23
1. PENDAHULUAN SEJARAH PENYAKIT Tumor Buli-Buli atau juga bisa disebut tumor vesika urinaria (kandung kemih)merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali lebihbanyak mengenai laki- laki daripada wanita. Terdapat kasus yang melaporkan,pernah mengeluhkan kencing yang berwarna merah dan bercampur darah. Tetapi karena pernah mendengar bahwa itu adalah tanda adanya infeksi di saluran kemihdan bisa sembuh atau hilang dengan minum obat tertentu, pasien kemudian menjaditenang. Tapi ketahuilah jangan pernah meremehkan kencing berdarah karena itubukan hanya berarti infeksi, tapi bisa juga berarti tanda adanya batu saluran kencing bahkan keganasan atau kanker di saluran kemih EPIDEMIOLOGI Tumor buli-buli merupakan 2% dari seluruh keganasan dan merupakan keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenital setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria daripada wanita. dan angka kejadiannya meningkat pada daerah industry. 2. ANATOMI DAN FISIOLOGI EMBRIOLOGI Kandung kemih terbentuk dari sinus urogenitalis yang merupakan hasil pemisah kloaka menjadi dua bagian: sinus

CA Buli Buli

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CA Buli Buli

Citation preview

Page 1: CA Buli Buli

1. PENDAHULUAN

SEJARAH PENYAKIT

Tumor Buli-Buli atau juga bisa disebut tumor vesika urinaria (kandung

kemih)merupakan keganasan kedua setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali

lebihban yak me nge na i l ak i - l ak i da r ipa da wan i t a . T e r dapa t ka s us ya ng

me l apo rk an , pernah mengeluhkan kencing yang berwarna merah dan bercampur

darah. Tetapi karena pernah mendengar bahwa itu adalah tanda adanya infeksi di saluran

kemihdan bisa sembuh atau hilang dengan minum obat tertentu, pasien kemudian

menjaditenang. Tapi ketahuilah jangan pernah meremehkan kencing berdarah karena

itubukan hanya berarti infeksi, tapi bisa juga berarti tanda adanya batu saluran kencing bah kan

keganasan atau kanker di saluran kemih

EPIDEMIOLOGI

Tumor buli-buli merupakan 2% dari seluruh keganasan dan merupakan

keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenital setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua

kali lebih sering menyerang pria daripada wanita. dan angka kejadiannya meningkat pada daerah

industry.

2. ANATOMI DAN FISIOLOGI

EMBRIOLOGI

Kandung kemih terbentuk dari sinus urogenitalis yang merupakan hasil pemisah kloaka

menjadi dua bagian: sinus anorektal dan sinus urogenital  Sinus urogenital sendiri terdiri dari 3

bagian: bagian atas membentuk kandung kemih , bagian berikutnya membentuk sinus urogenitalis

bagian panggul (pada pria membentuk uretra) dan bagian terakhir membentuk sinus urogenitalis

(bagian penis).

1) Bagian atas yang paling besar adalah kandung kemih. Mula mula, kandung

kemih berhubungan langsung dengan alantois, tetapi setelah rongga alantois menutup,

akan tersisa suatu korda fibrosa yang tebal, yaitu urakus, dan korda fibrosa ini

menghubungkan puncak kandung kemih dengan umbilicus. Pada orang

dewasa,ligamentum ini dikenal sebagai ligamentum umbilikalis medial

Page 2: CA Buli Buli

2) Bagian selanjutnya berupa sebuah saluran yang agak sempit, yaitu sinus urogenitalis

bagian panggul , yang pada pria membentuk uretra pars prostatica dan pars membranosa.

3) Bagian terakhir adalah sinus urogenitalis tetap , yang juga dikenal sebagai sinus

urogenitalis pars cavernosa

ANATOMI MAKROSKOPIK

Lokasi dan deskripsi

Vesika urinaria terlentak tepat di belakang pubis di dalam cavitas pelvis. Vesika urinaria

cukup baik untuk menyimpan urine dan pada orang dewasa kapasitas maksimumnya kurang

lebih 500 ml. vesika urinaria mempunyai dinding otot yang kuat . bentuk dan batas-batasnya

sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urine di dalamnya. Vesika urinaria yang kosong pada

orang dewasa seluruhnya terletak di dalam pelvis, bila vesika urinaria terisi, dinding atasnya

terangkat sampai masuk region hypogastricum. Pada anak kecil, vesika urinaria yang kosong

menonjol di atas aperture pelvis superior, kemudian bila cavitas pelvis membesar , vesika

urinaria terbenam di dalam pelvis utuk menempati posisi seperti pada orang dewasa.

