28

Click here to load reader

PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

silahkan download di >>> http://www.ziddu.com/download/13544928/TGS_penelitiancetaakkk.doc.html

Citation preview

Page 1: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

PROPOSAL PENELITIAN

POLA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP

KINERJA GURU DAN KARYAWAN

DIBUAT UNTUK MELENGKAPI

TUGAS PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

Dosen Pengampu : Drs. Kasidi, M.Si

Oleh

NAMA : AGUNG HIDAYAT

NPM : 09120002

JURUSAN : Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

IKIP VETERAN SEMARANG

2010

Page 2: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Pola Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap

Kinerja Guru dan Karyawan

2. Bidang Penelitian : Penelitian Mahasiswa

3. Ketua Peneliti :

Nama Lengkap : Agung Hidayat

Jenis Kelamin : Laki – laki

NPM : 09120002

Disiplin Ilmu : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Alamat : Protomulyo, Kaliwungu Kendal

Hp : 085727943133

4. Jumlah Peneliti : 1 ( satu ) orang

5. Lokasi Penelitian : SMK NU 03 Kaliwungu Kab. Kendal

6. Jumlah Biaya yg diusulkan: Rp. 20.000.000,00 ( Dua Puluh Juta Rupiah )

Semarang, 08 Mei 2010

Mengetahui,

Dekan FPIPS IKIP Veteran Semarang

Dra. Marheni Dwi S, M.Si

NIP. 19620823 1986 03 2 002

Peneliti,

Agung Hidayat

NPM : 09120002

Mengetahui,

Ketua Pusat Penelitian

Dra. Eko Heri Widiastuti, M.Hum

NIY. 617111960

Page 3: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

PROPOSAL PENELITIAN

POLA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP

KINERJA GURU DAN KARYAWAN

I. Latar Belakang Masalah

Dalam pencapaian visi, misi dan tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan bersama oleh warga sekolah, diperlukan kondisi

sekolah yang kondusif dan keharmonisan antara tenaga

pendidikan yang ada di sekolah antara lain kepala sekolah, guru,

tenaga administrasi, dan orang tua murid / masyarakat yang

masing-masing mempunyai peran yang cukup besar dalam

mencapai tujuan organisasi.

Suatu organisasi akan berhasil dalam mencapai tujuan dan program-

programnya jika orang-orang yang bekerja dalam organisasi tersebut dapat

melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang dan tanggung

jawabnya. Agar orang-orang dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik, maka diperlukan seorang pemimpin yang dapat

mengarahkan segala sumber daya menuju ke arah pencapaian tujuan. Dalam suatu

organisasi, berhasil atau tidaknya tujuan tersebut sangat dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu Pemimpin dan orang yang dipimpinnya. Agar kepemimpinan yang

dilaksanakan oleh pemimpin tersebut efektif dan efesien, salah satu tugas yang

harus dilakukan adalah memberikan kepuasan kepada orang yang dipimpinnya.

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di lingkungan satuan

pendidikan harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

Kepemimpinan dalam lingkungan satuan pendidikan selalu melibatkan upaya

seorang kepala sekolah untuk mempengaruhi perilaku para pengikut/guru dalam

suatu situasi. Agar kepala sekolah dapat melaksanakan fungsi kepemimpinannya,

dia bukan saja harus memiliki wibawa tetapi harus memiliki kesanggupan untuk

menggunakan wibawa ini terhadap para guru supaya diperoleh kinerja guru yang

baik.

Page 4: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

Dalam sebuah organisasi perlu ditetapkan azas-azasnya. Diantaranya

adalah pembagian tugas. Yang perlu diperhatikan dalam azas pembagian tugas ini

adalah kemampuan dari individu-individu yang diserahi tugas. Dengan demikian

dalam suatu organisasi perlu adanya manajemen efektif yang mampu mengarahkan

dan membina perilaku organisasi dan administrasi.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sangat besar peranan dan

fungsi manajemen dalam suatu organisasi maupun dalam tatanan hidup di

masyarakat.

