83
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan Pusat perawatan hewan peliharaan merupakan sebuah fasilitas kesehatan khusus hewan peliharaan. Tujuan utama adanya fasilitas seperti ini tentunya untuk memajukan standarisasi kesehatan hewan peliharaan, didukung dengan adanya tenaga medis dan tenaga ahli yang menangani perawatan secara langsung. Pengadaan fasilitas kesehatan inipun menjadi hal yang semakin penting untuk dikembangkan, seiring semakin meningkatnya peminat hobi memelihara hewan peliharaan. Munculnya fasilitas-fasilitas kesehatan khusus hewan tentu berhubungan dengan perkembangan ilmu kedokteran hewan di Indonesia. Diawali dengan tingginya intensitas hubungan manusia dengan hewan yang dirasakan saling menguntungkan, akhirnya menimbulkan hubungan keterikatan yang cukup kuat. Kebutuhan akan fasilisasi kesehatan bagi hewan pun sudah menjadi kebutuhan dasar utama yang menunjang kualitas kehidupan bagi hewan. Berbeda dengan fasilitas kesehatan untuk manusia, fasilitas kesehatan untuk hewan terlebih dahulu di awali dengan adanya klinik, yang merupakan tempat praktek gabungan para dokter hewan. Hingga akhirnya dirasakan klinik lebih condong memberikan pelayanan kepada hewan peliharaan dikarenakan lokasi yang kurang strategis dan luas area yang cenderung kecil, maka munculah rumah sakit hewan, untuk menangani hewan dari berbagai jenis, seperti hewan ternak, hewan langka, dan juga termasuk hewan peliharaan. Munculnya praktek-praktek dokter hewan yang bersifat swasta pun sangat menjamur, terutama dengan tingginya permintaan akan jasa dari profesi tersebut. Hingga akhirnya munculah sebuah badan yang mewadahi komunitas dokter-

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

  • Upload
    lebao

  • View
    235

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

Pusat perawatan hewan peliharaan merupakan sebuah fasilitas kesehatan khusus

hewan peliharaan. Tujuan utama adanya fasilitas seperti ini tentunya untuk

memajukan standarisasi kesehatan hewan peliharaan, didukung dengan adanya

tenaga medis dan tenaga ahli yang menangani perawatan secara langsung.

Pengadaan fasilitas kesehatan inipun menjadi hal yang semakin penting untuk

dikembangkan, seiring semakin meningkatnya peminat hobi memelihara hewan

peliharaan.

Munculnya fasilitas-fasilitas kesehatan khusus hewan tentu berhubungan dengan

perkembangan ilmu kedokteran hewan di Indonesia. Diawali dengan tingginya

intensitas hubungan manusia dengan hewan yang dirasakan saling

menguntungkan, akhirnya menimbulkan hubungan keterikatan yang cukup kuat.

Kebutuhan akan fasilisasi kesehatan bagi hewan pun sudah menjadi kebutuhan

dasar utama yang menunjang kualitas kehidupan bagi hewan.

Berbeda dengan fasilitas kesehatan untuk manusia, fasilitas kesehatan untuk

hewan terlebih dahulu di awali dengan adanya klinik, yang merupakan tempat

praktek gabungan para dokter hewan. Hingga akhirnya dirasakan klinik lebih

condong memberikan pelayanan kepada hewan peliharaan dikarenakan lokasi

yang kurang strategis dan luas area yang cenderung kecil, maka munculah rumah

sakit hewan, untuk menangani hewan dari berbagai jenis, seperti hewan ternak,

hewan langka, dan juga termasuk hewan peliharaan.

Munculnya praktek-praktek dokter hewan yang bersifat swasta pun sangat

menjamur, terutama dengan tingginya permintaan akan jasa dari profesi tersebut.

Hingga akhirnya munculah sebuah badan yang mewadahi komunitas dokter-

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

8

dokter hewan di Indonesia yang mengatur dan menjadi badan pelindung bagi

komunitas dokter hewan, yang muncul dengan nama PDHI (Persatuan Dokter

Hewan Indonesia).

A. Persyaratan Usaha Pelayanan Jasa Medik Veteriner di Indonesia

Dalam mendirikan sebuah fasilitas seperti pusat perawatan hewan peliharaan, ada

beberapa persyaratan yang harus diperhatikan mengenai prakteknya di Indonesia.

Peraturan ini dibuat oleh Menteri Pertanian dalam rangka menjaga standarisasi

minimum fasilitas kesehatan khusus hewan.

1. Persyaratan Umum

Dalam usaha pelayanan jasa medik veteriner terdapat beberapa persyaratan

umum yang telah ditentukan oleh Menteri Pertanian Indonesia (Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. (2012). Manual Prosedur

Pelayanan Medis Klinik Hewan, Malang), persyaratan tersebut adalah

sebagai berikut :

• Memiliki surat-surat perizinan

• Memiliki tempat praktek yang sekurang-kurangnya harus dilengkapi

dengan ;

- papan nama dengan mencantumkan bentuk usaha pelayanan jasa

medik veteriner, alamat yang jelas, serta dengan ukuran yang memadai

- tempat untuk menunggu klien dan pasien yang memadai

- ruang kerja untuk meletakkan meja periksa, uji sederhana, peralatan

medik, serta peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan

hewan

- sistem penerangan dan sirkulasi udara yang memadai sesuai dengan

kapasitas

- sumber air bersih, sistem drainase, sistem penanganan limbah, sistem

keamanan untuk menjamin kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

9

- sistem komunikasi

• Memiliki fasilitas pelayanan medik veteriner yang sekurang-kurangnya

harus terdiri dari ;

- peralatan untuk mengendalikan hewan

- peralatan untuk mendiagnosa secara klinis

- peralatan penunjang diagnose laboratorium (secara sederhana)

- peralatan pengobatan dan penyimpanan

- peralatan untuk administrasi kantor dan rekam medis

- peralatan untuk keselamatan petugas

- peralatan untuk menangani limbah pelayanan kesehatan hewan

• Memiliki dokter hewan praktek, sekurang-kurangnya harus ;

Jelas kompetensi dan kedudukannya dalam manajemen usaha pelayanan jasa

medik veteriner tersebut

- Memiliki kontrak penyeliaan dengan tenaga kesehatan hewan yang

menjadi tanggung jawabnya terhadap tindakan medik veteriner yang boleh

dilakukannya

- Mengetahui haknya dan melaksanakan kewajibannya dalam pelayanan

jasa medik veteriner sebagai bahan integral dari sistem kesehatan hewan

nasional

- Siap bekerja sama berdasarkan hubungan etikal keprofesionalan

dengan sesama kolega lainnya dalam mengembangkan ciri profesi belajar

sepanjang hayat, mewujudkan pelayanan prima jasa medik veteriner serta

berpartisipasi aktif dalam pembinaan praktek dokter hewan

- Memiliki rujukan operasional yang baku, rujukan pustaka, dan rujukan

laboratorium dalam menentukan diagnosa dan prognosa.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

10

• Memiliki dokter hewan praktek sebagai penanggung jawab usaaha

pelayanan jasa medik veteriner.

