Upload
nguyenlien
View
237
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN
PASIEN BPJS PADA PELAYANAN DI PUSKESMAS PAMULANG
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
Yuni Triwardani
1113104000017
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juni 2017
Yuni Triwardani, NIM: 1113104000017
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien BPJS pada
Pelayanan di Puskesas Pamulang
xvii + 82 halaman + 10 tabel + 2 bagan + 13 lampiran
ABSTRAK
Puskesmas sebagai fasilitas tingkat pertama yang banyak digunakan oleh peserta BPJS harus memiliki mutu pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas guna memberikan kepuasan pada pasien. Kepuasan pasien dapat dilihat dari penilaian
gap antara pelayanan yang diterima dengan pelayanan yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan
kepuasan pasien BPJS pada pelayanan di Puskesmas Pamulang. Metode penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel 110 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling.
Analisis statistik yang digunakan adalah spearman test. Hasil penelitian menunjukan tingkat kepuasan pasien secara keseluruhan dinyatakan kurang
memuaskan (55,5%). Ada hubungan antara umur (p=0,004) dan jenis kelamin (p=0,05) dengan kepuasan pasien BPJS di Puskesmas Pamulang (p<0,05). Kepuasan pasien Puskesmas Pamulang dapat ditingkatkan di pelayanan dimensi
tangibles, dimensi reliability, dimensi responsiveness, dan dimensi emphaty.
Kata kunci : Kepuasan Pasien, Puskesmas, BPJS.
Daftar Bacaan : 55 (1980-2016)
iv
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF
JAKARTA
Undergraduate Thesis, June 2017
Yuni Triwardani, NIM: 1113104000017
Factors that related with BPJS user patients satisfaction about healthcare
service at Pamulang primary health care
xvii + 82 pages + 10 tables + 2 designs + 13attachments
ABSTRACT
Puskesmas as first facilities that widely used by participants BPJS should have a
proper of health care quality in order to give satisfaction for the patient. Patient satisfaction can be seen from the assessment of the gap between the perceived service with the expected service. The purpose of this study was to determine the
factors that related with BPJS user patients satisfaction to health service at Pamulang primary health care. The method of this research is analitic study with
cross sectional approach, with a sample of 110 respondents who are BPJS user patient. Sampling technique of this study using random sampling and statistic analysis using spearman test. The result of patient satisfaction to health services
generally can be called lack satisfied as much as 55,5% . There is a signification relationship between age (p= 0,004) and gender (p=0,05) with BPJS user patient’s
satisfaction in Pamulang primary health care (p< 0,05) . Patient satisfaction of Puskesmas Pamulang can be increase the service in tangibles, reliability, responsiveness and emphaty dimension.
Keywords : Patient Satisfaction, Puskesmas, BPJS
References : 55 (1980-2016)
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
vi
PERNYATAAN PENGESAHAN
vii
LEMBAR PENGESAHAN
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Yuni Triwardani
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Juni 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Alamat : Jl. Kelapa Muda III RT 005 RW 03 No. 135
Jagakarsa, Jakarta-Selatan
Telepon : 089652456943
Email : [email protected]
Fakultas/ Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Program
Studi Ilmu Keperawatan
Riwayat Pedidikan
1. TK Kencana Puri Jakarta 2000-2001
2. SD Negeri 13 Pagi Jakarta 2001-2007
3. SMP Negeri 175 Jakarta 2007-2010
4. SMA Negeri 93 Jakarta 2010-2013
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013- sekarang
Riwayat Organisasi
1. Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan 2016-2017
2. Bendahara II OSIS SMA Negeri 93 Jakarta 2016-2012
3. Paduan Suara SMA Negeri 93 Jakarta 2010-2012
4. Palang Merah Remaja (PMR) SMP Negeri 175 Jakarta 2007-2008
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien BPJS Pada Pelayanan Di Puskesmas
Pamulang“ dengan baik tidak terlepas dari kekurangan, shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah S.A.W yang telah menjadi suri tauladan
bagi umatnya.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan arahan,
petunjuk, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin
menghaturkan rasa syukur dan mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua Orang tua saya, Bapak Sardianto dan Ibu Sutampi B.A yang telah
mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada batas, mendo’akan
keberhasilan, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil tak
terhingga kepada saya. Tak lupa, Kakakku, Arys Medta Pariwijayanti
M.Farm,Apt dan Iin Septiana, S.KM yang selalu memberikan semangat
dan dorongan untuk sukses
2. Prof. Dr. Arif Sumantri, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
x
3. Ibu Maulina Handayani, S.Kep., MSc, selaku Ketua Program Studi dan
Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep., Sp.KMB, selaku Sekretaris Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Jamaludin, S.Kp., M.Kep dan Ibu Ita Yuanita, S.Kp, M.Kep, selaku
Dosen Pembimbing, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
meluangkan waktu serta memberi arahan, bimbingan, masukan, serta
nasihat, petunjuk serta motivasi kepada saya selama proses pembuatan
skripsi ini.
5. Ibu Yenita Agus, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, PhD, selaku Dosen Pembimbing
Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
memberi motivasi dan masukan selama proses perkuliahan
6. Bapak Karyadi, S.Kp., Mkep., PhD, dan Ibu Ernawati, S.Kp.,M.Kep.,
SP.KMB, selaku penguji skripsi yang bersedia meluangkan waktu untuk
menguji serta memberikan kritik serta saran perbaikan skripsi penulis.
7. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan banyak ilmu dan segala
pengalamannya yang sangat baik dan bernilai sehingga dapat menjadi
pembelajaran dan bermanfaat bagi kami selaku mahasiswa.
8. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan beserta seluruh stafnya
yang telah membantu dalam perizinan penulis dalam melakukan
penelitian.
xi
9. Kepala Puskesmas Pamulang dan semua staf terima kasih banyak telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di
Puskesmas Pamulang.
10. Kepala Puskesmas Pondok Jagung dan semua staf terima kasih banyak
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
11. Teman-teman PSIK angkatan 2013 yang saling memberikan dukungan,
bantuan, informasi dan juga kebersamaannya.
12. Dan seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran skripsi ini hingga
selesai.
Penulis menyadari bahwa skirpsi ini masih kurang sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sebagai masukan demi kesempurnaan dan penyusunan karya ilmiah yang
lebih baik di masa pendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak, khususnya bagi penulis dan pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ciputat, Juni 2017
Peneliti
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................ ii
ABSTRAK....................................................................................................................... iii
ABSTRACT .................................................................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................................. v
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL........................................................................................................ xvii
DAFTAR BAGAN...................................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xix
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 8
1. Tujuan Umum ..................................................................................................... 8
xiii
2. Tujuan Khusus .................................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 8
E. Ruang Lingkup ........................................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 10
A. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ........................................................... 10
1. Manfaat BPJS ................................................................................................... 10
2. Kepesertaan BPJS Kesehatan ............................................................................. 10
3. Hak dan Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan....................................................... 10
4. Pelayanan Kesehatan yang Dijamin .................................................................... 10
5. Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin........................................................... 10
B. Kepuasan............................................................................................................... 10
1. Pengertian Kepuasan Pasien ............................................................................... 10
2. Teori Kepuasan SERVQUAL............................................................................. 11
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien........................................... 11
4. Metode Mengukur Kepuasan.............................................................................. 11
C. Pelayanan Kesehatan .............................................................................................. 11
D. Puskesmas ............................................................................................................. 11
1. Prinsip Puskesmas ............................................................................................. 11
2. Tugas Puskesmas .............................................................................................. 11
E. Penelitian yang terkait ............................................................................................ 11
xiv
F. Kerangka Teori ...................................................................................................... 11
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ......................................................................................... 12
A. Kerangka Konsep .............................................................................................. 12
B. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 13
C. Definisi Operasional .......................................................................................... 14
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN.................................................................... 20
A. Desain Penelitian ................................................................................................... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 20
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................... 21
1. Populasi............................................................................................................ 21
2. Sampel ............................................................................................................. 21
D. Instrumen Penelitian............................................................................................... 23
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................................................ 25
1. Uji Validitas..................................................................................................... 25
2. Uji Reliabilitas .................................................................................................. 26
F. Alur Pengambilan Data.......................................................................................... 27
G. Pengelolaan Data ................................................................................................... 28
H. Etika Penelitian ...................................................................................................... 29
I. Teknik Analisa Data ............................................................................................... 30
xv
BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................................... 32
A. Gambaran Umum Puskesmas Pamulang .................................................................. 32
B. Hasil Uji Normalitas Data....................................................................................... 33
C. Hasil Analisa Univariat .......................................................................................... 34
1. Karakteristik Pasien BPJS di Puskesmas Pamulang ............................................. 34
2. Kepuasan Pasien BPJS....................................................................................... 35
D. Hasil Analisa Bivariat............................................................................................. 39
1. Hubungan Umur dengan Kepuasan Pasien .......................................................... 39
2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Pasien .............................................. 40
3. Hubungan Pendidikan dengan Kepuasan Pasien .................................................. 41
4. Hubungan Pekerjaan dengan Kepuasan Pasien .................................................... 42
5. Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien ....................................... 43
6. Hubungan Lama Keanggotaan dengan Kepuasan Pasien ...................................... 44
BAB VI PEMBAHASAN.............................................................................................. 45
A. Karakteristik Responden ......................................................................................... 45
B. Kepuasan Pasien .................................................................................................... 47
C. Hubungan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Status Kepesertaan, dan
Lama Ikut BPJS dengan Kepuasan pasien BPJS pada pelayanan di Puskesmas
Pamulang ..................................................................................................................... 52
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................................................... 57
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 80
xvi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Oprasional 42
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi berdasarkan karakteristik pasien di puskesmas 62
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan lama ikut BPJS pasien di
Puskesmas
63
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan kepuasan pasien 64
Tabel 5.4 SKOR SERVQUAL 65
Tabel 5.5 Hubungan Umur dengan Kepuasan Pasien 67
Tabel 5.6 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Pasien 68
Tabel 5.7 Hubungan Pendidikan dengan Kepuasan Pasien 69
Tabel 5.8 Hubungan Pekerjaan dengan Kepuasan Pasien 70
Tabel 5.9 Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien 71
Tabel 5.10 Hubungan Lama Ikut BPJS dengan Kepuasan Pasien 72
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori 39
Bagan 3.1 Kerangka Konsep 40
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Uji Validitas Kuesioner
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Dinkes Tangerang Selatan
Lampiran 5 Izin Penggunaan Kuesioner
Lampiran 6 SERVQUAL questionnaire
Lampiran 7 Terjemahan Kuesioner dari Pusat Pengembangan Bahasa UIN Jakarta
Lampiran 8 Informed Cconsent
Lampiran 9 Kuesioner Penelitian
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Kuesioner
Lampiran 12 Hasil Olahan Data SPSS Univariat
Lampiran 13 Hasil Olahan Data SPSS Bivariat
xx
DAFTAR SINGKATAN
BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
FKTP Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
JKN Jaminan Kesehatan Nasional
PBI Penerima Bantuan Iuran
SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional
UKM Upaya Kesehatan Masyarakat
UKP Upaya Kesehatan Perseorangan
WHO World Health Organization
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia
karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari. Terwujudnya keadaan sehat adalah
kehendak semua pihak, baik itu perorangan, keluarga atau kelompok,
pemerintah juga masyarakat secara keseluruhan (UU RI No. 36 tahun
2009).
Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) menyatakan
bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Pasal 34 ayat (3) “Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak. Berdasarkan pasal tersebut dapat
diketahui bahwa negara memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan
warganya.
World Health Organization (WHO) memberikan dukungan kepada
negara – negara untuk mengembangkan sistem pembayaran kesehatan
dengan tujuan untuk menyediakan Universal Health Coverage. Universal
Health Coverage memastikan bahwa semua orang dapat menerima
pelayanan kesehatan tanpa adanya kesulitan keuangan (WHO, 2012).
2
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang dalam masa
transisi mewujudkan Universal Health Coverage / Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Pelaksanaan JKN merupakan amanat dari UU No 40
tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bahwa
jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip
asuransi sosial dan prinsip ekuitas sebagaimana diatur dalam Pasal 19 ayat
1 UU SJSN.
Pada tanggal 1 Januari 2014 di Indonesia telah didirikan suatu
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selaras dengan
tujuan Organisasi Kesehatan Dunia dalam mengembangkan jaminan
kesehatan untuk semua penduduk. Keberadaan BPJS Kesehatan
diharapkan mampu mempunyai target universal coverage pada tahun 2019
( www.bpjs-kesehatan.go.id 16 oktober 2016). Paling lambat 1 Januari
2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional
untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan
oleh BPJS Kesehatan.
Menurut hasil rilis situs resmi Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial per-tanggal 18 November 2016 terdapat 170.954.111 jiwa yang
sudah menjadi peserta BPJS dengan penggunaan fasilitas terbanyak
terdapat pada Puskesmas dengan jumlah 9.814 jiwa per-tanggal 21
November 2016 (www.bpjs.go.id 27 November 2016), sebagai Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) berdasarkan Perpres No. 12 tahun
3
2013 pasal 21 menyebutkan, pelayanan penanganan kesehatan tahap awal
berada di puskesmas sebagai tingkat primer dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
Secara umum puskesmas merupakan tempat berobat jalan yang
paling banyak dikunjungi oleh masyarakat di Indonesia dalam
memperoleh layanan kesehatan dasar yaitu sebesar 37,29% (Depkes,
2006). Puskesmas dalam sistem JKN/ BPJS memiliki peran yang besar
kepada peserta BPJS kesehatan. Apabila pelayanan puskesmas yang
diberikan baik maka akan semakin banyak peserta BPJS yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan, namun dapat terjadi sebaliknya jika
pelayanan dirasakan kurang memadai (Hasbi 2012).
Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan faktor yang
penting dalam mencapai kepuasan pasien. Kepuasan pasien adalah suatu
tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan
kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan
apa yang diharapkannya (Pohan, 2006). Kepuasan pasien tergantung
dengan kualitas pelayanan yang diberikan.
Menurut Gonzales (1967) dalam Lizarmi (2000), tingkat kepuasan
terhadap pelayanan kesehatan bersifat subjektif individual yang
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah pemberi jasa (provider)
dan pelanggan atau konsumen. Faktor pemberi jasa (provider) ini terdiri
dari aspek medis dan aspek non medis. Faktor pelanggan atau konsumen
(customer) menurut Gonzales (1967) dalam Lizarmi (2000), dipengaruhi
4
oleh umur, jenis kelamin, pendidikan dan lain- lain. Menurut Carr dan Hill
(1992) dalam Baros (2011) menyatakan bahwa derajat kepuasan
pelanggan dipengaruhi oleh latar belakang pelanggan, kedudukan sosial,
tingkat ekonomi, budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin.
Dalam mengukur kualitas jasa pelayanan (service quality) dapat
digunakan dimensi kualitas jasa yang dikemukakan oleh Zeithmal, Berry,
Parasuraman (1985). Kelima karakteristik tersebut adalah: Pertama,
tangibles (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya
tanggap), assurance (jaminan) dan empaty (empati).
Puskesmas sebagai ujung tombak dalam upaya kesehatan dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar
pelayanan yang optimal. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
(Depkes,2006). Puskesmas tidak hanya pemberi pelayaan saja, tetapi juga
melaksanakan berbagai program kesehatan yang bersifat promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Puskesmas di Indonesia sampai tahun
2015 tercatat 9.740 unit puskesmas. Pada provinsi Banten sebanyak 231
unit , untuk kota Tangerang Selatan sendiri terdiri dari 25 unit. (Depkes,
2016). Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian di Puskesmas.
Puskesmas Pamulang merupakan salah satu puskesmas yang
terdapat di Tangerang Selatan. Puskesmas Pamulang memberlakukan
BPJS pada bulan April 2014. Adapun jumlah kunjungan pasien BPJS di
5
Puskesmas Pamulang 2 tahun terakhir adalah sebagai berikut: pada tahun
2014 bulan September sampai Desember jumlah kunjungan sebesar 6.785,
pada tahun 2015 sebesar 21.655 , pada tahun 2016 sebesar 22.888 (Data
Rekam Medis Puskesmas Pamulang).
Jumlah kunjungan pasien BPJS di Puskesmas Pamulang yang
meningkat menunjukan adanya kemudahan akses pelayaan kesehatan,
namun persoalan yang muncul kemudian adalah jumlah pasien yang
banyak menuntut harus mengantri lama di loket pendaftaran, pemeriksaan
dan pengambilan obat. Kejadian ini penulis temui langsung saat
melakukan studi pendahuluan bulan januari melalui wawancara dengan
pasien BPJS, mendapatkan hasil bahwa pasien pengguna BPJS 4 dari 7
mengatakan pelayanan yang di berikan puskesmas sudah baik, pelayanan
tidak berbelit-belit, mudah dalam mendapatkan rujukan. 3 dari 7
mengatakan sedikit tidak nyaman dengan dokter yang masih muda, harus
mengantri lama di loket pemeriksaan dan pengambilan obat, kurang
nyaman pada saat pemeriksaan karna tidak ada skat antara dokter satu
dengan dokter lainnya. Adanya kenaikan jumlah kunjungan pasien pada
tahun 2015 dan 2016 menjadi tantangan bagi penyelenggara layanan
kesehatan bahwa peningkatan pasien harus tetap memperhatikan kualitas
layanan yang diberikan mengingat puskesmas merupakan fasilitas
kesehatan tingkat pertama.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Prasojo (2016)
menyatakan kepuasan pasien rawat jalan ditentukan dari tingkat
6
kesesuaian. Hasil penelitian Prasojo yaitu kesesuaian dimensi daya
tanggap belum memuaskan baik pasien BPJS dan pasien umum.
