54
i LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PADA SUB BAGIAN ADMINISTRASI UNIT USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI PEGAWAI BANK INDONESIA WENDY BILIAM 8105123272 Laporan Praktek Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI KONSENTRASI EKONOMI KOPERASI JURUSAN EKONOMI ADMINISTRASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI KONSENTRASI …Koperasi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ekonomi dan Administrasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta, Februari

  • Upload
    others

  • View
    37

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PADA SUB BAGIAN ADMINISTRASI

UNIT USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI PEGAWAI BANK INDONESIA

WENDY BILIAM

8105123272

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan

mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Jakarta

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

KONSENTRASI EKONOMI KOPERASI

JURUSAN EKONOMI ADMINISTRASI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2015

ii

ABSTRAK

NAMA WENDY BILIAM Laporan Praktik Kerja Lapangan Pada Unit Usaha Simpan

Pinjam di Koperasi Pegawai Bank Indonesia, Jakara :Konsentrasi Pendidikan Ekonomi

Koperasi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ekonomi dan Administrasi, Fakultas

Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta, Februari 2015.

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Koperasi Pegawai Bank Indonesia (KOPEBI),

Jl.Kebon Sirih Jakarta Pusat, yang berlangsung pada 5 Januari – 30 Januari 2015(20 hari

kerja)

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memberikan pemaparan kegiatan mahasiswa dalam

mengaplikasikan teori yang dipelajari di kampus kedalam dunia kerja yang sebenarnya

melaluis Praktik Kerja Lapangan di Koperasi Pegawai Bank Indonesia (KOPEBI). Selain

itu, untuk memenuhi syarat akademik dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada

Jurusan Ekonomi dan Administrasi Universitas Negeri Jakarta.

Laporan ini juga menguraikan manfaat serta tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja

Lapangan, yang secara keseluruhan bertujuan untuk kemajuan semua pihak, baik mahasiswa

sebagai pelaksana, instansi sebagai penyedia laboratorium, maupun kampus sebagai

lembaga pendidikan. Dalam laporan ini juga diterangkan penempatan praktikan di Koperasi

Pegawai Bank Indonesia pada unit simpan pinjam. Adapun tugas yang dikerjakan praktikan

diantaranya : mengecek dan melengkapi berkas – berkas perjanjian kredit, klaim asuransi,

dan berkas untuk debitur.

Dalam praktiknya praktikan mengalami beberapa kendala, seperti : internal : pengalaman

praktikan dalam bekerja masih sangat kurang, pengetahuan tentang dunia kerja yang minim.

Eksternal : tempat kerja yang minim, pembagian kerja kurang jelas.

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

kemudahan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) di Koperasi Pegawai Bank Indonesia (KOPEBI), Jl. Kebon Sirih Jakarta

Pusat. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan di Jurusan Ekonomi dan Administrasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Jakarta.

Dalam menyusun laporan ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada :

1. General Manager Koperasi Pegawai Bank Indonesia selaku pembimbing dan

pengawas dalam melaksanakan praktek kerja lapangan.

2. Ibu kiki, selaku HRD Koperasi Pegawai Bank Indonesia (KOPEBI) yang telah

memberikan izin kepada kami dan bantuan administrasi untuk melaksanakan Praktik

Kerja Lapangan.

3. Seluruh karyawan Koperasi Pegawai Bank Indonesia yang telah memberikan

pengalaman kerja selama PKL berlangsung.

4. Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si, selaku Ketua jurusan Ekonomi dan Adminitrasi dan

dosen pembimbing PKL yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama

proses pelaksanaan dan penulisan laporan PKL.

5. Drs. Dedi Purwana, E.S., M.Bus., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Jakarta;

6. Drs. Nurdin Hidayat, MM, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi dan Administrasi;

7. Karuniana Dianta A. Sebayang, S.IP, ME., selaku Ketua Konsentrasi Pendidikan

Ekonomi Koperasi

vi

8. Orang tua beserta adik saya yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penulisan

laporan PKL ini, baik dalam bentuk dukungan moril maupun materil;

9. Kepada teman-teman Pendidikan Ekonomi Koperasi Reguler 2012 yang sangat luar

biasa, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu;

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak

kekurangannya, untuk itu penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran

yang membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga laporan ini dapat

bermanfaat untuk semua pihak, baik penulis maupun pembaca.

Jakarta, Februari 2015

Penulis

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK..................................................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................iv

KATA PENGANTAR.................................................................................................v

DAFTAR ISI ............................................................................................................vii

DAFTAR TABEL.......................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PKL..........................................................................1

B. Tujuan PKL ......................................................................................3

C. Manfaat PKL ....................................................................................4

D. Tempat PKL ......................................................................................5

E. Jadwal Waktu Kegiatan PKL ............................................................5

BAB II TINJAUAN UMUM PKL

Gambaran Umum Bank Indonesia......................................................8

A. Sejarah Koperasi Pegawai Bank Indonesia ................................9

B. Struktur Organisasi KOPEBI ......................................................10

C. Kegiatan Umum Koperasi............................................................16

1. Simpan Pinjam..................................................................16

2. Retail.................................................................................18

viii

3. Unit Usaha Kantin............................................................19

4. Usaha Jasa Lainnya..........................................................20

BAB III PELAKSANAAN PKL

A. Bidang kerja .....................................................................................22

B. Pelaksanaan ....................................................................................22

C. Kendala ...........................................................................................25

D. Cara mengatasi kendala ..................................................................25

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................29

B. Saran ................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................31

LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................32

ix

DAFTAR GAMBAR

1. SUSUNAN KEPENGURUSAN.........................................10

x

DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto-foto kegiatan............................................................ 31

2. Lampiran lainnya.............................................................33

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gotong royong merupakan nilai leluhur yang menjadi tumpuan bagi lahirnya

negara besar yaitu Indonesia sampai saat ini. Pada masa kemerdekaan semangat

keberasamaan serta toleransi tanpa memandang latar belakang apapun tercermin dari

semangat juang melawan penjajah pada masa awal kemerdekaan demi memperjuangkan

penindasan dari penjajahan. Semangat kebersamaan yang dihidupi dengan tali

persaudaraan yang erat juga tercermin dalam kegiatan ekonomi yang terwujud dalam

suatu badan yang disebut dengan koperasi. Koperasi yang mengedepankan kesetaraan

hak, kebersamaan dalam bekerja dan menikmati hasil kerja, serta musyawarah dalam

menyelesaikan masalah maupun mengambil kebijakan merupakan model yang sangat

tepat dalam mewujudkan identitas dari bangsa Indonesia yaitu gotong royong dengan

mendahulukan kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi.

