Dokter Keluarga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

LAPORAN KASUSDOKTER KELUARGADisusun dalam rangka pelaporan kegiatan PPK di Puskesmas Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

Disusun Oleh :Miftahul Yufi08711Irna Meliya Wati09711215Hennike09711Kelompok 13Tutor : dr. Nurlaeli, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA2012KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. WbSegala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan Program Pengenalan Klinik dengan baik dan lancar serta terselesaikannya laporan Kasus ini. Shalawat serta salam kita junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-Nya.Ucapan terima kasih kepada Dokter pembimbing di puskesmas, tutor kelompok 13 dan teman-teman yang telah berjuang dan membantu berupa pemikiran dan tenaga sehingga tercapainya kelancaran sampai terselesaikannya laporan ini serta Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang tentunya telah member arahan, motivasi dan dorongan semangat yang telah diberikan kepada kami sehingga hambatan yang kami lalui dapat diatasi.Kami telah berusaha dengan maksimal untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam menjalankan amanah ini. Semoga apa yang telah kami laksanakan dapat diambil pelajarannya untuk kegiatan dan kepanitiaan selanjutnya.Akhir kata kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dengan segala kerendahan hati apabila dalam laporan kasus ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Semoga laporan kasus yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran kita di masa depanBillahittaufiq walhidayahWassalamualaikum Wr. Wb.Yogyakarta, Oktober 2012

PenyusunPENDAHULUANBlok KMPL (Kesehatan Masyarakat dan Pengaruh Lingkungan ) adalah salah satu materi dalam kurikulum di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia yang mempelajari bagaimana konsep sehat dan sakit, epidemiologi, dan pelayanan kesehatan masyarakat yang salah satunya adalah mempelajari tentang konsep dokter keluarga. Dalam PPK saat ini kami diberikan kesempatan untuk menerapkan langsung bagaimana proses dalam pelaksanaan dokter keluarga yang diterapkan langsung dalam masyarakat sehingga kami dapat berinteraksi dan mengaplikasikan ilmu kami secara langsung.Pengertian dari dokter keluarga sendiri adalah dokter yang bertanggung jawab melaksanakan kesehatan personal, menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dan proaktif sesuai dengan kebutuhan pasien. Dokter keluarga merupakan pelayan primer bagi masyarakat. Pelayanan primer adalah pelayanan kesehatan yang dapat diakses secara cepat oleh masyarakat karena keberadaannya yang dekat secara langsung dengan masyarakat. Prinsip dokter keluarga sendiri adalah sebagai berikut :1. Memberikan pelayanan komprehensif atau dengan kata lain adalah pelayanan yang paripurna (preventif, rehabilitatif dan kuratif ) sehingga dokter keluarga bukan hanya bertindak dalam menyembuhkan penyakit saja namun menjadi mitra, konsultasi dan penasehat baik dikala sakit ataupun tidak sakit2. Memberikan pelayanan yang berkesinambungan3. Memberikan pelayanaan yang koordinatif dan kolaboratif4. Mengutamakan pencegahan5. Mempertimbangkan keluarga dan komunitasnyaDari prinsip-prinsip tersebut maka dokter keluarga dapat memahami secara mendalam masalah yang ada dalam keluarga yang ditanganinya. Oleh karena itu, dalam penugasan saat ini kami diberikan tugas untuk menjadi dokter keluarga dan menerapkan prinsip-prinsip tersebut.BERKAS KESEHATAN KELUARGA

A. IDENTITASI. KEPALA KELUARGAPASANGAN Nama: JasmantoAni Sutanti Umur: 40 tahun40 tahun Jenis kelamin: Laki-LakiPerempuan Status perkawinan: MenikahMenikah Agama: IslamIslam Suku Bangsa: JawaJawa Pendidikan: SMPSMP Pekerjaan: SwastaIbu Rumah Tangga/Petani Alamat Lengkap: Dusun Ngelampu Rt.05/Rw.06 desa Pucang Anom

II. Profil Keluarga

NONAMAUMURPENDIDIKANPEKERJAANHUB.KELUARGASTATUS

KET.KESEHATAN

1.Bp.jasmanto40 thSMPSwastaBapakMenikahVarisella

2.Ny.Ani40 thSMPIRT/PetaniIbuMenikahAsma

3.An.Wiji.R10 thSDSekolahAnak 1-Varisella

4.An. Budi5 thTKSekolahAnak 2-Varisella

III. Genogram

Bp.mertowinangunNy. Santiyem85 th,hipertensi 60 th, LBP

Sukarni Sunardi saroji marsiyem Jasmantoanimutarno Sunarti 45 th 50 th 44 th 43 th 40 th40 th30 th 29 th

EkoaniWisnu wiji,10 th budi, 5 th Nurul dwi rini diah sunanto bunga rezaketerangan :: Laki-Laki : satu Rumah: Perempuan

B. DENAH RUMAH DARI PUSKESMASPuskesmas srumbungRumah pasien

C. EKONOMI KELUARGA1. RumahRumah yang dimiliki bapak jasmanto saat ini adalah rumah permanen milik pak jasmanto warisan dari bapak dan ibu pak jasmanto.2. Barang mewah Didalam rumah terdapat : TV Setrikaan Listrik Kipas angin tapi sedang rusak Sofa Karpet tipis dan tikar di ruang tamu3. Daya listrik: daya listrik yang digunakan adalah 450 watt4. Penghasilan keluarga perbulan : Rp.600.000 per bulannya5. Pengeluaran keluarga perbulan : Rp. 800.000 per bulannya (lebih besar)

