Upload
irsyad-arrais
View
68
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
meds
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pelayanan dokter dalam skim pelayanan kesehatan (sebagaimana banyak ditulis dalam
referensi tentang Administrasi Kesehatan) adalah salah satu jenis medical service yang berbentuk
pelayanan individu, atau untuk saat ini dikenal sebagai Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
UKP sendiri, terdiri dari berbagai strata, yaitu primer, skunder dan tersier. UKP strata primer
seringkali disebut dengan pelayanan atau praktik kedokteran dasar atau di beberapa Negara
dikembangkan sebagai praktik kedokteran keluarga.
Dalam SKN disebutkan bahwa, UKP strata pertama adalah UKP tingkat dasar, yaitu yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan pada
perorangan. Penyelengaranya bisa pemerintah, masyarakat atau sektor swasta yang diwujudkan
dalam bentuk pelayanan profesional seperti praktik bidan, praktik perawat, praktik dokter,
praktik dokter gigi, poliklinik, balai pengobatan, praktik dokter/klinik 24 jam, praktik bersama
dan rumah bersalin termasuk pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif yang secara ilmiah
terbukti keamanan dan khasiatnya, serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika.
UKP strata pertama oleh pemerintah juga diselenggarakan oleh Puskesmas. Dengan
demikian Puskesmas memiliki dua fungsi pelayanan yaitu pelayanan kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan perorangan. Untuk masa yang akan datang, bila sistem jaminan kesehatan
telah berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan UKP strata pertama melalui
Puskesmas. Penyelenggaraan UKP strata pertama akan diserahkan pada masyarakat dan swasta
dengan menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali daerah yang sangat terpencil masih
dipadukan dengan pelayanan Puskesmas. Inilah yang kemudian menjadi landasan bagi
pengembangan dokter berbasis dokter keluarga di Indonesia.
Upaya kesehatan perorangan (UKP) strata kedua adalah upaya kesehatan tingkat lanjutan yang
menggunakan ilmu pengetahuan dan dan teknologi spesialistik yang ditujukan kepada
perorangan. Penyelenggaranya adalah pemerintah, masyarakat dan swasta dalam bentuk praktik
dokter spesialis, praktik dokter gigi spesialis, klinik spesialis, bali pengobatan penyakit paru,
balai kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan jiwa masyarakat, RS kelas B dan C
1
nonpendidikan milik pemerintah dan swasta. Sarana ini berfungsi sebagai pelayanan langsung
maupun sebagai sarana rujukan dari UKP strata pertama.
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer
yang komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan
keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan.
Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat
primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak
pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan.
Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis
penyakitnya.
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic). Pada
bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang
didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter keluarga (family clinic/center).
Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-
standing family clinic). Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar
komplek rumah sakit (satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini
mulai banyak didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan
jugapenghasilan rumah sakit.
Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu klinik mandiri atau hanya
merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik dokter keluarga tersebut menjalin
hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit. Pasien yang memerlukan pelayanan rawat
inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke rumah sakit kerja sama tersebut. Klinik dokter keluarga
ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau bersama-sama dalam satu kelompok
(group practice). Dari dua bentuk klinik dokter keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah
klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2
sampai 3 orang dokter keluarga.
Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajernen yang
sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut secara
bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk kemudian
2
menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh satu sistem manajemen
keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem informasi yang sama pula.
Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara umum
dapat dibedakan atas tiga macam:
1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan
rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak
melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di
rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek
dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien
tersebut dirujuk ke rumah sakit.
2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup
pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan
bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan
rumah sakit.
3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta
pelayanan rawat inap di rumah sakit.
Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah mencakup
pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di
rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah
berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi
kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.
Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak sama antara
satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama antara satu daerah lainnya. Di
Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah mulai jarang
dilakukan. Penyebabnya adalah karena mulai timbul kesadaran pada diri pasien tentang adanya
perbedaan mutu pelayanan antara kunjungan dan perawatan pasien di rumah dengan di tempat
praktek. Pasien akhirnya lebih senang mengunjungi tempat praktek dokter, karena telah tersedia
pelbagai peralatan kedokteran yang dibutuhkan.
3
Di beberapa negara lainnya, terutama di daerah pedesaan, karena dokter keluarga tidak
mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanya menyelenggarakan
pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk sertakan sepenuhnya kepada dokter
yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan rujukan untuk pelayanan rawat inap tersebut,
tetap dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter keluarga memberikan bantuan sepenuhnya, dan
bahkan turut mencarikan tempat perawatan dan jika perlu turut mengantarkannya ke rumah sakit.
Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidak sama,
perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan tetap tidak
boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga bukan sekedar menyembuhkan penyakit,
tetapi diarahkan pada upaya pencegahan penyakit. Atau jika tindakan penyembuhan yang
dilakukan, maka pelaksanaannya, kecuali harus mempertimbangkan keadaan pasien sebagai
manusia seutuhnya, juga harus mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan
lingkungannya. Praktek dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau bagian anggota
badan yang sakit saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan.
Prinsip klinik dokter keluarga adalah
a. Merupakan klinik yang menyelenggarakan Sistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK),
b. Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak di tempat strategis),
c. Mempunyai bangunan yang memadai,
d. Dilengkapi dengan sarana komunikasi,
e. Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK,
f. Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus perlatihan
khususpembantu KDK,
g. Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok.
h. Mempunyai izin yang berorientasi wilayah,
i. Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu,
danberkesinambungan,
j. Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur,
k. Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik ybs
4
Kelas klinik dokter keluarga dibagi 3 yaitu
Mengenai apakah klinik DOGA dapat didirikan di daerah cakupan dokter keluarga lain,
belum ada peraturan pasti yang mengatur ini. Banyak sekali alasan didirikannya klinik dokter
keluarga, diantaranya karena kurangnya akses untuk melingkupi daerah yang kurang terjamah
pusat pelayanan kesehatan, padatnya jumlah penduduk, kurangnya kebersihan lingkungan, dan
lain-lain. Seperti di Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, dengan
luas daerah 476 ha dengan jumlah penduduk 27.977 jiwa dan 6.894 KK menunjukkan bahwa
daerah tersebut termasuk daerah yang padat. Ditambah lagi data prevalensi penyakit TB Paru di
Indonesia adalah 0,2 % pada tahun 1999 sampai dengan2004, daerah Jakarta sebesar 70 %, data
yang ditemukan di Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat pada tanggal
5
01 – 20 Agustus 2006 yaitu penderitaTB Paru sebanyak 3,50 % dari 467 kasus yang ada. Jumlah
penderita TB Paru di RT.02,03,017 RW 04 Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan,
Jakarta Barat, bulanJuli 2006 sebanyak 1,33 % dari kasus yang ada. Selain itu penyakit lain yang
sering tercatat di puskesmas Kecamatan Kembangan diantaranya adalah infeksi pernafasan atas,
penyakit kulit alergi, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat, penyakit kulit infeksi,
penyakit darah tinggi, diare, dan lain sebagainya.
Berdasarkan data di atas, kelompok kami akan membuat klinik dokter keluarga tipe A
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kelurahan Meruya Utara,
Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mengaplikasikan kedokteran keluarga tingkat pratama pada suatu pelayanan kesehatan
yang mudah dijangkau dan berkualitas
1.2.2 Tujuan khusus
1. Melayani masyarakat dengan prinsip dasar dokter keluarga yaitu mewujudkan
pelayanan yang holistic dan komprehensif, pelayanan yang kontinu, pelayanan yang
berkesinambungan
2. Mengupayakan peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga di daerah Meruya
Utara
1.3 Rumusan masalah
1. Dimana letak yang strategis untuk membuat suatu klinik pelayanan kedokteran keluarga?
2. Apa saja 10 penyakit terbanyak pada kelurahan Meruya Utara?
3. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sebuah klinik
pelayanan kedokteran keluarga di wilayah Meruya Utara?
1.4 Manfaat
1. Masyarakat
Mendapatkan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau dan berkualitas.
2. Dinas Kesehatan setempat
6
Meningkatnya status kesehatan masyarakat, berkurangnya mortalitas dan morbiditas,
meningkatnya angka harapan hidup di wilayah tersebut serta penduduk yang sehat akan
berdampak meningkatkan pendapatan daerah
BAB II
PROFIL DAERAH
Data Demografi dan Kondisi Geografis
Jakarta Barat adalah salah satu dari 5 kota administrasi di DKI Jakarta. Jakarta Barat
secara administrasi terbagi menjadi 8 kecamatan dan 56 kelurahan.
