22
44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Bringin 01 Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang yang beralamat I Jalan Diponegoro nomor 116 Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. SD N Bringin 01 berdiri tahun 1943 dengan luas taah 953 m 2 dan sekarang berstatus Sekolah Dasar Inti Gugus Gajah Mada UPTD Pendidikan Kecamatan Bringin. SD N Bringin 01 merupakan salah satunya SD dengan kelas paralel di Kecamatan Brigin. Siswa- Siswa SD N Bringin 01 sebagian besar berasal dari daerah setempat. Staf pengajar SD N Bringin 01 sebagian besar sudah berpendidikan S1. Usia pengajar sebagian telah berusia 50 tahun. Visi SD N Bringin 01 adalah “Prestasi gemilang menuju terciptanya peserta didik yang cerdas, terampil, santun, mandiri, kreatif dan beriman”. Misi SD N Bringin 01 adalah 1. Melaksanakan pembelajaran yang efisien dan efektif serta bimbingan belajar dengan berbagai pendekatan yang berpusat pada siswa untuk mengoptimalkan potensi siswa menuju pencapaian prestasi yang optimal. 2. Memiliki kesadaran dan kesungguhan membimbing siswa dan membentuk kepribadian 3. Slalu memberi motivasi untuk mengembangkan bakat, minat 4. Mendorong dan membimbing kepada siswa untuk berlomba dalam meraih prestasi 5. Menjalin keharmonosan antara sekolah dengan masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat 6. Mengembangkan budaya masyarakat baik yang bersifat agamis maupun kultural demi kelestariannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Bringin 01 Kecamatan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 44

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Bringin 01 Kecamatan Bringin,

    Kabupaten Semarang yang beralamat I Jalan Diponegoro nomor 116

    Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. SD N Bringin 01 berdiri tahun 1943

    dengan luas taah 953 m2 dan sekarang berstatus Sekolah Dasar Inti Gugus

    Gajah Mada UPTD Pendidikan Kecamatan Bringin. SD N Bringin 01

    merupakan salah satunya SD dengan kelas paralel di Kecamatan Brigin. Siswa-

    Siswa SD N Bringin 01 sebagian besar berasal dari daerah setempat. Staf

    pengajar SD N Bringin 01 sebagian besar sudah berpendidikan S1. Usia

    pengajar sebagian telah berusia 50 tahun.

    Visi SD N Bringin 01 adalah “Prestasi gemilang menuju terciptanya

    peserta didik yang cerdas, terampil, santun, mandiri, kreatif dan beriman”. Misi

    SD N Bringin 01 adalah

    1. Melaksanakan pembelajaran yang efisien dan efektif serta bimbingan

    belajar dengan berbagai pendekatan yang berpusat pada siswa untuk

    mengoptimalkan potensi siswa menuju pencapaian prestasi yang optimal.

    2. Memiliki kesadaran dan kesungguhan membimbing siswa dan membentuk

    kepribadian

    3. Slalu memberi motivasi untuk mengembangkan bakat, minat

    4. Mendorong dan membimbing kepada siswa untuk berlomba dalam meraih

    prestasi

    5. Menjalin keharmonosan antara sekolah dengan masyarakat dan

    meningkatkan peran serta masyarakat

    6. Mengembangkan budaya masyarakat baik yang bersifat agamis maupun

    kultural demi kelestariannya.

  • 45

    7. Mengupayakan penguasaan teknologi informatika bagi siswa yang

    berkompeten.

    Subjek penelitian yang diambil adalah kelas Va dengan jumlah siswa

    25 banyak siswa putra 12 dan siswa putri 13. Kelas Va di asuh oleh Ibu Sri

    Lestari pendidikan SMA lulus PLPG usia 55 tahun. Kelas Va merupakan kelas

    yang penulis pilih sebagai subjek penelitian untuk dilakukan eksperimen.

    Penenlitian ini terdiri dari satu variabel independen atau variabel perlakuan dan

    satu variabel dependen. Yang menjadi variabel independen adalah pemanfaatan

    metode inquiry dengan KIT IPA dan variabel dependennya adalah hasil belajar

    kogitif,afektif dan psikomotor.

    4.2 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas Va SD Negeri Bringin

    semester II tahun pelajaran 2010/2011. Dalam pembelajaran ini waktu yang

    digunakan adalah 4 kali pertemuan (8 jam pelajaran).

    Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian di kelas Va SD N Bringin 01

    No. Hari/Tanggal Waktu Uraian Kegiatan

    1. Rabu, 21 Maret 2012

    2 jam pelajaran

    a. Memberikan informasi tentang penelitian kepada siswa.

    b. Memberikan pre-tes kepada kelas eksperimen (kelas Va).

    2. Senin, 26 Maret 2012

    3 jam pelajaran

    a. Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas Va tentang cahaya dan sifat-sifatnya.

    3. Selasa, 27 Maret 2012

    3 jam pelajaran

    b. Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas Va tentang cahaya dapat diuraikan.

    c. Ditutup dengan post test.

