33
53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang metode penelitian, variabel, populasi dan sampel, teknik pengambilan dan teknik pengolahan data. 3.1 Metode Penelitian Model pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel motivasi belajar (X) dan variabel kemampuan siswa dalam mata diklat elektronika digital (Y). Untuk itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan korelatif. Metode deskriptif adalah penelitian yang yang hanya melibatkan satu variabel pada satu kelompok, tanpa menghubungkan dengan variabel lain atau membandingkan dengan kelompok lain (Purwanto, 2008: 177). Pendekatan korelatif atau penelitian korelasi adalah penelitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain. Hubungan itu terjadi pada satu kelompok (Purwanto, 2008: 177).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiana-research.upi.edu/operator/upload/s_e0451_034326_chapter3.pdf · 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini penulis akan membahas

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang metode penelitian, variabel,

populasi dan sampel, teknik pengambilan dan teknik pengolahan data.

3.1 Metode Penelitian

Model pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif, dimana pendekatan ini memungkinkan dilakukan pencatatan dan

penganalisaan data hasil penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan

antara dua variabel, yaitu variabel motivasi belajar (X) dan variabel kemampuan

siswa dalam mata diklat elektronika digital (Y). Untuk itu metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan korelatif.

Metode deskriptif adalah penelitian yang yang hanya melibatkan satu variabel

pada satu kelompok, tanpa menghubungkan dengan variabel lain atau

membandingkan dengan kelompok lain (Purwanto, 2008: 177). Pendekatan

korelatif atau penelitian korelasi adalah penelitian yang melibatkan hubungan satu

atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel lain. Hubungan itu terjadi pada

satu kelompok (Purwanto, 2008: 177).

54

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang dipersoalkan. Gejala bersifat membedakan

satu unsur populasi dengan unsur yang lain. Gejala yang membedakan objek-

objek yang menjadi anggota populasi dinamakan sebagai variabel (Purwanto,

2008: 85). Dalam penelitian ini, terdapat dua buah variabel penelitian sebagai

berikut:

1. Variabel bebas (x) yaitu motivasi belajar

2. Variabel terikat (y) yaitu kemampuan siswa dalam mata diklat elektronika

digital.

X Y

Keterangan :

X : Motivasi belajar

Y : Kemampuan siswa dalam mata diklat elektronika digital

r : Koefisien korelasi (hubungan antara motivasi belajar dengan kemampuan

siswa dalam mata diklat elektronika digital)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan bagian penting dalam suatu penelitian karena populasi

merupakan sumber data bagi peneliti. Sumber data tersebut sangat diperlukan

dalam menjawab permasalahan penelitian atau untuk mengambil hipotesis dan

mengambil kesimpulan.

r

55

Adapun yang dimaksud dengan populasi menurut Suharsimi Arikunto

(2006: 130) adalah : “Keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya

juga disebut studi populasi atau studi sensus.”

Sedangkan Nurul Zuriah (2007: 116) menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan “populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan

data, bukan faktor manusianya”.

Pendapat lain mengenai populasi dikatakan oleh Winarno Surakhmad

(1985: 64) bahwa “Populasi merupakan sekelompok subjek penyelidik baik

manusia, gejala-gejala, benda-benda, nilai-nilai atau peristiwa-peristiwa yang ada

hubungannya dengan suatu penyelidikan.

Berdasarkan ketiga pernyataan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan populasi adalah segala hal atau sesuatu yang bisa dijadikan

sumber data baik berupa manusia, benda, peristiwa dan sebagainya sehingga

mampu menjawab permasalahan yang sedang diteliti untuk kemudian ditarik

kesimpulan.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang

sedang belajar mata diklat Elektronika Digital di SMK Negeri 1 Cimahi dengan

jumlah 272 siswa.

56

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang dianggap bisa

mewakili untuk dapat diperoleh datanya berdasarkan ketentuan. Hal ini senada

dengan yang diungkap oleh Nurul Zuriah (2007: 119) bahwa “Sampel sering

didefinisikan sebagai bagian dari populasi”. Untuk sampel yang akan

dipergunakan dalam penelitian diberlakukan bermacam-macam teknik

pengambilan sampel (teknik sampling).

Sampling adalah pemilihan sejumlah subjek penelitian sebagai wakil dari

populasi sehingga dihasilkan sampel yang mewakili populasi yang dimaksudkan

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dalam penelitian ini penulis

mengambil sampel dengan mempergunakan strategi pengambilan sampel total.

Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 134)

mengemukakan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,

selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-

25% atau lebih.