Vesika urinaria yang kosong berbentuk piramida, mempunyai apex, basis, dan sebuah

fasies superior serta 2 buah facies inferolateralis, juga mempunyai collum.

Page 3: CA Buli Buli

Apex vesicae mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas sympisis pubica .

apex vesicae dihubungkan dengan umbulikus oleh ligamentum umbilicale medianum (sisa

urachus).

Basis, atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga.

Sudut superolateralis merupakan tempat muara ureter, dan sudut inferior merupakan tempat asal

uretra. Kedua ductus deferens terletak berdampingan di facies posterior vesicae da memisahkan

vesikula seminalis satu dengan yang lain. Bagian atas facies posterior vesicae diliputi

olehperitonium, yang membentuk dinding anterior excavation rectovesikalis. Bagian bawah

facies posterior dipisahkan dari rectum oleh duktus deferens, vesicular seminalis, dan fascia

rectovesikalis.

Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum atau

colon sigmoideum. Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum melipat ke dinding

lateral pelvis.

Page 4: CA Buli Buli

Bila vesica urinaria terisi, bentuknya menjadi lonjong, facies superiornya membesar dan

menonjol ke atas, ke dalam cavitas abdominalis. Peritoneum yang meliputinya terangkat pada

bagian bawah dinding anterior abdomen sehingga vesica urinaria berhubungan langsung dengan

dinding anterior abdomen.

Facies inferolateralis di bagian depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubica

dan pubis.lebih ke posterior, facies tersebut berbatasan di atas dengan musculus obturator

internus dan di bawah dengan musculus levator ani.

Collum vesicae berada di inferior dan terletak pada facies posterior prostatae. Disini ,

serabut otot polos dinding vesika urinaria dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostate. Collum

vesicae dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum puboprostatikum pada laki- laki dan

ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua ligamentum ini merupakan penebalan fascia

pelvis.

Bila vesika urinaria terisi, posisi facies posterior dan collum vesicae relative tetap, tetapi

facies superior vesicae naik ke atas,masuk ke dalam cavitas abdominalis seperti yang dijelaskan

sebelumnya.

Tunica mucosa sebagian besar berlipat lipat pada vesica urinaria yang kosong dan

berlipat lipatan tersebut akan menghilang bila vesica urinaria terisi penuh. Area tunica mukosa

yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria dinamakan trigonum vesicae liutaudi. Di

sini, tunia mucosa selalu licin, walaupun dalam kosong karena membrane mucosa pada trigonum

ini melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada di bawahnya.

Sudut superior trigonum ini merupakan tempat muara ureter dan sudut inferiornya

merupkan ostium urethrae internum. Ureter menembus dinding vesica urinaria secra miring dan

keadaan ini yang membuat keadaan ini yang membuat fungsinya seperti katup yang mencegah

aliran balik urine ke ginjal pada waktu vesika urinaria terisi.

Trigonum vesicae dibatasi disebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara

ureter yang satu ke muara ureter yang lain dan disebut sebagai plica interureterica. Uvula

vesicae merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat di belakang ostium urethrae yang

disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada di bawahnya.

Page 5: CA Buli Buli

Tunika muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang tersusun dalam tiga

lapisan yang saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor vesicae. Pada collum

vesicae, komponen sirkuler dari lapisan otot ini menebal membentuk musculus sphincter vesicae.

Perdarahan

Arteria , Arteri vesicalis superior dan inferior, cabang arteria aliaca interna

Venae , Venae membentuk plexus venous vesicalis, di bawah berhubungan dengan plexus

venosus prostatikus, dan bermuara ke vena iliaca interna.

Aliran limf, Pembuluh limf bermuara ke nodi iliaci interni dan externi.

