Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
STUDI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN PERKARA
PERBUATAN MELAWAN HUKUM MENGENAI PERUBAHAN
ANGGARAN DASAR YAYASAN SECARA MELAWAN HUKUM DAN
DIPUTUS TIDAK BERSALAH
(Studi Kasus Perkara Nomor : 24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn)
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Disusun dan Diajukan untuk
Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1
Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
HAMMAD SYARIF
NIM. E 1107027
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Hammad Syarif, E 1107027. 2012. STUDI PERTIMBANGAN HAKIM
DALAM PUTUSAN PERKARA PERBUATAN MELAWAN HUKUM
MENGENAI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN SECARA
MELAWAN HUKUM DAN DIPUTUS TIDAK BERSALAH (Studi Kasus
Perkara Nomor : 24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn). Fakultas Hukum Universitas
Sebelas Maret.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian pertimbangan
Hakim dalam menjatuhkankan putusan perbuatan melawan hukum dengan
unsur, syarat, dan alasan pembenar dan pemaaf perbuatan melawan hukum
dalam Pasal 1365 KUHPdt.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukum Normatif. Jenis bahan
hukum yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis bahan hukum
sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka yaitu putusan
Nomor: 24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan
hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, namun hanya bahan yang
memiliki relevansi dengan masalah yang penulis teliti. Analisis data yang
digunakan merupakan metode analisis deduksi yang artinya berpangkal pada
pengajuan pernyataan yang bersifat umum kemudian diajukan pernyataan yang
bersifat khusus dan kemudian ditarik kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa Majelis Hakim
dalam menjatuhkan perkara perbuatan melawan hukum pada perkara Nomor :
24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn telah sesuai dengan Pasal 1365 KUHPdt dengan
memperhatikan unsur, syarat perbuatan melawan hukum tersebut dan hakim juga
memperhatikan adanya alasan pembenar ataupun pemaaf dari perbuatan tersebut.
Kata Kunci : Perbuatan melawan hukum, Pertimbangan Hakim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Hammad Syarif, E 1107027. 2012. THE CONSIDERATION OF
JUDGES IN THE VERDICT OF THE STUDY OF CASE IN TORT ON
THE BASIS OF BUDGET CHANGES ARE AGAINST THE LAW
FOUNDATION AND THE TERMINATION OF INNOCENCE (CASE
STUDY CASE NUMBER: 24/PDT. G/2001/PN.KD.MN). The Faculty Of
Law Sebelas Maret University.
This study aims to evaluate the suitability of the consideration of Judges in
setting ruling tort by the elements, requirements, and the true reason and forgiving
in tort in section 1365 KUHPerdata. This type of research including Normative
legal research. Types of legal materials that are used in this research is a type of
secondary law materials. Data collection technique to use libraries that verdict
Number: 24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn, book of the civil code and the results of the
research been done before, but only material that has relevance to the issue that
the author meticulously. Analysis of the data used is the method of analysis of
deduction that is based on the filing of a statement by universal then submitted a
statement which are special and then drawn conclusions.
Based on the results of the research conclusions that the Assembly may be
taken in setting the case Judge in tort on the case Number: 24/Pdt.G/2001/PN.Kd
.Mn has pursuant to section 1365 KUHPerdata having regard to the elements,
requirements in tort and judges also noticed the existence of true reasons or
forgiving of such deeds.
Keyword : Tort , concideration judge.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO :
نس إلا لیعبدون وما خلقت الجن والإ
Dan tidaklah Aku ciptakan seluruh jin dan seluruh
manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu.
(QS : Adz Dzariyat :56).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
Ø Bapakku Joko Suranto dan Ibuku Endah Sri Hayati yang selalu memberikan
kasih sayang, dukungan serta do’a kepada penulis semenjak kecil hingga
dewasa, semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kasih sayang
seperti engkau menyayangiku.
Ø Adik-adikku Syarifah, Farihah, dan Achmad Faiz semoga kelak tumbuh
dewasa dan menjadi orang sholeh dan sholihah berbakti kepada Orang
Tua.
Ø Keluarga besar Martokaryono dan keluarga besar Purwodiharjo dimana
penulis selalu mendapatkan dukungan untuk segera menyelesaikan kuliah.
Ø Teman-teman dekatku Riecard Roberto, Lasyanto Nugroho, Pendeng,
Cikung, Dika Sulton Haq, Novi Ariyanti, Abdul Aziz, Muhammad Fauzi,
Saifan Rifqi, Suprek, Dur Madura, Samuel Madura, Tunggul Hami Seno,
Aditya Putrojati, Fathul Munir, Oni Plankton, Joni, Arifin RRI terimakasih
atas persahabatan ini akan kujaga selama-lamanya.
Ø Sahabat jiwaku Mega Titis Arumdalu yang selalu setia menemani penulis
dengan dukungan, omelan, menghiibur dan bantuannya.
Ø Seluruh teman-teman Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan serta kekuatan kepada penulis hingga penelitian ini dapat
terselesaikan, yaitu penelitian dalam judul Studi Pertimbangan Hakim dalam
Putusan perkara Perbuatan Melawan Hukum mengenai Perubahan anggaran dasar
yayasan secara melawan hukum dan diputus tidak bersalah. (Studi Kasus Perkara
Nomor : 24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn) agar bermanfaat bagi semua pihak.
Penulisan hukum ini tidak akan segera terselesaikan apa bila tidak
mendapatkan dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini dengan, segenap hati penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak terutama kepada yang terhormat :
1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Harjono, S.H., M.H., selaku Pembimbing yang dengan sabar telah
memberikan bimbingan, saran, kritik, dan motivasi serta bersedia meluangkan
waktu untuk memberikan arahan dan saran sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan hukum ini. Sekaligus sebagai ketua program Non
Reguler Fakultas Hukum UNS.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan wawasan kepada penulis agar digunakan sebagai bekal dalam
penulisan hukum skripsi ini.
4. Ketua Bagian PPH dan Mas Hermawan pribadi sebagai anggota PPH yang
banyak membantu penulis dengan humor-humor segarnya.
5. Bapak Joko Suranto dan Ibu Endah Sri Hayati. Orang tua penulis yang
senantiasa memberikan dorongan serta do’anya terimakasih Bapak dan Ibu
akhirnya putramu ini bisa menjadi Sarjana Hukum.
6. Syarifah, Mega Titis Arumdalu, Farihah, dan Achmad Faiz yang selalu
menemani penulis, tak pernah lelah mengomel agar penulisan hukum ini segera
selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
7. Tunggul, Adit, Oni, Andika, Tomy, Icol, Ambon, Joni, Fathul, terimakasih
untuk kalian selalu mendorong dan mengingatkan penulis dan seluruh rekan-
rekan Fakultas Hukum UNS yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
8. Segenap staff dan karyawan Fakultas Hukum UNS yang telah membantu dan
berperan dalam kelancaran kegiatan proses belajar mengejar dan segala
kegiatan mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9. Kerabat dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Semoga amal budi baik mendapatkan Ridlho dari Allah SWT dan menjadi
amal kebajikan yang menjadi teladan bagi orang lain. Semoga skripsi ini
bermanfaat meskipun sederhana.
Surakarta, 18 Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
ABSTRACT................................................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah......................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................... 4
D. Manfaat penelitian ........................................................... 5
E. Metode Penelitian ............................................................ 6
1. Jenis Penelitian ........................................................... 6
2. Sifat Penelitian ............................................................ 6
3. Pendekatan Penelitian ................................................ 7
4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum ............................... 8
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ........................ 8
6. Analisis Bahan Hukum............................................... 9
F. Sistematika Penulisan Hukum ........................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori ................................................................ 11
1. Tinjauan Hukum Acara Perdata................................. 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
2. Tinjauan umum Perbuatan Melawan Hukum dan
Unsur-unsur Perbuatan melawan hukum
(Pasal 1365 KUHPdt) ................................................. 12
a) Istilah Perbuatan Melawan Hukum ...................... 12
b) Unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum ............ 14
3. Hal-hal yang menghilangkan sifat Perbuatan
Melawan Hukum ........................................................ 19
a) Alasan Pembenar ................................................... 19
b) Alasan Pemaaf ....................................................... 22
B. KERANGKA PEMIKIRAN. ………………………… 23
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................ 25
1. Paparan Kasus ............................................................. 25
2. Amar Putusan .............................................................. 70
B. Pembahasan ..................................................................... 71
Pertimbangan Majelis Hakim dalam memutuskan
Perkara perbuatan melawan hukum Nomor :
24/Pdt.G/2001/Kd.Mn ..................................................... 71
1. Adanya perbuatan melawan hukum .......................... 74
2. Kesalahan .................................................................... 77
3. Kerugian dan Hubungan Sebab-akibat...................... 82
4. Alasan Pembenar dan Alasan Pemaaf ....................... 82
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................... 84
B. Saran ................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap Negara di dunia ini memiliki hukum tersendiri. Tidak ada satu
Negara pun yang berdiri tanpa adanya hukum. Keberadaan hukum sangat
penting untuk mengatur seluruh kehidupan dalam suatu Negara agar segala
sesuatu dalam negara dapat berjalan selaras, seimbang, dan damai. Dengan
adanya hukum kehidupan tidak hanya berjalan selaras akan tetapi
keberadaan hukum itu sendiri akan sangat diperlukan untuk melindungi
hak-hak setiap individu dalam suatu negara.
Indonesia sebagai salah satu negara di dunia ini juga merupakan negara
hukum tertuang dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
menyebutkan bahwa Indonesia adalah Negara hukum, yang tertuang dalam
suatu undang-undang dan beberapa ada yang hanya merupakan kebiasaan
atau adat. Hingga saat ini Indonesia masih menggunakan undang-undang
yang merupakan warisan dari negara Belanda, diantara undang-undang yang
berlaku di Indonesia adalah Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata), hukum perdata di Indonesia pada dasarnya bersumber pada
Hukum Napoleon kemudian bedasarkan Staatsblaad tahun 1847 Nomor 23
tentang Burgerlijk Wetboek voor Indonesie atau biasa disingkat sebagai
BW. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebenarnya merupakan suatu
aturan hukum yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda yang ditujukan
bagi kaum golongan warga negara bukan asli yaitu dari Eropa, Tionghoa
dan juga timur asing. Namun demikian setelah merdeka berdasarkan kepada
Pasal II Aturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945, seluruh peraturan
yang dibuat oleh pemerintah Hindia-Belanda berlaku bagi warga negara
Indonesia sebelum digantikan oleh undang-undang yang baru berdasar atas
Undang-Undang Dasar ini (asas konkordansi). (Abdulkadir Muhamad,
2010:7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sesuai dengan namanya Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) berisikan ketentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan
antara individu-individu dalam masyarakat, oleh sebab itu, setiap warga
negara mempunyai kedudukan yang sama di depan hukum. Hukum harus
ditegakkan, bila hukum tidak ditegakkan, maka lambat laun suatu negara
akan runtuh. Semboyan hukum adalah hidup secara jujur, tidak merugikan
orang lain, dan memberikan orang lain haknya. Dan isi dari Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata tersebut diantaranya :
Buku 1 mengatur tentang Orang / Personrecht
Buku 2 mengatur tentang Benda / Zakenrecht
Buku 3 mengatur tentang Perikatan / Verbintenessenrecht
Buku 4 mengatur tentang Daluwarsa dan Pembuktian / Verjaringen
Bewijs
Perbuatan Melawan Hukum (Onrechtmatige Daad) merupakan salah
satu bagian yang diatur dalam KUHPerdata pada Buku III Pasal 1365-1380,
termasuk ke dalam Perikatan yang timbul dari Undang-undang yaitu tiap-
tiap perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian pada orang lain
mewajibkan orang yang bersalah menimbulkan kerugian itu untuk
mengganti kerugian tersebut.(Rachmat Setiawan, 1982:7) Perbuatan
melawan hukum di sini, dimaksudkan adalah sebagai perbuatan melawan
hukum dalam bidang keperdataan. Karena, untuk tindakan perbuatan
melawan hukum secara pidana (delik) atau yang disebut dengan istilah
"perbuatan pidana" yang mempunyai arti, konotasi dan pengaturan hukum
yang berbeda sama sekali dengan perbuatan melawan hukum secara hukum
perdata. Demikian juga dengan perbuatan melawan hukum oleh penguasa
negara atau yang disebut dengan onrechtmatige overheids daad oleh
penguasa, juga memiliki arti, konotasi serta pengaturan hukum yang
berbeda pula. (Munir Fuady, 2002:35).
Penelitian ini penulis hanya mengkaji perbuatan melawan hukum dalam
ruang lingkup hukum perdata saja, sehingga pada prinsipnya tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dibentuknya suatu sistem hukum yang kemudian dikenal dengan perbuatan
melawan hukum ini adalah untuk dapat mencapai seperti apa yang
dikatakan dalam pribahasa bahasa Latin, yaitu juris praecepta sunt luxec,
honestevivere, alterum non laedere, suum cuique tribuere (semboyan
hukum adalah hidup secara jujur, tidak merugikan orang lain, dan
memberikan orang lain haknya).
Mengenai perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige Daad) didalam
Pasal 1365 KUHPdt (1401 BW) , mempunyai latar belakang yang panjang
dan mengakibatkan perdebatan yang hebat oleh para Sarjana Hukum hingga
bertahun-tahun.
Perdebatan ini terjadi dalam hal perbedaan pendapat dalam memberikan
pengertian perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige Daad). Perdebatan
dalam memberikan pengertian perbuatan melawan hukum tersebut baru
berakhir setelah adanya Arrest Hoge Raad 31 Januari 1919 yang dikatakan
telah baku, yaitu penafsiran Hoge Raad yang semula perbuatan melawan
hukum ialah berbuat atau tidak berbuat yang melanggar hak orang lain dan
bertentangan dengan kewajiban hukum dari orang yang bersangkutan itu
sendiri (pendapat lama). Setelah tanggal 31 Januari 1919 perbuatan
melawan hukum ialah berbuat atau tidak berbuat yang bertentangan dengan
hak orang lain atau bertentangan dengan kesusilaan dan sikap berhati-hati
yang sepatutnya ada dalam lalu lintas masyarakat terhadap diri atau benda
orang lain.
Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis pertimbangan Hakim
yang memeriksa perkara antara pengurus Yayasan Perguruan Tinggi
Madiun yang digugat oleh ahli waris mantan Ketua Yayasan dikarenakan
yang secara melawan hukum mengubah anggaran dasar yayasan, yang
menarik dalam putusan tersebut yaitu terdapat dalam pertimbangan hakim
terhadap Tergugat yang telah mutlak terbukti melakukan perbuatan
melawan hukum dan telah memenuhi unsur-unsur perbuatan melawan
hukum yaitu adanya perbuatan melawan hukum, menimbulkan kerugian,
dilakukan dengan kesalahan, dan antara perbuatan dan kerugian terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
hubungan kausalitas (sebab-akibat). Oleh Hakim diputus tidak bersalah dan
tanpa mendapatkan hukuman ganti rugi kepada Penggugat.
Berdasarkan hal tersebut yang mendorong dan memberikan motivasi
kepada penulis untuk melakukan penelitian dan menyusunnya sebagai suatu
Penulisan hukum dengan judul:
“STUDI PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN PERKARA
PERBUATAN MELAWAN HUKUM MENGENAI PERUBAHAN
ANGGARAN DASAR YAYASAN SECARA MELAWAN HUKUM DAN
DIPUTUS TIDAK BERSALAH
(Studi Kasus Perkara Nomor : 24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan secara jelas,
maka penulis mengambil rumusan permasalahan yang dibahas yaitu:
“Apakah pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan perkara No :
24/Pdt.G/2001/Kd.Mn telah sesuai unsur, alasan pembenar dan pemaaf
perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 KUHpdt.”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Obyektif
Untuk mengevaluasi kesesuaian pertimbangan Hakim dalam
menjatuhkan putusan perbuatan melawan hukum dengan unsur, alasan
pembenar dan pemaaf perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365
KUHPdt.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk menambah pengetahuan bagi Penulis sendiri terutama di bidang
ilmu hukum, khususnya ilmu hukum acara perdata.
b. Untuk memperoleh data yang penyusun pergunakan dalam
penyusunan Penulisan hukum sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar kesarjanaan dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Didalam penelitian tentunya sangat diharapkan adanya manfaat dan
kegunaan yang dapat diambil dalam penelitian tersebut, adapun manfaat yang
dapat diharapkan dari adanya penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan
pemecahan-pemecahan atas permasalahan dari sudut teori.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk menambah
referensi di bidang karya ilmiah yang tujuannya juga untuk dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan terutama di bidang hukum.
c. Penelitian ini juga merupakan latihan dan pembelajaran dalam
menerapkan teori yang diperoleh sehingga menambah kemampuan,
pengalaman dan dokumentasi ilmiah.
d. Penelitian ini memperluas wacana keilmuan analisa putusan hakim
dalam perbuatam melanggar hukum di PN Kota Madya Madiun,
sehingga dapat memberikan kepuasan keilmuan secara ilmiah
terhadap kajian hukum perdata.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir
dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan penyusun dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh.
b. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu
dibidang ilmu hukum.
c. Memberikan pengetahuan analisa putusan hukum dalam sidang
pengadilan secara ilmiah apakah sudah sesuai dengan ketentuan,
sehingga nantinya dapat lebih mempermudah dan mempertajam
proses penelitian hukum nasional didalam upaya pemecahan masalah-
masalah hukum secara adil, bijaksana, dan tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Metode Penelitian
Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum,
prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu
hukum yang dihadapi. Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan
argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki,2005:35)
Dua syarat utama yang harus dipenuhi sebelum mengadakan penelitian
dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan adalah peneliti harus lebih
teliti dahulu memahami konsep dasar ilmunya dan metodologi yang di gunakan
di dalam suatu penelitian memainkan peran yang sangat signifikan agar ilmu
hukum beserta temuan-temuannya tidak terjebak dalam kemiskinan relevansi
dan aktualitasnya (Johnny Ibrahim,2006:28). Adapun metode penelitian yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif
atau penelitian hukum kepustakaan. Penelitian hukum normatif
memiliki definisi yang sama dengan penelitian doktrinal. Penelitian
jenis ini mengkonsepkan bahwa norma atau kaidah merupakan patokan
berperilaku manusia yang dianggap pantas (Amirudin, 2008:118)
Sedangkan yang penulis maksud dengan norma dalam penelitian ini
adalah Putusan Pengadilan Negeri Kota Madya Madiun dengan Nomor
Perkara : 24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn. dimana norma merupakan sebuah
patokan atau ukuran yang bersifat pasti dan tidak berubah yang dengan
tujuannya kita dapet membandingkan sesuatu dengan hal lain yang
hakikatnya, ukurannya atau kausalitasnya kita ragukan.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah penelitian evaluatif adalah upaya untuk
mengumpulkan data mengenai kondisi nyata suatu hal, kemudian
dibandingkan dengan kriteria agar dapat diketahui kesenjangan antara
kondisi nyata dengan kriteria (kondisi yang diharapkan). Penelitian
evaluatif bukan sekedar melakukan evaluasi pada umumnya. Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
evaluatif merupakan kegiatan evaluasi tetapi mengikuti kaidah-kaidah
yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan keilmiahan,
mengikuti sistematika dan metodologi secara benar sehingga dapat
dipertanggung jawabkan. Penelitian evaluatif bertujuan untuk
mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan
kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana yang memerlukan
evaluasi.
Penulis mengevaluasi kesesuaian pertimbangan Hakim dalam
menjatuhkan putusan perbuatan melawan hukum apakah sudah
memenuhi unsur, alasan pembenar dan pemaaf sesuai dengan Pasal
1365 KUHPdt.
3. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kasus (case
approach), dalam menggunakan pendekatan kasus yang perlu dipahami
penulis adalah ratio decidendi, yaitu alasan-alasan hukum yang
digunakan oleh Hakim untuk sampai kepada putusannya (Peter
Mahmud Marzuki, 2005:119). Dalam penelitian ini yang menjadi bahan
bahan penelitian adalah pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan
Putusan perbuatan melanggar hukum dalam KUHPerdata dengan
putusan Pengadilan Negeri Kota Madya Madiun
No.24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn.
Ratio decidendi dapat ditemukan melalui fakta materiil yang berupa
perorangan, tempat, waktu, dan segala yang menyertainya asalkan tidak
terbukti sebaliknya. Perlunya fakta materiil tersebut karena Hakim
maupun para pihak akan mencari aturan hukum yang tepat untuk dapat
diterapkan kepada fakta tersebut. Ratio decidendi inilah yang
menunjukan bahwa ilmu hukum mempunyai sifat prespektif. Sedangkan
dictum, yaitu putusannya merupakan suatu yang bersifat deskriptif.
