46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pelayanan dokter dalam skim pelayanan kesehatan (sebagaimana banyak ditulis dalam referensi tentang Administrasi Kesehatan) adalah salah satu jenis medical service yang berbentuk pelayanan individu, atau untuk saat ini dikenal sebagai Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). UKP sendiri, terdiri dari berbagai strata, yaitu primer, skunder dan tersier. UKP strata primer seringkali disebut dengan pelayanan atau praktik kedokteran dasar atau di beberapa Negara dikembangkan sebagai praktik kedokteran keluarga. Dalam SKN disebutkan bahwa, UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan pada perorangan. Penyelengaranya bisa pemerintah, masyarakat atau sektor swasta yang diwujudkan dalam bentuk pelayanan profesional seperti praktik bidan, praktik perawat, praktik dokter, praktik dokter gigi, poliklinik, balai pengobatan, praktik dokter/klinik 24 jam, praktik bersama dan rumah bersalin termasuk pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif yang secara ilmiah terbukti keamanan dan khasiatnya, serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika. UKP strata pertama oleh pemerintah juga diselenggarakan oleh Puskesmas. Dengan demikian Puskesmas memiliki dua fungsi pelayanan yaitu pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan. Untuk masa yang akan datang, bila sistem 1

Makalah Jadi Dokter Keluarga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

meds

Citation preview

Page 1: Makalah Jadi Dokter Keluarga

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pelayanan dokter dalam skim pelayanan kesehatan (sebagaimana banyak ditulis dalam

referensi tentang Administrasi Kesehatan) adalah salah satu jenis medical service yang berbentuk

pelayanan individu, atau untuk saat ini dikenal sebagai Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).

UKP sendiri, terdiri dari berbagai strata, yaitu primer, skunder dan tersier. UKP strata primer

seringkali disebut dengan pelayanan atau praktik kedokteran dasar atau di beberapa Negara

dikembangkan sebagai praktik kedokteran keluarga.

Dalam SKN disebutkan bahwa, UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar, yaitu yang

mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan pada

perorangan. Penyelengaranya bisa pemerintah, masyarakat atau sektor swasta yang diwujudkan

dalam bentuk pelayanan profesional seperti praktik bidan, praktik perawat, praktik dokter,

praktik dokter gigi, poliklinik, balai pengobatan, praktik dokter/klinik 24 jam, praktik bersama

dan rumah bersalin termasuk pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif yang secara ilmiah

terbukti keamanan dan khasiatnya, serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika.

UKP strata pertama oleh pemerintah juga diselenggarakan oleh Puskesmas. Dengan

demikian Puskesmas memiliki dua fungsi pelayanan yaitu pelayanan kesehatan masyarakat dan

pelayanan kesehatan perorangan. Untuk masa yang akan datang, bila sistem jaminan kesehatan

telah berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan UKP strata pertama melalui

Puskesmas. Penyelenggaraan UKP strata pertama akan diserahkan pada masyarakat dan swasta

dengan menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali daerah yang sangat terpencil masih

dipadukan dengan pelayanan Puskesmas. Inilah yang kemudian menjadi landasan bagi

pengembangan dokter berbasis dokter keluarga di Indonesia.

Upaya kesehatan perorangan (UKP) strata kedua adalah upaya kesehatan tingkat lanjutan yang

menggunakan ilmu pengetahuan dan dan teknologi spesialistik yang ditujukan kepada

perorangan. Penyelenggaranya adalah pemerintah, masyarakat dan swasta dalam bentuk praktik

dokter spesialis, praktik dokter gigi spesialis, klinik spesialis, bali pengobatan penyakit paru,

balai kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat, RS kelas B dan C

1

Page 2: Makalah Jadi Dokter Keluarga

nonpendidikan milik pemerintah dan swasta. Sarana ini berfungsi sebagai pelayanan langsung

maupun sebagai sarana rujukan dari UKP strata pertama.

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer

yang  komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan

keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan.

Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat

primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak

pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan.

Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis

penyakitnya.

Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic). Pada

bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang

didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter keluarga (family clinic/center).

Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-

standing family clinic). Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar

komplek rumah sakit (satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini

mulai banyak didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan

jugapenghasilan rumah sakit.

Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu klinik mandiri atau hanya

merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik dokter keluarga tersebut menjalin

hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit. Pasien yang memerlukan pelayanan rawat

inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke rumah sakit kerja sama tersebut. Klinik dokter keluarga

ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau bersama-sama dalam satu kelompok

(group practice). Dari dua bentuk klinik  dokter keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah

klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2

sampai 3 orang dokter keluarga.

Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajernen yang

sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut secara

bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk kemudian

2

Page 3: Makalah Jadi Dokter Keluarga

menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh satu sistem manajemen

keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem informasi yang sama pula.

