23
Metodologi Penelitian Tahapan pada penyusunan penelitian ini dapat dijalankan dengan cara sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Metodologi Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut : 1) Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dalam metode ini penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek penelitian serta pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan yang menghasilkan data-data teoritis dari buku, majalah, dan sumber lainnya yang erat kaitannya dengan lampiran teoritis. 2) Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam metode penelitian lapangan ini. Penulis menggunakan teknik ini untuk mengumpulkan data antara lain : a. Wawancara Langsung (Interview) Mengadakan wawancara langsung dengan guru dan pihak- pihak yang terkait dengan objek penelitian ini sehingga penulis dalam memperoleh data yang diinginkan untuk membantu menyelesaikan tugas akhir ini. b. Peninjauan Langsung (Observation) c. Pengamatan yang dilakukan secara langsung kepada objek yang diteliti dan mencatat data dari dokumen instansi terkait. 3) Perancangan Sistem

Bab Metodologi Penelitian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bab Metodologi Penelitian

Citation preview

Metodologi Penelitian

Tahapan pada penyusunan penelitian ini dapat dijalankan dengan cara sebagai berikut :

1. Pengumpulan DataMetodologi Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam mengumpulkan data-data adalah sebagai berikut :

1) Penelitian Kepustakaan (Library Research)Dalam metode ini penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek penelitian serta pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan yang menghasilkan data-data teoritis dari buku, majalah, dan sumber lainnya yang erat kaitannya dengan lampiran teoritis.

2) Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam metode penelitian lapangan ini. Penulis menggunakan teknik ini untuk mengumpulkan data antara lain :

a. Wawancara Langsung (Interview)

Mengadakan wawancara langsung dengan guru dan pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian ini sehingga penulis dalam memperoleh data yang diinginkan untuk membantu menyelesaikan tugas akhir ini.

b. Peninjauan Langsung (Observation)

c. Pengamatan yang dilakukan secara langsung kepada objek yang diteliti dan mencatat data dari dokumen instansi terkait.

3) Perancangan Sistem

Perancangan sistem terdiri dari tiga tahap, yaitu perancangan database, perancangan user interface, dan perancangan program aplikasi.

2. Sistem Penunjang Keputusan

Sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh seorang manajer atau perusahaan dan dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan (Kusumadewi, 2006). Sistem pendukung keputusan merupakan bagian tak terpisahkan dari totalitas sistem organisasi keseluruhan suatu sistem organisasi mencakup sistem fisik, sistem keputusan dan sistem informasi (Ramdhani MA, 2000). Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan harus dibuat (Kusrini, 2007).

2.1.1 Tahap pengambilan keputusan

Untuk menghasilkan keputusan yang baik ada beberapa tahapan proses yang harus dilalui dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan melalui beberapa tahap berikut (Kusrini, 2007):

a) Tahap Penelusuran (intelligence)

Pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi, sehingga bisa mengidentifikasi masalah yang terjadi biasanya dilakukan analisis dari sistem ke subsistem pembentuknya sehingga didapatkan keluaran berupa dokumen pernyataan masalah.

b) Tahap designDalam tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengembangkan dan menganalisis semua pemecahan yang mungkin dapat dilakukan, yaitu melalui pembuatan model yang bisa mewakili kondisi nyata masalah. Dari tahap ini didapat keluaran berupa dokumen alternatif solusi.

c) Tahap choiceDalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif pemecahan yang dibuat pada tahap desain yang dipandang sebagai aksi yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari tahap ini didapatkan dokumen solusi dan rencana implementasinya.

d) Tahap Implementasi

Pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi pemecahan yang dipilih ditahap choice. Implementasi yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi. Sementara kegagalan ditandai masih adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi. Dari tahap ini didapatkan laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya.

2.2.1 Komponen sistem penunjang keputusan

Secara umum sistem pendukung keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu (Kusrini, 2007):a) Database Management

Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data. Data yang merupakan suatu sistem pendukung keputusan dapat berasal dari luar maupun dalam lingkungan. Untuk keperluan SPK, diperlukan data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.

b) Model Base

Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari permaslahan (objektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada (constraints), dan hal-hal terkait lainnya. Model Base memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan solusi alternatif.

