Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini di lakukan di SDN Tlogo Kecamatan Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian siswa kelas 4 yang berjumlah 32
orang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan pada mata pelajaran IPA
pokok pembahasan Gaya dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu
model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua siklus yaitu, pelaksanaan siklus I,
dan siklus II. Pelaksanaan penelitian siklus I terdiri tiga kali pertemuan sedangkan
siklus II terlaksana tiga kali pertemuan untuk setiap siklusnya. Pada sub bab ini akan
dibahas tentang pelaksanaan penelitian, tahap-tahap pelaksanaan tindakan yaitu:
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada setiap siklus.
4.1.1 Pelaksanaan Pra Siklus (Kondisi Awal)
Sebelum penelitian melaksanakan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan pengambilan dokumentasi terhadap nilai ulangan harian siswa.
Tujuannya adalah sebagai pembandingan untuk hasil tes yang di peroleh siswa pada
setiap akhir siklus. Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo sebelum diadakan
tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum mencapai KKM. Hal ini
dilihat dari hasil ulangan harian siswa sebelum penelitian dilaksanakan. Dari 32 siswa
ada 14 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan sebesar 44%,
sedangkan 18 siswa lainnya mendapat nilai diatas KKM atau 56%. Terlihat pula
selisih nilai yang besar antara nilai tertinggi yaitu 93 dan nilai terendah yaitu 39
dengan nilai rata-rata untuk pra siklus yaitu 66.
Untuk lebih jelasnya nilai ulangan siswa dapat dilihat pada tabel 9 sebagai
berikut.
60
Tabel 10
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus
Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No
Nilai
SDN Tlogo Keterangan
Jumlah Siswa Persentase(%)
1 ≤ 62 14 44% Belum tuntas
2 ≥ 62 18 56% Tuntas
Jumlah 32 100%
Rata-rata 66
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 39
Berdasarkan tabel 10 ketuntasan belajar pra siklus dapat diketahui bahwa siswa
yang mendapat nilai diatas KKM 62 sebanyak 18 siswa dari 32 jumlah siswa kelas 4
dengan persentase 56%. Sedangkan siwa yang mendapat nilai dibawah KKM 62
sebanyak 14 siswa dari 32 jumlah siswa kelas 4 dengan persentase 44%. Perolehan
nilai rata-rata pra siklus adalah 66 dengan perolehan nilai tertinggi 93 dan nilai
terendah 39. Berikut disajikan diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPA pra
siklus pada gambar 3.
Gambar 3 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Pra Siklus
Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus
Tuntas44 %56 %
61
Dengan melihat tabel 10 tentang diagram ketuntasan, dapat diketahui bahwa
sebanyak 44% siswa yang belum tuntas dan 56% siswa telah tuntas nilainya.
Rendahnya hasil belajar IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor. pertama guru dalam
menyampaikan materi pelajaran masih dengan metode yang konvensional (ceramah)
serta tidak ada alat peraga maupun metode menarik yang membuat siswa lebih aktif
dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa
dan berakibat hasil belajar IPA tidak optimal selain itu siswa juga lebih cendrung
berbicara dan bercana dengan temannya. Sehingga tidak memperhatikan penjelasan
dari guru tentang materi yang diajarkan. Dengan kondisi seperti pada gambar 3
dengan ketuntasan hanya 56%, peneliti merancang penelitian tindakan kelas bekerja
sama dengan guru kelas 4 untuk merencanakan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achivement Division (STAD). Pada penelitian ini,
peneliti merancang dalam II siklus yaitu siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan.
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pada bagian pelaksanaan siklus I terdiri dari empat macam sub bab yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang sesuai
dengan tahap penelitian Suharsimi Arikunto dalam Paizaluddin dan Ermalinda (2012:
33) yang mengemukakan bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada bagian
pelaksanaan siklus I akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang
akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah
perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi, kemudian
akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.
4.1.2.1 Tahap Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu
pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3. Setelah diperoleh informasi pada tahap
observasi, maka dilaksanakaan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi
62
pembelajaran yang akan disajikan serta alat peraga lain yang perlu digunakan.
Sebelum melaksanakan siklus 1, terlebih dahulu peneliti menyiapkan segala sesuatu
yang mendukung proses pembelajaran, diantaranya adalah :
1) Merancang dan merencanakaan pembelajaran dengan menyusun RPP.
2) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran
3) Menyusun strategi pembelajaran dengan mengunakan model STAD
4) Menyiapkan alat peraga yang akan mendukung pembelajaran
5) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi Guru dan observasi Siswa
6) Menyiapakn soal evaluasi
4. 1.2.2 Tahap Pelaksanaan
Pada pelaksanaan ini dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru kelas dengan
menggunakan pedoman yang sudah termuat dalam rencanaan pelaksanaan
pembelajara ( RPP). Pelaksanaan pada siklus 1 diterapkan pada mata pelajaran IPA
tentang Gaya. Pelaksanaan siklus 1 ini dilaksanakaan sebanyak 3 kali pertemuan yang
mulai pada hari Jumat tanggal 21 Maret 2014 sampai dengan hari Selasa tanggal 25
Maret 2014.