Persarafan, persarafan vesica urinaria bersal dari plexus hipogastricus inferior. Serabut

pascaganglionik simpatis berasal dari ganglion lumablis pertama dan kedua lalu berjalan turun ke

vesika urinaria melalui plexus hypogastricus. Serabut preganglionic parasimpaticus yang muncul

sebagai nervi splanchnici pelvici berasal dari nervus sacrales kedua, ketiga dan keempat, berjalan

melalui plexus hypogasrticus menuju ke dinding vesica urinaria, di tempat ini serabut serabut

bersinap dengan neuron postganglionic. Sebagian besar serabut aferen sensorik yang berasal dari

vesica urinaria menuju system saraf pusat melalui nervi splanici pelvici. Sebagian serabut aferan

berjalan bersama saraf simpatis melalui plexus hypogastricus dan masuk ke medulla spinalis

segmen lumbalis pertama dan kedua.

Saraf simpatis menghambat kontraksi musculus detrusor vesicae dan merangsang

penutupan musculus sphincter vesicae, saraf parasimpatis merangsang kontraksi muskulus

detrusor vesicae dan menghambat kerja musculus sphincter vesicae.

Page 6: CA Buli Buli

3. ANATOMI MIKROSKOPIK

Secara histologi vesika urinaria terdiri dari lapisan mukosa epitelium transisional,

submukosa dari jaringan ikat dan elastic, serta lapisan otot detrusor yang terdiri dari otot

longitudinalis, spiralis dan sirkularis.

a). lapisan mukosa

Terdiri dari epitel peralihan, muskularis mukosa lamina propria. Dalam keadaan

kosong ketebalan epitel mencapai 6-8 lapis, bila terisi terdiri dari 2-3 lapis, muskularis mukosa

terdiri dari otot otot polos yang terputus putus. Lamina propria relative tebal, lapisan eksternaya

tebal dan submukosanya berlipat pada saat kosong.

b). lapisan muskularis

Terdiri dari 3 lapis otot polos, dimana pada bagian tengah yang arahnya sirkuler

merupakan lapisan yang paling tebal terutama pada daerah spincter.

c). lapisan adventitia

terdiri dari jaringan ikat fibro elastis dan pada bagian superior di tutup lapisan

peritoneum.

Page 7: CA Buli Buli

4. FISIOLOGI

Buli buli berfungsi manampung urine dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui

uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Dalam menampung urine, buli buli mepunyai

kapasitas maksimal yang volumnya untuk orang dewasa kurang lebih adalah 300 sampai 450 ml,

sedangkan kapasitas buli buli pada anak anak menurut formula dari Koff adalah :

Kapasitas buli buli = (umur dalam tahun + 2 ) X 30 ml

Pada saat kosong ,buli buli terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat penuh berda

di atas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan perkusi.

Buli buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan

aktivitas pusat miksi di medulla spinalis segmen sacral 2-4. Hal ini akan menyebabkan kontraksi

otot detrusor, terbukanya leher buli buli dan relaksasi sfingter uretra sehingga terjadilah proses

miksi.

5. PATOLOGI PENYAKIT

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

Keganasan buli buli ini terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak terdapat di sekitar

kita. Beberpa factor resiko yang mempermudah seseorang menderita karsinoma bulu buli adalah:

a) Pekerjaan

Pekerja pekerja di pabrik kimia ( terutama pabrik cat), laboratorium, pabrik korek

api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja pada salon/ pencukur rambut sering terpapar

oleh bahan karsinogen berupa senyawa amin aromatic (2-naftilamin, bensidin,

dan 4-aminobifamil)

b) Perokok

Resiko untuk mendapatkan karsinoma bulu buli pada perokok adalah 2-6 kali

lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Rokok mengandung bahan

karsinogen burupa amin aromatic dan nitrosamine.

c) Infeksi saluran kemih

Page 8: CA Buli Buli

Telah diketahui bahwa kuman kuman E.coli dan Proteus spp menghasilkan

nitrosamine yang merupakan zat karsinogen.

d) Kopi, pemanis buatan, dan obat obatan

Kebiasaaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan

siklamat, serta pemakaian obat obatan siklofosfamid yang diberikan intravesika,

fenasetin, opium, dan obay anti tuberkulasa INH dalam jangka lama dapat

meningkatkan resiko timbulnya karsinoma buli buli.

PERJALANAN PENYAKIT

Karsinoma buli buli yang masih dini merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama

kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria. Otot dan lemak perivesika yang

kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya.

Disamping itu tumor dapat menyebar secara limfogen maupun hematogen. Penyebaran

limfogen menuju kelenjar limfe perivesika,obturator, iliaka eksterna, dan iliaka komunis

sedangkan penyebaran hematogen paling sering ke hepar, paru paru dan tulang.