Hasibuan (2001:9) memberi batasan tentang manajemen adalah sebagai

berikut :

“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efesien

untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa manajemen adalah

merupakan suatu keahlian menggerakkan dan mengendalikan orang lain untuk

mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan demikian aktifitas dari

kegiatan organisasi ditentukan oleh peran seorang pemimpin dan dibantu oleh

individu-individu yang menjadi bawahannya. Dan di setiap lembaga satuan

pendidikan tentu mempunyai seorang kepala sekolah sebagai pemimpin dan guru,

serta karyawan sebagai bawahannya.

Pemimpin oleh Winardi (2004:304) didefinisikan sebagai berikut :

“Pemimpin adalah seorang yang karena kecakapan-kecakapan

pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok

yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama ke arah pencapaian sasaran-

sasaran tertentu “.

Dari pendapat tersebut pengertian pemimpin mewujudkan adanya

kemampuan untuk menggerakkan, membimbing, memimpin dan memberi

kegairahan kerja terhadap orang lain. Jadi bila ditarik kesimpulan dari pendapat

diatas, pemimpin adalah orang yang dapat mempengaruhi, menggerakkan,

menumbuhkan perasaan ikut serta dan tanggung jawab, memberikan fasilitas,

tauladan yang baik serta kegairahan kerja terhadap orang lain.

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di satuan pendidikan

merupakan pemimpin formal, artinya dia diangkat secara formal (Formally

Page 5: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

Designated Leader) oleh organisasi yang bersangkutan atau organisasi yang

menjadi atasannya.

Guru ( pendidik ) menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Bab XI pasal 39 adalah :

“Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.

Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai

peran sebagai faktor penentu keberhasilan tujuan organisasi selain tenaga

kependidikan lainnya, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta

didik, untuk memberikan bimbingan yang muaranya akan menghasilkan

tamatan/lulusan yang diharapkan. Untuk itu kinerja guru harus selalu

ditingkatkan. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan

dengan cara memberikan motivasi, mengadakan supervisi, memberikan insentif,

memberikan kesempatan yang baik untuk berkembang dalam karir, meningkatkan

kemampuan, dan gaya kepemimpinan yang baik. Sementara kinerja guru dapat

ditingkatkan apabila yang bersangkutan merasa senang dan cocok dengan gaya

kepemimpinan yang terapkan oleh kepala sekolah.

Kinerja guru atau prestasi kerja (performance) merupakan hasil yang

dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan

waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan unsur-unsur yang

terdiri kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas

lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran , kerjasama dengan semua

warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang

baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap

tugasnya. Oleh karena itu tugas kepala sekolah selaku pemimpin adalah melakukan

penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan mengingat

fungsinya sebagai alat evaluasi kepemimpinan bagi kepala sekolah.

Pada penulisan skripsi ini, penulis memberi batasan pada masalah

keterkaitan antara kepemimpinan kepala sekolah, dan kinerja guru. Realita

mengatakan bahwa kreatifitas dan kinerja guru yang ada di sebuah lembaga

Page 6: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

pendidikan bergantung dari bagaimana peran seorang kepala sekolah dalam

memberi kebijakan atau perintah kepada guru. Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut untuk menerapkan kepemimpinan secara benar dan konsekwen. Karena

kepemimpinan inilah yang nantinya banyak mempengaruhi perilaku pengikut-

pengikutnya.

Berdasarkan uraian tersebut akhirnya penulis tertarik dan ingin

membahasnya dalam sebuah karya tulis ilmiah tentang “POLA

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

DAN KARYAWAN”.

II. Identifikasi Masalah

Agar tidak mengaburkan persepsi dan mempermudah pemahaman

terhadap keseluruhan pembahasan dalam skripsi, maka perlu identifikasi masalah

sebagai berikut :

- Ada siswa SMK NU 03 Kaliwungu yang belum lulus Ujian Nasional

gelombang I Tahun Pelajaran 2009 -2010

- Pembagian tugas mata pelajaran kepada guru, belum sesuai dengan disiplin

ilmu.

- Munculnya keluhan siswa tentang seringnya jam pelajaran yang kosong.