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 21 Maret 2014, dengan
alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran ). Ada pun kegiatan pembelajaran
pada pertemuan I ini adalah sebagai berikut :
Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakaan adalah guru membuka pelajaran,
berdoa dan menanyakan siapa yang tidak masuk sekolah, kemudian guru menanyakan
kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, selanjutnya guru melakukan apersepsi
yaitu meminta salah satu siswa maju ke depan kelas untuk mendemonstrasikan
membuka pintu dan menutup pintu, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran
sesuai dengan indikator yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakaan adalah guru menjelaskan
tentang Gaya dapat menyebabkan benda diam menjadi bergerak, benda bergerak
menjadi diam dan jenis-jenis gaya, kemudian siswa diminta memberikan contoh
63
gaya, kemudian siswa mengidentifikasi masalah yang diberikan kepada siswa dan
menuliskan masalah di papan tulis “Apakah gaya dapat menyebabkan benda diam
menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi diam dan meminta siswa menyebutkan
apa-apa saja jenis-jenis gaya, kemudian guru menunjukan dan menjelaskan alat
peraga yang akan digunakan untuk diskusi kelompok dan guru bertanya jawab
dengan siswa tentang alat peraga, selanjutnya guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok secara heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok, guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok Dengan sangat
teliti dan rasa penuh tanggung jawab siswa melakukan percobaan tentang benda diam
menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi diam sesuai dengan langkah-langkah
yang telah dirancang. Masing-masing kelompok melakukan percobaan tentang benda
diam menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi diam dengan bimbingan guru
kelompok dapat melakukan percobaan, kemudian kelompok mencatat hasil percobaan
yang telah dilakukan, guru memanggil perwakilan kelompok untuk
mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok yang lainya
mendengarkan dengan seksama. Selanjutnya dengan bimbingan guru siswa dapat
menyimpulkan hasil kerja kelompok, Guru memberikan penegasan-penegasan
tentang hasil yang dicapai masing masing kelompok, kemudian guru bersama siswa
bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, siswa
yang masih kurang jelas diberi kesempatan untuk bertanya mengenai Gaya dapat
menyebabkan benda diam menjadi bergerak, benda bergerak menjadi diam dan jenis-
jenis gaya.
Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakaan adalah guru dan siswa secara
bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran, Guru
memberikan kuis/memberikan pertanyaan kepada siswa, dan siswa tidak boleh saling
memberitahu satu sama lain, Guru memberikan skor atau penilaian kepada siswa
yang menjawab benar. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada
64
kelompok yang mencapai skor tertinggi, selanjutnya guru memberi motivasi kepada
siswa agar lebih giat dalam belajar dan menutup pelajaran.
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Maret 2014, dengan
alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Ada pun kegiatan pembelajaran
pada pertemuan II ini adalah sebagai berikut :
Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakaan adalah guru membuka pelajaran,
berdoa dan menanyakan siapa yang tidak masuk sekolah, kemudian guru menanyakan
kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, selanjutnya guru melakukan apersepsi
yaitu guru melakukan tanya jawab dengan siswa masih ingatkah kalian apa yang
dimaksud dengan gaya, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai
dengan indikator yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakan adalah adalah Guru mengulang
sedikit materi tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda kemudian guru
menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi gerak benda, kemudian Siswa
diminta menyebutkan apa saja contoh faktor yang mempengaruhi gerak benda,
misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, selanjutnya Guru bersama siswa melakukan
tanya jawab tentang contoh kegiatan yang berhungan dengan gaya dalam kehidupan
sehari-hari. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara
heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, guru
membagikan LKS pada masing-masing kelompok, guru memantau dan membimbing
siswa apa bila ada hal yang tidak di pahami siswa mengenai materi selama kegiatan
diskusi berlangsung, kemudian kelompok menjawab soal-soal yang diberikan guru
pada lembar LKS yang telah disediakan, guru memanggil perwakilan kelompok
untuk mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok yang lainya
mendengarkan dengan seksama. Selanjutnya dengan bimbingan guru siswa dapat
menyimpulkan hasil kerja kelompok, Guru memberikan penegasan-penegasan
tentang hasil yang dicapai masing masing kelompok, kemudian guru bersama siswa
bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, siswa
65
yang masih kurang jelas diberi kesempatan untuk bertanya mengenai faktor yang
mempengaruhi gerak benda
Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakaan adalah guru dan siswa secara
bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran, Guru
memberikan kuis/memberikan pertanyaan kepada siswa, dan siswa tidak boleh saling
memberitahu satu sama lain, Guru memberikan skor atau penilaian kepada siswa
yang menjawab benar. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada
kelompok yang mencapai skor tertinggi, selanjutnya guru memberi motivasi kepada
siswa agar lebih giat dalam belajar dan menutup pelajaran.
Pertemuan III dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Maret 2014 dengan
alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran
pada pertemuan III ini adalah sebagai berikut:
Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakaan adalah guru membuka pelajaran,
dan menanyakan siapa yang tidak masuk sekolah, kemudian guru menanyakan
kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, selanjutnya guru melakukan apersepsi
yaitu guru melakukan tanya jawab dengan siswa apakah kalian masih mengingat
materi pada pertemua I dan II tentang gaya dapat mengubah gerak benda. Setelah itu
guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti ini telah dilaksanakan adalah guru menjelaskan materi secara
singkat tentang gaya dapat mengubah gerak benda dan bentuk benda, kemudian siwa
diminta menyebutkan contoh gaya dapat mengubah gerak benda dan bentuk benda
dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
guru memberikan kesempatan untuk kepada siswa yang belum paham tentang gaya
dan siswa diminta menyebutkan jenis-jenis gaya, selanjutnya guru membagikan
lembar soal evaluasi kepada siswa guna mengetahui pemahaman mereka mengenai
materi yang telah disampaikan dan guru membimbing siswa selama mengerjakan soal
evaluasi, setelah mengerjakan soal siswa diharapakan duduk diam dibangku nya
masing-masing, kemudian menyuruh siswa mengumpulkan soal didepan kelas.