Dalam penarikan sampel ini menggunakan pengambilan sampel karena

jumlah populasi SMK Negeri 1 Cimahi sebanyak 272 siswa. Oleh karena itu

berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto di atas maka sampel yang akan diteliti

sebanyak 57 siswa (20% dari populasi). Dalam hal ini berarti yang menjadi

sumber data adalah siswa SMK Negeri 1 Cimahi yang sedang belajar mata diklat

Elektronika Digital.

57

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diinginkan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan instrumen berupa :

1. Teknik Kuesioner (Angket)

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang diketahui”. (Suharsimi Arikunto, 1999:140)

Kuesioner dipakai untuk menyebutkan metode maupun instrumen. Jadi

dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah

angket atau kuesioner. Teknik kuesioner (angket) dalam penelitian ini merupakan

bentuk komunikasi secara tidak langsung antara peneliti dan responden (siswa),

melalui sejumlah pernyataan tertulis yang disampaikan peneliti untuk dijawab

secara tertulis oleh responden (siswa). Jenis angket yang digunakan yaitu skala

Likert.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan cara pengumpulan data dari data-data

tertulis yang berguna untuk mendapatkan data tentang objek yang diteliti. Teknik

dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto (1991:131) menjelaskan bahwa

”metoda dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal variabel catatan, buku,

transkrip ....”. Maka dalam penelitian ini metoda ini digunakan untuk memperoleh

data nilai siswa. Nilai siswa diperoleh dari daftar nilai siswa yang didapat selama

proses belajar di kelas. Nilai-nilai siswa tersebut digunakan untuk

menggambarkan hasil siswa selama belajar elektronika digital.

58

3. Interview atau Wawancara

Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan untuk-dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari

interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship)

antara si pencari informasi (interviewer atau information hunter) dengan sumber

informasi (interviewee) (Hadari Nawawi, 1995: 124).

Interview adalah “sebuah dialog (interview) yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(interviewee)” (Suharsimi Arikunto, 1999: 149).

Interview dilakukan terhadap beberapa siswa yang dipilih secara acak.

Tujuan dari interview ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut pendapat

responden terhadap proses belajar-mengajar yang berkenaan dengan motivasi

belajar dan kemampuan siswa.

3.5 Pengembangan Instrumen

3.5.1 Instrumen Variabel X (Motivasi)

Untuk mendapatkan data motivasi belajar, dibuat kisi-kisi angket

berdasarkan pada indikator atau faktor yang sesuai dengan uraian pada studi

literatur. Berdasarkan kisi-kisi tersebut dikembangkan ke dalam butir pernyataan.

Berdasarkan jenisnya, angket ini termasuk angket tertutup. Kebaikan-kebaikan

angket ini adalah memusatkan responden pada pokok bahasan, relatif objektif,

sangat mudah ditabulasi, dan dianalisis.

59

Adapun langkah-langkah yang diambil penulis dalam menyusun angket ini

adalah sebagai berikut :

a. Membuat kisi-kisi yang memuat indikator-indikator motivasi belajar

b. Mengembangkan pertanyaan berdasarkan kisi-kisi tersebut

c. Mengkonsultasikan angket kepada dosen pembimbing

d. Angket diperiksa oleh dua dosen ahli (expert-judgement) untuk menentukan

tingkat validitas dan realibilitasnya.

Berikut adalah kisi-kisi angket motivasi belajar:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X (Motivasi Belajar)

VARIABEL ASPEK YANG DIUNGKAP

INDIKATOR NOMOR ITEM

Motivasi belajar siswa (Variabel X)

1. Motivasi yang datang dari dalam diri siswa (Intrinsik) a. Minat belajar

b. Durasi Kegiatan

c. Frekuensi kegiatan

• Ketertarikan terhadap

materi pelajaran • Aktifitas dalam

memperhatikan materi • Ketertarikan terhadap

strategi dan metode mengajar guru

• Ketertarikan terhadap media yang digunakan

• Ketertarikan terhadap evaluasi yang digunakan

• Jumlah waktu yang disediakan

• Kemampuan penggunaan waktu

• Seringnya kegiatan

dilakukan

2, 20

5, 22

13

23

24

3, 37

6, 33, 34

9, 11

60

d. Ketabahan, keuletan dalam menghadapi rintangan

e. Devosi (Pengabdian) dan pengorbanan

• Ketabahan dalam menghadapi rintangan

• Keuletan dalam menghadapi rintangan

• Pengabdian untuk mencapai tujuan yang dilakukan

• Pengorbanan berupa materi, tenaga, pikiran, jiwa atau nyawanya untuk mencapai tujuan