D. PERILAKU KESEHATAN KELUARGA1. Pelayan promotif dan preventif bayi dan balitaDalam keluarga masih terdapat 1 balita yaitu anak dari bpk.Dwi dan Ny.Rini yang masih berusia 14 bulan namanya reza. Datang ke posyandu rutin untuk melakukan timbang dan imunisasi, imunisasinya juga sejauh ini masih lengkap dan ASI menggunakan ASI eksklusif2. Pembinaan kesehatan anggota keluarga lainnyaPengetahuan kesehatan didapatkan dari penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan oleh kepala desa, posyandu, ibu kepala desa, puskesmas pembantu sudimoro dan bidan desa yaitu bu narni. Terkadang dokter umum dari puskesmas juga datang ke desa puncang anom tersebut tiap hari 35 hari sekali yaitu di hari sabtu3. Pelayanan pengobatanDi desa tersebut memang jauh dari puskesmas utama yaitu puskesmas srumbung namun keluarga telah dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan lainnya. Saat ada anggota keluarga yang sakit biasanya berobat ke bidan desa, puskesmas pembantu dan kadang langsung ke puskesmas srumbung 4. Jaminan kesehatanDalam keluarga besarnya hanya 2 orang yang mendapat jamkesmas yaitu ibu ani dan ibu santiyem sedangkan yang lain belum mendapatkannya karena mereka terlewat sehingga biaya kesehatan harus mereka tanggung sendiri.

E. POLA MAKAN KELUARGAMakan sehari-hari sekitar 2-3 x sehari dengan lauk seadanya seperti tahu, tempe dan paling mahal biasanya telor. Konsumsi daging dan ikan sangat jarang sekali paling sebulan sekali pun sepertinya tidak ada.

F. AKTIVITAS KELUARGA/PENGISIAN WAKTU LUANG Keluarga masih mengikuti pengajian yang diadakan 35 hari sekali tiap Minggu pahing yang bertempat dirumah ibu kepala desa Kegiatan saat liburan paling dirumah saja ngurusin anak dan ke sawah Jarang liburan Didesa belum pernah lagi mengadakan jalan-jalan bersama lagi Keluarga sedikit takut jika ingin jalan-jalan karena ada pengalaman buruk saat jalan-jalan ke parangtitis satu desa dan ternyata ada yang terseret ombak sehingga meninggal.

G. LINGKUNGAN1. Sosial rumah asalJarak antara rumah yang satu dengan yang lain sangat berdekatan karena mereka tinggal dalam satu atap dan rumah antar satu keluarga dengan keluarga yang lain hanya di sekat-sekat tembok saja. Pasien tinggal satu rumah dengan ayah, ibu dan kakaknya. Hubungan antar keluarga baik walaupun terkadang ada konflik karena ada anjing disekitar lingkungan rumah yang suka menggigiti orang sehingga keluarga cukup terganggu dengan anjing tersebut. Keluarga masih sering berkumpul-kumpul dengan tetangga yang lainnya dan selalu hadir dalam acara pertemuan dengan penduduk kampung seperti pertemuan ibu-ibu PKK dan lainnya2. Sosial tempat kerjaPasien belum bekerja dan masih sekolah di TK kecil. Disekolahnya anak termasuk anak yang aktif dan cepat bergaul dengan teman-teman lainnya sehingga menurut ibunya anaknya belum pernah berantem dengan teman-teman sebanyanya. Ayah pasien bekerja sebagai kondektur bus malam antar pulau yang baru bekerja 4 bulan yang. Pekerjaan sebelumnya adalah supir angkutan desa3. Fisik rumah asal Luas: luas rumah dan tanahnya 5 x 11 m Ventilasi dan cahaya: Ventilasi rumah kurang dan jendela jarang dibuka juga Limbah dan jamban: keluarga membuang sampah plastik dengan dibakar namun untuk sampah lainnya dibuang di sawah tidak memiliki jamban, kegiatan MCK (Mandi Cuci Kakus) dilakukan dikali Tempat bermain: Rumah memiliki halaman namun halamannya menyatu dengan jalan dan halaman rumahnya sangat tebal dengan dengan debu bekas erupsi merapi tahun 2010 yang lalu, sehingga jika musim panas debunya berterbangan menyebabkan batuk. Sumber air bersih: Sumber air yang digunakan untuk cuci baju, cuci piring dan Kegiatan rumah tangga lainnya adalah air sumur atau ke kali tapi untuk air minum menggunakan sumber air yang dibuat oleh swadaya masyarakat.

H. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Ibu ani memiliki asma dan pernah riwayat kena tumor payudara saat tahun 2006 dan telah dioperasi Kakek pasien (bpk. Mertowinangun ) memiliki hipertensi stage III denga tinggi tekanan darah pernah mencapai 250 namun sekarang saat diperiksa adalah 180/100 mmHG Pasien alergi debu ISPA.

I. DAFTAR PERMASALAHAN DALAM KELUARGANOJENIS PERMASALAHANWAKTUTERJADINYARENCANAPENATALAKSANAANSASARAN

1.Kakek pasien memilki sakit hipertensi2 tahun Pemberian obat hipertensi yang baik untuk usila seperti captopril 25 mg 2 x 1 Edukasi untuk mengurangi konsumsi garam-garam Kontrol rutin ke pelayanan kesehatan terdekat tiap habis obat untuk pengecekan tekanan darah agar tetap terkontrolAnggota keluarga yang sakit

2.Nenek pasien memilki sakit LBP yang tidak pernah diperiksakan dan hanya ditahan saja rasa sakitnya1 tahun Pemberian analgesik yang aman bagi usila yaitu diclofenac (waktu paruh pendek) 25 mg 3 x1 Edukasi untuk tirah baring total selama 2 hari dengan tempat tidur yang keras Edukasi Jangan memanggul barang yang berat-berat Kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat jika terasa sangat sakit sekaliAnggota keluarga yang sakit

