29
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini di lakukan di SDN Tlogo Kecamatan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian siswa kelas 4 yang berjumlah 32 orang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan pada mata pelajaran IPA pokok pembahasan Gaya dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua siklus yaitu, pelaksanaan siklus I, dan siklus II. Pelaksanaan penelitian siklus I terdiri tiga kali pertemuan sedangkan siklus II terlaksana tiga kali pertemuan untuk setiap siklusnya. Pada sub bab ini akan dibahas tentang pelaksanaan penelitian, tahap-tahap pelaksanaan tindakan yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada setiap siklus. 4.1.1 Pelaksanaan Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum penelitian melaksanakan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan pengambilan dokumentasi terhadap nilai ulangan harian siswa. Tujuannya adalah sebagai pembandingan untuk hasil tes yang di peroleh siswa pada setiap akhir siklus. Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM. Hal ini dilihat dari hasil ulangan harian siswa sebelum penelitian dilaksanakan. Dari 32 siswa ada 14 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan sebesar 44%, sedangkan 18 siswa lainnya mendapat nilai diatas KKM atau 56%. Terlihat pula selisih nilai yang besar antara nilai tertinggi yaitu 93 dan nilai terendah yaitu 39 dengan nilai rata-rata untuk pra siklus yaitu 66. Untuk lebih jelasnya nilai ulangan siswa dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini di lakukan di SDN Tlogo Kecamatan Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian siswa kelas 4 yang berjumlah 32

orang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan pada mata pelajaran IPA

pokok pembahasan Gaya dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu

model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua siklus yaitu, pelaksanaan siklus I,

dan siklus II. Pelaksanaan penelitian siklus I terdiri tiga kali pertemuan sedangkan

siklus II terlaksana tiga kali pertemuan untuk setiap siklusnya. Pada sub bab ini akan

dibahas tentang pelaksanaan penelitian, tahap-tahap pelaksanaan tindakan yaitu:

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada setiap siklus.

4.1.1 Pelaksanaan Pra Siklus (Kondisi Awal)

Sebelum penelitian melaksanakan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu

peneliti melakukan pengambilan dokumentasi terhadap nilai ulangan harian siswa.

Tujuannya adalah sebagai pembandingan untuk hasil tes yang di peroleh siswa pada

setiap akhir siklus. Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo sebelum diadakan

tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM. Hal ini

dilihat dari hasil ulangan harian siswa sebelum penelitian dilaksanakan. Dari 32 siswa

ada 14 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan sebesar 44%,

sedangkan 18 siswa lainnya mendapat nilai diatas KKM atau 56%. Terlihat pula

selisih nilai yang besar antara nilai tertinggi yaitu 93 dan nilai terendah yaitu 39

dengan nilai rata-rata untuk pra siklus yaitu 66.

Untuk lebih jelasnya nilai ulangan siswa dapat dilihat pada tabel 9 sebagai

berikut.

60

Tabel 10

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus

Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

No

Nilai

SDN Tlogo Keterangan

Jumlah Siswa Persentase(%)

1 ≤ 62 14 44% Belum tuntas

2 ≥ 62 18 56% Tuntas

Jumlah 32 100%

Rata-rata 66

Nilai Tertinggi 93

Nilai Terendah 39

Berdasarkan tabel 10 ketuntasan belajar pra siklus dapat diketahui bahwa siswa

yang mendapat nilai diatas KKM 62 sebanyak 18 siswa dari 32 jumlah siswa kelas 4

dengan persentase 56%. Sedangkan siwa yang mendapat nilai dibawah KKM 62

sebanyak 14 siswa dari 32 jumlah siswa kelas 4 dengan persentase 44%. Perolehan

nilai rata-rata pra siklus adalah 66 dengan perolehan nilai tertinggi 93 dan nilai

terendah 39. Berikut disajikan diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPA pra

siklus pada gambar 3.

Gambar 3 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus

Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus

Tuntas44 %56 %

61

Dengan melihat tabel 10 tentang diagram ketuntasan, dapat diketahui bahwa

sebanyak 44% siswa yang belum tuntas dan 56% siswa telah tuntas nilainya.

Rendahnya hasil belajar IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor. pertama guru dalam

menyampaikan materi pelajaran masih dengan metode yang konvensional (ceramah)

serta tidak ada alat peraga maupun metode menarik yang membuat siswa lebih aktif

dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa

dan berakibat hasil belajar IPA tidak optimal selain itu siswa juga lebih cendrung

berbicara dan bercana dengan temannya. Sehingga tidak memperhatikan penjelasan

dari guru tentang materi yang diajarkan. Dengan kondisi seperti pada gambar 3

dengan ketuntasan hanya 56%, peneliti merancang penelitian tindakan kelas bekerja

sama dengan guru kelas 4 untuk merencanakan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD). Pada penelitian ini,

peneliti merancang dalam II siklus yaitu siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan.

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pada bagian pelaksanaan siklus I terdiri dari empat macam sub bab yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang sesuai

dengan tahap penelitian Suharsimi Arikunto dalam Paizaluddin dan Ermalinda (2012:

33) yang mengemukakan bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada bagian

pelaksanaan siklus I akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang

akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah

perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi, kemudian

akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu

pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3. Setelah diperoleh informasi pada tahap

observasi, maka dilaksanakaan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi

62

pembelajaran yang akan disajikan serta alat peraga lain yang perlu digunakan.

