39
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Aset Manajemen aset merupakan suatu teori baru dalam ilmu properti yang muncul akibat adanya kenyataan bahwa suatu wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur termasuk Jalan Tol. Dalam pemerintahan dan bisnis, manajemen aset dilaksanakan dalam rangka menuju penyelenggaraan good governance yang mencakup pelaksanaan akuntabilitas, partisipasi dan keterbukaan. Manajemen aset ini berkembang cukup pesat dimulai dengan orientasi yang statis, kemudian berkembang menjadi dinamis, inisiatif dan strategis. Manajemen aset merupakan salah satu profesi atau keahlian yang belum sepenuhnya berkembang dan populer dimasyarakat. Secara harfiah, manajemen aset berasal dari dua kata yaitu manajemen dan aset. Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan penganggaran (budgeting), (Nawawi, 2003). Sedangkan definisi manajemen menurut Griffin dalam Robbins (2007) adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa manajemen adalah kegiatan pengelolaan yang dimulai dari perencanaan, pengorgansasian, pelaksanaan, hingga pengontrolan. Sedangkan aset menurut Siregar (2004) adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu. Ada dua jenis aset yaitu aset berwujud (tangible) dan aset tidak berwujud (intangible). Berdasarkan Djumara (2007), aset adalah barang, yang dalam pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak dan benda bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (Intangible),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Aset

Manajemen aset merupakan suatu teori baru dalam ilmu properti yang

muncul akibat adanya kenyataan bahwa suatu wilayah yang memiliki kekayaan

sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur termasuk Jalan

Tol. Dalam pemerintahan dan bisnis, manajemen aset dilaksanakan dalam rangka

menuju penyelenggaraan good governance yang mencakup pelaksanaan

akuntabilitas, partisipasi dan keterbukaan. Manajemen aset ini berkembang cukup

pesat dimulai dengan orientasi yang statis, kemudian berkembang menjadi dinamis,

inisiatif dan strategis. Manajemen aset merupakan salah satu profesi atau keahlian

yang belum sepenuhnya berkembang dan populer dimasyarakat. Secara harfiah,

manajemen aset berasal dari dua kata yaitu manajemen dan aset.

Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan

(controlling) dan penganggaran (budgeting), (Nawawi, 2003). Sedangkan definisi

manajemen menurut Griffin dalam Robbins (2007) adalah sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya

untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Berdasarkan pengertian tersebut

maka dapat dikatakan bahwa manajemen adalah kegiatan pengelolaan yang dimulai

dari perencanaan, pengorgansasian, pelaksanaan, hingga pengontrolan.

Sedangkan aset menurut Siregar (2004) adalah barang (thing) atau sesuatu

barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial

(commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha,

instansi atau individu. Ada dua jenis aset yaitu aset berwujud (tangible) dan aset tidak

berwujud (intangible). Berdasarkan Djumara (2007), aset adalah barang, yang dalam

pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak dan benda

bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (Intangible),

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

10

yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta kekayaan dari suatu instansi,

organisasi, badan usaha ataupun individu perorangan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005, tentang Standar

Akuntansi Pemerintah menyatakan bahwa:

”Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya”. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa aset merupakan barang atau benda yang

mempunyai nilai ekonomis dan nilai tukar yang dapat memberikan manfaat ekonomi

dan/atau sosial yang dimiliki oleh suatu badan usaha atau individu yang berpotensi

untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari pengertian mengenai manajemen dan aset di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa manajemen aset secara umum adalah proses mulai dari

perencanaan (planning) sampai dengan penghapusan (disposal) dan perlu adanya

pengawasan terhadap aset-aset tersebut selama umur penggunaannya oleh suatu

organisasi. Adapun kegiatan mengelola aset ini sangat penting bagi pemilik aset agar

aset yang dimiliki dapat memberikan income sesuai yang diharapkan.

Pemerintah South Australia dalam Hariyono (2007), mendefinisikan

manajemen aset sebagai “…a process to manage demand and guide acquisition, use

and disposal of assets to make the most of their service delivery potential, and

manage risks and costs over their entire life”, yang artinya proses untuk mengelola

permintaan dan akuisisi panduan, penggunaan dan penjualan aset untuk

memanfaatkan potensi layanan, dan mengelola risiko dan biaya seumur hidup aset.

Definisi lain dari manajemen aset menurut Danylo dan Lemer dalam

Hariyono, (2007) adalah “…a methodology to efficiently and equitably allocate

resources amongst valid and competing goals and objectives.”, yang artinya sebuah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

11

metodologi efisien dan mengalokasikan sumber daya secara adil untuk mencapai

tujuan dan sasaran.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen aset

mencakup proses mulai dari proses perencanaan (planning) sampai dengan

penghapusan (disposal) dan perlu adanya pengawasan terhadap aset-aset tersebut

selama umur penggunaannya oleh suatu organisasi. Kegiatan pengelolaan aset,

biasanya tidak terlepas dari siklus pengelolaan barang yang dimulai dari perencanaan

sampai penghapusan. Namun hal ini disesuaikan dengan kebutuhan suatu entitas.

Dalam modul Prinsip-Prinsip Manajemen Aset/Barang Milik Daerah menurut

Djumara (2007), manajemen aset mencakup rangkaian kegiatan dan tindakan

terhadap barang daerah yang meliputi, perencanaan kebutuhan dan penganggaran,

pengadaan, penerimaan penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan,

pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindah-

tanganan, pembinaan pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan, tuntutan ganti

rugi.

2.1.1 Kategori Aset

Menurut Hariyono (2007), kategori aset publik dalam kaidah internasional

mencakup aset operasional, aset non operasional, aset infrastruktur dan community

aset. Kategori aset publik ditunjukkan pada tabel 2.1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

12

Tabel 2.1

Kategori Aset Publik

Kategori Aset Keterangan Aset Operasional Tanah yang termasuk special property

Rumah Tinggal Dinas Perumahan Lainnya Bangunan Kantor Sekolah Perpustakaan Gedung Olahraga Golf Mess Museum dan Galery Bengkel Tempat Parkir Kendaraan Mesin Kuburan

Aset Non Operasional Tanah yang akan dibangun Komersial property Aset Investasi Aset berlebih (Surplus Aset)

Aset Infrastruktur Jalan Pelabuhan/ Dermaga Jembatan Saluran Air Dan lain-lain

Community Aset Halaman dan Taman Bangunan Bersejarah Bangunan Kesenian Museum Sarana Ibadah

Sumber: Hariyono, 2007.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

13

Berdasarkan tabel 2.1 kategori aset publik dalam kaidah internasional adalah

sebagai berikut:

1. Aset Operasional

Aset yang dipergunakan dalam operasional pemerintah/perusahaan yang

dipakai secara berkelanjutan dan/atau dipakai pada masa yang akan datang.

a. Dimiliki dan dikuasai/diduduki untuk digunakan/dipakai operasional

pemerintah/ perusahaan.

b. Bukan aset khusus, artinya jika aset khusus berupa prasarana dan aset

peninggalan sejarah (yang harus dikontrol oleh pemerintah), tetapi secara

fisik tidak harus ditempati untuk tujuan operasional.

2. Aset Non Operasional

Aset Non Operasional adalah aset yang tidak merupakan bagian integral dari

operasional perusahaan/pemerintah dan diklasifikasikan sebagai aset berlebih

yang tidak dipakai untuk penggunaan secara berkelanjutan atau

mempunyaimpotensi untuk digunakan dimasa yang akan dating.

3. Aset Infrastruktur

Aset infrastruktur adalah aset yang melayani kepentingan publik yang tidak

terkait, biaya pengeluaran dari aset infrastruktur ditentukan oleh kontinuitas

penggunaan aset bersangkutan, seperti jalan raya, jembatan dan sebagainya.

4. Community Aset

Community aset adalah aset milik pemerintah yang digunakan secara terus

menerus, namun umur ekonomis atau umur gunanya tidak ditetapkan dan

terkait kepada pengalihan yang terbatas (tidak dapat dialihkan).

Dari penjelasan kategori aset publik di atas, dapat disimpulkan bahwa aset

yang bersifat pelayanan terhadap publik disesuaikan dengan berbagai macam

aktivitasnya. Aset tersebut memiliki banyak fungsi yang diperuntukkan bagi

pelayanan publik. Maka dari itu perlu adanya pengelolaan aset. Hal ini dilakukan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

14

sehingga aset yang dimiliki dapat memberikan keuntungan yang dapat dirasakan oleh

publik.

2.1.2 Tujuan Manajemen Aset

Menurut Hariyono (2007) tujuan utama manajemen aset adalah membantu

suatu entitas dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara efektif dan efisien.

