26
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi : mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik abdomen dan struktur yang ada didalamnya secara lengkap dan benar. Kompentensi Dasar : 1. Mahasiswa mampu mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik abdomen 2. Mahasiswa mampu melakukan urutan-urutan pemeriksaan pada abdomen secara baik dan benar 3. Mahasiswa dapat melakukan inspeksi pada seluruh bagian abdomen secara baik dan benar 4. Mahasiswa dapat melakukan auskultasi pada seluruh area abdomen secara baik dan benar 5. Mahasiswa dapat melakukan perkusi pada seluruh area abdomen secara baik dan benar 6. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan untuk menentukan batas hepar 7. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan untuk menentukan adanya asites 8. Mahasiswa dapat melakukan untuk menentukan adanya nyeri lepas tekan 9. Mahasiswa dapat melakukan palpasi ringan pada abdomen secara baik dan benar 10. Mahasiswa dapat melakukan palpasi dalam pada abdomen secara baik dan benar 11. Mahasiswa dapat melakukan palpasi terhadap hepar secara baik dan benar 12. Mahasiswa dapat melakukan palpasi terhadap lien secara baik dan benar 13. Mahasiswa dapat melakukan palpasi ginjal secara baik dan benar 14. Mahasiswa mampu menutup dan mencatat hasil pemeriksaan

Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

  • Upload
    bintixx

  • View
    318

  • Download
    13

Embed Size (px)

DESCRIPTION

paper

Citation preview

Page 1: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi : mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik abdomen dan struktur yang ada didalamnya secara lengkap dan benar. Kompentensi Dasar :

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan pasien dalam rangka pemeriksaan fisik abdomen

2. Mahasiswa mampu melakukan urutan-urutan pemeriksaan pada abdomen secara baik dan benar

3. Mahasiswa dapat melakukan inspeksi pada seluruh bagian abdomen secara baik dan benar

4. Mahasiswa dapat melakukan auskultasi pada seluruh area abdomen secara baik dan benar

5. Mahasiswa dapat melakukan perkusi pada seluruh area abdomen secara baik dan benar

6. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan untuk menentukan batas hepar

7. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan untuk menentukan adanya asites

8. Mahasiswa dapat melakukan untuk menentukan adanya nyeri lepas tekan

9. Mahasiswa dapat melakukan palpasi ringan pada abdomen secara baik dan benar

10. Mahasiswa dapat melakukan palpasi dalam pada abdomen secara baik dan benar

11. Mahasiswa dapat melakukan palpasi terhadap hepar secara baik dan benar

12. Mahasiswa dapat melakukan palpasi terhadap lien secara baik dan benar

13. Mahasiswa dapat melakukan palpasi ginjal secara baik dan benar

14. Mahasiswa mampu menutup dan mencatat hasil pemeriksaan

Page 2: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Pendahuluan Untuk tujuan deskriptif rongga abdomen biasanya dibagi menjadi empat kuadaran. Dua garis khayal bersilangan di pusar yang membagi abdomen menjadi kuadran kanan atas dan kanan bawah, dan kuadran kiri atas dan kiri bawah. Satu garis ditarik dari sternum ke tulang pubis melalui pusar. Dengan demikian terbentuklah empat kuadran dan organ perut di dalam tiap kuadran seperti diperlihatkan pada gambar 1. Tetapi kadang-kadang, digunakan sistem pembagian yang lain membagi abdomen menjadi 9 bagian. Tiga sebutan yang biasa digunakan pada sistem ini adalah epigastrik, umbilicus dan hipogastrik atau suprapubik.

Gambar 1. Pembagian Kuadran Abdomen

Page 3: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Pemeriksa harus menguasai struktur abdomen yang terletak pada tiap daerah seperti yang tertera pada tabel 1.

