26
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Mekanisme Manajemen Pengendalian Mutu CPO Pada Stasiun Klarifikasi Mekanisme pengendalian mutu Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit kasar pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi, berikut dapat dilihat pada gambar 4.1. diagram proses pengolahan crude palm oil pada stasiun klarifikasi. 39

BAB IV Pembahasan-An

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 4 hasil penelitian kualitas cpo

Citation preview

52

BAB IVPEMBAHASAN4.1. Mekanisme Manajemen Pengendalian Mutu CPO Pada Stasiun KlarifikasiMekanisme pengendalian mutu Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit kasar pada stasiun ini terdiri dari beberapa unit alat pengolah untuk memurnikan minyak produksi, berikut dapat dilihat pada gambar 4.1. diagram proses pengolahan crude palm oil pada stasiun klarifikasi.

Gambar 4.1. Diagram Proses Pengolahan CPO Pada Stasiun Klarifikasi4.1.1. Sand Trap Tank

Tangki Pemisah Pasir (Sand Trap Tank) ini berfungsi untuk memisahkan Crude Palm Oil (CPO) dari pasir dan cangkang.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada sand trap tank adalah sebagai berikut:1. Pastikan screw press sudah mati supaya tidak ada crude oil atau air yang keluar dari sand trap tank.

2. Lakukan pembersihan drain tangki sebelum proses 3. Pastikan selama proses temperaturnya dalam tangki 900C hingga 950C4. Cuci tangki setiap 4 bulan sekali.

Apabila terjadi pada crude oil atau air yang keluar dari sand trap tank maka akan mengakibatkan kerugian minyak, jika pembersihan tidak dilakukan pada drain tangki, maka akan terjadi penyumbatan saluran tangki dengan pasir dan cangkang. Selama proses temperaturnya dalam tangki 900C sampai dengan 950C, jika suhu dalam tangki di bawah 900C maupun di atas 950C maka kualitas minyak akan menurun dan cuci pada tangki setiap 4 bulan sekali supaya mencegah terjadinya korosi, akibat dari korosi tangki bisa menjadi keropos. 4.1.2.Vibrating Screen

Saringan Bergetar (Vibrating Screen) ini berfungsi untuk memisahkan Crude Palm Oil dari fiber halus (ampas) yang masih terikut. Minyak yang keluar dari vibrating screen dialirkan ke Crude Oil Tank (COT) untuk ditampung sementara. Pada COT ini minyak dipanaskan dengan steam melalui sistem pipa pemanas dan suhunya harus diperhatikan antara 90oC hingga 95oC, jika suhu di bawah 90oC maupun diatas 95oC pada Crude Oil Tank (COT) maka akan mengurangi kualitas kondisi minyak.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada vibrating screen adalah sebagai berikut:1. Tutup isolating valve dan pastikan saringan bersih dari ampas 2. Perhatikan sudutnya harus pada 600.3. Matikan alat jika proses telah selesai dengan cara "first on last off system".

4. Bersihkan lingkungan kerja dari ceceran minyak setiap akhir proses.

Menutup isolating valve supaya air tidak keluar dari chute ke vibrating screen. Saringan bersih dari ampas dengan menyemprot saringan dengan air panas sampai seluruh minyak yang ada di permukaan saringan habis, apabila tidak melakukan pembersihan tersebut maka akan terjadi penumpukan sisa ampas pada permukaan sarigan. Pastikan sudutnya pada 600 untuk menghasilkan efisiensi yang baik sehingga penyaringan material yang bersifat cair dengan kecepatan gerakan material yang memadai di tepian screen dan jika sudutnya lebih rendah atau melebihi dari 600 maka material bergerak cepat ke tepi namun memutar dengan lambat, waktu retensi material pada screen singkat dan mungkin tidak mencukupi material terlalu banyak menumpuk di tepi/keliling screen dan bersihkan lingkungan kerja dari ceceran minyak setiap akhir proses supaya mencegah lantai menjadi licin.4.1.3.Continuous Settling Tank (CST)

Continuous Settling Tank (CST) ini berfungsi untuk memisahkan minyak dengan sludge dengan cara pengendapan. Minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan naik keatas dan keluar melalui skimmer oil, sedangkan sludge yang berat jenisnya lebih besar akan turun kebawah, selanjutnya keluar lewat underflow melalui skimmer sludge.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada Continuous Settling Tank (CST) adalah sebagai berikut:1. Temperatur CST harus dijaga antara 90oC sampai dengan 95C 2. Lakukan pembersihan drain pasir setiap pagi sebelum proses (minimal sehari sekali)3. Stirring arms harus tetap berputar secara continue/24 jam.

