38
Oka Arimuda Angkat / 1000850853 City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 9 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM 2.1.1 Definisi Hotel Definisi Hotel Menurut Webster, hotel adalah suatu bangunan atau lembaga yang menyediakan kamar untk menginap, makanan, minuman serta pelayanan lainnya untuk umum. (Webster’s New American Dictionary) Menurut Menteri Perhubungan Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakanbagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum (SK. Menhub. RI. No. PM 10/PW.391/ Phb-77) Dengan mengacu pada pengertian diatas, dan untuk menertibkan perhotelan di Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam surat keputusan Menparpostel No. KM.37/PW 340/MPPT-86 tentang peraturan Usaha dan penggolongan hotel. Bab I, Pasal I, ayat (b). dalam SK tersebut menyebutkan bahwa : Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 9  

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

2.1. TINJAUAN UMUM

2.1.1 Definisi Hotel

Definisi Hotel

Menurut Webster, hotel adalah suatu bangunan atau lembaga yang menyediakan kamar

untk menginap, makanan, minuman serta pelayanan lainnya untuk umum.

(Webster’s New American Dictionary)

Menurut Menteri Perhubungan Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara

komersial, disediakanbagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut

makan dan minum

(SK. Menhub. RI. No. PM 10/PW.391/ Phb-77)

Dengan mengacu pada pengertian diatas, dan untuk menertibkan perhotelan di

Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam surat keputusan

Menparpostel No. KM.37/PW 340/MPPT-86 tentang peraturan Usaha dan penggolongan

hotel. Bab I, Pasal I, ayat (b). dalam SK tersebut menyebutkan bahwa :

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan

untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya

bagi umum yang dikelola secara komersial.

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 10  

Dari seluruh pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa hotel adalah :

1. Menyediakan jasa penginapan, makanan, minuman serta jasa lainnya.

2. Diperuntukkan untuk umum

3. Dikelola secara komersial.

2.1.2 Sejarah Perkembangan Hotel

Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan

publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Maknanya kira-kira, "tempat

penampungan buat pendatang" atau bisa juga “bangunan penyedia pondokan dan makanan

untuk umum". Jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat.

Tak aneh kalau di Inggris dan Amerika, yang namanya pegawai hotel dulunya mirip

pegawai negeri alias abdi masyarakat. Tapi, seiring perkembangan zaman dan

bertambahnya pemakai jasa, layanan inap-makan ini mulai meninggalkan misi sosialnya.

Tamu pun dipungut bayaran. Sementara bangunan dan kamar-kamarnya mulai ditata

sedemikian rupa agar membuat tamu betah. Meskipun demikian, bertahun-tahun standar

layanan hotel tak banyak berubah. Sampai pada tahun 1793, saat City Hotel dibangun di

cikal bakal wilayah kota New York. City Hotel itulah pelopor pembangunan penginapan

gaya baru yang lebih fashionable. Sebab, dasar pembangunannya tak hanya mementingkan

letak yang strategis. Tapi juga pemikiran bahwa hotel juga tempat istirahat yang mumpuni.

Jadi, tak ada salahnya didirikan di pinggir kota.

Setelah itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston, 1829) yang

selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling top di Amerika Serikat

(AS) bersaing ketat dengan Astor hotel yang dibangun di new York pada tahun 1836. Saat

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 11  

itu, hotel modern identik dengan perkembangan lalu lintas dan tempat beristirahat. Namun

Hotel Tremont lah yang pertama kali memperkenalkan jenis jenis kamar single dan double.

Yang pada setiap kamar dilengkapi dengan kunci masing-masing, air minum disetiap

kamar, pelayanan oleh bellboy serta memperkenalkan masakan perancis ke dunia

perhotelan.

Gambar 2.1.Tremont house

2.1.3 Klasifikasi Hotel

Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh pemerintah dan

menurut Dirjen Pariwisata dengan SK : Kep-22/U/VI/78. Untuk mengklasifikasikan sebuah

hotel, dapat ditinjau dari beberapa faktor yang satu sama lainnya ada kaitannya. Faktor-

faktor tersebut adalah :

1. Faktor kelas atau bintang dari hotel

Semakin banyak jumlah bintang maka persyaratan, fasilitas dan pelayanan yang

dituntut semakin banyak dan baik. Kriterianya adalah sebagai berikut:

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 12  

Tabel 1. klasifikasi kelas hotel

2. Faktor tujuan pemakai hotel selama menginap

a) Business hotel

Merupakan hotel yang digunakan oleh para usahawan. Hotel ini memiliki

fasilitas yang lengkap bagi para businessman

b) Recreational Hotel

Merupakan hotel yang dibuat denga tujuan untuk orang-orang yang akan santai

atau berkreasi

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 13  

3. Klasifikasi hotel berdasarkan letak lokasinya

o City Hotel

Adalah hotel yang terletak didalam kota, dimana sebagian besar tamunya yang

menginap melakukan kegiatan bisnis.

o Resort hotel

Adalah hotel yang terletak di kawsan wisata, dimana sebagian besar tamu yang

menginap tidak melkukan kegiatan usaha. Macam –macam hotel resort antara

lain:

a) Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan )

b) Beach hotel ( berada dipinggir pantai)

c) Lake hotel (berada di tepi danau)

d) Hill Hotel (berada di puncak bukit)

e) Forest hotel (berada dikawasan hutan lindung)

o Suburb hotel

Adalah hotel yan lokasinya di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit yakni

pertemuan antara dua kotamadya.

