Upload
drnurhakim
View
146
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
CA Buli Buli
Citation preview
1. PENDAHULUAN
SEJARAH PENYAKIT
Tumor Buli-Buli atau juga bisa disebut tumor vesika urinaria (kandung
kemih)merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali
lebihban yak me nge na i l ak i - l ak i da r ipa da wan i t a . T e r dapa t ka s us ya ng
me l apo rk an , pernah mengeluhkan kencing yang berwarna merah dan bercampur
darah. Tetapi karena pernah mendengar bahwa itu adalah tanda adanya infeksi di saluran
kemihdan bisa sembuh atau hilang dengan minum obat tertentu, pasien kemudian
menjaditenang. Tapi ketahuilah jangan pernah meremehkan kencing berdarah karena
itubukan hanya berarti infeksi, tapi bisa juga berarti tanda adanya batu saluran kencing bah kan
keganasan atau kanker di saluran kemih
EPIDEMIOLOGI
Tumor buli-buli merupakan 2% dari seluruh keganasan dan merupakan
keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenital setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua
kali lebih sering menyerang pria daripada wanita. dan angka kejadiannya meningkat pada daerah
industry.
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI
EMBRIOLOGI
Kandung kemih terbentuk dari sinus urogenitalis yang merupakan hasil pemisah kloaka
menjadi dua bagian: sinus anorektal dan sinus urogenital Sinus urogenital sendiri terdiri dari 3
bagian: bagian atas membentuk kandung kemih , bagian berikutnya membentuk sinus urogenitalis
bagian panggul (pada pria membentuk uretra) dan bagian terakhir membentuk sinus urogenitalis
(bagian penis).
1) Bagian atas yang paling besar adalah kandung kemih. Mula mula, kandung
kemih berhubungan langsung dengan alantois, tetapi setelah rongga alantois menutup,
akan tersisa suatu korda fibrosa yang tebal, yaitu urakus, dan korda fibrosa ini
menghubungkan puncak kandung kemih dengan umbilicus. Pada orang
dewasa,ligamentum ini dikenal sebagai ligamentum umbilikalis medial
2) Bagian selanjutnya berupa sebuah saluran yang agak sempit, yaitu sinus urogenitalis
bagian panggul , yang pada pria membentuk uretra pars prostatica dan pars membranosa.
3) Bagian terakhir adalah sinus urogenitalis tetap , yang juga dikenal sebagai sinus
urogenitalis pars cavernosa
ANATOMI MAKROSKOPIK
Lokasi dan deskripsi
Vesika urinaria terlentak tepat di belakang pubis di dalam cavitas pelvis. Vesika urinaria
cukup baik untuk menyimpan urine dan pada orang dewasa kapasitas maksimumnya kurang
lebih 500 ml. vesika urinaria mempunyai dinding otot yang kuat . bentuk dan batas-batasnya
sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urine di dalamnya. Vesika urinaria yang kosong pada
orang dewasa seluruhnya terletak di dalam pelvis, bila vesika urinaria terisi, dinding atasnya
terangkat sampai masuk region hypogastricum. Pada anak kecil, vesika urinaria yang kosong
menonjol di atas aperture pelvis superior, kemudian bila cavitas pelvis membesar , vesika
urinaria terbenam di dalam pelvis utuk menempati posisi seperti pada orang dewasa.
Vesika urinaria yang kosong berbentuk piramida, mempunyai apex, basis, dan sebuah
fasies superior serta 2 buah facies inferolateralis, juga mempunyai collum.
Apex vesicae mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas sympisis pubica .
apex vesicae dihubungkan dengan umbulikus oleh ligamentum umbilicale medianum (sisa
urachus).
Basis, atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga.
Sudut superolateralis merupakan tempat muara ureter, dan sudut inferior merupakan tempat asal
uretra. Kedua ductus deferens terletak berdampingan di facies posterior vesicae da memisahkan
vesikula seminalis satu dengan yang lain. Bagian atas facies posterior vesicae diliputi
olehperitonium, yang membentuk dinding anterior excavation rectovesikalis. Bagian bawah
facies posterior dipisahkan dari rectum oleh duktus deferens, vesicular seminalis, dan fascia
rectovesikalis.
Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum atau
colon sigmoideum. Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum melipat ke dinding
lateral pelvis.
Bila vesica urinaria terisi, bentuknya menjadi lonjong, facies superiornya membesar dan
menonjol ke atas, ke dalam cavitas abdominalis. Peritoneum yang meliputinya terangkat pada
bagian bawah dinding anterior abdomen sehingga vesica urinaria berhubungan langsung dengan
dinding anterior abdomen.
Facies inferolateralis di bagian depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubica
dan pubis.lebih ke posterior, facies tersebut berbatasan di atas dengan musculus obturator
internus dan di bawah dengan musculus levator ani.
Collum vesicae berada di inferior dan terletak pada facies posterior prostatae. Disini ,
serabut otot polos dinding vesika urinaria dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostate. Collum
vesicae dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum puboprostatikum pada laki- laki dan
ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua ligamentum ini merupakan penebalan fascia
pelvis.
Bila vesika urinaria terisi, posisi facies posterior dan collum vesicae relative tetap, tetapi
facies superior vesicae naik ke atas,masuk ke dalam cavitas abdominalis seperti yang dijelaskan
sebelumnya.
Tunica mucosa sebagian besar berlipat lipat pada vesica urinaria yang kosong dan
berlipat lipatan tersebut akan menghilang bila vesica urinaria terisi penuh. Area tunica mukosa
yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria dinamakan trigonum vesicae liutaudi. Di
sini, tunia mucosa selalu licin, walaupun dalam kosong karena membrane mucosa pada trigonum
ini melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada di bawahnya.
Sudut superior trigonum ini merupakan tempat muara ureter dan sudut inferiornya
merupkan ostium urethrae internum. Ureter menembus dinding vesica urinaria secra miring dan
keadaan ini yang membuat keadaan ini yang membuat fungsinya seperti katup yang mencegah
aliran balik urine ke ginjal pada waktu vesika urinaria terisi.
Trigonum vesicae dibatasi disebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara
ureter yang satu ke muara ureter yang lain dan disebut sebagai plica interureterica. Uvula
vesicae merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat di belakang ostium urethrae yang
disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada di bawahnya.
Tunika muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang tersusun dalam tiga
lapisan yang saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor vesicae. Pada collum
vesicae, komponen sirkuler dari lapisan otot ini menebal membentuk musculus sphincter vesicae.
Perdarahan
Arteria , Arteri vesicalis superior dan inferior, cabang arteria aliaca interna
Venae , Venae membentuk plexus venous vesicalis, di bawah berhubungan dengan plexus
venosus prostatikus, dan bermuara ke vena iliaca interna.
Aliran limf, Pembuluh limf bermuara ke nodi iliaci interni dan externi.
Persarafan, persarafan vesica urinaria bersal dari plexus hipogastricus inferior. Serabut
pascaganglionik simpatis berasal dari ganglion lumablis pertama dan kedua lalu berjalan turun ke
vesika urinaria melalui plexus hypogastricus. Serabut preganglionic parasimpaticus yang muncul
sebagai nervi splanchnici pelvici berasal dari nervus sacrales kedua, ketiga dan keempat, berjalan
melalui plexus hypogasrticus menuju ke dinding vesica urinaria, di tempat ini serabut serabut
bersinap dengan neuron postganglionic. Sebagian besar serabut aferen sensorik yang berasal dari
vesica urinaria menuju system saraf pusat melalui nervi splanici pelvici. Sebagian serabut aferan
berjalan bersama saraf simpatis melalui plexus hypogastricus dan masuk ke medulla spinalis
segmen lumbalis pertama dan kedua.
Saraf simpatis menghambat kontraksi musculus detrusor vesicae dan merangsang
penutupan musculus sphincter vesicae, saraf parasimpatis merangsang kontraksi muskulus
detrusor vesicae dan menghambat kerja musculus sphincter vesicae.