4. Pengutipan minyak (skimmer oil) harus terkontrol dengan ketebalan minyak minimum 20 cm dan pencucian secara periodik 4 bulan pada tangki CST.

Pada temperatur CST harus dijaga antara 90oC sampai dengan 95C supaya terjaga kualitas minyak selama proses memisahkan minyak dengan sludge dengan cara pengendapan dan sebaliknya. Drain pasir harus dilakukan pembersihan setiap pagi sebelum proses (minimal sehari sekali) supaya terhindar dari tersumbatnya saluran/drain pasir. Pengutipan minyak (skimmer oil) harus terkontrol dan ketebalan minyak minimum 20 cm, jika pengutipan minyak di bawah maupun di atas ketebalan minimum 20 cm maka dapat menyebabkan sludge terikut ke CST dan untuk menjamin pengoperasian yang baik perlu dilakukan pembersihan pada drain pasir dan pencucian secara periodik 4 bulan supaya mencegah terjadinya korosi pada tangki CST, akibat dari korosi pada tangki ini bisa menjadi keropos. 4.1.4.Oil Tank

Oil Tank ini fungsinya adalah untuk menampung minyak (wet oil) dari Continuous Settling Tank (CST), sambil dipanaskan sebelum diproses di purifier.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada oil tank adalah sebagai berikut:

1. Temperatur oil tank harus dijaga antara 90C sampai dengan 95C.

2. Perhatikan steam trap harus berfungsi dengan baik. 3. Perhatikan steam coil di dalam tidak bocor 4. Setiap selesai proses, oil tank harus dikosongkan.

Pada temperatur oil tank harus dijaga antara 90C sampai dengan 95C dan jika temperaturnya di bawah 90oC maupun di atas 95oC pada oil tank akan mengalami, kualitas minyak akan menurun. Setiap selesai proses, oil tank harus dikosongkan agar terhindar dari penumpukan sisa crude oil pada proses yang sebelumnya. 4.1.5. Purifier

Purifier ini fungsinya adalah untuk memurnikan minyak dari kotoran (dirt) dan air (moisture).

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada purifier adalah sebagai berikut :1. Pada proses sebelum purifier kadar kotoran CPO 0,05 % dan setelah proses purifier kadar kotorannya adalah < 0,02 %.

2. Proses sebelum purifier kadar air pada CPO 0,6 % dan setelah proses purifier kadar airnya adalah 0,5 %.3. Pada saat start purifier, biarkan mesin hidup minimal 5 menit4. Perhatikan noise/vibrasi yang tidak normal 5. Jika kondisi mesin normal, buka valve feeding perlahan hingga flow meter menunjuk kapasitas yang diinginkan dan tetap perhatikan ampere motor

6. Bilas dengan air panas beberapa kali untuk memanaskan bowl dan disc, 7. Cuci/bilas setiap 30 menit sekali saat operasi dan cuci disc juga bowl seminggu sekali

Pada saat start purifier, biarkan mesin hidup minimal 5 menit, agar tercapai full rpm dengan menghitung revolution counter 125 per menit dan apabila putaran mesin tidak tercapai, lakukan pemeriksaan pada clutch disc dan brake. Jika kondisi mesin belum normal periksa kembali noise/vibrasinya dan cuci/bilas setiap 30 menit sekali saat operasi dan cuci disc juga bowl seminggu sekali dan melakukan pembersihan dengan mencuci/bilas pada disc dan bowl untuk mencegah terjadinya korosi pada permukaan, akibat dari korosi disc dan bowl tidak dapat difungsikan lagi. 4.1.6.Vacuum Dryer

Vacuum dryer ini berfungsi untuk mengurangi kadar air (moisture) minyak, dengan sistem penguapan hampa. Cara kerja alat ini adalah dengan menghisap udara yang berada di dalam tabung dengan menggunakan vacuum pump atau vacuum ejector (tekanan vacuum antara -0,8 sampai dengan 1,0 bar).

