53
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Eksisting Bandar Udara 4.1.1. Kondisi Umum Bandar Udara Lokasi Bandar udara Umbu Mehang Kunda, secara administrasi pemerintahan terletak di kelurahan Mau Hau kecamatan Kambera Kota Waingapu Kabupaten Sumba Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dan secara geografis terletak pada posisi 09.40 LS 120.18 BT. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 4.1. Lokasi Bandar udara Umbu mehang Kunda Waingapu Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Data-data mengenai Bandara Umbu Mehang Kunda adalah sebagai berikut : 1. Kode IATA / Kode ICAO : WGP / WADW IV-1

Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teknik Sipil

Citation preview

Page 1: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Eksisting Bandar Udara

4.1.1. Kondisi Umum Bandar Udara

Lokasi Bandar udara Umbu Mehang Kunda, secara administrasi pemerintahan

terletak di kelurahan Mau Hau kecamatan Kambera Kota Waingapu Kabupaten Sumba

Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur dan secara geografis terletak pada posisi 09.40 LS

120.18 BT. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.1. Lokasi Bandar udara Umbu mehang Kunda Waingapu

Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda

Data-data mengenai Bandara Umbu Mehang Kunda adalah sebagai berikut :

1. Kode IATA / Kode ICAO : WGP / WADW

2. Nama Bandara : UMBU MEHANG KUNDA

3. Alamat : Jl. Nusa Cendana No.1 Waingapu 87114

Telepon : 0387-61224 – 61222

Fax : 0387-62050

IV-1

Page 2: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Kabupaten / Kota – Propinsi : Waingapu / Sumba Timur - Nusa Tenggara Timur

4. Kelas : Kelas III

5. Pengelola : UPT Ditjen Hubud

6. Jenis Pesawat Udara Terbesar : F – 28, F – 100

7. Lokasi (Koordinat ARP) : 09° 40' 05,00" LS (S) / 120° 17' 56,00" BT (E)

8. Elevasi : 10,01 m di atas permukaan laut (MSL) / 33,00 ft

9. Jam Operasi : 10 jam (22:30 - 08:30 UTC)

10. Jarak dari Kota : 7 Km

11. Landasan Pacu : 15 – 33

12. Pelayanan Lalu Lintas Udara : AFIS

13. Fasilitas Navigasi Udara : NDBCVOR / DME

14. Tahun Pembuatan/Operasi : 1935 / 1937

15. Fasilitas Komunikasi : Telepon, Faximile, PABX, SSB

16. Akomodasi : Hotel

17. Sarana Pendidikan : SD, SLTP, SLTA, SLB, UNIVERSITAS

18. Angkutan Umum : Angkot (Bemo) / Taxi

4.1.2. Aset Tanah

Lahan lokasi Bandar Udara Umbu Mehang Kunda berada di Desa Mau Hau

Waingapu Kabupaten Sumba Timur propinsi Nusa Tenggara Timur status tanah lokasi

guna pengembangan belum terlihat jelas batas-batas atau patok-patok lahan Bandar

udara maka dalam hal ini konsultan menyarankan agar batas-batas lahan Bandar udara

untuk diperjelas. Adapun keterangan status kepemilikan yang diberikan dari sumber

Laporan Tahunan Bandar udara Umbu Mehang Kunda waingapu sebagai Berikut :

Kepemilikan Tanah :

1. Tanah untuk NDB : 40310 m² (bersertifikat)

2. Tanah di kilometer 16 : 11250 m² (bersertifikat)

3. Tanah di kilometer 17 : 1600 m² (bersertifikat)

IV-2

Page 3: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

4. Tanah untuk landasan : 750000 m² (belum bersertifikat)

4.1.3. Kondisi Lingkungan Bandar Udara

Bandar udara Mau Hau berganti nama sejak 28 Mei 2009 menjadi Bandar Udara

Umbu Mehang Kunda. Kondisi lingkungan di sekitar lokasi Bandar udara Umbu mehang

Kunda waingapu jalan lingkungan sekitar lokasi dan menuju lokasi merupakan jalan

aspal, pada azimuth 15 berhadapan dengan Bukit Padadita dan Sungai Kambaniru,

sedangkan azimuth 33 berhadapan dengan Bukit Marawahi dan jalan menuju Melolo.

Kondisi sarana dan prasarana yang ada dalam keadaan baik namun ada beberapa yang

kurang dimana hal tersebut dapat membahayakan operasional penerbangan seperti

pagar yang rusak sehingga manusia, hewan yang berkeliaran dapat keluar masuk

melintasi daerah Runway dengan mudah. Sebelah timur laut Bandar udara terdapat

Sungai Kambaniru. Kondisi lingkungan Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1. Kondisi Lingkungan Bandar Udara

No. Uraian Keterangan

1.Temperatur Bulanan Rata-

rata

Min : 27 ºC

Jan s/d Des 2007 Rata-rata : 22 ºC

Maks : 34 ºC

2.Airport Reference

Temperature (ART)29 ºC

ART diambil dari suhu rata-rata harian

dari bulan paling panas dalam waktu 1

tahun

3. Elevation ± 10,1 m (33 feet) Data Bandar udara

4. Slope (Kemiringan) 2 %

Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu

IV-3

Page 4: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Gambar 4.2. Bandar udara Umbu mehang Kunda Waingapu

Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu

Gambar 4.3. Kondisi Ujung TH 33

Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu

IV-4

Page 5: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Gambar 4.4. Kondisi Ujung TH 15

Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu

Gambar 4.5. Kondisi Arah Timur laut dari As Runway

Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu

4.1.4. Kondisi Topografi

Lahan lokasi di sekitar Bandar udara berada di dataran dengan kondisi lahan

berbukit terjal dan sabana-sabana. Kemiringan lahan cukup datar dengan elevasi 10.1 m

diatas permukaan laut. Sedangkan permukaan transisi yang berada diluar batas Bandar

udara terutama pada kedua ujung runway terdapat bukit yang memerlukan keselamatan

operasi penerbangan yang harus di pangkas. Tampak pada gambar 4.6 di bawah ini

menunjukkan lahan lokasi sekitar Bandar udara :

IV-5

Page 6: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Gambar 4.6. Lahan Lokasi sekitar Bandar Udara

Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu

4.1.5. Kondisi Daya Dukung Tanah

Kondisi tanah lokasi merupakan jenis lempung kemerah-merahan berpasir yang

mempunyai ikatan antar molekul-molekul tanah baik.

4.1.6. Pengembangan Pada Areal Di Sekitar Bandar Udara Dan Ketersediaan

Lahan Bandar Udara

Pengembangan pada areal di sekitar Bandar udara dan ketersediaan lahan

berada di azimuth 33 dikarenakan lahan di area tersebut merupakan lahan yang potensi

guna pengembangan berbeda dengan azimuth 15 dimana lahan yang tersedia tidak ada

dan sangat dekat dengan Sungai Kambaniru.

Gambar 4.7. Eksisting Situasi Bandar Udara Umbu Mehang Kunda

Sumber: Google Earth, 2012

IV-6

Ujung TH 15

Ujung TH 33 (Lahan pengembangan yang

tersedia)

Page 7: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

4.1.7. Fasilitas Bandar Udara

4.1.7.1. Fasilitas Sisi Udara/Airside

4.1.7.1.1. Landasan Pacu (Runway)

Adapun data-data untuk Landasan Pacu (Runway) adalah sebagai berikut :

1. Arah : 15 – 33

2. Dimensi : 1970 x 30 m (Hotmix)

3. Pengembangan

- 1979 Penetration : 5 Cm (Asphalt)

- 1982 Overlay : 5 Cm (Asphalt)

- 1997-2002 Overlay : 5 Cm (Hotmix)

- 2004 Perpanjangan : 200 M

- 2007 Overlay 5 Cm (Hotmix)

4. Kemampuan : Lcn 42.500 Lbs/Pcn 17 FDYT

5. Touch Down : (45 M x 6 M) x 4

6. Turning Area : 750 M² x 2

7. Shoulder : (1970 x 30 M) x 2 (Tanah Rumput)

8. Over Run : (60 x 30 M) x 2 (Asphalt Kolakan)

9. Halangan (Obstacle)

- Rwy 33 - Jarak

- Tinggi

- Sudut

:

:

:

