26
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan kebutuhan yang utama bagi setiap penduduk yang hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada das menyangkut baik kesehatan fisik maupun mental. Keadaan keseha seseorangakan dapat berpengaruhpada segi kehidupan sosial ekonominya, maupun kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan Negara dimanapun di dunia ini, baik di Negara yang sudah maju mau Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyara perlu ditunjang oleh adanya sarana kesehatan. Sejak 197 ketika !rganisasi Kesehatan "unia #$%!& memulai programnya ' Health for All in 2000(, pelayanan kesehatan primer me salah satu hal yang utama dalam pengembangan peren)anaan pemerintah. *rogram tersebut menitikberatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif. *ada +anuari 199 !rganisasi Kesehatan Sedunia #$%!& dan !rganisasi "okter Keluarga "unia yaitu World Organization of Nationa Colleges, Academies and Academic Associatons of General Practitioner or Family Physician #$!N- & telah merumuskan sebuah /isi global dan ren)ana tindakan #action plan& untuk meningkatkan kesehatan indi/i dan masyarakat yang tertuang dalam tulisan !a"ing !edical Practice and #d$cation !ore %ele&ant to People's Needs( )he %ole of Family *octor+ 1

Manajemen Klinik Dokter Keluarga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ikkom

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan kebutuhan yang utama bagi setiap penduduk yang hidup di dunia ini, dan pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut baik kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat berpengaruh pada segi kehidupan sosial ekonominya, maupun kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan Negara dimanapun di dunia ini, baik di Negara yang sudah maju maupun di Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat perlu ditunjang oleh adanya sarana kesehatan. Sejak 1978 ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memulai programnya Health for All in 2000, pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu hal yang utama dalam pengembangan perencanaan pemerintah. Program tersebut menitikberatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif.Pada Januari 1995 Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga Dunia yaitu World Organization of National Colleges, Academies and Academic Associatons of General Practitioner or Family Physician (WONCA) telah merumuskan sebuah visi global dan rencana tindakan (action plan) untuk meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat yang tertuang dalam tulisan Making Medical Practice and Education More Relevant to Peoples Needs: The Role of Family Doctor.Definisi dokter keluarga (DK) atau dokter praktek umum (DPU) yang dicanangkan oleh WONCA pada tahun 1991 adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis penyakit. Dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut tanpa membedakan ras, budaya dan tingkatan sosial. Secara klinis dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar budaya, sosial ekonomi dan psikologis pasien. Sebagai tambahan, dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan bagi pasiennya (Danakusuma, 1996)Dalam Pasal 56 ayat (1) Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan ditentukan: Sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit umum, rumah sakit khusus, praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter gigi spesialis, praktek bidan, toko obat, apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, sekolah dan akademik kesehatan, balai pelatihan kesehatan, dan sarana kesehatan lainnya.Kesempatan untuk mendirikan sarana-sarana kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak hanya dimonopoli oleh pihak pemerintah, tetapi juga diberikan kepada setiap anggota masyarakat atau swasta, sehingga akhir-akhir ini nampak peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan swasta secara merata, terjangkau, dan dapat diterima oleh masyarakat sesuai dengan sistem kesehatan nasional, semakin meningkat dan berkembang dengan didirikannya klinik-klinik swasta..Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan. Klinik menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat dan atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis).

2. TUJUANTujuan penulisan makalah:1. Memahami dan mempelajari pengertian dokter keluarga2. Memahami dan mempelajari manajemen klinik dokter keluarga

.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran dan kesehatan yang bermutu dan terjangkau sudah sangat didambakan. Sehingga merupakan tugas profesi untuk mewujudkannya seoptimal mungkin agar masyarakat tetap dan semakin percaya pada sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.Definisi dokter keluarga atau dokter praktek umum yang dicanangkan oleh WONCA pada tahun 1991 adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis penyakit. Dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut tanpa membedakan ras, budaya dan tingkatan sosial. Secara klinis dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar budaya, sosial ekonomi dan psikologis pasien. Sebagai tambahan, dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan bagi pasiennya.Definisi kedokteran keluarga (IKK FK-UI 1996) adalah disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari dinamika kehidupan keluarga, pengaruh penyakit terhadap fungsi keluarga, pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan berkembangnya penyakit, cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi tubuh sekaligus fungsi keluarga agar dalam keadaan normal. Setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga.Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada kesatuan individu, keluarga, masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Pelayanan kesehatan tingkat pertama dikenal sebagai primary health care, yang mencangkup tujuh pelayanan (Muhyidin, 1996) :1. Promosi kesehatan2. KIA3. KB4. Gizi5. Kesehatan lingkungan6. Pengendalian penyakit menular7. Pengobatan dasar

2. TUJUAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA

Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam (Azwar, 1995) :1. Tujuan UmumTujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.2. Tujuan KhususSedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua macam :a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien. Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga juga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat terbatas.