12, 16, 18

19, 21, 36

25, 26

28, 35

2. Motivasi yang datang dari luar diri siswa (Ekstrinsik) a. Ingin meraih

prestasi

b. Ingin mendapat nilai bagus

c. Ingin mendapat penghargaan

• Ketekunan dalam

belajar • Kesiapan dalam belajar • Kreatifitas dalam

belajar

• Menyelesaikan tugas dengan teliti dan benar

• Keaktifan dalam menjawab pertanyaan guru

• Perilaku di kelas • Kehadiran di kelas

4, 15, 31 7

1, 8

17, 27

29, 32

14, 30 10

3.5.2 Instrumen Variabel Y (Kemampuan Siswa)

Untuk mendapatkan data kemampuan belajar, dibuat kisi-kisi angket

berdasarkan pada indikator atau faktor yang sesuai dengan uraian pada studi

literatur. Berdasarkan kisi-kisi tersebut dikembangkan ke dalam butir pertanyaan.

Berdasarkan jenisnya, angket ini termasuk angket tertutup. Kebaikan-kebaikan

61

angket ini adalah memusatkan responden pada pokok bahasan, relatif objektif,

sangat mudah ditabulasi, dan dianalisis.

Adapun langkah-langkah yang diambil penulis dalam menyusun angket ini

adalah sebagai berikut :

a. Membuat kisi-kisi yang memuat indikator-indikator kemampuan siswa

b. Mengembangkan pertanyaan berdasarkan kisi-kisi tersebut

c. Mengkonsultasikan angket kepada dosen pembimbing

d. Angket diperiksa oleh dua dosen ahli (expert-judgement) untuk menentukan

tingkat validitas dan realibilitasnya.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y (Kemampuan Siswa)

Aspek yang Dinilai

Indikator No. Item Soal

Sistem Bilangan

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian tentang sistem bilangan

1, 2

2. Siswa dapat mengkonversi bilangan desimal 3, 4 3. Siswa dapat mengkonversi bilangan

heksadesimal dan oktal 5, 6

4. Siswa dapat mengkonversi bilangan BCD ke Desimal

7, 8, 9

5. Siswa dapat mengihitung operasi bilangan biner 10, 11 Gerbang Logika Dasar

1. Siswa dapat menjelaskan cara kerja gerbang logika

12, 13

2. Siswa dapat membuat tabel kebenaran dari gerbang logika

14, 15, 16

3. Siswa dapat mengidentifikasi simbol-simbol gerbang logika

17, 18, 19

4. Siswa dapat menuliskan persamaan keluaran (output) dari gabungan beberapa gerbang logika

20, 21

5. Siswa dapat menjelaskan rangkaian listrik yang karakteristiknya sama dengan karakteristik gerbang logika

22, 23

Penguasaan Aljabar Boole

1. Siswa dapat menggunakan hukum aljabar Boole 24 2. Siswa dapat mengubah persamaan Boole ke

dalam bentuk persamaan Boole yg lain 25, 26

62

Rangkaian logika Kombinasional

1. Siswa dapat menuliskan persamaan keluaran rangkaian penjumlah (Adder Circuit)

27

2. Siswa dapat membuat tabel kebenaran rangkaian penjumlah (Adder Circuit)

28, 29

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian

3.6.1 Uji Validitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah (Suharsimi Arikunto, 2006 : 168). Uji validitas

instrumen dilakukan untuk mengetahui instrumen penelitian mampu

mencerminkan isi sesuai hal dan sifat yang diukur, artinya, setiap butir instrumen

telah benar-benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang

menjadi dasar penyusunan instrumen.

Untuk pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment dengan

angka kasar sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto, (2006 : 170) seperti

berikut:

��� = � ∑ �� − ∑ ��∑ ��� � ∑ �2 − ∑ ��2� � ∑ �2 − ∑ ��2�

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi butir

N = Jumlah responden

X = Jumlah skor setiap item yang diperoleh responden

Y = Jumlah skor total item yang diperoleh responden

63

(Sudjana, 1996 : 369)

Kriteria penilaian koefisien korelasi (rxy)dari rumus diatas adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.3 Klasifikasi nilai validitas instrumen

Nilai t hitung Klasifikasi validitas Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,00 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tidak valid)

(Suharsimi Arikunto, 2009: 75)

Nilai rxy dari rumus diatas didistribusikan pada rumus t-test sebagai

berikut:

� = �√� − 2√1 − ��

Keterangan:

t = Uji signifikansi

N = Jumlah responden uji coba

r = Koefisien korelasi

(Sudjana, 1996 : 377)

Uji validitas ini dilakukan pada tiap butir item pernyataan pada angket.