Hal ini mencakup panduan pengadaan, penggunaan, dan penghapusan aset, serta

mengatur risiko dan biaya yang terkait selama siklus hidup aset. Menurut Hariyono

juga, agar efektif dalam prinsip dan teknik manajemen aset sebagai aktivitas

komprehensif, perlu dikaitakan dengan beberapa faktor sebagai berikut:

1. Kebutuhan dari para pengguna aset,

2. Kebijakan dan peraturan perundangan,

3. Kerangka manajemen dan perencanaan organisasi,

4. Kelayakan teknis dan kelangsungan komersial,

5. Pengaruh eksternal/pasar (seperti komersial, teknologi, lingkungan, dan

industri), serta

6. Persaingan permintaan dari para stakeholder dan kebutuhan

merasionalisasikan operasi untuk memperbaiki pemberian pelayanan atau

untuk meningkatkan keefektifan biaya. Sedangkan menurut Siregar (2004) ada tiga tujuan utama dari manajemen aset

yaitu (1) efisiensi pemanfaatan dan pemilikan; (2) terjaga nilai ekonomis; dan (3)

objektivitas dalam pengawasan dan pengendalian peruntukkan, penggunaan serta alih

penguasaan.

1. Efisiensi pemanfaatan dan pemilikan.

Pengelolaan yang baik akan meningkatkan pemanfaatan aset sehingga lebih

optimal. Aset yang dikelola dapat digunakan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi (Tupoksi) dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

15

2. Terjaga nilai ekonomis dan potensi yang dimiliki.

Nilai ekonomis suatu aset akan terjaga, apabila aset dikelola dengan baik.

Potensi yang dimiliki oleh aset akan memberikan keuntungan baik dari segi

pendapatan maupun dari pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

3. Objektivitas dalam pengawasan dan pengendalian peruntukkan, penggunaan

serta alih penguasaan.

Pengelolaan aset yang baik, dapat membuat pengawasan lebih terarah

sehingga peruntukkan, penggunaan dan alih penguasaan aset akan tepat sesuai

dengan rencana. Selain itu pengawasan bertujuan membantu pencapaian

tujuan dari aset tersebut. Dalam pencapaian tujuan manajemen aset, suatu entitas (organisasi) selaku

pengelola aset harus bertanggung jawab atas optimalisasi pengelolaan aset

negara/daerah. Hal tersebut ditujukkan agar pengelolaan aset dapat mencapai

kecocokan/kesesuaian sebaik mungkin antara aset dengan strategi program

penyediaan pelayanan efektif dan efisien.

2.1.3 Karakteristik Aset

Menurut Sutrisno (2004) karakteristik aset dibagi menjadi tiga jenis, antara

lain tingkat kebutuhan, kepemilikan, dan penggunaan. Menurut tingkat kebutuhan

dapat lihat sebagai fungsi basic, important, supporting dan optional. Berdasarkan

penggunaan aset di bagi menjadi private, semi private atau semi public dan public.

Berdasarkan kepemilikan aset di bagi menjadi own, partnership dan public

Aset sebagai fungsi Basic (kebutuhan dasar) yaitu suatu aset harus dipenuhi

agar dapat mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan. Important (penting), yaitu

sesuatu aset yang keberadaannya dapat digunakan untuk memperlancar dalam

pencapaian tujuan dengan hasil yang lebih optimal, serta keberadaannya sangat

penting pada waktu-waktu tertentu. Supporting (mendukung), merupakan sesuatu

yang dapat mendukung atau membuat lebih nyaman dalam mencapai suatu tujuan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

16

Sedangkan Optional (pilihan), yaitu suatu aset yang bersifat pilihan, jika aset tersebut

tidak ada pun tidak akan menghambat dalam mencapai suatu tujuan.

Karakteristik aset berdasarkan pengguna dapat dikelompokkan menjadi aset

private, semi public/semi private, dan public. Aset private merupakan aset yang

penggunaannya terbatas hanya oleh pemiliknya saja. Aset semi public/semi private,

penggunanya yaitu kelompok organisasi yang telah memenuhi persyaratan tertentu

untuk dapat menggunakan aset tersebut. Sedangkan aset public hanya digunakan oleh

masyarakat umum.

Karakteristik aset berdasarkan kepemilikan dapat dikelompokkan berdasarkan

own, partnership, dan public. Kepemilikan aset berdasarkan own, jika pemiliknya

bersifat individual. Kepemilikan partnership, yaitu yang dimiliki oleh individu dan

pemerintah. Sedangkan aset berdasarkan kepemilikan public, yaitu aset yang

diperuntukkan bagi seluruh masyarakat umum.

Dengan demikian aset harus dapat dibedakan berdasarkan karakter fungsinya

agar penggunaanya dapat sesuai dengan fungsi aset tersebut. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2

Karakteristik Aset

No Karakteristik Aset Kategori

1 Tingkat Kebutuhan

Basic,

important,

supportin ,

optional.

2 Penggunaan Private,

semi private atau semi public,

public.

3 Kepemilikan Own,

partnership,

public. Sumber: Sutrisno (2004).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

17

2.1.4 Barang Milik Negara (BMN)

Jalan Tol Purbaleunyi merupakan salah satu Barang Milik Negara, dimana

Barang tersebut adalah bagian dari kekayaan Negara yang merupakan satuan tertentu

yang dapat dinilai dihitung/ diukur/ditimbang dan dinilai. Aset-aset yang dimiliki

oleh instansi/organisasi pemerintahan termasuk ke dalam barang milik Negara,

karena berdasarkan PP No. 6 tahun 2006 Barang milik negara adalah semua barang

yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang

sah. Perolehan lainnya yang sah meliputi:

1. Barang yang diperoleh dari hibah/ sumbangan atau yang sejenis;

2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian / kontrak;

3. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang – undang; atau

4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap.

Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar (current asset) dan aset nonlancar

(noncurrent asset). Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek,

piutang dan persediaan. Sedangkan aset non lancar mencakup aset yang bersifat

jangka panjang. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang,

aset tetap, dana cadangan dan aset lainnya. Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan

mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya dan

konstruksi dalam pengerjaan.

Berdasarkan PP.24 tahun 2005 jenis aset terdiri dari aset lancar, aset tak

berwujud, aset lainnya, dan aset bersejarah.

1. Dikategorikan sebagai aset lancar apabila BMN tersebut diadakan dengan

tujuan segera dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas)

bulan sejak tanggal perolehan.

2. Dikategorikan sebagai aset tetap apabila BMN mempunyai masa manfaat

lebih dari 12 (duabelas) bulan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

18

normal. Contohnya seperti tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,

jalan, irigasi, dan jaringan.

3. Dikategorikan sebagai aset tak berwujud adalah aset non keuangan yang dapat

diidentifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk

digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan

lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.

4. Dikategorikan sebagai Aset Lainnya adalah Aset yang tidak dapat

dikelompokkan ke dalam aset tak berwujud, berupa tagihan penjualan

angsuran, tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi, dan kemitraan dengan

pihak ketiga. Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah

yang tidak memennuhi definisi asset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset

lain-lain. Aset tetap diakui sebagai asset lain-lain pada saat dinilai kondisi aset

tetap tersebut adalah rusak berat, tetapi belum ada Surat Keputusan

Penghapusan.

5. Dikategorikan Aset Bersejarah adalah bangunan bersejarah, monument,

tempat purbakala seperti candi, dan karya seni. Beberapa aset tetap dijelaskan

sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan dan

sejarah.

2.2 Siklus Manajemen Aset

Seperti halnya siklus hidup aset, dalam kegiatan manajemen aset terdapat

siklus manajemen aset. Namun berbeda dengan siklus hidup aset, kegiatan

perencanaan aset dalam siklus manajemen aset menjadi salah satu tahapan utama

demi terciptanya efektivitas manajemen aset. Berdasarkan Hariyono (2007), siklus

manajemen aset diantaranya adalah:

2.2.1 Perencanaan Aset

Perencanaan aset merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen yang

efektif atas bisnis yang ditekuni suatu entitas, yang juga merupakan fase pertama

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

19

dalam siklus hidup aset. Kesesuaian antara kebutuhan aset dari suatu entitas dengan

strategi penyediaan pelayanan entitas semestinya menghasilkan aset dengan kapasitas

dan kinerja yang diperlukan. Perencanaan aset juga memberi arah pada tindakan-

tindakan khusus seperti membeli aset baru yang diperlukan (pengadaan), menjual aset

yang berlebih, dan mengoperasikan dan memelihara aset secara efektif. Berdasarkan

Hariyono (2007), operasional asaet adalah kegiatan yang merumuskan secara rinci

mengenai kebutuhan suatu aset, operasional aset, waktu penggunaan,bentuk

pemanfaatan, prakiraan risiko dan pendanaan aset, yang mungkin akan terjadi

sehingga menghasilkan aset dengan kapasitas dan performance yang diharapkan.

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2006 dan Hariyono (2007),

disimpulkan mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam perencanaan.

Perencanaan kebutuhan barang berpedoman pada standar barang, standar kebutuhan

dan standar harga yang akan memudahkan dalam penentuan penganggaran. Dalam

rencana pengoperasian aset, ditentukan siapa calon pengguna aset, bagaimana

kesiapan pengguna, dan kondisi aset yang akan dioperasikan.