• Menggunakan obat hewan dalam pelayanan medik veterineer yang

terdaftar kecuali yang diberikan izin khusus dari instansi yang berwenang

• Ruangan-ruangan yang khususnya digunakan untuk menangani pasien

haruslah mudah disucihamakan dan memenuhi standar kesehatan dan

keselamatan kerja

2. Persyaratan Khusus

Dalam persyaratan khusus, pendirian usaha klinik hewan memiliki

standarisasi sebagai berikut ;

• Usaha klinik hewan harus memenuhi persyaratan umum yang telah

ditetapkan

• Memiliki izin usaha klinik hewan dari Bupati/Walikota

• Memiliki kode etik klinik hewan internal dalam memberikan pelayanan

jasa medik veteriner secara prima

• Masing-masing tenaga medik veteriner memiliki izin praktik dari

Bupati/Walikota

• Memiliki kandang untuk observasi atau kandang rawat inap

3. Persyaratan Minimal untuk Fasilitas Kategori Klinik Hewan

Persyaratan fasilitas yang harus tersedia dalam klinik hewan adalah sebagai

berikut ;

- Ruang Pelayanan

o Ruang tunggu o Ruang periksa

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

11

o Ruang tindakan

o Ruang preperasi

o Ruang operasi

o Ruang rawat inap

o Ruang observasi

- Ruang penunjang

o Ruang cuci alat dan

kain operasi

o Ruang rapat dokter

o Ruang perpustakaan

o Ruang obat

- Alat medis

o Thermometer

o Stetoscope

o Mikroskop

o Tabung oksigen

o USG

o EKG

o X-Ray

- Alat penunjang praktek

o Meja konsultasi

o Meja periksa

o Lemari obat

o Timbangan bayi

o Timbangan hewan

o Lemari es

o Meja operasi

o Rekaman medis

o Lampu operasi

o X-Ray Viewer

o Tiang infus

o Baskom stainless

steel

o Kontainer stainless

steel

o Kidney tray

o Papan nama

- Penunjang X-Ray

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

12

o Perizinan nuklir

o Meja x-ray

o Kaset ukuran S, M, L

o Alat pelindung

(apron, sarung tangan,

pelindung leher)

o Exhaust fan

o Interventional

Radiology lamp

- Layanan jasa laboratorium

o Parasitologi

o Haematologi

o Kimia darah

o Urinalisis

- Peralatan Laboratorium

o Mikroskop binocular

o Alat periksa darah

o Alat urinalisis

- Kelengkapan alat bedah

o Autocalve

o Kain operasi S dan L

o Baju bedah S, M, L

o Meja alat bedah

o Meja bedah elektrik

o Meja anastesi

o Tromol besar dan

kecil

- Obat-obatan wajib

o Vaksin

o Antibiotik

o Alkohol

o Antiseptik

o Obat oral

o dan obat-obatan

penunjang lainnya

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

13

- Jasa Pelayanan

o Konsultasi dan terapi

o Vaksinasi

o Operasi minor

o Operasi mayor

o Rawat inap dan isolasi

o Pemeriksaan

laboratorium

o USG

o X-Ray

o Gawat Darurat

(sumber :. Peraturan Menteri Pertanian No.2. (2009). Pedoman Pelayanan

Jasa Medik Veteriner)

B. Definisi dan Pihak-Pihak yang Terkait

Di dalam praktek sebuah fasilitas kesehatan khusus hewan, banyak pihak yang

menjadi penunjang berjalannya aktifitas tersebut, masing-masing pihak

memiliki tugas dan jabatannya masing-masing, (Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Brawijaya. (2012). Manual Prosedur Pelayanan Medis

Klinik Hewan, Malang), seperti yang dijelaskan di bawah ini ;

1. Pelayanan klinik hewan adalah pelayanan jasa medik veteriner yang

meliputi pelayanan medis, grooming, bedah, dan penitipan hewan.

2. Masyarakat pemilik hewan peliharaan (klien) adalah seseorang yang

membutuhkan pelayanan klinik tersebut.

3. Hewan peliharaan (pasien) adalah hewan mamalia kecil (anjing dan

kucing), hewan eksotik, dan unggas, yang memerlukan pelayanan klinik

tersebut.

4. Bagian pelayanan medis adalah bagian dari klinik hewan pendidikan yang

bertugas sebagai pelaksana pelayanan jasa medik veteriner, yang terdiri

atas dokter jaga dan tenaga teknis.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

14

5. Dokter jaga adalah dokter hewan yang ditugaskan oleh Ketua Program di

klinik hewan yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan

kepada klien dan pasien yang membutuhkan jasa medik veteriner.

6. Tenaga teknis adalah tenaga kerja fungsional yang berdasarkan

keahliannya bertugas untuk melaksanakan urusan kesehatan hewan di

bawah penyeliaan dokter jaga, khususnya dalam membantu tindakan

medik veteriner.

7. Administrasi dan keuangan adalah seorang tenaga fungsional yang

bertugas mengurus segala kepentingan, pengarsipan, administrasi, dan

pencatatan keuangan.

8. Grooming adalah kegiatan merawat kebersihan dan kerapihan bagian

tubuh tertentu anjing atau kucing meliputi meyisir rambut, memotong

kuku, membersihkan mata, telinga, serta memandikan.

9. Pelayanan penitipan adalah kegiatan merawat hewan yang diinapkan di

klinik hewan seijin dari pemilik, dalam keadaan sehat (rawat sehat),

maupun dalam keadaan sakit yang memerlukan perawatan intensif dari

tenaga medis (opname).

10. Pelayanan bedah adalah kegiatan menginvestigasi atau melakukian

tindakan pada pasien dalam kondisi patologis, meliputi bedah minor dan

bedah mayor.

(Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. (2012). Manual Prosedur

Pelayanan Medis Klinik Hewan, Malang)

C. Persyaratan Perencanaan Ruang Medis Khusus Hewan

Fasilitas penelitian khusus hewan menyajikan berbagai macam tantangan

dalam perencanaannya. Kisaran tantangan meliputi perbedaan persyaratan

lingkungan oleh spesies dan zona bangunan, serta arsitektur untuk fleksibilitas

ruang yang dapat menampung berbagai spesies dari waktu ke waktu.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

15

1. Kandang Hewan dan Ruang Penitipan

Umumnya, setiap wilayah di mana hewan yang ditahan selama lebih dari

24 jam diperlakukan sebagai daerah penitipan. Daerah penitipan biasanya

terletak di zona bebas patogen dari fasilitas hewan. Namun, ada kasus di

mana kandang konvensional diperlukan untuk hewan “kotor” seperti ruang

karantina atau wilayah fasilitas yang ditunjuk untuk penelitian

menggunakan non-SPF atau hewan “kotor”.

Dalam upaya untuk meningkatkan fleksibilitas fasilitas ini, adalah penting

untuk merencanakan untuk kedua penggunaan spesies diantisipasi dan

potensi dan rak dan jenis kandang. Perumahan hewan atau sistem kandang

yang dipilih adalah salah satu elemen yang paling penting untuk

dipertimbangkan dalam proses perencanaan. Area penitipan harus

meminimalkan variabel eksperimental, dan memberikan isolasi dari variasi

suhu dan kelembaban yang luas, getaran, dan sumber kebisingan. Sistem

kandang harus menyediakan ruang yang cukup untuk memungkinkan

kebebasan bergerak dan penyesuaian postural normal, lingkungan yang

nyaman, dan sebuah kandang dengan akses mudah ke makanan, air, dan

ventilasi. Sistem kandang juga harus memenuhi kebutuhan biologis hewan

(misalnya, pemeliharaan suhu tubuh, eliminasi limbah, dan reproduksi).

Semua ruangan harus dirancang untuk mudah dibersihkan dan

meminimalkan kemungkinan bertumbuhnya jamur.

• Hewan Kecil

Hewan kecil termasuk tikus, hamster, guinea pig, reptil, ikan, dan

burung. Setiap spesies akan memiliki kandang yang berbeda dan

persyaratan lingkungan. Setiap spesies harus diletakkan dalam

ruangan yang berbeda, terutama dalam pemisahan hewan yang sehat

dan hewan sakit yang membutuhkan ruang isolasi.

Setiap ruangan harus terdapat washtafel dengan air panas dan dingin

yang berguna untuk para staf saat sedang melakukan penanganan

dalam ruangan, untuk menjaga kebersihan.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

16

Suhu air, kualitas, pH, tingkat kekerasan, dan salinitas harus

disesuaikan dengan spesies akuatik tertentu dan harus diawasi secara

ketat untuk menghindari dampak buruk pada populasi. Penting untuk

diingat bahwa dalam rangka untuk menjaga suhu air yang diinginkan,

suhu kamar mungkin tidak ideal bagi mereka yang harus bekerja di

dalam ruangan. Material dalam ruangan harus tahan air dan anti selip

• Hewan Sedang

Kelinci dan kucing jatuh dalam kategori antara hewan kecil dan besar.

