16
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Tergantung : Psychological well-being 2. Variabel Bebas : Locus of Control a. Internal Locus of Control b. External Locus of Control B. Definisi Operasional 1. Psychological well-being Psychological well-being merupakan suatu gambaran kesehatan psikologis individu yang merujuk pada pemenuhan kriteria fungsi psikologi positif dalam proses mencapai aktualisasi diri. psychological well-being terdiri atas enam dimensi, yaitu penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life) dan pertumbuhan pribadi (personal growth). Dalam penelitian ini, pengukuran psychological well-being akan mengacu pada alat ukur psychological well-being yang dikembangkan oleh Ryff dan Keyes (1995). Alat ukur ini terdiri atas 6 skala, yakni penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan

BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel ...€¦ · BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel . Variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 31

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Identifikasi Variabel

    Variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Variabel Tergantung : Psychological well-being

    2. Variabel Bebas : Locus of Control

    a. Internal Locus of Control

    b. External Locus of Control

    B. Definisi Operasional

    1. Psychological well-being

    Psychological well-being merupakan suatu gambaran

    kesehatan psikologis individu yang merujuk pada pemenuhan

    kriteria fungsi psikologi positif dalam proses mencapai

    aktualisasi diri. psychological well-being terdiri atas enam

    dimensi, yaitu penerimaan diri (self acceptance), hubungan

    positif dengan orang lain (positive relations with others),

    otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental

    mastery), tujuan hidup (purpose in life) dan pertumbuhan

    pribadi (personal growth).

    Dalam penelitian ini, pengukuran psychological well-being

    akan mengacu pada alat ukur psychological well-being yang

    dikembangkan oleh Ryff dan Keyes (1995). Alat ukur ini terdiri

    atas 6 skala, yakni penerimaan diri, hubungan positif dengan

    orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan

  • 32

    pertumbuhan pribadi. Terdapat 18 aitem di dalam alat ukur ini

    dan kemudian penulis modifikasi.

    Tingkat psychological well-being akan didapat melalui nilai

    yang diperoleh dari skala psychological well-being Ryff.

    Semakin tinggi nilai yang diperoleh menunjukan bahwa semakin

    tinggi psychological well-being mahasiswa tersebut. Sebaliknya,

    semakin rendah nilai psychological well-being, menunjukan

    bahwa semakin rendah psychological well-being mahasiswa

    tersebut.

    2. Locus of Control

    Locus of control merupakan perbedaan konsep keyakinan

    dalam meletakan tanggung jawab atas kejadian yang terjadi

    pada diri mereka, apakah sebagai kesatuan dari perilakunya

    sendiri atau sebagai hasil dari kekuatan diluar kendali, seperti

    kebetulan, nasib atau kekuatan yang lain. Locus of control

    dikelompokan ke dalam dua dimensi, yaitu internal locus of

    control dan external locus of control.

    Internal locus of control merupakan konsep keyakinan

    bahwa yang mengontrol dan bertanggung jawab terhadap segala

    sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah diri sendiri.

    External locus of control merupakan konsep keyakinan

    bahwa yang mengontrol dan bertanggung jawab terhadap segala

    sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah keberuntungan,

    kesempatan, nasib atau kekuatan orang lain.

    Pengukuran internal locus of control dan external locus of

    control menggunakan alat ukur IPC locus of control yang

    merupakan pengembangan dari alat ukur I-E milik Rotter oleh

  • 33

    Levenson (1981). Terdapat 24 item dalam alat ukur ini dan

    kemudian penulis modifikasi. Di samping itu, alat ukur IPC

    locus of control terdiri atas tiga skala, yaitu internality (I),

    powerful others (P), dan chance (C). Internality (I) digunakan

    untuk mengukur internal locus of control. Sedangkan powerful

    others (P), dan chance (C) digunakan untuk mengukur external

    locus of control.