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara umum

dapat dibedakan atas tiga macam:

1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan

rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak

melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di

rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek

dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien

tersebut dirujuk ke rumah sakit.

2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup

pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan

bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan

rumah sakit.

3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta

pelayanan rawat inap di rumah sakit.

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah mencakup

pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di

rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah

berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi

kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.

Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak sama antara

satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama antara satu daerah lainnya. Di

Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah mulai jarang

dilakukan. Penyebabnya adalah karena mulai timbul kesadaran pada diri pasien tentang adanya

perbedaan mutu pelayanan antara kunjungan dan perawatan pasien di rumah dengan di tempat

praktek. Pasien akhirnya lebih senang mengunjungi tempat praktek dokter, karena telah tersedia

pelbagai peralatan kedokteran yang dibutuhkan.

3

Page 4: Makalah Jadi Dokter Keluarga

 Di beberapa negara lainnya, terutama di daerah pedesaan, karena dokter keluarga tidak

mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanya menyelenggarakan

pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk sertakan sepenuhnya kepada dokter

yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan rujukan untuk pelayanan rawat inap tersebut,

tetap dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter keluarga memberikan bantuan sepenuhnya, dan

bahkan turut mencarikan tempat perawatan dan jika perlu turut mengantarkannya ke rumah sakit.

            Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidak sama,

perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan tetap tidak

boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga bukan sekedar menyembuhkan penyakit,

tetapi diarahkan pada upaya pencegahan penyakit. Atau jika tindakan penyembuhan yang

dilakukan, maka pelaksanaannya, kecuali harus mempertimbangkan keadaan pasien sebagai

manusia seutuhnya, juga  harus mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan

lingkungannya. Praktek dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau bagian anggota

badan yang sakit saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan.

Prinsip klinik dokter keluarga adalah

a. Merupakan klinik yang menyelenggarakan Sistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK), 

b. Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak di tempat strategis), 

c. Mempunyai bangunan yang memadai,

d. Dilengkapi dengan sarana komunikasi, 

e. Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK, 

f. Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus perlatihan

khususpembantu KDK, 

g. Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok.

h. Mempunyai izin yang berorientasi wilayah,

i. Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu,

danberkesinambungan, 

j. Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur,

k. Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik ybs

4

Page 5: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Kelas klinik dokter keluarga dibagi 3 yaitu

Mengenai apakah klinik DOGA dapat didirikan di daerah cakupan dokter keluarga lain,

belum ada peraturan pasti yang mengatur ini. Banyak sekali alasan didirikannya klinik dokter

keluarga, diantaranya karena kurangnya akses untuk melingkupi daerah yang kurang terjamah

pusat pelayanan kesehatan, padatnya jumlah penduduk, kurangnya kebersihan lingkungan, dan

lain-lain. Seperti di Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, dengan

luas daerah 476 ha dengan jumlah penduduk 27.977 jiwa dan 6.894 KK menunjukkan bahwa

daerah tersebut termasuk daerah yang padat. Ditambah lagi data prevalensi penyakit TB Paru di

Indonesia adalah 0,2 % pada tahun 1999 sampai dengan2004, daerah Jakarta sebesar 70 %, data

yang ditemukan di Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat pada tanggal

5

Page 6: Makalah Jadi Dokter Keluarga

01 – 20 Agustus 2006 yaitu penderitaTB Paru sebanyak 3,50 % dari 467 kasus yang ada. Jumlah

penderita TB Paru di RT.02,03,017 RW 04 Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan,

Jakarta Barat, bulanJuli 2006 sebanyak 1,33 % dari kasus yang ada. Selain itu penyakit lain yang

sering tercatat di puskesmas Kecamatan Kembangan diantaranya adalah infeksi pernafasan atas,

penyakit kulit alergi, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat, penyakit kulit infeksi,

penyakit darah tinggi, diare, dan lain sebagainya.

Berdasarkan data di atas, kelompok kami akan membuat klinik dokter keluarga tipe A

untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kelurahan Meruya Utara,

Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Mengaplikasikan kedokteran keluarga tingkat pratama pada suatu pelayanan kesehatan

yang mudah dijangkau dan berkualitas

1.2.2 Tujuan khusus

1. Melayani masyarakat dengan prinsip dasar dokter keluarga yaitu mewujudkan

pelayanan yang holistic dan komprehensif, pelayanan yang kontinu, pelayanan yang

berkesinambungan

2. Mengupayakan peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga di daerah Meruya

Utara

1.3 Rumusan masalah

1. Dimana letak yang strategis untuk membuat suatu klinik pelayanan kedokteran keluarga?

2. Apa saja 10 penyakit terbanyak pada kelurahan Meruya Utara?

3. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sebuah klinik

pelayanan kedokteran keluarga di wilayah Meruya Utara?