Mereka dianggap hewan besar karena kebutuhan mereka untuk operasi

besar-hewan mengikuti pedoman klasifikasi ukuran hewan

berdasarkan berat dan besaran tubuh. Kelinci biasanya ditempatkan

satu per kandang. Rak kelinci yang dirancang khusus untuk menahan

kandang kelinci. Sebuah rak yang khas mampu menampung enam

sampai delapan kandang kelinci. Kandang yang lebih besar digunakan

untuk berkembang biak. Untuk kelinci beratnya mencapai 4 kg, kelinci

masing-masing membutuhkan 0,28 m2 luas lantai. Untuk kelinci

dengan berat lebih dari 4 kg, kelinci masing-masing membutuhkan

0,37 m2 luas lantai.

Kandang kelinci dan kucing mengandung panci limbah yang harus

sering diganti (mungkin tiga kali per minggu). Dinding dan lantai

permukaan harus sangat tahan lama dan dibersihkan di tempat karena

penggosokkan sering diperlukan untuk menghilangkan urin.

• Hewan Besar

Dalam kasus beberapa hewan besar, terutama primata bukan manusia,

pertimbangan harus diberikan untuk menyediakan cahaya alami,

daerah latihan yang memadai, kelompok perumahan, sarana untuk

komunikasi hewan, dan area bermain yang lengkap dengan mainan,

game, dan televisi.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

17

Karena hewan besar mungkin berisik, mereka harus ditempatkan jauh

dari daerah yang lebih tenang, seperti kamar jenis hewan kecil, ruang

administrasi, dan laboratorium penelitian. Setiap kandang harus

menyediakan baik untuk botol atau sistem penyiraman otomatis.

Anjing termasuk dalam kategori hewan besar, hewan ini berisik dan

berantakan, sehingga material untuk meredam suara dan tahan lama

merupakan pertimbangan penting dalam proses desain. Siram saluran

air yang diperlukan. Hewan ini rata-rata memiliki sifat yang aktif,

sehingga butuh aktifitas di luar ruangan secara rutin untuk

menyalurkan energinya. Anjing harus dapat melihat anjing lain dan

gerakan lainnya, sehingga partisi dapat dari berbagai rantai-link.

Pertimbangan harus diberikan untuk menyediakan elemen desain yang

memfasilitasi sosialisasi hewan.

2. Ruang Isolasi

Ruang isolasi sangat berguna untuk mengkarantina hewan yang sakit,

memberikan tingkat keamanan tambahan, dan mengurangi bau dan alergen.

Dalam perancangan ruang isolasi yang harus diperhatikan adalah sirkulasi

udara keluar dan masuk.

Pada ruang isolasi, pencahayaan buatan sangatlah penting. Oleh karena itu,

pertimbangan harus diberikan untuk menetapkan lampu neon vertikal untuk

dipasang di sudut-sudut bilik di samping lampu langit-langit.

Ruangan isolasi sebaiknya dibuat tertutup tanpa jendela untuk meminimalisasi

kontaminasi ke luar ruangan dan menjaga suhu serta ruangan tetap dalam

keadaan steril, serta menghindari kebisingan dari luar ruangan. Material dalam

ruang isolasi harus bersifat tahan lama dan mudah dibersihkan, permukaan

harus tahan air, tahan benturan, dan anti selip.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

18

Nama Ruang Area (m2) Kebutuhan Equipment/Furniture

Tinggi

Langit-

Langit (mm)

Ruang Hewan

(kandang hewan

kecil), tikus putih,

tikus, hamsters,

marmut, dan kelinci

Jumlah dan spesies

hewan serta system rak

menentukan luas

ruangan.

Kandang jeruji, rak alat pel, tong

makanan, tong substrate alas kandang,

ruang untuk troli dan kounter

3000

Ruang Hewan

(Kandang

konvensional untuk

hewan besar),

kucing dan anjing

Jumlah dan spesies

mempengaruhi luas

ruangan

Kandang, area bergerak dan area

bersosialisasi. Tempat mencuci tangan

dan area bekerja harus berada diluar

ruangan hewan.

3000

Ruang Isolasi 22.68 Atap penghisap bau, counter, tempat

cuci tangan, meja periksa, kulkas,

cabinet dinding dan cabinet dibawah

counter

3000

Tabel 2. 1 Perencanaan Ruang Kandang Hewan

3. Diagnostik / Laboratorium Patologi

• Diagnostik / Laboratorium Patologi

Layanan laboratorium diagnostic adalah fasilitas penunjang dalam

klinik yang berguna untuk memfasilitasi diagnosis status kesehatan

hewan. Ruang akan dilengkapi dengan wastafel terpisahkan, kulkas,

meja downdraft, dan kerja kasus. Harus ada outlet listrik yang

memadai untuk menangani potongan meja yang kecil serta potongan

yang lebih besar seperti inkubator, sentrifugal, atau counter sintilasi.

• Nekropsi / Perfusi

Area ini menyediakan ruang untuk memeriksa hewan meninggal atau

melakukan prosedur terminal. Idealnya terletak baik dekat

laboratorium patologi diagnostik atau rute sirkulasi yang digunakan

untuk limbah keluar fasilitas.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

19

Nama Ruang Area

(m2) Kebutuhan Equipment/Furniture

Tinggi

Langit-

Langit

(mm)

Laboratorium

Diagnosa

12.96 Counter (stainless steel, pinggiran yang dinaikkan dengan

tempat cuci tangan), kulkas atau ruang pendingin,

freezer, tempat penyimpanan silinder gas, meja kerja,

atap penghisap bau dan BSC

3000

Ruang

Necropsy

11.88 Meja kerja necropsy, counter, tempat cuci tangan, cabinet

dinding, kulkas, freezer, kotak cahaya dan alat penyalur

gas (gas scavenger)

3000

Tabel 2. 2 Perencanaan Ruang Diagnostik/Laboratorium Patologi

4. Ruang Operasi Hewan

Bidang fungsional untuk operasi harus mencakup area support bedah

(misalnya, penyimpanan, persiapan instrumen), loker, dan ruang

kebersihan, daerah persiapan hewan, sebuah preparasi area bedah (yaitu,

wilayah scrub, loker / kamar ganti, kamar kecil), ruang operasi, dan

pemulihan pascaoperasi / daerah perawatan intensif. Perawatan intensif /

ruang masa pemulihan harus ditempatkan dekat dengan kamar bedah.

Ruang bedah harus terletak jauh dari lalu lintas tinggi koridor dan potensi

sumber kontaminasi seperti area pencucian kandang, dan penyimpanan

limbah. Idealnya, fasilitas toilet juga harus disediakan sebagai bagian

integral dari ruang bedah. Ruang bedah harus memiliki sistem interkom

terhubung ke semua kamar bedah lainnya. Idealnya, ruang bedah harus

menjadi area yang terisolasi dengan terkontrol / terbatas hanya untuk

orang-orang yang berkepentingan. Kelangsungan operasi untuk hewan

kecil dapat dilakukan di kamar prosedur atau di kamar operasi.

• Locker Room: Area ini merupakan ruang bagi personil bedah untuk

bersiap-siap sebelum dan setelah operasi. Loker harus disediakan

untuk penyimpanan barang-barang pribadi. Pertimbangan harus

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

20

diberikan untuk merencanakan lemari petugas kebersihan, wastafel dan

ruang toilet di daerah ini.

• Kamar Scrub: Kamar ini menyediakan ruang bagi personil bedah

untuk membersihkan sebelum dan setelah operasi dan harus memiliki

akses langsung ke ruang operasi bedah. Ini akan dilengkapi dengan

wastafel scrub dan dispenser scrub sekali pakai. Idealnya, daerah scrub

harus menjadi daerah terisolasi, tidak digunakan sebagai sebuah jalan

untuk hewan atau pasokan.

• Kamar Preparasi Bedah: Area ini merupakan ruang untuk

memegang dan menyiapkan subjek hewan untuk operasi. Ruangan

harus memiliki dua pintu untuk menyediakan satu arah lalu lintas ke

daerah bedah dari area sirkulasi / perumahan umum ke daerah bedah.