    Alat ukur ini akan menghasilkan tiga nilai dari tiga skala

    tersebut. Individu yang memiliki nilai I yang lebih tinggi

    daripada P dan C dikategorikan sebagai individu yang memiliki

    orientasi pada internal locus of control. Sedangkan, individu

    dengan nilai P dan C lebih tinggi daripada nilai I dikategorikan

    sebagai individu yang memilki orientasi pada external locus of

    control.

    C. Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah 80 mahasiswa Progdi BK

    FKIP UKSW yang terdapat di 4 kelas berbeda. Adapun kelas

    tersebut diadakan pada hari Jumat pukul 14.00 dan Kamis pukul

    09.00 dengan diampu oleh Ibu Setyorini, M.Pd. Sedangkan pada

    Rabu pukul 07. 00 dan pukul 10.00 dan diampu oleh Bapak Yustinus

    Windrawanto, M.Pd. Penulis menggunakan populasi sebesar 80

    orang di 4 kelas berbeda disebabkan oleh keterbatasan tenaga dan

    waktu dalam proses pengumpulan data.

    Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik sampling

    jenuh, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

    Sehingga pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah

    sebanyak 80 mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW.

  • 34

    D. Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala,

    yaitu skala psychological well-being dan skala locus of control.

    Skala merupakan suatu metode pengumpulan data yang berisi

    beberapa pertanyaan atau pernyataan (aitem) yang secara tidak

    langsung dapat mengungkap atribut yang hendak diukur (Azwar,

    2012). Skala psikologi digunakan karena dapat mengungkapkan

    aspek- aspek afektif dan berbagai variabel kepribadian lainnya

    (Azwar, 2012). Selain itu, skala psikologi dapat mengungkapkan hal-

    hal yang bersifat pribadi seperti perasaan tertekan, keinginan-

    keinginan, prasangka- prasangka dan yang semacamnya, serta

    perbuatan dimasa lampau (Hadi, 1989).

    E. Instrumen Penelitian

    1. Skala Psychological well-being

    Tabel 1

    Blueprint Skala RPWB

    Dimensi

    Indikator

    Bobot

    (%)

    Jumlah

    Aitem

    1. Otonomi (Autonomy)

    a. Individu mampu mengambil keputusan

    dan mandiri.

    16,67 %

    3 b. Mengevaluasi diri sendiri dengan standar personal.

    c. Mampu melawan tekanan sosial untuk berpikir dan

    bersikap.

    2. Penguasaan Lingkungan

    (Environmental

    Mastery)

    a. Memiliki kemampuan atau kompetensi dalam

    mengatur lingkungan.

    16, 67%

    3

    b. Memiliki kontrol terhadap akivitas

    eksternal.

    3. Pertumbuhan Pribadi

    (Personal

    a. Menyadari potensi yang ada dalam dirinya dan

    melakukan perbaikan

  • 35

    Growth) setiap waktu, sesuai

    dengan kapasitas periode

    perkembangannya

    16, 67%

    3

    b. Berubah dengan cara yang efektif dan lebih

    terbuka terhadap

    pengalaman- pengalaman

    baru.

    4. Hubungan Positif dengan

    Orang Lain

    (Positive

    Relations with

    Others)

    a. Bersikap hangat dan percaya dalam

    berhubungan dengan

    orang lain.

    16, 67%

    3 b. Memiliki empati, afeksi, dan keintiman yang kuat.

    c. Memahami makna memberi dan menerima

    dalam suatu hubungan.

    5. Tujuan Hidup (Purpose in

    Life)

    a. Memiliki tujuan, misi, dan arah hidup yang

    membuatnya merasa

    bahwa hidup ini memiliki

    makna.

    16, 67%

    3

    b. Mampu merasakan kehidupan di masa kini

    maupun masa lampau

    yang telah dijalani.

    6. Penerimaan Diri (Self

    Acceptance)

    c. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri.

    16, 67%

    3

    a. Mengakui dan menerima berbagai aspek diri,

    termasuk kualitas baik

    dan buruk dalam dirinya.

    b. Perasaan positif tentang kehidupan masa lalu dan

    kehidupan yang sedang

    dijalani sekarang.

