28
44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu sistem untuk memecahkan suatu persoalan yang terdapat di dalam suatu kegiatan penelitian. Secara lebih terinci menurut Nazir (1988 : 51), metode penelitian merupakan suatu kesatuan sistem dalam penelitian yang terdiri dari prosedur dan teknik yang perlu dilakukan dalam suatu penelitian. Prosedur memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, sedangkan teknik penelitian memberikan alat-alat ukur apa yang diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Bertolak dari permasalahan dan tujuan maka metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif kuantitatif dan kualitatif. Menurut Whetney (1960) dalam Nazir (1988 : 63), metode diskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat.

Bab 3. Metodologi Penelitian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 3. Metodologi Penelitian

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu sistem untuk memecahkan

suatu persoalan yang terdapat di dalam suatu kegiatan penelitian. Secara

lebih terinci menurut Nazir (1988 : 51), metode penelitian merupakan

suatu kesatuan sistem dalam penelitian yang terdiri dari prosedur dan

teknik yang perlu dilakukan dalam suatu penelitian. Prosedur memberikan

kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam

suatu penelitian, sedangkan teknik penelitian memberikan alat-alat ukur

apa yang diperlukan dalam melakukan suatu penelitian.

Bertolak dari permasalahan dan tujuan maka metode penelitian

yang digunakan adalah metode diskriptif kuantitatif dan kualitatif. Menurut

Whetney (1960) dalam Nazir (1988 : 63), metode diskriptif adalah

pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian diskriptif

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku

dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang

hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta

proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari

suatu fenomena. Dalam metode diskriptif peneliti bisa saja

membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan studi

komparatif.

Page 2: Bab 3. Metodologi Penelitian

45

2. Pendekatan Penelitian

Dalam pelaksanaan studi ini dilakukan dengan metode pendekatan

komparasi yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau

fenomena sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar. Dengan

pendekatan ini akan diuraikan secara jelas fenomena yang ditemukan

di lapangan melalui penggunaan teknik-teknik analisis terapan yang

sesuai dengan ketersediaan data, lingkungan, dan fokus penelitian, yang

akan digunakan sebagai dasar penelitian untuk mengidentifikasikan

kebutuhan transportasi laut di Provinsi Sulawesi Selatan.

Langkah-langkah pendekatan yang digunakan dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Identifikasi potensi dan permasalahan sistem transportasi laut

Pelabuhan Makassar.

2. Melakukan analisis terhadap sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem

pergerakan, sistem kelembagaan, dan sistem lingkungan dikaitkan

dengan pertumbuhan wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Strategi pengembangan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Makassar Kota Makassar

yaitu Pelabuhan Soekarno-Hatta yang berada di Kecamatan Wajo, dan

Pelabuhan Paotere yang berada di Kecamatan Ujung Tanah. Lama waktu

pengambilan data antara bulan April sampai bulan Juni 2011.

Page 3: Bab 3. Metodologi Penelitian

46

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahapan yang dilakukan untuk

mempermudah pelaksanaan analisis. Dalam penelitian ini, teknik

pengumpulan data terdiri atas dua cara, yaitu:

1. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang

dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada obyek penelitian.

Pengumpulan data primer yang dilakukan ada dua cara, yaitu :

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan pengamatan

lapang dan dokumentasi, sehingga diketahui kondisi sebenarnya

yang tidak mungkin diperoleh dari data sekunder. Dalam penelitian

ini observasi untuk mengetahui secara jelas mengenai sistem

transportasi laut Pelabuhan Makassar.

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan dengan cara

tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview

guide (panduan wawancara), Nazir (1998 : 234).

2. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder merupakan pengumpulan data secara

tidak langsung dari sumber/ obyek. Data-data diperoleh dari tulisan seperti

buku-buku teori, buku laporan, peraturan-peraturan, dan dokumen baik

yang berasal dari instansi terkait maupun hasil kajian literatur.

Page 4: Bab 3. Metodologi Penelitian

47

Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dan sumber serta

bentuk penyajian data dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Kebutuhan Data Penelitian

No.

Sasaran Penelitian

Variabel DataJenis Data

Sumber DataBentuk

PenyajianO W L

1. Identifikasi dan analisis sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar

Sistem kegiatan/ aktivitas (simpul pergerakan)

RTRW Provinsi Sulawesi Selatan dan potensi daerah

Data pertumbuhan ekonomi dan industri daerahhinterland

Sistem pusat aktivitas/ sistem kota.

