26
EKONOMI PENDIDIKAN: PENGANTAR Dadan Rusmana Yaya Suhaya PPs UIN SGD BDG, 3 Maret 2010

EKONOMI PENDIDIKAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Introduction

Citation preview

Page 1: EKONOMI PENDIDIKAN

EKONOMI PENDIDIKAN: PENGANTAR

Dadan RusmanaYaya Suhaya

PPs UIN SGD BDG, 3 Maret 2010

Page 2: EKONOMI PENDIDIKAN

ISI PEMBAHASAN

• CHAPTER I: INTRODUCTION• CHAPTER II: EDUCATION AND HUMAN

CAPITAL IN THE HISTORY OF ECONOMIC THOUGHT

• CHAPTER III: THE BENEFITS OF EDUCATION

Page 3: EKONOMI PENDIDIKAN

CHAPTER I: INTRODUCTION

• Economics, Education, and the Economics of Education• Education as an Industry• Major Issue in the Economics of

Education

Page 4: EKONOMI PENDIDIKAN

Economics of Education

1. The Economics of Education: “is study of how men and society choose, with or without the use of money, to employ scarce productive resources to produce various types of training, the development of knowledge, skill, mind, character, and so forth—especially by formal schooling– overtime and to distribute them, now and in the future, among various people and groups in society

2. The Key words: 1) scarcity, and 2) desirabilty

Chapter I (1)

Page 5: EKONOMI PENDIDIKAN

2. The economic of education concerns with • The process by which education is

produced• The distribution of education among

competing groups and individual• Questions regarding how much should be

spent by society on educational aktivities, and what types of educational activities should be selected

Page 6: EKONOMI PENDIDIKAN

Education as Industri

• Pendidikan merupakan “industri” yang cukup besar di USA; ditandai dengan peningkatan GNP dan alokasi dana pendidikan (12%), sekalipun masih bersifat desentralistik standard dan kurikulum

• Income&produksi meliputi a) Enrollments (Pendaftaran); b) employment (guru dan staff); c) expenditures (kalkulasi pembelanjaan, pajak, teori Ibn Khaldun tentang pembelanjaan negara)

• Pd 1975/6 Melibatkan 3jt guru dan 60jt siswa di semua level• UU BLU/BHMN/BHP: Upaya PT menjadi Badan Hukum

Chapter I (2)

Page 7: EKONOMI PENDIDIKAN

Major Issues in the Economics of Education

1. Identification and measurement of the economic value of education

2. The alocation of resources in education3. Teachers’ salaries4. The finance of education, and5. Educational planning

Chapter I (3)

Page 8: EKONOMI PENDIDIKAN

CHAPTER II: EDUCATION AND HUMAN CAPITAL IN THE HISTORY OF ECONOMIC THOUGHT

• The Value of Human Capital• Human Capital in Early Economic

Doctrines• Educational Benefits and the Role of

Government in Education• Education and Income

Page 9: EKONOMI PENDIDIKAN

The Value of Human Capital

1. Asumsi:a. Total pendapatan pekerjab. Value of mankind

2. Pendekatan; a. The cost of Production Approachb. The Capitalized Earning Approach

Chapter II (1)

Page 10: EKONOMI PENDIDIKAN

Human Capital in Early Economic Doctrines

• Adam Smith (1776); sudah memasukkan skill/kompetensi manusia sebagai bagian dari Human capital

• John Stuart Mill (1909)• Heinrich Von Thunen (1875); mengkritik “pengabaian human

being as capital”• Alfred Marshall menekankan relasi antara “wealth” dan

“capital”, termasuk human capital

• Ibn Khaldun dalam al-Ibar telah merintis kajian tentang Human Capital, peran negara dalam pendidikan dan ekonomi,

Chapter II (2)

Page 11: EKONOMI PENDIDIKAN

Educational Benefits and the Role of Government in Education

• Marshal: Educational benefits, a) the direct benefits (sekolah masa kolonial belanda dan sekolah dinas), and b) the indirect benefits (sprt pendidikan civil society, limiting the growth of population, dan pertahanan semesta).

• Pemerintah berperan pada pembuatan perundang-undangan, peraturan, guide line, dll berkaitan dengan pendidikan (sentralistik vs otonomi pendidikan; termasuk UN)

Chapter II (3)

Page 12: EKONOMI PENDIDIKAN

Education and Income

• Gorseline (1932) dan J.R. Walsh (1935) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan income perkapita individu dan GNP

• Kontribusi individu pada GNP equivalen dengan tingkat pendidikan; perbedaan pendapatan disebabkan oleh perbedaan taraf pendidikan

Chapter II (4)

Page 13: EKONOMI PENDIDIKAN

CHAPTER III: BENEFITS OF EDUCATION

• Theories of Income Distribution• Taxonomy of Educational Benefits• Approaches to Measuring the Benefits of

Education• Problem in the Measurement of Educational

Benefits

Page 14: EKONOMI PENDIDIKAN

Theories of Income Distribution

• The Human Capital Approach; pendekatan manusia sebagai capital (modal: utama maupun penyerta), dan pendidikan sebagai upaya memaksimalkan produktivitas human capital

• The Screening (credentialism) hypothesis; kritik terhadap teori pertama.