Menurut Suprian A. S (1996 : 43) menjelaskan bahwa “Korelasi akan signifikan

jika thitung > ttabel , apabila hasil thitung < ttabel pada taraf signifikansi diatas, maka

item angket tersebut tidak signifikan atau tidak valid”.

Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu angket, sehingga benar-

benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah instrumen valid jika mampu

64

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud.

3.6.2 Uji Validitas Tes

Uji validitas digunakan untuk mengetahui tepat atau tidaknya isi instrumen

tes yang disebarkan kepada responden. Dari pernyataan tersebut, suatu instrumen

dapat dikatakan valid apabila instrumen yang digunakan cocok untuk mengukur

apa yang seharusnya diukur. Dalam menguji tingkat validitas suatu instrumen tes

terlebih dahulu dicari harga korelasi dengan menggunakan rumus point biserial

sebagai berikut :

Dimana :

rpbis = Koefisien korelasi point biserial.

Mp = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari

korelasinya dengan tes.

Mt = Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes).

St = Standar deviasi skor total.

p = proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut.

q = 1-p

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 283)

q

p

S

MMr

t

tppbis

−=

65

Uji validitas ini dikenakan pada setiap item instrumen tes. Sehingga

perhitungannya pun merupakan perhitungan setiap item. Selanjutnya untuk

menentukan validitas dari item dilakukan uji t dengan rumus :

� = ��� − 2��1 − ���

(Sudjana, 1996 : 377)

keterangan :

t = Uji signifikasi korelasi

rxy = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden uji coba

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item instrumen tes dengan kriteria

pengujian item adalah jika thitung>ttabel pada taraf kepercayaan 95 % dan dk=n-2,

maka item soal tersebut dinyatakan valid. Sedangkan apabila thitung<ttabel pada taraf

kepercayaan 95 % maka item soal tersebut tidak valid.

Kriteria penilaian koefisien korelasi (rpbis) dari rumus diatas adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi nilai validitas instrumen

Nilai t hitung Klasifikasi validitas Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antara 0,00 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tidak valid)

(Riduwan, 2007 : 98)

66

Uji validitas ini dilakukan pada tiap butir item pernyataan pada angket.

Menurut Suprian A. S (1996 : 43) menjelaskan bahwa “Korelasi akan signifikan

jika thitung > ttabel , apabila hasil thitung < ttabel pada taraf signifikansi diatas, maka

item angket tersebut tidak signifikan atau tidak valid”.

Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu angket, sehingga benar-

benar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah instrumen valid jika mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud.

3.6.3 Uji Reliabilitas Angket

Suatu kuisioner disebut reliabel atau handal jika jawaban-jawaban

seseorang konsisten (Setiaji, 2004: 60). Untuk uji reliabilitas instrumen digunakan

rumus alpha dari Cronbach karena mengingat skor yang digunakan setiap

pernyataan bukan 0 (nol), tetapi pada interval 1-5, hal ini dijelaskan oleh Arikuto

(1998 : 190) bahwa rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrument

yang skornya bukan 1 atau 0, misalkan angket atau soal bentuk uraian.

Uji reliabilitas angket tiap varibel dalam penelitian ini menggunakan

rumus Alpha Cronbach, sebelum menggunakan rumus tersebut terlebih dahulu

mencari:

67

a. Nilai varians dari tiap butir soal dengan rumus:

��2 =∑ �2 − ��∑ �2�� �

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 196)

Keterangan:

σb2 = Varians butir soal

∑ X2 = Jumlah kuadrat tiap skor item

∑ X2) = Kuadrat jumlah skor total tiap item

n = Jumlah responden

varians butir soal diatas diujikan pada tiap item soal dan seluruh skor varians soal

tiap soal tersebut dijumlahkan.

b. Selanjutnya mencari varians total dengan rumus:

��2 =∑ �2 − ��∑ �2�� �

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 196)

Keterangan:

σt2 = Varians butir soal

∑ �2 = Jumlah kuadrat tiap skor item

∑ �2) = Kuadrat jumlah skor total tiap item

n = Jumlah responden

68

c. Mencari koefisien reabilitas dengan rumus Alpha Cronbach

�11 = !! − 1" 1 − ∑ ��2��2 " (Suharsimi Arikunto, 2006 : 196)

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑ σb2 = Jumlah varians butir

