Upload
hermanto-herfieda
View
3.040
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan
deskriptif analitis. Dengan mengacu pada pendapat (Nursalam,2008) bahwa,
penelitian deskriptif analitis adalah bertujuan untuk menggambarkan atau
memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini, deskripsi
peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual,
fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi, hubungan antar
variabel diidentifikasi untuk menggambarkan secara keseluruhan suatu peristiwa
yang sedang diteliti. studi untuk menemukan fakta dengan interprestasi yang
tepat ditujukan untuk menguji hipótesis dan mengadakan interprestasi yang lebih
dalam tentang hubungan-hubungan. peneliti bukan saja memberikan gambaran
terhadap fenomena-fenomena, tapi juga menerangkan hubungan, menguji
hipótesis , membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu
masalah yang ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data menggunakan
dokumentasi dan kuesioner.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path
analysis) analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda,
atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan
kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan teori. bahwa model analisis jalur mengukur darajat pengaruh
hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel exogen terhadap variabel
37
endogen melalui variabel mediator, sesuai dengan arah hubungan yang telah
ditetapkan sebelumnya (Ghozali,2009).
4.2 Populasi dan Sampel dan Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
tersebut (Notoatmodjo,2005). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah seluruh pelanggan atau masyarakat yang sedang berkunjung, yang
mendapatkan pelayanan kesehatan di Balai Pengobatan PT. Kertas Leces
(Persero) Probolinggo dengan populasi 200 renponden (tiga hari).
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2005). Dalam
pengambilan sampel dengan karakteristik renponden yang telah
berkunjung lebih dari 3 kali. jumlah sampel ditentukan dengan Rumus :
Dimana: ∑V = jumlah variabel bebas
∑R = jumlah renponden.
Karena 4 variabel bebas maka (4 + 1) 10 = 50 responden. Sesuai dengan
(SK MENPAN / KEP / 25 / M.PAN / 2 / 2004) tentang Indeks Kepuasan
Masyarakat.
4.2.3 Sampling
Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,
yaitu cara pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan
38
tertentu yang dibuat peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,2005).
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.3.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Balai Pengobatan PT Kertas Leces (Persero) di
Probolinggo.
4.3.2 Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2012.
4.4 Variabel Penelitian
4.4.1 Definisi variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo,2005).
Dalam analisis jalur tidak digunakan istilah variabel bebas ataupun
tergantung. Sebagai gantinya kita menggunakan istilah variabel exogenous
dan endogenous, (Sarwono, 2012).
4.4.2 Identifikasi Variabel:
4.4.2.1 Variable exogenous
Variabel exogenous dalam suatu model jalur ialah semua variabel
yang tidak ada penyebab-penyebab eskplisitnya atau dalam
diagram tidak ada anak-anak panah yang menuju kearahnya, selain
pada bagian kesalahan pengukuran. Jika antara variabel exogenous
dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak
39
panah dengan kepala dua yang menghubungkan variabel-variabel
tersebut, (Sarwono, 2012)
Variabel independen (variable exogenous) dalam penelitian ini
dari klausul 6 (enam) ISO 9001:2008 terdiri dari:
4.4.2.1.1 Sumber daya manusia (X1)
4.4.2.1.2 Infrastruktur (X2)
4.4.2.1.3 Lingkungan kerja (X3).
4.4.2.2 Variable mediator
Suatu variabel disebut variabel perantara (mediator) jika variabel
tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor
(independent) dan variabel kreterion (dependent), (Ghozali, 2009).
Varibel mediator dalam penelitian ini adalah kepuasan Pelanggan
(M).
4.4.2.3 Variable endogenous
Variabel endogenous ialah variabel yang mempunyai anak-anak
panah menuju kearah variabel tersebut. Variabel yang termasuk
didalamnya ialah mencakup semua variabel perantara dan
tergantung. Variabel perantara endogenous mempunyai anak panah
yang menuju kearahnya dan dari arah variabel tersebut dalam sutau
model diagram jalur. Sedang variabel tergantung hanya mempunyai
anak panah yang menuju kearahnya, (Sarwono, 2012). Varibel
endogenous dalam penelitian ini adalah loyalitas Pelanggan (Y).