Untuk pengoperasian aset juga harus direncanakan mengenai waktu

penggunaan aset yang akan digunakan agar aset dapat dievaluasi kondisinya dengan

baik. Dalam perencanaan waktu penggunaan aset ini harus disesuaikan dengan

kinerja aset yang akan dioperasikan. Selain itu pengelola juga dapat merencanakan

bentuk pemanfaatan aset. Pemanfaatan aset harus memperhatikan kondisi dari aset

yang akan dimanfaatkan. Kenaikan tingkat suku bunga juga harus diperhatikan agar

kita dapat menentukan metode pendanaan yang akan dilakukan.

Adapun beberapa hal yang harus dilakukan dalam kegiatan perencanaan

menurut Hariyono (2007) diantaranya adalah:

1. Menentukan Kebutuhan Aset

Keputusan manajemen aset yang menyangkut pengadaan, penggunaan, dan

penghapusan aset dibuat dalam suatu kerangka perencanaan pelayanan dan

finansial yang terintegrasi dan dalam konteks kebijakan dan prioritas alokasi

seluruh sumber daya pemerintah. Kebutuhan akan suatu aset secara langsung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

20

berhubungan dengan ketentuan pelayanan. Perencanaan aset meliputi

penilaian terhadap aset yang telah ada dan perencanaan pengadaan

dibandingkan dengan kebutuhan penyediaan pelayanan. Dalam proses

pengadaan aset, proposal pengadaan aset baru harus dijustifikasi melalui

evaluasi seluruh alternatif penyediaan pelayanan.

Semua entitas bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi penyediaan

pelayanan dalam konteks rencana dan tujuan organisasi mereka

masingmasing. Strategi tersebut didasarkan pada analisis kebutuhan dan

review bagaimana pelayanan yang sekarang ini diberikan. Opsi atau alternatif

pelayanan perlu dievaluasi dari segi finansial, ekonomi, sosial, dan

lingkungan.

2. Mengevaluasi Aset yang Ada

Evaluasi atas aset yang telah ada adalah untuk menentukan apakah kinerja

aset tersebut memadai untuk mendukung strategi penyediaan pelayanan yang

telah ditentukan. Evaluasi program pelayanan mencakup evaluasi atas kinerja

aset. Kinerja aset ditinjau ulang (review) secara rutin dengan pembanding

praktik terbaik (best practice) untuk mengidentifikasi aset yang kinerjanya

buruk, atau membutuhkan biaya terlalu tinggi untuk dimiliki atau

dioperasikan. Review ini juga memungkinkan dilakukannya alih investasi

dalam aset. Evaluasi hendaknya dapat menemukan aset yang memiliki

kapasitas berlebih, atau melebihi kebutuhan. Aset yang dipelihara secara tidak

memadai dapat menimbulkan potensi risiko keamanan atau kesehatan,

mengganggu pelayanan utama, atau menimbulkan pengeluaran tak terduga

untuk perbaikan kerusakan.

3. Menyesuaikan/Menyelaraskan Aset dengan Penyediaan Pelayanan

Salah satu hal penting dalam perencanaan aset adalah penyesuaian antara aset

yang akan direncanakan dengan program penyediaan pelayanan suatu

organisasi. Kegiatan ini dapat mendorong penentuan biaya dari penyediaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

21

pelayanan. Proses ini juga dapat membandingkan antara aset yang dibutuhkan

dengan aset yang sedang digunakan dalam kegiatan pelayanan.

4. Mengembangkan Strategi Aset

Untuk mengembangkan sistem dan proses guna mendukung penyusunan

strategi aset lima tahun kedepan yang meliputi pengadaan, pemeliharaan,

perbaikan, alokasi, dan penghapusan, secara bersamaan menggunakan

penyertaan modal dan biaya operasi. Suatu pendekatan terintegrasi terhadap

perencanaan dan manajemen aset akan memungkinkan entitas untuk

memberikan pelayanan berbasis aset yang berkualitas secara efisien dan

efektif.

2.2.2 Pengadaan Aset

Dalam siklus hidup aset, pengadaan merupakan tahap selanjutnya setelah

tahap perencanaan. Bentuk/jenis aset yang dimiliki oleh suatu entitas adalah:

1. Tanah, (baik yang dikembangkan maupun tidak dikembangkan);

2. Bangunan dan semua pekerjaan yang terkait dengannya, dan konstruksi publik

lainnya (yakni aset-aset yang dibangun);

3. Aset-aset lainnya, termasuk peralatan/barang modal (yakni seperti aset-aset

yang tercatat dalam daftar aset, tanpa memandang dari mana sumber

pendanaannya).

Berdasarkan Hariyono (2007), pengadaan adalah kegiatan mengadakan suatu

barang yang didalamnya ditentukan mengenai pendanaan (sumber dana), metode

pengadaaan, potensi risiko dan penjadwalan. Sedangkan berdasarkan Peraturan

Pemerintah nomor 6 tahun 2006, pengadaan barang/jasa adalah kegiatan pengadaan

barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara

swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa. Mengacu pada ke dua perngertian

tersebut, diketahui bahwa pengadaan aset adalah kegiatan mendapatkan aset

berdasarkan spesifikasi dan peruntukan aset tersebut yang di dalamnya ditentukan

mengenai, metode pengadaan, penjadwalan dan sumber dana.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

22

Suatu aset diperlukan untuk penyediaan pelayanan, namun bisa saja suatu

organisasi/entitas tidak perlu memiliki aset tersebut. Penggunaan sektor privat untuk

penyediaan pelayanan adalah salah satu alat yang mana dengan itu risiko kepemilikan

dapat dialihkan. Desain ulang (redesign) terhadap strategi penyediaan pelayanan juga

dapat mengeliminasi atau mengurangi kebutuhan atas aset. Pilihan utama dalam

pemerintah umum adalah apakah menyewa (lease) atau membeli aset. Leasing aset

memberikan pilihan antara operating lease dan finance lease. Namun

perusahaan/entitas juga dapat melakukan swakelola dalam kegiatan pengadaan atau

melakukan pengadaan melalui perantara pihak ke dua. Sehingga pengelola dapat

menentukan jadwal pengadaan berdasarkan metode yang akan dilakukan dan hasil

dari evaluasi seluruh aset. Untuk melakukan pengadaan yang telah direncanakan,

pendanaan yang dibutuhkan dapat berasal dari dalam perusahaan dan dapat juga

berasal dari pihak eksternal.

2.2.3 Pengoperasian dan Pemeliharaan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 6 tahun 2006, Operasi dan

pemeliharaan adalah pengelolaan dan penatausahaan barang sesuai tugas pokok dan

fungsi (TUPOKSI) dan pendayagunaan diluar tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI)

yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Hariyono (2007), Operasi dan

Pemeliharaan adalah kegiatan penggunaan dan pemanfaatan aset yang dimiliki serta

pemeliharaan yang akan dilakukan, sehingga aset tersebut dapat digunakan secara

optimal dalam masa umur ekonomisnya. Berdasarkan kedua pengertian tersebut,

dapat disimpulkan bahwa operasi aset adalah kegiatan penggunaan aset sesuai tupoksi

dan pemanfaatan aset yang dilakukan dengan memperhatikan kondisi dan kinerja

finansial aset tersebut.

1. Operasi Aset

Dengan mengacu pada PP No. 6 tahun 2006 dan Hariyono (2007), dapat

dijelaskan bahwa dalam operasi kegiatan penggunaan aset ditentukan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

23

berdasarkan peruntukkan aset, sehingga dapat diketahui mengenai

penggunaan aset tersebut. Penggunaan harus disesuaikan dengan tugas pokok

dan fungsi dari aset tersebut dengan memperhatikan kondisi eksisting juga

kinerja finansial aset tersebut. Setelah penggunaan dilakukan dan dirasa

optimal, maka aset bisa dimanfaatkan diluar tugas pokok dan fungsinya

tersebut sehingga dapat menambah pendapatan bagi perusahaan.

Pemanfaatan yang dilakukan harus sesuai dengan peruntukannya sama halnya

dengan penggunaan. Pemanfaatan yang dilakukan tidak boleh keluar dari

peruntukkan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan dan juga harus diperhatikan mengenai kondisi asetnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007,

pemanfaatan bisa dilakukan dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama

pemanfaatan dan bangun serah guna atau bangun guna serah dengan tidak

mengubah status kepemilikan.