545,70 M

29,681 M

3,11º

- Rwy 15 - Jarak

- Tinggi

- Sudut

:

:

:

325 M

22 M

3,88º

4.1.7.1.2. Landasan Hubung (Taxiway)

Adapun data-data untuk Landasan Hubung (Taxiway) adalah sebagai berikut :

IV-7

Page 8: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

1. Dimensi : 105 x 23 M

2. Konstruksi : Asphalt

3. Kemampuan : 17 F/D/Y/T

4.1.7.1.3. Landasan Parkir (Apron)

Adapun data-data untuk Landasan Parkir (Apron) adalah sebagai berikut :

1. Dimensi : 150 x 60 M

2. Konstruksi : Asphalt

3. Kemampuan : 17 F/D/Y/T

4.1.7.2. Fasilitas Sisi Darat/Landside

4.1.7.2.1. Fasilitas Bangunan Terminal Penumpang

Luas terminal penumpang dan pada Bandar udara Umbu Mehang Kunda adalah

440 m² yang terdiri dari :

1. Ruang Tunggu Keberangkatan : 132 m²

2. Ruang Tunggu Kedatangan : 132 m²

3. Ruang Check In : 85 m²

4. Ruang Tunggu Bagasi/Barang : 91 m²

4.1.7.2.2. Fasilitas Bangunan Penunjang (Gedung Operasional)

Bandar udara Umbu Mehang Kunda memiliki beberapa bangunan penunjang

(Gedung Operasional) seperti :

1. Gedung Kantor Bandara : 296 m²

2. Gedung Tower : 96 m²

3. Gedung NDB : 30 m²

4. Gedung Genset : 126 m²

5. Gedung Work Shop : 200 m²

6. Rumah Dinas : 7 x 50 m², 2 x 70 m², 1 x 36 m²

IV-8

Page 9: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

4.1.7.2.3. Fasilitas Navigasi, Telekomunikasi dan Listrik

4.1.7.2.3.1. Fasilitas Navigasi

Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa fasilitas

navigasi seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2. Fasilitas Navigasi

No. Nama Merk/Type FrekuensiMulai

OperasiJumlah Kondisi Keterangan

1. Radar SSRThomson

RS 870

1030 MHz

1090 MHz1991 1 Baik

Aset

PT. AP 1

2. NDBNautel

ND 4000295 KHz 1991 1 Baik

3. VOR Asli 1150 117,3 MHz 2003 1 Baik

4. DME Asli 1119 CH 120 X 2003 1 Rusak

5. MSSR - - 2010 1 Baik

6. RDPS - - 2010 1 Baik

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

4.1.7.2.3.2. Fasilitas Telekomunikasi

Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa fasilitas

telekomunikasi seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3. Fasilitas Telekomunikasi

No. Nama Merk/Type FrekuensiMulai

OperasiJumlah Kondisi

1. SSBYaesu

FT 180 AFS. 71

7825 KHz9145 KHz4495 KHz

1993 1 Baik

2. VHFRohde & Schwarz

122,2 MHz 1995 1 Baik

3.HF

All BandYaesuS-600

- 2006 1 Baik

4.HF

All BandIcomIC-77

- 1996 1 Rusak

5.

UHF

MotorolaD 34.5 RA

SuicomSH

135/430

485 MHz465 MHz463 MHz

2004

2007

2

10

Baik(Rekondisi)

Baik

6. PABX PanasonicType 616

KX-TEM 82419962007

11

BaikBaik

7. VHF Icom 122,2 MHz 1998 2 Baik

IV-9

Bersambung ke Halaman berikut

Sambungan dari Tabel 4.3.

Page 10: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

IC-A200Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

4.1.7.2.3.3. Fasilitas Listrik

Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa fasilitas listrik

seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4. Fasilitas Listrik

No

.Nama Merk/Type Daya Volt

Mulai

OperasiJumlah Kondisi Ket.

1. Genset

Deutzh

F 6 L 912

KHD

50 KVA 220/380 1978 1 Unit Baik

2. Genset

Deutzh

BF 4 M

102 E

50 KVA 220/380 1997 1 Unit Baik

3. Genset Kohler 10 KVA 220 2003 1 Unit Baik

4. Genset Kohler 80 KVA 220/380 1997 1 Unit BaikAset

PT. AP 1

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

4.1.7.2.4. Fasilitas Lain – lain

4.1.7.2.4.1. Peralatan Visual Aids

Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa peralatan visual

aids seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5. Peralatan Visual Aids

No. Nama Merk/Type KapasitasMulai

OperasiJumlah Kondisi

1. Sirine l Siemens 3 1982 1 Unit Baik

2. Sirine ll Asahi 1,5 1975 1 Unit Baik

3. Crash Bell Siemens 3 1972 1 Unit Baik

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

4.1.7.2.4.2. Peralatan Keamanan dan Keselamatan

Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa peralatan

keamanan dan keselamatan pada tabel dibawah ini :

IV-10

Page 11: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Tabel 4.6. Peralatan Keamanan dan Keselamatan

No. Nama Merk/TypeMulai

OperasiJumlah Kondisi

1. X – RayHeimans 6040 A

Rapiscan 524

1996

2007

1

1

Baik

Baik

2.Walk

Through

Rapiscan/

Metor 200

2007

2008

1

1

Baik

Baik

3.

Hand Held

Metel

Detector

Garrett 11651

Garet

1994

2007

2

2

Baik

Baik

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

4.1.7.2.4.3. Peralatan PKP-PK

Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa peralatan PKP-

PK pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.7. Peralatan PKP-PK

No. Nama Merk/Type KemampuanMulai

OperasiJumlah Kondisi

1. Rescue CarToyota

Landcruiser/IV250 Kg DP 1979 1 Baik

2.Crash Car

IVECO

Internasional/III 2000 Lt Air

2000 Lt Air

1975

2010

2

1

1 Rusak

1 Baik

3.Rousenbouwer Steyr 2000 Lt Air

250 Kg DP

1996 1 Baik

4. Nurse Tender Mitsubishi/PS 120 4000 Lt Air 1994 1 Baik

5. Ambulance,

Lengkap

dengan Baju

Tahan Api dan

Radio

Komunikasi

Mitsubishi L 300 - 1993 1 Baik

6. Foam 2 GL - - - 4 Baik

7. Dry Powder - - - 13 Baik

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

4.1.7.2.4.4. Peralatan Pemeliharaan Bandar Udara

IV-11

Page 12: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu memiliki beberapa peralatan

pemeliharaan Bandar udara pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.8. Peralatan Pemeliharaan Bandar Udara

No

.Nama Merk/Type

Mulai

OperasiJumlah Kondisi

1.

Wheel Tractor Yanmar/H 433

Massey Ferguson

/MF 240/4 WD

1979 1 Baik

2. Grass ColectorHoward

/HSW 1801999 1 Baik

3. Dump Truck Izusu Elf 1999 1 Baik

4. Dump Truck Izusu LD54 1983 1 Rusak

5.

Pick Up

Panther

(Airport Maintainance

Equipment)

1993 1 Baik

6. Pick UpMitsubishi

(Patroli)1994 1 Baik

7. MotorHonda/Wind 100

(Patroli)1993 1 Baik

8. Motor Honda/Astrea 125 2006 2 Baik

9. APV Toyota 2011 1 Baik

10. Senia - 2010 1 Baik

11. Ranger - 2011 1 Baik

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

Dari data peralatan yang ada pada Bandar udara Umbu Mehang Kunda jelas

bahwa semua peralatan masih terjaga dengan baik meskipun umur alat sudah terbilang

cukup lama dioperasikan, namun masih ada pula peralatan yang sudah tidak layak pakai

atau dioperasikan dikarenakn alat tersebut sudah tidak memenuhi standar dan tidak layak

pakai untuk digunakan untuk pengoperasian penerbangan. Dalam penelitian ini tidak

memperhitungkan sejauh mana peralatan yang ada di Bandar udara Umbu Mehang

Kunda Waingapu dioperasikan karena penelitian ini hanya memperhitungkan kebutuhan

terminal penumpang dan terminal kargo saja.