Oleh karena itulah pendekatan kasus bukanlah merujuk kepada diktum
Putusan Pengadilan melainkan merujuk kepada Ratio Decidendi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum
Jenis data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data
sekunder. Dalam buku Penelitian Hukum karangan Peter Mahmud
Marzuki, mengatakan bahwa pada dasarnya penelitian hukum tidak
mengenal adanya data. Sehingga yang digunakan adalah bahan hukum,
dalam hal ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder.(Peter Mahmud Marzuki, 2005:141)
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat
autoritatif, artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer
terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi, atau risalah
dalam pembuatan peraturan perundang-undangan dan putusan-
putusan hakim. Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah
Putusan hakim Nomor : 24/Pdt.G/2001/PN.Md.Mn dan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata
b. Bahan Hukum sekunder
Bahan hukum sekunder berupa publikasi tentang hukum yang
bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Bahan hukum
sekunder sebagai pendukung dari data yang digunakan didalam
penelitian ini yaitu buku-buku teks yang ditulis para ahli hukum,
jurnal hukum, artikel, dan sumber lainnya yang memiliki korelasi
untuk mendukung penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi dokumen atau bahan pustaka. Peneliti
mengumpulkan data sekunder yang berhubungan dengan cara
membaca, mengkaji, dan membuat catatan dari buku-buku, peraturan
Perundang-Undangan, dokumen serta tulisan-tulisan yang berhubungan
dengan masalah yang menjadi obyek penelitian.
Bahan hukum ini berupa Putusan Nomor : 24/Pdt.G/2001/
PN.Kd.Mn., Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dan hasil penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
yang pernah dilakukan sebelumnya, namun bahanya memiliki relevansi
dengan masalah yang penulis teliti.
6. Analisis Bahan Hukum
Analisis bahan hukum merupakan langkah selanjutnya untuk
mengolah hasil penelitian menjadi suatu laporan untuk menguraikan
atau menyelesaikan masalah yang diteliti berdasarkan bahan hukum
yang diperoleh kemudian diolah kedalam pokok permasalahan yang di
ajukan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis
deduksi. Metode deduktif sebagai mana silogisme yang diajarkan
aristoteles penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan
premis mayor (pernyataan bersifat umum) yang kemudian diajukan
premis minor (pernyataan bersifat khusus), kemudian dari kedua premis
tersebut ditarik suatu kesimpulan atau conclusion (Peter Mahmud
Marzuki,2005 :47).
Dalam penelitian ini premis mayornya adalah semua perbuatan
melawan hukum adalah bersalah, dan premis minornya perbuatan
melawan hukum yang tidak memenuhi unsur dan syarat serta terdapat
alasan pemaaf dan pembenar adalah tidak bersalah sesuai Pasal 1365
KUHPdt. Kesimpulannya adalah tidak semua perbuatan melawan
hukum bersalah, dari pernyataan diatas ditarik kesimpulan bahwa
perbuatan melawan hukum yang dapat dinyatakan bersalah adalah
perbuatan melawan hukum yang telah memenuhi syarat dan unsur-
unsur sesuai Pasal 1365 KUHPdt.
F. Sistematika Penulisan Hukum
Adapun sistematika dalam Penulisan hukum ini adalah dengan
membagi menjadi bab-bab, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis memberikan gambaran awal tentang
penelitian yang meliputi latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sistematika penulisan hukum yang di gunakan untuk
memberikan pemahaman terhadap isi dari penelitian secara
garis besar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini diuraikan tentang kerangka teori dan kerangka
pemikiran kerangka teori ini mengenai tinjauan tentang
pertimbangan hakim, tinjauan umum tentang perbuatan
melawan hukum, alasan pembenar dan alasan pemaaf
perbuatan melawan hukum.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menyajikan pembahasan dari hasil
penelitian berupa jawaban atas pertanyaan dalam perumusan
masalah, yaitu :
“Apakah pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan
perkara No : 24/Pdt.G/2001/Kd.Mn telah sesuai unsur, alasan
pembenar dan pemaaf perbuatan melawan hukum dalam Pasal
1365 KUHpdt.”
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Hukum Acara Perdata
Pelaksanakan hukum materiil perdata terutama dalam hal adanya
suatu pelanggaran atau untuk mempertahankan berlangsungnya hukum
materiil perdata dalam hal ada tuntutan hak diperlukan rangkaian
peraturan-peraturan hukum lain disamping hukum materiil perdata itu
sendiri, peraturan hukum inilah yang disebut dengan hukum formil atau
hukum acara perdata.
Hukum acara perdata hanya untuk menjamin ditaatinya hukum
materiil perdata dan melindungi hak perseorangan. Hukum acara perdata
juga disebut sebagai hukum formil, yaitu kesemuanya kaidah hukum
yang menentukan dan mengatur cara bagaimana melaksanakan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban perdata sebagaimana diatur dalam hukum
perdata materiil. (Retnowulan Sutantio, 2002:1)
Berdasarkan pengertian hukum acara perdata diatas dapat dikatakan
pula bahwa hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang
menentukan yang menentukan bagaimana caranya menjamin pelaksanaan
hukum perdata materiil atau lebih konkritnya lagi adalah hukum acara
perdata mengatur tentang bagaimana caranya mengajukan tuntutan hak,
memeriksa serta memutusnya dan pelaksanaan daripada putusannya.
Dalam putusan terdapat pertimbangan Hakim yang dimana pertimbangan
hakim digunakan sebagai dasar untuk membuat putusan.
Pertimbangan Hakim atau yang sering disebut dengan considerans
merupakan dasar dari pada putusan. Pertimbangan hakim terbagi menjadi
2, yaitu pertimbangan tentang duduknya perkara atau peristiwa dan
pertimbangan tentang hukumnya. Yang termuat dalam bagian
pertimbangan Hakim adalah alasan-alasan Hakim sebagai pertanggungan
jawab kepada masyarakat mengapa ia sampai mengambil putusan
demikian, sehingga oleh karenanya mempunyai nilai obyektif. Alasan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
alasan mengenai keadaan (feitelijke gronden) bukanlah alasan dalam arti
yang sebenarnya, oleh karena alasan mengenai keadaan itu hanya
menyebutkan apa yang terjadi di muka Hakim.(Wirjono Prodjodikoro,
1988:129). Alasan dan dasar dari putusan harus termuat dalam
pertimbangan putusan sesuai Pasal 184 HIR, Pasal 195 Rbg, dan 23 UU
Nomor 14 tahun 1970 yang mengharuskan setiap putusan memuat
ringkasan y6ang jelas dari tuntutan dan jawaban, alasan dan dasar
daripada putusan, pasal-pasal serta hukum tidak tertulis, pokok perkara,
biaya perkara, serta hadir tidaknya para pihak pada waktu putusan
diucapkan oleh Hakim.
Adanya alasan sebagai dasar daripada putusan menyebabkan putusan
mempunyai nilai obyektif. Dalam Pasal 178 ayat 1 HIR (pasal 189 ayat 1
Rbg) dan 50 Rv mewajibkan Hakim karena jabatanya melengkapi segala
alasan hukum yang tidak dikemukakan oleh para pihak. Mahkamah
Agung berpendapat bahwa putusan yang tidak lengkap atau kurang cukup
dipertimbangkan (onvoldoende gemotiveerd) merupakan alasan untuk
kasasi dan harus dibatalkan.(Yurisprudensi Mahkamah Agung No 638
K/Sip/1969)
Berdasarkan hal diatas dalam memberikan putusan dalam perkara
perbuatan melawan hukum Hakim harus memperhatikan pertimbangan
yang digunakan dalam putusan, agar perkara yang telah di putus in
kracht van gewijsde dan adil dalam memberikan hak kepada pihak yang
tepat seperti yang tertuang dalam irah-irah putusan yaitu Demi Keadilan
Berdasarkan Ketuhanan YME.
2. Tinjauan Perbuatan Melawan Hukum dan Unsur-unsur Perbuatan
Melawan Hukum( Pasal 1365 KUHPdt)
a) Istilah Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad)
Dikaji dari perspektif teoretis dan praktik konsepsi perbuatan
melawan hukum dikenal dalam dimensi hukum perdata dan hukum
pidana. Dari aspek etimologis dan terminologis maka perbuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
melawan hukum dalam bahasa Belanda dikenal dengan terminologi
“wederrechtelijk” atau “delik” dalam ranah hukum pidana dan
terminologi “onrechtmatige daad” dalam ranah hukum perdata.
Istilah Onrechtmatige daad yang tercantum di dalam pasal 1401
B.W (1365 KUHPdt) para Sarjana mempunyai perbedaan pendapat
mengenai penerjemahan istilah tersebut kedalam bahasa Indonesia.
Berikut para Sarjana menerjemahkan istilah onrecht matige daad
dengan bermacam-macam jenis :
a) Wirjono Prodjodikoro menggunakan istilah Perbuatan Melanggar
Hukum. (Wiryono Prodjodikoro, 1967: 7)
b) Utrecht memakai istilah Perbuatan yang bertentangan dengan
asas-asas Hukum. (Utrecht, 1957:255)
c) Sudiman Kartodiprodjo mempergunakan istilah Tindakan
Melawan hukum. (Sudiman Kartodiprodjo, 1967:100)
d) Moegni menggunakan istilah Perbuatan Melawan hukum.
(Moegni Djojodirjo, 1979:13)
Penulis lebih setuju menggunakan istilah “Perbuatan Melawan
Hukum” yang dipergunakan oleh MA Moegni Djojodirjo. Beliau
menerangkan bahwa istilah “Melawan” melekat kedua sifat aktif dan
pasif. Kalau ia dengan sengaja melakukan sesuatu perbuatan yang
menimbulkan kerugian pada orang lain, jadi sengaja melakukan
gerakan, maka nampaklah dengan jelas sifat aktifnya dari istilah
“melawan” tersebut. Sebaliknya kalau ia dengan sengaja diam saja,
sedang ia sudah mengetahui bahwa ia harus melakukan sesuatu
perbuatan untuk tidak merugikan orang lain, atau bilamana ia enggan
melakukan keharusan sudah melanggar keharusan, sehingga
menimbulkan kerugian pada orang lain, maka ia telah melawan tanpa
harus menggerakan badannya, inilah sifat pasif daripada istilah
melawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b) Unsur-unsur Perbuatan Melawan hukum (Onrechmatige Daad)
1) Adanya Perbuatan Melawan Hukum
Perbuatan Melawan Hukum diatur dalam Pasal 1365 s/d Pasal
1380 KUHPerdata. Pasal 1365 menyatakan, bahwa setiap perbuatan
yang melawan hukum yang membawa kerugian kepada orang lain
menyebabkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian
mengganti kerugian tersebut. Perbuatan melawan hukum dalam
KUHPerdata berasal dari Code Napoleon. Menurut Molegraaff
sebagaimana dikutip oleh Rachmat Setiawan menyatakan bahwa
Perbuatan Melawan Hukum tidak hanya melanggar undang-undang
akan tetapi juga melanggar kaedah kesusilaan (goede zeden) dan
kepantasan dalam masyarakat perihal memperhatikan orang lain
(inderuist tegen de zorgvuldigheid, welke in persoon of
goed).(Wirjono Prodjodikoro, 1992:15). Pada tahun 1919,
Pengadilan tertinggi di Negara Belanda (putusan Hoge Raad
tanggal 31 Januari 1919) istilah “onrechtmatige daad” atau
Perbuatan Melawan Hukum ditafsirkan dalam arti luas pada perkara
Lindenbaum melawan Cohen dengan mengatakan Perbuatan
Melawan Hukum harus diartikan sebagai berbuat atau tidak berbuat
yang terdiri dari unsur-unsur:
(1) Melanggar Hak Subyektif orang lain.
(2) Bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku.
(3) Melanggar kaedah kesusilaan.
(4) Bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian serta sikap hati-
hati yang seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan
bermasyarakat (Rachmat setiawan, 1982:17)
Suatu perbuatan melawan hukum dapat dibuktikan dengan
unsur-unsurnya tersebut, apabila unsur-unsur diatas tidak terpenuhi
seluruhnya, maka suatu perbuatan tidak dapat dikatakan sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
perbuatan melawan hukum sebagaimana telah diatur dalam Pasal
1365 KUHPerdata.
Perbuatan melawan hukum dianggap terjadi dengan melihat
adanya perbuatan dari pelaku yang diperkirakan memang
melanggar undang-undang, bertentangan dengan hak orang lain,
beretentangan dengan kewajiban hukum pelaku, bertentangan
dengan kesusilaan dan ketertiban umum, atau bertentangan dengan
kepatutan dalam masyarakat baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain, namun demikian suatu perbuatan yang dianggap sebagai
perbuatan melawan hukum ini tetap harus dapat
dipertanggungjawabkan apakah mengandung unsur kesalahan atau
tidak.
Pasal 1365 KUH Perdata tidak membedakan kesalahan dalam
bentuk kesengajaan (opzet-dolus) dan kesalahan dalam bentuk
kurang hati-hati (culpa), dengan demikian hakim harus dapat
menilai dan mempertimbangkan berat ringannya kesalahan yang
dilakukan sesorang dalam hubungannnya dengan perbuatan
melawan hukum ini, sehingga dapat ditentukan ganti kerugian yang
seadil-adilnya. (Subekti, 1979: 56)
2) Kesalahan.
Adapun unsur yang kedua didalam pasal 1365 BW tegas bahwa
agar sesuatu perbuatan dapat dipertanggung jawabkan terhadap
perbuatan melawan hukum sebagaimana pengertiannya juga
disyaratkan harus adanya kesalahan dari yang melakukan perbuatan
tersebut.
Dengan menentukan syarat kesalahan dalam pasal 1365
KUHPdt pembentuk undang-undang menyatakan bahwa pelaku
perbuatan melawan hukum hanya bertanggung jawab untuk
kerugian yang ditimbulkannya, apabila perbuatan dan kerugian
tersebut dapat diperhitungkan kepadanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Kesalahan dipakai untuk menyatakan, bahwa seseorang dapat
dinyatakan bertanggung jawab untuk akibat yang merugikan yang
terjadi karena kesalahan yang diperbuat. Dalam arti demikianlah
perkataan “karena kesalahannya mengakibatkan kerugian” tersebut
dalam pasal 1365 KUHPdt harus di tafsirkan. Apabila seseorang
karena perbuatan melawan hukum yang ia lakukan telah
menimbulkan kerugian, wajib mengganti kerugian apabila untuk itu
ia dapat di pertanggung jawabkan. Pelaku bertanggung jawab untuk
kerugian tersebut apabila perbuatan melawan hukum yang ia
lakukan dan kerugian yang di timbulkannya dapat
dipertanggungkan kepada pelaku tersebut.
Di dalam hukum pidana terdapat asas Geen Staafzonder
Schuld, dimana asas tersebut telah diterima demikian pula dalam
hukum perdata khususnya mengenai perbuatan melawan hukum
dapat dikemukakan asas yang semakna yaitu “ tidak ada
pertanggung jawaban untuk akibat-akibat dari perbuatan melawan
hukum tanpa kesalahan”.
Dalam Pasal 1365 KUHPdt kesalahan mencakup dua
pengertian yakni kesalahan dalam arti luas dan arti sempit,
kesalahan dalam arti luas mencakup kealpaan dan sengaja
sedangkan kesalahan dalam arti sempit hanya kelalaian saja.
Syarat kesalahan ini dapat di ukur secara subyektif maupun
obyektif, pada umumnya kesalahan di tafsirkan obyektif, pendapat
ini dikemukakan oleh Mayers sebagai mana dikutip oleh Rachmat
Setiawan, karena yang di maksud kesalahan tersebut dalam pasal
1365 KUHPdt oleh pembentuk undang-undang tahun 1838 adalah
kesalahan Subyektif dan pendapat ini sampai sekarang masih harus
dianggap yang tepat (Rachmat setiawan, 1982:26)
Mengenai syarat kesalahan yang dapat diukur secara subyektif
ini apakah si pembuat tersebut pada umumnya menyesali akibat-
akibat dari perbuatannya, misalnya anak kecil atau orang gila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
perbuatannya maka dalam hal ini orang-orang tersebut tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
Sedang tentang syarat yang dapat di ukur secara obyektif
apabila si pembuat kesalahan tersebut melakukan kesalahan karena
terpaksa oleh keadaan, misalnya karena ada kebakaran sehingga
untuk menyelamatkan dirinya terpaksa merusak pintu rumah orang
lain maka orang yang melakukan seperti contoh tersebut tidak dapat
dikenai tanggung jawab.
3) Kerugian
Walaupun dalam pasal 1365 KUHPdt ditentukan kewajiban
pelaku untuk membayar ganti rugi, akan tetapi Undang-undang
tidak mengatur lebih lanjut tentang ganti rugi yang disebabkan oleh
perbuatan melawan hukum.
Ganti rugi wanprestasi dan ganti rugi berdasarkan perbuatan
melawan hukum terdapat kesamaan. Bagi yang terakhir dapat
diterapkan sebagian dari ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk
ganti rugi wanprestasi berdasarkan Arrest Hoge Raad tanggal 23
Juni 1922 menetapkan bahwa:
Pasal-pasal 1246-1248 KUHPdt mengenai penggantian
kerugian karena wanprestasi tidak dapat di terapkan secara
langsung tetapi dibuka kemungkinan diadakan penafsiran secara
analogis.
Schade dalam pasal 1365 KUHPdt adalah kerugian yang di
timbulkan oleh perbuatan melawan hukum. Kerugian ini dapat
bersifat harta kekayaan (materiil) atau imateriil. Kerugian materiil
dapat terdiri kerugian nyata yang diderita dan keuntungan yang
diharapkan. Berdasarkan yurisprudensi, ketentuan ganti kerugian
karena wanprestasi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1243
sampai Pasal 1248 KUHPerdata diterapkan secara analogis
terhadap ganti kerugian yang disebabkan perbuatan melawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
hukum. Kerugian immateriil adalah kerugian berupa pengurangan
kenyamanan hidup seseorang, misalnya karena penghinaan, cacat
badan dan sebagainya, namun seseorang yang melakukan perbuatan
melawan hukum tidak selalu harus memberikan ganti kerugian atas
kerugian immateril tersebut.
Dalam arrest Hoge Raad tangal 2 Februari 1912 dengan tegas
menyatakan bahwa pelaku perbuatan melawan hukum harus
menganti kerugian yang di derita maupun keuntungan yang akan di
peroleh.
Untuk dapat menuntut ganti kerugian terhadap orang yang
melakukan perbuatan melawan hukum, selain harus adanya
kesalahan, Pasal 1365 KUHPerdata juga mensyaratkan adanya
hubungan sebab akibat/hubungan kausal antara perbuatan melawan
hukum, kesalahan dan kerugian yang ada, dengan demikian
kerugian yang dapat dituntut penggantiannya hanyalah kerugian
yang memang disebabkan oleh perbuatan melawan hukum tersebut.
Perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal
1365 KUHPerdata ini dapat pula digunakan sebagai dasar untuk
mengajukan ganti kerugian atas perbuatan yang dianggap melawan
hukum melaui penyelesaian sengketa secara litigasi atau melalui
pengadilan dengan mengajukan gugatan, maupun penyelesaian
sengketa secara non litigasi atau di luar pengadilan misalnya
dengan cara negosiasi, mediasi, konsiliasi atau arbitrase.
4) Harus ada hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara
perbuatan melawan hukum dengan kerugian.
Unsur ke empat dari pasal 1365 KUHPdt harus adanya
hubungan kausalitas (sebab-akibat) antara perbuatan dengan
kerugian yang timbul. Mengenai ajaran kausalitas tidak hanya
penting di ranah hukum pidana saja, melainkan juga dalam hukum
perdata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Didalam hukum perdata pentingnya ajaran kausalitas ialah
untuk meneliti adakah hubungan kausal antara perbuatan melawan
hukum dengan kerugian yang di timbulkan sehingga pelaku dapat
di pertanggung jawabkan.
Sebagai dasar gugat ganti rugi berdasarkan perbuatan melawan
hukum, termasuk pula hubungan kausalitas, dan menurut Hoge
Raad dalam memecahkan persoalan kausal harus di pecahkan
menurut ajaran adequate verorzaking. Menurut teori tersebut
terdapat hubungan hubungan kausal, apabila kerugian menurut
pengalaman layak merupakan akibat yang dapat diharapkan akan
timbul dari perbuatan yang melawan hukum.
Dalam kenyataannya suatu peristiwa tidak pernah disebabkan
oleh suatu fakta, akan tetapi oleh fakta-fakta yang berurutan dan
pada gilirannya fakta-fakta tersebut disebabkan oleh fakta-fakta
lainnya sehingga merupakan suatu rantai kausal yang
mengakibatkan suatu akibat tertentu.
Atas dasar ini Von Buri dalam teorinya Conditio Sine qua non
atau teori syarat mutlak, menyatakan bahwa sebab dari suatu
perubahan adalah keseluruhan syarat-syarat yang harus ada untuk
timbulnya suatu akibat. Hilangnya salah satu syarat, tidak akan
menimbulkan akibat. Tiap syarat adalah sebab, oleh karena itu
conditio sine aqua non untuk timbulnya akibat.