3. ANATOMI MIKROSKOPIK
Secara histologi vesika urinaria terdiri dari lapisan mukosa epitelium transisional,
submukosa dari jaringan ikat dan elastic, serta lapisan otot detrusor yang terdiri dari otot
longitudinalis, spiralis dan sirkularis.
a). lapisan mukosa
Terdiri dari epitel peralihan, muskularis mukosa lamina propria. Dalam keadaan
kosong ketebalan epitel mencapai 6-8 lapis, bila terisi terdiri dari 2-3 lapis, muskularis mukosa
terdiri dari otot otot polos yang terputus putus. Lamina propria relative tebal, lapisan eksternaya
tebal dan submukosanya berlipat pada saat kosong.
b). lapisan muskularis
Terdiri dari 3 lapis otot polos, dimana pada bagian tengah yang arahnya sirkuler
merupakan lapisan yang paling tebal terutama pada daerah spincter.
c). lapisan adventitia
terdiri dari jaringan ikat fibro elastis dan pada bagian superior di tutup lapisan
peritoneum.
4. FISIOLOGI
Buli buli berfungsi manampung urine dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui
uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Dalam menampung urine, buli buli mepunyai
kapasitas maksimal yang volumnya untuk orang dewasa kurang lebih adalah 300 sampai 450 ml,
sedangkan kapasitas buli buli pada anak anak menurut formula dari Koff adalah :
Kapasitas buli buli = (umur dalam tahun + 2 ) X 30 ml
Pada saat kosong ,buli buli terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat penuh berda
di atas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan perkusi.
Buli buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan
aktivitas pusat miksi di medulla spinalis segmen sacral 2-4. Hal ini akan menyebabkan kontraksi
otot detrusor, terbukanya leher buli buli dan relaksasi sfingter uretra sehingga terjadilah proses
miksi.
5. PATOLOGI PENYAKIT
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Keganasan buli buli ini terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak terdapat di sekitar
kita. Beberpa factor resiko yang mempermudah seseorang menderita karsinoma bulu buli adalah:
a) Pekerjaan
Pekerja pekerja di pabrik kimia ( terutama pabrik cat), laboratorium, pabrik korek
api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja pada salon/ pencukur rambut sering terpapar
oleh bahan karsinogen berupa senyawa amin aromatic (2-naftilamin, bensidin,
dan 4-aminobifamil)
b) Perokok
Resiko untuk mendapatkan karsinoma bulu buli pada perokok adalah 2-6 kali
lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Rokok mengandung bahan
karsinogen burupa amin aromatic dan nitrosamine.
c) Infeksi saluran kemih
Telah diketahui bahwa kuman kuman E.coli dan Proteus spp menghasilkan
nitrosamine yang merupakan zat karsinogen.
d) Kopi, pemanis buatan, dan obat obatan
Kebiasaaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan
siklamat, serta pemakaian obat obatan siklofosfamid yang diberikan intravesika,
fenasetin, opium, dan obay anti tuberkulasa INH dalam jangka lama dapat
meningkatkan resiko timbulnya karsinoma buli buli.
PERJALANAN PENYAKIT
Karsinoma buli buli yang masih dini merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama
kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria. Otot dan lemak perivesika yang
kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya.
Disamping itu tumor dapat menyebar secara limfogen maupun hematogen. Penyebaran
limfogen menuju kelenjar limfe perivesika,obturator, iliaka eksterna, dan iliaka komunis
sedangkan penyebaran hematogen paling sering ke hepar, paru paru dan tulang.
JENIS SEL
Sembilan puluh persen tumor vesika urinaria merupakan karsinoma sel transisional.tumor
ini bersifat multifocal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel
transisional yaitu di epielum, ureter atau uretra posterior. 7 persen jenis sel skuamosa, 2 persen
adenokarsinoma dan 1 persen tak berdeferensiasi. Karsnoma sel skuamosa vesika urinaria sering
berhubungan dengan radang atau infeksi jangka lama. Pasien bisa mempunyai riwayat infeksi
traktus urinarius, batu vesika urinaria atau kateter yang ditinggalkan terpasang. Tumor
radioresisten ini disertai denagn prognosis sangat buruk dan hanya ada angka kelangsungan
hidup 1 tahun 20 sampai 30 persen. Karsinoma sel skuamosa sangat lazim di antara pasien
Schistosoma haematobium. Di afrika dan timur tengah, dimana sering terdapat skistosomiasis,
maka karsinoma sel skuamosa bertanggung jawab bagi 90 persen tumor vesika urinaria.
