13
I. DESKRIPSI MODUL Latar Belakang Tujuan Pembelajaran Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan : 1. Inspeksi abdomen 2. Auskultasi abdomen 3. Perkusi abdomen: umum, Shifting dullness 4. Perkusi hepar lien: liver span dan Traube’s space 5. Palpasi abdomen : palpasi ringan, palpasi dalam, undulasi. 6. Palpasi hepar, pemeriksaan Murphy sign, 7. Palpasi lien: Schuffner dan Hackett Metoda Pembelajaran - Video session - Demonstrasi dengan model anatomik - Berlatih mandiri dengan sesama teman Alat Bantu - Stetoskop 5 buah - Audio visual 1 set - Kapas alkohol 10 sachet Waktu 5 – 10 menit Daftar Instruktur - dr. Atma Gunawan, SpPD-KGH - dr. BP Putra Suryana, SpPD-KR - dr. Ninik Budiarti, SpPD - dr Nursamsu, SpPD - dr. Djoko Heri Hermanto, SpPD - dr. Bogi Pratomo, SpPD - dr. Supriono, SpPD Evaluasi Check list Referensi ABDOMEN

Checlist Pemeriksaan Abdomen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

satuan operasional prosedur pemeriksaan fisik abdomen.

Citation preview

Page 1: Checlist Pemeriksaan Abdomen

I. DESKRIPSI MODULLatar BelakangTujuan Pembelajaran Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan :

1. Inspeksi abdomen2. Auskultasi abdomen 3. Perkusi abdomen: umum, Shifting dullness 4. Perkusi hepar lien: liver span dan Traube’s space5. Palpasi abdomen : palpasi ringan, palpasi dalam, undulasi.6. Palpasi hepar, pemeriksaan Murphy sign,7. Palpasi lien: Schuffner dan Hackett

Metoda Pembelajaran - Video session- Demonstrasi dengan model anatomik- Berlatih mandiri dengan sesama teman

Alat Bantu - Stetoskop 5 buah- Audio visual 1 set- Kapas alkohol 10 sachet

Waktu 5 – 10 menitDaftar Instruktur - dr. Atma Gunawan, SpPD-KGH

- dr. BP Putra Suryana, SpPD-KR - dr. Ninik Budiarti, SpPD - dr Nursamsu, SpPD - dr. Djoko Heri Hermanto, SpPD - dr. Bogi Pratomo, SpPD - dr. Supriono, SpPD

Evaluasi Check listReferensi

ABDOMEN

Page 2: Checlist Pemeriksaan Abdomen

II. PROSEDUR

Pendahuluan

Memperkenalkan diri dan menjelaskan kepada pasien tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan

dilakukan, serta meminta pasien agar mengikuti perintah yang akan diberikan selama pemeriksaan.

Posisi Pasien & Persiapan

Memberitahukan kepada pasien agar mengosongkan kandung kencing terlebih dulu (pasien diminta untuk kencing atau dibuka aliran kateternya bila menggunakan kateter).

Pasien dalam posisi berbaring supine dengan nyaman dan meletakkan bantal dibawah kepala, serta meletakkan tangan pasien di sisi badan atau di atas dada.

Pemeriksa mencuci tangan dan membersihkan stetoskop dengan kapas alkohol.

Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien.

Inspeksi abdomen

Lakukan inspeksi pada seluruh kulit abdomen, apakah tampak jaringan parut (bentuk dan lokasi), striae, dilatasi vena, rash, dan lesi lain.

Perhatikan kontur abdomen (flat, rounded, protuberant, atau scaphoid), apakah abdomen tampak simetris, dan apakah tampak benjolan pada flank atau benjolan ditempat lain.

Periksa kontur dan lokasi umbilicus, dan apakah tampak tanda-tanda inflamasi, hernia atau kelainan lainnya.

Perhatikan juga apakah tampak gerakan peristaltik atau pulsasi yang tampak dipermukaan abdomen (Ingat 4 atau 9 kuadran dari abdomen).