1.4 Manfaat

1. Masyarakat

Mendapatkan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau dan berkualitas.

2. Dinas Kesehatan setempat

6

Page 7: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Meningkatnya status kesehatan masyarakat, berkurangnya mortalitas dan morbiditas,

meningkatnya angka harapan hidup di wilayah tersebut serta penduduk yang sehat akan

berdampak meningkatkan pendapatan daerah

BAB II

PROFIL DAERAH

Data Demografi dan Kondisi Geografis

Jakarta Barat adalah salah satu dari 5 kota administrasi di DKI Jakarta. Jakarta Barat

secara administrasi terbagi menjadi 8 kecamatan dan 56 kelurahan.

Gambar 1. Peta Kota Jakarta Barat

1. Daftar Kecamatan :

a. Cengkareng

b. Grogol Petamburan

c. Kalideres

7

Page 8: Makalah Jadi Dokter Keluarga

d. Kebon Jeruk

e. Kembangan

f. Palmerah

g. Taman Sari

h. Tambora

2. Letak Geografis Jakarta Barat

Terletak pada 106 - 48 BT dan 60 - 12 LU

Batas Wilayah :

1. Utara : Kabupaten / Kodya Tangerang dan Kodya Jakarta Utara

2. Timur : Kotamadya Jakarta Utara dan Kotamadya Jakarta Pusat

3. Selatan : Kotamadya Jakarta Selatan dan Kabupaten / Kodya Tangerang

4. Barat : Kabupaten dan Kotamadya Tangerang

Jumlah penduduk : 2.281.945 Jiwa

Tabel 1. Jumlah penduduk Kota Jakarta Barat per Kecamatan Tahun 2010

8

Page 9: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Tabel 2. Jumlah penduduk Kota Jakarta Barat berdasarkan Agama

Kecamatan Kembangan termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Barat dengan luas wilayah

2.419 ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan

1.290,91 ha; industri 8,73 ha, perkantoran 116,08 ha; taman 36,75 ha; pertanian 114,39 ha; lahan

tidur 643,43 ha; dll 208, 71 ha.

Secara administratif terdiri 6 kelurahan, 62 RW, 600 RT, 37.584 KK, 140.201 jiwa dan luas

area dengan kepadatan penduduk sebesar 5.796 jiwa/Km2 Kecamatan Kembangan terdiri dari:

(a) Kelurahan Joglo (486 ha); dengan jumlah penduduk 26.606 jiwa dan 5.685 KK

(b) Kelurahan Srengseng (492 ha); dengan jumlah penduduk 27.973 jiwa dan 5.389KK.

(c) Kelurahan Meruya Selatan (285 ha); dengan jumlah penduduk19.325 jiwa dan 5.613 KK.

(d) Kelurahan Meruya Utara (476 ha); dengan jumlah penduduk 27.977 jiwa dan 6.894 KK.

(e) Kelurahan Kembangan Utara (348 ha); dengan jumlah penduduk 15.721 jiwa dan 5.148

KK.

(f) Kelurahan Kembangan Selatan (332 ha); dengan jumlah penduduk 22.194 jiwa dan

7.011KK

Tabel 3. Luas Wilayah Kelurahan Jumlah RT, dan Jumlah RW di Kecamatan Kembangan

No Kelurahan Luas

Wilayah(Km2)

Jumlah

RT RW

9

Page 10: Makalah Jadi Dokter Keluarga

1 Kembangan utara 365 10 110

2 Kembangan

selatan

361 9 77

3 Meruya utara 433 11 126

4 Meruya selatan 280 11 82

5 Srengseng 486 9 113

6 Joglo 492 12 94

Jumlah 2417 62 604

Kelurahan Meruya Utara termasuk wilayah daerah Kelurahan Kembangan dengan luas

wilayah 476 ha dan memiliki jumlah penduduk terbanyak.

Gambar 2. Peta Kecamatan Kembangan

1. Letak

Meruya utara terletak di Kotamadya Jakarta Barat yang terletak pada 106 - 48 BT dan 60

- 12 LU dengan batas Wilayah :

Utara : kembangan selatan

Timur : kebon jeruk

Selatan : meruya selatan

Barat : karang mulya

2. Luas Wilayah

10

Page 11: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Luas wilayah kelurahan Meruya Utara 476 ha

3. Kondisi Demografis

1. Jumlah Penduduk

Kelurahan Meruya utara memiliki jumlah penduduk 27.977 jiwa dan terdiri atas 6894

KK.