Sebelum melaksanakan siklus 1, terlebih dahulu peneliti menyiapkan segala sesuatu

yang mendukung proses pembelajaran, diantaranya adalah :

1) Merancang dan merencanakaan pembelajaran dengan menyusun RPP.

2) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran

3) Menyusun strategi pembelajaran dengan mengunakan model STAD

4) Menyiapkan alat peraga yang akan mendukung pembelajaran

5) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi Guru dan observasi Siswa

6) Menyiapakn soal evaluasi

4. 1.2.2 Tahap Pelaksanaan

Pada pelaksanaan ini dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru kelas dengan

menggunakan pedoman yang sudah termuat dalam rencanaan pelaksanaan

pembelajara ( RPP). Pelaksanaan pada siklus 1 diterapkan pada mata pelajaran IPA

tentang Gaya. Pelaksanaan siklus 1 ini dilaksanakaan sebanyak 3 kali pertemuan yang

mulai pada hari Jumat tanggal 21 Maret 2014 sampai dengan hari Selasa tanggal 25

Maret 2014.

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 21 Maret 2014, dengan

alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran ). Ada pun kegiatan pembelajaran

pada pertemuan I ini adalah sebagai berikut :

Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakaan adalah guru membuka pelajaran,

berdoa dan menanyakan siapa yang tidak masuk sekolah, kemudian guru menanyakan

kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, selanjutnya guru melakukan apersepsi

yaitu meminta salah satu siswa maju ke depan kelas untuk mendemonstrasikan

membuka pintu dan menutup pintu, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran

sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakaan adalah guru menjelaskan

tentang Gaya dapat menyebabkan benda diam menjadi bergerak, benda bergerak

menjadi diam dan jenis-jenis gaya, kemudian siswa diminta memberikan contoh

63

gaya, kemudian siswa mengidentifikasi masalah yang diberikan kepada siswa dan

menuliskan masalah di papan tulis “Apakah gaya dapat menyebabkan benda diam

menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi diam dan meminta siswa menyebutkan

apa-apa saja jenis-jenis gaya, kemudian guru menunjukan dan menjelaskan alat

peraga yang akan digunakan untuk diskusi kelompok dan guru bertanya jawab

dengan siswa tentang alat peraga, selanjutnya guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok secara heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas

kelompok, guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok Dengan sangat

teliti dan rasa penuh tanggung jawab siswa melakukan percobaan tentang benda diam

menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi diam sesuai dengan langkah-langkah

yang telah dirancang. Masing-masing kelompok melakukan percobaan tentang benda

diam menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi diam dengan bimbingan guru

kelompok dapat melakukan percobaan, kemudian kelompok mencatat hasil percobaan

yang telah dilakukan, guru memanggil perwakilan kelompok untuk

mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok yang lainya

mendengarkan dengan seksama. Selanjutnya dengan bimbingan guru siswa dapat

menyimpulkan hasil kerja kelompok, Guru memberikan penegasan-penegasan

tentang hasil yang dicapai masing masing kelompok, kemudian guru bersama siswa

bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, siswa

yang masih kurang jelas diberi kesempatan untuk bertanya mengenai Gaya dapat

menyebabkan benda diam menjadi bergerak, benda bergerak menjadi diam dan jenis-

jenis gaya.

Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakaan adalah guru dan siswa secara

bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran, Guru

memberikan kuis/memberikan pertanyaan kepada siswa, dan siswa tidak boleh saling

memberitahu satu sama lain, Guru memberikan skor atau penilaian kepada siswa

yang menjawab benar. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada

64

kelompok yang mencapai skor tertinggi, selanjutnya guru memberi motivasi kepada

siswa agar lebih giat dalam belajar dan menutup pelajaran.

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Maret 2014, dengan

alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Ada pun kegiatan pembelajaran

pada pertemuan II ini adalah sebagai berikut :

Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakaan adalah guru membuka pelajaran,

berdoa dan menanyakan siapa yang tidak masuk sekolah, kemudian guru menanyakan

kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, selanjutnya guru melakukan apersepsi

yaitu guru melakukan tanya jawab dengan siswa masih ingatkah kalian apa yang

dimaksud dengan gaya, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai

dengan indikator yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakan adalah adalah Guru mengulang

sedikit materi tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda kemudian guru

menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi gerak benda, kemudian Siswa

diminta menyebutkan apa saja contoh faktor yang mempengaruhi gerak benda,

misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, selanjutnya Guru bersama siswa melakukan

tanya jawab tentang contoh kegiatan yang berhungan dengan gaya dalam kehidupan

sehari-hari. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara

heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, guru

membagikan LKS pada masing-masing kelompok, guru memantau dan membimbing

siswa apa bila ada hal yang tidak di pahami siswa mengenai materi selama kegiatan

diskusi berlangsung, kemudian kelompok menjawab soal-soal yang diberikan guru

pada lembar LKS yang telah disediakan, guru memanggil perwakilan kelompok

untuk mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok yang lainya

mendengarkan dengan seksama. Selanjutnya dengan bimbingan guru siswa dapat

menyimpulkan hasil kerja kelompok, Guru memberikan penegasan-penegasan

tentang hasil yang dicapai masing masing kelompok, kemudian guru bersama siswa

bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, siswa

65

yang masih kurang jelas diberi kesempatan untuk bertanya mengenai faktor yang

mempengaruhi gerak benda

Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakaan adalah guru dan siswa secara

bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran, Guru

memberikan kuis/memberikan pertanyaan kepada siswa, dan siswa tidak boleh saling

memberitahu satu sama lain, Guru memberikan skor atau penilaian kepada siswa

yang menjawab benar. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada

kelompok yang mencapai skor tertinggi, selanjutnya guru memberi motivasi kepada

siswa agar lebih giat dalam belajar dan menutup pelajaran.

