75
Catatan | Kaki LEMBAGA PERS MAHASISWA JOURNAL Kumpulan Posting Blog KawanJournal Edisi #2 Januari-Februari 2013 www.lpmjournal.com

Catatan Kaki #2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sudah dua bulan kita lalui di tahun 2013 ini. Banyak kejadian dan peristiwa mengawali di tahun baru, mulai dari yang suka maupun duka , apa pun itu. Tentu banyak harapan di tahun yang baru ini. Melanjutkan cita-cita yang sempat tertunda di tahun 2012 pastinya dengan semangat yang lebih baru dan mengebugebu mencapai target- target .

Citation preview

Page 1: Catatan Kaki #2

Catatan | Kaki

LEMBAGA PERS MAHASISWAJOURNAL

Kumpulan Posting Blog KawanJournal

Edisi #2Januari-Februari 2013

www.lpmjournal.com

Page 2: Catatan Kaki #2

Catatan | Kaki

Lembaga Pers Mahasiwa

Journal

Penanggungjawab :Ilham Bagus Prastiko

Pelaksana :Untung Prasetyo

Sekretariat :BSC Ruang VI.3.8, Kampus STMIK Amikom Yogyakarta,Jl.Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman,Yogyakarta

Sekretariat :BSC Ruang VI.3.8, Kampus STMIK Amikom Yogyakarta,Jl.Ring Road Utara, Condong Catur, Depok, Sleman,Yogyakarta

Telepon :(0274) 7013524

E-mail :[email protected]

Website :www.lpmjournal.com

DIDUKUNG OLEH:

lpmjournal@lpmjournal

Ft

Untuk Lebih BergairahPenggalan kalimat tersebut tiba-tiba muncul dalam benak saya, entah itu menjadikan saya riya atau malah memun-culkan gairah lebih untuk berbuat dalam kebaikan.

Oleh: Ngaliman

Jika menginginkan pohon cinta anda terus hidup subur dan memng-

hasilkan buah yang manis, maka terus pupuklah pohon cinta anda. Selamat

mencoba :) Oleh: Af Idatun Khoiriyah

Page 3: Catatan Kaki #2

Daftarisi

Oleh: Zani Noviansyah

Beberapa tangkapan gambar yang berhasil dikumpulkan pada satu pekan kemarin. Dari kawasan

wisata hingga pusat layanan kesehatan.

Mari kita simak. hehe :p

tinggi bayangku

Page 4: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

CATATAN EDITOR

REVOLUSI 2013 Sudah dua bulan kita lalui di tahun 2013 ini. Banyak kejadian dan peristiwa mengawali di tahun baru, mulai dari yang suka maupun duka , apa pun itu. Tentu banyak harapan di tahun yang baru ini. Melanjutkan cita-cita yang sempat ter-tunda di tahun 2012 pastinya dengan semangat yang lebih baru dan mengebugebu mencapai tar-get-target . Dalam dua bulan ini Sub-Divisi Daring berhasil merangkum Postingan Kawan Journal dan beberapa cool tweeps. Beberapa postingan ber-isikan puisi, koleksi foto dan lain sebagainya. Sebelumnya saya selaku Koordinator Dalam Jaringan (Daring) meminta maaf karena edisi bulan Januari di gabung dengan edisi bulan Februari. Di karenakan ada beberapa kendala teknis membenahi media baru ini guna memiliki kejelasan untuk kedepanya.v Selamat Membaca

Untung PrasetyoEditor

Page 5: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Kontributor1

1

22

3

3

4

4

5

5

6

6

7

7

8

8

99

1010

Ika Nurindah P

Ilham Bagus Prastiko

Ferry Eka

Annisa Fauziyyah

Meilinda Detya RensiSatrio Rizki Dharma

Zani Noviansyah

Achmad Fikri Faqih

Deni Dwi Kurniawan Adam Ghifari Nuskara

Page 6: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

201919

11

11 12

13

13

14

14

15

15

16

16

17

17

18

18

NGALIMAN

Af Idatun Khoiriyah

Tirta Hardi F.

Untung S Prasetyo

Lutfi Fauziah

Arleta Fenty

12

Wahid Erris S

Govinda al araaf

Abdi Firdaus

Tutur Larasati

20

Page 7: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

SURAT

Untuk mengirimkan komentar, saran maupun kritik, silakan melayangkan email ke [email protected] dengan subject: CK. Pembaca yang komentarnya dimuat akan menda-patkan kenang-kenangan menarik

dari Catatan Kaki.

Page 8: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

enggalan kalimat tersebut tiba-tiba muncul dalam benak saya, entah itu men-

jadikan saya riya atau malah memunculkan gairah lebih untuk berbuat dalam kebaikan. Penggalan kalimat di atas sebenarnya tidak benar begitu saja, toh dalam kesehar-ian saya condong kepada ke-riya-an saja walau toh keduanya bisa coba saya sebandingkan. Mungkin bukan riya untuk dinilai orang tapi lebih kepada riya pribadi karena jumawa telah berbuat kebaikan. Barang kali perilaku semacam itu yang mes-

tinya dihilangkan dalam diri ini, bagaimana mungkin kita tidak akan menampakkan ke-riya-an pada orang lain padahal pada diri sendiri saja masih berbuat riya. Dan riya yang saya maksud adalah menyombongkan diri atau bangga terhadap prilaku sendiri.Ya memang hal semacam di atas itu perlu untuk tetap bergai-rah berbuat baik, asal esensi memunculkan kebaikanya yang ditampakkan lebih. Kadang saya pribadi merasa sudah cukup jika sehari yang penting bisa berbuat baik

UntukOleh: Ngaliman

“setiap mengikhlaskan sesuatu yang itu baik maka tiada kesia-siaan”,

P

http://ngaliman.wordpress.com/2012/12/12/untuk-lebih-bergairah/

Page 9: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Untukbergairahlebihdan menyisikan sholat lima waktu yang padahal itu kewa-jiban dalam Rukun Islam bagi setiap muslim, maka semacam ini belum bisa selaras dalam berkehidupan dimana mestinya ‘dekatkan diri dengan Tuhan dan tetap bersilaturahmi dengan sesamanya’. Jadi gairah diri yang perlu saya munculkan lebih adalah bukan pada apa yang telah saya berbuat ini baik maka saya akan baik-baik saja dengan begitunya, tapi berbaiklah pada sesama dan tetap jalankan peribadatan sesuai kewajiban

dalam ajaran agama untuk selalu mendekatkan diri dengan Tuhan. Semoga apa yang saya coba tulis seadanya ini bukan menjadikan saya semakin bergairah untuk ikhlas dengan ke-riya-an yang saya lakukan tapi ini baik dan semoga Tuhan memberi kesempatan lebih baik lagi agar saya tetap bisa berbagai, silaturahmi dan beribadah dengan niatan karena Tuhan. AmienPCGP. 12.12.12

Page 10: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

PohonOleh: Af Idatun Khoiriyah

ntuk kali ini saia mau membahas tentang POHON CINTA. Pohon

sendiri dalam bahasa inggris disebut “tree” adalah tumbu-han yang mempunyai batang dan cabang yang terbentuk dari kayu. Pohon mempunyai batang utama yang tumbuh tegak, menopang tajuk pohon. Sedang cinta menurut KBBI artinya adalah suka sekali, sayang benar. Dari pembahasan di atas, saia mengartikan pohon cinta adalah pohon yang tum-buh atas dasar kecintaan se-seorang pada orang yang lain, atau juga kecintaan seseorang pada sesuatu hal. Batangnya adalah cinta itu sendiri. Se-dang dahan, ranting, daun dan buah adalah bagian penyem-purna cinta. Kenapa akar tak disebut, karena menurut saia

akar itu adalah diri kita sendiri. jangan tanya kenapa diri kita ya.. :) Sangat jelas, pohon cinta itu memang bukan pohon yang ada secara kasat mata. Tidak bisa kalian sentuh tetapi bisa kalian rasakan. Apalagi anda yang sedang dalam be-laian cinta kasih dari pasangan da orang yang tersayang. Seberapa besar dan subur kah pohon cinta anda?? Pohon cinta ini ditanam diatas tanah keikla-san, kepercayaan dan saling menghormati. Biji tanaman ini adalah karunia dari Allah SWT. Bagaimana dia bisa tumbuh subur? Tergantung tanah yang ditempatinya untuk tumbuh. Benar-benar ikhlas untuk tetep diijinkan tumbuh atau tidak, di anggap sebagai biji tumbuhan yang bakal memberikan buah

Selamat datang di dunia penuh cinta. Selamat menjelajah dunia baru kami. Semoga anda senang dan terhibur. Oiya saia punya pohon cinta untuk anda :)

U

http://afidakhairi.blogspot.com/2012/11/pohon-cinta.html

Page 11: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

yang manis atau tidak. Jika tanah sudah siap, maka jangan lupa siapkan pupuk untuk pohon cinta ini. Pupuknya berupa kasih sayang, dan air kejujuran. Jika tana-man anda sudah selalu anda siram dengan air kejujuran, maka pohon ini akan tumbuh dengan percaya. Pupuk kasih sayang akan membuatnya berdiri kuat dan kokoh. Kekokohan pohon cinta anda sudah tak diragu-kan berkat ijin Allah dan pen-gairan dan pemupukan yang anda lakukan. Maka dengan sendirinya dia akan terus tum-buh besar dan memiliki dahan dan ranting. Di setiap dahan ini memiliki arti bahwa pohon cinta anda menghasilkan rasa cinta yang lebih kompleks, tidak hanya cinta kepada anda tetapi juga cinta kepada kelu-arga dan teman-teman anda. Kepedulian dan perhatian ter-hadan anda dan lingkungan. Ranting pohon cinta

anda mempunyai daun yang banyak. Membuat anda semakin percaya terhadap cinta yang anda punya. Sudah berdiri kokoh dan pastinya sudah memberikan kebahagiaan-kebahagiaan yang berupa daun dan buah. Buahnya manis atau tidak tergantung bagaimana anda rutin menyiram dan memupuk pohon cinta anda. Pohon cinta sekokoh apapun kalau akh-irnya anda bermalas-malasan untuk terus merawatnya, lama kelamaan pohon cinta anda bisa rapuh, tumbang dan mati.

Cinta

Jika menginginkan pohon cin-ta anda terus hidup subur dan memnghasilkan buah yang manis, maka terus pupuk-lah pohon cinta anda. Selamat mencoba :)

Page 12: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Di mana damai itu bersemayam ketika ayam mulai berteriak sementara mata belum terpejamKetika belaian angin terasa lebih dingin sementara malam semakin sunyidan bintang-bintang pun mulai hilang dalam gelapSementara mata ku mulai sayu sementara tangan ku masih ingin berkuasa.Di mana pengehenti waktu, ingin segera aku menggapainyaMengehentikan sejenak perputaran bumi, menahan sebentar usia dan hariBerharap sebelum esok semua akan selesai , wahai tumpukan tanggung jawab yang menunggu eksekusi24 jam terasa singkat dalam sehari tapi lebih dari itu terasa lamaMeskipun sudah merapel tidur untuk hari berikutnya, tidaklah juga mengubah segalaYang ada hanya Tanya Tanya Tanya tanyaaa.. dan selalu tanyaSampai kapan roda berputar seperti ini dalam hari ku yang terasa sama.