Gambar 1. Peta Kota Jakarta Barat
1. Daftar Kecamatan :
a. Cengkareng
b. Grogol Petamburan
c. Kalideres
7
d. Kebon Jeruk
e. Kembangan
f. Palmerah
g. Taman Sari
h. Tambora
2. Letak Geografis Jakarta Barat
Terletak pada 106 - 48 BT dan 60 - 12 LU
Batas Wilayah :
1. Utara : Kabupaten / Kodya Tangerang dan Kodya Jakarta Utara
2. Timur : Kotamadya Jakarta Utara dan Kotamadya Jakarta Pusat
3. Selatan : Kotamadya Jakarta Selatan dan Kabupaten / Kodya Tangerang
4. Barat : Kabupaten dan Kotamadya Tangerang
Jumlah penduduk : 2.281.945 Jiwa
Tabel 1. Jumlah penduduk Kota Jakarta Barat per Kecamatan Tahun 2010
8
Tabel 2. Jumlah penduduk Kota Jakarta Barat berdasarkan Agama
Kecamatan Kembangan termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Barat dengan luas wilayah
2.419 ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan
1.290,91 ha; industri 8,73 ha, perkantoran 116,08 ha; taman 36,75 ha; pertanian 114,39 ha; lahan
tidur 643,43 ha; dll 208, 71 ha.
Secara administratif terdiri 6 kelurahan, 62 RW, 600 RT, 37.584 KK, 140.201 jiwa dan luas
area dengan kepadatan penduduk sebesar 5.796 jiwa/Km2 Kecamatan Kembangan terdiri dari:
(a) Kelurahan Joglo (486 ha); dengan jumlah penduduk 26.606 jiwa dan 5.685 KK
(b) Kelurahan Srengseng (492 ha); dengan jumlah penduduk 27.973 jiwa dan 5.389KK.
(c) Kelurahan Meruya Selatan (285 ha); dengan jumlah penduduk19.325 jiwa dan 5.613 KK.
(d) Kelurahan Meruya Utara (476 ha); dengan jumlah penduduk 27.977 jiwa dan 6.894 KK.
(e) Kelurahan Kembangan Utara (348 ha); dengan jumlah penduduk 15.721 jiwa dan 5.148
KK.
(f) Kelurahan Kembangan Selatan (332 ha); dengan jumlah penduduk 22.194 jiwa dan
7.011KK
Tabel 3. Luas Wilayah Kelurahan Jumlah RT, dan Jumlah RW di Kecamatan Kembangan
No Kelurahan Luas
Wilayah(Km2)
Jumlah
RT RW
9
1 Kembangan utara 365 10 110
2 Kembangan
selatan
361 9 77
3 Meruya utara 433 11 126
4 Meruya selatan 280 11 82
5 Srengseng 486 9 113
6 Joglo 492 12 94
Jumlah 2417 62 604
Kelurahan Meruya Utara termasuk wilayah daerah Kelurahan Kembangan dengan luas
wilayah 476 ha dan memiliki jumlah penduduk terbanyak.
Gambar 2. Peta Kecamatan Kembangan
1. Letak
Meruya utara terletak di Kotamadya Jakarta Barat yang terletak pada 106 - 48 BT dan 60
- 12 LU dengan batas Wilayah :
Utara : kembangan selatan
Timur : kebon jeruk
Selatan : meruya selatan
Barat : karang mulya
2. Luas Wilayah
10
Luas wilayah kelurahan Meruya Utara 476 ha
3. Kondisi Demografis
1. Jumlah Penduduk
Kelurahan Meruya utara memiliki jumlah penduduk 27.977 jiwa dan terdiri atas 6894
KK.
2. Data Penyakit Terbanyak di Meruya Utara
1) TBC Paru
2) Pneumonia
3) HIV/AIDS
4) Infeksi Menular Seksual
5) Demam Berdarah Dengue
6) Diare
7) Malaria
8) Filariasis
9) Campak
10) Hepatitis B
11) Difteri Pertusis Tetanus serta Polio
11
BAB III
PROFIL KLINIK
3.1 Lokasi klinik
Jl. Jalan Meruya Ilir No. 9 kelurahan Meruya Utara, kecamatan Kembangan, Jakarta Barat
3.2 Visi dan Misi
Visi: Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang lebih berkualitas.