- Tidak habisnya materi pembelajaran sesuai target kurikulum

III. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian maka dapat

diajukan rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah hubungan pola

kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru dan karyawan di SMK NU 03

Kaliwungu”

IV. Tujuan Penelitian

1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah penelitian ilmu ekonomi.

2. Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan

Untuk mengetahui hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja

guru di SMK NU 03 Kaliwungu

Page 7: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

V. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah/Dinas Pendidikan Nasional hasil penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan

kepemimpinan kepala sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja

guru.

2. Bagi Instansi yang diteliti hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

dalam mengembangkan secara umum terhadap Manajemen Sumber Daya

Manusia, khususnya yang menyangkut masalah dalam menyusun strategi

peningkatan kinerja guru.

3. Bagi IKIP Veteran Semarang, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

menambah koleksi perpustakaan IKIP Veteran Semarang.

4. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dapat dijadikan referensi untuk

memperluas wawasan pengetahuan dan penelitian lebih lanjut.

VI. Kajian Pustaka

A. Kerangka Pikir

Kepemimpinan Kepala Sekolah

Sebagaimana sekolah dipahami sebagai suatu organisasi,

kepemimpinan dan manajemen menjadi menarik untuk kaji.

Sebagai suatu organisasi, sekolah memerlukan tidak hanya

seorang manajer untuk mengelola sumber daya sekolah, yang

lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan

persoalan adminstratif lainnya, melainkan juga memerlukan

pemimpin yang mampu menciptakan sebuah visi dan mengilhami

staf dan semua komponen individu yang terkait dengan sekolah.

Wacana ini mengimplikasikan bahwa baik pemimpin maupun

manajer diperlukan dalam pengelolaan sekolah.

Berbeda dengan organisasi lain, sekolah merupakan bentuk organisasi

moral, yang berbeda dengan bentuk organisasi lainnya, terutama yang berorientasi

Page 8: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

pada keuntungan (laba). Sebagai suatu organisasi, menurut Rumtini Iksan

(http://www.depdiknas.go.id :2005) kesuksesannya tidak hanya ditentukan oleh

kepala sekolah melainkan juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses

sekolah itu sendiri. Hal tersebut membawa konsekuensi logis bahwa kepala

sekolah berkewajiban mengkoordinasikan ketenagaan di sekolah untuk menjamin

terimplementasikannya peraturan dan perundangan sekolah. Dalam perannya

tersebut, kepala sekolah dapat berfungsi sebagai motivator, direktur, dan evaluator.

Kepala sekolah adalah pemimpin pada satu lembaga satuan

pendidikan. Tanpa kehadiran kepala sekolah proses pendidikan

termasuk pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Kepala

sekolah adalah pemimpin yang proses keberadaannya dapat

dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan, atau ditetapkan

oleh pemerintah. Menurut Awaludin Hamzah (http://www.pikiran-

rakyat.com: 25 Oktober 2004) Ada tiga syarat yang harus

dipenuhi untuk menjadi kepala sekolah yaitu :

1. Aspek Akseptabilitas

Akseptabilitas adalah aspek mengandalkan dukungan riil

dari komunitas yang dipimpinnya. Seorang kepala sekolah harus

mendapat dukungan dari guru-guru dan karyawan lembaga yang

bersangkutan sebagai komunitas formal yang dipimpinnya.

Dukungan ini juga secara nonformal harus mendapat pula dari

masyarakat pendidikan termasuk komite sekolah sebagai wadah

organisasi orang tua/wali siswa.

Seorang kepala sekolah sah menjadi pemimpin apabila

mendapat dukungan riil dari masyarakat yang dipimpinnya, hal

ini untuk memudahkan kinerja tugas serta menghindarkan dari

sikap apriori atau pembangkangan dari yang dipimpinnya.

Sesungguhnya jika seseorang yang memimpin tidak dikehendaki

oleh yang dipimpin akan menimbulkan ketidakserasian dalam

pelaksanaan tugas.

Aspek akseptabilitas ini dalam teori organisasi disebut

legitimasi (pengakuan) yakni kelayakan seorang pemimpin untuk

diakui dan diterima keberadaannya oleh mereka yang dipimpin.