Tabel 1. Struktur di Dalam Abdomen

KANAN KIRI

ATAS

Hepar Kandung empedu Pilorus Duodenum Kaput Pankreas Adrenal kanan Ginjal kanan : kutub atas Fleksura hepatika Sebagian kolon ascendens Sebagian kolon transversum

Lobus kiri hepar Limpa Lambung Korpus pankreas Adrenal kiri Ginjal kiri : kutub atas Fleksura lienika Sebagian kolon transversum Sebagian kolon desendens

BAWAH

Ginjal kanan : kutub bawah Sekum Apendiks Sebagian kolon ascendens Ovarium kanan Tuba falopi kanan Ureter kanan Korda spermatika kanan Uterus (jika membesar) Kandung kemih (jika membesar)

Ginjal kiri : kutub bawah Kolon sigmoid Sebagian kolon desendens Ovarium kiri Tuba fallopii kiri Ureter kiri Korda spermatika kiri Uterus (jika membesar) Kandung kemih (jika membesar)

Page 4: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Pada waktu memeriksa abdomen, dapat teraba beberapa organ yang normal. Kolon sigmoid dapat teraba sebagai suatu saluran sempit yang agak keras pada kuadran kiri bawah, sedangkan caecum dan sebagian dari colon ascenden membentuk suatu tube yang lebih lunak dan lebih besar di kuadran kanan bawah. Bagian dan kolon transversum dan kolon descenden dapat pula diraba.

Walaupun tepi bawah hepar normal terletak lebih rendah daripada batas bawah kosta kanan, karena konsistensinya yang lunak kadang-kadang normal sulit untuk diraba.

Bagian bawah dari ginjal kanan, kadang-kadang dapat juga diraba pada kuadran kanan atas, tetapi pada daerah yang lebih dalam terutama pada wanita yang kurus, dengan dinding abdomen yang betul-betul relaks.

Pulsasi dari aorta abdominalis dapat terlihat dan biasanya teraba dibagian atas abdomen, sedangkan pulsasi arteria iliaka kadang-kadang teraba di kuadran bawah.

Kandung kemih yang penuh dan teregang dan uterus dalam kehamilan dapat teraba di atas symphisis pubis. Pada orang kurus dengan dinding abdomen yang relaks, beberapa sentimeter di bawah umbilikus, kadang-kadang teraba promontorium sacralis atau tepi depan vertebra sacralis pertama. Pada pemeriksa yang belum familiar dengan suatu tonjolan yang keras seperti ini, kadang-kadang menyalahartikannya sebagai suatu tumor. Processus xyphoideus juga suatu tonjolan yang kadang-kadang dirasakan dan disalah-artikan sebagai tumor oleh pasien.

Kavum abdomen meluas mulai dari daerah di bawah diaphragma yang terlindung oleh kosta. Di daerah yang terlindung ini, terletak sebagian besar dari hepar, ventrikulus, dan seluruh bagian dari lien normal. Organ-organ pada daerah terlindung tersebut tidak dapat diraba (dipalpasi), tetapi dengan perkusi dapat diperkirakan adanya organ-organ tersebut. Sebagian besar dari kandung empedu normal terletak disebelah dalam dari hepar, sehingga hampir tidak dapat dibedakan. Duodenum dan pankreas terletak dibagian dalam kuadran atas abdomen, sehingga dalam keadaan normal tidak teraba (gambar 2).

Ginjal adalah organ yang terletak di daerah posterior, terlindung oleh tulang rusuk, sudut costovertebral (sudut yang dibentuk oleh batas bawah kosta ke-12 dengan processus

Page 5: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

transversus vertebra lumbalis) merupakan daerah untuk menentukan ada tidaknya nyeri ginjal.

Gambar 10. Beberapa Organ Dalam Cavum Abdomen

CARA PEMERIKSAAN Syarat-syarat pemeriksaan abdomen yang baik adalah: 1. Penerangan ruangan yang memadai 2. Penderita dalam keadaan relaks 3. Daerah abdomen mulai dari atas processus xyphoideus

sampai symphisis pubis harus terbuka Untuk memudahkan relaksasi : 1. Kandung kencing dalam keadaan kosong. 2. Penderita berbaring tertelentang dengan bantal di bawah

kepalanya dan di bawah lututnya. 3. Kedua lengan diletakkan di samping badan, atau diletakkan

menyilang pada dada. Tangan yang diletakkan di atas kepala akan membuat dinding abdomen teregang dan mengeras, sehingga menyulitkan palpasi.