2. Pemeliharaan Aset

Untuk menjaga kualitas dan kehandalan dari aset yang dimiliki maka aset

harus di pelihara dengan baik. Berdasarkan PP No. 6 tahun 2006 dan

Hariyono (2007), disimpulkan bahwa pemeliharaan aset adalah kegiatan

menjaga kualitas dari kondisi suatu aset agar dapat digunakan dan

dimanfaatkan sesuai dengan tupoksi. Menurut Heizer dan Render (2010),

terdapat dua jenis pemeliharaan, yaitu pemeliharaan preventif dan

pemeliharaan kerusakan. Pemeliharaan preventif adalah suatu rencana yang

mencakup inspeksi rutin, perawatan rutin, dan pemeliharaan fasilitas tetap

dalam kondisi baik. Sedangkan pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan

yang bersifat perbaikan yang terjadi ketika peralatan mengalami kegagalan

dan menuntut perbaikan darurat atau berdasarkan prioritas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

24

Menurut Hariyono (2007), metode pemeliharaan yang sering digunakan antara

lain pendekatan korektif dan preventif. Pendekatan korektif yaitu pemeliharaan yang

dilakukan tanpa atau sampai aset tidak berfungsi sesuai dengan standar yang

ditentukan. Sedangkan pendekatan preventif yaitu pemeliharaan yang terprogram

untuk mengurangi kemungkinan kerusakan aset sampai pada tingkat yang dapat

diterima. Setelah ditentukan metode pemeliharaan yang akan dilakukan, maka akan

dapat di tentukan estimasi biaya pemeliharaan aset tersebut. Menurut Hariyono

(2007), hasil dari pemeliharaan yang efektif atas suatu aset yang dimiliki meliputi:

1. Penurunan dalam jangka panjang terhadap biaya siklus hidup (life cycle cost),

2. Kinerja dan pelayanan yang lebih baik dari aset,

3. Optimalisasi umur aset, dan

4. Memperbaiki persepsi publik terhadap manfaat/pelayanan dan standar

keamanan dari suatu aset.

Dari penjelasan mengenai operasi dan pemeliharaan di atas, disimpulkan

bahwa organisasi harus menyusun mekanisme akuntabilitas yang efektif yang

memastikan penggunaan dan pemeliharaan berkelanjutan atas aset masih relevan

dengan kebutuhan penyediaan pelayanan dan standar pelayanan seperti yang

dijelaskan di dalam rencana pengadaan. Perbaikan dalam sektor publik telah

diarahkan pada penyusunan akuntabilitas, pada tingkat program penyediaan

pelayanan. Dalam hal ini, manajer program bertanggung jawab atas input dan hasil

yang bisa dikendalikan dari masing-masing program.

Untuk memastikan penggunaan aset yang efektif, seorang manajer harus

bertanggung jawab terhadap biaya dari penggunaan aset dalam program penyediaan

pelayanan dan kinerja aset tersebut dalam pencapaian tujuan program penyediaan

pelayanan. Dalam hal ini juga manajer harus mencari mekanisme penyusunan

akuntabilitas finansial dan kinerja aset. Selain itu juga harus memberikan panduan

untuk implementasi penilaian kondisi dan pemantauan kinerja yang memadai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

25

2.3 Sistem Pemeliharaan Aset

Untuk menjaga kualitas dan kehandalan dari aset yang dimiliki maka aset

harus dipelihara dengan baik. Berdasarkan PP No. 6 tahun 2006 dan Hariyono

(2007), disimpulkan bahwa pemeliharaan aset adalah kegiatan menjaga kualitas dari

kondisi suatu aset agar dapat digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan tupoksi.

Menurut Duffuaa (1999) pemeliharaan dapat didefinisikan sebagai “the

combination of activities by which equipment or a system is kept in, or restored to, a

state in which it can perform its designed function”. Pemeliharaan merupakan

kombinasi berbagai aktivitas untuk mempertahankan suatu peralatan atau sistem

bekerja sesuai dengan fungsinya. Sedangkan menurut Heizer (2006) “pemeliharaan

adalah semua aktivitas yang terlibat dalam menjaga peralatan suatu sistem agar tetap

bekerja”.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka pemeliharaan merupakan semua

aktivitas yang dilakukan untuk menjaga atau mempertahankan peralatan dalam sistem

atau untuk menjaga sistem itu sendiri agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.

Manajemen pemeliharaan merupakan suatu proses kegiatan/aktivitas yang dilakukan

oleh suatu entitas dalam mengatur sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, secara

efektif dan efisien, untuk menjaga atau mempertahankan peralatan dalam sistem atau

untuk menjaga sistem itu sendiri agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.

Menurut Duffuaa, Raouf, dan Campbell (1999), fungsi manajemen dapat

diterapkan dalam sistem pemeliharaan, yang secara sederhana dapat dilihat pada

gambar 2.1. Gambar 2.1 menunjukan bahwa pemeliharaan merupakan suatu sistem

di mana terdapat input yang diproses sehingga menghasilkan output. Kemudian

output tersebut dianalisis sehingga menghasilkan informasi yang dapat digunakan

sebagai input sistem pemeliharaan berikutnya. Input sistem pemeliharaan adalah

masukan atau sumber daya yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan. Sumber

daya tersebut berupa fasilitas, tenaga kerja, peralatan, persediaan suku cadang dan

manajemen.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

26

Sumber: Duffuaa, 1999.

Gambar 2.1

Typical Maintenance System

2.3.1 Proses Sistem Pemeliharaan

Proses pada sistem pemeliharaan merupakan kumpulan kegiatan

mentransformasikan sumber daya yang berupa fasilitas, tenaga kerja, peralatan, suku

cadang, dan manajemen, secara efektif dan efisien, sehingga dihasilkan output berupa

kehandalan. Proses pemeliharaan terbagi menjadi fungsi perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), dan pengendalian (controlling).

a. Aktivitas Perencanaan (Planning)

“Perencanaan adalah memutuskan di depan tentang apa yang akan

dilakukan, bagaimana melaksanakannya, kapan dilaksanakan, dan siapa yang

PLANNING Maintenance philosophy Maintenance Load forecasting Maintenance Capacity Maintenance Organization Maintenance Scheduling

ORGANIZING Job design Standards

Work measurement Project Management

INPUT Facilities Labor Equipment Spares Management

OUTPUT Operation aset Equipment

Variance at maintenance Demand

CONTROL Work Control

Material control Inventory Control

Cost Control Managing for Quality

MONITOR

MAINTENANCE PROCESS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

27

melaksanakan” (Nasution, 2006). Perencanaan merupakan kegiatan

pengambilan keputusan tentang tindakan atau jalan yang akan ditempuh oleh

suatu perusahaan dan tiap departemennya. Menurut Dufuaa (1999) perencanaan

kegiatan pemeliharaan meliputi kegiatan menetapkan bauran strategi

pemeliharaan yang akan digunakan agar dapat tetap mempertahankan

kemampuan dan produksi optimum dari suatu alat atau mesin tanpa mengurangi

tingkat keamanan pekerjaan, memprediksi muatan kegiatan pemeliharaan,

sumber daya yang dibutuhkan, pembagian tugas pemeliharaan dan jadwal

pemeliharaan.

Menurut Dufffua, Raouf, dan Campbell (1999), Proses perencanaan

(planning) pada sistem pemeliharaan terdiri dari beberapa poin, yaitu:\

1. Maintenance Philosophy, adalah filosofi untuk meminimasi jumlah staf

pemeliharaan dengan tetap mempertahankan kemampuan dan produksi

optimum dari suatu alat atau mesin tanpa mengurangi tingkat keamanan

pekerjaan. Untuk dapat mencapai filosofi ini, kombinasi yang tepat dari

beberapa strategi berikut ini dapat dilakukan.

1) Breakdown/Corrective Maintenance,

2) Preventive Maintenance,

3) Opportunity Maintenance,

4) Fault Finding,

5) Design Modification,

6) Overhaul,

7) Replacement

2. Maintenance Load Forecasting, adalah proses dimana seluruh muatan

kegiatan pemeliharaan diprediksikan. Muatan kegiatan pemeliharaan

berbeda-beda tergantung pada mesin atau peralatannya. Muatan ini dapat

berupa umur fungsi suatu peralatan, persentase penggunaannya, kualitas

pemeliharaan, faktor iklim, dan keahlian pekerja

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

28

3. Maintenance Capacity, adalah proses yang dilakukan untuk menentukan

sumber daya yang tepat dan dibutuhkan untuk melakukan kegiatan

pemeliharaan. Sumber daya ini antara lain pekerja, material, suku cadang,

peralatan, dan perlengkapan.

4. Maintenance Organization. Kegiatan pemeliharaan dapat diorganisasikan

berdasarkan departemen, area, atau terpusat tergantung pada muatan

kegiatan pemeliharaan, ukuran mesin/peralatan, keterampilan dan

sebagainya.

5. Maintenance Scheduling, adalah proses memisahkan sumber daya dan

pekerja untuk suatu pekerjaan yang harus dilakukan pada waktu tertentu.

Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa perkerja, suku cadang,

dan material yang dibutuhkan tersedia sebelum kegiatan pemeliharaan

dijadwalkan

b. Aktivitas Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan bagian dari fungsi manajemen yakni

pengalokasian/pembentukan struktur peran untuk mengisi tugas-tugas dalam

organisasi. Menurut Duffuaa (1999), proses pengorganisasian (organizing)

sistem pemeliharaan terdiri rincian pekerjaan pemeliharaan (job design), waktu

standar kegiatan pemeliharaan (time standards), dan manajemen proyek untuk

pekerjaan pemeliharaan yang besar (project management).

c. Aktivitas Pengendalian (Control)

Pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen, yakni untuk

memastikan kagiatan dilakukan sesuai dengan perencanaan. Menurut Duffuaa

(1999), kegiatan pengendalian dalam sistem pemeliharaan terdiri dari work

control (pengendalian pekerjaan), inventory control (pengendalian persediaan),

cost control (pengendalian biaya), dan quality control (pengendalian kualitas).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

29

1. Work Control

Pengaturan dan pengendalian kegiatan pemeliharaan sangat penting untuk

mencapai rencana yang telah ditargetkan. Sistem perintah kerja adalah

alat untuk mengendalikan kegiatan pemeliharaan.

2. Inventory Control

Untuk dapat menjadwalkan kegiatan pemeliharaan, sangat penting untuk

memastikan ketersediaan material dan suku cadang. Oleh karena itu,

pengendalian persediaan sangatlah penting. Apabila persediaan yang

dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pemeliharaan tidak ada, maka

kegiatan pemeliharaan juga tidak dapat dilakukan.

3. Cost Control

Biaya pengendalian terdiri dari beberapa komponen, diantaranya kegiatan

pemeliharaan itu sendiri, produksi yang hilang, degradasi peralatan,

cadangan, dan kelebihan biaya pemeliharaan. Pengendalian biaya

mengoptimasi seluruh biaya pemeliharaan.

4. Quality Control

Pengendalian kualitas dilakukan dengan mengukur atribut produk atau

jasa yang dihasilkan dengan spesifikasi produk atau jasa yang seharusnya.

Kualitas yang tinggi biasanya dipastikan dengan memeriksa kegiatan

pemeliharaan yang penting.

b. Output Sistem Pemeliharaan

Berdasarkan Duffuaa (1999), output sistem pemeliharaan adalah

beroperasinya mesin (aset) dengan optimum. Sedangkan menurut Heizer (2006)

dan Nasution (2006), output sistem pemeliharaan adalah kehandalan mesin

(aset). Berdasarkan teori di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa output sistem

pemeliharaan adalah beroperasinya suatu aset dengan kehandalan yang yang

optimum. Secara umum kehandalan dapat diartikan sebagai peluang suatu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

30

fasilitas ataupun proses produksi memiliki kinerja sesuai dengan yang

ditetapkan dengan kurun waktu dan kondisi operasi tertentu.

2.3.2 Kebijakan Pemeliharaan Aset

Menurut Haryono (2007:69), “Kebijakan Pemeliharaan diturunkan dari

pertimbangan atas beberapa faktor yang berhubungan dengan kebutuhan organisasi

dan resiko dan konsekuensi kerusakan aset”. Jadi kebijakan pemeliharaan ini

merupakan dasar untuk menentukan mengapa aset dipelihara dengan cara tertentu.

Kebijakan pemeliharaan ini berhubungan langsung dengan strategi pemeliharaan aset.

Dalam pemilihan strategi pemeliharaan mencakup pertimbangan dari gabungan

prosedur dan kapasitas yang memadai untuk melakukan modifikasi dan perbaikan di

saat dibutuhkan.

Hal yang sangat penting dalam pertimbangan yaitu dari sifat aset itu sendiri.

Sedikit dari kategori aset tertentu memerlukan sedikit atau tidak sama sekali

pemeliharaan yang rutin. Aset yang seperti itu merupakan hal yang sah dikeluarkan

dari program pemeliharaan formal dan mempercayakan sebagai gantinya kepada

pemeriksa kondisi fisik secara periodik. Selain dari itu, risiko merupakan

pertimbangan yang sangat penting dalam menentukan kebijakan pemeliharaan yang

memadai. Risiko yang terkait dengan pengoprasian aset yang berhubungan dengan

standar kesehatan dan keamanan perlu dipertimbangkan. Risiko dan konsekuensi

kerusakan aset juga merupakan hal yang penting.

Kegunaan dari suatu aset yaitu seberapa efektif aset tersebut dapat memenuhi

kebutuhannya. Beberapa jenis aset dapat tergantung pada kerutinan dan kelayakan

pemeliharaannya. Oleh karena itu, nilai aset dapat tergantung dari pemeliharaan rutin

untuk tetap melindungi nilai aset tersebut.

2.3.3 Strategi Pemeliharaan Aset

Menurut Hariyono (2007), dalam mengembangkan strategi pemeliharaan ada

dua pertimbangan penting yang harus dilakukan yaitu tingkat pemeliharaan (level of

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

31

maintenance) yang diperlukan untuk suatu aset dan prioritas pemeliharaan

(maintenance priorities).

1. Tingkat pemeliharaan

Tingkat pemeliharaan aset yang diperlukan untuk suatu aset yang

diharapkan dari aset tersebut harus rinci dan jelas. Dalam merancang

rancangan pemeliharaan, seharusnya:

a. Konsisten dalam peranan yang diberikan aset dalam memberikan

pelayanan,

b. Mencerminkan kewajiban untuk memenuhi ketentuan perundang-

undangan yang berhubungan dengan kesehatan, keamanan, kebakaran,

manajemen lingkungan dan yang sejenisnya,

c. Realistis, sesuai dengan kondisi dan umur aset yang diharapkan,

d. Layak, dilakukan dalam konteks ketersediaan dalam sumber daya yang

disediakan, dan

e. Disetujui oleh pengguna aset.

Tingkat pemeliharaan hendaknya menentukan tambahan pada kinerja

aset yang mana dipandang secara kritis secara operasional, dan dalam

tampilan fisiknya mana yang dianggap penting. Selain dari itu dapat

menetapkan waktu respon yang diperlukan dalam hal terjadi kerusakan.

2. Prioritas Pemeliharaan

Tugas pemeliharaan yang memiliki prioritas tertinggi harus

diidentifikasi dalam strategi pemeliharaan. Hal ini dapat memungkinkan untuk

memfokuskan pemeliharaan pada area ini apabila sumber daya ternyata

menurun dari tingkat yang direncanakan. Dengan adanya prioritas dalam

pemeliharaan ini, pengelola dapat menentukan kegiatan pemeliharaan mana

yang harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

32

2.4 Perencanaan Load Forecasting (Prakiraan) Pemeliharaan

Menurut Dufffuaa, Raouf, dan Campbell (1991), Perencanaan prakiraan

pemeliharaan dapat diklasifikasikan menjadi kualitatif dan kuantitatif. Prakiraan

kualitatif didasarkan pada ahli atau pengalaman teknik dan penilaian. Teknik tersebut

termasuk survey, analogi historis, dan metode delphi. Prakiraan kuantitatif didasarkan

pada model matematika yang berasal dari prakiraan data historis untuk trend masa

depan.

Model prakiraan dinilai oleh kriteria sebagai berikut:

1. Akurasi,

2. Kesederhanaan perhitungan, data dibutuhkan untuk model, dan

persyaratan penyimpanan,

3. Fleksibilitas.

Akurasi diukur dengan model memprediksi nilai masa depan secara tepat, dan

dinilai oleh perbedaan diantara model memprediksi nilai masa depan dan nilai yang

diamati. Secara umum, persyaratan akurasi yang tinggi menuntut hubungan yang

kompleks dan oleh karena itu dengan meningkatkan kompleksitas perhitungan.

Fleksibilitas adalah kemampuan untuk menyesuaikan kondisi perubahan. Dengan

kata lain, itu adalah ukuran dari ketahanan model prakiraan. Pertimbangan penting

dalam pemilihan pendekatan prakiraan adalah tujuan dari prakiraan, cakrawala waktu

untuk prakiraan, dan ketersediaan data untuk prakiraan tersebut.

2.4.1 Teknik Prakiraan Kualitatif

Dalam ketiadaan data, analis harus bergantung pada prakiraan ahli dan

penilaian mereka. Peran analis dalam prakiraan kualitatif untuk secara sistematis

mengekstrak informasi dari ahli dengan menggunakan kuesioner terstruktur atau

wawancara. Analis harus membantu ahli atau manajemen untuk mengukur

pengetahuan mereka. Teknik seperti sebab akibat dapat membantu dalam

mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel. Analis harus mengidentifikasi

variabel yang mempengaruhi perkiraan dan dampak masing-masing.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

33

Setelah mengidentifikasi variabel dan dampaknya, langkah berikutnya adalah

untuk mencapai kesepakatan mengenai besarnya variabel. Kasus terbaik, kasus yang

diharapkan dan skenario kasus terburuk biasanya digunakan untuk memperkirakan

besarnya variabel. Pendekatan interaktif dapat digunakan untuk memperkirakan

besarnya variabel. Pendekatan interaktif dapat digunakan untuk menyajikan pendapat

ahli, seperti perkiraannya berbeda dari perkiraan rata-rata, dan ahli dapat diminta

untuk merevisi perkiraannya sampai suatu konsesus yang wajar tercapai. Bila tidak

ada pengurangan lebih lanjut, dalam variasi tentang konsesus adalah mungkin

hasilnya digunakan sebagai prakiraan.