40
4.4.3 Definisi operasional variabel
Tabel 4.1 Definisi opersional variabel
Sumber: data diolah penulis
Variabel Indikator Item pengukuran
Sumber Daya Manusia (X1)
1) Petugas pelayanan memiliki pengetahuan yang memadai sesuai dengan tugasnya dll)
2) Petugas pelayanan memiliki ketrampilan yang memadai sesuai dengan keahlian dan tugasnya
3) Selalu ada petugas yang melayani sesuai dengan profesinya dan sesuai prosedur pelayanan
4) Petugas bertanggungjawab terhdap pelayanannya
5) Waktu mendapatkan pelayan antara 5 s/d 30 menit
6) Petugas memakai seragam dan identitas
7) Pelayanan berlaku adil 8) Petugas ramah dan sopan
1) Pengetahuan petugas dalam memberikan pelayanan,
2) Ketrampilan petugas dalam
memberikan pelayanan, 3) Kedisiplinan petugas dalam
memberikan pelayanan, 4) Tanggungjawab petugas dalam
memberikan pelayanan, 5) Kecepatan pelayanan di unit ini, 6) Kejelasan dan kepastian petugas yang
melayani, 7) Keadilan untuk mendapatkan
pelayanan 8) Kesopanan dan keramahan perutagas
dalam memberikan pelayanan, Infrastruktur (X2)
1) Terdapat pelayanan laboratorium klinik
2) Tersesedianya kelengkapan obat 3) Terpenuhi kelengkapan alat-alat
pelayanan 4) Adanya toilet, tempat parkir dll
1) Pelayanan laboratorium klinik,
2) Kelengkapan obat-obatan, 3) Kelengkapan dan ketersediaan alat-alat
pelayanan, 4) kelengkapan prasarana penunjang lain,
Lingkungan Kerja (X3)
1) Keamanan pelayanan terjaga 2) Kenyamanan pelayanan terpelihara 3) Kebersihan dan kerapihan terjaga 4) Tidak bising dan tidak ada polusi
udara
1) Keamanan pelayanan, 2) Kenyamanan pelayanan, 3) Kebersihan dan kerapihan di
lingkungan pelayanan, 4) Kebisingan dan polusi udara di
unit pelayanan. Kepuasan pelanggan (M)
1) Proses administasi yang memuaskan 2) Hasil Pelayanan yang diterima 3) Kelancaran Pelayanan 4) Penanganan keluhan pelayanan 5) Pelayanan yang sesuai harapan 6) Semua pelayanan memuaskan
1) Proses administrasi pelayanan 2) Pelayanan yang diberikan 3) Kelancaran pelayanan 4) Ketanggapan penanganan keluhan 5) Pelayanan yang diberikan 6) Semua proses pelayanan
Loyalitas Pelanggan (Y)
1) Merupakan pilihan pelayanan 2) Karena memuaskan 3) Menceritakan ke orang lain karena
kepuasan pelayanan 4) Selalu menggunakan unit pelayanan
ini 5) Kembali lagi karena sesuai dengan
harapan
1) Pilihan pelayanan dibanding dengan tempat lain
2) Kepuasan pelayanan 3) Bercerta kepuasan ke orang lain 4) Selalu menggunakan unit pelanan ini 5) Kembali karena sesuai harapan
41
4.5 Instrumen Penelitian
Di dalam pengumpulan data dengan cara apapun, selalu diperlukan suatu alat
yang di sebut instrumen pengumpulan data, sudah barang tentu macam alat
pengumpul data ini tergantung pada macam dan tujuan penelitian,
(Notoatmodjo,2005). Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan data yang
dipakai disebut kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
4.5.1 Kuesioner
Kuesioner adalah sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan
baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau
memberi tanda-tanda tertentu, (Notoatmodjo, 2005).
Pentingnya kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah untuk
memperoleh suatu data yang sesuai dengan tujuan penelitian, oleh karena
itu isi kuesioner adalah sesuai dengan hipotesis penelitian dan merupakan
penjabaran dari hipotesis, yang harus mempunyai beberapa persyaratan:
relevan dengan tujuan penelitian, mudah ditanyakan, mudah dijawab, dan
data yang diperoleh mudah diolah.