4. Gunakan tangan yang hangat, permukaan stetoskop yang hangat, dan kuku yang dipotong pendek. Menggosokkan kedua tangan akan membantu menghangatkan tangan anda.

Page 6: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

5. Mintalah penderita untuk menunjukkan daerah yang terasa sakit dan memeriksa daerah tersebut terakhir.

6. Lakukanlah pemeriksaan dengan perlahan, hindarkan gerakan yang cepat dan tiba-tiba.

7. Apabila perlu, ajaklah penderita berbicara. 8. Apabila penderita amat ketakutan atau kegelian, mulailah

pemeriksaan dengan menggenggam kedua tangannya di bawah tangan anda kemudian secara pelan-pelan bergeser untuk melakukan palpasi.

9. Monitorlah pemeriksaan anda dengan memperhatikan muka/ekspresi penderita.

Biasakanlah untuk mengetahui keadaan di tiap bagian yang

anda periksa. Pemeriksaan dilakukan dari sebelah kanan penderita, dengan urutan :

1. Inspeksi 2. Auskultasi 3. Perkusi 4. Palpasi

INSPEKSI Mulailah menginspeksi dinding abdomen dari posisi anda

berdiri di sebelah kanan penderita. Apabila anda akan memeriksa gerakan peristaltik, sebaiknya dilakukan dengan duduk, atau agak membungkuk, sehingga anda dapat melihat dinding abdomen secara tangensial. Perhatikanlah : 1. Bentuk dan keadaan secara umum 2. Perhatikan gerakan kulit sehubungan dengan pernapasan 3. Perhatikan kulit : apakah ada sikatriks, striae atau vena yang

melebar. Secara normal, mungkin melihat vena-vena kecil. Striae yang berwarna ungu terdapat pada sindroma Cushing dan vena yang melebar dapat terlihat pada sirosis hepatis atau bendungan vena cava inferior. Perhatikan pula apakah ada rash atau lesi-lesi kulit lainnya.

4. Umbilikus : perhatikan bentuk dan lokasinya, dan apakah ada tanda-tanda inflamasi atau hernia

Page 7: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

5. Perhatikan bentuk permukaan (contour) abdomen termasuk daerah inguinal dan femoral : datar, bulat, protuberant, atau scaphoid. Bentuk yang cembung mungkin disebabkan oleh asites, penonjolan suprapubik karena kehamilan atau kandung kencing yang penuh. Tonjolan asimetri mungkin terjadi karena pembesaran organ setempat atau massa.

6. Simetrisitas dinding abdomen. 7. Pembesaran organ : mintalah penderita untuk bernafas,

perhatikan apakah nampak adanya hepar atau lien yang menonjol di bawah arcus costa.

8. Massa atau tumor 9. Peristaltik

Apakah anda mencurigai adanya obstruksi usus, amatilah peristaltik selama beberapa menit. Pada orang yang kurus, kadang-kadang peristaltik normal dapat terlihat.

10. Pulsasi Pulsasi aorta yang normal kadang-kadang dapat terlihat di daerah epigastrium.

AUSKULTASI

Pemeriksaan auskultasi abdomen berguna untuk memperkirakan gerakan usus, dan kemungkinan adanya gangguan vaskuler. Anda harus banyak berlatih hingga betul-betul mengenali keadaan normal dan variasi normal. Auskultasi abdomen dilakukan sebelum perkusi dan palpasi, karena kedua pemeriksaan tersebut dapat mempengaruhi frekuensi suara usus. Letakkan diafragma dari stetoskop anda dengan lembut pada abdomen seperti pada gambar 3. Lakukan auskultasi secara sistematis. Perhatikan, apakah terdengar bising pembuluh darah? Kenalilah suara usus normal dengan segala variasinya.