Ini harus memiliki akses langsung ke ruang operasi / kamar. Ruang

persiapan akan dilengkapi dengan meja prosedur, lemari penyimpanan,

meja stainless steel. Sebuah meja downdraft dan meja persiapan basah

mungkin diperlukan. Pada setiap prosedur meja / lokasi di ruang

persiapan, harus ada vakum, anestesi limbah garis gas pemulung, dan

garis dikompresi gas medis (misalnya, oksigen, medis kelas udara,

nitrogen, dll). Harus ada ruang untuk kulkas dan unit anestesi portabel.

• Ruang Operasi: Area ini merupakan ruang untuk prosedur bedah pada

hewan. Dalam rangka mempertahankan lingkungan yang steril,

pertimbangan harus diberikan ke sistem kunci pintu yang akan

mengunci pintu ruang operasi dari luar jika pintu kamar yang

berdekatan terbuka. Compressed gas medis (misalnya, oksigen, medis

kelas udara, nitrogen, dll), unit limbah gas anestesi pemulung, dan

garis vakum harus diberikan. Lampu bedah overhead dan kotak lampu

ganda untuk melihat x-ray yang disarankan. Ruang operasi adalah

peralatan intensif dan membutuhkan outlet listrik tambahan untuk

mendukung kebutuhan peralatan fixed dan mobile. Semua kamar

operasi harus memiliki akses yang mudah ke ruang persiapan dan

meulihan dan berisi jendela melihat ke koridor area ruang operasi.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

21

• Kamar Pemulihan: Area ini merupakan ruang untuk hewan pulih dari

operasi dan efek anestesi. Ruang pemulihan / bilik harus dirancang

untuk memenuhi persyaratan besar hewan perawatan pemulihan

intensif atau pasca operasi. Setiap kamar harus dirancang untuk

menyediakan lingkungan yang terkendali (misalnya, oksigen

ketegangan, kelembaban, temperatur, dll) atau kandang tunggal atau

rak tingkat, tergantung pada spesies yang akan ditampung. Idealnya,

kamar harus memiliki dua pintu untuk menyediakan salah satu arah

gerakan dari kamar bedah dan keluar ke sirkulasi umum untuk

mengembalikan hewan ke unit perumahan. Ruang atau bilik harus

dilengkapi dengan benchtop, wastafel, dan jalur oksigen, serta kulkas

dan area penyimpanan obat. Sebuah kotak akses terkontrol obat harus

disediakan. Meja ruang harus disediakan untuk peralatan komputer

pemantauan dan daerah charting.

• Pasokan Bedah dan Bedah Kamar Kerja: Ruangan ini merupakan

ruang untuk persediaan bedah dan ruang kerja. Ini harus memiliki

akses langsung ke ruang operasi dan koridor sirkulasi umum. Ini akan

dilengkapi dengan lemari penyimpanan, wastafel, dan harus

disterilisasi. Reverse-osmosis atau air deionisasi mungkin diperlukan

untuk peralatan instrumen mencuci. Uap bersih diperlukan untuk

sterilisasi. Perancang harus mengevaluasi kebutuhan sterilisasi gas,

panas, dan uap di dalam fasilitas.

Nama Ruang Area (m2) Equipment/Furniture and

Requirements

Ceiling

Height

(mm)

Ruang persiapan

operasi hewan

11.20 Meja prosedur, lemari cabinet, counter,

tempat cuci tangan dengan cabinet

dinding, jalur gas sentral, kulkas dan

tempat penyimpan zat-zat kimia

3000

Ruang operasi 18.80 Meja operasi, mesin anastesi portable,

meja instrument, unit listrik terisolasi,

lampu operasi, dispenser gas medical,

alat penyalur gas, iluminator x-ray,

3000

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

22

peralatan monitoring special dan papan

tulis

Ruang

pembersihan dan

ganti pakaian

operasi

8.75 Tempat cuci tangan dokter, lemari kecil

dan kabinet

2400

Ruang Loker 0.56 Loker ukuran penuh dan tempat duduk

panjang

2400

Toilet Ukuran sesuai

peraturan per

jalur plumbing

WC, lavatory dengan kaca dan peralatan

toilet lain yang sesuai

2400

Ruang supply dan

peralatan operasi

13.50 Lemari penyimpan, tempat cuci tangan,

bak cuci peralatan operasi, sterilizer dan

meja\

2400

Ruang perawatan

setelah operasi

(ruang

penyembuhan)

11.20 Kandang atau rak, counter dengan

tempat cuci tangan, jalur oksigen

medical-grade, cabinet dinding, kulkas

dan tempat penyimpanan tanki gas

2400

Tabel 2.3 Perencanaan Ruang Operasi

5. Farmasi

Sebuah wilayah farmasi harus disediakan di sekitar ruang prosedur dan

suite bedah, tetapi tidak harus berada dalam ruang bedah. Ini harus

mengandung tingkat keamanan yang sesuai di samping lemari besi obat

dan kotak akses kontrol obat. Ruangan ini harus dilengkapi dengan

perlengkapan meja dan kursi kerja, wastafel, dan kulkas. Lemari

penyimpanan harus disediakan untuk obat dan penyimpanan pasokan.

Baris data harus disediakan di daerah untuk pengendalian persediaan.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

23

Space Name Area

(m2) Equipment/Furniture and Requirements

Ceiling

Height

(mm)

Farmasi 11.20 Lemari obat, kotak penyimpan obat berbahaya,

kulkas, meja bekerja dengan binder dan filing

2 400

Ruang

penyimpanan

Farmasi

14.00 Kabinet terkunci, Sistem penyimpanan berisi

banyak yang mudah dipindahkan

2 400

Tabel 2.4 Perencanaan Ruang Farmasi

6. Ruang Radiografik

Ruang radiografi terdiri dari kamar gelap, ruang kontrol, dan ruang

radiografi. Ini harus nyaman untuk ruang bedah dan dapat diakses oleh

bagian lain dari fasilitas hewan. Hal ini umum untuk fasilitas

membutuhkan lebih dari satu ukuran x-ray unit tergantung pada kebutuhan

penelitian. Perancang harus menetapkan persyaratan fasilitas dan desain

ruang sesuai. Peralatan x-ray, subjek hewan, dan pintu masuk harus

terlihat dari ruang kontrol. Keselamatan radiasi harus berkonsultasi untuk

setiap persyaratan perisai khusus.

• Kamar gelap: kamar gelap ini merupakan ruang untuk membaca film

x-ray. Ruangan harus dilengkapi dengan pintu lightproof dan tanda

peringatan. Sebuah interlock elektronik harus disediakan untuk

mencegah lampu merah dari pintu pencahayaan dan masuk dari

pembukaan sementara bin film terbuka. Pintu masuk ke kamar gelap

dan tata letak internal kamar gelap harus memberikan akses kepada

individu penyandang cacat. Berdasarkan beberapa layout fasilitas,

kamar gelap beberapa dapat disediakan dalam ruang dukungan fasilitas

hewan.

• Kamar radiografik: kamar ini menyediakan ruang untuk melakukan

x-ray prosedur pada subyek hewan. Penyimpanan mungkin diperlukan

untuk arsip film dan peralatan pencitraan portabel seperti mesin USG.

Menyediakan akses data melalui kotak interlocking untuk transfer film

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

24

antara ruang radiografi dan kamar gelap. Kebutuhan daya khusus

untuk setiap mesin harus diperhitungkan dalam desain distribusi tenaga

listrik. Beberapa meja ruang harus disediakan. Persyaratan khusus dari

unit yang akan dipasang di daerah harus ditentukan oleh perancang.

• Booth kontrol: ruangan ini merupakan ruang perlindungan bagi

personil untuk mengontrol unit Xray dan terletak di ruang radiografi.

Radiasi NIH Cabang Keselamatan harus meninjau dan menyetujui

semua dokumen desain dan memeriksa semua konstruksi relatif

terhadap peralatan radiografi.