Dalam UUD 1945, koperasi merupakan salah satu organisasi dimana perwujudan

perekonomian Indonesia yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas

kekeluargaan, sehingga koperasi dituntut untuk mampu tampil di depan dalam sistem

kemajuan perekonomian Indonesia. Kebersamaan anggota adalah hal yang paling utama

dalam koperasi, pernyataan ini terlihat dari bagaimana setiap anggota mempunyai hak

yang sama bukan berdasarkan jumlah modal yang dimiliki, selain itu pembagian balas

jasa atau SHU sesuai dengan kontribusi yang dilakukan anggota pada koperasi

merupakan perwujudan nilai keadilan serta tanggung jawab yang membantu anggota

untuk lebih aktif dalam melakukan kegiatan dalam koperasi untuk kepentingan bersama.

2

Undang-Undang Dasar menyebutkan bahwa:”Perekonomian Disusun Sebagai Usaha

Bersama Berdasarkan Atas Asas Kekeluargaan”1 sehingga dapat dikatakan asas

kekeluargaan merupakan nilai yang harus tercermin dalam kegiatan ekonomi bangsa

Indonesia sehingga dapat dikatakan badan ekonomi yang tepat bagi ideologi bangsa ialah

koperasi. Pernyataan Undang-Undang Dasar ini bukanlah hanya suatu pernyataan yang

paling ideal untuk bangsa kita, tetapi juga suruhan untuk menuju ke arah sana2.

Dengan adanya koperasi diharapkan dapat membantu kesejahteraan seluruh

lapisan masyarakat di Indonesia ini disamping sektor bidang usaha lainnya. Koperasi

memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, yaitu dapat

meningkatkan taraf hidup masyarakat dan meningkatkan jumlah pendapatan masyarakat

yang akan menjadi tolak ukur pertumbuhan ekonomi nasional.

KOPEBI Jakarta merupakan koperasi yang dimiliki oleh para pegawai Bank

Indonesia yang berada di Jakarta. Dalam menjalankan kegiatannya, tujuan KOPEBI

sehari – hari yaitu untuk memberikan layanan terbaik bagi anggota sehingga anggota

menjadi sejahtera secara fisik serta rohani sekaligus menciptakan kondisi koperasi yang

memiliki kondisi keuangan sehat serta mampu menjalankan bisnis dengan professional

dan memberikan manfaat bagi anggota yang juga merupakan setiap pegawai Bank

Indonesia cabang Jakarta.

Dalam memberikan pelayanan kepada anggota KOPEBI memberikan berbagai

macam layanan yang dapat memebantu. Contoh layanan tersebut adalah simpan pinjam,

konsumsi seperti toko makanan dan kantin, serta unit usaha lainnya yang bermanfaat bagi

1 UUD 1945 pasal 33 ayat 1

2 Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun disampaikan pada pidato Mohammad Hatta sebagai wakil

Presiden RI, pada Hari Koperasi 1 tanggal 12 Juli 1951. Diambil dari buku Sri Edi Swasono,ed., Mecari Bentuk, Posisi, dan Realitas Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indoesia:Membangun Koperasi Sebagai Soko-Guru Perekonomian Indonesia, cet.III (Jakarta: UI Press,1987),h.1

3

anggota seperti rental mobil, servis AC, jasa perpanjangan STNK sekaligus jasa

pengadaan barang bagi kompleks perkantoran Bank Indonesia.

Program PKL memberikan kompetensi pada mahasiswa untuk dapat lebih

mengenal, mengetahui, dan berlatih menganalisis kondisi lingkungan dunia kerja. Hal ini

sebagai upaya Program Studi mempersiapkan diri mahasiswa dalam memasuki dunia

kerja. Oleh karena itu Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan agar setiap mahasiswa

dapat melihat anatara ketidaksesuaian antara teori dengan implementasi dalam dunia

nyata terutama dalam ilmu ekonomi koperasi dengan implementasi dalam bisnis

koperasi.

B. Maksud dan Tujuan PKL

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan untuk memenuhi mata kuliah PKL dan

bertujuan agar mahasiswa dapat terjun langsung untuk mengamati bagaimana proses dan

pelaksanaan kegiatan koperasi sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikannya pada

kegiatan sehari – hari. Selain itu, Maksud diadakannya kegiatan Praktek Kerja Lapangan

yang diterapkan oleh Universitas Negeri Jakarta ini adalah:

1. Meningkatkan dan memperluas keterampilan yang di miliki dalam dunia kerja.

2. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan dunia

kerja.

3. Sebagai masukan dan umpan balik guna perbaikan dan pengembangan

pendidikan.

4. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapatkan di kegiatan perkuliahan

dengan kenyataan dunia kerja.

4

5. Agar terpenuhinya salah satu mata kuliah wajib, terutama bagi praktikan yang

merupakan mahasiswa dari Jurusan Ekonomi dan Administrasi Konsentrasi

Pendidikan Ekonomi Koperasi.

Sedangkan tujuan dari dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan, antara lain:

1. Memperluas wawasan mahasiswa terhadap jenis – jenis pekerjaan pada tempat

dimana mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

2. Menghasilkan tenaga kerja yang dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan

keahlian sesuai dengan tuntutan lapangan kerja saat ini.

3. Menyiapkan diri menjadi sumber daya manusia yang berkualitas karena memiliki

pengetahuan, keterampilan serta keahlian sesuai dengan perkembangan yang ada

saat ini.

C. Manfaat PKL

1. Bagi Instansi Pemerintah, Perusahaan Swasta, Koperasi dan BUMN.

a. Realisasi dan adanya misi sebagai fungsi dan tanggung jawab sosial kelembagaan.

b. Kemungkinan menjalin hubungan yang teratur, sehat dan dinamis antara

intansi/perusahaan dengan Lembaga Perguruan Tinggi.

c. Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi

pihak-pihak yang terlibat.

2. Bagi Mahasiswa

a. Melatih keterampilan mahasiswa program diploma dan sarjana sesuai dengan

pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi

5

b. Belajar mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja pada unit-unit kerja,

baik dalam lingkungan pemerintah maupun perusahaan.

c. Mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mencoba menemukan

sesuatu yang baru yang belum diperoleh dari pendidikan formal.