Dengarkanlah suara usus, dan perhatikan frekuensi dan karakternya, suara yang normal terdiri dari click dan gurgles, dengan frekuensi kira-kira 5 sampai 35 per menit. Kadang-kadang anda dapat mendengar borborigmi, yaitu gurgles yang panjang. Karena suara usus akan disebarkan ke seluruh abdomen, maka mendengarkannya pada suatu tempat saja, misalnya kuadran kanan bawah, biasanya sudah memadai tetapi sebaiknya dilakukan pada seluruh kuadran. Suara usus ini dapat berubah pada diare, sumbatan usus, ileum paralitikus dan peritonitis.

Page 8: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Gambar 3. Cara Meletakkan Stetoskop Pada Auskultasi Abdomen Untuk mendengarkan suara dengan nada yang lebih tinggi pergunakan bagian bel dari stetoskop, misalnya untuk mendengar bunyi metallic sound yang timbul akibat hiperperistaltik usus karena adanya obstruksi usus akut.

Auskultasi juga berguna untuk menentukan adanya bising. Tiap kuadran harus diperiksa untuk mengetahui adanya bising ini.

Pada penderita dengan hipertensi, periksalah daerah epigastrium dan daerah kuadran kanan dan kiri atas, apakah ada bising. Bising pada sistole dan diastole pada penderita hipertensi menunjukkan adanya stenoso arteria renalis. Sedangkan bising sistole saja pada epigastrium dapat terdapat pada orang normal.

Apabila dicurigai adanya insufisiensi arteri pada tungkai, periksalah adanya bising sistolik dan diastolik pada arteria illaca dan femoralis (Gambar 4)

Page 9: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Gambar 4. Daerah Pada Abdomen Untuk Mendengar Adanya Bising

PERKUSI

Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, untuk memperkirakan ukuran hepar, dan kadang-kadang lien, menemukan asites, mengetahui apakah suatu masa padat atau kistik, dan untuk mengetahui adanya udara pada lambung dan usus.

A. Orientasi Umum

Lakukanlah perkusi pada keempat kuadran untuk memperkirakan distribusi suara timpani dan redup. Biasanya suara timpanilah yang dominan karena adanya gas pada saluran gastrointestinal, tetapi cairan dan faeces menghasilkan suara redup. Pada sisi abdomen perhatikanlah daerah dimana suara timpani berubah menjadi redup. Periksalah daerah suprapubik untuk mengetahui adanya kandung kencing yang teregang atau uterus yang membesar.

Perkusilah dada bagian bawah antara paru dan arkus costa, anda akan mendengar suara redup hepar di sebelah kanan, dan suara timpani di sebelah kiri karena gelembung udara pada lambung dan flesura splenikus colon. Suara redup pada kedua sisi abdomen mungkin menunjukkan adanya asites.

Page 10: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

B. Perkusi Hepar Perkusi pada hepar dilakukan untuk menentukan batas-batas

hepar. Lakukanlah perkusi pada garis midklavikula kanan, mulai dari bawah umbilikus (di daerah timpani) ke atas, sampai terdengar suara redup yang merupakan batas bawah hepar. Kemudian, lakukanlah perkusi dari daerah paru ke bawah untuk menentukan batas atas hepar, bunyi resonan dada menjadi redup ketika mencapai hepar (gambar 5). Sekarang ukurlah berapa sentimeter tinggi daerah redup hepar tersebut. Batas atas dan bawah hati kurang lebih 10 cm. Ukuran ini pada orang yang tinggi, lebih besar daripada orang yang pendek, dan biasanva pria lebih besar dari wanita. Pada penderita penyakit obstruksi paru kronik (COPD) batas bawah hepar dapat lebih ke bawah, tetapi jarak/daerah redup hepar tidak berubah.

Apabila hepar tampaknya membesar, perkusilah daerah lain untuk mengetahui garis batas bawah hepar.