Page 9: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

Untuk mendapatkan legitimasi, sebaiknya kepala sekolah dipilih

langsung oleh guru-guru.

Hanya orang yang dipilih melalui proses pemilihan seperti ini

biasanya seorang pemimpin mendapat dukungan yang nyata.

Tentunya melalui tahapan seleksi yang ketat tidak asal memilih.

Kepemimpinan seperti ini akan memiliki legitimasi yang sangat

kuat jika melalui proses pemilihan langsung yang dilaksanakan

secara adil, jujur, dan transparan.

2. Aspek kapabilitas

Aspek kapabilitas menyangkut kompetensi (kemampuan)

untuk menjalankan kepemimpinan. Untuk menjadi kepala sekolah

tidak hanya cukup mendapat pengakuan dari guru-guru sebagai

pendukungnya tapi juga harus memiliki kemampuan memimpin.

Selain itu, memiliki kemampuan dalam mengelola sumber

daya yang ada dari orang-orang yang dipimpinnya agar tidak

menimbulkan konflik. Kapabilitas ini sangat diperlukan bagi

seorang kepala sekolah, melalui pengalaman yang cukup

memadai serta pengetahuan mengenai manajemen sekolah dan

pendidikan lainnya. Apabila kepala sekolah tidak memiliki

kemampuan dalam mengelola dapat dipastikan lembaga yang

dipimpinnya tidak akan berjalan efektif dan ada kemungkinan

berantakan. Konflik biasanya muncul karena adanya berbagai

kepentingan dan gagasan yang kurang terakomodasi dengan

sempurna. Apabila konflik ini dikelola dengan baik serta

mengakomodasi hal-hal yang secara realistis dapat dilaksanakan,

akan melahirkan sebuah kesepakatan dan pemahaman yang

akan terasa elok apabila dilaksanakan secara bersama dengan

penuh tanggung jawab.

3. Aspek integritas

Aspek integritas adalah sebuah persyaratan yang sempurna apabila aspek

akseptabilits dan kapabilitas terpenuhi. Dengan persyaratan ini seorang kepala

Page 10: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

sekolah dapat menghasilkan produk kepemimpinan yang sempurna dan diterima

oleh khalayak.

Secara sederhana, integritas artinya komitmen moral dan berpegang teguh

terhadap aturan main yang telah disepakati sesuai dengan peraturan dan norma

yang semestinya berlaku. Faktor ini akan menentukan wibawa dan tidaknya

seorang kepala sekolah.

Suatu penghargaan akan diberikan terhadap seorang pemimpin apabila

memegang teguh janjinya serta komitmennya terhadap sesuatu yang telah

disepakatinya. Jadi, integritas adalah menyangkut konsistensi dalam memegang

teguh aturan main atau norma-norma yang berlaku di dunia pendidikan.

Selain tiga persyaratan tersebut, kepala sekolah sebagai seorang manajer di

lembaga pendidikan juga harus memiliki tiga kecerdasan pokok, yaitu : kecerdasan

profesional, kecerdasan personal dan kecerdasan manajerial agar dapat bekerja

sama dan mengerjakan sesuatu dengan orang lain. Rosyada (2004:240-242)

mengklasifikasikan kemampuan manajerial yang harus dipertimbangkan sebagai

langkah awal mengerjakan berbagai tugas manajerial, yaitu :

1. Kemampuan mencipta, yang meliputi : selalu mempunyai ide-ide bagus,

selalu memperoleh solusi-solusi untuk berbagai problem yang biasa dihadapi,

mampu mengantisipasi berbagai konsekuensi dari pelaksanaan berbagai

keputusan dan mampu mempergunakan kemampuan berfikir imajinatif

(lateral thingking) untuk menghubungkan sesuatu dengan yang lainnya yang

tidak bisa muncul dari analisis dan pemikiran-pemikiran empirik.

2. Kemampuan membuat perencanaan, yang meliputi : mampu menghubungkan

kenyataan sekarang dan hari esok, mampu mengenali apa-apa yang penting

saat itu dan apa-apa yang benar-benar mendesak, mempu mengantisipasi

kebutuhan-kebutuhan mendatang, dan mampu melakukan analisis.