4.5.2 Uji Validitas dan reliabilitas
4.5.2.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah
kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang
hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor
atau nilai tiap-tiap pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut.
Bila semua pertanyaan mempunyai korelasi yang bermakna
42
(contruct validity). kuesioner tersebut telah memiliki validitas
konstruk, berarti semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner itu
mengukur konsep yang kita ukur. (Notoatmodjo, 2005). Tehnik
korelasi yang dipakai adalah product moment yang rumusnya
sebagai berikut :
Dimana :
rxy = koefisien korelasi
X = skor pertanyaan untuk setiap butir pertanyaan
Y = skor total
n = jumlah responden
Menentukan rtabel dengan rumus: df = n – k – 1. df = 50 – 4 -1
= 45
Dimana : df = degree of freedom
n = sampel (50 responden)
k = variabel independen (4)
rtabel dengan degree of freedom (df) = 45 adalah 0.2429.
Dasar analisisnya adalah:
Apabila rhitung > rtabel maka dinyatakan valid, (Ghozali, 2009).
4.5.2.2 Uji reliabilitas
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Yang berarti
menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
43
tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.
(Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini uji reliabilitas
dilakukan dengan metode Alpha Cronbach (Sugiono, 2007).
Rumusnya sebagai berikut :
2
2
11στ
σb1
1kkr
Dimana: N
Nx
x
22
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
2b = jumlah varians butir
2t = jumlah varians total
Pengujian reliabilitas hanya dilakukan pada butir pertanyaan yang
telah valid dalam pengujian validitas. Dasar analisisnya Instrumen
dinyatakan reliabel jika harga koefisien Alpha paling tidak
mencapai 0,600, (Riyanto, 2009). Untuk melakukan pengujian
tersebut dipakai bantuan komputer dengan memanfaatkan program
SPSS ( Statistical Product and Service Solution) for Window Versi
19.
4.6 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses
pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian,
(Nursalam, 2008). fokus pengumpulan data yang dijadikan sarana untuk
44
memandu jalannya penelitian ini adalah variabel-variabel yang mempengaruhi
kepuasan dan loyalitas pelanggan meliputi : sumber daya manusia, infrastruktur
dan lingkungan kerja.
4.6.1 Sumber data meliputi:
4.6.1.1 Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden
dengan cara memberi kuesioner pada pelanggan Balai Pengobatan
PT. Kertas Leces (Persero).
4.6.1.2 Data sekunder, merupakan data yang diperoleh tidak secara
langsung, melainkan dari dokumen yang sudah disediakan oleh
Balai Pengobatan PT Kertas Leces (Persero) Probolinggo.
4.6.2 Pengumpulan data
Jenis data yang akan dikumpulkan adalah dengan cara sebagai berikut :
4.6.2.1 Pengkajian data (editing dan coding)
Memeriksa kuesioner yang telah diisi dan mengklasifikasi jawaban
berdasar katagori.
4.6.2.2 Pemberian skor (skoring)
Dalam penelitian ini pengukuran menggunakan skala likert yaitu
skor yang digunakan 1 - 5 yang diterapkan secara bervariasi
menurut masing-masing katagori pernyataan. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam
penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian,
(Riduwan, 2008).
45
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi
subvariabel kemudian subvariabel dijabarkan lagi menjadi
indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak
untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau
pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban
dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang
diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut: lihat tabel 3.2.
Tabel 4.2 Skala likert
Sumber: Riduwan, 2008
4.6.2.3 Informasi (information)
Menampilkan data sesuai dengan tujuan penelitian.
4.7 Tehnik analisa data
Tehnik analisa dan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan
bantuan SPSS19 ( Statistical Product and Service Solution) for Window Version
19.