Gambar 5. Teknik Perkusi Hepar C. Perkusi Lien

Lien yang normal terletak pada lengkung diafragma, disebelah posterior garis midaxiler. Suatu daerah, kecil suara redup dapat ditemukan diantara suara sonora paru dan suara timpani, tetapi mencari suara redup lien ini tidak banyak gunanya. Perkusi lien hanya berguna kalau dicurigai atau didapatkan splenomegali. Apabila membesar, lien akan membesar ke arah depan, ke bawah dan ke medial, mengganti suara timpani dari lambung dan kolon, menjadi

Page 11: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

suara redup. Apabila anda mencurigai splenomegali, cobalah pemeriksaan-pemeriksaan berikut : 1. Perkusilah daerah spatium intercosta terbawah di garis axilaris

anerior kiri. Daerah ini biasanya timpani. Kemudian mintalah penderita untuk menarik nafas panjang, dan lakukan perkusi lagi. Apabila lien tidak membesar, suara perkusi tetap timpani. Apabila suara menjadi redup pada inspirasi, berarti ada pembesarun lien. Walaupun demikian, kadang-kadang terdapat juga suara redup pada lien normal (falsely positive splenic percussion sign).

2. Perkusilah daerah redup lien dari berbagai arah Apabila ditemukan daerah redup yang luas, berarti terdapat pembesaran lien. Pemeriksaan perkusi untuk mengetahui adanya pembesaran lien, dapat terganggu oleh isi lambung dan kolon tetapi pemeriksann ini dapat menunjukkan adanya pembesaran lien sebelum lien teraba pada palpasi.

C. Pemeriksaan Asites Perkusi dapat dilakukan untuk mengetahui adanya asites pada penderita yang dicurigai. Perkusi dilakukan secara khusus untuk mengetahui adanya suara redup yang berpindah (shifting dullness). Sementara pasien berbaring telentang, pemeriksa menentukan batas timpani dan redup. Batas timpani ada di atas batas redup. Ini disebabkan oleh gas di dalam usus yang terapung di atas puncak asites. Pasien kemudian diminta untuk berbaring pada sisi tubuhnya, dan pemeriksa kemudian menetukan kembali batas-batas bunyi perkusi. Jika ada asites, redup akan berpindah ke posisi yang lebih rendah; daerah di sekitar umbilikus yang mula-mula timpani sekarang akan menjadi redup (gambar 6).

Page 12: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Gambar 6. Teknik Untuk Memeriksa Redup Yang Berpindah (Warna Hitam Menunjukkan Daerah Timpani)

Teknik lain yang dapat digunakan untuk memeriksa asites adalah mendeteksi adanya gelombang cairan (fluid wave). Tangan pasien diletakkan di bagian tengah abdomen. Penekanan dinding abdomen akan menghentikan transmisi impuls oleh jaringan adiposa subkutan. Pemeriksa kemudian mengetuk salah satu sisi pinggang sementara tangan yang satu mempalpasi sisi pinggang lainnya (gambar 7). Bila terasa adanya gelombang cairan mengarah kepada adanya asites. Teknik ini merupakan tes diagnostik fisik yang paling spesifik untuk asites.

Page 13: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Gambar 7. Teknik Memeriksa Gelombang Cairan Pada Asites PALPASI Palpasi pada abdomen biasanya dibagi menjadi :

a. Palpasi ringan b. Palpasi dalam c. Palpasi hati d. Palpasi limpa e. Palpasi ginjal

a. Palpasi ringan

Palpasi ringan (superticial) berguna untuk mengetahui adanya ketegangan otot, nyeri tekan abdomen, dan beberapa organ dan massa superfisial. Dengan posisi tangan dan lengan bawah horisontal, dengan menggunakan telapak ujung jari-jari secara bersama-sama, lakukanlah gerakan menekan yang lembut, dan ringan. Jangan lupa menghangatkan tangan. Hindarkan suatu gerakan yang mengentak. Lakukan palpasi superfisial secara menyeluruh dengan sistematis diseluruh permukaan abdomen. Tentukan tonus otot dan adanya pembengkakan atau tonjolan permukaan abdomen. Periksalah apakah terdapat nyeri tekan dan nyeri lepas tekan

Page 14: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Carilah adanya masa satu organ, daerah nyeri tekan atau daerah yang tegangan ototnya lebih tinggi (spasme). Apabila terdapat tegangan, carilah apakah ini disadari atau tidak, dengan mencoba cara merelakskan penderita, dan melakukan palpasi pada waktu ekspirasi (gambar 8).