    4. Selasa, 28 Maret 2012

    1 jam pelajran

    a. Mengulas pembelajaran yang telah diberikan pada pertemuan minggu sebelumnya .

    b. Memberikan tes angket pada siswa

  • 46

    Uraian kegiatan pelaksanaan penelitian tersebut dapat di ceritakan

    secara lebih rinci. Pelaksanaan penelitian dimulai pada hari Rabu, 21 Maret

    2012 dengan perkenalan dan mengemukakan maksud dari penelitian yang akan

    dilakukan, tentang hal-hal yang akan dijadikan sebagai variabel penelitian.

    Setelah itu siswa diberikan pretest sebagai awal dari penelitian.

    Hari Senin, 26 Maret 2012 dilakukan pembelajaran dalam waktu 3 jam

    pelajaran dengan materi sifat-saifat cahaya dengan RPP dan alat peraga berupa

    KIT IPA yang telah dipersiapkan peneliti dan proses pembelajaran dilakukan

    oleh guru kelas sementara peneliti membantu menyiapkan yang akan dilakukan

    dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas secara utuk dilakukan oleh guru

    kelas sementara peneliti membantu menyiapkan alat, melakukan penilian unjuk

    kerja pada siswa masing-masing.

    Hari Selasa, 27 Maret 2012 dilakukan pembelajaran pada pertemuan

    kedua dengan waktu 3 jam pelajaran dengan meteri cahaya dapat diuraikan.

    Pembelajaran dilakukan sama seperti pada pertemuan sebelumnya namun untuk

    pertemuan kedua sebagian dilakukan di luar kelas karena proses pengumpulan

    data yang berisi percobaan harus menggunakan cahaya matahari. Pembelajaran

    pada pertemuan kedua diakhiri dengan pemberian postest pada siswa kelas Va.

    Hari Rabu, 28 Maret 2012 waktu yang digunakan 2 jam pelajaran peneliti

    masuk ke kelas Va mengulas tentang apa yang siswa dapat dari pembelajaran

    yang mereka lakukan dengan metode inquiry dan pemanfaatan media KIT IPA.

    Peneliti memberikan tambahan dan saran pada siswa kekurangan yang masih

    ada dalam proses pembelajaran yang mereka lakukan yaitu tentang pengetahuan

    tentang materi cahaya, kedisiplinan kelas, dan tanya jawab seputar materi

    cahaya yang telah diberikan. Pertemuan ini ditutup dengan memberikan tes

    angket pada siswa.

  • 47

    4.3 Hasil Analisis Data 4.3.1 Analisis Data untuk Aspek Kognitif

    Analisis yang digunakan untuk menentukan apakah data kognitif yang

    telah dilakukan suatu penelitian menggunakan Uji Normalitas dan Uji t.

    4.3.1.1 Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya penyeberan

    data pada data nilai pretest dan posttest dari hasil perlakuan pada subjek

    penelitian.

    Uji normalitas data diambil dari nilai pretest dan posttest dari

    pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT

    IPA di kelas Va sebagai subjek penelitian. Berikut hasil analisis uji normalitas

    menggunakan SPSS for windows version 16.0.

    Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretest dan Posttest

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Pre_test post_test

    N 25 25

    Normal Parametersa Mean 78.4640 62.1440Std. Deviation 1.22727E1 11.94006

    Most Extreme Differences Absolute .111 .158Positive .111 .082Negative -.086 -.158

    Kolmogorov-Smirnov Z .554 .792Asymp. Sig. (2-tailed) .919 .556a. Test distribution is Normal.

    Tabel di atas menunjukkan hasil uji normalitas pretest dan postest dari

    subjek peneltian. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1. Nilai pretest dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirov Test Dari

    tabel tersebut nampak nilai (Asymp. Sig. 2-tailed) dengan taraf

  • 48

    signifikasi 0,919. Jika nilai Asimp. Sig 2-tailed > nilai taraf

    signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari Asymp. Sig 2-tailed

    adalah 0,919 > 0,05 maka diambil kesimpulan nilai pretest pada subjek

    penelitian berdistribusi normal. Berikut gambaran visual kenormalan

    penyebaran data karakteristik pretest kelompok eksperimen merupakan

    hasil dari uji normalitas pretest dan postest,. Data dari tabel diatas

    menunjukkan bahwa data pretest merupakan data yang normal.

    2. Nilai postes subjek penelitian dengan teknik One Sample

    Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai (Asymp.

    Sig. 2-tailed) dengan taraf signifikasi 0,556. Jika nilai Asimp. Sig 2-

    tailed > nilai taraf signifikansi, maka berdistribusi normal. Nilai dari

    Asymp. Sig 2-tailed adalah 0,556 > 0,05 maka diambil kesimpulan

    nilai postest subjek penelitian berdistribusi normal. Berikut gambaran

    Gambar 4.1 Grafik batang Pretest

  • 49

    visual kenormalan penyebaran data karakteristik pretest kelompok

    kontrol:

    4.3.1.2 Uji t Hipotesis Uji t adalah perbedaan dua rata-rata dilakukan pada nilai pretest atau

    nilai sebelum dilakukan tidakan dan postest atau nilai setelah dilakukan

    tindakan. Uji t dalam penelitian ini dilakukan untuk analisis signifikasi data

    pretest dan postest dari aspek kognitif. Berikut adalah hasil analisis data

    menggunakan SPSS for windows version 16.0:

    Gambar 4.2 Grafik batang Postes

  • 50

    Tabel 4.3 Output Uji t Hipotesis antara Hasil Pretest dan Postest

    Paired Samples Statistics

    Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

    Pair 1 Sebelum perlakuan 62.1440 25 11.94006 2.38801

    Setelah perlakuan 78.9240 25 11.97453 2.39491

    Paired Samples Correlations

    N Correlation Sig.