3. Bagi Fakultas Ekonomi – UNJ

a. Mendapatkan umpan balik untuk menyempurnakan kurikulum yang sesuai

dengan kebutuhan di lingkungan instansi/perusahaan dan tuntutan pembangunan

pada umumnya. Dengan demikian Fakultas Ekonomi – UNJ dapat mewujudkan

konsep link and match dalam meningkatkan kualitas layanan pada stakeholders.

D. Tempat PKL

Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan pada :

Nama Perusahaan : Koperasi Pegawai Bank Indonesia (KOPEBI)

Alamat : Jl. Kebon Sirih 82 – 84, Jakarta, 10110, Indonesia.

Telp/Fax : Telp. (021) 29818881 Ext. – 68, 5828, 5834

Bagian Tempat PKL : Unit Usaha Foodcourt

E. Jadwal Waktu PKL

Sesuai dengan ketentuan Jangka waktu pelaksanaan kerja praktik antara 4

(delapan) hingga 16 (enam belas) minggu, yang setara dengan sekitar 300 jam kerja

ekuivalen (man-hour), maka Praktik Kerja Lapangan yang kami laksanakan dimulai sejak

tanggal 5 Januari 2015 sampai dengan 30 Januari 2015 dengan rincian tahapannya,

sebagai berikut:

6

1. Tahap Persiapan

Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari informasi tentang

beberapa koperasi yang member kesempatan kepada mahasiswa untuk

melaksanakan praktek kerja lapangan.

Setelah itu praktikan mengambil keputusan untuk mendaftar di Koperasi

Pegawai Bank Indonesia dimana koperasi tersebut merupakan tempat praktikan

yang menerima praktikan. Setelah memutuskan, praktikan mengurus surat

permohonan izin pelaksanaan PKL di Biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan (BAAK) yang ditujukan kepada General Manajer Koperasi

Pegawai Bank Indonesia.

Setelah surat permohonan selesai dibuat oleh BAAK UNJ, kemudian surat

permohonan izin praktek kerja lapangan tersebut diserahkan kepada divisi

Sumber Daya Manusia (DSDM) KOPEBI yang selanjutnya akan memberikan

kepastian kepada praktikan untuk dapat melaksanakan praktek kerja lapangan di

Koperasi Pegawai Bank Indonesia.

2. Tahap Pelaksanaan

Praktikan melaksanakan PKL di Koperasi Pegawai Bank Indonesia

dimulai tanggal 5 Januari 2015 sampai dengan 30 Januari 2015, yang

dilaksanakan mulai hari Senin, 5 Januari 2015 dan kemudian dilanjutkan sesuai

dengan hari kerja, yakni:

Hari Kerja : Senin – Jumat

Pukul : 07.15 – 16.15

7

3. Tahap Pelaporan

Setelah menyelesaikan praktik kerja lapangan pada tanggal 30 Januari

2015, praktikan mulai menulis laporan setelah pelaksanaan praktek kerja

lapangan, dimulai sejak pertengahan Februari 2015 sampai dengan akhir bulan

Februari 2015. Hal ini dilakukan demi penyempurnaan (baik isi laporan maupun

lampiran – lampiran yang diperlukan untuk mendukung kesempurnaan laporan).

Tabel I.1: Jadwal Waktu Praktek Kerja Lapangan

Bulan / Tahap Desember Januari Februari

Persiapan √

Pelaksanaan

Pelaporan

8

BAB II

TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

A. Gambaran Umum Bank Indonesia

Bank Indonesia merupakan lembaga negara

yang independen yang bertugas menjadi otoritas

moneter di Republik Indonesia. Sejarah kelembagaan

Bank Indonesia dimulai sejak berlakunya Undang-

Undang (UU) No. 11/1953 tentang Penetapan Undang-

Undang Pokok Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli

1953. Dalam melakukan tugasnya sebagai bank sentral,

Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Moneter,

Direksi, dan Dewan Penasehat. Di tangan Dewan Moneter inilah, kebijakan moneter

ditetapkan, meski tanggung jawabnya berada pada pemerintah. Setelah sempat dilebur ke

dalam bank tunggal, pada masa awal orde baru, landasan Bank Indonesia berubah melalui

UU No. 13/1968 tentang Bank Sentral. Sejak saat itu, Bank Indonesia berfungsi sebagai

bank sentral dan sekaligus membantu pemerintah dalam pembangunan dengan

menjalankan kebijakan yang ditetapkan pemerintah dengan bantuan Dewan Moneter.

Dengan demikian, Bank Indonesia tidak lagi dipimpin oleh Dewan Moneter. Setelah orde

baru berlalu, Bank Indonesia dapat mencapai independensinya melalui UU No. 23/1999

tentang Bank Indonesia yang kemudian diubah dengan UU No. 3/2004. Sejak saat itu,

Bank Indonesia memiliki kedudukan khusus dalam struktur kenegaraan sebagai lembaga

negara yang independen dan bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak

9

lain. Namun, dalam melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten,

dan transparan, Bank Indonesia harus mempertimbangkan pula kebijakan umum

pemerintah di bidang perekonomian.

B. Sejarah KOPEBI

Berdiri sejak 3 Agustus 1985 dan pertimbangan dibutuhkana organisasi ekonomi

yang dapat menunjang kesejahteraan pegawai bank indonesia terkhususnya di jakarta,

maka Koperasi Pegawai Bank Indonesia Jakarta yang selanjutnya disebut “KOPEBI”

yang berlokasi di Gedung Bank Indonesia Kebon Sirih Lantai 2 dibentuk oleh pegawai –

pegawai bank Indonesia cabang jakarta. Didirikan berdasarkan keputusan Kantor wilayah

Departemen Koperasi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, tentang pengesahan

koperasi sebagai badan hukum kantor wilayah Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1985

dengan nomor 1938/B.H./I. KOPEBI Jakarta melayani keperluan pegawai Bank

Indonesia yang bekerja di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia Jakarta. Dalam

menjalankan kegiatan bisnis sehari – hari KOPEBI melayani anggota yang merupakan

pegawai aktif Bank Indonesia serta pensiunan pegawai Bank Indonesia, layanan yang

diberikan kepada anggota KOPEBI berupa layanan simpan pinjam dalam unit usaha

simpan pinjam serta unit usaha lainnya yang melayani jasa kantin dan foodcourt di

kompleks perkantoran Bank Indonesia, minimarket KOPEBI yang melayani umum di

gedung Kebon Sirih serta di Pancoran yang melayani belanja bulanan para anggota serta

melayani kebutuhan non anggota, kerja sama bisnis dengan membuka travel di gedung