4.7.1 Uji asumsi klasik
4.7.1.1 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar
variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
a. Sangat Tidak Puas (STP) / Sangat Tidak Setuju (STJ) diberi skor (1) b. Kurang Puas (KP) / Tidak Setuju (TS ) diberi skor (2) c. Cukup Puas (CP) / Netral ( N ) diberi skor (3) d. Puas ( P ) / Setuju ( S ) diberi skor (4) e. Sangat Puas (SP) / Sangat Setuju (STJ) diberi skor (5)
46
tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF), nilai cutoff
yang umum dipakai untuk menunujukan adanya multikolinieritas
adalah Tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10,
(Ghozali,2009).
Dasar analisisnya adalah :
Apabila nilai tolerance hitung < 0.10 atau nilai VIF hitung > 10
maka terjadi multikolinieritas antar variabel independen.
Apabila nilai tolerance hitung > 0.10 atau nilai VIF hitung < 10
maka tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen.
4.7.1.2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti variasi (varian) residual tidak sama
untuk semua pengamatan, atau semakin besarnya residual untuk
pengamatan yang semakin banyak. Model regresi linier
mengasumsikan bahwa varian residual bersifat konstan atau sama
untuk berbagai pengamatan. Dalam penelitian ini untuk menjamin
keakuratan uji heteroskedastisitas digunakan uji Glejser, uji ini
mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual (AbsUi)
terhadap variabel independen lainnya dengan persamaan sebagai
berikut: AbsUi = + βXi + ʋi.
Dimana: AbsUi = Absolut redidual
= Konstanta
βXi = Koefisien variabel independen
ʋi = Varian error
Dasar analisisnya adalah:
47
Jika β signifikan maka mengindikasikan telah terjadi
Heteroskedastisitas dalam model.
Jika nilai Sig > 0,01 maka tidak terjadi Heteroskedastisitas atau
model homoskedastisitas.(Ghozali, 2009).
4.7.1.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu (residual)
pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Jika ada korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Dalam menguji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin-Watson
(DW). (Ghozali,2009).
Hasil perhitungan Durbin Watson (DW) dibandingkan dengan nilai
DWtabel pada = 0,05. Tabel DW memiliki dua nilai yaitu nilai
batas atas (du) dan nilai batas bawah (dl) untuk berbagai nilai n dan
k. Untuk nilai tabel DW dengan menggunakan derajat kepercayaan
5% ( = 0,05) jumlah responden 50 orang dan jumlah variabel
independen 4 adalah: (dl) 1,378 < DW < 1,721 (du). (Ghozali,
2009).
Dasar analisisnya adalah:
Apabila nilai hitung DW terletak antara batas atas atau upper
bound (du) dan (4 - du), maka koefisien autokorelasi sama
dengan nol, berarti tidak terdapat autokorelasi.
48
Apabila nilai hitung DW lebih rendah daripada batas bawah atau
lower bound (dl) maka koefisien autokorelasi lebih besar
daripada nol, berarti terdapat autokorelasi positif.
Apabila nilai hitung DW lebih besar daripada (4-dl) maka
koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti terdapat
autokorelasi negatif.
Apabila nilai hitung DW terletak diantara batas bawah (dl) dan
batas atas (du) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl) maka
hasilnya tidak dapat disimpulkan.
4.7.1.4 Uji Normalitas
Penggunaan model regresi untuk prediksi akan menghasilkan
kesalahan (residu), yakni selisih antara data actual dengan data
hasil peramalan. Residu yang ada seharusnya berdistribusi normal,
(Santoso, 2012). Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
atau dengan melihat histogram dari residualnya, tetapi ini terlalu
sederhana maka uji statistik lainnya yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dengan menggunakan SPSS19.
Dasar analisisnya adalah:
Apabila nilai signifikansi hasil uji Kolmogorov-Smirnof (K-S)
lebih besar daripada 0.05 (Sig > 0,05) maka yang berarti residual
terdistribusi secara normal.
49
Apabila nilai signifikansi hasil uji Kolmogorov-Smirnof (K-S)
lebih kecil daripada 0,05 (Sig < 0.05) maka yang berarti residual
tidak terdistribusi secara normal. (Ghozali, 2009).