Misi:
o Melayani kesehatan perorangan (pelayanan medis = pelayanan kedokteran) yang
menyeluruh, terpadu, berkesinambungan dan proaktif
o Mengupayakan peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarga sebagai satu unit,
bukan pada golongan umur, jenis kelamin, organ tubuh, jenis penyakit dan/atau
keluhan tertentu saja.
o Meningkatkan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat secara kapitasi dan
praupaya terutama bagi masyarakat miskin yang berkelanjutan
12
3.3 Struktur organisasi klinik dokter keluarga
13
Pimpinan Klinik Dokter Keluarga
dr/drg.Keluarga/Spesialis/ MARS
Seksi Pelayanan
Rawat jalan
Subbag Kesekretariatan
IPAL
Poli
Rawat inap
Farmasi
Subbag Keuangan
IGD
Umum
Gigi
Anak
Seksi Pelayanan Rawat inap
Seksi Penunjang
medik
Ruang bayi
Ruang bersalin
Laboratorium
Rekam medik
Cleaning service
Dapur
Klinik dokter keluarga tingkat pratama ini dipimpin oleh seorang dokter keluarga yang
juga sebagai tenaga pelayanan kesehatan. Dibantu oleh 28 tenaga lainnya, dengan rincian:
o Tenaga Medis
o 5 dokter keluarga : Dokter keluarga yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi
panutan masyarakat dalam hal perilaku kesehatan. Dengan pembagian tugas: 1 orang
penanggung jawab poli umum, 1 orang penanggung jawab IGD, 1 orang penanggung
jawab rawat inap, 1 orang penanggung jawab ruang bersalin, dan 1 orang penanggung
jawab laboratorium klinik
o 2 dokter gigi : Penanggung jawab poli gigi dan penanggung jawab ruang bayi
o 2 orang bidan : Bidan yang telah melakukan pelatihan pelayanan dengan pendekatan
dokter keluarga. Dengan tugas: membantu pelayanan persalinan dan perawatan
o 3 orang perawat : Perawat yang telah melakukan pelatihan pelayanan dengan pendekatan
dokter keluarga. Dengan tugas: membantu pelayanan persalinan dan perawatan
o 2 orang analis laboratorium : membantu dokter secara teknis pemeriksaan laboratorium
klinik.
o 4 orang apoteker : 1 orang sebagai apoteker pengelola apotek yaitu apoteker yang telah
memiliki Surat Izin Apotek (SIA) , 1 orang sebagai apoteker pendamping, 1 orang
sebagai Apoteker pengganti, yaitu Apoteker yang menggantikan apoteker pengelola
apotek apabila tidak berada di tempat selama lebih dari 3 bulan secara terus menerus, dan
1 orang asisten apoteker.
o 2 orang ahli gizi :pengelola dapur gizi untuk pemenuhan kebutuhan pasien rawat inap,
ruang bersalin, ruang bayi, dan konsultasi gizi keluarga.
o 1 orang ahli rontgen : seorang yang ahli dalam menggunakan alat rontgen
o 1 orang IPAL: seorang yang ahli dalam pengaturan limbah medis dan non medis.14
o Tenaga non medis
o 1 orang penanggungjawab kesekretariatan : Seorang yang berpengalaman di bidang
public relation, untuk membangun kerjasama antar klinik/ pemerintah/ swasta
o 2 orang penanggung jawab keuangan : seorang yang berpengalaman di bidang
administrasi, mengatur pemasukan yang berasal dari lingkungan eksternal maupun
internal
o 2 orang cleaning service : membersihkan ruangan dan pengaturan sampah untuk lantai 1
dan lantai 2 secara bergantian
o 1 orang security : pengamanan terhadap lingkungan sekitar klinik
3.4 Bangunan dan ruang
15
Tabel 4. Kelengkapan bangunan
16
Gambar 3. Denah lantai 1
Keterangan:
A1: ruang poli umum
A2: ruang poli gigi
A3: ruang rontgen
A4: ruang laboratorium
A5: toilet
A6: Instalasi Gawat Darurat
A7: Apotek
A8: pendaftaran dan administrasi
A9: tempat sampah umum dan medis
A10: parkir motor
A11: parkir dokter dan ambulans
17
A12: pos satpam
A13: tangga
Gambar 4. Denah lantai 2
Keterangan:
B1: gudang dan arsip
B2: ruang rawat inap
B3: toilet
B4: ruang praktek dokter
B5: dapur gizi
B6: ruang bayi
B7: ruang bersalin
B8: tangga
18
Gambar 5 . Denah basement
Keterangan:
C1: tangga
C2: generator
3.5 Sarana dan prasarana
Prasarana klinik
a. Instalasi air
b. Instalasi listrik + generator
c. Instalasi sirkulasi udara
d. Sarana pengelolaan limbah
e. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
f. Ambulans
g. Alat komunikasi
19
Fasilitas
Fasilitas IGD :
a. Tempat tidur 5 buah dilengkapi 1 buah AC