4.2. Data Hasil Penelitian

IV-12

Page 13: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

4.2.1. Data Pesawat, Penumpang dan Barang Tahun 2000 - 2012

Adapun data Pesawat, Penumpang dan Barang yang di dapat dari kantor Bandar

udara Umbu Mehang Kunda adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9. Data Pesawat, Penumpang dan Barang Tahun 2000 - 2012

TahunPesawat Penumpang Kargo (Kg)

Datang Berangkat Datang Berangkat Transit Bongkar Muat

2000 263 263 4.900 5.205 928 40.504 25.037

2001 193 193 3.695 3.714 822 31.399 21.312

2002 390 390 5.849 5.866 2.016 52.044 25.770

2003 617 617 8.885 9.599 9.180 64.836 26.129

2004 696 696 14.919 15.651 14.108 106.222 28.830

2005 634 634 14.849 14.718 13.757 102.547 26.544

2006 537 537 5.289 5.543 2.025 76.099 24.127

2007 700 700 21.161 22.983 20.464 297.505 104.719

2008 589 589 19.114 19.114 14.557 179.301 108.646

2009 555 555 23.387 24.301 17.732 181.247 66.821

2010 659 659 35.023 36.624 17.227 198.079 357.602

2011 712 712 36.988 36.476 9.353 378.835 49.365

2012 618 618 35.513 39.188 438 160.586 59.908

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

Grafik 4.1. Data Pesawat, Penumpang dan Barang Tahun 2000 – 2012 dalam Grafik

20002001

20022003

20042005

20062007

20082009

20102011

20122022

050000

100000150000200000250000300000350000400000

Data Pesawat, Penumpang dan Barang

Pesawat DatangPesawat BerangkatPenumpang DatangPenumpang BerangkatPenumpang TransitKargo (Kg) BongkarKargo (Kg) Muat

Tahun

Jum

lah

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

4.2.2. Data Karakteristik Pesawat Rencana Pada Bandar Udara Umbu

IV-13

Page 14: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Mehang Kunda Waingapu

4.2.2.1. Pesawat Rencana B737 – 200

Dapat dilihat data-data untuk pesawat rencana pada Bandar udara Umbu Mehang

Kunda Waingapu khususnya type pesawat rencana :

Tabel 4.10. Karakteristik Pesawat Rencana B737 – 200

Karakteristik Satuan Model B737 – 200

Maximum Take Off Weight (MTOW) Kg 52.390

Maximum Landing Weight Kg 46.720

Maximum Zero Full Weight Kg 43.091

Operating Empty Weight Kg 28.395

Length Meter 30,53

Wing Span Meter 28,35

Height Meter 11,28

Main Gear Meter 5,23

Wheelbase Meter 11,38

Maximum Payload Kg 14.696

Seat Kursi Penumpang 136

Maximum Fuel Weight Kg 15.682

Teke Off Distance ISA, S/L at MTOW Meter 1.676

Landing Distance S/L at MTOW Meter 1.207

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

Gambar 4.8. Model Pesawat Rencana B 737 – 200

Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu

IV-14

Page 15: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

4.2.2.2. Pesawat Rencana B737 – 300

Dapat dilihat data-data untuk pesawat rencana pada Bandar udara Umbu Mehang

Kunda Waingapu khususnya type pesawat rencana :

Tabel 4.11. Karakteristik Pesawat Rencana B737 – 300

Karakteristik Satuan Model B737 – 300

Maximum Take Off Weight

(MTOW)Kg 57.000

Maximum Landing Weight Kg 52.527

Maximum Zero Full Weight Kg 48.300

Operating Empty Weight Kg 32.900

Length Meter 33,40

Wing Span Meter 28,88

Height Meter 11,13

Main Gear Meter 5,23

Wheelbase Meter 12,45

Maximum Payload Kg 16.102

Seat Kursi Penumpang 149

Maximum Fuel Weight Kg 16.141

Take Off Distance ISA, S/L at

MTOWMeter 2.027

Landing Distance S/L at MTOW Meter 1.603

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

Gambar 4.9. Model Pesawat Rencana B 737 – 300

IV-15

Page 16: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu

Gambar 4.10. Model Pesawat Rencana B 737 – 300 dengan Patahan Sayap

Sumber: Kantor Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu

4.2.3. Data Klimatologi

Dapat dilihat data-data klimatologi pada Bandar udara Umbu Mehang Kunda

Waingapu sebagai berikut :

1. Elevasi Bandar Udara : ±10,1 m/33 feet (Dari Permukaan Laut)

2. Temperatur : 29 ºC

3. Kemiringan Landasan : 2 % (Slope)

4.3. Analisa Data

4.3.1. Analisa Volume Lalu Lintas Udara

4.3.1.1. Analisa Volume Penumpang Datang Pada Tahun Rencana

Analisa volume penumpang datang pada tahun rencana dapat dihitung dan

dituangkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.12. Perhitungan Penumpang Datang Tahun 2022

TahunPenumpang

Tahunan( P )

Perkembangan( i )

Penumpang Harian( b )

b = (P * Pm)/(Pt * 30,5)

2000 4.900 26

IV-16

Page 17: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

2001 3.695 -0,246 192002 5.849 0,583 312003 8.885 0,519 462004 14.919 0,679 782005 14.849 -0,005 772006 5.289 -0,644 282007 21.161 3,001 1102008 19.114 -0,097 1002009 23.387 0,224 1222010 35.023 0,458 1852011 36.988 0,059 1952012 35.513 -0,039 188

Jumlah Pt = 229.572 1,527

Rata-rata (i r) 0,127 (12,70 %)Data Maksimum

(Pm)36.988 195

Data Tahun Rencana 2022 (Y)

Y = Pm * (1 + i r )10

122.532 647

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa

Dengan menggunakan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat dihitung jumlah

penumpang datang pada tahun rencana, tetapi pada persamaan tersebut untuk variabel

Xm diasumsikan menjadi Variabel Pm. Untuk kasus diatas rata-rata perkembangan akan

sangat berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya tidak begitu akurat

sehingga pada data perkembangan dari tahun 2006 – 2007 yang jumlahnya mencapai

300,1 % atau 3,001 dalam bentuk desimal tidak dapat digunakan dikarenakan pada

rentang waktu tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan data ini juga

diabaikan dalam perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.12 yang kemudian akan

berdampak pada naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan jumlah penumpang

yang datang. Pada hasil perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas besarnya kenaikan jumlah

penumpang datang adalah 12,70 %. Prinsip perhitungan seperti di atas dapat digunakan

untuk perhitungan pada tabel-tabel selanjutnya.

IV-17

Bersambung ke Halaman berikutSambungan dari Tabel 4.12.

Page 18: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

4.3.1.2. Analisa Volume Penumpang Berangkat Pada Tahun Rencana

Analisa volume penumpang berangkat pada tahun rencana dapat dihitung dan

dituangkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.13. Perhitungan Penumpang Berangkat Tahun 2022

TahunPenumpang

Tahunan( P )

Perkembangan( i )

Penumpang Harian( b )

b = (P * Pm)/(Pt * 30,5)

2000 5.205 282001 3.714 -0,286 202002 5.866 0,579 312003 9.599 0,636 512004 15.651 0,630 832005 14.718 -0,060 782006 5.543 -0,623 292007 22.983 3,146 1222008 19.114 -0,168 1022009 24.301 0,271 1292010 36.624 0,507 1972011 36.476 -0,004 1962012 39.188 0,074 211

Jumlah Pt = 238.982 1,550Rata-rata (i r) 0,130 (13,00 %)

Data Maksimum (Pm)

39.188 211

Data Tahun Rencana 2022 (Y)

Y = Pm * (1 + i r )10

132.579 714

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa

Sama halnya dengan perhitungan jumlah penumpang datang tahun 2022

sebelumnya, bahwa dengan menggunakan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat

dihitung jumlah penumpang berangkat pada tahun rencana, tetapi pada persamaan

tersebut untuk variable Xm diasumsikan menjadi Variabel Pm. Untuk kasus diatas rata-

rata perkembangan akan sangat berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya

tidak begitu akurat sehingga pada data perkembangan dari tahun 2006 – 2007 yang

jumlahnya mencapai 314,6 % atau 3,146 dalam bentuk desimal tidak dapat digunakan

dikarenakan pada rentang waktu tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan

data ini juga diabaikan dalam perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.13 yang

kemudian akan berdampak pada naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan

jumlah penumpang yang berangkat. Pada hasil perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas

besarnya kenaikan jumlah penumpang berangkat adalah 13,00 %.