Penelitian yang dilakukan Iqbal (2009) menunjukan dari 70
responden yang merasa cukup puas dengan pelayanan puskesmas
sebanyak 68 respoden (97,14) merasa cukup puas dengan pelayanan rawat
jalan Puskesmas Taliwang dan sebanyak 2 responden (2,86) merasa
kurang puas dan faktor yang berdominan yang mempengaruhi kepuasan
pasien adalah bukti fisik.
Penelitian yang dilakukan oleh Prakoso (2015) menyatakan bahwa
mutu yang diberikan sudah baik, dimana hasil yang didapat dari responden
sebesar 82% masuk dalam kriteria efektif, hal ini menunjukan bahwa mutu
yang diberikan terhadap peserta BPJS kesehatan kecamatan Batang sudah
sesuai dengan yang diharapkan masyarakat dan sudah sesuai dengan
standar pelayanan yang ditetaplan dalam peraturan yang berlaku.
Penelitian yang sudah dilakukan oleh Satrio (2003) menunjukan
pasien yang puas terhadap pelayanan rawat jalan Puskesmas Bantar
Gebang Bekasi sebesar 53% dan adanya hubungan yang bermakna secara
statistik antara jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan
dengan kepuasan.
Penelitian terkait kepuasan pasien memang sudah banyak, yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tempat
dan waktu penelitian yaitu dilakukan di rawat jalan Puskesmas Pamulang
pada tahun 2017 yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Peneliti
7
menambahkan variabel status kepesertaan karrna penelitian terkait bpjs
sebelumnya belum ada yang melihat dari status kepesertaan Non PBI atau
PBI melainkan di homogenkan. peneliti juga menambahkan variabel lama
keanggotaan.
Berdasarkan studi literatur dan studi pendahuluan yang dilakukan
oleh peneliti, peneliti ingin mengetahui lebih jelas faktor yang
berhubungan dengan kepuasan pasien BPJS di Puskesmas Pamulang
dengan melakukan survey menggunakan kuesioner dan sampel yang lebih
besar untuk mengetahui secara keseluruhannya.
B. Rumusan Masalah
Sejak ada program BPJS masyarakat dapat lebih mudah
menggunakan pelayanan kesehatan, mulai dari masyarakat dengan s tatus
ekonomi rendah hingga masyarakat dengan status ekonomi tinggi. Setelah
3 tahun berjalan, ada beberapa macam tanggapan dari masyarakat; ada
yang merasa puas dan ada yang merasa tidak puas.
Menurut kepala UPT Puskesmas Pamulang sudah dilakukan survey
kepuasan pasien tetapi secara menyeluruh tanpa membeda-bedakan
kategori pasien. Tetapi belum ada yang melakukan survey kepuasan pada
pasien BPJS. Belum pernah dilakukan penelitian kepuasan pada pasien
BPJS di Puskesmas Pamulang menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor- faktor yang
berhubungan dengan kepuasan pasien BPJS pada pelayanan di Puskesmas
Pamulang.
8
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien
BPJS pada pelayanan di Puskesmas Pamulang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden.
b. Mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien pada Dimensi
Tangibles, Dimensi Reliability, Dimensi Responsiveness, Dimensi
Assurance, Dimensi Emphaty.
c. Mengetahui hubungan karakteristik responden (umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, status kepesertaan, lama keanggotaan) dengan
kepuasan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan
masukan bagi Puskesmas Pamulang dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya literature yang berkaitan
dengan BPJS.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini bersifat kuantitatif. Penelitian dilakukan pada bulan
Maret - April 2017 di Puskesmas Pamulang dengan objek penelitian yaitu
9
pasien peserta BPJS Kesehatan. Penelitian ini untuk mengetahui Faktor
yang berhubungan dengan kepuasan pada pasien di Puskesmas Pamulang.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
1 Januari 2014 di Indonesia telah didirikan suatu Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selaras dengan tujuan
Organisasi Kesehatan Dunia dalam mengembangkan jaminan kesehatan
untuk semua penduduk. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS
kesehatan adalah badan hukum publik yang berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia termasuk
warga asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia. Peserta
BPJS terdiri dari dua peserta yaitu peserta bantuan PBI (Penerima Bantuan
Iuran) yang terdiri dari fakir miskin serta orang yang tidak mampu, dan
peserta non PBI atau peserta dari peralihan ASKES.
1. Manfaat BPJS
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan
meliputi:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non
spesialistik mencakup: Administrasi pelayanan, pelayanan promotif
dan preventif, pemeriksaan serta pengobatan dan konsultasi medis,
tindakan medis non spesialistik baik operatif maupun non operatif,
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, transfusi darah sesuai
11
b. kebutuhan medis, pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium
tingkat pertama, rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi.
c. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan
kesehatan mencakup:
1) Rawat jalan yang meliputi: Administrasi pelayanan,
pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh
dokter spesialis dan sub spesialis, tindakan medis spesialistik
sesuai dengan indikasi medis, pelayanan obat dan bahan medis
habis pakai, pelayanan alat kesehatan implant, pelayanan
penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis,
rehabilitasi medis, pelayanan darah, pelayanan kedokteran
forensik dan pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan.
2) Rawat Inap yang meliputi: Perawatan inap non intensif,
perawatan inap di ruang intensif, pelayanan kesehatan lain
yang ditetapkan oleh menteri.
2. Kepesertaan BPJS Kesehatan
Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah
membayar iuran, meliputi:
a. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI): fakir miskin dan
orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan
peraturan perundang- undangan.
12
b. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri
dari: Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, seperti:
pegawai negeri sipil, anggota TNI, anggota POLRI, pejabat negara,
pegawai pemerintah non pegawai negeri, pegawai yang tidak termasuk
(pegawai negeri sipil, anggota TNI, anggota POLRI, pejabat negara,
pegawai pemerintah non pegawai negeri) yang menerima upah
termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam)
bulan.
Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, seperti:
pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri, pekerja yang
tidak termasuk (pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri)
yang bukan penerima upah. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia
paling singkat 6 (enam) bulan.
Bukan pekerja dan anggota keluarganya, seperti: investor, pemberi
kerja, dan penerima pensiun, terdiri dari:
1) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun.
2) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak
pensiun.
3) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun.
4) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang
mendapat hak pensiun.
5) Penerima pensiun lain.
13
6) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain
yang mendapat hak pensiun.
7) Veteran;
8) Perintis Kemerdekaan.
9) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan.
10) Bukan Pekerja yang tidak termasuk nomor 1) sd 10) yang
mampu membayar iuran.
Anggota keluarga yang ditanggung antara lain:
a. Pekerja Penerima Upah:
1) Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah
(anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat),
sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
2) Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan
anak angkat yang sah, dengan kriteria:
a. Tidak atau belum pernah menikah atau tidak
mempunyai penghasilan sendiri;
b. Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum
berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih
melanjutkan pendidikan formal.
3) Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja:
Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang
diinginkan (tidak terbatas).
14
4) Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga
tambahan, yang meliputi anak ke-4 dan seterusnya,
ayah, ibu dan mertua.
5) Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga
tambahan, yang meliputi kerabat lain seperti saudara
kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll.
3. Hak dan Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan
a. Hak Peserta BPJS Kesehatan
1) Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh
pelayanan kesehatan.
2) Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban
serta prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3) Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
4) Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan
atau tertulis ke kantor BPJS Kesehatan.
b. Kewajiban Peserat BPJS Kesehatan
1) Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran
yang besarnnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan
perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat, atau pindah
fasilitas kesehatan tingkat I
15
3) Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau
dimanfaatkan oleh orang yang tidak berhak.
4) Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.
(BPJS Kesehatan, 2013).
4. Pelayanan Kesehatan yang Dijamin
a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi pelayanan kesehatan
non spesialistik yang mencakup:
1) Administrasi pelayanan, pelayanan promotif dan preventif.
2) Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis.
3) Tindakan non medis spesialistik, baik secara operatif maupun non
operatif.
4) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai.
5) Tranfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis.
6) Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama.
7) Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis.
b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, meliputi pelayanan
kesehatan rawat jalan dan inap, yang mencakup:
1) Administrasi pelayanan.
2) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh
dokter spesialis dan subspesialis.
3) Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah
sesuai dengan indikasi medis.
16
4) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai.
5) Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan
indikasi medis.
6) Rehabilitasi medis.
7) Pelayanan darah.
8) Pelayanan kedokteran forensik klinik.
9) Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal setelah dirawat
inap di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan bpjs
kesehatan, berupa pemulasaran jenazah tidak termasuk peti
mati dan mobil jenazah.
10) Perawatan inap non intensif.
11) Perawatan inap di ruang intensif.
c. Persalinan. Persalinan yang ditanggung BPJS Kesehatan di fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama maupun Tingkat Lanjutan adalah
persalinan sampai dengan anak ketiga, tanpa melihat anak
hidup/meninggal.
d. Ambulan. Ambulan hanya diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas
kesehatan satu ke fasilitas kesehatan lainnya, dengan tujuan
menyelamatkan nyawa pasien.
5. Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin
a. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur
sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku.
17
b. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat.
c. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja
atau hubungan kerja sampai nilai yang ditanggung oleh program
jaminan kecelakaan kerja.
d. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.
e. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik.
f. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas.
g. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi).
h. Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan atau
alkohol.
i. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau akibat
melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri.
j. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk
akupuntur, shinshe, chiropratic, yang belum dinyatakan efektif
berdasarkan penilaian teknologi kesehatan.
k. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan
(eksperimen).
l. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi dan susu.
m. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat,
kejadian luar biasa atau wabah.
18
n. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat
jaminan kesehatan yang diberikan.
B. Kepuasan
1. Pengertian Kepuasan Pasien
Kepuasan adalah ungkapan perasaan senang atau kecewa seseorang
dari hasil perbandingan antara persepsi atau produk yang dirasakan dengan
yang diharapkan. Disatu pihak, kepuasan pasien dipandang sebagai hasil
yang didapatkan dari pengalaman mereka yang memanfaatkan produk
barang atau jasa. Berdasarkan pihak lain, kepuasan pasien juga kerap kali
dipandang sebagai proses orientasi yang lebih mampu mengungkapkan
pengalaman yang mereka rasakan secara keseluruhan dibandingkan
orientasi hasil (Kotler, 2006).
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah
pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Pohan,2007).
Rama (2011) berpendapat kepuasan pasien akan terpenuhi jika
proses penyampaian jasa pelayanan kesehatan kepada konsumen sudah
sesuai dengan yang mereka harapkan. Kebutuhan pasien yang diharapkan
adalah keamanan pelayanan, harga dalam memperoleh pelayanan,
ketepatan dan kecepatan pelayanan kesehatan (Azwar, 2007).
19
2. Teori Kepuasan SERVQUAL
Teori kepuasan yang dilihat dari kualitas pelayanan menurut
Parasuraman yaitu Teori SERVQUAL. Dasar dari model SERVQUAL
adalah penilaian gap antara pelayanan yang diterima (perceived service)
dengan pelayanan yang diharapkan (expected service). Penilaian gap
melewati lima tahap hingga terbentuk konsep penilaian gap antara
expected service dan perceived service sebagai dasar model SERVQUAL
(Parasuraman et al., 1985). Berikut adalah penjelasan tentang lima gap
tersebut:
a. Gap 1. Harapan pelanggan dengan persepsi manajemen.
Penilaian gap 1 ini didasarkan pada alasan bahwa harapan yang
diperoleh pelanggan akan berpengaruh terhadap penilaian atau evaluasi
pelanggan tentang kualitas pelayanan.
b. Gap 2. Persepsi manajemen tentang harapan pelanggan dengan tafsiran
persepsi tersebut kedalam spesifikasi kualitas pelayanan.
Penilaian gap 2 ini didasarkan pada alasan bahwa persepsi manajemen
tentang harapan yang diperoleh pelanggan dan spesifikasi kualitas
pelayanan akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan dari sudut
pandang pelanggan.
c. Gap 3. Spesifikasi kualitas pelayanan dengan pelayanan yang
diberikan.
20
Penilaian gap 3 ini didasarkan pada alasan bahwa spesifikasi kualitas
pelayanan akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan menurut
pelanggan.
d. Gap 4. Pelayanan yang diberikan dengan komunikasi pada pelanggan.
Penilaian gap 4 ini didasarkan pada alasan bahwa pelayanan yang
diberikan akan berpengaruh terhadap tolak ukur kualitas pelayanan
menurut pelanggan.
e. Gap 5. Pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang dirasakan.
Penilaian gap 5 ini didasarkan pada alasan bahwa kualitas pelayanan
yang diperoleh pelanggan merupakan sesuatu yang penting karena
akan dibandingkan dengan harapannya.
Menurut Parasuraman et al (1985) kualitas pelayanan yang diterima
oleh pelanggan (perceived service) adalah hasil perbandingan dari
pengukuran expected service dan perceived service. Hasil
perbandingannya dapat menyimpulkan kepuasan pasien pada kualitas
pelayanan dipengaruhi oleh harapan dan kenyataan pelayanan yang
diterima oleh pelanggan.
Pada tahun 1985 Parasuraman et al mencetuskan sepuluh dimensi
kualitas pelayanan, yaitu tangibles, reliability, responsiveness,
communication, credibility, security, competence, courtesy,
understanding/knowing the customer, dan acces dengan 97 poin penilaian.
Tahun 1988, Parasuraman et al melakukan reduksi sepuluh dimensi
menjadi lima dimensi dengan tujuan untuk meningkatkan reliabilitas data
21
hasil dari pengukuran kualitas pelayanan. Lima dimensi tersebut
yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy atau
yang lebih dikenal dengan SERVQUAL dengan 22 point penilaian.
Parasuraman et al memberi penjelasan didalam jurnalnya pada tahun
1994 bahwa kuesioner SERVQUAL telah digunakan untuk mengukur
kualitas pelayanan pada banyak sektor. Seperti penelitian pada dunia
akutansi (Bojanic, 1991), department store (Finn dan Lamb, 1991; teas,
1993), perusahan gas (babakus dan Bollar, 1992), serta pada perguruan
tinggi (Boulding, Kalra, Staelin, dan Zeithaml, 1993, Fors, Joseph, dan
Joseph, 1993).
Expected Service
Expected service merupakan pelayanan yang diharapkan oleh
pelanggan yang meliputi harapan pelanggan terhadap bukti fisik,
kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati penyedia pelayanan. Cara
mengukur expected service adalah dengan memberikan pertanyaan
tertutup kepada pelanggan tentang harapan terhadap pelayanan dengan
pilihan jawaban dalam rentang “sangat tidak penting” sampai “sangat
penting” (Parasuraman et al.,1988).
Perceived Service
Perceived service merupakan pelayanan yang dirasakan atau
diterima oleh pelanggan. Perceived service dapat diartikan kenyataan
pelanggan, penilaiannya meliputi lima dimensi SERVQUAL yaitu
22
tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Cara
mengukur perceived service dengan memberikan pertanyaan kepada
pelanggan tentang pelayanan yang diterima dengan pilihan jawaban dalam
rentang “sangat tidak setuju” sampai “sangat setuju” (Parasuraman et al
1988).
Perceived service quality
Cara menukur perceived service quality adalah dengan menghitung
skor gap atau selisih antara nilai perceived service dan expected service.
Apabila hasil skor gap adalah negatif, maka dinyatakan bahwa kepuasan
pasien terhadap kualitas pelayanan kurang memuaskan, apabila hasil skor
gap sama dengan nol maka dinyatakan bahwa kualitas pelayanan
memuaskan, dan apabila hasil skor gap positif maka dinyatakan bahwa
kualitas pelayanan sangat memuaskan (Parasuraman et al., 1988).