3.Pengeluaran keluarga yang lebih besar dibanding pendapatannyasudah lama namun lebih terasa saat anak mulai masuk sekolah Nasihat untuk meminimalkan pengeluaran yang tidak terlalu penting Mencatat keperluan yang diprioritaskan dan yang kurang diprioritaskankeluarga

4.Masih ada keluarga yang belum mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintahDari awal ada program askeskin / jamkesmas Memberikan edukasi tentang jamkesda dan cara mengurusnya Menasehati untuk melapor ke desa agar dapat di proses ditingkat pemerintah daerahKeluarga yang belum mendapat jamkesmas

5.Halaman rumah sangat berdebu sehingga banyak yang mengalami batuk-batuk2 tahun Jika keluar rumah gunakan penutup hidung Siram halaman agar debu tidak berterbangankeluarga

6.Ventilasi rumah dikeluarga rata -rata kurang baik karena tidak ada ventilasi dan jendela jarang dibuka2 tahun Buka jendela tiap pagi agar matahari dapat masuk rumahkeluarga

7.Laki-laki di keluarga sebagian besar perokok khususnya ayah pasien juga perokok5 tahun Suruh untuk hentikan merokok perlahan-lahan Merokok diluar rumah Edukasi tentang bahaya rokokKeluarga yang merokok

8.Keluarga pasien sedang mengalami sakit cacar air1 bulan Pemberian obat cacar air yaitu asyclovir 400 mg 4 x 1 selama 7 10 hari Edukasi keluarga untuk memisahkan setiap barang-barang yang dipakai penderita agar tidak menular Tidur terpisah dengan penderita Edukasi untuk menggunakan alat mandi seperti handuk, sikat gigi dan sabun dengan terpisah jangan dibarengi Isolasi pasien agar istirahat cukup dan tidak menularkan ke keluarga lainnya Pertahankan plenting tidak pecah agar tidak menular dan menyebar ketempat-tempat lain Pemberian obat penurun demam (paracetamol 10 mg/kgBB/kali) jika ada demamKeluarga yang sakit

9.Belum memilki jamban Edukasi pentingnya kebersihan MCKKeluarga

10.Pasien dan kakak pasien alergi terhadap debu2 tahun Hindari debu dengan menggunakan penutup hidung setiap pergi keluar rumah Edukasi cara mengatasi anak saat terkena alergiKeluarga yang sakit

J. DIAGNOSIS KELUARGAKeluraga majemuk termasuk keluarga yang kurang mampu. Kakek pasien (bpk .mertowinangun) memilki hipertensi, nenek pasien ( Ny.santiyem) sakit LBP. Di dalam keluarga pasien sedang terkena cacar air dan menular ke anggota keluarga yang lainnya. Keluarga yang lain banyak yang mengalami ISPA seperti rhinitis alergi.

K. PROGNOSISBaik karena Keluarga juga cukup memahami pentingnya kesehatan sehingga kemauan mereka untuk berobat kepelayanan kesehatan terdekat sudah mulai baik.

L. PENATALAKSANAAN MASALAH KELUARGA MEDIKAMENTOSA DAN ATAU TINDAKANNOPERMASALAHANKELUARGATINDAKAN PENYELESAIANSASARANHASILKET

1.3 anggota keluarga mengalami cacar air (varisella) Minum obat teratur Isolasi pasien Pisahkan barang-barang yang digunakan

Anggota keluarga yang sakit 3 anggota keluarga sudah sembuh dan tidak menular lagi kekeluarga lainnyakeluarga pasien yaitu bpk.jasmanto, wiji dan budi

2.1 anggota keluarga sakit hipertensi Minum obat teratur Kontrol tekanan darah rutin Kurangi makanan bergaramAnggota keluarga yang sakit Tekanan darah mulai turun Keluarga memahami makanan yang baik dan tidak baik bagi pasien hipertensiKakek pasien

3.1 anggota keluarga yang sakit LBP Minum obat teratur Kontrol pada pelayanan kesehatan terdekat Edukasi untuk menghindari memanggul barang-barang beratAnggota keluarga yang sakit Belum ada hasil karena pasien belum pernah berobatNenek pasien

4.3 keluarga mengalami ISPA Minum obat teratur Hindari faktor pencetusAnggota keluarga yang sakit Gejala sudah berkurang Pasien, kakak pasien dan tante pasien

EDUKASI DAN PEMBINAAN KELUARGATANGGAL PELAKSANAANTOPIKSASARANHASIL TINDAKANNAMAPELAKSANA

27/9/2012Penjelasan mengenai pengurusan jamkesdaKeluarga yang belum mendapat jamkesmasKeluarga mengetahui bahwa ada jamkesda bagi warga yang tidak dapat jamkesmasIrna, hennike dan yufi

27/9/2012Penjelasan mengenai perawatan untuk sakit cacar airKeluarga yang sakitMengetahui cara-cara yang baik agar tidak menularkan cacar airIrna, hennike dan yufi

27/9/2012Edukasi mengenai ASI eksklusif dan imunisasiSemua keluargaMemahami pentingnya ASI dan pentingnya imunisasi bagi kesehatanIrna, hennike, yufi

27/9/2012Edukasi mengenai gizi bagi balita dan makanan pendamping yang baik bagi balitaSemua keluargaMemahami cara membuat makanan bergizi bagi balitaIrna, hennike, yufi

27/9/2012Edukasi mengenai pentingnya peran orang tua dalam proses pembelajaran bagi anak-anakKeluargaOrang tua lebih memahami cara yang baik untuk meningkatkan prestasi anaknya dengan mendampingi saat belajar dan lainnya.Irna, hennike, yufi

27/9/2012Memotivasi orang tua untuk mengembangkan bakat anak-anaknyakeluargaorang tua tidak memendam bakat anak-anaknya dan mengikut sertakan mereka dalam lomba-lomba yang diadakanIrna, hennike, yufi

Catatan penerimaan pasien terhadap mahasiswa : Saat kami ke rumah pasien, pasien belum datang dari sekolahnya dan kami disambut baik oleh ibu dan keluarganya. Saat pasien telah datang, pasien tidak rewel dan bersikap terbuka kepada kami sehingga pemeriksaan berjalan lancar.

