________________. Rencana Strategi Nasional Making

Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010. Jakarta : Depkes RI. Artikel

ini diunduh dari : http://www.who.or.id diakses tanggal 11 Maret 2009

Ebrahim, G.J. Air Susu Ibu. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica. 1986

Fikawati, S & Syafiq, A. Hubungan Antara Menyususi Segera (Immediate

Breastfeeding) dan Pemberian ASI Eksklusif Sampai Dengan Empat Bulan.

Jurnal Kedokteran Trisakti, Mei-Agustus 2003, Vol. 22 No.22

Hamilton, Persis Mary. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. 1995

Haryati, Yati. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Dini di

RSUD Kabupaten Serang Tahun 2004. Skripsi. Depok : Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia. 2005

Hastono, Sutanto Priyo. Modul Analisa Data. Jakarta : FKM UI. 2001

Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika. 2008

Komalasari, Kokom 2007. Setiap Jam Delapan Bayi Meninggal. Artikel ini diunduh

dari http://www.gloriacyberministries.com diakses tanggal 6 Maret 2009

KESRA 2007. Ibu Negara Serukan Inisiasi Menyusui Dini. Artikel ini diunduh dari

http://www.menkokesra.go.id diakses tanggal 12 Desember 2008

Manuaba 1998 dan Saifudin 2002. Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Tentang

Asuhan Kehamilan dengan Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan.

Page 152: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Artikel ini diunduh dari http://one.indoskripsi.com diakses tanggal 26 Mei

2008

Marilynn, E. Doengoes & Marry Frances Moorhouse. Rencana Perawatan Maternal

Bayi. Jakarta : EGC. 2001

Moehji, Sjahmien. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Balita. Jakarta : Bhratara Karya

Aksara. 1988

_______________. Bayi Sehat dan Cerdas Melalui Gizi dan Makanan Pilihan

(Pedoman Asupan Gizi untuk Bayi dan Balita). Jakarta : Pustaka Mina. 2008

Nelvi. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Inisiasi Pemberian ASI di RB

Puskesmas Jakarta Pusat, Tahun 2004. Tesis. Depok : Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia. 2004

Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

2003

___________________. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta : Rineka

Cipta. 2005

Nursalam. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Segung Seto. 2001

_______. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika. 2008

Perinasia. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi Edisi Pertama. Jakarta : Yayasan

Perinasia. 1992

_______. Pemberian Makanan Untuk Bayi : Dasar-Dasar Psikologis. Jakarta : Bina

Rupa Aksara. 1994

Page 153: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

_______. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi Menuju Persalinan Aman dan Bayi

Baru Lahir Sehat. Jakarta : Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2004

Phillips, R. Celeste. Family Centered Maternity Care. Jones & Bartlett Publisher.

2003

Pudjiadi, S. Ilmu Gizi Klinis pada Anak edisi keempat. Jakarta : FKUI. 2005

Purwanti, H.S. Konsep Penerapan ASI Eksklusif Buku Saku untuk Bidan. Jakarta :

EGC. 2004

Rahardjo, Setiyowati. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI

dalam 1 Jam Pertama Setelah Melahirkan (Analisa Data SDKI 2002-2003).

Tesis. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2005

Ratri, Cahyaning. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Pertama

Kali di Purwakarta Jawa Barat tahun 1998 (Analisa Data Sekunder

Pengembangan Survei Cepat Untuk Menilai Kualitas Pelayanan KIA di DT

II). Skripsi. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

2000

Review Status MDGs 2007 di Indonesia. Artikel ini diunduh dari http:

//www.slideshare.not brief on summare report of MDG diakses tanggal 5 Mei

2009

Roesli. Utami. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda.

2008

___________.“Inisiasi Menyusui Dini Cegah Potensi Kematian Bayi 2007. Artikel

diunduh dari http://e-kehamilan.blogspot.com diakses tanggal 12 Desember

2008

Page 154: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/20936/...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU MENYUSUI PERTAMA KALI PADA BAYI BARU LAHIR

Rusnita, Anita. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Inisiasi

Menyusu Dini di Kamar Bersalin IGD RSUPN DR.Cipto Mangunkusumo

Jakarta November 2008. Skripsi. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia. 2008

Smith, 1974. Konseling. Artikel ini diunduh dari http://eko13.wordpress.com diakses

tanggal 23 Mei 2009

Soetjiningsih. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC. 1997

Suharsono. Memasyarakatkan Penyusuan Dini dan Rawat Gabung. Majalah

Kedokteran Indonesia, Vol.43, No.6: 329-332. Juni 1993

Sulaningsih, Kiki. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktek Pemberian ASI

Pada 1 jam pertama Setelah Melahirkan di Kabupaten Cirebon Jawa Barat

tahun 2003 (Analisa Data Sekunder Data Dasar Asuh 2003). Skripsi. Depok :

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2007

Suradi, R. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Cetakan kedua. Jakarta : Perkumpulan

Perinatologi Indonesia. 2004

Ubaedah, Nunuy. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Post Partum Tentang

Perawatan Payudara Berdasarkan Karakteristik Umur, Pendidikan,

Pekerjaan Dan Paritas Ibu Di Ruang Rawat Inap RSIA Kurnia Cilegon.

Skripsi. Serang : PSIK STIKES Falatehan. 2005

Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2002