IV-18

Page 19: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

4.3.1.3. Analisa Volume Penumpang Transit Pada Tahun Rencana

Analisa volume penumpang transit pada tahun rencana dapat dihitung dan

dituangkan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.14. Perhitungan Penumpang Transit Tahun 2022

Tahun

Penumpang

Tahunan

( P )

Perkembangan

( i )

Penumpang Harian

( b )

b = (P * Pm)/(Pt * 30,5)

2000 928 5

2001 822 -0,114 5

2002 2.016 1,453 11

2003 9.180 3,554 50

2004 14.108 0,537 78

2005 13.757 -0,025 76

2006 2.025 -0,853 11

2007 20.464 9,106 113

2008 14.557 -0,289 80

2009 17.732 0,218 98

2010 17.227 -0,051 93

2011 9.353 -0,455 50

2012 438 -0,952 2

Jumlah Pt = 122.607 -0,532

Rata-rata (i r) -0,048 (-4, 83 %)

Data Maksimum

(Pm)20.464 113

Data Tahun

Rencana 2022 (Y)

Y = Pm * (1 + i r )10

12.467 69

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa

Sama halnya dengan perhitungan-perhitungan sebelumnya, bahwa dengan

menggunakan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat dihitung jumlah penumpang

transit pada tahun rencana, tetapi pada persamaan tersebut untuk variabel Xm

diasumsikan menjadi Variabel Pm. Untuk kasus diatas rata-rata perkembangan akan

sangat berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya tidak begitu akurat

sehingga pada data perkembangan dari tahun 2002 – 2003 yang jumlahnya mencapai

355,4% atau 3,554 dan pada tahun 2006 – 2007 yang jumlahnya mencapai 910,6% atau

IV-19

Page 20: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

9,106 dalam bentuk desimal tidak dapat digunakan dikarenakan pada rentang waktu

tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan data ini juga diabaikan dalam

perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.14 yang kemudian akan berdampak pada

naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan jumlah penumpang yang transit.

Pada hasil perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas besarnya kenaikan jumlah penumpang

transit adalah - 4,83 %.

4.3.1.4. Analisa Volume Kargo Datang Pada Tahun Rencana

Analisa volume kargo datang pada tahun rencana dapat dihitung dan dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4.15. Perhitungan Kargo Datang Tahun 2022

TahunKargo Tahunan

( Kg )

Perkembangan

( i )

2000 40.504

2001 31.399 -0,225

2002 52.044 0,658

2003 64.836 0,246

2004 106.222 0,638

2005 102.547 -0,035

2006 76.099 -0,258

2007 297.505 2,909

2008 179.301 -0,397

2009 181.247 0,011

2010 198.079 0,093

2011 378.835 0,913

2012 160.586 -0,576

Jumlah 1,067

Rata-rata (i r) 0,089 (8,90 %)

Data Maksimum

(Xm)378.835

Data Tahun

Rencana 2022 (Y)

Y = Xm * (1 + i r )10

888.073

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa

IV-20

Page 21: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Berdasarkan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat dihitung jumlah kargo

datang pada tahun rencana. Untuk kasus diatas rata-rata perkembangan akan sangat

berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya tidak begitu akurat sehingga pada

data perkembangan dari tahun 2002 – 2003 yang jumlahnya mencapai 290,9 % atau

2,909 dalam bentuk desimal dan tidak dapat digunakan dikarenakan pada rentang waktu

tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan data ini juga diabaikan dalam

perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.15 yang kemudian akan berdampak pada

naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan jumlah Kargo datang. Pada hasil

perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas besarnya kenaikan jumlah Kargo datang adalah

8,90 %.

4.3.1.5. Analisa Volume Kargo Berangkat Pada Tahun Rencana

Analisa volume kargo berangkat pada tahun rencana dapat dihitung dan dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.16. Perhitungan Kargo Berangkat Tahun 2022

TahunKargo Tahunan

( Kg )

Perkembangan

( i )

2000 25.037

2001 21.312 -0,149

2002 25.770 0,209

2003 26.129 0,014

2004 28.830 0,103

2005 26.544 -0,079

2006 24.127 -0,091

2007 104.719 3,340

2008 108.646 0,038

2009 66.821 -0,385

2010 357.602 4,352

2011 49.365 -0,862

2012 59.908 0,214

Jumlah 924.810 -0,988

Rata-rata (i r) -0,090 (-9, 00)

Data Maksimum (Xm)

357.602

Data Tahun Rencana 2022 (Y)

Y = Xm * (1 + i r )10

139.465

IV-21

Page 22: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa

Berdasarkan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat dihitung jumlah kargo

berangkat pada tahun rencana. Untuk kasus diatas rata-rata perkembangan akan sangat

berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya tidak begitu akurat sehingga pada

data perkembangan dari tahun 2006 – 2007 yang jumlahnya mencapai 334,0 % atau

3,340 dalam bentuk desimal dan data perkembangan dari tahun 2009 – 2010 yang

jumlahnya mencapai 435,2 % atau 4,352 dalam bentuk desimal tidak dapat digunakan

dikarenakan pada rentang waktu tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan

data ini juga diabaikan dalam perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.16 yang

kemudian akan berdampak pada naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan

jumlah Kargo berangkat. Pada hasil perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas besarnya

kenaikan jumlah Kargo berangkat adalah – 9,00 %.

4.3.1.6. Analisa Pesawat Datang dan Berangkat Pada Tahun Rencana

Analisa pesawat datang dan berangkat pada tahun rencana dapat dihitung dan

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.17. Perhitungan Pesawat Datang dan Berangkat Tahun 2022

TahunJumlah Pesawat

Datang / Berangkat

Perkembangan

( i )

2000 263

2001 193 -0,266

2002 390 1,021

2003 617 0,582

2004 696 0,128

2005 634 -0,089

2006 537 -0,153

2007 700 0,304

2008 589 -0,159

2009 555 -0,058

2010 659 0,187

2011 712 0,080

2012 618 0,132

Jumlah 1,446

Rata-rata (i r) 0,111

Data Maksimum (Xm)

712

IV-22

Page 23: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Data Tahun Rencana 2022 (Y)

Y = Xm * (1 + i r )102.040

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa

Dikarenakan setiap tahun pesawat yang datang dan berangkat pada Bandar

Udara Umbu Mehang Kunda Waingapu dalam rentang tahun 2000 – 2012 cenderung

sama maka untuk perhitungan jumlah pesawat pada tahun rencana dapat disatukan.

Berdasarkan rumus pada persamaan (2.12) maka dapat dihitung jumlah pesawat yang

Datang dan Berangkat pada tahun rencana. Untuk kasus diatas rata-rata perkembangan

akan sangat berpengaruh dan memungkinkan central tendencynya tidak begitu akurat

sehingga pada data perkembangan dari tahun 2001 – 2002 yang jumlahnya mencapai

102,1 % atau 1,021 dalam bentuk desimal tidak dapat digunakan dikarenakan pada

rentang waktu tersebut memiliki data perkembangan yang ekstrim dan data ini juga

diabaikan dalam perhitungan perkembangan (i) pada tabel 4.17 yang kemudian akan

berdampak pada naik turunnya persentase dari rata-rata (i r) kenaikan jumlah pesawat

yang Datang dan Berangkat. Pada hasil perhitungan rata-rata (i r) tabel diatas besarnya

kenaikan jumlah pesawat yang Datang dan Berangkat adalah 11,10 %.

4.3.2. Analisa Kebutuhan Fasilitas Bandar Udara

4.3.2.1. Analisa Kebutuhan Fasilitas Utama (Sisi Udara/Airside)

4.3.2.1.1. Analisa Kebutuhan Landasan Pacu (Runway)

4.3.2.1.1.1. Penentuan Jenis Pesawat Pada Tahun Rencana

Untuk menentukan jenis pesawat rencana pada tahun rencana (2022) dapat

menggunakan hasil perhitungan untuk penumpang harian pada tahun rencana dan

berapa jumlah pesawat yang dapat melayani penerbangan harian pada tahun rencana.