Hasil pengukuran perceived service quality merupakan suatu
evaluasi kinerja penyelenggara atau penyedia pelayanan. Expected service
dan perceived service sendiri dipengaruhi oleh lima dimensi yaitu
tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy yang akan
dijelaskan secara rinci dalam teori kepuasan SERVQUAL
a. Terwujud bukti fisik (Tangibles)
Tangibles adalah wujud yang dapat terlihat langsung dari penyedia
pelayanan meliputi penampilan fisik, fasilitas, peralatan, sarana,
informasi, petugas. Parasuraman et all (1994) menyebutkan beberapa
23
point penting dari dimensi tangibles yaitu: peralatan dan fasilitas
terlihat menarik, pekerja berpenampilan rapi dan profesional, unsur
pendukung pelayanan terlihat baik (Parasuraman et al., 1988).
b. Kehandalan (Reliability)
Reliability adalah kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai
yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Reliability
mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan
kemampuan untuk dipercaya (dependability). Parasuraman et al (1994)
menyebutkan poin-poin penting dari dimensi reliability diantaranya
yaitu: memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan, pelayanan
kepada pelanggan dapat diandalkan, memberikan pelayanan dengan
segera, memberikan pelayanan sesuai dengan waktu yang telah
dijanjikan (Parasuraman et al, 1988).
c. Daya tanggap (Responsiveness)
Responsiveness adalah kemampuan untuk membantu pelanggan dan
meningkatkan ketepatan pelayanan untuk melayani konsumen dengan
baik. Terdapat empat point dari dimensi responsiveness yaitu: selalu
memberikan informasi kepada pelanggan tentang kapan pelayanan siap
diberikan, pelayanan terhadap pelanggan diberikan dengan tanggap,
kemauan untuk membantu pelanggan dan kesiapan untuk menanggapi
permintaan pelanggan (Parasuraman et al., 1988).
24
d. Jaminan (Assurance)
Assurance adalah kompetensi yang dimiliki sehingga membuat
rasa aman, bebas resiko atau bahaya, kepastian yang mencakup
pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga dapat menumbuhkan
keyakinan dan kepercayaan pelanggan. Parasuraman et al (1994)
menyebutkan empat point pada dimensi assurance yaitu: pekerja dapat
menanamkan kepercayaan dalam diri pelanggan, membuat pelanggan
merasa aman saat melakukan transaksi, pekerja selalu menunjukan
sikap dan sopan santun dan pekerja memiliki pengetahuan luas untuk
menjawab pertanyaan pelanggan (Parasuraman et al 1988).
e. Perhatian (Emphaty)
Emphaty adalah sifat dan kemampuan untuk memberikan perhatian
penuh, rasa peduli, komunikasi yang baik, serta kemudahan untuk
dihubungi. Jumlah poin penilaian pada dimensi emphaty ada lima
yaitu: memberikan perhatian secara individual kepada pelanggan,
pekerja melayani pelanggan dengan penuh perhatian, pekerja
mengutamakan kepentingan pelanggan dengan sepenuh hati, pekerja
memahami kebutuhan pelanggan dan mempunyai jam kerja yang
sesuai (Parasuraman et al., 1988)
25
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien
Menurut Gonzales (1967) dalam Lizarmi (2000), tingkat kepuasan
terhadap pelayanan kesehatan bersifat subjektif individual yang
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah pemberi jasa
(Provider) dan pelanggan atau konsumen.
a. Faktor pemberi jasa (provider)
Menurut Lizarmi (2000) menyatakan bahwa pemberi jasa
(provider) memberi pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Kepuasan
ini terdiri dari aspek medis dan aspek non medis. Aspek medis
meliputi ketersediaan sarana dan peralatan yang dipergunakan untuk
menunjang pelayanan, sedangkan aspek non medis mencakup perilaku
petugas dan kenyamanan selama pelayanan.
b. Faktor pelanggan atau konsumen (customer)
Menurut Gonzales (1967) dalam Lizarmi (2000), dipengaruhi oleh
umur, jenis kelamin, pendidikan dan lain- lain. Menurut Carr dan Hill
(1992) dalam Baros (2011) menyatakan bahwa derajat kepuasan
pelanggan dipengaruhi oleh latar belakang pelanggan, kedudukan
sosial, tingkat ekonomi, budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin.
Dalam penelitian yang ditulis oleh Gary Lee Cloud (2003) tentang
“key patient characteristic influencing customer satisfaction in
community health centers” dengan melakukan penelitian terhadap
karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan meliputi gender,
pendidikan, dan etnis, ditemukan hasil analisisnya, yaitu laki- laki
26
memiliki kepuasan lebih tinggi dari pada perempuan, pasien dengan
pendidikan rendah memiliki kepuasan lebih tinggi dari pada pasien
dengan pendidikan tinggi, dan etnis tidak begitu signifikan
mempengaruhi kepuasan pasien antara kulit putih, native America,
African American, dan Hispanic.
Studi yang dilakukan oleh Naidu (2009) tentang Factors Affecting
Patient Satisfaction and Healthcare Quality International Journal of
Health Care Quality, variabel sosiodemografi yang secara positif
memiliki hubungan dengan kepuasan pasien adalah umur, pendidikan,
status kesehatan, ras, status pernikahan, dan kelas social. Dimensi yang
diidentifikasi memiliki pengaruh terhadap kepuasan adalah output
pelayanan kesehatan, akses terhadap pelayanan kesehatan, proses saat
pelayanan diberikan, komunikasi dan tangibles.
a. Umur.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hutabarat (2013) dan
Yulianti (2013) pemanfaatan pelayanan kesehatan terbanyak ada
pada umur yang lebih tua (lansia). Jackson,Chamberlin dan Kroenk
dalam Cloud (2003) mengatakan bahwa pasien tua (≥ 65 tahun)
cenderung merasa lebih puas dari pada pasien muda. Aday (1980)
menyatakan usia muda (< 35 tahun) memiliki tingkat kepuasan
relatif rendah dibandingkan dengan usia tua (≥35 tahun) karena
usia muda lebih produktif dan memiliki harapan besar. Lumenta
(1989) menyatakan bahwa umur produktif mempunyai tuntutan
27
dan harapan lebih besar dibandingkan umur tua. Serta usia
mempunyai hubungan yang bermakna dengan tingkat kepuasan.
Coser (1956) menyatakan bahwa orang yang berusia lebih muda
pada umumnya lebih agresif mencari informasi dan tidak
menunjukkan sikap menyesuaikan diri.
Perhitungan umur berdasarkan kematangan biologis
menurut Departemen kesehatan (2009) adalah sebagai berikut;
Masa Balita 0-5 tahun, Masa kanak-kanan 5-11 tahun, Masa
remaja awal 12-16 tahun, Masa remaja akhir 17-25 tahun, Masa
dewasa awal 26-35 tahun, Masa dewasa akhir 36-45 tahun, Masa
lansia awal 46-55 tahun, Masa lansia akhir 65 tahun keatas.
b. Jenis Kelamin.
Penelitian Nurma (2000) mendapatkan adanya hubungan
jenis kelamin dengan tingkat kepuasan Hutabarat (2013) dan
Yulianti (2013) ditemukan bahwa respon terbanyak adalah
perempuan. Gary Lee Cloud (2003) dalam disertasinya
menemukan bahwa perempuan cenderung memiliki penilaian lebih
terhadap fasilitas kesehatan dibandingkan laki- laki. Jenis kelamin
hanya dibedakan menjadi dua, yaitu laki- laki dan perempuan.
c. Pendidikan.
Menurut Gary Lee Cloud (2003) pasien dengan pendidikan
rendah memiliki kepuasan lebih tinggi dari pada pasien dengan
pendidikan tinggi. Nurma (2000) mendapatkan adanya hubungan
28
status pendidikan dengan tingkat kepuasan. Hutabarat (2013) dan
Yulianti (2013) bahwa tidak ada hubungan pendidikan. Semakin
tinggi pendidikan akan semakin tinggi keinginan untuk
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan, juga akan memiliki
kecenderungan untuk melakukan tuntutan, juga harapan yang lebih
tinggi (Yulianti, 2013). Pendidikan mengacu pada Indonesia
Educational Statistics in Brief 2015/2016 jalur pendidikan terdiri
atas formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi
dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Jenis
pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, kagamaan, dan khusus. Pendidikan dasar
merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan
menengah, seperti Sekolah Dasar (SD), dan Madrasah Ibtidaiyah
(MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain
yang sederajat. Pendidikan menengah merupakan lanjutan
pendidikan dasar, terdiri atas pendidikan menengah umum dan
menengah kejuruan yang berbentuk Sekolah Menengah Atas
(SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang ppendidikan setelah
pendidikan menengah yag mencakup program pendidikan diploma,
29
sarjana, magister, spesialis dan doctor yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi.
d. Pekerjaan.
Pada penelitian Nurma (2000) didapatkan bahwa responden
dengan penghasilan rendah cenderung lebih puas terhadap
pelayanan kesehatan yang diterima daripada responden yang
penghasilan tinggi. Yulianti (2013) menyatakan tidak ada
hubungan antara pekerjaa dengan tingkat kepuasan pasien. Jenis
pekerjaan di Indonesia diatur dalam Klarifikasi Baku Jenis
Pekerjaan Indonesia (KBJI) 2002 yang mengelompokkan beragam
jenis pekerjaan baik formal atau informal berdasarkan aturan
tertentu (tingkat dan spesialisasi keahlian) sesuai dengan
International Standard Classification of Occupations (ISCO) 1988.
Golongan pokok kerja ini adalah pejabat lembaga legislatif, pejabat
tinggi, dan manajer, tenaga profesional, teknisi dan asisten tenaga
profesional, tenaga tata usaha, tenaga usaha jasa dan usaha
penjualan di toko dan pasar, tenaga usaha pertanian dan
peternakan, tenaga pengolahan dan kerajinan, operator dan perakit
mesin, pekerjaan kasar, tenaga kebersihan, serta anggota Tentara
Nasional Indonesia (TNI) dan kepolisian Negara RI
30
e. Status Kepersertaan.
Penelitian yang dilakukan Hidiati dalam Fitriyani (2009)
dan Baros (2011), menyatakan terdapat hubungan bermakna antara
status kepesertaan dengan tingkat kepuasannya, yang dimaksud
dengan status kepesertaan dalam penelitian ini adalah pasien
Peserta bantuan Iuran (Mantan Jamkesmas/Jamkesda), Pekerja
Penerima upah yaitu mantan Askes/ Jamsostek/ TNI/ Polri, dan
Pekerja Bukan Penerima Upah, yaitu peserta yang membayar
sendiri iuran BPJS Kesehatan sesuai kelas perawatannya, yang
bukan mantan Jamkesmas/ Jamkesda, juga bukan mantan
Askes/Jamsostek/TNI/Polri.
f. Lama keanggotaan
Keterangan yang menunjukan periode atau lamanya keanggotaan
dihitung dari tanggal mulai mendapatkan kartu sampai dengan saat
ini.
4. Metode Mengukur Kepuasan
Terdapat empat metode yang untuk mengukur kepuasan pelanggan
yaitu sebagai berikut: (Kotler,2009)
a. Sistem keluhan dan Saran.
Menyediakan berupa kotak saran, dalam memberikan kesempatan
kepada pasien untuk menyampaikan keluhan, saran, dan kritikan
mereka tentang pelayanan yang diterimanya.
31
b. Survei Kepuasan Pelanggan.
Kepuasan konsumen yang dapat di ukur berdasarkan kuesioner,
pos, telepon, ataupun wawancara langsung untuk memperoleh tingkat
kepuasan pasien. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya sebagai berikut:
1) Directly reported satisfaction, yaitu pengukuran dilakukan
secara langsung melalui pertanyaan, seperti sangat tidak puas,
tidak puas, netral, puas, dan sangat puas.
2) Derived dissatisfacatin, yaitu pertanyaan yang menyangkut
besarnya harapan pelanggan terhadap atribut.
3) Problem analysis, artinya pelanggan yang dijadikan responden
untuk mengungkapkan dua hal pokok, yaitu 1) masalah-
masalah yang mereka hadapai, berkaitan dengan penawaran
dari perusahaan dan 2) saran-saran untuk melakukan perbaikan.
4) Importance performance analysis,artinya dalam teknik ini
responden diminta untuk me-ranking berbagai elemen dari
penawaran berdasarkan pentingnya elemen.
c. Pembelanjaan Misterius (Ghost Shopping.
Metode ini merupakan bentuk strategi pelayanan kesehatan yang
menggunakan beberapa orang untuk bersikap sebagai konsumen yang
kemudian melaporkan temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan
produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka,
32
sehingga hasil tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi dan
pengambilan keputusan.
d. Lost Customer Analisis.
Perusahaan berusaha mencari informasi mengenai para konsumen
yang telah berhenti membeli produknya, agar nantinya pihak
perusahaan mampu memahami kebutuhan yang diharapkan oleh
konsumen.
C. Pelayanan Kesehatan
Menurut Sampara dalam Sinambela (2006) bahwa pelayanan
adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar
seseorang dengan orang lain atau mesin secara ,fisik, dan menyediakan
kepuasan pelanggan.
Menurut Levery dan Loomba (1973) dikutip oleh Azwar (1996),
yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Sedangkan menurut Benyamin Lumenta (1989) pelayanan
kesehatan adalah segala upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan
penyakit, semua upaya dan kegiatan peningkatan dan pemulihan kesehatan
33
yang dilaksanakan oleh sebuah lembaga yang ditujukan kepada
masyarakat.
D. Puskesmas
Puskesmas menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventive, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah
kerjanya. Pembangunan kesehatan diselenggarakan di Puskesmas
memiliki tujuan untuk mewujudkan masyarakat agar memiliki perilaku
sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat,
mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam
lingkungan sehat, dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.
34
1. Prinsip Puskesmas
Prinsip menyelenggarakan puskesmas dalam Permenkes Nomor 75
Tahun 2014 meliputi:
a. Paradigma sehat.
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
b. Pertanggung jawaban wilayah.
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangnan kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Pemerataan.
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat
diakses dan dijangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya
secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya
dan kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna.
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
35
pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan.
Puskesmas mengintegrasi dan mengoordinasi penyelenggaraan
UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan
Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.
Kategori Puskesmas
Berdasarkan karakteristik wilayah kerja puskesmas, Permenkes No.75
Tahun 2014 menentukan tiga kategori puskesmas, yaitu puskesmas
kawasan perkotaan, puskesmas kawasan pedesaan, dan puskesmas
kawasan terpencil dan sangat terpencil. Sedangkan berdasarkan
kemampuan penyelenggaraannya, puskesmas dibedakan menjadi:
a. Puskesmas non rawat inap.
Puskesmas yang tidak menyelenggarakan rawat inap kecuali
pertolongan persalinan normal.
b. Puskesmas rawat inap.
Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk
menyelenggarakan pelayan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan.
36
2. Tugas Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan
tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama di wilayah kerjanya,
b. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
c. Sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
E. Penelitian yang terkait
Beberapa penelitian yang terkait dengan BPJS dan kepuasan telah
dilakukan seperti penelitian penelitian yang dilakukan:
Prasojo Utomo (2016) tentang Analisis Tingkat Kepuasan Pasien
Peserta BPJS dan Pasien Umum Pada Pelayanan Rawat Jalan di Rumah
Sakit Umum Daerah Tugurejo Kota Semarang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien atas pelayanan instalasi rawat
jalan dan mengidentifikasi atribut yang perlu mendapat perhatian guna
meningkatkan kepuasan pasien rawat jalan. Penelitian ini merupakan
penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan
data di peroleh dari kuesioner yang di berikan kepada 200 responden. Pada
kuesioner terdapat pernyataan harapan dan kenyataan yang menggunakan
38
dimensi SERVQUAL yang memperhatikan 5 dimensi pelayanan yaitu: 1)
bukti langsung, 2) keandalan, 3) ketanggapan, 4) jaminan, 5) empati
terkait pelayanan rawat jalan. Sedangkan perhitungan mengenai
kesesuaian antara kenyataan dan harapan merupakan hasil perbandingan
skor kenyataan dengan skor harapan. Maka dari tingkat kesesuaian inilah
dapat di ketahui tingkat kepuasan pasien BPJS ataupun pasien umum
terhadap pelayanan.Hasil penelitian didapatkan nilai tingkat kesesuaian
dimensi daya tanggap belum memuaskan baik pasien BPJS dan pasien
umum. Sedangkan untuk atribut-atribut yang belum memuaskan adalah 1)
atribut 5 fasilitas ruang tunggu, 2) ketersediaan kursi menunggu, 3) waktu
tunggu pendaftaran IRJ, 4) waktu tunggu pelayanan dokter, 5) waktu
tunggu pengambilan obat.
Prakoso (2015) tentang Efektivitas Pelayanan Kesehatan BPJS di
Puskesmas Kecamatan Batang. Menyatakan bahwa mutu yang diberikan
sudah baik, dimana hasil yang didapat dari responden sebesar 82% masuk
dalam kriteria efektif, hal ini menunjukan bahwa mutu yang diberikan
terhadap peserta BPJS kesehatan kecamatan Batang sudah sesuai dengan
yang diharapkan masyarakat dan sudah sesuai dengan standar pelayanan
yang ditetaplan dalam peraturan yang berlaku.
Satrio (2003) tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepuasan Pasien Rawat Jalan Puskesmas Bantar Gebang Bekasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel
yang diambil sesuai dengan rumus Lamesow sebanyak 97 orang. Hasil
38
penelitian pasien yang puas terhadap pelayanan rawat jalan Puskesmas
Bantar Gebang Bekasi sebesar 53% dan menunjukan ada hubungan yang
bermakna secara statistik antara jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,
jenis pekerjaan dengan kepuasan. Pasien yang tidak puas kebanyakan
adalah di dimensi kehandalan dan daya tanggap dimana jumlah pasien
yang puas terhadap tanggap hanya 29,9% sedangkan pada tanggapan
hanya 44,3%.
