19
42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen (experimental research) adalah metode penelitian yang dilaksanakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap objek penelitian dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2014:72). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur mengukur perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode discovery learning dengan pembelajaran konvensional terhadap pencapaian hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. 3.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang pada kelas Va semester II tahun pelajaran 2014/2015. Pertimbangan pemilihan sekolah ini berdasarkan pada kemudahan akses bagi penulis untuk mengadakan penelitian. 3.2. Desain eksperimen Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest desain. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan di akhir pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran discovery learning. Tabel 3.2. Desain penelitian One Grup Pretest-Posttest Desain Pretest Treatment Postest O1 X O2 (Sugiyono, 2014:75)

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. 3.1.1. - UKSW · 2018. 9. 12. · d. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian. 3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Lokasi penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen. “Penelitian eksperimen (experimental research) adalah metode

penelitian yang dilaksanakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

objek penelitian dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2014:72)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur mengukur perbedaan yang signifikan

antara penggunaan metode discovery learning dengan pembelajaran konvensional

terhadap pencapaian hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01

Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

3.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Bringin 01 Kabupaten

Semarang pada kelas Va semester II tahun pelajaran 2014/2015. Pertimbangan

pemilihan sekolah ini berdasarkan pada kemudahan akses bagi penulis untuk

mengadakan penelitian.

3.2. Desain eksperimen

Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

one group pretest-posttest desain. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan

terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan di akhir pembelajaran sampel

diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan

metode pembelajaran discovery learning.

Tabel 3.2.

Desain penelitian One Grup Pretest-Posttest Desain

Pretest Treatment Postest

O1 X O2

(Sugiyono, 2014:75)

43

Keterangan:

O1: tes awal (pretes) sebelum perlakuan diberikan.

O2: tes akhir (postes) setelah perlakuan diberikan.

X : perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan menerapkan

metode discovery learning dalam pembelajaran.

3.3. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2014:117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan”. Dalam penelitian ini populasi yang dapat diambil adalah

keseluruhan subyek penelitian atau siswa kelas SD Negeri Bringin 01 Kabupaten

Semarang. Sedangkan Menurut Sugiyono (2014:118) “Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SD

Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang. Jumlah siswa terdiri dari 14 siswa laki-

laki dan 13 siswa perempuan. Dimana dalam penelitian ini sampel terlebih dahulu

diberikan pretest (sebelum diberikan perlakuan) dan posstest (setelah diberikan

perlakuan menggunakan metode discovery learning)

3.4. Prosedur Penelitian

Penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,

tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan subjek penelitian

b. Membuat kisi-kisi instrumen soal tes

c. Membuat instrumen pretest-posstest pada sekolah yang telah dipilih yaitu

kelas Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.

d. Mengujicobakan instrumen pretest-posttest pada sekolah yang dipilih yaitu

Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.

44

e. Menganalisis data hasil instrumen pretest-posttest pada kelas uji coba

untuk mengetahui validitas butir soal dan reliabilitas soal beserta tingkat

kesukarannya.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pretest terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan

(treatment), hal ini untuk mengetahui hasil belajar sesuai dengan metode

yang diterapkan oleh guru.

b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapakan metode discovery

learning pada pembelajaran IPA.

c. Memberikan tes akhir (postest) untuk mengukur hasil belajar siswa setelah

diberi perlakuan.

3. Tahap akhir

a. Menganalisis hasil pretest-posttest yang telah dilakukan untuk mengetahui

pengaruh penerapan metode discovery learning.

b. Menyusun hasil penelitian.

c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.

d. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.

3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Menurut Hatch and Farhady

(Sugiyono, 2010:132) ”Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut

seseorang atau objek, yang mempunyai variasi antara orang dengan orang lain

atau antara satu objek dengan objek lain”. Dalam penelitian ini terdapat dua

variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah penerapan metode discovery learning (Variabel X). Hal ini

dikarenakan penerapan metode discovery learning variabel yang dapat

45

mempengaruhi hasil belajar IPA. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil

belajar IPA.