Space

Name

Area

(m2) Equipment/Furniture and Requirements

Ceiling

Height

(mm)

Ruang gelap 5.76 Pengolah film otomatis, tempat cuci tangan, meja film dan

tempat menaruh film, counter atas dan iluminator film yang

terpasang di dinding. Harus dapat dicapai oleh orang yang

cacat

3000

Ruang

Radiografi

22.95 Radiografi dan unit x-ray fluoroscopic dengan meja,

iluminator film yang terpasang di dinding dan cabinet

dinding

3000

Ruang

Irradiator

11.00 Alat cesium irradiator, kursi lab, soket koneksi jaringan dan

meja kerja

3000

Tabel 2.5 Perencanaan Ruang Radiografik

6. Dekontaminasi dan Penerimaan

Ruang ini digunakan untuk dekontaminasi wadah yang baru menerima

hewan dan bahan tiba sehingga dapat mengurangi perpindahan hama atau

kontaminasi dari luar fasilitas. Sebuah saluran besar dan selang akan

diperlukan untuk ruang ini jika bahan kimia akan didekontaminasi. Ruang

harus terletak antara dermaga pemuatan hewan dan karantina. Ini harus

dilengkapi dengan wastafel, tiriskan, selang, meja, dan benchtop.

Penyimpanan yang memadai harus disediakan untuk limbah dan peralatan

bersih.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

25

• Lokasi karantina: hewan masuk dapat dikarantina sebelum memasuki

daerah isolasi. Ruang karantina harus ditempatkan dekat dengan

menerima dan cagewash tersebut. Ini harus memiliki wastafel, bangku

kerja dan rak, dan lampu meja. Sebuah laboratorium diagnostik kecil

dengan peralatan laboratorium lainnya mungkin diperlukan di dekat

ruang karantina.

• Ruang depan (Vestibules): ruang depan harus ditempatkan sesuai

kebutuhan untuk mencegah kontaminasi dari luar maupun dari area

isolasi, untuk meminimalisasi suara dan memperketat keamanan.

Ruang depan mungkin tepat apabila berada pada titik masuk ke

fasilitas.

Space Name Area

(m2) Equipment/Furniture and Requirements

Ceiling

Height

(mm)

Ruang

Penerimaan

Hewan

11.20 Counter stainless steel dengan pinggiran yang dinaikkan,

tempat cuci tangan, lemari penyimpan, meja periksa

stainless steel, kulkas (tipe domestic), timbangan hewan

elektronik dan lampu periksa. Peralatan berikut hanya dapat

diaplikasikan untuk luas area minimal 11 m2, yaitu : bak

mandi dan timbangan hewan elektronik yang terpaku di

lantai

3000

Ruang

Karantina

11.40 Cubicle terisolasi dan alat isulasi film flexible, area periksa

dan tempat cuci tangan

3000

Tabel 2.6 Perencanaan Ruang Dekontaminasi dan Penerimaan

7. Cagewash

• Cagewash : Cagewash merupakan rumah peralatan untuk

membersihkan kandang hewan dan sanitasi, nampan, tutup, dan botol

air. Daerah cagewash harus dibagi ke dalam sisi "kotor" dan "bersih".

Sebuah wilayah ketiga yang berisi peralatan mencuci harus

dipertimbangkan dalam operasi cagewash besar antara "bersih" dan

"kotor". Seharusnya tidak ada akses personel antara kedua belah pihak.

Sisi dapat dibagi oleh partisi kaca dengan sistem telepon atau paging

untuk komunikasi.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

26

• Penyimpanan: ruang penyimpanan yang memadai harus direncanakan

untuk rak kandang yang bersih, selimut dan pakan, setiap pakaian

khusus dan perlengkapan, bahan kimia pembersih, perlengkapan

peternakan, dan perlengkapan kamar prosedur. Penyimpanan untuk

bahan kimia dan deterjen drum harus terletak jauh dari zona lalu lintas

yang padat. Kawat-bar rak dianjurkan.

• Kamar Reparasi: Sebuah ruang perbaikan kandang digunakan

terutama untuk peralatan hewan besar dan harus ditempatkan dekat

daerah ruang rawat inap dan pintu masuk cagewash. Peralatan akan

diperbaiki dan kemudian akan perlu dicuci.

• Pakan dan Penyimpanan Bedding: Daerah ini akan merupakan

ruang untuk penyimpanan massal pakan dan tempat tidur.

Penyimpanan pakan dan tempat tidur harus dihitung atas dasar

kapasitas pasokan cadangan yang telah ditentukan, konsumsi

maksimum diantisipasi per periode waktu, dan kapasitas rawat inap

maksimum.

Space Name Area (m2) Equipment/Furniture and Requirements

Ceiling

Height

(mm)

Ruang

pencucian

kandang

Peralatan

menentukan

luas ukuran

Rak pencuci kandang, alat sterilisasi, dispenser

alas kandang, peralatan penetral asam, pengisi

botol makanan, wastafel buffet, pencuci botol

dan tempat pembuangan. Sebaiknya ada tempat

menaruh kandang sebelum dicuci. Lorong

pencuci dapat disediakan untuk fasilitas riset

yang lebih besar

3000

Ruang

penyimpan

kandang bersih

37.72 Sistem rak penyimpan stainless steel, lantai

bersih

3000

Ruang

perbaikan

kandang

21.00 Meja perbaikan, tempat cuci tangan, tempat las

dengan atap penyerap baud an silinder gas

3000

Penyimpanan

makanan dan

Spesies dan

jumlah hewan

Alas kayu dan kulkas makanan 3000

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

27

alas kandang menentukan

ukuran

Tabel 2.7 Perencanaan Ruang Cagewash

8. Pengurus Hewan

Kamar untuk pengasuh hewan harus disediakan dalam zona transisi antara

zona hewan dan daerah administrasi. Daerah transisi mencakup ruang

istirahat dan daerah gowning.

1. Kamar Istirahat: kamar Istirahat berfungsi sebagai ruang interaksi

bagi staf fasilitas hewan. Mereka akan berada di sekitar area

perawatan, memiliki suasana yang nyaman, dan dilengkapi dengan

kursi, meja, rak buku, meja, wastafel, oven microwave, lemari es,

mesin penjual, white board, papan taktik, furniture ruang. Sampah dan

daur ulang wadah juga harus diberikan

2. Area gowning: Locker, toilet, wastafel, dan kamar mandi harus

disediakan sebelum memasuki dan keluar dari daerah isolasi. Kamar

ini harus dilengkapi dengan loker khusus staf. Loker harus

menyediakan untuk penyimpanan scrub fasilitas bersih dan fasilitas

khusus penyimpanan sepatu. Harus ada tempat untuk mengumpulkan

pakaian kotor. Menyediakan cermin dan pencahayaan yang sangat

baik. Ruang ini harus dirancang dan dibangun dengan menggunakan

bahan tahan kelembaban dan air untuk memungkinkan untuk

memudahkan pembersihan.

Space Name Area (m2) Equipment/Furniture and

Requirements

Ceiling

Height

(mm)

Ruang Bersantai Populasi bangunan

dan perlengkapan

menentukan luas

ruangan

Vending mechines, counter, meja dan

kursi, kulkas, microwave, tempat cuci

tangan, papan tulis dan furniture untuk

bersantai

2400

Ruang ganti

pakaian dengan

Perlengkapan dan

peralatan

WC, urinoir, pancuran, lavatory

dengan cermin, loker, bangku panjang

2400

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

28

loker, toilet dan

ruang mandi

pancuran

menentukan luas

ruangan

dan asesoris toilet lain yang sesuai

Tabel 2.8 Perencanaan Ruang Pengurus Hewan

9. Kantor dan Ruangan Lainnya

1. Kantor / Kamar File: Dalam fasilitas ruang medis untuk hewan,

setidaknya tetap harus memiliki minimal satu kantor dalam zona

perumahan hewan atau zona publik. Selain itu, kantor-kantor yang

diperlukan untuk lantai / pemimpin tim, supervisor daerah, dan pelatih.

Ruang kantor harus disediakan untuk staf manajemen pemerintah dan

dokter hewan. Ruang kantor terbuka yang disediakan untuk tenaga

administrasi administrasi dan lainnya. Ruang harus disediakan untuk

mesin fotocopy, mesin fax, file, rak, dan peralatan kantor lainnya rutin.

Selain itu, ruang diperlukan untuk sistem komputer pusat. Daerah ini

tidak memiliki persyaratan pertukaran udara ketat bahwa daerah

memegang hewan memiliki. Kamar file harus terletak di daerah kantor

dan harus dikunci.

