148
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44 TAHUN DI POSBINDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh: Ayu Savitri NIM: 1112101000035 PEMINATAN GIZI MASYARAKAT PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

  • Upload
    dobao

  • View
    237

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44 TAHUN DI

POSBINDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN PASAR

MINGGU JAKARTA SELATAN TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh:

Ayu Savitri

NIM: 1112101000035

PEMINATAN GIZI MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

1

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44 TAHUN DI

POSBINDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN PASAR

MINGGU JAKARTA SELATAN TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:

Ayu Savitri

NIM: 1112101000035

PEMINATAN GIZI MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PEMINATAN GIZI

Skripsi, Juni 2017

Nama : Ayu Savitri, NIM : 1112101000035

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44 TAHUN DI

POSBINDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN PASAR

MINGGU JAKARTA SELATAN TAHUN 2017

xxii + 126 halaman, 26 tabel, 2 bagan, 4 lampiran

ABSTRAK

Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak dalam tubuh pada bagian

perut dengan jumlah berlebih. Obesitas sentral menjadi salah satu penyebab

terjadinya penyakit degeneratif. Obesitas sentral dipengaruhi oleh beberapa faktor

risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

dengan obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional.

Sampel penelitian ialah 95 wanita usia 15-44 tahun yang diperoleh secara acak.

Pengumpulan data dengan melakukan pengukuran lingkar pinggar, metode

wawancara dengan menggunakan kuesioner, metode IPAQ untuk melihat aktivitas

fisik dan wawancara Semi Quantitative FFQ untuk melihat konsumsi asupan

energi, karbohidrat, protein, lemak, dan serat. Data dilakukan analisis univariat

dan bivariat dengan uji chi square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian obesitas sentral

pada responden sebesar 62,1%. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan tingkat

kemaknaan 5% dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang signifikan dan erat

hubungannya dengan obesitas sentral adalah asupan serat [OR (kurang/cukup) =

9,663, CI (3,134-29,790)]; umur [OR (> 35 tahun/< 35 tahun) = 8,303, CI (2,979-

23,142)]; asupan energi [OR (lebih/cukup] =5,045, CI (2,009-12,668)]; asupan

lemak [OR (lebih/cukup) = 4,785, CI (1,995-11,710)]; asupan karbohidrat [OR

(lebih/cukup)= 2,643, CI (1,126-6,201)]; riwayat obesitas pada keluarga (OR

(ada/tidak ada)= 0,395, CI (0,159-0,983)] dan pekerjaan [OR (tidak

bekerja/bekerja) = 0,128, CI (0,046-0,355)].

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk melakukan pencegahan dan

penanggulangan dengan meningkatkan motivasi dan kesadaran masyarakat

mengenai pola makan dengan cara meningkatkan asupan serat 2 kali dari rata-rata

asupan yaitu 32 gram porsi per hari dengan mengkonsumsi sayur-sayuran dan

buah-buahan yang kaya akan serat 2-3 porsi sehari, membatasi asupan energi 200

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

iv

gram porsi per hari atau setara dengan mengurangi 2 centong nasi, untuk

membatasi asupan lemak tidak lebih dari 60 gram per hari dengan mengurangi

konsumsi minyak maksimal 5 sendok makan per hari, dan membatasi asupan

karbohidrat yang berasal dari gula maksimal 4 sendok makan perhari.

Kata kunci : Obesitas sentral, Wanita usia 15-44 tahun, Posbindu

Daftar Bacaan : 60 (2000-2016)

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

v

ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

SPECIALIZATION OF NUTRITION

Undergraduated Thesis, Juni 2017

Name : Ayu Savitri, NIM : 1112101000035

The Factors Related to the Incidence of Central Obesity in Women 15-44 Years

Old at Posbindu in Coverage Area of Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan in 2017

xxii + 126 halaman, 26 tabel, 2 bagan, 4 lampiran

ABSTRACT

Central obesity is fat accumulation in the body on the abdomen with excess

amounts. Central Obesity is one of the causes of degenerative diseases. Central

obesity is influences by many factors. This study aims to determine the factors

associated with central obesity in women aged 15-44 years in Posbindu coverage

area Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu South Jakarta in 2017.

The study design used in this study is cross sectional. The study sample

are 95 women aged 15-44 years who were obtained at random. Data collection by

measuring the circumference of the waist, interview method using questionnaire,

IPAQ method to see physical activity and interview Semi Quantitative FFQ to see

consumption of energy intake, carbohydrate, protein, fat, and fiber. Analysis of

the data consists of univariate analysis and bivariate analysis using the chi square

test.

The results showed that the prevalence of central obesity in respondents

was 62.1%. Based on the results of bivariate analysis with 5% significance level

can be seen that the factors closely related to central obesity are fiber intake (OR

(low/high) = 9,663), age [OR= 8,303, CI (2,979-23,142)]; energy intake [OR

(high/low) = 5,045, CI (2,009-12,668)]; fat intake [OR (high/low) = 4,785, CI

(1,995-11,710)]; carbohydrate intake [OR (high/low) = 2,643, CI (1,126-6,201)];

history of obesity in the family [OR (history/not history) = 0,395, CI (0,159-

0,983)]; occupation [OR (don’t work/work) = 0,128, CI (0,046-0,355)].

Therefore, efforts should be made to prevent and overcome by increasing

the motivation and awareness of the community about the diet by increasing fiber

intake 2 times the average intake of 32 grams of servings per day by consuming

vegetables and fruits with rich fiber 2-3 servings a day, limit the energy intake of

200 grams servings per day or the equivalent of reducing 2 cups of rice, to limit

fat intake of not more than 60 grams per day by reducing the maximum

consumption of 5 tablespoons of oil per day, and limit the intake of carbohydrates

which comes from a maximum of 4 tablespoons of sugar per day.

Keywords : Central Obesity, Women 15-44 years old, Posbindu

References : 60 (2000-2016)

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

vi

LEMBAR PERNYATAAN

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

vii

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

viii

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

ix

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PERSONAL

Nama : Ayu Savitri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Agustus 1994

Alamat : Jalan Gili Samping Gang Masjid No 36.

RT 005 RW 004 Kebon Jeruk, Jakarta

Barat

Telp/HP : 085697959100

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Email : [email protected]

B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

2012 – sekarang : Gizi Kesehatan Masyrarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2009 – 2012 : SMA Cakra Buana Depok

2006 – 2009 : SMPN 127 Jakarta Barat

2000 – 2006 : SDN 06 Pagi Kebon Jeruk Jakarta Barat

1999 – 2000 : TK Al-Idzhar Kebon Jeruk Jakarta Barat

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsl penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan

Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita Dewasa Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017”

dengan baik. Ucapan terima kasih penulis dengan ikhlas dan kerendahan hati atas

terselesaikannya skrispsi ini kepada:

1. Mama, Ayah, dan Abangku yang selalu memeberikan doa dan dukungan

untuk penulis dalam menjalakan dan menyelesaikan penelitian ini.

2. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes, PhD selaku Kepala Program Studi

Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Febrianti, Sp Msi dan Ibu Dr. Ela Laelasari, SKM, M.Kes selaku Dosen

Pembimbing dalam penelitian ini.

5. Sahabat-sahabat tercinta Rika Apriyanti Hernawan, Juwita Wiyanti, Nurzia

Ulhaq, Yulia Elizabet, Riskah Wahyuni Nasution, Mariatul Qibtiyah, Laily

Rachmayati, Evi Luthfiah Khairiyah, Syifa Azkia dan Ayu Sajida Da’at Arini

yang telah mendukung dan menyemangati saat berlangsungnya proses

pembuatan skripsi.

6. Teman-teman Gizi Kesehatan Masyarakat 2012 yang selalu bersama-sama

menuntut ilmu dan dan memberi dukungan terhadap penelitian ini.

7. Rekan-rekan Kesehatan Masyarakat angkatan 2012 yang telah bersama-sama

menuntut ilmu dan memberi dukungan terhadap penelitiaan ini.

8. Kader posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu yang

telah dengan sabar membantu dan memberikan arahan untuk tercapainya

pengambilan data skripsi.

9. Pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xi

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi penelitian ini masih

terdapat keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan

kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan skripsi penelitian ini.

Peneliti berharap, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang

membacanya.

Jakarta, Juni 2017

Peneliti

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................ 1

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 1

ABSTRAK .............................................................................................................................. iii

ABSTRACT ............................................................................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................................... vi

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................... vii

PANITIA SIDANG SKRIPSI ............................................................................................... viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. x

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xviiii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xxii

BAB I ....................................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................4

1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................................4

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................................6

1.5 Manfaat Penelitian .....................................................................................................8

1.6 Ruang Lingkup ..........................................................................................................8

BAB II .................................................................................................................................... 10

2.1 Obesitas Sentral .......................................................................................................10

2.2 Proses Obesitas Sentral ..............................................................................................10

2.3 Penilaian Obesitas Sentral ..........................................................................................12

a. Lingkar Pinggang ........................................................................................................12

b. Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul .........................................................................13

2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral .....................................13

2.3.1 Umur ......................................................................................................................14

2.3.2 Jenis Kelamin .........................................................................................................14

2.3.3 Pendidikan Terakhir ...............................................................................................15

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xiii

2.3.4 Pengetahuan ...........................................................................................................15

2.3.5 Pekerjaan ................................................................................................................16

2.3.6 Riwayat Obesitas pada Keluarga ...........................................................................17

2.3.7 Asupan Gizi ...........................................................................................................17

2.3.8 Aktivitas Fisik ........................................................................................................22

2.3.9 Konsumsi Rokok....................................................................................................24

2.5 Kerangka Teori ........................................................................................................24

BAB III .................................................................................................................................. 27

3.1 Kerangka Konsep .........................................................................................................27

3.2 Definisi Operasional .....................................................................................................29

3.3 Hipotesis .......................................................................................................................34

BAB IV .................................................................................................................................. 35

4.1 Desain Penelitian .....................................................................................................35

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................................35

4.3 Populasi dan Sampel ...............................................................................................35

4.4 Metode Pengumpulan Data .....................................................................................38

4.5 Instrumen Penelitian ................................................................................................41

4.6 Manajemen Data ......................................................................................................41

4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................................43

4.7.1 Uji Validitas ...........................................................................................................43

4.7.2 Uji Reliabilitas .......................................................................................................44

4.8 Analisis Data ...........................................................................................................46

4.8.1 Analisis Univariat.................................................................................................46

4.8.2 Analisis Bivariat ...................................................................................................46

BAB V .................................................................................................................................... 48

5.1 Analisis Univariat ....................................................................................................48

5.1.1 Gambaran Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan ..................................................................................................................48

5.1.2 Gambaran Umur pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ...............................48

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xiv

5.1.3 Gambaran Riwayat Obesitas pada Keluarga Wanita Usia 15-44 Tahun

di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan ......................................................................................................49

5.1.4 Gambaran Pendidikan Terakhir pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan ..................................................................................................................50

5.1.5 Gambaran Pengetahuan pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ................50

5.1.6 Gambaran Pekerjaan pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ................51

5.1.7 Gambaran Asupan Energi pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ................52

5.1.8 Gambaran Asupan Karbohidrat pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan ..................................................................................................................52

5.1.9 Gambaran Asupan Protein pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ................53

5.1.10 Gambaran Asupan Lemak pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ................54

5.1.11 Gambaran Asupan Serat pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ................54

5.1.12 Gambaran Aktivitas Fisik pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ................55

5.2 Analisis Bivariat ......................................................................................................56

5.2.1 Hubungan Umur dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita Usia

15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan ........................................................................................56

5.2.2 Hubungan Riwayat Obesitas pada Keluarga dengan Kejadian Obesitas

Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan .........................................57

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xv

5.2.3 Hubungan Pendidikan Terakhir dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ...........................................................58

5.2.4 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita

Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan ..............................................................................59

5.2.5 Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita

Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan ..............................................................................60

5.2.6 Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ...........................................................61

5.2.7 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ...........................................................62

5.2.8 Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ...........................................................63

5.2.9 Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ...........................................................64

5.2.10 Hubungan Asupan Serat dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ...........................................................65

5.11 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ...........................................................66

BAB VI .................................................................................................................................. 68

6.1 Keterbatasan Penelitian ...........................................................................................68

6.2 Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ..................................68

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xvi

6.3 Hubungan Umur dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita Usia

15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan ...........................................................................................70

6.4 Hubungan Riwayat Obesitas pada Keluarga dengan Kejadian Obesitas

Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ............................................72

6.5 Hubungan Pendidikan Terakhir dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ..............................................................74

6.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita

Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan .................................................................................75

6.7 Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita

Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan .................................................................................76

6.8 Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ..............................................................77

6.9 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ..............................................................79

6.10 Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ..............................................................81

6.11 Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan ..............................................................82

6.12 Hubungan Asupan Serat dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita

Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan .................................................................................84

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xvii

6.13 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita

Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan .................................................................................86

BAB VII ................................................................................................................................. 88

7.1 Simpulan ..................................................................................................................88

7.2 Saran ........................................................................................................................89

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 92

LAMPIRAN ........................................................................................................................... 97

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Definisi Operasional. ...................................................................................... 28

Tabel 4.1 Nilai P1 dan P2 Hubungan Variabel Independen dengan Obesitas

Sentral. .......................................................................................................... 36

Tabel 4.2 Jumlah wanita usia 15-44 tahun pada Tiap Posbindu di Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dalam Populasi dan sampel. ............... 37

Tabel 5.1 Distribusi Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Tahun 2017. .................................................................................................... 48

Tabel 5.2 Distribusi Umur pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun

2017. ............................................................................................................... 49

Tabel 5.3 Distribusi Riwayat Obesitas pada Keluarga pada Wanita Usia 15-44

Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. ............................................................ 49

Tabel 5.4 Distribusi Pendidikan Terakhir pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan Tahun 2017. ...................................................................................... 50

Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Tahun 2017. .................................................................................................. 51

Tabel 5.6 Distribusi Pekerjaan pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Tahun 2017. .................................................................................................... 51

Tabel 5.7 Distribusi Asupan Energi pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Tahun 2017. .................................................................................................... 52

Tabel 5.8 Distribusi Asupan Karbohidrat pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan Tahun 2017. ...................................................................................... 53

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xix

Tabel 5.9 Distribusi Asupan Protein pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Tahun 2017. .................................................................................................... 53

Tabel 5.10 Distribusi Asupan Lemak pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Tahun 2017. .................................................................................................. 54

Tabel 5.11 Distribusi Asupan Serat pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Tahun 2017. .................................................................................................. 55

Tabel 5.12 Distribusi Aktivitas Fisik pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Tahun 2017. .................................................................................................. 55

Tabel 5.13 Analisis Hubungan Umur dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. ............................ 56

Tabel 5.14 Analisis Hubungan Riwayat Obesitas pada Keluarga dengan Kejadian

Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun

2017. .............................................................................................................. 57

Tabel 5.15 Analisis Hubungan Pendidikan Terakhir dengan Kejadian Obesitas

Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. ........... 58

Tabel 5.16 Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Obesitas Sentral

pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. ............................... 59

Tabel 5.17 Analisis Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. .............................. 60

Tabel 5.18 Analisis Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas Sentral

pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. ........... 61

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xx

Tabel 5.19 Analisis Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Obesitas

Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. ........... 62

Tabel 5.20 Analisis Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Obesitas Sentral

pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. ........... 63

Tabel 5.21 Analisis Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral

pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. ........... 64

Tabel 5.22 Analisis Hubungan Asupan Serat dengan Kejadian Obesitas Sentral

pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. ........... 65

Tabel 5.23 Analisis Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Sentral

pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017. ........... 66

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xxi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian. ............................................................................ 26

Bagan 3.1 Kerangka Konsep. .......................................................................................... 28

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian. ................................................................................... 98

Lampiran 2 Formulir Metode Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire. ..... 102

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner. .................................................. 104

Lampiran 4 Output Analisis Data. ................................................................................ 110

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obesitas sentral menjadi salah satu permasalahan gizi masyarakat di

dunia, baik pada negara maju maupun negara berkembang. Obesitas sentral

merupakan penumpukan lemak dalam tubuh pada bagian perut dengan

jumlah berlebih. Penumpukan lemak ini terjadi akibat tidak berfungsinya

jaringan lemak subkutan dalam menghadapi ketidakseimbangan energi di

dalam tubuh karena peningkatan asupan gizi dan kurangnya aktivitas fisik

(Tchernof dan Depres, 2013). Seseorang dikatakan obesitas sentral apabila

lingkar perut ≥ 80 cm untuk wanita (Kemenkes, 2013).

Prevalensi obesitas sentral mengalami peningkatan baik di negara

maju maupun berkembang. Prevalensi obesitas sentral di Eropa dari tahun

1995-2000 meningkat dari 17,5% menjadi 20,7% (Helmut Schroder et al.,

2007), sedangkan di Amerika Serikat meningkat dari 38,3% menjadi 51,9%

pada periode 1988-2004 (Li et al., 2007). Di Korea prevalensi obesitas

sentra juga mengalami peningkatan pada periode 1998-2007 dari 40,5%

menjadi 41% (Khang et al., 2010).

Hasil survei nasional tentang obesitas sentral tahun 1998-2008 di

negara Inggris menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral meningkat

pada umur >18 tahun baik laki-laki maupun wanita, yaitu sebesar 19,2%

pada laki-laki dan 23,8% pada wanita di tahun 1998 sedangkan pada tahun

2008 menjadi 35,7% pada laki-laki dan 43,9% pada wanita (Howel, 2012).

Pada beberapa negara lainnya prevalensi obesitas pada wanita lebih tinggi

daripada laki-laki, seperti yang dilakukan dalam penelitian Pei (2015)

menunjukkan bahwa Prevalensi obesitas sentral di negara China sebesar

38,8% dengan prevalensi wanita sebesar 31,5% dan laki-laki 31,1%.

Di Indonesia, obesitas sentral juga mengalami peningkatan dalam

beberapa tahun. Hal ini ditunjukkan dalam hasil riskesdas pada tahun 2007

sebesar 18,8% menjadi 26,6% pada tahun 2013. Dapat dikatakan bahwa

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

2

26,6% prevalensi obesitas sentral dari 32,9% prevalensi obesitas secara

umum. Prevalensi obesitas sentral pada wanita dewasa di Indonesia sebesar

42,1% dibandingkan dengan laki-laki hanya sebesar 11,3%. Prevalensi

tertinggi terjadi pada daerah DKI Jakarta yaitu 39,7% (Kemenkes, 2013).

Jakarta Selatan merupakan salah satu kota di DKI Jakarta yang menjadi

penyumbang terbesar yaitu 42,1% (Kemenkes, 2013).

Berdasarkan data Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan,

obesitas sentral tertinggi di wilayah Jakarta Selatan adalah Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu sebesar 34,7%. Berdasarkan data di Posbindu

PTM (Penyakit Tidak Menular) Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu bulan

Mei tahun 2016, ditemukan bahwa sebesar 34,3% pengunjung posbindu

mengalami obesitas sentral.

Tingginya prevalensi obesitas dapat berdampak pada munculnya

berbagai penyakit terutama penyakit degenaratif seperti peningkatan

sindrom metabolik yang dimana kondisi seseorang mengalami hipertensi,

obesitas sentral, dyslipidemia dan resistensi insulin pada waktu yang

bersamaan (Shen, 2006), diabetes mellitus tipe 2 (Wang, 2005), penyakit

kardioveskuler (Litiyana, 2013), gangguan muskuloskeletal terutama

osteoartritis, kanker endometrium, payudara, dan usus besar (WHO, 2015).

Untuk mencegah peningkatan obesitas sentral harus diketau berbagai

faktor yang berhubungan dengan meningkatnya obesitas sentral. Faktor-

faktor tersebut adalah umur, jenis kelamin dan aktivitas fisik (Tchernof dan

Depres, 2013), asupan energi, pendidikan, pekerjaan, dan riwayat obesitas

pada keluarga (Ross, 2014), asupan lemak, dan asupan protein Bowen

(2015), asupan karbohidrat sederhana dan serat juga berhubungan dengan

obesitas sentral (Harikedua dan Naomi, 2012).

Umur merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan

obesitas sentral. Perubahan umur memiliki hubungan dengan terjadinya

perubahan dalam komposisi tubuh seseorang saat beranjak dewasa terkait

dengan penurunan pada massa bebas lemak dan peningkatan pada massa

jaringan lemak (Tchernof dan Depres, 2013). Jenis kelamin juga merupakan

salah satu penyebab terjadinya obesitas dimana wanita memiliki risiko lebih

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

3

besar daripada laki-laki (Ross, 2014). Dalam penelitian Erem (2004)

diketahui bahwa wanita lebih berisiko mengalami obesitas sentral daripada

laki-laki. Hal ini dikarenakan jaringan adipose meningkat lebih tinggi pada

wanita.

Aktivitas fisik juga berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral.

Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat membantu dalam

menurunkan lemak dalam tubuh seseorang, hal ini dikarenakan aktivitas

fisik dapat meningkatkan massa jaringan bebas lemak dan menurunkan

massa jaringan lemak (Tchernof dan Depres, 2013). Pada penelitian yang

dilakukan oleh Pujiati (2010) menunjukkan bahwa aktivitas fisik

berhubungan dengan obesitas sentral. Seseorang yang melakukan aktivitas

fisik berat lebih rendah mengalami risiko obesitas sentral (Sugianti, 2009).

Selain itu, pada penelitian Zhang (2007) menunjukkan bahwa

rendahnya tingkat pendidikan dapat menyebabkan terjadinya risiko obesitas

sentarl dikarenakan rendahnya tingkat pengetahuan. Hal in didukung oleh

penelitian Yoon (2006) pengetahuan berhubungan terjadinya obeitas sentral.

Konsumsi rokok dan minuman beralkohol juga berhubungan dengan

obesitas sentral (Pei, 2015). Sedangkan, hasil penelitian Sugianti (2009)

menyatakan pekerjaan juga memiliki hubungan dengan obesitas sentral.

Asupan makanan seseorang juga dapat menjadi faktor terjadinya

obesitas sentral. Konsumsi makanan yang mengandung tinggi protein dan

lemak, seperti ikan dan minyak juga dapat menjadi faktor yang berhubungan

dengan obesitas sentral dikarenakan asupan energi yang meningkat (Bowen,

2015). Selain itu, asupan karbohidrat dan serat juga merupakan faktor yang

berhubungan dengan obesitas sentral, dimana seseorang yang mengalami

obesitas sentral memiliki asupan karbohidrat sederhana yang tinggi dan

asupan serat yang rendah, seperti konsumsi gula berlebih dan rendahnya

mengkonsumsi buah dan sayuran (Harikedua dan Naomi, 2012).

Berdasarkan uraian tersebut tingginya prevalensi obesitas sentral

pada wanita usia 15-44 tahun membuat peneliti tertarik untuk melakukan

sebuah penelitian terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

4

sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Obesitas sentral adalah salah satu masalah di posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu sebesar 34,4% pada wanita usia 15-44

tahun. Obesitas sentral berdampak serius terhadap kesehatan yang

merupakan faktor risiko penyakit degenaratif seperti peningkatan sindrom

metabolik, diabetes mellitus tipe 2, penyakit kardioveskuler, gangguan

muskuloskeletal terutama osteoartritis, kanker endometrium, payudara, dan

usus besar.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas sentral, yaitu

riwayat obesitas pada keluarga, umur, jenis kelamin, asupan energi, aktivitas

fisik, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, kebiasaan merokok, dan

konsumsi minuman beralkohol. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk

melakukan penelitian mengenai “faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017”.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berikut pertanyaan penelitian dari rumusan masalah di atas:

1. Bagaimanakah gambaran obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun

di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017?