3.5.2. Definisi Operasional

a. Variabel X (discovery learning)

Variabel X ini sering disebut variabel independent atau variabel bebas

adalah variabel yang diteliti pengaruhnya atau variabel yang diduga memberikan

suatu pengaruh. Dalam penelitian ini yang dimaksud variabel X yaitu penerapan

metode discovery learning. Penelitian ini bertujuan untuk megukur pengaruh

metode discovery learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD. Metode

discovery learning adalah proses pengalaman dimana siswa dihadapkan ke dalam

persoalan dan mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertannyaan di dalam suatu

prosedur, sehingga siswa meemperoleh pengalaman baru dimana dalam

pembelajaran siswa diarahkan untuk mencari data-data ataupun prinsip-prinsip

baru melalui pengalaman terhadap percobaan yang telah dilakukan.

Saat pembelajaran nantinya variabel X atau metode discovery learning ini

berlaku sebagai tindakan atau treatmen yang akan dilakukan oleh peneliti dalam

kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran IPA pokok bahasan jenis-jenis tanah.

Metode discovery learning dalam penelitian ini akan diterapkan sesuai langkah-

langkah atau sintak pembelajaran yang menggunakan metode discovery learning

dalam pembelajaran IPA. Berikut uraian sintak pembelajaran dengan

menggunakan metode discovery learning.

1. Tahap Persiapan

a) Menentukan KD dan mengembangkannya ke dalam tujuan pembelajaran

beserta indikator-indikatornya;

b) Melakukan identifikasi masalah yang layak ditemukan jawabannya oleh

para siswa;

c) Menyusun kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan siswa terkait dengan

penemuan itu beserta perangkat-perangkat pembelajaran yang dibutuhkan.

46

2. Tahap Pelaksanaan

a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Guru menuntun siswa ke arah materi pembelajaran, untuk membangkitkan

rasa ingin tau siswa, antusiasme, dan kesediaan belajar siswa.

b) Problem stetment (identifikasi masalah)

Memfokuskan perhatian siswa agar mengenali masalah yang akan dibahas.

c) Data collection (pengumpulan data)

Pengumpulan data berdasarkan pendapat siswa melalui pengalaman atau

pengamatan terhadap percobaan yang telah dilakukan, sehingga dapat

menberikan hipotesis dari permasalahan yang diberikan.

d) Data processing (pengolahan data)

Siswa mengumpulkan iformasi atau data melalui percobaan yang telah

dilakukan.

e) Verification (pembuktian)

Siswa membuktikan bahwa dengan percobaan dapat menemukan suatu

konsep, dan pemahaman melalui pengamatan yang telah dilakukan.

f) Generalization (menarik kesimpulan)

Menyimpulkan konsep sesuai dengan informasi yang telah diperoleh

melalui percobaan.

B. Variabel Y (Hasil Belajar IPA)

Variabel Y (terikat) ini sering disebut variabel dependent atau variabel yang

keberadannya tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel Y (terikat) adalah hasil belajar IPA, dimana hasil belajar IPA dipengaruhi

oleh penggunaan metode discovery learning. Batasan dalam penelitian ini hasil

belajar IPA adalah besarnya skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal

yang berbentuk pilihan ganda yang dilakukan siswa pada mata pelajaran IPA

tentang jenis-jenis tanah. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan

semakin tinggi nilaui belajar siswa , begitu juga sebaliknya. Hasil belajar siswa

dalam pemahaman materi diketahui dengan adanya hasil evaluasi di akhir

pembelajaran.

47

3.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.6.1. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan suatu bukti tertulis yang diperlukan untuk dianalisis guna

mendapatkan suatu kesimpulan. Dengan teknik pengumpulan data bertujuan

untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan kondisi yang alami.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data disertai instrumennya. Teknik yang dipakai untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik tes.

Sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar

observasi, dan butir soal tes dengan bentuk pilihan ganda.

a) Variabel X (Discovery learning)

Data variabel X dalam penelitian ini adalah penerapan metode discovery

learning. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment di kelas. Observasi

dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran discovery learning. Guru sebagai pengamat melakukan pengamatan

secara langsung kemudian mengisi lembar observasi berdasarkan kondisi atau

fakta yang alami yang terjadi saat proses belajar mengajar berlangsung. Lembar

observasi digunakan untuk mengetahui tindakan guru dalam penerapan metode

pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan

prosedur atau tidak, data yang diperoleh digunakan untuk mengetahui pengaruh

penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning.

b. Variabel Y (Hasil Belajar IPA)