BERKAS KESEHATAN PASIENA. IDENTITAS1. Nama: An.Budi Santoso2. Umur: 5 tahun3. Jenis Kelamin: Laki-Laki4. Agama: Islam5. Suku Bangsa: Jawa6. Pendidikan: TK Kecil7. Pekerjaan: -8. Status Perkawinan: -9. Pasien datang sendiri/rujukan: Datang sendiri10. Waktu kunjungan Awal: 31 Agustus 201211. Alamat: Dusus Ngelampu desa Pucang Anom.

B. RIWAYAT PENYAKIT1. Keluhan utama: Muncul plenting di punggung2. Keluhan tambahan: Demam, pusing, badan sakit-sakit, gatal- gatal dan mual3. Riwayat penyakit sekarangMuncul plenting dan menyebar ke seluruh tubuh, plenting berisi cairan jernih dan mudah pecah. Awal muncul di punggung lalu dalam 1 hari kemudian menyebar ke perut lalu menyebar ke seluruh tubuh.4. Riwayat penyakit dahulu Anak belum pernah mondok di RS Memiliki alergi debu merapi 1 minggu yang lalu batuk-batuk dan sekarang sudah mendingan5. Riwayat penyakit keluarga Kakek hipertensi Nenek LBP dan Ibu riwayat asmaC. PEMERIKSAAN FISIK1. Tinggi Badan: 105 cm2. Berat Badan: 18 Kg3. IMT: 16, 324. Nadi: 65 x/menit (Normal)5. Nafas: 20 x/menit (Normal)6. Suhu: 37,5C7. Tekanan Darah: -8. Keadaan Umum: Compos mentis, baik9. Keadaan Gizi: Gizi baik (Normal)10. Mata Konjungtiva: tidak anemis Sclera: jernih 11. Mulut Gigi: gigi baik tidak keropos Lidah: dalam batas normal Mukosa: dalam batas normal12. THT Kelainan Pendengaran: negatif (-) Telinga: tidak ada kelainan, tidak keluar cairan, dalam batas normal Hidung: dalam batas normal Tonsil: tidak ada peradangan atau pembesaran13. Leher Limfonodi: tidak ada pembesaran limfonodi JVP: tidak dilakukan14. Jantung Batas jantung Kanan: garis sternal kanan SIC IV Kiri: garis midclavicularis SIC V Atas: garis sternal kiri SIC II Pinggang: garis parasternal kiri SIC III Suara jantung: suara jantung terdengar di apeks (garis midclavicula SIC V) S1/S2 tunggal Perkusi: redup atau pekak15. Paru Inspeksi: dada simetris, gerakan dada simetris, terlihat bekas cacar Perkusi: perkusi paru-paru sonor Palpasi: gerakan dada simetris, vocal fremitus terasa, nyeri tekan (-) Aukultasi: bunyi inspirasi lebih lama dibanding dengan ekspirasi (suara vesikuler)16. Abdomen Inspeksi: terdapat bekas cacar, peristaltik tidak terlihat Aukultasi: peristaltik 10 x/menit Perkusi: perkusi orientasi terdengar timpani Palpasi: tidak nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar dan spleen17. Ekstremitas: tidak ada pembengkakan, tidak ada luka18. UKK: Vesikel sudah tidak nampak, hanya nampak makula dengan bentuk anuler di bagian perut, punggung , tangan dan wajah.

D. POLA MAKAN/MINUMMakan 3 kali sehari teratur dan nafsu makan baik. Makan nasi dengan lauk tempe, tahu dan telor. Suka jajan. Suka sayur dan buah juga tapi jarang makan buah-buahan.

E. AKTIVITAS MENTAL DAN FISIKKegiatan rohani yang dilakukan adalah mengaji dimusola setiap habis magrib. Untuk olahraganya hanya olahraga disekolahan saja

F. LINGKUNGAN SOSIALHubungan dengan teman-temannya baik, anak nyatidak pernah berantem dengan teman-temannya.

G. CIRI KEPRIBADIAN/KLASIFIKASI PSIKIATRIAn.Budi termasuk anak yang mudah dekat dengan orang baru, anaknya aktif dan suka berbicara.

H. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANGTidak melakukan pemeriksaan penunjang

I. DAFTAR MASALAH PASIENNOMASALAHSAAT TIMBULRENCANA TINDAKANKET

1.Batuk berdahak1 minggu lalu Banyak minum air putih Gunakan penutup hidung saat keluar rumah agar tidak terkena debu Foto rontgen dada

2.Gatal-gatal 1 bulan lalu Gunakan air bersih untuk mandi Bersihkan rumah dan tempat tidur Beri talk salicyl CTM 6 tablet 3 x 1

3.Keluar plenting di badan1 bulan lalu Tes tzank Jaga agar plenting jangan sampai pecah agar tidak menular

4.Demam1 bulan Beri Paracetamol 10 mg/kgBB/kali Kompres air hangat

5.Rumah tidak memenuhi standar rumah sehat Nasehati untuk membuka jendela agar rumah terkena cahaya matahari dan tidak lembab