Auskultasi abdomen

Auskultasi abdomen dilakukan sebelum pemeriksaan perkusi/palpasi untuk mendapatkan suara usus asli sebelum dipengaruhi oleh pemeriksaan

Page 3: Checlist Pemeriksaan Abdomen

perkusi/palpasi. Letakkan stetoskop bagian diafragma secara hati-hati pada abdomen Dengarkan suara usus, kemudian catat hasilnya (normal, meningkat,

menurun, negatif) dan karakternya (metallic sound, dll). Dengarkan kemungkinan adanya bruit pada proyeksi aorta abdominalis,

arteri renalis, arteria iliaca dan arteri femoralis. Bila dicurigai adanya tumor hepar, infeksi pada hepar atau infark splenikum,

dengarkan di atas hepar dan lien adanya friction rub.

Perkusi abdomen

Lakukan perkusi pada seluruh kuadran abdomen untuk menilai distribusi timpani dan dullness.

Lakukan perkusi secara seksama di daerah dada anterior bagian bawah. Pada sisi kanan akan terdapat pekak hepar, dan paa sisi kiri terdapat timpani akibat udara gaster dan fleksura coli sinistra. Perhatikan peralihan daerah timpani menjadi redup pada setiap penonjolan daerah abdomen.

Perkusi perut juga dipakai untuk evaluasi adanya cairan ascites, dengan cara: puddle sign, shifting dullness.

Lakukan perkusi batas hati atas dan batas hati bawah untuk mengetahui

ukuran hepar (liver span). Perkusi dimulai dari Linea Medioclavicular (LMC) kanan setinggi sedikit di bawah umbilicus ke arah atas. Perubahan dari suara timpani menjadi redup merupakan batas bawah pekak hepar (tandai dengan titik). Untuk menentukan batas atas hepar, lakukan perkusi di sepanjang LMC kanan mulai dari ICS II ke arah bawah, perubahan dari suara sonor menjadi redup merupakan batas atas hepar (tandai dengan titik lagi). ukur panjang liver span dari kedua titik tadi dengan menggunakan penggaris. Normal liver span sepanjang 8-12 cm.

Page 4: Checlist Pemeriksaan Abdomen

Untuk mengetahui adanya pembesaran lien kearah anterior, perlu dilakukan

perkusi pada Traube’s space. Normal terdengar suara timpani, jika ada pembesaran lien terdengar redup). Namun suara redup bisa juga diakibatkan oleh gaster yang terisi makanan. Ingat ! perkusi Traube’s space tidak perlu dilakukan

jika sudah ada pembesaran lien kearah bawah.

Palpasi abdomen Sebelum palpasi, pasien diminta untuk menekuk kedua kaki agar dinding abdomen dalam posisi relaks sehingga memudahkan pemeriksaan.

Palpasi ringan Lakukan palpasi ringan untuk menilai secara menyeluruh keadaan dibawah

permukaan abdomen. Cara palpasi ringan dengan meletakkan tangan dan lengan bawah pada bidang yang sejajar (rata), dengan jari rata terletak pada permukaan abdomen. Palpasi permukaan abdomen dengan gerakan ringan dan lembut. Saat menggerakkan tangan dari satu tempat ke tempat lain, angkat sedikit saja dari kulit. Bergerak dengan lembut dan rasakan pada

Page 5: Checlist Pemeriksaan Abdomen

semua kuadran. Identifikasi adanya organ superfisial atau adanya masa dan adanya daerah yang nyeri atau memberikan tahanan terhadap tekanan tangan. Bila didapatkan tahanan, bedakan apakah ini merupakan gerakan voluntary guarding ataukah involuntary muscular spasm. Jangan lupa memperhatikan wajah pasien untuk menilai adanya nyeri dan seberapa parah nyerinya.