Penelitian ini dapat diambil data variabel Y yaitu hasil belajar IPA. Data

hasil belajar IPA diperoleh melalui tes. Tes merupakan alat yang digunakan untuk

memperoleh data hasil belajar aspek kognitif yang dilakukan sebelum (pretest)

dan sesudah tindakan penerapan metode discovery learning (posttest). Teknik

pengumpulan data ini dengan cara melakukan pra penelitian di awal dengan

menggunakan pretest sebelum dilakukan perlakuan dan postest di akhir

pembelajaran melalui tes tertulis. Soal yang diberikan terlebih dahulu diuji

validitas dan reliabilitas serta tingkat kesulitannya. Bentuk soal tes yang diberikan

48

berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal. Metode tes ini digunakan untuk

mengukur hasil belajar IPA berdasarkan aspek kognitif yang berkenaan dengan

penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pengajaran pada siswa kelas

Va SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.

3.6.2. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data diperlukan penyusunan instrumen dalam bentuk

observasi dan tes. Instrumen dalam penelitian ini diuraiakan pada variabel yang

telah ditentukan.

a. Variabel X (discovery learning)

Insrumen yang digunakan dalam variabel X adalah lembar observasi.

Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktivitas guru dalam

penggunaan metode discovery learning dalam pembelajarandari kegiatan awal

sampai akhir. Observasi merupakan instrumen yang sering dijumpai dalam

penelitian pendidikan. Instrument observasi akan lebih efektif jika informasi yang

hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja

responden dalam situasi alami. Sebaliknya, instrumen observasi mempunyai

keterbatasan dalam menggali informasi berupa pendapat atau persepsi dari subjek

yang diteliti. Dalam penelitian ini kisi-kisi atau instrumen tindakan mengacu pada

langkah-langkah pembelajaran discovery learning pada mata pelajaran IPA. Kisi-

kisi instrumen lembar pengamatan tindakan dapat dilihat pada Tabel 3.6.2.1.

Tabel 3.6.2.1.

Kisi-Kisi Instrumen Observasi Penerapan Metode Discovery Learning Dalam

Pembelajaran

No Indikator Aspek yang diamati

1 Kegiatan Awal

1. Memeriksa kehadiran dan kesiapan siswa

2. Mengkondisikan siswa untuk belajar

3. Memberikan apersepsi dan motivasi

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti

5. Memperlihatkan sebuah gambar

49

EKSPLORASI

Stimulasi

6. Siswa mengamati gambar yang diperlihatkan oleh

guru

7. Melakukan tanya jawab dengan siswa terkait

dengan materi yang dipelajari

8. Meminta siswa untuk mengidentifikasi persamaan

dan perbedaan yang terdapat pada benda yang

telah diamati

Problem

Stetment

9. Meminta siswa untuk mengidentifikasi ciri-ciri

benda yang telah diamati

ELABORASI

Data collection

10. Membagi siswa mmenjadi beberapa kelompok,

setiap kelompok terdiri dari 5 siswa

11. Membagikan alat dan bahan untuk melakukan

percobaan sesuai dengan materi yang dipelajari

12. Meminta kelompok untuk melakukan percobaan

sesuai dengan materi yang dipelajari

13. Mengarahkan siswa untuk mengamati percobaan

berkaitan dengan materi

Data processing

14. Meminta setiap kelompok untuk mencatat data

atau informasi terhadap hasil percobaan yang

dilakukan

Verifikasi data

15. Meminta siswa melakukan pencermatan terhadap

data atau informasi yang diperoleh dalam

percobaan yang dilakukan

Generalisasi

16. Meminta siswa untuk menyimpulkan data atau

infomasi yang diperoleh dalam percobaan

17. Meminta siswa untuk melakukan presentasi

terhadap data atau informasi yang diperoleh

KONFIRMASI 18. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya mengenai materi yang belum jelas

19. Memberikan umpan balik dan penguatan terhadap

siswa

20. Kegiatan Penutup

21. Melakukan tanya jawab dengan siswa untuk

membuat rangkuman atau kesimpulan materi yang

telah dipelari

22. Melakukan evaluasi sesuai dengan materi yang

dipelajari

23. Menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

b. Variabel Y (hasil belajar IPA)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes dilakukan

untuk mengungkapkan hasil belajar sebelum (pretest) dan sesudah pemberian

treatment (postest). Jenis tes yang digunakan tes formtif berupa pilihan ganda.