Dari perhitungan sebelumnya diperoleh jumlah penumpang datang sebanyak 647 orang

pada Tabel 4.12, untuk penumpang berangkat sebanyak 714 orang pada Tabel 4.13 dan

untuk penumpang transit sebanyak 69 orang pada Tabel 4.14 yang selanjutnya hasil

perhitungan tersebut dipakai untuk penentuan jumlah penumpang harian. Dari data ini

sudah terlihat bahwa jumlah penumpang berangkat lebih banyak, maka dapat digunakan

jumlah penumpang berangkat yaitu 714 orang sebagai jumlah penumpang harian, dengan

mengasumsikan penumpang datang datang dan berangkat menggunakan pesawat yang

sama pula. Kemudian untuk menentukan jumlah pesawat harian akan digunakan data

jumlah pesawat. Pada Tabel 4.17 untuk tahun rencana, diketahui jumlah pesawat datang

dan berangkat pada tahun rencana adalah 2040 pesawat. Dari jumlah pesawat data

IV-23

Page 24: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

tahun rencana ini dibuat rata-rata jumlah pesawat harian dengan membagi jumlah

pesawat tahunan dengan jumlah hari dalam setahun (365 Hari).

Jumlah Pesawat Harian = Jumlah Pesawat TahunanJumlah Hari DalamSeta hun

= 2.040365

= 5,5

= 5 Pesawat

Dengan mengetahui jumlah pesawat harian (5 Pesawat), kemudian dicari

komposisi jenis pesawat yang cocok untuk dapat memenuhi kebutuhan penumpang pada

tahun rencana yaitu 714 orang. Beberapa alternatif jenis pesawat diberikan pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.18. Alternatif Pemilihan Pesawat Untuk Tahun Rencana

Alternatif Pesawat

Type Pesawat Seat

Pesawat 1 B737 – 300 149

Pesawat 2 B737 – 300 149

Pesawat 3 B737 – 300 149

Pesawat 4 B737 – 200 136

Pesawat 5 B737 – 200 136

Total Penumpang 719

Sumber: Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa

Dari Tabel 4.18 di dapat kombinasi harian pesawat yaitu 3 jenis pesawat B737 –

300 (149 seat) dengan 2 jenis pesawat B737 – 200 (136 seat). Total penumpang yang

bisa dilayani jika ke – 5 pesawat ini datang pada waktu jam sibuk adalah 719 orang

penumpang, sehingga dapat memenuhi kebutuhan penumpang harian yang ada pada

tahun rencana yaitu 714 orang penumpang.

Beberapa jenis pesawat eksisting lainnya seperti jenis Cassa 212, ATR – 42, MA –

60, BAe 146, F – 50, F – 28 dan F – 100 tidak digunakan dalam perencanaan pesawat

rencana karena memiliki kapasitas tempat duduk yang tidak memenuhi kebutuhan

penumpang pada tahun rencana.

4.3.2.1.1.2. Faktor Koreksi Panjang Landasan

IV-24

Page 25: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Faktor koreksi panjang landasan merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

perhitungan panjang landasan. Faktor-faktor ini berupa kondisi elevasi landasan pacu,

suhu rata-rata landasan dan kemiringan landasan (Slope).

A. Akibat Pengaruh Elevasi (Fe)

Kenaikan elevasi sebesar 300 m dari permukaan air laut akan memperpanjang

landasan pacu sebesar 7 % dari panjang landasan referensi. Elevasi pada Bandara

Umbu Mehang Kunda Waingapu adalah 10,1 m diatas permukaan laut.

Fe = 1 + (0,07 xE

300 ) = 1 + (0,07 x

10,1300 )

= 1,00236

B. Akibat Pengaruh Elevasi dan Suhu (Ft)

Panjang landasan pacu akan bertambah 1 % untuk setiap kenaikan suhu sebesar

1 ºC dari temperatur standar atmosfer. Untuk temperatur standar atmosfer sendiri

didapat dari pengurangan pada temperatur muka air laut yaitu sebesar 15 ºC akibat

perbedaan ketinggian untuk setiap kenaikan 1000 m dari permukaan air laut suhu naik

6,5 ºC. Suhu landasan pacu pada Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu

adalah 29 ºC.

Ft = ¿

= ¿

= 1,141

C. Akibat Pengaruh Kemiringan Landasan Pacu (Fs)

Panjang landasan pacu akan bertambah 10 % untuk perbedaaan slope 1 %.

Diketahui bahwa kemiringan pada landasan pacu Bandar udara Umbu Mehang Kunda

Waingapu adalah 2 %.

Fs = 1 + ( 0,1 x S )

= 1 + ( 0,1 x 2 )

= 1,2

IV-25

Page 26: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

4.3.2.1.1.3. Perhitungan Panjang Runway Rencana

A. Panjang Runway Untuk Pesawat B737 – 200

Penentuan panjang landasan pacu juga dipengaruhi oleh jenis pesawat yang akan

dipakai. Berdasarkan Jane’s Aircraft Data 1995 – 1996 dalam kondisi ISA

(International Standard Atmosphere), Sea Level diperoleh :

Panjang landasan Take Off : 1.676 m

Panjang landasan Landing : 1.207 m

Akibat pengaruh faktor koreksi :

Panjang landasan Take Off = 1.676 * Fe * Ft * Fs

= 1.676 * 1,00236 * 1,141 * 1,2

= 1.955,17 m = 1.960 m

Panjang landasan Landing = 1207 * Fe * Ft * Fs

= 1.207 * 1,00236 * 1,141 * 1,02

= 1.408,05 m = 1.410 m

B. Panjang Runway Untuk Pesawat B737 – 300

Penentuan panjang landasan pacu juga dipengaruhi oleh jenis pesawat yang akan

dipakai. Berdasarkan Jane’s Aircraft Data 1995 – 1996 dalam kondisi ISA

(International Standard Atmosphere), Sea Level diperoleh :

Panjang landasan Take Off : 2.027 m

Panjang landasan Landing : 1.603 m

Akibat pengaruh faktor koreksi :

Panjang landasan Take Off = 2.027 * Fe * Ft * Fs

= 2.027 * 1,00236 * 1,141 * 1,02

= 2.364,63 m = 2.365 m

Panjang landasan Landing = 1.603 * Fe * Ft * Fs

= 1.603 * 1,00236 * 1,141 * 1,02

= 1.870,00 m = 1.870 m

IV-26

Page 27: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Untuk perhitungan lebar dan panjang runway baik jenis pesawat B737 – 200

maupun B737 – 300 yang telah dketahui sebelumnya dipilih lebar dan panjang

maksimum untuk digunakan dalam perencanaan pengembangan guna memenuhi

kebutuhan dari kedua jenis pesawat ini.

Selanjutnya dengan membandingkan panjang landasan take off maupun landing dari

kedua pesawat rencana dipilih panjang landasan terbesar sebagai panjang landasan

rencana. Dari perhitungan diatas maka dapat direkap seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.19. Rekapan hitungan Panjang Runway

Pesawat RencanaKebutuhan Panjang Runway

Take Off (m) Landing (m) Rencana (m)

B737 – 200 1.960 1.410 1.960

B737 – 300 2.365 1.870 2.365

Panjang Runway Terpilih 2.365

Sumber: Hasil Analisa

Dari perhitungan diatas panjang landasan pacu yang dipilih adalah landasan pacu

terpanjang yaitu 2365 m untuk panjang runway rencana.

4.3.2.1.1.4. Perhitungan Lebar Runway Rencana

Perhitungan lebar runway rencana perlu memperhatikan standar yang digunakan

dalam penentuan lebar runway yang berlaku. Salah satu standar yang dibutuhkan dalam

menentukan lebar runway adalah dengan menggunakan standar Aerodrome References

Codes seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.20. Aerodrome Reference Code (ARC)

UNSUR KODE 1 UNSUR KODE 2

No.