b. Terjangkau ambulans
c. Tidak mengganggu jalannya pelayanan lainnya
Fasilitas Rawat Inap :
a. Tempat tidur pasien 8 buah dilengkapi 1 buah AC
b. Dapur Gizi
c. Pelayanan rawat inap untuk 5 hari
Fasilitas Ruang bersalin :
a. Tempat tidur pasien 3 buah dilengkapi 1 buah AC
b. Kursi tunggu
c. Dapur gizi
Fasilitas Laboratorium klinik :
a. Dapat memberikan pelayanan dalam bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi
klinik, parasitologi klinik, dan imunologiklinik
b. Melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan kemampuan pemeriksaan
terbatas dengan tehnik sederhana
c. Laboratorium klinik telah melalui sertifikasi untuk upaya pemantauan lingkungan, upaya
pengelolaan lingkungan, dan / atau analisis dampak lingkungan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Fasilitas rontgen
a. Seorang ahli foto rontgen
20
b. Alat rontgen sederhana
c. 1 buah tempat tidur
d. Pelindung radiasi
Peralatan
Alat-alat pemeriksaan fisik:
- Alat test sensasi kulit
- Auriscope
- Lampu kepala
- Ophtalmoscope
- Palu refleks
- Peak flow meter
- Penekan lidah
- Pengukur tinggi badan + berat badan
- Snellen chart
- Speculum vagina
- Stetoskop
- Strip tes urin
- Tensimeter
- Thermometer
Alat-alat laboratorium :
- Alat monitoring gula darah
21
- Alat pengukur kadar hemoglobin darah
- Alat pemulas sediaan Gram
- Alat pemulas sediaan basah
- Glass object dan penutupnya
- Mikroskop
- Reagensia
Alat-alat tindakan :
- Bak instrument metal
- Benang otot dan benang sutera
- Forsep hemostatik
- Gunting perban
- Jarum kulit
- Jarum suntik disposibel (no. 12, 14, 22/23Q)
- Kapas, perban, dan plester
- Pemegang jarum bedah
- Peralatan resusitasi, peralatan untuk mempertahankan jalan nafas, peralatan untuk
membantu ventilasi, obat-obatan emergensi, dan oksigen dalam tabung ditaruh dalam
satu tempat khusus dan mudah terjangkau.
- Pinset anatomis
- Pinset hidung
- Pinset sirurgis
22
- Sarung tangan
- Scalpel
- Spuit disposibel (1,3 dan 5 cc)
- Set infuse
- Sterilisator basah/kering
- Tiang infuse
Alat medis tambahan :
- Forsep dressing 6”
- Forsep spons
- Kateter uretral
- KB kit
- Kotak kapas
- Lampu spiritus
- Loupe (kaca pembesar)
- Piala ginjal (nierbeken)
- Pipet
- Pita pengukur
- Serumen ekstraktor
- Timbangan bayi
- Box lampu untuk membaca hasil rontgen
Tas dokter untuk panggilan rumah:
23
- Alat penekan lidah
- Forsep hemostatik
- Jarum suntik no. 22 dan 23
- Kapas dan alcohol
- Lampu senter
- Obat-obatan
- Palu refleks
- Spuit (3 dan 5 cc)
- Stetoskop
- Tensimeter
- Thermometer
- Perlengkapan perawatan luka : kasa, larutan antiseptic, larutan irigasi, perangkat terapi
intravena, perlengkapan kateter, perlengkapan irigasi
Persediaan obat-obatan:
- Obat suntik: adrenaline bitatras, kortikosteroid, antihistamin, antipiretik/analgetik, anti
asma, anti konvulsan.
- Cairan infuse: ringer laktat atau NaCl 0,9%, glukosa 5 %
- Obat-obatan P3K : ISDN, obat-obat luka, parasetamol, anti konvulsan, spasmolitik
- Anestesi local : prokain HCl
- Metoda kontrasepsi: obat KB/alat KB, IUD, kondom, suntikan, implant, pil
Peralatan non medis
24
1. Ruang pendaftaran dan administrasi
o meja berlaci pendaftaran dan administrasi
o lemari/rak penyimpan rekam medic
o computer
o printer
o kursi staf
o kursi pengunjung
o tempat sampah
2. Ruang penyimpanan obat-obatan
o Lemari rak/penyimpan obat-obatan
o Kursi staf
o Wastafel
o Lap pengering
3. Ruang tunggu
o Kursi tunggu
o Meja kecil
o Rak majalah/brosur kesehatan
o Tempat sampah
4. Ruang praktik
o Tempat tidur pemeriksaan
25
o Lampu senter
o Lemari obat dan alat periksa fisik
o Meja tulis dengan kursi dokter dan 2 kursi pasien
o Meja peralatan dan cairan desinfektan
o Wastafel
o Handuk kering
o Bak sampah tertutup
o Kulkas
o Tempat penyimpanan status
o Rak buku
o Lemari untuk menyimpan emergensi kit
Penunjang medis
o Rekam medis
o Penyimpanan vaksin
o Pengelolaan limbah
o Pengelolaan air bersih
3.6 Bentuk Pelayanan kesehatan
Klinik buka setiap hari 24 jam kecuali hari raya keagamaan.