50

Untuk menjamin bahwa instrumen berupa tes pilihan ganda yang akan digunakan

merupakan instrumen yang baik, maka tes disusun mengikuti langkah-langkah

penyusunan soal. Langkah yang dimaksud adalah: (1) penyusunan kisi-kisi; (2) uji

coba instrumen; (3) uji validitas dan reliabilitas serta uji tingkat kesukaran soal.

Tes dalam bentuk soal yang dibuat disesuaikan dengan indikator.

Kisi-kisi disusun berdasarkan SK dan KD yang telah ditetapkan. Dalam

penelitian ini disusun dua kisi-kisi tes formatif dengan jawaban pilihan berganda

yaitu kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil belajar sebelum perlakuan

diberikan (pretest) dan kisi-kisi dan kisi-kisi instrumen tes untuk mengukur hasil

belajar sesudah perlakuan diberikan (postest).

Kisi-kisi instrumen pretest untuk mengukur hasil belajar IPA sebelum diberi

perlakuan disusun berdasarkan SK: 7. memahami perubahan yang terjadi di alam

dan hubungannya dengan enggunaan sumber daya alam dan KD 7.2.

mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Kisi-kisi instrumen

pretest (sebelum perlakuan diberikan) untuk mengukur hasil belajar IPA dapat

dilihat pada tabel 3.6.2.2.

Tabel 3.6.2.2. Kisi-kisi Instrumen Pretest

Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

Kompetensi Dasar : 7.1. Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena

pelapukan

No Indikator Indikator Soal Jumlah

Soal

1. Menjelaskan pelapukan batuan 1, 2, 27 3

2. Menggolongkan jenis-jenis

batuan 3, 4, ,5, 6, 8, 10, 11,17 8

3. Mendeskripsikan proses

pembentukan batuan 7, 28, 30, 32, 36 5

4. Menjelaskan pelapukan fisika 12,16, 19, 22,24, 31, 34 8

6. Menjelaskan pelapukan biologi 21,25,26,29, 33,35 6

7. Menjelaskan pelapukan kimia 20,23, 37,38, 39, 40 6

8. Manfaat batuan dalam

kehidupan sehari-hari. 13, 14, 15, 3

51

Kisi-kisi instrumen posttest untuk mengukur hasil belajar IPA setelah diberi

perlakuan disusun berdasarkan SK: 7. memahami perubahan yang terjadi di alam

dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dan KD 7.2.

mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Kisi-kisi instrumen posttest (setelah perlakuan

diberikan) untuk mengukur hasil belajar IPA dapat dilihat pada Tabel 3.6.2.3.

Tabel 3.6.2.3. Kisi-kisi Instrumen Posttest

Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

Kompetensi Dasar : 7.2. Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

No Indikator Indikator Soal Jumlah

Soal

1. Menjelaskan susunan lapisan

tanah 1, 2, 3, 4, 6, 7,8,10, 12, 35 10

2. Membedakan letak lapisan

tanah

15, 22, 23, 26, 27, 29, 31,

33 8

3. Menyebutkan jenis-jenis tanah 9, 11, 16, 17, 18, 19, 20, 25,

28, 32, 37,38, 40 13

4.

Membedakan kemampuan

berbagai jenis tanah dalam

menyerap air

5, 21, 24, 30, 34, 36, 13, 14,

39 9

3.7. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Tingkat Kesukaran

Untuk menjamin bahwa instrumen tes berupa soal pilihan ganda yang akan

digunakan merupakan instrumen yang baik maka dialakukan uji validitas dan uji

reliabilitas dan uji tingkat kesukaran. Instrumen yang baik harus memenuhi dua

syarat yaitu valid dan reliabel kemudian diuji tingkat kesukaran instrumen untuk

mengetahui adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran instrumen yang

digunakan. Uji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran soal dilakukan di kelas

uji coba yaitu Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.

3.7.1. Uji Validitas Soal

Validitas adalah satuan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument. Sugiyono (2014:121) “menyatakan valid berarti

intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Dengan instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid pula atau dapat

52

juga dikatakan bahwa jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, maka

instrumen itu juga valid. Dalam penelitian ini uji validitas ditunjukkan untuk

menguji instrumen dari variabel Y yang berupa tes yang telah diuji cobakan pada

kelas uji coba. “Suatu instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki batasan

corrected item to total correlation ≥ 0,374 dengan N=28 (Sugiyono, 2013:455)”.