66
Pada kegiatan akhir ini yang telah guru laksanakan adalah guru dan siswa
secara bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran pada
pertemuan I dan pertemuan II, kemudiana guru menanyakan kesulitan yang dialami
siswa pada saat siswa mengerjakan soal evaluasi, selanjutnya guru menyampaikan
pesan kepada siswa agar lebih giat dalam belajar dan guru menutup pelajaran.
4.1.2.3 Observasi/Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanakaan tindakan.
Selain itu observasi juga dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Dalam
penelitian ini observasi dilakukan oleh observer adalah kinerja guru dan aktivitas
siswa. Observasi dilaksanakan secara insiatif, ada pun hasil obsevasi yang
dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 11 tentang lembar pengamatan kinerja guru dan
siswa pada siklus I adalah sebagai berikut.
Tabel 11
Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus I
Pertemuan
Hasil Observasi
Guru Siswa
Jumlah skor Kriteria Jumlah skor Kriteria
1 70 C (Cukup) 63 C (Cukup)
2 81 B (Baik) 90 B (Baik)
3 108 A (Sangat Baik) 95 A (Sangat Baik)
Dari data tabel 11 dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team-Achievement
Divisions (STAD) yang diterapakan oleh guru, memperoleh jumlah skor 70 dengan
kriteria C (cukup) hal ini dikarenakan guru belum terbiasa menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team-Achievement Divisions (STAD), guru
67
sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model STAD tetapi belum
maksimal. Obervasi terhadap siswa dalam penggunaan model pembelajaran STAD
yang telah dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I
pembelajaran menggunakan model STAD, siswa memperoleh 63 dengan kriteria C
(cukup), hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa dan pada beberapa siswa
yang tidak aktif.
Untuk observasi pertemuan II yang dilakukan oleh obsever dapat di simpulkan
bahwa pertemuan II pembelajara menggunakan model STAD yang diterapakan oleh
guru, memperoleh jumlah skor 81 dengan kriteria B (baik). pada pertemuan II ini ada
peningkatan dibandingkan dengan pertemuan II, hal ini dikarenakan guru telah
menggunakan model STAD sudah mulai maksimal. Sedangkan observasi siswa yang
dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan II pembelajaran
menggunakan model STAD siswa memperoleh jumlah 90 dengan kriteria B (baik),
hal ini sudah cukup meningkat dari pada pertemuan I pada pertemuan II ini siswa
sudah memahami pembelajaran menggunakan model STAD sehingga siswa tidak
merasa canggung lagi dan pada saat pelaksanaan diskusi dan kuis semua siswa aktif
membantu sesama teman dalam kelompok.
Pada observasi yang dilakukan oleh obsever untuk pertemuan III dapat
disimpulkan bahwa pertemuan III pembelajaran menggunakan model STAD yang
diterapkan oleh guru, memperoleh jumlah skor 108 dengan kriteria A (sangat baik).
Pada pertemuan III ini ditemukan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan
pertemuan II, hal ini dikarenakan guru sudah menggunakan model STAD secara
maksimal dan dalam pelaksanaan diskusi dan kuis siswa sudah mulai aktif. Observasi
terhadap siswa yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada
pertemuan III pembelajaran menggunakan model STAD siswa memperoleh jumlah
skor 95 dengan kategori A ( sangat baik). Hal ini dikarenakan setiap siswa dalam
kelompok maupun pemberian kuis sudah aktif membantu teman dan pada saat dikusi
siswa merasa senang dan antusias mengikuti pembelajaran yang diterapakan guru.
68
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Sebelum melakukan tindakan pada siklus II diadakan refleksi proses
pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti
terhadap penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Tlogo menunjukkan
hasil yang cukup memuaskan meskipun masih ada yang belum sesuai dengan apa
yang diharapan.
Refleksi ini didasarkan pada hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil observasi kendala yang ditemui dari aktivitas guru, yaitu: (1) guru
belum menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar, (2) guru belum terbiasa
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team-Achievement
Divisions (STAD), (3) guru belum melakukan penyimpulan dari hasil kerja yang
telah dipresentasikan oleh siswa melainkan langsung merangkum materi yang baru
saja dipelajari, (4) kurang memantau siswa dalam belajar kelompok sehingga belum
menumbuhkan semangat kerjasama antar kelompok. Sedangkan aktivitas siswa
berdasarkan observasi, yaitu: (1) siswa kurang memperhatiakan penjelasan guru di
depan kelas, (2) kurang aktifnya siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, (3) siswa
asyik sendirian.
Oleh karena itu penelitian dilanjutkan lagi dengan mempersiapkan siklus II agar
hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo dapat meningkat dengan baik.