    Pair 1 Sebelum perlakuan &

    Setelah perlakuan25 .630 .001

    Paired Samples Test

    Paired Differences

    t dfSig. (2-tailed)Mean

    Std. Deviation

    Std. Error Mean

    95% Confidence Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    Pair 1 Sebelum perlakuan -Setelah perlakuan -1.67800E1 10.29183 2.05837 -21.02826

    -12.53174 -8.152 24 .000

    Berdasarkan tabel Paired Samples Statistics nilai rata-rata 62,14

    jumlah data 25 deviasi standar 11,94 dan standar error mean 2,38. Sementara

    itu untuk data setelah penelitian nilai rata-rata 78,92 jumlah data 25 deviasi

    standard 11,947dan standar error mean 2,39. Sehingga dapat dilihat bahwa

    ada peningkatan hasil dari sebelum perlakuan ke sesudah perlakuan.

    Berdasarkan tabel Paired Sample Corelation didapatkan nilai korelasi

    sebesar 0,63 dengan signifikansi 0,01. Hal ini berarti ada hubungan antara

    data sebelum dan sesudah perlakuan karena syarat ada hubungan adalah jika

    nilai korelasi mendekati 1 atau > 0,5.

  • 51

    Berdasarkan tabel Paired Sample Test didapatkan analisis sebagai

    berikut:

    a. t hitung adalah -8,152 dan signifikansi 0,000

    b. t tabel didapatkan dari 0,05:2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat

    kebebasan (df) n-1 = 25-1 = 24. Hasil t tabel sebesar 2,064.

    c. Kriteria pengujian

    Jika t hitung ≤ t tabel maka ada perbedaan sebelum dan sesudah

    perlakuan.

    Jika –t hitung < -t tabel > -t tabel berarti tidak ada perbedaan

    sebelum dan sesudah perlakuan.

    Berdasarkan hasil signifikansi < 0,05 ada perbedaaan dan > 0,05

    tidak ada perbedaan.

    d. Kesimpulan yang diperoleh

    Karena nilai t hitung < t tabel (-8,152 < 2,064) dan signifikansi <

    0,05 (0,000 < 0,05). Kesimpulannya ada perbedaan hasil tes antara

    sebelum dan sesudah perlakuan.

    Sehingga dari hasil table output Paired Samples Statistics, Paired

    Sample Corelation dan Paired Sample Test menyatakan bahwa hasil tes

    sebelum dan sesudah perlakuan terdapat perbedaan dan perbedaan tersebut

    antara hasil tes sebelum perlakuan lebih rendah dari pada hasil tes sesudah

    perlakuan sehingga dikatakan hasil tes meningkat setelah dilakukan penilitian

    dengan menerapkan metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan media

    KIT IPA. Setelah itu diperkuat dengan melihat signifikansi 2-tailed yang

    terdapat pada table Paired Sample Test yang menunjukkan 0,000 yang

    menyatakan bahwa perbedaan hasil pretest dan postest signifikan. Semua hasil

    dan uraian diatas menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima bahwa

    metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT IPA efektif terhadap hasil

    belajar kognitif siswa kelas V SD N Bringin 01.

  • 52

    4.3.2 Analisis Deskriptif untuk Data Afektif dan Psikomotor 4.3.2.1 Analisi Deskriptif untuk Data Afektif

    Hasil dari penilaian angket yang dilakukan setelah perlakuan dapat

    didiskripsikan bahwa nilai tertinggi adalah 20 didapat oleh 3 siswa, nilai

    terendah adalah 14 didapat oleh 1 siswa. Rata-rata kelas penilaian angket

    mencapai. 17,36. Sebagaian besar siswa mendapatkan nilai afektif ≥ 13 dengan

    kategori baik .

    Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar afektif

    siswa dikatakan baik karena tidak ada yang berada dibawah batas minimum

    penilaian afektif yang ditentukan yaitu ≥ 13. Melihat hasil rata-rata kelas yang

    mencapai 17,36 hasil belajar afektif siswa, dikategotikan siswa termasuk

    merespon pembelajaran dengan model pembelajaran inquiry dan pemanfaatan

    KIT IPA. Untuk menentukan tinggi rendahnya nilai digunakan lima kategori

    mengikuti acuan penilaian pada SD N Bringin 01 Kecamatan Bringin

    Kabupaten Semarang , yaitu : baik sekali, baik, cukup, hampir cukup, kurang.