Kode

Panjang Lapangan

Acuan Pesawat

Terbang

Huruf

KodeBentang Sayap

Bentang Roda

Pendaratan Utama

bagian luar

(1) (2) (3) (4) (5)

1 < 800 m A < 15 m < 4,5 m

2 800 m < L < 1200 m B 15 m < B < 24 m 4,5 m < B < 6 m

3 1200 m < L < 1800 m C 24 m < B < 36 m 6 m < B < 9 m

4 L > 1800 mD 36 m < B < 52 m 9 m < B < 14 m

E 52 m < B < 60 m 9 m < B < 14 m

Sumber : Horonjeff, 1994

IV-27

Page 28: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Dengan memperhitungkan panjang landasan yang diperoleh yaitu sepanjang 2365

m, dengan bentang sayap (wing span) terbesar dari 2 pesawat rencana (B737 – 200 :

28,35 m, B737 – 300 : 28,88 m) adalah 28,88 m dan jarak antara roda utama pendaratan

(main gear) terbesar dari 2 pesawat rencana (B737 – 200 : 5,23 m, B737 – 300 : 5,23 m)

adalah 5,23 m, maka kode landasan pacu untuk tahun rencana sesuai Aerodrome

References Codes adalah 4C (lihat tabel 4.21). Dalam penentuan kode huruf, syarat tidak

perlu dipenuhi semuanya. Kondisi ini dapat dilihat pada waktu akan menentukan kode

huruf dari landasan. Pada penentuan kode huruf terdapat 2 syarat yaitu syarat bentang

sayap pesawat (wing span) dan syarat jarak antara roda utama terluar. Bila dilihat dari

syarat pertama, karakteristik pesawat terbang rencana masuk kode huruf C, tetapi bila

dilihat dari syarat kedua, karakteristik pesawat terbang rencana masuk kode huruf B. Oleh

karena itu, dalam penentuannya, diambil kode huruf tertinggi (C) sehingga lebar runway

yang dipilih adalah runway terbasar yang bisa mengantisipasi segala kemungkinan.

Tabel 4.21. Lebar Runway

Kode

Angka

Kode Huruf

A B C D E

1a

2a

3

4

18 m

23 m

30 m

-

18 m

23 m

30 m

-

23 m

30 m

30 m

45 m

-

-

45 m

45 m

-

-

-

60 m

Sumber: Basuki, 1990

Dari tabel diatas diperoleh dimensi lebar rencana runway pada tahun rencana

sesuai dengan kode landasan (4C) adalah 45 m.

4.3.2.1.2. Analisa Kebutuhan Landasan Hubung (Taxiway)

4.3.2.1.2.1. Penentuan Lebar Taxiway

Lebar taxiway dapat ditentukan dengan mengetahui jenis pesawat rencana yang

akan beroperasi pada tahun rencana. Dari karakteristik kedua pesawat yang akan

beroperasi yaitu jenis B737 – 200 dan B737 – 300 didapat data wheelbase untuk kedua

pesawat masing-masing adalah 11,38 m dan 12,45 m. berdasarkan tabel ketentuan untuk

lebar taxiway dengan kode landasan C didapat lebar taxiway pada tahun rencana adalah

15 m (lihat tabel 4.22).

Tabel 4.22. Lebar Taxiway

IV-28

Page 29: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Kode

HurufLebar taxiway

Lebar taxiway +

Bahu landasan

A 7.5 m -

B 10.5 m -

C 15 m, jika direncanakan

untuk Pesawat udara dengan

Whell Base < 18 m

18 m, jika direncanakan untuk

Pesawat udara dengan Whell

Base > 18 m

25 m

D

18 m, jika direncanakan untuk

pesawat udara dengan Whell

Base < 9 m

23 m, jika direncanakan untuk

pesawat udara dengan Whell

Base > 9 m

38 m

E 23 m 44 m

Sumber : ICAO, 1987

4.3.2.1.2.2. Penentuan Panjang Taxiway

Panjang taxiway dapat direncanakan jika perhitungan dimensi apron telah

diketahui. Dimensi apron yang sangat mempengaruhi panjang taxiway adalah lebar atau

kedalaman apron yang didapat. Bila lebar apron rencana lebih besar dari lebar apron

eksisting maka panjang taxiway akan terkoreksi menjadi lebih pendek. Dari perhitungan

kedalaman apron, didapat bahwa lebar apron rencana pada tahun rencana adalah 80 m

lebih besar dibandingkan dengan lebar apron eksisting yang ada yaitu 60 m. Oleh karena

itu dimensi apron mengalami perubahan (Panjang dan Lebar), sehingga panjang taxiway

rencana menggunakan panjang taxiway eksisting (105 m) dikurangi 10 m karena akibat

pelebaran apron sehingga panjang taxiway yang tersisa adalah 95 m.

4.3.2.1.3. Analisa Kebutuhan Landasan Parkir (Apron)

4.3.2.1.3.1. Penentuan Panjang Apron

Penentuan panjang apron dipengaruhi oleh dimensi clearance (jarak terdekat

antara pesawat dengan objek terdekat) dan wing span (lebar bentang sayap pesawat).

Untuk jarak Minimum Antara Posisi Pesawat Dengan Obyek Lain dapat dilihat pada tabel

IV-29

Bersambung ke Halaman Berikut

Sambungan dari Tabel 4.22

Page 30: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

4.23 dan jarak bebas antara pesawat dan apron dapat dilihat pada tabel 4.23 sebagai

berikut :

Tabel 4.23. Jarak Minimum Antara Posisi Pesawat Dengan Obyek Lain

Kode

Huruf

Jarak Minimum Antara Posisi Pesawat Dengan

Bangunan, Pesawat dan Obyek Lain yang Terdekat

A 3,0 m

B 3,0 m

C 4,5 m

D 7,5 m

E 7,5 m

Sumber : Basuki, 1986

Tabel 4.24. Jarak Bebas Antara Pesawat dan Apron

UraianKode Huruf

A B C D E F

Jarak bebas antara pesawat yang berada

di taxilane (m)4,5 4,5 7,5 7,5 10 10

Jarak antara pesawat yang sejajar yang

berada di apron dan bangunan lain4,5 4,5 7,5 7,5 10 10

Sumber: Dirjen Perhubungan Udara

Dalam merencanakan panjang apron, hal-hal yang harus diperhatikan adalah

posisi pesawat parkir, lebar pesawat (Wing span) dan jarak minimum antara posisi

pesawat dengan objek lain yang ada disekitarnya. Posisi pesawat parkir yang

direncanakan pada tahun rencana adalah posisi nose in (hidung pesawat menghadap

Bandar udara), sedangkan lebar pesawat untuk pesawat rencana B737 – 200 adalah

28,35 m (tabel 4.10) dan untuk pesawat rencana B737 – 300 adalah 28,88 m (tabel 4.11).

Jarak minimum antara pesawat dengan obyek lain dapat diambil dari tabel 4.22 dan tabel

4.23.

Pada perhitungan landasan parkir rencana dipakai data-data berikut :

1. Lebar pesawat terbesar dari pesawat rencana (28,88 m, B737 – 300)

2. Jarak antar pesawat menggunakan tabel 4.23 (7,5 m, kode huruf C)

3. Jarak pesawat dengan obyek lain menggunakan tabel 4.22 (4,5 m, kode C)

Panjang apron rencana = n * Ws + n * J1 + (n – 1) * J2

IV-30

Bersambung ke Halaman berikutSambungan dari Tabel 4.23.

Page 31: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

= 5 * 28,88 + 5 * 4,5 + (5 – 1) * 7,5

= 178,9 m

= 180 m

Keterangan : - n = Jumlah pesawat rencana

- Ws = Lebar pesawat (lebar pesawat terbesar untuk pesawat rencana)

- J1 = Jarak bebas pesawat dengan obyek lain

- J2 = Jarak bebas antar pesawat

Dengan mengetahui panjang Landasan Parkir (apron) rencana sepanjang 180 m,

maka dapat diperhatikan bahwa lahan yang ada pada Bandar udara Umbu Mehang

Kunda masih tersedia.

Panjang apron dan taxiway rencana yang diperoleh dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.11. Panjang dan Lebar Apron

Sumber: Hasil Analisa

4.3.2.1.3.2. Penentuan Lebar (Kedalaman) Apron

Perhitungan lebar apron rencana dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang

pesawat rencana, posisi parkir pesawat, jarak antar pesawat dan lebar pesawat rencana

(wing span).