3. Kemampuan mengorganisasi, yang meliputi : mampu mendistribusikan tugas

dan tanggung jawab yang adil, mampu membuat putusan secara tepat, selalu

bersikap tenang dalam menghadapi kesulitan, mampu mengenali pekerjaan

itu sudah selesai dan sempurna dikerjakan.

4. Kemampuan berkomunikasi, yang meliputi : mampu memahami orang lain,

mampu dan mau mendengarkan orang lain, mampu menjelaskan sesuatu

Page 11: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

pada orang lain, mampu berkomunikasi melalui tulisan, mampu membuat

orang lain berbicara, mampu mengucapkan terima kasih pada orang lain ,

selalu mendorong orang lain untuk maju dan selalu mengikuti dan

memanfaatkan tekhnologi informasi.

5. kemampuan memberi motivasi, yang meliputi : mampu memberi inspirasi

pada orang lain, menyampaikan tantangan yang realistis, membantu orang

lain untuk mencapai tujuan dan target, membantu orang lain untuk menilai

kontribusi dan pencapaiannya sendiri.

6. Kemampuan melakukan evaluasi, yang meliputi : mampu membandingkan

antara hasil yang dicapai dengan tujuan, mampu melakukan evaluasi diri,

mampu melakukan evaluasi terhadap pekerjaan orang lain, dan mampu

melakukan tindakan pembenaran saat diperlukan.

Kinerja guru

Menurut Timotius (http://www.geocities.com/guruvalah:2005) Kinerja

merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work performance atau job

performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi performance

saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau

prestasi kerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari

pengetahuan, sikap, ketrampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu..

Masalah kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat

berkaitan dengan produktivitas lembaga atau organisasi. Faktor utama yang

mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan kemauan. Memang diakui banyak

orang mampu tetapi tidak mau sehingga tidak menghasilkan kinerja. Demikian

pula halnya banyak orang mau tetapi tidak mampu juga tetap tidak menghasilkan

kinerja. Kinerja adalah sesuatu uyang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan atau

kemampuan bekerja, dengan kata lainbahwa kinerja dapat diartikan sebagai

prestasi kerja. Henri simamora (1997:423) menyatakan bahwa prestasi kerja

(performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu

yang alhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik

kuantitas maupun kualitasnya. Sedangkan Hasibuan (2001:94) mendefinisikan

prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

Page 12: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja merupakan gabungan

dari tiga faktor penting yaitu, kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan

dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi

tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga

faktor diatas, semakin besarlah prestasi kerja karyawan bersangkutan.

Dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa apabila seorang

pegawai telah memiliki kemampuan dalam penguasaan bidang pekerjaannya,

mempunyai minat untuk melakukan pekerjaan tersebut, adanya kejelasan peran

dan motivasi pekerjaan yang baik, maka orang tersebut memiliki landasan yang

kuat untuk berprestasi lebih baik.

Ukuran kinerja secara umum yang kemudian diterjemahkan ke dalam

penilaian perilaku secara mendasar meliputi : (1) kualitas kerja; (2) kuantitas kerja;

(3) pengetahuan tentang pekerjaan; (4) pendapat atau pernyataan yang

disampaikan; (5) keputusan yang diambil; (6) perencanaan kerja; (7) daerah

organisasi kerja.

Jadi kinerja adalah kuantitas dan kualitas yang diselesaikan oleh

individu, maka kinerja merupakan output pelaksanaan tugas. Kinerja mempunyai

hubungan yang erat dengan masalah produktivitas, karena merupakan indikator

dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang

tinggi dalam suatu organisasi. Hasibuan (1999:126) menyatakan produktivitas

adalah perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Adapun

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Sedarmayanti

(http://www.geocities.com/guruvalah:2005) antara lain : sikap mental, pendidikan,

ketrampilan, manajemen kepemimpinan, tingkat penghasilan, gaji dan kesehatan,

jaminan sosial, iklim kerja, sarana prasarana, tekhnologi dan kesempatan

berprestasi.