Karsinoma sel skuamosa yang berhubungan dengan skistosomiasis merupakan suatu tumor
relative tak agresif dengan prognosis yang jauh lebih baik. Adenokarsinoma bisa berasal dari
urakus atau non urakus dan terlihat dalam presentase yang tinggi dalam pasien ekstrofi. Infeksi
menahun bisa membawa ke perkembangan sistitis glandularis yang diikuti oleh adenokarsinoma
yang jelas. Adenokarsinoma merupakan lesi agresif, dimana invasi dini dan metastasis lazim
ditemukan.
a. Ka r s i n om a s e l t r ans i s i ona lSebagian besar dari seluruh tumor buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor
ini biasanya berbentuk papiler, lesi eksofitik,sesile atau ulcerasi.
Carsinoma in situ berbentuk datar (non papiler anaplastik), sel-sel membesar dan
nukleus tampak jelas. Dapat terjadi dekat atau jauh dari lesi oksofitik,dapat juga fokal
atau difuse. Karsinoma urotelial datar ada l ah t umor ya ng sangat agresif dan
bertumbuh lebih cepat dari tumor papilari.
b. Ka r s i noma non s e l t r ans i s iona l
Adenokarsinoma
Terdapat 3 kelompok adenokarsinoma pada buli-buli, di antaranya adalah :
Primer terdapat di buli-buli, dan biasanya terdapat di dasar dan di fundus buli-
buli. Pada beberapa aksus sistitis glandularis kronis dan ekstrofia vesikapada
perjalanan lebih lanjut dapat mengalami degenerasi menjadi adenokarsinoma
buli-buli.
Urakhus persisten adalah sisa duktus urakhus yang mengalami
degenerasimaligna menjadi adenokarsinoma.
Tumor sekunder yang berasal dari fokus metastasis da ri organ
lain,diantaranya adalah prostat, rektum, ovarium, lambung,
mamma,dan endometrium.
Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel skuamosa terjadi karena rangsangan kronis pada buli-buli
sehingga sel epitelnya mengalami metaplasia berubah menjadiganas.
Rangsangan kronis itu dapat terjadi karena infeksi salurankemih kronis, batu buli-
buli, kateter menetap yang dipasang dalam jangka waktu lama, infestasi cacing
schistosomiasis pada buli-buli, danpemakaian obat siklofosfamid secara intravesika.
BENTUK TUMOR
Tumor buli buli dapat berbentuk papiler, tumor non infasif (in situ), noduler
(infiltrat) atau campuran antara bentuk papiler dan infiltrative.
Penentuan derajat invasi tumor berdasarkan system TNM atau berdasarkan
penentuan stadium dari Marshall seperti yang terlihat dibawah ini:
GAMBARAN KLINIK
Perlu diwaspadai jika seorang pasien datang dengan mengeluh hematuria yang
bersifat: (1) tanpa disertai rasa nyeri (painless), (2) kambuhan (intermittent), dan (3)
terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total). Meskipun seringkali karsinoma
buli-buli tanpa disertai gejala disuri, tetapi pada karsinoma in situ atau karsinoma
yang sudah mengadakan infiltrasi luas tidak jarang menunjukkan gejala iritasi buli-
buli.
Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang
meminta pertolongan karena lidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang telah lanjut
berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai. Edema tungkai ini
disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa tumor atau oleh kelenjar
limfe yang membesar di daerah pelvis .