Dari ajaran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap
perbuatan merupakan syarat dari suatu akibat yang terjadi,
keberatan terhadap teori ini adalah bahwa dengan demikian akan
terlalu berat tanggung jawab daripada seseorang maka ajaran ini
tidak dapat diterapkan didalam hukum perdata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3. Hal-hal Yang Menghilangkan Sifat-sifat Melawan Hukum.
a) Alasan Pembenar/ Rechtvaardigingsgroden
Sama halnya dalam hukum pidana demikian pula perbuatan
melawan hukum terdapat alasan pembenar, yaitu alasan yang
menghapuskan sifat melawan hukumnya perbuatan. Sehingga
perbuatan yang menurut kriteria melawan hukum, akan tetapi sebagai
akibat terdapatnya keadaan yang meniadakan sifat melawan
hukumnya perbuatan tersebut menjadi perbuatan yang benar.
Terdapatnya alasan pembenar tersebut dalam pasal 49 KUHP, yaitu
pembelaan darurat atau terpaksa, melaksanakan ketentuan undang-
undang, melaksanakan perintah atasan.
Seseorang tidak dapat dituntut telah melakukan perbuatan
melawan hukum, apabila perbuatan tersebut dilakukan dalam keadaan
darurat / noodweer, overmacht, force majeure, realisasi hak pribadi,
karena perintah kepegawaian atau salah sangka yang dapat dimaafkan.
Apabila unsur kesalahan dalam suatu perbuatan dapat dibuktikan
maka ia bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan
perbuatannya tersebut, namun seseorang tidak hanya bertanggung
jawab atas kerugian yang disebabkan kesalahannnya sendiri, tetapi
juga karena perbuatan yang mengandung kesalahan yang dilakukan
oleh orang-orang yang menjadi tanggungannya, barang-barang yang
berada di bawah pengawasannya serta binatang-binatang
peliharaannya, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1366 sampai
dengan Pasal 1369 KUHPerdata.
(1) Keadaan memaksa (overmacht)
Dalam Pasal 1245 KUHPdt menentukan, bahwa debitur tidak
wajib membayar ganti rugi, apabila karena overmacht ia terhalang
memenuhi prestasinya.
Overmacht adalah suatu paksaan yang tidak dapat dielakan lagi
yang datangnya dari luar (Rachmat Setiawan,1982: 22). Selain
pendapat bahwa overmacht adalah alasan pembenar, adapula yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
berpendapat bahwa keadaan overmacht itu mempunyai sifat yang
berbeda dan tidak harus menimbulkan akibat yang sama, maka
overmacht adakalanya merupakan alasan pembenar dan adakalanya
menjadi alasan pemaaf.
(2) Pembelaan terpaksa (noodwer)
Dalam pembelaan terpaksa, seseoarang melakukan perbuatan
yang terpaksa untuk membela diri sendiri atau orang lain,
kehormatan atau barang terhadap serangan yang tiba-tiba yang
bersifat melawan hukum
Pembelaan terpaksa dan keadaan darurat harus dibedakan karena
dalam pembelaan terpaksa serangan dengan sengaja yang tidak dapat
dielakan lagi (Moegni Djojodirjo,1982: 62)
Setiap orang yang diserang orang lain berhak untuk membela
diri. Jika dalam pembelaan tersebut, ia terpaksa melakukan
perbuatan melawan hukum, maka sifat melawan hukum dari
perbuatan tersebut menjadi hilang.
(3) Melaksanakan ketentuan Undang-Undang (weettelijke
voorschrift)
Perbuatan tidak merupakan perbuatan melawan hukum apabila
perbuatan itu dilakukan untuk melaksanakan Undang-undang. Suatu
perbuatan berdasarkan peraturan perundang-undangan atau
berdasarkan wewenang yang diberikan oleh Undang-undang adalah
melawan hukum apabila wewenang tersebut disalah gunakan atau
dalam hal detournement de povoir.
Menurut moegni melaksanakan ketentuan Undang-Undang
bukanlah merupakan dasar pembenar yang berasal dari Undang-
Undang (Moegni Djojodirjo, 1982: 63)
(4) Perintah jabatan (ambtelijk bevel)
Menurut Rutten sebagaimana dikutip oleh Moegni Djojodirjo
setiap orang yang haruskan menaati perintah akan dapat mencari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dasar pada sesuatu perintah jabatan dengan pengertian, tidak adanya
hubungan atasan dan bawahan. (Moegni Djojodirjo, 1982: 65)
Perbuatan yang berdasarkan perintah jabatan atau atasan yang
berwenang, bukan merupakan perbuatan melawan hukum. Perintah
jabatan hanya berlaku sebagai alasan pembenar bagi orang yang
melaksanakan perintah tersebut. Tidak menutup kemungkinan,
bahwa pemerintah yang member perintah tersebut melakukan
tindakan melawan hukum. Dalam praktek alasan pembenar ini pada
umunya penguasalah yang digugat dan bukan pegawai yang
melakukan perbuatan tersebut.
b) Alasan Pemaaf
Seseorang yang melakukan perbuatan melawan hukum dianggap
tidak bersalah, apabila sipembuatnya tidak dapat dipertanggung
jawabkan dan meniadakan unsur kesalahan, karena terdapatnya :
(1) Cacat fisik
(2) Noodweer Exces atau Pembelaan diri
(3) Perintah jabatan yang diberikan oleh seorang yang tidak
berwenang
Namun dalam hal cacat fisik tidak bersifat terus-menerus,
misalnya dalam hal mabuk, penggunaan obat terlarang tetap dianggap
bersalah karena ditimbulkan oleh si pelaku sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Penjelasan :
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, dapat diketahui bahwa
perbuatan melawan hukum yang diatur dalam Pasal 1365 KUHPdt
mempunyai arti yang sangat luas, sehingga dalam pertimbangan hakim
harus memperhatikan semua unsur-unsur agar putusan dapat memberikan
rasa keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai Undang-
undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Hakim.
Tugas utama seorang Hakim adalah membuat putusan atau penetapan
terhadap perkara yang dihadapkan kepadanya, putusan sebagai produk
hukum dari hakim bagi para pihak harus dipatuhi. Dalam putusan harus
memuat alasan-alasan putusan yang dijadikan dasar untuk mengadili,
PUTUSAN
MEMENUHI UNSUR-UNSUR
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
HAL-HAL YANG MENGHILANGKAN SIFAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM
TIDAK MEMENUHI UNSUR-UNSUR
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
PUTUSAN
MEMENUHI UNSUR-UNSUR
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
HAL-HAL YANG MENGHILANGKAN SIFAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM
PERTIMBANGAN HAKIM
TIDAK MEMENUHI UNSUR-UNSUR
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
PUTUSAN
MEMENUHI UNSUR-UNSUR
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
HAL-HAL YANG MENGHILANGKAN SIFAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
(Pasal 1365 KUHPdt)
PERTIMBANGAN HAKIM
TIDAK MEMENUHI UNSUR-UNSUR
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
PUTUSAN
MEMENUHI UNSUR-UNSUR
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
HAL-HAL YANG MENGHILANGKAN SIFAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dimaksudkan sebagai bentuk pertanggung jawaban Hakim daripada
putusannya terhadap masyarakat agar mempunyai nilai obyektif.
Hakim dalam pertimbangannya harus menggali nilai-nilai hukum dalam
kehidupan masyarakat. Apalagi terhadap pertimbangan Hakim terhadap
perbuatan melawan hukum karena semenjak tahun 1919 telah berubah
pengertian, Perbuatan melawan hukum tidak hanya sebagai perbuatan yang
melawan hukum yang terdapat dalam perundang-undangan saja, namun juga
diartikan sebagai perbuatan yang melanggar Hak Subyektif orang lain,
bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku, melanggar kaedah
kesusilaan, dan bertentangan dengan asas kepatutan, ketelitian serta sikap
hati-hati yang seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan
bermasyarakat. Hakim pengadilan memerlukan masukan-masukan dan
pengetahuan agar putusan hakim tidak salah, mengikat para pihak yang
berperkara dan menegaskan seperangkat hak, kewajiban serta tanggung
jawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Paparan Kasus
Perkara perbuatan melawan hukum yang diterima Pengadilan Negeri
Kotamadya Madiun cukup banyak, berikut penulis paparkan tentang perkara
perbuatan melawan hukum yang penulis angkat dalam judul penulisan
hukum yakni perkara perbuatan melawan hukum dengan Nomor register
perkara : 24/Pdt.G/2001/PN. Kd. Mn. antara Penggugat :
a. Ny. Hi. SRI MOERNI (janda alm. SOEWOJO)./SM
b. Dra. SRI DJOHAR WINARLIN, SU./SDW
c. Ir. BAMBANG HERI WALUYO, MM./BHW
d. SRI WAHYUNI HARIYATI./SWH
e. DYAH MUMPUNI PRASTIAWAT1./DMP
f. IR. RATNA MUSTIKA WARDHANI, MS./RMW
g. Ir. INDAH REKIANI PUSPITAWAT1, MM./IRP
h. WAHYU DRAJAT PURBANINGRUM./WDP
Melawan Tergugat yaitu
a. SASTRODIHARDJO SADJI bertempat tinggal di Jalan Diponegoro No.
66 Madiun dalam kedudukannya bertindak sebagai Ketua Yayasan
Perguruan Tinggi Merdeka Madiun sebagaimana yang disebutkan dalam
Akte No. 56 tanggal 21 Desember 1983 dan Akte No. 64 tanggal 17
Oktober 1984, yang kesemuanya Akte tersebut dibuat dihadapan
Richardus Nangkih Sinulingga, SH Notaris di Madiun, sebagai : -----
TERGUGAT I-----
b. LETKOL. PURN. IMAM HUDOYO, dahulu Kasrem 081 / DHIROT
SAHAJAYA, bertempat tinggal di Jalan Hayamwuruk No. 32 Jombang,
sebagai : -----TERGUGAT II-----
c. KOMANDAN RESORT MILITER 081 / DHIROT SAHAJAYA,
sebagai : -----TERGUGAT III-----
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d. PANGLIMA KODAM V BRAWIJAYA. Jl. R.Wijaya No. 1 Surabaya ,
sebagai: -----TERGUGAT IV-----
e. Ny. SOEMARSONO, Janda Alm. SOEMARSONO bersama putrinya :
ESTI WIDOSARI, SH, Ir. INDAH IRIANI, RETNO
MULYONINGTYAS dan DYAH SETYANINGRUM. kelimanya
beralamat di jalan Kemiri H-3 Madiun, sebagai : -----TURUT
TERGUGAT BERKEPENTINGAN I (T.T.B.I)-----
f. SOETOMO, dahulu bertempat tinggal di Jalan Pahlawan 25 Madiun,
sekarang beralamat tetap di Jalan Kantor Pos Ngegot Kec. Geneng Kab.
Ngawi, sebagai: -----TURUT TERGUGAT BERKEPENTINGAN II
(T.T.B.II)-----
g. SOETRANGGONO, dahulu di Jalan A. Yani 63 Madiun, sekarang
beralamat di Ketintang Baru XVII / 01 Surabaya, sebagai : -----TURUT
TERGUGAT BERKEPENTINGAN III (T.T.B.III)-----
Para Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Kota Madya
Madiun karena Para Tergugat telah dianggap telah melakukan perbuatan
melawan hukum, karena telah mengubah Anggaran Dasar Yayasan
Pedidikan Tinggi Madiun secara melawan hukum, serta mengganti Yayasan
Pendidikan Tinggi Merdeka Madiun secara melawan hukum.
a. Dalam Gugatan
Bahwa Para Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 10
Oktober 2001 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Kotamadia Madiun pada tanggal 17 Oktober 2001 dengan No:
24/Pdt.G/2001/PN. Kd. Mn. Telah menggugat Tergugat I s/d IV dan
Turut Tergugat Berkepentingan I s/d III dengan alasan alasan sebagai
berikut:
~ Bahwa : Para Penggugat adalah segenap Ahli waris dari almarhum
H.R. Soewojo, yang semasa hidupnya adalah pendiri Yayasan
Pendidikan Tinggi Madiun, Alm. HR. Soewojo meninggal dunia pada
tanggal 11 Agustus 1994.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
~ Bahwa : Pada medio tahun 1979, almarhum HR. Soewojo suami
Penggugat 1 dan ayah dari penggugat 2 s/d 8 bersama Para Tergugat
Berkepentingan (TB. 1 s/d 3) mendirikan Yayasan dengan tujuan
untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya bagi
masyarakat Madiun melalui pendidikan yang diberi nama Yayasan
Pendidikan Tinggi Madiun (Up.Akte Notaris no. 55, tanggal 30 juni
1979 dibuat dihadapan dan oleh Johanes Herchmans Sardjana, wakil
Notaris sementara di Madiun berdasarkan surat Penetapan Ketua PN.
Madiun tanggal 11 Juni 1979 No. 2/Not/KU/1979, pengganti
sementara dari Tuan Richardus Nangkih Sinulingga, SH wakil Notaris
di Madiun, vide bukti bertanda (P.P.1).
~ Bahwa menurut Akte Pendirian (P.P.I) untuk pertama kalinya
pengurus yayasan terdiri dari:
· Pelindung / Penasehat.
§ Muspida Koordinator wilayah kerja Pembantu Gubernur
Madiun.
§ Muspida Daerah Tingkat II Kabupaten dan Kota Madiun.
· Dewan Pengurus.
Ketua pengurus : Soewojo
Wakil Ketua I : Soegeng Soetarman, Purnawirawan
Kolonel AD. RI
Wakil Ketua II : Major Soemarsono.
Sekretaris I : Tuan Soetomo
Sekretaris II : Soeharko, BBA
Bendahara I : Raden Soehadie
Bendahara II : Soedarso, Purnawirawan Kolonel Polisi
Anggota :
· Dr. Hewan Soetranggono
· Drs. Soedjito
· Mochamad Soelikun, BA
· Moesdi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
· Asthar Asmali
· Letkol SM. Taufik
· Raden Soekartiko
· Adi Hartono
~ Bahwa : dalam akte pendirian telah ditentukan cara-cara perubahan
Anggaran Dasar sebagaimana yang disebutkan pada pasal 12 yo pasal
11 Akte Pendirian (P.P1).
~ Bahwa : Tergugat 1 ic. Sastrodiharjo Saji pada tanggal 21 Desember
1983 telah merubah Anggaran Dasar Yayasan Pendidikan Tinggi
Madiun akte no.55 tanggal 30 Juni 1979 (P.P1) dengan cara melawan
hukum yaitu bertentangan dengan pasal 12 yo pasal 11 (lihat
Anggaran Dasar Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun, bukti P.P.1).
~ Bahwa : kemudian, pada tanggal 17 Oktober 1984 Tergugat 1 ic.
Sastrodiharjo Saji merubah Anggaran Dasar Pendidikan Tinggi
Madiun, Akte No. 55 tanggal 30 Juni 1979 (P.P.1) dengan cara
melawan hukum yang bertentangan dengan pasal 12 yo pasal 11
sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar Yayasan sesuai Akte
Perubahan 17 Oktober 1984 (bukti P.P.3).
~ Bahwa : disamping perbuatan yang melawan hukum seperti tersebut
pada butir 5 dan 6 diatas, nama Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun
dengan tanpa hak dan persetujuan Para Pendiri telah diubah menjadi
Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun.
~ Bahwa : perubahan itu dilakukan di Jalan Salak no. 33 madiun di
Rumah HR. Soewojo yang sedang sakit dan Tergugat 2 ic. Letkol Pur.
Imam Hudoyo menyodorkan konsep akte untuk ditanda tangani
dengan tanpa kehadiran Notaris.
~ Bahwa : kemudian Para Tergugat baru mengetahui setelah HR.
Soewojo meninggal dunia, akte yang ditandatangani di Jl. Salak no. 33
Madiun itu adalah berbunyi Akte Perubahan no. 17 tanggal 6 januari
1988, vide bukti (P.P.4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
~ Bahwa : menurut hukum perbuatan Tergugat 2 menyodorkan akte
untuk ditandatangani pada saat HR. Soewojo sakit yang tidak pernah
hadir dihadapan Notaris R.N. Sinulingga, SH seperti tersebut pada
butir 8 dan 9 diatas adalah merupakan perbuatan melawan hukum dan
oleh karenanya akte tanggal 6 Januari 1988 no. 17 (P.P.4) adalah
merupakan perbuatan hukum yang batal sejak semula (NIETEG) atau
setidak-tidaknya harus dibatalkan oleh Pengadilan yang memeriksa
perkara ini (VERNITEGBAAR).
~ Bahwa : dalam akte tanggal 6 Januari 1988 no. 17 (P.P.4) oleh
tergugat 2 dinyatakan bahwa Yayasan Perguruan Tinggi Madiun yang
disingkat YAPERTIMA adalah milik Kodam V Brawijaya sekaligus
sebagai Pembina yang dalam pelaksanaannya sehari-hari ditunjuk
Tergugat 3 sebagai Pembina harian terhadap YAPERTIMA itu
sesungguhnya adalah penjelmaan dari Yayasan pendidikan Tinggi
Madiun, vide bukti (P.P.4 pasal 2).
~ Bahwa : Akte Pendirian Yayasan Perguruan Tinggi Madiun yang
didirikan berdasarkan akte No. 55 tanggal 30 Juni 1979 yang
kemudian diubah berkali-kali secara melawan hukum dan yang
terakhir tanggal 6 Januari 1988 Akte No. 17 (P.P.4), kemudian diubah
lagi dengan Akte No. 05 tanggal 21 September 1998 (P.P.5).
~ Bahwa : oleh karena itu perubahan yang dilakukan sesuai dengan
bukti P.P.2 sd P.P.5 semuanya adalah batal demi hukum (NIETEG)
setidak-tidaknya untuk dibatalkan oleh Pengadilan
(VERNIETEGBAAR).
~ Bahwa : akibat perbuatan melawan hukum seperti tersebut diatas, para
ahli waris HR. Soewojo selaku pendiri bersama ikut Tergugat
Berkepentingan 1 s/d 3 mengalami kerugian baik moril maupun
materiil yang tidak kurang dari Rp.50.000.000.000,- (lima puluh
milyar rupiah).
~ Bahwa : kerugian sebagaimana pada butir 14 diatas akibat perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat, maka wajar Para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tergugat secara tenggang renteng harus dihukum membayar kepada
Para Penggugat dan Para Tergugat Berkepentingan secara tunai
seketika dan sekaligus tidak boleh dicicil.
~ Bahwa : untuk menjamin ganti rugi akibat perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh Para Tergugat mohon pula agar dilakukan sita
jaminan terhadap harta-harta milik Para tergugat (T.I s/d T.IV) yang
secara riil akan dilaporkan kemudian setelah diketahui secara jelas dan
pasti.
~ Bahwa : disamping ganti rugi yang harus dibayar oleh para Tergugat
(Tergugat 1 s/d Tergugat 4) seperti tersebut diatas. Para Ahli Waris
dari pendiri berhak pula untuk mohon pemulihan hak para Pendiri
menurut hukum yang berlaku antara lain ; pembatalan akte-akte yang
tidak sah seperti diuraikan diatas (akte No. 56 tanggal 21 desember
1983, akte No. 64 tanggal 17 Oktober 1984, akte no. 17 tanggal 6
Januari 1988 dan akte no. 05 tanggal 21 September 1998 (P.P.2 s/d
P.P.5).
~ Bahwa berhubung dengan butir 17 diatas, maka Para pendiri berhak
untuk dinyatakan berlakunya Akte Pendirian semula, Akte No. 5
tanggal 30 Juni 1979 dibuat dihadapan Johanes Herchmans Sardjana.
Berdasarkan segala hal-hal yang diuraikan diatas, Para Penggugat
mohon ketua Pengadilan Negeri Madiun c.q Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini memanggil Para Pihak untuk
diperiksa perkaranya dan memberikan keputusan sebagai berikut:
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk
seluruhnya.
2. Menyatakan bahwa Para Penggugat adalah ahli waris sah dari
almarhum HR. Soewojo.
3. Menyatakan bahwa HR. Soewojo bersama dengan Turut Tergugat
Berkepentingan 1 s/d 3 adalah pendiri dari Yayasan Pendidikan
Tinggi Madiun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4. Menyatakan perubahan nama Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun
disingkat YPTM menjadi Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka
Madiun adalah cacat hukum dan tidak sah.
5. Menyatakan batal demi hukum atau setidak-tidaknya untuk
dibatalkan akte No. 56 tanggal 21 Desember 1983, akte No. 64
tanggal 17 Oktober 1984, akte No. 17 tanggal 6 Januari 1988
ketiganya dibuat oleh dan dihadapan RN. Sinulingga, SH Notaris di
Madiun dan akte No. 05 tanggal 21 September 1998 dibuat oleh dan
dihadapan Agus Wahyu Lambang Prabowo, SH Notaris di Madiun.