1. Posisi pesawat nose in

2. Panjang pesawat terbesar dari pesawat rencana (33,40 m, B737 – 300)

IV-31

Page 32: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

3. Lebar pesawat terbesar dari pesawat rencana (28,88 m, B737 – 300)

4. Jarak antar pesawat dengan menggunakan tabel 4.22

Lebar apron rencana = J1 + Lp +J2 + 0,75 Ws

= 4,5 + 33,40 + 7,5 +0,75 * 28,88

= 67,06 m = 70 m

Keterangan : - J1 = Jarak bebas pesawat dengan obyek lain- J2 = Jarak bebas antar pesawat- Lp = Panjang pesawat rencana (panjang terbesar)- Ws = Lebar pesawat (wing span) rencana (lebar terbesar)

4.3.2.2. Analisa Kebutuhan Fasilitas Umum (Sisi Darat/Landside)

4.3.2.2.1. Analisa Kebutuhan Terminal Penumpang

Luas terminal penumpang pada suatu bandara dipengaruhi oleh jumlah

penumpang tahunan yang dilayani pada bandara tersebut. Penentuan luas terminal

penumpang Bandar udara Umbu Mehang Kunda Waingapu pada tahun rencana 2022

juga dipengaruhi oleh jumlah penumpang rencana hasil proyeksi, dimana jumlah total

penumpang pada tahun 2022 adalah jumlah dari proyeksi penumpang datang, berangkat

dan transit pada tahun 2022 dapat dilihat pada tabel 4.12, tabel 4.13 dan tabel 4.14.

jumlah penumpang waktu sibuk dianggap sama dengan jumlah penumpang harian yang

ada.

Penumpang datang tahun rencana = 122.532 Orang (tabel 4.10)

Penumpang berangkat tahun rencana = 132.579 Orang (tabel 4.11)

Penumpang transit tahun rencana = 12.467 Orang (tabel 4.12)

Penumpang tahun rencana 2022 = 267.578 Orang

Selanjutnya dengan mengetahui jumlah penumpang pada tahun rencana, dengan

memperhatikan standar luasan terminal penumpang domestik menurut SNI berdasarkan

Tabel 2.14 didapat luas terminal total 240 m2, dengan standar kelengkapan ruang dan

fasilitasnya adalah sebagai berikut :

1. Teras Kedatangan dan Keberangkatan (Curb Side)

2. Ruang Lapor Diri (Check In Area)

3. Ruang Tunggu Keberangkatan (Departure Lounge)

4. Toilet Pria dan Wanita Ruang Tunggu Keberangkatan

5. Toilet Pria dan Wanita untuk Umum

6. Area Komersial

IV-32

Page 33: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

7. Ruang Pengambilan Bagasi (Baggage Claim)

8. Kantor Airline (Airline Administration)

9. Fasilitas Telepon Umum (Public telephone)

10. Fasilitas Pemadam Api Ringan

11. Peralatan Pengambilan Bagasi – Tipe Gravity Roller

12. Kursi Tunggu

Dengan standar kelengkapan dan kebutuhan fasilitas yang ada, maka dapat

memberikan kemudahan untuk menghitung seberapa besar jumlah kebutuhan ruang yang

ada di Bandar udara Umbu Mehang Kunda. Kebutuhan ruang Bandar udara dapat

diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.25. Kebutuhan Ruang Bandar Udara

RuangStandar Perhitungan

Kebutuhan

Kebutuhan Pada Tahun

Rencana

Hall Keberangkatan 0.75 {a (1+ f )+b } m² 1.618,5 m²

Ruang Lapor Diri (Check In Area) A = 0.25 (a + b) m² 182,5 m²

Ruang Tunggu Keberangkatan

(Departure Lounge)(a + b)*1,5 m² 1.095 m²

Toilet Ruang Tunggu

Keberangkatan0,2 * a m² 142,8 m²

Ruang Pengambilan Bagasi

(Baggage Claim)0,9 * c m² 582,3 m²

Hall Kedatangan 0.375 (b + c + 2 * c * f) m² 1.219,13 m²

Toilet Umum 0,2 * (2 * (a + c)) 544,4 m²

Kursi Ruang Tunggu

Keberangkatana / 3 Buah 238 Buah

Sumber : SNI, Departemen Perhubungan, Hasil Analisa

Keterangan : - a = Penumpang berangkat harian = 714 Orang (tabel 4.11)

- b = Penumpang transit harian = 16 Orang (tabel 4.12)

- c = Penumpang datang harian = 647 Orang (tabel 4.10)

- f = Jumlah pengunjung/penjemput penumpang datang/berangkat = 2 Org

4.3.2.2.2. Analisa Kebutuhan Terminal Kargo

A. Volume Kargo Tahunan Rencana (N)

IV-33

Page 34: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

N = Volume Kargo Datang (tabel 4.13) + Volume Kargo Berangkat (tabel

4.14)

= 956.253 Kg + 126.291 Kg

= 1.082.544 Kg

= 1.082,544 Ton

B. Volume Kargo Tahunan/Unit Luasan Gudang (P)

Diketahui bahwa dengan terus meningkatnya jumlah volume kargo di Bandar

udara Umbu Mehang Kunda Waingapu maka dibutuhkan luasan yang dapat

menampung kargo yang ada.

Untuk unit luasan gudang (P) maka dapat menentukannya dengan

memperhatikan tabel di bawah ini :

Tabel 4.26. Kebutuhan Ruang Bandar Udara

Volume Kargo Tahunan (ton) P (ton/ m²)

1000 2,0

2000 3,3

5000 6,8

10000 11,5

50000 15,0

Sumber : SNI 03,2004

Berdasarkan volume kargo tahunan yang didapat (1082,544 Ton), maka nilai P

bisa diperoleh dengan menggunakan cara interpolasi sebagai berikut :

P = 2,0+{ (1084,544−1000 )∗(3,3−2,0 )

(2000−1000 ) }= 2,0+{84,544∗1,3

1000 }= 2,0+ {0,110 }

= 2,110 Ton/ m²

C. Luas Gudang Airline (Q)

Q = NP

=1082,5442,110

=513m2

IV-34

Page 35: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

D. Luas Gudang Agen Kargo/Luas Gudang Airline (r)

r = 0,5

E. Luas Gudang Agen Kargo (S)

S = Q * r

= 513 * 0,5

= 257 m²

F. Kedalaman Standar Terminal Kargo (t)

Untuk Kedalaman Standar Terminal Kargo (t) juga dibutuhkan untuk pengembangan

terminal kargo yang sebelumnya terminal kargo belum ada dengan memperhatikan

syarat-syarat tertentu. Maka dapat menentukannya dengan memperhatikan tabel di

bawah ini :

Tabel 4.27. Pedoman Penentuan Kedalaman Terminal Kargo

Bentuk Gudang Airline Gudang Agen Kargo

Menyatu 15 – 20 m

Terpisah 10 – 30 m 10 – 15 m

Sumber : SNI 03, 2004

Bentuk gudang yang dipakai adalah bentuk menyatu, t diambil sebesar 15 m

G. Lebar Terminal Kargo (U)

U = (Q+S)t

= (513+257)

15

= 51 m

H. Kedalaman Standar Sisi Udara (w)

Kedalaman standar sisi udara adalah 10 – 15 m, maka w = 10 m

I. Luas Area Sisi Udara (Y)

Y = U * w

= 51 * 10

= 510 m²

IV-35

Page 36: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

J. Kedalaman Standar Sisi Darat (v)

Untuk Kedalaman Standar Terminal Kargo (t) maka dapat menentukannya dengan

memperhatikan tabel di bawah ini :

Tabel 4.28. Pedoman Penentuan Kedalaman Sisi Darat

Bentuk Gudang Airline Gudang Agen Kargo

Menyatu 15 – 20 m

Terpisah 10 – 30 m 10 – 15 m

Sumber : SNI 03, 2004

Bentuk gudang yang dipakai adalah bentuk menyatu, v diambil sebesar 20 m

K. Luas Area Sisi Darat (X)

X = U * v

= 51 * 20

= 1.020 m²

L. Luas Total Terminal Kargo (Z)

Z = Q + S + X + Y

= 513 + 257 + 1020 + 510

= 2.300 m²

4.4. Pembahasan

4.4.1. Perbandingan Dimensi Fasilitas Bandar Udara

4.4.1.1. Fasilitas Utama (Sisi Udara/Airside)

Berikut adalah hasil perbandingan dimensi eksisting dan rencana fasilitas Sisi

udara :

Tabel 4.29. Dimensi Eksisting dan Rencana Fasilitas Sisi Udara

No. Jenis FasilitasDimensi Eksisting

(m)

Dimensi Rencana

(m)

1. Landasan Pacu (runway)

- Panjang 1.970 2.365

- Lebar 30 45

2. Landasan Hubung (taxiway)

- Panjang 105 95

- Lebar 23 23

3. Landasan Parkir (apron)

- Panjang 150 180

- Lebar 60 70

IV-36

Page 37: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

Sumber : Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa

4.4.1.2. Fasilitas Umum (Sisi Darat/Landside)

4.4.1.2.1. Terminal Penumpang

Dari perhitungan sebelumnya untuk terminal penumpang terlihat bahwa besarnya

peningkatan fasilitas sangat signifikan sehingga dapat dibandingkan dimensi eksisting

dengan dimensi untuk tahun rencana.