4.7.2 Analisa data (data analysis)
Digunakan analisis jalur, analisis jalur merupakan perluasan dari
analisis regresi linier berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan
analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model
causal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur
sendiri tidak dapat menentukan sebab-akibat dan juga tidak dapat
digunakan sebagai substitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan
kausalitas antar variabel. Hubungan kausalitas antar variabel telah
dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis. Apa yang dapat
dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan antara tiga
atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau
menolak hipotesis imajiner,(Ghozali, 2009).
Sumber: data diolah penulis
Gambar 4.1 Model Jalur Lengkap
50
Model jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar
variabel berdasarkan teori. Anak panah menunjukan hubungan antar
variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas
hubungan kausal variabel yang dekat ke sebelah kiri. Setiap nilai b
menggambarkan jalur dan koefisien jalur. Berdasarkan gambar Model
jalur diajukan hubungan berdasarkan teori bahwa; X1, X2, X3 mempunyai
hubungan langsung (Direct causal effects) dengan Y (b4, b5, b6). Namun
demikian X1, X2, X3 juga mempunyai hubungan tidak langsung (Indirect
causal effects) dengan Y yaitu melaui M (b1, b2, b3) baru ke (b7) Y. Total
pengaruh hubungan (Total causal effects) dari X1, X2, X3 ke Y (korelasi
antara X1, X2, X3 dan Y) sama dengan pengaruh langsung X1, X2, X3 ke Y
yaitu koefisien jalur (b4, b5, b6), di tambah pengaruh tidak langsung yaitu
koefisien jalur dari X1, X2, X3 ke M yaitu (b1,b2,b3) dikalikan dengan
koefisien jalur dari M ke Y yaitu (b7).
Keterangan:
Pengaruh langsung (Direct causal effects) X1, X2, X3 ke Y= b4, b5, b6.
Pengaruh tidak langsung (Indirect causal effects) X1, X2, X3 melalui M dan
ke Y= (b1, b2, b3) X (b7).
Total pengaruh (Total causal effects) X1, X2, X3 ke Y= (b4, b5, b6) + ( b1,
b2, b3) X (b7).
Dengan persamaan sebagai berikut:
4.7.2.1 Variabel Sumberdaya manusia (X1)
Direct causal effects X1 ke Y = b4
Indirect causal effects X1 melalui M ke Y = b1 X b7
51
Total causal effects (korelasi X1 ke Y) = b4 + (b1 X b7)
4.7.2.2 Variabel Infrastruktur (X2)
Direct causal effects X2 ke Y = b5
Indirect causal effects X2 melalui M ke Y = b2 X b7
Total causal effects (korelasi X2 ke Y) = b5 + (b2 X b7)
4.7.2.3 Variabel Lingkungan kerja (X3)
Direct causal effects X3 ke Y = b6
Indirect causal effects X3 melalui M ke Y = b3 X b7
Total causal effects (korelasi X3 ke Y) = b6 + (b3 X b7)
Didalam menggambarkan diagram jalur yang perlu diperhatikan
adalah anak panah berkepala satu merupakan hubungan regresi dan anak
panah berkepala dua adalah hubungan korelasi. Jika di dalam model
terdapat lebih dari satu variabel independen atau exogen, maka antar
variabel exogen ini harus dihubungkan dengan anak panah berkepala dua
(korelasi).
Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel
lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi (intervening) hubungan
kedua variabel tadi. Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel
ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada
setiap variabel dependen (endogen) akan ada anak panah yang menuju ke
variabel ini dan ini berfungsi untuk menjelaskan jumlah variance yang tak
dapat dijelaskan (unexplained variance) oleh variabel itu. (Ghozali, 2009).
Jadi anak panah dari e1 ke M menunjukan jumlah variance variabel M
yang tidak dijelaskan oleh X1, X2, X3, besarnya nilai e1 = (1-R2).
52
Sedangkan anak panah dari e2 menuju Y menunjukan variance Y yang
tidak dapat dijelaskan oleh variabel X1, X2, X3 dan M, besarnya nilai e2=
(1-R2).
Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi (Beta).
Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu
persamaan regresi yang menunjukan hubungan yang dihipotesiskan,
(Ghozali, 2009).