• Labour Market Segmentation• The Radical Approach: Pendapatan tidak hanya

dipengaruhi pendidikan, tetapi kelas sosial

Chapter III (1)

Page 15: EKONOMI PENDIDIKAN

Taxonomy of Educational Benefits

1. Components of benefitsa. The Consumption Componentb. The investment component

2. Private versus Social Benefits3. Intergeneration Effects

Chapter III (2)

Page 16: EKONOMI PENDIDIKAN

Approaches to Measuring the Benefits of Education

1. The Simple Correlation approach2. The residual approach3. The return to education approach

a) Age earning Profilesb) Earning Differentialsc) Life time differentials

Chapter III (3)

Page 17: EKONOMI PENDIDIKAN

Problems in the Measurement of Educational Benefits

1. Cross-section versus Life Cyle Data 2. Education, Ability, and Earning; termasuk earning function3. Average versus Marginal benefits4. Use of the Mean versus the Median in5. Social versus Private benefits6. Annual versus income versus Hourly Wages7. Quality versus Quantity of Education8. Education and income distribution9. External and Nonpecuniary Benefits10. Discounting11. Nonformal education

Chapter III (4)

Page 18: EKONOMI PENDIDIKAN
Page 19: EKONOMI PENDIDIKAN

REVIEW

Survey-Survey yang dilakukan Elchanan Cohn ini dilakukan di Amerika dan di bawah tahun 1979. Dengan demikian, penelitiannya :1. Bersifat deterministik; secara umum berlaku dalam

kasus di Amerika (USA), tidak dapat digeneralisir sebagai fenomena universal (globalisasi). Oki, perlu adanya adaptasi untuk kasus Indonesia

2. Referensi yang digunakan bersifat Western/Euro-sentris; tidak menggunakan referensi teoritis tentang ekonomi dan pendidikan dari wilayah lain, seperti Jepang, China, Eropa Timur, dan negara-negara muslim.

Page 20: EKONOMI PENDIDIKAN

REVIEW

3. Surveynya belum menyentuh perubahan fundamental dalam ekonomi, pendidikan, dan budaya: • Pasca-Perang dingin dan runtuhnya tembok Berlin

(1991) yang menumbuhkembangkan ideologi neo-liberalisme

• Perdagangan Bebas gaya Uni Eropa (EU), NAFTA, APEC, & C-AFTA versus Amerikanisasi/globalisasi

• Menguatnya sistem Ekonomi Syari’ah & sistem ekonomi sosial-demokrat

• Masyarakat Postmodernisme/post-sekuler/post-industri, • Melemahnya kapitalisme modern menuju kapitalisme

ekologis Oki perlu adanya upaya up date data dan fakta.

Page 21: EKONOMI PENDIDIKAN

INVESTMENT IN HUMAN CAPITAL1. Investment in Human Capital (investasi modal berupa manusia/sumber

daya manusia); setiap investasi (termasuk manusia) harus mendatangan keuntungan yang dapat diukur dengan nilai moneter.

2. Guruge (Educational Planning, 1972), Investment Efficiency Approach is “Determining the investment to be made in education according to the rate of return or benefit or effectiveness

3. Pendekatan ini disebut pula sebagai Rate Education (mula-mula dicobakan di Rusia), bertujuan untuk mengukur pendidikan dari sudut hasil atau keuntungan yang diperoleh. (terkait pula dengan man power approaches)

4. Pendidikan memerlukan investasi yang besar; oki, keuntungannya harus dapat diperhitungkan, jk pendidikan tersebut mempunyai nilai ekonomis.

5. Ukuran a) terserapnya lulusan di dunia kerja, b) pendidikan link and Match, dan c) penghasilan, dan d) Pajak

Page 22: EKONOMI PENDIDIKAN

6. Asumsi; a) sumbangan sesorang terhadap GNP sebanding dengan tingkat pendidikannya; b) perbedaan pendapatan disebabkan oleh perbedaan taraf pendidikannya

7. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan skill/kompetensi; peningkatan skill dan kemampuan untuk meningkatkan daya saing dan berdampak pada pendapatan; ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup

8. Pendidikan yang perlu dikembangkan adalah yang mampu menghasilkan output dan outcomes yang menghasilkan return (produksi/ jasa keuntungan); jika tidak, perlu ditinjau ulang.

9. Kelemahan Investment in Human Capital: a) benefit pendidikan dan income GNP sulit diukur pada lapangan kerja; b) penekanan relasi pendidikan & income, mengabaikan LB sosial, motivasi, enterpreneur (hanya penciptaan kelas pekerja), dll; c) perbedaan pendapatan seringkali bukan dari produktivitas, melainkan konvensi sosial (teori Ibn Khaldun); d) keuntungan dibatasi hanya finansial, tidak mencakup keuntungan sosial (virtue vs Happiness).

Page 23: EKONOMI PENDIDIKAN
Page 24: EKONOMI PENDIDIKAN

• Hubungan Politik dengan Ekonomi: Kasus Afrika Selatan (Nelson Mandela) dan Zimbabwe (Robert Mugabi)…. Perusahaan Belanda (caltext) menjual kilang-kilang minyak kepada Malaysia; maka malaysia menuai keuntungannya.

• Politik anggaran negara, dengan defisit finace planning atau policy. Politik anggaran seperti ini diterapkan oleh kapitalisme dan sosial demokrat; dan tidak diterapkan oleh walfare state. … Basis perhitungan adalah income/NGP + pertumbuhan ekonomi.

• RI mengalokasikan 20% RAPBN untuk Pendidikan; ini berarti dari 1000,6 T, 200 T dialokasikan untuk pendidikan. Penggunaannya, 100,6 t untuk gaji guru, 7 triliun untuk dosen (57% untuk gaji);

Page 25: EKONOMI PENDIDIKAN

• 18 juta/mahasiswa pertahun; pada tahun 20,2 jt/pertahun

• 19 T untuk PT/Tahun• PAI: I Guru berbanding 13 siswa

Page 26: EKONOMI PENDIDIKAN

Pembiayaan Pendidikan

Item Pembiayaan Pendidikan• Biaya Investasi• Biaya Operasional• Biaya SDM

• Ketiga komponen tersebut dialokasikan untuk produksi dan distribusi