2. Data Penyakit Terbanyak di Meruya Utara

1) TBC Paru

2) Pneumonia

3) HIV/AIDS

4) Infeksi Menular Seksual

5) Demam Berdarah Dengue

6) Diare

7) Malaria

8) Filariasis

9) Campak

10) Hepatitis B

11) Difteri Pertusis Tetanus serta Polio

11

Page 12: Makalah Jadi Dokter Keluarga

BAB III

PROFIL KLINIK

3.1 Lokasi klinik

Jl. Jalan Meruya Ilir No. 9 kelurahan Meruya Utara, kecamatan Kembangan, Jakarta Barat

3.2 Visi dan Misi

Visi: Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang lebih berkualitas.

Misi:

o Melayani kesehatan perorangan (pelayanan medis = pelayanan kedokteran) yang

menyeluruh, terpadu, berkesinambungan dan proaktif

o Mengupayakan peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga sebagai satu unit,

bukan pada golongan umur, jenis kelamin, organ tubuh, jenis penyakit dan/atau

keluhan tertentu saja.

o Meningkatkan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat secara kapitasi dan

praupaya terutama bagi masyarakat miskin yang berkelanjutan

12

Page 13: Makalah Jadi Dokter Keluarga

3.3 Struktur organisasi klinik dokter keluarga

13

Pimpinan Klinik Dokter Keluarga

dr/drg.Keluarga/Spesialis/ MARS

Seksi Pelayanan

Rawat jalan

Subbag Kesekretariatan

IPAL

Poli

Rawat inap

Farmasi

Subbag Keuangan

IGD

Umum

Gigi

Anak

Seksi Pelayanan Rawat inap

Seksi Penunjang

medik

Ruang bayi

Ruang bersalin

Laboratorium

Rekam medik

Cleaning service

Dapur

Page 14: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Klinik dokter keluarga tingkat pratama ini dipimpin oleh seorang dokter keluarga yang

juga sebagai tenaga pelayanan kesehatan. Dibantu oleh 28 tenaga lainnya, dengan rincian:

o Tenaga Medis

o 5 dokter keluarga : Dokter keluarga yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi

panutan masyarakat dalam hal perilaku kesehatan. Dengan pembagian tugas: 1 orang

penanggung jawab poli umum, 1 orang penanggung jawab IGD, 1 orang penanggung

jawab rawat inap, 1 orang penanggung jawab ruang bersalin, dan 1 orang penanggung

jawab laboratorium klinik

o 2 dokter gigi : Penanggung jawab poli gigi dan penanggung jawab ruang bayi

o 2 orang bidan : Bidan yang telah melakukan pelatihan pelayanan dengan pendekatan

dokter keluarga. Dengan tugas: membantu pelayanan persalinan dan perawatan

o 3 orang perawat : Perawat yang telah melakukan pelatihan pelayanan dengan pendekatan

dokter keluarga. Dengan tugas: membantu pelayanan persalinan dan perawatan

o 2 orang analis laboratorium : membantu dokter secara teknis pemeriksaan laboratorium

klinik.

o 4 orang apoteker : 1 orang sebagai apoteker pengelola apotek yaitu apoteker yang telah

memiliki Surat Izin Apotek (SIA) , 1 orang sebagai apoteker pendamping, 1 orang

sebagai Apoteker pengganti, yaitu Apoteker yang menggantikan apoteker pengelola

apotek apabila tidak berada di tempat selama lebih dari 3 bulan secara terus menerus, dan

1 orang asisten apoteker.

o 2 orang ahli gizi :pengelola dapur gizi untuk pemenuhan kebutuhan pasien rawat inap,

ruang bersalin, ruang bayi, dan konsultasi gizi keluarga.

o 1 orang ahli rontgen : seorang yang ahli dalam menggunakan alat rontgen

o 1 orang IPAL: seorang yang ahli dalam pengaturan limbah medis dan non medis.14

Page 15: Makalah Jadi Dokter Keluarga

o Tenaga non medis

o 1 orang penanggungjawab kesekretariatan : Seorang yang berpengalaman di bidang

public relation, untuk membangun kerjasama antar klinik/ pemerintah/ swasta

o 2 orang penanggung jawab keuangan : seorang yang berpengalaman di bidang

administrasi, mengatur pemasukan yang berasal dari lingkungan eksternal maupun

internal

o 2 orang cleaning service : membersihkan ruangan dan pengaturan sampah untuk lantai 1

dan lantai 2 secara bergantian

o 1 orang security : pengamanan terhadap lingkungan sekitar klinik

3.4 Bangunan dan ruang

15

Page 16: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Tabel 4. Kelengkapan bangunan

16

Page 17: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Gambar 3. Denah lantai 1

Keterangan:

A1: ruang poli umum

A2: ruang poli gigi

A3: ruang rontgen

A4: ruang laboratorium

A5: toilet

A6: Instalasi Gawat Darurat

A7: Apotek

A8: pendaftaran dan administrasi

A9: tempat sampah umum dan medis

A10: parkir motor

A11: parkir dokter dan ambulans

17

Page 18: Makalah Jadi Dokter Keluarga

A12: pos satpam

A13: tangga

Gambar 4. Denah lantai 2

Keterangan:

B1: gudang dan arsip

B2: ruang rawat inap

B3: toilet

B4: ruang praktek dokter

B5: dapur gizi

B6: ruang bayi

B7: ruang bersalin

B8: tangga

18

Page 19: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Gambar 5 . Denah basement

Keterangan:

C1: tangga

C2: generator

3.5 Sarana dan prasarana

Prasarana klinik

a. Instalasi air

b. Instalasi listrik + generator

c. Instalasi sirkulasi udara

d. Sarana pengelolaan limbah

e. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran

f. Ambulans

g. Alat komunikasi

19

Page 20: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Fasilitas

Fasilitas IGD :

a. Tempat tidur 5 buah dilengkapi 1 buah AC

b. Terjangkau ambulans

c. Tidak mengganggu jalannya pelayanan lainnya

Fasilitas Rawat Inap :

a. Tempat tidur pasien 8 buah dilengkapi 1 buah AC

b. Dapur Gizi

c. Pelayanan rawat inap untuk 5 hari

Fasilitas Ruang bersalin :

a. Tempat tidur pasien 3 buah dilengkapi 1 buah AC

b. Kursi tunggu

c. Dapur gizi

Fasilitas Laboratorium klinik :

a. Dapat memberikan pelayanan dalam bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi

klinik, parasitologi klinik, dan imunologiklinik

b. Melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan kemampuan pemeriksaan

terbatas dengan tehnik sederhana

c. Laboratorium klinik telah melalui sertifikasi untuk upaya pemantauan lingkungan, upaya

pengelolaan lingkungan, dan / atau analisis dampak lingkungan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Fasilitas rontgen

a. Seorang ahli foto rontgen

20

Page 21: Makalah Jadi Dokter Keluarga

b. Alat rontgen sederhana

c. 1 buah tempat tidur

d. Pelindung radiasi

Peralatan

Alat-alat pemeriksaan fisik:

- Alat test sensasi kulit

- Auriscope

- Lampu kepala

- Ophtalmoscope

- Palu refleks

- Peak flow meter

- Penekan lidah

- Pengukur tinggi badan + berat badan

- Snellen chart

- Speculum vagina

- Stetoskop

- Strip tes urin

- Tensimeter

- Thermometer

Alat-alat laboratorium :

- Alat monitoring gula darah

21

Page 22: Makalah Jadi Dokter Keluarga

- Alat pengukur kadar hemoglobin darah

- Alat pemulas sediaan Gram

- Alat pemulas sediaan basah

- Glass object dan penutupnya

- Mikroskop

- Reagensia

Alat-alat tindakan :

- Bak instrument metal

- Benang otot dan benang sutera

- Forsep hemostatik

- Gunting perban

- Jarum kulit

- Jarum suntik disposibel (no. 12, 14, 22/23Q)

- Kapas, perban, dan plester

- Pemegang jarum bedah

- Peralatan resusitasi, peralatan untuk mempertahankan jalan nafas, peralatan untuk

membantu ventilasi, obat-obatan emergensi, dan oksigen dalam tabung ditaruh dalam

satu tempat khusus dan mudah terjangkau.

- Pinset anatomis

- Pinset hidung

- Pinset sirurgis

22

Page 23: Makalah Jadi Dokter Keluarga

- Sarung tangan

- Scalpel

- Spuit disposibel (1,3 dan 5 cc)

- Set infuse

- Sterilisator basah/kering

- Tiang infuse

Alat medis tambahan :

- Forsep dressing 6”

- Forsep spons

- Kateter uretral

- KB kit

- Kotak kapas

- Lampu spiritus

- Loupe (kaca pembesar)

- Piala ginjal (nierbeken)

- Pipet

- Pita pengukur

- Serumen ekstraktor

- Timbangan bayi

- Box lampu untuk membaca hasil rontgen

Tas dokter untuk panggilan rumah:

23

Page 24: Makalah Jadi Dokter Keluarga

- Alat penekan lidah

- Forsep hemostatik

- Jarum suntik no. 22 dan 23

- Kapas dan alcohol

- Lampu senter

- Obat-obatan

- Palu refleks

- Spuit (3 dan 5 cc)

- Stetoskop

- Tensimeter

- Thermometer

- Perlengkapan perawatan luka : kasa, larutan antiseptic, larutan irigasi, perangkat terapi

intravena, perlengkapan kateter, perlengkapan irigasi

Persediaan obat-obatan:

- Obat suntik: adrenaline bitatras, kortikosteroid, antihistamin, antipiretik/analgetik, anti

asma, anti konvulsan.