2. Bagaimanakah gambaran umur pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017?

3. Bagaimanakah gambaran riwayat obesitas pada keluarga pada wanita

usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017?

4. Bagaimanakah gambaran asupan zat gizi makro (asupan karbohidrat,

asupan lemak, asupan protein dan asupan serat) pada wanita usia 15-44

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

5

tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017?

5. Bagaimanakah gambaran aktivitas fisik pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017?

6. Bagaimanakah gambaran pekerjaan pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017?

7. Bagaimanakah gambaran pengetahuan pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017?

8. Bagaimanakah gambaran pendidikan terakhir pada wanita usia 15-44

tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017?

9. Bagaimanakah hubungan antara umur dengan kejadian obesitas sentral

pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017?

10. Bagaimanakah hubungan antara riwayat obesitas pada keluarga dengan

kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017?

11. Bagaimanakah hubungan antara asupan zat gizi makro (asupan

karbohidrat, asupan lemak, asupan protein dan asupan serat) dengan

kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017?

12. Bagaimanakah hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas

sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017?

13. Bagaimanakah hubungan antara pekerjaan dengan kejadian obesitas

sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017?

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

6

14. Bagaimanakah hubungan antara pengetahuan dengan kejadian obesitas

sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017?

15. Bagaimanakah hubungan antara pendidikan terakhir dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017?

1.4 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

b. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran obesitas sentral pada wanita usia 15-44

tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

2. Diketahuinya gambaran umur pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017.

3. Diketahuinya gambaran riwayat obesitas pada keluarga wanita usia

15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

4. Diketahuinya gambaran pendidikan terakhir pada wanita usia 15-44

tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

5. Diketahuinya gambaran pengetahuan pada wanita usia 15-44 tahun

di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017.

6. Diketahuinya gambaran pekerjaan wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017.

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

7

7. Diketahuinya gambaran asupan energi, asupan karbohidrat, asupan

lemak, asupan protein dan asupan serat pada wanita usia 15-44 tahun

di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017.

8. Diketahuinya gambaran aktivitas fisik pada wanita usia 15-44 tahun

di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017.

9. Diketahuinya hubungan antara umur dengan kejadian obesitas sentral

pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

10. Diketahuinya hubungan antara riwayat obesitas pada keluarga

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017.

11. Diketahuinya hubungan antara pendidikan terakhir dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun

2017.

12. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan kejadian obesitas

sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

13. Diketahuinya hubungan antara pekerjaan dengan kejadian obesitas

sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

14. Diketahuinya hubungan antara asupan energi, asupan karbohidrat,

asupan lemak, asupan protein dan asupan serat dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun

2017.

15. Diketahuinya hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

8

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun

2017.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Bagi Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

1. Dapat menggunakan data hasil penelitian sebagai acuan dalam

program penyuluhan dan sosialisasi tentang obesitas sentral kepada

masyarakat.

2. Dapat melakukan upaya promotif dan preventif dengan cara

memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat.

b. Bagi Pihak Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan terkait masalah kesehatan khususnya mengenai faktor-faktor

yang berhungan dengan kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44

tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan.

c. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian dapat diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan informasi mengenai obesitas sentral dan dijadikan acuan bagi peneliti

lain untuk melakukan penelitian selanjutnya.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi Peminatan Gizi, Program

Studi Kesehatan Masyarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk

mengetahui hubungan obesitas sentral dengan umur, riwayat obesitas pada

keluarga, asupan energi, asupan kerbohidrat, asupan lemak, asupan protein,

dan asupan serat, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan aktivitas fisik pada

wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017. Penelitian ini dilakukan pada

bulan maret sampai mei tahun 2017 dengan jenis penelitian kuantitatif

dengan desain studi cross sectional. Sumber data yang digunakan dalam

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

9

penelitian ini adalah sumber data primer dari hasil pengukuran lingkar

pinggang, metode wawancara dengan kuesioner dan semi quantitative food

frequency questionnaire dan data sekunder terkait obesitas sentral yang

diperoleh dari data Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dan Suku Dinas

Kesehatan Kota Jakarta Selatan. Penarikan sampel dilakukan secara acak

dengan cara proportional random sampling.

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas Sentral

Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak dalam tubuh pada

bagian perut dengan jumlah berlebih. Obesitas sentral menjadi salah satu

penyebab terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus tipe 2,

dyslipidemia, penyakit kardiovaskuler, hipertensi, kanker, sleep apnoea dan

sindrom metabolik (Tchernof dan Depres, 2013).

Beberapa penelitian sebelumnya menemukan tingginya dampak

obesitas sentral terhadap risiko kesehatan. Obesitas sentral berdampak

terhadap peningkatan risiko kematian (Pischon, 2008). Dalam penelitian

Wildman (2005) menemukan, obesitas sentral meningkatkan risiko

hipertensi, dislipidemia, diabetes, dan sindrom metabolik pada laki-laki dan

wanita dewasa.

Wanita dewasa biasa diawali dengan ditandai oleh pertumbuhan dan

pematangan dari segi fisik maupun psikis. Pada masa ini wanita dewasa

telah mengalami kesulitan untuk menurunkan berat badan (Ross, 2014).

Peningkatan berat badan dapat terlihat setelah wanita berusia 40 tahun

dengan adanya perubahan hormonal dan kurang berolahraga. Pada usia 44

tahun adalah masa dewasa akhir seseorang sebelum menuju lanjut usia

(Erem, 2004).

2.2 Proses Obesitas Sentral

Menurut Tchernof dan Despres (2013) Obesitas sentral merupakan

penumpukan lemak dalam tubuh pada bagian perut yang diakibatkan jumlah

lemak yang berlebih pada jaringan lemak subkutan dan lemak viseral perut.

Penumpukan lemak pada jaringan viseral perut dikarenakan tidak

berfungsinya jaringan lemak subktan dalam menghadapi ketidakseimbangan

energi dalam tubuh.

Hal ini terjadi dikarenakan pengendalian asupan makanan melibatkan

proses biokimiawi yang menentukan rasa lapar dan kenyang termasuk

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

11

penentuan selera jenis makanan, nafsu makan dan frekuensi makannya.

Besar dan aktifitas penyimpanan energi, terutama di jaringan lemak

dikomunikasikan ke sistem saraf pusat melalui mediator leptin dan sinyal

transduksi lain. Tampaknya, alur leptin merupakan regulator terpenting

dalam keseimbangan energi tubuh. Mutasi gen penyandi leptin dan sinyal

transduksi tersebut akan mempengaruhi pengendali asupan makanan dan

menjurus ke timbulnya obesitas (Garner (1996) dalam Indra, 2006).

Leptin disekresi adiposit ke sirkulasi dan ditranspor ke sistem saraf

pusat untuk berikatan dengan reseptor leptin di hipotalamus. Ikatan ini

merangsang sintesis pro-opiomelanokortin (POMC) yang akan

menyebabkan penurunan asupan makanan (Garner (1996) dalam Indra,

2006).

Secara genetik, kadar leptin individu kurus akan meningkat dan cukup

untuk menghentikan pertambahan badan setelah ada kenaikan berat badan 7

sampai 8 kg. Individu yang kenaikan berat badannya melebih batas tersebut

berarti tidak merespons leptin karena hormone tersebut tidak mampu masuk

ke darah otak atau terjadi mutasi pada satu atau beberapa tahapan kerja

leptin (Garner (1996) dalam Indra, 2006).

Pada kondisi simpanan lemak berlebih, leptin diproduksi sebanding

dengan tingginya simpanan energi dalam bentuk lemak. Leptin melalui

sirkulasi darah mencapai hipotalamus yang dapat menekan pusat lapar dan

melalui sirkulasi darah ke perifer meningkatkan metabolisme dengan

memacu lipolisis di jaringan adiposa (Garner (1996) dalam Indra, 2006).

Selain itu, diet tinggi karbohidrat merangsang lipogenesis sehingga

menghambat asam lemak tak jenuh. Energi yang berasal dari karbohidrat,

protein dan lemak yang melebihi kebutuhan tubuh akan disimpan dalam

jaringan lemak. Hormon leptin berhubungan dengan lipogenesis dapat

mempengaruhi penyimpanan lemak dalam tubuh sehingga mempengaruhi

jalur metabolik dalam jaringan adiposa dan viseral. Hal ini menyebabkan

terjadinya penumpukan lemak yang berlebih dalam tubuh (Tchernof dan

Despres, 2013).

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

12

Obesitas sentral terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan

keluaran kalori dari tubuh serta penurunan aktifitas fisik (sedentary life

style) yang menyebabkan penumpukan lemak di bagian viseral. Tubuh

mengandung sel lemak yang menyediakan tempat penyimpanan energi dan

lemak dalam jumlah yang sangat besar. Obesitas sentral dapat terjadi ketika

sel-sel lemak disekitar perut tersebut mengalami peningkatan bentuk

(hypertrophy) dan peningkatan jumlah (hyperplasia). Dengan demikian,

obesitas pada dasarnya merupakan hasil peningkatan jumlah lemak akibat

hyperplasia atau hypertrophy atau keduanya (David, 2000).

Sel-sel lemak mempunyai pola yang normal mengikuti perkembangan

dan pertumbuhan seseorang. Jika obesitas sudah terjadi sejak masa anak-

anak, sel-sel lemak di dalam tubuh akan berkembang dengan pesat dan

dalam jumlah yang banyak. Obesitas tersebut biasanya bertahan sampai usia

dewasa karena sel lemak dapat bertahan lama. Seseorang yang sudah

mengalami hyperplasia dan hypertrophy, mengalami kesulitan untuk

menurunkan berat badan. Massa sel lemak yang semakin bertambah akan

mendorong peningkatan kebutuhan lemak yang harus dipenuhi. Sepertiga

kasus obesitas yang sudah terjadi sejak masa anak-anak diyakini akan tetap

bertahan sampai pada usia dewasa. Sekitar 50% obesitas yang terjadi pada

anak sekolah diyakini akan tetap bertahan sampai usia dewasa dan sekitar

80% obesitas pada masa remaja akan tetap menjadi obesitas pada usia

dewasa (David, 2000).

2.3 Penilaian Obesitas Sentral

a. Lingkar Pinggang

Pengukuran lingkar pinggang dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya obesitas abdominal/sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh

terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus. Batasan

lingkar pinggang di Indonesia adalah > 80 cm pada wanita (Kemenkes,

2013). Pengukuran ini digunakan dalam pengukuran obesitas sentral

dikarenakan masih dapat mengukur validitas dari obesitas sentral (Depkes,

2008). Cara mengukur lingkar pinggang, yaitu:

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

13

1. Menetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah dan titik ujung

lengkung tulang pangkal paha/panggul. Kemudian, tetapkan titik

tengah diantara kedua titik tersebut.

2. Setelah itu, meminta responden untuk berdiri tegak dan bernafas secara

normal.

3. Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/diambil dari titik tengah

kemudian secara sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut

kembali menuju titik tengah diawal pengukuran.

4. Apabila responden mempunyai perut yang gendut ke bawah,

pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada

titik tengah tersebut lagi.

5. Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang

mendekati angka 0,1 cm.

b. Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul

Obesitas sentral/abdominal dapat diketahui melalui indikator rasio

lingkar pinggang dan panggul (RLPP) (WHO, 2008). RLPP merupakan

salah satu cara untuk mengukur obesitas sentral dengan cara membagi

lingkar pinggang dengan lingkar panggul yang bertujuan untuk melihat

gambaran penyakit yang berhubungan dengan distribusi lemak tubuh.

RLPP harus dilakukan oleh tenaga yang teralatih dan posisi pengukuran

harus tepat. Perbedaan posisi pengukuran akan memberikan hasil yang

berbeda (Supariasa, 2012). Menurut batasan RLPP untuk obesitas sentral

negara Asia termasuk Indonesia pada laki-laki adalah > 0,90 dan pada

perempuan > 0,85 (WHO, 2008).

2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral

Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral

yaitu umur, jenis kelamin, genetik, faktor nutrisi dan aktivitas fisik

(Tchernof dan Depres, 2013). Menurut Ross (2014) umur, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, riwayat obesitas, asupan energi, asupan lemak,

aktivitas fisik, dan konsumsi rokok. Asupan serat juga memiliki hubungan

dengan obesitas sentral (Pujaiti, 2010). Selain itu, Pengetahuan juga

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

14

berhubungan dengan obesitas sentral (Yoon, 2004). Konsumsi minuman

beralkohol juga berhubungan dengan obesitas sentral Sugianti (2009) juga

memiliki hubungan dengan obesitas sentral.

2.3.1 Umur

Umur merupakan masa hidup responden dalam tahun dengan

pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir.

Umur diduga berhubungan dengan kejadian obesitas sentral,

dikarenakan semakin bertambahnya umur seseorang, maka

penumpukan lemak yang terjadi di dalam tubuh semakin meningkat

terutama pada daerah perut (Erem, 2004).

Prevalensi obesitas sentral meningkat pada umur 20-60 tahun,

dimana pada umur 20-40 tahun menjadi risiko terjadinya obesitas

sentral. Pada umur lebih tua terjadi penurunan massa otot dan

perubahan metabolisme dalam tubuh yang dapat memicu terjadinya

penumpukan lemak (Janghorbani, 2007). Pada penelitian yang

dilakukan Sugianti (2009) yang menunjukkan bahwa umur 35-44

tahun berpeluang mengalami obesitas sentral lebih tinggi. Sedangkan,

menurut Trisna (2009) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara

umur dengan obesitas sentral.

2.3.2 Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan perbedaan seks yang didapat sejak lahir

yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin

menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang. Perempuan

memiliki hubungan dengan kejadian obesitas sentral lebih tinggi

daripada laki-laki (Ross, 2014). Hal ini juga terdapat dalam penelitian

Sugianti (2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan nyata

antara jenis kelamin dan obesitas sentral. Penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Hosseinpanah (2009) dengan

menggunakan studi kohort mendapatkan prevalensi obesitas sentral

pada wanita sebesar 76,7% pada fase I dan 83,8% pada fase II lebih

tinggi daripada prevalensi laki-laki sebesar 36,5% pada fase I dan

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

15

57,2% pada fase II. Hal ini diduga karena cadangan lemak tubuh

perempuan lebih banyak daripada laki-laki (Erem, 2004).

Demerath (2007) menyatakan bahwa lemak perut lebih tinggi pada

perempuan yang lebih tua daripada laki-laki muda. Jaringan adiposa

meningkat dengan bertambahnya umur, perempuan cenderung lebih

berisiko obesitas sentral, terutama setelah menopause. Perempuan akan

terjadi peningkatan kandungan lemak tubuh, terutama distribusi lemak

tubuh pusat dikarenakan efek dari menopause yang memiliki tinggi

persentase lemak perut, kolesterol total dan trigliserida (Chang, 2000).

2.3.3 Pendidikan Terakhir

Pendidikan merupakan suatu proses belajar yang kompleks,

komprehensif dan berjangka panjang untuk memperoleh pengetahuan

dan kecakapan yang diperlukan dan dapat dimanfaatkan dalam

kehidupan (UPI, 2007). Sedangkan, menurut Depkes (2008)

pendidikan merupakan tingkat pendidikan formal tertinggi yang telah

dicapai oleh seseorang.

Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi makanan. Hal ini dapat

terjadi karena pendidikan berhubungan dengan kepercayaan dan

tingkat pengetahuan (Yoon, 2004). Ada kecenderungan pevalensi

obesitas sentral menurun seiring dengan meningkatnya tingkat

pendidikan (Ross, 2014). Dalam penelitian Zhang (2007) tingkat

pendidikan meningkatkan berat badan dan lingkar perut. Hal ini

berkaitan dengan rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan

rendahnya tingkat pengetahuan.

2.3.4 Pengetahuan

Pengetahuan gizi menjadi landasan dalam menentukan konsumsi

pangan individu. Selain itu, pengetahuan gizi dapat meningkatkan

kemampuan seseorang dalam menerapkan pengetahuan gizinya dalam

memilih maupun mengolah bahan makanan sehingga kebutuhan gizi

tercukupi (Khomsan, 2009).

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

16

Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang semakin

memperhitungkan jenis kualitas makanan yang dipilih untuk

dikonsumsinya dan mengetahui permasalahan gizi terutama masalah

obesitas sentral. Masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan gizi

akan memilih makanan berdasarkan panca indera yang dianggapnya

menarik yang menyebabkan banyak mengkonsumsi makanan tinggi

lemak dan mengakibatkan tingginya masalah obesitas sentral

(Khomsan, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Yoon (2004) terdapat hubungan

antara pengetahuan dengan obesitas sentral dikarenakan pengetahuan

yang tinggi memiliki informasi gizi lebih banyak daripada

pengetahuan yang rendah. Sedangkan, penelitian Arundhana (2010)

pada 264 dosen menemukan bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan kejadian obesitas. Hal ini dikarenakan,

pengetahuan yang tinggi maupun rendah sama-sama memiliki potensi

mengalami obesitas sentral. Sedangkan, menurut penenlitian Mogre

(2012) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan obesitas sentral.

2.3.5 Pekerjaan

Perubahan pada struktur sosial berhubungan dengan peningkatan

obesitas. Hubungan ini terletak pada peningkatan proporsi populasi

pekerjaan dalam bidang pelayanan, perkantoran, dan profesi lain yang

kurang aktivitas fisik jika dibandingkan dengan pekerjaan manual yang

membutuhkan banyak aktivitas fisik pada masyarakat tradisional

(Sugianti, 2009).

Dekkers (2004) menyatakan bahwa kecepatan perkembangan

jaringan adiposa dari anak sampai dewasa muda dipengaruhi oleh

status sosial ekonomi. Menurut Ross (2014) pekerjaan berhubungan

dengan obesitas sentral. Hal ini juga terdapat dalam penelitian Sugianti

(2009) yang menyatakan terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

obesitas sentral. Prevalensi obesitas sentral pada penelitian tersebut

tertinggi pada ibu rumah tangga.

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

17

2.3.6 Riwayat Obesitas pada Keluarga

Riwayat obesitas pada keluarga dianggap menentukan kerentanan

terhadap timbulnya obesitas pada anaknya, dan 30-50% variasi

penyimpanan lemak tubuh total. Indeks massa tubuh orang tua dengan

kelebihan berat badan akan meningkatkan risiko kelebihan berat badan

terhadap anak-anak. Dari studi yang dilakukan riwayat keluarga yang

mengalami obesitas berkolerasi kuat terhadap obesitas pada anak

kandungnya (Ross, 2014).

Faktor genetik dapat mempengaruhi tingkat obesitas seseorang

(Tchernof dan Depres, 2013). Faktor genetik secara langsung maupun

tidak langsung mengatur berat badan sesorang. Hal ini diduga

mempengaruhi metabolisme dan faktor hormonal dalam tubuh yang

mengatur aspek asupan energi, penggunaan energi, dan pengeluaran

energi, sehingga mengakibatkan terjadinya obesitas sentral (Ross,

2014). Sedangkan, pada penelitian yang dilakukan oleh Nurviati

(2012) diketahui bahwa tidak ada hubungan antara riwayat obesitas

pada keluarga dengan kejadian obesitas sentral dikarenakan faktor

konsumsi makanan responden yang tinggi dan rendahnya aktivitas

fisik.

2.3.7 Asupan Gizi

Asupan gizi yang diduga berhubungan dengan kejadian obesitas

sentral wanita dewasa, yaitu:

a. Asupan Energi

Asupan energi sangat dibutuhkan tubuh seseorang untuk

mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan

aktivitas fisik. Energi dapat diperoleh dari asupan karbohidrat,

lemak dan protein yang terdapat dalam bahan makanan, sehingga

kandungan tersbut yang menentukan nilai dari energi dari suatu

bahan makanan yang dikonsumsi (Almatsier, 2009).

Kebutuhan energi seseorang menurut WHO adalah

konsumsi energi yang berasal dari makanan untuk menutupi

pengeluaran energi seseorang jika mempunyai ukuran dan

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

18

komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan

kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan

aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi

(Almatsier, 2009).

Obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara

energi yang masuk dengan energi yang keluar dari tubuh

seseorang. Angka kecukupan energi untuk wanita dewasa adalah

usia 15-18 tahun 2125 kkal, 19-29 tahun sebesai 2250 kkal dan

untuk wanita usia 30-44 tahun sebesar 2150 kkal (Kemenkes,

2014).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Bowen (2015)

mengatakan bahwa terdapat hubungan antara asupan energi dengan

obesitas sentral. Sedangkan, menurut Jaime (2006) menyebutkan

hasil sebaliknya, yaitu tidak terdapat hubungan antara asupan

energi dengan obesitas sentral.

b. Asupan Karbohidrat

Karbohidrat juga merupakan salah satu dari sumber energi

yang dibutuhkan bagi tubuh. Makanan yang tinggi karbohidrat

paling banyak didapatkan di dalam nasi, selain itu karbohidrat juga

terdapat dalam makanan yang manis. Hal ini dikarenakan,

karbohidrat juga mengandung gula yang berguna dalam proses

metabolisme tubuh. Angka kecukupan karbohidrat untuk wanita

dewasa adalah usia 15-18 tahun sebesar 292, 19-29 tahun sebesar

309 gr dan untuk usia 30-44 tahun sebesar 323 gr (Kemenkes,

2014). Berdasarkan penelitian dari Burhan (2013) diketahui bahwa

gula sukrosa memiliki 4,2 kali lebih tinggi menyebabkan obesitas

sentral jika dikonsumsi >50 g/hari.

Selain gula, alkohol juga merupakan salah satu asupan

karbohidrat sederhana. Alkohol berperan sebagi pelarut lipida yang

terdapat dalam membran sel yang memungkinkan dengan cepat

masuk kedalam sel-sel dan menghancurkan struktur sel tersebut

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

19

sehingga alkohol sering disebut toksik atau racun (Almatsier,

2004).

Berdasakan hasil Riskesdas 2007, prevalensi meminum

minuman beralkohol lebih banyak pada laki-laki daripada

perempuan (Depkes, 2008). Sedangkan, berdasarkan hasil

surveilans posbindu PTM di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan diketahui bahwa wanita tidak ada yang

mengkonsumsi minuman beralkohol. Hasil penelitian yang

dilakukan Laitinen (2004) menyatakan bahwa konsumsi alkohol

berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada laki-laki dan

wanita usia >31 tahun. Sebaliknya, dalam penelitian yang

dilakukan oleh Sugianti (2009) menemukan tidak adanya

hubungan antara frekuensi minuman beralkohol dengan kejadian

obesitas sentral.

Asupan karbohidrat yang berlebihan dapat berakibat buruk

bagi kesehatan dan dapat memicu terjadinya kejadian obesitas

sentral. Diet fruktosa berkontribusi pada peningkatan asupan energi

dan berat badan. Minuman manis berenergi meningkatkan asupan

energi yang berlebihan. Peningkatan konsumsi HFCS (High

Fructosa Corn Syrup) berhubungan dengan epidemi obesitas

(Bray, 2004).