Hal ini dapat dilihat pada tabel taraf signifikasi validitas di bawah ini.

Tabel 3.7.1.1.

Tarat Signifikansi Validitas

N Taraf Signifikansi

5% 1%

28 0,374 0,478

A. Uji Validitas Soal Pretest

Rancangan instrumen pretest yang telah jadi kemudian diujicobakan pada

siswa kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang. Uji validitas dapat

dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22.0 For Windows. Dari hasil

validitas berdasarkan taraf signifikansi validitas ≥ 0,374 menunjukkan bahwa dari

40 soal yang diuji cobakan ada 5 soal yang tidak valid yaitu soal no 5, 16, 30, 34,

dan 36. Namun setelah dilakukan perbaikan dengan mengurangi 5 soal yang tidak

valid maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.7.1.2.

Tabel 3.7.1.2. Validitas Pretest

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

soal1 20,2857 109,175 ,617 ,957

soal2 20,7143 105,249 ,751 ,956

soal3 20,6786 106,893 ,587 ,957

soal4 20,2857 109,175 ,617 ,957

soal6 20,4286 107,958 ,566 ,957

soal7 20,2857 109,175 ,617 ,957

soal8 20,9286 106,069 ,779 ,956

soal9 20,9286 106,069 ,779 ,956

soal10 20,4286 109,069 ,442 ,958

soal11 20,8929 106,914 ,653 ,956

53

soal12 20,3214 109,634 ,479 ,957

soal13 20,5000 107,593 ,559 ,957

soal14 20,2857 109,175 ,617 ,957

soal15 20,9286 106,439 ,737 ,956

soal17 20,8214 104,745 ,836 ,955

soal18 20,9286 106,069 ,779 ,956

soal19 20,2500 110,491 ,504 ,957

soal20 20,9286 106,069 ,779 ,956

soal21 20,2857 109,175 ,617 ,957

soal22 20,8929 106,247 ,725 ,956

soal23 20,2857 109,175 ,617 ,957

soal24 20,8571 105,238 ,807 ,955

soal25 20,8214 104,745 ,836 ,955

soal26 20,9286 106,513 ,728 ,956

soal27 20,6429 107,942 ,487 ,957

soal28 20,8214 104,745 ,836 ,955

soal29 20,8214 104,745 ,836 ,955

soal31 20,2857 109,175 ,617 ,957

soal32 20,8214 104,745 ,836 ,955

soal33 20,5000 108,259 ,490 ,957

soal35 20,5000 109,222 ,391 ,958

soal37 20,5000 109,222 ,391 ,958

soal38 20,2857 111,619 ,243 ,958

soal39 20,8214 104,745 ,836 ,955

soal40 20,9286 107,772 ,587 ,957

Tabel 3.7.1.2. menunjukkan validitas instrumen setelah mengurangi 5 item

soal yang tidak valid yaitu pada butir soal 5, 16, 30, 34, dan 36 maka diperoleh

hasil bahwa hanya ada 35 item soal yang valid yang kesemuanya memiliki

koefisian valid atau tafaf signifikansi ≥ 0,374 dengan N=28. Berdasarkan

penjelasan di atas maka ada 35 item soal yang bisa digunakan dalam penelitian

(soal pretest).

B. Uji Validitas Soal Postest

Rancangan instrumen posttest yang telah jadi kemudian diujicobakan pada

siswa kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang. Uji validitas dapat

dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22.0 For Windows. Dari hasil

validitas berdasarkan taraf signifikansi validitas ≥ 0,374 menunjukkan bahwa dari

54

40 soal yang diuji cobakan ada 8 soal yang tidak valid yaitu soal no 7, 10, 17, 20,

32, 34, 36, dan 37. Namun setelah dilakukan perbaikan dengan mengurangi 8 soal

yang tidak valid maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.7.1.3.