Hutabarat (2013) tentang Gambaran Kepuasan Pasien Pengguna
Kartu Jakarta Sehat di Unit Rawat Jalan RSU UKI Tahun 2013. Penelitian
ini menggunakan pendekatan potong lintang. Hasil penelitin menunjukan
kepuasan KJS sebesar 40,9%. Responden pengguna KJS yang
mendapatkan layanan di Unit Rawat Jalan RSU UKI sebanyak 50,9%
berumur = median (57 tahun), 67,3% berjenis kelamin perempuan, 51,8%
tamat SMP, 71,8% responden tidak bekerja 60,9% responden menyatakan
aksesnya sulit untuk mencapai Rumah Sakit. Pada faktor pribadi (umur,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan akses) dengan kepuasan pasien
KJS di Unit Rawat Jalan RSU UKI didapatkan hasil bahwa hanya akses ke
Rumah sakit yang mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan
pasien KJS di Unit Rawat Jalan RSU UKI.
39
F. Kerangka Teori
Bagan 12.1 Kerangka Teori
Menurut Gonzales (1967) dalam Lizarmi (2000), Nurma (2000), Hidiati dalam
Fitriyani (2009), Parasuraman et al (1988)
Faktor yang Mempengaruhi
1. Provideri (Pemberi Jasa)
- Aspek Medis
- Aspek Non medis
2. Customer (Pelanggan atau konsumen)
- Umur
- Pendidikan
- Jenis kelamin
- Pekerjaan
- Status kepesertaan
Kualitas Pelayanan
1. Tangibles (Bukti fisik)
2. Reliability (Kehandalan)
3. Responsiveness (Daya tanggap)
4. Assurance (Jaminan)
5. Emphaty (Empati)
Kepuasan
Pasien
Expected Service
(Harapan)
Perceived Service
(Kenyataan)
Puskesmas
Pasien BPJS
Pelayanan
Rawat Inap
Pelayanan
Rawat Jalan
Pasien Non BPJS
Puskesmas
40
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan teori pendapat para ahli dan hasil penelitian pada bab-
bab sebelumnya bahwa kepuasan pasien atau pelanggan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu yang berasal dari “Provider” atau penyedia jasa
serta “customer” atau pelanggan. Menurut Parasuraman et al (1990),
kepuasan pasien sangat ditentukan oleh mutu pelayanan yang diperoleh
selama terjadinya proses interaksi antara mereka dengan penyedia jasa.
Oleh karena itu untuk menjawab pertanyaan penelitian perlu disusun
kerangka konsep yang menjadi landasan penelitian. Pada penelitian ini
faktor provider (pemberi jasa) bukan tidak diambil namun sudah masuk ke
point–point dimensi dalam kepuasan. Pada uraian bab-bab sebelumnya
dapatlah ditarik suatu kerangka konsep, sebagai berikut :
Bagan 23.1 Kerangka Konsep
Variabel Dependent:
Kepuasan Pasien
1. Tangibles (Bukti fisik) 2. Reliability (Kehandalan) 3. Responsiveness (Daya tanggap) 4. Assurance (Jaminan)
5. Emphaty (Empati)
Variabel Independent:
1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Status kepesertaan
6. Lama keanggotaan
41
B. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah di
susun, maka hipotesis yang diangkat yaitu:
1. Ada hubungan antara umur dengan kepuasan pasien.
2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kepuasan pasien.
3. Ada hubungan antara pendidikan dengan kepuasan pasien.
4. Ada hubungan antara pekerjaan dengan kepuasan pasien.
5. Ada hubungan antara status kepesertaan dengan kepuasan pasien.
6. Ada hubungan antara lama keanggotaan dengan kepuasan pasien.
42
C. Definisi Operasional
Tabel 13.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat ukur/Hasil
ukur
Kategori Skala
Pengukuran
A. Independen
1. Jenis Kelamin Status gender yang dibawa sejak lahir. Kuesioner 1= Laki-laki 2= Perempuan
Nominal
2. Umur Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.
Kuesioner 0 = < 17 Tahun 1 = 17-25 tahun 2= 26-35 tahun 3= 36-45 tahun 4= 46-55 tahun 5= > 56 tahun (DepkesRI, 2009)
Ordinal
3. Pendidikan Jenjang sekolah formal yang ditempuh oleh responden.
Kuesioner 1= Tidak sekolah 2= Pendidikan Dasar 3= Pendidikan Menengah 4= Pendidikan Tinggi (Kemendikbud,2016)
Ordinal
4. Pekerjaan Kegiatan atau mata pencaharian yang dilakukan pasien untuk memperoleh penghasilan.
Kuesioner 1= PNS 2= TNI/Polri 3= Swasta 4= Wirausaha 5= Pensiunan/ Pengangguran/ RT
Nominal
43
5. Status Kepesertaan
Status kepesertaan jaminan kesehatan bagi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang ditanggung oleh pemerintah dan Jaminan kesehatan yang diberikan kepada pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, bukan pekerja dan anggota keluarganya yang ditanggung perorangan atau instaansi tempat bekerja. (Peraturan BPJS Kesehatan No 1 Tahun 2014)
Kuesioner 1= Peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) 2= Peserta Non PBI (Bukan Penerima Bantuan Iuran) (Peraturan BPJS kesehatan No. 1 Tahun 2014)
Ordinal
6. Lama keanggotaan
Keterangan yang menunjukan periode atau lamanya keanggotaan dihitung dari tanggal mulai mendapatkan kartu sampai dengan saat ini.
Kuesioner Bulan Rasio
B. Dependent
1. Kepuasan Pasien
Suatu perasaan di dalam diri pasien terhadap apa yang telah diperoleh dan dirasakan ketika pasien menerima pelayanan. Pengukuran berdasarkan perbandingan harapan dengan kenyataan.
Pengukuran menggunakan Kuesioner SERVQUAL , menjumlahkan total skor gap tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.
Menggunakan Rumus: Q (Skor Gap)= P-E P: Mean Perceived service E: Mean Expected service Dikategorikan menurut kriteria: Kurang memuaskan (Q= Negatif) Memuaskan (Q=0) Sangat Memuaskan (Q= Positif) (Parasuraman et al.,1988)
Ordinal
Tangibles (bukti fisik)
Bukti langsung yang dapat dirasakan oleh pasien.
Menggunakan kuesioner dengan
Menggunakan Rumus: Q (Skor Gap)= P-E
Ordinal
44
skala Likert rentang 1-5 Harapan (expected service) 1= Sangat Tidak Penting 2= Tidak Penting 3= Ragu-Ragu 4= Penting 5= Sangat Penting Kenyataan (perceived service) 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3= Ragu-Ragu 4= Setuju 5= Sangat Setuju
P: Mean Perceived service E: Mean Expected service Dikategorikan menurut kriteria: Kurang memuaskan (Q= Negatif) Memuaskan (Q=0) Sangat Memuaskan (Q= Positif) (Parasuraman et al.,1988)
Reliability (Kehandalan)
Kemampuan memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan.
Menggunakan kuesioner dengan skala Likert rentang 1-5 Harapan (expected service) 1= Sangat Tidak Penting
Menggunakan Rumus: Q (Skor Gap)= P-E P: Mean Perceived service E: Mean Expected service Dikategorikan menurut kriteria: Kurang memuaskan (Q= Negatif) Memuaskan (Q=0)
Ordinal
45
2= Tidak Penting 3= Ragu-Ragu 4= Penting 5= Sangat Penting Kenyataan (perceived service) 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3= Ragu-Ragu 4= Setuju 5= Sangat Setuju
Sangat Memuaskan (Q= Positif) (Parasuraman et al.,1988)
Responsiveness (Daya tanggap)
Sikap, kemauan dan daya tanggap untuk memberikan pelayanan dengan segera dan cepat.
Menggunakan kuesioner dengan skala Likert rentang 1-5 Harapan (expected service) 1= Sangat Tidak Penting 2= Tidak Penting 3= Ragu-Ragu 4= Penting 5= Sangat Penting Kenyataan (perceived service)
Menggunakan Rumus: Q (Skor Gap)= P-E P: Mean Perceived service E: Mean Expected service Dikategorikan menurut kriteria: Kurang memuaskan (Q= Negatif) Memuaskan (Q=0) Sangat Memuaskan (Q= Positif) (Parasuraman et al.,1988)
Ordinal
46
1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3= Ragu-Ragu 4= Setuju 5= Sangat Setuju
Assurance (Jaminan)
Jaminan, pengetahuan dan kemampuan petugas serta kesopanan dan dapat dipercaya.
Menggunakan kuesioner dengan skala Likert rentang 1-5 Harapan (expected service) 1= Sangat Tidak Penting 2= Tidak Penting 3= Ragu-Ragu 4= Penting 5= Sangat Penting Kenyataan (perceived service) 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3= Ragu-Ragu 4= Setuju 5= Sangat Setuju
Menggunakan Rumus: Q (Skor Gap)= P-E P: Mean Perceived service E: Mean Expected service Dikategorikan menurut kriteria: Kurang memuaskan (Q= Negatif) Memuaskan (Q=0) Sangat Memuaskan (Q= Positif) (Parasuraman et al.,1988)
Ordinal
Emphaty
Perhatian yang diberikan secara
Menggunakan
Menggunakan Rumus:
Ordinal
47
(empati) pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan.
kuesioner dengan skala Likert rentang 1-5 Harapan (expected service) 1= Sangat Tidak Penting 2= Tidak Penting 3= Ragu-Ragu 4= Penting 5= Sangat Penting Kenyataan (perceived service) 1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3= Ragu-Ragu 4= Setuju 5= Sangat Setuju
Q (Skor Gap)= P-E P: Mean Perceived service E: Mean Expected service Dikategorikan menurut kriteria: Kurang memuaskan (Q= Negatif) Memuaskan (Q=0) Sangat Memuaskan (Q= Positif) (Parasuraman et al.,1988)
48
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik
kuantitatif dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian Cross sectional
adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008).
Bukan berarti semua subjek penelitian diteliti pada saat yang sama, tetapi
baik variabel independen maupun dependen diukur satu kali di saat yang
sama (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini kerangka konsep terdiri
dari variabel independen (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
status kepesertaan, dan lama ikut BPJS) dan variabel dependen (kepuasan
pasien teridiri dari dimensi tangibles, reliability, responsiveness,
assurance, dan emphaty ).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.
Alasan pemilihan lokasi di wilayah Puskesmas Pamulang karena belum
pernah dilakukan penelitian mengenai faktor- faktor yang berhubungan
dengan kepuasan pasien BPJS. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret -
April 2017.
49
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono,2016).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta BPJS yang
berkunjung atau berobat di Puskesmas Pamulang. Jumlah peserta BPJS di
Puskesmas Pamulang berjumlah 43.998 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara
representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil
yang diamati (Iskandar, 2013). Pengambilan sampel mengacu pada kriteria
inklusi dan kriteria ekslusi yang ditentukan oleh peneliti.
Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah :
1. Bersedia menjadi responden.
2. Pasien pengguna BPJS yang dapat berkomunikasi dengan baik.
3. Pasien berusia > 17 tahun.
4. Pasien yang tidak buta huruf.
a. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik sampel random sederhana (Simple Random Sampling) yaitu teknik
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada
50
setiap anggota yang ada dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel
(Sugiyono, 2016). Sampel pada penelitian ini adalah pasien BPJS.
Cara pengambilan sampel peneliti menyediakan lotre sebanyak 8
buah yaitu yang bertuliskan responden sebanyak 4 dan kosong sebanyak 4.
Peneliti menunggu pasien pengguna BPJS di tempat pengambilan nomor
antrian, pasien yang menggunakan bpjs mengambil lotre yang sudah di
siapkan. Jika responden mendapatkan lotre bertuliskan “responden”
peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat, dan
prosedur penelitian serta hak dan kewajiban selama menjadi responden.
Responden yang bersedia selanjutnya dimintai menandatangani lembar
Informed Consent. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden
dalam tata cara pengisian kuesioner dan memberikan waktu kepada
responden untuk mengisi kuesioner kemudian responden menyerahkan
kembali kuesioner yang telah diisi kepada peneliti untuk diperiksa.Pada
saat pengambilan lotre tidak semua pasien puskesmas bersedia menjadi
responden dengan berbagai alasan, diantaranya tidak mau repot mengisi,
tidak punya waktu untuk mengisi kuesioner,ada perasaan takut, oleh
karenanya peneliti berusaha meyakinkan bahwa data yang diambil benar-
benar akan dijaga kerahasiannya dari pihak manapun termasuk puskesmas.
Perhitungan pengambilan sampel menggunakan rumus besar
sampel yang diketahui populasinya dengan rumus Slovin yaitu :
51
n=
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Populasi
d : Perkiraan Tingkat kesalahan
Presisi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 10%.
Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel yang diperoleh untuk
penelitian ini dari populasi sebesar 43.998 orang adalah sebagai berikut :
n=
=
=99,75
besar sampel yang dibutuhkan pada peneliti ini adalah sebesar
99,75 dibulatkan menjadi 100 orang. Besar sampel perlu ditambahkan
10% untuk mengantisipasi adanya sampel yang droup out atau tidak
memenuhi kriteria sampel, sehingga besar sampel menjadi 110 sampel.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner atau
angket. Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, ya itu:
bagian I berisi tentang data karakteristik responden yang berjumlah enam
pertanyaan yaitu meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
status kepesertaan, dan lama keanggotaan BPJS. Kuesioner bagian II
berisi pertanyaan kepuasan pasien. Kuesioner kepuasan ini dikembangkan
52
dari SERVQUAL questionnaire oleh Parasuraman et al., (1991) yang
kemudian dimodifikasi kembali. Dimensi-dimensi di dalamnya meliputi
tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty. Beberapa poin
pernyataan pada kuesioner diganti dan ditambahkan. Berikut adalah
penjelasan secara rinci:
1. Pernyataan “Visually appealing facilities” diganti menjadi “Kamar
mandi puskesmas bersih dan terawat”, “Ruang perawatan pasien
bersih, rapi, dan terjaga privasinya” , dan ”Ruang tunggu puskesmas
memadai untuk menampung pasien yang datang”.
2. Pernyataan “Visually appealing materials associated with the service”
diganti menjadi “Persediaan obat di puskesmas lengkap”.
3. Pernyataan “Dependability in handling customers service performed”
diganti menjadi ”Puskesmas memberikan pelayanan yang berkualitas”
4. Pernyataan “Maintaining error-Free records” diganti menjadi
“Dokter menuliskan hasil pemeriksaan di buku pasien”.
5. Pernyataan “Making customers feel safe in their transaction” diganti
menjadi “Saat berinteraksi, petugas puskesmas membuat pasien
merasa aman dan nyaman”.
Analisa kuantitatif dilakukan untuk pengukuan kualitas pelayanan
dengan cara membandingkan pernyataan responden tentang harapan pada
pelayanan (expected service) dan pernyataan responden tentang pelayanan
yang diterima (perceived service). Pernyataan responden tersebut dilihat
melalui skala Likert sebagai skala pengukuran instrument. Skala Likert
53
dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda atau dalam bentuk check list.
Pada pertanyaan kuesioner disini dibuat dalam bentuk check list.
Dalam penelitian ini, skala likert yang digunakan untuk mengukur
harapan terhadap pelayanan (expected service) adalah 1= Sangat Tidak
Penting, 2= Tidak Penting, 3= Ragu-Ragu, 4= Penting, 5= Sangat Penting.
Sedangkan skala likert yang digunakan untuk pengukuran kenyataan
pelayanan (perceived service) adalah 1= Sangat Tidak Setuju, 2= Tidak
Setuju, 3= Ragu-Ragu, 4= Setuju, 5= Sangat Setuju.
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu alat pengukuran untuk mengukur
apa yang diukur guna menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen
(Dahlan, 2010). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, kuesioner
dilakukan uji validitas terlebih dahulu dengan rumus r product moment.
Kuesioner dinyatakan valid jika r hitung ≥ dari r tabel (Dahlan 2012). Uji
validitas sebuah kuesioner penelitian dapat dilakukan dengan menguji 30
responden (Rangkuti, 2009). Uji validitas sebanyak 30 orang dengan
taraf signifikansi 5% , maka nilai r tabel adalah 0,361 (Sugiyono, 2016).
Setelah dilakukan uji validitas dari 24 pernyataan, maka diperoleh jumlah
pernyataan yang valid. Pernyataan yang dinyatakan valid inilah yang
digunakan dalam pernyataan penelitian.
54
Uji coba kuesioner dilakukan pada tanggal 16 Maret 2017 terhadap
30 pasien BPJS di Puskesmas Pondok Jagung. Hasil dari uji coba
kuesioner expected service dan perceived service didapatkan semua point
pernyataan pada kuesioner dinyatakan valid karena r hitung ≥ dari r tabel.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur
dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukuran tersebut reliabel.
Dengan kata lain reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat
pengukuran di dalam mengukur suatu gejala yang sama. (Sugiyono,2016).
Pengukuran realibilitas menggunakan bantuan Software komputer dengan
rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan realibel jika memberikan
nilai Alpha Cronbach >0,60 (Budiman, 2013).