Menurut Ross (2014) menyatakan bahwa konsumsi

makanan atau minuman bergula memiliki hubungan dengan

kejadian obesitas sentral. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Trisna (2009) bahwa asupan karbohidrat yang tinggi berhubungan

dengan terjadinya obesitas sentral pada wanita dewasa. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pujiati (2010) bahwa

terdapat hubungan asupan karbohidrat dengan obesitas sentral.

c. Asupan Lemak

Lemak merupakan salah satu sumber energi yang berfungsi

sebagai cadangan makanan. Akan tetapi, jika dikonsumsi secara

berlebihan akan menimbulkan masalah kesehatan bagi seseorang.

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

20

Konsumsi makanan berlemak dapat meningkatkan berat tubuh dan

lingkar perut (Drapeau, 2004).

Asupan lemak memiliki densitas energi yang lebih tinggi

dibandingkan dengan zat gizi makro lainnya. Satu gram lemak

menyumbang 9 kilokalori bagi tubuh. Angka kecukupan lemak

untuk wanita dewasa adalah usia 15-18 tahun sebesar 71 gr, 19-29

tahun sebesar 75 gr dan untuk usia 30-44 tahun sebesar 60 gr

(Kemenkes, 2014).

Efek stimulasi dari makanan berlemak pada asupan energi

karena rasa enak di mulut ketika mengonsumsi makanan yang

berlemak. Makanan berlemak mengatur sinyal yang mengontrol

rasa kenyang dengan cara melemahkan, menunda, dan mencegah

pada waktu seseorang mengonsumsi makanan berlemak (WHO,

2000). Konsumsi makanan tinggi lemak dapat meningkat risiko

obesitas sentral (Ross, 2014).

Dalam penelitian Trisna (2009) bahwa asupan lemak yang

tinggi berhubungan dengan terjadinya obesitas sentral pada wanita

dewasa. Hal ini sejalan dengan penelitian Pujiati (2010) bahwa

terdapat hubungan antara lemak dan obesitas sentral. Sedangkan,

penelitian yang dilakukan Sugianti (2009) menunjukkan bahwa

prevalensi obesitas sentral lebih tinggi terjadi pada responden yang

mengkonsumsi makanan rendah lemak.

d. Asupan Protein

Protein merupakan serangkaian atau rantai-rantai asam

amino dari substansi kimia yang terdapat di dalam makanan.

Protein berfungsi dalam membantu proses pertumbuhan, jika tubuh

kekurangan zat energi fungsi dari protein sebagai zat yang

mengahasilkan energi. Penggunaan protein yang berlebihan akan

diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam tubuh (Almatsier,

2004). Angka kecukupan protein untuk wanita dewasa adalah usia

15 tahun sebesar 69 gr, 16-18 tahun 59 gr, 19-29 tahun sebesai 56

gr dan untuk usia 30-44 tahun sebesar 57 gr (Kemenkes, 2014).

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

21

Penelitian yang dilakukan oleh Pujiati (2010) menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara asupan protein dengan obesitas

sentral. Sedangkan, dalam penelitian yang dilakukan oleh Loong

(2013) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara asupan

protein dan obesitas sentral, hal ini dikarenakan rendahnya hasil

rata-rata asupan protein berdasarkan food recall. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Drapeau (2004) bahwa

asupan protein tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap

obesitas sentral dikarenakan rendahnya asupan protein responden.

e. Asupan Serat

Serat merupakan karbohidrat yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan disebut juga selulosa yang berfungsi untuk

memperlancar defekasi. Serat yang rendah dapat mengakibatkan

terjadinya obesitas. Hal ini dikarenakan tidak adanya serat dapat

meningkatkan penyerapan karbohidrat, lemak dan protein.

Konsumsi serat yang teratur dan berkesinambungan dapat

menghindari seseorang dari obesitas (Fatmah, 2010).

Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat

menurunkan risiko obesitas sentral (Koh-Banerjee, 2003).

Makanan yang mengandung tinggi serat biasanya mengandung

rendah kalori sehingga membantu dalam penurunan berat badan

(Pujiati, 2010).

Angka kecukupan energi untuk wanita dewasa adalah usia

26-29 tahun sebesai 32 gr dan untuk usia 30-45 tahun sebesar 30 gr

(Kemenkes, 2014). Asupan serat yang rendah dapat menyebabkan

tingginya kejadian obesitas sentral. Hal ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan Drapeau (2004) yang menunjukkan

bahwa konsumsi sayuran dan buah yang cukup dapat menurunkan

angka kejadian obesitas sentral. Sedangkan menurut penelitian

yang dilakukan Pei (2015) menyatakan bahwa tidak terdapat

hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan obesitas sentral.

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

22

2.3.8 Aktivitas Fisik

Saat ini, seseorang mulai mengalami pergerseran aktivitas fisik.

Aktivitas yang dilakukan semakin minim dengan kesibukan yang

dijalani setiap harinya. Hal ini mempengaruhi konsumsi makan

seseorang. Seseorang yang sibuk oleh berbagai aktivitas cenderung

akan memilih jenis makanan yang praktis dan mudah diperoleh, serta

kurang melakukan olahraga. Aktivitas fisik yang rutin memiliki efek

yang menguntungkan bagi sistem metabolik tubuh karena

menghasilkan banyak keuntungan bagi kesehatan. Salah satunya

adalah penurunan yang cukup besar pada jaringan lemak (Tchernof

dan Depres, 2013).

Diketahui bahwa 15 menit berjalan cepat dapat mengeluarkan 100

Kkal. Berjalan 15 menit selama seminggu secara teori dapat

menurunkan berat badan sebanyak 0,2 pound, namun penurunan berat

badan sebanyak 10 pound selama setahun hanya dapat dicapai apabila

kegiatan berjalan tersebut dilakukan secara rutin setiap hari dan

memiliki asupan energi yang konstan (Stern, 2009).

Aktivitas fisik mengakibatkan perubahan fisiologis di dalam tubuh.

Perubahan ini mengakibatkan peningkatan pada kesehatan jantung,

yang dengan kata lain juga mengakibatkan keadaan yang baik bagi

tubuh manusia. Hal ini dapat terjadi karena aktivitas fisik

menyebabkan perubahan fisiologis yang spesifik yang dapat

menghasilkan sistem resisten penyakit lebih banyak (Kokkinos, 2010).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pujiati (2010) menunjukkan

bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas sentral. Hal

ini sejalan dengan penelirian Ladabaum (2014) yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian

obesitas sentral pada orang dewasa. Sedangkan, menurut penelitian

Sugianti (2009) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara

aktivitas fisik dengan obesitas sentral.

Tingkat aktivitas fisik seseorang dapat dinilai melalui berbagai

metode, salah satunya dengan pengisian kuesioner yang berpedoman

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

23

pada International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Kuesioner

tersebut mendata aktivitas fisik apa saja yang dilakukan responden

pada seminggu terakhir. Capaian aktivitas fisik yang dilakukan

respoden ditulis dalam satuan MET-menit/minggu, dimana rumusnya

adalah sebagai berikut:

Hasil perhitungan MET-menit/minggu dikategorikan ke dalam

tingkatan aktivitas fisik (WHO, 2006), yakni:

1. Aktivitas Berat, apabila:

a. Beraktivitas berat ≥ 3 hari dan akumulasi perhitungan aktivitas

fisiknya ≥ 1500 MET-menit/minggu atau

b. Beraktivitas fisik ≥ 7 hari dan akumulasi perhitungan aktivitas

fisiknya ≥ 3000 MET-menit/minggu

2. Aktivitas Sedang, apabila:

a. Beraktivitas berat ≥ 3 hari dengan durasi ≥ 20 menit per hari

atau

b. Beraktivitas sedang ≥ 5 hari dan/atau berjalan kaki ≥ 30 menit

per hari atau

c. Beraktivitas fisik ≥ 5 hari dan akumulasi perhitungan aktivitas

fisiknya ≥ 600 MET-menit/minggu

3. Aktivitas Ringan

a. Tidak ada aktivitas yang dilaporkan atau

b. Apabila tidak mencapai salah satu dari kriteria tinggi atau

sedang.

Merujuk pada Riset Kesehatan Dasar 2013 (Kemenkes RI, 2013)

tingkatan capaian aktivitas fisik yang disebutkan di atas dikategorikan

kembali menjadi “Aktif” dan “Kurang Aktif”. Kriteria aktif diberikan

kepada individu yang melakukan aktivitas fisik berat atau sedang atau

keduanya, sedangkan kriteria kurang aktif diberikan kepada individu

yang tidak melakukan aktivitas fisik sedang ataupun berat.

MET-menit/minggu = MET level x durasi aktivitas per hari (menit) x

hari per minggu

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

24

2.3.9 Konsumsi Rokok

Konsumsi rokok yang berlebihan diduga dapat menimbulkan

kejadian obesitas sentral. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013

menyatakan bahwa kebiasaan merokok lebih tinggi terhadap laki-laki

sebesar 47.5% dibandingkan dengan wanita sebesar 1,1% (Kemenkes,

2013). Berdasarkan hasil surveilans posbindu PTM di Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan diketahui bahwa wanita

tidak ada yang mengkonsumsi rokok.

Pada penelitian yang dilakukan Pei (2015) menemukan bahwa

tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok terhadap obesitas

sentral karena frekuensi konsumsi pada wanita lebih rendah daripada

laki-laki. Hal ini sejalan dengan Ross (2014) dalam buku Modern

Nutrition in Health and Disease 11th Edition menyatakan bahwa

seseorang yang cenderung mengalami obesitas sentral pada seseorang

yang berhenti merokok. Hal itu diduga karena meningkatnya asupan

energi disertai dengan menurunnya pengeluaran energi dan aktivitas

fisik, perubahan oksidasi lemak, dan metabolisme jaringan adipose.

2.5 Kerangka Teori

Kerangka teori ini merupakan adaptasi dari hasil-hasil penelitian

tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral. Kerangka

teori dapat dilihan pada bagan 2.1. Berikut penjabaran dari penelitian-

penelitian yang digunakan untuk kerangka teori:

1. Ross (2014) menyatakan bahwa obesitas sentral dihubungkan dengan

faktor umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, riwayat obesitas,

asupan energi, asupan lemak, aktivitas fisik, dan konsumsi rokok.

2. Tchernof dan Depres (2013) menjelaskan bahwa umur, jenis kelamin,

genetik, aktivitas fisik, dan faktor nutrisi memiliki hubungan dengan

obesitas sentral.

3. Sugianti (2009) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang behubungan

dengan obesitas sentral adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan, aktivitas

fisik, kebiasaan merokok, dan komsumsi minuman beralkohol.

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

25

4. Bowen (2015) menjelaskan faktor yang berhubungan dengan obesitas

sentral, yaitu asupan energi.

5. Yoon (2004) menjelaskan bahwa pengetahuan berhubungan dengan

obesitas sentral.

6. Pujiati (2010) menjelaskan bahwa asupan karbohidrat, asupan lemak,

asupan protein, asupan serat, kebiasaan merokok dan aktivitas fisik

memiliki hubungan dengan obesitas sentral.

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

26

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber: Modifikasi teori Ross (2014), Tchernof dan Depres (2013), Bowen

(2015), Pujiati (2010), Sugianti (2009) dan Yoon (2004)

Keterangan : Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Riwayat

Obesitas

pada

Keluarga

Obesitas

Sentral

Konsumsi

Rokok

Aktivitas Fisik

Pekerjaa

n

Umur

Jenis Kelamin

Asupan Gizi

1. Asupan Energi

2. Asupan Karbohidrat

3. Asupan Lemak

4. Asupan Protein

5. Asupan Serat

Pengetahua

n

PendidikanTerakhir

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

27

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan teori yang dikemukakan Ross (2014), Tchernof dan Depres

(2013), Bowen (2015), Pujiati (2010), Sugianti (2009) dan Yoon (2004) dapat

disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sentral,

yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pengetahuan, pekerjaan,

riwayat obesitas pada keluarga, asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan

protein, asupan serat, aktivitas fisik dan konsumsi rokok.

Namun, tidak semua faktor dalam kerangka teori menjadi variabel

penelitian ini. Variabel jenis kelamin tidak dijadikan sebagai variabel

penelitian ini dikarenakan telah homogen yaitu wanita. Pada variabel

komsumsi rokok tidak dijadikan sebagai variabel penelitian dikarenakan

berdasarkan hasil data surveilans posbindu PTM di Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu, prevalensi perilaku merokok terjadi hanya pada laki-laki.

Begitu pula, prevalensi minum alkohol menunjukkan hasil yang sama.

Sehingga, faktor-faktor yang akan diteliti terdiri dari variabel umur,

pendidikan terakhir, pengetahuan, pekerjaan, riwayat obesitas pada keluarga,

asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan protein, asupan serat, dan aktivitas

fisik.

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

28

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Riwayat

Obesitas pada

Keluarga

PendidikanTerakhir

Pengetahuan

Pekerjaan

Aktivitas Fisik

Asupan Gizi

1. Asupan Energi

2. Asupan Karbohidrat

3. Asupan Lemak

4. Asupan Protein

5. Asupan Serat

Obesitas Sentral

Umur

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

29

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Opersional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Variabel Dependen

1. Obesitas

sentral

Penumpukan lemak dalam tubuh

pada bagian perut yang diakibatkan

jumlah lemak yang berlebih

(Tchernof dan Depres, 2013).

Lingkar pinggang diukur

pada titik tengah antara

titik batas tepi tulang rusuk

paling bawah dan titik

ujung lengkung tulang

pangkal paha/panggul.

Saat pengukuran

responden dalam keadaan

rileks dan diambil saat

melakukan ekspresi

normal. (Kemenkes, 2013)

Pita ukur

meteran

1. Obesitas sentral, jika

lingkar pinggang ≥ 80

cm

2. Tidak obesitas sentral,

jika lingkar pinggang

< 80 cm

(Kemenkes, 2013)

Ordinal

Variabel Independen

2. Umur Masa hidup responden dalam tahun

dengan pembulatan ke bawah atau

umur pada waktu ulang tahun yang

terakhir

Responden mengisi sendiri

kuesioner yang sudah

disediakan

Kuesioner 1. Berisiko, jika umur ≥

35 tahun – 44 tahun

2. Tidak berisiko, jika

umur < 35 tahun

(Sugianti, 2009)

Ordinal

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

30

No. Variabel Definisi Opersional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

3. Riwayat

obesitas pada

keluarga

Riwayat obesitas pada individu

yang memiliki hubungan yang

dekat secara genetik yaitu ibu atau

ayah atau keduanya

Responden mengisi sendiri

kuesioner yang sudah

disediakan

Kuesioner 1. Ada riwayat

2. Tidak ada riwayat

(Nurviati, 2012)

Ordinal

4. Pendidikan

terakhir

Jenjang pendidikan formal tertinggi

yang telah dicapai oleh responden

Responden mengisi sendiri

kuesioner yang sudah

disediakan

Kuesioner 1. Rendah, jika tamat <

SMA

2. Tinggi, jika tamat ≥

SMA

(SKRT, 2004 dalam

Pujiati, 2010)

Ordinal

5. Pengetahuan Tingkat kemampuan responden

dalam menjawab pertanyaan terkait

obesitas sentral.

Responden mengisi sendiri

kuesioner yang sudah

disediakan

Kuesioner 1. Kurang, jika jawaban

benar responden

≤60%

2. Baik, jika jawaban

benar responden

>60%

(Diknas (2003) dalam

Nisa, 2013)

Ordinal

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

31

No. Variabel Definisi Opersional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

6. Pekerjaan Pekerjaan utama dari responden Responden mengisi sendiri

kuesioner yang sudah

disediakan

Kuesioner 1. Tidak Bekerja

2. Bekerja

(Siswanto, 2014)

Ordinal

7. Asupan

energi

Rata-rata jumlah energi yang

dikonsumsi oleh responden per hari

Wawancara responden

dengan menanyakan

makanan yang dikonsumsi

dalam satu hari

Semi

Quantitative

FFQ

1. Lebih, jika kecukupan

energi > 100%

AKG energi.

2. Cukup, jika

kecukupan energi ≤

100% AKG energi.

(Kemenkes, 2014)

Ordinal

8. Asupan

karbohidrat

Rata-rata jumlah karbohidrat yang

dikonsumsi oleh responden per hari

Wawancara responden

dengan menanyakan

makanan yang dikonsumsi

dalam satu hari

Semi

Quantitative

FFQ

1. Lebih, jika kecukupan

KH > 65% total

energi AKG

2. Cukup, jika

kecukupan KH ≤ 65%

total energi AKG

(Kemenkes, 2014)

Ordinal

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

32

No. Variabel Definisi Opersional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

9. Asupan

lemak

Rata-rata jumlah lemak yang

dikonsumsi oleh responden

per hari

Wawancara responden

dengan menanyakan

makanan yang dikonsumsi

dalam satu hari

Semi

Quantitative

FFQ

1. Lebih, jika kecukupan

lemak > 25% total

energi AKG

2. Tidak cukup, jika

kecukupan lemak ≤ 25%

total energi AKG

(Kemenkes, 2014)

Ordinal

10. Asupan

protein

Rata-rata jumlah protein yang

dikonsumsi oleh responden

per hari

Wawancara responden

dengan menanyakan

makanan yang dikonsumsi

dalam satu hari

Semi

Quantitative

FFQ

1. Lebih, jika kecukupan

protein > 20% total

energi AKG

2. Cukup, jika kecukupan

protein ≤ 20% total

energi AKG

(Kemenkes, 2014)

Ordinal

11. Asupan

serat

Rata-rata jumlah serat yang

dikonsumsi oleh responden

per hari

Wawancara responden

dengan menanyakan

makanan yang dikonsumsi

dalam satu hari

Semi

Quantitative

FFQ

1. Kurang, jika kecukupan

serat < AKG serat

2. Cukup, jika kecukupan

serat ≥ AKG serat

(Kemenkes, 2014)

Ordinal

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

33

No. Variabel Definisi Opersional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

12. Aktivitas

Fisik

Kegiatan fisik yang responden

lakukan dalam sehari-hari.

Pengisian kuesioner

aktivitas fisik yang

dihitung dengan cara:

METs Level (jenis

aktivitas) x Jumlah durasi

Aktivitas (Menit) x Jumlah

hari/minggu, oleh petugas.

Kuesioner 1. Kurang aktif (tidak

melakukan aktivitas fisik

sedang ataupun berat)

2. Aktif (melakukan

aktivitas fisik berat atau

sedang atau keduanya)

(Riskesdas, 2013).

Ordinal

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

34

3.3 Hipotesis

1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian obesitas sentral pada wanita

usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

2. Ada hubungan antara riwayat obesitas pada keluarga dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

3. Ada hubungan antara pendidikan terakhir dengan kejadian obesitas sentral

pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian obesitas sentral pada

wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

5. Ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian obesitas sentral pada

wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

6. Ada hubungan antara masing-masing asupan energi, asupan karbohidrat,

asupan lemak, asupan protein, dan asupan serat dengan kejadian obesitas

sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

7. Ada hubungan antara variabel aktivitas fisik dengan kejadian obesitas

sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

35

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan studi cross

sectional atau studi potong lintang yaitu pengumpulan data dan informasi serta

pengukuran antara variabel dependen dan independen dilakukan pada waktu

yang sama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuifaktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada wanita dewasa usia 15-44

tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan pada bulan Maret sampai Mei 2017.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia 15-44 tahun

yang berada di posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan. Sedangkan, besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan

menggunakan rumus besar sampel uji estimasi beda 2 proporsi. Jumlah

sampel yang dibutuhkan dengan rumus sebagai berikut:

𝑛 ={𝑧1−𝛼

2⁄ √2. �̅�(1 − �̅�) + 𝑍1−𝛽√𝑃1(1 − 𝑃1) + 𝑃2(1 − 𝑃2)}2

(𝑃1 − 𝑃2)2

Keterangan:

n = besar sampel minimal yang dibutuhkan

= derajat kepercayaan

= kekuatan uji

P1 = Proporsi kasus terpajan

P2 = Proporsi kasus tidak terpajan

Ᵽ = rata-rata proporsi; (P1 + P2)/2

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

36

Penelitian terdahulu mengenai hubungan variabel independen

dengan obesitas sentral diperoleh nilai P1 dan P2 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Nilai P1 dan P2 Hubungan Variabel Independen

dengan Obesitas Sentral

NO Variabel P1 P2 nx2 Sumber

1. Riwayat obesitas

pada keluarga

58,9% 34% 84

Trisna dan

Sudihati (2009)

2. Asupan

karbohidrat

59,9% 11,1% 14

3. Asupan lemak 59,9% 11,1% 14

4. Aktivitas Fisik 59,7% 27,8% 37

5. Pendidikan 72,9% 33,8% 25 Pujiati (2010)

6. Asupan energi 42,9% 64,1% 86

7. Asupan protein 42,1% 65,2% 72

8. Asupan Serat 71,8% 35,2% 28

9. Pekerjaan 97,1% 58,3% 17 Sugianti (2009)

Nilai P1 da P2 yang memiliki angka paling besar adalah P1 =

42,9% dan P2 = 64,1% dan dengan CI 95% atau alfa 5% serta kekuatan uji

(1-β) 80% akan digunakan dalam perhitungan besar sampel dalam

penelitian ini, yaitu rumus uji hipotesis estimasi beda 2 proporsi.

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel dalam penelitian ini untuk uji

hipotesis dua proporsi adalah 86 orang. Untuk menghindari drop out

penelitian, maka sampel ditambahkan 10% sehingga menjadi 95 sampel.

Penarikan sampel dilakukan secara acak (probability sampling)

dengan cara proportional random sampling dimana dilakukan

pengambilan sampel dalam setiap posbindu yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dengan melakukan skrining obesitas

sentral pada peserta yang datang ke posbindu. Adapun rumus alokasi yang

digunakan dalam menentukan proporsi setiap posbindu, yaitu:

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

37

𝑛𝑖 =𝑁𝑖

𝑁 𝑥 𝑛

Keterangan:

𝑛𝑖 = jumlah anggota sampel tiap posbindu

𝑁𝑖 = jumlah anggota populasi tiap posbindu

𝑁 = jumlah anggota populasi seluruh posbindu

𝑛 = jumlah anggota sampel seluruh posbindu

Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu tahun 2016

mempunyai 16 pos pembinaan terpadu (posbindu) yang tersebar pada 10

(sepuluh) Puskesmas Kelurahan. Berikut adalah tabel yang menunjukkan

penentuan jumlah sampel yang diambil berdasarkan alokasi dari tiap

posbindu.