Standar Pelayanan Medis Dokter Keluarga :
a) Anamnesis.
26
b) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
c) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding.
d) Prognosis.
e) Konseling : membantu pasien (dan keluarga) untuk menentukan pilihan terbaik
penatalaksanaan untuk pasien sendiri.
f) Konsultasi: jika diperlukan, dokter keluarga dapat melakukan konsultasi ke dokter lain
(dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan) yang
dianggap lebih berpengalaman.
g) Rujukan.
h) Tindak lanjut.
i) Tindakan.
j) Pengobatan rasional.
k) Pembinaan keluarga : dilakukan bila dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan lebih baik
jika adanya partisipasi keluarga.
1. Pelayanan Dalam Gedung :
Pelayanan IGD 24 Jam
Pelayanan Rawat Jalan.
Layanan yang dilakukan pada pasien rawat jalan.
Pelayanan Pengobatan Umum & Poli Gigi
Pelayanan yang diberikan untuk pasien yang memiliki keluhan penyakit umum dan
gangguan pada gigi dan mulut.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Angka kematian Ibu dan bayi semakin meningkat di Indonesia. Sehingga pemeriksaan
rutin dapat dilakyukan untuk mengurangi angka kematian yang ada dan menambaha
harapah hidup. Pelayanan kesehatan Ibu dan anak dikhususkan bagi Ibu hamil dan anak –
anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
27
Pelayanan Keluarga & Masyarakat Sehat (KB)
Pelayanan yang dikhususkan bagi pasangan suami istri untuk perencanaan jumlah anak
dan rentang jarak umur yang tepat.
Pelayanan Konsultasi via Telepon
Penerimaan layanan dengan cara pasien tidak harus bertemu langsung dengan dokter.
Dapat melalui teepon. Ini dikarenakan karena mobilisasi pasien yang tinggi.
2. Pelayanan Luar Gedung :
Health Services for Disaster (Sigap Bencana).
Bencana banjir merupakan hal tidak dapat kita cegah namun dapat kita persiapkan.
Pemberian bantuan dan perawatan pada korban banjir dapat meringankan para korban
banjir.
Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil dan Balita.
Gizi anak dalam masa pertumbuhan dan Ibu hami akan sangat mempengaruhi kondisi
anak tersebut setelah dewasa. Pengaturan gizi dan diet yang sesuai takarannya perlu di
sosialisasikan pada masyarakat. Dapat diakukan penyuluhan gizi setiap 3 bulan sekali.
Sekaligus memantau apakah terdapat angka keterkurangan gizi di wiayah tersebut
Posyandu Remaja.
Usia remaja merupakan usia emas. Dimana saat ini hormonal sedang meningkat dan pola
pergaulan ingin bergerak bebas. Pembinaan remaja melalui Posyandu dapat membantu
remaja dalam bergerak. Pemberian informasi pada remaja, khususnya mengenai hal yang
sifatnya edukatif, misalnya kewanitaan, seks pra nikah. Mampu menjadi antisipasi remaja
dalam bertindak. Dapat bekerjasama dengan SMP/SMA terdekat untuk dilakukan
penyuluhan ke sekolah tersebut. Setiap 6 bulan 1 kali.
28
Konsep Daerah Binaan.
Klinik dokter keluarga berada di suatu wilayah yang menjadi cakupannya. Dapat
bekerjasama dengan Posyandu dan para kader untuk memantau kondisi kesehatan dan
lingkungan warga daerah binaannya. Hal ini dapat dilakukan dokter keluarga dengan
mengumpulkan data angka kesakitan dan penyebab tertinggi di daerah binaannya
tersebut. Lalu melakukan penyuluhan setiap 3 bulan 1 kali.
Penyuluhan, dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan untuk mensosialisasikan isu – isu kesehatan yang terkait dan
relevan dengan kondisi yang ada. Dapat dilakukan 3 bulan 1 kali.
Rujukan Berobat di Rumah Sakit terdekat.