6.Alat-alat mandi masih dipakai bersama-sama Beri edukasi untuk menggunakan alat mandi secara terpisah

J. DIAGNOSIS KERJA1. AKSIS I: gangguan klinis/ kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis Pusing Gatal-gatal, Demam badan sakit-sakit muncul plenting di seluruh tubuh2. AKSIS II: Gangguan kepribadian / retardasi mental tidak ada gangguan kepribadian / retardasi mental3. AKSIS III: kondisi medik umum Varisella (chiken pox/cacar air)4. AKSIS IV: psikososial dan lingkungannya Rumah kurang pencahayaan Ventilasi rumah kurang Lantai rumah masih dari semen Lingkungan disekitar rumah sangat berdebu bekas erupsi merapi Tidak memiliki jamban dan MCK dilakukan dikali Ekonomi rendah Hanya memiliki 1 kamar sehingga 1 keluarga tidur bersama dalam 1 kamar5. AKSIS V: Penilaian fungsi secara global / GAF (Global Assesment of Functioning) nilai GAF untuk pasien adalah 90 81 Gejala minimal Berfungsi baik Cukup puas Tidak lebih dari masalah harian yang biasa.

K. PROGNOSISBaik (sanam)

L. CATATAN TINDAKAN/PENGOBATAN/KONSELINGNOMASALAHTINDAKANHASILKET

MEDIKAMENTOSA

1.

Rhinitis Alergi (ISPA) OBH 3 x 1 CTM 4 mg 6 tablet 3 x 1Batuk telah membaik

2.Varisela Vitamin C CTM 4 mg 6 tablet 3 x 1 Talk Salicyl Paracetamol 10 mg/KgBB/kali Asiclovir tablet 400 mg 4 x 1 selama 7 10 hariVarisella telah sembuh dan hanya sedikit berbekas

NON MEDIKAMENTOSA (EDUKASI)

1.Rhinitis Alergi (ISPA) Gunakan masker atau penutup hidung saat akan keluar rumah Bersikan rumah dengan rajin agar debu-debu tidak banyak Siram halaman yang berdebu agar debu tidak berterbangan dan masuk ke dalam rumah Minum obat teratur dan rajin memeriksakan ke pelayanan kesehatan terdekatMemahami cara mengatasi sakit yang diderita dan berkurangnya angka kekambuhan

2.Varisela Isolasi pasien dan tirah baring yang cukup min. 3 hari Jaga agar plenting tidak banyak yang pecah Psahkan barang-barang milik pasien agar tidak menularkan ke anggota keluarga lainnya Tidur secara terpisah Mandi dengan air bersih Minum obat teraturTidak sampai menyebar ke semua keluarga walaupun ada beberapa yang tertular, pasien lebih menjaga kesehatannya.

Instruksi penatalaksanaan pasien selanjutnya : rajin kontrol untuk cek kesehatan dipelayanan kesehatan terdekat dan jangan tunggu sampai sakit bertambah parah karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.