2.4.2 Teknik Prakiraan Kuantitatif

Dalam bagian ini, teknik prakiraan kuantitatif disajikan. Model yang disajikan

tergantung pada ketersediaan data historis dan biasanya disebut sebagai time series

atau model struktural. Menurut Hardjadinata (2000) metode ini menyangkut masalah-

masalah yang berkaitan dengan model-model asosiatif yang dikembangkan, dimana

di dalamnya mencoba memanfaatkan hubungan-hubungan variable sebab akibat dan

analisis kuantitatif. Metode ini juga mengasumsikan bahwa nilai-nilai masa depan

baik mengikuti tren historis atau bahwa prediktor (independen) variabel ada yang

dapat memberikan model atau hubungan fungsional yang memprediksi karakteristik

yang diteliti. Misalnya usia peralatan digunakan untuk memprediksi jumlah jam

perawatan yang dibutuhkan pada peralatan.

Adapun model-model prakiraan yang termasuk kedalam metode kuantitatif

adalah.

a. Model Deret Waktu (Time Series Model), terdiri dari

1. Naive Method (Metode Naif)

Metode naïf merupakan suatu peramalan yang beranggapan bahwa nilai

ramalan di maa yang akan dating akan sama dengan nilai sebelumnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

34

2. Moving Avarage Method (Metode Rata-rata Bergerak)

Moving average method merupakan peramalan yang dibuat berdasarkan

rata-rata nilai dari masa lalu

3. Explonential Smoothing

Explonential smoothing adalah peramalan yang dibuat berdasarkan data

masa lalu dan masa kini dimana bobot data terbaru lebih besar dari pada

data sebelumnya

4. Classical Decomposition

Classical decomposition adalah suatu peramalan yang didalamnya

mengandung pola trend musiman, daur (siklus) dan ketidak beraturan

(irregular)

b. Model Asosiasi (Assosiative Models) terdiri dari

1. Simple Regression

Simple resression merupakan suatu peramalan dengan menggunakan

regresi sederhana

2. Multiple Regression

Multiple regression merupakan suatu peramalan dengan regresi yang lebih

kompleks

2.4.3 Langkah – Langkah Melakukan Prakiraan (Forecasting)

Menurut Hardjadinata (2000), ada tiga langkah dalam melakukan suatu

peramalan, yaitu :

1. Menganalisis Data Masa Lalu

Tahap ini berguna untuk mengetahui pola yang terjadi pada data masa lalu.

Analisi ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi data masa lalu. Dengan

melalui tabulasi data tersebut, maka dapat diketahui pola yang terjadi dimasa

yang lalu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

35

2. Menentukan Metode Yang Digunakan

Masing-masing metode akan memberikan hasil ramalan yang berbeda. Metodr

ramalan yang baik adalah metode yang memberikan hasil ramalan yang tidak

jauh berbeda dengan kenyataan yang terjadi

3. Memproyeksikan Data Masa Lalu dan Mempertimbangkan Faktor Perubahan

Yang Mungkin Terjadi

Faktor-faktor perubahan tersebut antara lain terdiri dari perubahan-perubahan

kebijakan yang mungkin terjadi, termasuk perubahan kebijakan pemerintah,

perkembangan potensi masyarakat, perkembangan teknologi dan penemuan-

penemuan baru dan perbedaan antara hasil ramalan yang ada dengan

kenyataan yang sebenarnya. Dengan memperhatikan factor-faktor tersebut,

maka akan dapat ditentukan hasil ramalan yang terakhir. Hasil inilah yang

digunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.

2.5 Penjadwalan Pemeliharaan

Menurut Dufffuaa, Raouf, dan Campbell (1991), Penjadwalan adalah proses

dimana pekerjaan yang cocok dengan sumber daya dan urutan untuk dieksekusi pada

titik-titik tertentu dalam waktu. jadwal pemeliharaan dapat disiapkan pada tiga

tingkatan, tergantung pada cakrawala jadwal:

1. Jadwal jangka panjang atau master yang mencakup periode 3 bulan

sampai 1 tahun,

2. Jadwal mingguan meliputi 1 minggu, dan

3. Jadwal harian yang meliputi pekerjaan yang harus diselesaikan setiap hari.

Jadwal jangka panjang didasarkan pada perintah kerja perawatan yang ada,

termasuk backlog, pemeliharaan preventif, dan perawatan darurat yang diantisipasi.

Itu harus menyeimbangkan jangka panjang permintaan untuk pekerjaan pemeliharaan

dengan sumber daya yang tersedia. Jadwal jangka panjang biasanya tunduk pada

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

36

revisi dan memperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam rencana dan

menyadari pekerjaan pemeliharaan.

Jadwal perawatan mingguan dihasilkan dari jadwal jangka panjang dan

memeperhitungkan jadwal operasi saat ini dan mempertimbangkan ekonomi. Jadwal

mingguan harus memungkinkan untuk sekitar 10 % sampai 15% dari tenaga kerja

akan tersedia kembali diurutan berdasarkan prioritas. Analisis jalur kritis dan integer

programming adalah teknik yang dapat digunakan untuk menghasilkan jadwal. Di

perusahaan kecil dan menengah, penjadwalan dilakukan berdasarkan aturan heuristik

dan pengalaman.

Jadwal harian yang dihasilkan dari jadwal mingguan dan biasanya

dipersiapkan sehari sebelumnya. jadwal ini sering terganggu untuk melakukan

perawatan darurat. Prioritas didirikan untuk menjadwalkan pekerjaan. Di beberapa

organisasi, jadwal diserahkan ke pengawas daerah yang memeberikan pekerjaan

sesuai dengan prioritas yang didirikan.

2.5.1 Sistem Prioritas Pekerjaan Pemeliharaan

Sistem prioritas pekerjaan pemeliharaan memiliki dampak luar biasa pada

penjadwalan pemeliharaan. Prioritas ditetapkan untuk memastikan bahwa pekerjaan

yang paling penting adalah pertama dijadwalkan. Pengembangkan sistem prioritas

harus coordinated dengan staf operasi yang umumnya menetapkan prioritas yang

lebih tinggi untuk pekerjaan pemeliharaan yang dibenarkan. Kecenderungan ini

menempatkan tekanan pada sumber daya pemeliharaan dan dapat mengakibatkan

kurang dari pemanfaatan sumber daya yang optimal. Juga sistem prioritas harus

dinamis dan harus diperbaharui secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam

operasi atau strategi pemeliharaan. Pada tabel 2.3 memberikan klasifikasi tingkat

prioritas dan pekerjaan calon untuk dimasukkan dalam setiap kelas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

37

Tabel 2.3

Prioritas Pekerjaan Pemeliharaan

Prioritas Kerangka Waktu

Kerja Harus dimulai Jenis Pekerjaan

No Nama

1. Darurat Pekerjaan harus

dimulai segera

Pekerjaan yang memiliki

efek langsung dalam

keselamatan, lingkungan,

kualitas, atau akan menutup

operasi.

2. Urgensi Pekerjaan harus

dimulai dengan 24

jam

Pekerjaan yang mungkin

memiliki dampak pada

keselamatan, lingkungan,

kualitas, atau menutup

operasi.

3. Normal Pekerjaan harus

dimulai dengan 48

jam

Pekerjaan yang mungkin

memiliki dampak produksi

dalam seminggu.

4. Jadwal Terjadwal Pemeliharaan preventif dan

rutin, semua program

pekerjaan pemeliharaan.

5. Postponable Pekerjaan harus

dimulai ketika sumber

daya tersedia atau

periode shutdown

Pekerjaan yang tidak

memiliki dampak langsung

terhadap keselamatan,

kesehatan, lingkungan, atau

kegiatan produksi. Sumber: Dufffuaa, Raouf, dan Campbell (1999)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

38

2.5.2 Teknik Penjadwalan Pemeliharaan

Tujuan akhir dari penjadwalan adalah untuk membangun sebuah grafik yang

menunjukkan waktu mulai dan waktu selesai untuk setiap pekerjaan, yang saling

ketergantungan antar pekerjaan, dan pekerjaan penting yang memerlukan perhatian

khusus dan pengawasan efektif.

Di masa lalu, pekerjaan penjadwalan dalam sebuah proyek didasarkan pada

teknik heuristik dan alat penjadwalan pertama yang dikenal adalah Gantt Chart yang

dikembangkan oleh Hendry L. Gantt. Grafik Gantt adalah bar chart yang menentukan

mulai dan waktu selesai untuk setiap aktivitas pada skala waktu horizontal. Kerugian

utamanya adalah bahwa hal itu tidak menunjukkan saling ketergantungan di antara

pekerjaan yang berbeda.

Grafik Gantt dapat dimodifikasi untuk menunjukkan saling ketergantungan

dengan mencatat tonggak pada setiap waktu kerja. Tonggak menunjukkan periode

kunci dalam durasi setiap pekerjaan. Garis padat menggambarkan keterkaitan antara

milestones. Demikian, tonggak menunjukkan saling ketergantungan antara pekerjaan.