Oleh: Tirta Hardi

http://sikenarok.blogspot.com/2012/12/kurang-lama.html

Page 13: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

asih tentang lautan yang debur ombaknya menusuk gendang tel-

ingaku. Aku bisa saja lari dan enggan kembali untuk melihat birunya lagi. Berlari sejauh mungkin untuk memunggungi kenyataan bahwa waktu begitu cepat berlalu, secepat kamu membiakkan kenanganmu dalam sudut pikirku, beranak-pinak ! Cukup! Ini bukan tentang kenanganmu yang menyatu dalam ombak dengan buihnya yang menyentuh mesra hitamnya pasir. Pagi ini langit mend-ung, warnanya tidak lagi cerah. Awan menangis.. aku berteduh di warung di pinggir pantai selatan. Ini masih pagi, baru saja petangnya subuh lewat… sudah disambut petangnya langit mendung ditambah rintik hujan. Aku lihat laut seperti pasang, seperti hendak mengamuk. Beberapa barang

dangangan ditepian pantai yang belum sempat dising-kirkan sudah diseret olehnya. Aku kalut juga takut karena tidak ada lagi yang bisa kunik-mati selain segelas kopi hitam dihadapanku. Petir juga tak ingin kalah, suaranya bersahu-tan menambah suasana lebih mencekam. Aku sungguh takut mengeluarkan telpon geng-gamku untuk sekedar men-girim pesan pada kekasihku, memberinya ucapan selamat pagi, bagaimanapun aku memang seorang yang penuh perhatian. Aku sudah move on..aku punya kekasih baru..haha..konyol!. Aku tersadar dari lamunanku ketika seorang ibu, anak, dan bapak juga berteduh dari liarnya hujan dan berada tepat disebelahku. Bapak masih mengenakan ke-meja, sangat rapi. Sepertinya baru saja pulang dinas dari luar kota kemudian dijemput dan langsung berkunjung ke

Oleh: Anissa Fauziyah

M

http://annisasuke.wordpress.com/2013/01/18/pagi-sialan/

Page 14: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

pantai selatan. Sebuah potret keluarga bahagia yang mapan tapi persetanlah. Ini bukan urusanku. Suami alias si bapak itu mengajakku ngobrol ngalor ngidul basa basi dan aku bosan. Aku paling tidak keadaan seperti ini. Obro-lan yang harusnya cepat aku akhiri, sok-sok menanyakan aku siapa rumahnya dimana kuliah dimana dan bla bla bla. Pada akhirnya dia mengambi kalender dari tas besar nan mewahnya. Benar saja, kalen-der itu bergambar tampangnya yang culas bersama seorang lelaki yang tak lain adalah pamanku sendiri. Mereka berdua tersenyum, senyum picik menurutku, disampingnya terpampang logo partai politik yang selama ini menaikkan taraf hidupnya. Ingin aku memaki sepuasnya dalam hati.

Namun, seorang anak dengan baju compang-camping juga lusuh sambil menyeret jala menghampiri kami. Pengemis sepertinya, setelah kuberikan beberapa keping uang logam ia berpindah ke si bapak tadi untuk meminta rupiah juga tentunya. Tetapi sungguh naas,, si bocah hanya dielus-elus kepalanya oleh si bapak dalam kalender itu dan malah diberikan dua lembar kalen-der. Istri dan anak si bapak hanya memandanya, campuran antara tatapan risih dan iba. Bisa jadi si bapak tak punya uang kecil untuk warganya atau uang telah habis untuk membuat kalender..entahlah! Semoga kalender itu bisa berguna untuk sibocah. Paling tidak untuk menambal rumah kardusnya yang hampir ambruk.!

Page 15: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

I’M BACK! Long time no see~~ HAHAHA! I think that i’m too long in hiatus. Do you miss me? Ah, i know that you al-ready miss me. *sobs*

Here we go! This is my result image edits. Long time no editing picture, and i think that my editing getting worse. Or maybe getting better? *winks*

Luhan. He’s one of EXO’s member. EXO is the newest of SM Entertainment boyband. EXO divide into two, EXO-K (Korea) and EXO-M (Manda-rin). Luhan in EXO-M with Kris, Lay, Xiumin, Chen, and Tao. Actually, he’s so cute! But in this picture, he looks so HAWT! Right? *nosebleed*

[PIC] LUHAN

Luhan’s Stare.

http://ikanurindah.wordpress.com/2013/02/17/pic-luhan/

Oleh: Ika Nurnidah P

Page 16: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Oleh: Lutfi Fauziah

epenggal bait tergelincir di beranda facebook-ku. Status seorang sahabat sejak SMP, Kharisma.

Rasa-rasanya aku begitu famil-iar dengan sebait lirik di atas. Membacanya sekali, seperseki-an detik, otakku memasang-kannya dengan nada-nada yang masih tersimpan rapi dalam ingatanku.

Ya, aku mengenal si gigi kelinci sejak berguru di bangku SMP kelas 1. Makhluk yang luar biasa cerewet itu akhirnya resmi juga jadi ketua kelas. Bu ketua kelas yang galak. Beberapa teman laki-laki pernah harus mengusap jidat akibat kapur tulis yang ‘mblusuk’ sembarangan ke jidat mereka. Tapi, tak jarang ia melakukan hal konyol di kelas. Semisal, meniru gaya wali kelas kami-yang sakleknya minta ampun- saat mengajar di depan kelas. Setiap menjelang

tanggal 30 Maret, ia se-lalu merasa penting menarik tanganku untuk membantu menghias rumahnya. Mema-sangkan berbagai guntingan kertas warna-warni, balon-balon, dan kertas bertuliskan “Happy Birthday”. Parahnya, si gigi kelinci ini cerewetnya bukan main. Warna kertas di tiap sudut harus sesuai, balon-balon pun harus diselaraskan warnanya. Tanpa rasa ber-salah, ia menyuruh kami, tim sukses acara, untuk berulang kali mengganti balon-balon gendut itu hingga warnanya selaras. Paling tidak menurut-nya. Itu terjadi ketika peray-aan ulang tahunnya di tahun pertama kami masuk SMP. Perayaan ulang tahun-nya di tahun kedua SMP… Ah, sebentar dulu. Biar kuingat-ingat. Momen ini terjadi sekitar 5 tahun yang lalu. Se-dang kalian yang mengenalku, tentu tak menyangkal jika aku bilang bahwa aku pelupa akut.

S

http://akubahagiadisini.wordpress.com/2012/12/29/hey-gigi-kelinci-jangan-nakal-di-sana-ya/

Hey, Gigi Kelinci! Jangan Nakal di Sana, Ya?

Page 17: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Di Sekolahku dulu setiap kenaikan kelas, sistem pembagian kelasnya diada-kan menurut kebijakan kepala sekolah. Kala itu, ada satu kelas unggulan, kelas VIIIA. Beruntungnya aku (atau sial?) termasuk kedalam kelas ung-gulan yang awalnya kukira berisi manusia-manusia robot dengan kecerdasan buatan. Beberapa nama yang ada pada daftar siswa kelas VIIIA sudah ku kenal dengan baik. Si Gigi kelinci, juga di kelas ini. Tenang, aku sudah cukup kebal dengan cerewet dan tingkah anehnya. Kupikir, aku mulai tertular deh. Selain model rambut yang transgender, kelakuan-

nya yang urakan dan sa’karepe dhewe juga menular. Kelas 2 SMP (VIII sih sebenernya), aku memangkas rambutku yang panjangnya sepinggang menjadi potongan model anak laki-laki. Berarti, makhluk tidak jelas di kelas VIIIA bertam-bah menjadi tiga. Aku, si gigi kelinci, dan Ristiya-makhluk tidak jelas pertama. Si gigi kelinci paling sering melang-gar aturan lalu lintas. Ini sedikit aneh menurutku, sebab ayah si gigi kelinci ini seorang polisi.*** D’LariezZ, nama beken-nya kelas VIIIA, paling sering dielu-elukan ketika class meeting tiba. Kelas yang paling berjaya. B-)

Hey, Gigi Kelinci! Jangan Nakal di Sana, Ya?

Di depan rumah. Aku, dan Si Gigi Kelinci :’)

Page 18: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Dari enam nomor pertand-ingan olahraga, seingatku, D’LariezZ menduduki podium juara pertama di lima nomor. Basket Ball putra-putri, Volly Ball putra-putri, dan futsal putri. Keren ya? Tiya, Si Gigi Kelinci, Aku, dan dua teman lain yang merupakan makhluk jelas (Wahidah dan Metta) menjadi squad utama pada nomer pertandingan futsal putri. Beberapa teman dari kelas lain sempat protes saat pertandin-gan final kami. “Lha, itu. Tim kelas VIIIA kenapa ada tiga co-wok yang main di futsal putri?” Pernah juga, suatu ketika Wahidah membeli beberapa balon di koperasi sekolah saat istirahat kedua, sekitar pukul 11.00. Wahidah meniup balon hingga gendut-gendut, melemparnya kesana-kemari hingga dentang bel mmengakhiri permainan balon. Eits, siapa bilang permainan balon telah usai? Permainan balon baru benar-benar usai ketika dari bangku paling belakang sebelah selatan, se-seorang menginjak balon gen-dut yang tadi ditiup. Membuat guru IPS hampir copot jan-

tungnya karena kaget, kemu-dian serta merta beliau keluar kelas setelah mengomeli kami selama beberapa menit. Sejak saat itu, kami tak pernah lagi diajar oleh beliau. Beliau jera, mungkin.*** Cerita tentang si gigi kelinci belum habis. Namun, untuk menceritakannya disini, jelas aku kesulitan. Akan lebih mudah jika ada orang yang memancing ingatanku tentang si gigi kelinci. Suatu waktu nanti, para sahabat gigi kelinci, berkumpul-lah. Mari kita kita menertawakan kekonyolan kita dahulu, kala bersama si gigi kelinci, tentunya. Perayaan ulang tahunnya di tahun kedua SMP masih sesibuk tahun lalu. Aku masih sibuk menempel kertas warna-warni ketika aku tiba-tiba nyeletuk, “Kamu bakal ngerayain kelahiranmu setiap tahun?” “Mungkin tahun depan aku nggak akan ngerayain lagi seperti tahun ini dan sebelum-nya. Tapi kalian harus tetap datang ke rumahku ya?” Dia benar. Aku me-mang tak pernah lagi meng-

Page 19: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Di depan rumah Dwi, 12 Februari 2007 (tragedi apa yoo? )(Atas kiri ke kanan: Puspa, Lutfi. Bawah kiri ke kanan: Nydia, Ani)

hias ruang tamunya dengan kertas warna-warni dan balon-balon gendut dengan teriakan cerewetnya yang memberi instruksi. Aku tak pernah lagi bisa iseng mencicipi black forest-nya, yang disambut dengan tanda telapak tangan-nya di lenganku. Tak ada lagi kesibukan persiapan pesta ulang tahun di 30 Maret tahun ketiga SMP. Tak hanya itu, kami juga tak pernah lagi bisa menyaksikan G-Dance tampil utuh dengan 3 personilnya. Si kecil enerjik tak pernah lagi terlihat diantara dua rekannya, Yuyun dan Yona. Tak ada lagi kegiatan bersama si gigi kelinci, me-

lempari teras tetangga depan rumahku dengan buah ceremai, demi mendapat perhatian dari anak laki-laki 1 SMA yang menempati rumah tersebut. Kabar tersebut datang pada tujuh hari hitungan mundur dari tanggal ulang tahunmu. Enam hari sebelum merayakan ulang tahun, yang sudah kamu rencanakan “tak akan ada perayaan”, kami kehilanganmu. Kamu pergi. Saat itu merupakan 30 Maret terberat bagiku, bagi teman-teman yang lain juga. Kami tetap mengun-jungi rumahmu. Bedanya, tak ada lagi kertas warna-warni dan balon-balon gendut yang

Page 20: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Di depan UKS, habis ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) (Belakang, kiri ke kanan: Devita, Fitri, Metta. Depan kiri ke kanan: Kharisma, Lutfi, Nydia)

menghiasi ruang tamu. Tak ada lagi black forest yang bisa ku cuil ujungnya. Kami diha-dapkan pada kenyataan bahwa kamu telah benar-benar pergi. Ketempat yang saat ini hanya kamu dan Tuhan yang tahu. Dan dalam eratnya pelukan Mama-mu, pilu-ku tak dapat lagi kubendung. Sama seperti air mataku, teman-teman, dan juga mama-mu. Menik, semoga di sana kamu merasakan, kami semua merindukanmu. Oh iya, aku masih punya hutang kado sama

kamu ya? Tulisanku ini memang nggak seberapa bagus, tapi ng-gak papa ya kalau aku ngasih kamu kado tulisan ini? Hey, Gigi Kelinci! Jan-gan Nakal di Sana, Ya?