PEMBAHASAN HOME VISITA. MASALAH DALAM KELUARGA PASIENDiawali dari kedatangan kami dirumah bapak Jasmanto, kami disambut mereka dengan ramah. Diperhatikan dari kondisi lingkungannya, keluarga tersebut memang keluarga yang kurang mampu. Setelah kami melakukakan wawancara sebagai dokter keluarga ternyata keluarga tersebut memilki masalah-masalah sebagai berikut :a. Kakek pasien memilki sakit hipertensi Kakek pasien (bapak Mertowinangun) telah berumur 85 tahun yang menderita hipertensi. Keadaan tersebut dialami bapak Mertowinangun sejak kejadian erupsi Merapi 2010 yang lalu dimana tekanan darah hingga 250 mmHg sehingga sempat masuk rumah sakit, namun selama ini pasien belum pernah kontrol kembali masalah penyakitnya dan saat ini tekanan darah bapak Mertowinangun 180/100 mmHg.Tindakan yang kami lakukan sebagai keluarga adalah memberikan edukasi kepada keluarga dalam merawat pasien hipertensi seperti pola makan yang mengurangi garam-garam, mengurangi makanan berlemak dan serta rajin kontrol tekanan darah ke pelayanan kesehatan terdekat. Untuk rencana pemberian obat kami akan memberikan obat hipertensi yang aman bagi usia lanjut yaitu captopril 25 mg 2 kali sehari.b. Nenek pasien memilki sakit LBP Nenek pasien ( Ny. Santiyem ) sering mengeluh sakit boyok namun sampai saat ini belum diperiksakan dan hanya ditahan saja rasa sakitnya kendalanya karena Ny.Santiyem merasa masih bisa menahannya dan malas ke tempat pelayanan kesehatan.Tindakan yang dilakukan adalah pemberian analgesik yang aman bagi usila yaitu diclofenac (waktu paruh pendek) 25 mg 3 x1, edukasi untuk tirah baring total selama 2 hari dengan tempat tidur yang kerasedukasi Jangan memanggul barang yang berat-berat dan memberikan penjelasan untuk kontrol ke pelayanan kesehatan terdekat karena dengan pemeliharaan kesehatan yang baik tubuh dapat berfungsi dengan baik pula. Ny.Santiyem adalah anggota Jamkesmas jadi untuk pembiayaan kesehatan akan ditanggung oleh pemerintah dan diharapkan dimanfaatkan sebaik-baikya.c. Pengeluaran keluarga yang lebih besar dibanding pendapatannyaUntuk penghasilan keluarga pasien rata-rata Rp.600.000 perbulan, dan pendapatan tersebut digunakan untuk keperluan rumah tangga dan keperluan anak-anak sekolah. Ibu pasien sangat merasa pengeluarannya lebih banyak dibanding pendapatann saat anak-anak mulai sekolah namun ibu pasien tidak mempermasalahkan karena mereka sudah sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Untuk keperluan kesehatannya, ibu pasien (ibu ani) telah mendapatkan jamkesmas jadi tidak terlalu bermasalah. Tindakan yang kami lakukan adalah memberikan nasihat untuk meminimalkan pengeluaran yang tidak terlalu penting dengan cara mencatat keperluan yang diprioritaskan dan yang kurang diprioritaskan.d. Masih ada keluarga yang belum mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintahDalam keluarga besar dari bapak Mertowinangun, hanya 2 orang saja yang tercatat dalam keanggotaan jamkesmas atau menjadi peserta jamkesmas yaitu ibu ani (ibu pasien) dan Ny.Santiyem (nenek pasien). Karena keadaan itu juga, keluarga yang tidak mendapat jamkesmas merasa berat untuk melakukan pemeliharaan kesehatan dipelayanan kesehatan karena harus bayar sedangkan pendapatan mereka sendiri hanya cukup untuk kebutuhan keluarga.Keluarga mengatakan pendataan jamkesmas tahun ini telah memasukan data-data agar mereka diikut sertakan dalam jamkesmas namun akhirnya mereka tidak mendapatkannya juga.Dari keadaan tersebut, kami sebagai dokter keluarga memberikan penyuluhan mengenai sitem kerja jamkesmas dan menyarankan mereka untuk mencoba mendaftarkan diri sebagai peserta jamkesda.e. Halaman rumah sangat berdebu sehingga banyak yang mengalami batuk-batukKeadaan berdebu tidak hanya pada halaman keluarga saja namun satu desa rata-rata semua jalan berdebu. Keadaan tersebut terjadi akibat dari erupsi Merapi tahun 2010 yang menyisakan banyak debu-debu vulkanik sehingga keluarga banyak yang mengalami batuk-batuk dan alergi terhadap debu. Kami menyarakan agar mereka menggunakan penutup hidung saat keluar rumah dan menyiram halaman agar debu-debu tidak berterbanganf. Ventilasi rumah dikeluarga rata - rata kurang baik karena tidak ada ventilasi dan jendela jarang dibukaVentilasi rumah tidak ada dan hanya ada jendela namun mereka tidak suka membuka jendela nya karena mereka merasa nanti banyak debu yang masuk. Ventilasi yang kurang akan membuat pertumbuhan bibit penyakit lebih mudah di tambah pula keadaan rumah yang lembab karena lantai rumah masih menggunakan semen. Oleh karena itu kami menyarankan kepada keluarga untuk membuka jendela minimal setiap pagi saja agar sirkulasi udara lebih segar dan cahaya matahari dapat masuk rumah.g. Laki-laki di keluarga sebagian besar perokok khususnya ayah pasien juga perokokDalam keluarga pasien, ayahnya (bapak jasmanto) adalah seorang perokok dan sering juga merokok di dalam rumah sehingga keluarga tersebut menjadi perokok pasif.Rokok adalah hal yang sangat membahayakan bagi perokok aktif atau perokok pasif karena asap rokok sangat mengandung zat-zat kimia yang membahayakan tubuh sehingga kami memberikan penjelasan bahaya nya rokok bagi tubuh dan menyarankan untuk merokok diluar rumah agar angggota keluarga lain tidak terjangkit akibat dari bahaya rokok tersebut. Kami juga menyarankan untuk menghentikan merokok secara perlahan karena rokok hanya membuat keadaan tubuh lebih buruk dan membuat boros.h. Keluarga pasien sedang mengalami sakit cacar airDalam keluarga pasien, yang pertama mengalami cacar adalah pasien sendiri lalu disusul dengan kakaknya (An.Wiji Rahayu) dan selang beberapa hari ayahnya (bpk.Jasmanto) juga kena. Penularan cacar air memang sangat cepat oleh karena itu harus cepat ditangani dan ditekan penularannya.Faktor resiko pnularan cacar air dalam keluarga terssebut adalah karena mereka menggunakan satu kamar bersama-sama, menggunakan alat mandi seperti handuk dan sabun bersama-sama serta mereka mandi dikali oleh karena itu transmisi penyakit pada satu individu ke individu lainnya akan semakin mudah.Untuk mencegah penularan yang lebih luas maka kami memberikan edukasi pada keluarga untuk mengisolasi keluarga yang terkena cacar air jangan tidur bersama dan menggunakan barang-barang bersamaan juga. Pertahankan pula agar tidak menggaruk dan membuat plenting pecah karena akan mebuat penularan lebih mudah jika plenting pecah.i. Belum memilki jambanDalam satu keluarga besar, mereka tidak memiliki satu pun jamban sehingga mereka mandi, cuci dan kakus dilakukan di sungai (kali) secara bersamaan. Keadaan tersebut sangat memudahkan untuk terserangnya penyakit karena air sungai yang digunakan adalah air kotor.Dalam keadaan tersebut kami memberikan edukasi pentingnya kebersihan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dimana peran jamban sangat berperan penting dalam kebutuhan MCK dan menghindari penularan-penularan penyakit dari individu ke individu lainnya. j. Pasien dan kakak pasien alergi terhadap debuLingkungan didusun Ngelampu memang sangat berdebu dimana debu bekas erupsi Merapi masih banyak sehingga warga didusun tersebut banyak pula yang mengalami keluhan batuk-batuk akibat debu yang berterbangan. Kerana lingkungannya memang tidak mendukung oleh karena itu diusahakan bagi pasien dan kakak pasien selalu menggunakan penutup hidung saat keluar rumah dan ke tempat-tempat yang berdebu agar menghindari faktor pencetusnya.