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pada bagian pelaksanaan siklus II terdiri dari empat macam sub bab yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi
yang sesuai dengan tahap penelitian Suharsimi Arikunto dalam Paizaluddin dan
Ermalinda (2012: 33) bahwa terdapat empat tahap pelaksanaan penelitian meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Pada bagian
pelaksanaan siklus II akan diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa yang
akan dilaksanakan sebagai suatu perbaikan dari kekurangan siklus I. Setelah
69
perencanaan tindakan akan diuraikan pelaksanakan tindakan dan observasi, kemudian
akan diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.
4.1.3.1 Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan pada siklus II ini terdiri dari 3 kali pertemuan
yaitu pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3. Setelah diperoleh informasi pada
tahap observasi, maka dilaksanakaan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi
pembelajaran yang akan disajikan serta alat peraga lain yang perlu digunakan.
Sebelum melaksanakan siklus II, terlebih dahulu peneliti menyiapkan segala sesuatu
yang mendukung proses pembelajaran, diantaranya adalah :
1) Merancang dan merencanakaan pembelajaran dengan menyusun RPP.
2) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran
3) Menyusun strategi pembelajaran dengan mengunakan model STAD
4) Menyiapkan alat peraga yang akan mendukung pembelajaran
5) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi Guru dan observasi Siswa
6) Menyiapakn soal evaluasi
4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan
Pada pelaksanaan ini dilaksanakan oleh peneliti sebagai guru kelas dengan
menggunakan pedoman yang sudah termuat dalam rencanaan pelaksanaan
pembelajara ( RPP). Pelaksanaan pada siklus II diterapkan pada mata pelajaran IPA
tentang Gaya dapat mengubah bentuk benda.
Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakaan sebanyak 3 kali pertemuan yang mulai
pada hari Jumat tanggal 4 April 2014 sampai dengan hari Selasa tanggal 8 April
2014.
Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 April 2014, dengan
alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran ). Ada pun kegiatan pembelajaran
pada pertemuan II ini adalah sebagai berikut :
70
Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakaan adalah guru membuka pelajaran,
berdoa dan menanyakan siapa yang tidak masuk sekolah, kemudian guru menanyakan
kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, selanjutnya guru melakukan apersepsi
yaitu guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang gaya dapat mengubah
bentuk benda, setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai dengan
indikator yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakaan adalah guru menjelaskan
tentang gaya dapat mengubah bentuk suatu benda, guru bertanya jawab dengan siswa
mengenai gaya dapat mengubah bentuk suatu benda, kemudian siswa diminta
menyebutkan contoh-contoh gaya yang dapat mengubah bentuk suatu benda, guru
menunjukan dan menjelaskan alat peraga yaitu karet gelang dan plastisin/lilin mainan
yang akan digunakan untuk diskusi kelompok dan guru bertanya jawab dengan siswa
tentang alat peraga siapa yang belum paham tentang alat peraga yang dijelaskan guru,
kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dan
menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, selanjutnya guru
menjelaskan langkah-langkah melakukan model pembelajaran yang akan diterapkan
kesiswa, guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok dengan sangat teliti
dan rasa penuh tanggung jawab siswa melakukan percobaan untuk membuktikan
bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda dengan menggunakan alat peraga
yaitu: karet gelang dan plastisin/lilin mainan. Setelah guru membagi alat peraga
kelompok mulai melakukan percobaan dengan kelompoknya, selama melakukan
percobaan dengan kelompoknya guru memantau dan membimbing kelompok apa bila
ada hal yang belum di pahami kelompok selama melakukan percobaan boleh bertanya
pada guru. Kemudian kelompok mencatat hasil percobaan pada LKS, yang tadinya
karet gelang sebelum dikenakan gaya karet awalnya bulat, setelah diberi gaya karet
gelang berubah bentuk menjadi laba-laba, sama dengan plastisin/lili mainan awalnya
berbentuk kotak, setelah diberi gaya plastisin berubah bentuk menjdi boneka salju,
ular-ularan, mangkuk, tempat buah dan gelas, setelah selesai melakukan percobaan
guru memanggil perwakilan kelompok untuk mempersentasikan hasil percobaannya
71
didepan kelas dan kelompok yang lainya mendengarkan dengan seksama. Selanjutnya
dengan bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan hasil kerja kelompok, Guru
memberikan penegasan-penegasan tentang hasil yang dicapai masing masing
kelompok, kemudian guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, siswa yang masih kurang jelas diberi
kesempatan untuk bertanya mengenai gaya dapat mengubah bentuk suatu benda.
Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakaan adalah guru dan siswa secara
bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran, Guru
memberikan kuis/memberikan pertanyaan kepada siswa, dan siswa tidak boleh saling
memberitahu satu sama lain, Guru memberikan skor atau penilaian kepada siswa
yang menjawab benar. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada
kelompok yang mencapai skor tertinggi, selanjutnya guru memberi motivasi kepada
siswa agar lebih giat dalam belajar dan menutup pelajaran.
Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 April 2014, dengan
alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran ). Ada pun kegiatan pembelajaran
pada pertemuan I ini adalah sebagai berikut :
Pada kegiatan awal ini langkah-langkah yang dilakukan adalah melakukann
salam pembuka, berdoa, guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran,
mengabsensi siswa melakukan apersepsi dengan cara meminta siswa menyebutkan
“siapa yang sering pergi kekolam renang, kemudian jika kalian berrenang apa yang
terjadi disaat kalian masuk kedalam air?, selanjutnya guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan menjelaskan materi pembelajaran secara umum.