Gambar 8. Teknik Palpasi Ringan Pada pasien yang mudah geli, mungkin berguna jika tangannya diletakkan di atas tangan pemeriksa, seperti pada gambar 9.

Page 15: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Gambar 9. Teknik Palpasi Pada Pasien Yang Mudah Geli b. Palpasi dalam Palpasi dalam biasanya diperlukan untuk menentukan ukuran organ dan memeriksa masa di abdomen. Dengan menggunakan permukaan pallar dari ujung jari, lakukan palpasi dalam untuk mengetahui adanya masa, tentukanlah lokasinya, ukurannya, bentuknya, konsistensinya, mobilitasnya, apakah terasa nyeri pada tekanan. Apabila palpasi dalam sulit dilakukan (misalnya pada obesitas atau otot yang tegang), gunakan dua tangan, satu di atas yang lain (Gambar 10).

Page 16: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Gambar 10. Teknik Palpasi Dalam Selama palpasi dalam, pasien harus disuruh untuk bernafas perlahan-lahan melalui mulutnya dan meletakkan kedua lengannya pada sisi tubuhnya. Meminta pasien untuk membuka mulutnya selama bernapas agaknya membantu relaksasi otot secara umum. Untuk merelaksasikan otot perut dapat juga dilakukan dengan menyuruh pasien memfleksikan kedua lututnya. Mengetahui adanya iritasi peritoneal

Nyeri abdomen dan nyeri tekan abdomen, lebih-lebih blia disertai spasme otot, menunjukkan adanya inflamasi dari peritoneum periatale. Temukanlah daerah ini setepatnya.

Sebelum melakukan palpasi, mintalah penderita untuk batuk, dan temukanlah letak rasa sakitnya. Kemudian, lakukan palpasi secara lembut dengan satu jari untuk menentukan daerah nyeri. Atau, lakukanlah pemeriksaan untuk mengetahui adanya nyeri lepas. Tekan jari anda pelan-pelan dengan kuat, kemudian tiba-tiba lepaskan tekanan anda. Apabila pada pelepasan tekanan juga timbul rasa sakit (tidak hanya pada penekanan), dikatakan bahwa nyeri lepas tekan positif. Oleh karena nyeri generalisata akan timbul pada pasien dengan peritonitis, maka pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada akhir pemeriksaan abdomen.

Page 17: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

c. Palpasi Hepar Palpasi pada hepar dilakukan dengan meletakkan tangan kiri

di belakang penderita, menyangga costa ke-11 dan ke-12 dengan posisi sejajar pada costa. Mintalah penderita untuk relaks. Dengan mendorong hepar ke depan, hepar akan lebih mudah teraba dari depan. Tempatkan tangan kanan anda pada abdomen penderita pada kuadran kanan atas, di sebelah lateral otot rektus dengan ujung jari ditempatkan di bawah batas bawah daerah redup hepar. Dengan posisi jari tangan menunjuk ke atas, obliq, tekanlah dengan lembut ke arah dalam dan ke atas. Mintalah penderita untuk bernafas dalam-dalam bersamaan dengan tangan kanan menekan dalam dan tangan kiri menarik ke atas (gambar 11). Cobalah merasakan sentuhan hepar pada jari anda pada waktu hepar bergerak ke bawah, dan menyentuh jari anda. Apabila anda merasakannya, kendorkanlah tekanan jari anda, sehingga hepar dapat meluncur di bawah jari anda, dan anda dapat meraba permukaan anterior hepar penderita. Apabila anda dapat merasakannya, batas hepar normal adalah lunak, tegas dan tidak berbenjol-benjol.