In memoriam, our beloved friendNydia Dewanti Purwanto a.k.a Menik

30 Maret 1993 – 24 Maret 2008

Page 21: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

alo blog namaku Alanis. Tambahkan Morisette maka namaku serupa

‘dewi kaum belel’ yang meratui MTV di era 90an. Ijinkan aku untuk sesaat masuk pikiran kalian agar kalian tahu wujudku. Ambil bentuk persegi panjang, tanpa sudut. Keempat ujungku elips. Warnaku merah terang seperti rona pipimu ketika seseorang memberinya kecupan. Siapapun kecuali Dementor sih. Mataku hanya satu namun aku bisa me-mandang lebih luas dari siapa-pun. Aku memiliki bintang sendiri di pundak yang akan berkelip tiap kali aku menginginkan cahaya. Ketikaku melihat depan, maka aku juga bisa melihat apa yang ada di atasku, kanan-kiriku dan bawahku. Ya pandanganku leng-kung seperti mata ikan. Karena itulah orang kadang mengenalku sebagai ‘fisheye’. Jika kelahiranku dihi-

tung sejak tuan pertamaku mem-bebaskanku dari etalase maka umurku sekitar 5 bulan. Dan amnesia menyerangku hingga aku tidak ingat lagi cerita-ceri-taku bersama tuan pertamaku. Bahkan apakah aku juga per-nah punya nama juga aku tidak mengingatnya. Hingga tanggal 18 Desember 2012 tuanku yang per-tama menukarku dengan uang 250 ribu pada seorang cowok berkumis berpipi tembem, be-rambut fauxhawk dan gigi de-pannya lepas satu. Dan hari itu ia sukses melamarku menjadi pendampingnya mengabadikan apa saja. Kami berkendara men-empuh 30 kilometer jauhnya jalur Klaten-Jogja dibawah rintik hu-jan. Aku melihat senyum lebarnya dengan gigi yang tidak leng-kap itu ketika mengeluarkanku dari rumah kardus. Dan saat itu juga ia memberiku nama Alanis

Oleh: Satrio Rizki Dharma

HALO NAMAKU ALANISH

http://cepatdannegatif.wordpress.com/2012/12/27/halo-namaku-alanis/

Page 22: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

dan membiarkanku mengeta-hui namanya adalah Satrio. Aku tidak ingin melupakan apapun jika suatu saat amnesia kem-bali menyerangku. Makanya aku mengirim sinyal elektromagnet powerful kepada Satrio. Men-yugesti otaknya untuk mengenal-kanku pada papan hitam dengan huruf-huruf diatasnya yang juga sering ia gunakan untuk meng-abadikan apa saja. Ya aku ingin Satrio menuliskan ceritaku, dan sekarang aku sedang menghip-

notisnya untuk melakukan apa yang aku mau! Dan blog, hari ini untuk pertama kalinya kita bertemu. Kerumitan dan banyaknya pan-el-panelmu membuatmu terli-hat seksi. Imbalannya aku ingin menunjukkan padamu apa yang aku lihat dan aku ingat. Ketika malam itu si Satrio ompong memberiku detak den-gan 35mm roll selluloid ‘Kodak’ ColorPlus Asa 200

Lengang. Gang kampung di sebelah tukang jualan lotek deket kampus si Ompong | 20/12/2012 |

Page 23: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

White Hole Sun. Duabelas siang, matahari sedang nakal-nakalnya di sekitaran Minomartani | 20/12/2012 |

Jembatan Baru Berkelabu. Jembatan baru kali Gajahwong, di atasnya sedang mendung. Tepat setelah si Ompong sarapan bubur ayam | 19/12/2012 |

Page 24: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Smokey Haze.

Ini si Ompong minta rokok di kamar temennya sekalian minta dipotoin juga. Nyang moto temennya.

|20/12/2012 |

Trio Auumm Auumm. Saingan trio kwek-kwek. Yang paling kiri namanya Ika, yang tengah Dina, yang paling kanan Untung. Orangnya baek semua, pinter, sehat juga. | 19/12/2012 |

Page 25: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Sejoli. Ceweknya namanya Annisa lagi asik maen SPACE IMPACT di Blackberry. Yang kaos putih itu namanya Fery, udah bantuin masang film ke Alanis. | 18/12/2012 |

Dragonbreath. Si Ompong lagi semangat-seman-gatnya sampe motret diri sendiri. Sempet hampir keluar api dari mulutnya. Tapi kasian ibu kos kalau sampe kejadian kebakaran. | 18/12/2012 |

Halo blog, namaku Alanis. Aku kotak kecil, aku merah terang, aku berlensa cembung, aku ber-shutter. Aku adalah kamera. Dan bersiaplah untuk menjadi latar abadinya apa yang aku lihat dan bahagianya apa yang aku bagi.

Page 26: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Jalanan lurus membentangDalam gelap naungan malamAku berjalan melalui semak semakTanpa rintangan terus berjalanHingga cahayamu menyambut hadirku

Aku tersenyum memandang wajahmuMengesankanku dengan sambutanmuKakiku sampai kakuTanganku sampai bekuJiwaku termenungTak mampu ungkap kagumku

SINDORO, fajarmu bagai mutiaraGelap kekap indah penuh maknaMemeluk, memberiku hangat lekatTingkah lakumu yang polos tanpa dusta

Aku masih ingin berjalanMenyusuri setiap sudutMenghirup setiap hembus nafas dari mulutmuMenyentuh lembut kulitmuTerasa dingin, tampak kau menggigilKau hampir bekuTapi itulah yang membuatmu sempurnaI will miss you, Sindoro…….

MISS YOU SINDORO

Oleh: Untung Prasetyo

http://brunlink.wordpress.com/2013/01/02/miss-you-sindoro/

Page 27: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Kini aku menangis sendiri di kegelapan lampu kamar yang nyaman iniMeraung aku hingga bantal dan guling pun menjauh dariku,Nafas pun mulai terengah-engah seperti orang yang sedang lari jarak jauh,Terhenti di pertengahan jalan yang baru aku sadari bahwa tak ada jalan di depan sanaHanya ada jalan buntu yang mana terlihat tembok-tembok tinggi yang mengelilinginya,Berdiam diri sambil melihat kearah langit yang biru disanaSambil berkata ” Tuhan jalan mana lagi yang harus aku lewati, disini cuma ada tembok yang besar “Tuhan tak pernah berbicara kepada siapapun dan Tuhan tak pernah terlihatTapi Tuhan selalu menjawab pertanyaan dan permohonanku lewat sebuah peristiwa yang tak bisa aku hindari,

Oleh: Meilinda Detya Rensi

Tak Tampakhttp://sijelekngaliman.wordpress.com/2013/01/06/tak-tampak/

Page 28: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Kata gek (jawa) = segera (bhs.Indo) , memiliki makna yang membuat saya segera melak-sanakannya. Setelah Babe sering kali mengingatkan saya untuk segera memperpanjang Surat Izin Mengemudi (SIM) karena sudah mendekati masa berlaku yang akan habis. “ Opo susahe to lhe .. mung memperpanjang SIM kok sesuk-sesuk ? Nek eneng opo-opo Babe wegah nguruske. Luweh abot golek anyar opo memperpanjang to ? ” kata-kata Babe dengan logat Jawanya. Akhirnya saya bergegas memperpanjang SIM daripada urusan semakin panjang. Pukul 08.55 saya sudah siap-siap untuk memperpanjang SIM. Kali ini saya memperpanjang SIM kagak di Polres namun di Ambarukmo Plaza yang sering disingkat Amplaz, karena lokasi rumah dengan Polres lebih jauh dibandingkan dengan Amplaz yang lebih dekat. Tepat pukul 09.02, saya sampai di parkiran Amplaz. Kenapa saya datang lebih pagi ? Karena saya berharap bisa mendapat pelayanan lebih dahulu

dan tidak terlalu banyak antrian. Sialnya … saya yang notabennya bukan orang yang sering nge-mall, kagak tau kalau mall buka sekitar pukul 10.00. Sebelumnya saya juga sudah diingatkan sama kakak, “Yakin mau ke Amplaz sekarang (pukul 08.55), bukannya mall buka jam 10.00 ya .. ?” Tak memperdulikan kata kakak, saya pun tetap berangkat pagi. Masuklah saya ke dalam, masih banyak yang tutup sih. Akhirnya saya menunggu di lantai bawah di depan carrefour, dengan melihat dan menunggu eskalator yang belum berjalan dan masih di-tutup dengan rantai plastik. Setelah menunggu eskalator yang terlalu lama hingga pukul 09.55, akhirnya saya berinisiatif menggunakan lift untuk naik. Seingat saya, kantor yang melayani perpanjangan SIM–biasa orang menyebutnya Samsat–be-rada di lantai 3. Tibalah saya di lantai 3, dengan rasa terburu-buru saya segera menuju ke Samsat. Setelah saya muter, ternyata saya salah. Samsat berada di lantai 2.

“Gek” diperpanjang …Oleh: Deni Dwi Kurniawan

http://denidwik.wordpress.com/2013/02/06/gek-diperpanjang/

Page 29: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Nomor antrian yang saya dapatkan setelah membayar di bank BRI.

Aduhh … saya pun akhirnya turun satu lantai. Sudah nyampai di lantai 2, saya pun bergegas menuju Samsat. Dengan hati yang cukup lega, karena sudah sampai. Ehhh … ternyata di depan Samsat sudah buanyak juga yang menunggu. Ya sudah lah … . Tapi untungnya Samsat juga belum dibuka, jadi kesempatan saya untuk menda-patkan antrian nomor urut awal masih terbuka. Tidak terlalu lama menunggu, akhirnya petugas membuka pelayanan. Saya pun segera mencari tempat duduk untuk mengantri. Akhirnya saya mendapatkan tempat duduk dan menunggu antrian. Karena kagak tau, ternyata cara mengantrinya kagak menggukan nomor antrian terlebih dahulu. Setelah melihat

beberapa orang mondar-mandir mengumpul fotokopian, akhirnya saya juga ikut mengumpul. Jadi yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu jika memperpanjang SIM adalah fotokopi ktp dan fotokopi SIM yang lama, namun yang asli juga dibawa lho … ! Beruntungnya saya mengumpul fotokopiannya tidak terlalu lama setelah mendapat tempat duduk. Akhirnya nama saya dipanggil dan mendapatkan formulir permintaan perpanjangan SIM. Saya mulai mengisi dan me-lengkapi data diri dan dikumpul di pemeriksaan kesehatan. Disitu saya dicek mengenai berbagai kes-ehatan, diantaranya tekanan darah, golongan darah, tinggi badan, be-rat badan dan dilanjutkan dengan tes huruf tekek; digunakan untuk

Page 30: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

mengecek seseorang itu buta warna atau kagak. Untuk biaya kesehatan saya harus membayar Rp 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah). Setelah itu saya harus membayar biaya perpanjangan SIM C di bank BRI sebesar Rp 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) yang letaknya di samp-ing pemeriksaan kesehatan; untuk biaya perpanjangan SIM A sebesar Rp 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah). Setelah melakukan pem-bayaran, saya mendapatkan nomor antrian dan mengumpulkan berkas ke petugas penginputan data sekali-gus memberikan SIM yang lama.Disela-sela waktu saya men-unggu atrian, saya gunakan untuk berbincang-bincang dengan orang di samping saya. Kami pun berbincang banyak hal dan ternyata dia–orang yag berada di samping

kiri saya–juga baru pertama kali memperpanjang di Amplaz. Saya juga gunakan untuk menulis draf ini di hp. Sambil iseng-iseng, inilah sedikit gambar yang sempat saya ambil waktu menunggu. Tepat pukul 11.20, giliran nomor urut antrian saya dipanggil dan akhirnya saya menuju ke loket tempat foto. Dan akhirnya setelah melalui proses yang ada, pukul 11.25 lebih tepatnya saya menda-patkan SIM baru. Sedikit cerita yang saya tuliskan disini adapun kesalahan, mohon maaf. Mungkin kejadian yang saya atau kawan-kawan alami sedikit berbeda. Saya disini hanya ingin berbagi proses yang sudah saya alami, semoga bisa bermanfaat lebih untuk kawan-kawan yang menbacanya. Salam Cerita Kawan …

Inilah tempatnya jika kawan-kawan ingin memperpanjang SIM di Amplaz.