Pada penelitin ini, uji reliabilitas dilakukan di Puskesmas Pondok
Jagung dengan jumlah responden 30 orang. Hasil uji reliabilitas kuesioner
expected (harapan) dinyatakan reliable dengan cronbach’s alpa= 0,889 dan
hasil uji reliabilitas kuesioner perceived service dinyatakan reliable juga
dengan cronbach’s alpa=0,749.
55
F. Alur Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pamulang
dengan prosedur sebagai berikut :
1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh pembimbing dilanjutkan
dengan membuat surat permohonan dari PSIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota
Tangerang Selatan.
2. Setelah mendapat persetujuan dari Dinas kesehatan Kota Tangerang
Selatan, peneliti menyerahkan surat permohonan tersebut kepada
Puskesmas Pamulang. Setelah itu peneliti melakukan koordinasi
dengan Ketua Tata Usaha di Puskesmas Pamulang untuk mengetahui
jumlah penduduk yang menggunakan BPJS kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Pamulang untuk langsung menjadi responden peneliti.
3. Meminta responden mengambil lotre yang sudah bertuliskan
“responden”. Bagi calon yang terpilih agar bersedia menjadi responden
setelah melakukan pendekatan dan menjelaskan kepada calon
responden tentang tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian serta hak
dan kewajiban selama menjadi responden. responden yang bersedia
selanjutnya dimintai menandatangani lembar Informed Consent.
4. Memberikan lembar persetujuan (Informed Consent) untuk
ditandatangani oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek
penelitian.
56
5. Memberikan penjelasan kepada responden dalam tata cara pengisian
kuesioner.
6. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.
7. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada
peneliti untuk diperiksa.
8. Mengolah data dan menganalisa data sesuai uji statistik yang telah
ditetapkan oleh peneliti.
G. Pengelolaan Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengelolaan data. (Hastono,
2007) menjabarkan langkah-langkah pengolahan adalah sebagai berikut:
1. Editing, merupakan kegiatan untuk pengecekan isian kuesioner dan
lembar observasi apakah jawaban yang ada sudah lengkap, jelas,
relevan dan konsisten. Data yang terkumpul terkait data demografi
responden, kuesioner kepuasan dan dilakukan pengecekan
kelengkapan data.
2. Coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan (memberi kode). Kegiatan ini bertujuan untuk
mempermudah dalam pengolahan dan menggunakan computer.
3. Processing atau Data Entry, data yang sudah dalam bentuk kode
dimasukkan ke dalam software komputer dengan menggunakan SPSS.
4. Cleaning, proses cleaning meliputi mengecek kembali untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan,
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
57
H. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2008), masalah etik penelitian yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Persetujuan (Informed Consent)
Responden penelitian diberikan informasi yang lengkap tentang
penelitian yang akan dilakukan melalui informed consent. Persetujuan
dari responden merupakan hak dari responden yang sebelumnya sudah
diberitahukan oleh peneliti mengenai tujuan penelitian, prosedur
pelaksanaan, manfaat penelitian, dan kerahasiaan responden. lembar
persetujuan ini ditandatangani oleh responden yang bersedia menjadi
responden penelitian. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti
harus menghormatinya.
2. Kerahasiaan
Kerahasian responden akan di jamin oleh peneliti, baik sebuah
informasimaupun masalah-masalah lainnya yang diberikan oleh
responden.
3. Anonim
Peneliti tidak mencantumkan identitas responden pada penelitian
untuk menjaga kerahasian. Notoatmodjo (2010) identitas penelitian
diganti dengan pemberian kode pada data sebagai pengganti identitas.
58
I. Teknik Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi
variabel independent dan dependent. Variabel independen diantaranya
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status kepesertaan, lama ikut
BPJS. Variabel dependen yaitu kepuasan pasien BPJS.
Analisis data demografi dilakukan dengan melihat distribusi
frekuensi. Sedangkan analisis kepuasan pasien dilakukan dengan
menghitung skor gap. Skor gap didapat dengan cara perhitungan selisih
antara nilai total perceived service yang dikurangi dengan nilai total
expected service sehingga dapat diketahui frekuensi serta hasil persentase
yang diinginkan. Menurut Parasuraman et al (1988) tingkat kepuasan
pasien dapat dilihat dari dimensi-dimensi yang dikaji berdasarkan teori
SERVQUAL, skor gap dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :
Keterangan :
Q = Kualitas pelayanan yang diterima (perceived service quality)
P = mean pelayanan yang dirasakan (perceived service)
E = mean pelayanan yang diharapkan (expected service)
Interpretasi
Hasil Q = Negatif, artinya kurang memuaskan
Q= P-E
59
Hasil Q = 0, artinya memuaskan
Hasil Q = Positif, artinya sangat memuaskan
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara 2
variabel yaitu variabel independen (umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, status kepesertaan, dan lama ikut BPJS) dengan variabel
dependent (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty).
Karena variabel independen dan variabel dependen berupa data kategorik,
maka pada tahap ini akan dilakukan uji statistik Spearman (rho) (Dahlan,
2011). Derajat kemaknaan dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Dari
hasil uji dapat diambil kesimpulan apakah Ho ditolak atau Ho gagal
ditolak. Dikatakan Ho ditolak jika nilai P < 0,05 dan Ho gagal ditolak jika
nilai P > 0,05 (Dahlan, 2011).
Pada penelitian ini yang digunakan adalah koefisien korelasi.
Interpretasi hasil uji korelasi didapatkan berdasarkan kekuatan nilai
koefisien korelasi (r), nilai p, dan arah korelasinya. Kekuatan koefisien
korelasi (r) dinyatakan lemah jika nilainya 0 – 0,25. Sedang jika nilainya
0,26 – 0,50. Kuat jika nilainya 0,51 – 0,75. Sangat kuat jika nilainya 0,76
– 1. Berdasarkan nilai p, korelasi dinyatakan bermakna jika nilai p < 0,05.
Arah korelasi disimpulkan berdasarkan positif atau negatifnya nilai
korelasi. Apabila nilai korelasi positif maka arah korelasi dua variabel
dinyatakan searah (Hastono, 2007).
60
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Pamulang
Puskesmas Pamulang terletak di sebelah timur Kota Tangerang
Selatan, berada di Jalan Surya Kencana No.1 Kecamatan Pamulang, kota
Tangerang. Puskesmas pamulang mempunyai batasan wilayah sebagai
berikut; sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputa t, sebelah barat
berbatasan dengan Kecamatan Setu, sebelah selatan berbatasan dengan
Kota Depok. Puskesmas Pamulang terletak di tepi jalan raya, sehingga
untuk mencapainya relatif lebih mudah karena dilalui oleh kendaraan
umum dan dapat pula berjalan kaki.
Wilayah kerja puskesmas Pamulang mencakup 4 Kelurahan, yaitu
Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Cabe Ilir dan Pondok Cabe
Udik. Puskesmas Pamulang mempunyai visi yakni “Terwujudnya Kota
Tangerang Selatan yang cerdas, berkualitas, berbasis teknologi dan
inovasi”. Selanjutnya agar terwujudnya visi Puskesmas Pamulang, berikut
adalah misi dari Puskesmas Pamulang : mengembangkan sumber daya
manusia yang handal dan berdaya saing, meningkatkan tata kelola
pemerintah yang baik berbasis teknologi informasi. Motto Puskesmas
Pamulang “Berhasil Prima” (Bersih, Harmonis,Silaturahim, dan Pelayanan
Prima). Pelayanan yang terdapat di Puskesmas Pamulang adalah sebagai
berikut: pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan yang terdiri dari
61
pemeriksaan umum/dewasa, poli BPJS, pemeriksaan anak, pemeriksaan
gigi dan mulut, pemeriksaan mata dan katarak, pemeriksaan kehamilan,
pemeriksaan kulit dan kecantikan, pemeriksaan kesehatan haji,
pemeriksaan lab, pelayanan KIA/KB, klinik gizi, akupuntur, reflex,
konseling remaja dan klinik sanitasi puskesmas juga memberikan
pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan
seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan
desa maupun pos bersalin desa (Polindes). Jenis pasien yang dilayani
antara lain pasien umum, jamkesda, BPJS (Askes, Jamsostek, Jamkesmas
dan TNI/Polri).
B. Hasil Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data ini digunakan untuk melihat apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi tidak normal
apabila nilai Kolmogorov Smirnov < 0,05, begitu juga sebaliknya
(Dahlan, 2011). Pada penelitian ini, uji normalitas hanya dilakukan pada
lama ikut BPJS karena menggunakan rasio. Data dari semua variabel
dinyatakan tidak berdistribusi normal karena menghasilkan nilai
Kolmogorov Smirnov 0,000 (< 0,05).
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
lamaBPJS ,300 110 ,000 ,800 110 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
62
C. Hasil Analisa Univariat
1. Karakteristik Pasien BPJS di Puskesmas Pamulang
Karakteristik pasien yang dianalisis pada penelitian ini yaitu
berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status
kepesertaan, lama Ikut BPJS. Hasil dari analisa karakteristik pasien adalah
sebagai berikut :
Tabel 25.1
Distribusi Frekuensi berdasarkan Karakteristik Pasien di Puskesmas
(n=110)
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Usia 17-25 tahun 17 15,5% 26-35 tahun 32 29,1% 36-45 tahun 12 10,9% 46-55 tahun 18 16,4% > 56 tahun 31 28,2%
Jenis Kelamin
Laki-laki 47 42,7 % Perempuan 63 57,3 %
Pendidikan
Tidak Sekolah 0 0 % Pendidikan Dasar 32 29,1 % Pendidikan Menengah 50 45,5 % Pendidikan Tinggi 28 25,5 %
Pekerjaan
PNS 18 16,4 % TNI 9 8,2 % Swasta 27 24,5 % Wirausaha 20 18,2 % Pensiunan/Pengangguran/ IRT
36 32,7 %
Status Kepesertaan
PBI 34 30,9 % Non PBI 76 69,1 %
Pada Tabel 5.1 di atas menunjukan karakteristik responden pada
penelitian ini adalah yang terbanyak pada umur 26-35 (29,1%) & >56
63
(28,2%). Sebagian besar berjenis kelamin perempuan (57,3%); pendidikan
terbanyak pendidikan menengah (45,5 %); pekerjaan terbesar yang
dimiliki oleh responden adalah Pensiunan/Pengangguran/IRT (32,7%);
dan status Non PBI mendominan (69,1%).
Tabel 35.2
Distribusi Frekuensi berdasarkan Lama Keanggotaan Pasien di Puskesmas
(n=110)
Lama
Keanggotaan
(Bulan)
Min-Max Mean Median SD 95%CI 2 bulan – 38 bulan 27,29 36 12,150 24,9% -
29,59%
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa rata-rata lama
keanggotaan pasien di Puskesmas Pamulang adalah sekitar 27 bulan
dimana lama pasien keanggotaan terbaru adalah 2 bulan dan paling lama
adalah 38 bulan. 95% peneliti berkeyakinan berada pada rentang 24,9 -
29,59 bulan dengan Standard deviasi sebesar 12,150.
2. Kepuasan Pasien BPJS
Pengukuran tingkat kepuasan pasien dilakukan dengan
menjumlahkan hasil pada dimensi tangibles, reliability, responsiveness,
assurance dan empathy dengan menggunakan skor gap. Sehingga dapat
dilihat nilai kualitas pelayanan secara keseluruhan. Berikut adalah grafik
yang dapat menggambarkan tingkat kepuasan pasien di UPT Puskesmas
Pamulang secara rinci :
64
Tabel 45.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat Kepuasan Pasien
(n=110)
Kepuasan Frekuensi (n) Persentase (%)
Kepuasan Keseluruhan Kurang Memuaskan 61 55,5% Sangat Memuaskan 49 44,5%
Dimensi Tangibles
Kurang Memuaskan 57 51,8 % Memuaskan 10 9,1 Sangat Memuaskan 43 39,1%
Dimensi Reliability
Kurang Memuaskan 58 52,7% Memuaskan 19 17,3% Sangat Memuaskan 33 30%
Dimensi Responsivenes Kurang Memuaskan 47 42,7% Memuaskan 16 14,5% Sangat Memuaskan 47 42,7%
Dimensi Assurance
Kurang Memuaskan 35 31,8% Memuaskan 22 20% Sangat Memuaskan 53 48,2%
Dimensi Empathy
Kurang Memuaskan 43 39,1% Memuaskan 19 17,3% Sangat Memuaskan 48 43,6%
Tabel 5.3 menggambarkan bahwa tingkat kepuasan pasien secara
keseluruhan yang dilihat dari lima dimensi dinyatakan kurang memuaskan
(55,5%). Pada dimensi tangibles, dimensi reliability, dimensi
responsiveness sebagian besar memiliki tingkat kepuasan kurang (51,8% ;
52,7% ; 42,7%). Dimensi yang sangat memuaskan adalah dimensi
assurance, dan dimensi emphaty ( 48,2% ; 43,6%).
Kepuasan pasien dengan metode SERVQUAL digambarkan
sebagai skor kualitas jasa yang merupakan perhitungan perbedaan nilai
yang diberikan oleh responden untuk setiap pasangan pernyataan berkaitan
65
dengan harapan dan kenyataan. Sehingga skor SERVQUAL untuk setiap
pernyataan bagi responden dapat dihitung dengan rumus:
Bila SERVQUAL Skor 0 berarti memuaskan, skor negatif berarti
kurang memuaskan, skor positif berarti sangat memuaskan. Berikut ini
akan disajikan rata-rata SERVQUAL antara harapan dan kenyataan dari
total 110 responden pada 5 dimensi SERVQUAL yaitu tangibles,
reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.
Tabel 55.4 Skor SERVQUAL
Pernyataan Mean SKOR
Kenyataan-
Harapan
Keterangan Harapan Kenyataan
Tangibles ( Bukti Fisik)
Puskesmas mempunyai peralatan yang modern
4,40 3,98 -0,42 Kurang memuaskan
Kamar mandi puskesmas bersih dan terawat
4,29 4,44 0,15 Sangat memuaskan
Ruang perawatan pasien bersih, rapi, dan terjaga privasinya
4,17 4,11 -0,06 Kurang memuaskan
Ruang tunggu puskesmas memadai untuk menampung pasien yang datang
4,39 3,77 -0,62 Kurang memuaskan
Petugas puskesmas berpenampilan rapih dan profesional
4,36 4,41 0,05 Sangat memuaskan
Persediaan obat di puskesmas lengkap
4,42 4,44 0,02 Sangat memuaskan
Jumlah 26,03 25,15 -0,88 Kurang
memuaskan
Reliability ( Kehandalan)
Puskesmas memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan
4,25 4,27 0,02 Sangat memuaskan
Puskesmas memberikan pelayanan yang berkualitas
4,35 2,36 0,01 Sangat memuaskan
Puskesmas memberikan pelayanan dengan segera
4,50 3,91 -0,59 Kurang memuaskan
SERVQUAL Skor = Kenyataan- Harapan
66
Puskesmas memberikan pelayanan sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan
4,51 3,81 -0,7 Kurang memuaskan
Dokter menuliskan hasil pemeriksaan di buku pasien
4,50 4,56 0,6 Sangat memuaskan
Jumlah 22,11 18,91 -3,2 Kurang
memuaskan
Responsiveness (Daya Tanggap)
Puskesmas selalu memberitahu pasien tentang kapan pelayanan siap diberikan
4,39 4,08 -0,82 Kurang memuaskan
Pelayanan puskesmas terhadap pasien diberikan dengan tanggap
4,18 4,19 0,01 Sangat memuaskan
Pihak puskesmas menunjukan kemauan untuk membantu pasien
4,34 4,35 0,01 Sangat memuaskan
Pihak puskesmas menunjukan kesiapan untuk menanggapi permintaan pasien
4,25 4,26 0,01 Sangat memuaskan
Jumlah 17,16 16,88 -0,28 Kurang
memuaskan
Assurance (Jaminan)
Petugas puskesmas dapat menumbuhkan kepercayaan dalam diri pasien
4,32 4,33 0,01 Sangat memuaskan
Saat berinteraksi, petugas puskesmas membuat pasien merasa aman dan nyaman
4,41 4,57 0,16 Sangat memuaskan
Petugas puskesmas selalu menunjukan sikap sopan dan santun
4,29 4,32 0,03 Sangat memuaskan
Petugas puskesmas mempunyai pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pasien
4,47 4,48 0,01 Sangat memuaskan
Jumlah 17,49 17,7 0,21 Sangat
memuaskan
Empathy (Empati)
Petugas puskesmas memberikan perhatian secara individual kepada pasien
4,14 4,14 0 Memuaskan
Petugas puskesmas melayani pasien dengan penuh perhatian
4,25 4,26 0,01 Sangat memuaskan
Petugas puskesmas mengutamakan kepentingan pasien dengan sepenuh hati
4,46 4,03 -0,43 Kurang memuaskan
Petugas puskesmas memahami kebutuhan pasien
4,32 4,32 0 Memuaskan
Puskesmas mempunyai jam kerja yang sesuai
4,29 4,30 -0,01 Kurang memuaskan
Jumlah 21,46 21,05 -0,41 Kurang
67
memuaskan
Jumlah Kepuasan 104,25 99,69 -4,56 Kurang
memuaskan
D. Hasil Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara 2
variabel yaitu variabel independen (umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, status kepesertaan, lama ikut bpjs) dengan variabel dependent
(tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty).