6. Menghukum Para Penggugat sebagai ahli waris dari HR. Soewojo
selaku pendiri YPTM bersama-sama dengan Para Turut tergugat
Berkepentingan dalam tenggang waktu 8 hari sejak keputusan
perkara ini berkekuatan hukum tetap untuk menyelenggarakan rapat
guna menyusun pengurus baru sesuai dengan Anggaran Dasar
Yayasan l.C akte no. 55 tanggal 30 Juni 1979.
7. Menyatakan Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan
hukum yang merugikan Para Penggugat selaku ahli waris dari HR.
Soewojo.
8. Menghukum Para Tergugat (T.1 s/d T.4) secara tanggung renteng
untuk membayar ganti rugi kepada Para Penggugat dan Turut
Tergugat Berkepentingan 1 s/d 3 sebesar Rp. 50.000.000.000,- (lima
puluh milyar rupiah) secara tunai dan sekaligus.
9. Menyatakan sita jaminan terhadap barang milik Para tergugat (T.1
s/d T.4) yang secara riil akan dilaporkan kemudian adalah sah dan
berharga.
10. Menghukum Para Tergugat Berkepentingan (T.T. B. 1 s/d 3) untuk
tunduk dan mentaati putusan Pengadilan Negeri kota Madiun dalam
Perkara ini.
11. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan lebih dahulu meskipun
diajukan upaya banding dan upaya hukum lainnya (serta merta).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
12. Menghukum para Tergugat (T.1 s/d T.4) untuk membayar biaya
perkara yang timbul.
Atau :
Apabila Pengadilan Negeri Kota Madiun berpendapat lain mohon
putusan yang adil menurut Hakim (ex aquo et bono).
b. Jawaban Tergugat I, Tergugat II, Turut Tergugat Berkepentingan II
dan Turut Tergugat Berkepentingan III.
Dari gugatan tersebut diatas Jawaban Tergugat I, Tergugat II, Turut
Tergugat Berkepentingan II dan Turut Tergugat Berkepentingan III
Mengajukan Eksepsi :
A. DALAM EKSEPSI
1. Bahwa kedudukan Penggugat I s/d 8 ( Para Penggugat), yaitu :
Ny. Hj. Sri Moerni , Dra. Sri Djohar Winarlin, SU , Ir. Bambang
Hari Waluyo, MM , Sri Wahyuni Hariyati , Dyah Mumpuni
Prastiawati , Ir. Ratna Mustika Wardani, MS , Ir. Indah Rekyani
Puspitawati, MM dan Wahyu Drajat Purbaningrum , adalah tidak
berkwalitas sebagai Penggugat, karena Para Penggugat bukan
pendiri dan bukan Pengurus Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun.
Dan Yayasan sebagai Badan Hukum yang didirikan oleh Para
Pendirinya yaitu : HR. Soewojo , Mayor Sumarsono , Soetomo
dan Drh. Soetranggono, pada saat mendirikan Yayasan
Pendidikan Tinggi Madiun telah bersepakat untuk menyendirikan
atau memisahkan Harta Kekayaannya berupa uang sebesar Rp.
10.000,- ( sepuluh ribu rupiah ) sebagai modal Yayasan , yang
kemudian modal tersebut tidak dapat dikuasai lagi oleh
pendirinya ( vide akte pendirian No. 55 tahun 1979 ), sedangkan
untuk operasionalnya suatu Yayasan diatur dalam Anggaran
Dasarnya dan ternyata dalam Anggaran Dasar Yayasan
Pendidikan Tinggi Madiun tidak ada ketentuan satu pasal pun
yang mengatur tentang ahli waris pendiri mempunyai hak dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Yayasan. Justru dalam Anggaran Dasar tersebut pada pasal 7 b
Akte No. 55 , tanggal 30 Juni 1979 , mengatur " Keanggotaan
Dewan Pengurus berakhir karena meninggal dunia " , maka
dengan meninggalnya HR. Soewojo tanggal 11 Agustus 1994,
berakhir pula status kepengurusannya dalam Yayasan. Tegasnya
oleh karena para penggugat bukan Pendiri, bukan Pengurus dan
dalam Anggaran Dasar Yayasan tidak mendapatkan pelimpahan
hak dan kewenangan yang dimiliki oleh Suami/Orang tuanya
sebagai salah satu pendiri, maka para Penggugat tidak mempunyai
hak untuk mempermasalahkan masalah-masalah intern yang
terjadi di dalam lingkup Pendiri atau Pengurus Yayasan, yang
semestinya hanya dapat dipersoalkan oleh para Pendiri dan
Pengurus Yayasan itu sendiri. Dengan demikian Para Penggugat
sebagai ahli waris dari Alm. HR. Soewojo tidak mempunyai
kapasitas / kedudukan sebagai penggugat, maka sudah selayaknya
gugatan Para Penggugat untuk ditolak.
2. Bahwa Tergugat 1 , 2 dan Turut Tergugat Berkepentingan 2 dan 3
mempelajari Surat Kuasa Khusus tertanggal 8 Oktober 2001 dari
Para Penggugat kepada Kuasa hukumnya Sdr. H.A Rachman
Sulaiman SH, MBA dan Rekan, ternyata subyek hukum
khususnya, subyek hukum Para Tergugatnya tidak jelas, karena
dalam surat kuasa khusus tersebut hanya menyebutkan
"Sastrodihardjo Sadji CS", sedang subyek hukum untuk Para
Tergugat yang lainnya tidak disebutkan secara jelas. Dengan
demikian Surat Kuasa Khusus tanggal 8 Oktober 2001 yang
dibuat oleh Ny. Sri Moerni, Cs dengan H.A Rachman Sulaiman
SH, MBA dkk tersebut tidak memenuhi syarat sebagaimana
disyaratkan dalam Surat Edaran Mahkamah Agung R.I No. 6
tahun 1994 No.MA/Kumdil/288/X/K/1994, tanggal 14 Oktober
1994, tentang Surat Kuasa Khusus, maka sudah sepantasnya Surat
Kuasa Khusus tertanggal 8 Oktober 2001 tidak dapat diterima. ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3. Bahwa kedudukan Letkol. Purn. Imam Hudoyo, dahulu sebagai
Kasrem/081 Dhirot Sahajaya, dalam gugatan Para Penggugat
tidak disebutkan secara jelas kedudukannya dalam Yayasan itu
sebagai apa ? , karena kalau yang disebutkan hanya jabatan
militernya, tanpa mengaitkan kapasitasnya dalam Yayasan. Hal
ini berakibat tidak jelasnya gugatan atau kabur, maka akibat
hukumnya gugatan tidak dapat diterima. ;
4. Bahwa dalil gugatan penggugat point 2 yang menyatakan : "pada
medio tahun 1979 , almarhum HR Sewojo (suami Penggugat 1
dan ayah dari Penggugat 2 s/d 8) bersama dengan Para Turut
Tergugat Berkepentingan 1 ds/d 3 mendirikan Yayasan" tidak
jelas dan bertentangan dengan posita 3 jo. Akte No. 55 tahun
1979 karena kalau yang dimaksud Turut Tergugat Berkepentingan
- 1 itu adalah nyonya Soemarsono beserta putri-putrinya, padahal
Ny. Soemarsono itu kedudukannya hanya sebagai isteri dari Alm.
Mayor Soemarsono (salah satu Pendiri YYS), maka kedudukan
Ny. Soemarsono tidak mempunyai kapasitas sebagai Pendiri ;
5. Bahwa Posita 7 dan Posita 8 gugatan para Penggugat tidak
sinkron dan tidak jelas, karena posita 7 kejadian Perobahan nama
Yayasan yang semula bernama Yayasan Pendidikan Tinggi
Madiun menjadi Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun itu
pada tanggal 1983 (Akte Perobahan No. 56 tanggal 21 Desember
1983) pada saat ketua Yayasannya dijabat oleh Sastrodihardjo
Sadji, sedangkan Posita 8, itu kejadian perobahannya tahun 1987
dengan surat Nomor : 02.1/62/YPTMM/XII/1987 tanggal 9
Desember 1987 yang dibuat oleh HR. Soewojo sendiri dalam
keadaan sehat dan tidak sakit, dan surat tersebut ditujukan kepada
Notaris R.N. Sinulingga, SH kemudian dari perobahan tersebut
keluar / terbit akte No. 17 tanggal 6 Januari 1988 yang Ketua
Yayasannya dijabat oleh HR. Soewojo lagi (Suami / Orang tua
Para Penggugat). Jadi tidak benar perobahan akte No. 56 ke akte
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
No. 17 itu HR. Soewojo sedang sakit di jalan Salak No.33
Madiun sebagaimana didalilkan dalam gugatan Para Penggugat
point 8 ;
6. Bahwa dalam Posita gugatan Para Penggugat tidak menguraikan
dalil gugatannya, tetapi Para Penggugat memintakan dalam
Petitumnya pada point 6, yang menyatakan : "Menghukum
Penggugat sebagai ahli waris dari HR. Soewojo selaku Pendiri
YPTM bersama-sama dengan Para Turut Tergugat
Berkepentingan dengan tenggang waktu 8 hari sejak keputusan
perkara ini berkekuatan hukum tetap untuk menyelenggarakan
rapat guna menyusun pengurus baru sesuai dengan Anggaran
Dasar Yayasan I.C. akte no. 55 tanggal "30 Juni 1979". Hal ini
berakibat tidak diterimanya gugatan Para Penggugat karena pada
prinsip hubungan antara Posita dengan Petitum sangat erat dan
Posita menjadi dasar untuk membuat Petitum. (Yurisprudensi
Mahkamah Agung R.I. No. 67 K/Sip/1975, tanggal 13 Mei 1975);
7. Bahwa Petitum 3 Para penggugat yang menyebutkan :
"Menyatakan bahwa HR. Soewojo bersama Turut Tergugat
Berkepentingan 1 s/d 3 adalah Pendiri dari Yayasan Pendidikan
Tinggi Madiun" adalah keliru karena menurut hemat kami Turut
Tergugat Berkepentingan - 1 (Ny. Soemarsono dan putri-
putrinya) bukan sebagai Pendiri YPTM atau YPTMM, maka
Petitum 3 Para Penggugat tersebut alas haknya tidak jelas. Hal ini
menurut Pasal 8 Rv , apabila Petitum tidak jelas atau tidak
sempurna , maka berakibat tidak diterimanya gugatan atau
tuntutan Para Penggugat.
8. Bahwa Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun adalah pihak
yang paling mempunyai kepentingan terhadap masalah-masalah
yang dipersoalkan dalam gugatan, apalagi akte-akte yang
memberikan legalitas terhadap kepengurusannya yang dimintakan
pembatalan, sehingga Yayasan (Pengurus sekarang) seharusnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
ditarik sebagai pihak dalam perkara ini. Selain itu, dalam kontek
gugatan Para Penggugat ; Para pengurus berdasarkan Akte no. 55
tanggal 30 juni 1979 juga mempunyai kepentingan terhadap
persoalan yang diajukan oleh Para penggugat, sehingga mereka
seharusnya juga ditarik sebagai Pihak dalam perkara ini. Adapun
Pengurus dimaksud adalah : Muspida Koordinator wilayah kerja
Pembantu Gubernur Madiun, Muspida Daerah Tingkat II
Kabupaten dan kota Madiun, Soegeng Sutarman, Soeharko, BBA,
Raden Soehadi, Soedaso, Drs.Soejito, M.Soelikun BA, Moesdi,
Asthar Asmali, letkol SM. Taufik, R. Soekartiko dan Adi
Hartono.
9. Menurut Yurisprudensi M.A. RI No. 601.K/Sip/1975 dalam
sengketa Yayasan : "Yang dapat digugat dalam sengketa Yayasan
adalah Pengurus (legalitas Pengurus Yayasan)".
10. Dengan fakta-fakta hukum tersebut diatas maka nyata-nyata
subyek hukum gugatan tidak lengkap. Untuk itu gugatan Para
Penggugat selayaknya tidak dapat diterima.
Berdasarkan atas uraian eksepsi tersebut diatas, maka Tergugat 1
dan 2 serta Turut Tergugat Berkepentingan 2 dan 3 , mohon kepada Yth.
Majelis Hakim Pemeriksa perkara ini untuk : Menolak atau setidak -
tidaknya Tidak Menerima gugatan para Penggugat.
B. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa apa yang terurai didalam eksepsi dianggap terulang
kembali dalam jawaban pokok perkara ini;
2. Bahwa benar HR. SOEWOJO adalah salah seorang Pendiri
Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun (YPTM) yang kemudian
ganti nama menjadi Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun :
3. Bahwa yang benar pendiri Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun
didirikan oleh Tokoh dari Pejabat sipil dan militer di wilayah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Madiun dari unsur masyarakat Madiun, yaitu : 1. HR. SOEWOJO
(unsur Tokoh Masyarakat), 2. Mayor SOEMARSONO (unsur dari
TNI), 3. SOETOMO (unsur Pejabat Sipil Pemb. Gubemur) dan 4.
SOETRANGGONO (Pejabat Sipil Pemda Kab. Madiun).
Hal ini berdasarkan akte pendirian No. 55 , tanggal 30 Juni 1979
yang dibuat dihadapan Johanes Berchmans Sardjana wakil
Notaris pengganti sementara Notaris di Madiun Richardus
Nangkih Sinulingga, SH. Jadi Turut tergugat berkepentingan 1
(Ny. Soemarsono) tidak ikut / bukan sebagai Pendiri;
4. Bahwa benar untuk pertama kalinya Pengurus Yayasan
Pendidikan Tinggi Madiun, berdasarkan Akte No. 55 , tanggal 30
Juni 1979 adalah sebagai berikut:
a. Pelindung / Penasehat.
1. Muspida Koordinator wilayah kerja Pembantu Gubernur
Madiun.
2. Muspida Daerah Tingkat II Kabupaten dan Kota Madiun.
b. Dewan Pengurus.
Ketua pengurus : Soewojo
Wakil Ketua I : Soegeng Soetarman, Purnawirawan
Kolonel AD. RI
Wakil Ketua II : Major Soemarsono.
Sekretaris I : Tuan Soetomo
Sekretaris II : Soeharko, BBA
Bendahara I : Raden Soehadie
Bendahara II : Soedarso, Purnawirawan Kolonel Polisi
Anggota : 1. Dr. Hewan Soetranggono
2. Drs. Soedjito
3. Mochamad Soelikun, BA
4. Moesdi
5. Asthar Asmali
6. Letkol SM. Taufik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
7. Raden Soekartiko
8. Adi Hartono
Jadi Pengurus Yayasan tersebut diatas benar-benar dari unsur
Masyarakat Madiun , yang berkeinginan Madiun mempunyai
Perguruan Tinggi , dan diharapkan dapat menampung lulusan
SLTA Madiun dan para pegawai di Madiun yang ingin
meningkatkan pendidikannya saat itu;
5. Bahwa perobahan nama Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun
(YPTM) menjadi Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun
(YPTMM) didasarkan atas Surat Keputusan Yayasan Perguruan
Tinggi Merdeka Pusat Malang , No. ; Skep/02/YPTM/XI/1983 -
tanggal 18 Nopember 1983, yang isinya telah memutuskan
Perwakilan Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka dan cabang-
cabang Fakultas yang berada di daerah wilayah Madiun, Surabaya
dan Ponorogo dinyatakan berdiri sendiri terhitung mulai tanggal 1
Desember 1983 ;
6. Bahwa tidak benar perobahan nama Yayasan Pendidikan Tinggi
Madiun (YPTM) menjadi Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka
Madiun (YPTMM) dilakukan di jalan Salak No. 33 Madiun di
rumah HR. Soewojo, bahwa vang benar Perobahan nama Yayasan
tersebut dilakukan dihadapan Notaris Richardus Nangkih
Sinulingga , SH di Madiun, pada tanggal 21 Desember 1983,
tercantum dalam akte No. 56 , tanggal 21 Desember 1983 dan
pada saat perobahan nama Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun
(YPTMM) HR. Soewojo meninggalkan Yayasan ± Oktober 1979
bekerja di Perkebunan milik Kodam V/Brawijaya di Blitar,
sehingga Yayasan terbengkelai / tidak terurus, kemudian tugas
Yayasan dirangkap oleh Dekan Koordinator Bp. Drs. Samiarto
Laksono (waktu itu menjabat Pembantu Gurbernur di Madiun).
Melihat kondisi Yayasan pendidikan Tinggi Madiun (YPTM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
yang ditinggalkan Ketuanya yaitu HR. Soewojo ke Perkebunan di
Blitar , maka Pelindung / Penasehat melakukan rapat dan memilih
Sastrodihardjo Sadji (Tergugat 1) untuk menjabat Ketua Yayasan
Pendidikan Tinggi Madiun dan serah terima antara Drs. Samiarto
Laksono dengan Sastrodihardjo Sadji dilakukan pada tanggal 24
Oktober 1983 (vide akte No. 56 , tanggal 21 desember 1983) ;
7. Bahwa pada saat ketua Yayasan dijabat oleh Sastrodihardjo Sadji,
mengadakan perobahan pengurus , yaitu Bendahara yang dijabat
oleh Tuan LUKMAN HAKIM, Bsc telah berakhir karena pindah
kelain tempat dan diganti dengan Tuan M. MUDZHAR, Bsc
sebagai Bendahara yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun.
Dan perobahan kepengurusan tersebut dibuat dihadapan Notaris
di Madiun Richardus Nangkih Sinulingga, SH dan tercantum
dalam Akte Perobahan No. 64 , tanggal 17 Nopember 1984.
Kemudian karena Yayasan berkeinginan untuk mendapatkan
dukungan dana dari masyarakat Madiun yang berada di Jakarta ,
maka dengan Akte Notaris No. 704 , tanggal 22 Pebruari 1986
membuka cabang di Jakarta dengan ketua cabangnya Tuan
SOEDIRO , berkantor di Jalan Tengku umar No. 37 Jakarta ;
8. Bahwa kemudian sekitar tahun 1987 HR. Soewojo yang tadinya
meninggalkan Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun pada
± Oktober 1979, karena menjabat sebagai Direktur perkebunan di
Blitar kembali ke Madiun karena perkebunannya bangkrut, maka
ia berusaha berkeinginan kembali menjadi Ketua Yayasan
Perguruan Tinggi Merdeka Madiun. Maka dengan berbagai upaya
HR. Soewojo mendapatkan Skep. Pangdam V/Brawijaya
No.224/IX/1987 tanggal 12 September 1987 , kemudian HR.
Soewojo membuat Surat tanggal 9 Desember 1987 , yang
ditujukan kepada Notaris R.N. Sinulingga , SH Notaris di Madiun
untuk merobah Anggaran Dasar menjadi Akte Perobahan No. 17 ,
tanggal 6 Januari 1988 ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
9. Bahwa tidak benar pada waktu diadakan perobahan tersebut HR.
Soewojo , dalam keadaan sakit disodori konsep akte oleh
Tergugat 2 i.e. Letkol. Imam Hudoyo , untuk ditanda tangani
dengan tanpa kehadiran Notaris;
10. Bahwa yang mengadakan perobahan Anggaran Dasar kemudian
terbit akte No. 17 , tanggal 6 Januari 1988 adalah HR. Soewojo
sendiri, bahkan ia menambah satu klausul khususnya pasal 2 yang
menyebutkan Kodam V/Brawijaya adalah pemilik dan Pembina
Yayasan Perguruan tinggi Merdeka Madiun , yang dalam
pelaksanaan sehari-harinya menunjuk Danrem 081/Dhirot
Sahajaya sebagai Pembina Harian ;
11. Bahwa pada prinsipnya perobahan-perobahan Akte itu tetap sah
dan tidak melawan hukum, karena Para Pendiri dan Dewan
Pengurus pada waktu itu, baik secara langsung maupun tidak
langsung telah menyetujui terjadinya perubahan-perubahan Akte
dimaksud tidak terkecuali tergugat Berkepentingan 2 dan 3,
terbukti mereka tidak pernah mempersoalkan/mempermasalahkan
adanya perobahan tersebut. Berbeda dengan yang dilakukan oleh
para Penggugat sekarang yang mendalilkan sebagai ahli waris
dari salah seorang pendiri dan bertindak seolah-olah sebagai
pemilik Yayasan dengan menonjolkan kepentingan pribadinya.
Hal ini terbukti. pendiri yang masih ada (Soetomo /TTB-2 dan
Drh. Soetranggono/TTB-3) tidak mendukung gugatan para
Penggugat;
12. Bahwa disamping adanya ligitimasi sebagaimana kami uraikan
pada angka 11 kiranya tidak berlebihan apabila. kami kemukakan
perkembangan hukum sebagai kebiasaan (Yurisprudensi)
dibidang Yayasan (Stichting) yang terjadi di negeri Belanda
dengan adanya Putusan Hoge Raad (NJ 1979 No. 317) yang pada
pokoknya berpendirian bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
"Perbuatan hukum (sepihak) yang dilakukan oleh pengurus
sebagaimana ditentukan oleh Anggaran Dasar pada dasarnya
adalah sah menurut hukum, meskipim perbuatan itu dilakukan
bertentangan dengan peraturan yang berlaku intern dalam badan
hukum itu, yakni yang menyatakan bahwa perbuatan semacam itu
hanya dapat dilakukan secara sah apabila dilandasi oleh
keputusan Dewan Pengurus yang sah." (Aneka Masalah hukum
dan Hukum Acara Perdata, karangan Setiawan, SH, Penerbit
Alumni, 1992, hal. 501). Hal itu sekaligus membuktikan bvahwa
orang-orang diluar Dewan Pengurus tidak mempunyai kwalitas
untuk mempersoalkan makanisme pengambilan suatu keputusan
dalam yayasan, seperti halnya yang dilakukan oleh Para
Penggugat dalam Perkara ini.