Bertolak dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan kinerja guru atau prestasi kerja (performance) adalah hasil yang

dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu

dengan output yang dihasilkan tercermin baik kuantitas maupun kualitasnya.

B. Hipotesis

Page 13: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

menurut Yatim Riyanto (2001:16) Hipotesis

merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap

permasalahan yang diajukan dalam penelitian.

Bardasarkan pendapat tersebut maka sebagai

jawaban sementara/hipotesa alternatif (Ha) dari masalah

penelitian ini adalah “Ada hubungan yang signifikan antara

Pola kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di

SMK NU 03 Kaliwungu”. Sedangkan hipotesa nol (H0)-nya

adalah “Tidak ada hubungan antara kepemimpinan kepala

sekolah dengan kinerja guru di SMK NU 03 Kaliwungu”.

Dengan demikian diduga dengan uji-t, bahwa t hitung lebih

besar dari t tabel, sehingga hipotesa alternatif (Ha) diterima.

VII. Metode Penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK NU 03 Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu

Kabupaten Kendal. Penelitian dilakukan antara bulan Mei 2010 sampai

dengan bulan Agustus 2010

B. Populasi

Iqbal Hasan (2002:58) mendefinisikan populasi sebagai berikut : “Populasi

adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik

tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti”.

Berdasarkan pendapat tersebut, populasi penelitian ini adalah Kepala Sekolah

dan seluruh guru di SMK NU 03 Kaliwungu pada tahun pelajaran 2010/2011

sebanyak 55 orang.

C. Sampel

Menurut Iqbal Hasan (2002:58) sampel adalah bagian dari populasi yang

diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu,

jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.

Page 14: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

Berdasarkan pendapat tersebut maka sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 60 % dari jumlah populasi, dengan asumsi bahwa

dengan sampel sebanyak 20 orang maka seluruh populasi dapat terwakili.

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel secara acak (random

sampling), yaitu teknik pengambilannya tidak sistematis. Jika pengambilan

sampel tidak secara acak, maka tidak dapat dijamin bahwa keseluruhan

populasi dapat terwakili.

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode sampling.

Sedangkan teknik yang digunakan adalah :

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik dan aktifitas

manajemen yang terjadi di SMK NU 03 Kaliwungu.

2. Interview/wawancara

Interview dilakukan untuk memperoleh data dengan cara bertanya

langsung kepada Kepala Sekolah SMK NU 03 Kaliwugu. Adapun alasan

penulis menggunakan interview ini karena penulis ingin mengajukan

pertanyaan yang lebih mendetail sekaligus dapat memperoleh informasi

atau keterangan yang lebih jelas tentang kondisi SMK NU 03

Kaliwungu.

3. Dokumentasi

Dari dokumentasi ini diperoleh data gambaran dan sejarah singkat serta

struktur organisasi dan pembagian tugas di SMK NU 03 Kaliwungu.

Page 15: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

4. Kuesioner

Menurut Koentjaraningrat (2001:125) yang dimaksud dengan kuesioner

adalah :

“Kuesioner merupakan suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian

pertanyaan mengenai hal atau suatu bidang, dengan demikian maka

kuesioner dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk

memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari para responden (orang-

orang yang menjawab)”.

Dalam pengumpulan data yang dilakukan terhadap responden yang

menjadi sampel penelitian diberi kuesioner dalam bentuk pertanyaan

tertulis. Adapun pengukuran setiap item jawaban atas variabel-variabel

menggunakan sistem skor/nilai dengan menggunakan skala likert

sebagai berikut :

- Bila responden menjawab “a” diberi nilai 5

- Bila responden menjawab “b” diberi nilai 4

- Bila responden menjawab “c” diberi nilai 3

- Bila responden menjawab “d” diberi nilai 2

- Bila responden menjawab “e” diberi nilai 1

5. Kepustakaan

Teknik ini digunakan penulis untuk mengambil dasar teori tentang

kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru.

F. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan/analisis data adalah suatu metode yang dipakai

dalam penelitian dengan maksud untuk menguji dan akhirnya menarik suatu

kesimpulan dari hasil pengujian itu. Metode pengolahan/analisis data

Page 16: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua

variabel yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru. Untuk

mengetahuinya digunakan teknik analisa statistik “Koefisien korelasi paerson

atau korelasi product moment” dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

r = besarnya angka korelasi yang diketahui antara variable

x = variable bebas yaitu kepemimpinan kepala sekolah

y = variable terikat yaitu kinerja guru

n = jumlah sampel

dimana Timotius (http://www.geocities.com/guruvalah/penelitian: 2005)

menyatakan :

- Jika nilai rxy = 0, berarti antara dua variable tidak ada hubungan.

- Jika nilai rxy terletak antara 0 dan +1 maka hubungan antara kedua variable

dikatakan positif

- Jika nilai rxy terletak antara 0 dan -1, maka hubungan antara kedua variable

dikatakan negatif

Kriteria nilai r product moment menggunakan taraf signifikan 5%.

Sedangkan untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan diperlukan

interpretasi rxy. Ismawanto (2002:4) menyatakan :

- Jika nilai rxy antara 0,00 dan 0,20 berarti hubungan antara kedua variabel sangat

lemah bahkan tidak berkorelasi.

- Jika nilai rxy antara 0,20 dan 0,40 berari hubungan antara kedua variabel lemah

Page 17: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

- Jika nilai rxy antara 0,40 dan 0,60 berari hubungan antara kedua variabel agak

lemah

- Jika nilai rxy antara 0,60 dan 0,80 berari hubungan antara kedua variabel kuat

atau erat

- Jika nilai rxy antara 0,80 dan 1,00 berari hubungan antara kedua variabel sangat

kuat atau sangat erat.

Untuk memperkuat perhitungan korelasi, maka hubungan korelasi perlu diuji

dengan “uji-t” dengan rumus sebagai berikut :

t = nilai pengujian

r = korelasi antara variabel x dan variabel y

n = nilai sampel

Kriteria pengujian dari "uji-t" tersebut adalah signifikan t = 0.05

Menurut Algifari (2000 :57) keputusan diambil dengan jalan membandingkan

nilai t-hitung dengan t-tabel.

- Jika t-hitung lebih kecil daripada t-tabel maka keputusan menerima hipotesis nol

(H0).

- Jika t-hitung lebih besar daripada t-tabel maka keputusan menolak hipotesis nol

(H0) dan menerima hipotesis alternatif (Ha).

Page 18: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Algifari, 2000, Analisis Regresi, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Amirullah, 2004, Pengantar Manajemen, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arifin, 2005, Skripsi: Peranan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Semangat Kerja

Pegawai, Bojonegoro: STIE Cendekia Bojonegoro

Hamzah, Awaludin, 2004, Tiga Syarat Penting Seorang Kepala Sekolah,

http://www.pikiran-rakyat.com

Hasan, M. Iqbal, 2002, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bogor: Ghalia

Indonesia.

Hasibuan, Malayu S.P, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT.

Bumi Aksara

Ismawanto, 2002, Simpati Ekonomi, Solo: CV. Grahadi

Koentjoroningrat, 2001, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gra Media

Mulyasa, E, 2005, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja-Rosdakarya

Nasution, M.N. 2004, Manajemen Mutu Terpadu, Bogor: Ghalia Indonesia

Rosyada, Dede, 2004, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta : Prenada

Media

Page 19: PENELITIAN PENDIDIKAN EKONOMI

Subiyanto, Ibnu, 2000, Metodologi Penelitian Manajemen dan Akuntansi, Yogyakarta:

UPP

Sutrisno Hadi, 2004, Statistik Jilid 2, Yogyakarta : Andi Offset

Tim Perumus, 2004, Pedoman Penulisan Skripsi, Bojonegoro: P3M STIE Cendekia

Bojonegoro

Timotius, 2005, Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru,

http://www.geocities.com/guruvalah/penelitian

Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

http://www.depdiknas.go.id

Winardi, J, 2004, Manajemen Perilaku Organisasi, Jakarta: Prenada Media

Yatim Riyanto, 2001, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Penerbit SIC