Page 31: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

indu. Ditanamkan dalam segala rasa. Ingin jumpa namun salah satunya bersih

keras untuk menundanya. Mung-kin ini yang dirasakan oleh ibunda tersayang. Pagi tadi saya menjump-ainya di Malioboro. Dia sedang asik jalan-jalan dengan kawannya dari Jakarta. Siapa bilang ibunda hanya boleh di rumah menjaga anak dan memasak. Mungkin itu tidak ber-laku bagi dirinya. Dan saya senang akan itu.Malam sebelum kami berdua berjumpa. Pesan singkat dikirim-kan ibunda untuk ikut berkumpul dengan kawan-kawannya di Kolam Susu. Karena saya sedang berada di Malioboro maka terpaksa tidak bisa. Mungkin belum waktunya berjumpa.Pesan demi pesan dikirim. Akh-irnya kami sepakat berjumpa, pagi di Malioboro. Ibunda bukan tanpa iming-iming sehingga saya bisa datang. Sarapan pagi. Tawaran yang sulit ditinggalkan. Bisa dibayang-kan, tempat makan terkenal mahal dan saya makan dengan tanpa

bayar. Nikmat.Langsung saja melompat kepada masa dimana pagi yang dijanjikan.Saya melihatnya menunggu di pinggir jalan depan Hotel Ina Garuda. “Itu dia Emak gue,” batin saya. Dengan melambaikan tangan ke atas dia mencoba memanggil saya. Tentu saja dia tau itu saya. Bukan karena saya yang dipasangai GPS, melainkan karena motor tua kesayangan.Mendarat tepat di tempat yang ditentukan. Saya segera menun-jukkan rasa hormat saya kepada ibunda dengan mencium telapak tangan yang sudah mulai terlihat semakin berkerut. Tanpa basa-basi dia segera meminta untuk mem-buka momen tersebut. “Ayo mas foto dulu,”pintanya sumringah. Dan akhirnya terjadilah.Kami berdua makan Gudeg. Nas-inya sedikit, tapi tetep saja senang. Gratis. Kami bicara dari kondisi rumah hingga adik-adik yang se-makin hobi jalan-jalan. Wah kalau yang terakhir sepertinya sudah bawaan lahir tuh.

Rinduhttp://mbooh.wordpress.com/2013/02/19/rindu/

Oleh: Achmad Fikri Faqih

R

Page 32: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Waktu berlalu terlalu cepat. Akh-irnya kami berpisah. Ibunda pergi menemani kawannya. Saya pergi menuju Kasihan untuk melihat

buku yang ditawarkan di sana. Senang memang hari itu. Terima kasih Maha Pengasih. Masih memberikan saya kesempatan berjumpa dengannya.

Me and My Mom

Page 33: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Seharusnya, jika aku benar, itu suara yang nyaring dari sembab bibirmu. Untukku, yang tidak hidup. Selekasnya, jika aku benar, aku meraih lengkung lu-dahmu. Dengan mata, hidung, telinga. Jika aku beruntung, seharusnya aku bisa memun-gutnya kemudian. Membersih-kan lelehannya dengan lidah. Seperti cokelat hadiah. Darimu, untukku yang tidak hidup.…

Pihhh!!!

Pihhh!!!

Cuihhh!!!…

Aku menyeret sepas-ang kaki jauh-jauh dari keru-munan. Jauh di belakang, pencar cahaya kembang api membumbung, membalap di langit. Aku melewati gang kecil

Oleh: Ilham Bagus Prastiko

Pihhh!!!http://merakitsampah.wordpress.com/2013/01/18/pihhh/

Klik gambar

Page 34: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

kumuh yang semakin malam semakin panjang. Dipukuli be-randalan, bangun, mengusap darah di kepala, berjalan lagi. Mudah, seperti mimpi. bertemu kawanan anjing, mengoyak kaki, tangan. Mereka bosan melihatku diam, anjing-anjing itu berkemas, melenggang per-gi. Tidak ada yang bisa diambil dariku selain sekepal nasi di saku kanan jaketku. Mereka mengabaikannya. Sekepal nasi yang lusa berumur satu pekan. Aku bangun, mengelus pelan kedua lengan yang basah. Entah liur, entah darah. Sama saja. Menjahit sebentar celana panjangku yang koyak besar di balik dengkul. Kebetulan jika tiba-tiba di sampingku mun-cul penjual jarum dan benang nan pendiam. Rasanya dia tahu aku akan membutuhkan dagangannya. Lima menit dari sekarang, seharusnya aku ditampar sampai pingsan oleh pemabuk gila di seberang jalan dengan sebotol bir. Lalu dia akan menangis malu meng-ingat istrinya yang sedang menghangatkan sup setiap pemabuk itu pulang. Di meja makannya, setiap dia pulang,

selalu ada dua mangkuk kotor, dua kursi keluar dari induk meja, saling berhadapan. Dua gelas dengan sedikit sisa jus mangga. Pemabuk itu benci mangga. Dia benci sup. Lalu aku dipeluknya. Diajak bere-nang di bantaran kali. Lalu dia akan terseret arus yang hitam. Terbawa sampai rumah. Tentu dia tidak pernah sempat berpamitan. Dia ingin lekas bertemu istrinya, yang sedang menghangatkan sup untuknya. `Setelah perginya, aku akan terduduk lama di atas batu. Memandang kali dan apapun yang mengapung di atasnya. Surat cinta, boneka beruang madu, uang kertas seratusribuan, koran kuning, manekin, foto mesra pejabat dengan penyanyi dangdut. Tu-buh pejabat dengan penyanyi dangdut itu juga diam men-gapung di kali ini. Perutnya gendut. Aku akan membuat puisi, atau sajak. Apapun ten-tang cinta. Seperti biasa, agar aku lekas lupa. Maaf jika tidak terbaca. Aku baru ingat, dua jari kananku dipinjam kawanan anjing tadi. Apa boleh buat. Ini mungkin aku, di

Page 35: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

hadapan sepasang sepatu tua, yang sedang nyinyir pada hujan segelap ini.

Aku menurutsertakanmu.Beradu keras dengan gunung berbatu.Berjingkat pelan, melenggang keluar dari cekikan sang guru.Berlari dari ganas taring anjing.Lain waktu, aku mengajakmu membaca buku di wahana parkir, menciumi reruntuhan kembang Kamboja.Aku tahu, hidungku tidak se-bangir milikmu.Aku ingat, kamu mengantar-kanku bersua penjaja kopi.Kamu memakiku yang gemar tertawa sendiri.Di teduh pohon Kamboja itu aku masih bersamamu.Seorang pemuda gagah dan seorang gadis anggun, di balik pohon Kamboja.Entah bercumbu mesra, entah berlomba air mata.

Dan entah apakah mereka mengakhirinya dengan rayuan yang selalu romantis di teduh pohon Kamboja.

Aku dan sepatuku ada di sana.

Meneguk kopi yang dingin tanpa aba-aba. Membaca buku yang entah apa. Aku penat.Ingin lekas beristirahat.Sepatuku juga.

Penat, menanti pemi-liknya seperti mereka, seorang pemuda gagah dan seorang gadis anggun, di balik pohon Kamboja.

Mereka, yang entah bercumbu mesra, mereka yang entah berlomba air mata.

Mereka yang entah, apakah mengakhirinya dengan rayuan yang selalu romantis di teduh pohon Kamboja.

Sepatuku penat.Ingin lekas beristirahat.

Catatan:

“Pihhh!!!” terinspirasi dari twit seorang teman beberapa waktu lalu.

Page 36: Catatan Kaki #2

Oleh: Adam G. Nuskara

tinggi bayangku

http://adamghifari.tumblr.com/

Page 37: Catatan Kaki #2

bekas

Page 38: Catatan Kaki #2

pojok

Page 39: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Januari 2012

Aku ingin kembali dipelukan kabutmu yang menyesakakan dadaku. Aku ingin putihnya bersanding dengan asap rokokku. Kamu tau, betapa mesra mereka saat bergumul di tenggorokanku. Aku suka melihat bawahanmu dikala azan subuh bersanding dengan kokok ayam. Aku takan lelah berdiri terpaku di punggungmu. dan Aku ingin kembali meli-hat hijaunya kakimu dari atas

kepalamu

***Letupan – letupan kecil memenuhi lagit itu, bersaing dengan terang nya lampu-lampu kota. Ada puluhan atau mungkin ratusan dalam tiap detik nya. cukup lama untuk mempercayai bahwa letupan letupan kecil itu adalah kem-bang api.

Langit itu tampak jauh, mung-kin salah satunya adalah langit

Oleh: Ferry Eka A.

http://ekaferyeka.wordpress.com/2013/01/27/just-another-day/

Just Another Day

Page 40: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

yang tujuh jam sebelumnya berada diatas kepala ku, kini aku melihat nya. melihat mer-eka dari jarak yang berbeda, dari sebuah ketinggian yang hampir sama dengan keting-gian letupan itu. Tak lama ke-mudian letupan-letupan baru, berhamburan menuju atas kepala. suaranya mengema memantul dari tebing yang ada di sisinya, sekan berja-lan menyusuri dinding para tebing. Komposisi pantulan yang menimbulkan rentetan suara yang jarang sekali terdengar di kehidupan tinggal ku.

Suara riuh ramai memenuhi udara malam, puluhan senyum dan tawa mengembang ber-dampingan seakan ini adalah sebuah malam kesenangan, mereka nampak menyukai pergantian tahun. Suasana ini bertahan cukup lama, sampai akhirnya suara letupan tera-

khir mulai berlalu bersamaan dengan bintang yang meredup dipunggungi mendung. Kemu-dian gelapnya mulai mem-buahkan lembut rintik gerimis yang berjatuhan pelan. Tak lama, lalu kemudian hilang dan menyisakan hawa dingin yang menyesakkan dada. Sebuah jas hujan berwarna silver masih menempel mem-bungkusku, ia adalah satu-satunya perisai dari serangan alam malam itu. Berikutnya ia harus bersedia menjadi tumpuan, saat punggung ingin berbaring diatas batuan vul-kanik yang tidak rata.

Kabut mulai merangkak naik, para penggembira sudah kembali ke barak tidurnya dan tempat ini kini seperti lembah kabut angker dalam cerita dongeng. Senter-senter menyala-nyala, cahayanya menari-nari, kabut membuat-nya tampak berbidang. Yang

Page 41: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

besar seperti lampu panggilan batman di kota gotham, dan yang kecil bagai light saber dalam starwars. Sunyi seolah mengambil alih gardupandang ini, bahkan obrolan-obrolan mereka yang berapi ung-gun menjadi terdengar lirih, bagai sebuah bisikan pen-gantar tidur. Tapi sepertinya tidak mudah tidur di tempat ini, aku mulai berdiri gelisah untuk sebuah matahari terbit yang bisa dilihat di puncak sana. Kabut terlihat mulai turun, aku menghissap asap dan mengeluarkannya pelan agar ia bersanding dengan kabut, demi apapun ini terasa menyenangkan. Di depanku jauh tampak langit memerah. merah itu berpendar men-empati ruang di atas langit, merah itu melebar dihantar-kan kabut yang melewatinya pelan. Merah itu lalu kembali menjadi sebuah titik di saat hembusan pelan sang angin

membawa kabut . dan saat kabut mulai meninggalkanya merah itu kembali menjadi puncak berbagai macam tower pemancar televisi.

Azan mulai terdengar, aku semakin gelisah untuk segera menunggu sang matahari di tempat tertas yang kini kabut mulai mendudukinya, sampai akhirnya kulihat beberapa gerombol manusia mulai menuju puncak, dan aku mengikutinya..