Melakukan system rujukan ke RS terdekat. Apabila diperlukan pelayanan penunjang
yang lebih memadai. Dengan memfasilitasi pembiayaan pasien.
Aturan shift jaga
Dokter Penanggung Jawab harus selalu ada di tempat/mudah dijangkau melalui komunikasi.
Jadwal jaga setiap hari bergantian minimal ada 1 dokter dan/atau dokter gigi. Jadwal berubah
setiap bulan dan diatur oleh bagian keskretariatan atau pemimpin klinik. Shift pagi dimulai pukul
07.00-13.00 WIB, shift sore dimulai pukul 13.00-21.00 WIB, shift malam 21.00-07.00 WIB
Jadwal dokter jaga 24 jam periode bulan Januari
Nama
dokter
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Dokter 1 Libur Pagi Sore Malam Libur Pagi Libur
Dokter 2 Pagi Sore Malam Libur Pagi Libur Sore
Dokter 3 Sore Malam Libur Pagi Sore Libur Pagi
29
Dokter 4 Malam Libur Pagi Sore Libur Sore Libur
Dokter 5 Pagi Pagi Pagi Pagi Pagi Libur Libur
Dokter 6 Sore Sore Sore Sore Sore Libur Libur
Tabel 5. Contoh Jadwal shift jaga
3.7 Sistem rujukan
Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik
baik vertikal maupun horizontal.Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai
kebutuhan medis dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat
kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan
kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat
kedua atau tingkat pertama. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter
dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama.
(Ketentuan diatas dikecualikan pada keadaan gawat darurat, bencana, kekhususan
permasalahan kesehatan pasien, dan pertimbangan geografis. )
Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang merupakan peserta jaminan kesehatan atau
asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan kesehatan. Peserta asuransi kesehatan
komersial mengikuti aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi dengan
tetap mengikuti pelayanan kesehatan yang berjenjang
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas, pemerataan dan peningkatan efektifitas
pelayanan kesehatan, rujukan dilakukan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat yang memiliki
kemampuan pelayanan sesuai kebutuhan pasien.
Tata Cara Rujukan 30
Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal.
Gambar 6. Sistem rujukan
Rujukan vertikal sebagaimana dimaksud merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan yang
berbeda tingkatan. Rujukan vertikal dapat dilakukan dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah
ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya Rujukan vertikal dari tingkatan
pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila: pasien
membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau sub spesialistik; perujuk tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas,
peralatan dan/atau ketenagaan. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke
tingkatan pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila:
a. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih
rendah sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya;
b. kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih baik dalam
menangani pasien tersebut;
c. pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan
kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka
panjang; dan/atau
31
d. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena
keterbatasan sarana, prasarana, peralatan dan/atau ketenagaan.
Rujukan horizontal sebagaimana dimaksud merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan
dalam satu tingkatan. Rujukan horizontal dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan
dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.
Setiap pemberi pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk pasien bila keadaan penyakit
atau permasalahan kesehatan memerlukannya, kecuali dengan alasan yang sah dan mendapat
persetujuan pasien atau keluarganya. Alasan yang sah adalah pasien tidak dapat
ditransportasikan atas alasan medis, sumber daya, atau geografis.
Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya. Persetujuan diberikan
setelah pasien dan/atau keluarganya mendapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan yang
berwenang.
Rujukan harus meliputi:
a. diagnosis dan terapi dan/atau tindakan medis yang diperlukan;
b. alasan dan tujuan dilakukan rujukan;
c. risiko yang dapat timbul apabila rujukan tidak dilakukan;
d. transportasi rujukan; dan
e. risiko atau penyulit yang dapat timbul selama dalam perjalanan.
Perujuk sebelum melakukan rujukan harus:
a. melakukan pertolongan pertama dan/atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai indikasi
medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan
rujukan;
b. melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa penerima rujukan
dapat menerima pasien dalam hal keadaan pasien gawat darurat; dan 32
c. membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima rujukan.
penerima rujukan berkewajiban:
a. menginformasikan mengenai ketersediaan sarana dan prasarana serta
kompetensi dan ketersediaan tenaga kesehatan; dan
b. memberikan pertimbangan medis atas kondisi pasien.
Surat pengantar rujukan sekurang-kurangnya memuat:
a. identitas pasien;
b. hasil pemeriksaan (anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang) yang telah dilakukan;
c. diagnosis kerja;
d. terapi dan/atau tindakan yang telah diberikan;
e. Rujukan harus mendapatkan persetujuan dari pasien dan/atau keluarganya. Persetujuan
diberikan setelah pasien dan/atau keluarganya mendapatkan penjelasan dari tenaga kesehatan
yang berwenang.
tujuan rujukan; dan
f. nama dan tanda tangan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.