    Jumlah Bobot 100% 18

    Keterangan. Diadaptasi dari skala Ryff’s Psychological Well-being

    Scale (Ryff & Keyes, 1995).

    Guna mengukur variabel psychological well-being, penulis

    menggunakan skala psychological well-being yang terdiri atas 6

  • 36

    dimensi. Skala psychological well-being ini terdiri atas 18 aitem

    dengan 3 aitem di setiap dimensi yang ada. Setiap dimensi

    memiliki bobot 16,67%.

    Tabel 2

    Skala Psychological Well-being untuk Uji Coba

    Dimensi

    Indikator

    Nomor Aitem

    Jumlah

    Aitem

    Favourable

    Unfavourable

    1. Otonomi (Autonomy)

    a. Individu mampu mengambil

    keputusan dan

    mandiri

    7

    19

    7

    b. Mengevaluasi diri sendiri dengan

    standar personal.

    37

    13

    c. Mampu melawan tekanan sosial

    untuk berpikir dan

    bersikap.

    1, 25

    31

    2. Penguasaan Lingkungan

    (Environment

    al Mastery)

    a. Memiliki kemampuan atau

    kompetensi dalam

    mengatur

    lingkungan.

    2, 38

    14

    7

    b. Memiliki kontrol terhadap akivitas

    eksternal.

    8, 20

    26, 32

    3. Pertumbuhan Pribadi

    (Personal

    Growth)

    a. Menyadari potensi yang ada

    dalam dirinya dan

    melakukan

    perbaikan setiap

    waktu, sesuai

    dengan kapasitas

    periode

    perkembangannya

    21, 33

    15, 39

    7

    b. Berubah dengan cara yang efektif

    dan lebih terbuka

    terhadap

    pengalaman-

    pengalaman baru.

    9

    3, 27

  • 37

    4. Hubungan Positif dengan

    Orang Lain

    (Positive

    Relations with

    Others)

    a. Bersikap hangat dan percaya

    dalam

    berhubungan

    dengan orang

    lain.

    40

    34

    7

    b. Memiliki empati, afeksi, dan

    keintiman yang

    kuat.

    4

    10, 16

    c. Memahami makna memberi

    dan menerima

    dalam suatu

    hubungan.

    22, 28

    5. Tujuan Hidup (Purpose in

    Life)

    a. Memiliki tujuan, misi, dan arah

    hidup yang

    membuatnya

    merasa bahwa

    hidup ini

    memiliki makna.

    11, 29, 35

    23

    7

    b. Mampu merasakan

    kehidupan di

    masa kini maupun

    masa lampau

    yang telah

    dijalani.

    5, 17, 41

    6. Penerimaan Diri (Self

    Acceptance)

    a. Mengakui, menerima dan

    memiliki sikap

    positif terhadap

    berbagai aspek

    diri, termasuk

    kualitas baik dan

    buruk dalam

    dirinya.

    12, 42, 24

    36, 18

    7

    b. Perasaan positif tentang kehidupan

    masa lalu dan

    kehidupan yang

    sedang dijalani

    sekarang.

    6

    30

  • 38

    Jumlah Aitem 22 20 42

    Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan skala

    Ryff’s psychological well-being (RPWB) yang disusun oleh

    Ryff dan Keyes (1995) sebagai alat ukur variabel psychological

    well-being. Skala ini terdiri atas 6 dimensi, yaitu penerimaan

    diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan

    lingkungan, pertumbuhan pribadi dan tujuan hidup.

    Guna menyesuaikan skala psychological well-being dengan

    kondisi subjek dan tujuan penelitian, penulis melakukan

    modifikasi untuk diuji coba. Modifikasi skala psychological

    well-being untuk uji coba terdiri atas 42 aitem dengan 7 aitem

    pada masing- masing dimensi. Pada skala ini terdapat dua

    bentuk pernyataan, yaitu pernyataan mendukung (favourable)

    sebanyak 22 aitem dan pernyataan yang tidak mendukung

    (unfavourable) sebanyak 20 aitem).