Kebon Sirih yang bertujuan untuk memberikan layanan pembelian tiket pesawat melalui

KOPEBI Jakarta, jasa sewa kendaraan dan pengurusan STNK untuk anggota, serta jasa

pengadaan barang di kompleks perkantoran Bank Indonesia. \

10

C. Struktur Organisasi

RAT

Pengurus

General Manager

Manajer Akunting, Keuangan dan Tata

Usaha

Kepala Unit Akunting dan

Keuangan

Akunting

Keuangan

Kepala Unit Tata Usaha

Informasi Teknologi

SDM

Logistik dan Umum

Manajer Bidang Usaha Operasional

Kepala Unit Simpan Pinjam

Pihak Ke - 3

Pinjaman Perumahan dan

Kendaraan

SP Tunai

Kepala Unit Food Court

Food Court

Kepala Unit Toko

Gudang

Pembelian

Toko

Pembina Pengawas

Kepala Unit Satuan Pengawas Intern

11

Dalam suatu organisasi, badan usaha, ataupun instansi membutuhkan adanya

struktur organisasi. Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap

bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau kegiatan perusahaan dalam

menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.3 Struktur organisasi

menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan

yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Selain itu jika kita

mengutip pendapat Arifin S. dan Halomoan Tamba yaitu koperasi adalah suatu

perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui

suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis serta masing-masing

memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia siap

menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka

lakukan4.

Sehingga dalam struktur organisasinya, nilai – nilai demokratis tercermin dalam

struktur organisasi koperasi yang dimana RAT atau rapat anggota tahunan memiliki

kekuasaaan tertinggi dan dalam RAT kekuasaan yang dimiliki meruapakan satu orang

satu suara tanpa memandang banyaknya modal yang seseirang tanamkan dalam koperasi

tersebut.

Berikut susunan kepengurusan KOPEBI Periode 2013-2017 adalah sebagai

berikut:

1. Badan Pembina KOPEBI

a. Ketua : Ketua Ikatan Pegawai Bank Indonesia

3 Struktur Organisasi

Pengertian struktur organisasi. http://www.organisasi.org. (Diakses tanggal 10 februari 2015) 4 Arifin Sitio & Halomoan Tamba, Koperasi Teori Dan Praktik (Jakarta: Erlangga, 2001), hal 16

12

b. Anggota :

1) Direktur Departemen Sumber Daya Manusia Bank Indonesia

2) Ketua Perkumpulan Pensiunan Bank Indonesia

2. Badan Pengawas KOPEBI

a. Ketua : Ahmad Buchori

b. Anggota : Andry Prasmuko

c. Anggota : Achris Sarwani

d. Anggota : Amat Yunus

3. Badan Pengurus KOPEBI

a. Ketua : Edi Yusuf Toto S.

b. Wakil Ketua : Eca Aderia S.

c. Sekretaris : Fauzi Abu Bakar

d. Wakil Sekretaris : Muharpandidjaja

e. Bendahara : Adief Razali

f. Wakil Bendahara : Mawar Simanjuntak

4. Badan Pengelola KOPEBI

a. General Manager : Ruly Dermawan

b. Manajer Akunting & Keuangan : Iyan Suryanto

c. Manajer Operasional & Usaha : Titi Purwaningsih

Pengurus Koperasi Pegawai Bank Indonesia merupakan wakil para anggota yang

memenuhi syarat dan kriteria tertentu serta dipilih dan disahkan oleh Rapat Anggota.

Pengurus dipilih dalam jangka waktu lima tahun sekali.

13

Dalam menjalankan tugasnya pengurus bekerja sesuai dengan jobdesknya

masing-masing. Namun adakalanya kelima pengurus tersebut bersinergi pada saat

menentukan beberapa hal yang cukup penting seperti pembinaan anggota, pemecahan

masalah dan penentuan keputusan atas masalah tersebut.

Dalam sebuah organisasi terdapat berbagai karakteristik sifat yang dimiliki oleh

semua anggota. Untuk menyatukan berbagai karakteristik tentunya tidak lah mudah

dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah

pengorganisasian. Menurut James A.F Stoner mendefinisikan organisasi sebagai alat

untuk mencapai tujuan. Pekerjaan untuk mengkoordinasikan sumber daya manusia dan

sumber daya modal yang dimiliki oleh organisasi disebut pengorganisasian (organizing),

dan dilakukan oleh seorang manajer.5

Secara umum, organisasi dalam organisasi koperasi di Indonesia dapat disusun

berdasarkan perangkat organisasi, diantaranya:

1. Rapat anggota

2. Pengurus

3. Pengelola

Sejalan dengan pengertian organisasi menurut James A.F Stoner dengan kerangka

kerja ini diharapkan dapat membantu pembagian tugas, pengelompokan, dan

mengkoordinasikan tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu mensejahterakan anggota

khususnya dan masyarakat pada umumnya.

1. Rapat anggota

Rapat anggota merupakan kekeuasaan tertinggi dalam hal pengambilan

keputusan. Dalam rapat anggota, berbagai hal dalam ruang lingkup koperasi

5 Arifin Sitio, Halmoan Tamba. Koperasi: Teori dan Praktik (Jakarta: Erlangga. 2001) hal. 33

14

dibahas termasuk dalam kaitannya dengan hal untuk memajukan usaha koperasi

maupun pengambilan keputusan dengan suara terbanyak dari para anggota yang

hadir dalam rapat anggota tahunan (RAT). Fungsi dan wewenang yang dimiliki

Rapat Anggota sangat menentukan, sehingga menempatkannya pada kedudukan

semacam lembaga legislatif pada koperasi. Rapat anggota dalam koperasi harus

dijalankan secara efektif, sebab dalam rapat anggota akan dibahas mengenai

pertanggungjawaban pengurus dan rencana kerja yang diajukan baik rencana

anggaran pendapatan maupun belanja koperasi yang akan dipakai pengurus

sebagai dasar pelaksanaan tugasnya. Hal itu ditegaskan pada pasal 23 Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa, Rapat Anggota

menetapkan:

a. Anggaran Dasar

b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi.

c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan Pengawas.

d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta

pengesahan laporan keuangan.

e. Pengesahan pertanggung jawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya.

f. Pembagian sisa hasil usaha.

g. Penggabungan, peleburan, pendirian,, dan pembubaran koperasi.