Milestones yang jelas untuk pekerjaan apa pun adalah waktu awal untuk pekerjaan

dan titik penyelesaian yang dibutuhkan. Milestones penting lainnya adalah poin

penting dalam pekerjaan, seperti titik dimana awal pekerjaan lain dimulai.

2.6 Manajemen Aset Jalan

Akhir-akhir ini institusi penyelenggaraan jalan di dunia menerapkan

pendekatan strategis mengenai jalan. Pendekatan strategis ini disebut manajemen aset

jalan yang dimana untuk menunjang keputusan-keputusan investasi sistem

pemeliharaan dan rehabilitasi, perluasan dan operasional yang didasarkan pada

informasi yang komprehensif dengan cara proaktif dan holistik

2.6.1 Pengertian Aset Jalan

Menurut Suherman (2009), Manajemen Aset Jalan adalah suatu sistematik

dari proses pemeliharaan, rehabilitasi, dan operasional aset-aset fisik dengan cara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

39

biaya yang efektif dan efisien. Ini merupakan kombinasi dari dasar-dasar teknik yang

berbau bisnis dan teori ekonomi dan menyediakan suatu alat bantu untuk

memfasilitasi suatu pengorganisasian, logika dan pendekatan terintegrasi terhadap

pembuatan keputusan investasi jalan.

Dengan kata lain bahwa manajemen aset jalan adalah suatu sistematik proses

yang dimaksudkan untuk efisiensi dan efektifitas biaya pemeliharaan, rehabilitasi dan

operasional terhadap aset-aset jalan untuk dapat melakukan rasionalisasi dan integrasi

dalam pembuatan keputusan. Aset-aset jalan ini mencakup perkerasan, jembatan,

peralatan kontrol lalu lintas dan sebagainya.

2.6.2 Tahapan Sistem Manajemen Aset Jalan

Menurut Suherman (2009:28), “Tujuan dari manajemen aset jalan adalah

untuk mengoptimalkan kinerja pada suatu jaringan jalan sepanjang waktu”. Dengan

kata lain, kinerja dari suatu jaringan jalan dapat dioptimalkan kinerjanya sesuai

dengan yang diharapkan. Dalam melaksanakan manajemen aset jalan tersebut, maka

perlu dilakukan beberapa tahapan manajemen kegiatan yang secara langsung akan

berdampak terhadap jaringan jalan tersebut.

Menurut Robinson dalam Suherman (2009), pelaksanaan dalam kegiatan

pemeliharaan jalan harus melalui tahapan-tahapan yang rasional dan terpadu.

Tahapan ini terdiri dari perencanaan umum, pemograman tahunan, persiapan

pelaksanaan, dan operasi dari pelaksanaan kegiatan tersebut.

Kegiatan perencanaan umum merupakan tahapan awal dalam kegiatan

manajemen pemeliharaan jalan. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan kebijakan

akan ditentukan untuk manajemen pemeliharaan jalan secara menyeluruh. Setelah

tahapan perencanaan selesai, maka tahapan selanjutnya yaitu tahapan pemograman.

Kegiatan pemograman harus didasarkan pada kebijakan hasil dari tahapan

perencanaan umum yang telah dilaksanakan. Tahapan berikutnya yaitu kegiatan

persiapan dan pelaksanaan. Dan ketika selesai tahapan pelaksanaan, makan tahapan

akan kembali kepada tahapan pemograman. Demikian seterusnya sehingga

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

40

membentuk siklus sampai harus kembali kepada perencanaan umum dari manajemen

pemeliharaan jalan.

2.7 Pengelompokkan, Sistem Jaringan, dan Fungsi Jalan

Menurut UU No 38 tahun 2004 tentang jalan, sesuai dengan peruntukannya

jalan dibedakan atas:

a. Jalan Khusus

Jalan ini dibangun oleh instansi, badan usaha, perseroan atau kelompok

masyarakat untuk kepentingan sendiri dan bukan diperuntukkan untuk

kepentingan umum dalam rangka distribusi barang dan jada yang dibutuhkannya.

Termasuk jalan khusus tersebut antara lain: jalan dalam kawasan pelabuhan, jalan

kehutanan, jalan perkebunan, jalan inspeksi pengairan, jalan dikawasan

perindustrian dan jalan dikawasan permukiman yang belum diserahkan kepada

pemerintah.

b. Jalan Umum

Jalan ini diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Jalan umum dapat dikelompokkan

menurut sistem, fungsi, status dan kelas. Sistem jaringan jalan merupakan satu

kesatuan jaringan jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat

pertumbuhan dengan wilayah yang berbeda yang berada dalam pengaruh

pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis. Penyusunan sistem jaringan jalan

dilakukan dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dengan

memperhatikan keterhubungan antar dan/atau di dalam kawasan perkotaan dan

kawasan pedesaan.

2.7.1 Sistem Jalan Primer

Merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang

dan jasa untuk pengembangan semua wilayah ditingkat nasional dengan

menghubungkan semua sampul jasa distribusi yang terwujud pada pusat-pusat

kegiatan kegiatan. Penyusunan jaringan jalan primer mengikuti rencana tata ruang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

41

dan memperhatikan keterhubungan antara kawasan perkotaan yang merupakan pusat-

pusat kegiatan nasional, wilayah, sampai kepusat kegiatan lokal.

2.7.2 Sistem Jalan Sekunder

Merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang

dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. Penyusunan jaringan jalan

sekunder ini mengikuti tata ruang wilayah kota/kabupaten yang menghubungkan

secara menerus kawasan-kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder

ke satu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga dan seterusnya sampai persil.

2.7.3 Jalan Tol

Jalan Tol yang biasa di Indonesia disebut jalan bebas hambatan adalah suatu

jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun dapat mempersingkat

jarak dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk menikmati Jalan tol ini biasanya

pengguna jalan harus membayar tarif yang diberlakukan pengelola jalan tol.

Penetapan tarif ini disesuaikan dengan jenis kendaraan dan jarak tempuh pengguna

jalan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol,

yang dimaksud dengan jalan tol adalah jalan umum yang sebagian sistem jaringan

jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Tujuan

dari jalan tol ini adalah untuk meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna

menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan jalan tol ini sangat

diperlukan terutama untuk wilayah-wilayah yang memiliki tingkat perkembangan

yang tinggi. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari pemborosan-pemborosan baik

langsung maupun tidak langsung. Pemborosan langsung disini yaitu biaya operasi

dari suatu kendaraan bermotor yang berhenti ataupun yang berjalan atau bergerak

dengan kecepatan yang sangat rendah akibat terbaurnya peranan jalan. Sedangkan

untuk pemborosan tidak langsung yaitu nilai relatif dan kepentingan tiap pemakai

jalan menyangkut dari segi waktu dan kenyamanan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

42

Jalan tol mempunyai tingkat keamanan dan kenyaman yang lebih tinggi dari

jalan umum yang ada. Selain dari itu, dapat melayani arus lalu lintas jarak jauh

dengan mobilitas yang tinggi. Jalan tol ini didesain dengan kecepatan paling rendah

80 Km/Jam untuk lalu lintas antar kota dan kecepatan paling rendah 60 Km/Jam

untuk lalu lintas dalam kota. Hal ini agar sistem distribusi dapat berfungsi dengan

baik, maka perlu dibangun jalan berspesifikasi bebas hambatan yang memperhatikan

rasa keadilan. Pembangunan jalan bebas hambatan yang memerlukan pendanaan

relatif besar diselenggarakan melalui pembangunan jalan tol.

Dalam hal ini, Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan negara, mempunyai

kewenangan menyelenggaraan jalan tol. Penyelenggaraan jalan tol meliputi kegiatan

pengaturan jalan tol, pembinaan jalan tol, pengusahaan jalan tol dan pengawasan

jalan tol. Pengaturan jalan tol meliputi perumusan kebijakan perencanaan,

penyusunan perencanaan umum dan pembentukan peraturan perundang-undangan.

Pembinaan jalan tol meliputi pedoman dan standar teknis, pelayanan,pemberdayaan,

dan penelitian dan pengembangan. Pengusahaan jalan tol meliputi kegiatan

pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan atau pemeliharan.

Sedangkan, Pengawasan jalan tol meliputi pengawasan umum dan pengawasan

pengusahaan jalan tol.

2.7.4 Fungsi Jalan

Sesuai manual kapasitas jalan indonesia tahun 1997 dan fungsi jalan yang

diatur oleh pasal 8 UU No 38 Tahun 2004, dimana berdasarkan sifat, pergerakan lalu

lintas dan angkutan jalan, fungsi jalan dibedakan atas:

1. Jalan Arteri

Jalan arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama

dan ciri perjalanan jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk

dibatasi secara berdayaguna.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

43

2. Jalan Kolektor

Jalan kolektor adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalan jarak sedang dan jumlah jalan

masuk dibatasi.