13. Bahwa tidak benar dengan perobahan-perobahan akte tersebut
Pendiri dirugikan, karena pendiri yang masih ada yaitu : Soetomo
dan Drh. Soetranggono (Turut Tergugat Berkepentinagn 2 dan 3)
tidak pernah merasa dirugikan, apalagi menyebut-nyebut dengan
kerugian moril maupun materiil sebesar Rp. 50.000.000.000,-.
Jelas hal itu tidak pernah ada dibenak para Pendiri;
Dan lebih-lebih lagi kerugian Rp. 50.000.000.000,-, itu tidak ada
perinciannya yang jelas-jelas terinci. Bahkan menurut
Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I - No. 550 K/Sip/1979 jo.
Yurisprudensi - M.A.R.I No. 1078 K/Sip/1975, tanggal 5 Maret
1975 jo. Yurisprudensi M.A.R.J No. 325 K/Sip/ 1973 tanggal 17
Oktober 1973 yang masing-masing menyatakan :"Gugatan ganti
rugi harus dirinci secara jelas, karena gugatan ganti rugi yang
tidak dirinci secara jelas harus ditolak seluruhnya atau dinyatakan
tidak diterima" ;
14. Bahwa Tergugat 1 dan Tergugat 2 menolak dengan tegas untuk
membayar ganti kerugian bersama tergugat 3 dan 4 secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
tanggung renteng sbesar Rp. 50.000.000.000,- kepada Para
Penggugat , karena tidak merasa melakukan perbuatan melawan
hukum, dan Turut Tergugat Berkepentingan 2 dan 3 sebagai
pendiri yang masih ada menolak pemberian ganti rugi, karena
memang tidak dirugikan dan tidak pernah merasa adanya
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat
atas perobahan-perobahan akte-akte tersebut, sebagaimana
didalilkan oleh Para Penggugat;
15. Bahwa Tergugat 1 dan 2 serta Turut tergugat berkepentingan 2
dan 3 , menolak dalil-dalil gugatan dan tuntutan Para Penggugat
untuk selebihnya karena dengan terbantahnya dasar-dasar gugatan
Para Penggugat maka tuntutan Potitum 9 s/d 12 tidak mempunyai
landasan hukum lagi.
Berdasarkan atas uraian jawaban tersebut diatas, maka Tergugat 1
dan 2 serta Turut Tergugat Berkepentingan 2 dan 3, mohon kepada
Yth. Majelis Hakim Pemeriksa perkara ini untuk berkenan
memutuskan :
1. Menolak atau setidak-tidaknya tidak menerima gugatan dan
Tuntutan para penggugat;
2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara
dalam gugatan ini;
c. Jawaban Tergugat III dan Tergugat IV
A. DALAM EKSEPSI:
1. KEWENANGAN PENGGUGAT.
a. Bahwa benar para Penggugat adalah ahli waris dari almarhum
HR. Soewojo sebagai pendiri yayasan objek sengketa. Akan
tetapi status hukum para Penggugat mengajukan gugatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dalam perkara ini sama sekali bertentangan dengan Anggaran
dasar yayasan.
b. Bahwa berdasarkan pasal 7 huruf b Akta No. 55 tahun 1979
tentang Anggaran Dasar Yayasan dinyatakan bahwa :
"Keanggotaan Dewan berakhir karena meninggal dunia".
Ketentuan tersebut mengandung arti bahwa HR. Soewojo
selaku Ketua Yayasan meninggal dunia, maka status sebagai
keanggotaan Dewan Pengurus secara otomatis menjadi gugur
atau berakhir dan tidak dapat mewaris atau beralih kepada Ahli
Waris dari Almarhum HR. Soewojo.
c. Bahwa oleh karena itu para Penggugat sama sekali tidak
mempunyai kualitas sebagai Penggugat, karena suatu gugatan
harus diajukan oleh orang (Subyek Hukum) yang mempunyai
hubungan hukum dengan obyek sengketa dan bukan orang
lain.
d. Berdasarkan uraian tersebut di atas, mohon hendaknya Majelis
Hakim dalam perkara ini berkenan menyatakan bahwa para
Penggugat tidak mempunyai kualitas sebagai Penggugat atau
tidak mempunyai kewenangan untuk mengajukan gugatan dan
karenanya gugatan para Penggugat harus ditolak atau setidak-
tidaknya tidak dapat diterima (Vide : Putusan Mahkamah
Agung RI. Nomor : 294/K/Sip/1971 tanggal 7 Juli 1971).
2. GUGATAN KURANG PIHAK / TIDAK LENGKAP.
a. Bahwa gugatan para Penggugat yang ditujukan kepada
Tergugat I s/d IV dan Turut Tergugat Berkepentingan I s/d III,
adalah kurang pihak, karena tidak ditariknya Sdr. JL.
Sudjasmo sebagai Tergugat atau Turut Tergugat, mengingat
Sdr. JL. Sudjasmo saat ini secara Feitelijk juridis adalah Ketua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
umum yayasan obyek sengketa. Disamping itu para Notaris
yang telah membuat perubahan Anggaran Dasar Yayasan atas
Akta No. 56 tahun 1983, Akta No.64 tahun 1984, Akta No. 17
tahun 1988 dan Akta No. 05 tahun 1998 juga tidak ditarik
sebagai Tergugat atau Turut Tergugat.
b. Bahwa gugatan para Penggugat adalah tidak lengkap, yaitu
DAN REM 081/Dhirot Sahajaya sebagai tergugat III dan
Pangdam V/Brawijaya sebagai Tergugat IV semuanya adalah
dibawah perintah / Komando sekaligus merupakan alat
pelengkap .institusi TNI - AD. Dengan tidak disertakannya
Komando Atas seperti Departemen Pertahanan RI, Cq. Mabes
TNI, Cq. TNI – AD, Cq. Kodam V/ Brawijaya, Cq. Korem
081/DSJ berarti gugatan tidak lengkap.
c. Berdasarkan fakta bahwa gugatan kurang pihak atau tidak
lengkap, maka sudah sewajarnya apabila gugatan para
Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima (Vide :
Putusan Mahkamah Agung RI No. 1072. K/Sip/1982 tanggal 1
Agustus 1983).
3. GUGATAN KABUR / ABSCUUR LIBEL
a. Bahwa gugatan Para Penggugat ditujukan terhadap tergugat III
adalah tidak jelas atau kabur, karena Penggugat dalam
gugatannya tidak menyebutkan identitas secara lengkap yakni
status Dan Rem 081/DSJ - Madiun selaku Tergugat III dalam
yayasan obyek sengketa dan domisili hukum (alamat) Dan
Rem 081/DSJ - Madiun selaku Tergugat III juga tidak
disebutkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b. Terhadap Tergugat IV, para Penggugat dalam gugatannya
sama sekali tidak menyebutkan identitas secara lengkap yaitu
apa status Pangdam V/Brawijaya selaku tergugat IV dalam
Yayasan obyek sengketa.
c. Dalam Surat Kuasa Khusus para Penggugat kepada H.A.
Rachman Sulaiman, SH, MBA. Dkk. Selaku Kuasa Hukum
tertanggal 8 Oktober 2001 : bahwa diberikan untuk melakukan
gugatan terhadap Sastrodihadjo Sadji Cs. Tanpa menyebut
nama-nama Tergugat lainnya, bahkan domisili hukum (
alamat) dari Sastrodihardjo Sadji sama sekali tidak disebutkan
sehingga menjadi tidak jelas.
d. Bahwa oleh karena itu gugatan para Penggugat menjadi kabur
atau tidak jelas (obscuur libel), maka gugatan dalam perkara
ini harus dinyatakan tidak dapat diterima (Vide Putusan
Mahkamah Agung RI. No. 1149/K/Sip/1975 tanggal 17 April
1975).
B. DALAM POKOK PERKARA;
1. Bahwa apa yang telah dikemukakan oleh Tergugat III dan Tergugat
IV pada bagian Eksepsi tersebut diatas, sepanjang relevan berlaku
pula pada bagian pokok perkara ini.
2. Bahwa Tergugat III dan Tergugat IV menolak semua dalil-dalil
yang dikemukakan para Penggugat, kecuali yang diakui secara
tegas oleh Tergugat III dan Tergugat IV.
3. Dalam butir 11 ( Posita ) disebutkan bahwa Yayasan Perguruan
Tinggi Merdeka Madiun adalah milik Kodam V/Brawijaya
sekaligus sebagai Pembina yang dalam pelaksanaan sehari-hari
ditunjuk TERGUGAT III sebagai Pembina Marian Yapertimma
yang merupakan penjelmaan Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Bahwa kepemilikan Yapertimma atas nama Kodam V/Brawijaya
adalah berdasarkan kesepakatan hasil rapat Dewan Pengurus
Yayasan yang dikehendaki Yapertimma berada dibawah Slagorde
Kodam V/Brawijaya dan dinotariilkan ( ditanda tangani) oleh HR.
Soewojo selaku Ketua Umum dihadapan Notaris R.N. Sinulingga,
SH. di Madiun ( vide : Akte No. 17 tanggal 6 Januari 1988 ).
Bahwa apa yang telah disepakati oleh para anggota Dewan
Pengurus Yayasan dalam bentuk Akta Notaris adalah merupakan "
PERJANJIAN " yang mempunyai kedudukan sama dengan
Undang-Undang ( Vide : Pasal 1338 BW ). Oleh karena itu
kepemilikan Yapertimma atas nama Kodam V/Brawijaya secara
yuridis adalah sah demi hukum.
4. Bahwa dalam Posita maupun Petitum gugatan para Penggugat
menuduh Tergugat I s/d IV telah melakukan perbuatan melawan
hukum adalah sama sekali tidak berdasar dan mengada-ada. Hal ini
mengingat perbuatan melawan hukum khususnya yang dituduhkan
terhadap Tergugat III dan Tergugat IV adalah tidak jelas apa dan
bagaimana modus operandi perbuatan melawan hukum yang
dimaksud oleh para Penggugat, sehingga Tergugat III dan Tergugat
IV menganggap hal ini tidak relevan.
5. Dalam butir 14 ( Posita ) dan butir 8 ( Petitum ) gugatan para
Penggugat disebutkan para ahli waris HR. Soewojo dan Tergugat
Berkepentingan mengalami kerugian baik moril maupun materiil
tidak kurang dari Rp.50.000.000.000,- ( Lima Puluh Milyar Rupiah
). Akan tetapi para Penggugat sama sekali tidak menyebutkan
dengan jelas rincian besar kerugian moril dan materiil dimaksud,
sehingga tergugat III dan Tergugat IV menganggap Petitum para
Penggugat tidak relevan, apalagi jika dikaitkan dengan ahli waris
HR. Soewojo sebagai Penggugat yang tidak berkualitas dalam
perkara ini ( Vide : Putusan Mahkamah Agung RI. Nomor :
1149/K/Sip/1975 tanggal 17 April 1979 ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
6. Bahwa permohonan Sita Jaminan yang diminta oleh para
Penggugat terhadap milik para Tergugat ( T I s/d T IV )
sebagaimana disebut dalam butir 16 (Posita ) dan butir 9 ( Petitum )
adalah sama sekali kabur dan bersifat spekulatif,. karena para
Penggugat tidak menunjuk / merinci secara tegas dan jelas apa saja
yang harus diletakkan sita jaminan atas harta benda milik Tergugat
I s/d Tergugat IV. Dengan demikian sudah sepatutnya petitum sita
jaminan untuk dinyatakan ditolak.
7. Bahwa permohonan Uit Voerbaar bij voorraad yang dimohonkan
para Penggugat harus ditolak, karena tidak ada alasan yang kuat
dan hal ini sudah menyangkut pokok perkara / bodem geschil. (
Vide : putusan Mahkamah Agung RI. Nomor : 1070/K/Sip/l 972
tanggal 1975 ).
8. Bahwa dengan demikian gugatan para Penggugat tersebut sama
sekali tidak berdasarkan hukum dan tidak beralasan, karenanya
sudah sepatutnya gugatan harus ditolak atau setidak-tidaknya tidak
dapat diterima.
Berdasarkan uraian dan alasan-alasan yang telah dikemukakan di
atas, maka dengan ini mohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa perkara
ini berkenan kiranya memberikan putusan dalam perkara ini sebagai
berikut:
DALAM EKSEPSI
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Tergugat III dan Tergugat IV
untuk seluruhnya.
2. Menyatakan gugatan kabur / kurang jelas, kurang pihak / tidak
lengkap dan para Penggugat tidak mempunyai kewenangan dalam
perkara ini, maka gugatan setidak-tidaknya tidak dapat diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-
tidaknya tidak dapat diterima.
2. Menghukum para Penggugat untuk membayar biaya-biaya yang
timbul dalam perkara ini.
d. Jawaban Turut Tergugat Berkepentingan I
1. Yang bertanda tangan dibawah ini saya janda dari almarhum
Sumarsono sekaligus saya mewakili 4 orang anak saya :
1. Estik Widosari, SH.
2. Ir. Indah Sriani.
3. Retno Mulyaningtyas.
4. Dyah Setyaningrum S.Com.
Dimana dalam perkara tersebut saya dan 4 orang anak saya
berstatus Tergugat Berkepentingan dari gugatan Ibu Soewojo, Hj. Sri
Murni dan putra-putrinya.
2. Pada sidang pertama tanggal 27 Nopember 2001 saya hadir sesuai
panggilan dan di hadapan sidang, Bapak Ketua Majelis
memerintahkan agar pada sidang berikutnya saya supaya
memberikan jawaban. Maka dari itu saya berkesempatan
mengeluarkan isi hati saya.
3. Pada tahun 1979 almarhum suami saya Sumarsono telah ikut
mendirikan sebuah Yayasan Pendidikan tinggi Madiun, sesuai
dengan akte tahun 1979. Almarhum suami saya Sumarsono
disamping sebagai Pendiri, juga menjadi Wakil Ketua II dari
Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun itu.
4. Tujuan almarhum Sumarsono bersama Pendiri lainnya, mendirikan
Pendidikan Tinggi Madiun itu untuk mengembangkan pendidikan
anak-anak di Madiun, juga menanamkan jerih payah untuk anak-
anak dan cucu kita dimasa depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
5. Dengan adanya tujuan seperti diatas maka, almarhum Sumarsono
pada waktu itu juga ikut mengajar P.4. tetapi tidak dibayar, karena
waktu itu keadaan Yayasan masih sangat prihatin, dan yayasan
masih membutuhkan dana untuk Pengembangan.
6. Tetapi sayang almarhum tidak tercapai cita-citanya, karena beberapa
tahun berjalan almarhum Sumarsono sakit sampai meninggal dunia
tahun 1984.
7. Maka adanya gugatan ini saya berpikir: kedatangannya Bapak ke
kota Madiun ini sebagai Dewa Penolong.
Maka saya memohon kepada Bapak Ketua Majelis, mohon
diluruskan akte yang telah dirobah-robah itu, dari pada dibuat
rebutan, kembalikanlah ke akte tahun 1979.
Dengan begitu bapak tidak perlu menanggung resiko kepada
almarhum yang ikut mendirikan.
Dan bergantilah, biar ikut merasakan yang berpuluh-puluh tahun
telah dinikmati oleh yang tidak ikut menanamkan jerih payah itu.
e. Bukti-bukti dan Keterangan Saksi
Berikut bukti-bukti yang diajukan dalam Putusan Nomor :
24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn:
Bukti Para Penggugat
1. Foto copy salinan yang sama bunyinya dengan Akte Perobahan
Pendidikan Tinggi Madiun No. 55 tanggal 30 Juni 1979 yang
dikeluarkan oleh Notaris YVONE ERAWATI, SH. tanggal 2 Januari
2002 (bukti P.P. 1);
2. Foto copy salinan yang sama bunyinya dengan Akte Perobahan No.
56 tanggal 2 1 Desember 1983 yang dikeluarkan oleh Notaris
YVONE ERAWATI, SH. tanggal 2 Januari 2002 (bukti P.P.2 ) ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3. Foto copy salinan yang sama bunyinya dengan Akte Perobahan No.
64 tanggal 17 Oktober 1984 yang dikeluarkan oleh Notaris YVONE
ERAWATI, SH. tanggal 2 Januari 2002 (bukti P.P.3 ) ;
4. Foto copy salinan yang sama bunyinya dengan Akte Perobahan No.
17 tanggal 6 Januari 1988 yang dikeluarkan oleh Notaris YVONE
ERAWATI, SH. tanggal 2 Januari 2002 (bukti P.P.4 ) ;
5. Foto copy salinan yang sama bunyinya dengan Akte Perobahan No.
05 tanggal 21 September 1998 yang dikeluarkan oleh Notaris
YVONE ERAWATI, SH. tanggal 6 Desember 2001 (bukti P.P.5 ) ;
6. Foto copy Direktif Pangdam V/Brawijaya kepada Pengurus Yayasan
Universitas Merdeka Madiun Periode Kepengurusan 1987 - 1991
tertanggal 12 September 1987 ( bukti P.P.6);