• Ruang Konferensi / Kamar Pelatihan: Ruang konferensi / ruang

pelatihan harus disediakan untuk pertemuan formal dan informal staf

dan pelatihan berkala. Ruang konferensi harus dimanfaatkan secara

bersama dan didesain sesuai dengan National Fire Protection

Association (NFPA) beban penghuni. Ruang konferensi harus

dilengkapi untuk mengakomodasi pengaturan tempat duduk yang

fleksibel. Harus ada papan putih, sambungan listrik untuk peralatan

audiovisual, layar, dan overhead pencahayaan disesuaikan; data dan

saluran telepon harus disediakan.

• Reception Area: Mengingat peningkatan keamanan, fasilitas hewan

harus memiliki penerimaan daerah pusat di mana tamu dan vendor

dapat bertemu dan diarahkan dengan tepat. Penerimaan daerah harus

ditempatkan sedekat mungkin dengan pintu masuk utama ke fasilitas

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

29

mungkin. Ini harus memiliki meja resepsionis, kursi, dan meja-meja

rendah.

• Lemari Rumah Tangga: Fasilitas hewan harus dilengkapi dengan

lemari rumah tangga berukuran tepat di seluruh fasilitas untuk

melayani secara memadai kebutuhannya. Bagian dalam lemari harus

selesai dengan bahan dan permukaan yang dibersihkan, tahan

kelembaban, dan tahan lama.

Space Name Area (m2) Equipment/Furniture and Requirements

Ceiling

Height

(mm)

Pimpinan Cabang 15.00 Meja kerja dengan binder, penyimpanan

file, papan memo dan papan tulis

2400

Dokter Hewan 12.00 Meja kerja dengan binder, penyimpanan

file, papan memo dan papan tulis

2400

Sekretaris 8.00 Meja kerja dengan binder dan tempat

penyimpanan file

2400

Juru Tulis

(Klerikal)

8.00 Meja kerja dengan binder dan tempat

penyimpanan file

2400

Ruang Konferensi 0.20 Meja dan kursi konferensi, peralatan audio

dan video, papan tulis, dll

2400

Insinyur

Bangunan

(Building

Engineer)

10.00 Meja kerja dengan binder dan tempat

penyimpanan file

2400

Pengiriman dan

penerimaan

12.00 Meja kerja dengan binder dan tempat

penyimpanan file, rak untuk kain bersih

2400

Kloset Rumah

Tangga

Ukuran ruangan

disesuaikan

dengan besar

bangunan,

program dan

layout

Rak alat pel dan baki pel 2400

Tabel 2.9 Perencanaan Kantor dan ruang lainnya

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

30

(sumber : Office of Research Facilities Development and Operations vol 3 :

Animal Research Facilities. 2011)

2.1.2 Hewan Peliharaan

A. Sejarah

Perkiraan awal domestikasi hewan dilakukan arkeolog berdasarkan dari hasil

temuan di situs purbakala. Domestikasi adalah proses pengadopsian hewan liar

menjadi hewan peliharaan. Bukti tertua adanya hewan peliharaan adalah kerangka

anjing berusia sekitar 5 bulan di sisi kerangka seorang perempuan yang ditemukan

di dekat Ain Mahalla (Israel), yang berusia hampir 10.000 tahun SM. Kerangka-

kerangka anjing dari masa antara 8.000 dan 7.000 SM juga ditemukan pada situs-

situs purbakala di banyak tempat. Kerangka kucing peliharaan tertua ditemukan di

Siprus, berasal dari sekitar 6.000 tahun SM. Diperkirakan, kucing juga dipelihara

untuk mengatasi gangguan tikus di lumbung pangan.

Sejarah awal hadirnya hewan pekerja adalah masa sebelum kebudayaan pertanian

dan tinggal menetap. Manusia menjinakkan anjing liar sebagai sebagai pembantu

dalam usaha perburuan hewan. Di seluruh dunia, hewan pekerja memiliki

hubungan khusus dengan pemiliknya. Hewan yang dijinakkan seringkali

dikembangbiakkan untuk berbagai kondisi dan keperluan, terutama kuda dan

anjing. Hewan pekerja pada umumnya dikembangkan di peternakan meski ada

juga yang menjinakkannya secara langsung dari alam liar, seperti lumba-lumba

dan gajah.

Hewan peliharaan atau hewan timangan adalah hewan yang dipelihara sebagai

teman sehari-hari manusia. Hewan timangan berbeda dari hewan ternak, hewan

percobaan, hewan pekerja, atau hewan tunggangan yang dipelihara untuk

kepentingan ekonomi atau untuk melakukan tugas tertentu. Hewan peliharaan

yang populer biasanya adalah hewan yang memiliki karakter setia pada

majikannya atau memiliki penampilan yang menarik, atau kemampuan menarik

tertentu seperti mengeluarkan suara yang indah. Walaupun secara teori seseorang

dapat memelihara hewan apa pun sebagai hewan peliharaan, dalam prakteknya

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

31

hanya spesies-spesies tertentu saja yang sering dijumpai, terutama hewan kecil

(anjing, kucing, dan kelinci), burung, dan ikan.

(Falvey, John Lindsay. 1985. Introduction to Working Animal. Melbourne: MPW

Australia)

Tidak semua hewan dapat dijadikan hewan peliharaan, karena menyangkut habitat

alaminya dan berbagai faktor lainnya, seperti dianggap tidak menguntungkan, atau

memang belum pernah melalui tahap domestikasi oleh manusia. Karena hal

tersebut, hanya beberapa jenis hewan yang akhirnya digemari oleh manusia untuk

dijadikan hewan peliharaan.

B. Jenis-Jenis Hewan Peliharaan

1. Kucing

Hewan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sekitar 7000-

8000 tahun yang lalu. Namun baru sekitar 4000 tahun yang lalu pada

zaman Mesir kuno terjadi hubungan antara manusia dan kucing. Bahkan

kucing dianggap sebagai titisan salah satu dewi pada masyarakat Mesir

waktu itu. Jika ada seekor kucing yang mati maka seluruh anggota

keluarga pemilik kucing tersebut akan berdukacita. (Sejarah Hewan

Peliharaan, diakses 30 September 2012 dari http://id.shvoong.com)

2. Anjing

Sebenarnya nenek moyang anjing adalah serigala. Setelah ribuan tahun,

munculah jenis peranakan serigala baru yaitu anjing kuno yang sudah bisa

bergaul dengan lingkungan manusia. Para ilmuwan berpendapat bahwa

anjing-anjing sudah menjadi teman manusia kira-kira sejak 135.000 tahun

yang lalu dan para arkeolog pernah menemukan jasad anjing dalam sebuah

perkuburan yang berusia 12.000 tahun. (Sejarah Hewan Peliharaan,

diakses 30 September 2012 dari http://id.shvoong.com)

3. Furries

Furries kecil seperti kelinci, babi guinea, chinchilla, tikus, gerbil dan

hamster yang sangat lucu mungkin terlihat sangat mudah dipelihara,

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

32

namun nyatanya mereka memiliki kebutuhan yang kompleks. Walau

begitu, mereka memiliki karakteristik yang kurang lebih mirip satu sama

lain karena kemiripan fisik mereka, yaitu hewan kecil dengan bulu yang

lebat. Selain itu habitat hidup yang berada di area dengan ciri-ciri yang

menyerupai membuat jenis-jenis hewan ini dapat dikategorikan dalam

kategori yang sama.

4. Reptil

Banyak reptil dapat tumbuh dengan baik dengan ukuran yang sesuai jika

dibandingkan dengan mamalia berukuran sama. Namun, ruang sangat

penting untuk reptil. Ruang harus cukup besar untuk memungkinkan

gradien suhu yang tepat yang akan dibentuk. Cukup ruang juga harus

disediakan bagi hewan untuk bergerak, thermoregulate, memberi makan,

minum, berjemur, dan tidur. (James B. Murphy. (1994). Society for the

Study of Reptiles and Amphibians Captive Management : Conservation of

Amphibians and Reptiles)

5. Unggas

Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia.