    Untuk menentukan interval kelas digunakan rumus seperti dibawah ini :

    Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Angket

    Interval

    Nilai Kategori Frekuensi Persentase

    (%)

    17 - 20 Baik Sekali 16 80 13 - 16 Baik 9 45 9 – 12 Cukup 0 0

    5 – 8Hampir Cukup 0 0

    0 – 4 Kurang 0 0Jumlah 25 100 Nilai Minimum 14 Nilai Maksimum 20 Rata-rata 17,36

  • 0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    1

    Dari Tabel 5.0 di atas dapat diketahui tidak ada siswa yang mendapat

    nilai 0 sampai 4 dan nilai 5 sampai 8 juga tidak ada sehingga persentase 0%.

    Siswa yang mendapat nilai dari rentang 9

    sehingga persentase 0 %. Siswa yang mendapat nilai rentang 13 sampai dengan

    16 sebanyak 9 anak dengan persentase 45 %. Dan siswa yang mendapat nilai 17

    sampai dengan 20 sebanyak 16 siswa dengan persentase 80 %. Di bawah ini

    disajikan gambaran visual diagram batang tes angket pada subjek penelitian

    kelas Va. Data deskriptif dari hasil angket dapat digambarkan dengan diagram

    batang sebagai berikut :

    Keterangan :

    Angka pada garis vertical ke atas 0

    yaitu frekuensi dan persentase.

    17 - 20 13 - 16 9 - 12 5 - 8 0 - 4

    el 5.0 di atas dapat diketahui tidak ada siswa yang mendapat

    4 dan nilai 5 sampai 8 juga tidak ada sehingga persentase 0%.

    endapat nilai dari rentang 9 sampai dengan 12 juga tidak ada

    ntase 0 %. Siswa yang mendapat nilai rentang 13 sampai dengan

    anak dengan persentase 45 %. Dan siswa yang mendapat nilai 17

    20 sebanyak 16 siswa dengan persentase 80 %. Di bawah ini

    baran visual diagram batang tes angket pada subjek penelitian

    deskriptif dari hasil angket dapat digambarkan dengan diagram

    berikut :

    Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Tes Angket

    :

    garis vertical ke atas 0-70 digunakan menunjukkan dua indikator

    si dan persentase.

    53

    Frekuensi

    Persentase (%)

    swa yang mendapat

    ngga persentase 0%.

    n 12 juga tidak ada

    g 13 sampai dengan

    ng mendapat nilai 17

    80 %. Di bawah ini

    da subjek penelitian

    kan dengan diagram

    ukkan dua indikator

    Nilai

  • 54

    4.3.2.2 Analisi Deskriptif untuk Data Psikomotor Hasil dari penilaian unjuk kerja yang dilakukan peneliti saat perlakuan

    dapat didiskripsikan bahwa nilai tertinggi adalah 55 didapat oleh 1 siswa, nilai

    terendah adalah 40 didapat oleh 1 siswa. Rata-rata kelas penilaian angket

    mencapai. 46,5. Sebagaian besar siswa mendapatkan nilai diatas 33.

    Berdasarkan diskripsi hasil penilian unjuk kerja diatas, maka dapat

    diketahui bahwa siswa termasuk aktif karena sebagian besar mencapai batas

    minimum nilai unjuk kerja yang ditentukan yaitu > 43. Hasil dari rata-rata

    kelas penilian unjuk kerja yang mencapai 46,5,sehingga disimpulkan hasil

    belajar psikomotor siswa di kelas Va SD N Bringin 01 bisa dikatakan baik

    atau siswa dikatakan aktif.

    Tinggi rendahnya nilai digunakan lima kategori mengikuti acuan

    penilaian pada SD N Bringin 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semrang,

    yaitu : baik sekali, baik, cukup, hampir cukup, kurang. Untuk menentukan

    interval kelas digunakan rumus seperti dibawah ini :

    Tabel 4.5

    Distribusi Frekuensi Skor Hasil Penilian Unjuk Kerja

    Interval Nilai Kategori Frekuensi

    Persentase (%)

    52 – 60 Baik Sekali 4 16 43 – 51 Baik 19 76 34 – 42 Cukup 2 8

    25 – 33 Hampir Cukup 0 0

    15 – 24 Kurang 0 0 Jumlah 25 100 Nilai Minimum 40 Nilai Maksimum 55 Rata-rata 46,5

  • Dari tabel di atas dapat diketahui ada tidak ada siswa yang mendapat nilai

    rentang 15 sampai 24 sehingga persentase 0

    rentang nilai 25 sampai 33 sehingga persentase 0 %, ada 2 siswa yang

    mendapat nilai rentang 34 sampai 42 dengan persentase 8 %, 19 siswa yang

    mendapat nilai rentang 43 sampai dengan 51 dengan persentase 76 %, dan 4

    siswa yang mendapat nilai rentang 52 sampai dengan 60 dengan persentase 16

    %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai yang siswa dapat semua melebihi

    dari batas minimum yang ditetuntukan sehingga disimpulkan siswa termasuk

    aktif. Di bawah ini disajikan gambaran visual

    pada subjek penelitian.

    Diagram Batang Hasil Penilaian Unjuk Kerja

    Keterangan :

    Angka pada garis vertical ke atas 0

    yaitu frekuensi dan persentase.