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada vacuum dryer adalah sebagai berikut :1. Pada proses sebelum vacuum dryer kadar air CPO 0,5 % dan setelah proses vacuum dryer kadar airnya adalah < 0,2%. 2. Proses sebelum vacuum dryer kadar kotoran CPO 0,02 % dan setelah proses vacuum dryer kadar kotorannya adalah tetap < 0,02 %. 3. Pemisahan air dan minyak pastikan tekanan dalam vacuum dryer minus 0,8 sampai dengan 1,0 bar. 4. Standar pengutipan minyak pada level 45 sampai dengan 60 cm. 5. Pastikan purifier sudah mati sebelum mematikan vacuum dryer dan bersihkan lingkungan di vacuum dryer setiap akhir proses.

Pemisahan air dan minyak pastikan tekanan dalam vacuum dryer minus 0,8 sampai dengan 1,0 bar sehingga pada temperatur sekitar 80C hingga 90C air dapat menguap dan jika temperatur atau tekanan dalam vacuum dryer terlalu rendah maupun tinggi maka kualitas minyak turun dan dapat komplain dari pembeli. Standar pengutipan minyak pada level 45 sampai dengan 60 cm, jika pengutipan minyak di bawah level 45 cm, maka dapat menyebabkan sludge terikut ke oil tank. Pastikan purifier sudah mati sebelum mematikan vacuum dryer dan bersihkan lingkungan di vacuum dryer setiap akhir proses supaya mencegah lantai menjadi licin. 4.1.7. Sludge Tank

Sludge Tank ini berfungsi untuk menampung sludge dari pemisahan pada Continuous Settling Tank (CST), sambil dipanaskan sebelum diproses di sludge centrifuge / decanter.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada sludge tank adalah sebagai berikut :1. Temperatur sludge tank antara 90C hingga 95C. 2. Pastikan No Return Valve berfungsi dengan baik (tidak bocor).

3. Kosongkan sludge tank setiap akhir proses 4. Cuci tangki secara berkala 4 bulan sekali.

Pada sludge tank harus dijaga temperaturnya antara 90C sampai dengan 95C dan jika temperaturnya di bawah 90C maupun lebih tinggi dari 95C maka akan menyebabkan kurang memberikan nilai positif karena terjadi pembuangan energi dan kosongkan sludge tank setiap akhir proses agar terhindar dari penumpukan sisa sludge pada proses yang sebelumnya serta cuci tangki secara berkala 4 bulan sekali supaya mencegah dari korosi, akibat dari korosi tangki bisa menjadi keropos.4.1.8. Sand Cyclone

Sand Cyclone berfungsi untuk memisahkan pasir dari sludge, sebelum diproses di sludge centrifuge.

Metode pemisahannya adalah dengan memanfaatkan efek putaran/cyclone sehingga pasir/material yang berat karena gaya sentrifugal akan berada di pinggir, sedangkan yang lebih ringan berada di tengah. Selanjutnya, material yang berat akan turun ke bawah dan masuk ke sand trap tank, sedangkan material yang ringan akan naik ke atas dan masuk ke sludge buffer tank4.1.9. Sludge Centrifuge

Sludge Centrifuge ini berfungsi untuk mengutip kembali minyak yang masih terkandung di dalam sludge, untuk dikembalikan ke proses.

Metode pemisahannya adalah dengan memanfaatkan gaya centrifugal, yaitu sludge diumpankan kedalam bowl yang berputar sehingga material/cairan yang berat jenisnya lebih besar (heavy phase) akan terdorong ke sisi / pinggir dan keluar melalui nozzle yang diameternya lubangnya bisa dipilih atau diganti-ganti. Sedangkan minyak/light phase akan berada di bagian tengah dan keluar melalui pipa light phase, selanjutnya diproses kembali di CST.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada sludge centrifuge adalah sebagai berikut: 1. Pada temperatur sludge feeding suhunya diatur antara 90oC sampai dengan 95oC dan jika suhunya di bawah 90C maupun lebih tinggi dari 95C maka akan mengurangi kualitas minyak pada saat masih terkandung di dalam sludge untuk kembali diproses.2. Proses control pada wet oil losses < 1 % dan abs oil losses < 4,5 Kg/Ton TBS dan jika melebihi dari proses control tersebut maka akan mengakibatkan kerugian minyak.4.1.10.Fat Pit

Bak Penampung Lumpur (Fat Pit) ini fungsinya adalah untuk penampungan sementara dari heavy phase sludge separator temperaturnya berkisar 70o sampai dengan 80oC. Apabila temperaturnya dibawah 70oC maupun diatas 80oC maka dapat menyebabkan sludge akan mengendap dan mengurangi kualitas sludge pada fat pit dan hal yang perlu diperhatikan pembersihan setiap 6 bulan supaya mencegah terjadinya peluapan.4.1.11.Storage Tank

Storage Tank fungsinya adalah untuk menyimpan minyak produksi Crude Palm Oil (CPO). Storage tank atau tangki timbun ini mempunyai kapasitas 700 ton dan 1000 ton.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada storage tank adalah sebagai berikut: 1. Minyak dari purifier dan vacuum dryer, kemudian di pompakan ke storage tank dengan temperatur 45o sampai dengan 55oC.2. CPO dipisahkan menurut FFA-nya (Golden, Super, dan Biasa) 3. Periksa keadaan valve dan sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran.