    Tabel 3

    Nilai Alternatif Jawaban Skala Psychological Well-being

    Pilihan Jawaban Favourable Unfavourable

    Sangat Sesuai (SS) 5 1

    Sesuai (S) 4 2

    Tidak dapat Menentukan dengan Pasti

    (N)

    3 3

    Tidak Sesuai (TS) 2 4

    Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5

    Skala ini berupa skala Likert, dimana jawaban setiap aitem

    bergradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yaitu SS

    (sangat sesuai), S (sesuai), N (tidak dapat menentukan dengan

    pasti), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai). Terdapat

  • 39

    perbedaan dalam pemberian nilai untuk jawaban pada aitem

    favourable dan aitem unfavourable. Pada aitem favourable,

    jawaban SS diberi nilai 5, S diberi nilai 4, N diberi nilai 3, TS

    diberi nilai 2, dan STS diberi nilai 1. Sedangkan pada aitem

    unfavourable, jawaban SS diberi nilai 1, S diberi nilai 2, N

    diberi nilai 3, TS diberi nilai 4, dan STS diberi nilai 5.

    Keseluruhan nilai yang diperoleh subjek akan dijumlahkan.

    Semakin tinggi nilai yang diperoleh mengindikasikan bahwa

    semakin tinggi psychological well-being yang dimiliki oleh

    subjek. Sebaliknya, semakin rendah nilai yang diperoleh

    mengindikasikan bahwa semakin rendah pula psychological

    well-being pada subjek tersebut.

    2. Skala Locus of Control

    Tabel 4

    Blueprint Skala IPC Locus of Control

    No

    Dimensi

    Indikator

    Bobot

    (%)

    Jumlah

    Aitem

    1 Internality Menekankan pada kemampuan

    diri

    33,33%

    8

    Memiliki kepercayaan diri

    2 Powerful

    Others

    Bergantung pada orang lain

    33,33%

    8 Menyalahkan orang lain

    Tidak percaya diri

    3 Chance Bergantung dan percaya pada

    nasib, keberuntungan, dan

    kebetulan .

    33,33%

    8

    Jumlah Bobot 100% 24

    Keterangan. Diadaptasi dari skala IPC LOC (Levenson, 1981)

  • 40

    Untuk mengukur internal locus of control dan external

    locus of control, penulis menggunakan skala IPC LOC yang

    disusun oleh Levenson (1981). Skala ini merupakan modifikasi

    dari skala IE LOC milik Rotter (1966). Pada skala ini terdapat 3

    dimensi, yaitu I (internalitiy), P (powerful others) dan C

    (chance) LOC (locus of control). Internality digunakan untuk

    mengukur internal locus of control, sedangkan powerful others

    dan chance digunakan untuk mengukur external locus of

    control. Setiap dimensi diwakili oleh 8 aitem dengan bobot

    masing- masing 33,33 %. Jumlah aitem pada skala ini adalah 24

    aitem.

    Tabel 5

    Skala Locus of Control untuk Uji Coba

    No

    Dimensi

    Indikator

    Nomor Aitem

    Jumlah

    Aitem

    1

    Internality

    a. Menekankan pada

    kemampuan diri

    1, 4, 9, 21, 23,

    31.

    12

    b. Memiliki kepercayaan diri

    5, 18, 19, 25,

    26, 32.

    2 Powerful Others

    a. Bergantung pada orang lain

    3, 11, 15, 20,

    22

    12

    b. Menyalahkan orang lain

    17, 27, 33.

    c. Tidak percaya diri

    8, 13, 28, 34.

    3 Chance a. Bergantung dan percaya pada

    nasib,

    keberuntungan,

    dan kebetulan .

    2, 6, 7, 10, 12,

    14, 16, 24, 29,

    30, 35, 36.

    12

    Jumlah Aitem 36

    Pada penelitian ini, penulis akan melakukan uji coba alat

    ukur menggunakan skala IPC external locus of control yang

  • 41

    telah penulis modifikasi guna menyesuaikan dengan kondisi

    subjek dan tujuan penelitian. Terdapat 12 aitem pada masing-

    masing dimensi, sehingga total terdapat 36 aitem pada skala ini.