PALPASI BIMANUAL
Palpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum (supaya otot buli-buli relaks) pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor TUR buli-buli. Jari telunjuk kanan melakukan colok dubur atau colok vagina sedangkan tangan kiri melakukan palpasi buli-buli di daerah suprasimfisis untuk memperkirakan luas infiltrasi tumor (T)
6. DEFENSIAL DIAGNOSA
Tumor vesika urinaria
Benigh prostat hiperplasi
Vesikolitiasis
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Kelainan yang ditemukan biasanya hanya ditemukan dalam darah dan urin.
Gejala anemia dapat diumpai bila ada perdarahan dari tumor yang sudah lanjut. Dapat
juga ditemukan gejala gangguan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan
kreatinin dalam darah yang terjadi bila tumor tersebut menyumbat kedua muara
ureter. Selain pemeriksaan laboratorium rutin, diperiksa juga:
Sitology urin , yaitu pemeriksaan sel sel urotelium yang terlepas
bersama urin.
Antigen permukaan sel dan flow cytometri, yaitu mendeteksi
adanya kelainan kromosom sel sel urotelium.
b. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan Foto Polos Abdomen Dan Pielografi Intra Vena (IVP)
digunkan sebagai pemerikaan baku pada penderita yang diduga memiliki
keganasan saluran kemih termasuk juga keganasan buli buli.pada pemeriksaan ini
selain melihat adanya filling defek pada buli buli juga mendeteksi adanya tumor
sel transisional yang berada di ureter atay pielum, dan dapat mengevaluasi ada
tidaknya gangguan pada ginjal dan saluran kemih yang disebabkan oleh tumor
buli buli tersebut. Didapatkannya hidroureter atau hidronefrosis merupakan salah
satu tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter.
Jika penderita alergi terhadap zat kontras yang digunakan pada IVP maka
dapat dilakukan pemeriksaan USG. Foto thorax juga perlu dilakukan untuk
melihat bila ada metastasis ke paru paru.
c. Sistoskopi dan biopsy
Sistoskopi dilakukan oleh urologis, mengevaluasi kantung kemih dengan
pemeriksaan visual langsung dengan menggunkan sebuah alat khusus yaitu
cytoscope. Identifikasi dari sebuah tumor biasa dilakukan dengan
cytoscopi.banyak tumor yang muncul dari bagian yang lebih tergantung dari
kantung kemih, seperti basal, trigonum, dan daerah di sekitar orifium vesika.
Namun mereka juga dapat muncul dimana saja.
Pemeriksaan sistoskopi dan biopsy mutlak dilakukan pada penderita
dengan persangkutan tumor buli buli, terutama jika penderita berumur 40 -45
tahun. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknya tuor di buli buli
sekaligus dapat dilakukan biopsy untuk menentukan derajat infiltrasi tumor yang
menetukan terapi selanjutnya. Selain itu pemeriksaan ini dapat juga digunakan
sebagai tindakan pengobatan pada tumor superfisial (permukaan)
d. CT scan atau MRI
Berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ sekitarnya. CT
scanning merupakan x-ray detail dari tubuh, yang menujukan persimpangan
persimpangan dari organ yang mana tidak ditunjukan oleh sinar X-ray
konvensional. MRI lebih sensitive dari pada CTscan, yang mmeberikan
keuntungan dapat mendeteksi kelenjar limfe yang membesar di dekat tumor yang
menunjukan bahwa kanker telah menyebar ke kelenjar limfe.
8. TERAPI
Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah reseksi
buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat ditentukan luas
infiltrasi tumor.
Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya, antara lain:
Altematif Terapi Setelah TUR Buli-buli
Stadium Tindakan
Superfisial (stadium 0 - A) TUR Buli/fulgurasi
Instilasi intravesika
Invasif
(stadium B-C- Dl)
TUR Buli
Sistektomi atau radiasi
Metastasis
(stadium D2)
Ajuvantivus kemoterapi
Radiasi paliatif
Tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat pengawasan yang ketat atau wait and see.
Instilasi intravesika dengan obat-obat Mitosimin C, BCG, 5-Fluoro Uracil,Siklofosfamid, Doksorubisin, atau dengan Interferon.