7. Foto copy Penetapan Pengadilan Negeri Kodia Madiun No.
03/Pdt.P./2002/PN.Kd.Mn. tanggal 11 Januari 2002 ( bukti P.P.7 ) ;
8. Surat Pernyataan Kesaksian yang dibuat oleh Drg. Widwiono
tanggal 21 Januari 2002 ( bukti P.P.8);
9. Surat Pernyataan Kesaksian yang dibuat oleh Arief Purwanto, SH,
tanggal 21 Januari 2002 (P.P.9);
10. Foto copy surat dari Ny. HR. Soewojo kepada Komandan Korem
081 Madiun tertanggal 9 Pebraari 2000 ( bukti P.P. 10 ) ;
11. Foto copy surat dari Komandan Korem 081/Dhirot Sahajaya kepada
Ibu HR. Soewojo tertanggal 12 Pebruari 2000 No. B/102-5/II/2000 (
bukti P.P. 11);
12. Foto copy surat dari Ketua Jamiyah Thariqoh Mu'tabaroh Daerah
Kabupaten Madiun kepada Panglima TN1 Republik Indonesia
tertanggal 15 Agustus 2002 ( bukti P.P. 12 );
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
13. Foto copy harian Surya tanggal 11 Oktober 2001 tentang Kemelut di
UNMER Madiun ( bukti P.P. 13);
14. Foto copy Radar Madiun tanggal 21 Pebruari 2002 dengan judul
Mahasiswa Persoalkan Jual Beli Nilai di Lingkungan UNMER
Madiun ( bukti P.P. 14 );
15. Foto copy Radar Madiun tanggal 23 Pebruari 2002 dengan judul
Pendiri Tahu Kebobrokan UNMER ( bukti P.P. 15 );
16. Foto copy Radar Madiun tanggal 24 Pebruari 2002 dengan judul
UNMER Dirudung Kemelut Mahasiswa Menggugat Kebobrokan (
bukti P.P. 16 );
17. Foto copy Radar Madiun tanggal 25 Pebruari 2002 dengan judul
Menguak Tengara Jual Beli Nilai di UNMER Madiun ( bukti P.P. 17
);
18. Foto copy Akte No. 36 tanggal 4 Maret 2002 tentang Pernyataan
Keterangan Kesaksian dari Mantan Walikota Madiun mengenai Jasa
dan Akses Bapak HR. Soewojo ( bukti P.P. 18 );
19. Foto copy Berita Acara Rapat Senat Universitas Merdeka Madiun
No. 022/UNMER. Mdn/ SENAT/IV/2000 tanggal 11 April 2000 (
bukti P.P. 19 );
20. Foto copy Berita Acara Rapat Senat Univeresitas Merdeka
Madiun No. 028/UNMER.Mdn./SENAT/VIII/2000 tanggal 7
Agustus 2000 ( bukti P.P.20 );
21. Foto copy buku Dokumentasi Dasar Hukum Yayasan Perguruan
Tinggi Merdeka dan Universitas Merdeka Pusat Malang ( bukti
P.P.21 );
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
22. Foto copy Surat Tanda Penerimaan Laporan Penerimaan Laporan
No. Pol.STPL/223/IV/2002/PAMAPTA tanggal 3 April 2002 ( bukti
P.P.22 );
Bukti Para Tergugat dan Para Turut Tergugat Berkepentingan (
Kecuali Turut Tergugat Berkepentingan I) secara bersama telah
mengajukan bukti surat bertanda T-1,2,3,4 dan TTB-2 + 3 - I s/d T-
1,2,3,4 dan TTB-2 + 3 - XIV berupa :
1. Foto copy surat Keputusan No. KPTS-03/YPTM/1979, tanggal 1
Juni 1979 tentang Pembentukan Perwakilan Yayasan Perguruan
Tinggi Merdeka di Madiun (T-1,2,3,4 dan TTB-2 + 3 - I);
2. Foto copy surat Keputusan No. KPTS-04/YPTM/1979, tanggal 4
Juni 1979 tentang Pendirian / Pembukaan cabang Univ. Merdeka di
Madiun ( T-1,2,3,4 dan TTB-2 + 3 - II);
3. Foto copy salinan protocol Akta Anggaran Dasar Yayasan
Pendidikan Tinggi Madiun No.55 tanggal 30 Juni 1979, dibuat oleh
Notaris Yvone Erawati, SH (T-l,2,3,4 dan TTB-2 + 3 - III);
4. Foto copy laporan hasil pelaksanaan Formateur dalam
penyempurnaan kepengurusan Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun
tanggal 26 September 1983 ( T-1,2,3,4 dan TTB-2 + 3 - IV );
5. Foto copy Surat Keputusan Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka
Pusat Malang No, Skep/02/YPTM/XI/1983 tanggal 18 Nopember
1983 tentang Perwakilan Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka dan
Lembaga-Lembaga Pendidikannya di Madiun, Surabaya dan
Ponorogo yang dinyatakan berdiri sejak tanggal 1 Desember 1983
(T-1,2,3,4 dan TTB-2 + 3 - V );
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
6. Foto copy turunan Akta Perubahan No. 56 tanggal 21 Desember
1983 tentang Perobahan Pengurus yang dibuat di hadapan Notaris di
Madiun R.N. Sinulingga, SH (T-1,2,3,4 dan TTB-2 + 3 - VI);
7. Foto copy Surat No. 95/YPTMM/X/1984 perihal Perobahan Susunan
Pengurus Yapertimma tanggal 4 Oktober 1984 dan Ketua Yayasan
Sastrodihardjo Sadji kepada Notaris R.N. Sinulingga, SH (T-1,2,3,4
dan TTB-2 + 3 - VII);
8. Foto copy turunan Akta Perobahan No. 64 tanggal 17 Oktober 1984
tentang Perobahan Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka
Madiun yang dibuat dihadapan Notaris R.N. Sinulingga, SH ( T-l
,2,3,4 dan TTB-2 + 3 - VIII);
9. Foto copy turunan Akta No.704 tanggal 22 Pebruari 1986 tentang
Pernyataan mendirikan cabang bam Yayasan Perguruan Tinggi
Merdeka Madiun (T-1,2,3,4 dan TTB-2 + 3 - IX);
10. Foto copy surat Permohonan hak Guna Bangunan atas tanah yang
terletak di Kelurahan Pandean Kec. Taman Kodia Madiun tertanggal
20 Desember 1986 atas nama Pemohon Sastrodihardjo Sadji selaku
Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun (T-1,2,3,4 dan
TTB-2 + 3 - X );
11. Foto copy Berita Acara Serah Terima Jabatan antara M. Mudzhar
Bsc selaku Bendahara Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun
kepada Sastrodihardjo Sadji selaku Ketua Yayasan Perguruan Tinggi
Merdeka Madiun tanggal 22 Juni 1987 (T-1,2,3,4 dan TTB-2 + 3 -
XI);
12. Foto copy surat No. 02.1/62/YPTMM/XII/1987 tentang Permohonan
Perobahan Akta Notaris Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun
tanggal 9 Desember 1987 dari HR. Soewojo selaku Ketua Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun (T-1,2,3,4 dan TTB-2 +
3 - XII);
13. Foto copy turunan Akta Perobahan No. 17 tanggal 6 Januari 1988,
tentang perobahan Pengurus dan Anggaran Dasar, dibuat dihadapan
Notaris di Madiun R.N. Sinulingga, SH (T-1,2,3,4 dan TTB-2 + 3 -
XIII);
14. Foto copy salinan Akta perobahan No. 05 tanggal 21 September
1998 tentang Perobahan Pengurus dan Anggaran dasar dibuat
dihadapan Notaris di Madiun Agus Wahyu Lambang Prabowo, SH
(T-1,2,3,4 dan TTB-2 + 3 - XIV );
Berikut keterangan Saksi yang Penulis kutip dari Putusan Nomor :
24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn:
Saksi Para Penggugat
1. Saksi Ibnu Khozim, dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya :
- Bahwa saksi kenal dengan almarhum Soewojo beserta
keluarganya sejak tahun 1977;
- Bahwa almarhum Soewojo meninggal dunia pada tahun 1994
dengan meninggalkan seorang isteri bernama Bu Moerni (
Penggugat I) dan 7 ( tujuh ) orang anak bernama : Win, Hari,
Nana, Yuni, Indah, Ningrum dan Dyah (Penggugat II s/d VI11);
- Bahwa almarhum Soewojo pernah menjabat sebagai Ketua DPD
Golkar Kab. Madiun; pada tahun 1987 saksi diminta oleh Pak
Soewojo untuk menjadi Wakil Sekretaris DPD Golkar Kab.
Madiun menggantikan Pak Darsono yang meninggal dunia;
- Bahwa sejak saat itu saksi seringkali datang ke rumah Pak
Soewojo, dalam 1 minggu sampai 4 ( empat) kali;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
- Bahwa kegiatan dibidang sosial yang dilakukan oleh Pak
Soewojo antara lain sebagai Pendiri sekaligus Ketua Yayasan
Ronggolawe, Ketua Perkumpulan Haji di Madiun, Penasehat
Porichoh Kab. Madiun ;
- Bahwa Yayasan Ronggolawe didirikan sekitar tahun 1986 ;
- Bahwa sewaktu Yayasan Ronggolawe mendirikan sekolah SMA
di Jiwan, Pak Soewojo menyumbang membangun 2 ( dua) lokal;
- Bahwa sejak tahun 1987 Pak Soewojo menderita sakit, setahu
saksi sakit katarak dan kesehatannya menurun sehingga semua
kegiatannya dilakukan di rumah di Jalan Salak No.33 Madiun;
2. Saksi Drg. Widwiono, tidak disumpah menerangkan pada pokoknya
;
- Bahwa saksi adalah menantu Pak Soewojo, saksi menikah
dengan anak Pak Soewojo yang nomor 7 (Penggugat VIII) pada
tahun 1990; namun saksi kenal dengan Pak Soewojo sejak tahun
1986 ;
- Bahwa Pak Soewojo meninggal dunia pada tahun 1994 setelah
lama menderita diabetes;
- Bahwa pada sekitar tahun 1990 /1991 saksi sering mengantar
Pak Soewojo ke kantor Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun
karena kondisi kesehatan Pak Soewojo yang semakin menurun
sehingga perlu pengawalan ;
- Bahwa menurut penuturan pak Soewojo Yayasan tersebut
didirikan oleh Pak Soewojo pada tahun 1979 setelah ia pensiun
sebagai Bupati Ngawi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
- Bahwa saksi sering mendengar cerita secara langsung dari Pak
Soewojo tentang perjuangannya mendirikan Yayasan
Pendidikan Tinggi Madiun yang membawahi UNMER Madiun
sampai dengan perjuangan mendapatkan tanah yang saat ini
berdiri bangunan kampus UNMER Madiun ;
- Bahwa saksi bersama isteri, ibu mertua dan kakak ipar yang
bernama Hari -(ketiganya Penggugat dalam perkara ini)- pernah
3-4 kali datang menemui Pak Imam Hudoyo (Tergugat II) di
rumahnya di Jombang bertujuan untuk, mengklarifikasi masalah
Akta Perobahan No. 17 tanggal 6 Januari 1988 tentang
Perobahan Anggaran Dasar dan susunan Pengurus Yayasan
Perguruan Tinggi Merdeka Madiun yang ditanda tangani Pak
Soewojo dimana pada waktu menandatangani Akte tersebut Pak
Soewojo sedang dalam keadaan sakit;
- Bahwa setiap kali saksi bertemu dengan Pak Imam Hudoyo -(
Tergugat II)- ia selalu mengatakan kekhilafannya tentang proses
pembuatan Akta tersebut dan ia mengakui juga bahwa ia sendiri
yang mengantarkan minuta akta tersebut ke rumah pak Soewojo
di Jalan Salak No. 33 Madiun untuk ditandatangani Pak
Soewojo yang pada waktu itu masih dalam keadaan sakit;
3. Saksi Pandi Hadisoewito, dibawah sumpah menerangkan pada
pokoknya :
- Bahwa saksi pernah menjabat sebagai Kepala kelurahan
Pandean dari tahun 1982 s/d tahun 1986;
- Bahwa pada tahun 1982 saksi disuruh oleh Pak Walikota (Drs.
Marsudi) dan Pak Camat (Bapak Teguh) untuk mencari tanah di
daerah Pandean yang kata mereka ditempat tersebut akan
didirikan gedung Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
- Bahwa kemudian saksi berkoordinasi dengan masyarakat
Pandean dan akhirnya diperoleh tanah bengkok seluas ± 5 ha
dan masyarakat memperoleh gantinya di Tawangrejo sebelah
Timur terminal bus Madiun dengan luas yang sama;
- Bahwa saksi tidak kenal Pak Soewojo, tetapi saksi mendengar
bahwa Pak Soewojo adalah Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi
Madiun;
4. Saksi Moch Teguh Santoso BA, dibawah sumpah menerangkan pada
pokoknya :
- Bahwa saksi pernah menjabat sebagai Camat kota Madiun dari
tahun 1974 s/d 1983, kemudian karena ada pemekaran daerah
dimana Kotamadia Madiun dipecah menjadi 3 kecamatan saksi
ditugaskan sebagai camat Kartoharjo dari tahun 1983 s/d 1985 ;
- Bahwa pada tahun 1980-an sewaktu saksi menjabat sebagai
Camat Kota Madiun saksi diberitahu oleh bapak Walikota ( Drs.
Marsudi ) bahwa di Madiun akan didirikan Perguruan Tinggi
dan saksi disuruh mencari tanah didaerah Pandean untuk
membangun gedung Perguruan Tinggi tersebut;
- Bahwa pak Soewojo pernah mengatakan kepada saksi agar saksi
membantu mencarikan tanah tersebut;
- Bahwa kemudian saksi bersama dengan Kepala Kelurahan
Pandean mengadakan musyawarah dengan masyarakat Pandean
yang akhirnya disetujui tanah bengkok yang dikuasai oleh
masyarakat Pandean seluas 5 ha dipakai untuk kepentingan
pembangunan gedung Perguruan Tinggi tersebut dan masyarakat
Pandean mendapat ganti di daerah Tawangrejo dengan luas yang
sama;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
- Bahwa pertukaran tanah seluas 5 ha tersebut telah mendapat ijin
dari Mendagri;
5. Saksi Titin Sri Hariyatun W, tidak disumpah menerangkan pada
pokoknya :
- Bahwa saksi adalah salah satu menantu Pak Soewojo yang
menikah dengan anak Pak Soewojo ( Penggugat III) pada tahun
1976.
- Bahwa Pak Soewojo pada tahun 1979 mendirikan Yayasan yang
diberi nama Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun dan pada tahun
1980 melalui Yayasan tersebut mendirikan Perguruan Tinggi
yang dikenal dengan nama Universitas Merdeka (UNMER)
Madiun yang terdiri dari Fakultas Hukum, Fakultas Ekonami,
Fakultas Sosial Politik, Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian ;
- Bahwa untuk keperluan membangun kampus UNMER, Pak
Soewojo dengan dibantu pemerintah daerah mencari tanah dan
akhirnya memperoleh tanah di Pandean seluas ± 5 ha yang
sekarang dikenal dengan kampus UNMER Jl. Serayu Madiun;
- Bahwa Pak Soewojo selain sebagai pendiri juga sebagai Ketua
Yayasan dari tahun 1979 s/d 1983, selanjutnya pada tahun 1983
s/d 1987 Ketua Yayasan dijabat oleh Pak Sastrodihardjo Sadji
(Tergugat I) dan pada tahun 1987 Pak Soewojo diangkat
kembali menjadi Ketua Yayasan hingga tahun 1994 ;
- Bahwa penggantian Ketua Yayasan dari Pak Soewojo kepada
Pak Sastrodihardjo Sadji tidak melalui rapat pengurus ;
- Bahwa setelah Ketua Yayasan dijabat oleh Tergugat I (
Sastrodihardjo Sadji) kegiatan Yayasan pernah macet selama 3
(tiga) bulan ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
- Bahwa yang membayar gaji dosen dan karyawan adalah
Yayasan, namun pada saat Yayasan tidak dapat membayar, yang
membayar adalah Pak Soewojo;
- Bahwa setahu saksi tujuan para Penggugat mengajukan gugatan
ini adalah untuk meluruskan permasalahan apa dan bagaimana
sebenarnya Yayasan yang menaungi UNMER Madiun dan juga
disebabkan karena Penggugat pernah dilaporkan kepada pihak
Kepolisian ;
- Bahwa surat-surat berharga milik Yayasan saat ini masih
disimpan ibu Soewojo di Jl. Salak No. 33 Madiun, hal ini
dikarenakan ada pesan dari mendiang Pak Soewojo agar surat-
surat berharga milik Yayasan tetap disimpan untuk kemudian
diserahkan kepada pihak yang benar;
- Bahwa dari keluarga Pak Soewojo ( para Penggugat ) pernah
akan menyerahkan surat-surat tersebut kepada Dan Rem 081,
namun kedatangan keluarga Pak Soewojo tidak pernah diterima;
- Bahwa mengenai terbitnya Akte Perobahan No. 17 tanggal 6
Januari 1988 Pak Soewojo pernah mengatakan kepada saksi
kalau ia sangat kaget dan keberatan dengan terbitnya Akta
tersebut karena ia tidak pernah merasa datang menghadap
ataupun didatangi Notaris untuk menandatangani Akta tersebut,
namun selaku Pumawirawan ABRI dengan pangkat Kolonel Pak
Soewojo mengatakan bahwa ia tidak dapat berbuat apa-apa
karena itu semua menyangkut atasannya yaitu Kodam
V/BRAWIJAYA ;
- Bahwa hubungan antara Universitas Merdeka Madiun dengan
Universitas Merdeka Pusat Malang adalah sebatas masalah
untuk mendapatkan status bagi UNMER Madiun dimana setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
ada ujian di UNMER Madiun yang menguji adalah dosen dari
UNMER Malang ;
6. Saksi Drs. Widjanarko, dibawah sumpah menerangkan pada
pokoknya :
- Bahwa saksi pernah menjadi Staf pengajar di Fakultas Hukum
Universitas Merdeka Madiun dari bulan Pebruari 1986 s/d
Agustus 1988 ;
- Bahwa saksi mengundurkan diri sebagai tenaga pengajar di
UNMER Madiun atas kehendak sendiri karena ingin mengajar
di tempat lain ;
- Bahwa setahu saksi Yayasan yang membawahi UNMER
Madiun bernama YAPERTIMMA ( Yayasan Perguruan Tinggi
Merdeka Madiun ) yang waktu itu diketuai oleh Pak Soewojo ;
- Bahwa saksi tidak pernah membaca Akte Pendirian UNMER
Madiun, namun saksi tahu pendiri UNMER Madiun adalah Pak
Soewojo, hal tersebut saksi ketahui karena dikalangan
masyarakat luas di Madiun sangat dikenal bahwa UNMER
Madiun identik dengan Pak Soewojo ;
- Bahwa pada saat saksi mengajar di UNMER Madiun sepanjang
tahun 1986-1987 pernah terjadi kekisruhan karena UNMER
tidak dapat membayar gaji dosen dan karyawan dan atas hal
tersebut saksi pernah dipanggil oleh Rektor yang intinya agar
saksi tetap bekerja / mengajar dengan benar;
7. Saksi Abdul Manaf, dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
- Bahwa saksi pernah bekerja di UNMER Madiun sebagai Staf
Tata Usaha dari tahun 1984 s/d 1992 ;
- Bahwa pada tahun 1986 para dosen dan karyawan pernah
mengalami keterlambatan gaji sekitar 2 (dua) bulan, namun
sekalipun demikian kegiatan belajar mengajar tetap berjalan
seperti biasa ;
- Bahwa UNMER Madiun berdiri dibawah Yayasan Perguruan
Tinggi Merdeka Madiun yang diketuai oleh Pak Soewojo ;
- Bahwa saksi sebagai Staf Tata usaha sering datang ke rumah
Pak Soewojo di Jalan Salak Madiun untuk mengantar surat-surat
yang berhubungan dengan Yayasan, hal tersebut saksi lakukan
karena atas pesan dari Kepala Tata Usaha UNMER yang
mengatakan bahwa jika ada surat-surat untuk Yayasan diantar
saja ke rumah Pak Soewojo ;
8. Saksi Sugiharto, tidak disumpah menerangkan pada pokoknya :
- Bahwa saksi adalah menantu Pak Soewojo, menikah dengan
puteri Pak Soewojo (Penggugat II) pada tahun 1972 ;
- Bahwa pada tahun 1979 setelah pensiun sebagai Bupati Ngawi
Pak Soewojo bersama dengan Pak Soemarsono yang saat itu
menjabat sebagai Komandan Korem 081 mendirikan Yayasan
Pendidikan Tinggi Madiun ;
- Bahwa Pak Soewojo kemudian menderita sakit katarak dan
gagal ginjal; saksi ingat betul pada waktu Pak Soewojo dirawat
di rumah sakit didatangi oleh seseorang yang saksi tidak kenal
namun dari pembicaraan mereka saksi tahu kalau tamu tersebut
adalah Pengurus Yayasan, dalam pertemuan tersebut ia
mendesak Pak Soewojo agar menyerahkan Yayasan ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
- Bahwa karena masih dalam keadaan sakit, Pak Soewojo diam
saja ;
- Bahwa isteri saksi yang waktu itu bekerja sebagai dosen di
UNMER Madiun juga ikut berjuang untuk kemajuan UNMER
dengan cara antara lain mencari tenaga pengajar dari UGM
hingga dapat merubah Status dari Status terdaftar menjadi
diakui;
- Bahwa selain sebagai Ketua Yayasan, Pak Soewojo juga sebagai
Ketua Golkar dan juga Purnawirawan TNI - AD dengan pangkat
Kolonel sehingga banyak mendapat kemudahan untuk
membangun UNMER termasuk membangun Masjid yang
mendapat bantuan dari Yayasan Amal Bhakti Pancasila;
9. Saksi Wibowo Sumargo, SH, tidak disumpah menerangkan pada
pokoknya :
- Bahwa saksi kenal dengan Pak Soewojo sejak tahun 1982 yang
kemudian menikah dengan puteri Pak Soewojo ( Penggugat V )
pada tahun 1987;
- Bahwa pada akhir tahun 1987 saksi pernah disuruh oleh Pak
Soewojo untuk mengambil uang dengan mencairkan cek atas
nama Pak Soewojo di BNI-46 yang mana uang tersebut
digunakan untuk mengurus Status tanah yang digunakan untuk
kampus UNMER Madiun dan juga untuk keperluan lain yang
berhubungan dengan Yayasan yang membawahi UNMER
Madiun ;
- Bahwa pada waktu itu kampus UNMER Madiun sudah ada,
namun bangunan induknya belum ada;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
- Bahwa sehubungan dengan perobahan Akte Pendirian Yayasan
Pendidikan Tinggi Madiun ( bukti surat P.P.I ) yang dirubah
dengan Akte Perobahan tanggal 6 Januari 1988 No. 17 ( bukti
surat P.P.4 ) dan juga Akte Perobahan yang lain ( bukti surat
P.P.2 dan P.P.3 ) Pak Soewojo pernah mengatakan kepada saksi
bahwa ia sangat tidak setuju dengan hal tersebut karena dalam
Akta Perobahan tersebut banyak hal yang menyimpang dari
Anggaran Dasar antara lain masalah kepemilikan Yayasan yang
disebut sebagai milik Kodam V/ BRAWIJAYA dan juga
penggantian pengurus Yayasan tanpa melalui rapat pengurus;
- Bahwa setahu saksi pada waktu penggantian Ketua Yayasan dari