    Tabel 6

    Nilai Alternatif Jawaban Skala Locus of Control untuk Uji Coba

    Pilihan Jawaban

    Dimensi

    Internality

    Powerful

    Others

    Chance

    Sangat Sesuai (SS) 5 5 5

    Sesuai (S) 4 4 4

    Tidak dapat Menentukan dengan

    Pasti

    (N)

    3 3 3

    Tidak Sesuai (TS) 2 2 2

    Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 1 1

    Di samping itu, skala ini berupa skala Likert dimana

    jawaban setiap aitem bergradasi dari sangat positif sampai

    sangat negatif, yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), N (tidak

    dapat menentukan dengan pasti), TS (tidak sesuai), dan STS

    (sangat tidak sesuai). Jawaban SS diberi nilai 5, S diberi nilai 4,

    N diberi nilai 3, TS diberi nilai 2 dan STS diberi nilai 1. Pada uji

    coba skala locus of control, 3 dimensi ini akan diukur secara

    terpisah.

    Setelah melakukan proses uji coba dan mendapatkan skala

    locus of control yang baru, penulis akan menggunakan skala

    tersebut pada subjek penelitian. Kemudian, subjek tersebut

    dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok internal locus of

    control dan kelompok external locus of control berdasarkan data

    hasil penelitian.

    Subjek yang memiliki nilai internality yang lebih tinggi

    daripada nilai powerful others dan chance dimasukan ke dalam

  • 42

    kelompok internal locus of control. Sedangkan, kelompok

    external locus of control terdiri atas subjek yang memiliki nilai

    powerful others dan chance yang lebih tinggi daripada nilai

    internality.

    F. Analisis Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas

    1. Analisis Aitem

    Kualitas skala psikologi sangat ditentukan oleh kualitas

    aitem- aitem yang ada di dalamnya, sehingga perlu ada prosedur

    analisis dan seleksi aitem (Azwar, 2012). Analisis aitem

    dilakukan melalui uji daya beda atau daya diskriminasi aitem.

    Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu

    membedakan antara individu atau kelompok individu yang

    memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar,

    2012).

    Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara

    menghitung koefisien korelasi antara distribusi nilai aitem

    dengan distribusi nilai skala itu sendiri, sehingga menghasilkan

    koefisien korelasi aitem- total (riX). Koefisien korelasi aitem-

    total diperoleh melalui formula koefisien korelasi product-

    moment Pearson (Azwar, 2012), yaitu:

    riX =ΣiX −

    Σi ΣX n

    Σi2 −(Σi)2

    n ΣX2 −

    (ΣX)2

    n

    Keterangan:

    i : Nilai aitem

    X : Nilai skala

  • 43

    n : Banyaknya subjek

    Koefisien korelasi aitem- total yang diperoleh akan

    bergerak dari 0 sampai dengan 1, 00 dengan tanda positif atau

    negatif (Azwar, 2012). Item yang memiliki koefisien korelasi

    aitem- total yang mendekati angka 1, 00 diindikasikan sebagai

    aitem yang memiliki diskriminasi aitem baik. Sedangkan, aitem

    yang memiliki koefisien korelasi aitem- total kecil mendekati 0

    atau yang memiliki tanda negatif diindikasikan sebagai aitem

    yang tidak memiliki daya diskiriminasi atau daya beda. Guna

    mengoptimalkan fungsi skala, koefisien korelasi aitem- total

    yang dihasilkan ini akan digunakan untuk melakukan pemilihan

    aitem- aitem.

    Di dalam pemilihan aitem berdasarkan koefisien korelasi

    aitem- total digunakan batas riX ≥ 0, 3 karena aitem yang

    mencapai koefisien korelasi minimal 0, 30 daya bedanya

    dianggap memuaskan, sehingga aitem ini lolos atau dapat

    digunakan (Azwar, 2012). Sedangkan, aitem yang koefisien

    korelasinya belum mencapai 0, 30 dianggap memiliki daya beda

    rendah, sehingga aitem ini tidak lolos atau tidak digunakan.