Dilakukan dengan cara memasukkan zat kemoterapeutik ke dalam buli melalui
cateter. Cara ini mengurangi morbiditas pada pemberian secara sistemik. Terapi ini dapat
sebagai profilaksis dan terapi,mengurangi terjadinya rekurensi pada pasien yang sudah
dilakukanreseksi total dan terapi pada pasien dengan tumor buli superfisial yangmana
transuretral reseksi tidak dapat dilakukan.
Zat ini diberikan tiap minggu selama 6-8 minggu, lalu dilakukan maintenan terapi
sebulan atau dua bulan sekali. Walaupun toksisitas lokal sering terjadi, toksisitas sistemik
jarang terjadi karena ada pembatasan absorbsi di lumen buli.
Pada pasien gross hematuria sebaiknya menghindari cara ini karena dapat
menyebabkan komplikasi sistemik berat. Efisiensi obat dapat dicapai dengan
membatasi intake cairan sebelum terapi,pasien dianjurkan berbaring dengan sisi berbeda,
tidak berkemih 1-2 jam setelah terapi.
Sistektomi parsial, radikal atau total.
Sisteksomi parsial dilakukan pada tumor infiltratif, soliter yang berlokasi di
sepanjang dinding posterolateral atau puncak buli. Pada sistektomi radikal
dilakukan pengangkatan seluruh buli dan jaringan atau organ disekitarnya. Pada pria,
dilakukan pengangkatan buli, jaringan lemak sekitarnya, prostat dan vesika
seminalis. Pada wanita dilakukan pengangkatan buli, ceviks, uterus, vagina anterior atas,
ovarium.
Sistektomi radikal adalah pengangkatan buli-buli dan jaringan
sekitarnya (pada pria berupa sistoprostatektomi) dan selanjutnya aliranurin dari kateter
dialirkan melalui beberapa cara diversi urine, antara lain:
a . Ureterosigmoidostomi
Yaitu membuat anastomosis kedua ureter ke dalam sigmoid. Cara
ini sekarang tidak banyak dipakai lagi karena banyak menimbulka penyulit.
b . Konduit usus
Yaitu mengganti buli-buli dengan ileum sebagai penampung
urin, sedangkan untuk mengeluarkan urin dipasang kateter menetap melalui
sebuah stoma. Saat ini tidak banyak dikerjakan lagi karena tidakpraktis.
c .Diversi urin kontinen
Yaitu mengganti buli-buli dengan segmen ileum dengan membuatstoma
yang kontinen (dapat menahan urin pada volume tertentu). Urinkemudian
dikeluarkan melalui stoma dengan kateterisasi mandirisecara berkala. Cara diversi
urin ini yang terkenal adalah cara Kockpouch dan Indiana pouch
d. Diversi urin Orthotopic
Adalah membuat neobladder dari segmen usus yang kemudiandilakukan
anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa lebih fisiologisuntuk pasien, karena
berkemih melalui uretra dan tidak memakai stomayang dipasang di abdomen.
Radiasi eksterna
Radiasi eksterna diberikan selama 5-8 minggu. Merupakan alternatif selain sistektomi radikal pada tumor ilfiltratif yang dalam. Rekurensi lokal sering terjadi.
Terapi adjuvan dengan kemoterapi sistemik antara lain regimen sis platinum-Siklofosfamid dan Adriamisin
KONTROL BERKALA
Semua pasien karsinoma buli buli harus mendapatkan pemeriksaan secara
berkala, dan secara rutin dilakukan pemeriksaan klinik, sitology urine serta sisitoskopi.
Jadwal pemeriksaan berskala itu pada :
Tahun I : dilakukan 3 bulan sekali
Tahun II : Setiap 4 bulan sekali
Tahun III dan seterusnya : setiap 6 bulan sekali
REFERENSI
Emil A. Tanagho, MD , Jack W. McAninch, MD. Smith’s General Urology, 16th
Edition. 2003,chapter 16.
Twin Bridges, Montana, T. W. Sadler. Langman’s Medical Embryology, 6 edition
Snell,S.Richard. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, edisi
keenam.EGC.2006
Purnomo, B Basuki. Dasar –Dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Univ.
Brawijaya, Malang. 2000