Pak Soewojo kepada Pak Sastrodihardjo Sadji tidak ada serah
terima;
10. Saksi Arief Purwanto, SH dibawah sumpah menerangkan pada
pokoknya :
- Bahwa saksi adalah Pengacara yang berdomisili di Madiun yang
pada tahun 2001 pernah dimintai tolong oleh para Penggugat
untuk mengurus masalah Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun ;
- Bahwa selama mengurus masalah tersebut pada bulan Oktober
2001 saksi pernah bertemu dengan Pak Imam Hudoyo (
Tergugat II ), Pak Sutomo (Turut Tergugat Berkepentingan II)
dan juga bertemu Pak Sastrodihardjo Sadji ( Tergugat I ) yang
maksudnya untuk mengklarifikasi masalah Yayasan Pendidikan
Tinggi Madiun yang didirikan oleh Pak Soewojo ;
- Bahwa pada waktu saksi bertemu dengan Tergugat II (Pak Imam
Hudoyo), ia mengatakan telah khilaf mengantarkan Akta
Perobahan No. 17 tahun 1988 ke rumah Pak Soewojo yang
waktu itu masih dalam keadaan sakit dan dijelaskan oleh Pak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Imam Hudoyo bahwa hal tersebut ia lakukan karena mematuhi
perintah atasan dimana waktu itu ia menjabat sebagai Kasrem ;
sehingga karenanya ia setuju jika masalah ini diselesaikan saja
melalui Pengadilan;
- Bahwa menurut penjelasan Pak Soetomo (Turut tergugat
Berkepentingan II) dirinya tidak pernah dilibatkan dalam
masalah perobahan-perobahan Akta ;
- Bahwa selain itu saksi juga menemui pak Sumartono yang
dulunya menjabat sebagai Bendahara UNMER dan dalam
pertemuan tersebut ia menerangkan bahwa Pak Soewojo pernah
mendapat bantuan dari Gudang Garam sebesar Rp. 25.000.000,-,
lalu pinjam ke BRI Rp. 50.000.000,- dan pinjam Kodam V/
Brawijaya Rp. 50.000.000,- yang semuanya untuk membangun
gedung UNMER Madiun;
- Bahwa selain itu atas usaha Pak Soewojo juga mendapat
bantuan dari Yayasan Amal Bhakti Pancasila untuk membangun
Masjid ;
Saksi Para Tergugat
1. Saksi Drs. Wahyudi, dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya:
- Bahwa saksi dahulu adalah mahasiswa UNMER Madiun, masuk
tahun 1982 dan kemudian mulai tahun 1986 bekerja di UNMER
Madiun sebagai karyawan honorer, baru setelah lulus tahun
1987 menjadi pegawai tetap dibagian administrasi umum hingga
sekarang ;
- Bahwa dahulu sewaktu saksi masih berstatus sebagai mahasiswa
kantor Yayasan ada di kantor Pembantu Gubernur Jl. Pahlawan,
kemudian pindah ke kantor Kabupaten Madiun, lalu pindah lagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
ke Jalan Trijaya Dumai Madiun dan terakhir di Jl. Serayu hingga
sekarang ;
- Bahwa saksi kenal Pak Soewojo pada tahun 1986 sebagai Ketua
Yayasan dan saksi sering melihat Pak Soewojo di kantor
Yayasan Jl. Serayu Madiun ;
- Bahwa pada sekitar tahun 1987 - 1988 kondisi kesehatan Pak
Soewojo masih baik karena ia masih sering ke UNMER
memberikan pengarahan terhadap para dosen dan karyawan
yang tujuannya untuk memajukan UNMER ;
- Bahwa kemudian pada tahun 1990 Pak Soewojo jatuh sakit
sampai diopname di rumah sakit dan akhirnya meninggal pada
tahun 1994 ;
- Bahwa pada tahun 1986 pernah terjadi ketelambatan gaji karena
pada waktu itu pengelolaan keuangan masih ditangani Fakultas
baru kemudian semua masalah keuangan dikelola Universitas
hingga sekarang ;
- Bahwa setahu saksi pembiayaan pendidikan di UNMER Madiun
hanya dari mahasiswa, usaha lain tidak ada ;
- Bahwa mengenai perkembangan Yayasan dan hal-hal lain
tentang Yayasan saksi tidak tahu;
2. Saksi Wijono, dibawah sumpah menerangkan pada pokonya :
- Bahwa pada tahun 1983 saksi menjabat sebagai Kasiter Korem
081/Dhirot Sahajaya ditugaskan oleh Komandan Korem untuk
mengikuti rapat koordinator Muspida untuk menyempurnakan
kepengurusan Yayasan yang sudah beberapa waktu kurang
efektif karena adanya anggota pengurus yang pindah pekerjaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
ada yang meninggal dunia, ada pula yang mengundurkan diri,
bahkan Ketua yayasan (H.R. Soewojo) kurang aktif karena ada
di Blitar menjalankan tugas sebagai pimpinan perkebunan milik
Kodam V/Brawijaya ;
- Bahwa karena Pak Soewojo selaku Ketua Yayasan tidak aktif,
lalu sementara Pak Samiarto Laksono ( Pembantu Gubernur )
diangkat sebagi koordinator Yayasan;
- Bahwa kemudian koordinator membentuk formatur dengan
keanggotaan antara lain Bupati Madiun (Bapak Bambang
Kusbandono), Walikota Madiun (Bapak Marsudi), DanRem,
Sastrodihardjo Sadji dan saksi sendiri;
- Bahwa formatur bertugas mencari personil dan membentuk
pengurus Yayasan;
- Bahwa kemudian terbentuk kepengurusan Yayasan tahun 1983
dengan susunan : Ketua : Sastrodihardjo Sadji, Wakil Ketua :
Imam Sunarji, Sekretaris : Soemadiono dan lain-lainnya seperti
tersebut dalam bukti surat T-1,2,3,4 dan TTB 2 + 3 - IV;
- Bahwa pembentukan pengurus Yayasan tahun 1983 juga
dihadiri oleh Pak Soewojo dan pada waktu itu tidak ada
pernyataan keberatan dari Pak Soewojo;
3. Saksi R. Soeharto, dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya :
- Bahwa saksi dahulu menjabat Dan Pom Madiun dan setelah
pensiun pada awal tahun 1986 bekerja di UNMER Madiun;
- Bahwa pada waktu itu Ketua Yayasan adalah Pak Soewojo ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
- Bahwa di UNMER Madiun saksi ditugaskan untuk menertibkan
administrasi antara lain menertibkan pengelolaan keuangan yang
semula merupakan wewenang Fakultas masing-masing
kemudian dipusatkan menjadi kewenangan Rektorat;
- Bahwa pada tahun 1986 - 1990 kondisi kesehatan Pak Soewojo
baik-baik saja, dia sering ke UNMER dan saksi sering ke
rumahnya di Jl. Salak No. 33 Madiun untuk mengantar surat;
- Bahwa sejak akhir tahun 1990 Pak Soewojo sering sakit dan
pernah diopname di Jogja;
- Bahwa selain sebagai Ketua Yayasan, Pak Soewojo juga
mendapat tugas sebagai Pimpinan Perkebunan di Blitar milik
Kodam V/Brawijaya ;
4. Saksi Drs. Bambang Sulistiono, Msi, dibawah sumpah menerangkan
pada pokoknya:
- Bahwa saksi bekerja di UNMER Madiun sejak tahun 1984
sebagai dosen dan sekarang menjabat sebagai Pembantu Rektor
III (Purek III);
- Bahwa perkembangan UNMER Madiun cukup baik, dahulu
waktu saksi masuk bekerja jumlah mahasiswa hanya 600 orang,
sekarang sudah mencapai 4000 mahasiswa, demikian juga
dengan tenaga pengajaraya (dosen) sekarang jumlahnya
mencapai 100 orang dan banyak yang bergelar S2 ;
- Bahwa sebelum tahun 1987 tempat perkuliahan tersebar di
berbagai tempat antara lain di gedung STM, gedung SPG negeri,
Kantor Pembantu Gubernur, dan lain-lain ; baru pada tahun
1987 semua kegiatan perkuliahan ada di Kampus Jl. Serayu
Madiun ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
- Bahwa pada waktu saksi masuk mejadi dosen di UNMER Ketua
Yayasan dijabat oleh Pak Sastrodihardjo Sadji, kemudian tahun
1988 diganti Pak Soewojo sampai beliau wafat tahun 1994 ;
- Bahwa pada saat Pak Soewojo menjadi Ketua Yayasan antara
tahun 1988 sampai dengan tahun 1994 beliau ada beberapa kali
melakukan pengarahan / pembinaan pada para dosen dan
karyawan bertempat di kampus atau terkadang di rumahnya di
Jl. Salak dan pernah juga di Korem;
- Bahwa sepengetahuan saksi Kodam dan Korem adalah Pembina
UNMER Madiun dan sebagai Pembina ada manfaatnya bagi
UNMER Madiun yaitu, adanya rasa percaya masyarakat
terhadap perguruan tinggi tersebut;
5. Saksi Sugeng Rismiyanto, SH. Msi., dibawah sumpah menerangkan
pada pokoknya:
- Bahwa saksi bekerja di UNMER Madiun sejak tahun 1986
sebagai dosen dan sekarang menjabat sebagai Dekan Fakultas
Sospol;
- Bahwa sewaktu saksi diterima sebagai dosen di UNMER
Madiun yang menandatangani surat Keputusan adalah Ketua
Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun ( YAPERTIMMA
) yaitu Pak Sastrodihardjo Sadji;
- Bahwa sebelum ada kampus di Jl. Serayu, kegiatan Perkuliahan
dilakukan diberbagai tempat antara lain di kantor Pembantu
Gubernur, baru kemudian pada tahun 1987 pindah ke kampus Jl.
Serayu Madiun ;
- Bahwa pada tahun 1987 / 1988 terjadi pergantian Ketua
Yayasan dari Pak Sastrodihardjo Sadji kepada Pak Soewojo ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
- Bahwa saksi tidak tahu apa sebabnya terjadi pergantian Ketua
Yayasan dari Pak Sastrodihadjo Sadji kepada Pak Soewojo ;
- Bahwa saksi tidak tahu tentang Akte-akte yayasan, namun
menurut saksi keberadaan Yayasan sah adanya;
- Bahwa Ketua Yayasan saat ini dijabat: oleh Pak Soedjasmo ;
- Bahwa sepengetahuan saksi Yayasan hanya mendapat dana dari
mahasiswa, usaha lain sampai saat ini belum ada;
- Bahwa pada waktu Pak Soewojo menjabat sebagai Ketua
Yayasan, ia banyak melakukan aktifitas untuk Yayasan antara
lain sering memberikan pengarahan kepada para dosen dan
karyawan di kampus Jl. Serayu ;
- Bahwa seingat saksi Pak Soewojo menderita sakit sejak tahun
1993 dan kemudian meninggal dunia pada tahun 1994 ;
- Bahwa setahu saksi kedudukan KOREM 081/DH1ROT
SAHAJAYA dalam Yayasan adalah sebagi Pembina, sedangkan
Kodam V/BRAWIJAYA dan Muspida Tingkat 11 Madiun apa
kedudukannya dalam Yayasan saksi tidak tahu;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
2. Amar Putusan
M E N G A D I L I
DALAM EKSEPSI:
Menolak Eksepsi Para Tergugat;
DALAM POKOK PERKARA :
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian ;
2. Menyatakan bahwa Para Penggugat adalah ahli waris dari almarhum
H.R. Soewojo;
3. Menyatakan bahwa H.R. Soewojo bersama dengan Soemarsono -(suami /
ayah Para Turut Tergugat Berkepentingan I)-, Turut Tergugat
Berkepentingan II dan Turut Tergugat Berkepentingan III adalah pendiri
dari Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun;
4. Menolak gugatan Para Penggugat untuk selebihnya ;
5. Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara yang hingga
kini ditaksir sebesar Rp. 338.000,- (tiga ratus tiga puluh delapan ribu
rupiah);
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
B. PEMBAHASAN
Pertimbangan Majelis Hakim dalam Menetapakan Perkara Perbuatan
Melawan Hukum Nomor : 24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn
Yang merupakan salah satu persyaratan mutlak atau conditio sine qua non
dalam sebuah negara yang berdasarkan hukum adalah pengadilan yang
mandiri, netral (tidak berpihak), kompeten dan berwibawa yang mampu
menegakkan wibawa hukum, pengayoman hukum, kepastian hukum dan
keadilan. Hanya pengadilan yang memiliki semua kriteria tersebut yang dapat
menjamin pemenuhan hak asasi manusia. Sebagai aktor utama lembaga
peradilan, posisi, dan peran Hakim menjadi sangat penting, terlebih dengan
segala kewenangan yang dimilikinya. Melalui putusannya, seorang Hakim
dapat mengalihkan hak kepemilikan seseorang, mencabut kebebasan warga
negara, menyatakan tidak sah tindakan sewenang-wenang pemerintah terhadap
masyarakat, sampai dengan memerintahkan penghilangan hak hidup seseorang.
Oleh sebab itu, semua kewenangan yang dimiliki oleh Hakim harus
dilaksanakan dalam rangka menegakkan hukum, kebenaran dan keadilan tanpa
pandang bulu dengan tidak membeda-bedakan orang seperti diatur dalam lafal
sumpah seorang Hakim, di mana setiap orang sama kedudukannya di depan
hukum dan Hakim. Kewenangan Hakim yang sangat besar itu menuntut
tanggungjawab yang tinggi, sehingga putusan pengadilan yang diucapkan
dengan irah-irah “Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
mengandung arti bahwa kewajiban menegakkan hukum, kebenaran dan
keadilan itu wajib dipertanggung-jawabkan secara horizontal kepada semua
manusia, dan secara vertikal dipertanggung-jawabkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Pekerjaan Hakim adalah mengusahakan keadilan bagi Para Pihak yaitu
dengan mewujudkan suatu kebajikan untuk memberikan setiap orang haknya
atau sedekat mungkin dengan haknya, misalnya menjatuhkan hukuman sesuai
dengan kesalahannya, sehingga tidak ada orang yang mendapatkan keuntungan
atas penderitaan orang lain. Sedangkan keadilan hukum (legal justice) berarti
keadilan telah dirumuskan oleh hukum dalam bentuk perwujudan hak dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
kewajiban, dimana pelanggaran terhadap keadilan ini dapat ditegakkan dalam
persidangan pengadilan. Selain berdasarkan keadilan, Hakim juga dapat
menggunakan asas kepatutan, apakah para pihak dianggap patut untuk
menyandang suatu kewajiban tertentu. Dan bagaimana Hakim dalam
menjalankan asas kepatutan ini dalam merumuskan suatu produk hukum yang
berupa Putusan.
Seperti halnya dalam peristiwa perbuatan melawan hukum, Pada awal
persidangan, sebelum sidang pembacaan gugatan Hakim selalu memberikan
saran agar kedua belah pihak untuk berdamai melalui mediasi, apabila
keduannya tidak lagi bisa didamaikan, Hakim harus memutuskan perkara
perbuatan melawan hukum tersebut dengan mempertimbangkan hak dan
kewajiban masing-masing pihak. Bentuk pertimbangan Hakim dalam
memutuskan perkara , tidak lepas dari hakikat hukum yang sebenar-benarnya
tidak dapat terisolasi dari lingkungan sosial. Hal ini memberi peluang
terbukanya Hakim dalam menggunakan hati nuraninya untuk menilai
perundang-undangan yang ada agar dapat di terapkan pada kasus-kasus yang
terjadi di dalam persidangan. Untuk hal tersebut dapat diterapkan dengan
penafsiran dan konstruksi hukum untuk mencegah penerapan hukum semata-
mata berdasarkan bunyi Undang-undang, yang kenyataannya sering
dimanfaatkan untuk melindungi kepentingan kaum yang kuat dan merugikan
kaum yang lemah.
Aspek yuridis dapat diterapkan dengan baik jika hati nurani Hakim peka
terhadap nilai-nilai kemanusiaan serta nilai keadilan dalam masyarakat.
Sebaliknya, Hakim yang kurang memiliki integritas dan wawasan moral
mengenai kemanusiaan akan menjalankan hukum secara mekanis, menurut apa
yang tercantum dalam Undang-undang saja sehingga berpotensi mengorbankan
hakikat hukum dan nilai keadilan yang berkembang dalam masyarakat.
Faktor yang sangat mempengaruhi Putusan Hakim sendiri adalah aspek
moralitas atau integritas pribadi Hakim, bukan faktor sistem baik system
hukum dan perundang-undangan, system birokrasi peradilan, serta faktor gaji
Hakim. Sebab Hakim yang mempunyai moralitas tinggi mampu membedakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
perbuatan mana yang baik dan yang buruk, perbuatan benar dan salah, serta
perbuatan yang adil dan tidak adil. Karena itu pula, Hakim tersebut berani dan
mampu menegakkan misi dari lembaga peradilan untuk menegakkan hukum
dan keadilan meskipun aspek-aspek (seperti system politik, system hukum dan
perundang-undangan, remunerasi, dan birokrasi peradilan) tidak memberikan
dukungan berarti, bahkan menghambat tugasnya. Selain itu Hakim pun siap
menerima segala konsekuensi yang timbul dari keputusan yang diambilnya,
baik berupa ancaman keselamatan bagi diri dan keluarga maupun karier dan
jabatannya.
Sedangkan Hakim yang kurang memiliki integritas biasanya mempunyai
hati nurani yang kurang peka, bahkan telah buta, tidak tahu atau pura-pura
tidak tahu, dan tidak mampu membedakan perbuatan mana yang benar dan
salah sehingga tidak memiliki kemauan dan keberanian untuk mengambil
keputusan yang sesuai dengan prinsip-prinsip moral dan rasa keadilan dalam
mayarakat.
Pertimbangan atau consideran adalah dasar daripada putusan.
Pertimbangan dalam putusan dibagi dua yakni pertimbangan duduk perkara
atau peristiwanya dan pertimbangan akan hukumnya. Pertimbangan
peristiwanya harus dikemukakan oleh para pihak sedangkan pertimbangan
hukumnya adalah urusan Hakim.
Pertimbangan dari putusan merupakan alasan-alasan Hakim sebagai
pertanggungjawaban kepada masyarakat mengapa ia sampai mengambil
keputusan demikian (obyektif)
Alasan dan dasar daripada putusan harus dimuat dalam putusan. Setiap
putusan memuat ringkasan yang jelas dari tuntutan dan jawaban alasan dasar
daripada putusan, pasal-pasal serta hukum tidak tertulis, pokok perkara, biaya
perkara, serta hadir tidaknya para pihak pada waktu putusan diucapkan oleh
Hakim. Meskipun tuntutan atau gugatan dan jawaban cukup dimuat secara
ringkas namun didalam praktik tidak jarang terjadi seluruh gugatan dimuat
dalam putusan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Dalam memutuskan suatu perkara Hakim tetap berpegang pada norma
hukum (Yuridis). Berikut dasar pertimbangan yang digunakan Hakim
Pengadilan Negeri Kota Madya Madiun dalam menentukan putusan perkara
perbuatan Melawan hukum Nomor : 24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn yang
diantaranya terhadap:
1. Adanya Perbuatan Melawan Hukum
Dalam proses persidangan antara Para Penggugat dengan Para Tergugat
dan Para Turut Tergugat berkepentingan, dalam gugatannya Para Penggugat
mendalilkan bahwa Para Tergugat telah melakuan perbuatan melawan
hukum antara lain :
a. Tergugat I telah merubah Anggaran Dasar Yayasan (P.P.I) dengan Akta
Notaris No. 56 tanggal 21 Desember 1983 (P.P.2) dan Akta Notaris No.
64 tanggal 17 Oktober 1984 (P.P.3) tanpa mengindahkan ketentuan
pasal 12 jo. pasal 11 dari Anggaran Dasar Pendidikan Tinggi Madiun
(P.P.I) dan dengan akta perobahan tersebut nama yayasan yang semula
Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun dirubah menjadi Yayasan
Perguruan Tinggi Merdeka Madiun tanpa persetujuan para pendiri;
b. Tergugat II telah menyodorkan akta untuk ditandatangani oleh H.R.
Soewojo di rumahnya di Jalan Salak No.33 Madiun padahal pada waktu
itu H.R. Soewojo sedang dalam keadaan sakit yang kemudian setelah
H.R. Soewojo meninggal dunia barulah diketahui oleh Para Penggugat
bahwa ternyata akta tersebut adalah Akta Notaris No. 17 tanggal 6
Januari 1988 tentang Perobahan (P.P.4) yang mana dalam akta tersebut
Tergugat II menyatakan bahwa pemilik dan Pembina Yayasan
Perguruan Tinggi Merdeka Madiun (Yapertimma) adalah KODAM
V/BRAWIJAYA dan dalam pelaksanaannya sehari-hari Tergugat III
sebagai pembina harian ;
Pertimbangan Majelis Hakim sebelum menentukan Putusan terlebih
dahulu mempertimbangkan apakah hal-hal yang didalilkan oleh Para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Penggugat tersebut adalah benar dan jika benar apakah hal-hal tersebut telah
memenuhi kriteria perbuatan melawan hukum dan siapa saja yang harus
bertanggung jawab
a. Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya Para
Penggugat telah mengajukan alat bukti surat P.P.1 s/d P.P.22 dan 6
(enam) orang saksi dibawah sumpah serta 4 (empat) orang saksi tidak
disumpah, sedangkan Para Tergugat untuk membuktikan dalil
sangkalannya telah mengajukan alat bukti surat T-1,2,3,4 dan
T.T.B.2+3-I s/d T-1,2,3,4 dan T.T.B.2+3-XIV serta 5 (lima) orang saksi
dibawah sumpah;
b. Menimbang, bahwa bukti surat P.P.I sama dengan bukti surat T-1,2,3,4
dan T.T.B.2+3-III berupa Akta Notaris No. 55 tanggal 30 Juni 1979
tentang Anggaran Dasar Pendidikan Tinggi Madiun yang dibuat
dihadapan Johanes Berchmans Sardjana, Pengganti Sementara dari Tn.