B. MASALAH KESEHATAN PASIEN1. IdentitasPasien bernama An. Budi Santoso, Usia 5 tahun. Pada usia anak-anak khususnya usia kurang dari 10 tahun, seorang anak memililiki resiko lebih besar terkena infeksi-infeksi virus khususnya virus varicella zooster. 90% varicella mengenai anak-anak usia dibawah 10 tahun dan hanya 5% yang mengenai orang dewasa (Patricks, 2009). Saat anak-anak, pembentukan imunitas belum sempurna sehingga seorang anak perlu pemberian imunisasi agar tidak terkena infeksi-infeksi2. Keluhan utamaPlenting atau vesikel yang berisi cair, biasanya bentuknya menyerupai tetesan embun, merupakan gejala khas pada varisela (cacar air). Vesikel tersebut muncul akibat dari infeksi virus varisela zooster. Perjalanan infeksi virus varisela zooster adalah sebagai berikut :

Virus varisela zooster menempel ditubuh hospes dan masuk ke tubuhvirus menyerang DNA dan bereplikasi. Virus juga dapat bereplikasi di nasofaring sehingga dapat menular lewat udaraSetelah 4-6 hari infeksi primer, virus masuk dalam pembuluh darah (viremia) dan bereplikasi pula pada RES (retikulo endotelium) dan lymph nodesReplikasi virus terus menjalar hingga ke kulit dan mukosaMenimbulkan vesikel (cacar air)

3. Riwayat Penyakit Sekarang dan Keluhan TambahanKeluhan penyerta lainnya adalah Demam, pusing, badan sakit-sakit, gatal- gatal dan mual. Keadaan tersebut terjadi akibat adanya aktifasi sitem imun yang melepaskan mediator-mediator inflamasinya seperti prostaglandin yang akan meningkatkan set point pada hipotalamus sehingga muncul demam, produksi septin meningkat yang akan membuat nosiseptor lebih peka terhadap tekanan dan rasa nyeri dan pengeluaran histamin yang akan membuat gata-gatal.Vesikel dapat menyebar jika vesikel tersebut pecah, karena di dalam vesikel tersebut terdapat banyak virus-virus yang telah bereplikasi sehingga saat vesikel tersebut pecah dan mengenai bagian kulit yang lainnya akan membuat virus menempel pada tempat lain dan bereplikasi pada tempat tersebut.

4. Riwayat penyakit dahuluDari riwayat penyakit dahulu tidak ada masalah yang sangat berhubungan dengan keluhan pasien saat ini5. Riwayat penyakit keluargaTidak ada yang berhubungan dengan keluhan pasien saat ini.6. Pemeriksaan FisikDari tinggi badan pasien adalah 105 cm dan berat badan 18 kg sehingga dapat dilihat status gizi pasien dengan perhitungan Z-score sebagai berikut :Z-scores = (nilai antropometris anak)-(median standar)1 SD dari standar

Bila nilai antropometri anak > median : 1 SD dari standar = (+1SD - Median)Bila nilai antropometrik anak< median: 1 SD dari standar = (Median- (-1SD)

IndeksSimpang Baku

-3 SD-2 SD-1 SDMedian+1 SD+2 SD+3 SD

TB/U96,1100,7105,3109,9114,5119,1123,7

BB/U12,314,416,618,721,123,525,9

BB/TB12,714,215,617,118,820,422,0

Hasil nyaBB//U =18 18,7=-0,7=- 0,29 SD(gizi baik)

21,1 18,7 2,4

TB//U =105 109,9=-4,9=-1,06 SD(Normal)

114,5 109,9 4.6

BB//TB =18 17,1=0,9=0,6 SD(Normal)

17,1 15,61.5

InterpretasinyaPenilaian status gizi menurut Depkes RI (2000)

IndikatorNilai BatasKlasifikasi

PB/U atau TB/U-2 SD sampai + 2 SDNormal

-2 SDPendek (Stunded)