Pada kegiatan inti ini yang telah dilaksanakaan adalah guru menjelaskan garis
besar materi pelajaran, guru dan siswa bertanya jawab tentang pengaruh gaya pada
benda didalam air, kemudian guru meminta siswa menyebukan contoh-contohnya,
guru menunjukan dan menjelaskan alat peraga yang akan digunakan untuk diskusi
kelompok dan guru bertanya jawab dengan siswa tentang alat peraga yaitu gelas
plastik, air, kerikil, paku paying, kertas, gabus, lidi, karet gelang, kapas dan kayu,
selanjutnya guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen dan
72
menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, sebelum kerja kelompok
guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran yang akan diterapkan
kesiswa, setelah membagi kelompok guru membagikan LKS pada masing-masing
kelompok, guru membagikan alat peraga kepada kelompok. Kelompk mulai
melakukan percobaan dengan kelompoknya, selama melakukan percobaan dengan
kelompoknya guru memantau dan membimbing kelompok apa bila ada hal yang
belum di pahami kelompok selama melakukan percobaan kelopok boleh bertanya
pada guru, dengan sangat teliti dan rasa penuh tanggung jawab siswa bersama
kelompoknya melakukan percobaan tentang pengaruh gaya pada benda didalam air
yaitu melalukan percobaan benda yang dapat tenggelam, terapung, dan melayang,
kemudian bersama kelompoknya mencatat hasil percobaan dilembar LKS yang
dibagikan guru. Setelah melakukan percobaan kelompok mengetahui mana benda
yang tengelam, terapung dan melayang. selanjutnya setelah selesai melakukan
percobaan guru memanggil perwakilan kelompok untuk mempersentasikan hasil
percobaannya didepan kelas dan kelompok yang lainya mendengarkan dengan
seksama. Dengan bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan hasil kerja kelompok,
Guru memberikan penegasan-penegasan tentang hasil yang dicapai masing masing
kelompok, kemudian guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan, siswa yang masih kurang jelas diberi
kesempatan untuk bertanya mengenai pengaruh gaya pada benda didalam air.
Pada kegiatan akhir ini yang telah dilaksanakaan adalah guru dan siswa secara
bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran, Guru
memberikan kuis/memberikan pertanyaan kepada siswa, dan siswa tidak boleh saling
memberitahu satu sama lain, Guru memberikan skor atau penilaian kepada siswa
yang menjawab benar. Guru memberikan penghargaan berupa bintang kepada
kelompok yang mencapai skor tertinggi, setelah itu guru bertanya, bagaimana
rasanya setelah mengikuti pelajaran yang disampaikan guru tadi? Salah seorang siswa
menjawab, “menyenangkan bu”, kemudian guru mengingatkan dan memotivasi siswa
untuk lebih giat lagi belajar, setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan
73
mengucapkan salam dan memberitahukan untuk melanjutkan materi selanjutnya pada
pertemuan berikutnya.
Pertemuan III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 April 2014 dengan
alokasi waktu yaitu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Adapun kegiatan pembelajaran
pada pertemuan III ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengawali pembelajaran guru membuka pembelajaran dengan
memberikan salam dan berdoa terlebih dahulu, absensi, kemudian guru menanyakan
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, selanjutnya guru juga melakukan
apersepsi guru bertanya kepada siswa berkaitan dengan materi yang sudah dijelaskan
pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru menjelaskan tujuan pembelajaran
sesuai dengan indikator yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti ini telah dilaksanakan adalah guru menjelaskan materi secara
singkat tentang gaya dapat mengubah bentuk suatu benda, kemudian guru dengan
siswa bertanya jawab tentang materi yang sudah dibahas pada pada pertemuan I dan
II, setelah itu siwa diminta menyebutkan contoh gaya dapat mengubah bentuk suatu
benda dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum guru memberikan soal evaluasi kepada
siswa guru memberikan kesempatan untuk kepada siswa yang belum paham tentang
gaya dan siswa diminta menyebutkan contoh gaya yang mengubah bentuk benda
yang terbuat dari plastisin dan karet gelang, selanjutnya guru membagikan lembar
soal evaluasi kepada siswa guna mengetahui pemahaman mereka mengenai materi
yang telah disampaikan dan guru membimbing siswa selama mengerjakan soal
evaluasi, setelah mengerjakan soal siswa diharapakan duduk diam dibangku nya
masing-masing, kemudian menyuruh siswa mengumpulkan soal didepan kelas.
Pada kegiatan akhir ini yang telah guru laksanakan adalah guru dan siswa
secara bersama-sama merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran pada
pertemuan I dan pertemuan II, kemudiana guru menanyakan kesulitan yang dialami
siswa pada saat siswa mengerjakan soal evaluasi, selanjutnya guru menyampaikan
pesan kepada siswa “Anak-anak materi pelajaran kita sudah selesai mengenai gaya
dapat mengubah bentuk suatu benda. Ibu ingin kalian lebih rajin lagi membaca dari
74
berbagai buku pelajaran dan buku-buku yang mengandung ilmu pengetahuan agar
banyak pengetahuan yang kalian dapat dan juga terus semangat dalam belajar”, dan
guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
4.1.3.3 Observasi/Pengamatan
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanakaan tindakan.