σt2 = Varians total soal

d. Lalu nilai Alpha Cronbach (r11 atau σ) tersebut dimasukkan pada kriteria

indeks korelasi penilaian reliabilitas sebagai berikut:

0,00 ≤ r11 ≤ 0,20 = Reliabilitas sangat rendah

0,20 < r11 ≤ 0,40 = Reliabilitas rendah

0,40 < r11 ≤ 0,60 = Reliabilitas agak rendah

0,60 < r11 ≤ 0,80 = Reliabilitas cukup

0,80 < r11 ≤ 1,00 = Reliabilitas tinggi

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 276)

Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika harga σhitung > σtabel dengan

kepercayaan 95% serta derajat kebebasan (n – 2), maka item tersebut dinyatakan

reliabel.

69

3.6.4 Uji Reliabilitas Tes

Suatu kuisioner disebut reliabel atau handal jika jawaban-jawaban

seseorang konsisten (Setiaji, 2004: 60). Untuk uji reliabilitas instrumen digunakan

rumus K-R 20 sebagai berikut :

�## = $ !! − 1�% &' − ∑ ()&' "

Dimana : r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal

Vt = Varians Total

p = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal

q = 1-p

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 188)

Sebelum mencari r11 dicari terlebih dahulu harga varian total (Vt) dapat dicari

dengan rumus sebagai berikut :

&' = ∑ �� − ∑ �����

Vt = Varian total

∑ � = Jumlah skor total

N = Jumlah responden

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 184)

70

SJ

BP =

Setelah diperoleh r11 selanjutnya dibandingkan dengan r tabel. dari tabel r product

moment. Jika rhitnung ≥ r tabel . Maka instrumen variabel Y reliabel

3.6.5 Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item

soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Suharsimi Arikunto (1999 : 28)

berpendapat tentang taraf kesukaran suatu item dalam sebuah instrumen yaitu:

“Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”.

Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

dimana :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

(Suharsimi Arikunto, 2009: 208)

Makin rendah nilai TK suatu soal, makin sukar soal tersebut. Tingkat

kesukaran suatu soal dikatakan baik jika nilai TK yang diperoleh dari soal tersebut

sekitar 0,50 atau 50%. Umumnya dapat dikatakan; soal-soal yang mempunyai

nilai TK ≤ 0,10 adalah soal-soal yang sukar; dan soal-soal yang mempunyai nilai

TK ≥ 0,90 adalah soal-soal yang terlampau mudah.

71

Walaupun demikian ada yang berpendapat bahwa soal-soal yang dianggap

baik, yaitu soal-soal sedang, adalah soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran

0,30 sampai dengan 0,70.

3.6.6 Uji Daya Pembeda

Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan

butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal

dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Daya pembeda suatu soal tes dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

dimana :

D = indeks diskriminasi (daya pembeda)

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PA = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Suharsimi Arikunto, 2009: 213)

Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks

diskriminasi 0,40 sampai dengan 0,70.

BAB

B

A

A PPJ

B

J

BD −=−=

72

3.7 Pengolahan dan Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian terkumpul, dilakukan pengolahan data sebagai

berikut:

1. Verifikasi data

Langkah ini dilakukan untuk memeriksa kelengkapan pengisian yang

dilakukan oleh responden (siswa) sehingga data yang terkumpul memadai untuk

pengolahan lebih lanjut.

2. Pemberian skor

Untuk instrumen kemampuan belajar yang dilihat dari nilai yang ada daftar

nilai siswa, dihitung nilai rata-ratanya dalam range 100. Sedangkan untuk

instrumen motivasi belajar siswa menggunakan skala yang menyediakan 5 (lima)

alternatif jawaban. Masing-masing alternatif diberikan skor yang berbeda, selain

itu pemberian skor pada angket ini juga dengan memperhatikan jenis

pernyataannya (positif atau negatif). Berikut ini pemberian skor berdasarkan jenis

pernyataannya.

Tabel 3.5 Penyekoran instrumen motivasi belajar siswa.

Jenis Pernyataan

Alternatif Jawaban

Tidak pernah (TP)

Pernah

(P)

Kadang-kadang

(K)

Sering

(SR)

Selalu

(SL) Positif 1 2 3 4 5 Negatif 5 4 3 2 1

Dalam analisis data dihitung besar kontribusi dari variabel motivasi belajar

siswa terhadap kemampuan siswa dalam mata diklat elektronika digital yang

didapat dengan mengolah hasil dari angket. Sebelum data dianalisis lebih jauh,

73

dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu pada instrumen yang

digunakan dalam pengumpulan data.