Beberapa jenis burung, seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah

didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting;

daging maupun telurnya. (Newton, Ian (2003). The Speciation and

Biogeography of Birds. Amsterdam: Academic Press)

6. Ikan

Hobi memelihara ikan sudah dimulai sejak tahun 2500 SM ketika bangsa

Sumeria memelihara ikan untuk sumber makanan mereka, namun sebagai

ikan hias baru dilakukan oleh bangsa China sekitar 1000 tahun yang lalu.

Adapun ikan yang dipelihara bangsa China adalah spesies ikan Criucian

(karper). Dan setelah bertahun-tahun ikan ini bermutasi sampai ada yang

berwarna keemasan. Inilah asal muasal ikan mas. Oleh bangsa Jepang ikan

ini dibawa ke negaranya dan dikawin silangkan sehingga muncullah

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

33

berbagai jenis ikan dengan ragam bentuk dan warna, salah satunya adalah

ikan mas koki yang kita pelihara sekarang ini. (Sejarah Hewan

Peliharaan, diakses 30 September 2012 dari http://id.shvoong.com)

C. Karakteristik Hewan Peliharaan dan Kebutuhannya

1. Kucing

• Makan

Naluri alami kucing adalah berburu, hingga menjadi sifat alami bagi mereka

untuk cenderung lebih tertarik untuk mendapatkan makanan dengan cara yang

lebih sulit.

• Tidur

Kucing suka tidur di tempat yang aman bagi mereka. Tempat yang tertutup,

atau jauh dari jangkauan merupakan tempat favorit mereka.

• Buang air

Kucing menyenangi area yang dapat digali, maka itu kebiasaan membuang air

di wadah berisi pasir menjadi pilihan terbaik

• Suhu

Kucing menyukai berada di tempat yang hangat, namun perhatikan suhu

ruangan, terlalu panas pun juga akan membuatnya tidak nyaman.

• Bermain

Dalam sehari, setidaknya luangkan 4 sesi x 10 menit untuk bermain, terutama

jika kucing terus-terusan berada dalam ruangan. Bermain yang menyenangkan

bagi kucing sementara juga menjadi bermanfaat bagi stimulasi mental,

kebugaran dan psikologisnya.

• Salon

Kucing paling menyukai kegiatan ini, karena kucing memiliki sifat alami yang

suka dimanja dan diperlakukan istimewa.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

34

• Diet

Untuk menjaga kucing sehat, mereka membutuhkan sekitar 300 kalori per hari

yang idealnya harus diberikan lebih dari 10 makanan kecil. Namun dapat

dibagi menjadi 3-4x sehari.

(sumber : Pet Food Manufacturer Asociation : Pet Care, diakses 20 Desember

2012 dari http://www.pfma.org.uk/)

2. Anjing

• Tidur

Anjing menyukai area tidur yang cukup luas dan nyaman, menjauhkan

area tidurnya dari lokasi yang bising merupakan jalan terbaik.

• Bermain

Bermain lempar-tangkap merupakan hal yang sangat disukai oleh jenis

hewan ini, selain untuk tetap mempertahankan kebugarannya, jenis

permainan ini juga membuat ikatan anjing dengan pemiliknya semakin

erat.

• Buang air

Anjing menyukai suasana alam bebas, dalam hal buang air, anjing lebih

memilih melakukannya saat keluar dari rumah, ketimbang di tempat

khusus dalam sebuah ruangan.

• Berlari

Anjing membutuhkan setidaknya 1x sesi dalam sehari untuk keluar dari

rumahnya dan melakukan aktivitas yang paling disukainya, yaitu berlari

dan membakar kalori dalam tubuhnya.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

35

• Penciuman

Anjing memiliki indera penciuman yang sangat kuat bahkan dari radius

berpuluh-puluh meter, hewan ini bias mengendus dan mengikuti jejak

berdasrkan bau.

• Sosial

Anjing adalah hewan peliharaan social, sehingga sudah menjadisifatnya

yang menyukai keramaian dan hubungan yang sangat dekat dengan orang

maupun hewan lain di sekitarnya.

• Minum

Anjing sangat mudah merasa kepanasan, terutama karena kebiasaanya

berlari dan beraktivitas berlebih, sehingga kebutuhan akan air bersih untuk

diminum setiap saat untuk mengembalikan suhu tubuhnya adalah syarat

utama.

• Salon

Beberapa bagian tubuh pada anjing sangatlah mudah kotor dan timbul

jamur, maka harus ada perhatian ekstra terutama terhadap kebersihan gigi,

telinga, mata, hidung dan kakinya.

(sumber : Pet Food Manufacturer Asociation : Pet Care, diakses 20

Desember 2012 dari http://www.pfma.org.uk/)

3. Furries

• Bermain

Hewan kecil ini merupakan hewan yang senang bermain-main, entah

berlari, melompat, sehingga membutuhkan fasilitas yang dapat menjadi

hiburan bagi mereka.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

36

• Tidur

Untuk area tidur, jenis hewan-hewan ini menyukai area tidur yang gelap,

cenderung jauh dari sinar dan berada di area yang sukar dijangkau karena

habitat alami mereka yang hidup di dalam tanah.

• Suhu

Jenis hewan ini menyukai suhu yang hangat, mereka tidak menyukai suhu

dingin, sekalipun mereka memiliki bulu yang lebat.

• Sosial

Berbeda dengan anjing dan kucing, ketimbang berinteraksi dengan

manusia, mereka lebih menyukai keberadaan pasangan dalam rumah

mereka.

• Diet

Jenis hewan ini hampir tidak mengenal rasa kenyang, mereka akan

cenderung memakan makanan yang disediakan, maka itu pemberian jatah

makan sebanyak 3-4x sehari merupakan cara yang tepat.

(sumber : Pet Food Manufacturer Asociation : Pet Care, diakses 20

Desember 2012 dari http://www.pfma.org.uk/)

4. Reptil

• Habitat

Habitat tempat reptil umumnya hidup di dalam ekosistemnya. Gurun,

hutan, padang rumput, savana, dan hutan tropis adalah ekosistem dari

mana sebagian besar reptil dalam perdagangan hewan peliharaan datang.

Habitat adalah campuran kompleks suhu, tingkat kelembaban, fotoperioda,

ketinggian, lifeforms organik, materi anorganik, dan ruang.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

37

• Aquatic

Reptil air perlu area besar air untuk berenang, makan, dan menyesuaikan

suhu tubuh mereka (thermoregulate). Beberapa berjemur di batu atau

daratan. Kandang harus cukup kuat dan tahan air, harus dibersihkan secara

teratur, serta sistem filtrasi yang dibutuhkan untuk menjaga kandang

bersih setiap hari. Pemasangan sumber panas eksternal pada kandang

harus diperhatikan sehingga reptile tidak dapat melakukan kontak

langsung dengannya.

• Arboreal

Banyak spesies kadal dan ular menghabiskan sebagian atau seluruh

waktunya di atas pohon, termasuk anoles, naga air, iguana, agamas

berbagai tokek, boa dan beberapa ular lain. Kandang arboreal oleh karena

itu harus tinggi serta memiliki lebar yang diperlukan. Mereka harus

dilengkapi dengan cabang kokoh atau, untuk kadal dan ular besar, rak-rak

untuk berjemur dan bersarang. Semua perlengkapan dalam kandang harus

terpasang erat. Pencahayaan dan elemen pemanas harus terlindung untuk

mencegah reptil dengan mudah naik ke dalamnya. Jika tanaman hidup

yang digunakan dalam kandang, mereka harus cukup kokoh untuk

menahan cakar dan penghancuran yang akan didapatkan, atau dapat

dengan mudah diambil dan diganti dengan tanaman lain ketika sudah

terlalu rusak untuk terus digunakan. Harus diperhatikan juga adalah bahwa

tanaman yang digunakan tidak beracun bagi spesies reptile yang ada.

• Fossorial

Banyak ular dan kadal, suka menggali dan menghabiskan waktu mereka di

bawah substrate yang digunakan. Beberapa, seperti boa pasir, jarang

terlihat di atas tanah, yang lain, seperti beberapa kadal pergi menggali

untuk tidur dan mencerna. Kandang untuk reptil fossorial harus cukup kuat

untuk menahan dengan aman beberapa inci substrat yang dapat digali.