Selain itu observasi juga dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Dalam
penelitian ini observasi dilakukan oleh observer adalah kinerja guru dan aktivitas
siswa. Data hasil obsevasi yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 12 tentang
lembar pengamatan kinerja guru dan siswa pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 12
Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus II
Pertemuan
Hasil Observasi
Guru Siswa
Jumlah skor Kriteria Jumlah skor Kriteria
1 104 A (Sangat Baik) 120 A (Sangat Baik)
2 105 A (Sangat Baik) 120 A (Sangat Baik)
3 108 A (Sangat Baik) 120 A (Sangat Baik)
Dari data tabel 12 siklus II dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) yang diterapakan oleh guru, memperoleh jumlah skor 104 dengan
kriteria A (Sangat Baik) hal ini dikarenakan guru sudah terbiasa menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
Observasi pada siswa dalam penggunaan model pembelajaran STAD yang dilakukan
oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran
75
menggunakan model STAD, siswa 120 dengan kriteria A (Sangat Baik), hal ini
dikarenakan siswa sudah terbiasa dan pada saat berdiskusi siswa sangat aktif.
Untuk observasi pertemuan II yang dilakukan oleh obsever dapat di simpulkan
bahwa pertemuan II pembelajara menggunakan model STAD yang diterapakan oleh
guru, memperoleh jumlah skor 105 dengan kriteria A (Sangat Baik). Sudah terjadi
peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama, hal ini dikarenakan guru telah
menggunakan model STAD sudah mulai maksimal. Sedangkan untuk observasi siswa
yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan II
pembelajaran menggunakan model STAD siswa memperoleh jumlah 120 dengan
kriteria A (Sangat Baik), terjadi peningkatan dari pada pertemuan sebelumnya, pada
pertemuan II ini siswa sudah memahami pembelajaran menggunakan model STAD
sehingga siswa tidak merasa canggung lagi dan sangat antusias pada saat pelaksanaan
diskusi dan kuis semua siswa aktif membantu sesama teman dalam kelompok.
Pada observasi yang dilakukan oleh observer untuk pertemuan III dapat
disimpulkan bahwa pertemuan III pembelajaran menggunakan model STAD yang
diterapkan oleh guru, memperoleh jumlah skor 108 dengan kriteria A (Sangat Baik).
Pada pertemuan III ini sudah terjadi peningkatan, hal ini merupakan penyempurnaan
dari pertemuan II, perbedaan terletak pada saat investigasi, guru benar-benar terampil
dalam melakukan investigasi. Observasi terhadap siswa yang dilakukan oleh observer
dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan III pembelajaran menggunakan model
STAD siswa memperoleh jumlah skor 120 dengan kriteria A (Sangat Baik). Hal ini
dikarenakan setiap siswa merasa terbimbing dan aktif pada saat diskusi kelompok dan
kuis.
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru kelas 4. Refleksi berpedoman pada lembar
observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas guru. Berdasarkan lembar
observasi aktivitas siswa, yaitu: (1) guru telah menggunakan model STAD sudah
maksimal., (2) menumbuhkan semangat kerjasama antar anggota kelompok dalam
76
mengerjakan tugas. Sedangkan aktivitas siswa berdasarkan observasi, yaitu: (1)
terlihat perubahan kondisi belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement
Divisions (STAD) yaitu siswa lebih bersemangat, aktif, dan berani maju didepan
kelas, (2) Siswa sudah mampu mengemukakan pendapat sendiri baik membacakan
hasil pekerjaan didepan kelas maupun megomentari hasil pekerjaan temannya
meskipun masih terlihat malu-malu.
Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa kegiatan pembelajaran
tampak lebih hidup dengan adanya interaksi antara guru dan siswa serta siswa dengan
siswa, siswa terlihat lebih aktif dalam berkomunikasi ketika diskusi. Kekurangan
pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga
menjadi lebih baik.
4.2 Hasil Penelitian
Pada bagian hasil penelitian, akan diuraikan tentang deskripsi data dan analisis
data. Masing-masing akan dijelaskan tentang data siklus I dan siklus II yang masing-
masing terdiri dari data hasil belajar.
4.2.1 Deskripsi Data
Deskripsi data menyajikan data hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
Deskripsi data akan menyajikan data mentah dari hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD
Negeri Tlogo siklus I dan siklus II.
4.2.1.1 Data Siklus I
Deskripsi data hasil belajar IPA siklus I akan disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi. Frekunsi diperoleh dari perhitungan kelas, range, dan panjang kelas
interval. Berikut ini perhitungan kelas, range, dan panjang kelas interval.
Kelas
K = 1 + 3,3 log n (Jumlah Siswa)
77
= 1 + 3,3 log 32
= 1 + 3,3 (1,5)
= 1 + 4,95
= 5,95 dibulatkan menjadi 6
Range
R = Xmaks - Xmin
= 100 – 53
= 47
Panjang kelas interval
P =R
K
=47
6
= 7,8 dibulatkan menjadi 8
Keterangan:
K : Kelas
R : Range
P : Panjang kelas interval
Xmaks : Data terbesar
Xmin : Data terkecil
Data hasil tes siklus I diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan pada
akhir siklus (pertemuan ketiga). lebih jelasnya nilai hasil tes siswa dapat dilihat pada
tabel 13 berikut.