***Puncak gunung Langgeran. Kabut mulai bergerak tertiup angin, perlahan tampak pun-cak bukit lain terlihat samar-samar di balik kabut. pelan tapi pasti. Hanya separo pun-cak nya, bagian tubuh yang lain masih berselimutkan ka-but putih yang tampak seperti sekumpulan asap. Diatasnya si matahari baru, bersembu-

Page 42: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

nyi malu-malu di balik awan tebal. Dari awan-awan yang berongga sinar matahari memancar kebawah meny-inari sebagian puncak bukit itu. Seolah bukit itu berada di atas awan mangambang tenang, lalu menyihir semua yang melihatnya untuk diam terpaku dan ia berkata hey li-hatlah aku. Tidak lama hanya sebertar lalu angin membawa kabut kembali menjadi tirai penutup pulau awan itu, aku turun.

Januari 2013

Salah satu kesenangan yang tidak bisa ditawar dengan jumlah nominal rupiah adalah terwujudnya sebuah impian. Tahun lalu dan tahun lalunya lagi aku sempat bermimpi-mimpi mendaki gunung yang ‘sebenarnya’. Aku ingat, beberapa waktu yang lam-pau pernah berkumpul untuk menikmati kopi bersama

kawan-kawan Journal, dise-buah tempat makan serupa kebun dengan lilin-lilin di atas mejanya.

Kala itu salah satu kawan menceritakan pengalamannya mendaki beberapa gunung di pulau jawa. Seru, men-egangkan, magis, itu yang aku rasakan selama ia menjalakan ceritanya yang seolah-olah waktu itu mendadak aku sedang kemasan siap saji. Tak lama setelah hujan turun, kemudian sepi datang.Kurang lebih sudah tiga pagi, aku dibangunkan. Taun sudah berganti dan aku tidak ikut merayakannya, hujan mem-buatku mengabaikan momen itu aku lebih memilih tidur bersama Untung dan Ilham di tenda yang alasnya sudah mulai dibasahi air. Yang aku inginkan kala itu adalah mun-culnya matahari baru, pada angka satu, angka dimana awal sebuah tahun dimulai,

Page 43: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

angka dimana segalanya nanti akan berputar seperti biasa lagi, lalu berahir dan kembali menjadi satu lagi. Tujuh orang sudah berkumpul, kami akan memulai menuju puncak dan hanya aku uci dan adam yang belum pernah menduduki salah satu puncak gunung yang sebenarnya.

Setelah pos tiga track pen-dakian terus menanjak, hal sepuluh meter bisa kulalui bermenit-menit aku merasa payah soal ini, kapan tera-hir aku mengolah ragapun tak ingat. Waktu itu langit masih gelap, dan bila saja surya datang lebih awal kami akan memunggunginya. Gunung Sumbing tegak berdiri dibelakang, ia nampak kian menjauh seolah sambil melipat lengannya ke dada, sumbing mengamati kami.

Dan benar saja, hampir pos empat surya datang menda-

hului. Seperti biasa, jingganya mulai menyebar sepanjang timur, sebagai tanda akan kemunculannya. Sesekali aku hanya diam menengok kebe-lakang, melihat dan mera-sakan apa yang baru saja aku lihat itu. Kemudian merang-kak keatas lagi, fran berkata “sudah, keindahan alam bisa membunuhmu. Keindahan alam bisa membunuhmu,” aku sempat mengorek memori dalam kepala untuk mencari sumber kutipan yang pernah aku dengar sebelumnya itu, tak ketemu lalu merangkak lagi.

Kami berhenti agak lama di pos empat, melihat surya naik perlahan membawa sedikit terang. Pada bagian ini aku tidak bingung harus bercerita apa lagi, aku terlalu men-gagumi apa yang aku lihat. Ada beberapa tumpukan batu fulkanik disana, tepat dit-epian pos empat, dan sejauh

Page 44: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

memandang ketimur, tampak beberapa gunung, gunung dan gunung. Dibawah nya terlihat awan atau mungkin kabut bergumpal-gumpal menutupi pemukiman, jalan, ladang dan jalur dimana kami pertma melangkah.

Semburat jingga mulai men-guning, surya makin meninggi ketika kami melanjutkan naik. Hamparan savana hampir setinggi lutut menjadi pe-mandangan menuju puncak, kadang terlihat juga beberapa gerombol edelwaiss dianta-rananya, edelwais yang tidak berbunga. Edelwaiss, akhirnya aku dapat menyentuhnya, bunga keabadian katanya sempat berfikir untuk men-gambil gambar dan kuberikan kepada kekasih. Ah namun kamu belum mekar edelwaiss.

Inikah puncak itu, sebuah lubang menganga lebar berada dihadapanku. Asap mengepul tinggi menyebar-kan bau belerang yang tidak

harum sama sekali, dibawah sana ada semacam danau kecil didekat kawah. Pada bagian yang tidak ber air ter-lihat beberapa batu disusun menjadi huruf , membentuk nama atau bahakan kata dan ini sangat menggagu mata serupa sampah yang berceceran, berantakan dan menyebalkan.

Pada puncak sudah ban-yak pendaki berkumpul, ada beberapa tenda juga berdiri disana. Adam sibuk dengan kameranya, dan Fuad nampak berceloteh dihadapan lensa. Beberapa saat setelah itu adam dihampiri seseorang anak usia sekolah menen-gah pertama, anak itu sedikit gemetar ketika berbicara, matanya sayu seperti mau menangis. Siapapun yang melihatnya bisa menebak orang itu sedang kacau. “To-long teman saya mas,” ucap-nya dengan terbata-bata. Dua teman anak itu pingsan disamping kawah “sudah lima

Page 45: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

belas menit.” Dua orang itu diduga keracunan gas, anak tadi bilang dua orang itu ingin mengambil air Kawan-kawan nya sudah mencoba turun untuk menolong. “tidak kuat mas, baunya menyen-gat langsung sesak nafas, kami kembali lagi,” anak itu menjelaskan dengan sedikit gemetar. Kami pun terdiam, dengan sinyal hp yang naik turun Adam mencoba men-ghubungi nomor SAR yang sempai ia catat dari basecam.Telefon tersambung dan Jawaban dari penerima telfon pun tidak memuaskan. Orang yang diseberang telefon berujar tidak bisa menjamin bantuan bisa datang cepat, sedang tidak ada orang kat-anya, Ia hanya menyarankan agar kedua korban diangkat kepermukaan dahulu. Si anak tadi makin kacau tampak-nya. Beberapa orang terlihat melongok ke dalam kawah, lalu megurungkan niat untuk menolong. Sekitar limabe-las menit kemudian— itu

berarti sudah sekitar tigapu-luh menit kedua orang orang itu menghirup gas dari kawah sindoro— terlihat dari atas beberapa orang mulai berani turun dan berusaha mem-bawa kedua korban ke atas. aku mendengar keduanya tewas saat kami sudah turun gunung.Sudah itu saja, aku jadi mulai malas bercerita lagi, kesenan-gan berubah menjadi kemiri-san seketika. beberapa teman tidak ikut mencicipi puncak, foto bareng ada bukan manu-sia yang ikut. jadi ini gunung yang sebenarnya itu, gunung yang mempunyai edelwaiss, gunung yang mempunyai dapur maghma, dan gunung yang mempunyai tulisan angka dengan dibarengi MDPL dibelakangnya. indah, meny-enangkan, magis, tragis dan dengan ini aku mau mencicipi puncak yang lain depannya sindoro mungkin, atau sindoro lagi, atau yang lebih tinggi. aku mau lagi.

Page 46: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Sesenja ini. Kau belum juga bisa menentukan di mana akan meletakkan bayang pe-kat di bawah kakimu. Mentari menunggu kebimbangan ini, hingga ia lupa ada dua bocah yang mengurung mendung di matanya. Bukan rinai, hujan bahkan badai. Hanya mend-ung yang menggelayut berat. Sebab hati yang membatu. Dan batu tak merintikkan air. Dua bocah ini menanti mentari, yang juga menantimu, pula menanti apa kami juga tak paham, untuk menampar awan hitam di pelupuk mata mereka. Agar jatuh. Deras. Hingga terang-nya memancarkan rela dan pengampunan pada iblis yang berhenti menyembah tuannya. Ini berawal di suatu malam ketika engkau berse-mbuyi di rok tumbuhanmu.

Kami berkumpul di ruang televisi. Di mana bertahun-tahun lalu, saat kami belum belajar mendendam, eng-kau duduk di sebuah tempat terhormat, menjadi yang kami segani dan idolakan. Oleh sebab rok sialan yang entah sebagaimana bagus isinya itu, kami kehilanganmu. Kau dan apa yang bisa mengembalikan rasa hormat kami. Bocah-bocah itu ternyata sudah bukan bocah lagi. Tak perlu lebih dari se-ratus kata untuk menjelaskan bahwa ada bocah lain yang lebih bocah dari mereka, yang di dalam pergelangan tan-gannya ada detak nadi yang mengalirkan darah. Darah yang sama dengan apa yang kami punya. Ya. Tak lebih dari seratus kata. Mereka tak sebocah engkau kiranya, yang

Tumbuhan dan RoknyaOleh: Arleta Fenty

http://arletafenty.wordpress.com/2013/01/30/tumbuhan-dan-roknya/

Page 47: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

hingga kami kehilangan suara memohon, tak juga berhenti menyayat luka. Sudah barang tentu aku mengira si bocah terke-jut. Tentu saja. Bagaimana bisa ternyata mereka punya adik yang lahir dari rahim te-tumbuhan? Aku menyebutnya tetumbuhan karena bahkan binatang tak sebanding den-gan kebinatangan gundikmu. Tapi mereka khusyuk men-dengar kami berbicara. Aku hampir menangis. Berusaha berkonsentrasi dengan gam-bar gerak di kotak televisi. Lalu aku teringat. Suatu hari saat aku meneria-kimu dengan bunyi dendam yang memekakkan kupingku sendiri. Memohon agar eng-kau mengerti kesakitan ini, nerakamu yang ternyata be-lum selesai kau bangun untuk

kami. Berhentilah. Berhenti-lah membuat kami memben-cimu. Lalu sebelum aku lari, aku melihatnya, bocah-bocah ini. Mendengar tiap serapah di mulutku. Ya. Mungkin saat itu kali pertama bocah-bocah ini fasih membaca tiap halaman yang menceritakan rumah ini. Rumah kami. Yang ternyata di dalamnya membara neraka. Ada puisi yang tak selesai menyembunyikan gerimis di setiap mata. Yang basahnya tiris bahkan sebelum kami selesai menamati aksaranya. Berhentilah. Agar mendung mereka tak berakhir menjadi air yang mengerikil tajam. Melantak luluh tanah yang kita pijak, yang belum juga kau putuskan di mana tepatnya bayangan ini dire-bahkan. Berhentilah.