4. Cuci tangki setelah diisi 5 kali kapasitas atau setiap 6 bulan atau setelah dispatch CPO.

Minyak dari purifier dan vacuum dryer, kemudian di pompakan ke storage tank dengan temperatur 45o sampai dengan 55oC dan jika temperatur sekitar 45C hingga 55C pada CPO terlalu rendah maupun terlalu tinggi maka kualitas kondisi minyak akan menurun dan dapat komplain dari pembeli. CPO dipisahkan menurut asam lemak bebas atau FFA-nya (Golden, Super, dan Biasa pada storage tank yang berbeda) sesuai dengan standar perusahaan. Pencucian tanki dilakukan setelah diisi 5 kali kapasitas atau setiap 6 bulan atau setelah dispatch CPO. untuk mencegah terjadinya korosi, akibat dari korosi tangki bisa menjadi keropos. 4.2.

Metode Penentuan Pengendalian Mutu CPO Pada Stasiun Klarifikasi

Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam penentuan kadar asam lemak bebas (ALB), kadar air (moisture) dan kadar kotoran (dirt) pada Crude Palm Oil (CPO) adalah sebagai berikut:4.2.1. Prosedur Kerja Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB)

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam penentuan kadar asam lemak bebas pada CPO, yaitu:A. Alat Bantu : Neraca Analitik 0.0001gr, Erlenmeyer 250 ml, Buret,

Hot Plate/Oven, Larutan NaOH 0.1 N, Indikator PP 1%,

Ethyl alkohol jenuh, sampel CPO, dan logsheet analisa.

B. Cara Kerja :1. Aduk sampel supaya sampel homogen2. Timbang sampel minyak 5 gr dengan erlenmeyer3. Tambahkan 50 ml alkohol (yang sudah dijenuhkan) 4. Tambahkan 3 tetes indikator Phenolpthalein 1%5. Panaskan sampel dengan hot plate sampai suhu kira-kira 40 50oC 6. Titrasi dengan larutan NaOH yang sudah diketahui Normalitasnya melalui standarisasi7. Titrasi diakhiri jika terbentuk warna merah jambu (pink) tetap selama 30 detik sambil digoyang perlahan-lahan8. Catat pada logsheet volume NaOH yang terpakai, Normalitas NaOH yang digunakan.9. Perhitungan

10. Buangan hasil analisa dikumpulkan dalam satu wadah khusus analisa ALB, agar nantinya alkohol dapat di recycle kembali.Berikut ini prosedur perhitungan kadar ALB pada tanggal 03 Juni 2013:

ml NaOH= 4,08 ml

N. NaOH= 0,1 N

Berat sampel minyak 5 gr dengan erlenmayer= 5,0006 gr

Asam palmitat = 25,6 (ketetapan perusahaan)

Hasil perhitungan dihari selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut ini:Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Asam Lemak Bebas TanggalAsam Lemak Bebas (ALB)

03 Juni 20132,09%

04 Juni 20132,04%

05 Juni 20132,10%

06 Juni 20132,18%

07 Juni 20132,06%

08 Juni 20132,23%

4.2.2. Prosedur Kerja Penentuan Kadar Air Minyak

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam penentuan kadar air pada CPO, yaitu:

A. Alat Bantu : Neraca Analitik 0.0001 gr, Oven Memmert,

Petridish/cawan porselin 75 x 25 mm, Desikator, Sampel

minyak sawit, logsheet dan sarung tangan. B. Cara Kerja :1. Timbang wadah (petridish/cawan) kosong catat beratnya.2. Sampel minyak diaduk sampai homogen, bila perlu panaskan sampai suhu 55 60o C.3. Tambahkan sampel minyak 10 gr, catat berat wadah + minyak 4. Panaskan sampel yang telah ditimbang ke dalam oven memmert, selama 3 jam pada suhu 103 2o C.5. Dinginkan dalam desikator 30 menit. 6. Timbang dengan teliti dan catat beratnya.7. Berat yang digunakan sebagai perhitungan adalah berat terkecil.8. Perhitungan