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    52 - 60

    l di atas dapat diketahui ada tidak ada siswa yang mendapat nilai

    mpai 24 sehingga persentase 0 %, tidak ada siswa mendapat

    25 sampai 33 sehingga persentase 0 %, ada 2 siswa yang

    rentang 34 sampai 42 dengan persentase 8 %, 19 siswa yang

    rentang 43 sampai dengan 51 dengan persentase 76 %, dan 4

    ndapat nilai rentang 52 sampai dengan 60 dengan persentase 16

    but menunjukkan bahwa nilai yang siswa dapat semua melebihi

    imum yang ditetuntukan sehingga disimpulkan siswa termasuk

    h ini disajikan gambaran visual diagram batang tes unjuk kerja

    nelitian.

    Gambar 4.4 agram Batang Hasil Penilaian Unjuk Kerja

    :

    garis vertical ke atas 0-80 digunakan menunjukaan dua indikator

    si dan persentase.

    43 - 51 34 - 42 25 - 33 15 - 24 Nilai

    55

    yang mendapat nilai

    ada siswa mendapat

    ada 2 siswa yang

    8 %, 19 siswa yang

    entase 76 %, dan 4

    engan persentase 16

    apat semua melebihi

    kan siswa termasuk

    atang tes unjuk kerja

    a

    ukaan dua indikator

    Frekuensi

    Persentase (%)

    ilai

  • 56

    Hasil diatas merupakan penilaian unjuk kerja unutk siswa. Selain itu

    dapat juga disajikan hasil penilaian tiap indikator tes unjuk kerja. Hasil

    penilaian unjuk kerja yang ada pada tiap indikator juga menunjukkan nilai

    yang tinggi dalam setiap indikator penilaian. Berikut tabel nilai unjuk kerja

    tiap indikator :

    Tabel 4.6 Nilai Unjuk Kerja pada Tiap Indikator

    NO INDIKATOR NILAI

    Rata-rata 1 2 3 4

    1

    Melakukan tahap persiapan dalam percobaan tentang materi CAHAYA

    0.2 1.8 7.9 8.3 3.15

    2 Melakukan percobaan tentang CAHAYA 0.6 6 8.4 10.2 3.12

    3 Menarik kesimpulan. 0.3 3 5.5 9.3 3.03

    4 Kerjasama 0.3 1.7 7.3 12.3 3.25

    RATA-RATA 0.4 3.1 7.3 10 3.1

    Hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam setiap indikator penilaian

    unjuk kerja mencapai rata-rata yang tinggi dengan rata-rata > 3. Skor 1 dalam

    semua indikator hanya memperoleh rata-rata 0,4. Skor 2 dalam semua indikator

    mendapatkan rata-rata 3,1. Skor 3 dalam semua indikator mendapatkan rata-

    rata 7,3. Skor 4 dalam semua indikator mendapatkan nilai rata-rata 10.00.

    sehingga sebagian siswa dikatakan aktif dalam proses pembelajaran karena nilai

    yang didapat sebagian besar siswa adalah > 3 dari nilai maksimal 4.

  • 57

    4.4 Hasil Uji Hipotesis Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari

    hasil t-hitung maka analisis hipotesisnya adalah :

    1. Metode Inquiry dan pemanfaatan KIT IPA efektif tehadap hasil belajar

    kognitif siswa kelas V SD.

    Efektivitasnya diukur dengan:

    c. Hasil µ1 > µ2

    d. Ho : µ2 = µ1 ( rata-rata hasil posttest sama dengan rata-

    rata hasil pretest ).

    Ha : µ2 ≠ µ1 ( rata-rata hasil posttest tidak sama dengan

    rata-rata hasil pretest ).

    Hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa hasi pretes dengan

    signifikansi 0,919 > 0,05 sehingga dinyatakan bahwa nilai pretes pada

    subjek penelitin berdistribusi normal. Sementara hasil postes dalam uji

    normalitas signifikansi mencapai 0,556 > 0,05 sehingga dinyatakan pula

    bahwa nilai dari hasil postes pada subjek penelitian berdistribusi normal.

    Hasil uji normalitas tersebut yang menunjukkan data berdistribusi

    norma, sehingga layak untukdilakukan uji hipotesis dengan uji-t.

    Berdasarkan uji t dengan paired sampel t test dapat dilihat dari

    tiga output tabel yang teleh muncul. Tabel Paired Samples Statistics

    data yang dapat dilihat atara lain ; nilai tes rata-rata sebelum diberi

    perlakuan adalah 62,14 dari jumlah data 25, deviasi standard 11,94 dan

    standard error mean 2,38. Sementara itu untuk nilai rata-rata tes setelah

    diberi perlakuan adalah 78,92 dari jumlah data 25 deviasi standard

    11,947dan standard error mean 2,39. Sehingga dapat dilihat bahwa ada

    peningkatan hasil dari sebelum perlakuan ke sesudah perlakuan.

  • 58

    Berdasarkan Paired Sample Corelation didapatkan nilai korelasi

    sebesar 0,63 dengan signifikansi 0,01. Hal ini berarti ada hubungan

    antara data sebelum dan sesudah penelitian.