Palpasi dalam Pergunakan permukaan palmar dari jari untuk palpasi pada keempat kuadran

abdomen. Identifikasi adanya massa dan catat lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, nyeri tekan, pulsasi, dan mobilitas (mobilitas saat respirasi atau saat digerakkan dengan tangan). Bila palpasi dalam sulit dilakukan (misalnya pada obesitas), pergunakan dua tangan, satu tangan di atas yang lain. Berikan tekanan melalui tangan yang di atas dan konsentrasikan sensasi perabaan pada tangan yang di bawah. Hubungkan hasil pemeriksaan perkusi dengan palpasi. Lakukan juga palpasi ginjal secara bimanual.

Palpasi hepar Letakkan tangan kanan pada abdomen pasien tepat di bawah umbilikus dan

sejajar (paralel) dengan otot rectus. Selama melakukan palpasi, pasien diminta menarik nafas dalam. Bila tidak teraba tepi hepar, pindahkan ujung jari tepat di bawah arcus costa kanan sambil pasien diminta untuk menarik nafas dalam. Pemeriksaan ini perlu diulang beberapa kali sampai teraba tepi bawah hepar saat inspirasi. Catat ukurannya (dalam cm atau sekian jari BAC), sifat permukaan (rata atau berbenjol), konsistensi (lunak, padat, keras, dll), tepinya (tajam atau tumpul) dan adanya nyeri tekan. Pada beberapa pasien hepar tidak dapat dipalpasi.

Pasien dengan keluhan nyeri abdomen kanan atas yang mencurigakan suatu infeksi di kandung empedu, perlu dilakukan pemeriksaan Murphy’s sign.

Page 6: Checlist Pemeriksaan Abdomen

Palpasi lien Secara Schuffner dan Hackett Letakkan tangan kiri di belakang pinggang kiri pasien, tarik ke atas dan mendekat

ke pemeriksa, sedangkan tangan kanan diletakkan tepat dibawah umbilikus dan sejajar (paralel) dengan otot rectus.Sambil melakukan palpasi, pasien diminta menarik nafas dalam. Pemeriksaan ini perlu diulang beberapa kali sampai teraba ujung lien saat inspirasi. Bila teraba ujung lien, kemungkinan lien membesar. Palpasi lien secara Schuffner dilakukan mulai dari SIAS kontralateral (kanan) melalui umbilikus sampai dengan arcus costae pada LMC kiri (Schuffner I - VIII).

Palpasi lien secara Hackett dimulai dari daearah setinggi SIAS kiri sampai

dengan arcus costae pada LMC kiri (Hackett I – IV).

Pencatatan Catat seluruh hasil pemeriksaan abdomen, termasuk ukuran hepar dan lien. Penutup Mengucapkan terima kasih, mencuci tangan. Menerangkan kelainan yang

ditemukan kepada pasien. Menerangkankepada pasien pemeriksaan apa yang selanjutnya harus dikerjakan

Page 7: Checlist Pemeriksaan Abdomen

III. CHECK LIST

Nama :NIM :Kelompok :Tanggal :

JENIS KEGIATAN

Nilai pada evaluasi

I IIIII

Persiapan1. Mencuci tangan dan membersihkan stetoskop dengan kapas alcohol. 2. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan pasien. Memperkenalkan diri.3. Menjelaskan kepada pasien tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan, pasien

diminta untuk mengikuti perintah yang akan diberikan4. Menyuruh pasien mengosongkan kandung kencing (meminta untuk miksi atau membuka aliran

kateter)5. Meminta pasien berbaring supine dengan nyaman dan meletakkan bantal dibawah kepala

dan meletakkan tangan disisi badan atau diatas dada.Inspeksi abdomen6. Melihat kulit abdomen dan mencatat adanya: jaringan parut (bentuk dan lokasi), striae,

dilatasi vena, rash, dan lesi lain.7. Melihat kontur abdomen: flat, rounded, protuberant, atau scaphoid, abdomen simetris atau tidak,

ada benjolan atau tidak.8. Melihat umbilicus, kontur dan lokasi, tanda-tanda inflamasi dan adanya hernia      9. Melihat adakah gerakan peristaltik usus atau pulsasi yang tampak didinding abdomen      Auskultasi abdomen (diperiksa sebelum perkusi/palpasi)10. Meletakkan diafragma stetoskop secara hati-hati pada abdomen11. Mendengarkan suara usus minimal di 4 kuadran perut dan mencatat hasilnya (normal,

meningkat, menurun, negatif) dan karakternya (metallic sound, dll)12. Mendengarkan kemungkinan adanya bruit pada pada proyeksi aorta abdominalis, arteri

renalis dekstra dan sinestra, arteri iliaca dan arteri femoralis.Mendengarkan “veneus harm” (bunyi bruit pada vena porta akibat hipertensi porta)