3. MANFAAT PELAYANAN DOKTER KELUARGAApabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah (Cambridge Research Institute, 1976) :1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin kesinambungan pelayanan kesehatan.3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah lainnya.5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun keterangan keadaan sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, termasuk faktor sosial dan psikologis.7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang lebih sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang memberatkan biaya kesehatan.

4. FUNGSI, TUGAS DAN KOMPETENSI DOKTER KELUARGA

Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) :a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif, kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan dipertangungjawabkan b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untuk kepentingan pasien sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik d. ManagerYang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana

e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya, menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan menjadi panutan masyarakat

Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :a. Mendiagnosis dan memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakitb. Melayani individu dan keluarganyac. Membina dan mengikut sertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakitd. Menangani penyakit akut dan kronike. Merujuk ke dokter spesialisKewajiban dokter keluarga :a. Menjunjung tinggi profesionalismeb. Menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam praktekc. Bekerja dalam tim kesehatand. Menjadi sumber daya kesehatane. Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer

Karateristik dokter keluargaLynn P. Carmichael (1973) a) Mencegah penyakit dan memelihara kesehatanb) Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakatc) Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganyad) Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakite) Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakitDebra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)a) Pelayanan responsif dan bertanggung jawabb) Pelayanan primer dan lanjutc) Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggid) Memandang pasien dan keluargae) Melayani secara maksimalIDI (1982) a) Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakatb) Pelayanan menyeluruh dan maksimalc) Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatand) Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinyae) Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya

Prinsip-prinsip dokter keluarga1. Continuity of care (pelayanan yang berkesinambungan)2. Comprehensive of care ( pelayanan yang menyeluruh)3. Coordination of care ( pelayanan yang terkoordinasi)4. Community (masyarakat)5. Prevention (pencegahan)6. Family ( keluarga)

Pelayanan Dokter keluarga1. Menyeluruh, memusatkan perhatian pada keluarga sebagai suatu unit2. Tanggung jawab tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien3. Tidak boleh dibatasi oleh jenis organ atau peyakit tertentu

Karakteristik Pelayanan Kesehatan1. Tidak hanya orang perorang tetapi sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat2. Menyeluruh, lengkap, sempurna, melebihi keluhan yang disampaikan3. Meningkatkan derajat kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, mengobati penyakit sedini mungkin4. Sesuai kebutuhan, berusaha memenuhi dengan sebaik-baiknya5. Menyiapkan diri sebagai tempat pelayanan tingkat pertama, bertanggung jawab terhadap pelayanan lanjutan

Ruang lingkup1. Kegiatannya comprehensive medical service Mencangkup semua jenis pelayanan Integrated and continue Perhatian pada penderita sebagai manusia seutuhnya Comprehensive and holistic approach2. Sasaran pelayanan : keluarga sebagai suatu unit yang utuh

Karakteristik pelayanan kedokteran menyeluruh1. Ditinjau dari segi kedudukan dalam sistem kesehatan Primary medical care Secondary medical care Tertiary medical care2. Ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit Health promotion Spesific protection Early diagnosis and promt treatment Disability limitation Rehabilitation Bentuk Praktek Dokter Keluarga1. Bagian dari pelayanan rumah sakit (Hospital Based)2. Klinik dokter keluarga ( Family clinic) Free standing family clinic Satelite family clinic, Bisa solo practice atau group practice 3. Praktek dokter keluarga (Family Practice), Bisa solo practice atau group practice

Pelayanan pada praktek dokter keluargaa) Rawat jalanb) Rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumahc) Rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah, serta pelayanan rawat inap di RS

Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI)Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) yang saat ini seluruh anggotanya adalah Dokter Praktik Umum (DPU) yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah anggota yang telah mendaftar sekitar 3000 orang. Semua anggota PDKI adalah anggota IDI. PDKI merupakan organisasi profesi dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer yang utama. Ciri dokter layanan primer adalah (Danasari, 2008) :1. Menjadi kontak pertama dengan pasien dan memberi pembinaan berkelanjutan (continuing care) 2. Membuat diagnosis medis dan penangannnya3. Membuat diagnosis psikologis dan penangannya4. Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar belakang dan berbagai stadium penyakit 5. Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan prognosis6. Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku.Setiap dokter yang menyelenggarakan pelayanan seperti di atas dapat menjadi anggota PDKI. Anggota PDKI adalah semua dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer baik yang baru lulus maupun yang telah lama berpraktik sebagai Dokter Praktik Umum. Dokter penyelenggara tingkat primer, yaitu :1. Dokter praktik umum yang praktik pribadi2. Dokter keluarga yang praktik pribadi3. Dokter layanan primer lainnya seperti :a. Dokter praktik umum yang bersamab. Dokter perusahaanc. Dokter bandarad. Dokter pelabuhane. Dokter kampusf. Dokter pesantreng. Dokter hajih. Dokter puskesmasi. Dokter yang bekerja di unit gawat daruratj. Dokter yang bekerja di poliklinik umum RSk. Dokter praktik umum yang bekerja di bagian pelayanan khusus

5. PERBEDAAN DOKTER PRAKTEK UMUM DAN DOKTER KELUARGA

Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga (Qomariah, 2000) :

DOKTER PRAKTEK UMUM DOKTER KELUARGA

Cakupan PelayananTerbatasLebih Luas

Sifat PelayananSesuai KeluhanMenyeluruh, Paripurna, bukan sekedar yang dikeluhkan

Cara PelayananKasus per kasus dengan pengamatan sesaatKasus per kasus dengan berkesinambungan sepanjang hayat

Jenis PelayananLebih kuratif hanya untuk penyakit tertentuLebih kearah pencegahan, tanpa mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi

Peran keluargaKurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan

Promotif dan pencegahanTidak jadi perhatianJadi perhatian utama

Hubungan dokter-pasienDokter pasienDokter pasien teman sejawat dan konsultan

Awal pelayananSecara individualSecara individual sebagai bagian dari keluarga komunitas dan lingkungan

6. PRAKTEK DOKTER KELUARGA

Terlepas dari masih ditemukannya perbedaan pendapat tentang kedudukan dan peranan dokter keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan, pada saat ini telah ditemukan banyak bentuk praktek dokter keluarga. Bentuk praktek dokter keluarga yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital based) pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan pelayanan spesialistis, baru kemudian dirujuk kebagian lain yang ada dirumah sakit.2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic) Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit (satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga penghasilan rumah sakit. Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu klinik mandiri atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik dokter keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit. Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke rumah sakit kerja sama tersebut. Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik dokter keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter keluarga. Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajernen yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh satu sistem manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek berkelompok ini yang dipilih, akan diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) :a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar menukar pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena waktu praktek dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya kerjasama tim (team work) disatu pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien di pihak lain, menyebabkan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu.b. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau. Penyebab utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan non medis dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu, karena pendapatan dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan lebih terjamin. Keadaan yang seperti ini akan mengurangi kecenderungan penyelenggara pelayanan yang berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil dilaksanakan, pada gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluarga yang lebih terjangkau.3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family practice)Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini sama dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik dokter keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedaka pula atas dua macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok (group practice).

7. PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA

Untuk dapat menyelenggarakan praktek dokter keluarga sebagaimana dikemukakan diatas, tentu perlu disediakan pelbagai peralatan dan tenaga pelaksana yang memadai. Peralatan dan tenaga pelaksana yang dimaksud adalah :1. PeralatanPeralatan yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya tidak berbeda dengan peralatan pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Jika pelayanan dokter keluarga tersebut dilaksanakan dalam bentuk klinik dokter keluarga, maka peralatan yang dibutuhkan secara umum dapat dibedakan atas dua macam:a. Peralatan medis Karena praktek dokter keluarga melayani beberapa tindakan spesialistis sederhana, maka pada praktek dokter keluarga perlu disediakan berbagai peralatan medis spesialistis yang dimaksud. Disamping, dibutuhkan pula berbagai peralatan pemeriksaan penunjang serta pertolongan gawat darurat. Di Amerika Serikat sebagaimana yang dikemukakan oleh Djati Pratignyo (1983), peralatan medis yang tersedia disuatu klinik dokter keluarrga cukup lengkap. Peralatan yang dimaksud telah mencakup pula laboratorium klinis, rontgen foto, EKG, minor surgery set, sigmoiskop, audiometer, otoskop, visual chart, tonometer dan ophtalmoskop.b. Peralatan non-medis The American Academy of General Practice (1960) menyebutkan peralatan non medis pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik yang memiliki sekurangkurangnya sebuah ruang tunggu, ruang konsultasi, ruang periksa, ruang tindakan, ruang laboratorium, ruang rontgen (fakultatif), ruang administrasi, gudang serta kamar mandi, yang luas lantai seluruhnya minimal antara 150 s.d 200 meter persegi. Karena praktek dokter keluarga, seperti yang dikemukakan oleh Clark, (1971) sangat menganjurkan pelayanan dengan perjanjian (appointment system), maka perlu pula disediakan alat komunikasi seperti telepon.2. Tenaga pelaksanaTenagapelaksana yang dibutuhkan pada praktek dokter keluarga pada dasarnya tidaklah berbeda dengan tenaga pelaksana pelbagai pelayanan kedokteran lainnya. Tenaga pelaksana yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga macam :a. Tenaga medis Tenaga medis yang dimaksudkan disini ialah para dokter keluarga (family doctor/physician). Tergantung dari sarana pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga serta beban kerja yang dihadapi, jumlah dokter keluarga yang dibutuhkan dapat berbeda. Secara umum dapat disebutkan, apabila sarana pelayanan tersebut adalah rumah sakit serta beban kerjanya lebih berat, maka jumlah dokter keluarga yang dibutuhkan akan lebih banyak. Sedangkan jika pelayanan dokter keluarga tersebut diselenggarakan oleh suatu klinik dokter keluarga, jumlah dokter yang dibutuhkan umumnya lebih sedikit. Klinik dokter keluarga memang dapat diselenggarakan hanya oleh satu orang dokter keluarga (solo practice) ataupun oleh sekelompok dokter keluarga (group practice). Telah disebutkan, dari kedua bentuk ini, yang dianjurkan adalah bentuk kedua, yakni yang diselenggarakan oleh satu kelompok dokter keluarga.b. Tenaga paramedic Untuk lancaranya pelayanan dokter keluarga, perlu mengikut sertakan tenaga paramedis. Disarankan tenaga paramedis tersebut seyogoyanya yang telah mendapatkan pendidikan dan latihan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga, baik aspek medis dan ataupun aspek non medis. Jumlah tenaga paramedis yang diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga secara umum disebutkan untuk setiap satu orang dokter keluarga, diperlukan 2 sampai 3 tenaga paramedik terlatih.c. Tenaga non-medis Sama halnya dengan tenaga paramedis, untuk lancarnya pelayanan dokter keluarga, perlu pula mengikutsertakan tenaga non-medis. Pada umumnya ada dua katagori tenaga non-medis tersebut. Pertama, tenaga administrasi yang diperlukan untuk menangani masalahmasalah administrasi. Kedua, pekerja sosial (social worker) yang diperlukan untuk menangai program penyuluhan/nasehat kesehatan dan atau kunjungan rumah misalnya. Jumlah tenaga non medis yang diperlukan tergantung dari jumlah dokter keluarga, dibutuhkan sekurang-kurangnya satu orang tenaga administrasi serta satu orang pekerja sosial.

8. PELAYANAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam:1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalanPada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah. Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai akses dengan rumah sakit.3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat sendiri pasiennya di rumah sakit.Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak sama antara satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama antara satu daerah lainnya. Di Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah mulai jarang dilakukan. Penyebabnya adalah karena mulai timbul kesadaran pada diri pasien tentang adanya perbedaan mutu pelayanan antara kunjungan dan perawatan pasien di rumah dengan di tempat praktek. Pasien akhirnya lebih senang mengunjungi tempat praktek dokter, karena telah tersedia pelbagai peralatan kedokteran yang dibutuhkan.Di beberapa negara lainnya, terutama di daerah pedesaan, karena dokter keluarga tidak mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk sertakan sepenuhnya kepada dokter yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan rujukan untuk pelayanan rawat inap tersebut, tetap dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter keluarga memberikan bantuan sepenuhnya, dan bahkan turut mencarikan tempat perawatan dan jika perlu turut mengantarkannya ke rumah sakit.Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidak sama, perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan tetap tidak boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga bukan sekedar menyembuhkan penyakit, tetapi diarahkan pada upaya pencegahan penyakit. Atau jika tindakan penyembuhan yang dilakukan, maka pelaksanaannya, kecuali harus mempertimbangkan keadaan pasien sebagai manusia seutuhnya, juga harus mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan lingkungannya. Praktek dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau bagian anggota badan yang sakit saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan

9. KLINIK DOKTER KELUARGA

10. SUMBER PEMBIAYAAN PELAYANAN

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga tentu diperlukan tersedianya dana yang cukup. Tidak hanya untuk pengadaan pelbagai sarana dan prasarana medis dan non medis yang diperlukan (investment cost), tetapi juga untuk membiayai pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan (operational cost) Seyogiyanyalah semua dana yang diperlukan ini dapat dibiayai oleh pasien dan atau keluarga yang memanfaatkan jasa pelayanan dokter keluarga. Masalah kesehatan seseorang dan atau keluarga adalah tanggung jawab masing-masing orang atau keluarga yang bersangkutan. Untuk dapat mengatasi masalah kesehatan tersebut adalah amat diharapkan setiap orang atau keluarga bersedia membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya.Mekanisme pembiayaan yang ditemukan pada pelayanan kesehatan banyak macamnya. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, pembiayaan secara tunai (fee for service), dalam arti setiap kali pasien datang berobat diharuskan membayar biaya pelayanan. Kedua, pembiayaan melalui program asuransi kesehatan (health insurance), dalam arti setiap kali pasien datang berobat tidak perlu membayar secara tunai, karena pembayaran tersebut telah ditanggung oleh pihak ketiga, yang dalam hat ini adalah badan asuransi.Bentuk - Bentuk Pembiayaan Pra-UpayaMengingat bentuk pembayaran pra-upaya banyak menjanjikan keuntungan, maka pada saaat ini bentuk pembayaran pra-upaya tersebut banyak diterapkan. Pada dasarnya ada tiga bentuk pembiayaan secara pra-upaya yang dipergunakan.Ketiga bentuk yang dimaksud adalah:1.Sistem kapitasi (capitation system)Yang dimaksud dengan sistem kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk setiap peserta untuk jangka waktu tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan yang tidak ditentukan oleh frekwensi penggunaan pelayanan kesehatan oleh peserta, melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan jangka waktu jaminan.2. Sistem paket(packet system)Yang dimaksud dengan sistem paket adalah sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang dihitung untuk suatu paket pelayanan kesehatan tertentu. Dengan sistem pembayaran ini, maka besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh paket pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan. Penyakit apapun yang dihadapi, jika termasuk dalam satu paket pelayanan yang sama, mendapatkan biaya dengan besar yang sama. Sistem pernbiayaan paket ini dikenal pula dengan nama sistem pembiayaan kelompok diagnosis terkait (diagnosis related group) yang di banyak negara maju telah lama diterapkan.3. Sistem anggaran (budget system)Yang dimaksud dengan sistem anggaran adalah sistem pembayaran di muka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga, sesuai dengan besarnya anggaran yang diajukan penyelenggara pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan sistern paket, pada sistem anggaran ini, besarnya biaya yang dibayar oleh badan asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan tidak ditentukan oleh macam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, melainkan oleh besarnya anggaran yang telah disepakati.

BAB IIIKESIMPULAN

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan. Klinik menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat dan atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis). Fungsi dokter keluarga: Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan), Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan), Decision Maker (Pembuat Keputusan), Manager, Community Leader (Pemimpin Masyarakat). Prinsip-prinsip dokter keluarga: Continuity of care (pelayanan yang berkesinambungan), Comprehensive of care ( pelayanan yang menyeluruh), Coordination of care ( pelayanan yang terkoordinasi), Community (masyarakat), Prevention (pencegahan), Family ( keluarga) Bentuk Praktek Dokter Keluarga: Bagian dari pelayanan rumah sakit (Hospital Based), Klinik dokter keluarga ( Family clinic); Free standing family clinic; Satelite family clinic, Bisa solo practice atau group practice, Praktek dokter keluarga (Family Practice), Bisa solo practice atau group practice. Mekanisme pembayaran bisa berupa fee-for-service atau pra-upaya

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. IDI : JakartaAzwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004. A Primer On Family Medicine Practice. Singapore International Foundation : Singapore Danakusuma, Muhyidin. 1996. Pengantar Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas. IDI : JakartaDanasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI : JakartaQomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : JakartaPDKI. 2006. Standar Profesi Dokter Keluarga. Depok: PDKI24