c) User Interface

Terkadang disebut sebagai subsistem dialog, merupakan penggabungan antara dua komponen sebelumnya yaitu Database Management dan Model Base yang disatukan dalam komponen ketiga (user interface), setelah sebelumnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti komputer. User Interface menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai kedalam sistem pendukung keputusan.2.2Analytical Hierarcy ProcesAnalytical hierarcy process (AHP) adalah suatu metode analisis dan sintesis yang dapat membantu proses pengambilan keputusan. AHP merupakan alat pengambil keputusan yang powerful dan fleksibel, yang dapat membantu dalam menetapkan prioritas-prioritas dan membuat keputusan di mana aspek-aspek kualitatif dan kuantitatif terlibat dan keduanya harus dipertimbangkan. Dengan mereduksi faktor- faktor yang kompleks menjadi rangkaian one on one comparisons dan kemudian mensintesa hasilnya (Kusrini, 2007).AHP sangat cocok dan fleksibel digunakan untuk menentukan keputusan yang menolong seorang decision maker untuk mengambil keputusan yang kualitatif dan kuantitatif berdasarkan segala aspek yang dimilikinya. Kelebihan lain dari AHP adalah dapat memberikan gambaran yang jelas dan rasional kepada decision maker tentang keputusan yang dihasilkan.

Pada struktur bagan AHP, setiap elemen dalam suatu level di dalam AHP akan mempengaruhi elemen pada level yang lebih tinggi (Kusrini, 2007) seperti ditunjukan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Struktur Bagan AHP

2.2.1Prisip dasar AHP

Prinsip dasar yang harus dipahami dalam pengambilan keputusan menggunakan metode AHP antara lain (Syaifullah, 2010):

a) Decomposition

Decomposition adalah membagi masalah yang utuh menjadi ke bentuk hierarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap elemen saling berhubungan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan dilakukan terhadap unsur-unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan yang hendak dipecahkan. Bentuk struktur decomposition sebagai berikut:

Tingkat pertama: Tujuan

Tingkat kedua: Kriteria-kriteria

Tingkat ketiga: Alternatif-alternatif

Gambar 2.4 Struktur Decompositionb) Comparative judgement

Comparative judgement dilakukan dengan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada satu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan prioritas dari elemen-elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks pairwise comparisons yaitu matriks perbandingan berpasangan memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk tiap kriteria.

c) Synthesis of priority (menentukan prioritas)

Menentukan prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai kontibusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan antar dua elemen sehingga semua elemen tercakup. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan pakar dan pihak yang berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

d) Logical consistency (konsistensi logis)

Konsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.1.2Prosedur AHP

Pada metode AHP terdapat langkah-langkah dalam menentukan keputusan yang akan diambil meliputi (Kusrini, 2007):

a) mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.

b) Menentukan prioritas elemen:

1) Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan pasangan yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.

2) Matrik perbandingan diisi dengan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari satu elemen terhadap elemen yang lainnya.

c) Sintesis

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah:

1) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matrik.

2) Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matrik.

3) Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

d) Mengukur Konsistensi

Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam hal ini adalah:

1) Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relative elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua dan seterusnya.

2) Jumlahkan setiap baris.

3) Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.

4) Jumlahkan hasil bagi atas dengan banyaknya elemen yang ada, yang disebut maks.5) Hitung Consistensi Index (CI) dengan rumus:

Dimana n = banyaknya elemen

6) Hitung rasio konsistensi dengan rumus:

Dimana CR = Consistency rasio

CI = Consistency Index IR = Index Random Consistensy

7) Memeriksa konsistensi hierarki, jika nilainya lebih dari 100% maka penelitian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang sama dengan 0.1 maka hasil hitungan dapat dinyatakan benar. Daftar indeks random konsistensi (IR) bisa dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Daftar Indeks Random Konsistensi

Ukuran MatriksNilai IR

10.00

20.00

30.58

40.90

51.12

61.24

71.32

81.41

91.45

101.49

111.51

121.48

131.56

141.57

151.59

2.3Basis Data

Basis dari 2 kata, yaitu basis dan data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang (berkumpul), sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya. Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti (Fathansyah, 2012):

1) Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

2) Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi sebagai kebutuhan.

3) Kumpulan file atau table atau arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.

Prinsip utama basis data adalah pengaturan data atau arsip dan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam mengambil kembali data (arsip).

2.4UMLPada perkembangan teknik pemrograman berorientasi objek, terdapat sebuah standarisasi bahasa permodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek, yaitu Unified Modeling Language (UML). UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung (Rosa & M.shalahuddin, 2013).