Berikut ini prosedur perhitungan kadar air minyak pada tanggal 03 Juni 2013:

Berat wadah (petridish/cawan) kosong

= 33,7360 gr

Berat sampel minyak + wadah 10 gr

= 10,1293 gr

Berat sampel basah

= 39,1593 gr

Berat sampel kering

= 39,1480 gr

Hasil perhitungan dihari selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini:

Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Kadar Air Minyak

TanggalKadar Air (moisture)

03 Juni 20130,11%

04 Juni 20130,19%

05 Juni 20130,16%

06 Juni 20130,14%

07 Juni 20130,12%

08 Juni 20130,10%

4.2.3. Prosedur Kerja Penentuan Kadar Kotoran Minyak

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam penentuan kadar kotoran pada CPO, yaitu:A. Alat Bantu : Neraca Analitik 0.0001 gr, Oven Memmert, Desikator,

Beaker glass, Erlenmeyer Heavy wall Cap 1 liter lengkap

dengan adaptor dan ring, Gooch crucible, N-Hexan, Kertas

saring Whatman GF/B, sampel minyak sawit, dan logsheet.B. Cara Kerja :1. Sampel minyak diaduk sampai homogen, bila perlu panaskan sampai suhu 55 60o C.2. Letakkan kertas Whatman GF/B pada gooch crucible3. Bilas dengan N-Hexan 10 ml4. Keringkan di oven pada suhu 103 2o C selama 30 menit.5. Timbang dan catat beratnya (A)6. Timbang 20 gr minyak yang sudah homogen ke dalam petridish/cawan diameter 5,5 7,0 cm yang sudah diketahui berat kosongnya (beaker harus kering oven, pendinginan di desikator), catat berat minyak (B)7. Kedalam sampel tambahkan 100 ml pelarut N-Hexan, aduk sampai sampel larut dan sampel disaring dengan gooch crucible.8. Bilas kertas saring dan crucible untuk membersihkan sisa minyak yang tertinggal dengan gooch crucible.10. Keringkan crucible di oven pada suhu 2o C selama 30 menit.

11. Dinginkan dalam desikator 15 30 menit.

12. Timbang dan catat beratnya (C)

13. Perhitungan

Keterangan : A = Berat crucible + kertas saring

B = Berat sampel minyak

C = Berat crucible + kertas saring + kotoranBerikut ini prosedur perhitungan kadar kotoran minyak tanggal 03 Juni 2013:

Berat sampel minyak(B)

= 20,0018 gr

Berat crucible + kertas saring (A)

= 0,3832 gr

Berat crucible + kertas saring + kotoran(C) = 0,3866 gr

Hasil perhitungan dihari selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut ini:Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Kadar Kotoran MinyakTanggalKadar Kotoran

(dirt)

03 Juni 20130,017%

04 Juni 20130,016%

05 Juni 20130,021%

06 Juni 20130,023%

07 Juni 20130,018%

08 Juni 20130,014%

4.3.Data Hasil Pengujian Standar Mutu CPO

Pengamatan yang dilakukan pada produk akhir yaitu Crude Palm Oil (CPO), sampel diambil pada mesin purifier dan vacuum dryer di stasiun klarifikasi. Data yang digunakan dalam pengamatan adalah hasil pengujian kualitas CPO dengan syarat mutu kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran yang dilakukan pada laboratorium PT. Karya Tanah Subur dari tanggal 03 Juni 2013 sampai tanggal 08 Juni 2013. Data hasil pengujian kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran dapat dilihat pada tabel 4.4.Tabel 4.4. Data Hasil Pengujian Kadar ALB, Kadar Air dan Kadar Kotoran.TanggalAsam Lemak Bebas (FFA)Kadar Air (moisture) Kadar Kotoran (dirt)

03 Juni 20132,09%0,11%0,017%

04 Juni 20132,04%0,19%0,016%

05 Juni 20132,10%0,16%0,021%

06 Juni 20132,18%0,14%0,023%

07 Juni 20132,06%0,12%0,018%

08 Juni 20132,23%0,10%0,014%

4.3.1. Hasil Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas (Free Fatty Acid)Tabel 4.5. Hasil Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas TanggalAsam Lemak Bebas (FFA)Standar Mutu SNI ( 3% - 5% )Standar Mutu PT. KTS

Golden (