Tabel 4.2 Jumlah wanita usia 15-44 tahun pada Tiap Posbindu di

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dalam Populasi

dan sampel

No. Puskesmas

Kelurahan

Posbindu Populasi Sampel

1. Pejaten Barat I Melati Sehat 9 4

Pejaten Barat II Kemala 18 7

Indonesia Maju 8 3

3. Pejaten Barat III Nangka 15 6

Melati 9 4

4. Pejaten Timur Dukuh 12 5

Merpati 6 2

5. Pasar Minggu I Bugar Ceria 7 3

6. Pasar Minggu II Ersa Gemilang 10 4

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

38

No. Puskesmas

Kelurahan

Posbindu Populasi Sampel

7. Cilandak Timur Matahari 16 7

Cempaka 10 4

Tulip 20 8

8. Kebagusan Kecapi II 29 12

9. Ragunan Damai 14 6

Anggur 12 5

10. Jati Padang Sehat Cermat 38 15

TOTAL 233 95

Berdasarkan penentuan alokasi sampel tersebut didapatkan bahwa

total sampel tepat 95 sampel. Dari masing-masing posbindu telah

ditetapkan pengampilan sampel sesuai dengan jumlah alokasi sampel pada

tabel perhitungan di atas dengan cara mengacak nomor kemudian lihat

pada kerangka sampel, nomor yang keluar pada saat pengacakan itulah

yang dijadikan sebagai responden.

Kriteria insklusi dalam penelitian ini adalah wanita usia 15-44

tahun dan bersedia menjadi responden untuk diwawancarai dan dilakukan

pengukuran status gizi dengan menandatangani informed consent yang

diberikan. Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah bukan

berumur <15 tahun atau > 44 tahun, sedang melakukan diet, vegetarian

dan sedang hamil. Sampel dalam penelitian harus dapat mewakili keadaan

di populasinya yang memenuhi syarat kriteria inklusi dan eksklusi.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dilakukan

dengan cara mengambil data primer. Dalam pengumpulan data primer,

peneliti di bantu oleh 3 orang enumerator (3 mahasisiwi kesehatan

masyarakat). Metode yang digunakan untuk pengambilan data primer

dalam penelitian ini adalah metode pengukuran antropometri, metode

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

39

wawancara, metode International Physical Activity Questionnaire (IPAQ)

dan metode Semi Quantitative Food Frequency Questionaire (SQ-FFQ).

Metode pengukuran antropometri untuk mendapatkan data obesitas

sentral. Metode wawancara dengan menggunakan kuesioner untuk

memperoleh data umur, riwayat obesitas pada keluarga, pendidikan

terakhir, pengetahuan dan pekerjaan. Metode IPAQ untuk pengambilan

data aktivitas fisik. Kemudian, metode SQ-FFQ untuk memperoleh data

asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak dan

asupan serat.

1. Metode Pengukuran Antropometri

Metode pengukuran antropometri digunakan untuk mengukur

status obesitas sentral pada responden dengan cara melihat ukuran

lingkar pinggang responden. Pengukuran lingkar pinggang

menggunakan alat ukur berupa pita ukur meteran dengan cara

mengukur lingkar pinggang pada titik tengah antara titik batas tepi

tulang rusuk paling bawah dan titik ujung lengkung tulang pangkal

paha/panggul. Saat pengukuran responden dalam keadaan rileks dan

diambil saat melakukan ekspresi normal. Hasil pengukuran tersebut

kemudian dibandingkan dengan standar ukuran lingkar pinggang

wanita berdasarkan Kemenkes (2014).

2. Metode Wawancara

Metode yang digunaan untuk memperoleh data primer dengan

menggunakan kuesioner, yaitu daftar-daftar pertanyaan mengenai

variable umur, riwayat obesitas pada keluarga, pendidikan terakhir,

pengetahuan dan pekerjaan. Kuesioner ini digunakan untuk

memberikan pertanyaan kepada responden untuk dijawab sesuai

dengan daftar pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut. Dalam

penelitian ini, seluruh responden menjawab seluruh pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti dan enumerator.

3. Metode IPAQ

Metode ini digunakan untuk memperoleh data aktivitas fisik

responden dengan cara memberikan daftar pertanyaan/pernyataan

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

40

mengenai variabel aktivitas fisik yang dilakukan selama satu minggu

terakhir.

4. Metode SQ-FFQ

Metode ini digunakan untuk melihat data asupan energi, karbohidrat,

protein, lemak dan serat pada responden dengan cara wawancara.

Untuk menganalisis nilai gizi dari asupan energi, karbohidrat, protein,

lemak dan serat menggunakan software Nutrisurvey.

Adapun prosedur penggunaan SQ-FFQ sebagai berikut (Fahmida,

2007):

1. Subjek diwawancarai mengenai frekuensi konsumsi jenis makanan

sumber zat gizi yang diingin diketahui baik harian, mingguan atau

bulanan.

2. Subjek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan

porsinya.

3. Mengestimasi ukuran porsi yang dikonsumsi subjek ke dalam

ukuran berat (gram).

4. Mengkonversi semua frekuensi daftar bahan makanan untuk

perhari.

Contoh : Nasi putih dikonsumsi 3x sehari, ekuivalen dengan 3

Tahu dikonsumsi 4x seminggu, ekuivalen dengan 4/7 hari

= 0,57.

5. Mengalihkan frekuensi perhari dengan ukuran porsi (gram) untuk

mendapatkan berat yang dikonsumsi dalam gram/hari.

6. Hitung semua daftar bahan makanan yang dikonsumsi subjek

penelitian sesuai dngan yang terisi di dalam form.

7. Setelah semua bahan makanan diketahui berat yang dikonsumsi

dalam gram/hari, maka semua berat item dijumlahkan sehingga

diperoleh total asupan zat gizi dari subjek.

8. Terakhir, cek kembali untuk memastikan semua item bahan

makanan telah dihitung dan hasil penjumlahan berat (gram) bahan

makanan tidak terjadi kesalahan.

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

41

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner

sebagai pedoman wawancara terstruktur dan formulir Semi Quantitative

Food Frequency Questionaire. Kuesioner digunakan sebagai wawancara

terstruktur untuk mengetahui riwayat obesitas pada keluarga, pendidikan

terakhir, pengetahuan, pekerjaan, dan aktivitas fisik. Sedangkan, formulir

Semi Quantitative Food Frequency Questionaire digunakan untuk

mengetahui asupan energi, asupan karbohidrat, asupan lemak, asupan

protein, dan asupan serat beserta frekuensinya.

4.6 Manajemen Data

Semua data yang telah terkumpul berupa data primer akan diolah

melalui tahap-tahap sebagai berikut untuk selanjutnya dapat dianalisis:

1. Penyuntingan data (data editing)

Data yang dikumpulkan selama penelitian diperiksa terlebih dahulu

sebelum peneliti atau pengumpul data meninggalkan lapangan. Hal ini

digunakan untuk memastikan kelayakan data agar dapat diolah ke

tahap selanjutnya. Adapun data yang dikumpulkan selama penelitian

ini berlangsung adalah data berupa kuesioner. Untuk itu, peneliti

melakukan pemeriksaan kuesioner secara fisik untuk memeriksa

kelengkapan jawaban dari responden dan memastikan setiap lembar

kuesioner yang telah diisi oleh responden tersebut utuh dan tidak

hilang.

2. Pengodean data (coding)

Pengkodean atau memberikan kode atas jawaban-jawaban yang

akan dijawab oleh responden. Hal ini dilakukan untuk mempermudah

dalam mengelompokkan data dan pemasukan data ke dalam komputer.

Dalam penelitian ini, koding pada setiap variabel disesuaikan dengan

definisi operasional penelitian.

1) Variabel dependen, kejadian obesitas sentral diberikan kode

dengan dua kategori yaitu kode “1” untuk “Obesitas sentral”,

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

42

yaitu apabila ukuran lingkar pinggang ≥ 80 cm dan kode “2”

untuk “Tidak obesitas sentral”, apabila lingkar pinggang < 80

cm.

2) Variabel umur diberikan kode dengan dua kategori yaitu kode

“1” untuk “Berisiko”, yaitu apabila umur ≥ 35 tahun – 44 tahun

dan kode “2” untuk “Tidak Berisiko”, apabila umur < 35 tahun.

3) Variabel riwayat obesitas pada keluarga diberikan kode dengan

dua kategori yaitu kode “1” untuk “Ada riwayat” dan kode “2”

untuk “Tidak ada riwayat”.

4) Variabel pendidikan terakhir diberikan kode dengan dua kategori

yaitu kode “1” untuk “Rendah”, jika tamat < SMA dan kode “2”

untuk “Tinggi”, jika tamat ≥ SMA.

5) Variabel pengetahuan diberikan kode dengan dua kategori yaitu

kode “1” untuk “ Kurang”, jika jawaban responden benar ≤ 60%

dan kode “2” untuk “Baik”, jika jawaban responden benar >

60%.

6) Variabel pekerjaan diberikan kode dengan dua kategori yaitu

kode “1” untuk “Tidak bekerja” dan kode “2” untuk “Bekerja”.

7) Variabel asupan energi diberikan kode dengan dua kategori yaitu

kode “1” untuk “Lebih”, jika kecukupan energi > 100 % AKG

energi dan kode “2” untuk “Cukup” jika kecukupan energi ≤ 100

% AKG energi.

8) Variabel asupan karbohidrat diberikan kode dengan dua kategori

yaitu kode “1” untuk “Lebih”, jika kecukupan karbohidrat > 65%

total energi AKG dan kode “2” untuk “Cukup”, jika kecukupan

karbohidrat ≤ 65% total energi AKG.

9) Variabel asupan protein diberikan kode dengan dua kategori

yaitu kode “1” untuk “Lebih”, jika kecukupan protein > 20%

total energi AKG dan kode “2” untuk “Cukup”, jika kecukupan

protein ≤ 20% total energi AKG.

10) Variabel asupan lemak diberikan kode dengan dua kategori yaitu

kode “1” untuk “Lebih”, jika kecukupan lemak > 25% total

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

43

energi AKG dan kode “2” untuk “Cukup”, jika kecukupan lemak

≤ 25% total energi AKG.

11) Variabel asupan serat diberikan kode dengan dua kategori yaitu

kode “1” untuk “Kurang”, jika kecukupan serat < AKG serat dan

kode “2” untuk “Cukup”, jika kecukupan serat ≥ AKG serat.

12) Variabel aktivitas fisik diberikan kode dengan dua kategori yaitu

kode “1” untuk “Kurang aktif”, jika tidak melakukan aktivitas

fisik sedang ataupun berat dan kode 2 “Aktif”, jika melakukan

aktivitas fisik berat atau sedang atau keduanya.

3. Pemasukkan data (data entry)

Data entry dilakukan dengan cara memasukkan data yang telah

terkumpul dari lapangan, kemudian data disunting dan diberikan kode

sesuai dengan yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel.

Selanjutnya data dimasukkan ke dalam aplikasi atau perangkat

software yang ada di komputer.

4. Pembersihan data (data cleaning)

Tahap ini dilakukan untuk mengecek kembali data yang telah

dimasukkan ke dalam perangkat software komputer. Pembersihan data

juga dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan data yang

telah dimasukkan ke komputer dan apabila terdapat kesalahan dapat

segera diperbaiki.

4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.7.1 Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan untuk mengukur apakah

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sudah dapat mengukur

variabel yang hendak diukur atau tidak. Uji validitas kuesioner ini

telah dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu. Hal ini

didasarkan bahwa karakteristik responden yang terdapat dalam

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu memiliki karakteristik dan

lingkungan yang sama pada subjek penelitian yang dilakukan di

Posbindu.

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

44

Pengujian validitas kuesioner untuk variabel umur, riwayat

obesitas pada keluarga, pendidikan terakhir, pengetahun, pekerjaan

dan aktivitas fisik dengan menggunakan validitas isi dikarenakan

jenis pertanyaan pilihan dengan alenatif jawaban yang berbeda

disetiap pertanyaan. Pengujian validitas isi dengan cara

mengevaluasi tanggapan dari responden untuk masing-masing item

pada instrument dengan melihat rentang waktu responden menjawab

daa ada tidaknya pengulangan pembacaan daftar pertanyaan

kuesioner untuk melihat apakah responden mengerti atas daftar

pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

Pada hasil pengujian validitas isi dilihat dari tanggapan

responden dalam menjawab, daftar pertanyaan dianggap valid jika

responden bisa langsung menjawab pertanyaan tersebut tanpa adanya

pengulangan pembacaan pertanyaan. Sedangkan, jika rentang waktu

responden menjawab pertanyaan cukup lama dan adanya permintaan

pengulangan pertanyaan karena responden kurang memahami

pertanyaan tersebut maka dinyatakan tidak valid dan harus dilakukan

modifikasi pertanyaan untuk memperjelas maksud dari pertanyaan

tersebut.

Pengukuran validitas untuk variabel asupan energi,

karbohidrat, protein, lemak dan serat dengan cara menanyakan

kepada kader disetiap posbindu makanan apa saja yang sering

dikonsumsi di wilayah sekitar posbindu. Hasil wawancara tersebut

dimasukkan kedalam formulir SQ-FFQ.

4.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui alat ukur yang

digunakan dapat terjaga konsistennya dari pengukuran waktu

pertama sampai pengukuran yang dilakukan berulang-ulang. Uji

reliabilitas kuesioner juga dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu. Karena karakteristik dari subjek penelitian hampir sama

dengan lokasi ini.

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

45

Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan teknik KR 20

yang merupakan rumus dari Kuder Richardson sebagai berikut

(Sugiyono (2012) dalam Furry, 2016):

Keterangan:

k = jumlah item dalam instrument

pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item

qi = 1 – pi

St2 = varians total = Σ Xt

2 - (Σ Xt

n) 2

Tabel 4.3 Kriteria reliabilitas

Nilai Kriteria

-1,00 - 0,20 Reliabilitas sangat rendah

0,21 - 0,40 Reliabilitas rendah

0,41 – 0,70 Reliabilitas cukup

0,71 – 0,90 Reliabilitas tinggi

0,91 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas menggunakan

rumus KR 20 didapatkan hasil r = 0.99 (Lampiran 3) yang artinya

realibiltas kuesioner sangat tinggi.

𝑟𝑖 =k

(k−1)(

𝑆𝑡2−Σ pi qi

𝑆𝑡2)

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

46

4.8 Analisis Data

4.8.1 Analisis Univariat

Setelah dilakukan manajemen data, data yang diperoleh

dianalisis masing-masing variabel. Analisa data yang digunakan

adalah analisis univariat. Analisis univariat merupakan analisis

yang dilakukan terhadap sebuah variabel dan bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menggambaran karakteristik dari semua

variabel penelitian. Adapun variabel dependen yang dianalisis

yaitu obesitas sentral. Sedangkan, variabel independen yang

dianalisis terdiri dari riwayat obesitas pada keluarga, pendidikan

terakhir, pengetahuan, pekerjaan, asupan energi, asupan

karbohidrat, asupan lemak, asupan protein, asupan serat dan

aktivitas fisik. Berdasarkan data yang diperoleh, data tersebut

diolah secara deskriptif atau digambarkan dengan penyajian dalam

bentuk tabel dan diagram untuk menentukan frekuensi dan

persentase dari masing-masing variabel yang diteliti.

4.8.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara dua variabel yang dalam penelitian ini berguna untuk

melihat hubungan antara variabel independen yang terdiri dari

umur, riwayat obesitas pada keluarga, pendidikan terakhir,

pengetahuan, pekerjaan, asupan energi, asupan karbohidrat, asupan

lemak, asupan protein, asupan serat dan aktivitas fisik dengan

obesitas sentral pada wanita dewasa usia 15-44 tahun di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi-square karena

variabel dependen dan variabel independen berbentuk data

kategorik. Adapun rumus uji chi square adalah sebagai berikut:

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

47

𝑋2 = ∑(0−E)2

E

df = (k – 1) (b – 1)

Keterangan :

X2 = Nilai chi-square

O = Nilai observasi

E = Nilai harapan

df = degree of freedom

k = Jumlah kolom

b = Jumlah baris

Melalui uji statistik chi square diperoleh nilai p.value,

dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan (alpha) = 0.05

yaitu jika diperoleh nilai p.value ≤ 0.05, berarti ada hubungan yang

signifikan antara variabel independen dan dependen, dan jika

diperoleh bilai p.value > 0.05, maka tidak ada hubungan yang

signifikan antara variabel independen dan variabel dependen.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

48

BAB V

HASIL

5.1 Analisis Univariat

5.1.1 Gambaran Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan

Gambaran obesitas sentral wanita usia 15-44 tahun di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017 disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 5.1 Distribusi Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44

Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan Tahun 2017

Obesitas Sentral Frekuensi (n) Persen (%)

Obesitas Sentral 59 62,1

Tidak Obesitas Sentral 36 37,9

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017 mengalami obesitas sentral yaitu sebesar 62,1% dan yang

tidak mengalami obesitas sentral sebanyak 37,9%. Sehingga, dapat

dilihat lebih banyak responden yang mengalami obesitas sentral

daripada yang tidak obesitas sentral.

5.1.2 Gambaran Umur pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan

Gambaran umur pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017 disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

49

Tabel 5.2 Distribusi Umur Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan Tahun 2017

Umur Frekuensi (n) Persen (%)

Berisiko 69 72,6

Tidak Berisiko 26 27,4

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017 memiliki umur yang berisiko

mengalami obesitas sentral yaitu 69 orang (72,6%). Sehingga, pada

penelitian ini lebih banyak responden yang memiliki umur berisiko (≥

35-44 tahun) untuk mengalami obesitas sentral daripada umur yang

tidak berisiko (< 35 tahun).

5.1.3 Gambaran Riwayat Obesitas pada Keluarga Wanita Usia 15-44

Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan

Berikut ini gambaran riwayat obesitas pada keluarga wanita

usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017:

Tabel 5.3 Distribusi Riwayat Obesitas pada Keluarga Wanita Usia

15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

Riwayat Obesitas

pada Keluarga

Frekuensi (n) Persen (%)

Ada 59 62,1

Tidak ada 36 37,9

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 95 responden

di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017 memiliki riwayat obesitas pada keluarga

sebanyak 59 orang (62,1%). Sehingga, dapat dilihat bahwa lebih

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

50

banyak responden yang memiliki riwayat obesitas pada keluarga

daripada yang tidak memiliki riwayat obesitas pada keluarga.

5.1.4 Gambaran Pendidikan Terakhir pada Wanita Usia 15-44 Tahun

di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan

Gambaran pendidikan terakhir pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 sebagai berikut:

Tabel 5.4 Distribusi Pendidikan Terakhir Wanita Usia 15-44

Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

Pendidikan Terakhir Frekuensi (n) Persen (%)

Rendah 37 38,9

Tinggi 58 61,1

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa responden di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017 sebagian besar memiliki pendidikan terakhir yang tinggi

sebesar 61,1 %. Maka, dapat dilihat bahwa pada penelitian ini lebih

banyak responden yang memiliki pendidikan yang tinggi (≥ SMA)

daripada yang memiliki pendidikan rendah (< SMA).

5.1.5 Gambaran Pengetahuan pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan

Gambaran Pengetahuan pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 sebagai berikut:

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

51

Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017

Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Kurang 46 48,4

Baik 49 51,6

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa responden di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 memiliki pengetahuan yang baik, yaitu sebesar

51,6%. Sehingga, diketahui bahwa pada penelitian ini responden lebih

banyak yang berpengetahuan baik mengenai obesitas sentral daripada

responden yang berpengtahuan kurang.

5.1.6 Gambaran Pekerjaan pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan

Gambaran Pekerjaan pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017 sebagai berikut:

Tabel 5.6 Distribusi Pekerjaan Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017

Pekerjaan Frekuensi (n) Persen (%)

Tidak Bekerja 53 55,8

Bekerja 42 44,2

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa responden di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017 sebagian besar tidak memiliki pekerjaan (ibu rumah

tangga), yaitu sebanyak 55,8,%. Sehingga, pada penelitian ini dapat

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

52

dilihat bahwa lebih banyak responden yang tidak bekerja (ibu rumah

tangga) daripada yang bekerja.

5.1.7 Gambaran Asupan Energi pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan

Gambaran asupan energi pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 sebagai berikut:

Tabel 5.7 Distribusi Asupan Energi Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017

Asupan Energi Frekuensi (n) Persen (%)

Lebih 46 48,4

Cukup 49 51,6

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 sebagian besar memiliki asupan energi yang cukup,

yaitu sebesar 51,6%. Sehingga, dapat dilihat bahwa lebih banyak

responden yang memiliki asupan energi yang cukup daripada energi

yang lebih.

5.1.8 Gambaran Asupan Karbohidrat pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan

Gambaran asupan karbohidrat pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 sebagai berikut:

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

53

Tabel 5.8 Distribusi Asupan Karbohidrat Wanita Usia 15-44

Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

Asupan Karbohidrat Frekuensi (n) Persen (%)

Lebih 51 53,7

Cukup 44 46,3

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa responden di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017 sebagian besar memiliki asupan karbohidrat yang lebih,

yaitu sebesar 53,7%. Sehingga, pada penelitian ini lebih banyak

responden yang memiliki asupan karbohidrat berlebih daripada yang

yang memiliki asupan karbohidrat yang cukup.

5.1.9 Gambaran Asupan Protein pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan

Gambaran asupan protein pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 sebagai berikut:

Tabel 5.9 Distribusi Asupan Protein Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017

Asupan Protein Frekuensi (n) Persen (%)

Lebih 47 49,5

Cukup 48 50,5

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 memiliki asupan protein yang cukup, yaitu sebesar

49,5%, sedangakan asupan protein yang lebih sebesar 50,5. Maka,

dapat dilihat bahwa lebih banyak responden yang memiliki asupan

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

54

protein yang cukup daripada responden yang memiliki asupan protein

yang lebih.

5.1.10 Gambaran Asupan Lemak pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan

Gambaran asupan lemak pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 sebagai berikut:

Tabel 5.10 Distribusi Asupan Lemak Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017

Asupan Lemak Frekuensi (n) Persen (%)

Lebih 51 69,5

Cukup 44 30,5

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa responden di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017 sebagian besar memiliki asupan lemak yang lebih, yaitu

sebesar 69,5%. Sehingga, dalam penelitian dapat dilihat bahwa lebih

banyak responden yang memiliki asupan lemak berlebih daripada

responden yang memiliki asupan lemak cukup.

5.1.11 Gambaran Asupan Serat pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan

Gambaran asupan serat pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 sebagai berikut:

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

55

Tabel 5.11 Distribusi Asupan Serat Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017

Asupan Serat Frekuensi (n) Persen (%)

Kurang 73 76,8

Cukup 22 23,2

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa responden di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 sebagian besar memiliki asupan serat yang kurang,

yaitu sebesar 76,8%. Maka, dapat dilihat bahwa lebih banyak

responden yang memiliki asupan serat kurang daripada responden

yang memiliki asupan serat cukup.

5.1.12 Gambaran Aktivitas Fisik pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan

Gambaran aktivitas fisik pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 sebagai berikut:

Tabel 5.12 Distribusi Aktivitas Fisik Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan tahun 2017

Aktivitas Fisik Frekuensi (n) Persen (%)

Kurang aktif 41 43,2

Aktif 54 56,8

TOTAL 95 100

Berdasarkan tabel 5.12 diketahui bahwa responden di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017 sebagian besar memiliki aktivitas fisik yang aktif, yaitu

sebesar 56,8%. Sehingga, dapat dilihat bahwa pada penilitian ini lebih

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

56

banyak responden yang memiliki aktivitas fisik aktif daripada yang

kurang aktif.