2. Pengurus

Pengurus merupakan perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat

anggota, yang bertugas untuk mengelola organisasi dan usaha. Setiap anggota

yang telah dipilih menjadi pengurus diharapkan perwakilan yang mempunyai

15

kemampuan dalam manajerial, teknis, dan berjiwa koperasi, sehingga pengelolaan

koperasi mencerminkan suatu ciri yang dilandasi dengan prinsip-prinsip koperasi.

Oleh sebab itu, dalam pengelolaan koperasi pengurus memiliki peran penting

dalam pengelolaannya sesuai dengan keputusan rapat dan menentukan maju

mundurnya koperasi. Pasal 29 ayat (2) UU Koperasi no. 25 tahun 1992

menyebutkan bahwa “ Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota”.

Dalam pasal 30 tugas dan wewenang pengurus koperasi:

1. Pengurus bertugas

a. Mengelola koperasi dan usahanya,

b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta anggaran

pendapatan dan belanja koperasi,

c. Menyelenggarakan Rapat Anggota,

d. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas,

e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara

tertib, dan

f. Memelihara buku daftar anggota dan pengurus.

2. Pengurus berwenang:

a. Mewakili koperasi di dalam dan luar pengendalian,

b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta

pemberhetian anggota sesuai dengan ketentuan dalam

Anggaran Dasar, dan

16

c. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan

kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan

keputusan Rapat Anggota.

3. Pengawas

Pengawas merupakan seseoang yang dipilih oleh seluruh anggota untuk

mengawasi kegiatan koperasi yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga serta keputusan rapat lainnya yang telah ditetapkan oleh

pengurus. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 pasal 39 ayat (1), pengawas bertugas

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan

koperasi. Sedangkan ayat (2) menyatakan Pengawas berwenang untuk meneliti

segala catatan yang ada pada koperasi, dan mendapatkan segala keterangan yang

diperlukan. Seseorang yang dipilih menjadi pengawas tentunya harus memiliki

kualitas diri yang baik, sebab pengawas ini memiliki pengaruh penting dalam

kegiatan koperasi. Selain itu, pengawas harus mampu mengawasi seluruh

kegiatan koperasi agar tidak terjadi penyimpangan.

D. Kegiatan Umum Koperasi

KOPEBI memeberikan berbagai macam layanan kepada anggota dan Bank Indonesia

diantaranya adalah:

1. Simpan Pinjam

1. Simpanan Anggota

Simpanan anggota memberikan kontribusi untuk membantu permodalan

KOPEBI yang setiap bulannya diperoleh melalui potongan gaji anggota. Di

17

samping simpanan rutin tersebut simpanan juga diperoleh pada saat anggota

mengajukan Pinjaman Tunai jangka pendek dan jangka panjang sebesar 1% dari

nominal pokok pinjaman.

2. Simpanan Sukarela Berjangka (SSB)

Produk simpanan sukarela berjangka (SSB) merupakan salah satu produk

investasi bagi anggota untuk membantu permodalan KOPEBI. Manfaat produk ini

cukup besar, sehingga dapat membantu likuiditas dan cash flow KOPEBI.

3. Pinjaman Jangka Pendek

Pinjaman ini diberikan untuk jangka waktu maksimal 3 tahun yang

meliputi Pinjaman Tunai, Pinjaman Barang, Pinjaman Konsumsi dan Foodcourt.

Pinjaman ini banyak dimanfaatkan oleh anggota terutama untuk kebutuhan dana

yang bersifat mendesak antara lain untuk :

1) Pembelian barang kebutuhan rumah tangga/sekunder

2) Biaya berobat bagi anggota keluarga di luar tanggungan Bank Indonesia

3) Biaya pendidikan/kuliah

4) Melunasi pinjaman kepada pihak lain dengan bunga yang sangat tinggi

4. Pinjaman Jangka Panjang

Pinjaman ini diberikan untuk jangka waktu maksimal 4 tahun dalam

pemenuhan kebutuhan perumahan dan kendaraan. Pinjaman ini banyak

dimanfaatkan oleh anggota untuk:

1) Pembelian rumah/tanah dan renovasi rumah dengan biaya yang cukup

besar

2) Pembelian kendaraan

18

3) Dalam rangka ekspansi usaha pinjaman, KOPEBI juga memberikan

kesempatan kepada anggota yang ada di KBI yang sudah terdaftar menjadi

anggota untuk memanfaatkan fasilitas pinjaman dengan persyaratan sesuai

ketentuan berlaku.

2. Retail

1. Usaha Toko

Usaha ini merupakan salah satu pelayanan KOPEBI kepada anggota

dalam bentuk pengadaan barang – barang kebutuhan pokok/sandang dan barang

konsinyasi. Keberadaan usaha dalam bentuk took ini merupakan saran yang ideal

bagi anggota dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Beberapa keuntungan

yang didapat anggota jika melakukan transaksi di Toko KOPEBI antara lain

sebagai berikut:

1) Kemudahan bertransaksi yaitu hanya dengan memperlihatkan tanda

pengenal/NIP anggota

2) Pemilihan pembayaran dengan cara tunai atau tempo 1 bulan tanpa bunga

atau dengan cara diangsur

3) Khusus untuk pembayaran dengan cara diangsur dapat dilakukan

maksimal 4 kali angsuran (bulan)

Untuk beberapa produk tertentu, KOPEBI mengambil margin/keuntungan

relatif kecil, seperti produk susu dan minyak goring. Barang – barang tersebut

adalah barang took KOPEBI dengan omzet terbesar karena banyak diminati oleh

anggota.

19

3. Unit Usaha Kantin

1. Foodcourt

Usaha yang dijalankan telah dapat memenuhi kebutuhan anggota dan

satuan kerja yang berlokasi di MSP dan MRP yaitu pelayanan makan siang dan

konsumsi makanan rapat. Peningkatan jumlah omzet setiap bulan yang didapat

mengindikasikan bahwa keberadaan foodcourt mendapat respon positif dari

anggota. Hal ini dapat tercapai karena adanya suasana yang cukup nyaman,

variasi menu yang cukup beragam serta harga cukup bersaing, serta pemanfaatan

waktu makan siang yang lebih efisien, karena tidak perlu keluar kantor.

Dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas serta kepercayaan

untuk dapat terus berkembang dalam mengelola kantin secara professional,

KOPEBI terus melakukan berbagai inovasi, baik yang menyangkut peningkatan

pelayanan maupun peningkatan system administrasi dan kualitas SDM, antara

lain:

1) Memberikan pelayanan penjualan makanan/minuman untuk sarapan pagi

dan makan siang serta prasmanan

2) Memenuhi pesanan snack dan minuman untuk rapat

3) Menyediakan tempat/ruang khusus untuk diskusi/rapat kecil dan acara

lainnya dilingkungan KOPERBI

Sejalan dengan perjalanan waktu saat ini selain meningkatkan pendapatan

KOPEBI, dampak positif lainnya dengan keberadaan foodcourt adalah

terserapnya tenaga kerja untuk membantu operasional harian, dengan jumlah

tenaga kerja/petugas saat ini sebanyak 113 orang.

20

2. Kantin Andrawina

Kantin Andrawina merupakan tempat makan karyawan di lingkungan

Kompleks Perkantoran Bank Indonesia. Dalam beberapa tahun belakangan ini

menunjukan perkembangan yang positif ditandai dengan maraknya

pengunjung terutama pada saat jam – jam istirahat. Sesuai dengan nama dan

fungsinya, konter – konter yang tersedia pada umumnya menyediakan

berbagai variasi makanan tradisional dan berbagai pilihan yang dapat

dinikmati pengunjung. Dengan pengelolaan kantin yang masih bersifat

tradisional, keikutsertaan KOPEBI antara lain dengan melakukan

pengontrolan terhadap variasi jenis dan kehigienisan makanan, ketertiban dan

kebersihan serta dalam hal penentuan harga KOPEBI meminta kepada para

tenant agar menetapkan harga yang wajar. Keberadaan kantin andrawina

dengan jumlah konter sebanyak 41 unit, dapat menyerap tenaga kerja

sebanyak + 130 orang.

4. Usaha dan Jasa Lainnya

1. Rental mobil

KOPEBI menyediakan jasa penyewaan mobil untuk pegawai Bank

Indonesia maupun pensiunan pegawai Bank Indonesia yang berada di Jakarta

untuk kunjungan kerja maupun kepentingan lainnya. Rental mobil juga

menyediakan jasa penyewaan truk kontainer untuk jasa pengangkutan barang.

2. Jasa Pengurusan surat – surat kendaraan bermotor

Dalam memberikan pelayanan jasa pengurusan surat – surat kendaraan

bermotor KOPEBI bekerjasama dengan biro jasa. Pembayaran biaya

21

pengurusan kendaraan bermotor tersebut dilakukan secara tunai atau

angsuran.

3. Usaha pengadaan barang di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia

Dengan melalui tender KOPEBI melakukan pengadaan barang seperti

pengadaan seragam, media cetak, dispenser, dll di kompleks perkantoran

Bank Indonesia. Selain itu KOPEBI juga berencana akan menyediakan jasa

cleaning service.

22

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Bidang Kerja

Koperasi merupakan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang

sesuai dengan program studi yang ditempuh yaitu Pendidikan Ekonomi Koperasi. Di

sini praktikan ditempatkan pada unit usaha simpan pinjam. Selama satu bulan/20 hari

kerja pekerjaan yang dikerjakan oleh praktikan di Koperasi Pegawai Bank Indonesia,

adalah:

1. Melengkapi dan memeriksa data dan kelengkapan berkas nasabah yang melakukan

pinjaman pada unit usaha simpan pinjam KOPEBI

2. Membantu melengkapi data dan berkas klaim pinjaman gagal bayar nasabah

KOPEBI kepada JAMKRINDO

3. Menyiapkan berkas nasabah yang akan diberikan untuk pencairan dana BPD Jateng

B. Pelaksanaan kerja

Dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini, praktikan memulai

Praktek Kerja Lapangan ini pada tanggal 5 Januari sampai dengan 30 januari 2015.

Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan (20 hari kerja), dalam setiap pekan praktikan

bekerja selama 5 hari kerja mulai dari senin sampai dengan jumat. Jam kerja di Koperasi

Pegawai Bank Indonesia ini setiap harinya dimulai mulai pukul 07.15 hingga 16.15.

Praktikan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak melanggar tata tertib yang ada di

KOPEBI dengan datang lebih pagi dari pemberlakuan jam kerja yang sesungguhnya.

23

Selain itu, praktikan berusaha semaksimal mungkin untuk bekerja secara profesional.

Dalam kegiatannya, praktikan dituntut untuk dapat menerapkan teori yang telah dipelajari

di universitas dengan praktek lapangan yang sesungguhnya. Adapun pekerjaan yang

dilakukan selama praktek kerja lapangan yaitu sebagai berikut:

Pada hari pertama praktikan diajak untuk berkeliling sekitar koperasi oleh Ibu

Rizky selaku staff divisi sumber daya manusia untuk mengenalkan karyawan dan staf

yang ada di KOPEBI sekaligus memperkenalkan jenis pekerjaan yang akan dijalani oleh

praktikan.

Kemudian praktikan akhirnya di tempatkan di unit usaha Simpan sebagai staf

administrasi. Di sini praktikan dibimbing oleh Ibu Rahmawati sebagai staf administrasi

simpan pinjam dalam melakukan pekerjaan. Praktikan diberikan tugas untuk melengkapi

berkas – berkas nasabah untuk kreditor KOPEBI yaitu BPD Jateng, asuransi jaminan

kredit KOPEBI yaitu JAMKRINDO, serta KOPEBI sendiri untuk mengatur data

potongan gaji serta bonus yang akan diambil untuk cicilan utang yang dilakukan anggota.

Apabila anggota ingin melakukan pinjaman melalui unit simpan pinjam koperasi, maka

anggota harus terlebih dahulu datang ke kantor KOPEBI yang berada di gedung kebon

sirih untuk mengajukan pinjaman. Setelah anggota datang dan mengajukan pinjaman

yang bisa dilakukan, maka petugas simpan pinjam akan menghitung seberapa besar

jumlah pinjaman yang bisa diberikan, jumlah pinjaman yang diberikan KOPEBI

disesuaikan dengan golongan kerja anggota. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

menyesuaikan kemampuan anggota untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan

KOPEBI kepada anggotanya. Pada saat nasabah melakukan pinjaman dan menyelesaikan

berkas – berkas yang dibutuhkan untuk mencairkan pinjaman lalu praktikan bekerja

24

mengecek apakah data – data peminjam sudah terpenuhi dan berkas – berkas apa saja

yang belum terlengkapi. Jika menemukan berkas yang tidak lengkap maka praktikan akan

melaporkan pada ibu Rahmawati sehingga ibu Rahmawati dapat menelpon anggota untuk

melengkapi berkas – berkas agar pencairan dana dapat dilakukan.