Richardus Nangkih Sinulingga, SH, Wakil Notaris di Madiun yang
membuktikan bahwa benar di Madiun pada tanggal 30 Juni 1979 telah
didirikan suatu Yayasan yang bernama Yayasan Pendidikan Tinggi
Madiun dan para pendirinya adalah Soewojo (suami / ayah para
penggugat), Soemarsono (suami / ayah Para Turut Tergugat
Berkepentingan I), Soetomo (Turut Tergugat Berkepentingan II) dan
Dr. Hewan Soetranggono (Turut Tergugat Berkepentingan III);
c. Menimbang, bahwa bukti surat P.P.2 sama dengan bukti surat T-1,2,3,4
dan T.T.B.2+3-VI berupa Akta Notaris No. 56 tanggal 21 Desember
1983 tentang Perobahan yang dibuat dihadapan Richardus Nangkih
Sinulingga, SH, notaris di Madiun, membuktikan bahwa telah terjadi
perubahan nama yayasan yang semula Yayasan Pendidikan Tinggi
Madiun menjadi Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun dan juga
terjadi perubahan pengurus yayasan ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
d. Menimbang, bahwa bukti surat P.P.3 sama dengan bukti surat T-1,2,3,4
dan T.T.B.2+3-VIII berupa Akta Notaris No. 64 tanggal 17 Oktober
1984 tentang perobahan yang dibuat dihadapan Richardus Nangkih
Sinulingga, SH, notaris di Madiun, membuktikan bahwa telah terjadi
perubahan anggota pengurus yayasan yakni bendahara yayasan dari
Lukman Hakim kepada M. Mudzhar ;
e. Menimbang, bahwa perubahan nama dan pengurus yayasan
sebagaimana tersebut diatas dinotariilkan oleh tergugat I selaku Ketua
yayasan dan karenanya bertindak untuk dan atas nama Yayasan
Perguruan Tinggi Merdeka Madiun ;
f. Menimbang, bahwa dalam Anggaran Dasar Pendidikan Tinggi Madiun
(P.P. 1 / T-1,2,3,4 dan T.T.B.2+3-III) pasal 12 jo. pasal 11 telah diatur
mengenai perubahan Anggaran Dasar yang pada pokoknya bahwa
perubahan Anggaran Dasar yayasan dilakukan dengan keputusan dari
pengurus dalam rapat mana harus hadir semua anggota pengurus,
sedangkan keputusan hanya sah apabila % (tiga per empat) jumlah
anggota yang hadir itu setuju;
g. Menimbang, bahwa dalam kenyataannya Tergugat I tidak dapat
membuktikan bahwa perubahan-perubahan tersebut (P.P.2 dan P.P.3)
adalah atas dasar keputusan dari pengurus yayasan yang dihadiri oleh
semua anggota pengurus sebagaimana dikehendaki pasal 12 jo. pasal 11
Anggaran Dasar Yayasan (P.P. 1);
Berdasarkan pertimbangan Hakim diatas telah terbukti bahwa terdapat
perbuatan melawan hukum oleh Para Tergugat, akan tetapi agar sesuatu
perbuatan dapat dipertanggung jawabkan terhadap perbuatan melawan
hukum sebagaimana pengertiannya juga disyaratkan harus adanya
kesalahan dari yang melakukan perbuatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
2. Kesalahan
Dalam pertimbangan dalam menentukan perbuatan melawan hukum
tersebut dapat dipertanggung jawabkan, unsur yang ke dua adalah adanya
unsur kesalahan. Hakim telah mempertimbangkan dengan bukti surat
maupun bukti saksi guna mencari apakah terdapat kesalahan yang dilakukan
oleh Para Tergugat sebagaimana dalam pertimbangan antara lain :
a. Menimbang, bahwa dari keterangan saksi Wijono dan saksi R.
Soeharto dihubungkan dengan bukti surat T-1,2,3,4 dan T.T.B.2+3-VII
dan XI diperoleh kejelasan bahwa baru beberapa tahun yayasan berdiri
ternyata kinerjanya kurang efektif dikarenakan banyak pengurus
yayasan yang berpindah kerja keluar kota, ada yang meninggal dunia
dan ada pula yang tidak aktif seperti halnya Ketua yayasan sendiri -
(H.R. Soewojo)- karena merangkap tugas sebagai pimpinan
perkebunan di Blitar;
b. Menimbang, bahwa selanjutnya untuk mengatasi hal tersebut Muspida
Koordinator yayasan memprakarsai adanya pertemuan para pejabat
Muspida Tkt II baik Kotamadia maupun Kabupaten Madiun dengan
fungsionaris Universitas Merdeka Madiun lainnya serta pengurus
yayasan yang ada membentuk formatur dan selanjutnya formatur
membentuk pengurus yayasan yang baru (tahun 1983) yang diketuai
Tergugat I (bukti surat T-1,2,3,4 dan T.T.B.2+3-IV);
c. Menimbang, bahwa pada waktu pembentukan pengurus yayasan
tersebut H.R. Soewojo juga nadir dan ia tidak menyatakan keberatan
apapun (keterangan saksi Wijono);
d. Menimbang, bahwa dengan memperhatikan fakta tersebut diatas,
Majelis berpendapat bahwa penggantian susunan pengurus yayasan
tersebut dalam P.P.2 dan P.P.3 sekalipun tidak memenuhi ketentuan
pasal 12 jo. pasal 11 Anggaran Dasar Yayasan Pendidikan Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Madiun (P.P.I) adalah dapat dibenarkan secara hukum, karena secara
nalar tindakan yang dilakukan dari pembentukan formatur hingga
terbentuknya pengurus baru adalah merupakan suatu upaya untuk
menyelamatkan yayasan yang menaungi Universitas Merdeka Madiun
yang berarti pula menyelamatkan proses belajar mengajar dari para
mahasiswa dan tenaga pengajarnya yang sangat tergantung pada
keefektifan kinerja yayasan; dengan demikian apa yang dilakukan oleh
Para Tergugat sehubungan dengan perubahan susunan pengurus
yayasan adalah telah sesuai dengan suatu ukuran tingkah laku tertentu
" a certain standart of conduct" untuk melindungi orang-orang lain
terhadap suatu resiko yang menurut nalar sebenarnya tidak perlu
terjadi;
e. Menimbang, bahwa perihal keberatan Para Penggugat atas perubahan
nama yayasan yang semula bernama Yayasan Pendidikan Tinggi
Madiun menjadi Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun, Majelis
mempertimbangkan sebagai berikut;
f. Menimbang, bahwa bukti surat T-1,2,3,4 dan T.T.B.2+3-1 berupa surat
keputusan Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Pusat Malang
No. KPTS-03/YPTM/1979 tertanggal 1 Juni 1979 tentang
pembentukan perwakilan Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka di
Madiun dimana dalam lampiran surat keputusan tersebut tercantum
nama-nama pengurus Yayasan antara lain : Soewojo selaku Ketua
Umum, Soetomo (Turut Tergugat Berkepentingan II) selaku Sekretaris
I, Drh. Soetranggono (Turut Tergugat Berkepentingan III) selaku
anggota ;
g. Menimbang, bahwa bukti surat T-1,2,3,4 dan T.T.B.2+3-II berupa
surat keputusan ketua Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Pusat
Malang No. KPTS-04/YPTM/1979 tertanggal 1 Juni 1979 tentang
Pendirian cabang Universitas Merdeka di Madiun yang merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
cabang dari Universitas Merdeka Pusat Malang di Madiun mulai tahun
kuliah 1979 /1980 ;
h. Menimbang, bahwa bukti surat T-1,2,3,4 dan T.T.B.2+3-V berupa
surat keputusan Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Pusat
Malang No. SKEP/02/YPTM/XI/1983 tertanggal 18 Nopember 1983
tentang Perwakilan Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka dan Lembaga-
lembaga Pendidikannya di Madiun, Surabaya dan Ponorogo yang
dinyatakan berdiri sendiri ;
i. Menimbang, bahwa dari ketiga surat bukti tersebut diperoleh fakta
bahwa berdirinya Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun (P.P.I) adalah
merupakan tindak lanjut dari adanya surat keputusan Ketua Yayasan
Perguruan Tinggi Merdeka Pusat Malang (bukti surat T-1,2,3,4 dan
T.T.B.2+3-I dan T-1,2,3,4 dan T.T.B.2+3-II) yang kemudian
ditegaskan kembali dengan surat keputusan Ketua Yayasan Perguruan
Tinggi Merdeka Pusat Malang tersebut bukti (T-1,2,3,4 dan
T.T.B.2+3-V);
j. Menimbang, bahwa dengan demikian perubahan nama dari Yayasan
Pendidikan Tinggi Madiun menjadi Yayasan Perguruan Tinggi
Merdeka Madiun sebagai mana tersebut dalam bukti surat P.P. 2 bukan
merupakan suatu kesalahan karena nama yang dimaksud dalam Surat
Keputusan Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Pusat Malang
adalah Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun dan perubahan
nama sebagaimana dituangkan dalam Akta Notaris (P.P.2) adalah
merupakan suatu upaya pembetulan yang tidak bertentangan dengan
hukum ;
k. Menimbang, bahwa berdasarkan serangkaian pertimbangan diatas
maka Para Tergugat tidak terbukti melakukan perbuatan melawan
hukum sehubungan dengan perubahan Anggaran Dasar Yayasan
tersebut P.P.I menjadi P.P.2 dan P.P.3 ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
l. Menimbang, bahwa mengenai keberatan Para penggugat sehubungan
dengan terbitnya Akta Perobahan No. 17 tanggal 6 Januari 1988
(P.P.4) Majelis mempertimbangkan sebagai berikut;
m. Menimbang, bahwa alasan keberatan yang dikemukakan oleh Para
penggugat adalah karena Tergugat II telah menyodorkan Akta untuk
ditandatangani H.R. Soewojo di rumahnya di Jalan Salak No. 33
Madiun dimana pada waktu itu H.R. Soewojo sedang dalam keadaan
sakit dan setelah H.R. Soewojo meninggal dunia barulah diketahui
oleh Para Penggugat bahwa Akta yang ditandatangani oleh H.R.
Soewojo tersebut adalah Akta Notaris No. 17 tanggal 6 Januari 1988
(P.P.4) yang antara lain menyebutkan bahwa pemilik dan pembina
Yayasan Perguruan Tinggi Merdeka Madiun adalah KODAM
V/BRAWIJAYA ;
n. Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalilnya tersebut Para
Penggugat telah mengajukan 5 (lima) orang saksi dimana keterangan
mereka satu sama lain saling bersesuaian yang pada pokoknya
meneguhkan dalil Para Penggugat;
o. Menimbang, bahwa namun demikian dari kelima saksi tersebut 4
(empat) orang diantaranya bernama Drg. Widwiono, Titin Sri
Hariyatun W., Sugiharto dan Wibowo Sumargo, SH. memberikan
keterangan tidak dibawah sumpah karena mereka adalah para menantu
Penggugat I / istri atau suami dari penggugat; sedangkan seorang saksi
bernama Arief Purwanto, SH memberikan keterangan dibawah
sumpah, akan tetapi saksi yang disumpah tersebut adalah pengacara
Para Penggugat yang mengundurkan diri hanya untuk dapat
memberikan kesaksian tersebut dipersidangan ;
p. Menimbang, bahwa memperhatikan fakta hukum tersebut diatas maka
Majelis sangat meragukan obyektifitas keterangan para saksi tersebut;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
q. Menimbang, bahwa sebaliknya dari bukti surat T-l,2,3,4 dan
T.T.B.2+3-XII berupa surat tertanggal 9 Desember 1987 yang
ditandatangani H.R. Soewojo -(suami / ayah Para Penggugat)- yang
ditujukan kepada Notaris Richardus Nangkih Sinulingga, SH tentang
permohonan perubahan Akta Notaris Yayasan Perguruan Tinggi
Merdeka Madiun dimana surat tersebut menggunakan kop :
KOMANDO DAERAH MILITER V/BRAWIJAYA, YAYASAN
PEGURUAN TINGGI MERDEKA MADIUN dan isi surat tersebut
antara lain H.R. Soewojo minta kepada notaris agar ada penegasan
tentang Kodam V/Brawijaya adalah pemilik sekaligus Pembina
Yayasan perguruan Tinggi Merdeka Madiun, yang dalam pelaksanaan
sehari hari menunjuk Komandan Korem 081/DHIROT SAHAJAYA
sebagai Pembina Harian; hal tersebut membuktikan bahwa H.R.
Soewojo sendiri sama sekali tidak berkeberatan bahkan menghendaki
terbitnya akte perubahan No. 17 tanggal 6 Januari 1988 (P.P.4) dan
karenanya pula sangatlah tidak beralasan jika Para Penggugat
berkeberatan dengan terbitnya akte tersebut;
r. Menimbang, bahwa berdasarkan serangkaian pertimbangan tersebut di
atas ternyata Para Penggugat tidak berhasil membuktikan dalilnya
sehubungan dengan terbitnya Akta Notaris No. 17 tanggal 6 Januari
1988 (P.P.4) dan karenanya pula tidak terbukti adanya perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh para Tergugat khususnya
Tergugat II sehubungan dengan terbitnya akta tersebut (P.P.4);
Berdasarkan uraian pertimbangan Hakim diatas unsur kesalahan yang di
gunakan untuk membuktikan bahwa perbuatan melawan hukum tersebut
dapat di pertanggung jawabkan telah gugur, karena dalam kasus diatas
perbuatan melawan hukum Para Tergugat telah sesuai dengan suatu ukuran
tingkah laku tertentu (a certain standart of conduct) untuk melindungi
orang-orang lain terhadap suatu resiko yang menurut nalar sebenarnya tidak
perlu terjadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
3. Kerugian dan Hubungan Sebab-Akibat
Unsur yang ke tiga dan ke empat ini secara otomatis akan gugur dan
tidak perlu lagi diperiksa, karena tidak terdapat adanya unsur kesalahan dari
Para Tergugat, dalam arti perbuatan melawan hukum yang telah Para
Penggugat dalilkan kepada Para Tergugat telah tidak terbukti dan tidak
memenuhi unsur dan syarat untuk diletakan kewajiban mempertanggung
jawabkan perbuatan melawan hukum .
4. Alasan Pembenar dan Alasan Pemaaf
Dalam pertimbangan ini akan memaparkan dengan jelas bahwa terdapat
adanya alasan pemaaf dan pembenar yang diberikan oleh Hakim , walaupun
tidak terdapat dalam teori alasan pembenar dan pemaaf:
a. Menimbang, bahwa dengan memperhatikan fakta tersebut diatas,
Majelis berpendapat bahwa penggantian susunan pengurus yayasan
tersebut dalam P.P.2 dan P.P.3 sekalipun tidak memenuhi ketentuan
pasal 12 jo. pasal 11 Anggaran Dasar Yayasan Pendidikan Tinggi
Madiun (P.P.I) adalah dapat dibenarkan secara hukum, karena secara
nalar tindakan yang dilakukan dari pembentukan formatur hingga
terbentuknya pengurus baru adalah merupakan suatu upaya untuk
menyelamatkan yayasan yang menaungi Universitas Merdeka Madiun
yang berarti pula menyelamatkan proses belajar mengajar dari para
mahasiswa dan tenaga pengajarnya yang sangat tergantung pada
keefektifan kinerja yayasan; dengan demikian apa yang dilakukan oleh
Para Tergugat sehubungan dengan perubahan susunan pengurus
yayasan adalah telah sesuai dengan suatu ukuran tingkah laku tertentu "
a certain standart of conduct" untuk melindungi orang-orang lain
terhadap suatu resiko yang menurut nalar sebenarnya tidak perlu terjadi;
Walaupun perbuatan melawan hukum oleh Para Tergugat telah terbukti
dengan mengubah nama Yayasan secara melanggar ketentuan dari
Anggaran Dasar Yayasan pada ketentuan pasal 12 jo. pasal 11 dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Anggaran Dasar Pendidikan Tinggi Madiun tentang perubahan nama
Yayasan dan dengan akta perobahan tersebut nama yayasan yang semula
Yayasan Pendidikan Tinggi Madiun dirubah menjadi Yayasan Perguruan
Tinggi Merdeka Madiun tanpa persetujuan para pendiri, namun Perbuatan
Para Tergugat tersebut guna menyelamatkan kondisi Yayasan tersebut,
apabila tidak dilakukan perbuatan tersebut maka Yayasan yang bergerak
dibidang Pendidikan akan mengalami kemunduran dan aktifitas perkuliahan
berhenti serta staf dan karyawan dan berarti pula menyelamatkan proses
belajar mengajar dari para mahasiswa dan tenaga pengajarnya yang sangat
tergantung pada keefektifan kinerja Yayasan. Dan perlu digaris bawahi
dalam pertimbangan diatas bahwa adanya a certain standart of conduct
adalah suatu ukuran tingkah laku tertentu sebagai bapak yang baik
mengambil keputusan.
Sehingga Majelis Hakim dalam memutus perkara perbuatan melawan
hukum Nomor : 24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn telah sesuai dengan Pasal 1365
KUHPdt memutuskan perkara perbuatan melawan hukum tersebut dengan
mempertimbangkan hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hakim telah
menggunakan hati nuraninya untuk menilai perundang-undangan yang ada dan
diterapkan pada kasus yang terjadi di dalam persidangan perkara perbuatan
melawan hukum ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan evaluasi dalam pembahasan pada Bab III sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa Majelis Hakim pada perkara Nomor :
24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn dalam hal pertimbangan perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh Para Tergugat, Hakim dalam memutus telah sesuai dengan
unsur, syarat, alasan pembenar dan pemaaf sesuai dengan Pasal 1365 KUHPdt
Hakim telah mempertimbangkan pengertian perbuatan melawan hukum
berdasarkan pengertian onrechtmatige daad setelah tahun 1919, yaitu
perbuatan melawan hukum yang diartikan sebagai berbuat atau tidak berbuat
yang bertentangan dengan hak orang lain atau bertentangan dengan
kesusilaan dan sikap berhati-hati yang sepatutnya ada dalam lalu lintas
masyarakat terhadap diri atau benda orang lain. Tertuang dalam
pertimbangannya yang memperhatikan unsur-unsur perbuatan melawan hukum
beserta alasan pemaaf dan pembenarnya.
Hakim telah memperhatikan unsur-unsur perbuatan melawan hukum untuk
memutus pihak yang melakukan perbuatan melawan hukum tersebut yaitu
adanya perbuatan melawan hukum dalam putusan ini dan terbukti Para
Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum yaitu mengubah
kepengurusan Yayasan bertentangan anggaran dasar, namun Hakim juga
mempertimbangkan bahwa perbuatan melawan hukum juga harus terdapat
unsur-unsur yang lain agar dapat dipertanggung jawabkan perbuatan tersebut.
Kesalahan bahwa yang dilakukan Para Tegugat melakukan perbuatan tersebut
demi keuntungan atas hak orang lain tidak terbukti, dikarenakan perbuatan
tersebut di lakukan oleh Para Tergugat semata untuk menyelamatkan Yayasan
yang bergerak di bidang pendidikan agar seluruh karyawan, staf serta
mahasiswa terselamatkan dalam aktifitas di Yayasan perguruan tinggi tersebut.
Kerugian dalam hal perbuatan melawan hukum Para Tergugat tidak terbukti
karena dengan perbuatan melawan hukum Para Tergugat tersebut justru demi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
mempertahankan aktifitas karyawan dan mahasiswa yang sangat bergantung
kepada Yayasan.
Berdasarkan pertimbangan Hakim dalam memutus perkara Nomor :
24/Pdt.G/2001/PN.Kd.Mn terdapat adanya alasan pemaaf yaitu a certain
standart of conduct atau suatu ukuran tingkah laku tertentu sebagai bapak yang
baik mengambil keputusan. Alasan pemaaf ini dijadikan pertimbangan untuk
memutus Para Tergugat tidak bersalah dalam perbuatannya mengubah
kepengurusan Yayasan secara melawan hukum bertentangan dengan anggaran
dasar Yayasan karena perbuatan melawan hukum tersebut dilakukan dengan
tujuan untuk mempertahankan Yayasan yang ditinggal ketuanya agar tetap
berjalan.
B. Saran
Bersama dengan penelitian ini penulis berharap agar penelitian ini sebagai
sumbangan baru bagi Para Hakim yang lain agar lebih berhati-hati dalam
memutuskan perkara, karena disamping aspek yuridis hendaknya juga Para
Hakim memperhatikan aspek yang lain. Aspek sosiologis dan filosofis juga
merupakan aspek yang sangat penting untuk dimasukan kedalam pertimbangan
agar memberi putusan yang seadil-adilnya sesuai irah-irah dalam putusan yaitu
Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.