1. Hubungan Umur dengan Kepuasan Pasien
Tabel 65.5
Hubungan Umur dengan Kepuasan Pasien
Pada tabel 5.5 menunjukan bahwa responden yang berumur 26-35
tahun sebanyak 32 orang (100%) terdapat 21 orang (65,6%) merasa
kurang memuaskan dan 11 orang (34,3%) merasa sangat memuaskan.
Hasil uji Correlation Spearman diperoleh nilai p= 0,004 , dimana nilai p <
0,05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan
kepuasan pasien. Nilai coefficient correlation diperoleh nilai 0,275 yang
berarti terdapat hubungan yang sedang antara umur dengan kepuasan
pasien.
Umur
Kurang
memuaskan
Sangat
memuaskan Total
p r
n % n % n %
Umur 17-25 13 76,5% 4 23,4% 17 100% 0,004 0,275 Umur 26-35 21 65,6% 11 34,3% 32 100% Umur 36-45 8 66,7% 4 33,3% 12 100% Umur 46-55 6 33,3% 12 66,7% 18 100% Umur >56 13 41,9% 18 58,1% 31 100% Total 61 55,5% 49 44,5% 110 100%
68
2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Pasien
Tabel 75.6
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Pasien
Pada tabel 5.6 menunjukan bahwa responden yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 63 orang (100%) terdapat 40 orang (63,5%)
merasa kurang memuaskan dan 23 orang (36,5%) merasa sangat
memuaskan. Hasil uji Correlation Spearman diperoleh nilai p= 0,05 ,
dimana nilai p = 0,05 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna
antara jenis kelamin dengan kepuasan pasien. Nilai coefficient correlation
diperoleh nilai -0,1 87 yang berarti ada kecenderungan hubungan yang
kurang memuaskan.
Jenis Kelamin
Kurang
memuaskan
Sangat
memuaskan Total
p r
n % n % n %
Laki-laki 21 44,7% 36 55,3% 47 100% 0,050 -0,187 Perempuan 40 63,5% 23 36,5% 63 100% Total 61 55,5% 49 44,5% 110 100%
69
3. Hubungan Pendidikan dengan Kepuasan Pasien
Tabel 85.7
Hubungan Pendidikan dengan Kepuasan Pasien
Pada tabel 5.7 menunjukan bahwa responden yang berpendidikan
menengah sebanyak 50 orang (100%) terdapat 31orang (62,0%) merasa
kurang memuaskan dan 19 orang (38,0%) merasa sangat memuaskan.
Hasil uji Correlation Spearman diperoleh nilai p= 0,268 , dimana nilai p >
0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pendidikan dengan kepuasan pasien. Nilai coefficient correlation diperoleh
nilai -0,107 yang berarti ada kecenderungan hubungan yang kurang
memuaskan.
Pendidikan
Kurang
memuaskan
Sangat
memuaskan Total p r
n % N % n %
Pendidikan Dasar 14 43,8% 18 56,3% 32 100% 0,268 -0,107 Pendidikan Menengah
31 62,0% 19 38,0% 50 100%
Pendidikan Tinggi 16 57,1% 12 42,9% 28 100% Total 61 55,5% 49 44,5% 110 100%
70
4. Hubungan Pekerjaan dengan Kepuasan Pasien
Tabel 95.8
Hubungan Pekerjaan dengan Kepuasan Pasien
Pekerjaan
Kurang
memuaskan
Sangat
memuaskan
Total
p r
n % n % n %
PNS 11 61,1% 7 38,9% 18 100% 0,167 0,133 TNI 7 77,8% 2 22,2% 9 100%
Swasta 15 55,6% 12 44,4% 27 100%
Wirausaha 11 55,0% 9 45,0% 20 100%
Pensiunan/ Pengangguran/ IRT 17 47,2% 19 52,8% 36 100%
Total 61 55,5% 49 44,5% 110 100%
Pada tabel 5.8 menunjukan bahwa responden yang pekerjaan
sebagai pensiunan/pengangguran/ IRT sebanyak 36 orang (100%) terdapat
17 orang (42,2%) merasa kurang memuaskan dan 19 orang (52,8,0%)
merasa sangat memuaskan. Hasil uji Correlation Spearman diperoleh nilai
p= 0,167 , dimana nilai p > 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara pekerjaan dengan kepuasan pasien. Nilai coefficient
correlation diperoleh nilai 0,133 yang berarti ada kecenderungan
hubungan yang sangat memuaskan.
71
5. Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien
Tabel 105.9
Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien
Pada tabel 5.9 menunjukan bahwa responden yang status
kepesertaan BPJS Non PBI sebanyak 76 orang (100%) terdapat 46 orang
(60,5%) merasa kurang memuaskan dan 30 orang (39,5%) merasa sangat
memuaskan. Hasil uji Correlation Spearman diperoleh nilai p= 0,112 ,
dimana nilai p > 0,05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara status kepesertaan dengan kepuasan pasien. Nilai coefficient
correlation diperoleh nilai -0,153 yang berarti ada kecenderungan
hubungan yang kurang memuaskan.
Status
Kepesertaan
Kurang
memuaskan
Sangat
memuaskan Total
p r
n % n % n %
PBI 15 44,1% 19 55,9% 34 100% 0,112 -0,153 Non PBI 46 60,5% 30 39,5% 76 100% Total 61 55,5% 49 55,5% 110 100%
72
6. Hubungan Lama Keanggotaan dengan Kepuasan Pasien
Tabel115.10
Hubungan Lama Keanggotaan dengan Kepuasan Pasien
Kepuasan
Total
Lama Keanggotaan BPJS
Min-Max Mean Median SD 95%CI Total p r
Kurang Puas 3 bulan- 38 bulan
26,33 26,00 11,433 23,40% - 29,26%
61 (100%)
0,302 0,099
Sangat Memuaskan
2 bulan– 38bulan
28,49 36,00 13,007 28,75% - 32,23%
49 (100%)
Pada tabel 5.10 menunjukan bahwa sebanyak 61 orang (100%)
merasa kurang puas dengan rata-rata lama keanggotaan pasien adalah
sekitar 26 bulan dengan lama keanggotaan terbaru adalah 3 bulan dan
yang paling lama adalah 38 bulan. Hasil uji Correlation Spearman
diperoleh nilai p= 0,302 , dimana nilai p > 0,05 yang berarti tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara lama keanggotaan dengan kepuasan
pasien. Nilai coefficient correlation diperoleh nilai 0,099 yang berarti ada
kecenderungan hubungan yang sangat memuaskan.
73
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini terbagi menjadi 5 kelompok umur,
yaitu anak hingga remaja awal <17, masa remaja akhir 17-25 tahun, masa
dewasa awal 26-35 tahun, masa dewasa akhir 36-45 tahun, masa lansia
awal 46-55 tahun, masa lansia akhir >56 tahun keatas. Pada hasil
penelitian didapatkan bahwa responden yang terbanyak adalah responden
dewasa awal dengan jumlah 32 orang (29,1%) dan responden lansia akhir
berjumlah 31 orang (28,25%). Hasil penelitian menunjukan bahwa
persentase umur dewasa awal dan umur lansia akhir yang datang
berkunjung ke layanan kesehatan adalah hampir sama. Hal ini
kemungkinan dikarenakan jangkauan BPJS adalah untuk semua masalah
kesehatan yang terjadi pada semua golongan umur, tanpa
membedakannya.
Responden dalam penelitian ini adalah pasien BPJS. Jumlah
responden yang diambil 110 berdasarkan jenis kelamin menunjukan,
bahwa responden perempuan jumlahnya lebih banyak, yaitu sebesar 63
orang (57,3%). Melihat data penduduk dari BPS tahun 2015 pada
kecamatan Pamulang jumlah penduduk sebanyak 341.967 jiwa yang
terdiri dari 169.443 perempuan dan penduduk laki- laki sebanyak 172.524
jiwa. Perbedaan persentase jenis kelamin antara responden pada penelitian
74
ini dengan jumlah penduduk kecamatan pamulang disebabkan karena
teknik pengambilan sampel yang tidak berdasarkan jenis kelamin.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden
mempunyai pendidikan menengah (SMA atau sederajat) sebanyak 50
orang (45,5%). Kualitas penduduk kota Tangerang Selatan, tergambar dari
capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Tangerang Selatan
yang disumbang indeks pendidikan, dengan indikator angka melek huruf
mencapai 98,62% dengan rata-rata lama sekolah berada pada angka 10,99,
yaitu setara dengan SMA. (BPS, 2015).
Hasil penelitian menunjukan jumlah responden yang pensiunan/
pengangguran/IRT pada penelitian ini lebih banyak dari pada lainnya,
yaitu sebanyak 36 orang (32,7%). Pasien dengan status tidak bekerja atau
pengangguran/pensiunan/IRT cenderung memiliki waktu lebih banyak
dalam memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan di puskesmas
dibandingkan mereka yang bekerja, ditambah waktu pendaftaran
pelayanan yang dibuka pada jam efektif kerja yaitu 08-00 – 14.00 WIB.
Hasil penelitian menunjukan jumlah responden yang Non PBI lebih
banyak dari pada PBI, yaitu sebanyak 76 orang (69,1%).
Hasil analisis diketahui bahwa rata-rata lama keanggotaan pasien di
Puskesmas Pamulang adalah sekitar 27 bulan. Responden dengan lama
keanggotaan yang terendah adalah 2 bulan dan lama keanggotaan paling
tinggi adalah 38 bulan dengan median 36 bulan.
75
B. Kepuasan Pasien
Penelitian ini tidak hanya mengkaji tanggapan responden terhadap
kepuasan pasien yang diterima (perceived service), tetapi juga mengkaji
harapan (expected service) responden terhadap kepuasan pasien terhadap
pelayanan di Puskesmas Pamulang yang menggambarkan kualitas
pelayanan (perceived service quality) untuk mengukur tingkat kepuasan
pasien.
Berdasarkan perhitungan tingkat kepuasan pasien dengan mengacu
pada lima dimensi dari konsep SERVQUAL menurut Parasuraman et al
(1988), secara umum dapat dilihat dari hasil penelitian mengenai tingkat
kepuasan pasien di Puskesmas Pamulang, responden menunjukan
ketidakpuasannya. Berdasarkan tabel 5.3 dan 5.4 dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 61 responden (55,4%) merasa “kurang memuaskan” dengan skor
gap -4,56. Pada skor SERVQUAL responden merasa kurang memuaskan
di dimensi tangibles (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness
(daya tanggap), dan empathy (empati).
Tangibles atau bukti fisik dapat dilihat secara langsung dari penyedia
pelayanan sehingga sesuai dengan konsep model Service Quality oleh
Parasuraman et al, (1988) dengan menjadikan tangibles sebagai komponen
nomor satu dalam pengkajian kualitas pelayanan. Penelitian ini
menggunakan perhitungan skor gap untuk mengukur tingkat kepuasan
pasien. Skor gap hasil perhitungan jawaban responden pada perceived
service dikurangi jawaban responden pada expected service.
76
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui hasil persentase kepuasan pasien
pada dimensi tangibles sebesar 51,8% “kurang memuaskan” yang
merupakan hasil tertinggi dari 57 responden dengan skor gap -0,88. Tabel
5.4 yang menggambarkan skor gap pada dimensi tangibles, terdapat 3 item
yang mempunyai skor gap negatif yang berarti kurang memuaskan yaitu
pada item: puskesmas mempunyai peralatan yang modern, ruang
perawatan pasien bersih, rapi dan terjaga privasinya, dan ruang tunggu
puskesmas memadai untuk menampung pasien yang datang. Sedangkan
item yang dinyatakan sangat memuaskan yaitu kamar mandi puskesmas
bersih dan terawat, petugas puskesmas berpenampilan rapi dan
professional, dan persediaan obat di puskesmas lengkap.
Reliability berarti kehandalan yang berhubungan dengan
kemampuan penyedia pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan segera,
akurat dan memuaskan. Pentingnya dimensi reliability ini telah dijelaskan
oleh Parasuramanet al (1988) sebagai penampilan sebuah penyelenggara
jasa saat kontak pertama kali dengan pelanggan dalam memberikan
pelayanan. Pada tabel 5.3 terlihat bahwa persentase tertinggi terkait tingkat
kepuasan pasien berdasarkan dimensi reliability adalah “kurang
memuaskan” dengan hasil 52,7% pada 58 responden dengan skor gap -3,2.
77
Tabel 5,4 menggambarkan skor gap pada dimensi reliability, terdapat 2
item yang mempunyai skor gap negatif yang berarti kurang memuaskan
yaitu pada item: puskesmas memberikan pelayanan dengan segera, dan
puskesmas memberikan pelayanan sesuai dengan waktu yang telah
dijanjikan. Sedangkan item yang dinyatakan sangat memuaskan yaitu
puskesmas memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan, puskesmas
memberikan pelayanan yang berkualitas, dan dokter menuliskan hasil
pemeriksaan di buku pasien.
Penelitian serupa dengan dimensi tangibles dan realibility,
responsiveness juga penting dalam menilai tingkat kepuasan pasien. Fokus
responsiveness adalah kemampuan penyedia pelayanan untuk membantu
pelanggan dalam memberikan pelayanan dengan baik dan tepat. Pada tabel
5.3 dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat persentase yang sama yaitu
sebesar 42,7% masing-masing menyatakan “kurang memuaskan” dan
“sangat memuaskan” pada skor gap didapatkan -0,28 yang menyatakan
kurang memuaskan. Tabel 5.4 menggambarkan skor gap pada dimensi
responsiveness, terdapat 1 item yang mempunyai skor gap negatif yang
berarti kurang memuaskan yaitu pada item: puskesmas selalu memberitahu
pasien tentang kapan pelayanan siap diberikan. Sedangkan item yang
dinyatakan sangat memuaskan yaitu pelayanan puskesmas terhadap pasien
diberikan dengan tanggap, pihak puskesmas menunjukan kemauan untuk
membantu pasien, dan pihak puskesmas menunjukan kesiapan untuk
menanggapi permintaan pasien.
78
Assurance yang diartikan sebagai jaminan menjadi kompetensi yang
dimiliki penyedia pelayanan sehingga dapat menumbuhkan keyakinan dan
kepercayaan pelanggan. Seperti dalam Parasuraman (1988) pentingnya
dimensi assurance dalam model SERVQUAL. Pada tabel 5.3 dapat dilihat
persentase jawaban tertinggi sebesar 48,2 % dari 53 responden adalah
“sangat memuaskan” dengan skor gap 0,21 yang menyatakan sangat
memuaskan. Terdapat item yang dinyatakan sangat memuaskan pada
Puskesmas Pamulang yaitu petugas puskesmas dapat menumbuhkan
kepercayaan dalam diri pasien, saat berinteraksi petugas puskesmas
membuat pasien merasa aman dan nyaman, petugas puskesmas selalu
menunjukan sikap sopan dan santun, petugas puskesmas mempunyai
pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
pasien.
Empathy dalam model SERVQUAL sering diartikan sebagai rasa
empati, yang merupakan sifat dan kemampuan untuk memberikan
perhatian penuh serta rasa peduli penyedia pelayanan kepada pelanggan.
Berdasarkan tabel 5.3 terlihat bahwa persentase tertinggi terkait tingkat
kepuasan pasien berdasarkan dimensi empathy adalah “sangat
memuaskan” dengan hasil 43,6% pada 48 responden dengan skor gap -
0,41 yang menyatakan kurang memuaskan.
79
Tabel 5.4 menggambarkan skor gap pada dimensi empathy, terdapat 2 item
yang mempunyai skor gap negatif yang berarti kurang memuaskan yaitu
item: petugas puskesmas mengutamakan kepentingan pasien dengan
sepenuh hati, dan puskesmas mempunyai jam kerja yang sesuai. Terdapat
2 item yang mempunyai skor gap bernilai 0 yang berarti memuaskan yaitu:
petugas puskesmas memberikan perhatian secara individual kepada pasien
dan petugas puskesmas memahami kebutuhan pasien. Sedangkan item
yang dinyatakan sangat memuaskan yaitu petugas puskesmas melayani
pasien dengan penuh perhatian.
80
C. Hubungan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Status
Kepesertaan, dan Lama Ikut BPJS dengan Kepuasan pasien BPJS
pada pelayanan di Puskesmas Pamulang
Hasil analisis menggunakan Spearman correlation menunjukan
adanya hubungan antara umur dengan kepuasan pasien pada pelayanan
(p= 0,004, r= 0,275). Hubungan antara kedua variabel tersebut memiliki
kekuatan yang sedang. Koefisien korelasi bernilai positif, artinya
hubungan antara kedua variabel sebanding, dimana semakin rendah umur
responden maka semakin merasa kurang memuaskan pada pelayanannya.