3. Mentabulasi data

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

a. Menghitung skor mentah yang diperoleh tiap responden

b. Menghitung harga rata-rata (M) dan standar deviasi (SD) dari tiap variabel X,

dan Y dengan rumus sebagai berikut:

* = ∑ �+�

Keterangan:

xi = Skor responden

n = Jumlah responden (Sudjana, 1996 : 67)

,- = .∑ /+�+ − *��� − 1�

Keterangan:

xi = Skor responden

M = Harga rata-rata

n = Jumlah responden (Sudjana, 1996: 93)

c. Mengkonversi skor mentah yang diperoleh responden menjadi Z-skor dan T-

skor dengan menggunakan rumus:

0 − 1!2� = �+ − *,-

74

3 − 1!2� = 50 + 10 7�+ − *,- 8

Perhitungan diatas dilakukan pada setiap variabel yang nantinya akan digunakan

pada uji normalitas untuk metoda pengolahan data secara parametrik maupun non

parametrik. Jika datanya berdistribusi normal maka pengolahan data

menggunakan statistik parametrik dan jika salah satu atau kedua datanya tidak

berdistribusi normal maka pengolahan data menggunakan statistik non parametrik.

4. Uji normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk menetapkan penggunaan statistik

parametrik atau non parametrik dalam analisis datanya. Uji normalitas ini

menggunakan rumus Chi Kuadrat.

�2 = 9 :; − <;�2<;!

;=1

Keterangan:

Oi = Frekuensi pengamatan

Ei = Frekuensi yang diharapkan

k = Jumlah kelas (Sudjana, 1996 : 273)

Sebelum menggunakan rumus diatas dilakukan pendistribusian data dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan skor-skor tertinggi (ST) dan terendah (SR)

75

b. Menentukan rentang (R), yaitu skor tertinggi dikurangi terendah dengan

rumus:

= = ,3 − ,=

(Sudjana, 1996 : 47)

c. Menentukan banyak kelas interval (bk) dengan aturan Sturges

�! = 1 + 3,3@2A �

dimana n adalah banyaknya sampel (Sudjana, 1996 : 47)

d. Menentukan panjang kelas interval (KI) dengan rumus:

CD = =�!

Keterangan:

KI = Kelas interval

R = Rentang

bk = Banyak kelas (Sudjana, 1996 : 47)

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan bk dan KI yang telah dicari

sebelumnya. Tabel ini akan membantu mencari nilai-nilai yang akan dipakai

menghitung rata-rata (Mean) dan simpangan baku (Standard Deviation).

f. Mencari skor rata-rata (Mean) dengan rumus:

�E = ∑F/;, �;G∑ /;

Keterangan:

xI = nilai rata-rata

fi = Frekuensi untuk nilai xi

xi = Tanda kelas interval (Sudjana, 1996 : 67)

76

g. Menentukan harga simpangan baku (SD) dengan menggunakan data-data yang

didapat dari tabel frekuensi dengan rumus:

,- = .∑ /+�+ − *�� − 1�

Keterangan:

fi = Frekuensi untuk nilai xi

xi = Nilai tengah kelas interval

n = Jumlah sampel (Sudjana, 1996 : 95)

h. Membuat tabel frekuensi data yang diharapkan dan pengamatan, untuk

memperoleh nilai-nilai yang diperlukan pada rumus Chi Kuadrat.

i. Mencari batas bawah dan batas atas tiap kelas interval untuk dimasukan pada

tabel distribusi yang disebutkan diatas.

j. Mencari angka standar Z batas kelas interval dengan rumus:

0 = J! − *,-

Keterangan:

Z = Nilai Z yang dicari

Bk = Skor batas kelas interval

M = Skor rata-rata

SD = Simpangan baku

k. Mencari Z tabel untuk Z batas kelas dengan tabel luas dibawah kurva

lengkung normal standar dari 0 ke Z.

77

l. Mencari luas kelas interval, dengan cara mengurangi nilai Z tabel pada setiap

interval bila Z hitung bertanda sejenis dan menambahkan Z pada tabel jika

setiap interval bertanda tidak sejenis.

m. Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalikan luas tiap

kelas interval dengan jumlah sampel.

n. Mencari frekuensi pengamatan (Oi) yang merupakan (fi) setiap kelas interval.

o. Mencari harga χ2 dengan rumus Chi Kuadrat.

p. Menentukan keberartian χ 2 dengan cara membandingkan χ

2 hitung dengan χ 2

tabel, dengan berpedoman pada tingkat kepercayaan 97,5% dan derajat

kebebasan (dk) = k – 3 dimana (k = banyak kelas interval). Kriteria pengujian

adalah jika χ 2hitung lebih kecil dari χ 2

tabel maka data terdistribusi normal.