Pertemuan III dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Maret 2014 dengan

alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran

pada pertemuan III ini adalah sebagai berikut:

Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakaan adalah guru membuka pelajaran,

dan menanyakan siapa yang tidak masuk sekolah, kemudian guru menanyakan

kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, selanjutnya guru melakukan apersepsi

yaitu guru melakukan tanya jawab dengan siswa apakah kalian masih mengingat

materi pada pertemua I dan II tentang gaya dapat mengubah gerak benda. Setelah itu

guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti ini telah dilaksanakan adalah guru menjelaskan materi secara

singkat tentang gaya dapat mengubah gerak benda dan bentuk benda, kemudian siwa

diminta menyebutkan contoh gaya dapat mengubah gerak benda dan bentuk benda

dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

guru memberikan kesempatan untuk kepada siswa yang belum paham tentang gaya

dan siswa diminta menyebutkan jenis-jenis gaya, selanjutnya guru membagikan

lembar soal evaluasi kepada siswa guna mengetahui pemahaman mereka mengenai

materi yang telah disampaikan dan guru membimbing siswa selama mengerjakan soal

evaluasi, setelah mengerjakan soal siswa diharapakan duduk diam dibangku nya

masing-masing, kemudian menyuruh siswa mengumpulkan soal didepan kelas.

66

Pada kegiatan akhir ini yang telah guru laksanakan adalah guru dan siswa

secara bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran pada

pertemuan I dan pertemuan II, kemudiana guru menanyakan kesulitan yang dialami

siswa pada saat siswa mengerjakan soal evaluasi, selanjutnya guru menyampaikan

pesan kepada siswa agar lebih giat dalam belajar dan guru menutup pelajaran.

4.1.2.3 Observasi/Pengamatan

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanakaan tindakan.

Selain itu observasi juga dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Dalam

penelitian ini observasi dilakukan oleh observer adalah kinerja guru dan aktivitas

siswa. Observasi dilaksanakan secara insiatif, ada pun hasil obsevasi yang

dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 11 tentang lembar pengamatan kinerja guru dan

siswa pada siklus I adalah sebagai berikut.

Tabel 11

Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus I

Pertemuan

Hasil Observasi

Guru Siswa

Jumlah skor Kriteria Jumlah skor Kriteria

1 70 C (Cukup) 63 C (Cukup)

2 81 B (Baik) 90 B (Baik)

3 108 A (Sangat Baik) 95 A (Sangat Baik)

Dari data tabel 11 dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team-Achievement

Divisions (STAD) yang diterapakan oleh guru, memperoleh jumlah skor 70 dengan

kriteria C (cukup) hal ini dikarenakan guru belum terbiasa menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team-Achievement Divisions (STAD), guru

67

sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model STAD tetapi belum

maksimal. Obervasi terhadap siswa dalam penggunaan model pembelajaran STAD

yang telah dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I

pembelajaran menggunakan model STAD, siswa memperoleh 63 dengan kriteria C

(cukup), hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa dan pada beberapa siswa

yang tidak aktif.

Untuk observasi pertemuan II yang dilakukan oleh obsever dapat di simpulkan

bahwa pertemuan II pembelajara menggunakan model STAD yang diterapakan oleh

guru, memperoleh jumlah skor 81 dengan kriteria B (baik). pada pertemuan II ini ada

peningkatan dibandingkan dengan pertemuan II, hal ini dikarenakan guru telah

menggunakan model STAD sudah mulai maksimal. Sedangkan observasi siswa yang

dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan II pembelajaran

menggunakan model STAD siswa memperoleh jumlah 90 dengan kriteria B (baik),

hal ini sudah cukup meningkat dari pada pertemuan I pada pertemuan II ini siswa

sudah memahami pembelajaran menggunakan model STAD sehingga siswa tidak

merasa canggung lagi dan pada saat pelaksanaan diskusi dan kuis semua siswa aktif

membantu sesama teman dalam kelompok.

Pada observasi yang dilakukan oleh obsever untuk pertemuan III dapat

disimpulkan bahwa pertemuan III pembelajaran menggunakan model STAD yang

diterapkan oleh guru, memperoleh jumlah skor 108 dengan kriteria A (sangat baik).

Pada pertemuan III ini ditemukan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan

pertemuan II, hal ini dikarenakan guru sudah menggunakan model STAD secara

maksimal dan dalam pelaksanaan diskusi dan kuis siswa sudah mulai aktif. Observasi

terhadap siswa yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada

pertemuan III pembelajaran menggunakan model STAD siswa memperoleh jumlah

skor 95 dengan kategori A ( sangat baik). Hal ini dikarenakan setiap siswa dalam

kelompok maupun pemberian kuis sudah aktif membantu teman dan pada saat dikusi

siswa merasa senang dan antusias mengikuti pembelajaran yang diterapakan guru.

68

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Sebelum melakukan tindakan pada siklus II diadakan refleksi proses

pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti

terhadap penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Tlogo menunjukkan

hasil yang cukup memuaskan meskipun masih ada yang belum sesuai dengan apa

yang diharapan.