5.2 Analisis Bivariat

5.2.1 Hubungan Umur dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita

Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Hasil analisis bivariat antara umur dengan kejadian obesitas sentral

pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017, dapat dilihat

pada tabel 5.13 berikut ini.

Tabel 5.13 Analisis Hubungan Umur dengan Kejadian Obesitas

Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Tahun 2017

Umur

Obesitas Sentral Total

p.value

OR (95% CI)

Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Berisiko

(≥ 35 – 44 tahun)

52

(77,4)

17

(24,6)

69

(100)

0,000 8,303 (2,979 -23,142)

Tidak Berisiko

(< 35 tahun)

7

(26,9)

19

(73,1)

26

(100)

TOTAL 59

(62,1)

36

(37,9)

95

(100)

Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa responden yang

memiliki umur berisiko (≥ 35 – 44 tahun) dan mengalami obesitas

sentral ada 52 dari 69 orang (77,4%). Sedangkan, responden yang

memiliki umur tidak berisiko (< 35 tahun) dan tidak mengalami

obesitas sentral sebanyak 7 dari 26 orang (26,9%). Dari hasil uji

statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,000 (p.value ≤ 0,05),

artinya pada alpha 5 % terdapat hubungan yang signifikan umur

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

57

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017. Selain itu juga diperoleh nilai OR sebesar 8,303

(2.979 -23,142) yang artinya responden dengan umur ≥ 35 – 44 tahun

memiliki risiko 8 kali lebih besar dari responden yang memiliki umur

< 35 tahun untuk mengalami obesitas sentral.

5.2.2 Hubungan Riwayat Obesitas pada Keluarga dengan Kejadian

Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan

Hasil analisis bivariat antara riwayat obesitas pada keluarga

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017, dapat dilihat pada tabel 5.14 berikut ini.

Tabel 5.14 Analisis Hubungan Riwayat Obesitas pada Keluarga

dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun

di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan Tahun 2017

Riwayat

Obesitas

pada

Keluarga

Obesitas Sentral Total

p.value

OR (95% CI)

Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Ada 32 (54,2) 27 (45,8) 59 (100) 0,043 0,395 (0,159 - 0,983)

Tidak ada 27 (75) 9 (25) 36 (100)

TOTAL 59 (62,1) 36 (37,9) 95 (100)

Berdasarkan tabel 5.14 diketahui bahwa responden yang

memiliki riwayat obesitas pada keluarga dan mengalami obesitas

sentral ada 32 dari 59 orang (54,2%). Sedangkan, responden yang tidak

memiliki riwayat obesitas pada keluarga dan mengalami obesitas

sentral sebanyak 27 dari 36 orang (75%). Dari hasil uji statistik

diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,043 (p.value ≤ 0,05), artinya

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

58

pada alpha 5 % terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat

obesitas pada keluarga dengan kejadian obesitas sentral pada wanita

usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017. Dari hasil tersebut juga

diperoleh nilai OR sebesar 0,395 (0,159 - 0,983) yang artinya

responden dengan riwayat obesitas pada keluarga memiliki risiko 0,3

kali lebih besar dari responden yang tidak memiliki riwayat obesitas

pada keluarga untuk mengalami obesitas sentral.

5.2.3 Hubungan Pendidikan Terakhir dengan Kejadian Obesitas

Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Hasil analisis bivariat antara pendidikan terakhir dengan

kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017, dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut ini.

Tabel 5.15 Analisis Hubungan Pendidikan Terakhir dengan

Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan Tahun 2017

Pendidikan

Terakhir

Obesitas Sentral Total

p.value

OR

(95% CI) Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Rendah

(< SMA) 23 (62,2) 14 (37,8) 37 (100)

0,993 1,004 (0,429 – 2,349)

Tinggi

(≥ SMA) 36 (62,1) 22 (37,9) 58 (100)

TOTAL 59 (62,1) 36 (37,9) 95 (100)

Berdasarkan tabel 5.15 diketahui bahwa responden yang

memiliki pendidikan terakhir yang rendah dan mengalami obesitas

sentral ada 23 dari 37 orang (62,2%). Sedangkan, responden yang

memiliki pendidikan terakhir yang tinggi dan mengalami obesitas

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

59

sentral sebanyak 36 dari 59 orang (62,1%). Dari hasil uji statistik

diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,993 (p.value ≤ 0,05), artinya

pada alpha 5 % tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

pendidikan terakhir dengan kejadian obesitas sentral pada wanita usia

15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017. Selain itu, diperoleh nilai OR

sebesar 1,004 (0,429 – 2,349) yang artinya responden yang

berpendidikan terakhir rendah (< SMA) memiliki risiko 1 kali lebih

besar dari responden yang berpendidikan tinggi (≥ SMA) untuk

mengalami obesitas sentral.

5.2.4 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Hasil analisis bivariat antara pengetahuan dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017,

dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut ini.

Tabel 5.16 Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian

Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan Tahun 2017

Pengetahuan

Obesitas Sentral Total

p.value

OR

(95% CI) Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Kurang 26 (56,5) 20 (43,5) 46 (100) 0,277 0,630 (0,274 – 1,452)

Baik 33 (67,3) 16 (32,7) 49 (100)

TOTAL 59 (62,1) 36 (37,9) 95 (100)

Berdasarkan tabel 5.16 diketahui bahwa responden yang

memiliki pengetahuan yang kurang dan mengalami obesitas sentral ada

26 dari 46 orang (56,5%). Sedangkan, responden yang memiliki

pengetahuan yang baik dan mengalami obesitas sentral sebanyak 33

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

60

dari 49 orang (67,3%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai

probabilitasnya sebesar 0,277 (p.value ≤ 0,05), artinya pada alpha 5 %

tidak terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dengan

kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017. Dari hasil tersebut juga diperoleh nilai OR sebesar 0,630

(0,274 - 0,1,452) yang artinya responden yang berpengetahuan kurang

memiliki risiko 0,6 kali lebih besar dari responden yang

berpengetahuan baik untuk mengalami obesitas sentral.

5.2.5 Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Hasil analisis bivariat antara pekerjaan dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017,

dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut ini.

Tabel 5.17 Analisis Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian

Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan Tahun 2017

Pekerjaan

Obesitas Sentral Total

p.value

OR

(95% CI) Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Tidak

bekerja 23 (43,4) 30 (56,6) 53 (100)

0,000 0,128 (0,046 – 0,355)

Bekerja 36 (85,7) 6 (14,3) 42 (100)

TOTAL 59 (62,1) 36 (37,9) 95 (100)

Berdasarkan tabel 5.17 diketahui bahwa responden yang tidak

bekerja dan mengalami obesitas sentral ada 23 dari 53 orang (43,4%).

Sedangkan, responden yang bekerja dan mengalami obesitas sentral

sebanyak 36 dari 42 orang (85,7%). Dari hasil uji statistik diperoleh

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

61

nilai probabilitasnya sebesar 0,000 (p.value ≤ 0,05), artinya pada alpha

5 % terdapat hubungan siginifikan antara pekerjaan dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017.

Dari hasil tersebut juga diperoleh nilai OR sebesar 0,128 (0,046 -

0,355) yang artinya responden yang tidak bekerja memiliki risiko 0,1

kali lebih besar dari responden yang bekerja untuk mengalami obesitas

sentral.

5.2.6 Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Hasil analisis bivariat antara asupan energi dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017,

dapat dilihat pada tabel 5.18 berikut ini.

Tabel 5.18 Analisis Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian

Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan Tahun 2017

Asupan

Energi

Obesitas Sentral Total

p.value

OR

(95% CI) Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Lebih 37 (80,4) 9 (19,6) 46 (100) 0,000 5,045 (2.009 – 12,668)

Cukup 22 (44,9) 27 (55,1) 49 (100)

TOTAL 59 (62,1) 36 (37,9) 95 (100)

Berdasarkan tabel 5.18 diketahui bahwa responden dengan

asupan energi yang lebih dan mengalami obesitas sentral ada 37 dari

46 orang (80,4%). Sedangkan, responden dengan asupan energi yang

cukup dan mengalami obesitas sentral sebanyak 22 dari 49 orang

(44,9%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar

0,000 (p.value ≤ 0,05), artinya pada alpha 5 % terdapat hubungan

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

62

signifikan antara asupan energi dengan kejadian obesitas sentral pada

wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017. Dari hasil

tersebut juga diperoleh nilai OR sebesar 5,045 (2,009 - 12,668) yang

artinya responden dengan asupan energi berlebih memiliki risiko 5 kali

lebih besar dari responden yang memiliki asupan energi cukup untuk

mengalami obesitas sentral.

5.2.7 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Obesitas

Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Hasil analisis bivariat antara asupan karbohidrat dengan

kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017, dapat dilihat pada tabel 5.19 berikut ini.

Tabel 5.19 Analisis Hubungan Asupan karbohidrat dengan

Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di

Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

Jakarta Selatan Tahun 2017

Asupan

Karbohidrat

Obesitas Sentral Total

p.value

OR

(95% CI) Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Lebih 37 (72,5) 14 (27,5) 51 (100) 0,041 2,643 (1,126 – 6,201)

Cukup 22 (50) 22 (50) 44 (100)

TOTAL 59 (62,1) 36 (37,9) 95 (100)

Berdasarkan tabel 5.19 diketahui bahwa responden dengan

asupan karbohidrat yang lebih dan mengalami obesitas sentral ada 43

dari 55 orang (78,2%). Sedangkan, responden dengan asupan

karbohidrat yang cukup dan mengalami obesitas sentral sebanyak 16

dari 40 orang (40%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai

probabilitasnya sebesar 0,041 (p.value ≤ 0,05), artinya pada alpha 5 %

terdapat hubungan siginifikan antara asupan karbohidrat dengan

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

63

kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017. Dari hasil tersebut juga diperoleh nilai OR sebesar 2,643

(1,126 - 6,201) yang artinya responden dengan asupan karbohidrat

berlebih memiliki risiko 2 kali lebih besar dari responden yang

memliki asupan karbohidrat cukup untuk mengalami obesitas sentral.

5.2.8 Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Obesitas Sentral

pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Hasil analisis bivariat antara asupan protein dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017,

dapat dilihat pada tabel 5.20 berikut ini.

Tabel 5.20 Analisis Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian

Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan Tahun 2017

Asupan

Protein

Obesitas Sentral Total

p.value

OR

(95% CI) Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Lebih 26 (55,3) 21 (44,7) 47 (100) 0,176 0,510 (0,218 – 1,190)

Cukup 34 (70,8) 14 (29,2) 48 (100)

TOTAL 60 (63,2) 35 (36,8) 95 (100)

Berdasarkan tabel 5.20 diketahui bahwa responden dengan

asupan protein yang cukup dan mengalami obesitas sentral ada 34 dari

48 orang (70,8%). Sedangkan, responden dengan asupan protein yang

cukup dan mengalami obesitas sentral sebanyak 19 dari 33 orang

(57,6%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar

0,176 (p.value ≤ 0,05), artinya pada alpha 5 % tidak terdapat hubungan

signifikan antara asupan protein dengan kejadian obesitas sentral pada

wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

64

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017. Dari hasil

tersebut juga diperoleh nilai OR sebesar 0,510 (0,218 - 1,190) yang

artinya responden dengan asupan protein berlebih memiliki risiko 0,5

kali lebih besar dari responden yang memliki asupan protein cukup

untuk mengalami obesitas sentral.

5.2.9 Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Hasil analisis bivariat antara asupan lemak dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017,

dapat dilihat pada tabel 5.21 berikut ini.

Tabel 5.21 Analisis Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian

Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan Tahun 2017

Asupan

Lemak

Obesitas Sentral Total

p.value

OR

(95% CI) Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Lebih 40 (78,4) 11 (21,6) 51 (100) 0,001 4,785 (1,955 – 11,710)

Cukup 19 (43,2) 25 (56,8) 44 (100)

TOTAL 59 (62,1) 36 (37,9) 95 (100)

Berdasarkan tabel 5.21 diketahui bahwa responden dengan

asupan lemak yang lebih dan mengalami obesitas sentral ada 40 dari

51 orang (78,4%). Sedangkan, responden dengan asupan protein yang

cukup dan mengalami obesitas sentral sebanyak 19 dari 44 orang

(43,2). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar

0,001 (p.value ≤ 0,05), artinya pada alpha 5 % terdapat hubungan

signifikan antara asupan lemak dengan kejadian obesitas sentral pada

wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017. Dari hasil

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

65

tersebut juga diperoleh nilai OR sebesar 4,785 (1,955 - 11,710) yang

artinya responden dengan asupan lemak berlebih memiliki risiko 4 kali

lebih besar dari responden yang memliki asupan lemak cukup untuk

mengalami obesitas sentral.

5.2.10 Hubungan Asupan Serat dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Hasil analisis bivariat antara asupan serat dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017,

dapat dilihat pada tabel 5.22 berikut ini.

Tabel 5.22 Analisis Hubungan Asupan Serat dengan Kejadian

Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan Tahun 2017

Asupan

Serat

Obesitas Sentral Total

p.value

OR

(95% CI) Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Kurang 54 (74) 19 (26) 73 (100) 0,000 9,663 (3,134 – 29,790)

Cukup 5 (22,7)

17

(77,3) 22 (100)

TOTAL 59 (62,1)

36

(37,9) 95 (100)

Berdasarkan tabel 5.22 diketahui bahwa responden dengan

asupan serat yang kurang dan mengalami obesitas sentral ada 54 dari

73 orang (74%). Sedangkan, responden dengan asupan serat yang

cukup dan mengalami obesitas sentral sebanyak 5 dari 22 orang

(22,7%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar

0,000 (p.value ≤ 0,05), artinya pada alpha 5 % terdapat hubungan

signifikan antara asupan serat dengan kejadian obesitas sentral pada

wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

66

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017. Dari hasil

tersebut juga diperoleh nilai OR sebesar 9,663 (3,134 - 29,790) yang

artinya responden dengan asupan serat kurang memiliki risiko 9 kali

lebih besar dari responden yang memliki asupan serat cukup untuk

mengalami obesitas sentral.

5.11 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Hasil analisis bivariat antara aktivitas fisik dengan kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017,

dapat dilihat pada tabel 5.23 berikut ini.

Tabel 5.23 Analisis Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian

Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan Tahun 2017

Aktivitas

Fisik

Obesitas Sentral Total

p.value

OR

(95% CI) Ya Tidak

N (%) N (%) N (%)

Kurang

aktif 23 (56,1) 18 (56,2) 41 (100)

0,293 0,639 (0,277 – 1,475)

Aktif 36 (66,7) 18 (28,6) 54 (100)

TOTAL 59 (62,1) 36 (37,9) 95 (100)

Berdasarkan tabel 5.23 diketahui bahwa responden yang

memiliki aktivitas fisik kurang aktif dan mengalami obesitas sentral

ada 23 dari 41 orang (56,1%). Sedangkan, responden yang memiliki

aktifivitas fisik aktif dan mengalami obesitas sentral sebanyak 36 dari

54 orang (66,7%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai

probabilitasnya sebesar 0,293 (p.value ≤ 0,05), artinya pada alpha 5 %

tidak terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan

kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

67

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

tahun 2017. Dari hasil tersebut juga diperoleh nilai OR sebesar 0,639

(0,277 - 1,475) yang artinya responden dengan aktivitas fisik yang

kurang aktif memiliki risiko 0,6 kali lebih besar dari responden yang

memliki aktivitas fisik yang aktif cukup untuk mengalami obesitas

sentral.

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

68

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang menjadi

keterbatasan penelitian. Pada penelitian terdapat beberapa variabel yang

diukur salah satunya adalah variabel riwayat obesitas pada keluarga.

Pada variabel ini menggunakan instrumen penelitian yang berupa

kuesioner berupa gambar bentuk tubuh ibu dan ayah. Hal ini sangat

bergantung pada sepengetahuan responden, sehingga responden

menjawab sesuai dengan perkiraan dan kemungkinan bentuk tubuh

orang tua yang sesuai dengan gambar yang disediakan. Hal tersebut

menjadi keterbatasan karena adanya kemungkinan bias yang terjadi.

Selain itu, adanya kemungkinan bias dari kecenderungan bagi

responden yang tidak obesitas melaporkan konsumsi makanan dengan

berlebih sedangkan responden yang obesitas cenderung melaporkan

kosumsi makanan yang lebih sedikit. Sehingga, data yang diambil sangat

bergantung dari kejujuran responden dalam melaporkan konsumsi

makanannya.

6.2 Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan

Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak dalam tubuh pada

bagian perut yang diakibatkan jumlah lemak yang berlebih pada jaringan

lemak subkutan dan lemak viseral perut (Tchernof dan Despres, 2013).

Pengukuran obesitas sentral dilakukan dengan cara mengukur lingkar

pinggang responden. Batasan lingkar pinggang di Indonesia adalah > 80

cm pada wanita (Kemenkes, 2013).

Berdasarkan hasil analisis univariat pada wanita usia 15-44 tahun

di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

69

Selatan tahun 2017 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mengalami obesitas sentral, yaitu sebesar 61,2% (Tabel 5.1 Distribusi

Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun

2017).

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kejadian obesitas sentral

cukup tinggi. Obesitas sentral terjadi jika selama periode tertentu, yaitu

dimana energi yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada

energi yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh, yang

kemudian disimpan menjadi lemak (Lilitiyana, 2013).

Besar dan aktifitas penyimpanan energi, terutama di jaringan lemak

dikomunikasikan ke sistem saraf pusat melalui mediator leptin dan

sinyal transduksi lain. Tampaknya, alur leptin merupakan regulator

terpenting dalam keseimbangan energi tubuh. Mutasi gen penyandi

leptin dan sinyal transduksi tersebut akan mempengaruhi pengendali

asupan makanan (Garner (1996) dalam Indra, 2006).

Individu yang kenaikan berat badannya melebih batas tersebut

berarti tidak merespons leptin karena hormone tersebut tidak mampu

masuk ke darah otak atau terjadi mutasi pada satu atau beberapa tahapan

kerja leptin (Garner (1996) dalam Indra, 2006). Pada kondisi simpanan

lemak berlebih, leptin diproduksi sebanding dengan tingginya simpanan

energi dalam bentuk lemak. Leptin melalui sirkulasi darah mencapai

hipotalamus yang dapat menekan pusat lapar dan melalui sirkulasi darah

ke perifer meningkatkan metabolisme dengan memacu lipolisis di

jaringan adiposa (Garner (1996) dalam Indra, 2006). Hal ini

menyebabkan terjadinya penumpukan lemak yang berlebih dalam tubuh

dan menyebabkan terjadinya obesitas sentral (Tchernof dan Despres,

2013).

Pada penelitian Lilitiyana (2013) menunjukkan bahwa 50 orang

(61,7%) mengalami obesitas sentral. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lilitiyana.

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

70

Selain itu, pada penelitian Trisna (2009) diketahui bahwa responden

yang mengalami obesitas sentral adalah 49,7%.

Tingginya obesitas sentral dapat menjadi penyebab terjadinya

penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus tipe 2, dyslipidemia,

penyakit kardiovaskuler, hipertensi, kanker, sleep apnoea dan sindrom

metabolik. (2013). Maka dari itu perlu diadakan pencegahan dan

penanggulangan dalam mengatasi masalah obesitas sentral tersebut.

Upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan cara mengajak

masyarakat yang telah mengalami obesitas sentral untuk selalu

mengontrol berat badan dan lingkar pinggang secara teratur ke posbindu

setempat. Selain itu, juga perlu dibiasakan untuk selalu melakukan pola

makan sehat dan olahraga secara teratur.

Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan cara

memberikan penyuluhan atau penyebaran leaflet kepada masyarakat

untuk menerapkan pola hidup yang sehat. Penyuluhan dan penggunaan

leaflet dapat membantu masyarakat untuk mengetahui informasi

mengenai obesitas sentral, faktor risiko, dampak hingga cara mencegah

dan menanggulanginya sehingga masyarakat dapat belajar dan lebih

termotivasi untuk melakukan pola hidup sehat.

6.3 Hubungan Umur dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Wanita

Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Umur diduga berhubungan dengan kejadian obesitas sentral,

dikarenakan semakin bertambahnya umur seseorang (Erem, 2004).

Menurut penelitian yang dilakukan Sugianti (2009) yang menunjukkan

bahwa umur 35-44 tahun berpeluang mengalami obesitas sentral lebih

tinggi. Obesitas sentral meningkat sesuai dengan peningkatan umur

berkaitan dengan peningkatan dalam distribusi jaringan lemak yang

ditandai dengan meningkatknya ukuran lingkar pinggang seseorang

(Tchernof dan Despres, 2013). Jumlah lemak tubuh seseorang

umumnya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, terutama

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

71

disebabkan karena melambatnya metabolisme dan berkurangnya

aktivitas fisik (Purwati, 2000).

Pada hasil analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar

responden pada penelitian ini memliki umur yang berisiko (≥ 35 tahun

– 44 tahun) mengalami obesitas sentral. Dalam penelitian ini diketahui

bahwa rata-rata umur responden adalah 37,14 tahun. Pada umur 20-40

tahun menjadi risiko terjadinya obesitas sentral dikarenakan pada umur

lebih tua terjadi penurunan massa otot dan kenaikan massa lemak,

sehingga terjadi perubahan metabolisme dalam tubuh yang dapat

memicu terjadinya penumpukan lemak (Janghorbani, 2007).

Berdasarkan analisis bivariat antara umur dan obesitas sentral

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki umur yang

berisiko, yaitu ≥ 35 tahun – 44 tahun dan mengalami obesitas sentral.

Hasil uji statsistik antara umur dengan kejadian obesitas sentral

diketahui bahwa p.value sebesar 0,000 yang artinya terdapat hubungan

signifikan antara umur dengan kejadian obesitas sentral pada wanita

usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017. Penelitian ini sejalan dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Janghorbani (2007) pada uraian

sebelumnya.

Obesitas biasanya bertahan sampai usia dewasa karena sel lemak

dapat bertahan lama yang dimana seseorang akan sulit untuk

menurunkan berat badan dikarenakan massa sel lemak yang semakin

bertambah akan terus mendorong peningkatan kebutuhan lemak yang

harus dipenuhi (Tchernof dan Despres, 2013). Sehingga, semakin

besar risiko seseorang untuk mengalami obesitas sentral. Dalam

penelitian ini, nilai OR menunjukkan bahwa responden dengan umur ≥

35 – 44 tahun memiliki risiko 8 kali lebih besar dari responden yang

memiliki umur < 35 tahun untuk mengalami obesitas sentral.

Diketahui beberapa penelitian bahwa usia berhubungan dengan

peningkatan total lemak viseral dalam perut, yang dimana peningktan

usia pada orang dewasa cenderung mengalami penurunan indeks

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

72

massa tubuh sehingga dapat meningkatan disitribusi pada lemak pusat

(Demerath, 2007). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Sugianti (2009) yang menunjukkan bahwa umur 35-44

tahun berpeluang lebih besar mengalami obesitas sentral lebih tinggi.

Selain itu, dalam penelitian Pujiati (2010) diperoleh p.value sebesar

0,000 yang artinya terdapat hubungan antara umur dengan kejadian

obesitas sentral.