Hal penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu seperti
Aday (1980) menyatakan usia muda (< 35 tahun) memiliki tingkat
kepuasan relatif rendah dibandingkan dengan usia tua (≥35 tahun) karena
usia muda lebih produktif dan memiliki harapan besar serta usia
mempunyai hubungan yang bermakna dengan tingkat kepuasan. Lumenta
(1989) menyatakan bahwa umur produktif mempunyai tuntutan dan
harapan lebih besar dibandingkan umur tua. Satrio (2003) berdasarkan
hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,002 yang menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kepuasan pasien.
Orang yang muda lebih peka dan terbuka dengan informasi se rta lebih
berani mengungkapkan ketidakpuasannya, sedangkan mereka yang tua
cenderung menerima saja, kurang informatif dan lebih pasrah dengan
pelayanan yang didapatkan.
81
Coser (1956) menyatakan bahwa orang yang berusia lebih muda pada
umumnya lebih agresif mencari informasi dan tidak menunjukkan sikap
menyesuaikan diri, dengan informasi yang didapat juga dapat dikatakan
mendukung penelitian ini.
Hasil analisis menggunakan Spearman correlation menunjukan
adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kepuasan pasien pada
pelayanan (p= 0,05, r= -0,185). Hubungan antara kedua variabel tersebut
koefisien korelasi bernilai negatif artinya pada jenis kelamin perempuan
tingkat kepuasan banyak yang merasa kurang puas terhadap pelayanan
puskesmas. Penelitian ini sama dengan penelitian Nurma (2000)
mendapatkan adanya hubungan jenis kelamin dengan tingkat kepuasan.
Hutabarat (2013) dan Yulianti (2013 ditemukan bahwa respon terbanyak
adalah perempuan. Gary Lee Cloud (2003) dalam disertasinya menemukan
bahwa perempuan cenderung memiliki penilaian lebih terhadap fasilitas
kesehatan dibandingkan laki- laki. Sebuah riset di Amerika menemukan
kenyataan bahwa perempuan mempengaruhi lebih dari 80% penjualan
(Tom Peters dalam Supranto,2007) oleh karena itu, tidaklah
mengherankan jika perempuan lebih kritis, dalam membeli suatu produk
ataupun jasa.
82
Hasil analisis menggunakan Spearman correlation menunjukan tidak
ada hubungan antara pendidikan dengan kepuasan pasien pada pelayanan
(p= 0,268 r= -0,107) tetapi terdapat kecenderungan hubungan yang negatif
artinya tingkat pada pendidikan menengah lebih banyak merasa kurang
puas karena nilai harapannya lebih tinggi dari pada kenyataan yang
diterimanya. Hasil penelitian ini sama dengan hasil yang didapatkan oleh
Hutabarat (2013) dan Yulianti (2013) bahwa tidak ada hubungan
pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien. Menurut (Anderson dalam
Hutabarat, 2013) terdapat pola hubungan yang negatif antara pendidikan
dan layanan kesehatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka ia
akan semakin memanfaatkan layanan kesehatan, sedangkan pada orang
yang pendidikannya rendah cenderung bertahan untuk tidak
memanfaatkan layanan kesehatan. Sehingga pada yang berpendidikan
tinggi akan lebih kritisi dalam menerima layanan yang tidak sesuai dengan
harapannya. Semakin tinggi pendidikan akan semakin tinggi keinginan
untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan, juga akan memiliki
kecenderungan untuk melakukan tuntutan, juga harapan yang lebih tinggi.
Semakin tinggi tingkat pendidikan klien maka tingkat kepuasannya
semakin rendah. Hal ini beralasan, karena biasanya orang yang
berpendidikan rendah tidak mempunyai harapan yang terlalu tinggi kepada
orang lain atas dirinya. Sebaliknya, orang yang berpendidikan tinggi
biasanya mempunyai harapan yang tinggi terhadap orang lain atas dirinya.
83
Hal ini dicerminkan dengan keinginan diperlakukan berbeda dengan orang
lain atau dihargai pendapatnya. Hal tersebut tentu membuat para
penyelenggara kesehatan terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan.
Hasil analisis menggunakan Spearman correlation menunjukan tidak
ada hubungan antara pekerjaan dengan kepuasan pasien pada pelayanan
(p= 0,167 r= 0,133) tetapi, terdapat kecenderungan hubungan yang positif
artinya responden dengan pekerjaan pensiunan/ pengangguran/ IRT lebih
banyak merasa sangat puas karena nilai kenyataan yang diterima lebih
besar dari pada yang diharapkannya. Hasil penelitian ini sama dengan
penelitian Hutabarat (2013) dan Yulianti (2013), yang menyatakan bahwa
tidak ada hubungan antara perkerjaan dengan tingkat kepuasan. Pekerjaan
seseorang turut mempengaruhi penghasilannya. Sehingga pada pekerjaan
penghasilan baik, cenderung akan membuatnya lebih banyak tuntutan,
sehingga mempengaruhi tingkat kepuasannya (Parasuraman, 1988).
84
Hasil analisis menggunakan Spearman correlation menunjukan tidak
ada hubungan antara status kepesertaan dengan kepuasan pasien pada
pelayanan (p= 0,112 r= -0,153) tetapi, terdapat kecenderungan hubungan
yang negatif artinya responden dengan status kepesertaan Non PBI lebih
banyak merasa kurang puas pada pelayanan karena nilai harapan lebih
besar dari pada kenyataan yang diterimanya. Yildiz (2004)
mengemukakan bahwa dimana penanggung merasa tidak puas daripada
tertanggung dan ini dikarenakan penanggung mempunyai kewajiban untuk
membayar dan cenderung untuk menuntut pelayanan yang lebih baik.
Pada waktu proses pengisian kuesioner peneliti mendapatkan
beberapa pasien Non PBI yang mengeluhkan terkait pelayanan yang
lambat dan lama, loket pendaftaran yang penuh bahkan ada beberapa
responden yang berucap “saya tiap bulan membayar tepat waktu untuk
BPJS, tapi pelayanannya lama dan tidak tepat waktu”. Beda hal nya
dengan pasien Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang merasa lebih puas,
biasanya mereka berobat dengan status pasien umum dengan pelayanan
cepat namun berbayar sekarang berobat dengan status sebagai pasien BPJS
PBI dengan pelayanan lama meskipun tidak berbayar.
Hasil analisis menggunakan Spearman correlation menunjukan tidak
ada hubungan antara lama keanggotaan dengan kepuasan pasien pada
pelayanan (p= 0,302 r= 0,099) tetapi, terdapat kecenderungan hubungan
yang positif artinya responden dengan lama keanggotaan rata-rata 26
bulan lebih banyak merasa sangat puas pada pelayanan karena nilai
85
kenyataan yang diterima lebih besar dari pada yang diharapkannya. Pada
lama keanggotaan lebih lama biasanya tidak banyak tuntutan karena pada
umumnya mereka sudah mengerti pelayanannya sehingga mempengaruhi
kepuasannya. Begitupun sebaliknya pada pasien lama keanggotaan yang
baru.
D. Keterbatasan Penelitian
Tidak semua pasien puskesmas bersedia menjadi responden dengan
berbagai alasan, diantaranya tidak mau repot mengisi, tidak punya waktu
untuk mengisi kuesioner, ada perasaan takut, oleh karenanya peneliti
berusaha meyakinkan bahwa data yang diambil benar-benar akan dijaga
kerahasiannya dari pihak manapun termasuk puskesmas. Bahkan hasil
kuesioner yang telah dijawab akan menjadi masukan yang berarti bagi
peningkatan mutu layanan puskesmas di masa mendatang.
86
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik pasien di Puskesmas Pamulang terbanyak berumur 26-35
sebanyak 29,1%. Sebagian besar berjenis kelamin perempuan
sebanyak 57,3%. Pendidikan terbanyak pendidikan menengah
sebanyak 45,5%. Pekerjaan terbesar yang dimiliki oleh responden
adalah Pensiunan/ Pengangguran/ IRT sebanyak 32,7%. Status Non
PBI mendominan dengan presentase 69,1%. Responden dengan lama
keanggotaan paling terbaru adalah 2 bulan dan yang paling lama
adalah 38 bulan dengan rata-rata lama keanggotaan pasien BPJS
sekitar 27 bulan.
2. Gambaran tingkat kepuasan pasien secara keseluruhan yang dilihat
dari lima dimensi dinyatakan kurang memuaskan (55,5%). Pada
dimensi tangibles, dimensi reliability, dimensi responsiveness
sebagian besar memiliki tingkat kepuasan kurang (51,8% ; 52,7% ;
42,7%). Dimensi yang sangat memuaskan adalah dimensi assurance,
dan dimensi emphaty ( 48,2% ; 43,6%)
3. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan umur, jenis kelamin
dengan kepuasan pasien. Pendidikan, pekerjaan, status kepesertaan,
lama keanggotaan tidak berhubungan dengan kepuasan pasien.
87
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Pamulang
Berdasarkan kesimpulan pada hasil penelitian ini, maka saran untuk
Puskesmas Pamulang perlu mempertahankan kepuasan pasien terhadap
pelayanan pada dimensi assurance serta meningkatkan kepuasan
pasien pada dimensi tangibles, dimensi reliability, dimensi
responsiveness, dan dimensi emphaty.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian kualitatif untuk memperdalam faktor-faktor
yang menyebabkan ketidakpuasan pasien BPJS dari berbagai sudut
pandang.
3. Bagi Ilmu Keperawatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
pembelajaran dan dapat dimanfaatkan khususnya dalam
pengembangan ilmu pengetahuan terkait manajemen pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2002. Gambaran Tingkat Kepuasan dan Minat beli ulang Pasien
Antenatal Care Puskesmas dan Faktor-faktor yang berhubungan di
Kota Bogor Provinsi Jawa Barat tahun 2002. Tesis. FKM-UI.
Aday, Lu Ann, et al. 1980. Health Care in The US. Equitable for whom. London.
Sage publication
Alamsyah, D. 2011. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan yang Bermutu. Jakarta:
Binarupa.
Azwar. 2007. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip Lingkaran
Pemecahan Masalah.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Baros ,Wan Aisyah. 2011. Kontribusi Pengetahuan Peserta Askes Sosial Terhadap
Kepuasan Layanan Rawat Jalan Tingkat Lanjut dan Rawat Inap PT
Askes Tahun 2011, Tesis. FKM-UI.
BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, 2013, Panduan Layanan
bagi Peserta BPJS Kesehatan [online], (diunduh 4 Desember 2016),
tersedia dari:
http://sappk.itb.ac.id/wp-content/uploads/2014/01/Buku-Panduan-
Layanan-bagi-Peserta-BPJS-Kesehatan.pdf
Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan. Jumlah Penduduk Per Kecamatan
Menurut Jenis Kelamin Kota Tangerang Selatan 2016 di akses pada
tanggal 9 mei 2017
https://tangselkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/48
Budiman, A.R. 2013. Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Car and Hill. 1992. The Measurement of Patient Statisfaction .Journal Pub Health
Med.
Dahlan, Sopiyudin. M. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
Dahlan, Sopiyudin. M. 2012. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
Tahun 2004. Jakarta: Penerbit Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2016. Jumlah Puskesmas Per Juni 2015 Menurut
Provinsi dan Kabupaten/Kota depkes. Jakarta: Penerbit Depkes RI.
Gary Lee Cloud. 2003. Key Patients Characteristic Influencing Customer
Statisfiction in Community Health Centers.Dissertation Philosophy of
Arizona State University.
Hasbi, H. 2012. Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan
Dengan Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas
Poncol Kota Semarang. http://www.eprints.undip.ac.id/37026/
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2016
Hastono, Sutanto. 2007. Statistik Kesehatan, edisi Kedua.Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hutabarat, Monica 2013. Gambaran Kepuasan Pasien Pengguna Kartu Jakarta
Sehat di Unit Rawat Jalan RSU UKI Tahun 2013.Tesis. FKM-UI.
Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial.Jakarta: Referensi
Gaung Persada Press Group.
Iqbal, Muhammad. 2009. Analisis Kepuasan Paien Rawat Jalan Pada Puskesmas
Taliwang Kabupaten Subawa Barat Tahun 2009. Sumbawa Barat:
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Kementerian Kesehatan RI.2013. Buku Saku FAQ (Frewuently Asked Question)
BPJS Kesehatan Cetakan Pertama.Kementrian Kesehatan RI,Jakarta.
Kemendikbud. 2016. Educational Statistics in Brief 2015/2016.Jakarta
Kotler,Philip. 2006. Manajemen Pemasaran Edisi Kedua belas.ahli bahasa oleh
Hendra teguh dkk.Jakarta: PT.Prenhallindo.
Kurnia,Naufal. 2015. Perbedaan Kepuasan Pasien Peserta BPJS Kesehatan dan
Pasien Umum Terhadap Pelayanan Di Rumah Sakit Umum Negara.
Program Studi Manjemen.
Lizarmi, F. 2000 . Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien
Rawat Jalan Di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh.Tesis. FKM-UI.
Lumenta, Benyamin. 1989 . Pelayanan Medis Citra, Konflik dan Harapan,
Tinjauan Fenomena Sosial. Yogyakarta: Kanisius.
Naidu, A. 2009. Factors Affecting Patient Satisfaction and Healthcare Quality
International Journal of Health Care Quality Assurance, 22, 366-381.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan (edisi revisi). Jakarta:
Rineka Cipta.
Nurma, Neneng D. 2000. Kepuasan Pasien Jaminan Terhadap Pelayanan Rawat
Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi Bulan Mei-Juni 2000. Tesis.
FKM-UI.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Parasuraman A et all . 1985. A Conceptual Model of Service Quality and Its
Implication for Future Research. Journal of Marketing, Vol.49, No.4
h: 41-50.
Parasuraman A et all . 1988. SERVQUAL: A Multiple Item Scale for Measuring
Consumer Perception of Service Quality. International Journal for
Quality in Health Care, Vol 25. No.6 h.696-703.
Parasuraman A et all . 1994. Alternative Scale For Measuring Service Quality : A
Comperative Assessment Based on Psychometric and Diagnostic
Criteria. Journal of Retailing, Vo. 67. No.3 h.201-230.
Peraturan Presiden No 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
Pohan, Imbalo S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC.
Prakoso,Sigit, 2015. Efektivitas Pelayanan Kesehatan BPJS di Puskesmas
Kecamatan Batang Vol 4 No 1.Fakultas Ekonomi : Universitas Negeri
Semarang.
Prasojo Utomo, Galih. 2016. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Peserta BPJS dan
Pasien Umum Pada Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum
Daerah TugurejoKota Semarang. Magister Ilmu kesehatan
Masyarakat.Universitas Diponogoro.
Pusat Layanan Infromasi BPJS Kesehatan. 2014 “Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan” Diakses 4 Desember 2016 dari http://www.bpjs-
kesehatan.go.id/semuadownload.html
Rama. 2011 . A study on the statisfaction of Patients With Reference To Hospital
Service.International journal Of Business Economic and Management
Research.
Rangkuti, Freddy. 2009. Mengukur Efektifitas Program Promosi dan Analisis
Kasus Menggunakan SPSS. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Satrio,Bimo. 2003. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien
Rawat Jalan Puskesmas Bantar Gebang I Bekasi Tahun 2003 . Tesis.
FKM-UI.
Sinambela, Lijan Poltak. 2006. Reformasi Pelayanan Publik (Teori, kebijakan, dan
Implementasi). Jakarta: Bumi Aksara.
Supranto, J, Limakrisna. 2007. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemsaran Untuk
Memenangkan Persaingan Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:
Alfabeta.
Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Undang-undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
WHO.2012. Universal Health Coverage (online).
http://www.who.int/features/factfiles/universal_health_coverage/en/index.html
diakses 16 Oktober2016
www.bpjs-kesehatan.go.id diakses 16 Oktober 2016 dan 27 November 2016.
Yildiz, z. 2004. Measuring Patient Satisfaction of The Quality of Health Care: A
Study of Hospital in Turkey . Journal of Medical Systems Vol. 28:581
589.
Yulianti. 2013. Analisis Kepuasan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Bhakti Yudha
Depok Tahun 2012.Tesis. FKM-UI.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Uji Validitas Kuesioner
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Dinkes Tangerang Selatan
Lampiran 5 Izin Penggunaan Kuesioner
Lampiran 6 SERVQUAL questionnaire
APPENDIX
Expected service: This survey deals with your opinions of the company. Show
the extent to which you think the company should posses the following features!
1= Strongly not important 2= Not important 3= Neutral 4= Important 5= Strongly
important
Perceived service: The following statements relate to your feeling about the
service. Show the extent to which you believe the company has the feature
described in the statement!