JENIS SEL

Sembilan puluh persen tumor vesika urinaria merupakan karsinoma sel transisional.tumor

ini bersifat multifocal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel

transisional yaitu di epielum, ureter atau uretra posterior. 7 persen jenis sel skuamosa, 2 persen

adenokarsinoma dan 1 persen tak berdeferensiasi. Karsnoma sel skuamosa vesika urinaria sering

berhubungan dengan radang atau infeksi jangka lama. Pasien bisa mempunyai riwayat infeksi

traktus urinarius, batu vesika urinaria atau kateter yang ditinggalkan terpasang. Tumor

radioresisten ini disertai denagn prognosis sangat buruk dan hanya ada angka kelangsungan

hidup 1 tahun 20 sampai 30 persen. Karsinoma sel skuamosa sangat lazim di antara pasien

Schistosoma haematobium. Di afrika dan timur tengah, dimana sering terdapat skistosomiasis,

maka karsinoma sel skuamosa bertanggung jawab bagi 90 persen tumor vesika urinaria.

Karsinoma sel skuamosa yang berhubungan dengan skistosomiasis merupakan suatu tumor

relative tak agresif dengan prognosis yang jauh lebih baik. Adenokarsinoma bisa berasal dari

urakus atau non urakus dan terlihat dalam presentase yang tinggi dalam pasien ekstrofi. Infeksi

Page 9: CA Buli Buli

menahun bisa membawa ke perkembangan sistitis glandularis yang diikuti oleh adenokarsinoma

yang jelas. Adenokarsinoma merupakan lesi agresif, dimana invasi dini dan metastasis lazim

ditemukan.

a. Ka r s i n om a s e l t r ans i s i ona lSebagian besar dari seluruh tumor buli adalah karsinoma sel transisional. Tumor

ini biasanya berbentuk papiler, lesi eksofitik,sesile atau ulcerasi.

Carsinoma in situ berbentuk datar (non papiler anaplastik), sel-sel membesar dan

nukleus tampak jelas. Dapat terjadi dekat atau jauh dari lesi oksofitik,dapat juga fokal

atau difuse. Karsinoma urotelial datar ada l ah t umor ya ng sangat agresif dan

bertumbuh lebih cepat dari tumor papilari.

b. Ka r s i noma non s e l t r ans i s iona l

Adenokarsinoma

Terdapat 3 kelompok adenokarsinoma pada buli-buli, di antaranya adalah :

Primer terdapat di buli-buli, dan biasanya terdapat di dasar dan di fundus buli-

buli. Pada beberapa aksus sistitis glandularis kronis dan ekstrofia vesikapada

perjalanan lebih lanjut dapat mengalami degenerasi menjadi adenokarsinoma

buli-buli.

Urakhus persisten adalah sisa duktus urakhus yang mengalami

degenerasimaligna menjadi adenokarsinoma.

Tumor sekunder yang berasal dari fokus metastasis da ri organ

lain,diantaranya adalah prostat, rektum, ovarium, lambung,

mamma,dan endometrium.

Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuamosa terjadi karena rangsangan kronis pada buli-buli

sehingga sel epitelnya mengalami metaplasia berubah menjadiganas.

Rangsangan kronis itu dapat terjadi karena infeksi salurankemih kronis, batu buli-

buli, kateter menetap yang dipasang dalam jangka waktu lama, infestasi cacing

schistosomiasis pada buli-buli, danpemakaian obat siklofosfamid secara intravesika.

Page 10: CA Buli Buli

BENTUK TUMOR

Tumor buli buli dapat berbentuk papiler, tumor non infasif (in situ), noduler

(infiltrat) atau campuran antara bentuk papiler dan infiltrative.

Penentuan derajat invasi tumor berdasarkan system TNM atau berdasarkan

penentuan stadium dari Marshall seperti yang terlihat dibawah ini:

GAMBARAN KLINIK

Perlu diwaspadai jika seorang pasien datang dengan mengeluh hematuria yang

bersifat: (1) tanpa disertai rasa nyeri (painless), (2) kambuhan (intermittent), dan (3)

terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total). Meskipun seringkali karsinoma

buli-buli tanpa disertai gejala disuri, tetapi pada karsinoma in situ atau karsinoma

Page 11: CA Buli Buli

yang sudah mengadakan infiltrasi luas tidak jarang menunjukkan gejala iritasi buli-

buli.

Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang

meminta pertolongan karena lidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang telah lanjut

berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema tungkai. Edema tungkai ini

disebabkan karena adanya penekanan aliran limfe oleh massa tumor atau oleh kelenjar

limfe yang membesar di daerah pelvis .

PALPASI BIMANUAL

Palpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum (supaya otot buli-buli relaks) pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor TUR buli-buli. Jari telunjuk kanan melakukan colok dubur atau colok vagina sedangkan tangan kiri melakukan palpasi buli-buli di daerah suprasimfisis untuk memperkirakan luas infiltrasi tumor (T)

6. DEFENSIAL DIAGNOSA

Tumor vesika urinaria

Benigh prostat hiperplasi

Vesikolitiasis

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan laboratorium

Kelainan yang ditemukan biasanya hanya ditemukan dalam darah dan urin.

Gejala anemia dapat diumpai bila ada perdarahan dari tumor yang sudah lanjut. Dapat

juga ditemukan gejala gangguan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan

kreatinin dalam darah yang terjadi bila tumor tersebut menyumbat kedua muara

ureter. Selain pemeriksaan laboratorium rutin, diperiksa juga:

Sitology urin , yaitu pemeriksaan sel sel urotelium yang terlepas

bersama urin.

Antigen permukaan sel dan flow cytometri, yaitu mendeteksi

adanya kelainan kromosom sel sel urotelium.

Page 12: CA Buli Buli

b. Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan Foto Polos Abdomen Dan Pielografi Intra Vena (IVP)

digunkan sebagai pemerikaan baku pada penderita yang diduga memiliki

keganasan saluran kemih termasuk juga keganasan buli buli.pada pemeriksaan ini

selain melihat adanya filling defek pada buli buli juga mendeteksi adanya tumor

sel transisional yang berada di ureter atay pielum, dan dapat mengevaluasi ada

tidaknya gangguan pada ginjal dan saluran kemih yang disebabkan oleh tumor

buli buli tersebut. Didapatkannya hidroureter atau hidronefrosis merupakan salah

satu tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter.

Jika penderita alergi terhadap zat kontras yang digunakan pada IVP maka

dapat dilakukan pemeriksaan USG. Foto thorax juga perlu dilakukan untuk

melihat bila ada metastasis ke paru paru.

c. Sistoskopi dan biopsy

Sistoskopi dilakukan oleh urologis, mengevaluasi kantung kemih dengan

pemeriksaan visual langsung dengan menggunkan sebuah alat khusus yaitu

cytoscope. Identifikasi dari sebuah tumor biasa dilakukan dengan

cytoscopi.banyak tumor yang muncul dari bagian yang lebih tergantung dari

kantung kemih, seperti basal, trigonum, dan daerah di sekitar orifium vesika.

Namun mereka juga dapat muncul dimana saja.

Pemeriksaan sistoskopi dan biopsy mutlak dilakukan pada penderita

dengan persangkutan tumor buli buli, terutama jika penderita berumur 40 -45

tahun. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat ada atau tidaknya tuor di buli buli

sekaligus dapat dilakukan biopsy untuk menentukan derajat infiltrasi tumor yang

menetukan terapi selanjutnya. Selain itu pemeriksaan ini dapat juga digunakan

sebagai tindakan pengobatan pada tumor superfisial (permukaan)

d. CT scan atau MRI

Berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ sekitarnya. CT

scanning merupakan x-ray detail dari tubuh, yang menujukan persimpangan

persimpangan dari organ yang mana tidak ditunjukan oleh sinar X-ray

Page 13: CA Buli Buli

konvensional. MRI lebih sensitive dari pada CTscan, yang mmeberikan

keuntungan dapat mendeteksi kelenjar limfe yang membesar di dekat tumor yang

menunjukan bahwa kanker telah menyebar ke kelenjar limfe.

8. TERAPI

Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah reseksi

buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat ditentukan luas

infiltrasi tumor.

Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya, antara lain:

Altematif Terapi Setelah TUR Buli-buli

Stadium Tindakan

Superfisial (stadium 0 - A) TUR Buli/fulgurasi

Instilasi intravesika

Invasif

(stadium B-C- Dl)

TUR Buli

Sistektomi atau radiasi

Metastasis

(stadium D2)

Ajuvantivus kemoterapi

Radiasi paliatif

Page 14: CA Buli Buli

Tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat pengawasan yang ketat atau wait and see.