Page 48: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Gossipgomongin tentang gossip. Gossip itu nggak pernah lepas dari sosok seorang

cewek. Kalo cewek kagak ngegosip itu nggak keren. Yah, mungkin itu sebagian dari jurus jitu mereka untuk memikat para cewek-cewek cupu untuk bergosip. Virus yang sangat mematikan, lebih mematikan daripada kena flu burung, anggap saja ini flu kutu kupret. Lebih parahnya lagi bahasan mereka itu nggak pernah yang berbobot. Menurut wawancara gue sama kuping gue yang su-dah lama kepoin gossipan para cewek, kata si kuping gossipan mereka selalu membahas hal yang sepele. Seperti, “kenapa di namakan telur mata sapi?” “Kenapa susu sapi mempunyai lebih banyak cabang? Apakah sapi ikut MLM?” Dan yang lebih Kancut adalah “Sapi itu punya selangkangan apa ketek?”. See? Sepele abis kan gossipan

mereka. Kancut memang. Lupakan gosipan mereka tentang ketek sapi atau selangkangan sapi, sampai bego juga nggak bakal nemu jawabannya. Lanjut lagi nge-bahas kekancutan gossipan para cewek. Gue heran aja dengan sepelenya gossip mer-eka, mereka bisa menciptakan suasana yang heboh, lengkap dengan teriakan histerisnya. Gue beranggapan bahwa gossip dan teriakan histeris mereka adalah satu kesatuan yang berlandaskan Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda namun histeris jua. Kancut. Terkadang gue risih, ditengah seriusnya gue men-coba berkonsentrasi membaca sebuah buku dengan cover seorang wanita mengenakan lingerie harus diganggu dengan sekumpulan cewek-cewek yang berbondong-bondong layaknya burung ababil nongkrong di

Oleh: Wahid Erris S

N

http://melongoblog.blogspot.com/2013/01/gossip.html

Page 49: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

depan gue dan mulai ritual kancutnya. Iya, ngegossip. Dan disaat yang sama juga, gue dan orang-orang disekitar gue ngerasa kaya pasukan ga-jah yang satu-satu tereliminasi oleh ganasnya juri Indonesian Idol para burung ababil. Gue ngerasa para cewek ini adalah seonggok alien yang sedang menyu-sun strategi untuk menguasai bumi. Nggak kebayang sama gue kalau alien macam ini menguasai bumi. Yang bi-asanya bangun pagi langsung mendengar kicauan burung yang merdu, entah burung yang mana. Ketika alien (read : cewek) menguasai bumi, mungkin nggak ada lagi per-adaban para burung yang ber-suara merdu. Semua menjadi satu dan menterror bangun pagi kita, dengan kicauan nggak jelasnya dan sesekali menjerit histeris. Layaknya

burung yang dihukum pancung kepalanya. Dan terlihatlah kepala model baru, yang lebih elegant dan fleksibel. #IfY-ouKnowWhatIMean. Oke, gossipan para cewek emang nggak manu-siawi, dengan bahasan mereka yang sepele mereka sukses menghadirkan teriakan hister-isnya. Terkadang memang ng-gak perlu ketemu pocong yang berdandan layaknya Justin Bieber untuk bisa buat para cewek histeris. Tapi yang lebih nggak manusiawi bin kancut daripada gossipan seorang cewek adalah gossipan para cowok, apalagi ketika sambil ngegossip tangannya ngetrill. Ketika para cewek dateng berbondong-bondong didepan elu dan disaat yang sama elu lagi baca majalah dewasa itu masih mend-ing. Elu bisa bayangin apa yang ada di majalah itu dan

Page 50: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

elu bisa proyeksikan ke layar yang ada didepan elu. Asal nggak sampai ngeraba aja. Bayangin kalau yang ngegos-sip itu cowok. Elu lagi asik ngebaca majalah dewasa terus para cowok-cowok nongkrong didepan elu buat nge-gossip. Apa nggak risih? Dan ketika kejadian seperti ini terjadi, yang ada di otak gue cuma “Anjrit gue digerebek FPI cuma gara-gara ngebaca majalah dewasa” kancut banget kan. FPI versi ngetrill mungkin lebih tepatnya. Mungkin gitu aja postingan gue kali ini. Agak nggak manusiawi emang ketika elu doyan ngegos-sip tapi elu buat postingan tentang ngegossip dan bekoar tentang kejelekan ngegos-sip. Saran aja nih buat para cewek yang doyan ngegossip. Ngegossip itu nggak masalah

asal diwaktu dan ditempat yang tepat. Jangan sekali-kali ngegossip di persidangan, ntar yang disidang siapa yang masuk penjara siapa, oh iya biasakan juga kalau ngegossip di tempat umum (WC umum, tempat sampah umum dan pemakaman umum) dikurangi sedikit kadar histerisnya. Takutnya orang sekitar nggak bisa ngebedain antara kalian histeris atau mendesah. Dan buat para cowok yang doyan ngegossip, jangan doyan ngegossip, ngegossip cuma kerjaan ibu-ibu kompleks yang lagi nunggu abang-abang tukang sayur lewat. Emang mau jadi bapak rumah tangga? Yang ada elu melambai cyin. Muahuehuahue.

NB: Kancut = Absurd. | Ngetrill = Ngondek

Page 51: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

ali ini izinkan saya untuk sedikit berargumen ter-kait polemik yang terjadi akhir-akhir ini. Terkait

hukuman penjara angelina sondakh yakni 4 tahun dan 6 bulan serta denda sebesar 250 juta rupiah subsider 6 bulan penjara. mungkin saya tidak cukup kapabel dalam bidang ini, tapi saya mencoba mem-berikan pendapat saya yang mungkin masih bersifat subjek-tifitas. banyak yang men-gatakan hukuman pidana dan denda yang dilimpahkan pada angie itu tidak tepat, bahkan tidak adil. memang hal ini tidak bisa dipungkiri karena hukuman seorang maling ayam masih lebih lama masa kurungan penjaranya (5 tahun) dibandingkan kasus korupsi

angelina sondakh yang telah terbukti korupsi uang negara senilai Rp 2,5 miliar dan 1,2 juta dollar AS.Bandingkan pula dengan maling sendal yang juga masih bocah (dibawah umur) sebenarnya siapa yang salah terkait putusan tersebut. apakah hakim? atau jaksa penuntut umum (JPU). secara sederhana. hakim pada fungsinya adalah memutuskan apakah terdakwa bersalah atau tidak, berdasar-kan bukti yang terungkap di meja hijau. dan JPU mem-buktikan kepada hakim atau majelis hakim tentang dugaan atau tuduhan yang dilimpah-kan kepada terdakwa. menurut kompas ePa-per terbit 14 januari 2013 hal 5, menyebutkan bahwa.jaksa ragu dengan dakwaan

Oleh: Govinda al araaf

hukuman angie 4,5 tahun dan 250 juta, siapa yang salah?

K

http://igosastra.blogspot.com/2013/01/hukuman-angie-45-tahun-dan-250-juta.html

Page 52: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

yang dikenanakan terhadap angie. jaksa menyamatkan dua undang-undang pada kasus angie yakni pasal 11 UU Tipikor dan pasal 12 UU Tipikor, dimana kedua pasal tersebut sama-sama menga-tur tentang pemberian hadiah atau janji kepada pejabat atau penyelenggara negara untuk melakukan atau tidak melaku-kan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya. perbedaan antara pasal 11 dan pasal 12, pada pasal 11 tidak disebutkan syarat pemberian, tetapi cukup karena ada kaitan dengan jabatan yang diemban oleh pegawai negeri atau pejabat negara. sedang dalam pasal 12 huruf (a) hadiah diberi-kan untuk menggerakan agar melakukan atau tidak melaku-kan sesuatu dalam jabatannya

yang bertentangan dengan kewajibannya. sehingga jika menilik pada kedua pasal tersebut, jelas kasus angie lebih menga-rah pada penggunaan pasal 12 huruf (a) tersebut karena pada kasus tersebut angie secara terbukti mengarahkan, dan dia mendapat sesuatu dari proyek tersebut (kemenpora dan ke-mendiknas). dan hal itu yang tidak dikuatkan oleh jaksa dari KPK, sehingga membuat hakim menjadi ragu dan bimbang. asep menambahkan lagi, “hakim tidak diyakinkan bahwa uang yang dipergunakan ter-dakwa itu kumpulan uang-uang hasil proyek”. dalam kutipan kom-pas.com edisi senin 14 jan 2013.menurut fadli zon selaku sekjen partai gerndra. Dia mengatakan penilaian ha-

Page 53: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

kim bahwa Angie tidak wajib mengembalikan uang kepada negara, hal itu jauh dari akal sehat apalagi nurani kebena-ran. Menurut dia, di dalam pasal 18 Undang-Undang Tipikor mengatur tentang pengembalian kepada negara atas uang hasil korupsi. Menurut Fadli, kasus Angie itu menandakan hukum belum bisa cerminkan rasa keadilan rakyat, malah melukai nurani keadilan masyarakat Indonesia. Bagaimana bisa, kata Fadli, sudah terbukti korupsi dan menerima uang, tetapi tidak diminta mengem-balikan uang kepada negara. Bahkan hukuman-nya tidak lebih dari huku-man maling ayam yang vonis ancamannya 5 tahun penjara.

“Maling ayam saja ancaman vonisnya 5 tahun penjara se-dangkan korupsi Rp 2,5 miliar dan 1,2 juta dollar AS, hanya divonis 4,5 tahun penjara,” katanya. dari kasus angelina tersebut memang mata pisau hukum masih sama seperti un-gkapan lama. “tajam kebawah tumpul keatas”. tapi inilah fenomena hukum yang terjadi di negara tercinta kita. terkait siapa yang salah, tidak ada yang salah secara utuh. hanya saja perbedaan pendapaat, sudut pandang, dan gaya mengeksekusi suatu perkara yang masih terdapat jurang perbedaan yang menyebabkan terjadi miss komunikasi antara harta yang dirampok dan hu-kuman yang disamatkan.

semoga suatu hari hukum indonesia “buta”

Page 54: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Kata pacaran tentunya merupakan kata – kata yang paling familiar di kalangan remaja. Tidak hanya di kalangan remaja, di kalan-gan anak – anak juga sudah mulai familiar kata pacaran ini. Namun ketika di tanya masalah pacaran. Contoh saja seperti pertanya’an yang diatas apa itu pacaran......? Jawabanya banyak dan yang pastinya berbeda – beda....? Bahkan tiap individu dalam menterjemahkan arti dari kata pacaran itu ber-beda – beda. Nah di balik itulah saya di disini mulai bertanya – tanya..? adakah makna yang sesungguhnya atau makna yang edeal atau makna yang bersifat baku mengenai arti dari kata

pacaran tersebut. Ada yang bilang Pa-caran itu : Hubungan antara manusia lain jenis ataupun sesama jenis,yang meli-batkan perasaan dan nafsu atau bisa jadi hanya ada nafsu atau perasaan saja....tapi yang kedua jarang he Untuk lebih jelasnya coba cari di kamus besar Bahasa Indonesia...siapa tau adaAtau yang namanya pa-caran itu kalo matanya ngelirik lirik, trus cemberut, trus ngomel ngomel, trus mewek, trus blingsatan, trus uring uringan, trus sms gak dibalas telpon gak diangkat, trus kalo kita ikutam diem malah tambah ngamuk..! Trus..? Puyeng dah.!Setelah Pubertas, banyak pertanyaan kita seputar

Pacaran Itu Apa Siech,,,,,,,,?

Oleh : Abdi Firdaus

http://www.abdiserver.blogspot.com/2012/10/pacaran-itu-apa-siech.html

Page 55: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Pacaran Itu Apa Siech,,,,,,,,?

pacaran. Apa sih pacaran itu menu-rut anda..?Kenapa kita pacaran..? Lalu, apa yang harus kita lakukan..?Ada banyak konsep ten-tang “pacaran” di benak kita. Dalam forum diskusi pun hal ini masih menjadi perdebatan. “Pacaran” ada yang diartikan sebagai hubungan yang dijalani ketika seorang pria dan seorangwanita saling me-nyukai satu sama lain dan ingin menjajaki kemung-kinan untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius lagi, atau sebagai status

yang me”legal”kan mer-eka untuk merasa bebas saat terlihat selalu berdua dan saling mengungkap-kan ekspresi sayang, atau hubungan yang dijalani sebagai kesempatan untuk mengenal lebih dalam ses-eorang yang akan menjadi suami atau istri mereka dikemudian hari. Walaupun temanya biasa – biasa saja,,,,, namun Dampak-nya terhadap kehidupan mendatang kita sangatlah berpengaruh.