Selain itu juga praktikan diberikan tugas untuk melengkapi berkas yang akan

digunakan untuk melakukan klaim pinjaman gagal bayar kepada JAMKRINDO. Seluruh

pinjaman dalam KOPEBI yang diberikan kepada anggota sepenuhnya dijamin oleh

JAMKRINDO, klaim gagal bayar dilakukan oleh KOPEBI dengan dua syarat yaitu saat

anggota dipecat dari instansi terkait dan atau anggota meninggal. Saat terjadi nasabah

gagal membayar pinjaman maka praktikan dengan perintah dari ibu Rahmawati akan

membantu melengkapi berkas – berkas klaim lalu mengumpulkannya jadi satu untuk

diberikan kepada JAMKRINDO sehingga klaim pinjaman yang tidak bisa dikembalikan

kepada anggota dapat dicairkan dari pihak asuransi kredit. Selain itu praktikan juga

membantu mengirim data – data nasabah yang gagal bayar melalui facsimile untuk hal

pencairan kredit dan melengkapi data nasabah yang gagal bayar.

Untuk pencairan dana oleh pihak kreditor yaitu BPD Jateng maka KOPEBI harus

menyiapakan berkas perjanjian kredit yang berisis data nasabah dan jumlah uang yang

akan dicairkan, dalam hal ini praktikan membantu menyiapkan dua berkas perjanjian

kredit yang telah disetujui yaitu lembar merah dan putih untuk KOPEBI serta lembar

kuning untuk BPD Jateng, dalam hal ini praktikan juga membantu melengkapi

kelengkapan berkas seperti tanda tangan manajemen koperasi sehingga berkas bisa

lengkap. Setelah satu bulan seluruh transaksi pinjaman yang berupa perjanjian kredit

telah terkumpul maka KOPEBI akan memberikan perjanjian kredit tersebut kepada

25

kreditor sehingga kreditor bisa mencairkan dananya dan mentransfer dana tersebut

langsung kepada rekening nasabah.

C. Kendala Yang Dihadapi

Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, praktikan mengalami kendala-

kendala. Berikut adalah kendala-kendala yang dihadapi oleh praktikan

1. Dalam melakukan pekerjaan praktikan harus membagi satu meja kerja untuk dua

orang. Sehingga ketika mengerjakan pekerjaan yang banyak praktikan harus

bergantian dalam menggunakan meja kerja tersebut.

2. Pekerjaan yang dilakukan praktikan membutuhkan ketelitian dalam melengkapi data

dan berkas simpan pinjam karena perjanjian kredit bersifat krusial dalam hal

kelengkapan data yang akan diberikan kepada pihak debitur maupun kreditur.

Selain itu terdapat beberapa kendala – kendala yang dihadapi oleh koperasi dalam

melakukan kegiatan sehari – hari yang telah dipantau oleh praktikan dalam sebulan, yaitu

Pemberian insentif yang kurang tepat terutama hanya mengacu dalam jam lembur kerja

menyebabkan pemberian insentif oleh KOPEBI tidak memacu produktifitas pegawai

secara keseluruhan.

D. Cara Mengatasi Kendala

a. Kendala Praktikan

Dalam mengatasi kendala tersebut, praktikan selalu berusaha mengatasi

kendala yang ada sehingga dapat memberikan yang terbaik bagi koperasi.

Berdasarkan D.R Deninson dan A.K. Mishra membagi empat jenis budaya

perusahaan dan salah satu diantaranya adalah budaya keterlibatan yang dijelaskan

bahwa terdapat penekanan fokus internal dan keterlibatan serta peranan pegawai

26

untuk menyesuaikan diri dengan cepat terhadap kebutuhan lingkungan yang terus

berubah6. Mengacu pada teori yang dikembangkan D.R Deninson dan A.K

Mishra maka praktikan berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang

baru walaupun lingkungan kerja kurang kondusif dan nyaman dan

mengedepankan budaya kerja dari pegawai simpan pinjam yaitu kerapihan dan

ketelitian. Selain itu praktikan menggunakan dan mencoba untuk mempelajari

keterampilan teknis dalam usaha simpan pinjam seperti pengunaan alat fotokopi,

mesin fax, dan teknik untuk menyelesaikan tugas sehingga hasil kerja menjadi

lebih maksimal dan berjalan dengan efektif.

b. Kendala Koperasi

Untuk mengatasi kendala koperasi mengenai pemberian insentif jam

lembur yang diberikan pada pegawai maka kita harus mengetahui mengenai

insentif, menurut Menurut Pangabean), Insentif adalah kompensasi yang

mengaitkan gaji dengan produktivitas. Insentif merupakan penghargaan dalam

bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang dapat bekerja melampaui

standar yang telah ditentukan7. Jadi dapat disimpulkan insentif merupakan

perwujudan penghargaan atas kerja keras pegawai dalam bentuk imbal jasa seperti

uang, dan lainnya dengan harapan pegawai makin bekerja keras.

Namun dalam pemberian insentif ini juga masih ada sedikit kerancuan

terlihat dari penilaian pemberian insentif kerja karyawan hanya dinilai dari

kehadirannya saja tidak berdasarkan hasil kinerja atau prestasi kerja yang

6 Daft, Richard L. Era Baru Manajemen (Jakarta: Salemba Empat. 2010) hal. 105

7 Sitio, Arifin dan Halmoan Tamba. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

27

dilakukan. Selanjutnya lagi menurut Pangabean, Fungsi utama dari insentif adalah

untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan kepada karyawan8. Insentif

menjamin bahwa karyawan akan mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan

organisasi. Jika melihat dari fungsi utama insentif, dikatakan bahwa insentif

bertujuan meningkatkan produktifitas untuk pencapaian tujuan organisasi. Tetapi

pemberian insentif yang hanya berdasarkan ketepatan masuk jam kerja sekaligus

jam lembur di kantor mebuat acuan prestasi karyawan menjadi rancu dan dapat

menciptakan kekeliruan dalam alasan seorang pegawai melakukan lembur kerja.