Refleksi ini didasarkan pada hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti.

Berdasarkan hasil observasi kendala yang ditemui dari aktivitas guru, yaitu: (1) guru

belum menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar, (2) guru belum terbiasa

menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team-Achievement

Divisions (STAD), (3) guru belum melakukan penyimpulan dari hasil kerja yang

telah dipresentasikan oleh siswa melainkan langsung merangkum materi yang baru

saja dipelajari, (4) kurang memantau siswa dalam belajar kelompok sehingga belum

menumbuhkan semangat kerjasama antar kelompok. Sedangkan aktivitas siswa

berdasarkan observasi, yaitu: (1) siswa kurang memperhatiakan penjelasan guru di

depan kelas, (2) kurang aktifnya siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, (3) siswa

asyik sendirian.

Oleh karena itu penelitian dilanjutkan lagi dengan mempersiapkan siklus II agar

hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo dapat meningkat dengan baik.

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pada bagian pelaksanaan siklus II terdiri dari empat macam sub bab yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi

yang sesuai dengan tahap penelitian Suharsimi Arikunto dalam Paizaluddin dan

Ermalinda (2012: 33) bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada bagian

pelaksanaan siklus II akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang

akan dilaksanakan sebagai suatu perbaikan dari kekurangan siklus I. Setelah

69

perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi, kemudian

akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.

4.1.3.1 Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan pada siklus II ini terdiri dari 3 kali pertemuan

yaitu pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3. Setelah diperoleh informasi pada

tahap observasi, maka dilaksanakaan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi

pembelajaran yang akan disajikan serta alat peraga lain yang perlu digunakan.

Sebelum melaksanakan siklus II, terlebih dahulu peneliti menyiapkan segala sesuatu

yang mendukung proses pembelajaran, diantaranya adalah :

1) Merancang dan merencanakaan pembelajaran dengan menyusun RPP.

2) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran

3) Menyusun strategi pembelajaran dengan mengunakan model STAD

4) Menyiapkan alat peraga yang akan mendukung pembelajaran

5) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi Guru dan observasi Siswa

6) Menyiapakn soal evaluasi

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan

Pada pelaksanaan ini dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru kelas dengan

menggunakan pedoman yang sudah termuat dalam rencanaan pelaksanaan

pembelajara ( RPP). Pelaksanaan pada siklus II diterapkan pada mata pelajaran IPA

tentang Gaya dapat mengubah bentuk benda.

Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakaan sebanyak 3 kali pertemuan yang mulai

pada hari Jumat tanggal 4 April 2014 sampai dengan hari Selasa tanggal 8 April

2014.

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 April 2014, dengan

alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran ). Ada pun kegiatan pembelajaran

pada pertemuan II ini adalah sebagai berikut :

70

Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakaan adalah guru membuka pelajaran,

berdoa dan menanyakan siapa yang tidak masuk sekolah, kemudian guru menanyakan

kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, selanjutnya guru melakukan apersepsi

yaitu guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang gaya dapat mengubah

bentuk benda, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai dengan

indikator yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakaan adalah guru menjelaskan

tentang gaya dapat mengubah bentuk suatu benda, guru bertanya jawab dengan siswa

mengenai gaya dapat mengubah bentuk suatu benda, kemudian siswa diminta

menyebutkan contoh-contoh gaya yang dapat mengubah bentuk suatu benda, guru

menunjukan dan menjelaskan alat peraga yaitu karet gelang dan plastisin/lilin mainan

yang akan digunakan untuk diskusi kelompok dan guru bertanya jawab dengan siswa

tentang alat peraga siapa yang belum paham tentang alat peraga yang dijelaskan guru,

kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dan

menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, selanjutnya guru

menjelaskan langkah-langkah melakukan model pembelajaran yang akan diterapkan

kesiswa, guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok dengan sangat teliti

dan rasa penuh tanggung jawab siswa melakukan percobaan untuk membuktikan

bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda dengan menggunakan alat peraga

yaitu: karet gelang dan plastisin/lilin mainan. Setelah guru membagi alat peraga

kelompok mulai melakukan percobaan dengan kelompoknya, selama melakukan

percobaan dengan kelompoknya guru memantau dan membimbing kelompok apa bila

ada hal yang belum di pahami kelompok selama melakukan percobaan boleh bertanya

pada guru. Kemudian kelompok mencatat hasil percobaan pada LKS, yang tadinya

karet gelang sebelum dikenakan gaya karet awalnya bulat, setelah diberi gaya karet

gelang berubah bentuk menjadi laba-laba, sama dengan plastisin/lili mainan awalnya

berbentuk kotak, setelah diberi gaya plastisin berubah bentuk menjdi boneka salju,

ular-ularan, mangkuk, tempat buah dan gelas, setelah selesai melakukan percobaan

guru memanggil perwakilan kelompok untuk mempersentasikan hasil percobaannya

71

didepan kelas dan kelompok yang lainya mendengarkan dengan seksama. Selanjutnya

dengan bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan hasil kerja kelompok, Guru

memberikan penegasan-penegasan tentang hasil yang dicapai masing masing

kelompok, kemudian guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan, siswa yang masih kurang jelas diberi

kesempatan untuk bertanya mengenai gaya dapat mengubah bentuk suatu benda.

Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakaan adalah guru dan siswa secara

bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran, Guru

memberikan kuis/memberikan pertanyaan kepada siswa, dan siswa tidak boleh saling

memberitahu satu sama lain, Guru memberikan skor atau penilaian kepada siswa

yang menjawab benar. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada

kelompok yang mencapai skor tertinggi, selanjutnya guru memberi motivasi kepada

siswa agar lebih giat dalam belajar dan menutup pelajaran.

Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 April 2014, dengan

alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran ). Ada pun kegiatan pembelajaran

pada pertemuan I ini adalah sebagai berikut :

Pada kegiatan awal ini langkah-langkah yang dilakukan adalah melakukann

salam pembuka, berdoa, guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran,

mengabsensi siswa melakukan apersepsi dengan cara meminta siswa menyebutkan

“siapa yang sering pergi kekolam renang, kemudian jika kalian berrenang apa yang

terjadi disaat kalian masuk kedalam air?, selanjutnya guru menjelaskan tujuan

pembelajaran dan menjelaskan materi pembelajaran secara umum.

Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakaan adalah guru menjelaskan garis

besar materi pelajaran, guru dan siswa bertanya jawab tentang pengaruh gaya pada

benda didalam air, kemudian guru meminta siswa menyebukan contoh-contohnya,

guru menunjukan dan menjelaskan alat peraga yang akan digunakan untuk diskusi

kelompok dan guru bertanya jawab dengan siswa tentang alat peraga yaitu gelas

plastik, air, kerikil, paku paying, kertas, gabus, lidi, karet gelang, kapas dan kayu,

selanjutnya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dan

72

menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, sebelum kerja kelompok

guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran yang akan diterapkan

kesiswa, setelah membagi kelompok guru membagikan LKS pada masing-masing

kelompok, guru membagikan alat peraga kepada kelompok. Kelompk mulai

melakukan percobaan dengan kelompoknya, selama melakukan percobaan dengan

kelompoknya guru memantau dan membimbing kelompok apa bila ada hal yang

belum di pahami kelompok selama melakukan percobaan kelopok boleh bertanya

pada guru, dengan sangat teliti dan rasa penuh tanggung jawab siswa bersama

kelompoknya melakukan percobaan tentang pengaruh gaya pada benda didalam air

yaitu melalukan percobaan benda yang dapat tenggelam, terapung, dan melayang,

kemudian bersama kelompoknya mencatat hasil percobaan dilembar LKS yang

dibagikan guru. Setelah melakukan percobaan kelompok mengetahui mana benda

yang tengelam, terapung dan melayang. selanjutnya setelah selesai melakukan

percobaan guru memanggil perwakilan kelompok untuk mempersentasikan hasil

percobaannya didepan kelas dan kelompok yang lainya mendengarkan dengan

seksama. Dengan bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan hasil kerja kelompok,

Guru memberikan penegasan-penegasan tentang hasil yang dicapai masing masing

kelompok, kemudian guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan, siswa yang masih kurang jelas diberi

kesempatan untuk bertanya mengenai pengaruh gaya pada benda didalam air.

Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakaan adalah guru dan siswa secara

bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran, Guru

memberikan kuis/memberikan pertanyaan kepada siswa, dan siswa tidak boleh saling

memberitahu satu sama lain, Guru memberikan skor atau penilaian kepada siswa

yang menjawab benar. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada

kelompok yang mencapai skor tertinggi, setelah itu guru bertanya, bagaimana

rasanya setelah mengikuti pelajaran yang disampaikan guru tadi? Salah seorang siswa

menjawab, “menyenangkan bu”, kemudian guru mengingatkan dan memotivasi siswa

untuk lebih giat lagi belajar, setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan

73

mengucapkan salam dan memberitahukan untuk melanjutkan materi selanjutnya pada

pertemuan berikutnya.

Pertemuan III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 April 2014 dengan

alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran

pada pertemuan III ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengawali pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan

memberikan salam dan berdoa terlebih dahulu, absensi, kemudian guru menanyakan

kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, selanjutnya guru juga melakukan

apersepsi guru bertanya kepada siswa berkaitan dengan materi yang sudah dijelaskan

pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran

sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

Pada kegiatan inti ini telah dilaksanakan adalah guru menjelaskan materi secara

singkat tentang gaya dapat mengubah bentuk suatu benda, kemudian guru dengan

siswa bertanya jawab tentang materi yang sudah dibahas pada pada pertemuan I dan

II, setelah itu siwa diminta menyebutkan contoh gaya dapat mengubah bentuk suatu

benda dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum guru memberikan soal evaluasi kepada

siswa guru memberikan kesempatan untuk kepada siswa yang belum paham tentang

gaya dan siswa diminta menyebutkan contoh gaya yang mengubah bentuk benda

yang terbuat dari plastisin dan karet gelang, selanjutnya guru membagikan lembar

soal evaluasi kepada siswa guna mengetahui pemahaman mereka mengenai materi

yang telah disampaikan dan guru membimbing siswa selama mengerjakan soal

evaluasi, setelah mengerjakan soal siswa diharapakan duduk diam dibangku nya

masing-masing, kemudian menyuruh siswa mengumpulkan soal didepan kelas.