Forum kita @ AMKS Pan-geran Antasari Yogyakarta

Page 56: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

etiap pagi aku (Hyo) mera-sa bahwa ragaku tak per-nah utuh. Entah apa yang

terjadi semalam hingga saat aku bangun pun, aku merasa jiwaku tak utuh sepenuhnya. Aku merasa ada yang kurang di hidupku ini. Hidup yang saat ini begitu biasa tanpa ada yang special. Memang, aku menginginkan sosok pria yang bisa membuat hari-hari di hidupku begitu sempurna. Pria yang bisa membuatku tampak indah disetiap saat, membuat-ku merasa semangat untuk menjalani hidup. Secara tidak sahar ini dikarenakan dengan kebiasaanku menonton drama yang disiarkan di beberapa

channel televisi. Aku berandai-andai bisa seperti wanita yang ada di setiap drama romantis yang aku tonton. Drama “Full House” lah yang pertama kali bisa membuatku berandai jauh. Awalnya pertengkaran mereka di dalam drama itu sama sekali jauh dari kero-mantisan. Tapi dalam episode lanjutan, itu sangat menam-pakkan keromantisan walau-pun masih ada pertengkaran. Dan ending yang sangat memukau itu yang membuatku tersentuh. Dalam pikiranku, adakah sosok pria yang sero-mantis itu?? Aku duduk di bangku

I made this ff indicates that my love for super junior. My only idol .. I hope it continues to exist ff goes. And continue to wait for the parts other .. .J thanks to super junior, indriyanti, and all of you who supported the making of this ff.. J J J J Love you all...Title : Sweet MeetCast : Lee Sungmin, Kim Jong Woon, Kim RyeowookGenre : RomanceAuthor : Cloudy.Ay

Sweet MeetSOleh: Tutur Larasati

http://amouraaa.blogspot.com/2013/01/i-made-this-ffindicates-that-my-love.html

Page 57: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

kuliah di salah satu Universitas Korea. Masuk pagi saat kuliah itu sangat membosankan. Terlebih lagi dengan suasana kampus yang membuatku bad mood. Tak ada kebahagiaan yang aku rasakan selama kuliah di sini. Dan, aku sudah sangat malas bila berjumpa dengan seorang pria yang sangat songong alias som-bong. Sungmin nama pria itu. Entah kenapa, pria itu selalu saja menggangguku bila aku lagi sendirian di kelas. Ya, dia memang satu kelas denganku. Menyebalkan sekali, mem-buatku selalu memasang wajah judes padanya.

“haiii......” sapanya sambil memukul mejaku dengan ken-cang seolah dia ingin mengag-etkanku.Dia berhasil membuatku kaget bukan main.. Damn !!!“lu tuh ya, gak habis-habisnya ngerjain gue. Lu maunya apa sih??” emosiku sangat-sangat meledak kali ini“hahahahaha... gue berhasil buat lu kaget. Gue senang

banget tau gak” sahutnya den-gan tertawa dan diakhiri den-gan meletan lidah yang setelah itu pergi keluar kelasSangat menyebalkan dia, tak habis pikir kenapa Lee Sung-min itu sangat demen menger-jai aku terus. Tapi, hanya aku sebagai wanita yang dia perlakukan seperti itu. Wanita lainya tidak dia perlakukan seperti itu. Aku heran. Kelas kuliah pun telah usai. Bergegaslah aku untuk langsung keluar kelas dan berjalan menuju parkiran. Di belakang ternyata Sung-min sedang mengejarku, aku sangat tidak ingin bertemu lagi dengannya. Ku percepat lang-kah hingga berlari. Bruukk... aigoo~, tubuhku terjatuh diha-dapan seorang pria yang telah ku tabrak tadi. Langsung ku bangkitkan diri, dan meminta maaf kepadanya.“aigoo~, maafkan saya . saya tidak sengaja” lontarku spontan“Ne -iya-, arasseo -mengerti-.. kamu kenapa kok lari-lari nona?” tanyanya sambil mem-

Page 58: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

bantuku berdiri“Ani -tidak-,, hanya ada pria yang mengejarku saja. Maaf saya harus segera pula. Sekali lagi maaf” sahutku sambil bergegas pergi mendahuluinya“haiii nona, kita belum berke-nalan...........” suara itu semakin tak terdengat jelas bahkan tak ku tanggapi Aku ini seperti orang yang di teror habis-habisan dengan Lee Sungmin. Pria yang sangat menyebal-kan. Tak tahu sopan santun sama sekali. Bisa-bisanya aku satu kelas dengannya saat ini. Huuffttt.........# Hari ini hari sabtu, kuliah pun libur. Seperti biasa, di hari libur aku sangat susah menentukan hal apa aja yang harus kulakukan untuk mengisi kekosongan. Ku coba menelpon Young-a, sahabat terbaikku dari bangku SMA. Walaupun kami tidak satu negara lagi namun persa-habatan kami masih terjalin dengan mulus, bahkan sering kali kami bercerita dengan

kejadian-kejadian di masa kuliah seperti ini. Ku ambil HP dan mlai menyambungkan telpon dengannya.

Tutttt... tuttt.... tuttt....“hallo..”suara terdengar den-gan halusnya dari handphone ku“hallo Young.. apa kabar ??” sahutku dengan rasa senang“ne, aku baik-baik saja Hyo. Kamu sendiri? Apa kamu libur kuliah hingga menelfonku?” jawabnya dilanjutkan dengan pertanyaan itu“aku juga baik saja kok Young-a . ne, aku libur. Maka dari tu, aku pun bingung hal apa yang harus aku lakukan di hari libur saat ini. Apa kamu lagi sibuk?”“ani , aku kuliah nanti sore Hyo-ya. Apa yang ingin kamu ceritakan padaku? Bagaimana dengan pria yang bernama Lee Sungmin itu? Masih kah kamu di teror dengannya?”“ah kamu Young, aku sudah tak peduli dengannya. Dia tak henti-hentinya mengganggu-ku. Belum lagi setiap saat dia menatapku dengan mata yang

Page 59: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

terlihat bersinar itu.” Jawabku kesal Sekarang menunjukkan pukul 12.28. rumah ini terasa tidak ber-penghuni. Sama sekali hanya aku dan Bibi Song di rumah ini. Rumah sebesar ini sama sekali jauh dari kata ramai. Tak heran bila saat ku terban-gun dari tidur kedua orang tuaku sudah tidak ada di rumah. Mereka sudah pergi di pagi buta untuk bergegas bekerja. Dan besok di hari minggu, Eomma -Mama- pergi ke Jepang untuk mengontrol butik-butiknya yang tersebar di negara itu. Sangat-sangat menyebalkan. Appa -Papa- , seorang direktur di salah satu perusahaan game yang ada di Seoul, Korea. Jam kerjanya selari dari pukul 6.00 pagi hingga mlam pukul 22.00 . bahkan, sehari pun aku tidak pernah bertatap muka den-gannya. Aku putus-kan untuk jalan menelusuri kota Seoul sendirian dengan memakai mobil Appa yang

bewarna biru. Bergegaslah aku untuk mandi, berganti pakaian, dan langsung capcus meninggalkan rumah.“Bi, aku pergi dulu ya” teriakku pamit dengan Bibi Song“Non, tidak makan siang dulu. Bibi sudah masakan untuk Nona Hyo” suruhnya sambil berlari mendekatiku“tidak perlu Bi, aku bisa makan di luar nanti. Aku sedang tidak ingin makan di rumah” jawabku sambil berja-lan menuju garasi mobilTancap gas ... “daa... Bibi...” lontarkumelambaikan tangan kepadanya# Hufftt... hari libur yang kurang menyenangkan. ku memilih Namsan N Seoul Tower untuk menghabiskan waktu hingga menjelang malam. Di sini aku bisa meli-hat pemandangan kota Seoul 360 derajat. Untuk menuju ke kaki menara aku harus memakai bis dan dilanjutkan jalan kaki sedikit melewati taman-taman dibukitnya yang sungguh indah menghijau.

Page 60: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Aku merasa sedikit lebih ten-ang walau harus pergi seorang diri. Tak masalah bagiku, yang penting waktuku tanpa kesibukan pun telah berlalu dengan kesenangan.

Lumayan lah, liburanku hari ini cukup terasa cepat berlalu. Namun, besok ternyata hari minggu dan itu hari libur lagi. Untung saja besok ada kegiatan. Jadi tidak akan bosan seperti hari ini.# Minggu. Hari ini teman kampus pada ngajakin jalan ke Myeong-Dong. Jalan-jalan menelusuri jalan kera-maian. Seperti hari-hari libur, Myeong-Dong sangat ramai, padat dengan kerumunan orang. Dan aku bersama empat orang teman lainnya juga ikut bergabung dalam keramaian ini.

Secara tidak sengaja, aku tertabrak oleh seorang pria. Pria itu sangat tampan, matanya sangat in-

dah dan bibirnya yang merah itu membuat wajahnya tampak bersinar. Speechless banget saat aku bertatapan dengan pria itu. Pria itu menebarkan senyumnya padaku yang membuatku langsung terper-angah.“nona, maaf...” lontarnya sambil memegang tanganku karena aku hampir saja ter-jatuh“ne...” jawabku dengan mata terbelakan akan ketampa-nanna itu“kamu tidak apa-apa kan nona?” tanyanya penuh khawatir“aku tidak apa-apa kok..” lagi-lagi aku salah tinggah men-jawabnya“aku Yesung, boleh aku tahu nama kamu, nona??” caranya memperkenalkan diri padaku“a... a.. aku Hyo.” Jaw-abku masih dalam suasana Speechless dan deg-deg-an

Setelah perke-nalan itu pun kami jadi jalan berdua menelusuri Myeong-Dong. Ya, setelah aku ditra-brak olehnya, teman-temanku

Page 61: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

pada jalan terus tanpa memperhatikan aku dibela-karng. Mereka sedang asyik melihat-lihat barang yang tersedia di toko-toko tersebut yang ada di sepanjang jalan itu. Rasanya sangat senang bisa bertemu dengan Yesung. Bukan saja pria yang tampan-nya luar biasa, tapi aku suka cara dia berbicara. Suaranya berat, namun itu yang mem-buatku suka padanya. Baru kali ini aku melihat ada pria yang baru saja berkenalan langsung nyambung berbicara denganku. Tak kuhiraukan teman-teman yang lainnya. Meraka pun tidak berusaha menghubungiku. Lagi pula aku sedang asyik jalan-jalan dengan Yesung. Dan disitu, aku dibelikan arum manis olehnya. Dia sangan ramah dan baik. Dibalik auranya yang aneh, tapi dia sangat murah senyum, terlebih lagi dia tidak canggung untuk menggandeng tanganku se-lama di Myeong-Dong. Percakapan kita sudah terlalu lama ternyata.

Namun, aku dan dia tidak menyadarinya. Waktu itu cepat berlalu buat kami. Ye-sung meminta pamit padaku karena harus cepat pulang. Dia ada janji dengan adiknya membuat surprize untuk Eom-ma-nya yang akan berulang tahun besok. Sebelum dia beranjak meninggalkanku, dia meminta nomer Handphone ku. Aku pun dengan senang hati memberikannya. Waktu pun yang memisahkan kita...“aku pergi dulu ya, see you next time. Tunggu aku men-ghubungimu ya nona can-tik” ucapnya sambil berlari menjauhiku diantara keruunan orang banyak“ne..” jawabku teriak agar dia mendengarnya Sekarang aku hanya berjalan sendirian ditengah keramaian ini. En-taah pada kemana teman-te-manku yang lain. Tega benar mereka meninggalkanku tanpa mencariku. Huh.. ku niatkan untuk kembali saja ke parkiran. Menunggu mereka semuaselesai berbelanja. Sial,

Page 62: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

kunci mobil pun tidak aku bawa. Kunci mobilku dibawa oleh Kim Jae, salah seorang temanku. Mau tidak mau aku harus menunggunya diluar mobil. Aku terlihat seperti orang hilang. Menyebalkan.“elu tuh kemana aja sih Hyo~ ??” tanya Zea salah seorang temanku“elu semua tuh yang ke-mana, gak ada peka-pekanya ada teman yang hilang dari kalian” jawabku dengan nada sinis“ya elu mah kita cariin gak ketemu-ketemu. HP lu ke-napa? Dihubungi gak nyam-bung-nyambung” jelasnya padaku“astaga. Handphone gua satunya gak gua bawa. Ini nomer pasti gak da yang tahu ya” sahutku sambil melihat-kan HP yang aku bawa“yeeee.. makanya. Manyun mulu sih”“hmmm maaf deh ya. hehe-hehe”

#

Baru saja aku mendapat telpon dari Young, sahabatku sejak SMA itu. Dia bilang bahwa dia akan segera kembali ke Seoul. Aku sangat senang mendengar berita itu. Akhirnya, aku bisa terus ber-samanya lagi. Bisa habiskan waktu bersama dan cerita bersama lagi. Pasti akan ku sambut kedatangannya nanti. Aku mau membuat surprize untuknya. Hari in, Young berangkat dari Jepang ke Seoul, South Korea. Aku segera ke Air Port untuk menyambutnya. Bukan hanya Young-a yang ke Seoul tapi juga bersama kedua orang tuanya yang sudah aku ang-gap seperti orang tua kedua bagiku.“aa---- Hyo-ya” teriaknya sambil berlari keluar dari pengambilan barang“Young-a,,, aku kangen sekali sama kamu. Kamu jahat, lama sekali meninggalkanku” ketusku dengan memeluk tubuhnya yang lebih tinggi dibandingkan aku