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I
Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014
No Interval Frekuensi Persentase
1 ≥ 89 5 16%
78
2 80-88 18 56%
3 71-79 5 16%
4 62-70 1 3%
5 53-61 3 9%
Jumlah 32 100%
Berdasarkan tabel 13 menunjukan bahwa nilai tes siklus I siswa kelas 4 di SDN
Tlogo, terdapat 5 siswa yang mendapat nilai lebih dari 89 dengan persentase 16%,
dan 18 siswa yang mendapat nilai antara 80 sampai 88 dengan persentase 56%, dan 5
siswa yang mendapat nilai diantara 71 samapai 79 dengan persentase 16%, dan 1
siswa yang mendapat nilai diantara 62 samapai 70 dengan persentase 3%, dan 4 siswa
yang mendapat nilai diantara 53 sampai 61 dengan persentase 9%. Berikut disajikan
diagram batang hasil belajar IPA siklus I (gambar 4).
Gambar 4 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus I
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
≥ 8980-88
71-7962-70
53-61
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I
Frekuensi Persentase
5
18
5
13
79
Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014
Dari data hasil belajar siklus I diatas terdapat beberapa nilai siwa yang belum
tuntas atau masih dibawah KKM yang ditentukan sekolah untuk mata pelajaran IPA
adalah 62.
4.2.1.2 Data Siklus II
Deskripsi data hasil belajar IPA siklus II akan disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi. Frekunsi diperoleh dari perhitungan kelas, range, dan panjang kelas
interval. Berikut ini perhitungan kelas, range, dan panjang kelas interval.
Kelas
K = 1 + 3,3 log n (Jumlah Siswa)
= 1 + 3,3 log 32
= 1 + 3,3 (1,5)
= 1 + 4,95
= 5,95 dibulatkan menjadi 6
Range
R = Xmaks - Xmin
= 100 – 60
= 60
Panjang kelas interval
P =R
K
=40
6
= 6,6 dibulatkan menjadi 7
Keterangan:
K : Kelas
R : Range
P : Panjang kelas interval
80
Xmaks : Data terbesar
Xmin : Data terkecil
Data hasil tes siklus II diperoleh melalui hasil tes belajar yang dilaksanakaan
pada akhir siklus (pertemuan ketiga). Untuk lebih jelasnya nilai tes siswa kelas 4
dapat dilihat pada tabel 14 berikut.
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II
Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014
No Nilai Interval Frekuensi Persentase
1 ≥ 92 19 60%
2 84-91 11 34%
3 76-83 - -
4 68-75 1 3%
5 60-67 1 3%
Berdasarkan tabel 14 menunjukan bahwa nilai tes siklus II siswa kelas 4 di
SDN Tlogo, terdapat 19 siswa yang mendapat nilai lebih dari 92 dengan persentase
60%, dan 11 siswa yang mendapat nilai antara 84 sampai 91 dengan persentase 34%,
dan 1 siswa yang mendapat nilai diantara 68 samapai 75 dengan persentase 3%, dan 1
siswa yang mendapat nilai diantara 60 samapai 67 dengan persentase 3%. Berikut
disajikan diagram batang hasil belajar IPA siklus I (gambar 5).
81
Gambar 5 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus II
Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013-2014
4.2.2 Analisis Data
Dalam analisis data disajikan analisis hasil penelitian. Dalam sub bab ini akan
disajikan analisis ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I. Selain diuraikan analisis
siklus I diuraikan pula analisis ketuntasan hasil belajar siklus II.
4.2.2.1 Analisis Ketuntasan
4.2.2.1.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan data hasil tes IPA siklus I maka dilakukan analisis dengan
membandingkan nilai dengan KKM (62). Siswa yang mendapat nilai di atas KKM
atau yang tuntas dijumlahkan begitu juga siswa yang berada di bawah KKM (62).
Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I tersaji pada Tabel 15.
0
5
10
15
20
≥ 9284-91
76-8368-75
60-67
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II
Frekuensi
Persentase
19
11
0 11
82
Tabel 15
Analisi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No
Nilai
SDN Tlogo Keterangan
Jumlah Siswa Persentase(%)
1 ≤ 62 3 9% Belum tuntas
2 ≥ 62 29 91% Tuntas
Jumlah 32 100%
Rata-rata 80
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 53
Berdasarkan tabel 15 ketuntasan hasil belajar IPA siklus II dapat diketahui
bahwa siswa yang mendapat nilai diatas KKM 62 sebanyak 29 siswa dari 32 jumlah
siswa kelas 4 dengan persentase 91%. Sedangkan siwa yang mendapat nilai dibawah
KKM 62 sebanyak 3 siswa dari 32 jumlah siswa kelas 4 dengan persentase 9%.
Perolehan nilai rata-rata pra siklus adalah 80 dengan perolehan nilai tertinggi 100 dan
nilai terendah 53. Untuk perbandingan antara nilai siswa yang tuntas dan yang belum
tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran berikut.