Salah satu contoh, terdapat dua karyawan yaitu A dan B. Karyawan A

memiliki jabatan yang sama dengan karyawan B tetapi dalam unit usaha yang

berbeda. Dalam unit usaha tempat karyawan A bekerja merupakan unit usaha

yang memiliki transaksi harian yang cukup banyak karena unit usaha tersebut

merupakan usaha retail, lalu tempat karyawan B bekerja merupakan unit usaha

yang tidak memiliki banyak transaksi karena unit usaha tersebut hanya berjalan

jika ada pelanggan yang datang atau membutuhkannya.

Jika kita membandingkan antara laporan harian yang harus dikerjakan

antara kedua pegawai tersebut maka pegawai yang mengurus transaksi lebih

banyaklah yaitu karyawan A yang akan bekerja lembur dan menyelesaikan

tugasnya memang karena pekerjaaannya yang sangat banyak yang harus segera

diselesaikan dan koperasi memberikan uang lembur sebagai insentif kerjanya.

Tetapi jika kita hanya mengacu pada lamanya jam kerja maka akan muncul

ketidakadilan yang terlihat, jika karyawan A yang memang memiliki pekerjaan

8 Sitio, Arifin dan Halmoan Tamba. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

28

yang banyak terpaksa lembur untuk menyelesaikannya, pegawai B yang

pekerjaanya sedikit yang bisa diselesaikan tanpa lembur dapat mengajukan

lembur dengan tujuan memiliki pendapatan lebih dan tidak mengerjakan apa –

apa karena tidak ada yang harus dikerjakan dalam unit usaha tersebut karena

transaksi harian yang sedikit.

Jika melihat kondisi tersebut maka diperlukan penilaian baru atas

pemberian insentif dari upah lembur pegawai, sehingga pemberian lembur bukan

didasarkan jam lembur kerja tetapi didasarkan alasan mengapa pegawai tersebut

lembur. Selain itu mengacu pada teori Jeff Rosnthal dan Mary Ann Masarech

mengenai budaya dan kinerja perusahaan, diperlukan budaya kinerja yang tinggi

yang diantaranya, bekerja berdasarkan misi atau tujuan organisasi yang solid,

mewujudkan nilai – nilai adaptif yang dianut dalam pengembalian keputusan dan

praktik – praktik bisnis, mendorong kepemilikan pegawai per individu baik akan

hasil – hasil mendasar dan tulang punggung budaya organisasi9. Jika dilihat dari

teori yang dijabarkan maka menciptakan budaya organisasi atau koperasi yang

dimengerti bagi pegawai diperlukan guna memenuhi tujuan – tujuan strategis

karena budaya koperasi yang positif seperti gotong royong, disiplin, tanggung

jawab, kejujuran yang dipadu dengan rasa kekeluargaan akan memberikan

dampak yang sangat besar bagi kinerja pegawai maupun koperasi dalam

melakukan bisnis setiap waktu.

BAB IV

9 Daft, Richard L. Era Baru Manajemen (Jakarta: Salemba Empat. 2010) hal. 111

29

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah praktikan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Koperasi Pegawai

Bank Indonesia, adapun pembelajaran yang praktikan dapat adalah banyak pengetahuan

mengenai koperasi yang praktikan dapat di dalam perkuliahan untuk di terapkan ketika

Praktek Kerja Lapangan, pengetahuan inilah yang membantu praktikan agar

mendapatkan hasil yang optimal. Koperasi Pegawai Bank Indonesia memiliki berbagai

macam jenis usaha diantaranya, unit usaha simpan pinjam, unit usaha kantin, unit usaha

toko atau retail, dan usaha jasa lainnya. Dalam praktek kerja lapangan, penulis bekerja

dibagian simpan pinjam dan membantu administrasi simpan pinjam yang dituntut untuk

lebih rapi dan teliti dalam melaksanakan tugas. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan

membantu praktikan agar dapat mengenal dunia kerja lebih awal. Selain itu, Banyak teori

yang telah diajarkan saat di perkuliahan ternyata banyak yang diterapkan pada saat

Praktek Kerja Lapangan terutama teori – teori mengenai koperasi serta tata kelolanya.

Setelah praktikan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan maka praktikan lebih

memahami bahwa dalam dunia kerja diperlukan tanggung jawab, ketelitian, kesabaran

untuk menyelesaikan pekerjaan dan komunikasi yang baik dengan karyawan lain.

Disiplin adalah hal yang diperlukan di dalam dunia kerja agar dapat menyelesaikan tugas

tepat waktu dan terutama adalah telat adalah hal yang tidak ditoleransi di dalam dunia

kerja.

B. Saran – Saran

30

Adapun saran yang diberikan praktikan sebagai masukan demi kemajuan

Koperasi Pegawai Bank Indonesia, antara lain:

1. Untuk KOPEBI agar dapat memindahkan barang – barang yang tidak diperlukan ke

dalam gudang milik KOPEBI agar suasana tempat kerja terlihat lebih rapi dan bersih.

Dan juga memberi ruang untuk menyimpan arsip – arsip KOPEBI agar lebih rapi dan

mudah untuk mengambilnya kembali ketika diperlukan.

2. KOPEBI juga sebaiknya meningkatkan kembali sistem informasinya agar lebih

mudah dalam menginput maupun mengakses data. Dan juga agar data lebih tersusun

dengan rapi dan teratur.

3. Untuk praktikan sendiri agar lebih bekerja dengan giat lagi serta lebih banyak

mempelajari segala hal – hal yang berkaitan dengan dunia kerja agar lebih

berpengalaman dan bekerja dengan lebih baik.

31

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L. 2010. Era Baru Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Koperasi Pegawai Bank Indonesia. 2010. RAT KOPEBI 2010. Jakarta: KOPEBI

Koperasi Pegawai Bank Indonesia. 2011. RAT KOPEBI 2011. Jakarta: KOPEBI

Koperasi Pegawai Bank Indonesia. 2012. RAT KOPEBI 2012. Jakarta: KOPEBI

Koperasi Pegawai Bank Indonesia. 2013. RAT KOPEBI 2013. Jakarta: KOPEBI

Sitio, Arifin dan Halmoan Tamba. 2010. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

Sukamdiyo, Ignasius. 1997. Manajemen Koperasi. Semarang: Erlangga.

32

LAMPIRAN – LAMPIRAN

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44