    Berdasarkan Output Paired Sample Test didapatkan analisis

    sebagai berikut:

    a. t hitung adalah -8,152 dan signifikansi 0,000

    b. t tabel didapatkan dari 0,05:2 = 0,025(uji 2 sisi) dengan derajat

    kebebasan (df) n-1 = 25-1 = 24. Hasil t tabel sebesar 2,064

    c. Kriteria pengujian

    Jika t hitung ≤ t tabel maka ada perbedaan sebelum dan sesudah

    perlakuan

    Jika –t hitung < -t tabel > -t tabel berarti tidak ada perbedaan

    sebelum dan sesudah penelitian.

    Berdasarkan hasil signifikansi < 0,05 ada perbedaaan dan > 0,05

    tidak ada perbedaan.

    d. Kesimpulan yang diperoleh

    Karena nilai t hitung < t tabel (-8,152 < 2,064) dan signifikansi

    < 0,05 (0,000 < 0,05). Kesimpulannya ada perbedaan hasil tes

    antara sebelum dan sesudah penelitian.

    Sehingga dari hasil output Paired Samples Statistics, Paired

    Sample Corelation, Output Paired Sample Test. Hasil tes sebelum dan

    sesudah penelitian terdapat perbedaan dan perbedaan tersebut hasil tes

    sebelum penelitian lebih rendah dari pada hasil tes sesudah penelitian

    sehingga dikatakan meningkat. Setelah itu diperkuat dengan Setelah itu

    diperkuat dengan melihat signifikansi 2-tailed yang terdapat pada table

    Paired Sample Test yang menunjukkan 0,000 yang menyatakan bahwa

    perbedaan hasil pretes dan postest signifikan. Semua hasil tersebut

    menyatakan bahwa metode pembelajaran inquiri dan pemanfaatan KIT

  • 59

    IPA efektif terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas V SD N Bringin

    01.

    2. Hipotesis yang kedua adalah Metode Inquiry dan pemanfaatan KIT IPA

    efektif terhadap hasil belajar afektif siswa kelas V SD dengan hasil

    angket ≥ 13 (kategori baik). Berdasarkan analisis deskriprif yang

    dilakukan terhadap hasil belajar afektif siswa hasil penilaian angket dari

    siswa, tidaka ada siswa yang mendapatan nilia rentang 0-4, 5-8, dan 9-

    12, ada 9 siswa mendapatkan nilai rentang 13-16 dan 16 siswsa

    mendapatlan nilia rentanng 17-20. Rata-rata kelas mencapai 17,36.

    Sehigga jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan yaitu 13,

    nilai tersebut lebih besar dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis

    diterima metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT IPA

    efektif terhadap hasil belajar afektif siswa kelas Va SD N Bringin 01

    atau siswa diyatakan merespon terhadap pembelajaran tersebut.

    3. Hipotesis yang ke tiga yaitu Metode Inquiry dan pemanfaatan KIT IPA

    efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa kelas V SD dengan hasil

    penilaian unjuk kerja ≥ 43 (kategori baik). Berdasarkan analisis

    deskriprif yang dilakukan terhadap hasil belajar psikomotor siswa hasil

    penilaian unjuk kerja siswa antara lain; tidak ada siswa yang mendapat

    nilai rentang 15-24 dan 25-33, sementara ada 2 siswa yang mendapat

    nilai rentang 34-42, 19 siswa yang mendapat nilai rentang 43-51 dan 4

    siswa yang mendapat nilai rentang 52-60. Rata-rata kelas yang diperoleh

    mencapai 46,5. Sehigga jika dibandingkan dengan standar yang

    ditetapkan yaitu 33, nilai tersebut lebih besar dan dapat disimpulkan

    bahwa hipotesis diterima bahwa metode pembelajaran inquiry dan

    pemanfaatan KIT IPA efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa

    kelas Va SD N Bringin 01 atau siswa dinyatakan aktif terhadap

    pembelajaran tersebut.

  • 60

    4.5 Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1 Pembahasan Hasil Penelitian pada Aspek Kognitif

    Hasil pengolahan data untuk hasil penilian kognitif dimulai dengan

    melakukan uji normalitas. Hasil dari uji normalitas menunjukkan bahwa hasil

    pretest dengan signifikansi 0,919 > 0,05 sehingga dinyatakan bahwa nilai

    pretest pada subjek penelitin berdistribusi normal. Sementara hasil postest

    dalam uji normalitas signifikansi mencapai 0,556 > 0,05 sehingga dinyatakan

    pula bahwa nilai dari hasil postest pada subjek penelitian berdistribusi normal.

    Hasil uji normalitas tersebut yang menunjukkan data berdistribusi normal,

    sehingga masuk dalam statistik paramatrik untuk selanjutnya dilakukan uji

    hipotesis dengan uji t.

    Hasil dari perhitungan uji t ( paired sample t test). Berdasarkan tabel

    Paired Samples Statistics nilai rata-rata sebelum perlakuan 62,14 dari jumlah

    data 25 deviasi standard 11,94 dan standard error mean 2,38. Sementara itu

    untuk nilai rata-rata setelah perlakuan 78,92 dari jumlah data 25 deviasi

    standard 11,947 dan standard error mean 2,39. Sehingga dapat dilihat bahwa

    ada peningkatan hasil dari sebelum perlakuan ke sesudah perlakuan.