13. Mendengarkan adanya friction rub diatas hepar dan limpa.Perkusi abdomen14. Melakukan perkusi pada seluruh kuadran untuk menilai distribusi timpani dan dullness      15. Melakukan perkusi secara seksama daerah dada anterior bagian bawah. Pada sisi kanan

akan terdapat pekak hepar, pada sisi kiri terdapat timpani akibat udara gaster dan fleksura coli sinistra      

16. Memperhatikan peralihan daerah timpani menjadi redup pada setiap penonjolan daerah abdomen

KETRAMPILAN PEMERIKSAAN ABDOMEN

Page 8: Checlist Pemeriksaan Abdomen

Perkusi shifting dullness jika curiga adanya ascites. 17. Melakukan perkusi abdomen dari titik medial (paling tinggi) menuju ke sisi lateral kiri/kanan

abdomen. Menentukan batas perubahan suara perkusi dari timpani ke dullness dan memberi tanda.

18. Merubah posisi tubuh pasien (berbaring miring ke kiri/kanan),19. Melakukan perkusi lagi mulai dari titik lateral / titik perkusi terakhir sebelum merubah posisi

pasien (bila ada asites terjadi perubahan suara yang tadinya dullness menjadi timpani) menuju ke medial. Menentukan batas perubahan suara perkusi dari timpani ke dullness dan memberikan tanda.

20. Disebut shifting dullness positif bila terjadi perubahan suara di lateral yang tadinya dullness menjadi timpani dan di medial yang tadinya timpani menjadi dullness

Perkusi Hepar (mengukur Liver span)21. Melakukan identifikasi batas bawah hepar dengan melakukan perkusi pada Linea

Medioclaviculer kanan mulai setinggi bawah umbilicus ke arah atas. Beri tanda daerah perbatasan timpani menjadi redup.

22. Melakukan identifikasi batas atas hepar dengan melakukan perkusi pada garis Linea Medioclaviculer kanan mulai dari ICS II kanan ke arah bawah. Beri tanda daearah perbatasan sonor menjadi redup.

23. Mengukur batas atas dan bawah hepar (liver span). Normal liver span sepanjang 8-12 cmPerkusi limpa (mengetahui pembesaran limpa kearah anterior)24. Menentukan daerah Traube’s space (daerah yang berbentuk bulan sabit yg terletak diantara

titik pertemuan costa VI – MCL kiri s/d titik pertemuan costa IX - AAL). Melakukan perkusi didaerah traube’s space tersebut.

25. Perkusi daerah traube’s space secara normal terdengar timpani (oleh karena terdapat udara lambung), bila terdengar dullness maka kemungkinan limpa membesar kearah anterior atau lambung terisi makanan atau cairan.

Palpasi Ringan (pastikan kulit abdomen lentur dengan cara menekuk kedua lutut pasien)26. Meletakkan tangan bagian palmar dan lengan bawah pada bidang yang sejajar (rata),

dengan jari terletak rata pada permukaan abdomen.      27. Melakukan palpasi ke seluruh permukaan abdomen dengan gerakan ringan dan lembut

pada semua kuadran. Saat menggerakkan tangan dari satu tempat ke tempat lain, angkat jari sedikit saja dari kulit.

28. Mengidentifikasi adanya: organ superfisial, massa, daerah yang nyeri tekan, atau daerah yang memberikan ”resistensi” terhadap tekanan tangan ( bedakan apakah ini merupakan gerakan ”voluntary guarding” ataukah ”involuntary muscular spasm” ).