Gambar 6 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Siswa
Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Tuntas
Belum Tuntas
91%
9%
83
4.2.2.1.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Dari data hasil belajar siklus II diatas terdapat beberapa nilai siwa yang belum
tuntas atau masih dibawah KKM yang ditentukan sekolah untuk mata pelajaran IPA
adalah 62. Untuk data ketuntasan belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel 16
Tabel 16
Analisi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Siswa Kelas 4SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No
Nilai
SDN Tlogo Keterangan
Jumlah Siswa Persentase(%)
1 ≤ 62 1 3% Belum tuntas
2 ≥ 62 31 97% Tuntas
Jumlah 32 100%
Rata-rata 88
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Berdasarkan tabel 16 ketuntasan hasil belajar IPA siklus II dapat diketahui
bahwa siswa yang mendapat nilai diatas KKM 62 sebanyak 31 siswa dari 32 jumlah
siswa kelas 4 dengan persentase 97%. Sedangkan siwa yang mendapat nilai dibawah
KKM 62 sebanyak 1 siswa dari 32 jumlah siswa kelas 4 dengan persentase 3%.
karena siswa tersebut mengalami gangguan belajar, dan pada saat berdiskusi dengan
guru kelas 4 ternyata siswa tersebut masih belum lancar membaca. Berikut disajikan
diagram lingkaran ketuntasan hasil belajar IPA siklus II siswa kelas 4 SD Negeri
Tlogo (gambar 7).
84
Gambar 7 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo
4.2.2.2 Analisis Deskriptif Komparatif Hasil belajar
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Perbandingan
hasil belajar siswa disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II
Tahun Pelajaran 2012 / 2013
Ketuntasan
Pra siklus Siklus I Siklus II
f % f % f %
Tuntas 18 56 % 29 91 % 31 97 %
Tidak tuntas 14 44 % 3 9 % 1 3 %
Jumlah 32 100% 32 100% 32 100%
Rata-Rata 66 80 88
Nilai Tertinggi 93 100 100
Nilai Terendah 39 53 60
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Tuntas
Belum Tuntas
97%
3%
85
Dari Tabel 17 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra
siklus sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas
belajar adalah 18 siswa (56%), pada siklus I menjadi 29 siswa (91%) dan pada siklus
II menjadi 31 siswa (97%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun.
Pada saat pra siklus terdapat 14 siswa (44%) belum tuntas, pada siklus I masih 3
siswa (9%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 1 siswa (3%). Nilai tertinggi
siswa meningkat yaitu pada pra siklus 93, siklus I meningkat menjadi 100 dan pada
siklus II nilai tertinggi yaitu 100. Nilai terendah pra siklus 39, siklus I menjadi 53 dan
siklus II nilai terendah 60. Rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus II juga mengalami
peningkatan dari prasiklus 66 menjadi 80 ke siklus I atau naik sebesar 14 dan pada
siklus II menjadi 88 atau naik sebesar 8. Selanjutnya untuk memperjelas
perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sampai dengan
siklus II disajikan dalam gambar 8 berikut.
86
Gambar 8 Grafik Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas 4 SD Negeri Tlogo Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
4.3 Pembahasan
Berdasarkan analisis data hasil belajar terhadap siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo
pada mata pelajaran IPA, dapat diketahui juga adanya peningkatan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement
Divisions (STAD). Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil nilai siklus I dan
siklus II. Pada pra siklus diketahui siswa yang mendapat nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM 62) atau dikatakan tuntas adalah 18 siswa (56%)
kemudian meningkat pada siklus I sebesar 11 siswa (34%) sehingga menjadi 29 siswa
(91%). Pada pra siklus diketahui siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM 62) atau dikatakan belum tuntas adalah 14 siswa (44%)
kemudian menurun pada siklus I sebesar 11 sehingga menjadi 3 siswa (9%). Pada
0
5
10
15
20
25
30
35
Pra Siklus Siklus I
Siklus II
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Tuntas
Belum tuntas
18
29 31
14
3
1
87
siklus I siswa tuntas belajar adalah 29 siswa (91%) lebih tinggi dari indikator
keberhasilan yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Sedangkan tindakan
pada siklus II yang menunjukkan peningkatan hasil belajar pada siklus I siswa yang
mendapat nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 62) atau dikatakan tuntas
adalah 29 siswa (91%) kemudian meningkat pada siklus II sebesar 2 siswa (6,25%)
sehingga menjadi 31 siswa (97%).
Pada siklus I diketahui siswa yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM 62) atau dikatakan tidak tuntas adalah 3 siswa (9%) kemudian
menurun pada siklus II sebesar 11 siswa sehingga menjadi 1 siswa (3%). Pada siklus
II siswa tuntas belajar adalah 31 siswa (97%) lebih tinggi dari indikator keberhasilan
yang ditentukan yaitu 80% siswa tuntas belajar. Jadi pada siklus II hasil belajar siswa
telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yang berarti melalui
penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions
(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi hasil pada siklus II
menunjukkan masih terdapat 1 siswa yang belum tuntas, yaitu Doni. Setelah
melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika pembelajaran maka
dapat diketahui bahwa doni tersebut dalam pembelajaran sehari-hari memang
memiliki kemampuan yang rendah dalam menyerap materi dibandingkan dengan
teman-temannya dan doni juga termasuk belum lancar dalam membaca.
Pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan dengan tercapainya 31 siswa tuntas (97%), artinya melalui penerapan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4. Hal tersebut sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Arends (2008:6) bahwa pembelajaran kooperatif mendukung
perkembangan intelegensi interpersonal, interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik.