271

Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam
Desain-PC
Stamp
Desain-PC
Stamp
Page 2: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

Pengelolaan

Sumber Daya Alam

Page 3: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Pembatasan Pelindungan Pasal 26 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap: i. Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan

peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual; ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian

ilmu pengetahuan; iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran,

kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan

iv. Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

Pengelolaan

Sumber Daya Alam

Dr. Iswandi U., S.Pd., M.Si.

Dr. Indang Dewata, M.Si.

Page 5: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Iswandi U. Indang Dewata

Desain Cover : Dwi Novidiantoko

Sumber :

www.shutterstock.com

Tata Letak : Titis Yuliyanti

Proofreader :

Avinda Yuda Wati

Ukuran : xvi, 253 hlm, Uk: 15.5x23 cm

ISBN :

978-623-02-1828-6

Cetakan Pertama : November 2020

Hak Cipta 2020, Pada Penulis

Isi diluar tanggung jawab percetakan

Copyright © 2020 by Deepublish Publisher All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)

Anggota IKAPI (076/DIY/2012)

Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581

Telp/Faks: (0274) 4533427 Website: www.deepublish.co.id www.penerbitdeepublish.com E-mail: [email protected]

Page 6: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur pada Allah Swt. penulis sampaikan

atas rahmat-Nya buku Pengelolaan Sumber Daya Alam ini dapat

penulis selesaikan. Selain itu, terima kasih yang mendalam

penulis aturkan kepada semua pihak yang telah membantu dan

mendorong dalam penyelesaian buku ini.

Buku ini penulis buat untuk tujuan membantu praktisi

lingkungan, ilmuan geografi, dan pemerhati lingkungan untuk

memahami pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Isi buku ini dikelompokkan atas tiga bagian besar, yakni

pemahaman konsep sumber daya alam, keberadaan dan

permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan

sumber daya alam berkelanjutan. Buku ini merupakan

kumpulan dari artikel, tulisan, penelitian, dan pengalaman

peneliti sebagai dosen dan pakar geografi lingkungan.

Buku ini penulis merasa masih jauh dari kesempurnaan,

semoga ke depan buku ini dapat disempurnakan atas masukan

dan kritikan dari pembaca. Semoga buku ini menambah

khasanah ilmu dan amal ibadah bagi penulis.

Penulis

Iswandi U.

Page 7: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................. vi

DAFTAR TABEL ........................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ................................................................... xi

BAB I SUMBER DAYA ALAM .......................................... 1

1.1. Definisi Sumber Daya Alam ...................................... 1

1.2. Klasifikasi Sumber Daya Alam ................................. 2

1.3. Prinsip Pemanfaatan Sumber Daya Alam ................. 5

BAB II PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

PANAS BUMI GEOTHERMAL ............................... 6

2.1. Panas Bumi (Geothermal) ........................................ 8

2.2. Temperatur Reservoir ............................................. 8

2.3. Manifestasi Panas Bumi .......................................... 9

2.4. Sistem Panas Bumi di Indonesia ............................. 12

2.5. Kebijakan Energi Panas Bumi Nasional .................. 16

2.6. Distribusi, Klasifikasi dan Potensi Energi

Panas Bumi ........................................................... 20

2.7. Pemanfaatan Energi Panas Bumi di

Indonesia ............................................................... 21

2.8. Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas

Bumi ..................................................................... 22

2.9. Pengembangan Energi Panas Bumi yang

Berkelanjutan ....................................................... 23

2.10. Limbah Cair Panas Bumi ....................................... 26

Page 8: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

vii

BAB III SUMBER DAYA AIR DAN

PENGELOLAANNYA .......................................... 29

3.1. Pengertian Sumber Daya Air ................................. 33

3.2. Pengelolaan Sumber Daya Air ............................... 33

3.3. Penggunaan Sumber Daya Air ............................... 35

3.4. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air .................................................... 37

3.5. Permasalahan Sumber Daya Air di Indonesia......... 38

3.6. Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan ......... 43

3.7. Pengelolaan Sumber Daya Air Melalui

Pendekatan Kearifan Lokal .................................... 47

BAB IV PEMANFAATAN SINAR MATAHARI

SEBAGAI ENERGI ALTERNATI DALAM

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM ................ 51

4.1. Pengertian Panas Matahari ................................... 52

4.2. Matahari sebagai Sumber Energi ........................... 54

4.3. Potensi Panas Matahari di Indonesia ..................... 65

4.4. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) .............. 66

4.5. Panas Matahari untuk Pertanian ........................... 67

4.6. Pertanian Rumah Kaca .......................................... 70

4.7. Energi Alternatif Matahari serta Kelebihan

dan Kekurangannya ............................................... 71

4.8. Sumber Panas Matahari Mengalahkan

Sumber Panas Lain................................................ 72

4.9. Manfaat Sumber Energi Cahaya Matahari

bagi Kehidupan ..................................................... 74

4.10. Manfaat Matahari bagi Kehidupan Manusia .......... 77

BAB V UPAYA KONSERVASI SUMBER DAYA DAN

STRATEGI PEMBANGUNAN LINGKUNGAN

BERKELANJUTAN ............................................ 80

5.1. Pendahuluan ......................................................... 80

Page 9: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

viii

5.2. Konsepsi Umum tentang Lahan ............................. 86

5.3. Sistem Sumber Daya Lahan ................................... 88

5.4. Evaluasi Kesesuaian Lahan ................................... 92

5.5. Pengolahan Lahan ................................................. 93

5.6. Strategi Pembangunan Lingkungan

Berkelanjutan ....................................................... 99

BAB VI PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

MIGAS ............................................................ 103

6.1. Pendahuluan ........................................................ 103

6.2. Ketersediaan Sumber Daya Alam Migas................106

6.3. Sumber daya Alam Dipegang Pihak Asing ............. 107

6.4. Infrastruktur ...................................................... 108

6.5. Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas .................109

6.6. Secara Teknisi tentang Migas ............................... 113

6.7. Ketersediaan Sumber Daya Minyak dan Gas

di Indonesia ......................................................... 114

6.8. Peran Sektor Migas dalam Sosial-Ekonomi ........... 115

6.9. Migas dan Pembangunan Berkelanjutan ............... 118

6.10. Pengembangan Industri Migas di Dunia ............... 119

6.11. Isu Terkini tentang Pengelolaan Migas

di Indonesia ......................................................... 122

6.12. Sumber Daya Migas terhadap Lingkungan ............ 125

BAB VII PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

BERBASIS SISTEM .......................................... 127

7.1. Ilmu Sistem ......................................................... 127

7.2. Karakteristik dan Klasifikasi Sistem ..................... 132

7.3. Pendekatan Sistem ............................................... 136

7.4. Berpikir Sistem (System Thinking) ....................... 141

7.5. Tingkat Berpikir Sistem ....................................... 144

7.6. Permodelan Sistem .............................................. 147

7.7. Konstruksi Model Dinamik ................................... 159

Page 10: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

ix

7.8. Pendekatan Sistem sebagai Alat Mengambil

Keputusan ............................................................166

7.9. Analisis Kebutuhan dalam Sistem Dinamik ........... 174

7.10. Prinsip Dasar Sistem Dinamik ............................. 184

7.11. Komputerisasi Model Sistem Dinamik dalam

Pengelolaan Sumber Daya Alam ........................... 187

7.12. Simulasi Model ....................................................199

7.13. Fungsi-Fungsi dalam Simulasi ............................. 202

BAB VIII PENATAAN PEMANFAATAN LAHAN

BERKELANJUTAN ........................................... 210

DAFTAR PUSTAKA................................................................ 225

PROFIL PENULIS................................................................... 251

Page 11: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Baku Mutu Limbah Bagi Usaha Panas Bumi ............. 28

Tabel 2. Arsen (As) Pada Air Tanah ...................................... 28

Tabel 3. Status industri gas bumi dunia ............................... 120

Tabel 4. Masalah Pengambil Keputusan ............................... 167

Tabel 5. Analisis Kebutuhan terhadap Stakeholders

Pendidikan Tinggi Negeri ....................................... 177

Tabel 6. Analisis Kebutuhan terhadap Stakeholders

Pengembangan Objek Wisata Bahari

Berkelanjutan ........................................................ 178

Tabel 7. Simbol Aplikasi Program Powersim ........................ 189

Page 12: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sumber daya tumbuhan ...................................... 2

Gambar 2. Penambangan minyak dan gas alam .................... 3

Gambar 3. Energi matahari sebagai sumber daya

alam ................................................................... 4

Gambar 4. Siklus hidrologi ................................................. 31

Gambar 5. Pencemaran air sungai...................................... 41

Gambar 6. Pemanfaatan energi matahari untuk solar

cell ................................................................... 54

Gambar 7. Pengeringan menggunakan energi

matahari ........................................................... 68

Gambar 8. Kerangka pengelolaan terpadu sumber

daya lahan dan air (PTSDLA) .......................... 100

Gambar 9. Sektor hulu dan hilir gas bumi ......................... 110

Gambar 10. Pengertian sistem ............................................ 127

Gambar 11. Sistem kota ...................................................... 129

Gambar 12. Siklus hidrologi sebagai sistem ........................130

Gambar 13. Sistem dalam penggunaan lahan ...................... 132

Gambar 14. Karakteristik suatu sistem ............................... 133

Gambar 15. Interaksi antar sub sistem penduduk,

ekonomi, dan lingkungan ................................ 134

Gambar 16. Sistem tertutup ................................................ 135

Gambar 17. Sistem terbuka ................................................ 136

Gambar 18. Tahapan analisis sistem .................................. 140

Gambar 19. Kerangka berpikir sistem ................................. 141

Gambar 20. Struktur sistem pada bencana banjir ................ 142

Gambar 21. Proses berpikir ................................................ 143

Gambar 22. Tingkatan berpikir sesorang ............................ 145

Gambar 23. Tingkatan berpikir sistem ................................ 147

Page 13: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

xii

Gambar 24. Peta zona rawan banjir contoh model

ikonik .............................................................. 148

Gambar 25. Data rata-rata curah hujan di kota padang

contoh model analog ........................................ 149

Gambar 26. Perkiraan masa depan sumber daya,

populasi, polusi, dan pangan per kapita

dalam ilmu sistem ........................................... 153

Gambar 27. Kota hitam (black box) dari sistem

pengelolaan kawasan permukiman

berkelanjutan .................................................. 155

Gambar 28. Uji validitas model terhadap penduduk ............ 158

Gambar 29. Umpan balik positif ......................................... 161

Gambar 30. Perilaku model umpan balik positif .................. 161

Gambar 31. Simpul positif dengan variabel kompleks ......... 162

Gambar 32. Umpan balik negatif ........................................ 163

Gambar 33. Perilaku umpan balik negatif ........................... 163

Gambar 34. Umpan balik yang kompleks pada kajian

demografi ........................................................ 164

Gambar 35. Perilaku model umpan balik yang

kompleks pada kasus demografi ...................... 165

Gambar 36. Umpan balik kompleks pada kasus

penduduk pertanian dan lingkungan ................ 166

Gambar 37. Diagram pengambilan keputusan dengan

intuisi .............................................................. 168

Gambar 38. Diagram pengambilan keputusan dengan

analisis keputusan ........................................... 169

Gambar 39. Siklus data, informasi, keputusan dan aksi ...... 170

Gambar 40. Langkah-langkah siklus analisis

keputusan ........................................................ 171

Gambar 41. Kebakaran lahan gambut ................................. 173

Gambar 42. Diagram sebab akibat (causal loop)

pengelolaan Waduk Cirata Purwakarta ............ 181

Page 14: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

xiii

Gambar 43. Diagram sebab akibat (causal loop)

pertumbuhan penduduk, industri,

pemerintah, dan perguruan tinggi ...................182

Gambar 44. Diagram sebab akibat (causal loop)

penduduk dan kebutuhan lahan sawah ............ 184

Gambar 45. Prinsip hubungan sebab akibat dan umpan

balik dalam siklus hidrologi ............................. 185

Gambar 46. Aspek penting dalam sistem dinamik ............... 187

Gambar 47. Tampilan awal program Powersim.................. 189

Gambar 48. Contoh causal loop pada kasus demografi ........ 191

Gambar 49. Pembuatan teks variabel .................................. 192

Gambar 50. Ikon define text ................................................ 192

Gambar 51. Mengubah tampilan pada ikon style dan

shape ............................................................... 193

Gambar 52. Garis penghubung antar variabel untuk

membentuk causal loop .................................... 193

Gambar 53. Editing garis pada difine line ............................194

Gambar 54. Hasil pengeditan garis pada define line ............194

Gambar 55. Membentuk lengkungan dalam pembuatan

hubungan causal loop....................................... 195

Gambar 56. Causal loop variabel jumlah penduduk

dengan kelahiran ............................................. 195

Gambar 57. Rate atau flow sebagai interflow ......................196

Gambar 58. Hubungan level dan auxelery pada

struktur sistem dinamik.................................. 197

Gambar 59. Define variable ................................................. 197

Gambar 60. Perubahan pada kota level sebagai

indikator data benar ...................................... 198

Gambar 61. Pembuatan constanta ...................................... 198

Gambar 62. Difine variable constanta ..................................199

Gambar 63. Pembuatan grafik simulasi .............................. 200

Gambar 64. Setup simulasi .................................................201

Page 15: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

xiv

Gambar 65. Grafik simulasi ................................................ 201

Gambar 66. Simulasi grafik dan tabel ................................ 202

Gambar 67. Fungsi graph................................................... 203

Gambar 68. Edit graph/vector ............................................ 203

Gambar 69. Angka kelahiran pada simulasi fungsi

graph .............................................................. 204

Gambar 70. Jumlah penduduk akibat fungsi graph ............. 204

Gambar 71. Fungsi if pada pertumbuhan penduduk ........... 205

Gambar 72. Simulasi jumlah penduduk dengan fungsi

if .................................................................... 206

Gambar 73. Simulasi fungsi if pada kelahiran .................... 206

Gambar 74. Grafik perbandingan antara tanpa adanya

intervensi (a) dengan adanya intervensi

pemerintah (b) dalam penurunan angka

kelahiran ........................................................ 207

Gambar 75. Fungsi Step ..................................................... 208

Gambar 76. Input fungsi Step ............................................ 208

Gambar 77. Perubahan pada auxelery bila fungsi Step

diinputkan dengan benar ................................ 209

Gambar 78. Simulasi fungsi step pada jumlah

penduduk dan kelahiran ................................. 209

Gambar 79. Administrasi Gunung Sinabung ........................ 213

Gambar 80. Peta kontur wilayah penelitian ........................ 214

Gambar 81. Aktivitas pertanian pascaletusan Gunung

Sinabung ......................................................... 215

Gambar 82. Zonasi bahaya Gunung Sinabung...................... 216

Gambar 83. Peta kemampuan lahan pada lereng

Gunung Marapi ................................................ 218

Gambar 84. Peta kemampuan lahan dan bahaya

bencana pada lereng Gunung Marapi .............. 220

Gambar 85. Zona rawan banjir daerah aliran sungai

Pasaman ..........................................................222

Page 16: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

xv

Gambar 86. Grafik hubungan driver power dengan

dependence ..................................................... 224

Gambar 87. Struktur arahan kebijakan penataan DAS

Pasaman ......................................................... 224

Page 17: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

xvi

Page 18: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

1

BAB I

SUMBER DAYA ALAM

Sumber daya alam dan lingkungan hidup memiliki peran

yang sangat strategis dalam mengamankan kelangsungan

pembangunan dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan negara.

Bidang ini menjadi tulang punggung sebagai penyedia pangan,

energi, air, dan penyangga sistem kehidupan. Kebijakan dan

capaian bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup

merupakan modal utama pembangunan untuk meningkatkan

daya saing ekonomi sekaligus menjaga kualitas lingkungan

hidup.

1.1. Definisi Sumber Daya Alam

a. Sumber daya alam ialah suatu sumber daya yang

terbentuk karena kekuatan alamiah, misalnya tanah, air

dan perairan, udara dan ruang, mineral tenaga alam,

panas bumi dan gas bumi, angin, pasang surut/arus laut

(Daryanto1995: 36).

b. Menurut Sukanto Reksodiprodjo (1990: 5), Sumber daya

alam adalah sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di

dalam kondisi di mana kita menemukannya. Sumber daya

alam meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang

hidup maupun benda mati yang berguna bagi manusia,

terbatas jumlahnya dan pengusahaannya memenuhi

kriteria–kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan

lingkungan.

Berdasarkan definisi tersebut terdapat beberapa makna

yang tersirat, yaitu:

Page 19: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

2

a. Sesuatu yang belum diketahui dan atau tidak diketahui,

belum dapat disebut sebagai sumber daya alam.

b. Sumber daya alam bersifat dinamis, hal ini dapat

diartikan bahwa nilai yang melekat pada suatu sumber

daya alam dapat berubah-ubah sesuai ruang dan waktu.

c. Sumber daya alam terjadi secara alami, hal ini bermakna

sesuatu sumber daya alam tidak dapat terbentuk sebagai

campur tangan manusia dalam proses pembentukannya.

d. Sumber daya alam bersifat jamak, karena mempunyai

dimensi jumlah, kualitas, ruang, dan waktu.

1.2. Klasifikasi Sumber Daya Alam

Sumber daya alam dapat digolongkan menjadi beberapa

macam. Berikut ini akan disajikan beberapa penggolongan

sumber daya alam berdasarkan pada sifat, potensi dan jenisnya.

1. Berdasarkan Sifat, berdasarkan sifatnya, sumber daya

alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut:

a. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable),

misalnya: Hewan, tumbuhan, mikroba, air dan tanah.

Disebut terbarukan karena dapat melakukan reproduksi

dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali).

Gambar 1. Sumber daya tumbuhan

Page 20: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

3

b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-

renewable), misalnya: minyak bumi, gas bumi, batu bara,

dan bahan tambang lainnya.

c. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya udara,

matahari, energi pasang surut, energi laut dan air dalam

siklus hidrologi.

2. Berdasarkan Potensi, menurut potensi penggunaannya,

sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain

sebagai berikut.

a. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam

yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu,

besi, emas, kayu, serat kapas, kaca, dan rosela.

b. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam

yang dimanfaatkan sebagai sumber energi. Misalnya batu

bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari,

energi pasang surut air laut, dan kincir angin.

c. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam

yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area

tanah (daratan) dan angkasa.

Gambar 2. Penambangan minyak dan gas alam

Page 21: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

4

3. Berdasarkan Jenis, berdasarkan jenisnya sumber daya

alam dibagi dua sebagai berikut:

a. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga

sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang

berupa benda-benda mati. Misalnya: bahan tambang,

tanah, air, dan kincir angin.

b. Sumber daya alam hayati (biotik); disebut juga sumber

daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan,

tumbuhan, mikroba, dan manusia

4. Berdasarkan Undang-Undang No.11 tahun 1976 tentang

pertambangan, sumber daya alam berdasarkan Undang-

Undang Nomor 11 tahun 1976 dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Golongan A meliputi bahan tambang strategis yang

berperan penting dalam kelangsungan kehidupan negara,

b. Golongan B termasuk bahan tambang vital yang

merupakan bahan galian yang berperan penting dalam

kegiatan perekonomian negara akan dikuasai oleh negara,

dan

c. Golongan C meliputi bahan tambang yang tidak termasuk

ke dalam golongan A dan golongan B.

Gambar 3. Energi matahari sebagai sumber daya alam

Page 22: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

5

1.3. Prinsip Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Pemanfaatan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan

seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Dalam hal ini

diperlukan adanya ekoefisiensi (ekonomi efisiensi) dengan

memperhatikan hubungan ekologis untuk mengurangi kerugian

bagi keberlangsungan pembangunan maupun ekosistem. Dalam

pemanfaatan sumber daya alam, maka terdapat beberapa

prinsip dalam menciptakan keberlanjutan, antara lain:

a. Selektif, selektif dilakukan dengan membuat perancangan

yang matang dalam menggunakan sumber daya alam

karena harus sesuai kebutuhan,

b. Kelestarian, sumber daya alam memang digunakan dalam

jangka waktu yang panjang sehingga perlu terpelihara

kelestariannya,

c. Penghematan, seperti halnya selektif, dalam

menggunakan sumber daya alam membutuhkan

perancangan yang matang sehingga tidak terjadinya

pemborosan yang akan mengganggu kuantitas/kualitas

dari sumber daya alam, dan

d. Memperbaharui, adapun kegiatan yang dapat dilakukan

untuk memperbaharui sumber daya alam adalah

reboisasi, penangkaran hewan/tumbuhan, penanaman

ladang secara bergilir, dan pengolahan tanah pertanian

yang baik.

Page 23: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

6

BAB II

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

PANAS BUMI GEOTHERMAL

Indonesia dihadapkan pada kenyataan bahwa

ketergantungan pada energi fosil sebagai sumber energi utama

akan bersifat tidak sustainable dalam jangka panjang bagi

penyediaan kebutuhan energi nasional. Ketergantungan yang

amat besar pada energi fosil juga mulai mengancam kesehatan

keuangan negara. Dikhawatirkan program-program

pembangunan yang semestinya menjadi prioritas, seperti

infrastruktur dan subsidi di bidang pendidikan dan kesehatan

terpaksa dikorbankan.

Isu perubahan iklim juga mengubah paradigma banyak

negara, termasuk Indonesia akan perlunya keberpihakan

kebijakan pada energi terbarukan untuk mengurangi secara

bertahap ketergantungan pada peran energi fosil. Dampak

energi fosil yang buruk pada lingkungan dan andilnya terhadap

fenomena perubahan iklim yang disebabkan efek rumah kaca

menyebabkan pergeseran paradigma tersebut. Energi alternatif

yang menyimpan potensi paling besar bagi kelangsungan energi

nasional adalah energi panas bumi atau geothermal.

Indonesia memiliki sumber daya alam panas bumi yang

berpotensi karena secara geografis menjadi tempat pertemuan

lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik. Indonesia dilalui sabuk

vulkanik yang membentang dari Pulau Sumatera hingga Irian

Jaya dengan 117 pusat gunung berapi aktif yang membentuk

jalur gunung api sepanjang kurang lebih 7.000 km. Subduksi

antara Lempeng Eurasia dan Australia sepanjang 4000 km

Page 24: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

7

berperan pada pembentukan 200 gunung berapi dan 100

lapangan panas bumi di Indonesia. Kegiatan vulkanik dari

gunung berapi yang mengitari wilayah Indonesia menghasilkan

energi panas bumi yang sangat berlimpah.

Pemerintah menetapkan rencana peningkatan

pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia secara bertahap,

dari 807 MW pada tahun 2005 hingga 9500 MW pada tahun

2025, yaitu 5% dari bauran energi tahun 2025 atau setara 167,5

juta barel minyak. Kapasitas pembangkit listrik panas bumi

Indonesia baru mencapai 1.169 MW, pada tahun 2014

kapasitasnya meningkat menjadi 4.733 MW, yaitu 2.137 MW

untuk area Jawa-Bali dan 2.596 MW untuk area luar Jawa-Bali.

Dilihat dari sisi potensi, Indonesia diperkirakan mempunyai

sumber daya panas bumi dengan potensi listrik sebesar 27.510

MW, sekitar 40% potensi panas bumi dunia, dengan potensi

cadangan 14.172 MW, terdiri dari cadangan terbukti 2.287 MW,

cadangan mungkin 1.050 MW dan cadangan terduga 10.835

MW. Listrik yang digunakan di Indonesia sebagian besar

memanfaatkan energi konvensional.

Potensi keseluruhan energi panas bumi Indonesia yang

merupakan 40% dari potensi energi panas bumi dunia,

menjadikan Indonesia sebagai negara dengan potensi energi

panas bumi terbesar dunia. Solusi kebutuhan energi listrik ke

depan dapat bertumpu pada pengoptimalan energi panas bumi.

Energi panas bumi dapat digunakan sebagai pengganti tenaga

listrik yang menggunakan bahan bakar minyak sehingga dapat

dijadikan sumber energi alternatif untuk menghemat cadangan

minyak nasional Pengembangan potensi panas bumi menjadi

sumber energi alternatif pengganti tenaga listrik berbahan

bakar minyak, diperlukan eksplorasi pendahuluan di antaranya

adalah dengan menentukan kandungan mineral batuan di

daerah panas bumi dan prospek pemanfaatan panas bumi.

Page 25: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

8

2.1. Panas Bumi (Geothermal)

Panas bumi (geothermal) adalah sebuah sumber energi

panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi. Panas

bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air

panas, uap air dan batuan bersama mineral dan gas yang secara

genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem

panas bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses

penambangan. Jumlah kandungan panas yang tersimpan dalam

bumi dan membentuk sistem panas bumi yang telah ada sejak

bumi terbentuk. Sistem panas bumi mencakup sistem

hidrotermal yang merupakan sistem tata air, proses pemanasan

dan kondisi panas bumi adalah sebuah sumber energi panas

yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak bumi.

Panas bumi secara umum sistem di mana air yang

terpanasi terkumpul sehingga sistem panas bumi mempunyai

persyaratan seperti harus tersedianya air, batuan pemanas,

batuan sarang, dan batuan penutup. Sumber daya panas bumi

berkaitan dengan mekanisme pembentukan magma dan

kegiatan vulkanisme. Sumber panas bumi dapat ditemui di

banyak tempat di muka bumi. Namun daerah panas bumi yang

memiliki temperatur tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk

pembangkit listrik tidak tersedia di banyak tempat. Ada

beberapa jenis reservoir panas bumi, yaitu reservoir

hidrotermal (hydrothermal reservoir), reservoir bertekanan

tinggi (geopressured reservoir), reservoir batuan panas kering

(hot dry rock reservoir) dan reservoir magma.

2.2. Temperatur Reservoir

Temperatur reservoir tergantung dari intensitas panas

yang merambat dari batuan sumber panas, sifat termal batuan,

seperti kemampuan batuan merambatkan panas dan

menyimpan panas (konduktivitas dan kapasitas panas batuan),

Page 26: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

9

kemampuan batuan mengalirkan fluida (permeabilitas batuan).

Karena keanekaragaman sifat batuan, tentunya temperatur dari

satu tempat ke tempat lain tidak sama, unik, dalam satu

reservoir temperatur tidak homogen dan juga berbeda antara

satu reservoir dengan reservoir lainnya.

Berdasarkan pada besarnya temperatur, sistem panas

bumi di bedakan atas:

a. Sistem panas bumi bertemperatur rendah, yaitu suatu

sistem yang reservoirnya mengandung fluida dengan

temperatur lebih kecil dari 1250 C.

b. Sistem panas bumi bertemperatur sedang, yaitu suatu

sistem yang reservoirnya mengandung fluida

bertemperatur antara 1250 C dan 2250 C.

c. Sistem panas bumi bertemperatur tinggi, yaitu suatu

sistem yang reservoirnya mengandung fluida.

2.3. Manifestasi Panas Bumi

Manifestasi panas bumi di permukaan diperkirakan

terjadi karena adanya perambatan panas dari bawah

permukaan atau karena adanya rekahan-rekahan yang

memungkinkan fluida panas bumi (uap dan air panas) mengalir

ke permukaan. Manifestasi permukaan adalah tanda-tanda

alam yang nampak di permukaan tanah sebagai petunjuk awal

adanya aktivitas panas bumi di bawah permukaan tanah.

Bentuk manifestasi permukaan antara lain:

a. Tanah Panas (Warm Ground) yaitu adanya sumber daya

panas bumi di bawah permukaan dapat ditunjukkan

antara lain dari adanya tanah yang mempunyai

temperatur lebih tinggi dari temperatur tanah di

sekitarnya. Hal ini terjadi karena adanya perpindahan

panas secara konduksi dari batuan bawah permukaan ke

batuan permukaan.

Page 27: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

10

b. Tanah Beruap (Steaming Ground) merupakan jenis

manifestasi di mana uap panas (steam) keluar dari

permukaan tanah. Uap tersebut berasal dari suatu lapisan

tipis dekat permukaan yang mengandung air panas yang

mempunyai temperatur sama atau lebih besar dari titik

didihnya. Jika gradien temperatur lebih besar dari 3000

C/m, maka steaming ground sangat berbahaya bagi

makhluk hidup karena temperatur yang sangat tinggi

menyebabkan tumbuh tumbuhan tidak dapat hidup.

c. Kolam Air Panas merupakan salah satu petunjuk adanya

sumber daya panas bumi di bawah permukaan. Kolam air

panas terbentuk karena adanya aliran air panas dari

bawah permukaan melalui rekahan-rekahan batuan. Pada

permukaan air terjadi penguapan yang disebabkan karena

adanya perpindahan panas dari permukaan air ke

atmosfer. Panas yang hilang ke atmosfer sebanding

dengan luas area kolam, temperatur pada permukaan dan

kecepatan angin.

d. Kolam Lumpur Panas (Mud Pool), ketampakannya sedikit

mengandung uap dan gas CO2, tidak terkondensasi,

umumnya fluida berasal dari kondensasi uap.

Penambahan cairan lumpur menyebabkan gas CO2 keluar.

Mud vulkano adalah tipe dari kolam lumpur panas, di

mana gas keluar dari satu celah dengan temperatur lebih

kecil dari titik didih. Lumpur terdapat dalam keadaan cair

karena kondensasi uap panas, sedangkan letupan-letupan

yang terjadi adalah karena pancaran CO2.

e. Air Panas (Hot Springs) merupakan salah satu petunjuk

adanya sumber daya panas bumi di bawah permukaan.

Mata air panas terbentuk karena adanya aliran air panas

dari bawah permukaan melalui rekahan-rekahan batuan.

Temperatur 5000 C disebut warm springs. Temperatur

Page 28: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

11

>5000 C disebut hot springs. Hot springs biasanya agak

asam, bila netral umumnya berasosiasi dengan sistem air

panas jenuh dengan silika dan menghasilkan endapan

sinter. Endapan teras travetin biasanya berhubungan

dengan karbonat yang terkandung dalam fluida.

f. Fumarol adalah lubang kecil yang memancarkan uap

panas kering (dry steam) atau uap panas yang

mengandung butiran-butiran air (wet steam). Apabila uap

tersebut mengandung gas H2S maka manifestasi

permukaan tersebut disebut solfatar. Fumarol yang

memancarkan uap dengan kecepatan tinggi dapat

dijumpai di daerah tempat terdapatnya sistem dominasi

uap. Uap tersebut mengandung SO2 yang hanya stabil

pada temperatur yang sangat tinggi (>50000 C). Fumarol

yang memancarkan uap dengan kandungan asam boric

tinggi umumnya disebut soffioni.

g. Geiser merupakan mata air panas yang menyembur ke

udara secara intermittent (pada selang waktu tidak tentu)

dengan ketinggian air sangat beraneka ragam, yaitu dari

kurang dari satu meter hingga ratusan meter. Selang

waktu penyemburan air (erupsi) juga beraneka ragam,

yaitu dari beberapa detik hingga beberapa hari. Lamanya

air menyembur ke permukaan juga sangat beraneka

ragam, yaitu dari beberapa detik hingga beberapa jam.

Geiser merupakan manifestasi permukaan dari sistem

dominasi air.

h. Silika sinter merupakan endapan silika di permukaan

yang berwarna kuning keperakan. Umumnya dijumpai di

sekitar mata air panas dan lubang geiser yang

menyemburkan air yang bersifat netral. Apabila laju

aliran air panas tidak terlalu besar umumnya di sekitar

mata air panas tersebut terbentuk teras-teras silika yang

Page 29: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

12

berwarna keperakan (silica sinter terrace atau sinter

platform). Silika sinter merupakan manifestasi

permukaan dari sistem panas bumi yang didominasi air.

2.4. Sistem Panas Bumi di Indonesia

Posisi kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan

antara tiga lempeng besar (Eurasia, Hindia Australia, Pasifik)

memiliki tatanan tektonik yang kompleks. Subduksi antara

lempeng benua dan samudera menghasilkan suatu proses

peleburan magma yang berperan dalam pembentukan jalur

gunung api yang dikenal sebagai lingkaran api (ring of fire).

Berdasarkan asosiasi terhadap tatanan geologi, sistem panas

bumi di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:

vulkanik dan non-vulkanik.

Sistem panas bumi di Indonesia sampai saat pada

umumnya merupakan sistem panas bumi hidrotermal.

Keberadaan sumber daya panas bumi secara sederhananya

dapat ditunjukkan oleh adanya manifestasi permukaan seperti

air panas dan solfatara, yaitu hembusan yang mengandung gas

belerang. Manifestasi permukaan dapat dianggap sebagai

bocoran dari suatu kantong atau reservoir panas bumi yang

berada di bawah permukaan.

Ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil dalam

memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri masih tinggi.

Energi fosil memberikan kontribusi 94,3% dari total kebutuhan

energi nasional yang sebesar 1.357 juta SBM (setara barel

minyak), sedangkan sisanya sebesar 5,7% dipenuhi dari energi

baru terbarukan. Berdasarkan jumlah tersebut, minyak bumi

memberikan kontribusi 49,7%, gas bumi 20,1%, dan batubara

sebesar 24,5%. Sebagian dari minyak bumi untuk memenuhi

kebutuhan negeri harus diimpor, baik dalam bentuk minyak

mentah maupun dalam bentuk produk minyak. Jumlah

Page 30: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

13

cadangan sumber energi fosil, terutama minyak bumi, terus

turun karena upaya untuk melakukan penambahan cadangan

baru belum mampu mengimbangi laju kecepatan penurunan

cadangan yang sudah ada sebagai akibat dari eksploitasi yang

telah dilakukan. Kondisi ini menjadikan Indonesia rentan

terhadap fluktuasi ketersediaan dan harga energi yang terjadi

di pasar energi internasional (Dewan Energi Nasional, 2014).

Berdasarkan paparan mengenai sebagian minyak bumi yang

semestinya digunakan untuk kebutuhan dalam negeri harus

diimpor. Hal ini sangat tidak mendukung ketersediaan

ketahanan energi di dalam negeri (Dewan Energi Nasional,

2014).

Kegiatan eksploitasi terhadap sumber daya alam selama

ini menyebabkan krisis energi pada sumber daya fosil. Hal

tersebut berbahaya terhadap keberlanjutan pembangunan dan

tidak terpenuhinya kebutuhan energi dalam negeri yang

memiliki pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat

setiap tahunnya. Perlunya langkah tepat untuk mengatasi

kebutuhan energi dalam negeri sekaligus untuk meningkatkan

kemakmuran masyarakat secara lebih merata.

Ketergantungan terhadap energi fosil perlu diakhiri

dengan memanfaatkan potensi energi alternatif yang ada di

seluruh wilayah Indonesia seperti tenaga air, angin, panas

bumi, dan biomassa. Potensi energi alternatif yang sangat

menjanjikan untuk dimanfaatkan adalah panas bumi, karena

negara Indonesia memiliki cadangan terbesar di dunia yakni

40%, selain itu penggunaan panas bumi sangat efisien dan

ekonomis serta ramah lingkungan dibandingkan dengan energi

fosil.

Potensi energi terbarukan di Indonesia cukup besar

namun pemanfaatannya sampai saat ini masih kecil. Hal ini

disebabkan oleh biaya investasi awal dan biaya operasional

Page 31: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

14

lebih mahal, sehingga harga energinya menjadi mahal dan tidak

dapat bersaing dengan harga energi konvensional yang masih

disubsidi. Potensi energi geothermal untuk pembangkit listrik di

Indonesia diperkirakan sebesar 29 Gigawatt, hampir setara

dengan total pasokan listrik nasional saat ini. Menurut Badan

Geologi (2010), bahwa Indonesia baru mengembangkan energi

panas bumi untuk pembangkit listrik sebesar 1.189 MW (4,3%).

Sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang juga

ramah lingkungan, energi panas bumi sangat berpotensi

sebagai alternatif pengganti sumber energi fosil yang tidak

terbarukan dan menghasilkan dampak lingkungan berupa emisi

gas rumah kaca (CO2). Pengembangan pemanfaatan energi

panas bumi memiliki nilai strategis dalam penghematan

penggunaan energi fosil yang berarti berpotensi dalam

penghematan devisa negara untuk pembiayaan impor energi,

khususnya bahan bakar minyak, sekaligus untuk mengurangi

dampak lingkungan akibat eksploitasi energi fosil. Pemerintah

perlu mendorong pemanfaatan energi panas bumi dengan

berbagai usaha, baik dalam penyempurnaan kebijakan tata

kelola di sisi hulu maupun pemanfaatan energi panas bumi di

sisi hilir.

Panas bumi adalah bentuk energi terbarukan yang

menghasilkan sedikit emisi gas rumah kaca dan dapat

memberikan kestabilan dan keamanan energi. Energi panas

bumi, bahkan meskipun kecil, dapat menjadi solusi nyata untuk

masyarakat luas yang membutuhkan listrik di masa depan.

Energi panas bumi juga dapat memberikan kontribusi untuk

kemandirian energi masyarakat pada desa-desa terpencil juga

untuk melindungi masyarakat pedesaan terhadap tingginya

harga minyak bumi. Energi panas bumi juga bisa memfasilitasi

peluang ekonomi dalam menyediakan energi untuk keperluan

alternatif seperti produksi pangan. Panas bumi memainkan

peran yang semakin penting dalam penyediaan energi dunia.

Page 32: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

15

Panas bumi memiliki banyak keuntungan jika

dibandingkan dengan energi bahan bakar fosil yang diturunkan

secara tradisional atau bahkan beberapa jenis energi alternatif

lainnya, panas bumi dapat menyediakan energi pada tingkat

yang konstan dan tidak tergantung pada cuaca atau

pertimbangan musim. Panas bumi dapat melengkapi sumber

energi baru dan terbarukan lainnya seperti tenaga air, angin

dan surya, pengembangan panas bumi, setelah pembangunan

PLTP akan menghasilkan emisi udara yang sangat rendah atau

bahkan dapat diabaikan. Panas bumi memiliki jejak permukaan

kecil dibandingkan dengan beberapa jenis energi lainnya.

Mengusahakan produksi energi panas bumi untuk

menggantikan listrik atau panas produksi yang ada dari bahan

bakar berbasis karbon dapat membantu Pemerintah dalam

komitmennya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (US

Departement of Energy, 2014).

Indonesia akan mengalami kesulitan untuk mengejar

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas jika tidak ditopang oleh

ketersediaan pasokan listrik yang andal dan ramah lingkungan.

Pada sisi lain, kondisi krisis listrik yang terjadi di banyak

daerah meski di lokasi yang menghasilkan listrik sekalipun

masyarakat tetap mengalami gangguan kelistrikan, ini menjadi

tantangan besar bagi PLN yang mendapat mandat untuk

ketersediaan listrik nasional secara memadai. Ada indikasi, di

masa depan, peranan sektor swasta dalam memasok kebutuhan

listrik nasional akan semakin meningkat. Demikian juga dengan

mulai terbuka nya peranan swasta dalam membangun jaringan

transmisi dan distribusi akan semakin besar guna mendorong

pembangunan sektor ketenagalistrikan.

Indonesia selama ini belum memiliki cadangan penyangga

energi yang dapat memberikan jaminan keamanan energi

dalam waktu tertentu apabila terjadi kondisi krisis dan darurat

Page 33: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

16

energi. Pemerintah sudah membuat kebijakan yang menyokong

ketahanan energi nasional, contohnya upaya pencarian

(eksplorasi) baru untuk menemukan cadangan minyak dan gas

baru untuk mengantisipasi menurunnya produksi migas ke

depan. Pemerintah juga sudah berupaya mencari sumber-

sumber energi hijau yaitu energi baru dan terbarukan di

antaranya panas bumi.

Fenomena berkurangnya produksi sumber daya energi

primer seperti minyak, gas bumi dan batubara sudah dirasakan

Indonesia selama satu dekade terakhir. Faktanya Indonesia

telah berubah menjadi net importir minyak sejak tahun 2004,

ratusan titik-titik baru yang dieksplorasi untuk mencari sumber

minyak dan gas namun upaya tersebut belum menemukan hasil

yang memuaskan. Oleh karena itu pemerintah mulai melirik

sumber energi baru dan terbarukan seperti panas bumi, hidro,

biofuel, biomassa, namun kendala pemanfaatan energi baru dan

terbarukan tersebut cukup besar, misalnya harga yang masih

tinggi di atas harga listrik atau minyak yang disubsidi.

Indonesia tahun 2025 harus menggunakan panas bumi, semua

kegiatan harus memanfaatkan energi baru terbarukan.

2.5. Kebijakan Energi Panas Bumi Nasional

Pemerintah sudah sangat berupaya untuk membebaskan

Indonesia dari krisis listrik, dan berupaya mencari alternatif

penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT). Upaya

memenuhi kebutuhan energi nasional telah ditempuh

pemerintah lewat jalan berliku. Pemerintah telah

mengeluarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang

Panas Bumi yang menjadi acuan pemerintah dalam pengelolaan

panas bumi, namun banyak sekali halangan dan hambatan yang

terjadi karena berbagai istilah atau tumpang tindihnya

peraturan dari pihak terkait pengelolaan panas bumi.

Page 34: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

17

Indonesia selama ini belum memiliki cadangan penyangga

energi yang dapat memberikan jaminan keamanan dalam

waktu tertentu apabila terjadi kondisi krisis dan darurat energi.

Di sinilah pentingnya pemerintah membuat kebijakan energi

nasional yang dapat memberikan peranan penting dalam

mencapai kedaulatan energi. Pemerintah harus kreatif dan adil

dalam membuat kebijakan yang menyokong ketahanan energi

nasional. Dibutuhkan stimulasi kepada sektor-sektor potensial

yang mendukung terciptanya bauran energi dan upaya

pencarian (eksplorasi) baru untuk menemukan cadangan baru.

Kebijakan energi nasional juga harus berpihak kepada

pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(iptek) karena kebutuhan teknologi yang lebih maju diperlukan

dalam mengoptimalisasi produksi energi yang sudah ada dan

dalam rangka pencarian sumber yang baru. Perencanaan energi

jangka panjang, peran investor sangatlah penting, iklim

investasi dan kebijakan pemerintah yang mendukung sangat

dibutuhkan untuk menjamin ketersediaan suplai energi begitu

juga dengan ketersediaan infrastruktur, diperlukan birokrasi

satu jendela agar efektivitas dalam berinvestasi tidak

mengalami gangguan.

Tenaga listrik merupakan salah satu faktor pendukung

pembangunan nasional. Hal tersebut menyebabkan,

pembangunan ketenagalistrikan ditempatkan pada prioritas

yang sangat penting. Sebagai salah satu hasil pemanfaatan

kekayaan alam yang menguasai hidup orang banyak, listrik

merupakan salah satu upaya untuk menyejahterakan

masyarakat. Ketersediaan tenaga listrik yang dipergunakan

secara luas dan merata untuk dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Sampai tahun 2004, sebanyak 252 area panas bumi telah

di identifikasi melalui inventarisasi dan eksplorasi. Sebagian

Page 35: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

18

besar dari jumlah area tersebut terletak di lingkungan vulkanik,

sisanya berada di lingkungan batuan sedimen dan metamorf.

Dari jumlah lokasi tersebut mempunyai total potensi sumber

daya dan cadangan panas bumi sebesar sekitar 27.35 MWe. Dari

total potensi tersebut hanya 3% (807 MWe) yang telah

dimanfaatkan sebagai energi listrik dan menyumbangkan

sekitar 2% dalam pemakaian energi listrik nasional.

Saat ini pengusahaan pemanfaatan energi panas bumi

diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 Tentang

Panas bumi. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2014 Tentang

Panas Bumi diundangkan dengan mencabut Undang-Undang

Nomor 27 Tahun 2003 Tentang panas Bumi. Semangat

mendorong pemanfaatan energi panas bumi begitu jelas dalam

Undang-Undang Nomor 21 tahun 2014 Tentang Panas Bumi.

Adapun beberapa konsep dan pokok-pokok pengaturan

yang terkandung dalam Undang-Undang ini, di antaranya

meliputi:

a. Bahwa pengusahaan panas bumi tidak dikategorikan

dalam pengertian kegiatan pertambangan;

b. Landasan filosofis kegiatan usaha panas bumi sebagai

bagian pemanfaatan dari sumber daya alam bertumpu

pada Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Panas Bumi

sebagai sumber daya alam yang terkandung di dalam

Wilayah hukum Indonesia merupakan kekayaan nasional

yang dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk

kemakmuran Rakyat. Oleh karena itu dalam Undang-

Undangan ini dinyatakan bahwa Panas Bumi merupakan

kekayaan nasional yang dikuasai Negara yang

penyelenggaraannya dilakukan oleh Pemerintah dan

Pemerintah Daerah.

Page 36: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

19

c. Pengaturan mengenai kewenangan penyelenggaraan

Panas Bumi baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun

Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten Kota.

d. Kewenangan Pemerintah untuk melakukan Eksplorasi,

Eksploitasi dan pemanfaatan yang dapat dilaksanakan

oleh Badan Usaha Milik Negara atau Badan Layanan

Umum.

e. Adanya pengaturan yang lebih rinci mengenai

pengusahaan panas bumi untuk pemanfaatan langsung

maupun pemanfaatan tidak langsung;

f. Pembinaan dan pengawasan terhadap Izin Usaha

Pertambangan Panas Bumi akibat dari perubahan yang

semula dilakukan oleh Pemerintah Daerah beralih menjadi

kewenangan Pemerintah;

g. Pengaturan bonus produksi pengusahaan panas bumi

(production bonus) yang didasarkan kepada persentase

tertentu dari pendapatan kotor sejak unit pertama

berproduksi;

h. Pengaturan ketentuan peralihan yang lebih jelas untuk

pengelolaan wilayah kerja panas bumi yang telah ada

sebelum diterbitkannya Undang-Undang ini.

Sebagai tindak lanjutnya, Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2014 ini mengamanatkan pembentukan beberapa

Peraturan Pemerintah, yang secara garis besar dapat

diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) Peraturan Pemerintah, yaitu:

1. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Bonus Produksi

Pengusahaan Panas Bumi.

2. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengusahaan

Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung.

3. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengusahaan

Panas Bumi untuk Pemanfaatan Langsung.

Page 37: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

20

Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan

peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 27 Tahun

2003 tentang Panas Bumi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4327), dinyatakan masih tetap

berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi ini.

2.6. Distribusi, Klasifikasi dan Potensi Energi Panas Bumi

Sekitar 80% lokasi panas bumi di Indonesia berasosiasi

dengan sistem vulkanik aktif seperti Sumatra (81 lokasi), Jawa

(71 lokasi), Bali dan Nusa Tenggara (27 lokasi), Maluku (15

lokasi), dan terutama Sulawesi Utara (7 lokasi). Sedangkan

yang berada di lingkungan non vulkanik aktif yaitu di Sulawesi

(43 lokasi), Bangka Belitung (3 lokasi), Kalimantan (3 lokasi),

dan Papua (2 lokasi). Dari 252 lokasi panas bumi yang ada,

hanya 31% yang telah disurvei secara rinci dan didapatkan

potensi cadangan. Di sebagian besar lokasi terutama yang

berada di daerah terpencil masih dalam status survei

pendahuluan sehingga didapatkan potensi sumber daya.

Total potensi panas bumi dari 252 lokasi sebesar 27.357

MWe terdiri dari sumber daya sebesar 14.007 MWe dan

cadangan sebesar 13.350 MWe. Data potensi ini merupakan

data dari Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM)

dan institusi lain yang bergerak di bidang panas bumi. Hal ini

menjadi kendala dalam penghitungan neraca potensi karena

dengan sumber data yang berbeda kemungkinan dihitung

dengan metode yang juga berbeda. Sedangkan dalam

penghitungan yang dilakukan oleh DIM juga masih sangat

subjektif. Kendala-kendala yang masih dijumpai dalam

penghitungan potensi panas bumi antara lain dalam penentuan

temperatur reservoir dan luas daerah prospek. Penghitungan

Page 38: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

21

temperatur dengan metode geotermometri yang berbeda akan

menghasilkan temperatur yang berbeda pula. Demikian juga

dengan penentuan luas prospek yang dapat ditentukan dengan

zona tahanan jenis rendah, gradien tahanan jenis dan

pendekatan geologi. Namun demikian data potensi ini bersifat

dinamis yang akan berubah dan dimutakhirkan setiap waktu

sesuai dengan tingkat kegiatan eksplorasi yang dilakukan baik

oleh pemerintah maupun oleh pengembang.

2.7. Pemanfaatan Energi Panas Bumi di Indonesia

Apabila ditinjau dari total potensi yang ada, pemanfaatan

energi panas bumi di Indonesia masih sangat kecil yaitu sekitar

3%. Pemanfaatan ini juga masih terbatas untuk Pembangkit

Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan menghasilkan energi

listrik sebesar 807 MWe yang sebagian besar masih

terkonsentrasi di Pulau Jawa (97%). Beberapa lapangan panas

bumi yang telah dimanfaatkan sebagai PLTP terletak di Jawa

Barat (Gunung Salak 330 MWe, Wayang Windu 110 MWe,

Kamojang 235 MWe, dan Darajat 145 MWe), Jawa Tengah

(Dieng 60 MWe), Sumatera Utara (Sibayak 12 MWe), Sulawesi

Utara (Lahendong 120 MWe), Lampung (Ulubelu 220 MWe) dan

Sumatera Barat (Muara Laboh 85 MWe).

Energi panas bumi di Indonesia sangat beragam, sehingga

selain pemanfaatan tidak langsung (PLTP), dapat dimanfaatkan

secara langsung (direct uses) seperti untuk industri pertanian

(antara lain untuk pengeringan hasil pertanian, sterilisasi

media tanaman, dan budidaya tanaman tertentu). Dibandingkan

dengan negara lain (China, Korea, New Zealand) pemanfaatan

langsung di Indonesia masih sangat terbatas terutama hanya

untuk pariwisata yang umumnya dikelola oleh daerah

setempat. Untuk mengembangkan pemanfaatan energi panas

bumi secara langsung di Indonesia masih diperlukan riset dan

kajian lebih lanjut.

Page 39: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

22

2.8. Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi

Mengacu pada UU No. 27 Tahun 2003 tentang Panas

Bumi, bahwa Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi

adalah wilayah yang ditetapkan dalam Izin Usaha

Pertambangan (IUP). Pembuatan dan penetapan WKP panas

bumi merupakan wewenang pemerintah pusat dalam hal ini

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Sedangkan

kewenangan pemberi perizinan tergantung dari letak di mana

WKP tersebut berada. Jika WKP terletak di dalam suatu

kabupaten, wewenang perizinan ada di pemerintah kabupaten.

Apabila WKP berada di lintas kabupaten maka wewenang ada di

pemerintah daerah provinsi. Pemerintah pusat hanya

memberikan perizinan untuk WKP di lintas provinsi. WKP akan

ditawarkan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai

dengan kewenangannya melalui mekanisme lelang.

Tata cara lelang untuk WKP panas bumi akan diatur oleh

Peraturan Pemerintah (PP) yang saat ini masih berupa

Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang panas bumi

dan dalam proses penyelesaian. Untuk memberikan informasi

mengenai status WKP yang ada, maka WKP panas bumi

dikelompokkan menjadi:

a. WKP tahap produksi, yaitu WKP yang telah dieksploitasi

dan menghasilkan energi listrik.

b. WKP tahap eksplorasi/pengembangan, yaitu WKP yang

berada dalam tahapan eksplorasi atau dalam tahapan

pengembangan.

c. WKP yang ditawarkan (open area), yaitu WKP yang berada

dalam tahapan eksplorasi dan masih menjadi milik

pemerintah.

Sampai saat ini terdapat 33 WKP panas bumi yang telah

ditetapkan oleh pemerintah. Sebanyak 15 WKP tersebut

merupakan milik Pertamina (perkiraan potensi 7.500 MWe)

Page 40: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

23

dan 6 WKP di antaranya merupakan WKP tahap produksi, yang

menghasilkan total energi listrik sebesar 807 MWe. Sedangkan

18 WKP yang telah ditetapkan dan merupakan WKP tahap

eksplorasi, oleh Pertamina diserahkan kembali kepada

pemerintah dengan perkiraan potensi sekitar 3.900 MWe.

Sejumlah peta saran WKP baru untuk 28 lokasi panas bumi pun

telah dibuat.

Perkiraan letak dan luas WKP masing–masing didasarkan

pada posisi zona prospek dan besarnya potensi energi panas

bumi. WKP baru ini terutama untuk daerah panas bumi yang

telah disurvei rinci dan sebagian terletak di kawasan Indonesia

timur. Dengan luas untuk setiap WKP tidak lebih dari 200.000

ha diharapkan zona prospek panas bumi berada di dalam WKP

tersebut. Peta saran WKP ini juga bersifat dinamis, karena

posisi dan luasnya akan dapat berubah tergantung dari

perubahan ketersediaan data kepanasbumian dan status

penyelidikan di daerah panas bumi tersebut (tahap eksplorasi

atau tahap pengembangan). Perkiraan total potensi dari WKP

baru ini sekitar 2.000 MWe. Dengan adanya promosi WKP

panas bumi di kawasan Indonesia timur di harapkan

pengembangan panas bumi untuk PLTP di daerah ini dapat

segera terealisasi. Hal ini mengingat kawasan timur seperti

Nusa Tenggara Timur sampai saat ini hanya dapat

mengandalkan bahan bakar diesel untuk pembangkit listrik

karena faktor alamnya tidak memungkinkan adanya

pembangkit geohidro.

2.9. Pengembangan Energi Panas Bumi yang Berkelanjutan

Aktivitas dalam masyarakat serta sektor industri nasional,

sangat tergantung terhadap tersedianya energi listrik. Hal ini

yang menyebabkan ketergantungan terhadap ketersediaan

energi listrik semakin hari semakin meningkat. Oleh karena itu

Page 41: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

24

sektor ketenagalistrikan mempunyai peranan yang sangat

strategis dalam menentukan upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat serta mendorong berjalannya roda perekonomian

nasional.

Sehubungan dengan peranan strategis sektor

ketenagalistrikan, sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk

mengusahakan energi listrik dapat tersedia dalam jumlah yang

cukup dengan mutu dan tingkat keandalan yang baik. Akan

tetapi, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan

pertumbuhan ekonomi menyebabkan permintaan terhadap

energi listrik pun semakin hari semakin meningkat. Di sisi lain,

pasca krisis ekonomi melanda Indonesia beberapa tahun lalu,

pembangunan beberapa pembangkit yang semula sudah

direncanakan menjadi terkendala. Selain hal tersebut di atas,

kendala lain muncul karena keterbatasan dana dari pemerintah

untuk berinvestasi pada sektor ketenagalistrikan terutama

pembangunan pembangkit baru. Investasi dari pihak swasta

yang diharapkan bisa berjalan dengan baik menjadi terhambat

karena adanya permintaan suatu prasyarat kondisi tertentu.

Permasalahan yang kompleks tersebut pada akhirnya

menyebabkan penambahan pasokan tenaga listrik tidak mampu

mengimbangi tingginya pertumbuhan permintaan akan tenaga

listrik, sehingga menyebabkan terjadinya kondisi krisis

penyediaan tenaga listrik di beberapa daerah. Kondisi tersebut

mengakibatkan terhambatnya perkembangan ekonomi daerah

dan nasional. Sejalan dengan UU No.30 tahun 2007 tentang

energi, maka keamanan dan keberlanjutan pasokan energi

domestik menjadi sesuatu yang perlu diupayakan secara

sinergis antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Hal

ini dikarenakan jika tidak ada antisipasi keamanan dan

keberlanjutan pasokan energi dari awal maka akan membawa

konsekuensi yang lebih mahal di masa yang akan datang.

Page 42: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

25

Mengatasi krisis penyediaan energi dan menghindari

dampak kerusakan lingkungan hidup akibat global warming

maka dibutuhkan sumber energi alternatif yang baru dan

terbarukan serta lebih ramah lingkungan. Pemanfaatan dan

pengembangan energi terbarukan menjadi semakin penting

mengingat semakin terbatasnya sumber energi fosil atau

sumber energi non-terbarukan. Melalui Perpres No 5 tahun

2006 tentang Kebijakan Energi strategi pengelolaan energi

nasional 2006-2025, di mana dalam peraturan tersebut

disebutkan bahwa dalam pasokan energi nasional harus

dipenuhi 17% energi terbarukan. Hal tersebut menyatakan

dengan jelas bagaimana peranan energi terbarukan di masa

yang akan datang.

Energi baru dan terbarukan (EBT) yang tersedia di

Indonesia adalah panas bumi, tenaga air, biomasa, energi

matahari dan energi kelautan. Kepulauan Indonesia terletak di

salah satu kerangka tektonik yang paling aktif di dunia, terletak

di antara perbatasan Indo-Australia, Pasifik, Filipina dan

lempeng tektonik Eurasia. Posisi strategis tersebut menjadikan

Indonesia sebagai negara paling kaya dengan energi panas

bumi yang tersebar di 285 titik daerah sepanjang busur

vulkanik dengan total potensi sebesar 29.215 GWe (Badan

Geologi Kementerian ESDM, 2011). Menurut Laporan yang

dikeluarkan oleh WWF pada tahun 2012 dengan judul “Igniting

the Ring of Fire: A Vision for Developing Indonesia’s Geothermal Power” Indonesia memiliki potensi energi panas bumi terbesar

di dunia, dengan setidaknya 29 Giga Watt total potensi panas

bumi.

Dari jumlah tersebut, baru dimanfaatkan sekitar 1,2 Giga

Watt. Kebijakan Energi Nasional telah menargetkan agar panas

bumi dapat menyokong 5% bauran energi nasional pada 2025,

namun hingga saat ini panas bumi baru berkontribusi 3%

dengan perkembangan yang lambat. Beragam kendala dan

Page 43: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

26

tantangan dihadapi dalam pengembangan panas bumi, baik dari

sisi kebijakan dan regulasi, pengaturan institusi, isu koordinasi

lintas sektor, otonomi daerah, sumber daya manusia, isu tata

kelola (good governance), dan hal-hal teknis, seperti: akurasi

data, proses tender, pelibatan masyarakat dalam proses

pembangunan, negosiasi harga, perijinan, dan lainnya. Artikel

ini membahas bagaimana pembangunan energi panas bumi

yang berkelanjutan di Indonesia. Pengembangan energi panas

bumi sebagai salah satu energi terbarukan menjadi sangat

penting untuk didiskusikan terkait dengan cadangan energi

fosil yang terbatas, harga energi yang fluktuatif karena

dipengaruhi oleh situasi politik dan ekonomi dunia serta

meningkatnya emisi gas rumah kaca akibat pembakaran bahan

bakar fosil.

2.10. Limbah Cair Panas Bumi

Panas bumi merupakan salah satu energi terbarukan yang

ada di Indonesia yang telah dimanfaatkan untuk pembangkit

listrik tenaga panas bumi (PLTP). Sampai dengan Desember

2015, menurut Saefulhak (2015) lapangan panas bumi di

Indonesia telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik

sebanyak 10 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan

total kapasitas terpasang dari PLTP sebesar 1438,5MW.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2014

tentang Panas Bumi. Panas Bumi adalah sumber energi panas

yang terkandung di dalam air panas, uap air, serta batuan

bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik

tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi. Secara

umum pemanfaatan panas bumi terdiri atas dua jenis, yaitu

pemanfaatan langsung dan pemanfaatan tidak langsung. Panas

bumi telah dimanfaatkan sampai dengan saat ini, baik untuk

pemanfaatan langsung maupun pemanfaatan tidak langsung

Page 44: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

27

yaitu untuk pembangkit listrik (Fridleifsson, 2001).

Pemanfaatan langsung panas bumi dapat dimanfaatkan untuk

berbagai macam kegiatan, antara lain pertanian, perikanan dan

wisata. Pemanfaatan langsung panas bumi temperatur 20ºC

hingga lebih dari 100ºC. Sesuai perkembangan teknologi saat

ini, pemanfaatan langsung panas bumi ini dapat juga untuk

pembangkit listrik. Air panas yang berasal dari manifestasi

panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

Operasional PLTP tidak memerlukan energi primer untuk

menggerakkan turbin, hal ini karena uap air diekstraksi dari

perut bumi melalui sumur produksi. Uap yang dihasilkan oleh

sumur dipisahkan oleh separator, sehingga menghasilkan uap

dan brine. Brine merupakan fasa cair dari hasil pemisahan uap

panas bumi diseparator. Uap dipergunakan untuk memutar

turbin. Setelah memutar turbin uap tersebut terkondensasi

menjadi air. Air hasil kondensasi ini seharusnya diinjeksikan

kembali ke dalam reservoir untuk menjaga keberlanjutan

reservoir sehingga sumber daya panas bumi dapat terus terjaga

keberlanjutannya. Ketika air dan brine yang dihasilkan oleh

PLTP ini tidak diinjeksikan kembali, maka air dan brine

tersebut menjadi limbah.

Untuk melindungi lingkungan dari pencemaran limbah

PLTP, pemerintah telah mengatur baku mutu limbah yang

dihasilkan oleh PLTP. Pengaturan baku mutu limbah ini melalui

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2010

tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan

Minyak dan Gas serta Panas Bumi. Baku mutu limbah PLTP

menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun

2010 seperti tabel di bawah ini:

Page 45: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

28

Tabel 1. Baku Mutu Limbah Bagi Usaha Panas Bumi

Tabel 2. Arsen (As) Pada Air Tanah

Page 46: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

29

BAB III

SUMBER DAYA AIR DAN

PENGELOLAANNYA

Keberlanjutan ekosistem menjadi salah satu isu penting di

dalam platform Sustainable Development Goals (SDGs) yang

telah dicanangkan untuk menggantikan platform lama yaitu

MDGs. SDGs memiliki 17 tujuan yang bersifat komprehensif dan

inklusif. Tujuan nomor 15 dari SDGs adalah life and land

(Kehidupan di darat) yang artinya melindungi, merestorasi dan

meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan,

mengelola lahan secara lestari, menghentikan penggurunan,

memulihkan degradasi lahan, serta menghentikan kehilangan

keanekaragaman hayati.

Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas ataupun

kualitas tidak merata, sedangkan kegiatan pembangunan

membutuhkan sumber daya alam yang semakin meningkat.

Kegiatan pembangunan juga mengandung risiko terjadinya

pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini dapat

mengakibatkan daya dukung, daya tampung, dan produktivitas

lingkungan hidup menurun yang pada akhirnya menjadi beban

sosial.

Sumber daya air merupakan sumber daya alam yang

terbaharui dan secara alamiah berada di dalam wilayah

hidrografis yang disebut daerah aliran sungai yang mengikuti

siklus hidrologis. Ketersediaan sumber daya air dalam setiap

daerah aliran sungai sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan

hidrogeologi setempat sehingga mengakibatkan adanya daerah

aliran sungai dengan ketersediaan air yang melimpah dan

Page 47: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

30

daerah aliran sungai yang sangat kekurangan air (2). Manusia

mungkin dapat hidup beberapa hari tanpa makan, akan tetapi

manusia tidak akan bertahan selama beberapa hari jika tidak

minum karena sudah mutlak bahwa sebagian besar zat

pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air.

Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi

kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai

manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga agar air

yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan

melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan,

tidak membuang sampah dan limbah yang dapat membuat

pencemaran air sehingga dapat mengganggu ekosistem yang

ada.

Selain merupakan sumber daya alam, air juga merupakan

komponen ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan

manusia dan makhluk hidup lainnya, yang dikuasai oleh Negara

dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Hal ini tertuang dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pasal 33 UUD

1945 mengatur tentang pengertian perekonomian pemanfaatan

SDA, dan prinsip perekonomian nasional. Mengingat

pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka sangatlah wajar

apabila sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan

utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Adanya

Undang-Undang Dasar yang mengatur tentang air memang

jelas bahwa air harus di jaga dan dilindungi agar air tersebut

akan tetap ada dan lestari.

Oleh karena itu, lingkungan hidup Indonesia harus

dilindungi dan dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggung

jawab negara, asas keberlanjutan, dan asas keadilan. Selain itu,

pengelolaan lingkungan hidup harus dapat memberikan

kemanfaatan ekonomi, sosial, dan budaya yang dilakukan

Page 48: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

31

berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi lingkungan,

desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan terhadap

kearifan lokal dan kearifan lingkungan.

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan

kualitas hidup dan mengubah gaya hidup manusia. Pemakaian

produk berbasis kimia telah meningkatkan produksi limbah

bahan berbahaya dan beracun. Hal itu menuntut

dikembangkannya sistem pembuangan yang aman dengan

risiko yang kecil bagi lingkungan hidup, kesehatan, dan

kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rosi, dkk. di

sungai Babon bahwa parameter BOD dan COD di beberapa titik

telah melebihi baku mutu yang dipersyaratkan. Nilai indeks

pencemaran dari hulu ke hilir cenderung semakin meningkat,

melebihi baku mutu yang di tetapkan untuk baku mutu air

kriteria sungai Kelas II. Sungai babon telah mengandung residu

insektisida endosulfan dengan konsentrasi berkisar antara 0,6–3,0 μg/L.

Gambar 4. Siklus hidrologi

Page 49: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

32

Penelitian Diba, dkk. juga menyatakan bahwa secara

umum pada titik sampel tiga yaitu bagian tengah hingga hilir

DAS Batang Arau melebihi baku mutu air untuk parameter

kualitas air sungai BOD, COD, dan TSS disebabkan oleh di

sekitar daerah ini terdapat pemukiman dan kawasan industri.

seiring dengan penelitian oleh Erliza, dkk. yang menyatakan

bahwa kualitas perairan Sungai Batang Arau dikategorikan

dalam kondisi yang kurang baik, dilihat dari kondisi fisik yang

banyak sekali sampah dan nilai DO yang rendah (< 5 mg/L)

sudah tidak memenuhi syarat untuk kehidupan biota. Nilai BOD

Sungai Batang Arau berkisar (0,2-2,1 mg/L), nilai COD

mengindikasikan bahwa bahan organik yang diuraikan secara

kimia dinilai cukup tinggi.

Air sungai yang tercemar juga akan memberikan dampak

risiko terhadap masyarakat apabila dijadikan sumber air baku.

Kawasan Industri Jababeka Tbk. menggunakan sistem proses

oksidasi, flokulasi koagulasi, sedimentasi filtrasi dan post

klorinasi. Bahan baku yang digunakan adalah air sungai atau

air permukaan yang bersumber dari waduk Jatiluhur yang

mengalir di saluran Tarum Barat. Perkembangan pemukiman

dan peningkatan kegiatan industri di hulu Sungai Citarum dan

di sekitar saluran Tarum Barat menyebabkan penurunan

kualitas air akibat pencemaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita lihat bagaimana

kondisi sumber daya air yang sudah sebagian besar mengalami

penurunan kualitas di mana yang seharusnya dikelola secara

menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan dengan

tujuan untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang

berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat sesuai

yang diamanatkan oleh undang-undang. Kebijakan pengelolaan

sumber daya air mencakup aspek konservasi sumber daya air,

pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air,

Page 50: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

33

dan sistem informasi sumber daya air yang disusun dengan

memperhatikan kondisi wilayah masing-masing.

3.1. Pengertian Sumber Daya Air

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang

Sumber Daya Air mendefinisikan bahwa sumber daya air adalah

air, sumber air, daya air yang terkandung di dalamnya. Air

adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah

permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air

permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di

darat. Dan daya air adalah potensi yang terkandung dalam air

dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat

ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia

serta lingkungannya.

3.2. Pengelolaan Sumber Daya Air

Pengelolaan sumber daya air menurut Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air adalah upaya

merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi

penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan

sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.

Pengelolaan sumber daya air dilakukan berdasarkan asas;

a. Kemanfaatan umum,

b. Keterjangkauan,

c. Keadilan,

d. Keseimbangan,

e. Kemandirian,

f. Kearifan lokal,

g. Wawasan lingkungan,

h. Kelestarian,

i. Keberlanjutan,

j. Keterpaduan dan keserasian,

k. Transparansi dan akuntabilitas.

Page 51: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

34

Sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu,

dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan untuk

mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan

untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kebijakan

pengelolaan sumber daya air mencakup aspek konservasi

sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air,

pengendalian daya rusak air, dan sistem informasi sumber daya

air yang disusun dengan memperhatikan kondisi wilayah

masing-masing.

Sumber Daya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan

hidup, dan ekonomi yang diselenggarakan serta diwujudkan

secara selaras. Pengelolaan sumber daya air didasarkan pada

wilayah sungai dengan memperhatikan keterkaitan penggunaan

air permukaan dan air tanah dengan mengutamakan

pendayagunaan air permukaan.

Dalam pengelolaan sumber daya air berdasarkan wilayah

sungai sedikitnya memperhatikan beberapa hal yaitu;

a. Daerah aliran sungai secara alamiah.

b. Karakteristik fungsi sumber air.

c. Daya dukung sumber daya air.

d. Kekhasan dan aspirasi daerah dan masyarakat sekitar

dengan melibatkan para pemangku kepentingan terkait.

e. Kemampuan pendanaan.

f. Perubahan iklim.

g. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,

h. Pengembangan teknologi.

i. Jumlah dan penyebaran penduduk serta proyeksi

pertumbuhannya.

Sumber daya air merupakan sumber daya alam yang

terbaharui dan secara alamiah berada di dalam wilayah

hidrografis yang disebut daerah aliran sungai yang mengikuti

siklus hidrologis. Ketersediaan sumber daya air dalam setiap

Page 52: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

35

daerah aliran sungai sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan

hidrogeologi setempat sehingga mengakibatkan adanya daerah

aliran sungai dengan ketersediaan air yang melimpah dan

daerah aliran sungai yang sangat kekurangan air.

Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya

alam yang mempunyai sifat mengalir dan dinamis serta

berinteraksi dengan sumber daya lain sehingga membentuk

suatu sistem. Dengan demikian, pengelolaan sumber daya air

akan berdampak pada kondisi sumber daya lainnya dan

sebaliknya Oleh karena itu, agar pengelolaan berbagai sumber

daya tersebut dapat menghasilkan manfaat bagi masyarakat

secara optimal, diperlukan suatu acuan pengelolaan terpadu

antar instansi dan antarwilayah, yaitu berupa pola pengelolaan

sumber daya air.

Tahapan pengelolaan sumber daya air meliputi:

a. Perencanaan Pengelolaan sumber daya air.

b. Pelaksanaan konstruksi prasarana sumber daya air dan

pelaksanaan nonkonstruksi.

c. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sumber daya air.

d. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan sumber daya air.

3.3. Penggunaan Sumber Daya Air

Pada dasarnya penggunaan sumber daya air untuk

memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat

dapat dilakukan tanpa izin penggunaan Sumber Daya Air untuk

kebutuhan bukan usaha. Namun, dalam hal penggunaan sumber

daya air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari

dilakukan pengubahan kondisi alami sumber air atau ditujukan

untuk keperluan kelompok yang memerlukan air dalam jumlah

besar, penggunaannya harus dilakukan berdasarkan izin

penggunaan sumber daya air untuk kebutuhan bukan usaha.

Penggunaan Air untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian

Page 53: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

36

rakyat juga harus dilakukan berdasarkan izin penggunaan

sumber daya air untuk kebutuhan bukan usaha apabila

dilakukan dengan cara mengubah kondisi alami sumber air atau

digunakan untuk pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang

sudah ada.

Penggunaan sumber daya air untuk kebutuhan usaha

diselenggarakan dengan memperhatikan prinsip:

a. Tidak mengganggu, tidak mengesampingkan, dan tidak

meniadakan hak rakyat atas air.

b. Pelindungan negara terhadap hak rakyat atas air.

c. Kelestarian lingkungan hidup sebagai salah satu hak asasi

manusia.

d. Pengawasan dan pengendalian oleh negara atas air

bersifat mutlak.

e. Prioritas utama penggunaan sumber daya air untuk

kegiatan usaha diberikan kepada badan usaha milik

negara, badan usaha milik daerah, atau badan usaha milik

desa.

f. Pemberian izin penggunaan sumber daya air untuk

kebutuhan usaha kepada pihak swasta dapat dilakukan

dengan syarat tertentu dan ketat.

Untuk terselenggaranya pengelolaan sumber daya air

secara berkelanjutan, penerima manfaat jasa pengelolaan

sumber daya air, pada prinsipnya wajib menanggung biaya

pengelolaan sesuai dengan manfaat yang diperoleh. Kewajiban

itu tidak berlaku bagi pengguna Air untuk kebutuhan pokok

sehari-hari, pertanian rakyat, dan kegiatan selain untuk

memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat

yang bukan kegiatan usaha. Pengelolaan Sumber Daya Air

melibatkan kepentingan banyak pihak yang sering kali tidak

sejalan dan menimbulkan potensi konflik. Untuk mengatasi hal

tersebut, diperlukan koordinasi untuk mengintegrasikan

Page 54: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

37

kepentingan antarsektor dan antarwilayah serta untuk

merumuskan kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Air secara

sinergis.

3.4. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air

Air sebagai komponen lingkungan hidup akan

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air

yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan kondisi

lingkungan hidup menjadi buruk, sehingga akan mempengaruhi

kondisi kesehatan dan keselamatan manusia serta kehidupan

makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan

menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung

dan daya tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya

akan menurunkan kekayaan sumber daya alam (natural

resources depletion).

Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat

penting maka harus dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi

kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa penggunaan air

untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan

secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan

generasi masa kini dan masa depan. Untuk itu air perlu dikelola

agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik secara kuantitas

maupun kualitasnya dan bermanfaat bagi kehidupan dan peri

kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya agar tetap

berfungsi secara ekologis, guna menunjang pembangunan yang

berkelanjutan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001

tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Penngendalian

Pencemaran Air, klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4

(empat) kelas:

Page 55: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

38

a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan

untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut.

b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air

tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan

atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan tersebut.

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk

mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut.

d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan

untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain

yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut.

3.5. Permasalahan Sumber Daya Air di Indonesia

Sumber Daya Air merupakan salah satu unsur utama

untuk kelangsungan hidup manusia, di samping itu air juga

mempunyai arti penting dalam rangka meningkatkan taraf

hidup manusia di bumi, bukan hanya manusia tetapi air

merupakan elemen yang sangat signifikan bagi kehidupan

mahluk hidup baik seperti hewan dan tumbuhan. Bisa

dipastikan bahwa kehidupan mahluk di bumi ini memerlukan

air untuk kelangsungan hidupnya. Manusia pun juga seperti itu

entah sekarang atau pun kehidupan yang akan datang pasti

akan membutuhkan air untuk kehidupannya.

Selain merupakan sumber daya alam, air juga merupakan

komponen ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan

Page 56: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

39

manusia dan makhluk hidup lainnya, yang dikuasai oleh Negara

dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Hal ini tertuang dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pasal 33 UUD

1945 mengatur tentang pengertian perekonomian pemanfaatan

SDA, dan prinsip perekonomian nasional. Mengingat

pentingnya kebutuhan akan air bersih, maka sangatlah wajar

apabila sektor air bersih mendapatkan prioritas penanganan

utama karena menyangkut kehidupan orang banyak. Adanya

Undang-Undang Dasar yang mengatur tentang air memang

jelas bahwa air harus di jaga dan dilindungi agar air tersebut

akan tetap ada dan lestari.

Potensi dan ketersediaan air di Indonesia saat ini

diperkirakan sebesar 15.000 meter kubik per kapita per tahun.

Jauh lebih tinggi dari rata-rata pasokan dunia yang hanya

8.000 m3/kapita/tahun. Pulau Jawa pada tahun 1930 masih

mampu memasok 4.700 m3/kapita/tahun, saat ini total

potensinya sudah tinggal sepertiganya, yakni tinggal 1500

m3/kapita/tahun. Pada tahun 2020 total potensinya

diperkirakan tinggal 1200 m3/kapita/tahun. Dari potensi alami

ini, yang layak dikelola secara ekonomi hanya 35%, sehingga

potensi nyata tinggal 400 m3/kapita/tahun, jauh di bawah

angka minimum PBB, yaitu sebesar 1.000 m3/kapita/tahun.

Padahal dari jumlah 35% tersebut, sebesar 6% diperlukan

untuk penyelamatan saluran dan sungai-sungai, sebagai

maintenance low.

Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi

kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai

manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga agar air

yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan

melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan,

tidak membuang sampah dan limbah yang dapat membuat

Page 57: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

40

pencemaran air sehingga dapat mengganggu ekosistem yang

ada.

Jimly Asshiddiqie mengatakan Pembangunan nasional

berkelanjutan pada prinsipnya merupakan konsep

pembangunan yang diselenggarakan untuk memenuhi

kebutuhan generasi masa sekarang tanpa harus mengorbankan

hak-hak pemenuhan kebutuhan generasi masa mendatang.

Pengelolaan berwawasan lingkungan hidup adalah pengelolaan

yang memperhatikan keseimbangan ekosistem dan daya

dukung lingkungan. Keseimbangan ekosistem ini juga bertujuan

untuk menjaga dari kelangkaan. Adapun pengelolaan yang

berkelanjutan ini ditujukan untuk kepentingan generasi

sekarang dan juga kepentingan generasi yang akan datang.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya pencemaran

pada sungai- sungai yang disebabkan oleh berbagai aktivitas

manusia. Kualitas air sungai Pesanggrahan yang melewati

wilayah administrasi Provinsi DKI Jakarta arah hulu ke hilir

telah mengalami penurunan kualitas dengan status tercemar

ringan sampai sedang dan kemampuan daya tampung beban

pencemaran Sungai Pesanggarahan untuk parameter BOD dan

TSS telah terlampaui berdasarkan Baku Mutu dalam PP

82/2001 untuk kelas II Hasil pengujian air sungai di Asam

Binatur di Desa Jenggot menunjukkan konsentrasi COD (50

ppm) dan BOD5 (17,5 ppm) di atas standar kualitas (25 ppm

dan 3 ppm). Konsentrasi BOD5 (5,2 ppm) dalam pengujian air

sungai Pekalongan di Desa Kauman berada di atas standar

kualitas (3 ppm).

Page 58: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

41

Gambar 5. Pencemaran air sungai

Kondisi air sungai Metro Kota Kepanjen untuk konsentrasi

BOD di semua titik pantau dari hulu ke hilir dan konsentrasi

TSS di hilir sungai pada titik pantau 3 telah melebihi kriteria

mutu air kelas II yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2008. Begitupun

kondisi Sungai Blukar dari hulu ke hilir telah mengalami

penurunan kualitas air sungai yang ditunjukkan parameter BOD

dan COD melebihi baku mutu di titik 3,4,5,6 dan 7 berdasarkan

baku mutu air sungai kelas II menurut Peraturan Pemerintah

Nomor 82 tahun 2001.

Begitupun dengan kondisi air laut di mana hasil penelitian

menunjukkan bahwa air laut dari wilayah perairan paling barat

Semarang telah terkontaminasi pestisida organoklorin. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi yang tinggi

ditemukan pada beberapa pestisida seperti Heptachlor, Aldrin,

Endosulfan, Endrin, dan pp-DDT. Bila dibandingkan dengan

baku mutu dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk

Page 59: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

42

kehidupan organisme laut dan wisata masih dikategorikan

tinggi dan terkontaminasi pestisida organoklorin.

Berdasarkan data BLH, beban pencemaran air sungai di

Kota Tangerang telah terjadi pencemaran tingkat sedang di

mana aliran Sungai Cisadane dan anak sungai seperti Kali Sabi,

Cirarab dan Mookervart serta Kali Angke telah mengalami

pencemaran dari berbagai sumber seperti industri dan limbah

rumah tangga. Di Kota Tangerang terdapat pula daerah yang

kesulitan air bersih akibat pencemaran air tanah seperti di

Neglasari yang sudah tercemar dengan air lindi sampah dan

limbah industri rumah tangga seperti rumah potong hewan dan

sebagainya.

Manusia merupakan faktor utama penyebab banyaknya

kerusakan lingkungan yang berkaitan dengan sumber daya air

dan tanah seperti sedimentasi sungai dan waduk, pencemaran

tanah, dan lain sebagainya. Tidak disadari, kegiatan hidup

manusia sehari-hari akan merusak lingkungan yang disebabkan

oleh tekanan ekonomi dan rendahnya tingkat pendidikan.

Interaksi antara manusia dan lingkungannya tidak selalu

berdampak positif bagi lingkungan. Interaksi tersebut menurut

Suparmini, dkk. (2013) dapat menimbulkan dampak negatif

yang dapat menimbulkan bencana, malapetaka, dan kerugian-

kerugian lainnya.

Masalah utama yang dihadapi berkaitan dengan sumber

daya air adalah kuantitas air yang sudah tidak mampu

memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air

untuk keperluan domestik yang semakin menurun dari tahun ke

tahun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain

berdampak negatif terhadap sumber daya air, termasuk

penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan

gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi mahluk hidup yang

bergantung pada sumber daya air.

Page 60: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

43

3.6. Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan

Hakikatnya pelaksanaan pembangunan berkelanjutan

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan. Ibarat suatu

sistem, maka keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Secara umum, pembangun bertujuan untuk meningkatkan mutu

hidup rakyat dan memenuhi kebutuhan dasar rakyat yang lebih

baik. Dalam upaya memperbaiki mutu hidup rakyat,

sebagaimana tujuan dari pembangunan maka kemampuan

lingkungan hidup diupayakan dalam rangka menghindari

terjadinya kepunahan kehidupan. Dengan kata lain, apabila

terjadi kerusakan, maka ke depannya kehidupan manusia akan

mengalami kesulitan yang banyak.

Ketersediaan air secara nasional di Indonesia mencapai

694 miliar kubik per tahun. Potensi sumber daya air yang besar

ini tidak menyebar secara merata di wilayah Indonesia.

Penyebaran yang tidak merata ditambah dengan konsentrasi

jumlah penduduk yang tinggi menyebabkan Pulau Jawa telah

mengalami defisit ketersediaan sumber daya air. Potensi

ketersediaan air ini pada dasarnya dapat dimanfaatkan, namun

faktanya baru 23% yang sudah dimanfaatkan. Pemenuhan

kebutuhan baku rumah tangga, kota dan industri mencapai

20% dan sisanya dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi.

Dilihat dari hasil data ketersediaan air yang ada di 7

pulau-pulau besar yang ada di Indonesia Pulau Jawa mengalami

permasalahan paling tinggi di mana terlihat dari tingginya

tingkat kebutuhan air tidak sebanding dengan ketersediaan air

yang ada, sehingga akan berdampak kepada ketahanan pangan

dan juga kondisi kesejahteraan masyarakat khususnya petani,

dengan hal tersebut ada strategi dalam upaya peningkatan

penyediaan air dan produktivitas air yaitu dengan cara

konservasi ekosistem hidrologis daerah aliran sungai (DAS),

peningkatan efisiensi pemanfaatan air pertanian, redistribusi

Page 61: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

44

aset infrastruktur irigasi dengan mekanisme pendanaan dan

insentif yang sesuai serta adanya harmonisasi antar sektor dan

wilayah setempat dalam pengelolaan sumber daya air

pertanian.

Peningkatan eksploitasi sumber air bersih yang berasal

dar air tanah jika tidak diatur dengan baik, maka akan

menimbulkan degradasi kualitas dan kuantitas air bersih. Oleh

karena itu manajemen pengelolaan air bersih menjadi sangat

penting. Manajemen pengelolaan air bersih mencakup

pengolahan sumber air baku, pengaliran serta pembagian air

bersih sampai ke wilayah pelayanan. Sistem pengelolaan

sumber daya air secara terpadu akan mampu memberikan

pasokan air yang lebih adil bagi konsumen. Penyelenggaraan

sistem penyediaan air bersih di Indonesia pada umumnya

dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Pengendalian daya rusak air perlu dilakukan terpadu,

menyeluruh, dan terkoordinasi serta mencakup upaya

pencegahan, penanggulangan, pemulihan dan/atau perbaikan

akibat bencana dengan mengutamakan upaya pencegahan.

Upaya pencegahan dilakukan dengan peringatan dini,

pemindahan, dan/atau penyelamatan penduduk yang bermukim

di kawasan rawan bencana, serta penyebarluasan informasi

dan penyuluhan kepada masyarakat. Upaya penanggulangan

diutamakan untuk keselamatan jiwa manusia dengan prioritas

pemenuhan kebutuhan dasar dan bersifat segera.

Pengembangan sumber daya air dilaksanakan untuk

meningkatkan kemanfaatan fungsi sumber daya air melalui

pengembangan kemanfaatan sumber daya air dan/atau

peningkatan ketersediaan air dan kualitas air. Pengembangan

sumber daya air diselenggarakan berdasarkan rencana

pengelolaan sumber daya air dan rencana tata ruang wilayah

yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan:

Page 62: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

45

a. Daya dukung sumber daya air.

b. Kekhasan dan aspirasi daerah dan masyarakat setempat.

c. Kemampuan pembiayaan.

d. Kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumber air.

Pengembangan sumber daya air sebagaimana dimaksud

meliputi: (a) Air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan

sumber air permukaan lain; (b) Air tanah pada cekungan air

tanah; (c) Air hujan; dan (d) Air laut yang berada di darat.

Kebijakan pengelolaan sumber daya air dimaksudkan sebagai

arahan strategis yang menjadi dasar dalam mengintegrasikan

kepentingan pengembangan wilayah administrasi dengan

pengelolaan sumber daya air yang berbasis wilayah sungai.

Kebijakan pengelolaan sumber daya air disusun dengan

memperhatikan kondisi wilayah administratif, seperti,

perkembangan penduduk, ekonomi, sosial budaya, dan

kebutuhan air.

Untuk terselenggaranya pengelolaan sumber daya air

secara berkelanjutan, penerima manfaat jasa pengelolaan

sumber daya air, pada prinsipnya, wajib menanggung biaya

pengelolaan sesuai dengan manfaat yang diperoleh. Kewajiban

itu tidak berlaku bagi pengguna air untuk kebutuhan pokok

sehari-hari, pertanian rakyat, dan kegiatan selain untuk

memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat

yang bukan kegiatan usaha.

Menurut Prof. Bambang Istijono Pengelolaan sumber daya

air berbasis wilayah sungai bermakna merencanakan,

melaksanakan, memantau, mengevaluasi penyelenggaraan yang

dapat dirincikan menjadi:

a. Konservasi dan pemanfaatannya diaplikasikan dalam

porsi alokasi air dan evaluasinya (untuk irigasi, air

baku/PDAM, energi, navigasi/transportasi, akuatik

habitat, wisata air dan kesehatan masyarakat).

Page 63: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

46

b. Rekayasa sungai (river engineering); pengendalian

banjir/restorasi sungai, waduk, embung, bending,

cekdam/sabodam, sudetan, kolam retensi/retarding basin,

collection pond.

c. Rekayasa muara sungai dan pantai (coastal engineering).

d. Pemantauan kualitas air/remedial action plan peningkatan

kualitas air (flushing/penggelontoran, water treatment

plan, pengelolaan limbah).

Upaya untuk mempertahankan keberlanjutan adalah

melalui konservasi sumber daya air. Upaya-upaya yang dapat

dilakukan dalam rangka pengelolaan sumber daya air yang

berkelanjutan di antaranya;

a. Integrated Water Resources Management (IWRM)

Menurut Budi Santoso (2006) dalam Sugeng Pratikno

(2017), Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu atau IWRM

merupakan suatu proses koordinasi dalam pengembangan

dan pengelolaan sumber daya air dan lahan serta sumber

daya lainnya dalam suatu wilayah sungai, untuk

mendapatkan manfaat ekonomi dan kesejahteraan sosial

yang seimbang tanpa meninggalkan keberlanjutan

ekosistem.

b. Pengembangan Agrogeokonservasi

c. Pengkajian Pemulihan Sungai

d. Pengkajian Pemanenan Air di DAS hulu

e. Pengkajian Retarding Bazin

f. Pengkajian Mitigasi Bencana Banjir dan Kekeringan

dengan Analisis Spasial Banjir

g. Pengkajian Mitigasi Bencana Longsor dan Erosi

Berdasarkan Karakteristik Fisiografi

h. Wastewater Treatment Technology

Page 64: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

47

3.7. Pengelolaan Sumber Daya Air Melalui Pendekatan

Kearifan Lokal

Dalam rangka upaya konservasi air dapat dilakukan

dengan pendekatan budaya dan kearifan lokal, Maridi (2015)

mengatakan Pelestarian nilai-nilai kearifan lokal dan ajaran

agama yang berkaitan dengan perlindungan sumber daya alam

dan lingkungan merupakan salah satu wujud konservasi secara

tradisional yang dilakukan oleh masyarakat. Nilai-nilai kearifan

lokal dan ajaran agama penting untuk disemai dan

disebarluaskan, agar manusia merasa bahwa menjaga alam dan

lingkungan adalah bagian dari ajaran agama sehingga alam

dapat memberikan kekayaannya untuk kemakmuran umat

manusia yang mau berupaya untuk menjaga dan menghormati

hak-hak alam.

Nilai-nilai kearifan lokal diwariskan kepada generasi

penerus melalui pendidikan informal, yaitu melalui keluarga

dan masyarakat. Melalui sosialisasi, dan enkulturasi

masyarakat Desa Tegalwaton terutama Dusun Jubug

mengetahui dan menjalankan apa yang menjadi pedoman

mereka dalam bermasyarakat. Hal tersebut diperkuat oleh

Rahayu, dkk. (2014) yang menjelaskan bahwa kearifan lokal

sebagai bentuk budaya masyarakat diajarkan kepada generasi

selanjutnya secara turun temurun melalui lembaga nonformal.

Adanya budaya pamali dalam pengelolaan Hutan Adat

Reban Bela yang terbukti menjaga kelestarian ekosistem di

dalamnya maka, sumber daya air yang ada di dalamnya pun

terjaga dengan baik, kearifan lokal yang berupa budaya pamali

berhasil menjaga kelestarian hutan dan sumber daya air di

Desa Lenek Daya, Kearifan lokal ini merupakan suatu bentuk

aplikasi konservasi hutan dan air(31). Sistem pengelolaan lubuk

larangan yang telah diterapkan oleh masyarakat merupakan

sebuah kearifan masyarakat yang bersifat partisipatif, adaptif

Page 65: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

48

dan berkelanjutan dalam pelestarian sumber daya perikanan

sungai khususnya ikan lokal. Pengelolaan seperti ini sangat

efektif dan efisien karena masyarakat secara otonomi menjaga

dan mengelolanya sehingga masyarakat tersebut lebih memiliki

dan rasa tanggung jawab atas sumber daya yang ada di

sekitarnya.

Lubuk larangan dianggap sebagai bentuk kearifan lokal

yang bertujuan menjamin pemanfaatan dan perlindungan

sumber daya ikan (terutama sumber daya ikan di perairan

umum daratan). Parwati (2012) mengemukakan bahwa ada tiga

komponen yang berlaku di dalam pengelolaan lubuk larangan:

mitos, ketentuan hukum adat dan kelembagaan adat. Kearifan

lokal pengelolaan sumber daya ikan seharusnya juga

memberikan dampak yang nyata terhadap keberlanjutan

populasi dari spesies-spesies yang dimanfaatkan dan dikelola.

Pola kehidupan masyarakat Desa Margodadi adalah

masyarakat yang religius, yang spiritualis, bernorma, bernilai

dan berbudaya yang membentuk sebuah peradaban manusia

yang berkualitas tinggi. Sumber Daya Alam dan Lingkungan

dapat dimanfaatkan dengan baik tanpa merusak, Dengan

demikian kesejahteraan manusia berasal dari isi alam semesta.

Untuk itu sumber daya alam dan lingkungan perlu dilestarikan.

Begitupun dengan kehidupan masyarakat di Desa Pisak

yang memiliki Sungai Tanggi yang melewati kawasan hutan

yang mencakup Desa Pisak, sungai Tanggi sendiri memiliki

berbagai macam habitat berupa ikan, udang dan hewan-hewan

lainnya, terdapat larangan-larangan yang diterapkan

masyarakat desa untuk memanfaatkan hasil sungai di

antaranya dilarang menggunakan racun atau Tuba, bom ikan

dan sejenisnya yang dapat merusak ekosistem sungai dan

kualitas air sungai Tanggi, Masyarakat Desa biasanya

menggunakan alat yang ramah lingkungan seperti pancing, jala,

Page 66: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

49

bubu, dan panah. Alat-alat tersebut bersifat ramah lingkungan

tidak merusak ekosistem sungai, sehingga ekosistem dapat

terjaga kelestariannya.

Aulia (2010) menjelaskan bahwa bentuk-bentuk kearifan

lokal yang ada dalam masyarakat dapat berupa: nilai, norma,

kepercayaan, dan aturan-aturan khusus. Bentuk yang

bermacam-macam ini mempengaruhi fungsi kearifan lokal

menjadi beragam pula. Kearifan lokal berfungsi untuk

konservasi dan pelestarian SDA, pengembangan sumber daya

manusia, pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan

dan sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.

Tindakan dalam menjaga mata air yang dilakukan oleh

masyarakat yaitu tindakan pengelolaan mata air. Manik (2012)

menyatakan pengelolaan didefinisikan sebagai upaya yang

dilakukan manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam

dalam suatu wilayah sehingga dapat berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia. Reza dan Hidayati (2017)

menyatakan upaya merencanakan, melaksanakan, memantau,

dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air

dan pengendalian daya rusak air adalah pengelolaan sumber

daya air. Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh

masyarakat dalam pengelolaan mata air ini antara lain

menanam tanaman bambu, gotong royong membersihkan mata

air yang didahului dengan melakukan tradisi adat.

Kearifan lokal sebagai fondasi bukan berarti harus

mengesampingkan para pembuat kebijakan. Namun, yang perlu

dipertajam adalah sinergisitas antara masyarakat lokal dengan

pemerintah. Perhatian pemerintah terhadap kondisi lingkungan

Indonesia saat ini sudah memberikan progres yang baik. Dalam

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 dinyatakan bahwa

dalam pengelolaan potensi alam, undang-undang ini

memberikan ruang khusus terhadap pengelolaan dalam

Page 67: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

50

perspektif kearifan lokal. Di mana dalam Pasal 10 ayat (2)

disebutkan bahwa dalam penyusunan Rencana Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) salah satu poin

pentingnya adalah dengan memperhatikan kearifan lokal.

Pengelolaan potensi alam berbasis kearifan lokal merupakan

implikasi positif yang ada dalam Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2009.

Ada tiga fenomena utama yang terjadi dalam pengelolaan

sumber daya air di Indonesia, yang pertama adalah permintaan

terhadap air dari berbagai sektor kehidupan cenderung

semakin meningkat, kedua adalah penurunan kondisi sumber

daya air itu sendiri dan yang ketiga adalah ketidakmampuan

dalam kerangka kebijakan, kerangka hukum, kerangka

kelembagaan dan kapasitas sumber daya manusia dalam

menyikapi fenomena pengelolaan sumber daya air yang terjadi.

Pengelolaan sumber daya air secara terpadu adalah suatu

proses yang mengedepankan pembangunan dan pengelolaan

sumber daya air secara terkoordinasi lintas sektor melalui

pendekatan yang berbasis kearifan lokal khususnya dalam

melakukan konservasi pada daerah tangkapan air yang

merupakan aspek penting dalam pengelolaan sumber daya air

yang berkelanjutan.

Page 68: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

51

BAB IV

PEMANFAATAN SINAR MATAHARI

SEBAGAI ENERGI ALTERNATI DALAM

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Indonesia merupakan salah satu Negara yang terletak di

khatulistiwa serta Negara beriklim tropis sehingga matahari

bersinar sepanjang tahun. Kondisi ini dapat menjadikan

matahari alternatif sumber energi masa depan. Makhluk hidup

dalam kesehariannya pasti memerlukan berbagai kebutuhan

hidup, di bumi sebagai alam yang kita tempati memiliki

berbagai macam sumber daya alam yang dapat digunakan

makhluk hidup dalam menunjang kebutuhan hidupnya.

Kita sebagai manusia pun tidak luput dari penggunaan

sumber daya alam mulai dari kebutuhan sandang, pangan

maupun papan. Baik itu penggunaan secara langsung maupun

dengan pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat mengolah

sumber daya alam manusia dengan akal pikirannya berpikir

dan belajar cara mengolah sumber daya menjadi dapat dipakai

sesuai yang diharapkan. Sumber daya alam memiliki fungsi dan

karakteristik tertentu dan tidak semua sumber daya alam

memiliki karakteristik yang sama, karakteristik tersebut

berupa fisik, sifat, struktur dan lainnya. Sumber daya alam

tidak semua bisa digunakan dengan cara yang sama semua

memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda dalam

memenuhi kebutuhan makhluk hidup.

Matahari atau Surya adalah bintang di pusat Tata Surya.

Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas

Page 69: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

52

bercampur medan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km,

kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar

2×1030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang

lebih 99,86 % massa total Tata Surya.

Secara kimiawi, sekira tiga perempat massa Matahari

terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium.

Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa

Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen,

karbon, neon, besi, dan lain-lain. Matahari terbentuk sekitar

4,6 miliar tahun yang lalu akibat peluruhan gravitasi suatu

wilayah di dalam sebuah awan molekul besar. Sebagian besar

materi berkumpul di tengah, sementara sisanya memimpin

menjadi cakram beredar yang kelak menjadi Tata Surya. Massa

pusatnya semakin panas dan padat dan akhirnya memulai fusi

termonuklir di intinya. Diduga bahwa hampir semua bintang

lain terbentuk dengan proses serupa. Klasifikasi bintang

Matahari, berdasarkan kelas spektrumnya, adalah bintang deret

utama G (G2V) dan sering digolongkan sebagai katai kuning

karena radiasi tampaknya lebih intens dalam porsi spektrum

kuning-merah. Meski warnanya putih, dari permukaan Bumi

Matahari tampak kuning dikarenakan pembauran cahaya biru

di atmosfer. Menurut label kelas spektrum, G2 menandakan

suhu permukaannya sekitar 5778 K (5505 °C) dan V

menandakan bahwa matahari, layaknya bintang-bintang lain,

merupakan bintang deret utama, sehingga energinya diciptakan

oleh fusi nuklir nukleus hidrogen ke dalam helium. Di intinya,

matahari memfusi 620 juta ton metrik hidrogen setiap detik.

4.1. Pengertian Panas Matahari

Panas matahari adalah energi yang berupa panas dan

cahaya yang dipancarkan matahari. Panas matahari merupakan

salah satu sumber energi terbarukan yang paling penting.

Page 70: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

53

Indonesia mempunyai potensi energi surya yang melimpah.

Namun melimpahnya sumber panas matahari di Indonesia

belum dimanfaatkan secara optimal.

Matahari adalah sumber energi yang memancarkan energi

sangat besarnya ke permukaan bumi. Per meter persegi

permukaan bumi menerima hingga 1000 watt panas matahari.

Sekitar 30% panas matahari tersebut dipantulkan kembali luar

angkasa, dan sisanya diserap oleh awan, lautan, dan daratan.

Jumlah energi yang diserap oleh atmosfer, lautan, dan daratan

bumi sekitar 3.850.000 eksajoule (EJ) per tahun. Untuk

melukiskan besarnya potensi energi surya, energi surya yang

diterima bumi dalam waktu satu jam saja setara dengan jumlah

energi yang digunakan dunia selama satu tahun lebih.

Berbagai sumber energi terbarukan lainnya, semisal

energi angin, biofuel, air, dan biomassa, berasal dari panas

matahari. Bahkan sumber energi fosil pun terbentuk lewat

bantuan panas matahari. Hanya energi panas bumi dan pasang

surut saja yang relatif tidak memperoleh energi dari matahari.

Pemanfaatan potensi energi matahari hanya dapat dilakukan

pada waktu tertentu saja di mana energi matahari hanya dapat

digunakan di saat cerahnya matahari. Biasanya energi matahari

digunakan secara langsung pada saat matahari cerah seperti

pada pemanas air, pemanas udara dan pengering. Hal ini

mengakibatkan banyak energi matahari yang tidak terpakai

pada waktu matahari cerah, maka hal ini merupakan suatu

kerugian di mana energi matahari yang tersedia tidak

digunakan secara efektif. Masalah penggunaan energi pada

waktu yang lain adalah perlunya penyimpanan energi tersebut

sebelum digunakan. Dengan demikian diperlukan suatu sistem

penyimpan energi termal yang meliputi teknik, material dan

hal-hal lain yang berhubungan dengan proses penyimpanan

energi.

Page 71: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

54

4.2. Matahari sebagai Sumber Energi

Berikut beberapa contoh matahari sebagai sumber energi

bagi berlangsungnya kehidupan, antara lain:

1. Pemanas Air

Pada era modern saat ini banyak ditemukan pemanas air

yang menggunakan energi matahari, pemanas tersebut

biasanya tersimpan di atap rumah guna mendapatkan sinar

matahari secara maksimal. Pemanas air dengan teknik

pemanasan menggunakan sinar matahari ini sangat efisien

karena sama sekali tidak menggunakan bahan bakar minyak,

tanpa listrik, tidak menimbulkan polusi, tetapi air menjadi

panas berkat adanya kolektor pengumpul/penyerap panas

matahari. Air dingin akan melewati kolektor dan menyerap

panas dari kolektor untuk selanjutnya air yang telah panas

disimpan dalam tangki air panas.

Gambar 6. Pemanfaatan energi matahari untuk solar cell

Menunjukkan mekanisme kerja pemanas air tenaga surya,

di mana terdapat sebuah pompa yang mengalirkan air dingin

masuk melalui bagian bawah kolektor sehingga berubah

Page 72: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

55

menjadi air panas yang keluar melalui bagian atas kolektor

menuju tangki penampungan air panas yang sudah di rancang

untuk mencegah radiasi panas keluar. Tetapi, pemanas air

tenaga surya yang akan dibuat tidak menggunakan pompa

dalam mengalirkan air, tetapi menggunakan prinsip kerja

thermoshipon. Prinsip thermosiphon adalah metode pasif

pertukaran panas secara konveksi yang menyebabkan air

dengan suhu lebih tinggi akan terdorong oleh air dengan suhu

lebih rendah akibat perbedaan massa jenisnya. Sehingga sistem

pemanas air tenaga surya tersebut tidak memerlukan energi

listrik untuk bekerja. Pemanas air tenaga surya seperti yang

diperlihatkan dalam Gambar memiliki ruang kolektor yang

dibuat sehitam mungkin agar terjadi penyerapan maksimal dari

panas matahari yang masuk melewati kaca kristal di atasnya.

2. Pembangkit Listrik

Selain untuk pemanas air, cahaya matahari mempunyai

potensi yang dapat dirubah menjadi energi listrik. Alat yang

digunakan untuk mengubah cahaya matahari menjadi listrik ini

adalah panel surya/solar sel. Teknologi Solar Energy yang

umum saat ini yaitu solar cell, terdiri dari beberapa komponen

utama yaitu panel surya sebagai penerima radiasi matahari,

baterai tempat penyimpanan listrik, dan alat pengontrol

pengubah energi matahari menjadi energi listrik. Prinsip dasar

dari solar cell ini cukup sederhana, yaitu mengubah energi dari

matahari menjadi energi listrik yang bisa dimanfaatkan dalam

kehidupan sehari-hari. Sumber energi yang digunakan berasal

dari matahari yang tak akan pernah habis sampai akhir zaman,

sehingga dapat dikatakan sumber energi matahari adalah

sumber energi yang kekal abadi bagi kita.

Solar sel ini terbuat dari bahan dasar utama berupa

silikon melalui proses yang rumit dan ditempatkan dibalik kaca

Page 73: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

56

atau bahan transparan lainnya. Panel surya dalam bentuk

miniatur biasa kita jumpai dalam kalkulator yang menggunakan

tenaga dari cahaya sebagai sumber listriknya. Sel surya atau

fotovoltaik dapat berupa alat semikonduktor penghantar aliran

listrik yang dapat secara langsung mengubah energi surya

menjadi bentuk tenaga listrik secara efisien. Efek fotovoltaik ini

ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1839, di mana Becquerel

mendeteksi adanya tegangan foto ketika sinar matahari

mengenai elektroda pada larutan elektrolit. Alat ini digunakan

secara individual sebagai alat pendeteksi cahaya pada kamera

maupun digabung seri maupun paralel untuk memperoleh

suatu harga tegangan listrik yang dikehendaki sebagai pusat

penghasil tenaga listrik. Bahan dasar silikon. Bahan ini terbuat

dari silikon berkristal tunggal. Bahan ini sampai saat ini masih

menduduki tempat paling atas dari urutan biaya pembuatan

bila dibandingkan energi listrik yang diproduksi oleh pesawat

konvensional.

Sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi, jenis-

jenis teknologi sel surya pun berkembang dengan berbagai

inovasi. Ada yang disebut sel surya generasi satu, dua, tiga dan

empat, dengan struktur atau bagian-bagian penyusun sel yang

berbeda pula. Gambar di atas menunjukkan ilustrasi sel surya

dan juga bagian-bagiannya. Secara umum terdiri dari:

a. Substrat/Metal backing

Substrat adalah material yang menopang seluruh

komponen sel surya. Material substrat juga harus

mempunyai konduktivitas listrik yang baik karena juga

berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya,

sehinga umumnya digunakan material metal atau logam

seperti aluminium atau molibdenum. Untuk sel surya

dyesensitized (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga

berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga

Page 74: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

57

material yang digunakan yaitu material yang konduktif

tapi juga transparan seperti Indium Tin Oxide (ITO) dan

Flourine Doped Tin Oxide (FTO).

b. Material semikonduktor

Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel

surya yang biasanya mempunyai tebal sampai beberapa

ratus mikrometer untuk sel surya generasi pertama

(silikon), dan 1-3 mikrometer untuk sel surya lapisan

tipis. Material semikonduktor inilah yang berfungsi

menyerap cahaya dari sinar matahari. Energi radiasi

matahari dapat diubah menjadi arus listrik searah dengan

menggunakan lapisan-lapisan tipis silikon (Si) murni atau

bahan semikonduktor lainnya. Untuk pemakaian sebagai

semikonduktor, silikon harus dimurnikan hingga kurang

dari satu atom pengotoran per 1010 atom silikon. Bentuk

kristalisasi demikian akan terjadi bilamana silikon cair

menjadi padat disebabkan karena tiap atom mempunyai

elektron valensi, demikian terjadinya suatu bentuk kristal

di mana tiap atom silikon yang bertegangan saling

memiliki salah satu elektron valensinya.

c. Kontak metal/contact grid

Selain substrat sebagai kontak positif, di atas sebagian

material semikonduktor biasanya dilapiskan material

metal atau material konduktif transparan sebagai kontak

negatif.

d. Lapisan antireflektif

Refleksi cahaya harus diminimalisir agar mengoptimalkan

cahaya yang terserap oleh semikonduktor. Oleh karena itu

biasanya sel surya dilapisi oleh lapisan anti-refleksi.

Material anti-refleksi ini adalah lapisan tipis material

dengan besar indeks refraktif optik antara semikonduktor

dan udara yang menyebabkan cahaya dibelokkan ke arah

Page 75: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

58

semikonduktor sehingga meminimumkan cahaya yang

dipantulkan kembali.

e. Enkapsulasi/cover glass

Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk

melindungi modul surya dari hujan atau kotoran.

3. Proses Fotosintesis

Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi

kehidupan, tanpa adanya cahaya matahari kehidupan tidak

akan ada. Bagi pertumbuhan tanaman ternyata pengaruh

cahaya selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata ditentukan

intensitasnya. Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang

diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan per satuan

waktu (kal/cm2/hari). Dengan demikian pengertian intensitas

yang dimaksud sudah termasuk lama penyinaran, yaitu lama

matahari bersinar dalam satu hari. Pada dasarnya intensitas

cahaya matahari akan berpengaruh nyata terhadap sifat

morfologi tanaman. Hal ini dikarenakan intensitas cahaya

matahari dibutuhkan untuk berlangsungnya penyatuan CO2 dan

air untuk membentuk karbohidrat.

Oksigen yang kita hirup di udara dihasilkan oleh

tumbuhan. Bagian penting dari makanan kita juga disediakan

oleh tumbuhan. Setiap tahun, seluruh tumbuhan di muka bumi

dapat menghasilkan zat-zat atau bahan-bahan sebanyak 200

miliar ton. Berbeda dari sel manusia dan hewan, sel tumbuhan

dan organisme berklorofil dapat memanfaatkan langsung

energi matahari. Tumbuhan dan organisme berklorofil

mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan

menyimpannya sebagai nutrisi dengan cara yang sangat

khusus. Proses ini disebut “fotosintesis”. Fotosintesis merupakan proses biologi yang dilakukan

tanaman dan organisme berklorofil untuk menunjang proses

Page 76: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

59

hidupnya yakni dengan memproduksi gula (karbohidrat) pada

tumbuhan hijau dengan bantuan energi sinar matahari, yang

melalui sel-sel yang berespirasi, energi tersebut akan

dikonversi menjadi energi ATP sehingga dapat digunakan bagi

pertumbuhannya.

Reaksi umum dari proses fotosintesis adalah:

6 H2O + 6 CO2 C6H12O6 + 6 O2

Cahaya Proses fotosintesis adalah reaksi yang hanya akan

terjadi dengan keberadaan sinar matahari, baik kualitas

maupun kuantitasnya. Hasil dari fotosintesis seperti yang

sudah tersebut di atas adalah C6H12O6 atau dengan sebutan

umum yaitu gula (karbohidrat).

4. Keberlangsungan Ekosistem

Matahari berperan terhadap keberlangsungan ekosistem.

Karbohidrat merupakan jenis molekul yang paling banyak

ditemukan di alam. Karbohidrat terbentuk pada proses

fotosintesis sehingga merupakan senyawa perantara awal

dalam penyatuan karbon dioksida, hidrogen, oksigen, dan

energi matahari ke dalam bentuk hayati. Pengubahan energi

matahari menjadi energi kimia dalam reaksi biomolekul

menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama energi

metabolit untuk organisme hidup.

Manfaat Ruang Terbuka Hijau, baik secara langsung

maupun tidak, sebagian besar dihasilkan dari adanya fungsi

ekologis. Penyeimbang antara lingkungan alam dengan

lingkungan buatan, yaitu sebagai “penjaga” fungsi kelestarian lingkungan pada media air, tanah dan udara serta konservasi

sumber alam hayati flora dan fauna. Dari karbohidrat hasil

fotosintesis dalam tanaman inilah yang merupakan dasar dari

perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu

Page 77: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

60

ekosistem yang kemudian masuk pada piramida makanan dan

rantai makanan dalam suatu ekosistem yang dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Komunitas dari suatu ekosistem berinteraksi satu sama

lain dan juga berinteraksi dengan lingkungan abiotik.

Interaksi suatu organisme dengan lingkungannya terjadi

untuk kelangsungan hidupnya. Kelangsungan hidup

organisme memerlukan energi.

b. Energi untuk kegiatan hidup diperoleh dari bahan organik

yang disebut energi kimia. Bahan organik dalam

komponen biotik awalnya terbentuk dengan bantuan

energi cahaya matahari dan unsur-unsur hara, seperti

karbon dan nitrogen.

c. Bahan organik yang mengandung energi dan unsur-unsur

kimia ditransfer dari suatu organisme ke organisme lain

melalui interaksi makan dan dimakan. Peristiwa makan

dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem

membentuk struktur trofik yang terdiri dari tingkat-

tingkat trofik di mana setiap tingkat trofik merupakan

kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan

tertentu.

d. Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme

autotrof yaitu organisme yang dapat membuat bahan

organik sendiri dengan bantuan cahaya matahari yaitu

tumbuhan dan fitoplankton. Organisme autotrof disebut

Produsen. Produsen pada ekosistem darat adalah

tumbuhan hijau sedangkan pada ekosistem perairan

adalah fitoplankton, ganggang dan tumbuhan air.

e. Tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu ekosistem

ditempati oleh berbagai organisme yang tidak dapat

membuat bahan organik sendiri. Organisme tersebut

tergolong organisme heterotrof. Bahan organik diperoleh

Page 78: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

61

dengan memakan organisme atau sisa-sisa organisme lain

sehingga organisme heterotrof disebut juga konsumen.

Pada tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu

ekosistem adalah Konsumen primer (herbivora).

5. Proses Pengeringan

Radiasi matahari selain untuk mengeringkan pakaian

yang kita jemur, juga dapat untuk pengeringan produk

pertanian. Dalam hal ini, energi surya dapat dimanfaatkan ke

dalam dua bentuk yaitu pemanfaatan secara termal dan

pemanfaatan untuk listrik. Pada bidang pertanian pemanfaatan

energi surya termal biasa digunakan pada proses pengeringan

bahan pertanian. Pengeringan bisa dilakukan secara alami

(penjemuran) maupun secara buatan. Terdapat berbagai tipe

pengering surya yang telah berkembang saat ini, salah satunya

adalah pengeringan yang menggunakan kolektor berbentuk

bangunan yang disebut dengan efek rumah kaca (ERK) yang

telah dikembangkan di IPB oleh Kamaruddin dan para kolega

penelitinya sejak tahun 1993 sampai saat ini secara

berkesinambungan.

Pada prinsipnya pengeringan efek rumah kaca yaitu sinar

matahari yang memiliki radiasi gelombang panjang masuk

untuk kemudian diserap oleh absorber atau komponen lain di

dalam bangunan pengering sehingga suhu absorber dan

komponen tersebut akan meningkat. Radiasi yang dipancarkan

oleh absorber/komponen dalam pengering dalam bentuk

gelombang panjang sehingga sulit untuk menembus dinding

transparan. Dengan demikian, terjadi peningkatan suhu udara

pengering dan udara dihembuskan melalui produk yang akan

dikeringkan. Udara yang telah lembap kemudian dikeluarkan

dari bangunan pengering.

Page 79: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

62

Pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan Desa Oesapa

Kupang sangat potensial dan beragam, baik dari usaha

perikanan (tangkap, budidaya dan pengolahan). Dengan potensi

yang sedemikian melimpah, nelayan di pesisir pantai Oesapa

Kupang, akan dapat dengan mudah menangkap banyak ikan.

Ikan yang diperoleh tidak semua dijual ke pasar tetapi

dikeringkan untuk dibuat ikan asin. Kendala atau kesulitan

mereka selain pemasaran untuk pengusaha pengasinan ikan

berskala kecil, terletak pada pengering ikan. Mereka pada

umumnya masih menggunakan cara tradisional dalam

mengeringkan ikan hasil tangkapan dan masih

menggantungkan diri pada alam, yaitu sinar matahari. Untuk

musim kemarau, di mana matahari berlimpah dan tidak ada

awan yang menutup matahari, usaha pengeringan mereka

berjalan dengan baik. Nelayan dapat menghasilkan ikan kering

dengan berbagai jenis dan ukuran, hasil yang diperoleh 1 ton

sedangkan jika pada musim penghujan, di mana matahari

bersinar tidak terlalu baik dan sering terjadi mendung,

pendapatan mereka menurun drastis. Ikan yang dijemur akan

kering sesuai dengan tingkat kekeringan tertentu yang

diinginkan pasar setelah berhari-hari di jemur dan mereka

hanya menghasilkan ikan asin hanya setengah ton, sehingga

harga jual ikan asin pada saat musim hujan sangat tinggi.

6. Kesehatan

a. Sinar matahari menghasilkan vitamin D

Vitamin D membuat tulang dan gigi menjadi kuat. Vitamin

ini juga mengurangi risiko kanker, diabetes, dan serangan

jantung. Setiap orang memerlukan vitamin D mulai dari

bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Vitamin D

terdapat pada susu, roti, gandum, beras merah, taoge,

kacang panjang, kacang hijau, kacang merah. Tetapi

Page 80: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

63

sumber vitamin D yang terbaik adalah sinar matahari.

Tubuh kita membuat vitamin D ketika kulit terkena sinar

matahari.

Menurut Dokter Anak dari Chicago, Amerika Serikat,

anak-anak memerlukan vitamin D lebih banyak, yaitu

kira-kira 400 unit vitamin D setiap hari atau paling

sedikit 4 gelas susu. Jadi, anak-anak dianjurkan untuk

bermain di bawah matahari. Waktu terbaik untuk

mendapatkan sinar matahari adalah di pagi hari hingga

pukul 09.00 pagi. Setelah itu, terlalu banyak sinar

matahari dapat menyebabkan kanker kulit. Pada waktu

berkas sinar ultraviolet disaring di kulit. Ia mengubah

simpanan kolesterol di kulit menjadi vitamin D.

Menghadapkan sebagian dari tubuh ke sinar matahari

selama 5 menit memberikan 400 unit vitamin D.

b. Sinar matahari mengurangi kolesterol darah

Dengan mengubah kolesterol di bawah kulit menjadi

vitamin D, menyebabkan tubuh memberikan peringatan

kepada kolesterol yang ada dalam darah untuk keluar dari

darah menuju ke kulit, sehingga mengurangi kolesterol

dalam darah.

c. Sinar matahari menjadi penawar infeksi dan pembunuh

bakteri

Matahari dapat membunuh bakteri penyakit, virus dan

jamur. Hal itu berguna untuk perawatan TBC, erisipelas,

keracunan darah, peritonitis, pneumonia, mumps, asma

saluran pernapasan. Bahkan beberapa dari virus penyebar

kanker dibinasakan oleh sinar ultraviolet ini. Infeksi

jamur, termasuk candida, bereaksi terhadap sinar

matahari. Bakteri di udara dibinasakan dalam waktu 10

menit oleh sinar matahari.

Page 81: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

64

d. Sinar matahari mengurangi gula darah

Cahaya matahari bagaikan insulin yang memberikan

kemudahan penyerapan glukosa masuk ke dalam sel-sel

tubuh. Ini merangsang tubuh untuk mengubah gula darah

(glukosa) menjadi gula yang tersimpan (glycogen), yang

tersimpan di hati dan otot, sehingga menurunkan gula

darah.

e. Sinar Matahari meningkatkan kebugaran pernafasan

Sinar matahari dapat meningkatkan kapasitas darah

untuk membawa oksigen dan menyalurkannya ke

jaringan-jaringan. Faktor lain yang bisa membantu

meningkatkan kebugaran pernafasan ialah bahwa

glikogen bertambah di hati dan otot setelah berjemur

matahari.

Tanaman sebagai penghasil oksigen (O2) terbesar dan

penyerap Karbondioksida (CO2) dan zat pencemar udara

lainnya, khusus di siang hari, merupakan pembersih udara yang

sangat efektif melalui mekanisme penyerapan (absorbsi) dan

penjerapan (adsorpsi) dalam proses fisiologis, yang terjadi

terutama pada daun dan permukaan tumbuhan (batang, bunga,

buah).

a. Sinar matahari menolong dalam membentuk dan

memperbaiki tulang-tulang

Dengan bertambahnya tingkat vitamin D dalam tubuh

karena terkena sinar matahari, bisa meningkatkan

penyerapan kalsium. Ini menolong pembentukan dan

perbaikan tulang dan mencegah penyakit seperti rakitis

dan osteomalacia (pelembutan tulang tidak Normal).

b. Sinar matahari meningkatkan beberapa jenis kekebalan

Sinar matahari menambah sel darah putih terutama

limfosit, yang digunakan untuk menyerang penyakit.

Antibodi (gamma globulins) bertambah. Pengaruh ini

Page 82: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

65

bertahan sampai 3 minggu. Nitrofil membunuh kuman-

kuman lebih cepat setelah pernafasan dengan sinar

matahari. Sepuluh menit di bawah sinar ultraviolet satu

atau dua kali setiap minggu dapat mengurangi flu

30-40 %.

4.3. Potensi Panas Matahari di Indonesia

Indonesia berada di garis khatulistiwa, sehingga potensi

panas matahari di Indonesia cukup tinggi. Karena matahari

terus ada sepanjang tahun, dengan rata–rata bersinar 6 hingga

8 jam per hari. Sedangkan rata–rata lama penyinaran ideal

yang dapat memproduksi listrik pada panel surya adalah 4

hingga 5 jam per hari. Wilayah paling barat dan timur memiliki

potensi penyinaran ideal yang paling besar, yaitu 5 jam. Dengan

area meliputi di barat adalah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera

Utara, Riau, dan Kepulauan Riau, Jambi dan sebagian Bengkulu.

Sedangkan di area timur melingkupi seluruh Papua, Maluku,

Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan sebagian

Sulawesi dengan rata-rata penyinaran 4,5–4,8 jam.

Sedangkan untuk daerah pulau Jawa, Jakarta memiliki

lama penyinaran paling kecil, hanya sekitar 3–3,5 jam per hari.

Disusul Bandung dan Bogor. Potensi energi terbesar ada di

daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah, dengan rata–rata lama

penyinaran 4 jam per hari. Sedangkan Pulau Kalimantan

potensinya cukup baik yaitu antara 4–4,5 jam penyinaran per

hari. Variasi perbedaan di pulau ini pun tidak terlampau besar.

Berdasarkan data dari Dewan Energi Nasional, potensi

panas matahari di Indonesia mencapai rata–rata 4,8

kWh/m2/hari, setara 112.000 GWp jika dibandingkan dengan

potensi luasan lahan di Indonesia atau sepuluh kali lipat dari

potensi Jerman dan Eropa. Menurut Meita Rumbayan,

Asifujiang Abudureyimu, Ken Nagasaka dalam jurnal yang

Page 83: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

66

berjudul “Mapping of solar energy potential in Indonesia using

artificial neural network and geographical information system”. Indonesia memiliki potensi panas matahari rata–rata 5

kWh/m2/hari. Berikut potensi panas matahari yang bisa di

aplikasikan di Indonesia:

4.4. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah

pembangkit listrik yang menggunakan panas matahari untuk

mengubah panas matahari menjadi energi listrik. Pembangkit

listrik ini merupakan bentuk pemanfaatan salah satu sumber

energi alternatif yang ramah lingkungan. Berbagai aplikasi

PLTS dapat diterapkan untuk penerangan, memasok daya

peralatan yang jauh dari jaringan listrik konvensional.

Sel surya menerima penyinaran matahari dalam satu hari

sangat bervariasi. Hal ini dikarenakan sinar matahari memiliki

intensitas yang besar ketika siang hari dibandingkan dengan

pagi hari. Dengan besarnya rata–rata potensi panas matahari di

Indonesia, sudah selayaknya pengembangan pembangkitan

Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi prioritas. Teknologi PLTS

telah mengalami kemajuan yang pesat, efisiensi panel yang

semakin tinggi dan biaya investasi yang semakin murah dapat

menjawab tantangan penyediaan energi yang merata di Negara

kepulauan, Indonesia. Karena keberadaan energi untuk

menyokong fungsi pembangunan dan kemandirian kedaulatan

Negara, sudah tidak dapat dipungkiri. Terlebih, sudah banyak

contoh nyata dari Negara–Negara maju mengenai aplikasi PLTS

untuk menyuplai kebutuhan listrik mereka.

Dalam perencanaan sistem PLTS untuk daerah Banda Aceh

digunakan data isolasi matahari terendah. Berdasarkan data

BMG Aceh 2009-2010 yaitu pada bulan November yang

besarnya 2,48 h. energi yang dihasilkan modul surya per hari

Page 84: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

67

tergantung pada insolasi matahari. Untuk insolasi tertinggi

menghasilkan energi sebesar 65928 Wh dan insolasi terendah

menghasilkan energi 29620 Wh. Sistem PLTS dapat dipasang di

mana saja seluruh wilayah Indonesia selama lokasi terkena

langsung sinar matahari dan tidak terhalang oleh bayangan

benda apapun. Bagi Indonesia sebagai Negara kepulauan, panas

matahari dapat menjadi sumber energi utama di masa depan.

Apalagi dengan beberapa keunggulan seperti panas matahari

merupakan sumber yang hampir tak terbatas dan ramah

lingkungan. Pemanfaatan Sun Tracking otomatis pada

pembangkit listrik tenaga surya dapat meningkatkan unjuk

kerja panel dan meningkatkan daya listrik dengan keluaran

rata–rata mencapai hampir 2 kali lebih besar dari panel surya

statis.

4.5. Panas Matahari untuk Pertanian

Energi surya dapat dimanfaatkan ke dalam dua bentuk

yaitu pemanfaatan secara termal dan pemanfaatan untuk

listrik. Pada bidang pertanian pemanfaatan energi surya termal

biasa digunakan pada proses pengeringan bahan pertanian.

Pengeringan bisa dilakukan secara alami (penjemuran) maupun

secara buatan Terdapat berbagai tipe pengering surya yang

telah berkembang saat ini, salah satunya adalah pengeringan

yang menggunakan kolektor berbentuk bangunan yang disebut

dengan efek rumah kaca ERK) yang telah dikembangkan di IPB

oleh Kamaruddin dan para kolega penelitinya sejak tahun 1993

sampai saat ini secara berkesinambungan.

Pada prinsipnya pengeringan efek rumah kaca yaitu sinar

matahari yang memiliki radiasi gelombang panjang masuk

untuk kemudian diserap oleh absorber atau komponen lain di

dalam bangunan pengering sehingga suhu absorber dan

komponen tersebut akan meningkat. Radiasi yang dipancarkan

Page 85: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

68

oleh absorber/komponen dalam pengering dalam bentuk

gelombang panjang sehingga sulit untuk menembus dinding

transparan. Dengan demikian, terjadi peningkatan suhu udara

pengering dan udara dihembuskan melalui produk yang akan

dikeringkan. Udara yang telah lembap kemudian dikeluarkan

dari bangunan pengering.

Gambar 7. Pengeringan menggunakan energi matahari

Pupuk harganya relatif mahal dan apabila digunakan

secara berlebihan akan merusak lingkungan, sedangkan apabila

kurang dari jumlah seharusnya hasilnya tidak efektif. Untuk itu

perlu diteliti jumlah pupuk yang diserap oleh tanaman dan

berapa yang dibuang ke lingkungan. Penelitian ini dilakukan

dengan cara memberi label pupuk yang digunakan dengan

suatu isotop, seperti nitrogen-15 atau phosphor-32. Pupuk

tersebut kemudian diberikan pada tanaman dan setelah periode

waktu dilakukan pendeteksian radiasi pada tanaman tersebut.

Page 86: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

69

Seperti diketahui, radiasi pengion mempunyai

kemampuan untuk mengubah sel keturunan suatu mahluk

hidup, termasuk tanaman. Dengan berdasar pada prinsip

tersebut, maka para peneliti dapat menghasilkan jenis tanaman

yang berbeda dari tanaman yang telah ada sebelumnya dan

sampai saat ini telah dihasilkan 1800 jenis tanaman baru.

Varietas baru tanaman padi, gandum, bawang, pisang, cabe dan

biji-bijian yang dihasilkan melalui teknik radioisotop

mempunyai ketahanan yang lebih tinggi terhadap hama dan

lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang

ekstrem.

Di seluruh dunia, hilangnya hasil panen akibat serangan

hama serangga kurang lebih 25-35%. Untuk memberantas

hama serangga sejak lama para petani menggunakan

insektisida kimia. Akhir-akhir ini insektisida kimia dirasakan

menurun keefektifannya, karena munculnya serangga yang

kebal terhadap insektisida. Selain itu insektisida juga mulai

dikurangi penggunaannya karena insektisida meninggalkan

residu yang beracun pada tanaman. Salah satu metode yang

mulai banyak digunakan untuk menggantikan insektisida dalam

mengendalikan hama adalah teknik serangga mandul.

Teknik serangga mandul dilakukan dengan mengiradiasi

serangga menggunakan radiasi gamma untuk

memandulkannya. Serangga jantan mandul tersebut kemudian

dilepas dalam jumlah besar pada daerah yang diserang hama.

Apabila mereka kawin dengan serangga betina, maka tidak

akan dihasilkan keturunan. Dengan melepaskan serangga

jantan mandul secara berulang, populasi hama serangga akan

turun secara menyolok. Teknik ini telah digunakan secara

intensif di banyak negara penghasil pertanian seperti Amerika

Selatan, Mexico, Jamaika dan Libya.

Page 87: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

70

Kerusakan makanan hasil panen dalam penyimpanan

akibat serangga, pertunasan dini atau busuk, dapat mencapai

25-30%. Kerugian ini terutama diderita oleh negara-negara

yang mempunyai cuaca yang panas dan lembap. Pengawetan

makanan banyak digunakan dengan tujuan untuk menunda

pertunasan pada umbi-umbian, membunuh serangga pada biji-

bijian, pengawetan hasil laut dan hasil peternakan, serta

rempah-rempah.

Pada teknik pengawetan dengan menggunakan radiasi,

makanan dipapari dengan radiasi gamma berintensitas tinggi

yang dapat membunuh organisme berbahaya, tetapi tanpa

mempengaruhi nilai nutrisi makanan tersebut dan tidak

meninggalkan residu serta tidak membuat makanan menjadi

radioaktif. Teknik iradiasi juga dapat digunakan untuk

sterilisasi kemasan. Di banyak negara kemasan karton untuk

susu disterilkan dengan teknik radiasi.

4.6. Pertanian Rumah Kaca

Pertanian rumah kaca sudah banyak digunakan di negara-

negara maju yang mempunyai empat musim. Untuk negara

tropis dengan dua musim seperti di Indonesia, pengoperasian

rumah kaca mempunyai sedikit perbedaan dengan negara

dengan empat musim. Di daerah tropis, energi untuk pemanas

lebih sedikit sedangkan untuk keperluan ventilasi akan lebih

besar. Karena di daerah tropis mempunyai intensitas sinar

matahari yang relatif tinggi, maka penggunaan sel surya untuk

substitusi listrik dari jaringan listrik PLN (Perusahaan Listrik

Negara) memungkinkan untuk direalisasikan.

Jenis tanaman yang cocok untuk pertanian rumah kaca

biasanya adalah:

a. Tanaman yang mempunyai siklus hidup pendek, seperti:

melon, semangka, dan sayuran.

Page 88: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

71

b. Penanaman bibit pohon tanaman keras yang siklus

hidupnya panjang, seperti kayu jati, sengon, dan pohon

untuk hutan tanaman industri.

4.7. Energi Alternatif Matahari serta Kelebihan dan

Kekurangannya

Berikut ini ada beberapa kelebihan panas matahari di

antaranya sebagai berikut:

1. Ramah lingkungan

Kelebihan energi alternatif surya atau matahari yaitu

ramah lingkungan. Energi matahari tidak menghasilkan

limbah atau sisa pembuangan yang berbahaya bagi

lingkungan. Tidak hanya dalam jangka yang pendek

semata tetapi dalam jangka panjang.

2. Gratis

Selain tidak terbatas, energi matahari ini tersedia dalam

jumlah banyak dan dapat digunakan secara gratis. Dengan

begitu, untuk dapat menggunakannya tidak perlu

mengeluarkan biaya untuk membelinya. Anda hanya perlu

menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dan

mengolahnya menjadi energi yang siap pakai. Berbeda

dengan minyak bumi yang dijual dengan harga yang

relatif mahal.

3. Melimpah

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, energi

alternatif dari matahari ini tidak akan habis. Namun

selain itu, energi matahari ini juga tersedia dalam jumlah

yang sangat banyak atau melimpah.

Namun selain kelebihan, panas matahari ini juga memiliki

kekurangan sebagai berikut:

1. Salah satunya yaitu tidak dapat diandalkan setiap saat

contohnya yaitu ketika musim hujan tiba. Ketika hujan,

Page 89: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

72

langit akan mendung dan menutupi sinar matahari.

Akibatnya energi matahari tidak dapat digunakan,

kebutuhan akan energi pun juga tidak akan terpenuhi.

Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa energi matahari

tidak dapat diandalkan, mengingat ada banyak hal yang

membutuhkan energi untuk mengerjakannya.

2. Energy yang belum efisien serta penyimpanannya

mengalami beberapa kendala. Karena alasan-alasan

tersebutlah kenapa energi matahari masih belum

digunakan atau dimanfaatkan secara optimal.

Bagaimanapun, energi matahari ini tetap dimanfaatkan

oleh masyarakat Indonesia sebaik mungkin. Contohnya

yaitu adanya PLTS atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

Ada beberapa PLTS di Indonesia, antara lain yaitu di Bali

dan Flores. Dengan mengandalkan energi alternatif

matahari tersebut, kebutuhan listrik dapat terpenuhi.

4.8. Sumber Panas Matahari Mengalahkan Sumber Panas

Lain

Sumber panas matahari adalah merupakan sumber energi

terbesar di muka bumi ini yang berpotensi mengalahkan

sumber energi lain yang ada. Saat ini energi nuklir, angin dan

air masih menjadi sumber energi yang banyak digunakan di

berbagai negara termasuk di Indonesia. Namun demikian tidak

sedikit negara yang telah memanfaatkan energi surya ini.

Sumber energi matahari tidak hanya dapat dimanfaatkan

oleh manusia saja, namun bahkan tumbuhan yang ada di

sekitar kita berfotosintesis dengan bantuan sinar matahari.

Secara umum tenaga matahari dapat diubah secara langsung

menjadi sumber panas dan energi listrik yang dapat kita

manfaatkan dalam berbagai bidang. Benda yang saat ini umum

menggunakan tenaga listrik dan sangat sering digunakan orang

adalah kalkulator.

Page 90: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

73

Kalkulator ini dibekali dengan solar sel kecil yang mampu

menyimpan energi matahari sehingga kalkulator bisa

digunakan sepanjang hari. Bahkan ketika cuaca mendung dan

sedang hujan, kita masih bisa menggunakannya. Karena dalam

solar sel kecil ini telah tersimpan energi matahari sehingga kita

bisa menggunakannya dengan baik sepanjang hari.

Menggunakan solar sel ini sangat praktis dan tahan lama jika

dibandingkan dengan penggunaan kalkulator baterai biasa.

Sumber energi matahari kini juga mulai dijadikan sebagai

penyedia listrik yaitu dengan menggunakan photovoltaic.

Bahkan kini telah diciptakan mobil dengan kekuatan tenaga

surya meskipun belum bisa beredar dengan baik di Indonesia.

Dengan adanya mobil tenaga surya ini sebenarnya akan

membuat pemakaian bahan bakar minyak lebih hemat. Dan

bahkan telah dikembangkan pula mesin pendingin dengan

kekuatan tenaga surya, sehingga hal ini akan sangat membantu

bagi daerah-daerah yang masih belum listrik belum bisa masuk.

Jika bisa memanfaatkan tenaga surya dengan baik, maka

tenaga surya ini bisa menggantikan kedudukan listrik bahkan

akan tahan lebih lama. Hal ini telah berlaku untuk negara

Amerika dan juga China dan bahkan Indonesia juga bisa

melakukannya jika memiliki tenaga ahli, karena di negara kita

energi akan matahari sangat berlimpah melihat negara kita

hanya terdapat dua musim. Untuk menampung energi matahari

ini kita membutuhkan solar photovoltaic atau dalam bahasa

Indonesia kita sebut dengan panel surya.

Setelah diadakan sebuah penelitian dan penghitungan

oleh ahlinya, dikabarkan bahwa panel surya tersebut mampu

mengalahkan energi lain karena dihasilkan energi listrik

sebesar 16% pada 2050. Hasil ini tentu lebih besar jika

dibandingkan dengan energi yang dihasilkan oleh pembangkit

listrik tenaga air, tenaga nuklir, dan juga tenaga angin.

Page 91: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

74

Sehingga sumber energi matahari menjadi terobosan baru yang

dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang sangat lama.

Hal ini tentu saja tidak hanya berlaku di luar negeri,

namun bahkan di Indonesia yang merupakan konsumen tenaga

surya terbesar di dunia. Bahan baku panel surya yang

melimpah ruah di Indonesia ini sangat disayangkan jika tidak

digunakan dengan sebaik-baiknya. Bahkan setelah peneliti

senior LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yaitu DR

Achiar Oemry menyatakan bahwa negara kita bisa 100% tidak

tergantung pada bahan bakar fosil dengan adanya sumber

energi matahari yang melimpah ruah.

4.9. Manfaat Sumber Energi Cahaya Matahari bagi

Kehidupan

Matahari sebagai sumber energi cahaya terbesar,

memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia

di dunia, antara lain:

1. Membantu proses fotosintesis

Cahaya matahari merupakan sumber utama kehidupan

makhluk hidup, salah satunya adalah kehidupan bagi

tanaman atau tumbuhan untuk membantu proses

fotosintesis. Tanpa adanya matahari sendiri, maka

tanaman atau tumbuhan di bumi akan mati. Sebagai

timbal baliknya, ketika tidak ada tumbuhan di bumi ini

maka manusia akan musnah akibat tidak adanya suplai

oksigen dari tumbuhan.

Proses fotosintesis pada tumbuhan sendiri akan

menghasilkan oksigen, yang sangat penting bagi

pernafasan manusia. Dengan begitu, kehidupan manusia

pun tergantung dari asupan oksigen yang terhirup. Maka

wajar, jika matahari ini memiliki peranan yang begitu

Page 92: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

75

penting sama halnya dengan peranan air untuk kehidupan

manusia.

2. Membantu penerangan

Tanpa adanya cahaya matahari, dunia akan gelap gulita.

Sehingga kita tak akan bisa melihat apapun yang ada di

lingkungan sekitar kita. Dengan adanya energi cahaya

matahari ini, maka kita bisa melihat lingkungan sekitar.

Maka dari itu, cahaya sangat penting peranannya sebagai

media penerangan. Selain cahaya matahari, cahaya dari

lampu juga berfungsi sebagai penerangan saat malam

hari. Cahaya dari lampu juga membantu Anda untuk dapat

belajar di malam hari.

3. Menjemur pakaian

Dengan adanya cahaya matahari sendiri, maka pakaian

yang dicuci bisa langsung kering tanpa mesin pengering.

Cahaya matahari sebagai media untuk menjemur pakaian

dengan mudah dan alami, dengan bantuannya inilah

pakaian akan mudah kering saat dijemur di bawah terik

sinar matahari. Memakai bantuan sinar matahari ini tentu

tak perlu membayar mahal untuk membeli mesin cuci

sekaligus pengering pakaiannya, karena matahari ini bisa

kita dapatkan secara gratis.

4. Menghasilkan energi listrik

Sebagai sumber dari cahaya, matahari juga bisa

menghasilkan energi listrik. Energi listrik inilah yang

nantinya dipergunakan untuk cahaya di malam hari.

Selain itu dengan energi listrik, kita bisa menggunakan

elektronik dan alat-alat rumah tangga dengan nyaman.

Energi listrik yang berasal dari bantuan matahari atau sel

surya ini tentunya lebih ramah lingkungan. Tak hanya itu

saja, matahari juga termasuk energi terbarukan yang

ketersediaannya tidak terbatas.

Page 93: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

76

5. Membantu proses pertumbuhan kecambah

Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia, energi cahaya

juga sangat bermanfaat untuk tumbuhan. Jika kecambah

kekurangan cahaya, maka tanaman tersebut akan kering,

kurus, daunnya berwarna kuning pucat dan juga tipis.

Berbeda dengan kecambah yang cukup cahaya matahari,

maka tanaman tersebut akan memiliki daun yang tebal,

hijau dan tumbuh subur. Hal ini dikarenakan kecambah

tersebut akan lebih maksimal dalam proses fotosintesis

untuk menghasilkan makanan dan zat energi.

6. Sebagai sumber nutrisi terbaik

Manfaat energi cahaya berikutnya adalah sebagai sumber

nutrisi terbaik. Pada sebuah percobaan, tumbuhan yang

disimpan di dalam ruang tertutup dengan bantuan cahaya

buatan, memiliki energi dan nutrisi yang buruk tidak

sebaik nutrisi dan energi yang dihasilkan oleh cahaya

matahari langsung.

7. Membantu pertumbuhan bunga dan daun

Selanjutnya adalah energi cahaya dapat membantu

pertumbuhan bunga dan juga daun. Seperti yang Anda

ketahui panjang gelombang energi matahari memiliki

warna merah. Warna merah yang ada di gelombang

matahari tersebut akan diserap oleh tumbuhan yang pada

akhirnya hal ini akan berdampak pada pertumbuhan

bunga. Sehingga tanaman yang sering terpapar sinar

matahari akan cepat berbunga dan tumbuh tinggi serta

lebat.

8. Menjaga temperatur tumbuhan

Cahaya matahari juga dapat menjaga temperatur

tumbuhan agar tetap seimbang dan stabil. Jika temperatur

tumbuhan rendah maka proses penguapan akan menjadi

lama, hal ini tentu saja dapat membuat tumbuhan mati

Page 94: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

77

lemas. Dan sebaliknya jika suhu terlalu tinggi maka

proses penguapan akan dipercepat. Hal ini akan

menyebabkan tumbuhan menjadi kering.

9. Mengeringkan tanah

Pada beberapa tumbuhan, cahaya matahari sangat

bermanfaat dalam proses perkembangbiakan. Cahaya

matahari diperlukan dalam proses pengeringan tanah.

Sehingga biji bunga yang jatuh ke tanah yang kering akan

tumbuh dengan subur. Contohnya yaitu biji bunga

matahari. Meskipun begitu, tak berarti biji bunga

matahari tidak bisa tumbuh di tanah yang lembap, tetapi

ia akan cepat layu dan akhirnya akan mati.

4.10. Manfaat Matahari bagi Kehidupan Manusia

Di atas telah kita bahas mengenai manfaat sumber cahaya

matahari bagi kehidupan, berikut ini ada beberapa manfaat

matahari bagi kehidupan manusia di antaranya:

1. Membantu proses pengeringan

Untuk manfaat yang satu ini, sudah tidak perlu diragukan

lagi, kita semua telah kita ketahui secara pasti. Dengan

panas matahari, kita dapat mengeringkan pakaian yang

kita cuci dan mendapatkan manfaat berlebih jika kita juga

memanfaatkan matahari untuk membantu proses

pengeringan kerupuk, ikan asin, serta membantu dalam

proses pemanenan garam. Matahari juga membantu

proses terbentuknya awan dengan menguapkan

permukaan yang berair sehingga air tersebut menguap

dan mengkristal membentuk awan. Setelah awan

terbentuk, matahari terus menyinarinya dan membuatnya

kembali mencair menjadi peristiwa alam yang kita sebut

hujan.

Page 95: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

78

2. Mengatur tata surya

Karena matahari merupakan pusat dari tata surya, maka

planet dan satelitnya berevolusi sambil berotasi

mengelilingi matahari. Hal ini dikarenakan oleh gaya

gravitasi matahari yang menarik planet sedemikian

hingga planet-planet berevolusi mengelilinginya dan

membentuk tatanan tata surya yang kita sebut galaksi

Bimasakti.

3. Membantu kita beristirahat dengan lebih baik

Beberapa sumber menyebutkan bahwa jika seseorang

terpapar sinar matahari selama kurang lebih 6 jam setiap

harinya, individu tersebut akan menjadi segar di petang

hari, terutama jika individu tersebut terpapar sinar

matahari di sore hari. Sedangkan setelah petang, semakin

malam agak larut, individu akan merasa mengantuk

seiring dengan mereka terpapar cahaya lampu atau

cahaya buatan lain yang membuat mereka merasa

mengantuk, sehingga dapat beristirahat dengan baik.

4. Membantu membakar lemak

Manfaat matahari bagi kehidupan yang lainnya adalah

membantu membakar lemak. Lemak yang dimaksud tidak

hanya lemak yang berada di bawah jaringan kulit, tetapi

juga lemak yang pada akhirnya akan berujung pada

penyakit jantung dan kolesterol. Lemak akan perlahan

luruh dan menjauhkan pula berbagai macam penyakit

akibat lemak. Selain itu, cahaya matahari juga sedang

diteliti karena ada asumsi bahwa matahari dapat

memaksimalkan fungsi metabolisme tubuh.

5. Membantu mengatur masa hidup manusia

Seperti topik yang kita bahas dalam bahasan ini yaitu

manfaat matahari bagi kehidupan, matahari juga

mempunyai manfaat untuk mengatur masa hidup

Page 96: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

79

manusia. Yang mengatur masa hidup manusia yang

dimaksudkan di sini adalah matahari melalui siklusnya.

Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa siklus

matahari yang nantinya mempengaruhi intensitas cahaya

matahari yang sampai ke bumi. Hal ini sekaligus juga

mempengaruhi genom manusia yang menentukan

lamanya seseorang hidup, berdasarkan pada di siklus

matahari yang mana seseorang lahir.

6. Sumber Energi Paling Besar

Matahari merupakan sumber energi paling besar bagi

alam semesta/tata surya, terutama bagi bumi, seluruh

makhluk yang ada di bumi tidak akan dapat hidup tanpa

matahari. Matahari merupakan sumber energi yang paling

besar.

Page 97: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

80

BAB V

UPAYA KONSERVASI SUMBER DAYA DAN

STRATEGI PEMBANGUNAN

LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

5.1. Pendahuluan

Proses pembangunan nasional dan regional hingga saat

ini, khususnya sektor pertanian, telah membuktikan bahwa

berbagai kendala masih dihadapi, terutama di wilayah

pertanian lahan kering-kritis yang kondisinya sangat beragam.

Di seluruh Indonesia ada sekitar 51.4 juta hektare lahan kering,

di mana sekitar 70% di antaranya dikelola dengan berbagai

tipe usaha tani lahan kering (Manuwoto, 1991).

Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah keadaan

bio-fisik lahan kering yang sangat beragam dan sebagian sudah

rusak atau mempunyai potensi sangat besar untuk menjadi

rusak. Dalam kondisi seperti ini mutlak diperlukan kebijakan-

kebijakan penajaman teknologi pemanfaatan sumber daya

lahan kering dan kebijakan kelembagaan penunjang

operasional. Lima syarat yang harus dipenuhi dalam

pengembangan teknologi pengelolaan lahan kering, adalah (i)

teknis bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi setempat, (ii)

ekonomis menguntungkan, (iii) sosial tidak bertentangan dan

bahkan mampu mendorong motivasi petani, (iv) aman

lingkungan, dan (v) mendorong pertumbuhan wilayah secara

berkelanjutan (Satari, dkk., 1991).

Dimensi politik pengelolaan sumber daya alam termasuk

sumber daya lahan dan air baik sendiri maupun secara terpadu

Page 98: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

81

semakin mendapat perhatian yang luas untuk dipelajari. Dalam

pengertian umum politik adalah seni dan ilmu yang mengatur

negara (Molle, 2008). Politik dalam pengertian yang lain adalah

hubungan yang kompleks dan agregat antara orang-orang

dalam suatu masyarakat yang memperjuangkan kewenangan

dan kekuasaan. Melalui politik kepentingan kelompok maupun

individu mengalami proses mediasi. Penggunaan istilah good

water governance menunjukkan adanya dimensi politik dalam

pengelolaan sumber daya air. Demikian pula krisis air sering

dikaitkan dengan crisis of governance menunjukkan bahwa

masalah air tidak semata mata masalah pengelolaan sumber

daya air atau masalah operasi dan pemeliharaan infrastruktur

sumber daya air tetapi masalah yang terkait dengan struktur

sosial politik.

Keterkaitan antara lahan dan air terefleksi dalam Undang-

Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

Pokok Agraria. Pasal 47 menyebutkan secara eksplisit tentang

Hak Guna Air yaitu hak mengenai air yang tidak berada di atas

tanah miliknya. Jika mengenai air yang berada di atas tanah

miliknya, hal itu sudah termasuk dalam isi dari pada hak milik

atas tanah. Sebaliknya UU No. 11 Tahun 1974 yang dalam

banyak hal mewarisi Algemene Water Reglement tahun 1936

tidak menyebut istilah Hak Guna Air. Penyebutan Hak Guna Air

baru muncul pada Peraturan Pemerintah no 22 tahun 1982 yang

menyatakan bahwa hak atas air adalah hak guna air walaupun

peraturan tersebut tidak mengatur bagaimana hak guna air

dilaksanakan. U U no 7 tahun 2004 menetapkan perlunya Hak

Guna Air yang dewasa ini sedang ditindaklanjuti melalui

Peraturan Pemerintah.

Perspektif politik bolehlah dikatakan bahwa UU no 5

tahun 1960 telah bersikap progresif dengan membedakan

antara air yang ada di atas tanah yang melekat pada

Page 99: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

82

kepemilikan tanah dan air yang diluar usaha tani yang perlu

diatur penggunaannya. Dari segi politik sehari hari (daily

politics) air yang berada pada lahan usaha tani menjadi

kewenangan petani untuk mengaturnya sedangkan air yang

dari luar usaha tani perlu diatur hak penggunaannya. Dalam

kehidupan politik sehari hari air juga diatur secara kolektif oleh

kelompok tani baik di dalam desa maupun antar desa.

Undang-undang biasanya menjadi acuan dalam politik

birokrasi dan politik kebijakan. Kedua kategori politik tersebut

saling mempengaruhi dan memerlukan proses negosiasi dalam

perumusannya. Dalam proses perumusan kebijakan yang

melibatkan berbagai pihak seperti halnya perumusan kebijakan

tentang irigasi dapat terjadi bahwa politik kebijakan yang

dihasilkan melalui proses negosiasi bertentangan dengan

kepentingan birokrasi tertentu atau politik birokrasi suatu

lembaga pemerintahan yang mempunyai mandat untuk

melaksana-kan kebijakan.

Oleh karena itu dapat terjadi pelaksanaan kebijakan

menjadi tidak efektif dan muncul maneuver politik lebih lanjut

untuk menyelaraskan rumusan kebijakan dengan kepentingan

birokrasi. Baik politik birokrasi maupun politik kebijakan akan

disoroti lebih lanjut dalam tulisan ini. Dalam perkembangan

lebih lanjut politik kebijakan dalam negeri juga dipengaruhi

oleh politik internasional.

Menurut Sanders (1991), kunci untuk menyelesaikan

konflik pengelolaan lahan dan problematik degradasi sumber

daya lahan terletak pada kebijakan dan kelembagaan yang

didukung oleh pendanaan jangka panjang yang kontinyu.

Kebijakan dalam konteks ini harus mampu mempromosikan

sistem pertanian yang berkelanjutan, yaitu suatu sistem

pertanian yang didukung oleh adanya insentif bagi produsen

(pemilik lahan dan tenaga kerja), kredit pedesaan, kebijakan

Page 100: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

83

pasar/harga yang kondusif, sistem transportasi, teknologi tepat

guna yang site-spesific, serta program penelitian dan

penyuluhan. Hal ini membawa konsekuensi yang sangat berat,

yaitu tersedianya kebijakan-kebijakan lokal sesuai dengan

kondisi setempat, yang sasarannya adalah sistem penggunaan

lahan yang dicirikan oleh tingkat penutupan vegetatif yang

lebih baik pada permukaan lahan.

Tiga faktor penunjang yang dipersyaratkan bagi

pengembangan kebijakan-kebijakan lokal ini adalah (1)

tersedianya Data-base Management System tentang sumber

daya lahan, air, vegetasi, manusia, dan sumber daya ekonomi

lainnya, (2) mekanisme analisis kendala dan problematik, dan

(3) mekanisme perencanaan yang didukung oleh brainware,

software dan hardware yang dapat diakses oleh para perencana

pembangunan di tingkat daerah. Untuk dapat mendorong dan

mendukung berkembangnya kebijakan-kebijakan lokal tersebut,

maka kebijakan nasional tentang penggunaan dan pengelolaan

lahan harus diarahkan kepada (1) perbaikan penggunaan dan

pengelolaan lahan, (2) menggalang partisipasi aktif dari para

pengguna lahan (pemilik lahan, pemilik kapital, dan tenaga

kerja), dan (3) pengembangan kelembagaan penunjang,

terutama lembaga-lembaga perencana dan pemantau di daerah.

Khusus dalam kaitannya dengan program konservasi

tanah dan rehabilitasi lahan, Douglas (1991) mengikhtisarkan

lima prinsip dasar bagi keberhasilannya pada tingkat lapangan,

yaitu (1) program ini harus merupakan bagian integral dari

program pembangunan pertanian yang lebih luas, dan harus

dimulai dengan peningkatan produksi, (2) program ini harus

bersifat bottom-up yang dirancang dengan melibatkan

kepentingan petani, (3) asistensi teknis melalui program jangka

panjang, (4) suatu aktivitas konservasi dan pengelolaan lahan

harus mampu menunjukkan benefit jangka pendek, dan (5)

Page 101: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

84

degradasi lahan harus dapat dikendalikan sebelum melampaui

batas ambangnya.

Berdasarkan pada kelima prinsip ini, maka beberapa

implikasi kebijakan yang penting adalah (1) para perencana

program harus menguasai pengetahuan tentang “sistem pertanian berkelanjutan” dan komponen-komponen

penggunaan lahan yang relevan, (2) para pelaksana program

harus mampu “berkomunikasi dengan petani” dalam rangka untuk mengakomodasikan pandangan, persepsi dan

kepentingan petani; (3) para perencana dan pelaksana program

harus menyadari bahwa proses perubahan berlangsung secara

lambat dan lama, sehingga diperlukan “komitmen jangka panjang”; (4) para perencana harus mampu

mengidentifikasikan “kebutuhan petani dan alternatif solusinya” yang terkait langsung dengan problem pengelolaan lahan, dan (5) para perencana harus mengetahui “sebab-sebab

terjadinya permasalahan” pengelolaan lahan dan menelusurinya.

Integrasi antara kepentingan konservasi dengan

kebutuhan petani merupakan kunci utama keberhasilan

program konservasi tanah dan pengelolaan lahan pertanian.

Collison (1982) mengemukakan empat sasaran prioritas yang

harus diikuti dalam merancang program usaha tani konservasi,

yaitu (1) memenuhi obligasi-obligasi sosial-budaya dari

masyarakat, (2) menyediakan suplai pangan yang dapat

diandalkan oleh petani, (3) menyediakan tambahan pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan dasar yang tidak dapat dihasilkan

oleh sektor pertanian, (4) mampu menciptakan ekstra “cash

resources”. Khusus untuk sistem pertanian di dataran tinggi atau daerah pegunungan, Dimyati Nangju (1991)

mengemukakan tiga faktor dominan yang sangat berpengaruh,

yaitu (1) tekanan penduduk atas sumber daya lahan, (2) praktik

Page 102: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

85

pengelolaan kesuburan tanah, dan (3) strategi dan kebijakan

pembangunan yang dikhususkan bagi daerah pegunungan.

Dalam kaitannya dengan strategi pengembangan sistem

pertanian di daerah pegunungan, Jodha (1990) mengemukakan

enam spesifikasi penting, yaitu (1) aksesibilitas, (2) fragilitas,

(3) marginalitas, (4) heterogenitas dan diversitas, (5)

suitabilitas ekologis, dan (6) sejarah mekanisme adaptasi

manusia.

Pemulihan kualitas air sebagai bagian dari pengendalian

sumber daya air dilakukan untuk menjamin kualitas air agar

sesuai dengan baku mutu peruntukannya. Pengendalian bahan

pencemar yang berasal dari berbagai sumber pencemar yang

masuk ke dalam sumber air dilakukan dengan

mempertimbangkan kondisi intrinsik sumber air dan baku

mutu air yang ditetapkan. Pencemaran sungai dapat terjadi

langsung dari outfalls saluran pembuangan atau limbah

industri sebagai point source dan limpasan dari pertanian atau

perkotaan sebagai nonpoint source. Dampak polutan pada

kualitas air sungai tergantung pada jenis polutan, beban

maksimum harian dan karakteristik sungai (Karamouz, et al.,

2003).

Pencemaran non-point source merupakan tantangan besar

karena sumber yang tersebar dan bervariasi terhadap musim

dan cuaca, serta sumber ini sering diabaikan oleh manusia

(Zhang & Wang 2012). Faktor pertumbuhan ekonomi dan

peningkatan produksi sumber pangan menjadi dasar manusia

mengabaikan kualitas lingkungan. Dilema perubahan proporsi

luas dan jenis penggunaan lahan di suatu daerah aliran sungai

akan mempengaruhi kualitas air. Beberapa fungsi lanskap

memiliki manfaat yang benar-benar penting bagi manusia

terutama terkait dengan ketersediaan sumber daya alam dan

jasa ekosistem, seperti sumber pangan, tempat tinggal, dan

Page 103: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

86

sumber daya air. Beberapa fungsi tersebut dapat sinergis, dan

beberapa fungsi tersebut juga dapat merugikan atau bahkan

menjadi sumber konflik. Beberapa fungsi yang secara spasial

dan temporal terpisah dapat menjadi efektif di lokasi yang

sama pada waktu yang sama (Bolliger, et al., 2011).

Penelitian ini membangun target indikator melalui

analisis keterkaitan perilaku penggunaan lahan dan kualitas air

menggunakan hubungan statistik. Analisis sistem hidrologi

dilakukan dengan menggambarkan kondisi biofisik DAS dalam

proses transformasi hidrologi. Pemilihan jenis model

diperlukan untuk menentukan model yang paling sesuai dengan

keadaan DAS sehingga dapat membantu mengajukan suatu

strategi pengelolaan daerah aliran sungai yang berkelanjutan

serta dampak potensial yang ditimbulkan dari perilaku

penggunaan lahan terhadap penurunan kualitas lingkungan.

5.2. Konsepsi Umum tentang Lahan

Di Indonesia sendiri paruh terakhir abad 19 dapat

dianggap sebagai uji coba infrastruktur yang kemudian

dilanjutkan dalam skala besar pada paruh pertama abad 20.

Untuk mengatasi masalah kelembagaan pengelolaan setelah

melalui pengkajian dan ujicoba pada tiga dasawarsa pertama

abad 20 barulah ditetapkan undang-undang pada tahun 1936

yang disebut Algemene Water Reglement (AWR) yang berlaku di

Jawa dan Madura. Selanjutnya, Operasi dan Pemeliharaan

irigasi di desentralisasi ke tingkat provinsi melalui Provinciale

Water Reglement (PWR). Walaupun dari segi pengembangan

infrastruktur dan birokrasi, generasi pertama pembangunan

irigasi publik menunjukkan keberhasilan seperti misalnya

meluasnya areal irigasi secara cepat, yaitu dari areal irigasi

seluas sekitar satu juta ha pada permulaan abad 20 menjadi

sekitar 3,5 juta ha pada tahun 1949 (Burger, 1975) namun

Page 104: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

87

pembangunan irigasi tersebut juga menimbulkan polemik

antara para ahli di bidang teknik pengairan dan ahli di bidang

pertanian. Boeke, salah seorang pakar ekonomi yang

berdomisili di Bogor, yang terkenal dengan pandangan ekonomi

dualistik, dalam ceramahnya di Bandung sangat menentang

pembangunan irigasi skala besar di pulau Jawa (Both,1977).

Menurut Boeke pembangunan irigasi malahan menimbulkan

kemiskinan karena meningkatnya penduduk pulau Jawa dengan

sangat cepat. Dengan perkataan lain pembangunan irigasi di

pulau Jawa tidak berhasil melepaskan diri dari Perangkap

Malthus yaitu meningkatnya permintaan pangan lebih cepat

dari peningkatan penyediaan.

Istilah lahan digunakan berkenaan dengan permukaan

bumi beserta segenap karakteristik-karakteristik yang ada

padanya dan penting bagi peri kehidupan manusia (Christian

dan Stewart, 1968). Secara lebih rinci, istilah lahan atau land

dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi,

mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap

atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah

tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief,

hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang

ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang;

yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan

oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang

(Brinkman dan Smyth, 1973; dan FAO, 1976). Lahan dapat

dipandang sebagai suatu sistem yang tersusun atas (i)

komponen struktural yang sering disebut karakteristik lahan,

dan (ii) komponen fungsional yang sering disebut kualitas

lahan. Kualitas lahan ini pada hakikatnya merupakan

sekelompok unsur-unsur lahan (complex attributes) yang

menentukan tingkat kemampuan dan kesesuaian lahan (FAO,

1976).

Page 105: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

88

Lahan sebagai suatu “sistem” mempunyai komponen-

komponen yang terorganisir secara spesifik dan perilakunya

menuju kepada sasaran-sasaran tertentu. Komponen-komponen

lahan ini dapat dipandang sebagai sumber daya dalam

hubungannya dengan aktivitas manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Sys (1985) mengemukakan enam

kelompok besar sumber daya lahan yang paling penting bagi

pertanian, yaitu (i) iklim, (ii) relief dan formasi geologis, (iii)

tanah, (iv) air, (v) vegetasi, dan (vi) anasir artifisial (buatan).

Dalam konteks pendekatan sistem untuk memecahkan

permasalahan- permasalahan lahan, setiap komponen lahan

atau sumber daya lahan tersebut di atas dapat dipandang

sebagai suatu subsistem tersendiri yang merupakan bagian dari

sistem lahan. Selanjutnya setiap subsistem ini tersusun atas

banyak bagian-bagiannya atau karakteristik- karakteristiknya

yang bersifat dinamis (Soemarno, 1990).

5.3. Sistem Sumber Daya Lahan

Sebagai suatu ekosistem alam, lahan pertanian

mempunyai komponen-komponen biotik dan abiotik yang saling

berinteraksi. Interaksi-interaksi yang berlangsung di dalam

ekosistem ini menimbulkan beberapa proses kunci, seperti

proses perkembangan tanah (tercermin dalam tingkat

kesesuaian lahan), proses erosi dan limpasan permukaan,

proses produksi tanaman dan ternak, dan proses-proses sosial-

ekonomi. Proses perkembangan tanah di alam terjadi secara

terus menerus, dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling

berinteraksi satu sama lain. Beberapa faktor yang sangat

penting adalah iklim, organisme, batuan induk, topografi, dan

waktu. Interaksi faktor-faktor ini menentukan laju pelapukan

batuan induk yang hasil-hasilnya akan menyusun salah satu

dari komponen-komponen tanah. Sifat-sifat komponen tanah

Page 106: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

89

ini selanjutnya akan menentukan tipe tanah dan tingkat

kesesuaiannya bagi tanaman (Buol, Hole, dan McCracken,

1980).

Sumber daya lahan mencakup semua karakteristik dan

proses-proses serta fenomena-fenomena lahan yang dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Salah

satu tipe penggunaan lahan yang penting ialah penggunaan

sumber daya lahan dalam tipe-tipe pemanfaatan lahan (land

utilization type) pertanian untuk mendapatkan hasil-hasil

pertanian dan ternak (Hardjowigeno, 1985). Upaya

pemanfaatan lahan pertanian pada hakikatnya ditujukan untuk

mendapatkan hasil-hasil dari komoditas pertanian. Aktivitas

pengelolaan sumber daya lahan dalam hal ini pada dasarnya

merupakan upaya penyesuaian antara kondisi lahan yang ada

dengan persyaratan bagi komoditas pertanian (Sitorus, 1985).

Kondisi lahan ini menjadi kendala yang membatasi kemampuan

dan kesesuaian sumber daya lahan terhadap persyaratan

penggunaan dan pemanfaatan lahan. Secara lebih operasional,

konsepsi tentang kondisi lahan ini dapat dijabarkan dalam

konsepsi kualitas lahan yang dapat dievaluasi secara lebih

kuantitatif dan lebih objektif (Soemarno, 1990; Janssen, 1991).

Hubungan antara kondisi lahan dengan respons tanaman dalam

upaya pengelolaan lahan akan menentukan tingkat

produktivitas lahan (Wood dan Dent, 1983). Berbagai teknik

telah dikembangkan untuk memperkirakan tingkat

produktivitas lahan melalui proses evaluasi lahan. Hasil

evaluasi ini penting dalam rangka perencanaan dan

pengelolaan sumber daya lahan (Sys, 1985; Soemarno, 1990).

Salah satu bentuk pengelolaan lahan yang terkenal adalah

menggunakan lahan sebagai komponen sistem usaha tani.

Suatu sistem usaha tani komoditas pada kenyataannya

sangatlah kompleks (subsistem sumber daya alam, dan

Page 107: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

90

subsistem sosial-ekonomi-budaya), bersifat dinamis, dan

senantiasa berinteraksi dengan sistem-sistem lain. Pendekatan

sistemik dipersyaratkan demi keberhasilan penelaahan usaha

tani komoditas dalam kerangka pewilayahannya (Dent dan

Young, 1971; Shanner, et al., 1982, dan Wright, 1971). Melalui

serangkaian analisis sistem dapat ditelaah struktur sistem

dalam upaya mendapatkan struktur yang optimal, sehingga

dengan menyimulasi input sistem diharapkan dapat diperoleh

output yang diharapkan. Implikasi lebih lanjut ialah

dimungkinkannya rekayasa agroteknologi arahan bagi setiap

sistem usaha tani komoditas di suatu wilayah pengembangan

(Soemarno, 1988).

Ciri pembangunan yang diwariskan sejak generasi

pertama adalah pendekatan pembangunan yang sentralistik.

Ciri-ciri lainnya yang muncul adalah biaya investasi per satuan

luas yang semakin mahal (Pasandaran, 2008). Walaupun

pemerintah juga melakukan kooptasi pengelolaan irigasi yang

sebelumnya dikelola masyarakat namun pertumbuhan areal

irigasi pada kurun waktu generasi kedua relatif menurun. Kalau

pada penghujung generasi pertama (tahun 1949) areal irigasi

yang diwariskan adalah seluas 3,5 juta ha maka pada tahun

2000 areal irigasi diperkirakan sekitar 5 juta ha, hanya terjadi

peningkatan sekitar 50 persen. Hal ini terjadi karena

persaingan yang semakin meningkat dalam penggunaan lahan

dan air yang menyebabkan wilayah sungai tertutup untuk

perluasan areal irigasi dan terjadinya konversi lahan irigasi. Di

pihak lain secara global antara tahun 1950 dan 2000 terjadi

peningkatan luas irigasi lebih dari tiga kali lipat yaitu dari 80

juta ha menjadi 270 juta ha (FAO, 2000).

Faktor pemicu ketiga adalah ketersediaan anggaran

pembangunan karena pada hakikatnya kebijakan pengelolaan

sumber daya air sangat bertumpu pada kebijakan investasi di

Page 108: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

91

bidang infrastruktur. Misalnya kebijakan pembangunan

pertanian untuk mencapai swasembada beras yang

dicanangkan sejak awal pelita pertama sangat dipengaruhi oleh

investasi di bidang pengairan seperti rehabilitasi dan perluasan

irigasi, pengendalian banjir, dan perluasan areal rawa dan

pasang surut.

Sebelum tercapainya swasembada beras investasi di

bidang pengairan meningkat cepat karena didukung oleh

pendapatan yang diperoleh dari minyak bumi. Pada tahun

1980-an misalnya lebih dari separuh pengeluaran pemerintah

untuk sektor pertanian adalah untuk investasi irigasi. Investasi

publik tersebut mencakup 85 persen areal irigasi dan 75 persen

produksi padi Indonesia (Rosegrant and Pasandaran, 1995).

Investasi di bidang pengairan setelah tercapainya

swasembada beras pada tahun 1984 mengalami penurunan

karena berkurangnya APBN sebagai akibat menurunnya harga

minyak bumi. Kecenderungan tersebut mendorong munculnya

kebijakan yang lebih memperkuat kemampuan kelembagaan

pengelolaan irigasi. Seperti yang telah disinggung dalam

pendahuluan tulisan ini kemudian dibangun upaya untuk

memperkuat pengelolaan irigasi melalui sector adjustment loan

dari World Bank yang memungkinkan dilaksanakannya suatu

program pengelolaan irigasi yang dianggap lebih efisien pada

penghujung tahun 1980-an.

Ciri lain dari investasi generasi kedua adalah rendahnya

kualitas infrastruktur. Di samping kualitas konstruksi yang

rendah, operasi dan pemeliharaan sistem irigasi juga kurang

memadai. Sebagai akibatnya siklus rehabilitasi irigasi menjadi

pendek dan walaupun telah dilakukan penguatan kelembagaan

dan upaya-upaya operasi dan pemeliharaan yang efisien

langkah-langkah kebijakan tersebut belum berhasil mencegah

siklus pendek rehabilitasi irigasi. Apakah ada politik birokrasi

Page 109: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

92

yang terkait dengan masalah tersebut dapat menjadi subjek

penelitian tersendiri.

Baik generasi pertama maupun generasi kedua

pembangunan irigasi di Indonesia memberikan pelajaran

berharga dalam menuju pembangunan sumber daya air dan

pertanian masa depan. Ada momentum dan faktor pemicu yang

perlu dipelajari dengan baik untuk merumuskan langkah-

langkah kebijakan yang mendukung terwujudnya kesejahteraan

masyarakat, keadilan sosial, dan keberlanjutan pembangunan.

5.4. Evaluasi Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan pada hakikatnya merupakan

penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu

penggunaan tertentu (Sitorus, 1985). Dalam bidang pertanian,

kesesuaian lahan dikaitkan dengan penggunaannya untuk usaha

pertanian. Brinkman dan Smyth (1973) telah menemukan

beberapa kualitas lahan yang menentukan tingkat kesesuaian

lahan bagi tanaman. Kualitas lahan ini adalah ketersediaan air

tanah, ketersediaan unsur hara, daya menahan unsur hara,

kemasaman, ketahanan terhadap erosi, sifat olah tanah, kondisi

iklim, dan kondisi daerah perakaran tanaman. Konsepsi ini

telah dikembangkan lebih lanjut oleh Soepraptohardjo dan

Robinson (1975), yang telah mengemukakan beberapa faktor

penting lainnya, yaitu kedalaman efektif tanah, tekstur tanah di

daerah perakaran, pori air tersedia, batu-batu di permukaan

tanah, kesuburan tanah, reaksi tanah, keracunan hara,

kemiringan, erodibilitas tanah, dan keadaan agro klimat.

Suatu bagan umum untuk evaluasi lahan pertanian telah

dikembangkan oleh FAO (1976). Menurut bagan ini istilah lahan

mengandung makna lingkungan fisik yang mencakup iklim,

relief, tanah, air, dan vegetasi. Proses evaluasi lahan pada

hakikatnya melibatkan klasifikasi interpretatif, baik yang

Page 110: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

93

bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Sistem evaluasi lahan

dengan komputer (Land Evaluation Computer System, LECS)

pada dasarnya merupakan penjabaran dari kerangka evaluasi

lahan (Framework for Land Evaluation, FAO, 1976). Penggunaan

fasilitas komputer dalam analisis kesesuaian lahan sangat

diperlukan karena: (i) melibatkan banyak data yang meliputi

berbagai unit lahan, berbagai taraf pengelolaan, jenis-jenis

tanaman pertanian dan tanaman hutan; (ii) penilaian dilakukan

secara kuantitatif untuk menyatakan tingkat kesesuaian

tanaman; dan (iii) pemodelan diperlukan untuk lebih

memahami interaksi yang rumit dalam sistem pertanian (Wood

dan Dent, 1983).

5.5. Pengolahan Lahan

Lahan mempunyai peranan sangat penting bagi kehidupan

manusia. Segala macam bentuk intervensi manusia secara siklis

dan permanen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang

bersifat materiel maupun spiritual yang berasal dari lahan

tercakup dalam pengertian penggunaan lahan, atau land use

(Sys, 1985). Dengan peranan ganda tersebut, maka dalam upaya

pengelolaannya, sering terjadi benturan di antara sektor-sektor

pembangunan yang memerlukan lahan. Fenomena seperti ini

seringkali mengakibatkan penggunaan lahan kurang sesuai

dengan kapabilitasnya. Dalam hubungannya dengan

penggunaan lahan ini, ada tiga faktor yang mempengaruhi nilai

lahan, yaitu (i) kualitas fisik lahan, (ii) lokasi lahan terhadap

pasar hasil-hasil produksi dan pasar sarana produksinya, dan

(iii) interaksi di antara keduanya. Nilai lahan semakin besar

apabila kualitas biofisiknya semakin baik dan lokasinya

semakin dekat dengan pasar (Norton, 1984).

Sehubungan dengan kualitas fisik lahan, keberhasilan

suatu sistem pengelolaan lahan kering (seperti misalnya usaha

Page 111: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

94

tani konservasi) juga dibatasi oleh persyaratan-persyaratan

agroekologis (terutama kesesuaian tanah dan ketersediaan air).

Persesuaian syarat agroekologis menjadi landasan pokok dalam

pengembangan komoditas pertanian lahan kering.

Penyimpangan dari persyaratan ini bukan hanya akan

menimbulkan kerugian ekonomis, tetapi juga akan

mengakibatkan biaya sosial yang berupa kemerosotan kualitas

sumber daya lahan (Brinkman dan Smyth, 1973). Di lokasi-

lokasi tertentu, seperti lahan kering-kritis di bagian hulu DAS,

biaya sosial tersebut dapat bersifat internal seperti kemunculan

tanah-tanah kritis dan bersifat eksternal seperti sedimentasi di

berbagai fasilitas perairan (Rauschkolb, 1971).

Soekardi dan Eswaran (1991) mengemukakan beberapa

ciri dan proses yang berlangsung dalam ekosistem pegunungan

(highland areas) yang dapat menjadi kendala atau penunjang

pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan. Tiga ciri

ekosistem yang sangat penting adalah (1) iklim, (2) landform,

dan (3) sumber daya tanah. Sedangkan dua proses yang terkait

dengan ciri-ciri tersebut adalah proses geomorfik dan proses-

proses pedologis. Kondisi iklim dicirikan oleh ketinggian

tempat lebih dari 800 m dpl, curah hujan tahunan lebih 2000

mm, temperatur rataan 15-29oC dengan rezim suhu tanah

isothermik atau isohiperthermik. Pada kondisi seperti ini

biasanya variasi rezim lengas tanah adalah Udik dan Ustik.

Kondisi ekosistem pegunungan seperti ini mempunyai

keunggulan komparatif bagi pengembangan berbagai jenis

penggunaan lahan pertanian dengan banyak pilihan sistem

pertanaman (cropping systems). Potensi seperti ini pada

kenyataannya banyak mengundang investasi dari luar daerah

untuk “menggarap” lahan secara lebih intensif. Pada akhirnya

hal ini akan dapat mengakibatkan munculnya “kesenjangan” yang semakin besar antara intensitas penggunaan sumber daya

Page 112: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

95

dengan karakteristik sumber daya. Apabila kesenjangan ini

melampaui daya dukung sumber daya, maka laju degradasi

akan dapat melampaui batas ambang toleransinya. Sedangkan

strategi petani di daerah pegunungan untuk berjuang

mempertahankan kehidupannya biasanya bertumpu pada tiga

prinsip dasar yang spesifik, yaitu (1) untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya, petani mengelola sumber daya lahannya

dengan berbagai aktivitas produksi tanaman, ternak,

hortikultura dan kehutanan; (2) petani menghindari risiko

kegagalan dan bencana melalui pengembangan metode-metode

indigenos dalam mengelola lahannya, dan (3) teknologi yang

mudah, low input dan small scale lebih disenangi karena

keterbatasan penguasaan pengetahuan, teknologi dan kapital

(Dimyati Nangju, 1991).

Atas dasar hal-hal tersebut di atas maka evaluasi

kesesuaian agroekologis lahan untuk penggunaan pertanian

masih dipandang sebagai bottle neck dalam kerangka

metodologi perencanaan sistem pengelolaan lahan. Beberapa

metode dan prosedur evaluasi agroekologis dapat digunakan

untuk kepentingan ini (FAO, 1976; Wood dan Dent, 1983).

Metode-metode ini masih bertumpu kepada aspek agroekologi,

sedangkan aspek sosial ekonomi budaya masih belum

dilibatkan secara langsung. Demikian juga sebaliknya,

pendekatan agroekonomi untuk mengevaluasi usaha tani lahan

kering yang lazim digunakan hingga saat ini biasanya juga

belum melibatkan secara langsung aspek-aspek agroekologis.

Selama ini penelitian-penelitian untuk memanipulasi

lingkungan tumbuh pada lahan kering dilakukan dengan

metode eksperimental di lapangan yang sangat tergantung pada

musim, memerlukan waktu lama dan sumber daya penunjang

yang cukup banyak (P3HTA, 1987).

Page 113: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

96

Dalam proses produksi pertanian, masukan-masukan yang

berupa material, teknologi, manajemen dan unsur-unsur agro

ekologi akan diproses untuk menghasilkan keluaran-keluaran

yang berupa hasil-hasil tanaman dan ternak. Hasil-hasil

sampingan dan limbah dari proses produksi tersebut dapat

berupa hasil sedimen, hasil air, dan bahan-bahan kimia yang

dapat menjadi pencemar lingkungan. Limbah ini biasanya

diangkut ke luar dari sistem produksi dan menimbulkan biaya

eksternal dan efek eksternalitas (Soemarno, 1990).

Biasanya sistem produksi pertanian di daerah hulu sungai

mempunyai efek eksternal yang cukup luas dan akan diderita

oleh masyarakat di daerah bawah. Dalam suatu daerah aliran

sungai yang mempunyai bangunan pengairan seperti

bendungan, waduk dan jaringan irigasi, efek eksternalitas

tersebut menjadi semakin serius, karena dapat mengancam

kelestarian bangunan-bangunan tersebut.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan efek

eksternalitas tersebut, namun hasilnya masih belum memadai.

Hal ini disebabkan oleh karena mekanisme pasar tidak dapat

bekerja untuk mengalokasikan eksternalitas (Soemarno, 1990).

Sehingga produsen pertanian di daerah hulu tidak mau

menanggung biaya eksternal yang ditimbulkannya. Di samping

itu, biaya untuk mengendalikan efek eksternalitas tersebut

relatif sangat besar dibandingkan dengan biaya produksi dan

penerimaan usaha tani. Dalam kondisi seperti ini diperlukan

campur tangan kebijakan pemerintah. Davies dan Kamien

(1972) mengemukakan beberapa macam campur tangan

pemerintah untuk mengendalikan efek eksternalitas, yaitu (i)

larangan, (ii) pengarahan, (iii) kegiatan percontohan, (iv) pajak

atau subsidi, (v) pengaturan (regulasi), (vi) denda atau

hukuman, dan (vii) tindakan pengamanan. Efe eksternalitas

dalam batas-batas tertentu juga berhubungan dengan degradasi

Page 114: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

97

sumber daya lahan yang pengaruhnya dapat terjadi terhadap

proses produksi. Pada lahan pertanian di daerah hulu sungai

efek eksternalitas tersebut biasanya berkaitan erat dengan

intensitas pengusahaan lahan yang pada kenyataannya sangat

beragam (Suwardjo dan Saefuddin, 1988).

Kondisi sumber daya lahan kering yang sangat beragam

dan kondisi iklim yang berfluktuasi menjadi faktor pembatas

yang menentukan tingkat efektivitas implementasi teknologi

pengelolaan yang ada (P3HTA, 1987, Ispandi, 1990; dan

Sembiring, 1990). Khusus dalam hal konservasi tanah dan air,

kendala yang dihadapi adalah erodibilitas tanah dan erosivitas

hujan yang sangat tinggi, faktor lereng dan fisiografi (Suwardjo

dan Saefudin, 1988). Dalam kondisi seperti ini maka tindakan

konservasi tanah harus dibarengi dengan intensifikasi usaha

tani dan rehabilitasi lahan. Salah satu upaya intensifikasi usaha

tani lahan kering adalah dengan pemilihan kultivar, pengaturan

pola tanam yang melibatkan tanaman semusim dan tanaman

tahunan, serta ternak dibarengi dengan penanaman rumput/

tanaman hijauan pakan (Anwarhan, Supriadi, dan Sugandi,

1991).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh P3HTA tentang pola

usaha tani lahan kering pada musim tanam 1985/1986 memberi

informasi bahwa pola tanam introduksi: jagung + kacang tanah

(atau kedelai) + ubi kayu, diikuti jagung + kedelai (atau kacang

hijau), dan diikuti kacang tunggak lebih efisien dalam

memanfaatkan sumber daya pertanian dan lebih produktif

daripada pola tanam tradisional (P3HTA, 1987). Suatu peluang

yang tampaknya cukup besar di lahan kering adalah usaha tani

tanaman pisang dan kelapa (Nuhardiyati, 1988; Djumali dan

Sasa, 1988). Kedua jenis komoditas ini ternyata mampu

menyuplai pendapatan dan kesempatan kerja bagi petani lahan

kering, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Page 115: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

98

Pemupukan urea, TSP dan KCl ternyata mampu meningkatkan

produktivitas kedua tanaman ini secara signifikan. Penelitian-

penelitian ini sudah mulai melibatkan aspek konservasi tanah,

laju erosi dan limpasan permukaan sudah mulai diamati dan

diukur di lapangan, sehingga diperlukan dana yang cukup

banyak dan harus mengikuti irama musiman (Thamrin, 1990;

Soelaiman, 1990).

Selain itu, penelitian-penelitian ini masih belum

menganalisis hasil-hasil erosi dan limpasan permukaan secara

terintegrasi dengan analisis ekonomis, belum dilakukan analisis

kepekaan erosi dan limpasan permukaan terhadap variasi

bentuk kegiatan konservasi tanah, serta belum

memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan dampak jangka

panjangnya. Tampaknya kom- ponen teknologi sistem usaha

tani lahan kering yang cukup baik untuk menunjang program

intensifikasi adalah ternak (Hardianto, 1990a; Hardianto, 1990

b; dan Lubis, 1990). Introduksi hijauan pakan ternak, baik yang

berupa rumput maupun semak/perdu dan pepohonan, mampu

memberikan manfaat ganda, yaitu mengurangi bahaya erosi

dan limpasan permukaan, serta menghasilkan pakan hijauan.

Khusus jenis rumput setaria ternyata mempunyai peluang yang

cukup baik untuk dikembangkan di lakan kering, karena

mempunyai nilai gizi yang cukup baik bagi ternak ruminansia

serta mampu memainkan peran sebagai tanaman penguat teras

yang baik. Usaha tani domba ternyata mampu memberikan

sumbangan pendapatan keluarga yang cukup besar (bisa

mencapai 35% dari total pendapatan keluarga), dan faktor

utama yang sangat berpengaruh adalah jumlah dan jenis

(kualitas) pakan yang terkonsumsi ternak (Syam, 1988). Dari

hasil-hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa upaya

pengelolaan lahan kering-kritis dalam suatu sistem pertanian

harus mempertimbangkan tingkat kemampuan dan

Page 116: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

99

kesesuaiannya serta harus diikuti oleh tindakan konservasi

tanah dan air secara memadai. Beberapa peneliti telah mencoba

mengembangkan pola tanam yang sesuai untuk lahan kering

secara lokal (Toha, 1990; Hardianto, 1990; dan Rachman,

1990). Tampaknya para peneliti ini menghadapi kesulitan

dalam menyusun pola tanam yang tepat karena keterbatasan

informasi sumber daya lahan yang bersifat lokal, demikian juga

informasi tentang kesesuaiannya.

5.6. Strategi Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan

Permasalahan lingkungan yang terjadi di indonesia

khusus Cekungan Bandung merupakan dampak dari kurang

terpadunya perencanaan tata ruang yang selama ini dirancang

berdasarkan batas-batas administrasi. Berbagai permasalahan

lingkungan tersebut tidak dapat diselesaikan secara parsial

karena satu aspek lingkungan akan berdampak pada aspek

lainnya. Karena itu, perlu disusun strategi lingkungan untuk

mengatasi permasalahan lingkungan yang terjadi di Cekungan

Bandung secara menyeluruh dan terpadu. Strategi tersebut

meliputi:

a. Perombakan kebijakan dan institusi.

b. Pengendalian pencemaran.

c. Rehabilitasi lahan.

d. Pemberdayaan masyarakat (agar lebih peka).

Page 117: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

100

Gambar 8. Kerangka pengelolaan terpadu sumber daya lahan

dan air (PTSDLA)

Pada masing-masing pilar yang didukung melalui

kerangka keterpaduan ada fokus kepentingan yang

diperjuangkan. Misalnya pilar perbaikan efisiensi terkait

dengan alokasi sumber daya. Dengan semakin meningkatnya

pertumbuhan ekonomi akan terjadinya realokasi sumber daya

lahan dan air dari suatu sektor ke sektor lainnya yang dianggap

lebih efisien dalam penggunaan sumber daya. Sebagai

akibatnya terjadi konversi lahan dan realokasi air misalnya dari

sektor pertanian ke sektor industri.

Demikian pula sektor swasta mulai ikut dalam

pengelolaan sumber daya karena adanya peluang-peluang

keuntungan yang diperoleh dari usaha penyediaan jasa sumber

daya lahan dan air. Juga dengan semakin langkanya sumber

daya, kepentingan memperoleh dukungan sumber daya lahan

dan air dalam melangsungkan usaha melalui privatisasi

Page 118: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

101

semakin dominan. Di pihak lain ada golongan masyarakat yang

tersisihkan sebagai akibat pembangunan ekonomi. Golongan

masyarakat miskin menjadi sulit dalam mengakses lahan dan

air. Oleh karena itu upaya reformasi agraria menjadi semakin

relevan apabila keadilan sosial perlu diwujudkan dalam

pembangunan bangsa. Demikian pula akses terhadap air bagi

golongan masyarakat miskin baik untuk keperluan irigasi

maupun untuk keperluan domestik menjadi semakin menonjol.

Dalam memenuhi target pengurangan kemiskinan dalam

rangka millenium development goal, pilar kedua, perbaikan

akses terhadap sumber daya lahan dan air semakin relevan dan

menjadi komitmen berbagai negara yang terlibat.

Kepentingan untuk mewariskan sumber daya lingkungan

secara berlanjut menjadi pilar ketiga yang perlu diperhatikan.

Pada hakikatnya pengelolaan sumber daya lahan dan air

diperlukan untuk memungkinkan berfungsinya jasa ekosistem

secara penuh termasuk di dalamnya jasa untuk memelihara

warisan budaya. Masyarakat petani adalah pengguna jasa

ekosistem terbesar karena sebagian besar sumber daya lahan

dan air digunakan untuk keperluan pertanian. Oleh karena itu

potensi yang ada pada masyarakat tani dalam mengelola

ekosistem pertanian harus dapat dimanfaatkan secara penuh

termasuk warisan budaya berupa kapital sosial dan teknologi

serta praktik usaha tani yang ada pada mereka. Teknologi yang

berasal dari luar sepanjang tidak membahayakan lingkungan

besar kemungkinan bahwa teknologi dan praktik tersebut

berlanjut.

Ketiga pilar tersebut yang terkait satu dengan lainnya

dalam suatu kesatuan ekosistem seperti DAS dikelola

berdasarkan mekanisme yang memperhatikan keragaman ciri-

ciri ekosistem dan usaha pertanian. Keragaman kelembagaan

yang ada pada masyarakat dalam mengelola sumber daya lahan

Page 119: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

102

dan air dapat menjadi driving force pengelolaan terpadu apabila

hubungan interaktif antarlembaga dapat diperkuat. Demikian

pula pengetahuan dan teknologi yang berasal dari luar

masyarakat tani sepanjang dapat diintegrasikan dengan

pengetahuan dan teknologi yang dimiliki masyarakat tani dapat

mempererat keterkaitan dan keterpaduan pengelolaan.

Kerangka pengelolaan terpadu dengan ciri-ciri seperti yang

telah dikemukakan di atas adalah suatu konsep ideal yang

dapat juga dianggap sebagai suatu visi dalam mengelola sumber

daya lahan dan air. Seperti yang biasanya terjadi selama ini

konsep ideal semacam ini sulit diwujudkan. Belum ada contoh

keberhasilan yang dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan

terpadu sumber daya air apalagi pengelolaan terpadu sumber

daya lahan dan air, hal ini terjadi karena kompleksnya

persoalan yang dihadapi termasuk warisan sistem birokrasi

pemerintahan yang tidak menunjang dan pola pikir yang

berlainan (divergent) dalam mengelola sumber daya tersebut.

Terlepas dari upaya memperkuat politik birokrasi yang

cenderung sentralistik dalam pengelolaan sumber daya air,

Undang-Undang No. 7 tahun 2004 tentang sumber daya air

sebenarnya telah memberikan landasan hukum bagi

pendekatan keterpaduan yang merefleksikan ketiga pilar

tersebut di atas. Undang-undang tersebut mengakui adanya

hak-hak tradisional masyarakat dalam pemanfaatan air dan

juga memberikan landasan hukum bagi konservasi sumber daya

air, yang pada hakikatnya merefleksikan konservasi lahan dan

air. Oleh karena itu konsep keterpaduan tersebut sebaiknya

dilihat dalam perspektif jangka panjang yang mencakup upaya-

upaya perubahan pola pikir sebagai suatu kondisi yang

diperlukan bagi perubahan-perubahan struktural dan langkah-

langkah kebijakan selanjutnya.

Page 120: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

103

BAB VI

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

MIGAS

6.1. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya

alam yang berlimpah di dunia. Kekayaan sumber daya alam

Indonesia meliputi berbagai sektor seperti perikanan,

pertanian, keanekaragaman hayati, serta kandungan minyak

dan gas dalam bumi. Negara Indonesia dilimpahkan sumber

daya yang berlimpah mengingat posisi negara Indonesia berada

di garis khatulistiwa dan sebagian besar wilayah Indonesia

adalah wilayah perairan.

Telah banyak peraturan yang membahas mengenai

sumber daya alam serta lingkungan, di antaranya yaitu UU No.

22 Tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi, UU No. 40 Tahun

2007 tentang perseroan terbatas, No.32 Tahun 2009 tentang

pengelolaan lingkungan hidup, serta ada Peraturan Presiden

Nomor 109 Tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan

Darurat Tumpahan Minyak di Laut, ada Peraturan Menteri

Perhubungan No. 58 Tahun 2013 tentang penanggulangan

pencemaran di perairan dan pelabuhan, dan peraturan-

peraturan lainnya terkait dengan sumber daya dan

penanggulangan pencemaran lingkungan hidup.

Contoh kasus kondisi tatanan tektonik dan geologi Aceh

memiliki prospek untuk dilakukan eksplorasi dan

pengembangan serta produksi Minyak dan Gas Bumi, baik di

Wilayah Darat maupun di Wilayah Laut. Penemuan cadangan

Minyak dan Gas baru di Aceh diharapkan dapat meningkatkan

Page 121: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

104

Penerimaan Negara dan Penerimaan Pemerintah Aceh dalam

membangun infrastruktur dan Ketahanan Energi Aceh untuk

melahirkan kembali industri-industri skala internasional.

Ketentuan dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 23

Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Bersama Sumber Daya Alam

Minyak dan Gas Bumi di Aceh, kewenangan pengelolaan Migas

pada Wilayah Laut 12 (dua belas) sampai dengan 200 (dua

ratus) mil laut yang merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

dikelola dan dilaksanakan Pemerintah Pusat dengan

mengikutsertakan Pemerintah Aceh. Tafsir dalam 3 (tiga)

Putusan Mahkamah Konstitusi No. 002/PUU-I/2003,20/PUU-

V/2007 dan Putusan Mahkamah Konstitusi No.36/PUU-X/2012

tentang Uji Materiel Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001

tentang Minyak dan Gas Bumi terhadap Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa penguasaan

negara terhadap sumber daya alam dan cabang-cabang

produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup

orang banyak dimaknai sebagai mandat yang harus

dilaksanakan oleh pemerintah untuk mengadakan kebijakan,

pengurusan, pengaturan, pengelolaan, dan pengawasan, untuk

tujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Berdasarkan peraturan yang dibuat oleh pemerintah,

maka pembahasan mengenai sumber daya alam dan kaitannya

dengan keberlanjutan itu sangat penting. Keberadaan sumber

daya alam migas di Indonesia menjadi potensi untuk diolah dan

dipergunakan dengan bijak. Potret migas di Indonesia memiliki

tempat tersendiri di dunia. Nasir (2014) menyatakan khusus

untuk minyak mentah, Indonesia dapat dikatakan sebagai

produsen minyak, bahkan pernah menjadi salah satu anggota

organisasi produsen minyak mentah dunia yaitu OPEC. Pada

tahun 2012, Indonesia menempati posisi ke-24 dari 53 negara

didunia sebagai produsen minyak, dan kedua di Asia Pasifik.

Page 122: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

105

Berbeda dalam pernyataan Fandhitya dan Tri (2011)

sekarang Indonesia mengalami turun naiknya laju

pertumbuhan produksi membuat Indonesia harus mengimpor

minyak bumi. Pada tahun 2008 sebanyak 154 juta barel

diimpor, sedangkan jumlah ekspor hanya 117 juta barel. Karena

jumlah impor lebih besar daripada ekspor maka Indonesia

menjadi negara net importer minyak bumi. Hal ini

menyebabkan Indonesia bergantung dengan negara lain.

Kondisi tersebut membuat Indonesia perlu fokus terhadap

pengelolaannya karena mengingat sumber daya migas bukanlah

sumber daya yang ada secara terus menerus yakni sumber daya

yang tidak terbaharukan, apabila 10 tahun ke depan sudah

tidak ditemukan lagi sumber migas dalam bumi Indonesia maka

pembangunan keberlanjutan akan sulit dicapai. Sebagian besar

pembangunan membutuhkan sumber daya migas sebagai

penggerak produksi.

Selain permasalahan-permasalahan sumber daya migas,

dalam makalah ini juga akan dibahas mengenai kondisi terkini

atau isu terkini mengenai sumber daya migas seperti kajian

mengenai tabung gas elpiji 3 kg, serta perkembangan

pengelolaan minyak dan gas di berbagai negara di belahan

dunia. Selain itu juga akan dikemukakan mengenai tantangan

Indonesia terhadap pengelolaan minyak dan gas, mengingat

pengelolaan dari dulu sampai sekarang yang diketahui adalah

masalah infrastruktur yang memadai, baik dari segi sumber

daya manusia, pembiayaan, maupun sistem teknologi yang pas.

Pengelolaan migas juga tidak bisa dilihat dari hanya satu

sisi, karena pengelolaan sumber daya migas berbicara dari

sektor hulu sampai hilir, dari sumber mentah menjadi

konsumsi masyarakat luas. Maka dalam makalah intinya adalah

mencoba mengungkapkan gambaran pengelolaan sumber daya

migas di Indonesia serta kondisi yang terkait di dalamnya.

Page 123: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

106

6.2. Ketersediaan Sumber Daya Alam Migas

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya

alam, salah satunya yaitu sumber daya migas. Luas wilayah

yang tersebar di 30 provinsi lebih membuat Indonesia memiliki

potensi sumber daya yang cukup luas pula. Berdasarkan data

yang diperoleh dari pusat data dan teknologi informasi

Kementerian ESDM tahun 2016, riau menempati urutan

pertama dalam provinsi penghasil minyak terbesar di Indonesia

pada tahun 2016., Sembilan lainnya yaitu Papua Barat,

Lampung, jambi, DKI Jakarta, Kepri, Jawa Barat, Palembang,

Kalimantan Timur, dan Jawa Timur. Untuk lebih lengkapnya

dapat dilihat gambar berikut ini.

Kegiatan eksplorasi dan produksi migas saat ini

terkonsentrasi di Kawasan Barat Indonesia, yaitu Sumatera,

Jawa, Madura, dan Kalimantan. Hasil analisis diperoleh 3

kategori cekungan untuk dikembangkan. Kategori pertama

terdiri atas 7 cekungan yang terbukti telah ditemukan

hidrokarbon, yaitu cekungan Laut Timor, Bone, Makassar

Selatan, Banggai, Seram, Salawati dan Bintuni. Kategori kedua

terdiri atas 16 cekungan yang terbukti ditemukan adanya

rembesan minyak atau gas dan oil shows pada sumur migas,

dan Prioritas ketiga terdiri atas 24 cekungan yang merupakan

cekungan frontier.

Page 124: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

107

Sumber: Diolah dari Data Ditjen Migas

6.3. Sumber daya Alam Dipegang Pihak Asing

Meskipun yang telah kita ketahui bahwa ada 10 provinsi

yang memiliki sumber daya migas terbanyak namun tidak

banyak memberikan dampak positif terhadap masyarakat.

Terlebih karena sumber daya di Indonesia berupa minyak bumi

dan gas alam saat ini mayoritas dikuasai oleh pihak asing. Hal

ini dikarenakan besarnya modal yang dibutuhkan dan

minimnya sumber daya manusia yang menguasai teknologi

terkait eksploitasi migas. Pasca konferensi Time Life Corp di

Geneva dan diberlakukannya UU Penanaman Modal Asing pada

tahun 1967 korporasi Asing mulai mengeksploitasi Migas di

Indonesia.

Awalnya beberapa korporasi multinasional Migas seperti

Total, British Petroleum, Exxon Mobil hanya mengelola sektor

hulu bisnis migas. Namun, UU nomor 22/2001 tentang migas,

membuat korporasi asing berpeluang untuk berbisnis di sektor

hilir. Buktinya adalah saat ini SPBU Shell, Petronas dan Total

Page 125: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

108

sudah berdiri di beberapa kota besar Indonesia. Akhir Mei

2009, data Departemen ESDM menunjukkan 69,9 persen

dominasi asing dalam industri migas Indonesia, sekitar 70

persen di antaranya perusahaan asal AS seperti Chevron,

Conoco Philips dan Exxon Mobil. Perusahaan migas nasional

hanya sebesar 29,1 persen dalam industri migas.

6.4. Infrastruktur

Permasalahan selanjutnya yaitu mengenai infrastruktur.

Tentunya infrastruktur yang mendukung kegiatan operasional

dalam pengelolaan sumber daya migas tidak berjumlah sedikit,

butuh pembiayaan yang expensive. Berbagai upaya dilakukan

pemerintah. Upaya tidak hanya berorientasi pada hasil berupa

angka namun pola pikir terhadap keberlanjutan. Pemerintah

melalui Kementerian ESDM berkomitmen untuk meningkatkan

pemanfaatan sumber energi domestik di antaranya gas bumi

yang memiliki cadangan terbukti sekitar 100 Triliun Standar

Cubic Feet (TCF) sebagai energi bersih dan ramah lingkungan.

Hal tersebut sejalan dengan Nawacita Pemerintahan Joko

Widodo-Jusuf Kalla tahun 2014–2019, yaitu mewujudkan

kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik yang juga dituangkan dalam

beberapa paket kebijakan ekonomi.

Dari sisi investor, dibutuhkan semacam guidelines untuk

memetakan kondisi gas bumi update di tanah air. Maka, NGI

2018–2027 pun diluncurkan. NGI merupakan gambaran

pasokan dan kebutuhan gas bumi nasional jangka panjang yang

mencakup berbagai skenario proyeksi yang mungkin akan

terjadi di masa mendatang. Dengan demikian, sektor lain,

seperti industri, ketenagalistrikan dan kegiatan ekonomi

lainnya mendapatkan gambaran pengembangan lebih jelas.

Page 126: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

109

6.5. Pengelolaan Sumber Daya Alam Migas

Undang-Undang No. 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan

Gas Bumi berisikan semangat untuk memajukan sektor hilir

minyak dan gas bumi Indonesia, antara lain dengan membuka

peluang bagi lebih banyak pelaku untuk berusaha di sektor hilir

minyak dan gas bumi, serta mengembangkan BPH MIGAS.

Untuk mempromosikan persaingan usaha yang wajar, sehat dan

transparan, setiap Badan Usaha dapat melakukan kegiatan

usaha di bidang hilir minyak dan gas bumi (pengolahan,

pengangkutan, penyimpanan dan niaga) setelah mendapatkan

izin usaha dari Pemerintah.

Dalam tulisan Nugroho (2004) menggambarkan rantai

nilai industri gas bumi dimulai dari hulu ke hilir. Kegiatan hulu

(oleh sebuah perusahaan eksplorasi/eksploitasi gas) dimulai

dengan upaya mendapatkan izin/konsesi atau kontrak kerja

sama untuk melakukan eksplorasi atau pencarian gas di suatu

wilayah tertentu. Di Indonesia, izin atau kontrak kerja sama

untuk mendapatkan Wilayah Kerja Pertambangan tersebut

sekarang dapat diperoleh melalui lelang (tender) yang

dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber daya dan Mineral

(Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi) berdasarkan skema

perjanjian bagi hasil (production sharing contract).

Perlakuan CO2 dapat meningkatkan produktivitas gas

dengan faktor sekitar 1,39 dibandingkan dengan mode banjir

air. Hasil ini dapat membantu insinyur reservoir dan spesialis

untuk mengembalikan produktivitas kondensat gas yang hilang.

Bila kegiatan eksplorasi memberikan hasil yang positif, maka

ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan produksi/eksploitasi

gas bumi, minyak bumi serta produk ikutannya. Hasil produksi

dari lapangan gas tersebut dikumpulkan, kemudian disalurkan

ke kilang gas untuk diproses atau dikirim ke tujuan penjualan.

Di kilang/pabrik gas, gas dari lapangan produksi tersebut

Page 127: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

110

dimurnikan atau diproses menjadi LNG (liquefied natural gas)

dan LPG (liqufied petroleum gas). Selanjutnya, gas yang telah

diproses ini, melewati jaringan transportasi yang telah

dibangun, dijual kepada konsumen besar (wholesale) dan

seterusnya kepada konsumen kecil (retail). Lebih detail dapat

dilihat pada Gambar berikut ini.

Gambar 9. Sektor hulu dan hilir gas bumi

Sumber: SKK Migas

Pembahasan mengenai infrastruktur industri hilir

Indonesia menunjukkan bahwa infrastruktur industri hilir gas

bumi Indonesia, khususnya jaringan transmisi dan

distribusinya, masih sangat terbatas. Keterbatasan

infrastruktur ini dapat dipahami karena alasan biaya investasi

yang sangat mahal untuk mengembangkannya (terutama untuk

Page 128: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

111

menghubungkan pusat-pusat produksi gas yang berjarak sangat

jauh dengan pusat-pusat konsumsi di pulau Jawa), di samping

itu karena kebijakan pengembangan industri gas bumi yang

dilakukan selama ini memang masih bertumpu pada

pengembangan sisi hulu dengan produksi gas ditujukan untuk

ekspor. Di samping itu, pengusahaan sisi hilir gas bumi

Indonesia dalam banyak segi masih dicirikan oleh karakteristik

pengusahaan monopoli, didominasi oleh Badan Usaha Milik

Negara, dengan sebuah BUMN beroperasi secara terintegrasi

vertikal.

Ekstraksi cairan minyak bumi dilakukan dengan

pengeboran sumur. Teknik pengeboran telah berkembang dari

waktu ke waktu untuk mengatasi beberapa tantangan

sementara beberapa masalah masih berlaku dengan praktik

pengeboran yang saat ini digunakan seperti kehilangan

sirkulasi, waktu rakitan lubang bawah, masalah pipa dan

stabilitas lubang sumur. Di dalam metode, pengeboran dan

casing lubang bor dilakukan secara bersamaan, yang

meningkatkan efisiensi pengeboran dengan mengurangi NPT.

Ini telah terbukti bermanfaat dalam mengendalikan kehilangan

sirkulasi dan meningkatkan stabilitas lubang sumur dengan

efek 'Plesteran', pekerjaan semen berkualitas tinggi dan

peningkatan keselamatan. Ini menggunakan rig yang lebih kecil

dan lebih sedikit bahan bakar sehingga mengurangi jejak

karbon di lingkungan. Makalah ini mempelajari kontrol sumur

yang komprehensif dan pertimbangan desain casing string.

Industri minyak dan gas terlibat dalam rantai pasokan

global yang mencakup transportasi domestik dan internasional,

pemesanan dan visibilitas inventaris dan kontrol, penanganan

bahan, fasilitasi impor/ekspor, dan teknologi informasi. Dengan

demikian, industri ini menawarkan model klasik untuk

menerapkan teknik manajemen rantai pasokan. Dalam rantai

Page 129: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

112

pasokan, perusahaan terkait dengan pemasok hulu dan

distributor hilirnya sebagai bahan, informasi, dan aliran modal

melalui rantai pasokan.

Sebagian besar studi mengenai pembentukan dan

stabilitas emulsi fokus pada pengkondisian dan manajemen

minyak mentah di fasilitas permukaan. Karena banyak dari

minyak mentah yang diproduksi adalah dalam bentuk stabil

emulsi, sering diklaim bahwa emulsi ini dibentuk melalui choke

dan penyempitan aliran lainnya dalam minyak peralatan

lapangan. Fakta bahwa emulsi dapat terbentuk di dalam sumur

itu sendiri. Untuk memahami mekanika aliran emulsi dalam

media berpori, Akhirnya formasi emulsi di reservoir untuk

tujuan pemulihan minyak yang ditingkatkan.

Baja karbon telah digunakan dalam industri minyak dan

gas sejak sekitar tahun 1975, paduan tahan korosi (CRA) mulai

dipertimbangkan dalam sistem jalur aliran minyak dan gas

untuk mengurangi kerusakan korosi. Proses pemilihan materi

disajikan dalam format tabulasi yang menggabungkan

kelebihan dan kekurangan sebagai fungsi dari mekanisme

korosi yang sedang dipertimbangkan. Sedangkan untuk aditif

paling efisien untuk mengubah dingin sifat aliran dari bahan

bakar diesel tertentu adalah Etanol.

Dari contoh kasus yang ada di belahan bumi lain,

pendekatan pembelajaran mesin dibangun dan diuji melalui

sampel data direkam dari reservoir minyak Teluk Persia utara.

Hasil yang didapat dari mesin model yang digunakan dalam

penelitian tersebut adalah rata-rata simpangan absolut antara

pendekatan estimasi dan data aktual yang relevan ditemukan

kurang dari 1% untuk hibridisasi. Hasil yang dilaporkan dalam

makalah ini menunjukkan bahwa implikasi dari mesin

hibridisasi dalam estimasi porositas dan permeabilitas dapat

menghasilkan konstruksi yang lebih mumpuni terhadap model

reservoir statis dalam rencana simulasi.

Page 130: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

113

Peningkatan kekuatan tekan, penurunan porositas dan

permeabilitas dalam semen. Penggabungan nano-silika

memastikan tepat sementasi dan integritas sumur yang lebih

besar. Nano-silika membantu mengurangi waktu Tunggu di

Semen (WOC) dan karena itu mengurangi biaya modal

keseluruhan. Nano-silika sangat direkomendasikan untuk

sumur lepas pantai yang dalam suhu tinggi dan tekanan tinggi

yang sering dijumpai.

6.6. Secara Teknisi tentang Migas

Penelitian dilakukan di Cina Selatan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa efek selip mendominasi dan meningkatkan

gas permeabilitas inti tanpa fraktur. Efek Forchheimer terjadi

dan mengarah pada pengurangan permeabilitas. Perbandingan

bioremediasi EK dengan metode bioremediasi menunjukkan

bahwa bioremediasi EK secara signifikan mengurangi waktu

biodegradasi untuk DSO.

Stabilisasi deposisi asphaltene terganggu dengan adanya

poliakrilamida kationik. Selain itu, mekanisme berbasis

elektrostatik dan asam menunjukkan efek perlambatan. Laju

aliran adalah parameter lain, yang diperhitungkan selain

faktor-faktor lain. Menerapkan teknik ini, kecepatan optimisasi

meningkat tiga kali sementara akurasi hasil tetap konstan.

Perbedaan antara hasil optimasi dalam keadaan kontinu dan

diskrit adalah kurang dari 3%. Selain itu, hasil simulasi proses

SAGD cepat dengan dua siklus disajikan dalam hal distribusi RF,

CSOR, suhu dan tekanan, dan oli yang dihasilkan dari SAGD dan

injeksi uap ke sumur offset.

Teknik pemulihan minyak (EOR), sering digambarkan

sebagai waterflooding salinitas rendah (LS). Pada awalnya, efek

salinitas pada tegangan antarmuka (IFT) dan sudut kontak

dievaluasi dengan sampel minyak mentah. Kemudian untuk

mencapai hasil yang lebih akurat dalam mengamati

Page 131: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

114

minyak/antarmuka air, percobaan IFT serupa juga dilakukan

pada minyak sintetis yang mengandung aspal. Empat larutan

air garam termasuk Air Laut (SW), pengenceran dan air

formasinya (FW) digunakan untuk berbagai percobaan.

(Rostami, P., Mehraban, M. F., Sharifi, M., Dejam, M., &

Ayatollahi, S. (2019). Effect of water salinity on oil/brine

interfacial behaviour during low salinity waterflooding: A

mechanistic study. Petroleum, 5(4), 367-374.).

6.7. Ketersediaan Sumber Daya Minyak dan Gas di

Indonesia

1. Produksi minyak

Biro riset FEUI menyatakan Di Indonesia, energi migas

masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia, baik

sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi

dalam negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang

sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia, membuat

pertumbuhan konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10

tahun terakhir. Peningkatan yang sangat tinggi, melebihi rata-

rata kebutuhan energi global, mengharuskan Indonesia untuk

segera menemukan cadangan migas baru, baik di Indonesia

maupun ekspansi ke luar negeri.

Cadangan terbukti minyak bumi dalam kondisi depleting,

sebaliknya gas bumi cenderung meningkat. Perkembangan

produksi minyak Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

penurunan, sehingga perlu upaya luar biasa untuk menemukan

cadangan-cadangan baru dan peningkatan produksi. Ketika

keberadaan hidrokarbon sudah ditemukan dengan suatu sumur

eksplorasi, maka langkah selanjutnya adalah memperkirakan

jumlah hidrokarbon yang dimaksud. Dalam perhitungan ini

banyak sekali variabel yang uncertainly-nya (ketidakpastian)

tinggi, seperti ketebalan, saturasi, pelamparan dsb. Oleh sebab

itu perlu dilakukan simulasi agar mendapatkan hasil yang lebih

Page 132: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

115

signifikan. Simulasi Monte Carlo adalah suatu teknik

pemodelan perhitungan dengan mengakomodir variabel-

variabel yang mempunyai harga tidak pasti. Hasil akhir dari

perhitungan dengan simulasi Monte Carlo adalah mendapatkan

harga yang sifatnya optimis, menengah dan pesimis. Dalam

dunia perminyakan sering disebut sebagai cadangan proven,

probable dan possible.

2. Produksi gas

Sampai dengan pertengahan tahun 1970-an, gas dianggap

bukan sebagai komoditas yang menguntungkan, sehingga hanya

digunakan pada kebutuhan yang terbatas. Infrastruktur

transmisi dan distribusi gas pada periode tersebut juga

terbatas. Seiring dengan kemajuan teknologi dan permintaan

gas yang meningkat di pasar dunia, maka eksploitasi gas mulai

dilaksanakan dan Indonesia termasuk salah satu eksportir gas

terbesar di dunia.

Sumber daya minyak dan gas berlokasi di 60 basin yang

terbentuk dari endapan di seluruh Indonesia. Hanya 38 basin

yang sudah dieksplorasi. Ada 15 basin yang sudah memproduksi

hidrokarbon: 3 di bagian Timur Indonesia, bernama basin

Salawati dan Bintuni di Papua, dan basin Bula di Maluku. Kedua

belas basin lainnya berlokasi di bagian barat Indonesia.

Delapan basin memiliki hidrokarbon, namun belum

memproduksi. Basin yang lainnya, kebanyakan terletak di

sebelah timur Indonesia, sudah dibor namun tidak berujung

pada suatu pencarian.

6.8. Peran Sektor Migas dalam Sosial-Ekonomi

Seperti yang kita ketahui pertumbuhan ekonomi

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Untuk menjalankan aktivitas

ekonomi manusia membutuhkan berbagai sumber daya

Page 133: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

116

termasuk sumber daya manusia itu sendiri. Melalui teori

pertumbuhan yang dikembangkan oleh Solow (1956), menurut

Solow secara tradisional pertumbuhan ekonomi dipengaruhi

oleh tiga faktor yaitu capital (tanah dan peralatan), manusia

(tenaga kerja), dan teknologi. Ketiga unsur tersebut dapat

mempengaruhi tingkat pertumbuhan perekonomian yang

bersifat sustainable atau berkelanjutan.

Dampak ekonomi

Pusat data dan teknologi informasi energi dan sumber

daya mineral kementerian ESDM tahun 2016 mengkaji tentang

dampak kegiatan usaha hulu migas terhadap perekonomian

regional wilayah kerja migas ((studi kasus Provinsi Jambi),

hasil penelitian menunjukkan secara umum lebih dari separuh

masyarakat setuju (setuju dan sangat setuju) bahwa adanya

kegiatan migas memberikan dampak terhadap ekonomi

masyarakat. Sementara itu, dampak ekonomi yang cenderung

paling banyak dirasakan oleh masyarakat adalah bidang

kesempatan kerja.

Lebih dari 75% masyarakat setuju bahwa adanya kegiatan

migas memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat di

sekitar wilayah kerja migas dengan rincian 70% mengakui

setuju dan 20% mengakui sangat setuju. Selain itu, dua dampak

ekonomi yang paling banyak dirasakan oleh masyarakat adalah

upah sesuai harapan dan peningkatan aktivitas usaha. Pada

dampak ekonomi berupa upah sesuai harapan, 67% masyarakat

mengakui setuju dan 17% masyarakat mengakui sangat setuju

mengenai dampak tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan Susetyo (2007) tentang

dampak eksploitasi energi migas bagi ekonomi daerah, studi

kasus di Sumatera Selatan. Eksploitasi sumber energi primer

(migas) belum menimbulkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Page 134: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

117

lokal karena ‘multiplier effect’ tidak sepenuhnya dinikmati oleh

masyarakat lokal. Hal ini tampak dari identifikasi besarnya

produksi lifting tidak transparan, pemerintah lokal tidak diberi

wewenang sama sekali untuk mengetahui besarnya produksi

energi migas, masyarakat lokal masih menikmati iklim

investasi migas seperti masa kolonial yang menimbulkan

“enclaves”, dan masyarakat lokal masih sangat apriori terhadap pembangunan sektor energi migas yang masih tersentralisasi.

Eksploitasi sumber energi primer (migas) belum

menimbulkan percepatan pertumbuhan ekonomi lokal karena

‘multiplier effect’ tidak sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat

lokal. Hal ini tampak dari identifikasi besarnya produksi lifting

tidak transparan, pemerintah lokal tidak diberi wewenang

sama sekali untuk mengetahui besarnya produksi energi migas,

masyarakat lokal masih menikmati iklim investasi migas

seperti masa kolonial yang menimbulkan “enclaves”, dan masyarakat lokal masih sangat apriori terhadap pembangunan

sektor energi migas yang masih tersentralisasi.

Dampak sosial

Masih data dari pusat kajian Kementerian ESDM yang

mengkaji mengenai dampak migas terhadap kehidupan

masyarakat di Provinsi Jambi. Dampak sosial yang paling

banyak dirasakan oleh masyarakat di sana adalah

pemberdayaan kesehatan dan pendidikan. Lebih dari 75%

masyarakat merasakan dampak sosial tersebut. Sementara itu,

dampak sosial yang paling sedikit dirasakan oleh masyarakat

adalah kualitas tenaga kesehatan. Tidak lebih dari 50%

masyarakat yang merasakan dampak sosial berupa peningkatan

kualitas tenaga kesehatan setelah adanya kegiatan migas.

Selain itu ada dampak yang ketiga yaitu pengembangan

wilayah. dampak pengembangan wilayah yang paling banyak

Page 135: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

118

dirasakan oleh masyarakat adalah peningkatan jumlah

penduduk, jaringan telekomunikasi lebih baik, dan penambahan

infrastruktur jalan.

6.9. Migas dan Pembangunan Berkelanjutan

Penelitian tentang pembangunan berkelanjutan yang

dikaitkan dengan energi dilakukan oleh Garg, et al. (2004).

Penelitian ini mengamati tiga Negara yaitu China, India dan

Afrika Selatan. Kesimpulan yang dihasilkan mempertegas

bahwa energi, terutama yang bersumber dari fuel fosil

memegang peranan penting dalam menentukan produktivitas.

Produktivitas merupakan faktor pendorong terjadinya

pembangunan dan sekaligus menjadi kendala untuk

terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan.

Kedaulatan permanen atas sumber daya alam termasuk di

dalamnya kekayaan minyak dan gas bumi (migas) dijamin

sebagai salah satu bentuk kedaulatan yang dimiliki oleh setiap

bangsa. Hal itu diatur dalam Resolusi Majelis Umum PBB dan

berbagai instrumen hukum internasional lainnya. Persoalan

kedaulatan yang termasuk di dalamnya adalah aspek

pengelolaan sumber daya alam merupakan aspek krusial yang

akan di hadapi oleh setiap negara termasuk Indonesia di dalam

percaturan global yang semakin kompetitif.

Dalam prinsip kedaulatan hukum internasional dikenal

adanya tiga aspek kedaulatan yang dapat dibagi atas:

kedaulatan eksternal, kedaulatan internal, dan kedaulatan

teritorial. Berdasarkan analisis dari ketiga aspek kedaulatan

tersebut dan kemudian disandingkan dengan amanah konstitusi

pada Pasal 33 ayat (3) UUD Tahun 1945, Indonesia sebagai

negara yang memiliki kekayaan migas belum mampu secara

optimal untuk menunjukkan eksistensinya sebagai negara yang

berdaulat dan memiliki penguasaan penuh terhadap

pengelolaan sumber daya alam, khususnya migas.

Page 136: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

119

Sumber daya migas merupakan sumber daya alam yang

tidak terbarukan, oleh sebab itu tidak bisa disamakan dengan

sumber daya lainnya seperti pertanian/hasil alam yang dapat

diperbaharui dengan menanam kembali. Sifat sumber daya

migas yang terbatas dapat menjadi kategori masalah yang

serius jika eksploitasi dilakukan terus menerus dan tidak ada

pengelolaan yang tepat. Akibatnya ketersediaan sumber daya

migas untuk yang akan datang akan menipis dan itu berarti

tidak berkelanjutan.

Pembangunan berkelanjutan yang diharapkan tidak

terwujud. Keberlanjutan juga berkaitan dengan alat teknologi,

saat ini konsumsi migas tiap hari meningkat otomatis

pengurangan sumber daya terjadi. Apabila dalam 5 atau 10

tahun ke depan tidak ditemukan lagi tempat cadangan minyak

mentah maka bukan tidak mungkin akan habis, namun jika ada

teknologi dan bisa menemukan cadangan minyak untuk

persediaan maka dapat bertahan 20 tahun ke depan.

Dalam perspektif Islam, migas merupakan sumber daya

alam dalam wilayah kepemilikan publik (collective property).

Oleh karena itu, akses kepemilikannya terbuka bagi masyarakat

(kaum muslimin), namun regulasinya diatur oleh negara

dengan amanah (trust) dan profesional (technically well

manage). Juga, kekayaan ini merupakan salah satu sumber

pendapatan negara, di mana Negara dapat mengelola dan

membelanjakannya untuk kepentingan publik secara adil

dengan kontrol dari rakyat.

6.10. Pengembangan Industri Migas di Dunia

Berikut merupakan data perkembangan industri migas di

beberapa negara di dunia. Beberapa di antaranya telah terjadi

perubahan sistem serta pengelolaan yang beragam pada tiap

negara. Untuk lebih jelasnya tersedia pada tabel berikut ini.

Page 137: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

120

Tabel 3. Status industri gas bumi dunia

Negara Status Industri Gas Bumi

Belgia Perusahaan gas nasional, Distrigaz, sebagian telah

diswastakan. Belgia adalah pusat penyebaran (hub)

jaringan gas Eropa.

Perancis Gas de France adalah perusahaan negara yang

memonopoli usaha di bidang gas. Walaupun dikelola

oleh negara, namun sangat efisien.

Jerman Industri gas buminya sangat kompetitif, dikelola oleh

sektor swasta.

Italia Industri gas buminya dikelola oleh negara. SNAM

adalah perusahaan transportasi pipa nasional,

sedangkan AGIP adalah produsen minyak dan gas

bumi milik negara.

Belanda Gasunie dimiliki oleh negara 50 persen dan swasta 50

persen, memiliki monopoli transportasi pipa namun

kompetitornya mulai tumbuh.

Spanyol Gas Natural pada awalnya adalah perusahaan negara

namun kini telah diswastakan. Pemerintah

mengarahkan pada liberalisasi industri.

Inggris Industri gas buminya telah diswastakan dan

diliberalisasi.

Jepang Jaringan transmisi dan distribusinya belum terbangun

dengan baik. Mengandalkan impor LNG dan

pengembangan industri di sekitar terminal LNG.

Sumber: Andrej Juris, 1999, Market development in the UK natural

gas industry; dan ttp://www. naturalgas.org

Perkembangan industri hilir gas bumi di Indonesia sampai

saat ini masih dapat digolongkan ke dalam model “industri gas dalam transisi”, yang berarti masih dalam tahap awal atau mengandung potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

Untuk sementara juga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

model tunggal yang sesuai untuk semua negara. Struktur

industri hilir gas bumi suatu negara sangat tergantung pada

kondisi negara tersebut baik dari aspek pemerintah, regulasi,

Page 138: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

121

ketersediaan sumber energi, pasar, konsumen serta

perkembangan sektor swastanya.

Perkembangan struktur industri gas yang sehat adalah

yang menuju ke arah kompetisi dan menghindarkan praktik

monopoli atau dominasi yang berlebihan dari suatu pelaku

usaha. Untuk itu, peran produsen hulu, produsen hilir,

transportasi dan niaga perlu dipisahkan secara lebih tegas.

Infrastruktur yang berkarakteristik monopoli alamiah seperti

jaringan transmisi gas dan fasilitas penyimpanan harus

memberlakukan sifat open access, artinya dapat dipergunakan

oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Peranan Badan

Pengatur yang kuat sangat diperlukan untuk membimbing

perilaku berusaha yang sehat dan agar proses transformasi

industri menjadi lebih efisien.

Brunei Darussalam merupakan negara yang kaya akan

sumber daya alam seperti minyak bumi dan gas alam. Sumber

pendapatan negaranya sangat bergantung pada sektor migas.

Ketika harga minyak dunia turun, hal ini juga berpengaruh

pada perekonomian Brunei Darussalam sehingga pemerintah

Brunei Darussalam memangkas anggaran pertahanannya pada

tahun 2015 sebesar 25%. Namun, pada tahun 2018, anggaran

pertahanan Brunei Darussalam mencapai B$ 492,754,700,

meningkat 12,9% dari anggaran tahun sebelumnya.

Besaran anggaran pertahanan suatu negara akan

mempengaruhi kekuatan pertahanan, termasuk aktivitas

diplomasi pertahanan di dalamnya. Konsep yang digunakan

untuk menganalisis studi ini adalah konsep diplomasi

pertahanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

key results area dalam pertahanan Brunei Darussalam, yaitu

integritas wilayah, kapasitas militer, mendukung pendekatan

whole-of-nation, diplomasi pertahanan yang efektif,

keterlibatan militer dalam misi internasional, sumber daya

Page 139: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

122

manusia berkualitas tinggi, dan image pertahanan yang

berwibawa dan kredibel.

Proyeksi volume dan nilai ekspor dan impor non-migas

Indonesia ke Afrika Selatan secara umum memiliki tren

meningkat dari 2018 sampai dengan tahun 2027. Proyeksi

peningkatan terbesar terjadi pada proyeksi nilai impor non-

migas Indonesia ke Afrika Selatan dari tahun 2018 sampai

tahun 2027 sebesar 37%, sedangkan proyeksi peningkatan

terendah terjadi pada proyeksi volume ekspor non-migas yaitu

sebesar 21,4%. Temuan yang sama terjadi pada perhitungan

Koefisien Keragaman (KK).

Angka terbesar untuk keempat variabel yang diproyeksi

yaitu 11% untuk nilai impor non-migas Indonesia ke Afrika

Selatan, sedangkan angka KK terendah yaitu 6,1% untuk

volume ekspor non-migas Indonesia ke Afrika Selatan. Angka

KK atau fluktuasi nilai dan volume impor di atas nilai 9% patut

diantisipasi apabila memang barang yang diimpor merupakan

barang konsumsi, apabila barang yang diimpor merupakan

bahan baku dan barang modal perlu dipastikan bahwa ada

peningkatan nilai tambah yang terjadi sehingga manfaat

tersebut bisa didapat oleh masyarakat Indonesia baik dalam

penyerapan tenaga kerja maupun kesejahteraan ekonomi.

6.11. Isu Terkini tentang Pengelolaan Migas di Indonesia

Saat ini (Production Sharing Contract) KPS yang

beroperasi di wilayah Laut Natuna merupakan investor asing

dengan bentuk Badan Usaha Tetap (BUT), sedangkan BUMN

Pertamina maupun perusahaan swasta nasional lainnya belum

dapat memainkan peran sebagai pemain utama (main player).

Dengan demikian tantangan ke depan adalah bagaimana

meningkatkan kemampuan daerah dan nasional agar dapat

menjadi tuan rumah khususnya di daerahnya sendiri dan

Page 140: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

123

negara umumnya sekaligus dapat bersaing dengan investor

asing.

Pada eksploitasi migas di lepas pantai Laut Natuna dan

yang paling strategis adalah kemampuan pendanaan yang kuat.

Meningkatkan produksi migas agar dapat mengoptimalkan

kontribusi APBD Kepulauan Natuna khususnya dan APBN secara

umum, serta memberikan nilai tambah pada masyarakat di

sekitar kegiatan diimplementasikan dengan ditingkatkannya

jumlah sumur pengembangan (development well) dan

diimplementasikannya teknologi EOR (Enhance Oil Recovery).

Pember-dayaan ekonomi masyarakat Kepulauan Natuna dari

hasil migas, BUMN PT Pertamina didorong menjadi perusahaan

kelas dunia (first class company) agar mampu bersaing dengan

Badan Usaha Tetap dalam KPS di bidang hulu migas lepas

pantai wilayah Laut Natuna.

Pelaksanaan penerapan kontrak kerja sama tersebut

menganut sistem national sovereignity, sehingga dalam

penerapannya, masing-masing negara memiliki bentuk praktik

yang berbeda sesuai dengan perkembangan sistem kontrak

minyak dan gas bumi. Ada beberapa faktor yang mendorong

transisi kebijakan kontrak minyak bumi; 1) faktor bisnis; 2)

faktor ekonomi; 3) kepentingan nasional; dan 4) komitmen

pasca pemilihan.

Secara parsial variabel ekspor migas berpengaruh

signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia, namun

sebaliknya variabel ekspor non migas tidak berpengaruh

signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. Artinya, jika

ekspor migas naik, maka akan meningkatkan cadangan devisa

dan ekspor non migas naik belum bisa menandakan untuk

cadangan devisa akan naik. Suatu aplikasi yang dapat

menggambarkan kondisi migas di Indonesia di antaranya yaitu

GIS, Disimpulkan, SIG mampu mengorganisasi dan

Page 141: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

124

mengintegrasikan banyak data untuk penyiapan wilayah migas,

evaluasi, meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam

perhitungan luas wilayah dan sumber daya migas, pemilihan

lokasi penyimpanan CO2, hingga dapat mempercepat

pengembangan wilayah migas berwawasan lingkungan.

Dalam jurnal migas issue 02 tentang ketahanan energi

diungkapkan bahwa telah dilakukan pengkajian formula baru

harga subsidi LPG 3 Kg. pemerintah sedang merevisi formula

harga untuk LPG 3 kilogram, formula harga diyakini bisa

membuat harga LPG 3 kg menjadi lebih efisien dan lebih

realistis. Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi

(Migas) Djoko Siswanto mengungkapkan, revisi formula harga

BBM saat ini masih difinalisasi oleh Pemerintah.

Prosesnya sedang dalam kajian Kementerian Keuangan

untuk mendapat pertimbangan dari Menteri Keuangan. Biarpun

subsidi lebih sedikit, namun Djoko menyebut harga untuk solar

dan LPG 3 kg tidak akan mengalami perubahan. Begitu juga

dengan harga premium karena telah ditetapkan oleh

pemerintah. Sebelumnya, Pemerintah mengumpulkan seluruh

data harga LPG dari kilang dalam negeri, impor maupun swasta

dalam negeri. Selain itu juga data komponen biaya, seperti

asuransi, transportasi, penyimpanan, pengangkutan dan

distribusi. Data tersebut selanjutnya diperinci lagi dengan

mengacu pada kondisi yang sebenarnya sehingga harga LPG

nantinya akan lebih realistis.

Adapun saat ini harga LPG 12 kg yang tidak subsidi sekitar

Rp144 ribu per tabung. Sementara itu, elpiji tiga kilogram yang

subsidi mencapai Rp20 ribu. Dalam APBN 2018 subsidi elpiji

hanya dipatok 6,450 juta MT atau Rp94,53 triliun. Sedangkan

tahun 2019 akan ditetapkan kg sebesar Rp68.332,3 miliar.

Alokasi subsidi tersebut termasuk perhitungan carry over ke

tahun berikutnya sebesar Rp5.000,0 miliar (Direktoral jenderal

migas tahun 2018).

Page 142: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

125

6.12. Sumber Daya Migas terhadap Lingkungan

Untuk sektor transportasi harus dibahas kebijakannya

karena berdampak langsung terhadap lingkungan. Alasan

mengapa sektor transportasi harus dikurangi yaitu pertama,

untuk jangka panjang terhadap perubahan iklim, transportasi

sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim karena

menyumbang emisi terhadap lapisan ozon sehingga membuat

suhu bumi meningkat. Kedua, kebijakan terhadap pengurangan

emisi seperti menggabungkan sistem perdagangan hulu dengan

standar efisiensi karbon mirip dengan standar CAFE.

Pendekatan ini merupakan langkah bagi produsen untuk

memproduksi kendaraan yang lebih efisien. Hal ini bertujuan

untuk mengurangi GRK emisi.

Emisi gas rumah kaca yang berlebihan ke atmosfer telah

menghasilkan perubahan iklim yang progresif dan pemanasan

global dalam beberapa dekade terakhir. Ada banyak pendekatan

yang dikembangkan untuk mengurangi emisi Karbon Dioksida

(CO2) ke atmosfer, di antaranya teknik Carbon Capture and

Storage (CCS) diakui sebagai metode yang paling menjanjikan.

Makalah ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang

teknologi CCS di mana CO2 ditangkap dan disimpan dalam

formasi geologi yang dalam untuk menstabilkan suhu bumi.

Bahwa cara terbaik untuk mengelola emisi diperhatikan dua

sektor berikut yaitu sistem perdagangan dan energi listrik.

Masalah penyediaan kebutuhan energi bahan bakar

minyak pada akhirnya bukan semata-mata terletak pada

menipisnya cadangan minyak di dalam negeri. Lebih dari

sekadar masalah teknis, terganggunya stabilitas keamanan

pasokan bahan bakar minyak di dalam negeri sesungguhnya

berakar pada kegagalan kebijakan pemerintah. Kenyataan ini

memberikan pelajaran bahwa kebijakan liberalisasi yang

membuka ruang selebar-lebarnya bagi pihak asing untuk

Page 143: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

126

memasuki sektor-sektor ekonomi strategis seperti di antaranya

pada sektor bahan bakar minyak telah membuat pengelolaan

komoditas energi tersebut menjadi tergantung pada kendali

pihak asing.

Pada akhirnya ketergantungan membuahkan kerentanan,

sebagaimana kini sering dialami. Kalau saja pasar bahan bakar

minyak di dalam negeri termasuk aktivitas eksplorasi dan

eksploitasinya sepenuhnya dipegang oleh BUMN, barangkali

kelangkaan komoditas bahan bakar minyak tak terlalu

membuat bangsa ini menjadi terpuruk. Dalam konteks inilah,

berbagai kontrak kerja sama dengan pihak asing dalam

pengelolaan sumber daya alam tak terbaharui amat mendesak

untuk ditinjau kembali. Sudah saatnya, negara lebih

mempercayakan pengelolaan sumber daya alam tak terbaharui

kepada putra-putri bangsa sendiri.

Page 144: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

127

BAB VII

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

BERBASIS SISTEM

7.1. Ilmu Sistem

Ilmu sosial, teknik dan lingkungan merupakan suatu

bidang ilmu yang memiliki permasalahan yang kompleks.

Kompleksnya masalah ilmu sosial, teknik dan lingkungan maka

membutuhkan suatu pendekatan yang mengakomodasi semua

elemen-elemen yang terkait. Ilmu sistem merupakan salah satu

metode yang dapat digunakan untuk pendekatan yang memiliki

tingkat kompleksitas yang tinggi. Manusia selalu dihadapkan

pada pengambilan keputusan dalam kehidupannya dan dalam

mengatasi permasalahan kompleks yang dihadapinya.

Kompleksnya persoalan yang terjadi pada kehidupan manusia

maka mendorong manusia untuk berpikir sistem.

Tujuan/Sub

Tujuan

Elemen

InteraksiSumber : Marimin dan Nurul (2013)

Gambar 10. Pengertian sistem

Page 145: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

128

Sistem secara harfiah berasal dari bahasa Latin yaitu

systema atau bahasa Yunani disebut sustema. Kedua kata

tersebut memiliki makna tidak jauh dari sistem. Sistem dapat

didefinisikan suatu kesatuan usaha terdiri dari bagian-bagian

yang saling terkait secara teratur dan berusaha mencapai

tujuan dalam lingkungan yang kompleks. Pengertian tersebut

mencerminkan adanya beberapa bagian dan hubungan antar-

bagian. Hal ini menunjukkan kompleksitas dari sistem meliputi

kerja sama antarbagian interdependen satu sama lain.

Hubungan yang teratur dan terorganisir merupakan hal

penting. Selain itu, adanya sistem memudahkan dalam

mencapai tujuan. Pencapaian tersebut menyebabkan timbulnya

dinamika serta perubahan-perubahan yang terus menerus

sehingga perlu dikembangkan dan dikendalikan. Pengertian

secara skematik dapat disajikan pada Gambar 10 (Marimin dan

Nurul Maghfiroh 2013).

Eriyatno (2012) membuat ilustrasi pengertian sistem

dengan perumpamaan peta. Dua buah kota yakni kota A dan

kota B dihubungkan dengan jalan raya. Kota-kota yang

dihubungkan dalam sebuah elemen-elemen yang dihubungkan

dengan jaringan-jaringan transportasi. Kota-kota yang

dihubungkan dengan sistem jaringan jalan raya merupakan

satu kesatuan yang utuh (unity). Gambar 11 merupakan

ilustrasi sebuah sistem pada sebuah kota. Oleh karena itu,

Menetsch dan Park (1979) dan Eriyatno (2012) mendefinisikan

sistem sebagai suatu gugusan dari elemen yang saling

berhubungan dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan

atau suatu gugusan dari tujuan-tujuan.

Page 146: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

129

Kota A Kota B

Sumber : Eriyatno (2012)

Gambar 11. Sistem kota

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

lingkungan tempat tinggal kita ini merupakan suatu sistem.

Sebagai contoh siklus hidrologi merupakan sebuah sistem.

Energi matahari menyinari bumi mendorong terjadinya

penguapan. Penguapan yang berasal dari air laut, danau dan

sungai (evaporasi) dan tumbuh-tumbuhan (transpirasi).

Kumpulan uap air membentuk awan, dan turun dalam bentuk

hujan atau salju. Air hujan yang sampai ke permukaan bumi

sebagian mengalir masuk ke sungai dan kembali ke laut, dan

sebagian yang lain tersimpan pada akar tanaman dan masuk

dalam tanah menjadi air tanah permukaan dan air tanah dalam.

Air tanah permukaan dan air yang tersimpan pada akar

tanaman perlahan-lahan akan kembali ke sungai dan sebagian

yang lain akan menguap ke atmosfer. Gambar 12 merupakan

siklus hidrologi sebagai suatu sistem.

Page 147: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

130

Gambar 12. Siklus hidrologi sebagai sistem

Siklus hidrologi sebagai suatu sistem maka terdapat

elemen-elemen yang saling terkait. Beberapa elemen yang

saling berinteraksi dalam siklus hidrologi di antaranya energi

matahari, air permukaan, awan, dan hutan. Karena siklus

hidrologi merupakan suatu sistem, maka perubahan dari setiap

elemen akan mempengaruhi dari sistem tersebut. Perubahan

penggunaan lahan misalnya, penyempitan kawasan hutan

menyebabkan terjadinya gangguan pada siklus hidrologi.

Konversi kawasan hutan menjadi penggunaan lain

menyebabkan peningkatan kandungan emisi karbon di bumi.

Selain itu, fungsi hutan tidak hanya sebagai penyerap emisi

karbon, namun juga berfungsi sebagai sumber penguapan

(transpirasi) dan penyimpan air saat terjadinya hujan. Dampak

buruk dari peningkatan emisi karbon menyebabkan

penyimpangan iklim dan naiknya suhu permukaan bumi.

Page 148: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

131

Pada kasus lain sistem pada ilmu geografi dan lingkungan

ini dapat digambarkan. Jumlah penduduk dunia saat ini sekitar

7,1 miliar. Jumlah tersebut terus meningkat dari waktu ke

waktu, dan capaian untuk menjadi 1 miliar membutuhkan

periode waktu semakin pendek yakni 13- 11 tahun. Indonesia

merupakan negara yang memiliki penduduk rangking ke empat

dunia dengan jumlah penduduk 238 juta jiwa. Indonesia

berkontribusi sebesar 16 persen dari total jumlah penduduk

dunia.

Pertumbuhan penduduk sebagai sebuah sistem, maka

pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol dan berkualitas

rendah berdampak buruk terhadap lingkungan. Dengan jumlah

penduduk yang banyak maka kebutuhan lahan akan mengalami

peningkatan. Jumlah kawasan tempat tinggal (lahan terbangun)

akan semakin luas. Selain itu, dengan peningkatan jumlah

penduduk maka limbah baik dari rumah tangga dan industri

dengan sendirinya akan mengalami peningkatan. Pada akhirnya

akan terjadi malapetaka terhadap lingkungan.

Sadyohutomo (2008) mengungkapkan keterkaitan antara

elemen pertumbuhan penduduk, peningkatan ekonomi dengan

penurunan kualitas lingkungan. Peningkatan pertumbuhan

penduduk pada suatu wilayah dan diikuti dengan peningkatan

kualitas hidup (peningkatan ekonomi), maka akan mendorong

kebutuhan pemanfaatan lahan. Lahan-lahan akan digunakan

untuk kawasan terbangun misalnya untuk permukiman,

pendidikan, tempat hiburan. Peningkatan kebutuhan akan

mendorong konflik antar penggunaan lahan, hal ini akan

menyebabkan akan terjadinya degradasi lingkungan (Gambar

13).

Page 149: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

132

Peningkatan

Jumlah

Penduduk

Peningkatan

Kualitas Hidup

Peningkatan

Kebutuhan

Lahan

Konflik Antar

Penggunaan

Lahan

Degradasi

Lingkungan

Luas lahan

terbatas

Sumber : Sadyohutomo (2008)

Gambar 13. Sistem dalam penggunaan lahan

7.2. Karakteristik dan Klasifikasi Sistem

Sifat-sifat dasar suatu sistem antara lain: (1) berorientasi

pada pencapaian tujuan; (2) Menyeluruh (holistik); (3)

Keterbukaan terhadap lingkungan; (4) Transformasi (proses

perubahan dari input menjadi output), (5) memiliki hubungan

antar bagian; (6) Sistem terdiri dari beberapa macam; dan (7)

adanya mekanisme pengendalian.

Karakteristik sistem merupakan suatu sistem yang

memiliki sifat-sifat tertentu yang mencirikan sebagai sebuah

sistem. Sifat-sifat tersebut dapat menggambarkan sistem secara

logika. Ika (2000) dan Kholil dkk. (2014) menyatakan bahwa

sistem dapat dibedakan dalam subsistem-subsistem

(komponen), batasan sistem (boundary), lingkungan luar

sistem (environment), penghubung (interface), masukan

Page 150: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

133

(input), pengolahan (process), keluaran (output), sasaran

(objective), dan tujuan (goal).

Sub

sistem

Sub

sistem

Sub

sistem

Sub

sistem

Lingkungan luar

Batasan sistem

Interface

Input

Proses

Output

Sumber : Eka (2000) dan Kholil dkk (2014)

Gambar 14. Karakteristik suatu sistem

Berdasarkan karakteristik sistem dapat disederhanakan

dengan contoh yang dikemukakan Sadyohutomo (2008) bahwa

terdapat tiga sub sistem yaitu penduduk, ekonomi, dan kualitas

lingkungan. Ketiga subsistem atau elemen tersebut saling

berinteraksi atau interface di dalam batasan sistem (boundary).

Pada masing-masing sub sistem memiliki boundary tertentu.

Pada sub sistem penduduk terjadi proses kelahiran, kematian

dan migrasi, ketiga proses tersebut akan menghasilkan atau

output berupa jumlah penduduk pada waktu tertentu.

Selanjutnya, pada sub sistem ekonomi terjadi peningkatan

kesejahteraan penduduk, output yang terjadi yakni adanya

peningkatan kebutuhan lahan. Pada subsistem kualitas

lingkungan terjadi proses perubahan penggunaan lahan,

dampak perubahan penggunaan lahan menimbulkan terjadinya

peningkatan dan luasan lingkungan mengalami banjir dan

genangan (Gambar 14).

Page 151: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

134

Penduduk Ekonomi

Lingkungan

Kelahiran,

kematian,

migrasi

Proses

Pertumbuhan

Penduduk

Pertumbuhan

Ekonomi

Proses

Peningkatan

kebutuhan lahan

Konversi lahan

Proses

Bencana

lingkungan

Gambar 15. Interaksi antar sub sistem penduduk, ekonomi,

dan lingkungan

Berdasarkan beberapa sudut pandang sistem dapat

diklasifikasikan atas beberapa macam, yaitu:

1. Sistem alami (natural system) dan sistem buatan manusia

(human made system).

Sistem alami merupakan suatu sistem yang terjadi dialam

tanpa ada campur tangan manusia. Sistem ini merupakan

proses alamiah yang terjadi dilingkungan sekitar misalnya

proses terjadinya hujan. Sebaliknya merupakan sistem buatan

manusia, sistem ini merupakan produk manusia. Misalnya

proses pendinginan suhu pada ruangan atau kamar. Untuk

membuat udara sejuk manusia menggunakan kipas atau AC.

Page 152: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

135

2. Sistem tertentu (deterninistic system) dan sistem tak

tentu (probabilitic system).

Sistem tertentu merupakan suatu sistem yang tingkah

laku sistem sudah dapat diprediksi atau diduga. Misalnya suatu

bak tampungan air yang diisi menggunakan pipa dan mesin

pompa tertentu akan dapat diprediksi waktu lama mengisi bak.

Sedangkan sistem tak tentu merupakan suatu sistem yang tidak

dapat diprediksi dan mengandung unsur probabilitas yang

cukup tinggi. Misalnya permainan lempar dadu.

3. Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open

system).

Sistem tertutup merupakan suatu sistem yang tidak

dipengaruhi oleh faktor dari luar sistem, namun hanya

dipengaruhi oleh sistem itu sendiri. Sistem tertutup merupakan

suatu sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luar

sistem. Meskipun dalam kenyataannya tidak ada sistem yang

benar-benar tertutup, yang ada hanya relatif tertutup. Gambar

16 merupakan bentuk mekanisme sistem tertutup.

Tujuan

Mekanisme

Pengendalian

TransformasiInput Output

Sumber : Kholil dkk. (2014)

Gambar 16. Sistem tertutup

Page 153: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

136

Gambar 17 merupakan mekanisme sistem terbuka, di

mana sistem terbuka mendapat input atau pengaruh dari luar

lingkungan sistem. Misalnya suhu pada suatu ruangan akan

dipengaruhi oleh arus listrik, ukuran ruangan, dan jumlah

orang yang menempati ruangan. Artinya suhu ruangan akan

dipengaruhi oleh tiga elemen tersebut. Semakin banyak jumlah

dan besar ukuran ruangan maka suhu ruangan semakin panas.

TransformasiInput Output

Sumber : Kholil dkk. (2014)

Gambar 17. Sistem terbuka

4. Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik

(physical system)

Sistem abstrak merupakan sistem yang tidak jelas dan

bersifat gagasan atau ide. Meskipun sistem ini tidak tampak

namun keberadaannya tidak bisa dihilangkan. Misalnya sistem

kepercayaan terhadap tuhan. Sedangkan sistem fisik

merupakan sistem dalam suatu rangkaian yang saling terkait

yang memiliki materi. Misalnya sistem transportasi kereta

listrik.

7.3. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem telah digunakan manusia untuk

menyelidiki dan menjelaskan kompleksitas dalam suatu

lingkungan dinamis yang saling berhubungan, dan

mengorganisasi tindakan dalam rangka transformasi menuju

keadaan lebih baik seperti yang diinginkan. Pendekatan sistem

Page 154: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

137

merupakan suatu cara untuk menyelesaikan persoalan yang

dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap sejumlah

kebutuhan-kebutuhan, sehingga dapat menghasilkan suatu

operasi dari sistem yang dianggap efektif (Eriyatno, 1999 dan

Djakapermana, 2010). Lukas (1993) menyatakan pendekatan

sistem digunakan sebagai dasar untuk menyelesaikan

permasalahan yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak

yang berkepentingan, sehingga menghasilkan sesuatu yang

lebih bermanfaat. Permasalahan yang diselesaikan dengan

pendekatan sistem seyogyanya memiliki masalah yang

kompleks, dinamis, dan probabilistik. Memiliki masalah

kompleks dalam arti terdapatnya interaksi antar elemen yang

cukup rumit. Permasalahan yang dinamis memiliki makna

bahwa faktor yang ada berubah menurut waktu. Probabilistik

dapat berarti diperlukan fungsi peluang dalam inferensi

kesimpulan maupun rekomendasi. Selain itu, pendekatan

sistem merupakan kerangka pemikiran yang berorientasi pada

pencarian keterpaduan antar komponen melalui pemahaman

yang utuh.

Pendekatan sistem merupakan suatu pendekatan analisis

organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik

tolak. Dengan demikian, manajemen sistem dapat diterapkan

dengan memfokuskan kepada berbagai ciri dasar sistem yang

perubahan dan geraknya akan mempengaruhi keberhasilan

suatu sistem.

Pendekatan sistem umumnya ditandai oleh dua hal, yaitu:

mencari semua faktor penting yang ada dalam mendapatkan

solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah, dan membuat

suatu model kuantitatif untuk membantu keputusan secara

rasional (Eriyatno, 1999). Dalam kaitan dengan solusi

penyelesaian masalah, terdapat tiga pola pikir dasar yang

menjadi pegangan dalam pendekatan sistem, yaitu:

Page 155: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

138

a. Sibernetik, yaitu orientasi pada tujuan.

b. Holistik, merupakan cara pandang yang utuh dan

menyeluruh terhadap totalitas sistem.

c. Efektif, di mana suatu sistem harus mementingkan hasil

guna yang operasional serta dapat dilaksanakan, bukan

sekadar pendalaman teoretis.

Metodologi sistem terdiri dari enam tahapan analisis yang

meliputi: (1) analisis kebutuhan; (2) identifikasi sistem; (3)

formulasi masalah; (4) pembentukan alternatif sistem; (5)

determinasi dari realisasi fisik, sosial politik; dan (6)

penentuan kelayakan. Analisis kebutuhan merupakan

permulaan pengkajian dari suatu sistem. Analisis ini akan

dinyatakan dalam kebutuhan-kebutuhan yang ada, kemudian

dilakukan tahapan pengembangan terhadap kebutuhan-

kebutuhan tersebut. Gambar 18 merupakan tahapan-tahapan

metodologi sistem.

Identifikasi sistem menghasilkan spesifikasi yang

terperinci tentang peubah yang menyangkut rancangan dan

proses pengendalian. Identifikasi sistem ditentukan dan

ditandai dengan adanya determinasi kerja sistem. Hal ini akan

membantu dalam mengevaluasi sistem. Teknik dan metode

pengambilan keputusan yang layak untuk mendukung

perumusan operasionalisasi sistem mulai diidentifikasi dan

dianalisis.

Pendekatan sistem diperlukan karena persoalan yang

dihadapi makin lama semakin kompleks,, dinamis, dan

probabilistik sehingga interdepensi berbagai komponen dalam

mencapai tujuan sistem semakin rumit. Masalah-masalah yang

dihadapi saat ini tidak lagi sederhana dengan menggunakan

peralatan yang menyangkut satu disiplin saja, tetapi

memerlukan peralatan yang lebih komprehensif, yang dapat

mengidentifikasi dan memahami berbagai aspek dari suatu

Page 156: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

139

permasalahan, serta dapat mengarahkan pemecahan secara

menyeluruh.

Pendekatan sistem sangat penting untuk menonjolkan

tujuan yang hendak dicapai, tidak terikat pada prosedur

koordinasi atau pengawasan dan pengendalian itu sendiri.

Dalam banyak hal pendekatan manajemen tradisional

seringkali mengarah pada cara-cara koordinasi dan kontrol,

seolah-olah inilah yang menjadi tujuan manajemen, padahal

tindakan-tindakan koordinasi dan kontrol ini hanyalah cara

untuk mencapai tujuan, dan harus disesuaikan dengan

lingkungan yang dihadapi.

Konsep sistem sangat berguna sebagai cara berpikir

dalam suatu kerangka analisis. Konsep tersebut memberikan

pengertian lebih mendasar mengenai perilaku dari suatu sistem

dalam mencapai tujuannya, sehingga kaitan antar faktor-faktor

makin lama semakin erat. Hal ini merupakan gambaran

kompleksitasnya elemen-elemen lingkungan.

Page 157: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

140

Gambar 18. Tahapan analisis sistem

MULAI

ANALISIS

KEBUTUHAN

IDENTIFIKASI

MASALAH

FORMULASI

MASALAH

IDENTIFIKASI SISTEM

1. Causal loop (diagram lingkar)

2. Block box (Diagram input-

output)

3. Diagram alir

IDENTIFIKASI SISTEM

1. Operasi Matematik

2. Program

VALIDASI

IMPLEMENTASI

EVALUASI

Ya

Tidak

Tindak lanjut

Persiapan

Permodelan

Eksekusi Model

LAYAK

Page 158: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

141

Berfikir Sistem

Karakter

- Sintesa

- Dinamik

- Stokastik

Falsafah- Sibernetik

- Holistik

- Efektifitas

- Elemen

- Konektivitas

- Tujuan

Struktur

Sumber : Eriyatno (2012)

Gambar 19. Kerangka berpikir sistem

7.4. Berpikir Sistem (System Thinking)

Berpikir sistem adalah cara berpikir yang tidak hanya

melihat sesuatu masalah atau kejadian terjadi secara sendiri

semata, tetapi dengan melihat keterkaitan dengan masalah atau

kejadian lain. Eriyatno (2012) menyatakan proses berpikir

keilmuan dari satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lain dapat

ditinjau dari falsafah, karakter, dan struktur (Gambar 19).

Falsafah sistem pada proses berpikir dalam kajian

kesisteman mempunyai tiga pencirian yaitu sibernetik, holistik,

dan efektivitas. Sibernetik atau goal oriented yaitu manakala

seseorang mulai berpikir menelaah suatu sistem maka harus

menetapkan tujuan-tujuan, baik tujuan dari sistem itu sendiri

maupun tujuan dari pengkajian yang dilakukan. Holistik berarti

cara pandang yang utuh dan tidak mereduksi persoalan yang

dihadapi. Holistik juga memiliki makna bahwa sistem

merupakan satu kesatuan yang utuh, bukan bersifat parsial-

Page 159: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

142

parsial. Efektif bahwa berpikir sistem lebih mengedepankan

proses ilmiah dan bersifat kontekstual serta dapat

dioperasionalkan. Dengan berpikir sistem menuntun cara cepat

untuk mengambil keputusan.

Bencana

Banjir

Perubahan

Penggunaan

lahan

Kerusakan

pada hulu

sungai

Deforestasi

Peningkatan

Kebutuhan

Penduduk

Kayu

Lahan

Pertanian

Jumlah

Penduduk

Meningkat

Gambar 20. Struktur sistem pada bencana banjir

Berdasarkan struktur bahwa pendekatan sistem memiliki

komponen elemen, konektivitas, dan tujuan. Dalam pendekatan

sistem merupakan kumpulan dari elemen atau subsistem,

kemudian antar elemen tersebut saling berinteraksi atau

konektivitas. Pendekatan sistem mengedepankan pada

pencapaian tujuan, maka pada proses berpikir sistem harus

memiliki tujuan dari masalah yang akan diselesaikan.

Proses berpikir sistem memiliki tiga karakter, yaitu:

sintesis, dinamik, dan stokastik. Sintesis dalam berpikir sistem

Page 160: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

143

merupakan proses penggabungan dari elemen-elemen yang

terkait dengan sistem. Dalam berpikir sistem bukan memilah

dari perihal yang diamati, namun semua elemen yang terkait

akan berkontribusi dalam suatu sistem. Karakter dinamik

merupakan dalam berpikir sistem memiliki makna semua

elemen atau sub sistem akan mengalami perubahan

berdasarkan waktu. Stokastik merupakan semua gejala alamiah

di mana yang pasti adalah ketidakpastian.

Proses

Berfikir

Masalah

Pengumpulan

Data/

Informasi

Upaya

Memecahkan

Masalah

Sumber : Dewey (1993) dan Kholil (2014)

Gambar 21. Proses berpikir

Gambar 21 merupakan proses berpikir sistem seseorang

dalam menghadapi masalah. Upaya terpenting untuk

penyelesaian masalah sangat tergantung pada data atau

informasi yang dimiliki. Semakin banyak data dan informasi

yang dimiliki sesorang dalam berpikir sistem, maka keputusan

yang akan diambil semakin tepat dan berkualitas. Informasi

atau data yang baik harus memiliki kualitas informasi yang

akurat, tepat waktu, relevan, dan ekonomis. Informasi yang

Page 161: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

144

akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan

dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi

tersebut. Komponen akurat meliputi kelengkapan

(completennes), kebenaran (correctness), dan keamanan

(security). Informasi tepat waktu memiliki arti bahwa

informasi atau data yang diterima merupakan data yang

terbaru dan tidak terlambat. Saat ini mahalnya nilai informasi

disebabkan harus cepat informasi tersebut didapat. Semakin

lama informasi maka informasi tersebut menjadi usang dan

berkualitas rendah. Informasi relevan memiliki makna bahwa

informasi tersebut harus sesuai dan bermanfaat bagi si

penerima informasi. Informasi ekonomis dapat diartikan bahwa

informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar

dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

7.5. Tingkat Berpikir Sistem

Tingkatan berpikir sesorang dipengaruhi oleh

pengetahuannya, artinya semakin banyak pengetahuan yang

dimilikinya maka akan semakin tinggi tingkat pemikiran

seseorang. Biasanya tingkat pendidikan berbanding lurus

dengan tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan ilmiah

merupakan suatu hubungan yang terdiri atas pertanyaan atau

persoalan dengan data. Mudah atau sulitnya mengumpulkan

bukti tidak menentukan suatu subjek ilmiah atau tidak.

Bloom (1981) dan Kholil (2014) membedakan enam

tingkatan berpikir seseorang, yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge), berpikir pada tingkat ini

sebatas hanya untuk mengetahui semata. Pada tingkatan

ini pertanyaan sangat mendasar, yakni: siapa, apa, di

mana, dan kapan.

b. Pemahaman (comprehension), berpikir pada tingkatan ini

lebih tinggi dari pengetahuan. Pada tingkatan ini dicirikan

dengan compare, illustrate, explain, dan interprate.

Page 162: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

145

c. Penerapan (application), pada berpikir tingkatan ketiga

dicirikan dengan solve, use of, organize, develop.

d. Analisis (analysis), tingkat pemikiran pada level keempat

ini adalah kemampuan untuk menguraikan secara lebih

detil suatu masalah atau peristiwa. Ciri pertanyaan

ditandai dengan beberapa kata kunci, yaitu: analyze,

categorize, compare, contrast, dan discover.

e. Sintesis (systhesis), berpikir secara sintesis merupakan

kemampuan seseorang dalam melakukan penggabungan

dari beberapa gejala atau ciri. Tingkatan berpikir secara

sintesis ditandai dengan kata kunci, antara lain: combine,

compile, create, desigen, dan develop.

f. Menilai (evaluation), menilai merupakan tingkat

pemikiran yang paling tinggi karena untuk menilai

seseorang harus paham apa yang dinilai.

Pengetahuan

Pemahaman

Penerapan

Analisis

Sintesis

Menilai

Sumber : Bloom (1981) dan Kholil (2014)

Gambar 22. Tingkatan berpikir sesorang

Berdasarkan Gambar 22 tingkatan berpikir seseorang

bervariasi, mulai dari tingkatan paling rendah yakni

Page 163: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

146

pengetahuan, sampai dengan tingkatan paling tinggi yaitu

menilai. Untuk mencapai tingkatan berpikir tinggi seseorang

dituntut memiliki data dan informasi yang sangat banyak,

karena tidak mungkun seseorang dapat untuk melakukan

penilaian jika tidak punya data dan informasi yang cukup

terhadap apa yang ia nilai.

Pandangan tentang tingkatan berpikir juga dikemukakan

oleh Maani dan Canava (2000) dan Kholil (2014), ia membagi

tingkatan berpikir atas empat tingkatan, yakni: event, patern,

systemic structure, dan mental model (Gambar 23). Event

merupakan cara berpikir yang hanya mampu melihat data dan

fakta atau suatu kejadian, menghubungkan atau melihat

kecenderungannya, tanpa melakukan analisis. Cara berpikir ini

merupakan tingkatan paling rendah. Patern merupakan cara

berpikir yang tidak hanya melihat data dan fakta namun sudah

mampu memikirkan pola-pola yang terjadi dari suatu peristiwa.

Misalnya macet sudah mampu memetakan jam berapa dan titik

macet. Systemic structure merupakan cara berpikir yang sudah

mampu melihat suatu peristiwa atau masalah dengan

mengaitkan dan menghubung-hubungkan dengan masalah

lainnya. Taraf berpikir pada tingkatan ini sudah mampu

menentukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah. Mental

model merupakan cara berpikir yang tidak hanya melihat suatu

masalah dan mencari faktor–faktor penyebabnya, tetapi juga

mampu menghubungkan dengan suatu nilai tertentu, seperti

kearifan lokal, asumsi-asumsi tertentu.

Page 164: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

147

Event

Patern

Systemic

Structures

Mental Model

Sumber : Maani dan Canava (2000)

Gambar 23. Tingkatan berpikir sistem

7.6. Permodelan Sistem

7.6.1. Definisi Model

Permodelan adalah terjemahan bebas dari istilah

modelling. Secara terminologi model dapat diartikan suatu

perwakilan atau abstraksi dari sebuah objek atau situasi aktual.

Model memperlihatkan hubungan-hubungan langsung maupun

tidak langsung serta kaitan timbal balik dalam istilah sebab

akibat. Oleh karena itu suatu model adalah suatu abstraksi dari

realitas, maka pada wujudnya kurang kompleks daripada

realitas itu sendiri. Model dapat dikatakan lengkap apabila

dapat mewakili berbagai aspek dari realitas yang sedang dikaji.

Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model

adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan

tepat. Penemuan peubah tersebut sangat erat hubungannya

dengan pengkajian hubungan-hubungan yang terdapat di antara

peubah-peubah. Teknik kuantitatif seperti persamaan regresi

Page 165: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

148

dan simulasi digunakan untuk mempelajari keterkaitan antar

peubah dalam sebuah model.

Gambar 24. Peta zona rawan banjir contoh model ikonik

7.6.2. Jenis Model

Model dapat dikategorikan menurut jenis, dimensi, fungsi,

tujuan pokok pengkajian atau derajat keabstrakannya. Menurut

kategori umum jenis model dapat dibedakan atas beberapa

jenis, yaitu:

a. Model Ikonik (Model Fisik)

Model ikonik merupakan perwakilan fisik dari beberapa

hal, baik dalam bentuk ideal maupun dalam skala yang berbeda.

Model ikonik mempunyai karakteristik yang sama dengan hal

yang diwakili, dan terutama amat sesuai untuk menerangkan

kejadian pada waktu yang spesifik. Model ikonik dapat dimensi

dua (foto, peta, cetak biru) atau tiga dimensi (prototip mesin,

alat). Apabila model berdimensi lebih dari tiga maka tidak

mungkin lagi dikonstruksikan secara fisik sehingga diperlukan

Page 166: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

149

kategori model simbolik. Gambar 24 peta zona rawan banjir

merupakan contoh dari model ikonik.

b. Model Analog (Model Diagramatik)

Model analog dapat mewakili situasi yang bersifat

dinamik. Situasi dinamik merupakan suatu keadaan yang

berubah menurut waktu, misalnya jumlah penduduk. Pada

pendekatan sistem model ini lebih sering digunakan

dibandingkan model ikonik, karena dapat mengambarkan

karakteristik kejadian yang dikaji. Model analog banyak

berkesesuaian dengan penjabaran hubungan kuantitatif antara

sifat dan kelompok yang berbeda. Dengan melalui transformasi

sifat menjadi analognya, maka kemampuan untuk membuat

perubahan dapat ditingkatkan. Gambar 25 data rata-rata curah

hujan di Kota Padang merupakan contoh model analog.

Gambar 25. Data rata-rata curah hujan di kota padang contoh

model analog

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

1975

1977

1979

1981

1983

1985

1987

1989

1991

1993

1995

1997

1999

2001

2003

2005

2007

Cu

rah

Hu

jan

(m

m/t

ah

un

)

Tahun

Page 167: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

150

c. Model Simbolik (Model Matematik)

Pada hakikatnya, ilmu sistem memusatkan perhatian pada

model simbolik sebagai perwakilan dari realitas yang dikaji.

Format model simbolik dapat berupa bentuk angka, simbol dan

rumus. Jenis model simbolik yang umum dipakai adalah suatu

persamaan (equation). Contoh persamaan model simbolik yakni

persamaan penentuan erosi tanah.

A = R. K. LS. C. P

Di mana:

A = berat tanah yang hilang per hektare (ton/ha per tahun)

R = faktor curah hujan

K = faktor erodibilitas tanah

LS = faktor lereng

C = faktor penutup tanah

P = faktor praktis pengontrol erosi

Permodelan mencakup suatu pemilihan dan karakteristik

dari perwakilan abstrak yang paling tepat pada suatu yang

terjadi. Pada umumnya, model matematis dapat

diklasifikasikan menjadi dua bagian, yakni model statik dan

model dinamik. Model statik memberikan informasi tentang

peubah-peubah model hanya pada titik tunggal dari waktu.

Model dinamik merupakan jenis model mampu menelusuri

jalur waktu dari peubah-peubah model.

Berdasarkan jenis model dapat bedakan atas empat jenis,

yaitu: model fisik, model naratif, model grafik, dan model

matematik. Model fisik merupakan suatu model yang

menggambarkan entitas dalam bentuk tiga dimensi. Model fisik

ini memiliki ukuran yang lebih kecil dari model aslinya. Model

naratif merupakan model dengan mengambarkan entitas secara

lisan atau tulis. Model grafik merupakan model yang entitasnya

Page 168: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

151

diwakili oleh garis atau simbol dengan penjelasan naratif,

misalnya laporan pertumbuhan ekonomi penduduk. Model

matematis yaitu model yang disajikan dengan menggunakan

rumus matematis atau persamaan.

Sifat model juga tergantung pada teknik permodelan yang

dipakai. Model yang mendasar pada teknik peluang dan

memperhitungkan adanya ketidakmenentuan (uncertatinty)

disebut model probabilitik atau model stokastik. Pada ilmu

sistem, model ini sering dipakai karena perihal yang dikaji yang

dikaji menggandung keputusan yang tidak tentu. Sedangkan

lawan dari model tersebut adalah model deterministik. Model

deterministik merupakan model kuantitatif yang tidak

mempertimbangkan peluang kejadian.

7.6.3. Tahap Permodelan

Para ahli penelitian operasional ilmu sistem menyarankan

bahwa untuk mengawali permodelan dilakukan penguraian

seluruh komponen yang akan mempengaruhi efektivitas dari

operasi sistem. Setelah identifikasi komponen tersebut lengkap,

langkah selanjutnya menyaring komponen mana yang akan

dipakai dalam pengkajian tersebut. Hal ini umumnya sulit

karena daya interaksi peubah yang seringkali mengaburkan

proses isolasi satu peubah. Peubah yang dipandang tidak

penting ternyata mempengaruhi hasil studi setelah proses

pengkajian selesai. Untuk menghindari hal ini, diperlukan

percobaan pengujian data guna memilih komponen kritis.

Setelah itu dibentuk gugusan persamaan yang dapat dievaluasi

dengan mengubah-ubah komponen tertentu pada batas yang

ada.

Model secara umum memiliki tiga jenis kegunaannya,

yaitu: mempermudah pengertian, mempermudah komunikasi,

dan memperkirakan masa depan. Mempermudah pengertian

Page 169: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

152

maksudnya ialah bahwa suatu model pasti akan lebih

sederhana daripada entitasnya. Entitas lebih mudah dimengerti

jika elemen-elemennya ada hubungannya disajikan secara

sederhana. Mempermudah komunikasi dapat diartikan bahwa

suatu model digunakan pada umumnya setelah pemecahan

masalah atau problem solver akan mengomunikasikan hasil dan

putusannya kepada pihak-pihak yang terhubung maka model

sistem sangat digunakan agar mempermudah jalur komunikasi.

Memperkirakan masa depan bermakna khusus dalam model

matematis, model ini dapat memperkirakan hal yang akan

terjadi di masa depan, namun tidak 100 persen akurat karena

banyak data yang dimasukkan ke dalam model biasanya

didasarkan atas berbagai asumsi, pertimbangan, dan intuisi

untuk mengevaluasi model. Meadows dkk. (1972) membuat

perkiraan masa depan berdasarkan asumsi-asumsi yang telah

dibangun. Gambar 26 menunjukkan terdapat empat elemen

yang saling terkait, yaitu: sumber daya, pangan per kapita,

populasi penduduk, dan polusi. Jumlah ketersediaan sumber

daya yang terdapat di bumi memiliki keterbatasan, ada batasan

sumber daya tersebut akan habis atau berkurang jumlahnya.

Disisi lain jumlah populasi manusia mengalami peningkatan.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka jumlah

pangan per kapita meningkat. Luas lahan pertanian bersifat

terbatas, tidak semua lahan dapat dimanfaatkan dan sesuai

untuk kegiatan pertanian. Pada titik tertentu akan menjadi

masalah dengan meningkatnya angka kematian penduduk

akibat kekurangan pangan dan masalah kesehatan yang timbul

akibat polusi lingkungan.

Page 170: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

153

Waktu

Sumberd

aya

Pangan Perkapita

Polusi

Popula

si

Sumber : Meadows dkk. (1972)

Tingkat kematian tinggi akibat

kekurangan pangan dan ketidak

layakan kesehatan

Gambar 26. Perkiraan masa depan sumber daya, populasi,

polusi, dan pangan per kapita dalam ilmu sistem

Eriyatno (2012) mengemukakan bahwa permodelan

sistem dapat di bedakan atas tujuh tahapan, yaitu:

1. Tahap Seleksi Konsep

Tahap awal dari permodelan abstrak adalah melakukan

seleksi alternatif konsepsi dari tahap evaluasi kelayakan.

Seleksi dilakukan untuk menentukan alternatif-alternatif yang

bermanfaat dan bernilai cukup untuk dilakukan permodelan

abstraknya. Hal ini erat kaitannya dengan biaya dan kinerja

dari sistem yang dihasilkan.

2. Tahap Rekayasa Model

Langkah mula dari permodelan adalah menetapkan jenis

model abstrak yang akan diterapkan, sejalan dengan tujuan dan

karakteristik sistem. Setelah itu, tugas tahap permodelan

Page 171: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

154

terpusat pada pembentukan model abstrak yang realistik.

Dalam hal ini terdapat dua cara pendekatan untuk membentuk

suatu model abstrak, yang pada beberapa kasus tertentu kedua

pendekatan dapat dipakai secara bersama-sama. Kedua

pendekatan tersebut adalah pendekatan kota gelap (black box)

dan pendekatan struktur. Pendekatan kotak gelap merupakan

identifikasi model suatu sistem dilakukan dari informasi yang

menggambarkan perilaku terdahulu dari sistem yang sedang

berjalan. Melalui berbagai teknik statistik dan matematik,

model diturunkan dan dicari yang paling cocok dengan data

operasional. Sedangkan pendekatan struktur merupakan

metode yang dimulai dengan mempelajari secara teliti struktur

sistem dari teori-teori guna menentukan komponen basis

sistem serta keterkaitannya. Melalui permodelan karakteristik

dari komponen sistem serta memformulasikan kendala-kendala

yang disebabkan adanya keterkaitan antar komponen, maka

model keseluruhan secara berantai dibentuk. Tahap

permodelan ini mencakup juga penelaahan teliti tentang:

a. Asumsi model.

b. Konsistensi internal pada struktur model.

c. Data input untuk pendugaan parameter.

d. Hubungan fungsional antar peubah kondisi aktual.

e. Memperbandingkan model dengan kondisi aktual sebaik

mungkin.

Page 172: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

155

Input Tidak

Terkontrol

- Jumlah Penduduk

- Laju Lahan Terbangun

- Peran serta Stakeholder

- Kualitas Lingkungan

Pengelolaan Kawan

Permukiman Berkelanjutan

Input Lingkungan

- UU No 1 tahun 2011

- UU No 32 tahun 2009

- UU No 26 tahun 2007

Output Yang

Diinginkan

- Jumlah Penduduk Terkendali

- Rasio Permukiman Terkendali

- Penguatan Komitmen Pemerintah

- Penurunan Kualitas Lingkungan

Terkendali

Output Yang Tidak

Diinginkan

- Degradasi kualitas lingkungan

meningkat

- Rasio permukiman meningkat

- Jumlah penduduk tidak terkendali

- Tidak ada komitmen pemerintah

Output Yang Tidak

Diinginkan

- Daya tampung kawasan

- Jumlah penduduk

- Komitmen pemerintah

- RTRW, rencana rinci, dan peraturan

zonasi

Umpan

Balik

Sumber : Trilusianthy JH. (2014)

Gambar 27. Kota hitam (black box) dari sistem pengelolaan

kawasan permukiman berkelanjutan

3. Tahap Implementasi Komputer

Pada tahapan ini, model abstrak diwujudkan pada

berbagai bentuk persamaan, diagram alir, dan diagram blok.

Tahap ini seolah-olah membentuk model dari satu model, yaitu

tingkat akstraksi lain yang ditarik dari dunia nyata. Hal yang

penting di sini adalah memilih teknik dan bahasa komputer

yang digunakan untuk implementasi model. Kebutuhan ini akan

mempengaruhi:

a. Ketelitian hasil komputasi.

b. Biaya dari mengoperasikan model.

c. Kesesuaian dengan komputer yang tersedia.

d. Efektivitas proses pengambilan keputusan yang akan

menggunakan hasil model tersebut.

Page 173: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

156

Setelah program komputer dibuat untuk model abstrak di

mana format input/output telah dirancang serta memadai,

maka sampailah pada tahap pembuktian (verifikasi) bahwa

model komputer tersebut mampu melakukan simulasi dari

model abstrak yang dikaji. Pengujian ini mungkin berbeda

dengan uji validitas model itu sendiri.

4. Tahap Validasi

Validasi model adalah usaha menyimpulkan apakah model

sistem tersebut di atas merupakan perwakilan yang sah dari

realitas yang dikaji, di mana dapat dihasilkan kesimpulan yang

meyakinkan. Validasi adalah suatu proses interaktif yang

berupa pengujian berturut-turut sebagai proses

penyempurnaan model komputer. Umumnya validasi dimulai

dengan uji sederhana seperti pengamatan di atas:

a. Tanda aljabar (sign).

b. Tingkat kepangkatan dari besaran (order of magnitude).

c. Format respons (linier, eksponensial, logaritma, dan

sebagainya).

d. Arah perubahan peubah apabila input atau parameter

diganti-ganti.

e. Nilai batas peubah sesuai dengan nilai batas parameter

sistem.

Setelah uji-uji tersebut, dilakukan pengamatan lanjutan

sesuai dengan uji model. Apabila model mempernyatakan

sistem yang sedang berjalan, maka dipakai uji statistik untuk

mengetahui kemampuan model di dalam mereproduksi perilaku

terdahulu dari sistem. Uji statistik dapat memakai perhitungan

koefisien determinasi, pembuktian hipotesis melalui analisis

sidik ragam dan sebagainya. Seringkali dijumpai kesulitan pada

tahap ini karena kurang data yang tersedia guna melakukan

validasi. Pada permasalahan yang kompleks dan mendesak,

Page 174: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

157

maka disarankan validasi parsial, yaitu tidak dilakukan

pengujian keseluruhan sistem. Hal ini mengakibatkan

rekomendasi untuk pemakaian model yang terbatas dan bila

perlu menyarankan penyempurnaan model pada pengkajian

selanjutnya.

Trilusianthy (2014) mengemukakan uji validitas selain

menguji kesesuaian antara perilaku output model dengan

perilaku data empirik, juga untuk menghindari terjadinya

kesalahan dalam struktur model yang dibangun. Uji validasi

dilakukan dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut:

a. Absolute mean error (AME) yaitu penyimpangan (selisih)

antara nilai rata-rata (mean) dengan hasil simulasi

terhadap nilai aktual,

b. Absolute variation error (AVE) yaitu penyimpangan nilai

variasi (variance) simulasi terhadap aktual. Batas

penyimpangan yang dapat diterima atau ditolerir adalah

antara 5–10 %.

Uji validitas menggunakan metode statistik AME dan AVE

dilakukan terhadap elemen penduduk. Hasil pengujian terhadap

validitas kinerja untuk elemen penduduk menunjukkan bahwa

antara model dengan data empirik terdapat kesesuaian dalam

ambang batas yang diperbolehkan. Hasil AME sebesar

0.0047dan AVE sebesar 0.0086 yang berarti nilai tersebut

masih berada dalam batas penyimpangan yaitu kurang dari 10

%. Dengan demikian model ini mampu menyimulasikan

perubahan-perubahan yang terjadi secara aktual di lapangan.

5. Analisis Sensitivitas

Tujuan utama dalam analisis ini pada proses permodelan

adalah untuk menentukan peubah keputusan mana yang cukup

penting untuk ditelaah lebih lanjut pada aplikasi model. Peubah

keputusan ini dapat berupa parameter rancang bangun atau

Page 175: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

158

input peubah keputusan. Analisis ini mampu menghilangkan

faktor yang kurang penting, sehingga pemusatan studi lebih

dapat ditekankan pada peubah keputuan kunci serta

meningkatkan efisiensi dari proses pengambil keputusan. Pada

beberapa kasus, dengan mengetahui peubah yang kurang

mempengaruhi kinerja sistem, maka akan didapatkan lebih

banyak keleluasaan dari kendala sistem.

Gambar 28. Uji validitas model terhadap penduduk

6. Analisis Stabilitas

Sistem dinamik sudah sering diketemukan mempunyai

perilaku tidak stabil yang destruktif untuk beberapa nilai

parameter sistem. Analisis untuk identifikasi batas kestabilan

dari sistem diperlukan agar parameter tidak diberi nilai yang

bisa mengarah pada perilaku tidak stabil apabila terjadi

perubah struktur dan lingkungan sistem. Perilaku tidak stabil

ini dapat berupa fluktuasi acak yang tidak mempunyai pola

ataupun nilai output yang eksplosif sehingga besarannya tidak

realitis lagi. Analisis stabilitas dapat menggunakan teknik

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

900.000

1.000.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Ju

mla

h P

en

du

du

k

Tahun

Penduduk Aktual Penduduk Simulasi

Page 176: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

159

analitis berdasarkan teori keseimbangan, atau melakukan

simulasi secara berulang kali untuk mempelajari batas

stabilitas sistem.

7. Aplikasi Model

Para pengambil keputusan merupakan tokoh utama dalam

tahap ini, di mana model dioperasikan untuk mempelajari

secara mendetail kebijakan yang dipermasalahkan. Mereka

berlaku sebagai pengarah pada proses kreatif interaktif, yang

mencakup pula para analis sistem serta spesialis dari berbagai

bidang keilmuan. Hasil dari proses permodelan abstrak adalah

gugusan mendetail dari spesifikasi manajemen. Informasi yang

timbul setelah proses ini dapat merupakan indikasi akan

kebutuhan untuk pengulangan kembali proses analisis sistem

dan permodelan sistem. Pada kasus tertentu, pengulangan itu

bisa hanya mengubah asumsi model namun pada hal lain dapat

juga berarti merancang suatu model abstrak yang baru sama

sekali. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa pendekatan sistem

dalam suatu lingkungan dinamik merupakan suatu proses yang

berkesinambungan, mencakup penyesuaian dan adaptasi

melalui lintasan waktu.

7.7. Konstruksi Model Dinamik

Tahap kunci dalam melakukan analisis sistem dinamik

adalah dengan menentukan struktur model. Struktur model

akan memberikan gambaran bentuk dan perilaku sistem

(Muhammadi dkk., 2001 dan Djakapernana, 2010). Perilaku

tersebut dibentuk oleh kombinasi perilaku simpal umpan balik

(causal loops) yang menyusun struktur model. Perilaku model

dinamis ditentukan oleh keunikan dari struktur model, yang

dapat dipahami dari simulasi model. Dengan simulasi akan

didapatkan perilaku dari suatu gejala atau proses yang terjadi

Page 177: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

160

dalam sistem, sehingga dapat dilakukan analisis dan peramalan

perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan.

Untuk memahami struktur dan perilaku sistem digunakan

diagram sebab-akibat (causal loops) dan diagram alir (flow

chart). Dengan diagram lingkar sebab akibat dibuat dengan

cara menentukan variabel penyebab yang signifikan dalam

sistem dan menghubungkannya dengan menggunakan garis

panah ke variabel akibat, dan garis panah tersebut dapat

berlaku dua arah, jika kedua variabel saling mempengaruhi.

Pada sistem dinamis, diagram lingkar sebab akibat akan

digunakan sebagai dasar untuk membuat diagram alir yang

akan disimulasikan dengan menggunakan program model

sistem dinamis.

Hubungan sebab akibat dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu hubungan positif dan hubungan negatif.

Hubungan positif adalah hubungan sebab akibat di mana

semakin besar nilai faktor penyebab, maka akan semakin besar

nilai faktor akibat. Hubungan negatif adalah hubungan sebab

akibat di mana semakin besar nilai faktor penyebab, maka

semakin kecil nilai dari faktor akibat. Akibat dari suatu sebab

dapat mempengaruhi kembali sebab tersebut, sehingga terdapat

hubungan sebab akibat yang memiliki arah berlawanan dengan

hubungan sebab akibat yang lain. Dalam hal ini, terbentuk

untaian tertutup yang disebut loop. Akibat dicatu balikkan ke

penyebabnya, terbentuk untaian catu balik atau feed back loop.

Page 178: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

161

Jumlah

Penduduk

Jumlah

Kelahiran

+

+

Simpanan Positif

Gambar 29. Umpan balik positif

Waktu

Sim

pa

nan

Gambar 30. Perilaku model umpan balik positif

Gambar 29 merupakan bentuk umpan balik hubungan

positif, yang dicirikan dengan adanya hubungan saling

memperkuatkan satu dengan yang lainnya, membentuk simpul

positif. Jika jumlah penduduk meningkat maka jumlah yang

lahir akan meningkat, peningkatan kelahiran akan

meningkatkan jumlah penduduk. Model umpan balik positif

Page 179: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

162

perilaku model membentuk grafik pertumbuhan yang

eksponensial (Gambar 30). Dalam kenyataannya hubungan

sebab akibat yang membentuk simpul itu tidak sederhana,

namun bisa melibatkan banyak variabel. Bentuk hubungan

dengan simpul dengan variabel lebih kompleks disajikan pada

Gambar 31.

Umpan balik negatif merupakan umpan balik yang dapat

memberikan dampak penurunan pada dirinya sendiri, atau

menghambat pertumbuhan. Umpan balik negatif ini dalam

proses mencapai tujuan akan baik pada titik maksimum atau

titik nol. Ciri dari umpan balik ini adalah sistem akan berubah

sesuai dengan penurunan waktu menuju stabil equilibrium.

Umpan balik negatif memiliki tanda dalam suatu loop yakni

tandan positif (+) dan tanda negatif (-) dalam suatu simpul

negatif. Gambar 32 merupakan contoh simpul negatif.

Tingkat

Pendidikan

Pekerjaan

Simpal Positif

Pendapatan

Kemampuan

menyekolahkan

keluarga

+ +

++

Gambar 31. Simpul positif dengan variabel kompleks

Page 180: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

163

Jumlah

Penduduk

Jumlah

Kematian

-

+

Simpanan

Negatif

Gambar 32. Umpan balik negatif

Pada Gambar 32 umpan balik negatif dapat memberikan

makna bahwa jumlah penduduk pada suatu wilayah akan

mengalami pengurangan dengan meningkatnya jumlah angka

kematian. Penurunan jumlah penduduk akibat angka kematian

dapat digambarkan dalam grafik seperti pada Gambar 33.

Gambar 33 menunjukkan perilaku umpan balik negatif bahwa

jumlah penduduk akan berkurang dengan peningkatan angka

kematian.

Waktu

Sim

pa

na

n

Gambar 33. Perilaku umpan balik negatif

Page 181: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

164

Jumlah

Penduduk

Jumlah

Kematian

-

+

Simpul

NegatifJumlah

Kelahiran

Simpul Positif

+

+

Gambar 34. Umpan balik yang kompleks pada kajian demografi

Pada model yang lebih kompleks umpan balik positif dan

negatif sering terjadi dalam satu loop. Dalam kasus demografi

misalnya jumlah penduduk alami dapat dipengaruhi oleh

kelahiran dan kematian. Angka kelahiran menyebabkan

terjadinya penambahan jumlah penduduk, namun angka

kematian dapat menyebabkan terjadinya pengurangan jumlah

penduduk. Angka kelahiran merupakan hubungan sebab akibat

positif dan angka kematian merupakan hubungan sebab akibat

negatif. Gambar 34 disajikan kedua bentuk hubungan tersebut

dalam satu loop.

Hubungan umban balik dalam banyak kasus demografi

menunjukkan bahwa angka kelahiran sering lebih tinggi

dibandingkan angka kematian, hal ini berpengaruh terhadap

perilaku model. Gambar 35 merupakan perilaku model apabila

jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah

kematian.

Page 182: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

165

Waktu

Jum

lah

Angka

Kelahiran

Jumlah

Penduduk

Angka

Kematian

Gambar 35. Perilaku model umpan balik yang kompleks pada

kasus demografi

Bentuk hubungan yang kompleks dapat terjadi pada kasus

penduduk, pertanian, dan lingkungan. Gambar 36 menunjukkan

bentuk hubungan ketiga elemen tersebut. Peningkatan jumlah

penduduk akan berdampak terhadap kebutuhan pangan, pada

sisi lain bahwa lahan yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian

sangat terbatas. Selain terbatasnya lahan konversi lahan

pertanian juga terjadi, lahan sawah beralih fungsi menjadi

kawasan permukiman dan industri. Hal ini tentu akan menjadi

pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan, dan dengan

penurunan kualitas lingkungan akan mendorong munculnya

berbagai penyakit. Berkembangnya berbagai macam penyakit

akibat penurunan kualitas lingkungan akan berdampak

terhadap jumlah penduduk yang menderita.

Page 183: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

166

Jumlah

Penduduk

Kebutuhan

Pangan

Pembukaan

lahan pertanian

dan industri

Pencemaran

Lingkungan

Kualitas

Lingkungan

Jumlah

Penyakit

++

+

-

-

+

Simpul Positif

dan Negatif

Gambar 36. Umpan balik kompleks pada kasus penduduk

pertanian dan lingkungan

7.8. Pendekatan Sistem sebagai Alat Mengambil Keputusan

Seorang peneliti, pemerintah, pengusaha, dan pimpinan

dihadapkan pada berbagai masalah yang kompleks. Dalam

banyak hal, sering pengambil keputusan dihadapkan pada

berbagai kondisi, antara lain: unik, tidak pasti, dinamis, jangka

panjang, dan kompleks. Kondisi unik suatu masalah mungkin

tidak mempunyai preseden dan di masa depan mungkin tidak

akan berulang kembali. Kondisi tidak pasti merupakan faktor-

faktor yang diharapkan mempengaruhi dan memiliki kadar

informasi sangat rendah. Kondisi jangka panjang memiliki

implikasi jangkauan yang cukup jauh ke depan dan melibatkan

sumber-sumber yang banyak. Kondisi kompleks yaitu

preferensi pengambilan keputusan atas risiko dan waktu

memiliki peran yang besar, komponen dan keterkaitannya

sering bersifat dinamik berubah menurut waktu. Sifat

Page 184: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

167

karakteristik permasalahan dapat digolongkan dalam empat

kategori, yaitu: direktif, strategis, taktis, dan operasional

dengan ciri-ciri khas disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Masalah Pengambil Keputusan

Jangka Lingkungan Sifat

Direktif Panjang Dinamis dan

probalistik intuitif

Arahan-arahan

strategis yang

kadang bersifat

intuitif

Strategis Panjang Dinamis dan

mempengaruhi

faktor-faktor

dengan kepastian

yang sangat rendah

Tidak bisa

diprogram karena

preferensi

pengambil

keputusan perlu

masukan secara

utuh

Taktis Menengah

dan

Pendek

Dinamis dan

mempengaruhi

faktor-faktor

dengan asumsi

kepastian yang

tinggi

Bisa dibuat

program dengan

masukan

preferensi

pengambil

keputusan

Operasional Pendek Dianggap statik dan

tidak

mempengaruhi

faktor-faktor

Bisa dibuat

program karena

sifat berulang

Sumber: Marimis dan Maghfiroh (2011)

Pendekatan ini dikenal dengan pendekatan normatif.

Dalam pendekatan ini, kriteria yang tepat untuk menyatakan

bahwa suatu keputusan itu baik apabila seluruh informasi telah

dimanfaatkan secara penuh, dasar-dasar rasionalitasnya telah

diikuti dengan baik, dan proses perpindahan dari satu tahap ke

tahapan telah berjalan dengan konsisten dan benar.

Page 185: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

168

Pada prinsipnya terdapat dua basis dalam pengambilan

keputusan, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan intuisi

dan pengambilan keputusan rasional berdasarkan hasil analisis

keputusan (Mangkusubroto dan Trisnadi 1995 dan Marimin dan

Maghfiroh 2011). Skema pengambilan keputusan dengan intuisi

disajikan pada Gambar 37. Unsur intuisi sesorang memiliki

peran besar dalam sebuah pengambilan keputusan. Logika

bahwa keputusan tersebut telah dipilih atau diambil tidak dapat

diperiksa secara logis. Skema pengambilan keputusan dengan

analisis keputusan disajikan pada Gambar 38. Komponen dan

langkah utama mirip dengan pengambilan keputusan

menggunakan intuisi, kecuali pada tahap analisis keputusan

yang secara normatif tergambar jelas. Alasan alternatif terpilih

dapat ditelusuri dengan jelas dan mudah dimengerti. Teknik

yang dipakai dalam analisis dapat dipelajari dan diterapkan

pada kasus yang berbeda, baik perihal maupun lokasi dan

waktunya.

Tidak pasti

Kompleks

Dinamis

Persaiangan

Terbatas

Kecerdasan

Persepsi

Falsafah

Pilihan

Informasi

Preferensi

Intuisi

Logika

tidak

dapat

diperiksa

Keputusan Hasil

LINGKUNGAN

REAKSI

Bingung dan

cemasBerfikir Rasa Tidak

enakAksi Dipuji/

dicelaSukses/

Tidak

Sumber : Mangkusubroto dan Trisnandi (1985)

Gambar 37. Diagram pengambilan keputusan dengan intuisi

Page 186: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

169

Tidak pasti

Kompleks

Dinamis

Persaiangan

Terbatas

Kecerdasan

Persepsi

Falsafah

Alternatif-alternatif

Penetapan

kemungkinan

Struktur model

Keputusan Hasil

LINGKUNGAN

REAKSI

Bingung dan

cemasBerfikir Pandangan

ke dalamAksiDipuji/

dicela

Sukses/

Tidak

Sumber : Mangkusubroto dan Trisnandi (1985)

Penetapan nilai

Preferensi waktu

Preferensi risiko

Pilihan

Informasi

Preferensi

Logika

Sensitifitas Nila

Informasi

Gambar 38. Diagram pengambilan keputusan dengan analisis

keputusan

Mengambil atau membuat keputusan merupakan suatu

proses yang dilaksanakan seseorang berdasarkan pengetahuan

dan informasi yang ada pada pengambil keputusan pada waktu

tertentu dengan harapan bahwa sesuatu akan terjadi.

Keputusan dapat diambil dari alternatif-alternatif keputusan

yang ada. Alternatif keputusan tersebut dapat dilakukan dengan

adanya informasi yang diolah dan disajikan dengan dukungan

sistem penunjang keputusan. Informasi terbentuk dari adanya

data yang terdiri dari bilangan dan terms yang sesusun, diolah

dan disajikan dengan dukungan sistem informasi. Kemudian

keputusan yang diambil perlu ditindaklanjuti dengan aksi yang

dalam pelaksanaannya perlu mengacu pada standar prosedur

operasional dan akan membentuk kembali data, begitu

seterusnya yang terjadi dalam siklus data, informasi, keputusan

dan aksi, seperti yang disajikan pada Gambar 39.

Page 187: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

170

Data

Informasi

Alternatif

putusan

Keputusan

Aksi

Bilangan dan

Terms

DSSSIM

SOP

MONEY

SIM : Sistem Informasi Manajemen

DSS : Desicion Support System

SOP : Standar Operasional Procedure

MONEY: Monitoring dan Evaluasi

Sumber : Marimin (2004)

Gambar 39. Siklus data, informasi, keputusan dan aksi

Sekitar abad 19 di Eropa Selatan berkembang wabah

penyakit yang disebabkan oleh tikus. Penyakit ini mudah

menyerang manusia, dalam beberapa hari saja menyebabkan

meninggal dunia. Ribuan orang meninggal akibat wabah

penyakit tersebut, dan masyarakat beranggapan kematian

tersebut akibat serangan iblis. Aksi yang dilakukan masyarakat

saat itu menutup pintu rumah mereka dan mengung diri dalam

rumah. Pada akhirnya penyakit tersebut hilang pada wilayah

tersebut. Dalam kejadian tersebut ada aksi yang benar, namun

informasi data dan terms yang salah. Putusan masyarakat

menutup pintu dan mengurung dalam rumah benar, namun

penyakit tersebut hilang akibat manusia tidak bersentuhan

dengan tikus dan tikus tidak bisa masuk dalam rumah. Akibat

kelaparan tikus melakukan migrasi ke tempat lain dan sebagian

meninggal karena kelaparan.

Pengambilan keputusan dapat melalui dua kerangka kerja,

yakni pengambilan keputusan tanpa percobaan dan pengambil

keputusan dengan percobaan. Pengambilan keputusan tanpa

berdasarkan eksperimen, dilakukan dengan cara menyusun

Page 188: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

171

secara sistematis cara kerja umum sebelum mencari solusi bagi

masalah yang diharapkan. Teori ini berkembang sejalan dengan

pendekatan statistik di mana secara sederhana, keputusan yang

dihasilkan diupayakan mempunyai pengaruh kesalahan

seminimal mungkin. Semakin kompleksnya permasalahan yang

akan diselesaikan, maka pendekatan statistik menjadi tidak

cocok.

Tahap

Deterministik

(perumusan

alternatif dan

kriteria)

Tahap

Probabilitik

(penetapan

nilai dan

variasi)

Tahap

Informasional

Pengambil

Keputusan

Pengumpulan

Informasi

Informasi Awal

Tindakan

Pengumpulan

Informasi BaruInformasi Baru

Sumber : Marimin (2004)

Gambar 40. Langkah-langkah siklus analisis keputusan

Dalam kehidupan sehari-hari pengambil keputusan sering

menggunakan intuisi, padahal kita mengetahui bahwa dengan

intuisi banyak sekali kekurangan, sehingga dikembangkan

sistematika baruh yang disebut dengan analisis keputusan.

Terdapat tiga aspek yang memiliki peranan dalam analisis

keputusan, yaitu kecerdasan, persepsi, dan falsafah. Setelah

menggunakan kecerdasan, persepsi, dan falsafah untuk

membuat model, menentukan nilai kemungkinan, menetapkan

nilai pada hasil yang diharapkan dan menjadi preferensi

terhadap waktu dan preferensi terhadap risiko maka untuk

sampai pada suatu keputusan diperlukan logika. Langkah-

langkah siklus analisis keputusan disajikan pada Gambar 40.

Page 189: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

172

Informasi awal yang dikumpulkan, dilakukan

pendefinisian dan penghubungan variabel-variabel yang

mempengaruhi keputusan pada deterministik. Setelah itu,

dilakukan penetapan nilai untuk mengukur tingkat kepentingan

variabel-variabel tersebut tanpa memperhatikan unsur

ketidakpastian. Pada tahap probabilistik, dilakukan penetapan

nilai ketidakpastian secara kuantitatif yang meliputi variabel-

variabel yang sangat berpengaruh. Setelah didapatkan nilai –nilai variabel, selanjutnya dilakukan peninjauan terhadap nilai-

nilai tersebut pada tahap informasional untuk menentukan

variabel atau elemen kunci pada variabel-variabel yang cukup

berpengaruh, sehingga didapatkan suatu keputusan.

Suatu keputusan yang dihasilkan dari tahap informasional

dapat langsung ditindaklanjuti berupa tindakan, atau dapat

dikaji ulang dengan mengumpulkan informasi tambahan

dengan tujuan untuk mengurangi kadar ketidakpastian. Dan

jika hal ini terjadi, maka akan kembali mengikuti ketiga

tahapan tersebut.

Pulau Sumatera beberapa bulan yang lalu dihebohkan

dengan banyak kasus kebakaran hutan pada lahan gambut.

Asap yang dihasilkan telah mengganggu sistem transportasi,

kesehatan, dan pertanian. Kasus asap tersebut tidak hanya

dampaknya dalam negeri semata, namun sampai ke negara

tetangga yang menyebabkan adanya komplain bahkan

mengganggu hubungan antar negara. Berbagai upaya telah

dilakukan untuk mengatasi masalah kebakaran hutan di banyak

tempat di Pulau Sumatera. Sebenarnya kalau kita amati secara

teliti, maka ada patern (pola) kapan masyarakat melakukan

pembakaran hutan yakni setiap awal musim kemarau. Karena

ada informasi pola kapan masyarakat melakukan pembakaran,

maka pengambil keputusan yakni pemerintah dapat

menentukan alternatif atau langkah antisipasi, memetakan

Page 190: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

173

siapa pelaku pembakaran hutan (masyarakat atau pengusaha).

Dengan dapat memetakan pelaku, lokasi, dan dampak yang

ditimbulkan bahkan upaya antisipasi untuk mengatasi

kebakaran hutan secara berkelanjutan, wewenang selanjutnya

pengambil keputusan apa tindakan dan aksi yang akan

dilakukan.

Gambar 41. Kebakaran lahan gambut

Pengambil keputusan yakni pemerintah daerah, apabila

salah dalam pengumpulan informasi maka akan melahirkan

putusan yang salah juga. Jika salah akan dicela, namun jika

putusan benar maka akan dipuji. Maka banyak dijumpai kepala

daerah yang banyak menghasilkan putusan yang benar dan

berpihak pada rakyat, akan dipuji dan disebut sepanjang

zaman. Namun, tak jarang juga putusan yang salah menjadi

dicaci dan dicemoohkan masyarakat. Putusan yang benar tentu

tidak akan menerima mentah semua informasi, namun harus

adanya logika untuk menghasilkan putusan yang benar.

Page 191: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

174

7.9. Analisis Kebutuhan dalam Sistem Dinamik

Analisis kebutuhan perangkat lunak diturunkan dari

analisis kebutuhan masing-masing stakeholder. Suatu analisis

kebutuhan yang dibangun tidak tepat akan menghasilkan

perangkat lunak yang tidak berguna. Analisis kebutuhan dapat

didefinisikan sebagai kebutuhan yang terkait dengan analisis

sistem. Analisis kebutuhan merupakan pekerjaan–pekerjaan

penentuan kebutuhan atau kondisi yang harus dipenuhi dalam

suatu kajian, dengan pertimbangan berbagai kebutuhan yang

disinggung antar multistakeholders. Definisi lain

mengungkapkan analisis kebutuhan merupakan suatu proses

menemukan, memperbaiki, memodelkan, dan

menypesifikasikan kebutuhan dari masing-masing stakeholders.

Djakapermana (2010) mengemukakan bahwa dalam

analisis sistem terdapat beberapa langkah utama, yaitu:

1. Analisis Kebutuhan, bertujuan untuk mengidentifikasi

kebutuhan dari semua stakeholders dalam sistem,

2. Formulasi Masalah, merupakan kombinasi dari semua

permasalahan yang ada dalam suatu sistem,

3. Identifikasi Sistem, bertujuan untuk menentukan

variabel-variabel sistem dalam rangka memenuhi

kebutuhan semua stakeholders dalam sistem,

4. Permodelan Abstrak, merupakan tahapan mencakup suatu

proses interaksi antara analis sistem dengan pembuat

keputusan, yang menggunakan model untuk

mengeksplorasi dampak dari berbagai alternatif dan

variabel keputusan terhadap berbagai kriteria sistem,

5. Implementasi, tujuan utamanya adalah untuk memberikan

wujud fisik dari sistem yang diinginkan, dan

6. Operasi, pada tahap ini akan dilakukan validasi sistem

dan pada tahapan ini pula seringkali terjadi modifikasi-

modifikasi tambahan, karena cepatnya perubahan

lingkungan di mana sistem tersebut berfungsi.

Page 192: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

175

Analisis kebutuhan merupakan permulaan pengkajian dari

suatu sistem, yang dinyatakan dalam kebutuhan-kebutuhan

pelaku yang mempengaruhi dalam sistem. Kemudian dilakukan

tahapan pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang

dideskripsikan. Analisis kebutuhan selalu menyangkut interaksi

antar respons yang timbul dari seorang pengambil keputusan

terhadap jalannya sistem. Analisis ini dapat meliputi hasil

suatu survei, pendapat ahli, diskusi, dan observasi. Pelaku

sistem mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan

fungsi dan tujuannya masing-masing dalam sistem.

Kebutuhan sistem dapat diklasifikasikan atas beberapa

kategori. Kebutuhan berdasarkan identifikasi dapat dibedakan

atas dua kelompok, yaitu: kebutuhan umum (common problems)

merupakan kebutuhan yang beridentifikasi dan dapat

digunakan secara umum; dan kebutuhan yang saling

bertentangan (conflict of interest) merupakan kebutuhan yang

hanya menguntungkan sekelompok atau sepihak tertentu saja

dan cenderung merugikan pihak lain. Pandangan lain

membedakan kebutuhan atas dua bagian, yaitu:

1. Kebutuhan Fungsional, merupakan kebutuhan

menyangkut pendefinisian layanan yang harus disediakan,

reaksi sistem terhadap input, dan hal yang harus

dilakukan oleh sistem secara khusus. Kebutuhan

fungsional ini sering juga disebut sebagai kebutuhan

sistem yang dilihat dari sisi pengguna (users).

2. Kebutuhan Nonfungsional, merupakan kebutuhan yang

dilihat dari adanya kendala pada pelayanan atau fungsi

sistem, seperti kendala waktu, kendala proses

pengembangan, standar, dan lain sebagainya.

Page 193: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

176

7.9.1. Identifikasi Kebutuhan Stakeholder dalam Pendekatan

Sistem

Dalam pendekatan sistem dinamik, stakeholders dapat

ditetapkan melalui dua cara yaitu:

1. Pemahaman terhadap aliran kegiatan, maksudnya bahwa

stakeholder yang terlibat dalam sistem adalah pelaku yang

memahami dan mempengaruhi aliran dari sebuah sistem.

2. Wawancara dengan pakar pada masing-masing bidang,

melalui wawancara seorang pakar dengan mudah

diidentifikasi keterlibatannya dalam suatu sistem.

Secara umum pakar dapat ditentukan berdasarkan tiga

aspek, yaitu pendidikan, pengalaman, dan fungsional. Tingkat

pendidikan seseorang akan dapat menentukan tingkat

kepakaran, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan seorang,

maka semakin baik untuk dijadikan pakar. Biasanya tingkat

pendidikan berbanding lurus dengan pengetahuan terhadap

suatu bidang. Pengamalan sesorang dalam suatu bidang dapat

dijadikan sebagai dasar seseorang untuk dijadikan sebagai

pakar. Batasan waktu seseorang dapat dikatakan

berpengalaman adalah minimal 5 tahun. Fungsional dapat juga

dijadikan suatu dasar penentuan pakar. Meskipun seseorang

tidak memiliki tingkat pendidikan tinggi (sarjana), namun

seseorang menduduki jabatan fungsional tertentu, atau sebagai

profesi pada bidang tertentu maka mereka layak untuk

digunakan sebagai pakar.

Dalam contoh sistem pendidikan tinggi, maka dapat

diidentifikasi stakeholder yang terlibat, antara lain: Mahasiswa,

Dosen, Orang tua/wali orang tua, Tenaga Administrasi, Pelaku

usaha (users), dan Pemerintah. Analisis kebutuhan terhadap

masing-masing dilakukan melalui wawancara dan observasi.

Beberapa kebutuhan dari setiap stakeholder disajikan pada

Tabel 5.

Page 194: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

177

Pada Tabel 5 terlihat bahwa masing-masing stakeholders

memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu dengan yang

lainnya. Masing-masing stakeholders berkeinginan semua

kebutuhannya terlaksana. Untuk itu, perlu adanya usaha dan

upaya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

Contoh lain analisis kebutuhan pada pengembangan objek

wisata bahari berkelanjutan. Pada kasus pengembangan objek

wisata bahari berkelanjutan dapat diidentifikasi stakeholders

yang terlibat, yaitu: pemerintah, masyarakat, pengunjung,

perguruan tinggi, dan pelaku industri. Hasil identifikasi

kebutuhan masing-masing stakeholder disajikan pada Tabel 6.

Tabel 5. Analisis Kebutuhan terhadap Stakeholders Pendidikan

Tinggi Negeri

No Stakeholders Kebutuhan

1 Mahasiswa - Ketersediaan sarana pendukung kuliah

yang lengkap

- Biaya pendidikan yang terjangkau

- Kualitas tenaga pendidik

- Sistem pelayanan yang baik

- Masa studi yang terencana

- Lulusan cepat bekerja

2 Dosen - Kesempatan studi lanjut

- Sistem karier yang jelas

- Suasana kerja yang kondusif

- Gaji dan insentif yang memadai

3 Orang tua/wali - Sistem pendidikan yang berkualitas

- Lulusan cepat bekerja

- Biaya pendidikan yang terjangkau

- Lulusan tepat waktu

- Kualitas pendidikan dan pengajaran

yang baik

4 Tenaga

Administrasi

- Sistem karier yang jelas

- Lingkungan kerja yang kondusif

- Kesempatan mendapatkan pelatihan

- Apresiasi sistem gaji yang rasional

Page 195: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

178

No Stakeholders Kebutuhan

5 Pelaku Usaha - Lulusan yang cakap, terampil dan

berkualitas

- Lulusan yang memiliki integritas

tinggi

- Lulusan yang memiliki etos kerja

tinggi

- Lulusan yang memiliki skill yang

diandalkan

6 Pemerintah - Meningkatkan prestasi anak bangsa

- Menurunkan tingkat pengangguran

- Tata kelola perguruan tinggi yang baik

- Sistem pendidikan yang berkualitas

- Lulusan yang diserap dunia kerja

Tabel 6. Analisis Kebutuhan terhadap Stakeholders

Pengembangan Objek Wisata Bahari Berkelanjutan

No Stakeholder Kebutuhan

1 Pemerintah - Banyaknya kunjungan wisata baik

domestik maupun mancanegara

- Lingkungan tetap terjaga

- Peningkatan PAD dari kunjungan

wisatawan

2 Masyarakat - Peningkatan ekonomi masyarakat

akibat kunjungan wisatawan

- Terbukanya peluang usaha akibat

banyaknya kunjungan wisatawan

- Membuka lapangan pekerjaan

3 Pengunjung - Memberikan kepuasan untuk

menikmati keindahan wisata pantai

- Objek wisata yang aman, bersih,

terkelola dengan baik

- Tersedia berbagai hiburan dan atraksi

yang menarik

- Ongkos wisata yang murah

4 Perguruan Tinggi - Terjaganya lingkungan hidup alami

- Menjadi objek kajian dan penelitian

5 Industri - Wisatawan berkunjung dalam waktu

yang lama

Page 196: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

179

- Wisatawan banyak menghabiskan

untuk berbelanja baik untuk makanan,

minuman, cendera mata, dan pakaian

- Semakin banyak dan meningkatnya

kunjungan wisatawan

7.9.2. Identifikasi dan Formulasi Masalah dalam Sistem Dinamik

Identifikasi masalah merupakan langkah yang

menentukan dalam analisis sistem. Permasalahan dibentuk oleh

pemahaman tentang keterkaitan dan interaksi antara

komponen pembentuk sistem. Model mental tradisional pada

masa lalu hanya menekankan satu atau sekelompok subsistem

secara sekuensial. Keterkaitan dan interaksi antar komponen

tersebut dipandang sebagai suatu proses berurutan dari

masukkan (input) dan keluaran (output) yang membentuk

sebuah model prediktif tentang bagaimana kondisi di masa

akan datang. Hal ini mengarahkan pengembangan suatu

pendekatan terpisah-pisah dari permasalahan, dan seringkali

hanya menekankan pada salah satu entitas.

Sebagaimana telah dibahas pada bagian terdahulu, bahwa

kebutuhan masing-masing stakeholders berbeda-beda

berdasarkan kepentingan atau tujuan masing-masing dapat

diakomodir di dalam suatu model. Sistem dinamik dapat

membantu para pengambil kebijakan dalam menyelesaikan

permasalahan terutama dalam kebutuhan stakeholders.

Kholil dkk. (2014) menyatakan bahwa masalah dalam

sistem dinamik disebabkan oleh struktur internal sistem, bukan

pengaruh luar sistem. Eriyatno (1998) menyatakan bahwa

pendekatan sistem merupakan metode pemecahan masalah

yang dimulai dari identifikasi dan analisis kebutuhan serta

diakhiri dengan sistem operasional yang efektif.

Dalam dunia nyata (real world) pemikiran atau

pendekatan sistem dinamik ini banyak terjadi, antara satu

Page 197: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

180

kejadian dengan kejadian lainnya saling terkait dan tak dapat

dipisahkan. Hubungan antara satu kejadian dengan kejadian

lainnya dapat membuat suatu rangkaian sebab akibat, yang

selanjutnya dapat dibuat berbagai skenario untuk

mengujicobakan sebab akibat tersebut.

Metode sistem dinamik erat hubungannya dengan

pertanyaan-pertanyaan tentang tendensi-tendensi dinamis

sistem yang kompleks. Pola-pola tingkah laku yang

dibangkitkan oleh sistem dengan bertambahnya waktu.

Penggunaan metodologi sistem dinamik lebih ditekankan

kepada tujuan-tujuan peningkatan pemahaman tentang

bagaimana tingkah laku muncul dari struktur kebijakan yang

efektif. Persoalan yang dapat dengan tepat dimodelkan

menggunakan metode sistem dinamik adalah masalah yang

mempunyai sifat dinamis (berubah terhadap waktu) dan

fonomena yang mengandung paling sedikit satu struktur uman

balik (feedback structure).

Sebuah contoh Kasus Waduk Cirata Purwakarta, waduk

tersebut dibangun pada tahun 1988 dengan luas 6000 Ha.

Fungsi utama adalah sebagai penyedia air untuk pembangkit

listrik tenaga air (PLTA) di Kabupaten Purwakarta. Namun

masyarakat sekitar memanfaatkan waduk itu sebagai tempat

budi daya ikan dengan sistem keramba jaring apung (KJA).

Daya tampung ideal hanya 12.000 keramba, namun

berkembang menjadi 53.000 keramba dengan melibatkan tidak

kurang sekitar 50 petani sebagai tenaga kerja. Berdasarkan

kasus tersebut didapatkan hubungan sebab akibat atau causal

loop diagram disajikan pada Gambar 42.

Page 198: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

181

Peran serta

masyarakatPenguatan

kelembagaan

Dukungan

Pemerintah Daerah

Keberlanjutan

fungsi ekonomiUpwelling

Sistem Pengelolaan

KJA

Jumlah KJA

Jumlah Industri dan

aktifitas

masyarakat sekitar

Kualitas Air

Keberlanjutan PLTA

Keberlanjutan

Fungsi EkologiSedimentasi

Sumber : Kholil (2012)

Gambar 42. Diagram sebab akibat (causal loop) pengelolaan

Waduk Cirata Purwakarta

Gambar 42 menunjukkan hubungan sebab akibat tersebut

menggambarkan keterkaitan antar peubah-peubah dalam

menjamin keterlanjutan fungsi ekologis, ekonomi, dan sosial

dari Waduk Cirata. Pengembangan model dinamis cognitive

maping dengan hasil diagram sebab akibat merupakan langkah

yang amat menentukan untuk pengembangan model. Causal

loop diagram dimulai dengan sistem pengelolaan KJA, yang

dipengaruhi dengan peubah dukungan pemda, penguatan

kelembagaan, jumlah industri dan aktivitas masyarakat di

sekitar Waduk Cirata tersebut maka akan mempengaruhi

Page 199: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

182

kualitas air, keberlanjutan PLTA, dan keberlanjutan fungsi

ekologi.

Pertumbuhan

Penduduk

Perubahan

LahanKualitas

lingkungan

Limbah

Industri

Polusi UdaraEkologis

Pemerintah

Perguruan

Tinggi dan

Lembaga

Peneliti

Gambar 43. Diagram sebab akibat (causal loop) pertumbuhan

penduduk, industri, pemerintah, dan perguruan tinggi

Indonesia memiliki jumlah penduduk sekitar 238 juta jiwa

berdasarkan sensus 2010. Hampir semua kota dan kabupaten di

Indonesia memiliki angka pertumbuhan antara 1,4-2 persen per

tahun. Dengan meningkatnya jumlah penduduk pertumbuhan

industri dan kawasan permukiman akan meningkat juga.

Peningkatan industri akan menyebabkan bertambahnya

pencemaran terhadap lingkungan berupa limbah dan polusi

udara dari mesin produksi yang digunakan. Di sisi lain, jumlah

penduduk yang tinggi akan menyebabkan limbah rumah tangga

akan meningkat. Perubahan penggunaan lahan, penurunan

kualitas lingkungan, dan pencemaran udara akan berdapat

Page 200: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

183

terdapat fungsi ekologi. Pada hubungan sebab akibat tersebut,

pemerintah memiliki peran yang sangat penting untuk

menekan pertumbuhan penduduk, regulasi terhadap industri,

dan pengelolaan penggunaan lahan, buangan limbah, dan

perbaikan kualitas lingkungan. Selian itu, perguruan tinggi dan

lembaga penelitian dapat melakukan sosialisasi kepada

masyarakat, menemukan industri ramah lingkungan, dan

pemberi informasi kepada pemerintah. Hubungan sebab akibat

(causal loop) disajikan pada Gambar 43.

Berdasarkan Gambar 43 terdapat empat stakeholders yang

terkait yaitu penduduk, pelaku industri, pemerintah, dan

perguruan tinggi atau lembaga peneliti. Masing-masing

stakeholders memiliki kebutuhan yang berbeda. Dalam

pendekatan sistem dinamik akan berubah dengan perubahan

waktu, maka pemerintah dan perguruan tinggi atau lembaga

peneliti melakukan intervensi dan kebijakan untuk mencegah

atau memperlambat kerusakan lingkungan untuk masa yang

akan datang.

Daulay (2016) dalam penelitiannya menggambarkan

hubungan sebab akibat (causal loop) antara pertumbuhan

penduduk dan kebutuhan lahan sawah. Di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur telah terjadi perubahan lahan sawah menjadi

perkebunan sawit yang dilakukan banyak petani. Perubahan

lahan sawah menjadi perkebunan sawit dapat dilakukan

kebijakan insentif terhadap lahan sawan dan disentif terhadap

perkebunan sawit. Pertumbuhan penduduk akan mendorong

peningkatan kebutuhan konsumsi. Insentif sebagai upaya

mempertahankan lahan sawah banyak dapat dilakukan, antara

lain: kebijakan subsidi pupuk, pengurangan paja lahan

pertanian sawah, kontrol harga gabah, dan lain sebagainya.

Untuk jangka panjang kebijakan ini akan menekan perubahan

lahan sawah menjadi perkebunan sawit.

Page 201: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

184

Pertumbuhan

Penduduk

Populasi

penduduk

Konsumsi Beras

Kebutuhan

Lahan Sawah

Insentif Indeks

Pertanaman

Luas Tanaman

Sawah

Produksi Beras

Sumber : Daulay (2016)

Gambar 44. Diagram sebab akibat (causal loop) penduduk dan

kebutuhan lahan sawah

7.10. Prinsip Dasar Sistem Dinamik

Sistem dinamik dibangun dari dinamika, dinamika dapat

diartikan sebagai perubahan dari nilai suatu variabel sistem

terhadap waktu. Terdapat dua ciri utama yang menonjol dalam

sistem dinamik, yaitu:

1. Adanya hubungan sebab akibat antarvariabel-variabel

yang membangun model dinamis tersebut,

2. Adanya umpan balik sebagai respons atas hubungan sebab

akibat tersebut.

Hubungan sebab akibat merupakan inti dari sistem

dinamik. Berpikir sebab akibat adalah kunci dalam

Page 202: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

185

mengorganisasi ide-ide dalam sistem dinamik. Biasanya yang

khas dari hubungan sebab akibat adalah menggunakan kata

‘menyebabkan’ untuk menjelaskan hubungan antarkomponen di dalam sistem (Purnomo 2011).

Penguapan

Energi

MatahariSebab akibat

Laut

Awan

Hujan

Sungai dan

danau

Umpan Balik

(feedback)

Gambar 45. Prinsip hubungan sebab akibat dan umpan balik

dalam siklus hidrologi

Selain itu, umpan balik juga sangat penting dalam sistem

dinamik karena berpikir sebab akibat saja tidaklah cukup maka

perlu adanya pemikiran lebih komprehensif. Dalam hal ini,

umpan balik berguna untuk mengatur atau mengendalikan

sistem yang berupa sebab akibat yang terlibat dalam sistem

namun dapat mempengaruhi dirinya sendiri. Prinsip hubungan

Page 203: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

186

sebab akibat dan umpan balik disajikan dalam siklus hidrologi

pada Gambar 45.

Selanjutnya, Davidsen (1994) menyatakan bahwa terdapat

empat hal penting yang harus diperhatikan dalam

pengembangan sistem dinamik, yaitu:

1. Sistem atau model dinamis yang dibuat harus benar-benar

merepresentasikan kondisi dunia nyata (real word),

2. Sistem atau model dinamis hanya bersifat spesifik untuk

penyelesaian masalah tertentu saja sehingga tidak dapat

digunakan untuk menyelesaikan masalah yang bersifat

umum,

3. Adanya waktu tunda (time delay) yang menyebabkan

pengaruh perubahan suatu variabel dalam sistem terjadi

dalam selang waktu tertentu, dan

4. Fungsi non linear yang menyebabkan pengaruh variabel

terhadap lainnya dalam sistem yang tidak proporsional.

Jika hubungan sebab akibat dalam suatu sistem dapat

diketahui, maka dapat diketahui juga umpan baliknya dalam

bentuk interaksi antar variabel-variabel yang dibangun dalam

suatu sistem dinamik tersebut. Sehingga dapat diketahui pula

cara pengaruhnya terhadap sistem secara keseluruhan

(Djojamartono dkk., 1983). Tiga aspek penting dalam sistem

dinamik disajikan pada Gambar 46.

Page 204: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

187

Gambar 46. Aspek penting dalam sistem dinamik

7.11. Komputerisasi Model Sistem Dinamik dalam

Pengelolaan Sumber Daya Alam

Melakukan permodelan dalam sistem dinamik

memerlukan perangkat lunak (software). Dengan menggunakan

perangkat lunak secara cepat dapat mengetahui atau melihat

perilaku model (behavior) yang sedang dibuat. Dalam buku ini

perangkat lunak yang digunakan berupa program Powersim.

Powersim merupakan salah satu program yang dapat

digunakan untuk melakukan simulasi suatu model dinamik.

Selain itu, dengan menggunakan program Powersim dapat

menyimulasikan model yang kompleksitas dalam dunia nyata.

Suatu model dinamik adalah kumpulan dari variabel-variabel

yang saling mempengaruhi antar satu dengan lainnya dalam

satu kurun waktu. Setiap variabel berkorespondensi dengan

suatu besaran yang nyata atau besaran yang dibuat sendiri.

Semua variabel tersebut memiliki nilai dan sudah merupakan

bagian dari dirinya.

Berfikir dalam terminologi hubungan sebab akibat

Fokus pada keterkaitan umpan balik di antara komponen sistem

Membuat batasn sistem untuk menentukan komponen yang masuk dan tidak masuk di dalam sistem

Page 205: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

188

Sistem dinamik pertama kali diperkenalkan oleh Jay W.

Forrester pada tahun 1950-an. Jay W. Forrester menggunakan

sistem dinamik pertama kalinya dalam manajemen industri,

namun berkembang dalam merumuskan hukum-hukum ilmiah

yang bersifat universal. Pada awal penggunaan sistem dinamik

mendapat tanggapan dari Club of Rome yang membahas tentang

The Limits of Growth pada tahun 1972. Sistem dinamik sebagai

alat analisis untuk berbagai masalah yang bersifat sistemik,

rumit, dan berubah cepat. Seiring dengan perkembangan

komputer, sistem dinamik dapat mengonstruksikan

permasalahan yang rumit dan kompleks dalam berbagai

disiplin ilmu kedalam dunia nyata dan mudah untuk mengambil

keputusan.

Ilmu lingkungan, geografi, biologi, sosial, ekonomi dan

yang lainnya, merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki

masalah yang kompleks dan berupah oleh waktu. Kompleks dan

berubahnya variabel-variabel yang terkait dalam jangka waktu

lama tidak dapat terjawab dan diselesaikan tanpa

menggunakan pendekatan sistem. Muhammadi, dkk. (2001)

menyatakan bahwa sistem dinamik merupakan sebuah

pendekatan dalam kesisteman yang menyeluruh dan terpadu,

yang mampu menyederhanakan suatu masalah yang rumit

tanpa kehilangan esensi atau unsur utama dari objek yang

menjadi perhatian.

7.11.1. Aplikasi Program Powersim pada Sistem Dinamik

Dalam aplikasi sistem dinamik dapat menggunakan

banyak software, salah satu di antaranya adalah Powersim.

Program Powersim paling banyak digunakan dalam sistem

dinamik disebabkan lebih mudah dalam aplikasinya. Tampilan

awal program Powersim dapat disajikan pada Gambar 47.

Page 206: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

189

Gambar 47. Tampilan awal program Powersim

Tabel 7. Simbol Aplikasi Program Powersim

Simbol Nama Keterangan

LEVEL atau

STOCK

Memory of the

system,

menggambarkan

akumulasi material,

dapat bertambah

atau berkurang

RATE atau

FLOW sebagai

INFLOW

Menggambarkan

proses penambahan

materian per satuan

waktu

RATE atau

FLOW sebagai

OUTFLOW

Menggambarkan

proses pengurangan

material per satuan

waktu

?Level_1

??

Rate_1

Level_1

?

?Level_1

Rate_1

Page 207: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

190

Simbol Nama Keterangan

CONTSANTA

AUXILIARY Variabel yang

digunakan untuk

memperjelas

hubungan antar

variabel lainnya

GRAPH_FUNCTION

FUNGSI

GRAPH atau

FUNGSI

NONLINIER

Fungsi yang

menggambarkan

perilaku nonlinear.

Salah satu

fungsinya adalah

sebagai konverter

dimensi variabel

DELAY_FUNCTION

FUNGSI

DELAY atau

LEVEL

FUNCTION

Menggambarkan

penundaan aliran

material atau

informasi

MATERIAL

FLOW

Menggambarkan

aliran material dari

source atau menuju

sink

INFORMATION

FLOW

Menggambarkan

aliran informasi

dari satu variabel ke

variabel lainnya

DELEYED

INFORMATION

FLOW

Menggambarkan

aliran informasi

yang tertunda dari

satu variabel ke

variabel lainnya

Selain itu, aplikasi program Powersim menggunakan

beberapa simbol atau toolbar. Tabel 4 merupakan simbol yang

paling banyak digunakan dalam aplikasi program Powersim.

Misalnya pada kasus demografi, di mana pada demografi

?

Constant_1

?

Auxiliary_1

Page 208: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

191

penduduk dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan

migrasi. Kelahiran akan menambah jumlah penduduk, kematian

akan menyebabkan pengurangan penduduk. Selain itu, migrasi

terbagi atas dua yakni outmigrasi dan inmigrasi. Outmigrasi

akan menyebabkan pengurangan penduduk akibat adanya

migrasi yang keluar, sedangkan inmigrasi menyebabkan

terjadinya penambahan jumlah penduduk. Hubungan sebab

akibat (causal loop) dapat disajikan pada Gambar 48.

Jumlah

Penduduk

Kelahiran

Inmigrasi

Kematian

outmigrasi

+

+

+

-

Gambar 48. Contoh causal loop pada kasus demografi

Untuk menggambarkan causal loop pada program

Powersim ada beberapa langkah yang akan dilakukan, yaitu:

1. Pilihlah icon , untuk menulis teks sebagai variabel

yang digunakan pada causal loop, dan akan muncul

tampilan pada lembar kerja Powersim.

2. Setelah muncul lembar kerja (Gambar 49), kemudian klik

2x sehingga muncul “define text” (Gambar 50). Setelah muncul define text, lalu ketik teks sesuai dengan causal

loop yang telah dirancang berdasarkan hasil identifikasi

kebutuhan.

A

Page 209: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

192

Gambar 49. Pembuatan teks variabel

Gambar 50. Ikon define text

3. Untuk mengubah bentuk tampilan menjadi lingkaran atau

oval, maka klik “style” menjadi garis dan ikon “shape” menjadi oval atau bentuk lain.

4. Selanjutnya atur posisi kalimat pada ikon “text layout” yakni dengan mengatur orientation, aligmen, dan posision.

5. Bila sudah semua selesai, maka klik Ok. Untuk membuat

variabel yang lain lakukan perbanyak dengan klik Ctrl+C

dan klik paste atau Ctrl+V. Kemudian sesuaikan dengan

variabel pada causal loop.

Page 210: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

193

Gambar 51. Mengubah tampilan pada ikon style dan shape

Bila semua variabel telah selesai diperbanyak sesuai

dengan causal loop, maka pekerjaan selanjutnya melakukan

bentuk hubungan. Terdapat dua bentuk hubungan pada causal

loop, yaitu hubungan positif (+) dan hubungan negatif. Untuk

membentuk hubungan ada beberapa tahapan yang dilakukan,

yaitu:

1. Klik ikon , akan muncul garis pada layar, dan tarik

garis menghubungkan antar variabel pada causal loop

seperti disajikan pada Gambar 52.

Gambar 52. Garis penghubung antar variabel untuk membentuk

causal loop

Page 211: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

194

2. Selanjutnya, klik 2 kali pada garis yang telah terbentuk,

dan akan muncul “define line”, pilih Arrow Heads dan

pada shape pilih Curved Line.

Gambar 53. Editing garis pada difine line

3. Untuk menentukan bentuk hubungan positif atau negatif

pada causal loop, maka klik “Head Label”. Setelah muncul kotak dialog pada head label, maka ketik tanda (+) untuk

hubungan positif dan tanda (-) untuk bentuk hubungan

negatif.

4. Kalau sudah sesuai, maka klik OK.

Gambar 54. Hasil pengeditan garis pada define line

Page 212: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

195

5. Pada lembaran kerja akan muncul seperti pada Gambar

54. Untuk membentuk lengkungan maka tarik garis ke

arah lengkungan yang diinginkan seperti pada Gambar 55.

KelahiranJumlah

Penduduk

+

Gambar 55. Membentuk lengkungan dalam pembuatan

hubungan causal loop

6. Lakukan langkah yang sama sampai membentuk

hubungan causal loop yang sesuai dengan tujuan

penelitian seperti yang disajikan pada Gambar 56.

Gambar 56. Causal loop variabel jumlah penduduk

dengan kelahiran

Causal loop yang telah terbentuk, maka pekerjaan

selanjutnya adalah membentuk struktur sistem dinamik. Untuk

Page 213: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

196

membentuk struktur dalam sistem dinamik harus memahami

bentuk hubungan (causal loop). Misalnya pada jumlah

penduduk akan bertambah apabila jumlah kelahiran bertambah

(meningkat). Jumlah penduduk merupakan “stock atau level” yang dilambangkan dengan.

Dalam pembuatan struktur pada sistem dinamik dengan

menggunakan program Powersim, terdapat beberapa langkah

yang dilakukan, yaitu:

1. Klik rate atau flow sebagai interflow, maka akan muncul

pada lembar kerja Powersim akan muncul seperti

ditunjukkan pada Gambar 57.

Gambar 57. Rate atau flow sebagai interflow

2. Kemudian klik stok atau level untuk jumlah penduduk,

dan auxelery untuk kelahiran. Gambar 58 menunjukkan

hubungan antara level dan auxelery.

3. Tarik garis hubungan antara level dengan auxelery dengan

cara klik ikon

Page 214: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

197

Garis ditarik dari level menuju auxelery, seperti

ditunjukkan pada Gambar 58.

Gambar 58. Hubungan level dan auxelery pada struktur

sistem dinamik

4. Klik 2 x pada stock atau level jumlah penduduk, maka

akan muncul “Define Variable” seperti yang disajikan pada Gambar 59.

Gambar 59. Define variable

Page 215: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

198

5. Stelah muncul kota dialog Define Variable, maka tentukan

Unit of Measure. Misalnya jumlah penduduk unitnya

adalah jiwa. Kemudian tentukan Definition dengan

memasukkan jumlah penduduk. Dan pada Documentation

isilah keterangan dari lavel (misalnya Penduduk Kota

Padang). Setelah semua terisikan maka klik Ok, dan

apabila data dimasukan benar maka pada Level akan

terjadi perubahan seperti yang tampak pada Gambar 60.

?

Jumlah_Penduduk

Berubah

MenjadiJumlah_Penduduk

Gambar 60. Perubahan pada kota level sebagai indikator

data benar

6. Untuk membuat contanta klik , maka letakan pada

worksheet dan beri nama “angka kelahiran”.

Gambar 61. Pembuatan constanta

Page 216: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

199

7. Setelah constanta terbentuk, maka klik 2 x pada constanta.

Pada lembar worksheet muncul “Define Variable”, setelah muncul kota dialog maka isilah Unit of Measure (misalnya

persen).

8. Selanjutnya, masukan nilai constanta pada Definition

(misalnya 0.025). Setelah itu, isikan Documentation

dengan contoh angka pertumbuhan penduduk Kota

Padang (Gambar 62). Klik Ok bila data sudah dimasukan

secara benar.

Gambar 62. Difine variable constanta

9. Untuk menentukan nilai auxelery, maka klik 2 kali pada

auxelery dan akan muncul kotak “Define Variable”. Setelah muncul difine variable maka klik pada level jumlah

penduduk dan constanta angka pertumbuhan penduduk.

Kalau sudah, klik Ok.

7.12. Simulasi Model

Simulasi model merupakan tahapan pada sistem dinamik

yang berfungsi untuk melihat dan menguji model. Suatu model

Page 217: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

200

dapat dikatakan benar bila model yang dihasilkan dapat

menggambarkan model yang sesuai dengan bentuk sebenarnya.

Jika suatu model yang dihasilkan tidak sesuai dengan kondisi

sebenarnya, maka ada kesalahan dalam pembuatan model.

Dalam sistem dinamik model yang dihasilkan dapat dalam

bentuk grafik dan dalam bentuk tabel. Untuk menyimulasikan

model pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dalam beberapa

tahap, antara lain:

1. Klik ikon graf pada tool bar, dan arahkan ke worksheet.

Untuk memunculkan indikator jumlah penduduk pada

grafik, maka klik pada level sampai warna hitam dan tarik

ke grafik. Gambar 63 disajikan pembuatan grafik untuk

simulasi jumlah penduduk.

Gambar 63. Pembuatan grafik simulasi

2. Setelah grafik terbentuk seperti Gambar 63. Langkah

selanjutnya edit terhadap tahun awal dan tahun akhir

yang akan disimulasikan. Klik “simulate” dan pilih simulation setup dan akan muncul kotak dialog seperti

Page 218: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

201

pada Gambar 64. Pada simulation setup lakukan

pengaturan pada start time untuk waktu awal simulasi

dan stop time untuk akhir waktu simulasi. Bila semua

sudah terisi maka klik OK.

3. Untuk menyimulasikan dapat diklik pada simulate pilih

run, maka akan muncul grafik pada pertumbuhan

penduduk.

Gambar 64. Setup simulasi

Gambar 65. Grafik simulasi

Page 219: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

202

4. Simulasi tidak hanya dapat disajikan dalam bentuk grafik

saja, namun dapat juga disajikan dalam bentuk tabel.

Untuk menyimulasikan dalam bentuk tabel maka pilih

tabel pada tool bar, dan letakan tabel pada worksheet.

5. Untuk memunculkan jumlah penduduk dan kelahiran,

maka dapat diklaim jumlah penduduk dan tarik kedalam

tabel. Gambar 66 disajikan tabel simulasi jumlah

penduduk.

Gambar 66. Simulasi grafik dan tabel

7.13. Fungsi-Fungsi dalam Simulasi

7.13.1. Fungsi Graph

Fungsi graph digunakan pada data-data yang tidak linear,

misalnya angka kelahiran. Angka kelahiran penduduk pada

suatu wilayah tidak selalu sama setiap tahunnya, bias

meningkat atau sebaliknya akan mengalami penurunan. Untuk

menggunakan fungsi graph dapat dilakukan beberapa tahapan,

yaitu:

Page 220: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

203

1. Klik constansta angka kelahiran, dan akan muncul kota

define variable. Setelah muncul pilih Graph sampai muncul

kota dialog Edit Graph/Vector (Gambar 67).

Gambar 67. Fungsi graph

2. Misalnya kita asumsikan pada tahun 2020-2024 terjadi

perubahan angka kelahiran penduduk yang tidak linear.

Kemudian pasca 2024 angka pertumbuhan kelahiran

kembali seperti sebelum tahun 2020.

Gambar 68. Edit graph/vector

Page 221: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

204

3. Pada edit graph/vector atur waktu mulai X-Axis Min

menjadi 2020 dan Step 1. Pada Y atur menjadi nilai

sebelum tahun 2020. Artinya setelah tahun 2024 angka

kelahiran normal seperti tahun 2020. Gambar 69 dapat

disajikan persentase angka kelahiran penduduk.

Gambar 69. Angka kelahiran pada simulasi fungsi graph

4. Berdasarkan fungsi graph yang telah diinputkan, maka

pada grafik jumlah penduduk dapat dilihat perubahan

yang terjadi antara tahun 2020-2024. Gambar 70

disajikan simulasi perubahan grafik jumlah penduduk

akibat fungsi graph.

Gambar 70. Jumlah penduduk akibat fungsi graph

Page 222: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

205

7.13.2. Fungsi If

Fungsi If dapat digunakan untuk menggambarkan suatu

kondisi untuk kepentingan atau intervensi kebijakan. Misal

pemerintah melakukan intervensi kebijakan KB pada tahun

tertentu. Untuk fungsi if dapat dilakukan dalam beberapa

langkah, antara lain:

1. Klik auxelery kelahiran maka akan muncul define variable.

Setelah muncul kotak dialog, maka pilih indikator

functions, kemudian cari IF dan klik.

2. Pada indikator definition akan muncul kata:

IF(«Condition», «Value1», «Value2»)

3. Contoh, pada tahun 2017-2020 angka pertumbuhan

penduduk sebesar 7 persen. Setelah tahun 2020 ada

kebijakan pemerintah untuk menekan menjadi 4 persen.

Maka dapat dimasukan pada definition sebagai berikut:

IF(Time<= 2020, Angka_kelihiran*Jumlah_Penduduk,

0.04* Jumlah_ Penduduk)

Gambar 71. Fungsi if pada pertumbuhan penduduk

Page 223: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

206

4. Berdasarkan input fungsi if dengan data yang telah ada

maka dapat disajikan simulasi jumlah penduduk jika pada

tahun 2025 -2030 terjadi penurunan angka kelahiran

sebesar 4 persen (Gambar 63).

Gambar 72. Simulasi jumlah penduduk dengan fungsi if

5. Selain itu, pada kelahiran simulasi fungsi if dapat

disajikan pada Gambar 72. Pada grafik kelahiran tampak

sekali perbedaan antara jumlah kelahiran sebelum adanya

intervensi dengan setelah adanya intervensi kebijakan

pemerintah.

Gambar 73. Simulasi fungsi if pada kelahiran

Page 224: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

207

6. Untuk membandingkan antara kondisi realitas dan kondisi

intervensi kebijakan pemerintah dapat disajikan

perbandingan keduanya pada Gambar 74.

Gambar 74. Grafik perbandingan antara tanpa adanya

intervensi (a) dengan adanya intervensi pemerintah (b) dalam

penurunan angka kelahiran

7.13.3. Fungsi Step

Fungsi step digunakan untuk menggambarkan perubahan

pada konstanta pada suatu waktu. Misalnya pada suatu wilayah

atau desa banyak terjadi kawin atau angka perkawinan

meningkat, artinya pada satu satuan berikutnya akan terjadi

peningkatan angka kelahiran. Untuk menggambarkan keadaan

tersebut dapat digunakan fungsi step. Langka-langkah yang

digunakan dalam aplikasi fungsi step adalah:

1. Klik pada auxelery sampai muncul define variable. Pada

define variable klik fungsi step pada functions. Pada

definition akan muncul fungsi step.

Page 225: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

208

Gambar 75. Fungsi Step

2. Masukan logika fungsi step di mana pada tahun 2024 akan

terjadi peningkatan kelahiran sebesar 15 persen.

“Angka_Kelahiran*Jumlah_Penduduk+STEP(0.15*Jumlah_Penduduk, 2024)”

Gambar 76. Input fungsi Step

Page 226: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

209

3. Bila input benar, maka klik ok dan akan terjadi perubahan

pada auxelery seperti disajikan pada Gambar 77.

Gambar 77. Perubahan pada auxelery bila fungsi Step

diinputkan dengan benar

4. Hasil simulasi dapat disajikan pada Gambar 69. Hal ini

dapat ditunjukkan bahwa pada awal tahun pertumbuhan

penduduk sebesar 7 persen, namun pada tahun 2024

terjadi lonjakan menjadi 15 persen. Sehingga terjadi

kenaikan grafik.

Gambar 78. Simulasi fungsi step pada jumlah penduduk dan

kelahiran

Page 227: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

210

BAB VIII

PENATAAN PEMANFAATAN LAHAN

BERKELANJUTAN

Pertumbuhan penduduk yang pesat akan mendorong

perubahan penggunaan lahan antara lain untuk tempat tinggal

dan fasilitas pembangunan. Luas daratan permukaan bumi

relatif tetap sedangkan kebutuhan manusia akan ruang tempat

tinggal terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah

penduduk. Jumlah penduduk dunia saat ini sekitar 7,045 miliar

dan sekitar 6 % di antaranya merupakan penduduk Indonesia.

Angka pertumbuhan penduduk Indonesia periode 1950-2010

yakni sekitar 1,4–2,6 % per tahun. Peningkatan pertumbuhan

penduduk dari waktu ke waktu berdampak terhadap

peningkatan pembangunan. Pembangunan yang pesat telah

menyebabkan perubahan pola penggunaan lahan. Fenomena

tersebut umumnya terjadi pada wilayah perkotaan, di mana

perubahan penggunaan lahan berlangsung dengan sangat

dinamis. Perubahan penggunaan lahan akibat pengembangan

permukiman yang tidak terkendali berdampak terhadap

menurunnya kualitas lingkungan.

Dinamika perubahan penggunaan lahan untuk

permukiman dipengaruhi oleh pergerakan manusia dalam

membangun permukiman serta pindahnya fungsi-fungsi

wilayah, seperti pendidikan, industri, perdagangan, dan lain

sebagainya. Selanjutnya, pesatnya pembangunan akan

menyebabkan perubahan pola penggunaan lahan, di mana

ruang terbangun semakin mendominasi dan mendesak ruang-

ruang alami untuk berubah fungsi. Selain itu, perubahan pola

Page 228: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

211

penggunaan lahan mengakibatkan terjadinya fluktuasi daya

dukung sumber daya lahan, sehingga menimbulkan terjadinya

bencana tanah longsor (landslide). Tanah longsor pada

hakikatnya disebabkan oleh ketidakmampuan tanah menahan

beban di atasnya karena tanah sudah mengalami degradasi

sifat-sifat tanah.

Faktor penyebab terjadinya bencana longsor secara umum

dapat dibedakan atas 3, yakni: (1) kondisi alam yang bersifat

statis, seperti kondisi geografi, topografi, dan karakteristik

sungai, (2) peristiwa alam yang bersifat dinamis, seperti

perubahan iklim global, pasang-surut, land subsidence,

sedimentasi, dan sebagainya, serta (3) aktivitas sosial-ekonomi

manusia yang sangat dinamis, seperti deforestasi

(penggundulan hutan), konversi lahan pada kawasan lindung,

pemanfaatan sempadan sungai/saluran untuk perumahan,

pemanfaatan wilayah retensi banjir, perilaku masyarakat,

keterbatasan prasarana dan sarana pengendali banjir dan

sebagainya. Bencana longsor dan banjir yang terjadi

belakangan ini banyak menimbulkan korban jiwa dan kerugian

harta benda yang besar. Selain itu, menyisakan pula berbagai

permasalahan, seperti: (1) menurunnya tingkat kesehatan

masyarakat akibat penyebaran wabah penyakit menular

(waterborne diseases), (2) munculnya berbagai kerawanan

sosial, dan (3) menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Longsor merupakan suatu fenomena alam yang selalu

berhubungan dengan datangnya musim hujan, terjadi secara

tiba-tiba dalam waktu yang relatif singkat pada suatu tempat

tertentu dengan tingkat kerusakan yang sangat berat, bahkan

kehilangan nyawa penduduk yang bermukim di sekitarnya.

Bencana longsor selain diakibatkan oleh karakteristik wilayah,

juga disebabkan oleh aktivitas manusia dalam hal pemenuhan

kebutuhannya tanpa memperhatikan keberlanjutan dari sumber

Page 229: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

212

daya alam. Dewasa ini, bencana tanah longsor sering terjadi

dan menghancurkan permukiman serta sarana dan prasarana

lainnya. Hal ini menimbulkan kerugian harta dan jiwa

penduduk yang bermukim pada daerah tersebut, sehingga perlu

penataan kembali permukiman penduduk ke kawasan yang

bebas longsor.

Pertumbuhan penduduk dunia saat ini mengalami

peningkatan setiap tahunnya dan membutuhkan periode waktu

yang semakin pendek. Semakin cepatnya pertumbuhan

penduduk dunia berdampak terhadap peningkatan kebutuhan

lahan, khususnya untuk pengembangan kawasan permukiman

dan kawasan pertanian. Keterbatasan ruang permukaan bumi

untuk mendukung kebutuhan lahan untuk permukiman

berdampak terhadap pemanfaatan lahan yang tidak sesuai

dengan peruntukkannya. Kabupaten sekitar Gunung Sinabung

memiliki angka pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,3

persen per tahun. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

meningkatkan kebutuhan lahan untuk kawasan permukiman

dan pertanian. Sedangkan karakteristik fisik wilayah kawasan

sekitar Gunung Sinabung memiliki banyak faktor pembatas

(limiting factor) untuk dapat dimanfaatkan untuk kawasan

permukiman dan pertanian, yaitu: a) morfologi yang relatif

curam, b) sekitar 70 persen merupakan kawasan hutan primer,

dan c) rawan bencana longsor dan letusan gunung.

Gunung Sinabung terdapat pada Kabupaten Karo Provinsi

Sumatera Utara. Secara administrasi terdapat sebelas

kecamatan yang mengelilingi dan sebagai wilayah terdampak

letusan Gunung Sinabung. Tiga wilayah yang terdampak

terparah yakni Namanteran, Tiganderket, dan Payung. Lokasi

penelitian disajikan pada Gambar 79.

Page 230: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

213

Gambar 79. Administrasi Gunung Sinabung

Wilayah studi memiliki topografi relatif kasar dengan

titik elevasi tertinggi yakni Gunung Sinabung. Sebagian besar

wilayah berdasarkan kemiringan lereng dapat dikategorikan

pada agak curam sampai curam. Berdasarkan jenis tanah

terdapat empat tipe tanah menurut USDA (1971) yakni entisol,

inceptisol, oxisol, dan ultisol. Sebagian besar jenis tanah

merupakan jenis tanah Ultisol. Jenis tanah Ultisol ini memiliki

lapisan solum tanah yang agak tebal, yaitu 90-180 cm dengan

batas-batas antara horizon yang nyata. Warna tanah ini

kemerah-merahan hingga kuning atau kekuning-kuningan.

Struktur B horizonnya adalah gumpak, sedangkan teksturnya

dari lempung berpasir hingga liat sedangkan kebanyakannya

adalah lempung berliat. Konsistensinya adalah gembur di

bagian atas (top soil) dan teguh di bagian lapisan bawah tanah

(sub soil).

Page 231: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

214

Gambar 80. Peta kontur wilayah penelitian

Selain tanah ultisol, pada lereng Gunung Sinabung

terdapat juga tipe tanah inceptisol. Tanah yang termasuk ordo

inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang

daripada entisol. Kata inceptisol berasal dari kata inceptum

yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horizon

kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga

kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem

klasifikasi lama adalah termasuk tanah aluvial, andosol,

regosol, gleihumus. Beberapa faktor yang mempengaruhi

pembentukan inceptisol, yaitu: 1) bahan induk yang sangat

resistan; 2) posisi dalam landscape yang ekstrem yaitu daerah

curam atau lembah; dan 3) permukaan geomorfologi yang

muda, sehingga pembentukan tanah belum lanjut.

Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung berdampak positif

terhadap pertanian masyarakat. Abu vulkanik pasca letusan

Page 232: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

215

gunung api menyebabkan tanah menjadi semakin subur.

Pemanfaatan lahan oleh masyarkat sekitar gunung api

digunakan untuk kawasan perkebunan dan kebun campuran.

Masyarakat memanfaatkan lahan pertanian untuk tanaman

jagung, karet, kopi dan tanaman palawija lainnya.

Gambar 81. Aktivitas pertanian pascaletusan Gunung Sinabung

Gambar 82. disajikan zona bahaya letusan Gunung

Sinabung. Berdasarkan hasil analisis terdapat tiga desa yang

memiliki tingkat bahaya tinggi, yakni: Namanteran,

Tiganderket, dan Payung. Selanjutnya bahwa dampak letusan

gunung Sinabung sebagian besar pada areal perkebunan dan

kebun campuran. Endapan sedimentasi dari abu vulkanik

terbawa oleh aliran sungai, dan endapan ini berdampak

terhadap pertanian sawah dan perikanan masyarakat.

Page 233: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

216

Gambar 82. Zonasi bahaya Gunung Sinabung

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang

memiliki banyak fungsi penting dalam ekosistem, yakni: media

pertumbuhan tanaman, habitat organisme tanah, dan filterisasi

air tanah. Karena tanah merupakan sumber daya alam yang

sangat berperang penting dalam keberlanjutan kehidupan

ekosistem, maka dituntut kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Pentingnya pengelolaan tanah sebagai sumber daya, karena

tanah atau lahan termasuk sumber daya alam yang tak dapat

diperbaharui (non renewable), jadi kalau tanah mengalami

degradasi makan akan sulit untuk dipulihkan.

Proses pertumbuhan wilayah dipengaruhi oleh berbagai

faktor baik yang bersifat internal maupun eksternal. Faktor

internal yang mendorong pertumbuhan wilayah adalah

pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan perdagangan.

Selanjutnya bahwa pertumbuhan wilayah yang pesat

Page 234: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

217

menyebabkan perubahan pola penggunaan lahan, di mana

ruang terbangun semakin mendominasi dan mendesak ruang-

ruang alami untuk berubah fungsi. Perubahan pola penggunaan

lahan mengakibatkan terjadinya fluktuasi daya dukung sumber

daya lahan, sehingga menimbulkan terjadinya bencana alam.

Penelitian Umar, et al. (2017) di Kabupaten Tanah Datar

terdapat sebesar 28,2 persen merupakan kawasan sangat

rawan bencana longsor.

Klasifikasi kemampuan lahan adalah klasifikasi lahan

yang dilakukan dengan metode faktor penghambat. Dengan

metode ini setiap kualitas lahan atau sifat-sifat lahan diurutkan

dari yang terbaik sampai yang terburuk atau dari yang paling

kecil hambatan atau ancamannya sampai yang terbesar.

Kemudian disusun tabel kriteria untuk setiap kelas;

penghambat yang terkecil untuk kelas yang terbaik dan

berurutan semakin besar hambatan semakin rendah kelasnya.

Sistem klasifikasi kemampuan lahan yang banyak dipakai

di Indonesia dikemukakan oleh Hockensmith dan Steele (1943).

Menurut sistem ini lahan dikelompokkan dalam tiga kategori

umum yaitu Kelas, Subkelas dan Satuan Kemampuan (capability

units) atau Satuan pengelompokan (management unit).

Pengelompokan di dalam kelas didasarkan atas intensitas

faktor penghambat. Jadi kelas kemampuan adalah kelompok

unit lahan yang memiliki tingkat pembatas atau penghambat

(degree of limitation) yang sama jika digunakan untuk

pertanian yang umum (Sys, et al., 1991). Tanah dikelompokkan

dalam delapan kelas yang ditandai dengan huruf Romawi dari I

sampai VIII. Ancaman kerusakan atau hambatan meningkat

berturut-turut dari Kelas I sampai kelas VIII.

Tanah pada kelas I sampai IV dengan pengelolaan yang

baik mampu menghasilkan dan sesuai untuk berbagai

penggunaan seperti untuk penanaman tanaman pertanian

Page 235: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

218

umumnya (tanaman semusim dan setahun), rumput untuk

pakan ternak, padang rumput atau hutan. Tanah pada Kelas V,

VI, dan VII sesuai untuk padang rumput, tanaman pohon-

pohonan atau vegetasi alami. Dalam beberapa hal tanah Kelas V

dan VI dapat menghasilkan dan menguntungkan untuk

beberapa jenis tanaman tertentu seperti buah-buahan, tanaman

hias atau bunga-bungaan dan bahkan jenis sayuran bernilai

tinggi dengan pengelolaan dan tindakan konservasi tanah dan

air yang baik. Tanah dalam lahan Kelas VIII sebaiknya

dibiarkan dalam keadaan alami.

Gambar 83. Peta kemampuan lahan pada lereng Gunung Marapi

Hasil pemetaan kelas kemampuan lahan dilereng Gunung

Marapi menunjukkan bahwa sekitar 45 persen kawasan

Page 236: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

219

tersebut masuk dalam kelas V-VIII, sedangkan sisanya sebesar

55 persen masuk dalam kelas I-IV (Gambar 83). Analisis

kemampuan lahan merupakan upaya yang dilakukan untuk

mengetahui potensi suatu lahan. Dari analisis ini akan

didapatkan penilaian terhadap potensi lahan yang nantinya

akan menjadi acuan untuk menentukan pengelolaan dan

pemanfaatan lahan yang benar. Selain itu, analisis kemampuan

lahan juga dapat digunakan untuk mendukung proses dalam

penyusunan rencana penggunaan lahan di suatu wilayah.

Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 837/Kpts/Um/

11/1980 dan No. 683/Kpts/Um/8/1981 tentang kriteria dan tata

cara penetapan hutan lindung dan hutan produksi, terdapat tiga

faktor yang mempengaruhi kriteria penetapan fungsi lahan

yang dinilai sebagai penentu kemampuan lahan, yaitu: lereng,

curah hujan, jenis tanah, geologi, dan penggunaan lahan.

Kemampuan lahan di-overlay-kan dengan indeks bahaya

letusan gunung Marapi, maka dapat disimpulkan bahwa

kawasan yang kemampuan lahan kelas V sampai kelas VIII

memiliki tingkat bahaya yang tinggi dan tidak diperuntukkan

untuk kegiatan budidaya dan kawasan permukiman. Pada zona

yang relatif bahaya tinggi diperuntukkan untuk kawasan hutan

lindung dan tanaman hortikultura. Artinya wilayah pada lereng

Gunung Marapi jika terjadi bencana alam tidak akan

menimbulkan risiko korban jiwa dan kerugian arta benda yang

berarti bagi kehidupan masyarakat. Selanjutnya, wilayah yang

memiliki tingkat bahaya rendah berada pada kemampuan lahan

kelas I sampai kelas IV. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

Gambar 84.

Page 237: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

220

Gambar 84. Peta kemampuan lahan dan bahaya bencana pada

lereng Gunung Marapi

Pemanfaatan lahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia, karena lahan yang tersedia untuk dapat menampung

kebutuhan manusia bersifat terbatas. Keterbatasan lahan yang

dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia menyebabkan

terjadinya konflik antar pengguna lahan. Selain itu,

pertambahan jumlah penduduk menyebabkan manusia

memanfaatkan sumber daya alam tanpa memperhatikan

kemampuan dan daya dukung lingkungan. Sebagai akibatnya

terjadinya penurunan kualitas lingkungan dan bencana alam.

Kemampuan lahan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor,

antara lain; bentuk lahan, hidrologi, iklim dan penggunaan

lahan. Kelas kemampuan lahan didasarkan pada intensitas

faktor pembatas (limiting factor). Hal ini dapat diartikan

semakin banyak faktor pembatas maka semakin rendah kelas

Page 238: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

221

kemampuan lahan. Karakteristik Lereng Gunung Marapi

memiliki beberapa karakteristik sebagai faktor pembatas,

yaitu: a) sekitar 70 persen merupakan wilayah dengan

kelerengan curam sampai dengan terjal; b) intensitas curah

hujan relatif tinggi yakni rata-rata 3000 mm/tahun; c) jenis

tanah yang peka terhadap erosi; dan d) perilaku masyarakat

dalam pemanfaatan lahan.

Prioritas pengembangan kawasan pada lereng gunung

Marapi pada dasarnya sudah sesuai dengan kemampuan dan

daya dukung lahan. Pada saat ini, pengebangan pemanfaatan

lahan masih berada pada kelas I sampai kelas IV dan berada

pada zona bahaya sedang sampai bahaya rendah. Namun

dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 1,6 persen per

tahun pada wilayah penelitian ke depan akan menuntut untuk

perluasan kebutuhan lahan baik untuk aktivitas pertanian

maupun untuk kawasan permukiman. Hal ini dirorong karena

terbatasnya lahan yang dapat dimanfaatkan di wilayah

penelitian, baik disebabkan faktor lereng maupun faktor risiko

bencana letusan Gunung Marapi.

Selanjutnya, bencana banjir merupakan bencana yang

paling sering terjadi dibanyak wilayah di Indonesia. Sekitar 30

persen kejadi bencana alam yang terjadi merupakan bencana

yang disebabkan oleh bencana banjir. Selain itu, diperkirakan

pada tahun 2030 sekitar setengah dari kehidupan planet buni

akan merasakan dampak dari bencana banjir, sehingga

dibutuhkan solusi untuk mitigasi masa depan. Peningkatan

kejadian bencana banjir sangat terkait dengan fenomena

perubahan iklim. Peningkatan suhu permukaan bumi

mendorong percepatan siklus hidrologi, sehingga curah hujan

berlansung lebih lama dan terdistribusi secara merata.

Sehingga menuntuk upaya mitigasi dalam penataan wilayah

rawan banjir.

Page 239: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

222

Pembauatan peta zona rawan bencana merupakan salahan

satu bentuk mitigasi yang dilakukan secara non struktural.

Gambar 85 merupakan zonasi rawan banjir DAS Pasaman, hasil

analisis menunjukkan bahwa sekitar 25 persen merupakan zona

bahaya tinggi, 30 persen merupakan bahaya sedang, dan

sisanya sebesar 40 persen merupakan bahaya rendah. Kawasan

yang memiliki kerawan tinggi dimanfaatakan untuk

permukiman, perkebunan, sawah, dan kebun campuran.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi mendorong pergerakan

manusia untuk berpindah dan menempati kawasan berisiko

terhadap bencana. Hal ini disebabkan keterbatasan lahan yang

dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup

manusia. Selain itu, faktor nilai ekonomi lahan yang lebih

rendah menyebabkan mamaksa banyak orang untuk tinggal

pada kawasan rawan bencana.

Gambar 85. Zona rawan banjir daerah aliran sungai Pasaman

Page 240: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

223

Penataan DAS Pasaman memiliki permasalahan yang

kompleksitas dan melibatkan banyak stakeholder yang terkait.

Upaya yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah yang

komplek dapat dianalisis dengan pendekatan ISM (Eriyatno dan

Larasati 2013, Umar 2018). Hasil analisis arahan kebijakan

penataan DAS Pasaman terdapat satu elemen yakni elemen E8

(pengerukan sedimen sungai) yang masuk pada kuadran

independen. Elemen independen merupakan elemen yang

memiliki driver power /pendorong yang besar dan dependence

(ketergantungan) yang kecil terhadap elemen lain. Elemen yang

masuk pada kuadran independen merupakan elemen kunci dan

memiliki pengaruh yang besar terhadap elemen lainnya. Hasil

identifikasi masalah penataan ruang yang akan dijadikan

sebagai arahan kebijakan penataan DAS Pasaman terdapat

delapan elemen, yaitu:

E1. Konservasi dan reboisasi bagian upper DAS

E2. Pembuatan bendungan dan situ (penampungan air

sementara)

E3. Perluasan dan perbaikan sistem drainase

E4. Pembuatan bio pori dan sumur resapan

E5. Regulasi pemanfaatan ruang (30%)

E6. Peningkatan sosialisasi kebencanaan

E7. Normalisasi aliran sungai

E8. Pengerukan sedimen sungai

Selanjutnya, hasil penelitian arahan kebijakan penataan

DAS Pasaman terdapat enam elemen yang masuk pada kuadran

lingkage. Elemen yang masuk pada kuadran tersebut memiliki

faktor pendorong yang besar dan kergantungan yang besar.

Selain itu terdapat satu elemen pada kuadran dependen, yakni

elemen E2 (pembuatan bendungandan situ/embung). Elemen

kuadran dependen merupakan elemen yang memiliki faktor

pendorong yang rendah dan ketergantungan yang tinggi

Page 241: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

224

terhadap elemen lain. Gambar 86 disajikan grafik hubungan

driver power dengan dependence pada arahan kebijakan

penataan DAS Pasaman.

Gambar 86. Grafik hubungan driver power dengan dependence

Gambar 87. Struktur arahan kebijakan penataan DAS Pasaman

Gambar 87 merupakan struktur arahan kebijakan

penataan DAS Pasaman. Dengan menggunakan pendekatan ISM

terdapat lima prioritas kebijakan. Sebagai arahan kebijakan

utama untuk penataan DAS Pasaman adalah pengerukan

sedimen sungai (E5). Selain itu, tahapan yang kedua sebagai

upaya mengurangi risiko bencana yakni usaha konservasi dan

reboisasi pada hulu sungai serta melakukan sosialisasi untuk

meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi

bencana.

Page 242: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

225

DAFTAR PUSTAKA

(USDA) United States Departement of Agriculture, 2012. Na-

tional Best Management Practices for Water Quality

Manage-ment on National Forest System Lands. Volume

1: National Core Technical Guide. Forest Services United

States Departe-mentof Agriculture, Washington DC.

A. Manzella, Geothermal energy, Institute of Geosciences and

Earth Resources-Pisa, Italy, EPJ Web of Conferences 148,

2017.

Adrian Rizki Sinuhaji, Yudha Herlambang. Characterizing

Unggaran Geothermal Resource Potential in Central Java:

Application of Gedongsongo Manifestations Evaluation.

KnE Energy, Volume 2 (2015) 1-7.

Agie S. Gizawi, Su Ritohardoyo, Eko Haryono. Kajian Ekologi

Bentanglahan dan Persepsi Masyarakat terhadap

Rencana Eksplorasi Panas Bumi, Fakultas Geografi UGM.

Majalah Geografi Indonesia Vol. 31, No.1, Maret 2017 (1-

11).

Agus Sugiyono. 1998. Kendali Sistem Energi Untuk Pertanian

Rumah Kaca.

Ahmadi, M. A., & Chen, Z. 2019. Comparison of machine

learning methods for estimating permeability and

porosity of oil reservoirs via petro-physical logs.

Petroleum, 5(3), 271-284.

Alahmer, A., Wang, X., & Alam, K. C. A. 2020. Dynamic and

Economic Investigation of a Solar Thermal-Driven Two-

Bed Adsorption Chiller under Perth Climatic Conditions.

Energies (19961073), 13(4), 1005.

Page 243: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

226

Alanda Idral, Dedi Kusnadi, Ario Mustang, Adang Muchlis,

Penyelidikan Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika di

Daerah Panas Bumi Bukit Kili Solok, Sumatera Barat:

Potensi Pemanfaatan dan Kendalanya. Kolokium Hasil

Lapangan–DIM, 2005.

Albarbar, A., & Arar, A. 2019. Performance Assessment and

Improvement of Central Receivers Used for Solar

Thermal Plants. Energies (19961073), 12(16), 3079.

Alfa Firdaus, Ambiya Pietoyo, Teknik Industri Universitas

Mercu Buana Jakarta. Analisis Kelayakan Pembangunan

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Studi Kasus:

Kamojang Jawa Barat, Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI

Edisi 1–ISSN 2085‐5869. Amiri, B. J., Nakane K. 2009. Modeling the linkage between

river water quality and landscape metrics in the chugoku

district of Japan. Springer, Water Resour. Manage. 23,

pp. 931–956.

Andiesta El Fandari, Arif Daryanto, Gendut Suprayitno.

Pengembangan Energi Panas Bumi yang Berkelanjutan.

Jurnal Ilmiah Semesta Teknika Vol. 17, No.1, 68-82, Mei

2014.

Anggi Erliza, dkk. 2019. Identifikasi Pencemaran Air di

Sepanjang Aliran Sungai Utama DAS Batang Arau Kota

Padang. Jurnal Kapita Selekta Geografi Vol 2 No. 5.

Anhwange, B. A., Agbaji E. B., Gimba E. C. 2012. Impact

assessment of human activities and seasonal variation

on River Benue, within Makurdi Metropolis.

International Journal of Science and Technology 2(5), pp.

248-254.

Anshar, A. 2017. Penguasaan Negara Atas Migas Sebagai Wujud

Kedaulatan Atas Sumber daya Alam Dalam Perspektif

Page 244: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

227

Hukum Internasional Kontemporer. Jurnal IUS Kajian

Hukum dan Keadilan, 5(2), 163-176.

Anwar, A dan E. Rustiadi, 2000, Masalah Pengelolaan Sumber

daya Alam dan Kebijaksanaan Ekonomi bagi Pengendalian

Terhadap Kerusakannya. Lokakarya Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pengelolaan Sumber

daya Alam. PEMD-Bappenas Jakarta, 17 Oktober 2000.

Arif Safitra, Ardian Putra. Karakterisasi Fluida Panas Bumi di

Mata Air Panas Panti, Kabupaten Pasaman. Jurnal Fisika

Unand Vol. 7, No. 2, April 2018.

Armin Ramezani. Generating Electricity Using Geothermal

Energy in Iran. Journal of Renewable Energy and

Sustainable Development (RESD) Volume 4, Issue 1, June

2018.

Asep Sugara. 2017. Implementasi Kebijakan Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kali Sabi

di Kota Tanggerang, Jurnal Mozaik Volume IX Edisi 1,

2017 e-ISSN; 2614-8390, p-ISSN; 1858-1269.

Asgari, M., Mokhtarani, B., Ataei, A., & Tabar Heidar, K. 2014.

Effect of electrokinetic on bioremediation of disulfide oil

contaminated soil. Journal of Oil, Gas and Petrochemical

Technology, 1(1), 45-56.

Asnelly, R. (2016). Model Pengendalian Alih Fungsi Lahan

Sawah Melalui Kebijakan Insentif Untuk Mewujudkan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur (disertasi). Bogor: Sekolah

Pascarsarjana IPB.

Atzeni, C., Canuti, Nasagli, D., Leva, G., Lusi, S., Maretti, M.

(2003). A Portable Device for Landslide Monitoring

Using Radar Interferometry. Landslide News , 14/15 : 13-

15.

Page 245: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

228

Aulia, dkk. 2010. Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan Sumber

daya Air Di Kampung Kuta. Sodality: Jurnal Transdisiplin

Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia Vol. 4, No.3.

Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat.

2004. West Java Annual State of The Environment Report.

Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung.

2001. Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten

Bandung.

Barbara S Zaunbrecher, Johanna Kluge, Martina Ziefle.

Exploring Mental Models of Geothermal Energy among

Laypeople in Germany as Hidden Drivers for Acceptance.

Journal of Sustainable Development of Energy, Water and

Environment Systems, Year 2018, Volume 6, Issue 3, pp

446-463.

Bayoumi, M., & Bianco, V. 2020. Potential of integrating power

generation with solar thermal cooling to improve the

energy efficiency in a university campus in Saudi Arabia.

Energy & Environment, 31(1), 130–154.

Bechtol, V., dan Laurian, L. (2005). Restoring Straightened

Rivers for Sustainable Flood Mitigation. Disaster

Prevention and Management Journal, 6-19.

Berthouex, P. M., Brown L. C. 2002. Statistics for Environ-

mental Engineers. 2nd Ed. Lewis Publishers, Boca Raton.

Bhongade, S., & Parmar, V. P. 2020. Jaya Algorithm-Based

Optimized Automatic Generation Control Scheme for

Interconnected Solar-Thermal Power System. IUP

Journal of Electrical & Electronics Engineering, 13(1), 29–41.

Biro Riset LM FEUI. Analisis Industri Minyak dan Gas di

Indonesia: Masukan bagi Pengelola BUMN.

Blommestein, Van W.J. 1949. Een Federaal Welvaarts Plan Voor

het Westelijk Gedeelte van Java, dalam De Ingenieur in

Indonesia.

Page 246: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

229

Bolliger, J., Battig M., Gallati J., Klay A., Stauffacher M., Kienast

F. 2011. Landscape multifunctionality: a powerful

concept to identify effects of environmental change. Reg.

Envi-ron. Change 11, pp. 203–206. Springer.

Booth, A. 1977. Irrigation in Indonesia, Part II. Bulletin of

Indonesian Economic Studies, 13 July 1977, hal. 45-77.

Bram Ferdinand Saragih. Program Studi Teknik Geodesi

Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Identifikasi

Manifestasi Panas Bumi Dengan Memanfaatkan Kanal

Thermal Pada Cita Landsat Studi Kasus: Kawasan Dieng

Jawa Tengah. Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015.

Burger, D.H. 1975. Sosiologisch-Economische Geschiedenis van

Indonesia, deel ii, dalam Indonesia in de 20e eew, KIT:

Amsterdam.

Carrasco, C., & Rosner, R. 2017. The Chilean electricity sector

confronts climate change. Bulletin of the Atomic

Scientists, 73(6), 395.

Chapala Basin, Mexico. Doctoral Dissesrtation, Wageningen

University, 19 March.

Chima, C. M. 2007. Supply-chain management issues in the oil

and gas industry. Journal of Business & Economics

Research (JBER), 5(6.

Chrisna Adhi Suryono, dkk. 2016. Kajian Awal Kontaminasi

Pestisida Organoklorin dalam Air Laut di Wilayah

Peraiaran Paling Barat Semarang, Buletin Oscanografi

Marina Oktober 2016 Vol 5 No. 2: 101-106.

Dehaghani, A. H. S., & Rahimi, R. 2018. An experimental study

of diesel fuel cloud and pour point reduction using

different additives. Petroleum.

Devi Marisa D.P, Ardian Putra, Robi Irsamukhti, Rudy Martikno,

Jantiur Situmorang, Alfianto Perdana Putra, Muhammad

Tamrin Humaedi, Karakterisasi Feed Zone dan Potensi

Page 247: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

230

Produksi Sumur Panas Bumi ML-XX Muara Laboh, Solok

Selatan. Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016.

Dewan Energi Nasional. 2014. Ketahanan Energi Nasional.

Republik Indonesia.

______. 2019. Indonesia Energy Outlook. Republik Indonesia.

Dewi Liesnoor Setyowati, dkk. 2017. Konservasi Mata Air

Senjoyo Melalui Peran Serta Masyarakat dalam

Melestarikan Nilai Kearifan Lokal. Indonesian Journal of

Conservation Volume 6 Nomor 1.

Dian Oktaviani., dkk. 2016, Penguatan Kearifan Lokal Sebagai

Landasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum

Daratan di Sumatera, Jurnal Kebijakan Perikanan

Indonesia Volume 8 Nomor 1.

Direktorat Geologi Tata Lingkungan dan Bappeda Propinsi Jawa

Barat. 2000. Identifikasi dan Pengendalian Pembangunan

di Daerah Resapan. Departemen Pertambangan dan

Energi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber daya

Mineral.

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. 2018. Mewujudkan

Ketahanan Energi. Jurnal Migas, Issue 2 Juli-Desember

2018.

Djakapermana, R. (2010). Pengembangan Wilayah Melalui

Pendekatan Kesisteman . Bogor (ID): IPB Pr.

Dudley, N, 1992, World-hunger, land reform and organic

agriculture, In Dudley, N., J. Madeley and S. Stolton

(Eds). Land is Life, Landreform and sustainable

agriculture. SEF. pp. 1-42.

Dyah Agustiningsih, dkk. 2012, Analisis Kualitas Air dan

Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Blukar

Kabupaten Kendal, Jurnal PRESIPITASI Vol/9 No. 2

Endar Budi Sasongko, dkk. 2014. Kajian Kualitas Air dan

Penggunaan Sumur Gali oleh Masyarakat di Sekitar

Page 248: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

231

Sungai Kaliyasa Kabupaten Cilacap. Jurnal Ilmu

Lingkungan, Volume 12 Issue 2; 72-82.

Eriyatno, dan Larasati, L. (2013). Ilmu Sistem Meningkatkan

Integrasi dan Koordinasi Manajemen. Surabaya (ID):

Guna Widya Pr.

Eriyatno. (1981). Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan

Efektifitas Manajemen. Bogor (ID): IPB Pr.

Fadi Alnaimat, Yasir Rashid. 2019. Thermal Energy Storage in

Solar Power Plants: A Review of the Materials,

Associated Limitations, and Proposed Solutions. Energies

2019, 12, 4164, doi: 10.3390.

Fandhitya, SSA., Tri, MA. 2011. Kebijakan Sektor Hulu dan Hilir

Gas Bumi dalam Rangka Memenuhi Kebutuhan dalam

Negeri. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol 2 (01).

Fara Diba Nasution, dkk. 2016. Profil Pencemaran Air Sungai di

Muara Batang Arau Kota Padang dari Tinjauan Fisik dan

Kimia, Jurnal Fisika Unand Vol 5 No.

Farida, dkk. 2018. Review; Produktivitas Air dalam Pengelolaan

Sumber daya Air Pertanian di Indonesia, Jurnal Spasial

Nomor 3 Volume 5, 2018; 65-72.

Firda fara karman, A. Ganesa Nawan Surya, dkk. 2015.

Penyimpanan Energy Panas Untuk Meningkatkan Kinerja

Pemanas Air Tenaga Surya Dengan Konsentrator Semi

Silindris. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Wahid

Hasyim Semarang.

Food Agriculture Organization (FAO). 2000. The State of Food

and Agriculture: Lessons from the Past 50 years, FAO:

Rome.

Gandhi, P. 2014. Analisis Kualitatif Nilai Ekspor Migas

Indonesia dan Kepemilikkan Blok Migas oleh Perusahaan

Asing di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pertanian, Sumber

daya dan Lingkungan. Hal 87-101.

Page 249: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

232

Gardner, D., Tuchman, E., Harkins, R. (2010). A Cross

Curricular, Problem Based Project to Promote

Understanding of Proverty in Urban Communities.

Journal of Social Work Education, 46 (1): , 147-158.

Gatot Soebiyakto. 2011. Optimasi Kerja Kolektor Tipe Seng

Gelombang Menggunakan Heat Storage Pada Alat

Pengering Energi Matahari. PROTON, Vol.3, No. 1/6-12.

______. 2011. Perbandingan Temperatur Panas Kolektor Tipe

Seng Gelombang Menggunakan Heat Storage dan Tanpa

Heat Storage Terhadap Alat Pengering Energi Surya.

Widya Teknika, Vol. 19, No 1, Maret 2011.

Geybi Giandwinuar, Kerjasama Indonesia dan Jerman Dalam

Pengembangan Energi Panas Bumi (Geothermal) Tahun

2010-2012 di Indonesia, Jurusan Ilmu Hubungan n

Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Riau. Jom FISIP Vol 2 No. 1–Februari 2015.

Ghazvini, S., Omidkhah Nasrin, M., & Nikazar, M. 2014. An

Investigation on the Effects of Charged Polyacrylamide

Injection on Asphaltene Deposition in Porous Media.

Journal of Oil, Gas and Petrochemical Technology, 1(1),

57-72.

Giyasir, S. (2005). Gejala Urban Sprawl sebagai Pemicu Proses

Densifikasi Permukiman di Daerah Pinggiran Kota (Urban

Fringe Area). Yogyakarta (ID): UGM Pr.

Gold, S. (1980). Recreation Planning and Design. New York: Mac

Graw Hill Book Company.

Goldstein B, G Hiriart, R Bertani, C Bromley, L Gutierrez-

Negrin, E Huenges, H Muraoka, A Ragnarsson, J Tester, V

Zui: Geothermal Energy, In IPCC Special Report on

Renewable Energy Sources and Climate Change

Mitigation, 2011.

Page 250: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

233

Guido DwiAdmodjo, dkk. 2018. Analisis Kearifan Lokal

Masyarakat Dalam Rangka Menjaga Sumber Daya Air,

Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, Vol 6, No. 1.

Guo, B., & Liu, G. 2011. Applied drilling circulation systems:

hydraulics, calculations and models. Gulf Professional

Publishing.

Hailu, G., Hayes, P., & Masteller, M. 2017. Seasonal Solar

Thermal Energy Sand-Bed Storage in a Region with

Extended Freezing Periods: Part I Experimental

Investigation. Energies (19961073), 10(11), 1873.

______. 2019. Long-Term Monitoring of Sensible Thermal

Storage in an Extremely Cold Region. Energies

(19961073), 12(9), 1821.

Hanifah Dewi Suryandari, Mishbahatul Ishlah, dkk. Perbedaan

Kemampuan Laju Fotosintesis Pada Tumbuhan dalam

Berbagai Kondisi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Hargrave, T. 2000. An upstream/downstream hybrid approach

to greenhouse gas emissions trading. Published for the

Center for Clean Air Policy.

Hartono DM. 2009. Penentuan Indikator Pencemaran Air

Dengan Pendekatan Indek Kualitas Air Pada Air Baku Air

Minum Dari Saluran Tarum Barat. Lingkungan Tropis. 3

(1): 11-22

Helsel, D. R., Hirsch R. M. 2002. Statistical Methods in Water

Resources. US Geological Survey, USA.

Hemant M Dighade, Anand B Prasad, Geothermal Energy–An

Emerging Field for Electrical Power Generation in India.

International Journal of Application or Innovation in

Engineering & Management (IJAIEM), 2013.

Heri, Junial. Pengujian Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Solar Cell Kapasitas 50WP.

Page 251: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

234

Herlambang, Arie. 2006. Pencemaran dan Strategi

Penanggulangannya. JAI Vol 2, Nomor 1, 2006.

Hidajat, T. (2012). Model Pengelolaan Kawasan Permukiman

Berkelanjutan Di Pinggiran Kota Metropolitan

Jabodetabek (disertasi). Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana

IPB.

Hilma Meilani, Dewi Wuryandani, Potensi Panas Bumi Sebagai

Energi Alternatif Pengganti Bahan Bakar Fosil Untuk

Pembangkit Tenaga Listrik Di Indonesia. Jurnal Ekonomi

& Kebijakan Publik, Vol. 1 No. 1, Juni 2010 47–74.

Husna CA. 2018. Strategi Penguatan Pengelolaan bersama

Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Laut. Jurnal Konstitusi,

Volume 15 (01. Hendrik Pristianto, 2010, Pengelolaan

Sumber daya Air yang Berkelanjutan di Kota Sorong,

Jurnal Median Volume 2 Nomor 1.

I., Wayan Agus Gunawan. 2019. Pengaruh Iklim, Sinar Matahari,

Hujan dan Kelembapan Pada Bangunan. Prosiding

Seminar Nasional Arsitektur, Budaya dan Lingkungan

Binaan.

Ika, M. S. 2019. Kontribusi Sumber Daya Alam Dalam Diplomasi

Pertahanan: Studi Kasus Brunei Darussalam. Jurnal

Pertahanan & Bela Negara, 9(2).

Irawan Rahardjo, Ira Fitriana. 2003. Analisis Potensi

Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia.

Iswandi U., dan Dewata, I., 2017. Pendekatan Sistem. Penerbit

Rajawali

Iswandi, U. (2016). Mitigasi Bencana Banjir pada Kawasan

Permukiman Di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat

(disertasi). Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana IPB.

Iwan, W., Cluff, L., Kimpel, J., Kunreuther, H. (1999). Mitigation

Emerges as Major Strategy for Reducing Losses by

Natural Disaster. Science Journal , 1943-1947.

Page 252: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

235

Jasmin Raymond, Michel Malo, Denis Tanguay, Stephen Grasby,

Faisal Bakhteyar, Direct Utilization of Geothermal Energy

from Coast to Coast: a Review of Current Applications

and Research in Canada, Proceedings World Geothermal

Congress 2015 Melbourne, Australia, 19-25 April 2015.

Jati, K., & Salam, A. R. 2018. Proyeksi Ekspor-Impor Non-Migas

Indonesia ke Afrika Selatan. Transparansi: Jurnal Ilmiah

Ilmu Administrasi, 1(1), 120-127.

Jha, A., Robin, B., Jessica, L. (2011). Kota dan Banjir Pandungan

Pengelolaan untuk Risiko Banjir Abat 21. Thailand: NDM

Institut Pr.

Junk, W. J., Bayley P. B., Sparks R. E. 1989. The flood pulse

concept in river flood-plain systems. Di dalam: Dodge

DP, edi-tor. Proceedings of the International Large River

Symposium. Can. Spec. Publ. Fish. Aquat. Sci., pp. 110-

127.

Kadek Cahaya Susila Wibawa. 2019. Mengembangkan

Partisipasi Masyarakat Dalam Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk Pembangunan

Berkelanjutan, Administrative Law & Governance Journal

Volume 2 Issue 1, 2019, ISSN 2621-2781 online

Kajian Penyedian dan Pemanfaatan Migas, Batubara, EBT dan

Listrik, Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan

Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral, 2017.

Karamouz, M., Szidarovszky F., Zahraie B. 2003. Water Re-

sources Systems Analysis. Florida: Lewis Publishers.

Karnawati, D. (2005). Bencana Alam . Yogyakarta (ID): Pustaka

Nasional Pr.

Kaur, E., Palang, H., Soovali, H. (2004). Landscape in Change

Opposing Artitudes in Saaremaa, Estonia. Landscape and

Urban Planning , 109-120.

Page 253: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

236

Kebijakan Energi Nasional. 2003–2020. Departemen Energi dan

Sumber Daya Mineral.

Kemenkumham. 2001. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun

2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air, Jakarta

______. 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, Jakarta

Kemenkumham. 2009. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup, Jakarta

______. 2015. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015

tentang Pengusahaan Sumber Daya Air, Jakarta

______. 2019. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang

Sumber Daya Air. Jakarta

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 tahun 2003

tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air.

Khairunnisa, N. F. The International Legal Review Of The

Management Of Oil And Gas In Indonesia. Tadulako Law

Review, 1(1).

Kitamura, T. and E. Rustiadi. 1997. Indonesia Model. Center for

Global Environmental Research. ISSN 1341-4356. CGER-

1027-’97

Košičan, J., Pardo, M. Á., & Vilčeková, S. 2020. A Multicriteria Methodology to Select the Best Installation of Solar

Thermal Power in a Family House. Energies (19961073),

13(5), 1047.

Latuconsina, Husain. 2010. Dampak Pemanasan Global Terhadap

Ekosistem Pesisir dan Lautan. Vol. 3, Edisi 1.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), 2003.

Studi Perubahan Tata Guna Lahan di Cekungan Bandung.

Lilik, R. 2014. Pengelolaan Sumber daya Migas Perspektif Islam.

Al-Qanun, Volume 17 (01)

Page 254: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

237

Lin, W.-M., Chang, K.-C., & Chung, K.-M. 2019. The Impact of

Subsidy Programs for Solar Thermal Applications: A Case

Study for a Remote Island. Energies (19961073), 12(20),

3944.

Llamas, J. M., Bullejos, D., & de Adana, M. R. 2017. Techno-

Economic Assessment of Heat Transfer Fluid Buffering

for Thermal Energy Storage in the Solar Field of

Parabolic Trough Solar Thermal Power Plants. Energies

(19961073), 10(8), 1123.

______. 2019. Optimal Operation Strategies into Deregulated

Markets for 50 MWe Parabolic Trough Solar Thermal

Power Plants with Thermal Storage. Energies

(19961073), 12(5), 935.

______. 2019. Optimization of 100 MWe Parabolic-Trough

Solar-Thermal Power Plants Under Regulated and

Deregulated Electricity Market Conditions. Energies

(19961073), 12(20), 3973.

Lovell, S. T., Sullivan W. C. 2006. Environmental benefits of

conservation buffers in the United States: Evidence,

promise, and open questions. Agriculture, Ecosystems

and Environment. 112, pp. 249–260. Elsevier.

Ľudovít Csányi, Vladimír Krištof, Stanislav Kušnír, Matúš Katin, Martin Marci, Geothermal Energy, Intensive Programme

“Renewable Energy Sources”, May 2010. Lukitasari, Marheny. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari

Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine Max.

Madiun: IKIP PGRI Madiun.

Ma’arif, S. 2014. Kebijakan Perminyakan Nasional: Dari Kendali

Negara Menuju Kapitalisme Pasar. Jurnal Administrasi

Negara, Volume 3, (01) hal: 46-55.

Mahyudin, dkk. 2015. Analisis Kualitas Air dan Strategi

Pengendalian Pencemaran Air Sungai Metro di Kota

Kepanjen Kabupaten Malang, J-PAI Vol 6, No. 2.

Page 255: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

238

Manik, K. 2012. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dan

Konservasi Tanah Sebagai Basis Pembangunan

Berkelanjutan. Buku. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.

Maridi. 2012. Penanggulangan Sedimentasi Waduk Wonogiri

Melalui Konservasi Sub DAS Keduang dengan Pendekatan

Vegetatif Berbasis Masyarakat. Surakarta: Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Marimin, dan Maghfiroh, N. (2011). Aplikasi Teknik Pengambil

Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID):

IPB Pr.

Marimin. (2004). Teknik dan Aplikasi Pengambil Keputusan

Kriteria Majemuk. Jakarta (ID): Grassindo Pr.

Martínez-Merino, P., Alcántara, R., Aguilar, T., Gallardo, J. J.,

Carrillo-Berdugo, I., Gómez-Villarejo, R., Rodríguez-

Fernández, M., & Navas, J. 2019. Stability and Thermal

Properties Study of Metal Chalcogenide-Based

Nanofluids for Concentrating Solar Power †. Energies

(19961073), 12(24), 4632.

Mira Rosana. 2018. Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan

yang Berwawasan Lingkungan di Indonesia. Jurnal Ilmu

Sosial Universitas Pasundan Vol 1 No 1.

Mohammad Bayu Dwicaksono, Chalilullah Rangkuti. 2017.

Perancangan, pembuatan dan Pengujian Kompor Energi

Matahari Portabel Tipe Parabola Kipas. Seminar Nasional

Cendekiawan ke 3 Tahun 2017.

Molle, F. 2008. Nirvana Concepts, Narratives and Policy

Models: Insights from the Water Sector. Water

Alternatives 1(11) 2008: 131–156.

Montañés, R. M., Windahl, J., Pålsson, J., & Thern, M. 2018.

Dynamic Modeling of a Parabolic Trough Solar Thermal

Power Plant with Thermal Storage Using Modelica. Heat

Transfer Engineering, 39(3), 277–292.

Page 256: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

239

Moriasi, D. N., Arnold J. G., Van Liew M. W., Bingner R. L.,

Harmel R. D., Veith T. L. 2007. Model evaluation

guidelines for systematic quantification of accuracy in

watershed simula-tions. Transactions of the ASABE

50(3), pp. 885−900. Society of Agricultural and Biological Engineers, Michigan.

Muhammad Khalid, Mahdi syukri, Mansur Gapy. 2016.

Pemanfaatan Energy Panas Sebagai Pembangkit Listrik

Alternative Berskala Kecil dengan Menggunakan

Termoelektrik. Vol. 1, No. 3, 2016, 57-62.

Muhammad Rasyid Lubis, dkk. 2018. Kearifan Lokal dalam

Pengelolaan Mata Air di Desa Sungai Langka Kecamatan

Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

Jurnal Hutan Tropis Vol 6 No. 1.

Muhammad Reza, dkk. 2017. Kearifan Lokal Suku Sasak dalam

Pengelolaan Sumber Daya Air Desa Lenek Daya,

Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur, Spectra

Volume XV, 2017 Hal 1-14

Muhammadi, Aminullah, E., Soesilo, B. (2001) . Analisis Sistem

Dinamis: Lingkunan hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen.

Jakarta (ID): UMY Pr

Mutiara Sari, Kerjasama Indonesia dan Islandia Dalam

Pengembangan Energi Panas Bumi (Geothermal) Tahun

2009-2014, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016.

Nabil Beithou, Zaid Abu Al-Ganam, Geothermal Energy in

Palestine: Practical Applications, J. Appl. Res. Ind. Eng.

Vol. 4, No. 3 (2017)174–179.

Nandi Haerudin, Vina Jaya Pardede, Syamsurijal Rasimeng,

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung, Analisis

Reservoar Daerah Potensi Panasbumi Gunung Rajabasa

Page 257: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

240

Kalianda dengan Metode Tahanan Jenis dan

Geotermometer. Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 10 No. 2, Juli

2009: 141-146.

Nasir, M. 2014. Potret Kinerja Migas Indonesia. Kepala Sub

Bidang BUMN Piset dan Peneliti Muda pada Pusat

Pengelolaan Risiko Fiskal, Badan Kebijakn Fiskal,

Kementerian Keuangan. Buletin Info Risiko Fiskal (IRF)

Edisi 1 Tahun 2014.

Nugroho, H. 2014. Pengembangan Industri Hilir Gas Bumi

Indonesia: Tantangan dan Gagasan. Perencanaan

Pembangunan, No IX/04 September.

Nuraini, Cut. 2009. Peran, Fungsi dan Manfaat Perkarangan

Sebagai Salah Satu Model Ruang Terbuka Hijau di

Lingkungan Permukiman Padat Kota. Yogyakarta: UGM.

Olivielauquet, G., Gruau G., Dia A., Riou C., Jaffrezic A., Henin

O. 2001. Release of trace elements in wetlands: role of

seasonal variability. Wat. Res. 35(4), pp. 943-952.

Elsevier. Jurnal Pengelolaan Sumber daya Alam dan

Lingkungan Vol. 4 No. 1 (Juli 2014): 24-34

Pakere, I., & Blumberga, D. 2019. Solar Energy in Low

Temperature District Heating. Environmental & Climate

Technologies, 23(3), 147–158.

Panduan Kelestarian Ekosistem untuk Pemanfaatan Panas Bumi.

WWF Indonesia 2013.

Parwati, A., dkk. 2012. Nilai Pelestraian lingkungan dalam

kearifan lokal lubuk larangan Ngalau Agung di Kampung

Surau Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat.

Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya

Alam dan Lingkungan 11 September 2012 (p. 98–103),

Semarang

Pasandaran, E. 2002. Pokok-Pokok Pemikiran tentang

Kebijakan Investasi di Bidang Pengairan, dalam Sutopo

Purwo Nugroho, Seno Adi, Bambang Setiadi (eds.),

Page 258: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

241

Peluang dan Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air di

Indonesia, P3-TPSLK BPPT dan HSF: Jakarta.

______. 2008. Irrigasi Masa Depan. Memperjuangkan

Kesejahteraan Petani dan Ketahanan Pangan. JKI-

Indonesia.

Patel, D., Thakar, V., Pandian, S., Shah, M., & Sircar, A. 2019. A

review on casing while drilling technology for oil and

gas production with well control model and economical

analysis. Petroleum, 5(1), 1-12.

Paul L Younger. Geothermal Energy: Delivering on the Global

Potential. Energies 2015, 8, 11737-11754.

Pedoman dan Pola Tetap Pengembangan Industri

Ketenagalistrikan Nasional 2004–2020. Departemen

Energi dan Sumber Daya Mineral.

Pemanfaatan Energi Panas Bumi Untuk Ketahanan Energi

Nasional. Pertamina Geothermal Energy. Laporan

Keberlanjutan 2017.

Pemerintah Repoblik Indonesia (ID) [UU] Undang-Undang No

24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan

Nasional Pengelolaan Sumber daya Air.

Peru Elguezabal, dkk. 2020. Assesment on the Efficiency of an

Active Solar Thermal Façade: Study of the Effect of

Dynamic Parameters and Experimental Analysis When

Coipled/Uncoupled to a Heat Pump. Energies 2020, 13,

597, doi: 10.3390.

Peterson, E. E., Sheldon F., Darnell R., Bunn S. E., Harch B. D.

2010. A comparison of spatially explicit lanscape

representation methods and their relationship to stream

condition. Freshwater Biology, pp. 1-21. Blackwell

Publishing Ltd.

Page 259: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

242

Proyogo. (2007). Karakteristik Lahan Wilayah Bencana Longsor

di Sub DAS Kaliputih Kec. Panti Kab. Jember. Seminar

Kongres IX Himpunan Ilmu Tanah Indonesia , 581-583.

Purwatiningsih, A., Masykur. 2012. Eksplorasi dan Eksploitasi

Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Laut Natuna

Bagian Utara Laut Yuridiksi Nasional untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kepulauan

Natuna. Jurnal Reformasi, Volume 2 (02) Juli Desember.

Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber daya

Mineral. Kementerian ESDM. 2016. Dampak Kegiatan

Usaha Hulu Migas terhadap Perekonomian Regional

Wilayah Kerja Migas (Studi Kasus Provinsi Jambi).

Putra, M. U. M., & Damanik, S. 2017. Pengaruh Ekspor Migas

dan Non Migas terhadap Posisi Cadangan Devisa di

Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil: JWEM, 7(2),

245-254.

R R Shah, Bala Dutt, Geothermal Energy: An Alternative Source

of Energy. Journal of Engineering Research and

Applications, Vol. 4, Issue 4(Version 5), April 2014.

R., R., & I., T. 2019. Design and Analysis of a Solar Water

Heating System with Thermal Storage for Residential

Applications. Journal of Sustainable Energy, 10(2), 93–100.

Răboacă, M. S., Badea, G., Enache, A., Filote, C., Răsoi, G., Rata, M., Lavric, A., & Felseghi, R.-A. 2019. Concentrating

Solar Power Technologies. Energies (19961073), 12(6),

1048.

Rafael Sianipar. 2014. Dasar Perencanaan Pembangkitan

Tenaga Surya. JETRI, Vol 11, No 2, Februari 2014, Hal 61-

78, ISSN 1412-0372

Rahayu, dkk. 2014. Model Pewarisan NilaiNilai Budaya Jawa

melalui Upacara Ritual. Jurnal Ilmu Komunikasi. 12 (01):

55-69

Page 260: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

243

Rancangan Pedoman dan Pola Tetap Pengembangan dan

Pemanfaatan Energi Panas Bumi 2004–2020.

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

Rancangan Road Map Pengembangan Panas Bumi 2004–2020.

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

Randa Permanda, Ardian Putra. Estimasi Karakteristik

Reservoir Panas Bumi dari Sumber Mata Air Panas di

Kecamatan Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan. Jurnal

Fisika Unand Vol. 6, No. 1, Januari 2017.

Rawlings, J. O., Pentula S. G., Dickey D. A. 1998. Applied

Regression Analysis: A Research Tool. 2nd Ed. Spinger-

Verlag New York, Inc., New York.

Raza, A., Gholami, R., Rezaee, R., Rasouli, V., & Rabiei, M. 2019.

Significant aspects of carbon capture and storage–A

review. Petroleum, 5(4), 335-340.

Regina T Mary, Panas Bumi Sebagai Harta Karun untuk Menuju

Ketahanan Energi. Jurnal Ketahanan Vol.23, No.2,

Agustus 2017, Hal 217-237.

Ren, Y., Guo, X., Xie, C., & Wu, H. 2016. Experimental study on

gas slippage of Marine Shale in Southern China.

Petroleum, 2(2), 171-176.

Reza, M., dkk. 2017. Kearifan Lokal Suku Sasak dalam

Pengelolaan Sumber daya Air Desa Lenek Daya

Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur. J. PWK

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITN. 30(15): 1-14.

Richa Melysa, Fitrianti, Program Studi Teknik Perminyakan

Universitas Islam Riau, Analisis Potensi Daya Listrik

Pada Sumur Produksi Panas Bumi dengan Mengunakan

Metode Back Pressure pada Unit XY. JEEE Vol. 6 No. 1.

Rina Wahyuningsih. Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan

Panas Bumi di Indonesia. Kolokium Hasil Lapangan–DIM,

2005.

Page 261: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

244

Rita Dewi Triastianti., dkk. 2017, Konservasi Sumber daya Air

dan Lingkungan Melalui Kearifan Lokal di Desa

Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman

Yogyakarta, Kawistara Volume 7 No. 3, 2017 hal: 207-

314 ISSN; 2088-5415 (print) ISSN; 2355-5777 (online).

Rita Juliani, Rahmatsyah. Pola Kandungan Mineral dan Potensi

Panas Bumi Siogung-Ogung Kabupaten Samosir. Jurnal

Generasi Kampus Volume 9, No. 2, September 2016.

Rosegrant, M.W and Pasandaran, E. 1995. Determinant of Public

Investment: Irrigation in Indonesia. Jurnal Agro

Ekonomi, 14(2), 1995, Hal 1-20

Rosi Parbowo, dkk. 2012, Kualitas Air dan Beban Pencemaran

Pestisida di Sungai Babon Kota Semarang, Mediagro Vol

8 No. 1 Hal 9-17

Rostami, P., Mehraban, M. F., Sharifi, M., Dejam, M., &

Ayatollahi, S. 2019. Effect of water salinity on oil/brine

interfacial behaviour during low salinity waterflooding:

A mechanistic study. Petroleum, 5(4), 367-374.

Roziqin. 2015. Pengelolaan Sektor Minyak Bumi di Indonesia

Pasca Reformasi: Analisis Konsep Negara Kesejahteraan.

BPK RI. Jurnal Tata Kelola & Akuntabilitas Keuangan

Negara, Volume 1 (02) hal: 128-140.

Rui, X., Zheng, F., Zheng, T., Ji, X., & Wu, T. 2020. Conceptual

design of a new thermal‐electric conversion device in lightweight concentrating solar thermal power system.

Energy Science & Engineering, 8(1), 181–202.

Rustiadi, E., Saefulhakim, S., Panuju, D. (2011). Perencanaan

dan Pengembangan Wilayah. Jakarta (ID): Pustaka Obor

Pr.

Saaty, T. (1983). Dicision Making for Leaders: The Analytical

Hierarchy Process for Decision in Complex World.

Pittsburgh: RWS Publication.

Page 262: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

245

Saputro, I. R. Kebijakan Indonesia Mengakhiri Kontrak

Kerjasama Sumber Daya Migas Pt Chevron: Kasus Blok

Rokan Riau. Jurnal Demokrasi Dan Otonomi Daerah,

17(2), 117-122

Sidopekso, Satwiko. 2011. Studi Pemanfaatan Energy Matahari

Sebagai Pemanas Air. Vol. 14, No. 1, Januari 2011, hal.

23–26.

Sigit Nuharsanto, Adhy Prayitno. 2017. Sun Tracking Otomatis

Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS. Jom

FTEKNIK, Vol. 4, No. 2, Oktober 2017.

Sigit Setiawan. Energi Panas Bumi Dalam Kerangka MP3EI:

Analisis terhadap Prospek, Kendala, dan Dukungan

Kebijakan. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. XX (1)

Tahun 2012.

Smill, V. 2000. Feeding the World. A Challenge for the Twenty-

First Century, MIT Press: Cambridge MA.

Soedomo, M. 2001. Kumpulan Karya Ilmiah Mengenai

Pencemaran Udara, Penerbit ITB, Bandung, Cetakan

Ketiga.

Somasundaram, S., & Tay, A. A. O. 2019. Performance study and

economic analysis of photo-voltaic thermal system under

real-life thermal loads in tropical climate. Sustainable

Environment Research (2468-2039), 29(1), 1–10.

Strayer, D. L., Beighley R. E., Thompson L. C., Brooks S., Nilsson

C., Pinay G., Naiman R. J. 2003. Effects of land cover on

stream ecosystems: roles of empirical models and

scaling is-sues. Ecosystems 6, pp. 407–423. Spinger-

Verlag.

Su, Z., Tang, Y., Ruan, H., Wang, Y., & Wei, X. 2017.

Experimental and modeling study of CO2-Improved gas

recovery in gas condensate reservoir. Petroleum, 3(1),

87-95.

Page 263: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

246

Sudarmadji, dkk. 2016. Model Konservasi Sumber daya Air

Sebagai Upaya Mempertahankan Keberlanjutan Air di

Sub DAS Aek Silang, SPATIAL Wahana Komunikasi dan

Informasi Geografi Volume 5 No. 1, 2016

Sueyoshi, T., & Goto, M. 2019. Comparison among Three Groups

of Solar Thermal Power Stations by Data Envelopment

Analysis. Energies (19961073), 12(13), 2454.

Sugeng Sutikno, 2017. Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu

Integrated Water Resources ManagemenT (IWRM),

Jurnal Mesa Fakultas Teknik Universitas Subang, ISSN;

2355-9241

Suharto, E. (2006). Analisis Kebijakan Publik. Panduan Praktis

Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung (ID):

Alfabeta Pr.

Suliantara, S., & Susantoro, T. 2013. Pemetaan Cekungan Target

Eksplorasi Migas Kawasan Timur Indonesia. Lembaran

Publikasi Minyak dan Gas Bumi, 47(1), 9-17.

Sunarjanto, D., Suliantara, S., Iskandar, U. P., & Nainggolan, M.

T. 2014. Sistem Informasi Geogra untuk Optimasi

Eksplorasi dan Pengembangan Wilayah Migas

Geographic Information System for Optimization

Exploration Oil and Gas Area Development. Lembaran

Publikasi Minyak dan Gas Bumi, 48(1), 1-12.

Suparmini, S., dkk. 2013. Pelestarian Lingkungan Masyarakat

Baduy Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Penelitian

Humaniora. 18(1): 8-22.

Suranto, S., & Supit, K. 2007. Estimasi Cadangan Hidrokarbon

Dengan Simulasi Monte Carlo Dalam Rangka Pengelolaan

Sumber daya Migas.

Suripin. (2004). Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan.

Yogyakarta (ID): Andi Pr.

Page 264: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

247

Suryono. (2000). Longsor Lahan Daerah Situraja dan

Sekitarnya, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Bara.

Prosiding Seminar Geomatika , 23-24.

Susetyo, D. 2007. Dampak Eksploitasi Energi Migas bagi

Ekonomi Daerah. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume

5 (02) Hal: 88-105.

Sutrisno, N., dkk. 2012. Manajemen Sumber daya Lahan dan Air

Mendukung Keberlanjutan Ketersediaan Pangan.

Kemandirian Pangan Indonesia Dalam Perspektif

Kebijakan MP3EI. Badan LItbang Pertanian Kementrian

Pertanian Republik Indonesia (pp. 458–479).

Thakkar, A., Raval, A., Chandra, S., Shah, M., & Sircar, A. 2019.

A comprehensive review of the application of nano-silica

in oil well cementing. Petroleum.

Thorsten Agemar, JosefWeber, Inga S. Moeck. Assessment and

Public Reporting of Geothermal Resources in Germany:

Review and Outlook. Energies 2018, 11, 332,

www.mdpi.com/journal/energies.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi.

Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Panas Bumi.

Veraliza, Z., dkk. 2014. Manajemen Kearifan Lokal Lubuk

Larangan Desa Pangkalan Indarung Kabupaten Kuantan

Singingi Provinsi Riau. Jurnal Ilmu Lingkungan. 8(2),

180–196

Veybi Djoharam, dkk. 2018. Analisis Kualitas Air dan Daya

Tampung Beban Pencemaran Sungai Pesanggrahan di

Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Jurnal Pengelolaan Sumber

daya Alam dan Lingkungan, Vol 8 No. 1; 127-133 ISSN

2086-4639/e-ISSN 2460-5824

Vippy Dharmawan, Nanik Rachmaniyah. 2016. Adaptasi Iklim

pada Hunian Rumah Tinggal yang Menghadap Matahari.

ISSN 1412-9612.

Page 265: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

248

Vishal Ikshvaku, Shamasher Sharma, Vipin Maurya, Ajay Saroj,

Geothermal Energy: An Effective Means of Renewable

Energy Source, International Research Journal of

Engineering and Technology (IRJET), Volume: 05 Issue:

10, Oct 2018.

Vivekananda Das, Rajshahi University of Engineering and

Technology, A Study on the Prospect of Geothermal

Energy in Bangladesh. Global Journal of Researches in

Engineering: F Electrical and Electronics Engineering

Volume 17 Issue 1 Version 1.0 Year 2017.

Vlughter, H. 1949. Honderd Jaar Irrigatie, Voordracht Gehouden

op 18 October 1949 ter Gelegenheid van de Herdenking

van de Overdracht van de Technische Hoge School aan

den Lande in 1924, Druk Voorkink: Bandung.

Wangsaatmaja, S. 2003. Pengaruh Konversi Lahan Terhadap

Rezim Aliran Air Permukaan serta Kesehatan Lingkungan

Suatu Analisis Kasus DAS Citarum Hulu, Disertasi,

Departemen Teknik Lingkungan, Institut Teknologi

Bandung

Watung, R. L., Tala’ohu S. H., Agus F. 2004. Fungsi lahan sawah dalam preservasi air. Di dalam: U. Kurnia, F. Agus, D.

Setyorini, dan A. Setiyanto, editor. Prosiding Seminar

Nasional Multifungsi dan Konversi Lahan Pertanian, pp.

149-157. Bogor, 2 Oktober dan Jakarta, 25 Oktober 2002.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.

Departemen Pertanian, Jakarta.

Wester, P. 2008. Shedding the Waters. Institutional Change and

Water Control in the Lerma.

Widiati, A. 1998. Analisis Pengaruh Perubahan Fungsi Ruang

Hidrologi Terhadap Keseimbangan Air: Studi Kasus

Cekungan Bandung. Tesis, Departemen Teknik

Lingkungan, Institut Teknologi Bandung.

Page 266: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

249

Winkelman, S., Hargrave, T., & Vanderlan, C. 2000.

Transportation and domestic greenhouse gas emissions

trading. Center for Clean Air Policy, 32.

Wiradi, G. 2000. Reforma Agraria. INSIST Press.

World Development report. 1990. World Bank. Washington.

World Resources Institute (WRI). 2003. World Resources,

2002–2004, Decisions for the Earth Balance, Voice, and

Power. World Resource Report. World Resources

Institute.

Yuniarto, Tri Edhi Budhi Soesilo, Udi Syahnoedi Hamzah,

Universitas Indonesia. Limbah Cair Panas Bumi dan

Dampaknya Terhadap Lingkungan. Jurnal Matematika,

Saint, dan Teknologi, Volume 17, Nomor 2, September

2016, 99-108.

Yunus, S. (2008). Dinamika Wilayah Peri–Urban Determinasi

Masa Depan Kota. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar Pr.

Yusak Mukkun, Sumartini Dana. Pembuatan Pengering Ikan

Ramah Lingkungan Dengan Menggunakan Panel Surya.

Kupang: Politeknik Negeri Kupang.

Yustika Kusumawardani. 2018. Evaluasi Pengelolaan Sistem

Penyediaan Air Bersih di Kota Madiun, Jurnal Neo

Teknika Vol 4 No. 1, 2018 hal; 1-10.

Zaenur. 2014. The Operating Effectiveness of WTU and WWTP

of Batik in Pekalongan City, International Journal of

Education and Reasearch, Vol 2 No. 12, 2014, ISSN; 2201-

6333 (print), ISSN; 2201-6740 (online).

Zakaria, Z. (2009). Analisis Kestabilan Lereng Tanah. Bandung

(ID): Laboratorium Geologi Teknik Program Studi Teknik

Geologi Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran.

Zhang, W., Li H., Sun D., Zhou L. 2012. A statistical assess-ment

of the impact of agricultural land use intensity on

regional surface water quality at multiple scales. Int. J.

Environ. Res. Public Health.9, pp. 4170-4186.

Page 267: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

250

Zhang, Y., Wang Y. 2012. Assessment of the impact of land-use

types on the change of water quality in Wenyu River Wa-

tershed, Beijing, China. Stephen Young (Ed..

International Perspectives on Global Environmental

Change.

Zuidam, V., dan Concelado, Z. (1979). Terrain Analysis and

Classification Using Aerial Photograph. A

Geomorphologycal Approach. Belanda: ITC Textbook

Page 268: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

251

PROFIL PENULIS

ISWANDI U.

Lahir di Kota Padang pada tanggal 18 April

1977 sebagai anak keempat dari empat

bersaudara dari pasangan (Alm.) Umar dan

(Alm.) Hasni. Menikah dengan Hilda

Handayani, S.T., M.Si. dan dikaruniai dua

anak, Kanaka Kastara Iswandi dan Keenan

Kastara Iswandi. Penulis menempuh

pendidikan S-1 pada Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang lulus tahun 2001. Pada

tahun 2009, penulis menyelesaikan pendidikan S-2 pada

Program Studi Ilmu Lingkungan, Pascasarjana Universitas

Negeri Padang. Tahun 2013-2016, penulis mendapatkan

kesempatan untuk melanjutkan pendidikan S-3 pada Program

Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dengan beasiswa BPPDN.

Tahun 2002-2009, merupakan staf pengajar pada Yayasan

Prayoga Padang. Sejak tahun 2009 sampai sekarang, penulis

bekerja sebagai staf pengajar pada Jurusan Geografi, Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang. Selain itu, penulis juga

diminta sebagai dosen luar biasa di STKIP PGRI Sumatera Barat

periode 2010-2013 dan Universitas Muhammadiyah Sumatera

Barat periode 2010-2012.

Penulis telah mengeluarkan buku Ekologi dan Ilmu

Lingkungan diterbitkan UNP Press tahun 2012 dan Pendekatan

Sistem dalam Ilmu Sosial, Teknik, dan Lingkungan yang

diterbitkan Rajawali Press tahun 2017. Selain itu, penulis aktif

Page 269: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

252

dalam workshop tentang arahan kebijakan dengan pendekatan

AHP, ISM, SWOT, MDS, dan Sistem Dinamik. Artikel ilmiah

internasional dan terakreditasi nasional yang penulis

publikasikan, antara lain a) “Delineation of Flood Hazard Zones

by Using a Multi Criteria Evaluation Approach in Padang West

Sumatera Indonesia” telah diterbitkan pada Journal of

Environment and Earth Science Vol. 4 No. 3 (2016) ISSN: 2224-

3216 (Paper) ISSN: 2225-0948 (Online); b) “Institutional Hierarchy of Flood Mitigation for Settlement Areas in Padang,

West Sumatera, Indonesia” proses terbit pada Journal of Public

Policy and Administration Research ISSN: 2224-5731 (Paper)

ISSN: 2225-0972 (Online); c) “Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk

Kawasan Permukiman dengan Metode Multi Criteria Evaluation

di Kota Padang”/”Evaluation for Suitability Land of Settlement

Area by Using Multi Criteria Evaluation Method in Padang” pada JPSL (Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan); d)

“Prioritas Pengembangan Kawasan Permukiman pada Zona

Rawan Banjir di Kota Padang” pada Jurnal Majalah Ilmiah

Globe.

INDANG DEWATA

Lahir di Candung Kabupaten Agam tanggal

18 November 1965. Lulus sarjana (S2) Kimia

Universitas Andalas (UNAND) tahun 1984,

kemudian melanjutkan Magister (S2) Ilmu

Lingkungan Universitas Indonesia tahun

1992, dan tahun 2009 menyelesaikan

program Doktor (S3) Ilmu Lingkungan

Universitas Indonesia.

Tahun 1991 lulus menjadi dosen (PNS) pada Universitas

Jambi, dan semenjak tahun 1997 pindah ke IKIP Padang (UNP)

Page 270: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam

253

pada program studi Pendidikan Kimia. Pada tahun 2008

tegabung pada staf Program Pascasarjana Universitas Negeri

Padang. Penulis pernah menjabat sebagai kepala Bappedalda

Kota Padang periode 2005-2011 dan kepala Dinas Pendidikan

Kota Padang periode 2011-2014. Kepala PPKLH Universitas

Negeri Padang periode 2015-2024. Selain itu, penulis juga

menjadi Pusat Penelitian Kependudukan dan lingkungan Hidup

Universitas Indonesia periode 2015 sampai sekarang. Selama

berkarir dalam penulis pernah mendapatkan penghargaan

Setya Lencana Pramuka dari Gubenur Provinsi Sumatera Barat

pada tahun 2013

Beberapa penelitian yang pernal dilakukan antara lain:

1. Study on The Air Quality Improvement Analysis By New

Emission Regulation of Vehicle tahun 2004

2. PengendalianLimbah Cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit Di

Propinsi Sumatera Barat (Suatu Kajian Penerapan

Minimisasi Limbah Cair, AplikasiLahan Berdasarkan

Analisis Biaya dan Manfaat) tahun 2008

3. MitigasiEfekRumahKaca (ERK) Dari Sumber Tidak

Bergerak dan Bergerak di Kota Padang tahun 2009

4. Studi Kompresipitasi Zn+2 Mengggunakan Al(OH)3 sebagai

Kompresipitan tahun 2013

5. Studicoprecipitation Logam-Logam Berat Dalam Sampel

Perairan Mengunkan Al(OH)3 Sebagai Comprecipitan

tahun 2014.

6. Analisis Logam Pb dalam Perairan Sungai Batang Arau

dengan Mengunakan metoda Comprecipitan Al(OH)3 di

Kota Padang tahun 2015.

7. Aplikasi Neomaterial akrilit sebagai Bahan Sensor

Formaldehid untuk Deteksi Cepat Formalin dalam Udang

(Macrobrachium Rosenbergii) tahun 2017.

Page 271: Pengelolaan Sumber Daya Alamrepository.unp.ac.id/28828/7/BUKU_ENDANG_DEWATA_SUMBER... · 2020. 12. 11. · permasalahan sumber daya alam, dan permodelan pengelolaan sumber daya alam
Desain-PC
Stamp
Desain-PC
Stamp