- Cairan infuse: ringer laktat atau NaCl 0,9%, glukosa 5 %

- Obat-obatan P3K : ISDN, obat-obat luka, parasetamol, anti konvulsan, spasmolitik

- Anestesi local : prokain HCl

- Metoda kontrasepsi: obat KB/alat KB, IUD, kondom, suntikan, implant, pil

Peralatan non medis

24

Page 25: Makalah Jadi Dokter Keluarga

1. Ruang pendaftaran dan administrasi

o meja berlaci pendaftaran dan administrasi

o lemari/rak penyimpan rekam medic

o computer

o printer

o kursi staf

o kursi pengunjung

o tempat sampah

2. Ruang penyimpanan obat-obatan

o Lemari rak/penyimpan obat-obatan

o Kursi staf

o Wastafel

o Lap pengering

3. Ruang tunggu

o Kursi tunggu

o Meja kecil

o Rak majalah/brosur kesehatan

o Tempat sampah

4. Ruang praktik

o Tempat tidur pemeriksaan

25

Page 26: Makalah Jadi Dokter Keluarga

o Lampu senter

o Lemari obat dan alat periksa fisik

o Meja tulis dengan kursi dokter dan 2 kursi pasien

o Meja peralatan dan cairan desinfektan

o Wastafel

o Handuk kering

o Bak sampah tertutup

o Kulkas

o Tempat penyimpanan status

o Rak buku

o Lemari untuk menyimpan emergensi kit

Penunjang medis

o Rekam medis

o Penyimpanan vaksin

o Pengelolaan limbah

o Pengelolaan air bersih

3.6 Bentuk Pelayanan kesehatan

Klinik buka setiap hari 24 jam kecuali hari raya keagamaan.

Standar Pelayanan Medis Dokter Keluarga :

a) Anamnesis.

26

Page 27: Makalah Jadi Dokter Keluarga

b) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

c) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding.

d) Prognosis.

e) Konseling : membantu pasien (dan keluarga) untuk menentukan pilihan terbaik

penatalaksanaan untuk pasien sendiri.

f) Konsultasi: jika diperlukan, dokter keluarga dapat melakukan konsultasi ke dokter lain

(dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan) yang

dianggap lebih berpengalaman.

g) Rujukan.

h) Tindak lanjut.

i) Tindakan.

j) Pengobatan rasional.

k) Pembinaan keluarga : dilakukan bila dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan lebih baik

jika adanya partisipasi keluarga.

1. Pelayanan Dalam Gedung :

Pelayanan IGD 24 Jam

Pelayanan Rawat Jalan.

Layanan yang dilakukan pada pasien rawat jalan.

Pelayanan Pengobatan Umum & Poli Gigi

Pelayanan yang diberikan untuk pasien yang memiliki keluhan penyakit umum dan

gangguan pada gigi dan mulut.

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Angka kematian Ibu dan bayi semakin meningkat di Indonesia. Sehingga pemeriksaan

rutin dapat dilakyukan untuk mengurangi angka kematian yang ada dan menambaha

harapah hidup. Pelayanan kesehatan Ibu dan anak dikhususkan bagi Ibu hamil dan anak –

anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

27

Page 28: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Pelayanan Keluarga & Masyarakat Sehat (KB)

Pelayanan yang dikhususkan bagi pasangan suami istri untuk perencanaan jumlah anak

dan rentang jarak umur yang tepat.

Pelayanan Konsultasi via Telepon

Penerimaan layanan dengan cara pasien tidak harus bertemu langsung dengan dokter.

Dapat melalui teepon. Ini dikarenakan karena mobilisasi pasien yang tinggi.

2. Pelayanan Luar Gedung :

Health Services for Disaster (Sigap Bencana).

Bencana banjir merupakan hal tidak dapat kita cegah namun dapat kita persiapkan.

Pemberian bantuan dan perawatan pada korban banjir dapat meringankan para korban

banjir.

Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil dan Balita.

Gizi anak dalam masa pertumbuhan dan Ibu hami akan sangat mempengaruhi kondisi

anak tersebut setelah dewasa. Pengaturan gizi dan diet yang sesuai takarannya perlu di

sosialisasikan pada masyarakat. Dapat diakukan penyuluhan gizi setiap 3 bulan sekali.

Sekaligus memantau apakah terdapat angka keterkurangan gizi di wiayah tersebut

Posyandu Remaja.

Usia remaja merupakan usia emas. Dimana saat ini hormonal sedang meningkat dan pola

pergaulan ingin bergerak bebas. Pembinaan remaja melalui Posyandu dapat membantu

remaja dalam bergerak. Pemberian informasi pada remaja, khususnya mengenai hal yang

sifatnya edukatif, misalnya kewanitaan, seks pra nikah. Mampu menjadi antisipasi remaja

dalam bertindak. Dapat bekerjasama dengan SMP/SMA terdekat untuk dilakukan

penyuluhan ke sekolah tersebut. Setiap 6 bulan 1 kali.