5. Uji Homogenitas

Pada pengujian homogenitas ini akan menentukan sampel yang digunakan

homogen atau tidak, pengujian ini dilakukan jika data terdistribusi normal.

Menurut Sudjana (1996 : 261) dikemukakan bahwa “Ada beberapa metoda untuk

melakukan pengujian homogenitas…. Diantaranya uji Bartlett”. Maka dalam

pengujian ini dilakukan dengan uji Bartlet dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Mengelompokkan sampel ke dalam beberapa kelompok sesuai sampel yang

diambil.

b. Membuat tabel skor variabel dari kelompok-kelompok sampel, dengan

mencantumkan nilai-nilai: ni, Σ Xi, Σ Xi2, (Σ Xi)

2.

78

c. Menghitung variansi tiap kelompok sampel dengan rumus:

,2 = � ∑ �;2 − ∑ �;�2�� − 1�

(Sudjana, 1996 : 94)

d. Membuat tabel-tabel harga untuk uji Bartlett:

e. Varians gabungan dari semua sampel:

,2 = �9�; − 1�,;2/ 9�; − 1��

(Sudjana, 1996 : 263)

f. Harga satuan Bartlett (B):

J = log ,��. 9�+ − 1�

(Sudjana, 1996 : 263)

g. Statistik Chi Kuadrat:

P2 = ln 10�. J − 9�; − 1�. log ,;2� (Sudjana, 1996 : 263)

h. Hasil perhitungan χ 2 tersebut dikonsultasikan ke dalam tabel Chi Kuadrat

dengan taraf kebebasan (dk) = k – 1, jika χ 2

hitung lebih kecil dari χ 2tabel maka

sampel tersebut dinyatakan homogen.

No. Kelompok Dk Si2 Log Si

2 dk. Log Si2

79

6. Uji Linieritas

Pengujian linieritas ini menggunakan model regresi. Analisis regresi

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier antara variabel

pengaruh guru sebagai instruktur pengawas (X) dengan prestasi belajar siswa

dalam program diklat pembuatan rangakaian pengendali dasar (Y), meliputi

persamaan regresi linier, uji kelinieran dan keberartian regresi.

Analisis Regresi

1. Menentukan persamaan regresi linier

Untuk menyatakan bentuk hubungan fungsional antara dua variabel

(variabel X dan Y) digambarkan dengan persamaan matematika, dengan rumus

sebagai berikut :

� = R + ��

(Sudjana, 1996 : 315)

Harga a dan b dapat berdasarkan metode kuadrat terkecil dari pasangan data X

dan Y dengan rumus :

( )( ) ( )( )( )22

2

XXn

XYXXYa

∑−∑

∑∑−∑∑=

( )( )( )22 XXn

YXXYnb

∑−∑

∑∑−∑=

(Sudjana, 1996 : 315)

Regresi yang didapat dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk menghitung

harga Y bila harga X diketahui.

80

2. Uji Kelinieran Regresi

Dalam uji kelinieran regresi, data X yang sama dapat dibuat dalam

kelompok yang sama. Pasangan seperti ini dapat disusun kedalam tabel di bawah

ini :

Tabel 3.6 Pasangan data dengan pengulangan terhadap X

X Y

1

1

1

1

.

.n

Χ

ΧΧ

Y11

Y12 . .

Y1n1

2

2

2

2

.

.n

Χ

ΧΧ

Y21

Y22 . .

Y2n2

k

k

k

k

n

Χ

ΧΧ

.

.

Yk1

Yk2 . .

Yknk

Dengan menggunakan data yang disusun dalam tabel di atas, uji kelinieran dapat

dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat (JK) yang disebut sumber variansi.

Sumber variansi yang perlu dihitung adalah jumlah kuadrat (JK) total, regresi (a),

regresi (b/a), sisa tuna cocok (TC) dan kekeliruan (E), yang dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

JK (T) = ∑ Y2

81

JK (a) = ( )

N

Y 2∑

JK

a

b = b

( )( )

∑∑−∑N

YXXY

JK (r) = −∑ 2Y JKa ─ JK(b/a)

JK (E) =

∑−∑∑N

YY

22 )(

JK (TC) = JKr – JKE ( Sudjana, 1996 : 330-336)

Semua besaran di atas dapat diperoleh dalam daftar analisis varians (Anava),

sebagai berikut :

