6
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Apakah diagnosis sudah tepat? Dari hasil anamnesis pasien G4P3A0 hamil aterm, datang ke rumah sakit Pukul 11.00 WIB dengan keluhan mules-mules mau melahirkan dengan darah tinggi. Mules dirasakan sejak Pukul 03.00 WIB. Berdasarkan gejala yang terjadi pada penderita kemungkinan penderita mengalami pre-eklampsi, hal ini ditunjukkan oleh usia kehamilan lebih dari 20 minggu dengan darah tinggi. Penderita juga mengaku mengalami hipertensi ketika hamil anak pertama. Penderita tidak mengalami hipertensi ketika tidak hamil. Menurut teori preeklampsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 84 x/menit, edema pada tungkai bawah, penderita di diagnosis dengan preeklampsi berat. Berdasarkan teori untuk menegakkan diagnosis preeclampsia berat didapatkan dua dari trias gejala, yaitu berat badan berlebihan, hipertensi, proteinuria dan atau edema. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi 26

Bab IV Pembahasan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pembahasan

Citation preview

Page 1: Bab IV Pembahasan

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Apakah diagnosis sudah tepat?

Dari hasil anamnesis pasien G4P3A0 hamil aterm, datang ke rumah sakit

Pukul 11.00 WIB dengan keluhan mules-mules mau melahirkan dengan darah

tinggi. Mules dirasakan sejak Pukul 03.00 WIB. Berdasarkan gejala yang terjadi

pada penderita kemungkinan penderita mengalami pre-eklampsi, hal ini

ditunjukkan oleh usia kehamilan lebih dari 20 minggu dengan darah tinggi.

Penderita juga mengaku mengalami hipertensi ketika hamil anak pertama.

Penderita tidak mengalami hipertensi ketika tidak hamil. Menurut teori

preeklampsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema

akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah

persalinan.

Dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan

tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 84 x/menit, edema pada tungkai bawah,

penderita di diagnosis dengan preeklampsi berat. Berdasarkan teori untuk

menegakkan diagnosis preeclampsia berat didapatkan dua dari trias gejala, yaitu

berat badan berlebihan, hipertensi, proteinuria dan atau edema. Penambahan berat

badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg dalam seminggu. Edema terlihat

di ekskremitas bawah penderita. Tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg dan

diastolic lebih dari 110 mmHg. Proteinuria + 5g/24 jam atau kualitatif 4+ (++++).

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan urine lengkap sehingga tidak tahu

apakah ada proteinuria atau tidak, inilah kelemahan dalam laporan kasus ini untuk

mendiagnosis adanya preeklampsia berat. Tetapi dalam penjelasan diatas jika

ditemukan dua tanda dari trias gejala kita dapat mendiagnosis hal ini sebagai suatu

preeclampsia, pada pasien ini ditemukan adanya hipertensi dan edema ekskremits,

sehingga dapat ditegakkan diagnosis preeklampsi berat.

26

Page 2: Bab IV Pembahasan

27

4.2. Apakah penatalaksanaan sudah tepat?

Pada kasus Preeklampisa ada tatalaksana aktif dan konservaatif.

Tatalaksana aktif jika:

1. Kehamilan > 37 minggu

2. Adanya tanda impending eklampsi

3. Perawaatan konservatif gagal

Tatalaksana konservatif jika:

1. Kehamilan < 37 minggu

2. Keadaan janin baik

3. Tak ada impending eklampsi

Pada kasus ini dilakukan penatalaksanaan aktif, dikarenakan kehamilan

lebih dari 37 minggu, keadaan janin baik, dan tidak ada tanda impending

eklampsi. Pada pasien ini saat awal tidak diberikan MgSO4, karena pemberian

MgSO4 mempunyai syarat:

- Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1 gr (10% dalam

10 cc) diberikan IV dalam 3 menit. 

-  Refleks patella positif kuat. 

-  Frekuensi pernapasan lebih 16 x/menit. 

-  Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/KgBB/jam)

Pada penderita belum dipasang DC sehingga tidak bisa menilai keluaran

urin. Tindakan untuk tidak memberikan MgSO4 sudah tepat.

Untuk terminasi kehamilan dengan SC pada fase laten ditunggu selama 6

jam, jika masih tetap fase laten maka dilakukan SC. Jika sudah fase aktif maka

diberikan pitosin 6 jam pembukaan tidak lengkap maka dilakukan SC. Pada kasus

ini tindakan SC kurang tepat karena dilakukan 2 jam setelah os masuk rumah

sakit.

Untuk terapi, penderita diberikan Inj. Ceftriaxone 2x1g.

Ceftriaxon merupakan golongan sefalosporin yang mempunyai spektrum luas

dengan waktu paruh eliminasi 8 jam. Efektif terhadap mikroorganisme gram

positif dan gram negatif. Ceftriaxone sangat stabil terhadap enzim beta-laktamase.

Page 3: Bab IV Pembahasan

28

Sebagai bakterisid, yakni  mematikan  bakteri  melalui penghambatan pada

sintesis dinding  sel bakteri.

Inj. Asam traneksamat 3x500 mg berfungsi sebagai penghambat plasmin

yang bertujuan untuk menghentikan pendarahan

Inj. Tramadol 3x50 mg, tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada

reseptor opiat. Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem

saraf pusat sehingga menghambat sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri.

Disamping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmiter dari saraf aferen

yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat

Inj. Metronidazole 3x500 mg. metronidazole digunakan sebagai antibiotik

profilaksis untuk mencegah infeksi nosokomial.

Setelah obat injeksi habis pasien diberikan terapi oral yaitu cefadroxil 3x1

sebagai antibiotik untuk mencegah infeksi, moloco B12 3x1 untuk memperlancar

asi, asam mefenamat 3x1 sebagai anti inflamasi untuk meredakan rasa sakit.

Penderita juga diberikan dopamet 3x 250 mg dengan mekanisme kerja dengan

menstimulasi reseptor α2-adrenergik di otak. Stimulasi ini akan mengurangi aliran

simpatik dari pusat vasomotor di otak. Pengurangan aktivitas simpatik dengan

perubahan parasimpatik akan menurunkan denyut jantung, cardiac output,

resistensi perifer, aktivitas renin plasma, dan refleks baroreseptor.

Pemberian terapi sudah tepat dan pemberian dopamet sebagai obat

hipertensi merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu hamil.

Penderita pulang bila dalam 3 hari perawatan setelah penderita

menunjukkan tanda-tanda PER keadaan penderita tetap baik dan stabil