28

Page 29: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Konsep Daerah Binaan.

Klinik dokter keluarga berada di suatu wilayah yang menjadi cakupannya. Dapat

bekerjasama dengan Posyandu dan para kader untuk memantau kondisi kesehatan dan

lingkungan warga daerah binaannya. Hal ini dapat dilakukan dokter keluarga dengan

mengumpulkan data angka kesakitan dan penyebab tertinggi di daerah binaannya

tersebut. Lalu melakukan penyuluhan setiap 3 bulan 1 kali.

Penyuluhan, dan sebagainya.

Penyuluhan kesehatan untuk mensosialisasikan isu – isu kesehatan yang terkait dan

relevan dengan kondisi yang ada. Dapat dilakukan 3 bulan 1 kali.

Rujukan Berobat di Rumah Sakit terdekat.

Melakukan system rujukan ke RS terdekat. Apabila diperlukan pelayanan penunjang

yang lebih memadai. Dengan memfasilitasi pembiayaan pasien.

Aturan shift jaga

Dokter Penanggung Jawab harus selalu ada di tempat/mudah dijangkau melalui komunikasi.

Jadwal jaga setiap hari bergantian minimal ada 1 dokter dan/atau dokter gigi. Jadwal berubah

setiap bulan dan diatur oleh bagian keskretariatan atau pemimpin klinik. Shift pagi dimulai pukul

07.00-13.00 WIB, shift sore dimulai pukul 13.00-21.00 WIB, shift malam 21.00-07.00 WIB

Jadwal dokter jaga 24 jam periode bulan Januari

Nama

dokter

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

Dokter 1 Libur Pagi Sore Malam Libur Pagi Libur

Dokter 2 Pagi Sore Malam Libur Pagi Libur Sore

Dokter 3 Sore Malam Libur Pagi Sore Libur Pagi

29

Page 30: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Dokter 4 Malam Libur Pagi Sore Libur Sore Libur

Dokter 5 Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Libur Libur

Dokter 6 Sore Sore Sore Sore Sore Libur Libur

Tabel 5. Contoh Jadwal shift jaga

3.7 Sistem rujukan

Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan

yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik

baik vertikal maupun horizontal.Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai

kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat

kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan

kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat

kedua atau tingkat pertama. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter

dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.

(Ketentuan diatas dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan

permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis. )

Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang merupakan peserta jaminan kesehatan atau

asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan kesehatan. Peserta asuransi kesehatan

komersial mengikuti aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi dengan

tetap mengikuti pelayanan kesehatan yang berjenjang

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas, pemerataan dan peningkatan efektifitas

pelayanan kesehatan, rujukan dilakukan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat yang memiliki

kemampuan pelayanan sesuai kebutuhan pasien.

Tata Cara Rujukan 30

Page 31: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal.

Gambar 6. Sistem rujukan

Rujukan vertikal sebagaimana dimaksud merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan yang

berbeda tingkatan. Rujukan vertikal dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah

ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya Rujukan vertikal dari tingkatan

pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila: pasien

membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau sub spesialistik; perujuk tidak dapat

memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas,

peralatan dan/atau ketenagaan. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke

tingkatan pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila:

a. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih

rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya;

b. kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam

menangani pasien tersebut;

c. pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan

kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka

panjang; dan/atau

31

Page 32: Makalah Jadi Dokter Keluarga

d. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena

keterbatasan sarana, prasarana, peralatan dan/atau ketenagaan.

Rujukan horizontal sebagaimana dimaksud merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan

dalam satu tingkatan. Rujukan horizontal dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan

pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan

dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.

Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk pasien bila keadaan penyakit

atau permasalahan kesehatan memerlukannya, kecuali dengan alasan yang sah dan mendapat

persetujuan pasien atau keluarganya. Alasan yang sah adalah pasien tidak dapat

ditransportasikan atas alasan medis, sumber daya, atau geografis.

Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya. Persetujuan diberikan

setelah pasien dan/atau keluarganya mendapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan yang

berwenang.

Rujukan harus meliputi:

a. diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan;

b. alasan dan tujuan dilakukan rujukan;

c. risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan;

d. transportasi rujukan; dan

e. risiko atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan.

Perujuk sebelum melakukan rujukan harus:

a. melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai indikasi

medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan

rujukan;

b. melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa penerima rujukan

dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat darurat; dan 32

Page 33: Makalah Jadi Dokter Keluarga

c. membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima rujukan.

penerima rujukan berkewajiban:

a. menginformasikan mengenai ketersediaan sarana dan prasarana serta

kompetensi dan ketersediaan tenaga kesehatan; dan

b. memberikan pertimbangan medis atas kondisi pasien.

Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya memuat:

a. identitas pasien;

b. hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang) yang telah dilakukan;

c. diagnosis kerja;

d. terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;

e. Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya. Persetujuan

diberikan setelah pasien dan/atau keluarganya mendapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan

yang berwenang.

tujuan rujukan; dan

f. nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.

Transportasi untuk rujukan dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan ketersediaan

sarana transportasi. Pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus harus dirujuk

dengan ambulans dan didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Dalam hal tidak

tersedia ambulans pada fasilitas pelayanan kesehatan perujuk, rujukan dapat dilakukan dengan

menggunakan alat transportasi lain yang layak.

Rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah diterima oleh penerima rujukan. Penerima

rujukan bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan kesehatan lanjutan sejak menerima

33

Page 34: Makalah Jadi Dokter Keluarga

rujukan. Penerima rujukan wajib memberikan informasi kepada perujuk mengenai

perkembangan keadaan pasien setelah selesai memberikan pelayanan.

Pembiayaan

Pembiayaan rujukan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku pada asuransi kesehatan

atau jaminan kesehatan. Pembiayaan rujukan bagi pasien yang bukan peserta asuransi kesehatan

atau jaminan kesehatan menjadi tanggung jawab pasien dan/atau keluarganya.

Monitoring, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan

Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan

provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota dan organisasi profesi. Pencatatan dan Pelaporan

dilakukan oleh perujuk maupun penerima rujukan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pembinaan dan pengawasan

Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan organisasi profesi bertanggung jawab atas

pembinaan dan pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Kepala dinas kesehatan provinsi dan organisasi profesi bertanggung jawab atas pembinaan dan

pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat kedua. Menteri bertanggung jawab atas

pembinaan dan pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Dalam

melaksanakan pembinaan dan pengawasan Menteri, kepala dinas kesehatan provinsi dan kepala

dinas kesehatan kabupaten/kota mengikutsertakan asosiasi perumahsakitan dan organisasi profesi

kesehatan. Dalam rangka melakukan pengawasan, Menteri, kepala dinas kesehatan provinsi dan

kepala dinas kabupaten/kota dapat mengambil tindakan administratif sesuai dengan kewenangan

masing-masing. Tindakan administratif dapat berupa teguran lisan, teguran tertulis, atau

pencabutan izin praktik tenaga kesehatan dan/atau izin fasilitas pelayanan kesehatan.

Tempat-tempat yang menjadi rujukan :

KLINIK GRUP MEDIK MERUYAJl. Jalan Meruya Ilir No. B5 16

34

Page 35: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Kel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620

Jl. Jalan Meruya Ilir 14A-BKel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620

KLINIK 24 JAM BUDI MEDIKAJl. Jalan Meruya Utara 1Kel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620

LASER DENTISTRYJl. Jalan Meruya Ilir No. 10Kel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620

POLIKLINIK UMUM KARYA KASIHJl. Jalan Aries Asri 4 No. F7-12AKel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620

PUSKESMAS KEL. MERUYA UTARAJl. Jalan Komp. Taman Meruya IlirKel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620

RUMAH SAKIT

Rumah Sakit Sumber Waras, tipe B: Jl. Kyai Tapa Grogol JakbarRumah Sakit Pelni Petamburan, tipe B: Jl. KS Tubun No. 92-94 JakbarRumah Sakit Trisna Pangastuti, tipe C: Jl. KS Tubun 79 Slipi JakbarRumah Sakit Jiwa Jakarta, tipe A: Jl. Dr Latumeten No.1 JakbarRumah Sakit Kanker Dharmais, tipe B: Jl. S Parman Kav. 84-86 Jakarta BaratRumah Sakit AB Harapan Kita, tipe B: Jl. S Parman Kav 87 JakbarRumah Sakit Jantung Harapan Kita, tipe B: Jl. S Parman Kav87 JakbarRumah Sakit Graha Medika, tipe Ma: Jl. Raya Perjuangan Kebun JerukRumah SakitK Bedah Chandera: Jl. Raya Mangga Besar No. 40 JakbarRumah Sakit Umum Al-Kamal, tipe C: Jl. Raya Al-Kamal No. 2 KedoyaRumah Sakit Manuela, tipe C: Jl. Mangga Besar VIII/23 JakbarRumah Sakit Patria IKKT, tipe D: Jl. Cenderawasih No. 1 Komp. Hankam

35

Page 36: Makalah Jadi Dokter Keluarga

Rumah Sakit UmumD Cengkareng, tipe B: Perumnas Bumi Cengkareng IndahRumah SakitIA Hermina Cengkareng, tipe E: Jl. Kintamani Raya No. 2 Daan Mogot

36