Transportasi untuk rujukan dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan ketersediaan
sarana transportasi. Pasien yang memerlukan asuhan medis terus menerus harus dirujuk
dengan ambulans dan didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Dalam hal tidak
tersedia ambulans pada fasilitas pelayanan kesehatan perujuk, rujukan dapat dilakukan dengan
menggunakan alat transportasi lain yang layak.
Rujukan dianggap telah terjadi apabila pasien telah diterima oleh penerima rujukan. Penerima
rujukan bertanggung jawab untuk melakukan pelayanan kesehatan lanjutan sejak menerima
33
rujukan. Penerima rujukan wajib memberikan informasi kepada perujuk mengenai
perkembangan keadaan pasien setelah selesai memberikan pelayanan.
Pembiayaan
Pembiayaan rujukan dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku pada asuransi kesehatan
atau jaminan kesehatan. Pembiayaan rujukan bagi pasien yang bukan peserta asuransi kesehatan
atau jaminan kesehatan menjadi tanggung jawab pasien dan/atau keluarganya.
Monitoring, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan
provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota dan organisasi profesi. Pencatatan dan Pelaporan
dilakukan oleh perujuk maupun penerima rujukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pembinaan dan pengawasan
Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan organisasi profesi bertanggung jawab atas
pembinaan dan pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Kepala dinas kesehatan provinsi dan organisasi profesi bertanggung jawab atas pembinaan dan
pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat kedua. Menteri bertanggung jawab atas
pembinaan dan pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Dalam
melaksanakan pembinaan dan pengawasan Menteri, kepala dinas kesehatan provinsi dan kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota mengikutsertakan asosiasi perumahsakitan dan organisasi profesi
kesehatan. Dalam rangka melakukan pengawasan, Menteri, kepala dinas kesehatan provinsi dan
kepala dinas kabupaten/kota dapat mengambil tindakan administratif sesuai dengan kewenangan
masing-masing. Tindakan administratif dapat berupa teguran lisan, teguran tertulis, atau
pencabutan izin praktik tenaga kesehatan dan/atau izin fasilitas pelayanan kesehatan.
Tempat-tempat yang menjadi rujukan :
KLINIK GRUP MEDIK MERUYAJl. Jalan Meruya Ilir No. B5 16
34
Kel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620
Jl. Jalan Meruya Ilir 14A-BKel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620
KLINIK 24 JAM BUDI MEDIKAJl. Jalan Meruya Utara 1Kel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620
LASER DENTISTRYJl. Jalan Meruya Ilir No. 10Kel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620
POLIKLINIK UMUM KARYA KASIHJl. Jalan Aries Asri 4 No. F7-12AKel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620
PUSKESMAS KEL. MERUYA UTARAJl. Jalan Komp. Taman Meruya IlirKel. Meruya Utara, Kec. KembanganKota Jakarta Barat 11620
RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Sumber Waras, tipe B: Jl. Kyai Tapa Grogol JakbarRumah Sakit Pelni Petamburan, tipe B: Jl. KS Tubun No. 92-94 JakbarRumah Sakit Trisna Pangastuti, tipe C: Jl. KS Tubun 79 Slipi JakbarRumah Sakit Jiwa Jakarta, tipe A: Jl. Dr Latumeten No.1 JakbarRumah Sakit Kanker Dharmais, tipe B: Jl. S Parman Kav. 84-86 Jakarta BaratRumah Sakit AB Harapan Kita, tipe B: Jl. S Parman Kav 87 JakbarRumah Sakit Jantung Harapan Kita, tipe B: Jl. S Parman Kav87 JakbarRumah Sakit Graha Medika, tipe Ma: Jl. Raya Perjuangan Kebun JerukRumah SakitK Bedah Chandera: Jl. Raya Mangga Besar No. 40 JakbarRumah Sakit Umum Al-Kamal, tipe C: Jl. Raya Al-Kamal No. 2 KedoyaRumah Sakit Manuela, tipe C: Jl. Mangga Besar VIII/23 JakbarRumah Sakit Patria IKKT, tipe D: Jl. Cenderawasih No. 1 Komp. Hankam
35
Rumah Sakit UmumD Cengkareng, tipe B: Perumnas Bumi Cengkareng IndahRumah SakitIA Hermina Cengkareng, tipe E: Jl. Kintamani Raya No. 2 Daan Mogot
36