o Urban hotel

Adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar.

o Transit Hotel

Hotel yang dekat denga lintas antar kota berada didekat pelabuhan udara,

terminal, atau disekitar Bandar udara

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 14  

4. Klasifikasi hotel berdasarkan Kriteria jenis tamu

Jenis jenis tamu yang mengipa maksudnya adalah darimaan asal-usul tamu

menginap dengan latar belakangnya. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a) Family hotel

Adalah tamu yang menginap bersama keluarganya.

b) Business hotel

Tamu yang menginap adalah usahawan/pebisnis

c) Tourist hotel

Tamu yang menginap kebanyakan adalah para wisatawan domestic maupun

mancanegara

5. Klasifikasi hotel berdasarkan fasilitas tempat tidur

a) Single room, adalah satu kamar terdapat satu tempat tidur untuk satu orang.

b) Double room, adalah dalam satu kamar terdapat dua tempat tidur untuk dua

orang.

c) Triple room, adalah dalam satu kamar terdapat double bed untuk dua orang

ditambah extra bed.

d) Junior suite room, adalah satu kamar besar terdiri dari ruang tidur dan ruang

tamu.

e) Suite room, adalah kamar yang terdiri dari dua kamar yaitu kamar tidur untuk

dua orang ditambah tuang tamu, ruang makan dan sebuah dapur kecil.

f) President suite room, adalah kamar yang terdiri dari tiga kamar besar yaitu

kamar tidur, kamar tamu, kamar makan / rapat dan sebuah dapur kecil.

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 15  

g) Adjoining room, adalah dua buah kamar yang berdekatan tetapi tidak

mempunyai pintu penghubung atau sebelah menyebelah (side by side )

h) Connecting room adalah dua buah kamar yang berdekatan dan mempunyai pintu

penghubung atau sebelah menyebelah (side by side )

i) Lanais, adalah kamar dengan teras / balkon yang berlokasi menghadap ke kolam

dan kebun.

2.1.4 Definisi City Hotel

City /Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa

ataupun kampong berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status

hukum.

(http://id.wikipedia.org)

Merujuk pada Akomodasi Perhotelan Jilid I (Suwithi, 2008, p51), city hotel adalah

salah satu jenis hotel, diklasifikasikan berdasarkan faktor lokasi. Definisinya adalah hotel

yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar tamu yang menginap memiliki kegiatan

berbisnis. Dalam sumber yang sama (p42), city hotel berciri terletak di tengah kota besar

yang digunakan oleh kebanyakan usahawan.

1. Klasifikasi Hotel Bintang Empat

Dalam perancangan city hotel ini, hotel yang akan dibangun adalah hotel berbintang

empat dan ditargetkan bagi tamu dari kalangan wisatawan yang ingin berwisata di kawasan

Kota Tua dalam waktu yang lama dan menikmati fasilitas yang lengkap dan mewah,

wisatawan bisnis kelas atas, wisatawan mancanegara, serta untuk mengadakan event besar

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 16  

seperti konferensi atau pernikahan yang membutuhkan hall yang besar dan kamar yang

banyak untuk tamu rombongan.

Pemilihan lokasi yang menghadap Kali Besar dan Jembatan Kota Intan, dekat dengan

objek-objek wisata, serta akses jalan besar dianggap cukup layak untuk perancangan hotel

bintang empat. Potensi wisata dan kesejarahan kawasan juga menjadi nilai positif.

2.1.5 Tinjauan Kesejarahan kotatua

Gambar 2.2. Peta kota batavia masa lalu

Kotatua merupakan saksi sejarah perkembangan kota Jakarta, dibalik arsitektur

bangunannya yang mengagumkan menyimpan ”Misteri” akan peristiwa sejarah di masa

lampau. Inilah selintas mengenai kotatua Jakarta dan sejarahnya arsitekturnya.

Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan kerajaan sunda yang

bernama Sunda Kelapa (397 -1527) berlokasi di muara sungai ciliwung. Saat itu ibukota

kerajaan sunda adalah pajajaran (sekarang bogor), dapat ditempuh dari pelabuhan sunda

kelapa selama dua hari perjalanan. Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 17  

pelabuhan lada yang sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India

Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang

seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk

ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu. Pada abad ke-16

terjadi tragedi penaklukan pelabuhan sunda kelapa oleh fatahillah.

Fatahillah membangun Jayakarta (1527 -1619 ) diatas lahan bekas sunda kelapa pada

tahun 1527. Kota tersebut luasnya tidak lebih dari 15 hektar dengan pola tata kota

tradisional Indonesia. Kota jayakarta hancur diserang VOC belanda pada tahun 1619 yang

dipimpin oleh Jan pieterszoon Coen.

Pada tahun 1620 diatas reruntuhan kota Jayakarta, Belanda membangun kota yang

diberi nama Batavia (1620-1942) sebagai penghormatan terhadap kaum Batavieren suku

bangsa eropa yang menjadi nenek moyang orang-orang belanda. Kota baru tersebut terletak

di sebelah timur sungai ciliwung yang pusat kotanya kini masih terlihat di sekitar taman

fatahillah sekarang. Orang orang pribumi Batavia dijuluki batavianen (orang Batavia) yang

kemudian diucapkan menjadi orang betawi.