BB/U 2 SDGizi Lebih

-2 SD sampai +2 SDGizi baik

-2 SD sampai -3 SDGizi Kurang

-3 SDGizi Buruk

BB/TB 2 SDGemuk

-2 SD sampai +2 SDNormal

-2 SD sampai -3 SDKurus

-3 SDSangat Kurus

InterpretasiIndeks yang digunakan

BB/UTB/UBB/TB

Normal, dulu kurang giziSekarang kurang ++Sekarang kurang +RendahRendahNormal

RendahTinggiRendah

RendahNormalRendah

NormalSekarang kurangSekarang lebih, dulu kurangNormalNormalNormal

NormalTinggiRendah

NormalRendahTinggi

Tinggi, NormalObeseSekarang lebih belum obeseMalnutrisi kronisTinggiTinggiNormal

TinggiRendahTinggi

TinggiNormalTinggi

RendahRendahRendah

Kesimpulan dari hasil perhitungan status gizi pada an.Budi menunjukan bahwa anak budi tidak mengalami kekurangan gizi atau dengan kata lain normal.UKK (Ujud Kulit Kelamin ) pasien yaitu sudah tidak tampak vesikel dengan isi cairan, hanya nampak makula hiperpigmentasi dengan bentuk anuler (dengan warna tengah hipopigmentasi) di bagian perut, punggung , tangan dan wajah. Pasien sudah sembuh dari penyakit cacar airnya dan hanya meninggalkan bekas-bekas vesikel yang ada dibadannya.Pada pemeriksaan nadi, suhu, mata, leher, dada dan ekstremitas seluruhnya tidak mengalami gangguan atau dengan kata lain pasien sudah kembali keadaan normal dan dapat beraktifitas seperti biasanya.7. Pemeriksaan PenunjangPasien belum melakukan pemeriksaan penunjang, namun kami menyarankan untuk setiap kasus varisela dapat dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis berupa pemeriksaan Tzanck dengan cara membuat sediaan yang diwarnai dengan cat Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel. Jika didapatkan sel Dati berinti banyak maka diagnosis varisela dapat ditegakkan.8. Faktor Resikoa. Jarak rumah antar tetangga sangat berdekatanJarak rumah yang berdekatan akan memnyebabkan faktor resiko terhadap penularan penyakit yang semakin cepat sehingga tranmisi penyakit dari satu orang ke orang lain sangat besar terjadinyab. Ventilasi rumah yang kurangRumah pasien memeliki jendela namun tidak memiliki ventilasi dan jendela jarang dibuka sehingga keadaan rumah lembab didukung pula dengan suasana daerah nya yang lebih dingin sehingga sinar matarhari yang masuk ke rumah sangat minim oleh karena itu perkembangan agen penyakit pun semakin berkembang khususnya perkembangan virus dimana virus akan mudah berkembang pada daerah dengan suhu lembabc. Lantai rumah pasien masih dari semenLantai dari semen mempengaruhi terjadinya penyakit karena dengan lantai menggunakan semen, keaadaan dalam rumah akan lebih lembab sehingga pertumbuhan bibit penyakit baik virus, bakteri,dan jamur akan lebih mudah berkembang pada tempat yang lembabd. 1 kamar tidur untuk seluruh keluargaDalam rumah pasien terdapat 2 kamar namun mereka hanya menggunakan satu kamar sebagai tempat tidur mereka dimana dalam satu kamar tersebut ditiduri oleh 4 orang sekaligus yaitu ibu, bapak, kakak dan pasien sehingga penularan antara satu dan yang lain sangat cepat terbukti dengan tertularnya kakak pasien dan bapak pasien. Kamar yang satu lagi digunakan untuk tempat solat.e. Tidak memiliki jambanDalam satu keluarga besar, mereka tidak memiliki satu pun jamban sehingga mereka mandi, cuci dan kakus dilakukan dikali secara bersamaan. Keadaan tersebut sangat memudahkan untuk terserangnya penyakit karena air kali yang digunakan adalah air kotorf. Menggunakan peralatan mandi yang bersamaanPeralatan mandi seperti sabun, handuk dan sikat gigi mereka gunakan secara bersama-sama (satu untuk semua) sehingga penularan penyakit dari satu orang ke orang yang lain sangat mudahg. Lingkungan sekeliling rumah banyak tumpukan barang-barang rongsokan diaman keadaan tersebut akan membuat perkembangan agen penyakit dan agen penyakit tersebut lebih mudah menjangkiti orang-orang dirumah tersebuth. Halaman berdebuHalaman berdebu tersebut terjadi setelah erupsi merapi 2010 yang menyisakan banyak debu disekitar lingkungannya. Keadaan tersebut membuat orang-orang yang tinggal dilingkungan tersebut banyak mengalami ISPA khususnya yang alergi terhadap debu.9. Penanganana. Farmakologi Paracetamol 10 mg/kgBB/kali untuk mengurangi demam Talk salicyl dan CTM untuk menghilangkan rasa gatal dan obat sedativa agar pasien tidak menggaruk-garuk dan membuat vesikel pecah, karena saat vesikel pecah akan menyebabkan penyebaran yang lebih luas Asyclovir 400 mg 4 x 1 selama 7 10 hari untuk mengeleminasi penyebab yaitu virus varisela zooster Penanganan untuk batuk yang diderita diberi OBH 3 x 1b. Non-farmakologi Gunakan masker atau penutup hidung saat akan keluar rumah Bersikan rumah dengan rajin agar debu-debu tidak banyak Siram halaman yang berdebu agar debu tidak berterbangan dan masuk ke dalam rumah Minum obat teratur dan rajin memeriksakan ke pelayanan kesehatan terdekat Isolasi pasien dan tirah baring yang cukup min. 3 hari Jaga agar plenting tidak banyak yang pecah Pisahkan barang-barang milik pasien agar tidak menularkan ke anggota keluarga lainnya Tidur secara terpisah Mandi dengan air bersih Jendela dibuka tiap pagi agar rumah terkena sinar matahari dan tidak lembab.10. PrognosisPada pasien ini prognosis nya karena biasanya pada anak kecil komplikasi yang muncul tidak begitu berat namun angka morbiditasnya memang paling banyak pada anak kecil.Komplikasi yang dapat ditimbulkan penyakit cacar air atau varisela adalah sebagai berikut :a. Infeksi sekunder pada kulit yang disebabkan oleh bakteri dimana bakteri yang paling sering adalah Streptococcus Grup A dan Stafilococcus Aureus. Infeksi sekunder pada kulit muncul pada anak sekitar 5 10%. Keadaan infeksi sekunder tersebut akan menyebabkan furunkel, impetigo, cellulitis dan erysipelas.b. Scar yang muncul saat fase penyembuhan yang muncul akibat adanya infeksi sekunder dari streptoccocus dan stafilococcusc. Pneumonia merupakan komplikasi varisela pada anak dan dewasa yang sangat fatal dan kejadian kasusnya adalah 1 : 400. Anak-anak yang banyak terkena komplikasi ini adalah anak denga usia kurang dari tujuh tahun Penumoni terjadi karena varisela bereplikasi di nasofaring sehingga adanya infeksi sekunder pada nasofaring sangat besar dan akan menyebar kesaluran pernafasan seperti paru-paru.d. Ensefalitise. Pada ibu hamil varisela dapat menyebabkan maternal viremia yang akan berakibat Kematian ibu, kelahiran prematur ataupun kelainan kongenital.