Palpasi Dalam (identifikasi massa)29. Bila pada palpasi ringan meraba adanya massa, maka lanjutkan identifikasi massa tersebut

secara detail dengan palpasi dalam. Catat lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, nyeri tekan, pulsasi, dan mobilitasnya saat digerakkan dengan tangan

Palpasi Dalam (identifikasi Hepar)

30. Meletakkan tangan kanan pada abdomen pasien, tepat di bawah level umbilikus dan sejajar dengan otot rectus pada MCL kiri.

31. Melakukan palpasi abdomen dari bawah ke arah hepar, sambil pasien diminta inspirasi dalam (sebaiknya pasien diajak bicara selama pemeriksaan untuk mengalihkan perhatian).

32. Mencatat sifat-sifat hepar: permukaan halus atau berdungkul, konsistensi, tepi hepar, dan adanya nyeri tekan.

Palpasi Dalam untuk identifikasi kandung empedu, bila curiga adanya cholecystitis.

33.Melakukan palpasi subcostal di daerah hipokondrium kanan, menyuruh pasien melakukan inspirasi dalam dengan tujuan supaya kandung empedu bergerak kebawah menyentuh jari pemeriksa

Page 9: Checlist Pemeriksaan Abdomen

34. Dikatakan Murphy sign positif bila pasien mengeluh sakit akibat sentuhan kandung empedu dengan jari pemeriksa

Palpasi Dalam (identifikasi Limpa secara Schuffner)

35. Meletakkan tangan kanan pada abdomen, tepat di bawah level umbilikus dan sejajar dengan otot rectus pada MCL kiri.

36. Melakukan palpasi menyilang kearah lien, sambil pasien diminta inspirasi dalam (sebaiknya pasien diajak bicara selama pemeriksaan untuk mengalihkan perhatian).

37. Bila dapat meraba limpa, menentukan tingkat pembesaran Limpa (schuffner berapa) dan mencatat sifat-sifat Limpa: permukaan, konsistensi, tepi, dan adanya nyeri tekan.

Palpasi Dalam (identifikasi Limpa secara Hackett)38. Meletakkan tangan kanan pada abdomen pasien, tepat di bawah level umbilikus dan sejajar

dengan otot rectus pada MCL kanan. 39. Melakukan palpasi abdomen dari bawah ke arah hepar, sambil pasien diminta inspirasi

dalam (sebaiknya pasien diajak bicara selama pemeriksaan untuk mengalihkan perhatian). 40. Bila dapat meraba limpa, menentukan tingkat pembesaran Limpa (Hackett berapa)

dan mencatat sifat-sifat Limpa: permukaan, konsistensi, tepi, dan adanya nyeri tekan. Pencatatan 41. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan abdomen, termasuk ukuran hepar dan limpa.Penutup 42. Menerangkan kelainan yang ditemukan dan pemeriksaan apa yang selanjutnya harus

dikerjakan. Mengucapkan terima kasih. Mencuci tangan.Keterangan :- I, II, III menunjukkan evaluasi ke-sekian.- Cara pemberian nilai disetiap point :

0 : Tidak mengerjakan sama sekali baik secara lisan maupun aktifitas skill.1 : Hafalan check list tidak lengkap dan mengerjakan skill juga tidak benar2 : Mampu menghafal check list secara lengkap, namun mengerjakan skill-nya tidak benar3 : Hafalan check list tidak lengkap, namun mampu mengerjakan skill secara benar4 : Mampu menghafal check list secara lengkap dan mengerjakan skill secara benar.5 : Sama seperti nilai 4, namun diikuti penjelasan hasil pemeriksaan secara lisan

- Bila mendapatkan nilai dibawah 3 pada point tertentu, disuruh mengulang pada point tersebut.- Bila mengulang sampai 3 kali tetap mendapatkan nilai dibawah 3, dianggap tidak mampu (gugur?)

TUTOR,

( )