Pada kegiatan akhir ini yang telah guru laksanakan adalah guru dan siswa

secara bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran pada

pertemuan I dan pertemuan II, kemudiana guru menanyakan kesulitan yang dialami

siswa pada saat siswa mengerjakan soal evaluasi, selanjutnya guru menyampaikan

pesan kepada siswa “Anak-anak materi pelajaran kita sudah selesai mengenai gaya

dapat mengubah bentuk suatu benda. Ibu ingin kalian lebih rajin lagi membaca dari

74

berbagai buku pelajaran dan buku-buku yang mengandung ilmu pengetahuan agar

banyak pengetahuan yang kalian dapat dan juga terus semangat dalam belajar”, dan

guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.

4.1.3.3 Observasi/Pengamatan

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanakaan tindakan.

Selain itu observasi juga dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Dalam

penelitian ini observasi dilakukan oleh observer adalah kinerja guru dan aktivitas

siswa. Data hasil obsevasi yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 12 tentang

lembar pengamatan kinerja guru dan siswa pada siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 12

Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus II

Pertemuan

Hasil Observasi

Guru Siswa

Jumlah skor Kriteria Jumlah skor Kriteria

1 104 A (Sangat Baik) 120 A (Sangat Baik)

2 105 A (Sangat Baik) 120 A (Sangat Baik)

3 108 A (Sangat Baik) 120 A (Sangat Baik)

Dari data tabel 12 siklus II dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) yang diterapakan oleh guru, memperoleh jumlah skor 104 dengan

kriteria A (Sangat Baik) hal ini dikarenakan guru sudah terbiasa menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).

Observasi pada siswa dalam penggunaan model pembelajaran STAD yang dilakukan

oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran

75

menggunakan model STAD, siswa 120 dengan kriteria A (Sangat Baik), hal ini

dikarenakan siswa sudah terbiasa dan pada saat berdiskusi siswa sangat aktif.

Untuk observasi pertemuan II yang dilakukan oleh obsever dapat di simpulkan

bahwa pertemuan II pembelajara menggunakan model STAD yang diterapakan oleh

guru, memperoleh jumlah skor 105 dengan kriteria A (Sangat Baik). Sudah terjadi

peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama, hal ini dikarenakan guru telah

menggunakan model STAD sudah mulai maksimal. Sedangkan untuk observasi siswa

yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan II

pembelajaran menggunakan model STAD siswa memperoleh jumlah 120 dengan

kriteria A (Sangat Baik), terjadi peningkatan dari pada pertemuan sebelumnya, pada

pertemuan II ini siswa sudah memahami pembelajaran menggunakan model STAD

sehingga siswa tidak merasa canggung lagi dan sangat antusias pada saat pelaksanaan

diskusi dan kuis semua siswa aktif membantu sesama teman dalam kelompok.

Pada observasi yang dilakukan oleh observer untuk pertemuan III dapat

disimpulkan bahwa pertemuan III pembelajaran menggunakan model STAD yang

diterapkan oleh guru, memperoleh jumlah skor 108 dengan kriteria A (Sangat Baik).

Pada pertemuan III ini sudah terjadi peningkatan, hal ini merupakan penyempurnaan

dari pertemuan II, perbedaan terletak pada saat investigasi, guru benar-benar terampil

dalam melakukan investigasi. Observasi terhadap siswa yang dilakukan oleh observer

dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan III pembelajaran menggunakan model

STAD siswa memperoleh jumlah skor 120 dengan kriteria A (Sangat Baik). Hal ini

dikarenakan setiap siswa merasa terbimbing dan aktif pada saat diskusi kelompok dan

kuis.

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru kelas 4. Refleksi berpedoman pada lembar

observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas guru. Berdasarkan lembar

observasi aktivitas siswa, yaitu: (1) guru telah menggunakan model STAD sudah

maksimal., (2) menumbuhkan semangat kerjasama antar anggota kelompok dalam

76

mengerjakan tugas. Sedangkan aktivitas siswa berdasarkan observasi, yaitu: (1)

terlihat perubahan kondisi belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD) yaitu siswa lebih bersemangat, aktif, dan berani maju didepan

kelas, (2) Siswa sudah mampu mengemukakan pendapat sendiri baik membacakan

hasil pekerjaan didepan kelas maupun megomentari hasil pekerjaan temannya

meskipun masih terlihat malu-malu.

Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa kegiatan pembelajaran

tampak lebih hidup dengan adanya interaksi antara guru dan siswa serta siswa dengan

siswa, siswa terlihat lebih aktif dalam berkomunikasi ketika diskusi. Kekurangan

pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga

menjadi lebih baik.

4.2 Hasil Penelitian

Pada bagian hasil penelitian, akan diuraikan tentang deskripsi data dan analisis

data. Masing-masing akan dijelaskan tentang data siklus I dan siklus II yang masing-

masing terdiri dari data hasil belajar.

4.2.1 Deskripsi Data

Deskripsi data menyajikan data hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

Deskripsi data akan menyajikan data mentah dari hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD

Negeri Tlogo siklus I dan siklus II.

4.2.1.1 Data Siklus I

Deskripsi data hasil belajar IPA siklus I akan disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi. Frekunsi diperoleh dari perhitungan kelas, range, dan panjang kelas

interval. Berikut ini perhitungan kelas, range, dan panjang kelas interval.