Gambar 11. Teknik Palpasi Hepar Besarnya tekanan pada dinding abdomen pada pemeriksaan hepar tergantung pada tebal tipisnya otot rektum. Apabila anda susah

Page 18: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

merabanya, pindahlah palpasi pada daerah yang lebih dekat ke arcus costa. Pemeriksaan dapat juga dilakukan dengan teknik mengait. Pemeriksa berdiri didekat kepala di sebelah kanan penderita. Letakkanlah kedua tangan kanan anda bersebelahan di bawah margo kosta kanan dan batas bawah redup hepar. Mintalah penderita untuk menarik nafas dalam-dalam dengan nafas perut, sehingga pada inspirasi dalam hepar akan berada pada posisi teraba (gambar 12).

Gambar 12. Teknik Mengait Hepar Pemeriksaan Nyeri Tekan Hepar Nyeri tekan hepar diperiksa dengan meletakkan telapak tangan kiri di atas kuadran kanan atas dan dengan lembut mengetuknya dengan permukaan ulnar kepalan tinju tangan kanan (gambar 13).

Page 19: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Gambar 13. Teknik Untuk Mengetahui Nyeri Tekan Hati d. Palpasi Lien Palpasi lien lebih sulit ketimbang palpasi hepar dan biasanya tidak teraba pada keadaan normal. Pasien berbaring telentang, dengan pemeriksa pada sisi kanan pasien. Pemeriksa meletakkan tangan kirinya di atas dada pasien dan mengangkat iga kiri pasien. Tangan kanan diletakkan mendatar di bawah margo kosta kiri dan menekan ke dalam dan ke atas ke arah garis aksila anterior. Tangan kiri mendorong ke anterior untuk memindahkan lien ke anterior (gambar 14). Pasien disuruh untuk menarik nafas dalam-dalam ketika pemeriksa menekan ke dalam dengan tangan kanannya.

Page 20: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Gambar 14. Teknik Palpasi Lien Teknik pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mempalpasi lien dengan cara membaringkan pasien pada sisi kanan tubuhnya. Posisi ini akan menyebabkan lien tertarik ke arah anterior bawah oleh pengaruh gaya gravitasi. Pemeriksa meletakkan tangan kirinya pada margo kosta kiri, sementara tangan kanan melakukan palpasi pada kuadran kiri atas (gambar 15).

Gambar 15. Teknik Lain Untuk Palpasi lien

Page 21: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

Karena lien membesar secara diagonal di dalam abdomen dari kuadran kiri atas ke arah umbilikus, sehingga palpasi selalu dilakukan dari arah umbilikus yang secara berangsur-angsur bergerak ke arah kuadran kiri atas. e. Palpasi Ginjal Palpasi ginjal kanan dilakukan dengan palpasi dalam di bawah margo kosta kanan. Pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien dan meletakkan tangan kirinya di belakang pinggul kanan pasien, di antara margo kosta dan krista iliaka. Tangan kanan diletakkan tepat dibawah margo kosta dengan ujung jari mengarah ke kiri (Gambar 16). Pada saat melakukan palpasi pasien disuruh menarik nafas dalam. Palpasi yang sangat dalam dapat meraba kutub bawah ginjal kanan ketika ia turun selama inspirasi dalam. Kutub bawah tersebut akan teraba sebagai massa lembut bulat. Palpasi ginjal kiri dilakukan dengan posisi pemeriksa di sebelah kiri dengan prosedur yang sama pada palpasi ginjal kanan. Karena ginjal kiri terletak lebih superior dari ginjal kanan, sehingga kutub bawah ginjal kiri normal jarang dapat dipalpasi. Kedua ginjal normal sering tidak dapat dipalpasi pada orang dewasa.

Gambar 16. Teknik Palpasi Ginjal

Page 22: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

PETUNJUK PELAKSANAAN LATIHAN 1. Bacalah petunjuk sebelum datang ke tempat latihan, dan mengerti

cara-cara pemeriksaan, dan anatomi abdomen (apabila perlu, bukalah kembali atlas anatomi anda).