Instilasi intravesika dengan obat-obat Mitosimin C, BCG, 5-Fluoro Uracil,Siklofosfamid, Doksorubisin, atau dengan Interferon.

Dilakukan dengan cara memasukkan zat kemoterapeutik ke dalam buli melalui

cateter. Cara ini mengurangi morbiditas pada pemberian secara sistemik. Terapi ini dapat

sebagai profilaksis dan terapi,mengurangi terjadinya rekurensi pada pasien yang sudah

dilakukanreseksi total dan terapi pada pasien dengan tumor buli superfisial yangmana

transuretral reseksi tidak dapat dilakukan.

Zat ini diberikan tiap minggu selama 6-8 minggu, lalu dilakukan maintenan terapi

sebulan atau dua bulan sekali. Walaupun toksisitas lokal sering terjadi, toksisitas sistemik

jarang terjadi karena ada pembatasan absorbsi di lumen buli.

Pada pasien gross hematuria sebaiknya menghindari cara ini karena dapat

menyebabkan komplikasi sistemik berat. Efisiensi obat dapat dicapai dengan

membatasi intake cairan sebelum terapi,pasien dianjurkan berbaring dengan sisi berbeda,

tidak berkemih 1-2 jam setelah terapi.

Sistektomi parsial, radikal atau total.

Sisteksomi parsial dilakukan pada tumor infiltratif, soliter yang berlokasi di

sepanjang dinding posterolateral atau puncak buli. Pada sistektomi radikal

dilakukan pengangkatan seluruh buli dan jaringan atau organ disekitarnya. Pada pria,

dilakukan pengangkatan buli, jaringan lemak sekitarnya, prostat dan vesika

seminalis. Pada wanita dilakukan pengangkatan buli, ceviks, uterus, vagina anterior atas,

ovarium.

Sistektomi radikal adalah pengangkatan buli-buli dan jaringan

sekitarnya (pada pria berupa sistoprostatektomi) dan selanjutnya aliranurin dari kateter

dialirkan melalui beberapa cara diversi urine, antara lain:

a . Ureterosigmoidostomi

Yaitu membuat anastomosis kedua ureter ke dalam sigmoid. Cara

ini sekarang tidak banyak dipakai lagi karena banyak menimbulka penyulit.

b . Konduit usus

Page 15: CA Buli Buli

Yaitu mengganti buli-buli dengan ileum sebagai penampung

urin, sedangkan untuk mengeluarkan urin dipasang kateter menetap melalui

sebuah stoma. Saat ini tidak banyak dikerjakan lagi karena tidakpraktis.

c .Diversi urin kontinen

Yaitu mengganti buli-buli dengan segmen ileum dengan membuatstoma

yang kontinen (dapat menahan urin pada volume tertentu). Urinkemudian

dikeluarkan melalui stoma dengan kateterisasi mandirisecara berkala. Cara diversi

urin ini yang terkenal adalah cara Kockpouch dan Indiana pouch

d. Diversi urin Orthotopic

Adalah membuat neobladder dari segmen usus yang kemudiandilakukan

anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa lebih fisiologisuntuk pasien, karena

berkemih melalui uretra dan tidak memakai stomayang dipasang di abdomen.

Radiasi eksterna

Radiasi eksterna diberikan selama 5-8 minggu. Merupakan alternatif selain sistektomi radikal pada tumor ilfiltratif yang dalam. Rekurensi lokal sering terjadi.

Terapi adjuvan dengan kemoterapi sistemik antara lain regimen sis platinum-Siklofosfamid dan Adriamisin

KONTROL BERKALA

Semua pasien karsinoma buli buli harus mendapatkan pemeriksaan secara

berkala, dan secara rutin dilakukan pemeriksaan klinik, sitology urine serta sisitoskopi.

Jadwal pemeriksaan berskala itu pada :

Tahun I : dilakukan 3 bulan sekali

Tahun II : Setiap 4 bulan sekali

Tahun III dan seterusnya : setiap 6 bulan sekali

Page 16: CA Buli Buli

REFERENSI

Emil A. Tanagho, MD , Jack W. McAninch, MD. Smith’s General Urology, 16th

Edition. 2003,chapter 16.

Twin Bridges, Montana, T. W. Sadler. Langman’s Medical Embryology, 6 edition

Snell,S.Richard. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, edisi

keenam.EGC.2006

Purnomo, B Basuki. Dasar –Dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Univ.

Brawijaya, Malang. 2000