Berikut adalah hasil perbandingan dimensi eksisting dan rencana fasilitas Sisi

darat untuk terminal penumpang :

Tabel 4.30. Dimensi Eksisting dan Rencana Terminal Penumpang

No. Jenis Fasilitas Dimensi Eksisting Dimensi Rencana

1. Hall Keberangkatan 120 m² 1.618,5 m²

2.Ruang Lapor Diri (Check In

Area)85 m² 182,5 m²

3.

Ruang Tunggu

Keberangkatan (Departure

Lounge)

132 m² 1.095 m²

4.Toilet Ruang Tunggu

Keberangkatan16 m² 142,8 m²

5.Ruang Pengambilan Bagasi

(Baggage Claim)91 m² 582,3 m²

6. Hall Kedatangan 132 m² 1.219,13 m²

7. Toilet Umum 24 m² 544,4 m²

8.Kursi Ruang Tunggu

Keberangkatan164 Buah 238 Buah

9.Peralatan Pengambilan

BagasiTidak Ada Grafity Roller

Sumber : Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu dan Hasil Analisa

4.4.1.2.2. Terminal Kargo

Pada terminal kargo karena fasilitas eksisting belum ada maka ada perbandingan

antara dimensi eksisting dan dimensi rencana hanya akan diisi oleh dimensi hasil

perhitungan untuk tahun rencana (2022). Fasilitas-fasilitas yang perlu dikembangkan

IV-37

Page 38: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah Gudang Airline, Gudang Agen

Kargo,Luas Area Sisi Udara dan Luas Area Sisi Darat. Berikut adalah tabel

pengembangan dimensi rencana terminal kargo :

Tabel 4.31. Dimensi Eksisting dan Rencana Terminal Kargo

No. Jenis Fasilitas Dimensi EksistingDimensi Rencana

(m²)

1. Luas Gudang Airline - 513

2. Luas Gudang Agen Kargo - 257

3. Luas Area Sisi Udara - 510

4. Luas Area Sisi Darat - 1.020

Sumber : Kantor Bandara Umbu Mehang Kunda dan Hasil Analisa

4.4.2. Pengembangan Fasilitas yang Diperlukan

4.4.2.1. Fasilitas Utama (Sisi Udara/Airside)

Fasilitas sisi udara yang harus dikembangkan adalah fasilitas sisi udara yang

memiliki kekurangan dimensi apabila fasilitas tersebut dibandingkan terhadap hasil

perhitungan dimensi fasilitas pada tahun rencana (2022). Bila dilihat dari tabel

perbandingan yang ada, maka fasilitas sisi udara yang ada harus dikembangkan atau

diperluas adalah fasilitas landasan pacu (runway), dimana kedua dimensinya yaitu

panjang dan lebar harus ditambah lagi.

Penambahan panjang landas pacu (runway) adalah sebesar 395 m (dari panjang

awal adalah 1970 m menjadi 2365 m). perpanjangan landas pacu ini dibuat pada ujung

landas pacu TH (threshold) 15, karena pada arah ini masih terdapat lahan luas dan tidak

terhalang oleh jalan raya dan masih jauh dari jalan raya seperti pada arah TH 33.

Sedangkan lebar landas pacu akan mengalami penambahan sebesar 15 m ( dari

lebar aslinya adalah 30 menjadi 45 m). Pengembangan lain yang perlu diperhatikan

adalah peningkatan status bandara yang sebelumnya adalah bandara non – instrument

menjadi bandara instrument sehingga fasilitas Instrument Landing System perlu diadakan

mengingat karakteristik pesawat rencana merupakan pesawat besar dan canggih, yang

membutuhkan fasilitas pendaratan yang bagus untuk mendukung kelancaran dalam

penerbangan pesawat.

Untuk fasilitas sisi udara lainnya seperti landasan hubung (taxiway) untuk lebarnya

tetap namun panjang taxiway dikurangi 10 m karena terpengaruh oleh pelebaran apron

dan landasan parkir (apron) juga mengalami perubahan dimensi baik lebar maupun

panjang yang semulanya berdimensi 150 x 60 menjadi 180 x 70.

IV-38

Bersambung ke Halaman BerikutSambungan dari Tabel 4.31.

Page 39: Bab IV Analisa Dan Pembahasan

4.4.2.2. Fasilitas Umum (Sisi Darat/Landside)

Dari hasil perhitungan dimensi pada fasilitas sisi darat Bandar Udara Umbu

Mehang Kunda Waingapu yang terdiri dari terminal penumpang dan terminal kargo

didapat bahwa keduanya harus mengalami pengembangan untuk dapat melayani

kegiatan transportasi udara pada tahun rencana. Hal ini terjadi karena dimensi eksisting

pada kedua fasilitas sisi darat tersebut masih kurang bila dibandingkan dengan fasilitas

yang dibutuhkan hasil perhitungan pada tahun rencana.

Pada terminal penumpang ruang kedatangan masih harus diperluas karena luas

eksisting (132 m²) masih terbilang kecil dibandingkan dengan kebutuhan ruang yang ada

pada tahun 2022 (1.219,13 m²). Oleh karena itu perlu adanya perluasan sebesar 1.087,13

m² pada ruang kedatangan demi melayani kebutuhan penumpang yang jumlahnya

meningkat drastis pada tahun rencana. Fasilitas lain yang perlu adanya pengembangan

adalah ruang lapor diri (Check In Area) dari 85 m² menjadi 182,5 m² (perluasan sebesar

97,5 m²), Ruang Tunggu Keberangkatan (Departure Lounge) dari 132 m² menjadi 1095

m² (perluasan sebesar 975 m²), Toilet Ruang Tunggu Keberangkatan dari 16 m² menjadi

142,8 m² (perluasan sebesar 126,8 m²), Ruang Pengambilan Bagasi (Baggage Claim)

dari 91 m² menjadi 582,3 m² (perluasan sebesar 491,3 m²), hall keberangkatan sebesar

1486,5 m² dari dimensi eksisting 120 m² menjadi 1618,5 m², perluasan toilet umum

sebesar 520,4 m² (dari 24 m² menjadi 544,4 m²), Kursi Ruang Tunggu Keberangkatan

perlu adanya penambahan dari 164 buah menjadi 238 buah dan perlu adanya fasilitas

alat pengangkut barang/bagasi jenis Gravity Roller pada Ruang Pengambilan Bagasi

(Baggage Claim), selain itu juga fasilitas lain yang perlu adanya pengembangan adalah

menara kontrol (tower) karena berdampak pada pengembangan landasan pacu (runway)

sehingga dapat terkontrol dengan mudah dan pengaturan kegiatan penerbangan lebih

baik.

Pada terminal kargo sendiri, fasilitas kargo eksisting juga belum ada maka hasil

hitungan mengenai terminal kargo dapat dipakai untuk pembangunan terminal kargo

nantinya dengan kelengkapan ruang seperti gudang airline, gudang agen kargo, area sisi

udara dan area sisi darat yang setelah dihitung sebelumnya. Pada hasil perhitungan hasil

proyeksi jumlah kargo pada tahun rencana pada tabel 4.15 dan tabel 4.16, terlihat bahwa

jumlah kargo yang akan dilayani semakin meningkat dengan jumlah kargo

datang/bongkar lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah kargo berangkat/muat.

Kondisi ini dapat ditangani oleh jumlah pesawat harian yang berjumlah 5 pesawat pada

tahun rencana.

IV-39