    Berdasarkan Paired Sample Corelation didapatkan nilai korelasi

    sebesar 0,63 dengan signifikansi 0,01. Hal ini berarti ada hubungan antara

    data sebelum dan sesudah penelitian.

    Berdasarkan Output Paired Sample Test didapatkan analisis sebagai

    berikut:

    a. T hitung adalah -8,152 dan signifikansi 0,000

    b. T tabel didapatkan dari 0,05:2 = 0,025(uji 2 sisi) dengan derajat

    kebebasan (df) n-1 = 25-1 = 24. Hasil t tabel sebesar 2,064

    c. Kriteria pengujian

    Jika t hitung ≤ t tabel maka ada perbedaan sebelum dan sesudah

    perlakuan.

  • 61

    Jika –t hitung < -t tabel > t tabel berarti tidak ada perbedaan

    sebelum dan sesudah perlakuan..

    Berdasarkan hasil signifikansi < 0,05 ada perbedaaan dan > 0,05

    tidak ada perbedaan.

    d. Kesimpulan yang diperoleh

    Karena nilai t hitung < t tabel (-8,152 < 2,064) dan signifikansi <

    0,05 (0,000 < 0,05). Kesimpulannya ada perbedaan hasil tes antara

    sebelum dan sesudah perlakuan.

    Sehingga dari hasil output Paired Samples Statistics, Paired Sample

    Corelation, Output Paired Sample Test. Hasil tes sebelum dan sesudah

    perlakuan terdapat perbedaan dan perbedaan tersebut hasil tes sebelum

    perlakuan lebih rendah dari pada hasil tes sesudah perlakuan sehingga

    dikatakan meningkat. Setelah itu diperkuat dengan Setelah itu diperkuat

    dengan melihat signifikansi 2-tailed yang terdapat pada table Paired Sample

    Test yang menunjukkan 0,000 yang menyatakan bahwa perbedaan hasil pretes

    dan postest signifikan. Semua hasil tersebut menyatakan bahwa Ho ditolak

    dan Ha diterima bahwa metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT

    IPA efektif terhadap hasil belajar kognitif siswa kelas V SD N Bringin 01.

    Secara analisis data metode inquiry dan pemanfaatan KIT IPA

    dinyatakan efektif. Beberapa factor yang dapat mempengaruhi proses

    pembelajaran dengan metode inquiry dan pemanfaatan KIT IPA sehingga

    menaikkan hasil belajar kognitif diantaranya adalah :

    1. Siswa menggali sendiri informasi yang harus mereka dapatkan untuk

    memperoleh hasil percobaan yang sesuai, dengan membaca buku

    sumber dan juga mencatat hal yang diterangkan oleh guru. Sehingga

    informasi yang siswa dapatkan lebih mudah mereka ingat, pahami

    dan terapkan karena mereka sendiri yang melakukan.

  • 62

    2. Pengetahuan yang didapatkan berdasarkan apa yang mereka sendiri

    peroleh dari pertanyaan yang mereka utarakan dalam hipotesis.

    Sehingga pengetahuan yang mereka miliki lebih dipahami dan lebih

    melekat karena mereka yang mengalami sendiri, atau mereka yang

    menyelesaikan sendiri.

    3. Inquiry melatih siswa berfikir kritsis dan sistematis sehingga

    pengetahuan yang mereka dapatkan dari pembelajaran dengan

    metode ini lebih sistematis pula. Siswa mampu menganalisis sesuatu

    dengan baik contohnya yaitu saat mendapatkan pertanyaan atau pun

    soal.

    4. KIT IPA adalah media yang nyata jika digabungkan dengan metode

    inquiry bisa menumbuhkan proses berfikir secara rasional atau yang

    sesuai. Sehingga dalam menghadapi sesuatu siswa dapat

    mempertimbangkan hal yang rasional.

    5. Siswa belajar berfikir analitis, sehingga dalam menghadapi sesuatu

    siswa terbiasa mempertimbangkan hal-hal yang pernah mereka

    ketahui atau yang mereka punyauntuk mengambil suatu jawaban.

    4.5.2 Pembahasan Hasil Penelitian pada Aspek Afektif Berdasarkan analisis deskriprif yang dilakukan terhadap hasil belajar

    afektif siswa hasil penilaian angket dari siswa mencapai rata-rata 17,36.

    Sehigga jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan yaitu ≥ 13, nilai

    tersebut lebih besar dan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

    inquiry dan pemanfaatan KIT IPA efektif terhadap hasil belajar afektif siswa

    kelas Va SD N Bringin 01 atau siswa diyatakan merespon terhadap

    pembelajaran tersebut.

    Hal tersebut merupakan hasil dari analisiss deskriptif yang dilakukan

    dengan memberikan tes angket pada siswa dan siswa dinyatakan merespon dari

    pemblajaran tersebut. Pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry dan

  • 63

    pemanfaatan KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar afektif karena

    disebabkan beberapa faktir yang dapat dilihat baik secara teori ataupun secara

    langsung yang dilihat peneliti saat proses penelitian dilkukan. Faktor-faktor

    tersebut anatara lain :

    1. Secara teori metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT IPA

    dapat meningkatkan minat siswa karena pembelajaran tersebut sesuai

    dengan hakikat anak SD yang masih dalam tahap operasional konkrit

    sehingga segala sesuatu harus nyata dan benar-benar dilakukan

    langsung.