Tabel 3.7.1.3. Validitas Posttest

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

soal1 16,8571 68,646 ,792 ,952

soal2 16,2857 73,323 ,422 ,955

soal3 16,8571 68,646 ,792 ,952

soal4 16,3214 72,448 ,511 ,955

soal5 16,3214 73,115 ,385 ,955

soal6 16,8571 68,646 ,792 ,952

soal8 16,8571 68,646 ,792 ,952

soal9 16,2857 73,323 ,422 ,955

soal11 16,8571 68,646 ,792 ,952

soal12 16,3214 72,448 ,511 ,955

soal13 16,8571 68,646 ,792 ,952

soal14 16,2857 73,323 ,422 ,955

soal15 16,8571 68,646 ,792 ,952

soal16 16,2857 73,323 ,422 ,955

soal18 16,3214 72,448 ,511 ,955

soal19 16,2857 73,323 ,422 ,955

soal21 16,9286 70,365 ,610 ,954

soal22 16,8571 68,646 ,792 ,952

soal23 16,9286 70,365 ,610 ,954

soal24 16,8571 68,646 ,792 ,952

soal25 16,9286 70,365 ,610 ,954

soal26 16,9286 70,365 ,610 ,954

soal27 16,8571 68,646 ,792 ,952

soal28 16,9286 70,365 ,610 ,954

soal29 16,9286 70,365 ,610 ,954

soal30 16,8929 69,062 ,759 ,953

soal31 16,3214 72,448 ,511 ,955

soal33 16,9643 71,295 ,510 ,955

soal35 16,9286 70,365 ,610 ,954

soal38 16,3214 72,448 ,511 ,955

soal39 16,4286 72,476 ,370 ,956

soal40 16,9286 70,365 ,610 ,954

55

Tabel 3.7.1.3. menunjukkan validitas instrumen setelah mengurangi 8 item

soal yang tidak valid yaitu pada butir soal 7, 10, 17, 20, 32, 34, 36, dan 37 maka

diperoleh hasil bahwa hanya ada 32 item soal yang valid yang kesemuanya

memiliki koefisian valid atau tafaf signifikansi ≥ 0,374 dengan N=28.

Berdasarkan penjelasan di atas maka ada 31 item soal yang bisa digunakan dalam

penelitian (soal posttest)

Tabel 3.7.1.2. dan tabel 3.7.1.3. menunjukan validitas instrumen pada

pretest menunjukkan 5 butir soal tidak valid dari 40 butir soal pretest pada butir

soal 5, 16, 30, 34, dan 36 maka diperoleh hasil hanya 33 soal yang valid

sedangkan pada insrumen soal posttest menunjukkan 8 butir soal tidak valid dari

40 butir soal postest yaitu pada butir soal 7, 10, 17, 20, 32, 34, 36, dan 37 maka

diperoleh hasil hanya 32 soal yang valid.

Validitas suatu soal dapat dihitung menggunakan bantuan softwere SPSS

22.0 For Windows dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze-Scale-

Reliability Analyze. kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau

tidak, dapat dilihat pada output hasil perhitungan, apabila nilai koefisien kurang

dari 0,374 dengan N=28 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh

digunakan.

3.7.2. Uji Reliabilitas Soal

Reliabilitas suatu soal adalah taraf sampai dimana suatu soal mampu

menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam taraf

ketepatan dan ketelitian hasil. Menurut Priyanto (2010:97) “uji reliabilitas

digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur dapat

digunakan, dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukurannya diulang.

Sedangkan Widiyoko (2014:188) menyatakan bahwa “instrumen tes dikatakan

dapat dipercaya (reliabel) jika memberikan hasil yang tetap atau ajek (konsisten)

apa bila diteskan berkali-kali.

Dalam penelitian ini reliabilitas digunakan untuk menguji atau mengetahui

instrumen dari variabel Y yaitu hasil belajar yang berupa soal tes yang telah diuji

cobakan di kelas uji coba agar dapat diketahui apakah soal sudah dianggap baik

atau belum sehingga soal tersebut dapat dipercaya. Untuk menentukan taraf

56

reliabilitas soal menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Woolfolk

(Widoyoko, 2014:193) yang didasarkan pada nilai koefisien Cronbach’s Alpha (α)

dapat dilihat pada tabel 3.7.2.1.

Tabel 3.7.2.1.

Taraf Koefisien Reliabilitas

Koefisien Reabilitas Kategori

0,90 – 1,00 Sangat Reliabel

0,80 Reliabel

≤ 0,80 Kurang Reliabel

Tabel 3.7.2.1. menunjukkan tiga kategori taraf koefisien reliabilitas yaitu

koefisien reliabilitas 0,09 -1,00 dikategorikan sangat reliabel, koefisien reliabilitas

0,80 dikategorikan reliabel dan ≤ 0,80 kurang reliabel. Maka dalam penelitian ini

instrumen dinyatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas ≥ 0,80.