Diagram UML terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori (Rosa & M.shalahuddin, 2013). Pembagian kategori dan macam-macam diagram tersebut dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Kategori diagram UML

Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut

1) Structure diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.

2) Behavior diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakukan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.

3) Interaction diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada sistem.

a) Class diagram Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan metode. Diagram kelas dibuat agar pembuat program atau programmer membuat kelas-kelas sesuai dengan rancangan di dalam diagram kelas agar antara dokumentasi perancangan dan perangkat lunak sinkron. Contoh class diagram dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Class diagram

b) Object diagram

Diagram objek menggambarkan struktur sistem dari segi penamaan objek dan jalannya objek dalam sistem. Pada diagram objek harus dipastikan semua kelas yang sudah didefinisikan pada diagram kelas harus dipakai objeknya, karena jika tidak, pendefinisian kelas itu tidak dapat dipertanggung jawabkan. Diagram objek juga berfungsi untuk mendefinisikan contoh nilai atau isi dari atribut tiap kelas. Contoh object diagram dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Object Diagram

c) Component diagram Diagram komponen dibuat untuk menunjukkan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem. Diagram komponen fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan ada di dalam sistem. Contoh component diagram dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Component diagram

d) Composite Structure diagram

Diagram ini digunakan untuk menggambarkan struktur dari bagian-bagian yang saling terhubung maupun mendeskripsikan struktur pada saat berjalan dari instance yang saling terhubung. Dapat menggambarkan struktur di dalam kelas atau kolaborasi. Contoh composite structure diagram dapat dilihat pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Composite structure diagram

e) Package DiagramPackage diagram menyediakan cara mengumpulkan elemen-elemen yang saling terkait dalam diagram UML. Hampir semua diagram di dalam UML dapat dikelompokkan menggunakan package diagram. Contoh package diagram dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Package diagram

f) Deployment DiagramDeployment Diagram menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi. Deployment Diagram juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal seperti sistem tambahan yang menggambarkan rancangan device, node, hardware atau sistem client/server. Contoh deployment diagram dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Deployment diagram

g) Use Case Diagram

Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antar satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu. Contoh use case diagram dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Use case diagram

h) Activity Diagram

Activity Diagram menggambarkan workflow atau aliran kerja dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan sistem. Contoh activity diagram dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Activity diagram

i) Statechart Diagram

Statechart diagram digunakan untuk menggambarkan perubahan status atau transisi status dari sebuah mesin atau sistem atau objek. Perubahan tersebut digambarkan dalam suatu graf berarah. Statechart diagram merupakan pengembangan dari diagram Finite State Automata dengan penambahan beberapa fitur dan konsep baru. Contoh statechart diagram dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Statechart diagramj) Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Dalam menggambarkan diagram ini maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstalasi menjadi objek itu. Membuat Sequence diagram juga dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use case. Contoh sequence diagram dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Sequence diagram

k) Communication Diagram Communication diagram pada UML adalah penyederhanaan dari diagram kolaborasi pada UML. Diagram komunikasi menggambarkan interaksi antar objek dalam bentuk urutan pengiriman pesan. Diagram komunikasi merepresentasikan informasi yang diperoleh diagram kelas, diagram sekuen dan diagram use case untuk mendeskripsikan gabungan antara struktur statis dan tingkah laku dinamis dari suatu sistem. Contoh communication diagram dapat dilihat pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16 Communication diagram

l) Interaction Overview Diagram

Interaction Overview Diagram mirip dengan diagram aktivitas yang berfungsi untuk menggambarkan sekumpulan urutan aktivitas. Interaction Overview Diagram adalah bentuk aktivitas diagram yang setiap titik merepresentasikan diagram interaksi. Diagram ini dapat meliputi diagram sekuen, diagram komunikasi, Interaction Overview Diagram, dan timing diagram. Contoh interaction overview diagram dapat dilihat pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Interaction overview diagramm) Timing Diagram

Timing diagram merupakan diagram yang fokus pada penggambaran terkait batasan waktu. Timing diagram digunakan untuk menggambarkan tingkah laku sistem dalam periode waktu tertentu. Diagram ini biasanya digunakan untuk mendeskripsikan operasi dari alat digital karena pengambaran secara visual akan lebih mudah dipahami daripada kata-kata. Contoh timing diagram dapat dilihat pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18 Timing diagramCI = CI/IR

CI = ( QUOTE maks-n)/n