Berdasarkan uraian diatas, tingginya risiko mengalami obesitas

sentral seiring dengan bertambahnya usia seseorang. Maka, masyarakat

diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat agar tidak terjadi

timbulnya penyakit lain akibat komplikasi dari obesitas sentral dan

melakukan pemeriksaan rutin di posbindu.

6.4 Hubungan Riwayat Obesitas pada Keluarga dengan Kejadian

Obesitas Sentral pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan

Berdasarkan hasil univariat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki riwayat obesitas pada keluarga. Sedangkan, pada

hasil analisis bivariat dalam penelitian pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang

memiliki riwayat obesitas pada keluarga yang megalami obesitas sentral.

Selain itu, nilai p.value menunjukkan adanya hubungan signifikan antara

riwayat obesitas pada keluarga dengan obesitas sentral. Penelitian ini

sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ross (2014) pada uraian

sebelumnnya.

Pada penelitian ini, yang dianggap sebagai pembawa riwayat

obesitas adalah ibu dan ayah. Jika salah satu dari orang tua atau

keduanya memiliki riwayat obesitas, maka terdapat risiko bagi seorang

anak mengalami obesitas sentral. Berdasarkan analisis bivariat diketahui

OR yang menunjukkan bahwa responden dengan riwayat obesitas pada

keluarga memiliki risiko 0,3 kali lebih besar dari responden yang tidak

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

73

memiliki riwayat obesitas pada keluarga untuk mengalami obesitas

sentral.

Riwayat obesitas memiliki peranan penting dalam metabolisme

tubuh seseorang yaitu penurunan sifat genetik dari orang tua ke anak.

Riwayat obesitas pada keluarga dianggap menentukan kerentanan

terhadap timbulnya obesitas pada anaknya, dan 30-50% variasi

penyimpanan lemak tubuh total. Faktor genetik secara langsung maupun

tidak langsung mengatur berat badan sesorang. Hal ini diduga

mempengaruhi metabolisme dan faktor hormonal dalam tubuh yang

mengatur aspek asupan energi, penggunaan energi, dan pengeluaran

energi, sehingga mengakibatkan terjadinya obesitas sentral (Ross, 2014).

Hal ini dapat belangsung hingga anak-anak tumbuh dewasa dikarenakan

bertambahnya massa sel lemak seiring dengan peningkatan kebutuhan

lemak yang harus dipenuhi (David, 2000).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Trisna (2009) yang menunjukkan bahwa responden yang memiliki

orang tua dengan riwayat obesitas dapat mengalami obesitas sentral.

Selain itu, dalam penelitian Nisa (2013) diketahui bahwa riwayat

keluarga berhubungan dengan kejadian obesitas sentral yang dimana

responden lebih banyak yang memiliki riwayat obesitas yang mengalami

obesitas sentral.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa riwayat obesitas keluarga

mempengaruhi kejadian obesitas sentral. Berdasarkan hal tersebut, upaya

promotif dan preventif perlu dilakukan dengan cara posbindu bekerja

sama dengan pihak Puskesmas dalam memberikan penyuluhan atau

informasi mengenai gaya hidup sehat kepada responden terutama bagi

responden yang memiliki riwayat obesitas pada keluarga yang cenderung

lebih berisiko mengalami obesitas sentral.

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

74

6.5 Hubungan Pendidikan Terakhir dengan Kejadian Obesitas Sentral

pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Pendidikan merupakan tingkat pendidikan formal tertinggi yang

telah dicapai oleh seseorang. Pendidikan merupakan suatu proses belajar

yang kompleks, komprehensif dan berjangka panjang untuk memperoleh

pengetahuan dan kecakapan yang diperlukan dan dapat dimanfaatkan

dalam kehidupan (UPI, 2007).

Berdasarkan analisisis univariat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki pendidikan terakhir yang tinggi (61,1%). Hasil dari

analisis bivariat antara pendidikan terakhir dan obesitas sentral diketahui

bahwa responden yang berpendidikan tinggi lebih banyak yang

mengalami obesitas sentral daripada responden yang memiliki

pendidikan rendah. Menurut Tilaki (2006) menunjukkan bahwa

prevalensi obesitas lebih tinggi pada seseorang yang berpendidikan

tinggi. Berdasarkan data Riskesdas (2007), obesitas di Indonesia

prevalensinya lebih tinggi pada tingkat Perguruan Tinggi (PT)

dibandingkan dengan tingkat pendidikan lainnya.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p.value sebesar 0,993

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pendidikan terakhir

dengan kejadian obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sugianti (2009) bahwa tidak terdapat hubungan antara pendidikan

dengan obesitas sentral pada wanita dewasa.

Berdasarkan hasil analisis bivariat, OR menunjukkan bahwa

responden yang berpendidikan terakhir rendah (< SMA) memiliki risiko

1 kali lebih besar dari responden yang berpendidikan tinggi (≥ SMA)

untuk mengalami obesitas sentral. Menurut Ross (2014) ada

kecenderungan pevalensi obesitas sentral menurun seiring dengan

meningkatnya tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan adalah salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

75

makanan. Hal ini dapat terjadi karena pendidikan berhubungan dengan

kepercayaan dan tingkat pengetahuan (Yoon, 2004).

Pada penelitian ini berbanding terbalik dengan yang dikemukakan

oleh Ross (2014). Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan pada respoden

penelitian ini lebih banyak yang berpendidikan tinggi yang mengalami

obesitas sentral dibandingkan dengan responden yang berpendidikan

rendah. Diduga dalam penelitian ini, terdapat faktor lain yang

menyebabkan terjadinya obesitas sentral dimana pada penelitian ini

asupan dari sebagian besar responden berlebih baik energi, karbohidrat

dan lemak, sehingga berisiko untuk terjadinya obesitas sentral.

6.6 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Pengetahuan dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam

menerapkan pengetahuan gizinya dalam memilih maupun mengolah

bahan makanan sehingga kebutuhan gizi tercukupi (Khomsan, 2009).

Semakin tinggi pengetahuan gizi seseorang semakin memperhitungkan

jenis kualitas makanan yang dipilih untuk dikonsumsinya dan

mengetahui permasalahan gizi terutama masalah obesitas sentral.

Berdasarkan hasil penelitian pada wanita usia 15-44 tahun di

Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta

Selatan tahun 2017 diketahui bahwa lebih banyak responden

berpengetahuan baik (51,6%). Hasil uji statistik antara variabel

pengetahuan dan obesitas sentral diperoleh p.value sebesar 0,277 yang

menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan pengetahuan dengan

kejadian obesitas sentral. Hasil analisis bivariat antara pengetahuan dan

obesitas sentral diketahui bahwa sebagian besar responden yang

berpengetahuan baik mengalami obesitas sentral dibandingkan dengan

responden yang bepengetahuan kurang. Namun, berdasarkan hasil

analisis bivariat, nilai OR menunjukkan bahwa responden yang

berpengetahuan kurang memiliki risiko 0,6 kali lebih besar dari

responden yang berpengetahuan baik untuk mengalami obesitas sentral.

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

76

Pada penelitian ini pengetahuan responden cenderung baik,

seharusnya responden sudah mengetahui informasi mengenai obesitas

sentral sehingga dapat memilih sesuatu yang baik untuk konsumsi

makanannya dan menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari risiko

obesitas sentral. Menurut Kantachuvessiri (2005) menemukan bahwa

seseorang yang memliki pengetahuan baik mengenai obesitas sentral

belum tentu melakukan gaya hidup yang baik juga, baik itu pola makan

maupun aktivitas fisiknya. Dalam penelitian ini asupan energi,

karbohidrat dan lemak sebagian besar responden memiliki asupan yang

berlebih, sehingga seseorang dengan pengetahuan baik juga dapat

menyebabkan tingginya prevalensi obesitas sentral dikarenakan faktor

lainnya yang menyebabkan timbulnya obesitas sentral. Pada penelitian

Nurviati (2012) juga menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral

lebih tinggi pada responden yang memiliki pengetahuan baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Arundhana (2010) pada 264 dosen menemukan bahwa tidak ada

hubungan antara pengetahuan dengan kejadian obesitas sentral. Hal ini

dikarenakan, pengetahuan yang baik maupun rendah sama-sama

memiliki potensi mengalami obesitas sentral. Selain itu, menurut

penelitian Mogre (2012) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

antara pengetahuan dengan obesitas sentral.

6.7 Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Pada hasil analisis univariat diketahui bahwa sebagian besar

responden merupakan ibu rumah tangga (55,8%). Berdasarkan hasil

analisis bivariat antara pekerjaan dengan obesitas sentral pada wanita

usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017 menujukkan bahwa responden yang

bekerja lebih tinggi mengalami obesitas sentral. Penelitian dari Sugianti

(2009) juga menunjukkan sebagian besar responden merupakan ibu

rumah tangga.

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

77

Hasil uji statistik antara variabel pekerjaan dan obesitas sentral

diperoleh p.value sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa adanya

hubungan pekerjaan dengan kejadian obesitas sentral. Dari hasil tersebut

juga diperoleh nilai OR sebesar 0,128 (0,046 - 0,355) yang artinya

responden yang tidak bekerja memiliki risiko 0,1 kali lebih besar dari

responden yang bekerja untuk mengalami obesitas sentral.

Menurut Ross (2014), pekerjaan memiliki hubungan yang erat

dengan obesitas sentral. Seorang yang tidak bekerja cenderung untuk

kurang melakukan aktivitas fisiknya sehari-hari, sehingga penggunaan

energi yang dilakukan tidak seimbang dengan asupan yang dikonsumsi

setiap harinya. Maka, dapat terjadinya ketidakseimbangan energi yang

menyebakan penimbunan lemak yang mengakibatkan terjadinya obesitas

sentral. Hasil penelitian ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Ross

(2014) yang dimana prevalensi tertinggi yang mengalami obesitas sentral

adalah yang tidak memiliki pekerjaan. Hasil penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugianti (2009) yang menyatakan

terdapat hubungan antara pekerjaan dengan obesitas sentral. Prevalensi

obesitas sentral pada penelitian tersebut tertinggi pada ibu rumah tangga.

Pekerjaan erat hubungannya dengan aktivitas fisik. (Sugianti, 2009).

6.8 Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Asupan energi sangat dibutuhkan tubuh seseorang untuk

mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan dan melakukan

aktivitas fisik. Energi dapat diperoleh dari asupan karbohidrat, lemak

dan protein yang terdapat dalam bahan makanan, sehingga kandungan

tersebut yang menentukan nilai dari energi dari suatu bahan makanan

yang dikonsumsi (Almatsier, 2009). Adapun sumber makanan yang kaya

akan sumber energi adalah makanan yang berasal dari asupan

karbohidrat, protein, dan lemak, seperti nasi, jagung, gula, tepung,

daging, ikan, telur, susu, minyak, santan dan kacang-kacangan

(Kemenkes, 2014).

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

78

Hasil penelitian ini mengambarkan bahwa sebagian besar wanita

usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017 memiliki asupan energi berlebih

(48,4%) dilihat berdasarkan angka kecukupan energi, yaitu untuk wanita

usia 15-18 tahun 2125 kkal, 19-29 tahun sebesai 2250 kkal dan untuk

wanita usia 30-44 tahun sebesar 2150 kkal (Kemenkes, 2014).

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel asupan energi

dengan kejadian obesitas sentral menunjukkan bahwa jumlah responden

yang mengalami obesitas sentral dan asupan energi lebih sebesar 80,4%.

Hasil uji statistik antara asupan energi dengan kejadian obesitas sentral

diperoleh nilai p.value 0,000 yang menunjukkan adanya hubungan antara

asupan energi dengan obesitas sentral. Selain itu juga diketahui nilai OR

menunjukkan bahwa responden dengan asupan energi berlebih memiliki

risiko 5 kali lebih besar dari responden yang memliki asupan energi

cukup untuk mengalami obesitas sentral.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikatakan oleh

Tchernof dan Depres (2013) bahwa seseorang yang mengkonsumsi

makanan dengan energi yang tinggi dapat meningkatkan lemak di dalam

tubuh. Jika asupan energi terus melebih dari waktu ke waktu maka dapat

menyebabkan penimbunan lemak yang berisiko terhadap terjadinya

obesitas sentral. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Trisna (2009) dan Nisa (2013) yang menyatakan bahwa adanya

hubungan bermakna antara asupan energi dan obesitas sentral. Selain itu,

Bowen (2015) juga mengatakan bahwa terdapat hubungan signifikan

antara asupan energi dengan obesitas sentral.

Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata asupan energi sebesar

243,95 kkal. Maka, dianjurkan untuk mengurangi 2 centong nasi atau

setara 200 gram nasi per hari untuk menurunkan asupan energi. Hal ini

dikarenakan asupan energi merupakan akumulasi dari asupan

karbohidrat, protein dan lemak. Untuk itu, juga perlu membatasi asupan

karbohidrat, protein, dan lemak agar dapat menurunkan angka kejadian

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

79

obesitas sentral. Selain itu, juga diperlukan untuk selalu melakukan

aktivitas fisik secara teratur.

6.9 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Obesitas Sentral

pada Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Karbohidrat merupakan salah satu dari sumber energi yang

dibutuhkan bagi tubuh. Makanan yang tinggi karbohidrat paling banyak

didapatkan di dalam nasi, selain itu karbohidrat juga terdapat dalam

makanan yang manis. Hal ini dikarenakan, karbohidrat juga mengandung

gula yang berguna dalam proses metabolisme tubuh Tchernof dan

Depres (2013).

Hasil penelitian ini mengambarkan bahwa lebih banyak wanita usia

15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017 memiliki asupan karbohidrat

berlebih (53,7%) dari yang dianjurkan oleh angka kecukupan gizi.

Angka kecukupan gizi untuk karbohidrat untuk wanita usia 15-18 tahun

sebesar 292, 19-29 tahun sebesar 309 gr dan untuk usia 30-44 tahun

sebesar 323 gr (Kemenkes, 2014).

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel asupan

karbohidrat dengan kejadian obesitas sentral menunjukkan bahwa lebih

tinggi jumlah responden yang mengalami obesitas sentral dengan asupan

karbohidrat lebih dibandingkan dengan responden yang asupan

karbohidratnya cukup. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Trisna (2009) yang mengatakan bahwa sebagian besar responden

dengan asupan tinggi karbohidrat mengalami obesitas sentral.

Hasil uji statistik antara asupan energi dengan kejadian obesitas

sentral diperoleh nilai p.value 0,000 yang menunjukkan adanya

hubungan antara asupan karbohidrat dengan obesitas sentral. Selain itu

nilai OR menunjukkan bahwa responden dengan asupan karbohidrat

berlebih memiliki risiko 2 kali lebih besar dari responden yang memliki

asupan karbohidrat cukup untuk mengalami obesitas sentral.

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

80

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Tchernof dan Depres (2013) bahwa asupan karbohidrat yang

belebih mengakibatkan asupan energi seseorang juga meningkat,

sehingga dapat mengakibatkan risiko terjadinya obesitas sentral. Jika

jumlah karbohidrat yang dimakan melebih keperluan tubuh maka

glukosa tersebut akan diubah menjadi glikogen yang ditimbun di dalam

hati dan otot. Kapasitas pembentukan glikogen dapat dikatakan sehingga

apabila penimbunan glikogen telah mencapai batasnya maka kelebihan

karbohidrat akan diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam jaringan

lemak yang terus terakumulasi sehingga dapat menyebabkan obesitas

sentral.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Trisna (2009) bahwa asupan karbohidrat yang tinggi berhubungan

dengan terjadinya obesitas sentral pada wanita dewasa. Dalam penelitian

yang dilakukan Pujiati (2010) juga menyatakan bahwa terdapat

hubungan asupan karbhidrat dengan obesitas sentral. Menurut Ross

(2014) menyatakan bahwa konsumsi makanan atau minuman bergula

memiliki hubungan dengan kejadian obesitas sentral.

Adapun makanan yang mengandung tinggi karbohidrat, yaitu nasi,

roti, gula, kecap, susu, dan minuman manis lainnya. Pada pedoman gizi

seimbang menganjurkan bahwa perlu membatasi konsumsi gula per hari,

yaitu sebanyak 4 sendok makan per hari. Hal in dilakukan agar dapat

membantu dalam mengurangi tinggi asupan karbohidrat seseorang dan

tidak berdampak pada peningkatan berat badan (Kemenkes, 2014).

Pada hasil analisis juga diketahui bahwa rata-rata asupan

karbohidrat responden yang mengalami obesitas sebesar 325 gram.

Dalam tubuh seseorang, Karbohidrat memiliki fungsi utama sebagai

penyedia energi bagi tubuh. Tinggi asupan karbohidrat akan

meningkatkan asupan energi dan lemak karena karbohidrat akan diubah

menjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan energi (Almatsier 2010).

Maka disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan yang

mengandung tinggi karbohidrat, seperti nasi, roti, kecap, susu, dan

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

81

minuman manis lainnya berupa penyuluhan, penyebaran leaflet, poster

dan media lainnya. Selain itu, perlu membatasi konsumsi gula maksimal

4 sendok makan per hari.

6.10 Hubungan Asupan Protein dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena berfungsi

sebagai pembentukan jaringan lemak dan mengganti jaringan yang

rusak, serta membantu dalam proses pertumbuhan. Selain itu, jika tubuh

kekurangan zat energi fungsi dari protein sebagai zat yang

mengahasilkan energi. Asupan protein yang tinggi dapat menyebabkan

kegemukan dan obesitas dikarenakan penggunaan protein yang

berlebihan akan diubah menjadi lemak dan disimpan di dalam tubuh.

(Almatsier, 2010). Dalam pedoman gizi seimbang dianjurkan untuk

mengkonsumsi protein hewani (ikan, daging, ayam, telur, keju, dll) dan

protein nabati (kacang-kacangan, tahu, tempe, dll) sebanyak 2-4 porsi

per hari (Kemenkes, 2014).

Hasil penelitian ini mengambarkan bahwa lebih banyak wanita

usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017 yang memiliki asupan protein yang

cukup (50,5%) dari yang dianjurkan oleh angka kecukupan gizi.

Menurut angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk protein pada

wanita usia 15 tahun sebesar 69 gr, 16-18 tahun sebesar 59 gr, 19-29

tahun sebesai 56 gr dan untuk usia 30-44 tahun sebesar 57 gr

(Kemenkes, 2014).

Berdasarkan hasil uji statistik antara asupan protein dengan

kejadian obesitas sentral diperoleh nilai p.value 0,176 yang

menunjukkan tidak adanya hubungan antara asupan protein dengan

obesitas sentral. Selain itu, nilai OR menunjukkan bahwa responden

dengan asupan protein berlebih memiliki risiko 0,5 kali lebih besar dari

responden yang memliki asupan protein cukup untuk mengalami

obesitas sentral.

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

82

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fridawanti (2016) yang menunjukkan bahwa p.value pada hasil uji

bivariat sebesar 0,084 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan

bermakna antara asupan protein dengan obesitas sentral dikarenakan

sedikitnya responden yang memiliki asupan protein yang lebih. Sama

halnya dengan penelitian yang dilakukan Lee (2010) yang juga

menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara asupan protein

dengan lingkar pinggang.

Tidak adanya hubungan signifikan antara asupan protein dengan

obesitas sentral pada penelitian ini dikarenakan sebagian besar

responden memiliki asupan potein yang cukup, sehingga dalam

penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Tchernof dan Depres (2013) bahwa makanan yang tinggi protein dan

lemak biasanya memiliki kelezatan yang tinggi sehingga sering

dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Kelebihan protein akan dipecah

menjadi asam amino yang akan diubah menjadi glikogen atau disimpan

dalam bentuk lemak di dalam tumbuh, sehingga dapat memicu terjadinya

obesitas sentral.

6.11 Hubungan Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Lemak merupakan salah satu sumber energi yang berfungsi sebagai

cadangan makanan. Akan tetapi, jika dikonsumsi secara berlebihan akan

menimbulkan masalah kesehatan bagi seseorang. Konsumsi makanan

berlemak dapat meningkatkan berat tubuh dan lingkar perut (Drapeau,

2004). Satu gram lemak menghasilkan 9 kkalori energi. Anjuran asupan

lemak adalah 20-30% dari energi total (Kemenkes, 2014).

Hasil penelitian ini mengambarkan bahwa lebih banyak wanita usia

15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017 memiliki asupan lemak berlebih

(53,7%) dari yang dianjurkan oleh angka kecukupan gizi. Tingginya

konsumsi asupan lemak secara signifikan berkaitan dengan peningkatan

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

83

lingkar pinggang yang dimana penggantian makanan berlemak

menghasilkan distribusi lemak di perut. Penumpukan pada lemak perut

dapat mengakibatkan obesitas sentral (Koh-Banerjee, 2003).

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel asupan lemak

dengan kejadian obesitas sentral menunjukkan bahwa jumlah responden

yang memiliki asupan lemak berlebih banyak yang mengalami obesitas

sentral (78,4%). Hasil uji statistik antara asupan lemak dengan kejadian

obesitas sentral diperoleh nilai p.value 0,001 yang menunjukkan adanya

hubungan signifikan antara asupan lemak dengan obesitas sentral. Selain

itu, nilai OR menunjukkan bahwa responden dengan asupan lemak

berlebih memiliki risiko 4 kali lebih besar dari responden yang memliki

asupan lemak cukup untuk mengalami obesitas sentral.

Pada hasil penelitian ini seseuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Tchernof dan Depres (2013), makanan tinggi lemak

memberikan efek stimulasi pada asupan energi karena rasa enak di mulut

ketika mengonsumsi makanan yang berlemak sehingga makanan

berlemak sering dikonsumsi oleh seseorang. Konsumsi makanan yang

tinggi lemak dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh dapat

menimbulkan penimbunan lemak dalam jaringan lemak pada perut

sehingga mengakibatkan terjadinya obesitas sentral. Penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisna (2009) bahwa

asupan lemak yang tinggi berhubungan secara signifikan dengan

terjadinya obesitas sentral pada wanita dewasa. Selain itu, dalam

penelitian Pujiati (2010) bahwa terdapat hubungan signifikan antara

lemak dan obesitas sentral.

Pada hasil analisis diketahui juga rata-rata asupan lemak pada

responden adalah 63 gram. Angka tersebut melebihi dari yang

dianjurkan angka kecukupan gizi untuk lemak pada wanita usia 15-18

tahun sebesar 71 gr, 19-29 tahun sebesar 75 gr dan untuk usia 30-44

tahun sebesar 60 gr. Oleh karena itu, peneliti menganjurkan untuk

mengurangi konsumsi minyak maksimal 5 sendok makan minyak per

hari.

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

84

Konsumsi makanan yang mengandung tinggi lemak merupakan

salah satu faktor risiko dari obesitas sentral. Lemak menghasilkan 9

kkalori atau 2½ kali menghasilkan energi lebih besar daripada

karbohidrat dan protein per 1 gram. Asupan lemak yang berlebih

menyebabkan lemak disimpan dalam tubuh. Dalam tubuh, lemak

disimpan pada beberapa tempat, yaitu 50% lemak dalam jaringan bawah

kulit (subkutan), 45% disekeliling organ dalam rongga perut, dan 5% di

jaringan intramuskuler (Almatsier, 2010).