Page 63: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

“maaf ya Hyo,, aku juga harus kuliah di Jepang. Tapi aku tetapi janji kan untuk kem-bali ke Seoul lagi?” jelasnya sambil merayuku membuatku senang“iya iya, yaudah. Mana Eom-ma dan Appa lu?” tanyaku“mereka masih ngambil ba-rang. Ya kamu kan tau, aku ke Seoul juga sekalian pindah. Jadi, banyak barang yang harus dibawa dari Jepang. Mending kita langsung ke mobil aja. Eomma sama Appa ntar bisa menyusul” jawabnya menjelaskan dengan penuh senang“oke oke...” ku iya-kan apa yang dijelaskan olehnya Kami pun bergegas menuju parkiran mobilku. Kami berdua duluan menuju rumah Young-a, se-dangkan Eomma dan Appa nya akan menyusul pulang nanti menggunakan taxi. Mereka perlu menyelesaikan hal mengenai kepindahannya mereka dari Jepang ke Korea. Hufftt.. rasanya aku seperti melayang di uda-

ra. Merasakan kebahagiaan yang sudah lama aku gak rasakan. Young-a memang best friend buatku deh. Gak ada yang lain. Mulai seka-rang aku akan sering bertemu dengannya. Menghabiskan waktu bersama lagi. Bahagia deh pokoknya.... Tiba di ruang tamu rumah Young-a, aku dan dia merebahkan tubuh ke sofa empuk miliknya. Sudah lama aku tidak berada di rumah bergaya eroupa ini. Young-a pun tidak merasa kelelahan. Dia langsung mengajakku ke kamar kes-ayangannya dia. Maklum, dia sangat rindu dengan suasana kamar yang dia sayangi itu. Kamar yang penuh kenang kami berdua. Kamar yang selalu menjadi tempat kes-ayangan kita berdua dikala bersama.“akhirnya, aku bisa mera-sakan kenyamanan kamarku ini lagi” ucapnya sambil tersenyum-senyum “Iya Young,, aku pun juga. Sudah berapa lama ya kita

Page 64: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

gak merasakan hal seperti ini?” tanyaku padanya“hahahaha... dua tahun ada kali ya” jelasnya sambil terbahak-bahak“hahahhahahaha” ku ikuti bahakannya menandakan kegembiraanku dengannya

# Ini kalo perta-manya aku berdua dengan young-a pergi hang-out. Rasanya senang banget deh. Tapi, disela-sela perjalanan kami, si Yesung menelponku. Dia mengajakku ketemuan di sebuah cafe. Dan aku pun mengajak Young-a untuk menemaniku bertemu dengan Yesung-a. Karena si Yesung membawa temannya juga, jadi si Young-a juga mau men-emaniku. Asiiik bakal rame nih Aku dan young berhenti di sebuah cafe di-mana kita akan bertemu den-gan Yesung dan temannya itu. Ku mencari-cari keberadaan Yesung itu. Ternayta, dia ada di meja pojokan dengan engle yang bagus.“hai..” sapaku kepada Yesung“hai juga” jawabnya sambil

berdiri mempersilahkan aku duduk“ohya, kenalkan ini sahabatku , Young..” jabarku padaYesung“dan Young, ini Yesung yang aku ceritakan ke kamu” jelasku pada Young-Merekapun saling berkenalan-“aku juga mau memperke-nalkan teman dekatku” ujar Yesung“ini Ryeowook.. dan Ryeowook ini, Hyo, yang pernah aku ceri-takan padamu. Dan ini Young, sahabatnya Hyo” jelasnya memperkenalkan

Ku melihat ada tatapan yang tak biasa dari mata Ryeowook itu pada Young. Aku merasa ada aura yang beda terpancar dari wa-jah mereka berdua. Kami ber-empat pun tenggelam dalam percakapan yang luar biasa serunya. Hingga senja pun menghampiri. Kami berempat mengusaikan pertemuan kami hari ini. Melihat si Ryeowook sangat akrab dengan Young, aku merasakan senang juga. Ahahaha

Page 65: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

3 bulan kemuadian.......... Aku semakin dekat dengan Yesung. Dan Young-a juga terlihat semakin ada kemisteri dengan Ryeo-wook. Ternyata perkenalan kami sangat indah dan tanpa diduga. Dan di hari ini pula, yesung menyatakan cin-tanya padaku. Dia datang ke rumahku dengan membawa bunga mawar merah dan sekotak cokelat kesukaanku. So Sweet..... tatapannya mem-buatku hanyut dalam suasana itu. Ku terima cintanya dan ku mulai membuka hati untuk menjalani cinta dengannya. Ku ceritakan semua dengan si Young. Dia pun ikut bahabia, karena dia juga melihat sosok Yesung itu oria yang tepat untukku.

Pacaran antara aku dan Yesung pun sudah berjalan sebulan. Kami ter-kadang bercerita soal Young dan Ryeowook. Kami itu ingin sekali mereka bisa bersatu, karena kami yakin kalau mereka berdua itu saling suka. Terlihat dari wajah Ryeowook bila menatap Young. Dan

akhirnya, si Ryeowook pun sudah siap bila menyatakan cintanya pada Young, hanya saja dia masih malu. Dengan bantuanku dan Yesung semua misi Ryeowook pun berhasil. Hahahahaha..... Sekarang kami pun sering jalan bareng ber-empat. Aku dengan Yesung, dan Young dengan Ryeowook. Ini merupakan perpaduan yang sangat apik. LOL... Double date itu rasanya gini ya, apalagi dengan sahat send-iri. Rasanya beda dan lebih asyiikk. Bergurau bersama, olok-olokan bersama, seru deh pokoknya. Hari-hari kami pun penuh dengan warna. Keba-hagiaan yang kami inginkan pun menjadi nyata. Berharap aku dan Yesung selamanya bersama. Begitu pula dengan doa Young, bisa selamanya bersama dengan Ryeowook..“AMIIIINNN” teriak kami berem-pat ......

BERSAMBUNG..........

Page 66: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Oleh: Zani Noviansyah

API UNGGUN

MENANTI FAJAR

http://diatasbumi.wordpress.com/2013/01/19/masyarakat/

Beberapa tangkapan gambar yang berhasil dikumpulkan pada satu pekan kemarin. Dari kawasan wisata hingga pusat layanan kesehatan.

Mari kita simak. hehe :p

Masyarakat

PAGI DEPAN TENDA

Oleh: Zani Noviansya

Page 67: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

FAJAR MEREKAH

Page 68: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

POS MASUK SELAMAT DATANG

MEMBACA LANGIT

KAWAN PEJALAN

Page 69: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013LAPAK ALAS KAKI (PS. SENTHIR)

Di salah satu lapak yang didominasi alas kaki. Ada lampu belajar, tas raket, hingga sepatu katak untuk selam. Entah dapat dari mana.

Page 70: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

TAMAN BERMAIN DAN BERMANJA (PELATARAN PARKIR BENTENG VREDEBURG)

CEK DARAH

PENGUMUMAN DAFTAR BIAYA

POLI UMUM

PUSKESMAS DEPOK II

RUANG TUNGGU PUSKESMAS

Page 71: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

PESAN KEAMANAN PANGANAWAS TETANUS

TENTANG HIV/AIDS

TUTUP INFORMASI PUSKESMAS

Sekian dan salam sayaaang.. Haha =)Kamarhitam_januari19/13-very best ELP Anakwayang

Page 72: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Tweets Pelihan

Annisa Fathona T

Ika Nurindah P

Ilham Bagus Prastiko

Merti Dina Nisa

Nurhapsoro T

ferry eka

Annisa Fauziyyah

@ikanz91

@merakitsampah

@mertidinan

@fathkyu

@nurhapsoro

@ferdemon

@annisasuke

23 Jan

14 Jan

20 Jan

16 Jan

5 Feb

9 Jan

21 Jan

Liburan ini gue mau manfaatin buat nyari kesibukan yang sama sibuknya kayak pas kuliah ini. Yuuukk!!! Semangiiittt

Hujan itu dingin, seperti sikapny itu. Hujan itu banjir seperti air mataku untukny. Hujan itu beku seperti hatiny pada daku...

setengah sadar, dua-tiga lampu enggan berpijar. tak tahu apa, rasanya petang tak pernah ingin mengajak kawan.

Kamoo ituh lakik banget pokoknyaaaa! (ʃʃʃ)

mengalah it bukan berati kalah, #eahhh...

aku mau senja sama kamu disampingku

Aku pergi dl yaa... Janji aku balik lagi... Balik liat kamu tiap pagi..

Page 73: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Arleta Fenty@arletafenty

NGALIMAN@ngalimanBT

meilinda @MeilindaDR

Satrio Rizki Dharma @ioktaringtumpul

Zani Noviansyah@zanij

Achmad Fikri Faqih@faqihhaq

12 Jan

3 Jan

6 Jan

16 Jan

12 Jan

12 Jan

Otw jogja lwt tmpt alm Arie jatoh. Playlist mut-er best of you, pas bgt di part “Has someone taken your faith? It’s real the pain you feel..”

Pulang kampung kali ini mungkin sangat mengesankan, kali pertama dia mau ikut, :)

Bukan sial krn seonggok dagingku mungkin yg tak wajar krn merasa bkn dg lidah tp dg telinga, dasar gumpalan otak ini kotor :P oh munthul

Dilema cewek berkumis. Dicukur, bikin kumis tambah lebat. Didiemin, tetep aja kumisan. Njuk aku kudu pie tuips.

SALAM. Setidak-tidaknya kami sudah beker-ja, melelahkan tapi asik. Baik dan buruk kami kembalikan kepada yang berhak. #Fals1991

Aku lebih baik meninggalkan sebagian kawan demi kawan yg sudah menerima segala kekuranganku walaupun harus berkorban darah.

fuaddany septian@pupuseptian 24 Jan

Ikut 2 gadis yg disebelah ah. Pagi pegel, kok nempelnya cuma di badan bagian kiri doang sih? Yg kanan iri tuh. :3

Page 74: Catatan Kaki #2

#2| Januari-Februari 2013

Untung S Prasetyo

Deni Dwi Kurniawan

Af Idatun Khoiriyah

ngadiyanto

Tirta Hardi F.

Harys Imahulloh

@DeNi_D_K

@deApid

@ngadiantoETO

@uptovegan

@ZaFranKenarok

@Haryslmant

21Jan

17 Jan

1 Feb

17 Feb

15 Dec

12 Dec

Kesedihan itu terasa hangat Jika kita ber-gandengan

logro... kuliah pun salelahe,

Teruslah begini. Jangan buang air matamu wahai langit kota jogja.

Suatu kenyataan yang akan menjadi BE-SAR dengan senilai perjuangan yang benar” dibangung dari bawah .. #Merdeka

jadi pengen gak punya pacar, dari pada punya pacar serasa gak punya. (ngocehnya ditwitter aja, kalau di FB gak berani ntr ada mata2.) haha

Jikalau uang tinggal ngePrint..

Sepandai2nya kutu meloncat, akhirnya sampai garasi juga. Selamat tidur. Ayolah tidur aja. Nanti diganggu momok lho. Hiii :p

Lutfi Fauziah@awewekucrut 22 Jan

Twitter bisa dibajak. Hati? Kagak bisaaaa :p

Adam G N 3 Feb@adamghifn

Page 75: Catatan Kaki #2

Jelajah dunia inspirasi dan dapatkan informasi terkini seputar

kabar kampus STMIK Amikom Yogyakarta dan

Jogjakarta dengan sudut pandang yang berbeda. Dengan tampilan baru yang lebih segar serta fitur

yang interaktif, website lpmjournal kini hadir

untuk melayani kebutuhan anda akan informasi yang bermutu dan

menghibur.

www.lpmjournal.com