    2. Hasil penelitian yang diamati langsung oleh peneliti, siswa dalam

    proses pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry dan

    pemanfaatan KIT IPA siswa cukup antusias. Peneliti melihat

    beberapa hal yang lebih dari pada saat pembelajaran secara

    konvensional seperti yang penulis lihat dalam proses pembelajaran

    biasa adalah siswa terlihat menikmati pembelajaran dengan wajah

    yang ceria tanpa ada wajah tertekan.

    3. Setelah mereka melakukan pembelajaran dengan menemukan

    masalah atau membuat pertanyaan dan menjawabnya sendiri dengan

    proses yang mereka lakuakan, terbukti setelah penelitian saat

    pelajaran IPA sebagian besar siswa sudah siap dalam mengikuti

    pelajaran IPA dengan belajar sendiri dirumah materi yang belum guru

    berikan.

    4. Pada tahap mengumpulkan data siswa harus memiliki motivasi yang

    kuat untuk bisa melakukan sesuatu supaya dapat menemukan

    penyelesaian masalah. Sehingga dalam siswa tumbuh rasa optimisme

    dalam diri siswa.

    5. Inquiry mengajarkan melakukan sesuatu dengan rasa percaya diri atau

    optimisme tentang apa yang dikerjakan dalam proses dan hasil yang

  • 64

    diperoleh, sehingga menumbuhkan rasa optimis siswa terhadapa

    sesuatu yang mereka lakukan.

    6. Pembelajaran dengan metode inquiry dan pemanfaatan KIT IPA

    terdapat tahap menganalisis data. Tahap ini ternyata dapat

    meningkatkan antusias siswa apa lagi supaya dapat menjawab

    pertanyaan yang diberikan lewat LKS mereka melakukannya dengan

    percobaan yang sungguh-sungguh.

    7. Metode inquiry melatih siswa melakukan sesuatu secara sistematis

    dalam melakukan setiap tahapnya, sehingga dapat menumbuhkan

    sikap disiplin yang baik pada siswa.

    4.5.3 Pembahasan Hasil Penelitian pada Aspek Psikomotor Berdasarkan analisis deskriptif yang dilakukan terhadap hasil belajar

    psikomotor siswa hasil penilaian unjuk kerja siswa mencapai rata-rata 45,6.

    Sehigga jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan yaitu ≥ 43, nilai

    tersebut lebih besar dan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry

    dan pemanfaatan KIT IPA efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa kelas

    V SD N Bringin 01 atau siswa dinyatakan aktif terhadapa pembelajaran

    tersebut.

    Uraian di atas merupakan hasil dari analisis deskriptif yang menghasilkan

    kesimpulan bahwa metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT IPA

    efektif terhadap hasil belajar psikomotor siswa. Sementara beberapa yang

    didapatkan penulis saat penelitian yang mendukung metode pembelajaran

    inquiry dan pemanfaatan KIT IPA efektif antara lain adalah :

    1. Metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan KIT IPA memiliki

    tahap menganalisis data atau melakukan percobaan yang sangat

    efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa.

    2. Metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan media KIT IPA dalam

    penelitian ini mengajak siswa untuk melakukan percobaan yang mana

  • 65

    dalam penelitian ini adalah tetang Cahaya. Kegiatan ini dapat

    menumbuhkan ketrampilan siswa dalam mencoba dan mengamati

    sesuatu dengan baik.

    3. Percobaan dalam metode inquiry juga melatih siswa dalam

    mengidentifikasi sesuatu supaya dapat ditarik suatu kesimpulan yang

    sesuai dengan permasalahan yang ada dalam hipotesis.

    4. Pembelajaran yang dilakuakn dengan metode inquiry dengan fasilitas

    KIT IPA dapat meningkatkan keaktifan sekaligus kreatifitas siswa

    dalam melakukan percobaan. Karena saat kegiatan yang mereka

    lakukan pada perintah LKS sudah selesai mereka melakukan sendiri

    kegiatan serupa dengan media yang mereka cari disekitar mereka.

    Sebagai contoh saat melakukan percobaan cahaya menembus benda

    bening mereka mencobakan juga pada barang-barang yang mereka

    bawa ataupun yang ada di sekitar mereka ; kertas, plastik hitam, dan

    kaca jendela.

    5. Inquiry merupakan metode yang memiliki sasaran untuk menciptakan

    keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses pembelajaran,

    sehingga meningkatakan hasil belajar psikomotor siswa.

    6. Pembelajaran dengan metode pembelajaran inquiry dan pemanfaatan

    KIT IPA juga terbukti dapat melatih kerjasama terhadap sesama saat

    model pemebalajaran dibuat berkelompok seperti pada penelitian ini.

    Siswa saling bekerjasama melengkapi melakukan tugas-tugas sesuai

    dengan perintah dari guru dan LKS. Penentuan waktu 10 menit pada

    setiap percobaan yang dilakukan membuat siswa dapat bekerjasama

    dengan baik.