Kelas

K = 1 + 3,3 log n (Jumlah Siswa)

77

= 1 + 3,3 log 32

= 1 + 3,3 (1,5)

= 1 + 4,95

= 5,95 dibulatkan menjadi 6

Range

R = Xmaks - Xmin

= 100 – 53

= 47

Panjang kelas interval

P =R

K

=47

6

= 7,8 dibulatkan menjadi 8

Keterangan:

K : Kelas

R : Range

P : Panjang kelas interval

Xmaks : Data terbesar

Xmin : Data terkecil

Data hasil tes siklus I diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan pada

akhir siklus (pertemuan ketiga). lebih jelasnya nilai hasil tes siswa dapat dilihat pada

tabel 13 berikut.

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I

Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014

No Interval Frekuensi Persentase

1 ≥ 89 5 16%

78

2 80-88 18 56%

3 71-79 5 16%

4 62-70 1 3%

5 53-61 3 9%

Jumlah 32 100%

Berdasarkan tabel 13 menunjukan bahwa nilai tes siklus I siswa kelas 4 di SDN

Tlogo, terdapat 5 siswa yang mendapat nilai lebih dari 89 dengan persentase 16%,

dan 18 siswa yang mendapat nilai antara 80 sampai 88 dengan persentase 56%, dan 5

siswa yang mendapat nilai diantara 71 samapai 79 dengan persentase 16%, dan 1

siswa yang mendapat nilai diantara 62 samapai 70 dengan persentase 3%, dan 4 siswa

yang mendapat nilai diantara 53 sampai 61 dengan persentase 9%. Berikut disajikan

diagram batang hasil belajar IPA siklus I (gambar 4).

Gambar 4 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus I

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

≥ 8980-88

71-7962-70

53-61

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I

Frekuensi Persentase

5

18

5

13

79

Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014

Dari data hasil belajar siklus I diatas terdapat beberapa nilai siwa yang belum

tuntas atau masih dibawah KKM yang ditentukan sekolah untuk mata pelajaran IPA

adalah 62.

4.2.1.2 Data Siklus II

Deskripsi data hasil belajar IPA siklus II akan disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi. Frekunsi diperoleh dari perhitungan kelas, range, dan panjang kelas

interval. Berikut ini perhitungan kelas, range, dan panjang kelas interval.

Kelas

K = 1 + 3,3 log n (Jumlah Siswa)

= 1 + 3,3 log 32

= 1 + 3,3 (1,5)

= 1 + 4,95

= 5,95 dibulatkan menjadi 6

Range

R = Xmaks - Xmin

= 100 – 60

= 60

Panjang kelas interval

P =R

K

=40

6

= 6,6 dibulatkan menjadi 7

Keterangan:

K : Kelas

R : Range

P : Panjang kelas interval

80

Xmaks : Data terbesar

Xmin : Data terkecil

Data hasil tes siklus II diperoleh melalui hasil tes belajar yang dilaksanakaan

pada akhir siklus (pertemuan ketiga). Untuk lebih jelasnya nilai tes siswa kelas 4

dapat dilihat pada tabel 14 berikut.

Tabel 14

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II

Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014

No Nilai Interval Frekuensi Persentase

1 ≥ 92 19 60%

2 84-91 11 34%

3 76-83 - -

4 68-75 1 3%

5 60-67 1 3%

Berdasarkan tabel 14 menunjukan bahwa nilai tes siklus II siswa kelas 4 di

SDN Tlogo, terdapat 19 siswa yang mendapat nilai lebih dari 92 dengan persentase

60%, dan 11 siswa yang mendapat nilai antara 84 sampai 91 dengan persentase 34%,

dan 1 siswa yang mendapat nilai diantara 68 samapai 75 dengan persentase 3%, dan 1

siswa yang mendapat nilai diantara 60 samapai 67 dengan persentase 3%. Berikut

disajikan diagram batang hasil belajar IPA siklus I (gambar 5).

81

Gambar 5 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus II

Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014

4.2.2 Analisis Data

Dalam analisis data disajikan analisis hasil penelitian. Dalam sub bab ini akan

disajikan analisis ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I. Selain diuraikan analisis

siklus I diuraikan pula analisis ketuntasan hasil belajar siklus II.

4.2.2.1 Analisis Ketuntasan

4.2.2.1.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan data hasil tes IPA siklus I maka dilakukan analisis dengan

membandingkan nilai dengan KKM (62). Siswa yang mendapat nilai di atas KKM

atau yang tuntas dijumlahkan begitu juga siswa yang berada di bawah KKM (62).

Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel 15.

0

5

10

15

20

≥ 9284-91

76-8368-75

60-67

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II

Frekuensi

Persentase

19

11

0 11

82

Tabel 15

Analisi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

No

Nilai

SDN Tlogo Keterangan

Jumlah Siswa Persentase(%)

1 ≤ 62 3 9% Belum tuntas

2 ≥ 62 29 91% Tuntas

Jumlah 32 100%

Rata-rata 80

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 53

Berdasarkan tabel 15 ketuntasan hasil belajar IPA siklus II dapat diketahui

bahwa siswa yang mendapat nilai diatas KKM 62 sebanyak 29 siswa dari 32 jumlah

siswa kelas 4 dengan persentase 91%. Sedangkan siwa yang mendapat nilai dibawah

KKM 62 sebanyak 3 siswa dari 32 jumlah siswa kelas 4 dengan persentase 9%.

Perolehan nilai rata-rata pra siklus adalah 80 dengan perolehan nilai tertinggi 100 dan

nilai terendah 53. Untuk perbandingan antara nilai siswa yang tuntas dan yang belum

tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut.