Kota Batavia pada tahun 1635 diperluas ke sebelah barat sungai ciliwung diatas bekas

kota jayakarta yang hancur. Kota ini dirancang lengkap dengan system pertahanan berupa

tembok dan parit sekeliling kota. Tata ruang kota dibagi ke dalam blok-blok yang

dipisahkan oleh kanal. Pembangunan kota Batavia selesai pada tahun 1650. Setelah

pendudukan jepang pada tahun 1942.

1. Pola Ruang Kota Batavia

pola kota Batavia periode VOC banyak dipengaruhi oleh teori kota ideal dan praktis

yang digagas oleh simon stevin, seorang ahli matematika sekaligus perencana kota abad ke

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 18  

XVII dari Belanda. Stevin mengatur wilayah publik, hunian, kanal dan grid kotak agar

wilayah publik dapat terlindungi tanpa menghilangkan kebebasan individu. Selai itu peran

kanal sangat penting dalam penyusunan kota kolonial. Bangunan-bangunan publik seperti

kastil, gereja, sekolah, rumah sakit, pasar serta tempat persinggahan para pedagang asing

diatur sedemikian rupa agar tidak terkesan dominan maupun tidak terabaikan. Hal ini

dilakukan dengan cara;

a) Perletakkan bangunan-bangunan tersebut dalam satu aksis memanjang di salah

satu sisi/ bagian kota.

b) Perletakkan bangunan-bangunan tersebut menyebar di setiap sisi/bagian kota,

dengan tetap di susun dalam satu aksis memanjang.

2. Konsep Tata Ruang

Dalam skema Stevin, tembok kota menjadi unsur perlindungan penting, dimana pada jarak-

jarak tertentu terdapat bastion bastion pengawas, kastil menjadi symbol kekuasaan

sekaligus pertahanan kota.

Gambar 2.2.1 Skema tembok Batavia rancangan Stevin

Gambar 2.2.2. kota batavia

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 19  

a) Sirkulasi

Alur sirkulasi darat di dalam kota Batavia juga sudah tertata rapi. Alur kendaraan

kereta kuda berupa jalan-jalan utama dan umum dari material bukan aspal. Pada

pergantian abad ke 20, pemerintah kota Batavia sempat membuka jalur trem di

wilayah ini. Sementara itu, pemerintah kota abad ke 19 juga membuat alur

pedestrian yang menerus. Hal ini sangat memungkinkan karena sebagian besar

bangunan didalam areal bangunan ini mempunyai garis sempadan bangunan 0, dan

jalan setapak (pedestrian) terdapat dibagian muka bangunan.

Terdapat dua macam bentuk pedestrian dalam pola ini yaitu pedestrian yang

menerus didepan muka bangunan (sebagian besar dibangun pada mas VOC ), serta

pedestrian yang masuk kedalam muka bangunan (arcade) yang dibangun pada masa

pemerintahan sesudah VOC.

b) Elemen ruang kota

Sebagai elemen ruang kota dapat disebutkan antara lain adalah lampu lampu jalan

antic, spot-spot tempat air minum, serta bangku bangku taman. Untuk areal hijau

tidak dianalisis terlalu panas karena wilayah ini pada zaman dahulu sudah

merupakan daerah yang cukup panas terutama pada siang hari, karena pengaruh

iklim laut. Konsetrasi pohon pohon berada didaerah sepanjang kali besar dan

sepanjang benteng.

2.1.6 Kotatua dan Kondisinya Saat ini

Setelah tahun 1942, nama Batavia diganti menjadi Jakarta.  Elemen kota Batavia sudah

banyak yang berubah, tetapi struktur kotanya masih terlihat hingga kini. Terlihat batas-

batasnya yang dikelilingi parit dan kini menjadi sungai.

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

 

 

P

y

h

G

K

p

d

B

K

y

C

F

Oka Arimuda

Pemerintah

yang harus d

hektar dinya

Gubernur N

Kelapa, bata

paling barat

di belakang

1. Karakte

Berdasarkan

Kawasan Ca

yang lebih b

Cagar Buda

Fatahillah, P

a Angkat / 100

Ga

Provinsi DK

dilindungi, d

atakan sebag

Nomor 34 ta

as paling sel

adalah mesj

Bank BNI K

er Morfolog

n Rencana I

agar Budaya

bernilai, yang

aya Kotatua

Pecinan, Pek

00850853

ambar 2.3. Ka

KI Jakarta m

ditata kemba

gai luas pen

ahun 2006.

latan adalah

jid tua di Jal

Kota.

gi Kotatua

Induk Kotatu

a Kota Tua te

g dahulunya

a dibagi me

kojan, dan Pe

City Hot

awasan Kota tu

menetapkan k

ali dan dikem

ngusaan pere

Batas palin

h lokasi bang

lan Bandeng

ua Jakarta (

erdapat zona

a sebagian be

enjadi 5 (li

eremajaan.

tel di Kawas

ua saat ini

kawasan kota

mbangkan. D

encanaan Ko

ng utara ada

gunan Candr

gan, dan bata

(Dinas Tata

a inti, yaitu a

esar adalah k

ima) zona

san Glodok K

atua sebagai

Delapan ratu

otatua, sesua

alah sebagia

ranaya Jalan

as paling Tim

Kota, 2007

area yang m

kota di dalam

yaitu kawa

Kotatua Jaka

i kawasan be

us empat pulu

ai dengan P

an Pelabuhan

n Gajah Mad

mur adalah s

7), di tengah

memiliki nila

m dinding. K

asan Sunda

arta | 20 

ersejarah

uh enam

Peraturan

n Sunda

da, batas

satu blok

h-tengah

i sejarah

Kawasan

Kelapa,

 

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 21  

Zonasi 1: Sundakelapa, yang batasnya ke arah utara dari bentangan rel kereta api. Karakter

zona ini adalah bahari yang didominasi dengan perkampungan etnik dan pergudangan,

langgam merespon iklim laut. Visi pengembangannya adalah menyemarakkan aktivitas

kebaharian.

Zonasi 2: Fatahillah, yang batasnya adalah sekitar Taman Fatahillah, Kalibesar dan Taman

Beos. Karakter asal zona ini adalah kota lama dengan populasi bangunan tua terbanyak.

Visi pengembangannya adalah memori masa lalu, yang memberi fungsi baru sebagai

museum, industri kreatif dan fungsi campuran. Pada zonasi ini dikenakan retriksi yang

ketat demi pelestarian kawasan.

Zonasi 3: Pecinan, yang batasnya adalah sekitar Glodok Pancoran. Karakter zona budaya

etnik Cina baik kehidupannya maupun lingkungan arsitekturnya, sedangkan visi

pengembangannya adalah pelestarian bangunannya dan tetap mempertahankan kehidupan.

Zonasi 4: Pakojan, yang batasnya adalah sekitar Pakojan, Jembatan Lima dan Bandengan.

Karakter zonanya adalah budaya religius karena pada zona ini terdapat beberapa masjid

tua. Visi pengembangannya adalah kampung multi etnis.

Zonasi 5: Kawasan Peremajaan, yang batasnya adalah dari Pancoran ke arah Jalan Gajah

Mada (Gedung Arsip). Visi pengembangan zonasi ini adalah sebagai pusat bisnis Kotatua.

2.2 Arsitektur kontekstual

1. Definisi secara umum

konteks adalah kondisi dan situasi (setting), dimana arsitektur berada.

Arsitektur kontekstual adalah upaya simpatik untuk mempertautkan / mengkaitkan secara

visual bangunan baru / lingkungan yang ada (terbina), melalui ;

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 22  

1. Mengambil motif motif bangunan yang telah ada

2. Mengambil bentuk dasar yang sama untuk dimodifikasi sehingga tampak beda

3. Mengembangkan bentuk bentuk dan pola pola baru yang memiliki efek visual yang

mendekati bangunan lama.

Arsitektur kontekstual yang saya pakai lebih mengedapankan faktor kontrasnya, karena di

desain dengan pendekatan terpadu dengan mengikutsertakan pertimbangan kualitas

lingkungan fisik dan aspek nir-fisik kedalam proses perancangan arsitektur,

pendekatannya berdasarkan lokalitas kawasan tersebut, diantaranya :

1. Kegiatan : fungsinya sebagai area bisnis, area rekreasi, Ruang hijau, dan ruang publik

2. Waktu : saat ini, zaman sekarang,, dapat dilihat dari visualisasi tampak, elemen

bangunan, Konsep massa dll

Faktor kontras dipilih karena bangunan sekitar tapak yang telah berubah, dan sudah tidak

mencerminkan kawasan glodok sebagai kawasan pecinan namun telah berubah sebagai

kawasan bisnis yang dikelilingi ruko ruko. agar dapat menghidupkan kembali kawasan

tersebut perlu adanya bangunan yang kontras namun tetap terkesan humble (sederhana)

terhadap bangunan sekitarnya.

2.3 Arsitektur Lansekap

1. Definisi secara umum

Arsitektur lansekap adalah desain luar dan ruang publik untuk mencapai lingkungan,

sosial-perilaku, dan / atau hasil estetika. Melibatkan penyelidikan sistematis sosial yang

ada, ekologi, dan kondisi geologi dan proses dalam lanskap, dan desain intervensi yang

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 23  

akan menghasilkan hasil yang diinginkan. Dalam sebuah perancangan lansekap arsitektur

banyak teori-teori yang digunakan sebagai perancangannya, salah satunya adalah teori

perkotaan atau yang biasa disebut teori urban desain.

2. Pendekatan Urban desain

Urban Design is that part of the planning process that deals with the

physical quality of the environment

(Rob Krier, Urban Space, p49)

Terjemahan :

Urban Desain merupakan bagian dari sebuah proses perencanaan yang terkait dengan

kualitas fisik sebuah lingkungan.

Maka pengertian Urban Desain secara kontekstual adalah seni rancang bangunan dan

lingkungan perkotaan dimana kondisi eksistingnya menjadikan sebuah interaksi spasial

antara arsitektur dan warga kota dengan konseptual teknis ’place-making principles’.

Persepsi Urban dengan konsep revitalisasi bangunan, penataan ruang dan

lingkungan sangat melibatkan partisipasi publik, yakni masyarakat sebagai objeknya. Hal

tersebut juga berkaitan dengan kota tua jakarta yang pada tahun ini dicanangkan sebagai

Jakarta Creative City.

Gambar 2.4. jakarta sebagai kota kreatif

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

 

 

M

b

t

t

k

G

R

k

Oka Arimuda

Menurut Ch

singgah. M

“Bagaimana

bandara, pel

” Kota krea

tentang kota

terbuka ter

kreatif adala

Gambar 2.6 p

Ruang pub

kerekatan so

a Angkat / 100

harles Landry

Misalnya ke

a sebuah ko

labuhan, stas

Gam

atif juga ber

anya, indust

rhadap sebu

ah juga tenta

pelukis yang be

lik (Public S

osial yang b

00850853

y sebuah ko

eramahtama

ota seperti m

siun kereta a

mbar 2.5 transp

risi orang y

trinya, seni

uah toleran

ang personali

erada di sepanj

Sphere) ada

bisa membaw

City Hot

ota yang krea

ahannya. K

mengundang

api mereka.

portasi penduk

yang punya

budaya, bi

nsi, punya

ity quality, d

ang lokasi tapa

alah elemen

wa kota me

tel di Kawas

atif bisa dili

Keramahtama

g kita untuk

kung di lokasi t

kombinasi

isnisnya, dan

kapasitas

di mana ada

ak

terpenting. H

nuju masyar

san Glodok K

hat dari kes

ahan transp

k masuk le

tapak

pengetahuan

n yang seca

untuk men

banyak oran

Hal ini menj

rakat madan

Kotatua Jaka

an pertama

portasi, khu

ebih dalam,

n begitu m

ara bersama

ndengarkan.

ng dengan ku

njadi wadah

ni atau civil

arta | 24 

saat kita

ususnya.

melalui

endalam

aan juga

. “Kota

ualitas

lahirnya

society.

 

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 25  

Dalam sejarahnya, seperti diwacanakan Habermas, ruang publik atau offentlichkeit ini

menjadi wadah dari institusi kelas menengah yang punya pengaruh kuat dalam proses

revolusi sosial.

2.4 Perancangan Lansekap Kawasan

Ada 3 pendekatan yang perlu diketahui dalam sebuah perancangan urban desain yaitu

figure-ground, linkage dan place.

Gambar. 2.7 pendekatan urban desain

2.4.1 Figure-ground theory

Pendekatan figure ground adalah suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah

pola existing figure ground dengan cara penambahan, pengurangan, atau pengubahan pola

geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan dengan

ruang terbuka.

a. Urban solid

Tipe urban solid terdiri dari:

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 26  

• Massa bangunan, monumen

• Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan

• Edges yang berupa bangunan

b. Urban void

Tipe urban void terdiri dari:

• Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara publik dan privat

• Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi privat sampai

privat

• Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas publik

berskala kota

• Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi

preservasi kawasan hijau

• Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier. Tipe ini berupa daerah

aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.

2.4.2 Teori Keterkaitan (Linkage Theory)

Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan

yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain.

Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk

segaris dan sebagainya. Menurut Fumuhiko Maki, Linkage adalah semacam perekat kota

yang sederhana, suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan kegiatan yang

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 27  

menghasilkan bentuk fisik suatu kota. Teori ini terbagi menjadi 3 tipe linkage urban space

yaitu:

Compositional form Bentuk ini tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara 2

dimensi. Dalam tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung

Mega form Susunan-susunan yang dihubungkan ke sebuah kerangka berbentuk garis

lurus dan hirarkis.

Group form Bentuk ini berupa akumulasi tambahan struktur pada sepanjang ruang

terbuka. Kota-kota tua dan bersejarah serta daerah pedesaan menerapkan pola ini

2.4.3 Teori lokasi (Place Theory)

Teori ini berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap

budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik. Space adalah void yang hidup

mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place apabila diberikan

makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya. Salah satu bentuk

keberhasilan pembentuk place adalah seperti aturan yang dikemukakan Kevin Lynch untuk

desain ruang kota.

• Legibillity (kejelasan) Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara

jelas oleh warga kotanya. Artinya suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa

dikenali dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya

dan bisa langsung dilihat pola keseluruhannya.

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 28  

• Identitas dan susunan artinya image orang akan menuntut suatu pengenalan atas suatu

obyek dimana didalamnya harus tersirat perbedaan obyek tersebut dengan obyek yang

lainnya, sehingga orang dengan mudah bisa mengenalinya. Susunan artinya adanya

kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar bangunan dan

ruang terbukanya

• Imageability Artinya kualitas secara fisik suatu obyek yang memberikan peluang yang

besar untuk timbulnya image yang kuat yang diterima orang. Image ditekankan pada

kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan atribut identitas

dengan strukturnya. Kevin Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5

elemen pembentuk wajah kota, yaitu:

Nodes

Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang

berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths menyebar

dan tempat mengumpulnya karakter fisik.

Edges

Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang

merupakan batas antara 2 jenis fase kegiatan. Edges berupa dinding, pantai hutan

kota, dan lain-lain.

Districts

Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 29  

luar apabila memiliki kesan visual. Artinya districts bisa dikenali karena adanya

suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.

Paths

Adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan

mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang

lainnya.

Landmark

Adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan

fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang

bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan.

3 Tinjauan Khusus Terhadap Topik dan Tema

3.1 Masterplan Kawasan Glodok

Gambar 2.8 perkembangan kawasan Glodok

( arsitektur e-Journal, Volume 2 Nomor 3, November 2009)

 

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 30  

Kawasan glodok yang lekat dengan budaya pecinan menyimpan banyak

keanekaragaman karakteristik yang bisa digali untuk dijadikan sebagai acuan dalam

mendesain dan mengolah tapak pada nantinya secara kontekstual,

Kawasan Berikut ini akan di analisis berdasarkan pendekatan teori teori yang telah

dijelaskan sebelumnya, Pendekatan tersebut dijabarkan sebagai berikut :

3.2 Penerapan teori dalam kawasan

Teori Place Kevin Lynch yang akan visual Valuation dipilih karena menyatakan bahwa

image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota, yaitu:

1. Batasan (edges) 

Masa Perkembangan Jakarta Modern (1920-2009) Pada masa ini batas Kawasan Pecinan

sebelah utara dan timur berupa jalan, sebelah timur dan selatan berupa sungai, yaitu Kali

Krukut, sebelah barat adalah jalan kali besar dan pinangsia

2. Sumbu Kawasan (Nodes)

Berdasarkan analisa, nodes utama di Kawasan Pecinan ada empat. pertama adalah

Pertigaan jl pancoran karena bisa menghubungkan kedua pasar, glodok dan asemka. Lalu

sumbu kedua adalah Pasar Glodok, dan sumbu ke tiga adalah Pasar Asemka berupa

komplek pertokoan yang merupakan pusat kegiatan perdagangan skala kota

Gambar 2.9 nodes kawasan

1. Pertigaan pancoran 

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 31  

3. Kelompok Distrik bangunan (districts)

Saat ini luas kawasan permukiman Cina menjadi semakin kecil dibanding masa

sebelumnya dengan perbandingan luas lahan terbangun dan tidak terbangun sebesar 95:5.

karakter morfologi kawasan tersebut, diantaranya ;

• Dominasi bangunan deret dan ruko bernuansa langgam cina

• Sebagian berupa kawasan perkampungan dan sebagian lainnya bangunan urban.

• Bentuknya tidak beraturan.

• Tidak terasa adanya sumbu kawasan.

• Tidak adanya ruang terbuka sebagai pusat komunitas. 

• Memiliki banyak gang sempit disekitar perkampungannya. 

2. Glodok plaza 

3. Pertokoan  

4. Pasar  asemka 

12

3

3

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 32  

Gambar 2.10 pengelompokkan distrik berdasarkan bangunan

Setelah di buat penzoningan distriknya, akan terlihat karakteristik bangunan yang berada

dikawasan tersebut, ternyata setiap pengelompokkan zona mempunyai fungsi kegiatannya

masing masing, zona tersebut meliputi bangunan pertokoan, tempat ibadah, kawasan

perdagangan besar dan pemukiman.

2. Sirkulasi Jalan (Path)

Saat ini seluruh jalan di kawasan tapak berupa jalan aspal dengan kondisi perkerasan baik

yang terdiri dari jalan Raya, Pedestrian dan gang. Lokasi tapak dapat diakses dari berbagai

macam jalan, diantaranya jl pancoran, asemka dan jl. Kali besar selatan,

1

3

4

2

1

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

 

 

3

K

m

i

k

3

D

Oka Arimuda

3. Penanda

Kawasan P

menjadi seb

ini adalah g

kawasan ters

3.3 Visual A

Dominasi ba

• Perkam

• Jalan se

a Angkat / 100

Gamba

a Kawasan

ecinan sebe

buah landma

glodok plaza

sebut dan su

Analisis

angunan ber

mpungan pad

empit dan tid

Asemka 

00850853

ar 2.11 sirkulas

enarnya tida

rk, namun la

a, karena glo

udah terkena

langgam Cin

at.

dak beraturan

Glodoplaza

City Hot

si jalan Path

ak mempun

andmark yam

odok plaza

l sebagai kaw

na.

n khas pecin

ok  

tel di Kawas

nyai bangun

mg paling te

merupakan

wasan perda

nan.

Oriocpla

san Glodok K

an khas ya

epat untuk k

bangunan y

agangan.

on aza

jalan asemka

jl. Kali besar selatan

Jalan pancor

Jalur Pedestr

Jalan rencanRTRW 

Kotatua Jaka

ang dapat d

kawasan glo

yang paling

ran 

rian 

arta | 33 

dijadikan

dok saat

besar di

 

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 34  

Gambar 2.12 bangunan eksisiting

Kondisi tapak eksisting dikelilingi bangunan lama dan bangunan baru, dan sebagian dari

bangunan tersebut masih mencirikan budaya dan langgam khas kawasan pecinan.

Sebuah bangunan yang akan dibangun nantinya dapat berupa bangunan yang sesuai dengn

konteks lingkungan sekitar ataupun kontras dengan lingkungan sekitar, semua itu dapat

dilihat dari skyline kawasan tapak tersebut.

Ruko /bangunan lama 

Bangunan baru 

Bangunan eksisting 1 

Bangunan eksisting 2 

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

 

 

GLO

Op

Oka Arimuda

Pada

DOK PLAZA 6

Gp

Orion plaza 

a Angkat / 100

G

a analisa ini,

Ga

6 lt 

lodok laza 

00850853

Gambar 2.13 S

hanya arcad

ambar 2.14 Ak

Ruko  2 lantai

City Hot

kyline bangun

de yang tidak

ksonometri kaw

wartel

B

tel di Kawas

an di sekitar ta

k dihilangka

wasan dari sisi

Panti  pijat 

BANGUNAN B

Jl.p

san Glodok K

apak

an ,

timur

Ruko kosong 

BARU 

pancoran 

Kotatua Jaka

Ruko 3 lantai 

Jl.Kali besar s

arta | 35 

hotel 

selatan 

 

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

 

 

K

K

m

Oka Arimuda

Ketinggian b

Kesimpulan

sudah terpen

sekitar nya d

merupakan b

Jl.pa

Glodok plaza 

a Angkat / 100

G

Gambar 2

bangunan

n dari dua ga

ngaruh unsu

dan langgam

banguanan m

TOKO 

ancoran 

00850853

Gambar 2.15 L

2.16 Aksonome

ambar terseb

ur modern d

m china di d

modern, sehi

BA

City Hot

Lingkungan bar

etri Kawasan d

but, dari jen

dapat dilihat

daerah itu tel

ingga jika di

R

ANGUNAN BA

tel di Kawas

ru

dari sisi selatan

nis ruko ruk

t sudah sem

lah hilang, l

ilihat dari be

RM RUKAN 

ARU 

Jl.Kali be

Oripla

san Glodok K

n

ko yang bera

makin banyak

lalu ada glod

entuk skyline

PADANG 

esar selatan 

on za 

Kotatua Jaka

ada di sekit

k bangunan

dok plaza ya

e

KLINIK  

arta | 36 

tar tapak

kaca di

ang juga

 

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

 

 

4

4

L

d

l

t

Oka Arimuda

4. Tinjauan

4.1 Lokasi T

Lokasi tapak

dan keluraha

lingkungan

transportasi

beriku

• Lo

• Lu

• KD

• KL

• Ke

• Ba

a Angkat / 100

n Tapak

Tapak

k berada di J

an Pinangsia

yang menu

massal

t ini adalah d

okasi Tapak

uas Lahan

DB

LB

etinggian M

atas tapak :

00850853

Gambar 2

Jl Pintu besa

a. Lokasi ini

unjang, akse

data terpilih

: Jl. Pi

:10.02

: 50 %

: 4

aks : 16 la

:

City Hot

2.17 gambar lok

ar selatan Jak

i dipilih kare

esibilitas yan

;

intu Besar S

23,38 m²

% x 10.023,3

apis

tel di Kawas

kasi tapak

karta Barat T

ena memiliki

ng baik, dan

elatan

8 = 5.011,6

san Glodok K

Termasuk ke

i lokasi yang

n dekat den

6 m²

Kotatua Jaka

ecamatan Ta

g strategis , k

ngan pembe

arta | 37 

amansari

kegiatan

erhentian

 

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 38  

- Batas utara : Pemukiman, Ruko

- Batas Selatan : Glodok Plaza

- Timur : Jl. Kali besar selatan

- Barat : Pasar dan ruko kawasan pancoran

• Rencana Batas Wilayah Kota DKI Jakarta :

- Peruntukan lahan : Kkt/ Kpd ( perkantoran / komersial).

- Koefisien Dasar Bangunan (KDB) :50 %

- Koefisien Luas Bangunan (KLB) : 4

- Maksimal jumlah lantai : 16 lantai

- Garis Sempadan Bangunan (GSB) : 3m

4.2 Pencapaian ke Tapak

Tapak dapat dicapai dengan berbagai akses,mulai dari angkutan yang kecil sampai besar,

Lokasi ini juga dekat dengan salah perhentian Trans Jakarta dan stasiun Jakarta-kota yang

membuat lokasi ini semakin strategis dan sangat baik pengembangan sebuah tempat

penginapan.

4.3 Fungsi Sekitar Tapak

Tapak dikelilingi oleh berbagai macam aktifitas seperti pusat hiburan dan perdagangan,

tapak ini dekat dengan fasilitas seperti pasar, rumah makan, pusat perdagangan elektronik,

pusat perdagangan mainan imitasi, hingga kawasan wisata kotatua.Dengan adanya berbagai

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 39  

macam fasilitas yang tersebar di sekitar tapak tersebut diharapkan dapat tercapai esensi

sebuah City Hotel.

4.4 potensi dan kendala tapak

Potensi tapak

• Dekat dengan pusat bisnis.

• Dekat dengan kawasan wisata kotatua.

• Bentuk tapak segtiga.

• Memiliki 2 akses untuk memudahkan sirkulasi kendaraan.

• Dekat dengan semua fasilitas dan penyedia kebutuhan.

Kendala tapak

• Angkutan di sekitar glodok plaza berpotensi menimbulkan kemacetan

• Pemandangan kearah barat kurang menarik yaitu pemukiman kumuh

• Cuaca panas dan terik

• Kurangnya vegetasi

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 40  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2.19 Situasi pertigaan glodok - pancoran

Gambar 2.20 Situasi jalan pancoran berada di bagian barat tapak

Gambar 2.21 Situasi pasar di sebelah barat laut tapak

Gambar 2.18 Situasi glodok plaza berada di bagian timur tapak 

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 41  

5. Studi Banding

5.1 Studi Literatur

1. Grand Hyatt Hotel Frankfurt (2009)

 

 

 

 

 

 

 

 

Data bangunan

Klien : Real Estate Vivico, Frankfurt am Main

Lokasi : Frankfurt am Main, Jerman

Kabupaten : Viertel Europa

Gunakan : Hotel dengan restoran umum dan bar di tingkat atas

Situs Area : 4400m2

Gambar 2.22 Grand hyatt Frankfurt

Page 34: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 42  

Lantai Bruto Area: 54.500 m2

Bldg. Skala: 31 lantai Ground, basement Ground 2 lantai

Struktur: beton

Max. Tinggi: 113,30 m

Lot Parkir: 187 mobil

Alasan memilih bangunan tersebut sebagai studi banding adalah pertama karena lokasinya

berada di tengah kota dan bentuk tapaknya yang mirip yaitu segitiga dari segi bentuk dan

konsep juga menarik kerena menyoroti karakter kosmopolitan dan keanekaragaman

Frankfurt.