3. Jalan Lokal

Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan

setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat dan jumlah jalan masuk tidak

dibatasi.

4. Jalan Lingkungan

Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani

angkutan lingkungan dengan ciri perjalan jarak dekat dan kecepatan rata-rata

rendah.

2.8 Pemeliharaan Jalan

Jaringan jalan mempunyai peranan yang strategis dan sangat penting bagi

pembangunan. Sesuai dengan karakteristiknya, jalan cenderung mengalami

penurunan kondisi yang diindikasikan dengan terjadinya kerusakan pada perkerasan

jalan. Maka untuk memperlambat kecepatan penurunan kondisi dan mempertahankan

kondisi pada tingkat yang layak, jalan perlu dikelola dengan baik dan salah satunya

dengan melakukan pemeliharaan jalan agar jalan dapat berfungsi sepanjang waktu.

Tujuan Pemeliharaan Jalan

Menurut Tranggono (2005), Tujuan utama dari pemeliharaan jalan adalah:

1. Mempertahankan kondisi agar tetap berfungsi

Pemeliharaan jalan dilakukan agar dapat menjaga jalan dapat digunakan

setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi masyarakat

sekitar. Suatu jalan yang terputus atau tertutup, sehingga tidak dapat

digunakan akan mengakibatkan masyarakat di suatu tempat akan

terisolasi dan akan berdampak kepada masalah sosial ekonomi. Sehingga

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

44

dengan terbukanya jalan setiap waktu mengakibatkan perkonomian tetap

lancar.

2. Mengurangi tingkat kerusakan Jalan

Jalan yang sering digunakan untuk lalu lintas akan mengalami penurunan

kondisi. Penurunan kondisi ini sampai dengan kondisi jalan tersebut jelek

dan terus berlanjut sampai jalan tersebut rusak ataupun rusak berat

sehingga jalan tersebut tidak dapat digunakan kembali. Oleh karena itu,

jalan harus direhabilitasi atau dikembalikan kondisinya seperti semula.

Dengan pemeliharaan jalan, mengakibatkan laju kerusakan jalan dapat

dikurangi sehingga jalan dapat melayani lalu lintas sesuai dengan umur

rencananya.

3. Memperkecil biaya operasi kendaraan

Besarnya biaya operasi kendaraan dapat ditentukan oleh jenis kendaraan,

geometri kendaraan, dan kondisi dari jalan. Pemeliharaan jalan yang baik

maka tingkat kerataan dapat dipertahankan dan biaya operasi kendaraan

tidak meningkat. Jalan yang semakin rusak akan mengakibatkan

ketidakrataan tinggi dan memberikan konsekuensi keausan kendaraan dan

konsumsi bahan bakar semakin tinggi.

2.9 Penurunan Kondisi Jalan

Indikasi yang menunjukkan penurunan kondisi jalan adalah terjadinya

kerusakan jalan, baik kerusakan fungsional maupun kerusakan struktural, dapat

bermacam-macam yang dapat dilihat dari bentuk dan proses terjadinya. Kerusakan

yang terjadi tersebut akan mengakibatkan nilai kekasaran pada perkerasan dan pada

akhirnya akan mengganggu kenyamanan berkendara, meningkatkan biaya operasi

kendaraan, dan kemungkinan jalan tersebut tidak dapat beroperasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

45

2.9.1 Jenis-Jenis Kerusakan Jalan

Menurut Tranggono (2005), jenis-jenis kerusakan jalan dapat dikelompokkan

menjadi dua macam yaitu:

1. Kerusakan Struktural

“Kerusakan Struktural adalah kerusakan pada struktur jalan, sebagian atau

keseluruhannya, yang menyebabkan perkerasan jalan tidak lagi mampu

mendukung beban lalu lintas” (Tranggono:2005:7). Untuk itu perlu

adanya perkuatan sturktur dari perkerasan dengan cara pemberian

pelapisan ulang (overlay) atau perbaikan kembali terhadap lapisan

perkerasan yang ada.

2. Kerusakan Fungsional

“Kerusakan Fungsional adalah kerusakan pada permukaan jalan yang

dapat menyebabkan terganggunya fungsi jalan tersebut” (Tranggono:

2005:7). Kerusakan fungsional ini dapat berhubungan dengan kerusakan

struktural ataupun tidak. Pada kerusakan fungsional, jalan mampu

menahan beban yang bekerja namun tidak memberikan tingkat

kenyamanan dan keamanan yang diinginkan.

2.9.2 Penyebab Kerusakan Jalan

Menurut Tranggono (2005), faktor penyebab kerusakan jalan dapat

dikelompokkan sebagai berikut.

1. Faktor Lalu Lintas

Kerusakan pada kontruksi perkerasan jalan salah satunya disebabkan oleh

lalu lintas. Faktor lalu lintas ini ditentukan antara lain oleh beban

kendaraan, distribusi beban kendaraan pada lebar perkerasan, pengulangan

beban lalu lintas, dan lain sebagainya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

46

2. Faktor Non Lalu Lintas

Selain dari lalu lintas, ada pengaruh lain yang menyebabkan kerusakan

jalan termasuk faktor non lalu lintas. Faktor non lalu lintas ini yaitu bahan

perkerasan, pelaksanaan pekerjaan, dan lingkungan (cuaca).

2.10 Waktu Penanganan Pemeliharaan Jalan

Menurut Tranggono (2005), kategori kegiatan pemeliharaan berdasarkan waktu

penanganan, terdiri dari tiga kategori yaitu pemeliharaan rutin, pemeliharaan

periodik, dan pekerjaan darurat.

1. Pemeliharaan Rutin

Frekuensi dari pemeliharaan rutin dilakukan dengan interval penanganan

kurang dari satu tahun. Kegiatan pemelihraan rutin ini dibedakan atas yang

direncakan secara rutin dan tidak direncanakan yang tergantung pada

kejadian kerusakan.

2. Pemeliharaan Periodik

Frekuensi dari pemeliharaan periodik dilakukan dengan interval

penanganan beberapa tahun. Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan untuk

menambah nilai struktural ataupun menambah nilai fungsional yang

meliputi kegiatan-kegiatan pencegahan, pelaburan, pelapisan tambah

(overlay), dan rekontruksi perkerasan.

3. Pemeliharaan Darurat

Frekuensi dari pemeliharaan darurat ini tidak dapat diperkirakan

sebelumnya atau diprediksi. Pekerjaan pemeliharaan yang termasuk dalam

kegiatan ini adalah perbaikan sementara untuk jalan tertutup akibat longsor,

banjir, atau bekas kecelakaan jalan.

2.11 Teknik Pemeliharaan Jalan Tol

Teknik pemeliharaan jalan tol diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor 02/PRT/M/2007. Pada peraturan ini, teknik pemeliharaan jalan tol

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/87/jbptppolban-gdl-rendhyrian... · sumber daya, baik sumber daya alam, manusia maupun infrastruktur

47

dimaksudkan untuk menjamin bahwa jalan tol memenuhi ketentuan standar

pelayanan minimal jalan tol. Selain dari itu, tujuan dari peraturan ini untuk

mempertahankan dan meningkatkan pelayanan jalan tol bagi pengguna jalan tol.

Menurut Permen PU No. 02/PRT/M/2007, pemeliharaan jalan tol terdiri dari

pemeliharaan rutin, berkala, dan peningkatan. Apabila terjadi kerusakan jalan tol

yang dapat mengganggu lalu lintas dan membahayakan pengguna jalan, maka harus

dilakukan penanganan/pemeliharaan darurat. Penanganan darurat ini biasanya

diakibatkan oleh banjir, longsor, gempa bumi, dan kecelakaan lalu lintas.

Pada pelaksanaan pemeliharaan jalan tol, Badan Usaha Jalan Tol (BUJT)

dapat melakukan swakelola atau menyerahkan sebagian dan keseluruhan pekerjaan

pemeliharaan kepada pihak lain menurut ketentuan yang berlaku. Ini dilakukan

karena BPUJT yang ditunjuk pemerintah merupakan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) sehingga pekerjaan pemeliharaan jalan tol harus dilakukan sesuai dengan

Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003.

Tata cara pemeliharaan jalan tol menurut Permen PU No. 02/PRT/M/2007

meliputi pemeliharaan rutin, berkala, dan darurat. Serta pembuatan program

pemeliharaan pemeliharaan rutin dan berkala. Penyusunan program pemeliharaan

rutin dan berkala jalan tol meliputi kegiatan-kegiatan survei, analisis, penyusunan

rencana kegiatan, penyusunan perkiraan biaya serta pengusulan dan penetapan

program pemeliharaan rutin dan berkala. Pada penanganan darurat pemeliharaan jalan

tol meliputi inspeksi harian dan pengambilan tindakan untuk memulihkan secepatnya

kondisi jalan tol. Penyampaian informasi hasil inspeksi yang dilakukan agar dapat

diambil tindakan dalam rangka memulihkan secepatnya kondisi jalan tol