    Apabila jumlah aitem yang lolos tidak mencukupi jumlah

    aitem yang diinginkan, dapat dipertimbangkan untuk

    menurunkan sedikit batas kriterai menjadi riX ≥ 0, 25, sehingga

    aitem yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2012). Di

    samping itu, apabila item yang memiliki koefisien item total

    sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi

    jumlah item yang dispesifikasikan dalam rencana untuk

  • 44

    dijadikan skala, maka dapat dipilih item-item yang memiliki

    indeks daya diskriminasi item tertinggi (Azwar,2012).

    2. Reliabilitas

    Reliabilitas alat ukur menunjukan sejauh mana hasil

    pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini

    ditunjukan oleh taraf keajegan (konsistensi) nilai yang diperoleh

    oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama atau diukur

    dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata,

    2000). Perhitungan reliabilitas dilakukan melalui komputasi dua

    macam statistik, yaitu koefisien reliabilitas (rXX’) dan error

    standar dalam pengukuran (Se) (Azwar, 2012). Koefisien

    reliabilitas (rXX’) berada dalam rentang angka dari 0 sampai

    dengan 1, 00 (Azwar, 2012), dimana menurut Ghozali (2002)

    pada umumnya tingkat reliabitilas tergolong tinggi apabila

    koefisien mencapai minimal rxx’> 0,60.

    Pengolahan data pada uji reliabilitas menggunakan program

    komputer SPSS Statistics 17, 0 for Windows. Sedangkan,

    pengujian reliabilitas terhadap aitem- aitem yang valid pada

    penelitian ini menggunakan metode pengukuran Alpha

    Cronbach. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai

    berikut:

    2

    2

    11 11 t

    b

    Vk

    kr

    Keterangan:

    r11 : reliabilitas instrumen

    k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

    2b : jumlah varian aitem

  • 45

    2

    tV : varian total

    Selain reliabilitas, error standar dalam pengukuran

    (standard error of measurement) juga perlu dipertimbangkan

    (Azwar, 2012). Statistikan tersebut dirumuskan sebagai:

    𝑆𝑒 = 𝑆𝑋 (1 − 𝑟𝑥𝑥 )

    Keterangan:

    Se = error standar

    SX = varians nilai

    rXX = koefisien Cronbach’s Alpha

    G. Metode Analisis Data

    Setelah melakukan penyebaran angket demi mendapatkan data

    yang dibutuhkan, penulis akan melakukan analisis pada data terkait.

    Karena penelitian ini bersifat komparatif dua sampel, maka penulis

    akan menggunakan t- test sebagai metode analisis data.

    Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 akan digunakan rumus t-

    test, baik t- test separated maupun t- test pool varian. Untuk melihat

    harga t tabel digunakan dk = n1 + n2 – 2. Adapun rumus t- tes jenis

    separated adalah:

    t =X1 − X2

    s1

    2

    n1+

    s22

    n2

    Keterangan

    X1 : Nilai rata- rata kelompok pertama

    X2 : Nilai rata- rata kelompok kedua

  • 46

    n1 : jumlah subjek pada kelompok pertama

    n2 : jumlah subjek pada kelompok kedua

    s1 : varians kelompol pertama

    s2 : varians kelompok kedua

    Sedangkan, bila jumlah anggota sampel n1 ≠ n2, dapat digunakan

    rumus t- test dengan pooled varian. dk = n1 + n2 – 2. Adapun rumus

    t- tes jenis polled varian adalah:

    t =X1 − X2

    (n1 − 1)s1

    2

    n1 + n2 − 2+

    1n1

    +1

    n2

    Keterangan

    X1 : Nilai rata- rata kelompok pertama

    X2 : Nilai rata- rata kelompok kedua

    n1 : jumlah subjek pada kelompok pertama

    n2 : jumlah subjek pada kelompok kedua

    s1 : varians kelompol pertama

    s2 : varians kelompok kedua