Konsep bangunannya memiliki ketinggian yang berbeda terkait dengan aspek-aspek yang

kota. menara mengambil variasi dan keanekaragaman yang ditawarkan oleh kota Frankfurt

dan mencerminkan bahwa keragaman pengalaman kembali ke kota itu sendiri. Menara ini

dapat dirasakan berbeda dari berbagai perspektif.

Page 35: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 43  

• Naumi Hotel, Singapore (2007)

Gambar 2.23 gambar lokasi tapak

Yang menarik dari bangunan ini adalah letaknya yang berada di kawasan kota tua dan

merombak ulang Hotel Metropole tua, sifat bangunannya kontras dengan bangunan sekitar.

Fasilitas hotel tersebut sangat lengkap sebagai sebuah city hotel. memiliki fasilitas kolam

renang di bagian atap, fasilitas gym dan ruang konferensi. Sasaran pasar hotel ini adalah

untuk pebisnis dan wisatawan,

Konsep Second fasad Penahan panas

Fasade bangunannya ekspresionistis dan desainnya seperti pita origami. Bagian fasad yang

berlubang memungkinkan untuk membudidayakan bunga rambat . pada tahun 2009, ia

memenangkan ""sky rise greenery" PUSH award dari the National Parks/Singapore

Institute of Architects.

 

Page 36: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 44  

5.2 Studi Lapangan

Tabel 2 Perbandingan hotel di kawasan Glodok

Hotel Batavia Gambar 2.24 Hotel batavia

Hotel Chitra Gambar 2.25 hotel chitra

tapak di Jl. Kali Besar Barat, Jakarta Jalan Toko Tiga Seberang No.23 West Jakarta 11120, Indonesia

bintang 4 2

Lapis 8 4

Gubahan massa

Massa bangunan berbentuk segi enam, dengan view ke 6 arah dan memiliki view terpusat ke tengah bangunan.

Memiliki bentuk persegi panjang.

Fasilitas kamar

Batavia Apartment 1 Club Suite 2 Continental Deluxe King 47 Continental Deluxe Twin 16 Deluxe King 23 Deluxe Twin 3 Junior Suite 4 President Suite 1 Residential Apartement King 1 Residential Apartement Twin 1 Residential Deluxe Garden King 7 Residential Deluxe GardenTwin 7 Residential Deluxe King 5 Residential Deluxe Twin 5 Superior King 60 Superior Twin 145

standard, deluxe, superior Superior plus,family,suite.

Orientasi hotel

Hotel bisnis City hotel

harga 800.000 – 2,5 juta 220.000 – 425.000

Page 37: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 45  

lobby Hotel bisnis memiliki lobby yang Besar

Gambar 2.26 interior batavia hotel

City hotel memiliki lobby kecil

Gambar 2.27 Loby hotel chitra

Fasilitas penunjang

• Ballroom • Restoran • Kolam renang • Jogging track • spa • Layanan pemesanan makanan

dalam kamar • Sentra Bisnis Batavia • Hot spot di areal publik

• Chitra café • Chitra karaoke • Chitra restaurant

kelemahan • Letaknya berada di jalan satu arah, menjadikan akses ke hotel ini cukup sulit.

• Hotel nya kurang terawat, dan tidak menarik perhatian turis untuk berkunjung/menginap.

• Hotel tersebut diorientasikan untuk bisnis, sehingga letaknya memang cukup jauh dari kawasan wisata kota tua

• Fasad bangunan kurang terawat

Tabel 5. Studi banding

Hotel Batavia walaupun memiliki bangunan yang megah dan fasilitas yang lengkap

ternyata tidak cukup diminati oleh pengunjung untuk menginap di hotel tesebut. Setelah di

survey, hotel tersebut kurang dirawat dengan baik, harga kamarnya cukup mahal dan

sirkulasi pencapaiannya cukup sulit karena berada di lalu lintas satu arah. Namun ballroom

di hotel tersebut cukup banyak diminati oleh penyewa untuk acara perkawinan maupun

bisnis.

Page 38: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1. TINJAUAN UMUM

Oka Arimuda Angkat / 1000850853   

City Hotel di Kawasan Glodok Kotatua Jakarta | 46  

Hotel chitra berada dikawasan asemka, hotel ini sudah ada sejak lama dan termasuk city

hotel yang cukup terkenal, dilihat dari bangunannya memang terlihat tua, namun letaknya

kurang strategis karena bukan berada di jalan besar namun okupansi tamu yang menginap

cukup baik karena ditunjang fasilitas pendukung yang berada di sekitar hotel tersebut,

seperti kawasan perdagangan dan kawsan hiburan.

Kesimpulan

Kedua hotel tersebut letaknya sama yaitu di tengah kota, hotel batvia dekat dengan

kawasan wisata, dan hotel chitra berada dekat dengan kawasan bisnis, namun okupansi

penghuni di hotel citra lebih baik dibandingkan dengan hotel batavia yang sepi pengunjung

walaupun minim fasilitas.fasilitas hotel chitra mengandalkan kawasan sekitar sebagai

penyedia fasilitasnya..untuk hotel batavia walupun tingkat okupansinya rendah Namun dari

segi penyewaan ballroom, ballroom hotel batavia masih cukup banyak diminati oleh

penyewa untuk mengadakan acara acara besar.