A. Uji Reliabilitas Soal Pretest

Rancangan instrumen pretest yang telah jadi kemudian diujicobakan pada

siswa kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang sebagai kelas uji

coba. Berdasarkan hasil uji coba 40 item soal diperoleh Cronbach Alpha 0,958,

berdasarkan taraf koefisien reliabilitas di atas maka dapat dinyatakan bahwa item

soal sangat reliabel dan dapat diterima. Setelah dikurangi item soal yang tidak

valid dan reliabel maka diperoleh hasil reliabilitas soal pretest pada tabel 3.6.2.2.

Tabel 3.7.2.2. Reliabilitas pretest

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,965 35

Tabel 3.7.2.2. menunjukkan reliabilitas instrumen setelah dikurangi item

soal yang tidak valid dan reliabel maka diperoleh Cronbach’s alpha 0,965 dari 35

item yang valid dan reliabel. Berdasarkan kategori taraf koefisien reliabilitas di

atas, maka dapat dikatakan bahwa instrumen pretest yang digunakan dalam

penelitian ini dinyatakan reliabel sangat bagus dengan koefisien reliabilitas 0,965

≥ 0,80.

57

B. Uji Reliabilitas Soal Posttest

Rancangan instrumen posttest yang telah jadi kemudian diujicobakan pada

siswa kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang sebagai kelas uji

coba. Berdasarkan hasil uji coba 40 item soal diperoleh Cronbach Alpha 0,948

berdasarkan taraf koefisien reliabilitas di atas maka dapat dinyatakan bahwa item

soal sangat reliabel dan dapat diterima. Setelah dikurangi item soal yang tidak

valid dan reliabel maka diperoleh hasil reliabilitas soal posttest pada tabel 3.7.2.3.

Tabel 3.7.2.3. Reliabilitas posttest

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,955 32

Tabel 3.7.2.3. menunjukkan reliabilitas instrumen setelah dikurangi item

soal yang tidak valid dan reliabel maka diperoleh Cronbach’s alpha 0,955 dari 32

item yang valid dan reliabel. Berdasarkan kategori taraf koefisien reliabilitas di

atas, maka dapat dikatakan bahwa instrumen pretest yang digunakan dalam

penelitian ini dinyatakan reliabel sangat bagus dengan koefisien reliabilitas 0,955

≥ 0,80.

Tabel 3.7.2.2. dan tabel 3.7.2.3. menunjukan bahwa kedua butir soal pretest

dan posttest yang akan digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel dengan

cronbanch’s alpha 0,965 dan cronbanch’s alpha 0,955. Reliabilitas suatu

instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan software SPSS 22.0 for windows

yaitu dengan cara Analyze - Scala - Reliabillity Analyze kemudian untuk melihat

hasilnya apakah instrumen reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil

perhitungan, apabila nilai alpha kurang dari 0,80 maka instrumen tersebut tidak

reliabel.

3.7.3. Uji Tingkat Kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik

disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari

tingkat kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud

adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara

58

proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam

menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.

Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah

dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2014:137) sebagai berikut:

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal

N = jumlah siswa

Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut:

0 - 0,30 = soal kategori sukar

0,31- 0,70 = soal kategori sedang

0,71- 1.00 = soal kategori mudah

A. Uji Tingkat Kesukaran Soal Pretest

Pengujian tingkat kesukaran soal pretest dilakukan setelah soal sudah diuji

validitas dan reliabilitasnya. Dari 40 instrumen soal pretest yang telah

diujicobakan pada siswa kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang

terdapat 35 soal yang dinyatakan valid dan reliabel, maka dalam penelitian ini

digunakan 30 soal untuk pretest. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan

microsoft excel 2013 diperoleh hasil kesukaran soal pretest pada tabel 3.7.3.1.

Tabel 3.7.3.1.