1= Strongly disagree 2= Disagree 3= Neutral 4= Agree 5= Strongly
STATEMENT
Expected
Service (E)
Perceived
Service (P)
Gap
Score
*
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 (P-E)
Tangibles
1. Modern equipment
2. Visually appealing facilities 3. Employess who have a neat, professional appearance 4. Visually appealing materials associated with the service
Realibility
5. Providing services as promised
6. Dependability in handling customers service performed 7. Performing the services right the first time 8. Providing services at the promised time
9. Maintaining error- free records Responsiveness
10. Keeping customers informed about when services will be performed
11. Prompt service to customers
12. Willing to help customers 13. Readiness to respond to customer’s requests
Assurance 14. Employees who instill confidence in customers 15. Making customers feel safe in their transaction
16. Employees who are consistently courteous 17. Knowledgeable employee to answer customer questions
Empathy 18. Giving customers individual attention 19. Employees who deal with customers in a caring fashion
20. Having the customer’s best interest at heart 21. Employees who understand the needs of their customers
22. Convenient business hour
Lampiran 7 Terjemahan Kuesioner dari Pusat Pengembangan Bahasa UIN
Jakarta
Lampiran 8 Informed Cconsent
Informed Consent
Persetujuan Menjadi Responden
Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi responden penelitian
dengan:
Nama : Yuni Triwardani
Institusi : Program Studi Ilmu Keperawatan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Judul penelitian : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien
BPJS pada Pelayanan di Puskesmas Pamulang
Saya telah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini.
Saya mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua
berkas yang mencantumkan identitas responden yang digunakan untuk terkait
penelitian. Saya mengerti penelitian ini tidak akan berpengaruh negatif terhadap
diri saya.
Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa suatu paksaan. Saya
bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.
Pamulang, 2017
( )
Lampiran 9 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN
PASIEN BPJS PADA PELAYANAN DI PUSKESMAS PAMULANG
TAHUN 2017
Petunjuk pengisian:
1. Berikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia berdasarkan
pengalaman yang Bapak/Ibu/Saudara/i alami sebagai Peserta BPJS
Kesehatan
2. Jawablah dengan jujur yang sesuai dengan hati nurani anda
3. Kerahasian jawaban dijaga oleh peneliti
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :.......... Tahun
3. Jenis kelamin : Laki- laki Perempuan
4. Pendidikan Terakhir bapak/Ibu/Saudara/i yang pernah diikuti :
Tidak sekolah
Lulus SD
Lulus SMP
Lulus SMA
Lulus Akademia/Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan
PNS
TNI/POLRI
Swasta
Wirausaha
Pensiunan/ Pengangguran/ IRT
6. Status Kepesertaan Bapak/Ibu/Saudara/i di BPJS Kesehatan saat ini :
PBI (Penerima Bantuan Iuran/bebas biaya/ GRATIS)
Non PBI (Bukan Penerima Bantuan Iuran/ Bayar/Potong
Gaji)
7. Lamanya keanggotaan BPJS ............ bulan
II. PERTANYAAN TENTANG KEPUASAN PASIEN
Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pelayanan di Puskesmas Pamulang. Berikan
penilaian terhadap masing-masing pernyataan yang tertera di bawah ini dengan memberikan tanda √ (centang) pada kolom
yang telah disediakan!
Pernyataan
Harapan Anda Pelayanan yang anda Terima
Sangat Tidak
Penting
Tidak Penting
Ragu-Ragu
Penting Sangat Penting
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju Sangat Setuju
Puskesmas mempunyai peralatan yang modern
Kamar mandi puskesmas bersih dan terawat
Ruang perawatan pasien bersih, rapi, dan terjaga privasinya
Ruang tunggu puskesmas memadai untuk menampung
pasien yang datang
Petugas puskesmas berpenampilan rapih dan profesional
Persediaan obat di puskesmas lengkap
Puskesmas memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan
Puskesmas memberikan pelayanan yang berkualitas
Puskesmas memberikan pelayanan dengan segera
Puskesmas memberikan pelayanan sesuai dengan waktu
yang telah dijanjikan
Pernyataan
Harapan Anda Pelayanan yang anda Terima
Sangat Tidak
Penting
Tidak Penting
Ragu-Ragu
Penting Sangat Penting
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju Sangat Setuju
Dokter menuliskan hasil pemeriksaan di buku pasien
Puskesmas selalu memberitahu pasien tentang kapan
pelayanan siap diberikan
Pelayanan puskesmas terhadap pasien diberikan dengan tanggap
Pihak puskesmas menunjukan kemauan untuk membantu pasien
Pihak puskesmas menunjukan kesiapan untuk
menanggapi permintaan pasien
Petugas puskesmas dapat menumbuhkan kepercayaan dalam diri pasien
Saat berinteraksi, petugas puskesmas membuat pasien
merasa aman dan nyaman
Petugas puskesmas selalu menunjukan sikap sopan dan
santun
Petugas puskesmas mempunyai pengetahuan yang luas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pasien
Petugas puskesmas memberikan perhatian secara
individual kepada pasien
Petugas puskesmas melayani pasien dengan penuh
perhatian
Pernyataan
Harapan Anda Pelayanan yang anda Terima
Sangat Tidak
Penting
Tidak Penting
Ragu-Ragu
Penting Sangat Penting
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju Sangat Setuju
Petugas puskesmas mengutamakan kepentingan pasien dengan sepenuh hati
Petugas puskesmas memahami kebutuhan pasien
Puskesmas mempunyai jam kerja yang sesuai
Terimakasih banyak untuk kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i telah mengisi kuesioner ini.
Salam,
Yuni Triwardani
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuesioner (n=30)
Uji Validitas dan reliabilitas kuesioner Expected Service
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,889 24
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Harapan1 104,53 37,430 ,614 ,881
Harapan2 104,47 38,740 ,499 ,884
Harapan3 104,47 38,740 ,499 ,884
Harapan4 104,67 38,989 ,442 ,885
Harapan5 104,67 37,264 ,571 ,882
Harapan6 104,47 39,154 ,429 ,886
Harapan7 104,47 39,637 ,348 ,888
Harapan8 104,47 38,671 ,440 ,885
Harapan9 104,40 39,972 ,311 ,888
Harapan10 104,40 38,179 ,630 ,881
Harapan11 104,40 39,559 ,383 ,887
Harapan12 104,67 39,471 ,363 ,887
Harapan13 104,50 39,155 ,420 ,886
Harapan14 104,60 38,938 ,446 ,885
Harapan15 104,70 37,941 ,625 ,881
Harapan16 104,77 39,426 ,393 ,886
Harapan17 104,67 38,506 ,522 ,883
Harapan18 104,60 37,697 ,652 ,880
Harapan19 104,53 38,533 ,517 ,883
Harapan20 104,60 39,076 ,423 ,886
Harapan21 104,70 38,976 ,450 ,885
Harapan22 104,57 38,806 ,468 ,885
Harapan23 104,50 38,121 ,516 ,883
Harapan24 104,50 39,776 ,318 ,888
Uji Validitas dan Reliabilitas kuesioenr Perceived Service
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,921 24
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Kenyataan1 95,57 82,737 ,477 ,919
Kenyataan2 95,90 80,645 ,503 ,919
Kenyataan3 95,20 84,648 ,337 ,921
Kenyataan4 95,40 82,524 ,562 ,918
Kenyataan5 95,23 81,978 ,548 ,918
Kenyataan6 95,40 82,248 ,527 ,918
Kenyataan7 95,43 79,771 ,656 ,916
Kenyataan8 95,27 79,030 ,705 ,915
Kenyataan9 95,50 80,052 ,540 ,918
Kenyataan10 95,57 78,944 ,501 ,920
Kenyataan11 95,50 81,638 ,587 ,917
Kenyataan12 95,63 78,861 ,711 ,914
Kenyataan13 95,37 81,413 ,589 ,917
Kenyataan14 95,43 83,220 ,452 ,919
Kenyataan15 95,53 80,947 ,683 ,916
Kenyataan16 95,50 79,500 ,793 ,914
Kenyataan17 95,37 81,482 ,582 ,917
Kenyataan18 95,60 82,386 ,443 ,920
Kenyataan19 95,30 84,493 ,329 ,921
Kenyataan20 95,50 81,983 ,555 ,918
Kenyataan21 95,40 80,800 ,664 ,916
Kenyataan22 95,57 81,013 ,536 ,918
Kenyataan23 95,30 83,459 ,482 ,919
Kenyataan24 95,33 82,644 ,516 ,918
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Kuesioner
Uji Normalitas Lama Ikut BPJS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
lamaBPJS ,300 110 ,000 ,800 110 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 12 Hasil Olahan Data SPSS Univariat
HASIL OLAHAN SPSS UNIVARIAT
a. Umur Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid umur 17-25 17 15,5 15,5 15,5
umur 26-35 32 29,1 29,1 44,5
umur 36-45 12 10,9 10,9 55,5
umur 46-55 18 16,4 16,4 71,8
umur >56 31 28,2 28,2 100,0
Total 110 100,0 100,0
b. Jenis Kelamin JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid laki-laki 47 42,7 42,7 42,7
Perempuan 63 57,3 57,3 100,0
Total 110 100,0 100,0
c. Pendidikan
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Pendidikan Dasar 32 29,1 29,1 29,1
Pendidikan Menengah 50 45,5 45,5 74,5
Pendidikan Tinggi 28 25,5 25,5 100,0
Total 110 100,0 100,0
d. Pekerjaan
Pekerjaan
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid PNS 18 16,4 16,4 16,4
TNI 9 8,2 8,2 24,5
Swasta 27 24,5 24,5 49,1
Wirausaha 20 18,2 18,2 67,3
Pensiunan/Pengangguran/IRT
36 32,7 32,7 100,0
Total 110 100,0 100,0
e. Status Kepesertaan
StatusKepersertaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid PBI 34 30,9 30,9 30,9
Non PBI 76 69,1 69,1 100,0
Total 110 100,0 100,0
f. Lama Keanggotaan
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
LamaKeanggotaan 110 100,0% 0 0,0% 110 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Lamakeanggo
taan
Mean 27,29 1,158
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 24,99
Upper Bound 29,59
5% Trimmed Mean 28,05
Median 36,00
Variance 147,621
Std. Deviation 12,150
Minimum 2
Maximum 38
Range 36
Interquartile Range 24
Skewness -,665 ,230
Kurtosis -1,119 ,457
g. Kepuasan Total KepuasanTotal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Memuaskan 61 55,5 55,5 55,5
Memuaskan 49 44,5 44,5 100,0
Total 110 100,0 100,0
h. Dimensi Tangibles Tangibel
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Kurang Memuaskan 57 51,8 51,8 51,8
Memuaskan 10 9,1 9,1 60,9
Sangat Memuaskan 43 39,1 39,1 100,0
Total 110 100,0 100,0
i. Dimensi Reliability
Reliability
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Kurang Memuaskan 58 52,7 52,7 52,7
Memuaskan 19 17,3 17,3 70,0
Sangat Memuaskan 33 30,0 30,0 100,0
Total 110 100,0 100,0
j. Dimensi Responsiveness Responsiveness
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Kurang Memuaskan 47 42,7 42,7 42,7
Memuaskan 16 14,5 14,5 57,3
Sangat Memuaskan 47 42,7 42,7 100,0
Total 110 100,0 100,0
k. Dimensi Assurance Assurance
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Memuaskan 35 31,8 31,8 31,8
Memuaskan 22 20,0 20,0 51,8
Sangat Memuaskan 53 48,2 48,2 100,0
Total 110 100,0 100,0
l. Dimensi Empathy Empathy
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Kurang Memuaskan 43 39,1 39,1 39,1
Memuaskan 19 17,3 17,3 56,4
Sangat Memuaskan 48 43,6 43,6 100,0
Total 110 100,0 100,0
Lampiran 13 Hasil Olahan Data SPSS Bivariat
HASIL OLAHAN SPSS BIVARIAT
a. Hubungan Umur dengan Kepuasan Pasien
umur * KepuasanTotal Crosstabulation
KepuasanTotal
Total Kurang Puas
Sangat
Memuaskan
umur umur 17-25 Count 13 4 17
% within umur 76,5% 23,5% 100,0%
umur 26-35 Count 21 11 32
% within umur 65,6% 34,4% 100,0%
umur 36-45 Count 8 4 12
% within umur 66,7% 33,3% 100,0%
umur 46-55 Count 6 12 18
% within umur 33,3% 66,7% 100,0%
umur >56 Count 13 18 31
% within umur 41,9% 58,1% 100,0%
Total Count 61 49 110
% within umur 55,5% 44,5% 100,0%
Correlations
umur KepuasanTotal
Spearman's rho Umur Correlation Coefficient 1,000 ,275**
Sig. (2-tailed) . ,004
N 110 110
KepuasanTotal Correlation Coefficient ,275** 1,000
Sig. (2-tailed) ,004 .
N 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Pasien
jenisKelamin * KepuasanTotal Crosstabulation
KepuasanTotal
Total Kurang Puas
Sangat
Memuaskan
jenisKelamin laki-laki Count 21 26 47
% within jenisKelamin 44,7% 55,3% 100,0%
perempuan Count 40 23 63
% within jenisKelamin 63,5% 36,5% 100,0%
Total Count 61 49 110
% within jenisKelamin 55,5% 44,5% 100,0%
Correlations
jenisKelamin KepuasanTotal
Spearman's rho jenisKelamin Correlation Coefficient 1,000 -,187
Sig. (2-tailed) . ,050
N 110 110
KepuasanTotal Correlation Coefficient -,187 1,000
Sig. (2-tailed) ,050 .
N 110 110
c. Hubungan Pendidikan dengan Kepuasan Pasien
pendidikan * KepuasanTotal Crosstabulation
KepuasanTotal
Total Kurang Puas
Sangat
Memuaskan
pendidikan Pendidikan Dasar Count 14 18 32
% within pendidikan 43,8% 56,3% 100,0%
Pendidikan Menengah Count 31 19 50
% within pendidikan 62,0% 38,0% 100,0%
Pendidikan Tinggi Count 16 12 28
% within pendidikan 57,1% 42,9% 100,0%
Total Count 61 49 110
% within pendidikan 55,5% 44,5% 100,0%
Correlations
pendidikan KepuasanTotal
Spearman's rho pendidikan Correlation Coefficient 1,000 -,107
Sig. (2-tailed) . ,268
N 110 110
KepuasanTotal Correlation Coefficient -,107 1,000
Sig. (2-tailed) ,268 .
N 110 110
d. Hubungan Pekerjaan dengan Kepuasan Pasien
pekerjaan * KepuasanTotal Crosstabulation
KepuasanTotal
Total Kurang Puas
Sangat
Memuaskan
pekerjaan PNS Count 11 7 18
% within pekerjaan 61,1% 38,9% 100,0%
TNI Count 7 2 9
% within pekerjaan 77,8% 22,2% 100,0%
Swasta Count 15 12 27
% within pekerjaan 55,6% 44,4% 100,0%
Wirausaha Count 11 9 20
% within pekerjaan 55,0% 45,0% 100,0%
Pensiunan/Pengangguran/IR
T
Count 17 19 36
% within pekerjaan 47,2% 52,8% 100,0%
Total Count 61 49 110
% within pekerjaan 55,5% 44,5% 100,0%
Correlations
pekerjaan KepuasanTotal
Spearman's rho pekerjaan Correlation Coefficient 1,000 ,133
Sig. (2-tailed) . ,167
N 110 110
KepuasanTotal Correlation Coefficient ,133 1,000
Sig. (2-tailed) ,167 .
N 110 110
e. Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien
StatusKepesertaan * KepuasanTotal Crosstabulation
KepuasanTotal
Total Kurang Puas
Sangat
Memuaskan
StatusKepesertaan PBI Count 15 19 34
% within StatusKepesertaan 44,1% 55,9% 100,0%
Non PBI Count 46 30 76
% within StatusKepesertaan 60,5% 39,5% 100,0%
Total Count 61 49 110
% within StatusKepesertaan 55,5% 44,5% 100,0%
Correlations
StatusKepesert
aan KepuasanTotal
Spearman's rho StatusKepesertaan Correlation Coefficient 1,000 -,153
Sig. (2-tailed) . ,112
N 110 110
KepuasanTotal Correlation Coefficient -,153 1,000
Sig. (2-tailed) ,112 .
N 110 110
f. Hubungan Lama Keanggotan dengan Kepuasan Pasien
Case Processing Summary
KepuasanTotal
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lamaBPJS Kurang Puas 61 100,0% 0 0,0% 61 100,0%
Sangat Memuaskan 49 100,0% 0 0,0% 49 100,0%
Descriptives
KepuasanTotal Statistic Std. Error
lamaBPJS Kurang Puas Mean 26,33 1,464
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 23,40
Upper Bound 29,26
5% Trimmed Mean 26,88
Median 26,00
Variance 130,724
Std. Deviation 11,433
Minimum 3
Maximum 38
Range 35
Interquartile Range 24
Skewness -,408 ,306
Kurtosis -1,302 ,604
Sangat Memuaskan Mean 28,49 1,858
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 24,75
Upper Bound 32,23
5% Trimmed Mean 29,41
Median 36,00
Variance 169,172
Std. Deviation 13,007
Minimum 2
Maximum 38
Range 36
Interquartile Range 25
Skewness -,975 ,340
Kurtosis -,786 ,668
Correlations
lamaBPJS KepuasanTotal
Spearman's rho lamaBPJS Correlation Coefficient 1,000 ,099
Sig. (2-tailed) . ,302
N 110 110
KepuasanTotal Correlation Coefficient ,099 1,000
Sig. (2-tailed) ,302 .
N 110 110