Tabel 3.7 Analisis Varians (Anava) Regresi Linier

Sumber variasi Total

dk n

JK ∑Y1

2 KT ∑Y1

2 F -

Regresi (a) Regresi (b/a)

Residu

1 1

n – 2

(∑Y1)2/n

JKreg = JK (b/a)

JKreg = ∑(Y1-Y1)2

(∑Y1)2/n

S2reg = JK (b/a)

S2reg =

( )2

21

−−Σ

n

YYi

reg

reg

S

S2

2

Tuna cocok

Kekeliruan

K – 2

n – k

JK (TC)

JK (E)

STC = 2

)(

−k

TCJK

Se2 =

2

2

e

TC

S

S

Harga-harga yang diperoleh dalam rata-rata jumlah kuadrat (KT),

digunakan untuk menguji hipotesis, sebagai berikut :

1. Koefisien arah regresi tidak berarti melawan koefisien arah regresi berarti.

2. Bentuk regresi linier melawan bentuk regresi non linier.

kn

EJK

−)(

82

7. Uji korelasi antar variabel X – Y (Uji linieritas regresi)

a. Menghitung koefisien korelasi

Uji korelasi antar variabel untuk mengetahui pengaruh atau hubungan

antara variabel-variabel yang dianalisis. Uji korelasi antar dua variabel ini

menggunakan rumus korelasi Product Moment.

��� = ( ) ( )( )( ) ( ){ } ( ) ( ){ }2222 .

.

YYnXXn

YXXYn

∑−∑∑−∑

∑∑−∑

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

X dan Y = variabel X dan variabel Y

n = jumlah responden (Sudjana, 1996 : 373)

b. Menguji koefisien korelasi

Adapun rumus yang digunakan adalah rumus uji statistik t-student :

21

2

r

nrt

−=

Keterangan :

t = uji signifikan

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba (Sudjana, 1996 : 377)

Setelah didapat nilai t, kemudian dikonsultasikan dengan t-tabel. Apabila

thitung > ttabel, maka hipotesis diterima dengan derajat kebebasan dk = n – 2.

Selanjutnya harga koefisien korelasi (rxy) diinterpretasikan pada indeks korelasi :

Tabel 3.8 Klasifikasi nilai koefisian korelasi (rxy)

83

Nilai Koefisian Korelasi (rxy) Klasifikasi 0,80 < rxy < 1,00 Koefisien korelasi sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Koefisien korelasi tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Koefisien korelasi sedang 0,20 < rxy ≤ 0,40 Koefisien korelasi rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Koefisien korelasi sangat rendah

rxy = 1,00 Koefisien korelasi sempurna rxy = 0,00 Tidak Berkorelasi

(Siregar S, 2004 : 187)

8. Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (r) yang telah dihitung sebelumnya akan

digunakan untuk mencari nilai koefisien determinasi menentukan seberapa besar

kontribusi variabel terikat terhadap variabel bebasnya. Dengan menggunakan

rumus:

C- = �� × 100

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi

r2 = Kuadrat dari koefisien korelasi (Sudjana, 1996 : 368)

9. Menaksir Koefisisen Korelasi

Untuk menentukan interval taksiran koefisien korelasi ρ, digunakan

transformasi Fisher yaitu Z. Setelah harga Z didapat, baru batas-batas µz

ditentukan. Jika γ = koefisien kepercayaan yang diberikan, maka interval taksiran

µz dihitung oleh:

0 − T#�U�V < XV < 0 + T#�U�V

84

(Sudjana, 1996 : 378)

dengan z1/2γ didapat dari daftar distribusi normal baku menggunakan peluang 1/2γ.

Akhirnya batas-batas ρ dapat ditentukan dengan menggunakan batas-batas

µz yang didapat dari rumus diatas dan

XT = 1,1513�@2A Y1 + Z1 − Z[

(Sudjana, 1996 : 378)

10. Uji Hipotesis

Untuk menguji diterima atau tidaknya hipotesis, digunakan rumus uji t.

Hasil (r) yang diperoleh dari rumus korelasi Pearson Product Moment lalu

didistribusikan ke dalam rumus t, dengan rumus sebagai berikut:

� = �√� − 2√1 − ��

Keterangan:

t = Uji signifikansi

n = Jumlah responden uji coba

r = Koefisien korelasi (Sudjana, 1996 : 380)

H0 = Variabel independen tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

variabel dependen.

H1 = Variabel independen memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

variabel dependen.

85

Perhitungan nilai t akan menentukan signifikan atau tidaknya, jika harga

thitung > ttabel maka H0 ditolak dan korelasi tersebut signifikan.