Pusat kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan sosial ekonomi dan jasa transportasi.

Hirarki kota (sebagai pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal) dan Keterkaitan antar kota dalam jenjang hirarki

Kegiatan antar kota dengan kawasan produksi/ yang dipengaruhi oleh pola jaringan transportasi laut Pelabuhan Makassar.

√ √ BPS Provinsi Sulawesi Selatan

PT. Pelindo IV Makassar

Dinas Terkait di Provinsi Sulawesi Selatan

Tabel,Grafik,Diagram,Peta dan

Gambar

Sistem jaringan (aksesibilitas)

Geofisik Pelabuhan Makassar (posisi geografisdan keadaan hidro-oceanografi Pelabuhan Makassar).

Lokasi pelabuhan terhadap ALKI, alur pelayaran, kolam pelabuhan

Trayek dalam negeri dan trayek laut luar negeri

√ √ √

Sistem pergerakan (pola pergerakan)

Kondisi alat bongkar muat, lapangan penumpukan dan fisilitas Pelayanan barang (utility), kinerja operasional alat bongkar muat, jumlah kapal yang keluar masuk Pelabuhan Makassar.

√ √ √

Page 5: Bab 3. Metodologi Penelitian

48

Jenis, volume dan pola pergeraka barang yang diproduksi.

Variabel atau determinan utama yang mendukung tingkat produksi pergerakan barang di wilayah yang bersangkutan.

Sistem kelembagaan

Regulasi tentang kepelabuhanan

Manajemen kelembagaan Pelabuhan Makassar, tanggung jawab dan wewenang serta koordinasi dari badan pengelola.

√ √

Sistem lingkungan

Kesempatan kerja dan pendapatan

Kesehatan MasyarakatKualitas Air

√ √ √

2. Menganalisis arah dan kebijakan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar

IndikatorInternal dan eksternalPelabuhan Makassar

Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar

√ √ BPS Provinsi Sulawesi Selatan

PT. Pelindo IV Makassar

Dinas Terkait di Provinsi Sulawesi Selatan

TabelGrafik

Sumber : Hasil Olah Data, Tahun 2011

Keterangan :

O = Observasi W = Wawancara L = Literatur

3. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

Dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami fenomena

sosial yang diteliti, terdapat usaha untuk mengkombinasikan pendekatan

yaitu analisa kuantitatif dan kualitatif dalam suatu penelitian menurut

Singarimbun (1989: 9). Dengan demikian metode analisis yang digunakan

dalam penelitian tersebut juga merupakan gabungan atau perpaduan

antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Page 6: Bab 3. Metodologi Penelitian

49

Muhadjir (1996 : 13), mengemukakan bahwa statistik umumnya

dapat dimanfaatkan dalam kedua macam penelitian, yaitu kualitatif dan

kuantitatif, terutama penelitian yang dilakukan berdasarkan pemikiran

positipisme. Positifisme berpendapat bahwa ilmu yang valid adalah ilmu

yang dibangun berdasarkan data empiris.

Memperhatikan pendapat-pendapat tersebut, metode analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode gabungan antara kualitatif

dan kuantitatif. Teknik kuantitatif dipergunakan untuk mengukur data

berupa angka atau bentuk kualitatif yang diangkakan berkenaan dengan

karakteristik potensi wilayah hinterland, sosial ekonomi, kependudukan

perjalanan dan permintaan akan angkutan laut. Sedang teknik kualitatif

dipergunakan untuk memberi penjelasan verbal terhadap informasi,

gambar, skema dan berkenaan dengan data sistem transportasi laut

Pelabuhan Makassar secara lebih mendalam.

a. Kerangka Analisis Data

Kerangka analisis data merupakan proses penyederhanaan

data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan

(Singarimbun dan Effendi, 1989: 155). Secara diagramatis

kerangka analisis dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.

b. Tahapan Analisis Data

Tahapan analisis merupakan kegiatan yang ditujukan untuk

menganalisis permasalahan yang terdapat dalam penelitian.

Tahapan analisis yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan

penelitian jelasnya dapat dilihat di tabel 4.

Page 7: Bab 3. Metodologi Penelitian

50

Sumber : Hasil Olah Data Tahun 2011

Gambar 3. Kerangka Analisis

Identifikasi sistem transportasi laut Pelabuhan

Makassar

Menganalisis arah dan kebijakan sistem transportasi

laut Pelabuhan Makassar

INPUT

PROSES

OUTPUT

Sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem pergerakan,

sistem kelembagaan dan sistem lingkungan

Isu strategisInternal dan eksternalPelabuhan Makassar

Analisis sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem

pergerakan, sistem kelembagaan, sistem

lingkungan

Analisis SWOT

TEMUAN STUDI1. Sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar belum

berfungsi sebagai inlet/ outlet lalu lintas barang di Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar kurang optimal dalam mendukung pertumbuhan wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Page 8: Bab 3. Metodologi Penelitian

51

Tabel 4. Tahapan Analisis

No.Sasaran

PenelitianHasil Yang Diharapkan

Cara/Proses Metode

1. Identifikasi dan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar.

Analisis terhadap sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem pergerakan, sistem kelembagaan, dan sistem lingkungan

Studi data sekunder.Survei lapangan

untuk memperoleh data primer.

Location Quotient = LQ

bunga berganda

skala GuttmanDouble

Constrained Gravity Model

2. Menganalisis arah dan kebijakan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar.

Memberikan arahan strategi kebijakan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar.

Studi data primer dan sekunder yang telah diperoleh sebelumnya, serta melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar.

Analisis SWOT

Sumber : Hasil Olah Data Tahun 2011

Pada tahapan ini dimaksudkan untuk mengindentifikasi sistem

transportasi di Pelabuhan Makassar yang mencakup sistem kegiatan,

sistem jaringan, sistem pergerakan, sistem kelembagaan dan sistem

lingkungan. Untuk lebih jelasnya, cakupan pekerjaan dalam tahap ini akan

dijelaskan dalam uraian di bawah ini.

1) Identifikasi sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar

a. Sistem Aktivitas

Identifikasi ini dimaksudkan untuk mengkaji pola sebaran

dari konsentrasi kegiatan di wilayah hinterland Pelabuhan

Makassar.

Kajian ini mencakup beberapa hal diantaranya adalah:

Page 9: Bab 3. Metodologi Penelitian

52

Pusat aktivitas wilayah hinterland.

Komoditas unggulan wilayah.

Kajian kependudukan.

Pusat kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan sosial ekonomi

dan jasa transportasi.

Hasil identifikasi ini akan memperlihatkan besaran dan

pengaruh keterkaitan antar sebaran pusat-pusat pertumbuhan dan

penyebaran kegiatan sosial ekonomi di wilayah hinterland

Pelabuhan Makassar sehingga dapat menjadi semacam prioritas

bagi pengembangan sistem transportasi laut Pelabuhan Makassar

yang diharapkan.

Keluaran dari analisis ini berupa gambaran tentang

bagaimana suatu aktivitas tersebar dalam wilayah yang ditinjau.

Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan 4 (empat) cara, yaitu :

Review RTRW Provinsi Sulawesi Selatan untuk melihat hirarki

kota sebagai pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal.

Analisis Identifikasi Potensi Wilayah

Dalam mengidentifikasi potensi wilayah hinterland Pelabuhan

Makassar perlu dilakukan analisis untuk menentukan sektor

basis dan non-basis ekonomi wilayah hinterland tersebut.

Penentuan sektor-sektor basis ekonomi di Provinsi Sulawesi

Selatan, dilakukan dengan menggunakan teknik analisis

Kuosien Lokasi (Location Quotient = LQ).

Page 10: Bab 3. Metodologi Penelitian

53

LQ=

xiPDRBX iPNB ............................................................................ (1)

Dimana :

xi = Nilai tambah (PDRB) sektor i di suatu kabupaten dalam

Provinsi Sulawesi Selatan

PDRB = Total Nilai tambah (PDRB) di suatu kabupaten dalam

Provinsi Sulawesi Selatan

Xi = Nilai tambah (PDRB) sektor i di suatu kabupaten dalam

Provinsi Sulawesi Selatan

PNB = Total Nilai tambah (PDRB) di Provinsi Sulawesi Selatan

Dari rumus tersebut, diketahui bahwa apabila LQ < 1 berarti

peranan sektor i di wilayah hinterland itu lebih kecil daripada

peranan sektor tersebut secara wilayah. Sebaliknya, apabila

LQ = 1 berarti peranan sektor i di wilayah hinterland itu lebih

menonjol daripada peranan sektor tersebut secara wilayah.

LQ > 1 mengindikasikan bahwa peranan sektor i cukup

menonjol di wilayah hinterland dan seringkali sebagai petunjuk

bahwa wilayah hinterland tersebut surplus (overspecialized)

akan produk sektor i dan mengekspornya ke subwilayah lain.

Analisis Kependudukan

Sebagai salah-satu indikator dalam penentuan percepatan

pertumbuhan wilayah perlu diketahui seberapa besar laju

pertumbuhan penduduk pada wilayah hinterland.

Page 11: Bab 3. Metodologi Penelitian

54

Untuk kebutuhan perencanaan ke depan laju pertumbuhan

tersebut dijadikan sebagai dasar dalam melakukan proyeksi

penduduk. Dengan rumus pertumbuhan geometrik, angka

pertumbuhan penduduk (rate of growth atau r) sama untuk

setiap tahun, rumusnya:   

Pt = P0 (1+r)t .........................................................................(2)

Dimana :

P0 = Penduduk awal

Pt = penduduk t tahun kemudian

r = tingkat pertumbuhan penduduk

t = Jumlah tahun dari 0 ke t

Analisis Penentuan Lokasi Optimal Pusat Pelayanan

Untuk menentukan posisi lokasi yang paling optimal sebagai

pusat pelayanan Pelabuhan Makassar dalam kerangka

pembangunan sistem transportasi laur Pelabuhan Makassar

digunakan pendekatan analisis skala Guttman. Pola skala

Guttman yang sempurna jarang sekali terjadi, dikarenakan

adanya penyimpangan-penyimpangan dan penyimpangan ini

disebut error. Sempurna atau tidaknya skala Guttman dapat

ditunjukkan oleh coefficient of reproducibility, yaitu merupakan

suatu koefisien yang menunjukkan seberapa jauh suatu skor

yang diperoleh suatu objek penelitian benar-benar dapat

memberikan prediksi terhadap reaksi-reaksi objek-objek

penelitian dalam skala yang bersangkutan. Nilai dari koefisien

ini bervariasi dari 0 sampai 1.

Page 12: Bab 3. Metodologi Penelitian

55

Menurut Soenjoto seperti dikutip Rinaldi (2004:40), nilai

koefisien yang makin mendekati nilai 1, akan menunjukkan

skala Guttman yang semakin sempurna, dan biasanya koefisien

yang bernilai lebih besar dari 0,9 dianggap menunjukkan suatu

skala yang berlaku.

COR (coefficient of reproducibility) = ( frekuensi – kesalahan ) x 100% frekuensi

b. Sistem Jaringan

Dalam tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji sistem

jaringan transportasi laut Pelabuhan Makassar. Adapun aspek-

aspek yang dibahas dalam tahapan ini, antara lain:

Jaringan Prasarana

Jaringan prasarana transportasi laut Pelabuhan Makassar terdiri

dari simpul yang berwujud pelabuhan dan ruang lalu lintas atau

alur pelayaran (ALKI).

Jaringan Pelayanan

Pelayanan transportasi laut Pelabuhan Makassar untuk

angkutan barang dilakukan dalam trayek tetap teratur dan

trayek tidak tetap dan tidak teratur.

Dari identifikasi sistem jaringan tersebut maka akan dapat

diketahui bagaimana tingkat aksesibilitas Pelabuhan Makassar ke

daerah tujuan. Keluaran dari analisis ini adalah arahan

pengembangan outlet Pelabuhan Makassar dengan Pemanfaatan

ALKI dan peta sistem jaringan.

Page 13: Bab 3. Metodologi Penelitian

56

c. Sistem Pergerakan

Identifikasi ini dimaksudkan untuk melihat pola pergerakan

dan permintaan barang di Pelabuhan Makassar. Skema pola

penggunaan ruang yang menentukan intensitas populasi dan lokasi

produksi dapat dilihat pada RTRW Nasional dan RTRW Provinsi

Sulawesi Selatan, sehingga penelaahan terhadap dokumen

perencanaan ruang ini sangatlah penting. Dalam analisis pusat

produksi pergerakan yang paling penting untuk diketahui adalah

mengenai: Jenis/ karakteristik barang, Volume, pola pergerakan

barang yang diproduksi (asal dan tujuan barang).

Pembahasan selanjutnya adalah menganalisa sesuai

dengan tujuan dan sasaran dari penelitian ini, yaitu menganalisis

pola pergerakan barang di Pelabuhan Makassar dengan

menggunakan analisis Double Constrained Gravity Model untuk

memperkirakan distribusi pergerakan yang mengalir dari melalui

Pelabuhan Makassar. Logika tersebut dapat dinyatakan dalam

persamaan:

D = P - (Is+E).............................................................(3)

Dimana :

D = jumlah komoditas yang terdistribusi

P = jumlah produksi (panen) komoditas

Is = jumlah komoditas diperdagangkan antar propinsi di KTI

E = jumlah komoditas untuk ekspor (KBI dan Luar Negeri).

d. Sistem Kelembagaan

Page 14: Bab 3. Metodologi Penelitian

57

Dalam suatu sistem transportasi, keberadaan sistem

kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan akan saling

mempengaruhi. Perubahan pada sistem kegiatan jelas akan

mempengaruhi sistem jaringan melalui perubahan pada tingkat

pelayanan pada sistem pergerakan. Begitu juga perubahan pada

sistem jaringan akan dapat mempengaruhi sistem kegiatan melalui

peningkatan mobilitas dan aksesibilitas dari sistem pergerakan

tersebut.

Dalam usaha untuk menjamin terwujudnya sistem

pergerakan yang aman, nyaman, lancar, murah, handal dan sesuai

dengan lingkungannya, maka dalam sistem transportasi laut

Pelabuhan Makassar ini terdapat sistem kelembagaan yang

meliputi kelembagaan PT. Pelindo IV Cabang Makassar meliputi;

individu, kelompok, lembaga dan instansi pemerintah serta swasta

yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam sistem

tersebut.

Dari identifikasi tersebut maka akan dapat diketahui

bagaimana sistem kelembagaan Pelabuhan Makassar dalam

pengelolaannya dan bagaimana model pengembangan sistem

kelembagaan Pelabuhan Makassar ke depan.

e. Sistem Lingkungan

Tujuan dilaksanakannya kajian lingkungan di sekitar

Pelabuhan Makassar adalah untuk:

Page 15: Bab 3. Metodologi Penelitian

58

Mengidentifikasi rona lingkungan ekonomi sosial dan budaya,

serta lingkungan ekologis yang diperkirakan terkena dampak

dari kegiatan-kegiatan di Pelabuhan Makassar.

Mencari dan merumuskan alternatif dan langkah tindakan dalam

pengelolaan dan pemantauan lingkungan di Pelabuhan

Makassar.

2) Strategi Pengembangan Sistem Transportasi Laut Pelabuhan

Makassar Dengan Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah instrumen yang digunakan untuk

melakukan analisis strategis. Menurut Drs. Robert Simbolon, MPA (1999),

analisis SWOT merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu

menstrukturkan masalah, terutama dengan melakukan analisis atas

lingkungan strategis, yang lazim disebut sebagai lingkungan internal dan

lingkungan eksternal. Dalam lingkungan internal dan eksternal pada

dasarnya terdapat empat unsur yang selalu dimiliki dan dihadapi, yaitu

secara internal memiliki sejumlah kekuatan-kekuatan (strengths) dan

kelemahan-kelemahan (weaknesses), dan secara eksternal akan

berhadapan dengan berbagai peluang-peluang (oppotunities) dan

ancaman-ancaman (threats).

SWOT merupakan singkatan dari strengths (kekuatan-kekuatan),

weaknesses (kelemahan-kelemahan), opportunities (peluang-peluang)

dan threats (ancaman-ancaman). Pengertian-pengertian kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman dalam analsis SWOT adalah sebagai

berikut :

Page 16: Bab 3. Metodologi Penelitian

59

a. Kekuatan (strengths)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan lain

relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu

perusahaan (Amin W.T, 1994:75).

b. Kelemahan (weaknesses)

Kelemahan adalah keterbatasan/ kekurangan dalam sumber daya

alam, keterampilan dan kemampuan yang secara serius

menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan (Amin W.T, 1994:75).

c. Peluang (opportunities)

Peluang adalah situasi/kecenderungan utama yang

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan (Amin W.T,

1994:74).

d. Ancaman (threats)

Ancaman adalah situasi/kecenderungan utama yang tidak

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan (Amin W.T,

1994:74).

Tahapan analsis dalam SWOT adalah memanfaatkan semua data

dan informasi dalam model-model kuantitatif perumusan strategi (Freddy

Rangkuti, 2001:30). Analisis SWOT terlebih dahulu dilakukan

pencermatan (scanning) yang pada hakekatnya merupakan pendataan

dan pengidentifikasian sebagai pra analisis (Diklat Spamen, 2000 : 3).

Model-model yang digunakan dalam analisis SWOT antara lain sebagai

berikut :

Page 17: Bab 3. Metodologi Penelitian

60

a. Analisis Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal

(IFAS – EFAS)

Tabel 5. Model Analisis Faktor Strategis Internal (IFAS)

No Faktor-Faktor Strategis Bobot Nilai Bobot x Nilai

Kekuatan :

(faktor-faktor yang menjadi kekuatan)

(Professional Judgement)

(Professional Judgement)

(Jumlah perkalian bobot dengan nilai pada setiap faktor

dari kekuatan)

Jumlah(Jumlah bobot

kekuatan)(Jumlah nilai

kekuatan)(Jumlah bobot X nilai

kekuatan)Kelemahan :

(faktor-faktor yang menjadi kelemahan)

(Professional Judgement)

(Professional Judgement)

(Jumlah perkalian bobot dengan nilai pada setiap faktor dari kelemahan)

Jumlah(Jumlah bobot

kelemahan)(Jumlah nilai kelemahan)

(Jumlah bobot X nilai kelemahan)

Sumber : Diklat Spama, 2000

Tabel 6. Model Analisis Faktor Strategis Eksternal (EFAS)

No Faktor-Faktor Strategis Bobot Nilai Bobot x Nilai

Peluang :

(faktor-faktor yang menjadi peluang)

(Professional Judgement)

(Professional Judgement)

(Jumlah perkalian bobot dengan

nilai pada setiap faktor dari peluang)

Jumlah(Jumlah bobot

peluang)(Jumlah nilai

peluang)(Jumlah bobot X

nilai peluang)Ancaman :

(faktor-faktor yang menjadi ancaman)

(Professional Judgement)

(Professional Judgement)

(Jumlah perkalian bobot dengan

nilai pada setiap faktor dari ancaman)

Jumlah(Jumlah bobot

ancaman)(Jumlah nilai

ancaman)(Jumlah bobot X nilai ancaman)

Sumber : Diklat Spama, 2000

Page 18: Bab 3. Metodologi Penelitian

61

b. Analisis Matrik SWOT

Tabel 7. Model Matrik Analisis SWOT

IFAS

EFASKekuatan (S) Kelemahan (W)

Peluang (O)Strategi SO

(Strategi yang menggunakan kekuatan dan memanfaatkan

peluang)

Strategi WO(Strategi yang meminimalkan

kelemahan dan memanfaatkan peluang)

Ancaman (T)Strategi ST

(Strategi yang menggunakan kekuatan dan mengatasi

ancaman)

Strategi WT(Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari

ancaman)Sumber : Freddy Rangkuti, 2001

c. Alternatif Strategi

Alternatif strategi adalah hasil dari matrik analisis SWOT

yang menghasilkan berupa Srtategi SO, WO, ST, WT. Alternatif

strategi yang dihasilkan minimal 4 buah strategi sebagai hasil dari

analisis matrik SWOT. Menurut Freddy Rangkuti (2001:31-32)

strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Strategi SO :

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan

seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

Strategi ST

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang

dimiliki untuk mengatasi ancaman.

Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang

ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

Page 19: Bab 3. Metodologi Penelitian

62

Strategi WT

Strategi ini didasarakan pada kegiatan usaha meminimalkan

kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

D. Posisi Penelitian Dalam Perencanaan Wilayah Dan Kota

Penelitian ini adalah suatu upaya untuk mengidentifikasi dan

menganalisis bagaimana strategi pengembangan sistem transportasi laut

Pelabuhan Makassar dalam mendukung pertumbuhan wilayah

di Kawasan Timur Indonesia. Terkait dengan hal tersebut maka posisi

penelitian dalam konteks perencanaan wilayah dan kota dapat dilihat

pada gambar 4.

Sumber : Hasil Olah Data Tahun 2011

Gambar 4. Posisi Penelitian dalam Perencanaan Wilayah dan Kota

Perencanaan Wilayah dan Kota

Prasaran

Perencanaan Wilayah

Perencanaan Kota

Sarana

Aspek Sumber Daya Manusia

Aspek Sumber Daya Alam

Aspek Sumber Daya Buatan

Transportasi Laut

Pelabuhan Laut