2. Penderita diminta menanggalkan pakaian bagian bawah. 3. Penderita dalam keadaan berbaring, kepala berbantal tipis. 4. Penderita diminta untuk relaks, lengan bebas diletakkan

disepanjang sisi tubuh. Kalau perlu penderita diminta untuk menekuk lutut. Bernafas biasa, untuk menghilangkan ketegangan ajaklah penderita untuk bercakap-cakap.

5. Ambil waktu yang cukup dalam pemeriksaan abdomen ini, sebab interpretasi apa yang didapat amatlah penting.

6. Dokter berdiri atau duduk disebelah kanan penderita. 7. Penderita diberitahu apa yang sedang dilakukan. 8. Penderita diminta memberikan reaksi apabila ada rasa atau

sensasi lain pada saat pemeriksaan. 9. Pemeriksaan rektum merupakan kelengkapan pemeriksaan

abdomen. 10. Catat apa yang didapatkan pada pemeriksaan.

Page 23: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

CHECK LIST PEMERIKSAAN ABDOMEN

No Aspek Yang Dinilai Nilai

0 1 2

A. Persiapan Umum

1 Meminta izin, menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan.

2

Mempersipakan penderita untuk berbaring terlentang dan meminta penderita untuk membuka baju seperlunya agar daerah pemeriksaaan terbuka

3

Berusaha membuat penderita rileks dengan mengajak berbicara atau menekuk lutut saat pemeriksaan

B. Inspeksi

4 Melakukan inspeksi abdomen secara menyeluruh sebelum perkusi dan palpasi

5 Melakukan inspeksi terhadap peristaltik dengan membungkuk atau duduk

C. Auskultasi

6 Melakukan auskutasi sebelum perkusi dan palpasi

7 Melakukan auskultasi pada tempat-tempat yang benar

8 Melakukan auskultasi untuk mendengar nada yang lebih tinggi pada hiperperistaltik

D. Perkusi

9 Melakukan perkusi sebagai orientasi pada ke empat kuadran

Page 24: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

No Aspek Yang Dinilai Nilai

0 1 2

abdomen

10 Melakukan perkusi untuk menentukan batas bawah hepar pada garis midklavikula

11 Melakukan perkusi untuk menentukan batas atas hepar pada garis midklavikula

12 Mengukur daerah redup hepar pada garis midklavikula

13 Melakukan perkusi lien di spatium interkosta di bawah garis axilaris anterior kiri

14 Meminta penderita menarik nafas, kemudian mengulangi perkusi yang sama

15

Melakukan perkusi untuk menentukan adanya asites dengan teknik shifting dullness atau fluid wave

E. Palpasi

16 Melakukan palpasi ringan secara menyeluruh

17 Melakukan palpasi hepar

18 Melakukan uji nyeri tekan hepar

18 Melakukan palpasi lien

19 Melakukan palpasi ginjal

20 Melakukan pemeriksaan untuk nyeri tekan dan nyeri lepas tekan

21 Meminta respon pasien

Page 25: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

No Aspek Yang Dinilai Nilai

0 1 2

22 Menutup dan mencatat hasil pemeriksaan

Keterangan :

0 : Tidak dilakukan 1 : Dilakukan 2 : Dilakukan dengan benar

Page 26: Trapmed Pemeriksaan Abdomen Blok 4

DAFTAR PUSTAKA Douglas, G,. Nicol, F,. and Robertson, C. 2006. Macleod’s Clinical Examination. Eleventh Edition. Limited. UK. Harcourt Publishers Limited. Ford, J.M,. Hennessey, I,. and Japp, A. 2005. Introduction to Clinical Examination.Eight Edition. Elsevier Limited. UK. Harcourt Publishers Limited. Goldberg and Thompson, J. 2005. Exam of The Abdomen In A Practical Guide to Clinical Medicine. UCSD School of Medicine and VA Medical Center. University of California. San Diego. http:///medicine.ucsd.edu/clinicalmed/abdomen.htm. didownload 30 Agustus 2007. Swartz, M.H. 1995. Textbook of Physical Diagnosis. Philadelphia. WB Saunders Company.