Dalam hal ini ada dua persamaan struktural yaitu:
M = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e1 (1)
Y = b4X1 + b5X2 + b6X3 + b7M + e2 (2)
Dimana : Y = Loyalitas pelanggan
M = Kepuasan pelanggan
b1, b2, b3, = Beta dari X1, X2 dan X3, ke / melalui M
b4, b5, b6, b7 = Beta dari X1, X2, X3 dan M langsung ke Y
X1 = Sumber daya manusia
X2 = Infrastruktur
X3 = Lingkungan kerja
e = (error),
Standardized koefisien (Beta) untuk variabel X1, X2, X3 pada
persamaan sub-struktur (1) akan memberikan nilai b1, b2, b3. Sedangkan
Standardized koefisien (Beta) untuk X1, X2, X3 dan M pada persamaan
sub-struktur (2) akan memberikan nilai b4, b5, b6 dan b7. (Santoso,2012).
4.7.3 Uji hipotesis
4.7.3.1 Uji F (Uji simultan)
53
Dimaksudkan untuk menguji apakah variabel-variabel
exogen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variable
endogen. Digunakan rumus:
Fhitung = )1/()1(
/2
2
kNRkR (Arikunto, 2006)
Dimana : F = Fhitung selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel
R2 = Koefisien determinasi
k = Jumah variabel bebas
N = Banyaknya sampel
Pengujian dengan uji F variansnya adalah dengan
membandingkan Fhitung (Fh) dengan Ftabel (Ft) pada = 0,05.
Hipotesisnya adalah Variabel independen (exogen) secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap variable dependen
(endogen).
Dasar Pengambilan Keputusannya:
Jika probalitasnya nilai Sig < 0.05 atau Fhitung > Ftabel maka
Hipotesisnya diterima.
Jika probalitasnya nilai Sig > 0.05 atau Fhitung < Ftabel maka
Hipotesisnya ditolak. (Santoso, 2012).
4.7.3.2 Uji t (Uji parsial)
Dimaksudkan untuk menguji apakah variabel exogen (X1, X2,
X3, M) secara langsung berpengaruh signifikan terhadap variabel
endogen (Y). Hipotesisnya adalah Variabel exogen dan variabel
mediator secara langsung berpengaruh signifikan terhadap variable
54
endogen, Guna mengetahui apakah variabel exogen dan variabel
mediator secara individu berpengaruh langsung terhadap variabel
endogen digunakan uji t. Digunakan rumus sebagai berikut:
t hitung = seb (Arikunto, 2006)
Dimana: b = koefisien regresi X
se = standar error koefisien regresi X
Dasar Pengambilan Keputusannya:
Jika probalitasnya thitung > ttabel maka Hipotesisnya diterima.
Jika probalitasnya thitung < ttabel maka Hipotesisnya ditolak.
(Santoso,2012).
4.7.3.3 Uji Sobel test dan Bootstrapping
Uji Sobel test dan Bootstrapping di maksudkan untuk menguji
signifikansi pengaruh tidak langsung, dengan cara menghitung nilai
t dari koefisien variabel exogen dan variabel mediasi (XM), nilai
thitung dibandingkan dengan nilai ttabel, jika nilai thitung > nilai ttabel
maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi. Dengan rumus
sebagai berikut:
(Ghozali, 2009)
Dimana: a = koefisien variabel exogen
b = koefisien variabel mediator
sa = standard error variabel exogen
55
sb = standard error variabel mediator
sab = standard error indirect effect
Pendekatan alternatif untuk menguji signifikansi mediasi
dengan menggunakan teknik bootstrapping. Adalah pendekatan
non-parametrik yang tidak mengasumsikan bentuk distribusi
variabel dan dapat diaplikasikan pada jumlah sampel kecil. Heyes
dan Preacher (2004) dalam Ghozali (2009) telah mengembangkan
uji sobel dan bootstrapping dalam bentuk script SPSS19.
Hipotesisnya adalah Variabel exogen secara individu berpengaruh
tidak langsung terhadap variable endogen.
Dasar Pengambilan Keputusannya:
Jika probalitasnya thitung > ttabel maka Hipotesisnya diterima.
Jika probalitasnya thitung < ttabel maka Hipotesisnya ditolak.
(Ghozali,2009)