Gambar 6 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Siswa

Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Tuntas

Belum Tuntas

91%

9%

83

4.2.2.1.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Dari data hasil belajar siklus II diatas terdapat beberapa nilai siwa yang belum

tuntas atau masih dibawah KKM yang ditentukan sekolah untuk mata pelajaran IPA

adalah 62. Untuk data ketuntasan belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16

Analisi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Siswa Kelas 4SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

No

Nilai

SDN Tlogo Keterangan

Jumlah Siswa Persentase(%)

1 ≤ 62 1 3% Belum tuntas

2 ≥ 62 31 97% Tuntas

Jumlah 32 100%

Rata-rata 88

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 60

Berdasarkan tabel 16 ketuntasan hasil belajar IPA siklus II dapat diketahui

bahwa siswa yang mendapat nilai diatas KKM 62 sebanyak 31 siswa dari 32 jumlah

siswa kelas 4 dengan persentase 97%. Sedangkan siwa yang mendapat nilai dibawah

KKM 62 sebanyak 1 siswa dari 32 jumlah siswa kelas 4 dengan persentase 3%.

karena siswa tersebut mengalami gangguan belajar, dan pada saat berdiskusi dengan

guru kelas 4 ternyata siswa tersebut masih belum lancar membaca. Berikut disajikan

diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPA siklus II siswa kelas 4 SD Negeri

Tlogo (gambar 7).

84

Gambar 7 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo

4.2.2.2 Analisis Deskriptif Komparatif Hasil belajar

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Perbandingan

hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II

Tahun Pelajaran 2012 / 2013

Ketuntasan

Pra siklus Siklus I Siklus II

f % f % f %

Tuntas 18 56 % 29 91 % 31 97 %

Tidak tuntas 14 44 % 3 9 % 1 3 %

Jumlah 32 100% 32 100% 32 100%

Rata-Rata 66 80 88

Nilai Tertinggi 93 100 100

Nilai Terendah 39 53 60

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Tuntas

Belum Tuntas

97%

3%

85

Dari Tabel 17 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra

siklus sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas

belajar adalah 18 siswa (56%), pada siklus I menjadi 29 siswa (91%) dan pada siklus

II menjadi 31 siswa (97%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun.

Pada saat pra siklus terdapat 14 siswa (44%) belum tuntas, pada siklus I masih 3

siswa (9%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 1 siswa (3%). Nilai tertinggi

siswa meningkat yaitu pada pra siklus 93, siklus I meningkat menjadi 100 dan pada

siklus II nilai tertinggi yaitu 100. Nilai terendah pra siklus 39, siklus I menjadi 53 dan

siklus II nilai terendah 60. Rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus II juga mengalami

peningkatan dari prasiklus 66 menjadi 80 ke siklus I atau naik sebesar 14 dan pada

siklus II menjadi 88 atau naik sebesar 8. Selanjutnya untuk memperjelas

perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai dengan

siklus II disajikan dalam gambar 8 berikut.

86

Gambar 8 Grafik Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

4.3 Pembahasan

Berdasarkan analisis data hasil belajar terhadap siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo

pada mata pelajaran IPA, dapat diketahui juga adanya peningkatan hasil belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement

Divisions (STAD). Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil nilai siklus I dan

siklus II. Pada pra siklus diketahui siswa yang mendapat nilai di atas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM 62) atau dikatakan tuntas adalah 18 siswa (56%)

kemudian meningkat pada siklus I sebesar 11 siswa (34%) sehingga menjadi 29 siswa

(91%). Pada pra siklus diketahui siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM 62) atau dikatakan belum tuntas adalah 14 siswa (44%)

kemudian menurun pada siklus I sebesar 11 sehingga menjadi 3 siswa (9%). Pada

0

5

10

15

20

25

30

35

Pra Siklus Siklus I

Siklus II

Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Tuntas

Belum tuntas

18

29 31

14

3

1

87

siklus I siswa tuntas belajar adalah 29 siswa (91%) lebih tinggi dari indikator

keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Sedangkan tindakan

pada siklus II yang menunjukkan peningkatan hasil belajar pada siklus I siswa yang

mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 62) atau dikatakan tuntas

adalah 29 siswa (91%) kemudian meningkat pada siklus II sebesar 2 siswa (6,25%)

sehingga menjadi 31 siswa (97%).

Pada siklus I diketahui siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM 62) atau dikatakan tidak tuntas adalah 3 siswa (9%) kemudian

menurun pada siklus II sebesar 11 siswa sehingga menjadi 1 siswa (3%). Pada siklus

II siswa tuntas belajar adalah 31 siswa (97%) lebih tinggi dari indikator keberhasilan

yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi pada siklus II hasil belajar siswa

telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yang berarti melalui

penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions

(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi hasil pada siklus II

menunjukkan masih terdapat 1 siswa yang belum tuntas, yaitu Doni. Setelah

melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika pembelajaran maka

dapat diketahui bahwa doni tersebut dalam pembelajaran sehari-hari memang

memiliki kemampuan yang rendah dalam menyerap materi dibandingkan dengan

teman-temannya dan doni juga termasuk belum lancar dalam membaca.

Pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang

ditentukan dengan tercapainya 31 siswa tuntas (97%), artinya melalui penerapan

model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4. Hal tersebut sejalan dengan teori

yang dikemukakan oleh Arends (2008:6) bahwa pembelajaran kooperatif mendukung

perkembangan intelegensi interpersonal, interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk

meningkatkan penguasaan akademik.