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Pretest

Rentang Kriteria Indikator Soal Jumlah

0,0 – 0,30 Soal Kategori Sukar 8, 9, 11, 15, 16, 18, 20,

22, 26, 40 10

0,31 – 0,70 Soal Kategori Sedang 13, 17, 24, 25, 29, 32,

33, 35, 37, 39 10

0,71 – 100 Soal Kategori Mudah 1, 4, 6, 7, 12, 14, 19,

21, 23, 31 10

Total 30

I =

59

Tabel 3.7.3.1. menunjukkan terdapat 10 soal berkategori sukar dengan

rentang 0.0 – 0.30, 10 soal berkategori sedang dengan rentang 0,31 – 0,70, dan 10

soal berkategori mudah dengan rentang 0,71 – 100. Dengan demikian instrumen

soal pretest yang digunakan dinyatakan seimbang dengan adanya soal-soal yang

termasuk mudah, sedang, dan sukar.

B. Uji Tingkat K esukaran Soal Postest

Pengujian tingkat kesukaran soal posttest dilakukan setelah soal sudah diuji

validitas dan reliabilitasnya. Dari 40 instrumen soal pretest yang telah

diujicobakan pada siswa kelas Vb SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang

terdapat 32 soal yang dinyatakan valid dan reliabel, maka dalam penelitian ini

digunakan 30 soal untuk pretest. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan

microsoft excel 2013 diperoleh hasil kesukaran soal pretest pada tabel 3.6.3.2.

Tabel 3.7.3.2.

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Posttest

Rentang Kriteria Indikator Soal Jumlah

0,0 – 0,30 Soal Kategori Sukar 21, 23, 25, 26, 28,

29, 33, 35, 40 9

0,31 – 0,70 Soal Kategori Sedang 1, 3, 6, 11, 13, 15,

22, 24 ,27,30, 37 11

0,71 – 100 Soal Kategori Mudah 5, 7, 9, 12, 14, 16,

17, 20, 31, 39 10

Total 30

Tabel 3.7.3.2. menunjukkan terdapat 9 soal berkategori sukar dengan

rentang 0.0 – 0.30, 10 soal berkategori sedang dengan rentang 0,31 – 0,70, dan 11

soal berkategori mudah dengan rentang 0,71 – 100. Dengan demikian instrumen

soal posttest yang digunakan dinyatakan seimbang dengan adanya soal-soal yang

termasuk mudah, sedang, dan sukar.

3.8. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan The One Grup Pretest-Postest Desain. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Data hasil belajar IPA yang terkumpul dari hasil belajar IPA dilakukan analisis

60

deskriptif dan analisis parametrik. Analisis deskriptif yaitu ringkasan tetang data-

data penelitian. Untuk analisis deskriptif data menggunakan deskriptif statistik

dan analisis parametrik yaitu pendugaan dan uji hipotesis dari para meter varian

didasarkan pada anggapan bahwa skor-skor ditarik dalam suatu varian dengan

distribusi tertentu. Untuk analisis parametrik data yang digunakan adalah Uji T-

test. Analisis data penelitian ini menggunakan SPSS 22 for windows.

Sebelum melakukan uji T-test sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis

yaitu uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini yang digunakan uji Lilieferon

dengan melihat skor pada kolmogorow-Smirnov dengan menggunakan bantuan

SPSS 22.0 for window. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi

lebih besar dari 0,05. Kriteria berdasarkan signifikansi adalah jika signifikan >

0,05 maka ditolak dan diterima.

Hipotesisnya sebagai berikut:

= Nilai rata-rata Pretest = Nilai rata-rata Posttest

Artinya, Tidak ada perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode

discovery learning dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar

IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang.

= Nilai rata-rata Posttest > Nilai rata-rata Pretest

Artinya, Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan metode

discovery learning dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar

IPA siswa kelas V SD Negeri Bringin 01 Kabupaten Semarang. Nilai

Posttest (menggunakan metode discovery learning) lebih tinggi

dibandingkan nilai Pretest (pembelajaran konvensional).

Pada tahap pengujian hipotesis, teknis analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan uji T-test (Paired Samples T-test)

karena dalam penelitian ini sampel hanya 1 kelas yaitu siswa kelas Va SD Negeri

Bringin 01 Kabupaten Semarang yang sebelum dibeikan posttest sampel diberikan

pretest terlebih dahulu. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat

signifikansi 0,05. Kriteria berdasarkan signifikan adalah jika signifikansi > 0,05

maka diterima dan jika signifikansi < 0,05 dan diterima.