Adapun sumber makanan yang mengandung tinggi lemak, yaitu

asam lemak tak jenuh yang berasal dari pangan nabati, kecuali minyak

kelapa dan asam lemak jenuh yang berasal dari pangan hewani, seperti

daging, kuning telur, keju, dan lainnya. Maka, dianjurkan bagi seseorang

untuk mengkonsumsi minyak maksimal 5 sendok makan per hari

(Kemenkes, 2014).

Oleh karena itu, diperlukan upaya promotif dan preventif dengan

cara memberikan penyuluhan berisi makanan yang tinggi lemak, seperti

daging kuning telur, minyak dan lain-lain. Hal ini berkaitan dengan

meningkatnya asupan energi yang dapat memicu obesitas sentral. Selain

itu, juga perlu membatasi konsumsi makanan tinggi lemak dengan

mengkonsumsi mengkonsumsi minyak maksimal 5 sendok makan per

hari.

6.12 Hubungan Asupan Serat dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Hasil penelitian ini mengambarkan bahwa sebagian besar wanita

usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan tahun 2017 memiliki asupan serat yang kurang

(76,8%). Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel asupan serat

dengan kejadian obesitas sentral menunjukkan bahwa sebagian besar

responden yang mengalami obesitas sentral merupakan responden yang

memiliki asupan serat kurang.

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

85

Menurut Koh-Banerjee (2003), serat dapat mempengaruhi jaringan

adiposa perut yang sifatnya sulit untuk dicerna. Peningkatan konsumsi

sayuran dan buah-buahan dapat menurunkan asupan tinggi lemak dan

gula, sehingga dapat mengontrol berat badan seseorang. Selain itu,

menurut Fatmah (2010), serat merupakan karbohidrat yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan disebut juga selulosa yang berfungsi untuk

memperlancar defekasi. Serat yang rendah dapat mengakibatkan

terjadinya obesitas. Hal ini dikarenakan tidak adanya serat dapat

meningkatkan penyerapan karbohidrat, lemak dan protein. Konsumsi

serat yang teratur dan berkesinambungan dapat menghindari seseorang

dari obesitas.

Hasil uji statistik antara asupan serat dengan kejadian obesitas

sentral diperoleh nilai p.value 0,000 yang menunjukkan adanya

hubungan signifikan antara asupan serat dengan obesitas sentral. Hal ini

sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Koh-Banerjee (2003)

dan Fatmah (2010) pada uraian sebelumnya. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Drapeau (2004) yang menunjukkan bahwa konsumsi

sayuran dan buah yang cukup dapat menurunkan angka kejadian obesitas

sentral. Selain itu, nilai OR menunjukkan bahwa responden dengan

asupan serat kurang memiliki risiko 9 kali lebih besar dari responden

yang memliki asupan serat cukup untuk mengalami obesitas sentral.

Pada hasil analisis juga menunjukkan bahwa rata-rata asupan serat

pada responden, yaitu sebesar 16,7 gr. Hasil tersebut lebih rendah

daripada yang dianjurkan oleh angka kecukupan gizi untuk serat pada

wanita usia 15 tahun sebesar 30 gr, 19-29 tahun sebesar 32 gr dan untuk

usia 30-44 tahun sebesar 30 gr (Kemenkes, 2014). Maka, disarankan

untuk meningkatkan konsumsi serat 2 kali dari yang dianjurkan oleh

angka kecukupan gizi untuk serat dengan cara menambah konsumsi

sayur-sayuran dan buah-buahan 2-3 porsi per hari.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, seperti sayuran

dan buah-buahan dapat menurunkan risiko obesitas sentral. Selain itu,

serat larut air dalam saluran pencernaan mengikat asam empedu (produk

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

86

akhir kolesterol) yang kemudian dikeluarkan bersama tinja (Burhan dkk,

2013). Berdasarkan hal tersebut, semakin tinggi konsumsi serat larut air,

maka semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh

tubuh.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya promotif dan preventif

diposbidu untuk meningkatkan asupan serat yang berasal dari sayur-

sayuran dan buah-buahan, sehingga dapat menurunkan risiko obesitas

sentral. Hal ini dapat dilakukan dengan cara bekerja sama dengan pihak

Puskesmas berupa pemberian penyuluhan, penyebaran leaflet, poster dan

media lainnya.

6.13 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas Sentral pada

Wanita Usia 15-44 Tahun di Posbindu Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Aktivitas fisik merupakan pergerakan yang dilakukan oleh

seseorang. Pada hasil analisis univariat dalam penelitian ini diketahui

bahwa responden di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017 sebagian besar memiliki

aktivitas fisik yang aktif (56,8%). Berdasarkan hasil bivariat antara

aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral menunjukkan bahwa

responden yang memiliki aktivitas fisik aktif lebih tinggi (66,7%)

mengalami obesitas sentral dibandingkan dengan responden yang

memiliki aktivitas fisik kurang aktif. Pada uji statistik diperoleh nilai

p.value sebesar 0,293 yang artinya tidak terdapat hubungan antara

aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral. Selain itu, nilai OR

menunjukkan bahwa responden dengan aktivitas fisik yang kurang aktif

memiliki risiko 0,6 kali lebih besar dari responden yang memiliki

aktivitas fisik yang aktif cukup untuk mengalami obesitas sentral.

Menurut Tchernof dan Depres (2013) yang mengatakan bahwa

aktivitas fisik yang tinggi memiliki manfaat dalam mencegah masalah

kesehatan seseorang, seperti penurunan penyakit jantung koroner,

kegemukan, obesitas dan hipertensi. Selain itu, aktivitas fisik dapat

mendorong penurunan yang cukup besar pada jaringan lemak, bahkan

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

87

tanpa adanya penurunan berat badan, hal ini dikarenakan aktivitas fisik

atau olahraga dapat meningkatkan masa jaringan bebas lemak.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Tchernof dan Depres (2013) pada uraiannya

sebelumnya, dikarenakan pada hasil penelitian ini lebih banyak

responden yang memiliki aktivitas fisik aktif yang mengalami obesitas

sentral. Hal ini diduga karena faktor penyebab lainnya yang

menyebabkan responden mengalami obesitas sentral, yaitu riwayat

obesitas pada orang tua yang dimana memberikan risiko kepada anaknya

untuk mengalami obesitas sentral.

Menurut Ross (2014) riwayat obesitas dapat menurunkan sifat

genetik dari orang tua ke anak sebesar 30-50% yang mempengaruhi

metabolisme baik secara faktor genetik secara langsung maupun tidak

langsung mengatur berat badan seseorang. Selain itu, sebagian besar

responden memiliki asupan gizi yang berlebih, baik asupan energi,

karbohidrat dan lemak yang dapat menimbulkan terjadinya obesitas

sentral.

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh penelitian

Sugianti (2009) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara

aktivitas fisik dengan obesitas sentral. Hal ini dikarenakan responden

memiliki aktivitas fisik yang aktif yang lebih banyak mengalami obesitas

sentral. Selain itu, hasil penelitian Mina (2010) juga menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan

kejadian obesitas sentral. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nurviati (2012) yang mengatakan bahwa tidak terdapat hubungan

signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral.

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

88

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang kejadian

obesitas sentral pada wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagian besar wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

mengalami obesitas sentral sebesar 61,2%.

2. Sebagian besar wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

memiliki umur yang berisiko mengalami obesitas sentral sebesar

72,6%.

3. Sebagian besar wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

memiliki riwayat obesitas pada keluarga sebesar 62,1%.

4. Sebagian besar wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

memiliki pendidikan yang tinggi sebesar 61,1%.

5. Sebagian besar wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

memiliki pengetahuan yang baik sebesar 51,6%.

6. Sebagian besar wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017 tidak

memiliki pekerjaan sebesar 65,3%.

7. Sebagian besar wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

memiliki asupan energi berlebih, yaitu sebesar 70,5%.

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

89

8. Sebagian besar wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

memiliki asupan karbohidrat berlebih, yaitu sebesar 53,7%.

9. Sebagian besar wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

memiliki asupan protein yang cukup, yaitu sebesar 50,5%.

10. Sebagian besar wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

memiliki asupan lemak berlebih, yaitu sebesar 53,7%.

11. Sebagian besar wanita usia 15-44 tahun di Posbindu wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan tahun 2017

memiliki asupan serat yang kurang, yaitu sebesar 76,8%.

12. Faktor-faktor yang behubungan dengan kejadian obesitas sentral

adalah umur, riwayat obesitas pada keluarga, pekerjaan, asupan energi,

karbohidrat, lemak dan serat.

13. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian obesitas sentral

adalah pendidikan terakhir, pengetahuan, asupan protein dan aktivitas

fisik.

7.2 Saran

A. Bagi Posbindu di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu

1. Memberikan penyuluhan mengenai masalah obesitas sentral pada

peserta posbindu mengenai obesitas sentral, baik penyebab,

dampak dan upaya pencegahannya berupa materi kesehatan seperti

gaya hidup sehat dengan olah raga teratur dan makanan apa yang

sebaiknya dibatasi.

2. Membantu memotivasi masyarakat untuk meningkatkan asupan

serat menjadi 2 kali dari rata-rata asupan yaitu 32 gram porsi per

hari dengan mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang

kaya akan serat 2-3 porsi sehari.

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

90

3. Membantu memotivasi masyarakat untuk membatasi asupan energi

200 gram porsi per hari atau setara dengan mengurangi 2 centong

nasi.

4. Membantu memotivasi masyarakat untuk membatasi asupan lemak

tidak lebih dari 60 gram per hari dengan mengurangi konsumsi

minyak maksimal 5 sendok makan per hari.

5. Membantu memotivasi masyarakat untuk membatasi asupan

karbohidrat yang berasal dari gula maksimal 4 sendok makan

perhari.

B. Bagi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu

1. Memberikan bantuan kepada setiap posbindu dalam melakukan

upaya promotif seperti penyuluhan mengenai obesitas sentral, baik

penyebab, dampak dan upaya pencegahannya berupa materi

kesehatan seperti seperti gaya hidup sehat, makanan apa yang

sebaiknya dibatasi dengan berupa leaflet, poster atau media lainnya

yang dapat menunjang penyuluhan di posbindu.

2. Membantu posbindu untuk memberikan motivasi kepada

masyarakat untuk meningkatkan asupan serat menjadi 2 kali dari

rata-rata asupan yaitu 32 gram porsi per hari dengan

mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang kaya akan

serat 2-3 porsi sehari.

3. Membantu posbindu untuk memberikan motivasi kepada

masyarakat untuk membatasi asupan energi 200 gram porsi per hari

atau setara dengan mengurangi 2 centong nasi.

4. Membantu posbindu untuk memberikan motivasi kepada

masyarakat untuk membatasi asupan lemak tidak lebih dari 60

gram per hari dengan mengurangi konsumsi minyak maksimal 5

sendok makan per hari.

5. Membantu posbindu untuk memberikan motivasi kepada

masyarakat untuk membatasi asupan karbohidrat yang berasal dari

gula maksimal 4 sendok makan perhari.

C. Bagi Peneliti Lain

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

91

1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengukur sebab akibat dan

faktor dominan dari hubungan antar variabel dengan obesitas

sentral.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan

dalam penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih banyak

dan variabel yang lebih bervariasi.

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

92

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

Arundhana, A. 2010. Hubungan Perilaku Gizi Seimbang Dengan Kejadian

Obesitas Pada Dosen Universitas Hasanuddin Makassar 2010. Jurnal

Universitas Hasanuddin Makassar

Bowen, Liza et al. 2015. Associations Between Diet, Physical Activity and Body

Fat Distribution: A Cross Sectional Study in an Indian Population. BMC

Public Health 15:281

Bray GA et al. 2004. Consumption of high-fructose corn Syrup in beverages may

play a role in the epidemic of obesity. Am J Clin Nutr 79: 537-543

Burhan, F. Z., Sirajuddin dan Indriasari, R. 2013. Pola Konsumsi terhadap

Kejadian Obesitas Sentral pada Pegawai Pemerintahan di Kantor Bupati

Kabupaten Jeneponto. Artikel Penelitian. Program Studi Ilmu Gizi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar

Chang CJ et al. 2000. Relationships of age, menopause and central obesity on

cardiovascular disease risk factors in Chinese women. Int J Obes Relat

Metab Disord. 24: 1699-1704

David, J. 2000. Wellness Concepts and Applications, 3rd.ed. United States of

America: Hoffman Press

Dekkers JC et al. 2004. Development of general and central obesity from

childhood into early adulthood in African American and European

American males and females with a family history of cardiovascular

disease. Am J Clin Nutr. 79: 661-668Demerath EW et al. 2007.

Anatomical patterning of visceral adipose tissue: race, sex, and age

variation. Journal of Obesity 15:2984-2993

Demerath et al. 2007. Anatomical Patterning of Visceral Adipose Tissue: Race,

Sex, and Age Variation. Journal of Obesity 15: 2984-293.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta:

Depertemen Kesehatan Republik Indonesia

Depatemen Kesehatan RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

93

Drapeau V et al. 2004. Modifications in food-group consumption are related to

long-term body-weight changes. Am J Clin Nutr 80: 29-37

Erem C et al. 2004. Prevalence of obesity and associated risk factors in a Turkish

population (Trabzon City, Turkey). Journal of Obesity 12: 1117–1127

Fahmida, U dan Drupadi HS Dillon. 2007. Handbook Nutritional Assessment.

Jakarta: SEAMEO-TROPMED RCCN UI

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga

Furry, Shelly Ayu Harlynda Hasvinta. 2016. Gambaran Pengetahuan Wanita

Usia Subur tentang Kontrasepsi Hormonal di Posyandu Melati II

Kelurahan Pamulang Barat. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

Harikedua, Veri T dan Naomi M. Tando. 2012. Aktivitas Fisik dan Pola Makan

dengan Obesitas Sentral pada Tokoh Agama di Kota Manado. Gizido 4:1

Hastoni, SP. 2007. Analisis Data Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan

Universitas Indonesia

Hosseinpanah, Farhad, et al. 2009. Trends of Obesity dan Abdominal Obesity in

Tehranian Adults: A Cohor Study. Journal of Biomedical Central Public

Health

Indra, Muhammad Rasjad. 2006. Dasar Genetik Obesitas Viseral. Jurnal

Kedokteran Brawijaya 22: 1

Jaime, Partricia Constante, dkk. 2006. Central Obesity and dietary intake in

HIV/AIDS patients. Rev Saude Publica, 40 (4):634-40

Janghorbani M et al. 2007. First nationwide survey of prevalence of overweight,

underweight, and abdominal obesity in Iranian adults. Journal of Obesity

15: 2797- 2808

Kantachuvessri et al. 2005. Factors Associated with Obesity among Workers in a

Metropolitan Waterworks Authority. Southeast Asian Journal of Tropical

Medicine and Public Health, 36 (4)

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi

Bangsa Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

94

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia

Khomsan, Ali, dkk. 2009. Studi Peningkatan Pengetahuan Gizi Ibu dan Kader

Posyandu serta Perbaikan Gizi Keluarga. Jurnal Gizi dan Pangan 4 (1):

33-41

Koh-Banerjee, Pauline et al. 2003. Prospective Study of the Association of

Changes in Dietary Intake, Physical activity, Alcohol Consumption, and

Smoking with 9-y Gain in Waist Circumference. American Journal Clinical

Nutrition. 78:719-727

Kokkinos, Peter. 2010. Physical Activity and Cardiovascular Disease Prevention.

Amerika Serikat: Jones and Bartlett Publishers

Ladabaum, Uri. 2014. Obesity, Abdominal Obesity, Physical Activity, and Caloric

Intake in U.S. Adults: 1988-2010. The American Journal of Medicine 127

(8): 717-727

Laitinen. J et al. 2004. Predictors of abdominal obesity among 31-y-old men and

women born in Northern Finland in 1966. European Journal of Clinical

Nutrition 58: 180-190

Lilitiyana, Aulia Dewi, dkk. Obesitas Sentral dan Kadar Kolesterol Darah Total.

2013. Jurnal Kesehatan Masyarakat 9 (1): 37-43

Loong, Stephanie et al. 2013. Hubungan antara Asupan Zat Gizi Makro dengan

Obesita Sentral pada Wanita Usia Subur Peserta Jamkesmas di

Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado. Jurnal e-Biomedik 1

(1): 607-613

Mogre, V et al. 2012. Impact of Physical Activity Levels and Diet on Central

Obesity among Civil Servanct in Tamale Metropolis. Jurnal of Medical

and Biomedical Sciences 1 (2): 1-9

Nisa, Khiyarotun. 2013. Faktor Dominan yang berhubungan dengan Obesitas

Sentral pada Kader Kesehatan di Wilayah UPT Puskesmas Kecamatan

Sawangan Kota Depok Tahun 2013. Skripsi. Universitas Indonesia

Nurviati, RF. 2012. Hubungan Karakterisktik Individu dan Gaya Hidup dengan

Indikator Obesitas Sentral (Lingkar Pinggang) pada Pegawai Kantor

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

95

Pusat PT Wijaya Karya, Jakarta Timur Tahun 2012. Depok: Skripsi

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Pei, Leilei et al. 2015. Association of obesity with socioeconomic status among

adults of ages 18 to 80 years in rural Northwest China. BMC Public

Health 15:160-168

Pischon T et al. 2008. General and abdominal adiposity and risk of death in

Europe. N Engl J Med 359: 2105-2120.

Pujiati, Suci. 2010. Prevalensi dan Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Penduduk

Dewasa Kota dan Kabupaten Indonesia Tahun 2007. Depok: Skripsi

Universitas Indonesia

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu. 2015. Hasil Surveilans Posbindu PTM di

Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Jakarta: Puskesmas

Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Ross, A. Catharine et al. 2014. Modern Nutrition in Health and Disease 11th

Edition. London: Wolters Kluwer

Shen W et al. 2006. Waist Circumference Correlates with Metabolic Syndrome

Indicators Better than Percentage Fat. Obesity. 14:727-736

Siallagan, Damayanti. 2016. Pengaruh Asupan Zat Besi, Vitamin B12, Vitamin A

dan Vitamin C terhadap Kadar Hemoglobin pada Remaja Vegan di

Pusdiklat Buddhis Maitreyawira. Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Jakarta

Siswanto, dkk. 2014. Buku Studi Diet Total: Survei Konsumsi Makanan Individu

Indonesia 2014. Jakarta: Kemenrian Kesehatan Republik Indonesia

Stern, Judith dan Alexandra Kazaks. 2009. Obesity. California: ABC-CLIO

Sugianti, Elya, dkk. 2009. Faktor Risiko Obesitas Sentral pada Orang Dewasa di

DKI Jakarta: Analisis Lanjut Data Riskesdas 2007. Jurnal Persatuan Gizi

Indonesia 32(2): 105-116

Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan. 2016. Surveilans Obesitas Sentral

Berbasis Posbindu. Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan

Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC

Tchernof, A dan Despres JP. 2013. Pathophysiologyi of Human Visceral Obesity.

Physiol Rev 93

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

96

Tilaki, Hajian et al. 2006. Prevalence of Obesity, Central Obesityand the

Associated Factors in Urban Population aged 20-70 years, In the North of

Iran: A Population-based Study and Regression Approach. Obesity

Review 8:3-10

Trisna, Ida dan Sudihati Hamid. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Obesitas Sentral pada Wanita Dewasa (30-50 Tahun) di Kecamatan

Lubuk Sikaping Tahun 2008. Jurnal Kesehatan Masyarakat 3(2): 68-71

Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Bagian 1

Ilmu Pendidikan Teoretis. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama

Wang, Y et al. 2005. Comparison of Abdominal Adiposity and Overall Obesity in

Predicting Risk of Type 2 Diabetes among Men. Am J Clin Nutr. 81:555-

563.

Wildman, RP et al. 2005. Are waist circumference and body mass index

independently associated with cardiovascular disease risk in Chinese

adults?. Am J Clin Nutr. 82:1195–202.

Wiramihardja, Kunkun. 2004. Obesitas dan Penanggulangannya. Surakarta:

Granada

World Health Organization. 2006. Guidelines for Data Processing and Analysis of

The International Physical Activity Questionnaire (IPAQ): Short and Long

Forms. Switzerland: Geneva

World Health Organization. 2008. Waist Circumference And Waist-Hip Ratio:

Report of a World Health Organization Expert Consultation. Switzerland:

Geneva

World Health Organization. 2015. Obesity and Overweight. (online). Tersedia

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/ di akses pada 2

Oktober 2015 pukul 13.05 WIB

Yoon YS, et al. 2004. Socioeconomic Status in Relation to Obesity and

Abdominal Obesity in Korean Adults: A Focus on Sex Differences. Journal

of Obesity 14: 909-19

Zhang X et al. 2008. Abdominal Adiposity and Mortality in Chinese Women. Arch

Intern Med 167: 886-892.

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

97

LAMPIRAN

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

98

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44 TAHUN DI

POSBINDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN PASAR

MINGGU JAKARTA SELATAN TAHUN 2017

A. IDENTITAS RESPONDEN

A1. Nama Responden

A2. Usia (ulang tahun terakhir)

A.3 Alamat Rumah

A4. No. Telp/HP

A5. Apakah ibu sedang hamil? 1. Ya 2. Tidak

A6. Apakah ibu sedang

melakukan diet 1. Ya 2. Tidak

A7. Apakah ibu seorang

vegetarian? 1. Ya 2. Tidak

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Saya Ayu Savitri, mahasiswi S1 angkatan tahun 2012 program studi Kesehatan

Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sedang melakukan penelitian

tentang obesitas sentral di Posbindu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pasar

Minggu Jakarta Selatan. Saya akan menanyakan kepada anda beberapa hal yang

berkaitan dengan obesitas sentral. Saya sangat mengharapkan anda menjawab

dengan lengkap dan jujur. Identitas dan jawaban anda akan saya jaga

kerahasiaannya. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa jawaban yang saya

berikan diisi secara jujur dan tanpa paksaan.

Tertanda

( )

Page 121: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

99

B. LINGKAR PINGGANG (diisi oleh peneliti) KODING

(diisi oleh peneliti)

B1.

Berapa hasil pengukuran lingkar pinggang anda?

1. ≤ 80 cm

2. > 80 cm

[ ]

Tulis atau berilah tanda (X) pada jawaban yang Anda pilih.

C. RIWAYAT OBESITAS PADA KELUARGA

KODING

(diisi oleh

peneliti)

C1.

Apakah orang tua kandung memiliki kondisi tubuh gemuk, perut

buncit atau berat berat badan berlebih?

1. Ya

2. Tidak

[ ]

C2.

Berikut gambar bentuk tubuh seseorang, silahkan lingkari

bentuk tubuh yang sesuai dengan orang tua kandung anda.

[ ]

D. PENDIDIKAN

KODING

(diisi oleh

peneliti)

D1.

Apakah pendidikan terakhir anda?

1. < SMA

2. ≥ SMA

[ ]

E. PENGETAHUAN

KODING

(diisi oleh

peneliti)

E1.

Apa itu obesitas sentral?

1. Kegemukan yang terjadi di daerah pantat

2. Kegemukan yang terjadi di daerah perut

3. Kegemukan yang terjadi di daerah pinggul

4. Tidak tahu

[ ]

Page 122: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

100

E2.

Apa sebutan lain dari obesitas sentral?

1. Kegemukan

2. Sangat gemuk

3. Perut buncit

4. Tidak tahu

[ ]

E3.

Berapa nilai batas maksimal lingkar pinggang yang sehat untuk

perempuan?

1. 75 cm

2. 80 cm

3. 85 cm

4. 90 cm

[ ]

E4.

Apa yang menyebabkan obesitas sentral?

1. Konsumsi sayuran

2. Konsumsi buah-buahan

3. Konsumsi lemak berlebih

4. Tidak tahu

[ ]

E5.

Apa akibat dari obesitas sentral?

1. Diabetes mellitus

2. Tekanan darah rendah

3. Gizi Buruk

4. Tidak tahu

[ ]

F. PEKERJAAN

KODING

(diisi oleh

peneliti)

F1.

Apakah pekerjaan anda saat ini?

1. Tidak bekerja

2. Bekerja

[ ]

G. AKTIVITAS FISIK KODING

(diisi oleh

peneliti)

G1. Apakah pekerjaan Anda termasuk dalam jenis aktivitas fisik

berat (seperti mengangkat dan mambawa barang-barang berat,

berlari, bersepeda, senam aerobik) yang dilakukan minimal

selama 10 menit?

1. Tidak (lanjut ke G)

2. Ya (lanjut ke G2)

[ ]

G2. Dalam seminggu, berapa hari Anda melakukan aktivitas fisik

berat tersebut?

Jumlah = ________ hari

G3. Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk melakukan

aktivitas fisik berat tersebut setiap harinya?

Waktu =________ jam : ________ menit

G4. Apakah pekerjaan Anda termasuk dalam jenis aktivitas fisik

sedang (seperti berjalan cepat atau mengangkat barang yang

ringan) yang dilakukan minimal selama 10 menit?

0. Tidak (lanjut ke G7)

1. Ya (lanjut ke G5)

[ ]

G5. Dalam seminggu, berapa hari Anda melakukan aktivitas fisik

Page 123: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

101

sedang tersebut?

Jumlah = ________ hari

G6. Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk melakukan

aktivitas fisik sedang tersebut setiap harinya?

Waktu =________ jam : ________ menit

G7. Apakah Anda rutin berjalan kaki atau bersepeda saat pergi dari

satu tempat ke tempat dilakukan minimal selama 10 menit?

0. Tidak (lanjut ke G10)

1. Ya (lanjut ke G8)

[ ]

G8. Dalam seminggu, berapa hari Anda melakukan jalan atau

bersepeda tersebut?

Jumlah = ________ hari

G9. Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk melakukan jalan

atau bersepeda tersebut setiap harinya?

Waktu =________ jam : ________ menit

G10. Apakah Anda melakukan aktivitas waktu luang (seperti berlari,

bermain bulu tangkis atau olahraga lainnya)

0. Tidak (lanjut ke G13)

1. Ya (lanjut ke G11)

[ ]

G11. Dalam seminggu, berapa hari Anda melakukan aktivitas waktu

luang tersebut?

Jumlah = ________ hari

G12. Berapa lama waktu yang Anda habiskan untuk melakukan

aktivitas waktu luang tersebut?

Waktu =________ jam : ________ menit

G13. Apakah Anda melakukan perilaku sedentary (seperti duduk atau

bebaring) dalam seminggu sebelumnya yang dilakukan minimal

selama 10 menit?

1. Tidak

2. Ya (lanjut ke G14)

[ ]

G14. Dalam seminggu, berapa hari Anda untuk duduk/berbaring

seperti yang dijelaskan diatas?

Jumlah = ________ hari

G15. Berapa lama Anda duduk/berbaring dalam sehari ketika berada

di rumah di tempat kerja, menonton tv, atau membaca?

Waktu =________ jam : ________ menit

Page 124: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

102

Lampiran 2

Formulir Metode Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire

Nama Makanan

Ber

at

(g)

Pors

i S

Frekuensi Porsi

Rata

-ra

ta

Ber

at

x/H

x/M

x/B

Tid

ak

Per

nah

K S B x/H

g/H

Sumber Zat Gizi

Makanan Pokok

Nasi putih 100 ¾ gls

Nasi merah 100 ¾ gls

Bihun 50 ½ gls

Mie basah 100 1 gls

Mie kering 50 1 gls

Roti putih 70 3 iris

Jagung 125 3 bh sdg

Singkong 120 1 ½ ptg

Kentang 105 1 bh sdg

Ubi

Lauk Pauk

Daging sapi 35 1 ptg sdg

Daging ayam 40 1 ptg sdg

Telur ayam 55 1 butir

Telur bebek 50 1 butir

Hati sapi 50 1 ptg sdg

Ikan kembung 30 1/3 ekor

Ikan mas 45 1/3 ekor

Ikan lele 40 1/3 ekor

Cumi-cumi 45 1 ekor

kecil

Udang segar 35 5 ekor

Ikan asin 15 1 ptg

kecil

Ikan teri kering 20 1 sdm

Ikan kering 20 ½ ekor

Kerang 90 ½ gls

Page 125: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

103

Nama Makanan

Ber

at

(g)

Pors

i S

Frekuensi Porsi

Rata

-ra

ta

Ber

at

x/H

x/M

x/B

Tid

ak

Per

nah

K S B x/H

g/H

Sardencis 35 ½ ptg

Tempe 50 2 ptg sdg

Tahu 50 1 ptg sdg

Sayuran

Buncis 50 8 bh

Kacang panjang 50 3 bh

Bayam 50 13 btg

Kangkung 50 10 btg

Sawi putih 50 1 prg

Sawi hijau 100 7 lbr

Daun singkong 50 30 lbr

Katuk 100 1 ½ gls

Tauge 50 1 prg

Ketimun 100 1 bh sdg

Wortel 50 ½ bh sdg

Terong 50 ½ bh

Labu siam 100 1 ptg

Kol 50 18⁄ ptg sdg

Tomat 100 1 bh bsr

Kacang tanah 15 1 sdm

Kacang merah 10 1 sdm

Buah

Alpukat 50 ½ bh bsr

Apel merah 85 ½ bh kcl

Jeruk manis 50 1 bh sdg

Mangga 90 ¾ bh bsr

Nangka 50 3 bj

Nanas 85 ¼ bh sdg

Pepaya 100 1 ptg sdg

Semangka 90 1 ptg

Anggur 83 10 bh

Pir 85 ½ bh

Pisang ambon 50 1 bh sdg

Page 126: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

104

Nama Makanan

Ber

at

(g)

Pors

i S

Frekuensi Porsi

Rata

-ra

ta

Ber

at

x/H

x/M

x/B

Tid

ak

Per

nah

K S B x/H

g/H

Salak 65 2 bh sdg

Sirsak 60 1 ptg sdg

Stroberi 55 1 bh bsr

Rambutan 75 8 bh

Belimbing 125 1 bh

Minyak/Lemak dan lain-lain

Minyak goreng 10 1 sdm

Mentega 15 1 sdm

Santan 50 ¼ gls

Garam 2 1 sdt

Gula 10 1 sdm

Kecap 343

mg

1 sdt

Minuman

Air putih 200 1 gls sdg

Susu 200 1 gls sdg

Teh 200 1 gls sdg

Kopi 150 1 cgkr

Soft drink 250 1 klg

Page 127: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

105

Lampiran 3

Uji Validitas Kuesioner

Pertanyaan Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Riwayat obesitas pada keluarga

C1 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

C2 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

Pendidikan

D1 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

Pengetahuan

E1 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

E2 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

E3 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

E4 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

E5 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

Pekerjaan

F1 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

Aktivitas Fisik

G1 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G2 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G3 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G4 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G5 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G6 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G7 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G8 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

Page 128: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

106

Pertanyaan Responden

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

G9 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G10 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G11 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G12 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G13 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G14 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

G15 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D

Keterangan :

D = Tidak membutuhkan durasi waktu lama untuk menjawab

U = Meminta pengulangan pembacaan soal

Page 129: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

107

Pertanyaan Responden

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Riwayat obesitas pada keluarga

C1 D D D D D D D D D D

C2 D D D D D D D D D D

Pendidikan

D1 D D D D D D D D D D

Pengetahuan

E1 D D D D D D D D D D

E2 D D D D D D D D D D

E3 D D D D D D D D D D

E4 D D D D D D D D D D

E5 D D D D D D D D D D

Pekerjaan

F1 D D D D D D D D D D

Aktivitas fisik

G1 D D D D D D D D D D

G2 D D D D D D D D D D

G3 D D D D D D D D D D

G4 D D D D D D D D D D

G5 D D D D D D D D D D

G6 D D D D D D D D D D

G7 D D D D D D D D D D

G8 D D D D D D D D D D

G9 D D D D D D D D D D

G10 D D D D D D D D D D

G11 D D D D D D D D D D

G12 D D D D D D D D D D

Page 130: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

108

Pertanyaan Responden

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

G13 D D D D D D D D D D

G14 D D D D D D D D D D

G15 D D D D D D D D D D

Keterangan :

D = Tidak membutuhkan durasi waktu lama untuk menjawab

U = Meminta pengulangan pembacaan soal

Page 131: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

109

Uji Reliabilitas Kuesioner

Skor rata-rata total.

ΣXt 188

X = = = 6,27

N 30

Menghitung varians total.

Σ X2 35344

s2 = - X2 = - ( 6,27 )2 = 1178,13 – 39,27 = 1138,86

N 30

Menghitung reliabilitas dengan KR20:

k Σpq

r KR20 = (1 - )

k – 1 s2

24 60,40

r KR20 = (1 - )

24– 1 1138,86

r KR20 = 1,04 (1 – 0,05) = 0.99

Page 132: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

110

Lampiran 4

Output Analisis Data Software Komputer

1. Gambaran Obesitas Sentral

Statistics

Obesitas Sentral

N Valid 95

Missing 0

Obesitas Sentral

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 59 62.1 62.1 62.1

Tidak 36 37.9 37.9 100.0

Total 95 100.0 100.0

2. Gambaran Umur

Statistics

Umur

N Valid 95

Missing 0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Berisiko 69 72.6 72.6 72.6

Tidak Berisiko 26 27.4 27.4 100.0

Total 95 100.0 100.0

Page 133: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

111

3. Gambaran Riwayat Obesitas pada Keluarga

Statistics

Riwayat_Obesitas

N Valid 95

Missing 0

Riwayat_Obesitas

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada Riwayat 59 62.1 62.1 62.1

Tidak Ada

Riwayat 36 37.9 37.9 100.0

Total 95 100.0 100.0

4. Gambaran Pendidkan Terakhir

Statistics

Pendidikan_Terakhir

N Valid 95

Missing 0

Pendidikan_Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 37 38.9 38.9 38.9

Tinggi 58 61.1 61.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

Page 134: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

112

5. Gambaran Pengetahuan

Statistics

Pengetahuan

N Valid 95

Missing 0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 46 48.4 48.4 48.4

Baik 49 51.6 51.6 100.0

Total 95 100.0 100.0

6. Gambaran Pekerjaan

Statistics

Pekerjaan

N Valid 95

Missing 0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Bekerja 53 55.8 55.8 55.8

Bekerja 42 44.2 44.2 100.0

Total 95 100.0 100.0

7. Gambaran Asupan Energi

Statistics

Asupan_Energi

N Valid 95

Missing 0

Page 135: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

113

Asupan Energi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lebih 46 48.4 48.4 48.4

Cukup 49 51.6 51.6 100.0

Total 95 100.0 100.0

8. Gambaran Asupan Karbohidrat

Statistics

Asupan_Karbohidrat

N Valid 95

Missing 0

Asupan Karbohidrat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lebih 51 53.7 53.7 53.7

Cukup 44 46.3 46.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

9. Gambaran Asupan Lemak

Statistics

Asupan_Lemak

N Valid 95

Missing 0

Asupan_Lemak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lebih 51 53.7 53.7 53.7

Cukup 44 46.3 46.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

Page 136: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

114

10. Gambaran Asupan Protein

Statistics

Asupan_Protein

N Valid 95

Missing 0

Asupan_Protein

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Lebih 47 49.5 49.5 49.5

Cukup 48 50.5 50.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

11. Gambaran Asupan Serat

Statistics

Asupan_Serat

N Valid 95

Missing 0

Asupan_Serat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 73 76.8 76.8 76.8

Cukup 22 23.2 23.2 100.0

Total 95 100.0 100.0

12. Gambaran Aktivitas Fisik

Statistics

Aktivitas_Fisik

N Valid 95

Missing 0

Page 137: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

115

Aktivitas_Fisik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang Aktif 41 43.2 43.2 43.2

Aktif 54 56.8 56.8 100.0

Total 95 100.0 100.0

13. Hubungan Umur dengan Obesitas Sentral

Umur * Obesitas_Sentral Crosstabulation

Obesitas_Sentral

Total Ya Tidak

Umur Berisiko Count 52 17 69

% within Umur 75.4% 24.6% 100.0%

Tidak Berisiko Count 7 19 26

% within Umur 26.9% 73.1% 100.0%

Total Count 59 36 95

% within Umur 62.1% 37.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 18.827a 1 .000

Continuity Correctionb 16.825 1 .000

Likelihood Ratio 18.736 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

N of Valid Casesb 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.85.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 138: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

116

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Umur

(Berisiko / Tidak Berisiko) 8.303 2.979 23.142

For cohort Obesitas_Sentral

= Ya 2.799 1.465 5.348

For cohort Obesitas_Sentral

= Tidak .337 .210 .542

N of Valid Cases 95

14. Hubungan Riwayat Obesitas pada Keluarga dengan Obesitas Sentral

Riwayat_Obesitas * Obesitas_Sentral Crosstabulation

Obesitas_Sentral

Total Ya Tidak

Riwayat_Obesitas Ada Riwayat Count 32 27 59

% within

Riwayat_Obesitas 54.2% 45.8% 100.0%

Tidak Ada Riwayat Count 27 9 36

% within

Riwayat_Obesitas 75.0% 25.0% 100.0%

Total Count 59 36 95

% within

Riwayat_Obesitas 62.1% 37.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4.095a 1 .043

Continuity Correctionb 3.261 1 .071

Likelihood Ratio 4.219 1 .040

Fisher's Exact Test .052 .034

N of Valid Casesb 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.64.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 139: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

117

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Riwayat_Obesitas (Ada

Riwayat / Tidak Ada

Riwayat)

.395 .159 .983

For cohort Obesitas_Sentral

= Ya .723 .535 .977

For cohort Obesitas_Sentral

= Tidak 1.831 .975 3.438

N of Valid Cases 95

15. Hubungan Pendidikan Terakhir dengan Obesitas Sentral

Pendidikan_Terakhir * Obesitas_Sentral Crosstabulation

Obesitas_Sentral

Total Ya Tidak

Pendidikan_Terakhir Rendah Count 23 14 37

% within

Pendidikan_Terakhir 62.2% 37.8% 100.0%

Tinggi Count 36 22 58

% within

Pendidikan_Terakhir 62.1% 37.9% 100.0%

Total Count 59 36 95

% within

Pendidikan_Terakhir 62.1% 37.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .000a 1 .993

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .000 1 .993

Fisher's Exact Test 1.000 .584

N of Valid Casesb 95

Page 140: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

118

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.02.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Pendidikan_Terakhir

(Rendah / Tinggi)

1.004 .429 2.349

For cohort Obesitas_Sentral

= Ya 1.002 .726 1.382

For cohort Obesitas_Sentral

= Tidak .998 .588 1.692

N of Valid Cases 95

16. Hubungan Pengetahuan dengan Obesitas Sentral

Pengetahuan * Obesitas_Sentral Crosstabulation

Obesitas_Sentral

Total Ya Tidak

Pengetahuan Kurang Count 26 20 46

% within Pengetahuan 56.5% 43.5% 100.0%

Baik Count 33 16 49

% within Pengetahuan 67.3% 32.7% 100.0%

Total Count 59 36 95

% within Pengetahuan 62.1% 37.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.181a 1 .277

Continuity Correctionb .766 1 .381

Likelihood Ratio 1.183 1 .277

Fisher's Exact Test .298 .191

N of Valid Casesb 95

Page 141: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

119

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.43.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengetahuan

(Kurang / Baik) .630 .274 1.452

For cohort Obesitas_Sentral

= Ya .839 .610 1.155

For cohort Obesitas_Sentral

= Tidak 1.332 .792 2.239

N of Valid Cases 95

17. Hubungan Pekerjaan dengan Obesitas Sentral

Pekerjaan * Obesitas_Sentral Crosstabulation

Obesitas_Sentral

Total Ya Tidak

Pekerjaan Tidak Bekerja Count 23 30 53

% within Pekerjaan 43.4% 56.6% 100.0%

Bekerja Count 36 6 42

% within Pekerjaan 85.7% 14.3% 100.0%

Total Count 59 36 95

% within Pekerjaan 62.1% 37.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 17.830a 1 .000

Continuity Correctionb 16.077 1 .000

Likelihood Ratio 19.078 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

N of Valid Casesb 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.92.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 142: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

120

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pekerjaan

(Tidak Bekerja / Bekerja) .128 .046 .355

For cohort Obesitas_Sentral

= Ya .506 .363 .705

For cohort Obesitas_Sentral

= Tidak 3.962 1.821 8.621

N of Valid Cases 95

18. Hubungan Asupan Energi dengan Obesitas Sentral

Asupan_Energi * Obesitas_Sentral Crosstabulation

Obesitas_Sentral

Total Ya Tidak

Asupan_Energi Lebih Count 37 9 46

% within Asupan_Energi 80.4% 19.6% 100.0%

Cukup Count 22 27 49

% within Asupan_Energi 44.9% 55.1% 100.0%

Total Count 59 36 95

% within Asupan_Energi 62.1% 37.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 12.732a 1 .000

Continuity Correctionb 11.266 1 .001

Likelihood Ratio 13.179 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

N of Valid Casesb 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.43.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 143: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

121

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Asupan_Energi (Lebih /

Cukup)

5.045 2.009 12.668

For cohort Obesitas_Sentral

= Ya 1.792 1.273 2.520

For cohort Obesitas_Sentral

= Tidak .355 .188 .672

N of Valid Cases 95

19. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Obesitas Sentral

Asupan_Karbohidrat * Riwayat_Obesitas Crosstabulation

Riwayat_Obesitas

Total

Ada Riwayat

Tidak Ada

Riwayat

Asupan_Karbohidrat Lebih Count 37 14 51

% within Asupan_Karbohidrat 72.5% 27.5% 100.0%

Cukup Count 22 22 44

% within Asupan_Karbohidrat 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 59 36 95

% within Asupan_Karbohidrat 62.1% 37.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.103a 1 .024

Continuity Correctionb 4.190 1 .041

Likelihood Ratio 5.132 1 .023

Fisher's Exact Test .034 .020

N of Valid Casesb 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.67.

Page 144: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

122

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.103a 1 .024

Continuity Correctionb 4.190 1 .041

Likelihood Ratio 5.132 1 .023

Fisher's Exact Test .034 .020

N of Valid Casesb 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.67.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Asupan_Karbohidrat (Lebih /

Cukup)

2.643 1.126 6.201

For cohort Riwayat_Obesitas

= Ada Riwayat 1.451 1.032 2.039

For cohort Riwayat_Obesitas

= Tidak Ada Riwayat .549 .321 .938

N of Valid Cases 95

20. Hubungan Asupan Lemak dengan Obesitas Sentral

Asupan_Lemak * Obesitas_Sentral Crosstabulation

Obesitas_Sentral

Total

Ya Tidak

Asupan_Lemak Lebih Count 40 11 51

% within Asupan_Lemak 78.4% 21.6% 100.0%

Cukup Count 19 25 44

% within Asupan_Lemak 43.2% 56.8% 100.0%

Total Count 59 36 95

% within Asupan_Lemak 62.1% 37.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Page 145: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

123

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 12.471a 1 .000

Continuity Correctionb 11.018 1 .001

Likelihood Ratio 12.715 1 .000

Fisher's Exact Test

.001 .000

N of Valid Casesb 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.67.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Asupan_Lemak (Lebih /

Cukup)

4.785 1.955 11.710

For cohort Obesitas_Sentral

= Ya 1.816 1.257 2.625

For cohort Obesitas_Sentral

= Tidak .380 .212 .680

N of Valid Cases 95

21. Hubungan Asupan Protein dengan Obesitas Sentral

Asupan_Protein * Obesitas_Sentral Crosstabulation

Obesitas_Sentral

Total Ya Tidak

Asupan_Protein Lebih Count 26 21 47

% within Asupan_Protein 55.3% 44.7% 100.0%

Cukup Count 34 14 48

% within Asupan_Protein 70.8% 29.2% 100.0%

Total Count 60 35 95

% within Asupan_Protein 63.2% 36.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Page 146: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

124

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.456a 1 .117

Continuity Correctionb 1.835 1 .176

Likelihood Ratio 2.469 1 .116

Fisher's Exact Test .140 .088

N of Valid Casesb 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.32.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Asupan_Protein (Lebih /

Cukup)

.510 .218 1.190

For cohort Obesitas_Sentral

= Ya .781 .570 1.070

For cohort Obesitas_Sentral

= Tidak 1.532 .889 2.638

N of Valid Cases 95

22. Hubungan Asupan Serat dengan Obesitas Sentral

Asupan_Serat * Obesitas_Sentral Crosstabulation

Obesitas_Sentral

Total Ya Tidak

Asupan_Serat Kurang Count 54 19 73

% within Asupan_Serat 74.0% 26.0% 100.0%

Cukup Count 5 17 22

% within Asupan_Serat 22.7% 77.3% 100.0%

Total Count 59 36 95

% within Asupan_Serat 62.1% 37.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Page 147: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

125

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 18.864a 1 .000

Continuity Correctionb 16.749 1 .000

Likelihood Ratio 18.783 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

N of Valid Casesb 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.34.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Asupan_Serat (Kurang /

Cukup)

9.663 3.134 29.790

For cohort Obesitas_Sentral

= Ya 3.255 1.488 7.118

For cohort Obesitas_Sentral

= Tidak .337 .215 .527

N of Valid Cases 95

23. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Sentral

Aktivitas_Fisik * Obesitas_Sentral Crosstabulation

Obesitas_Sentral

Total Ya Tidak

Aktivitas_Fisik Kurang Aktif Count 23 18 41

% within Aktivitas_Fisik 56.1% 43.9% 100.0%

Aktif Count 36 18 54

% within Aktivitas_Fisik 66.7% 33.3% 100.0%

Total Count 59 36 95

% within Aktivitas_Fisik 62.1% 37.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Page 148: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36713...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA WANITA USIA 15-44

126

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.106a 1 .293

Continuity Correctionb .703 1 .402

Likelihood Ratio 1.104 1 .293

Fisher's Exact Test .393 .201

N of Valid Casesb 95

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.54.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

Aktivitas_Fisik (Kurang Aktif /

Aktif)

.639 .277 1.475

For cohort Obesitas_Sentral

= Ya .841 .605 1.170

For cohort Obesitas_Sentral

= Tidak 1.317 .789 2.197

N of Valid Cases 95