Mereka juga harus cukup tinggi untuk membuat sulit jika tidak mustahil

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

38

bagi penghuni untuk naik-dan keluar-dari kandang. Lebar dan kedalaman

yang sama dengan reptil darat juga harus disediakan.

• Scansorial / Saxicolous

Banyak kadal hidup di celah-celah batu, berjemur dan berburu untuk

makanan di dinding berbatu. Batu-batu yang telah dibersihkan dapat

ditempel atau disemen di dinding kandang untuk menyediakan tempat bagi

kadal tersebut. Gua dan celah-celah dapat dibangun ke dalam struktur

untuk memberikan beberapa bersembunyi alami dan tempat tidur. Dinding

harus dipasang erat ke belakang tangki untuk mencegah jatuh dan

menghancurkan penduduk kandang. Kandang Scansorial perlu ketinggian

yang cukup dan mendalam agar cocok dengan dinding berbatu namun

masih menjaga reptil aman dari panas sumber cahaya. Mereka juga

membutuhkan lebar yang diperlukan untuk termoregulasi dan

mengumpulkan makanan.

• Semi-Aquatic/Riparian

Beberapa reptil menghabiskan sejumlah besar waktu di kolam air, makan,

dan tidur, serta berjemur di lahan kering. Kandang ini harus memberikan

ruang yang cukup untuk pengaturan wilayah perairan serta wilayah darat,

keduanya harus cukup besar bagi penghuninya untuk menggunakannya

untuk tujuan mereka. Seperti kandang air, pemanasan dan pencahayaan

harus aman dipasang untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat sengaja

jatuh ke dalam air.

• Terrestrial

Reptil darat harus mempunyai ruang yang cukup yang memungkinkan

adanya gradient suhu. Semua jenis reptil darat akan memanfaatkan fitur

seperti tempat berlindung atau gua untuk bersembunyi, daerah

berkelembaban tinggi, dan, batu cabang atau rak untuk mendaki dan

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

39

menjemur. Lebar cukup dan kedalaman kandang yang diperlukan untuk

memastikan cukup ruang untuk perabot dan termoregulasi yang memadai.

• Naturalistik Habitat

Dalam menciptakan habitat, Anda harus mulai memikirkan ruang interior

dalam tiga dimensi. Anda akan perlu mempertimbangkan tidak hanya

ruang reptil yang hidup dalam habitat tetapi juga kemampuan Anda untuk

dengan mudah masuk ke kandang dan membersihkan lingkungannya.

• Habitat Buatan

Habitat buatan berbeda dari habitat alamiah dalam bahwa mereka

menetapkan lebih sederhana. Kebutuhan reptil untuk termoregulasi,

pencahayaan, keamanan kelembaban,, dll, masih terpenuhi, tetapi dalam

lingkungan yang tidak sangat menyerupai keragaman bahan, ketinggian,

dll, habitat asli mereka. Habitat buatan harus selalu digunakan ketika

hewan berada di karantina sebelum diperkenalkan ke individu permanen

atau lampiran masyarakat.

(James B. Murphy. (1994). Society for the Study of Reptiles and

Amphibians Captive Management : Conservation of Amphibians and

Reptiles)

5. Unggas

Sebagian besar burung menempati berbagai lokasi dalam ekologi. Sementara

beberapa burung umum yang lain menempati tempat yang sangat khusus di

habitatnya atau berdasarkan dimana letak jenis makanannya berada. Bahkan di

dalam sebuah habitat tunggal, seperti hutan, area ini bisa ditempati oleh

berbagai jenis burung yang bervariasi, dengan beberapa spesies hidup dalam

hutan kanopi, beberapa di bawah kanopi itu sendiri, serta beberapa yang

lainnya dalam dalam hutan itu sendiri. Burung yang hidup di sekitar perairan

umumnya mencari makanan dengan memancing, memakan tanaman, dan

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

40

membajak makanan hewan lain. Burung pemangsa mengkhususkan diri pada

berburu hewan atau burung lain.

Burung hidup dan berkembangbiak pada sebagian besar habitat darat dan pada

tujuh benua, hingga mencapai koloni ekstrim mereka pada koloni

perkembangbiakan Petrel Salju hingga pada ketinggian 440 kilometer

(270 mil) di pedalaman Antartika. Diversitas tertinggi burung terdapat di

wilayah tropis. Ini juga sudah dipikirkan sebelumnya bahwa keragaman

tertinggi burung adalah hasil dari tingkat spesiasi di daerah tropis,

bagaimanapun studi terbaru menemukan spesiasi tingkat tertinggi di lintang

tinggi yang diimbangi dengan tingkat kepunahan lebih besar daripada di

daerah tropis. Beberapa familia burung telah beradaptasi terhadap kehidupan

baik di lautan dunia dan pada diri mereka, dengan beberapa spesies burung

laut datang ke darat hanya untuk berkembang biak. (Newton, Ian (2003). The

Speciation and Biogeography of Birds. Amsterdam: Academic Press)

6. Ikan

Sebagai aturan umum, ikan harus diberi makan sedikit dan sering - lebih

banyak makanan karena mereka akan makan dalam 2 menit sekitar 2-3 kali

sehari. Diet mereka dapat divariasikan dengan makan makanan

memperlakukan beberapa kali seminggu, selain untuk makanan mereka yang

biasa.

Pergantian air secara rutin akan mempertahankan kualitas kesehatan ikan, hal

ini dilakukan untuk menghindari penurunan kualitas air yang tercemar oleh

limbah atau kotoran yang dihasilkan oleh ikan tersebut. Pengaturan suhu air,

kadar keasinan dan pencahayaan yang baik akan memberikan kehidupan yang

baik bagi ikan.

Mendesain akuarium bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan secara asal, ikan

juga dapat mengalami stress, untuk meminimalisasi hal tersebut, pendesainan

akuarium sangatlah penting. Memberikan banyak ruang untuk ikan

bersembunya akan mengurangi tingkat stress ikan. Akuarium berukuran besar

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

41

akan lebih baik dalam menjaga kualitas suhu dan air dibandingkan dengan

akuarium kecil.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Analisa Data Survey

A. Fasilitas Utama

Penulis melakukan survey ke 3 klinik yang berbeda, untuk dijadikan data

pembanding yang dapat dijadikan masukkan dalam mendesain fasilitas perawatan

yang mengutamakan perawatan. Sebagai pembanding yang dianggap paling

mendekati dengan kriteria fasilitas, dipilih 3 buah klinik berbeda untuk

diobservasi. Berikut adalah hasil survey tersebut :

1. Klinik hewan Dr. S. Wiradja

Lokasi : Jl. Gading Elok Timur No. 4, Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara

Profil Perusahaan

Klinik kecil milik Drh. S. Wiradja ini sudah berdiri sejak tahun 1974, namun

pada awalnya beliau hanya membuka praktek kecil, berperan sebagai pemilik

sekaligus dokter yang berkerja di klinik dengan hanya dibantu oleh 1 orang

staf yang bekerja sebagai pembantu paramedis. Namun pada tahun 1985,

praktek kecilnya berubah menjadi sebuah klinik dengan 2 orang dokter yang

berpraktek, termasuk dirinya sendiri, dan 2 orang staf.

Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi klinik Drh. S. Wiradja

Pemilik Klinik 1

Dokter Umum 2

Staf

Paramedis 2

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

42

Struktur Organisasi dalam klinik Drh. S. Wiradja bersifat sangat sederhana,

usaha yang dijalankan adalah bisnis pribadi, dimana selain sebagai pemilik

usaha, beliau juga memegang peran sebagai dokter umum. Tidak ada tenaga

respsionis, ataupun divisi yang tercipta dalam klinik ini, pemilik mengatur dan

turut menjalankan kegiatan di klinik tersebut. Total jumlah orang yang bekerja

dalam klinik adalah 4 orang.

Pembagian Ruang dalam Klinik

Klinik ini merupakan klinik kecil yang beroperasi di dalam rumah tinggal.

Pembagian ruangan tidak terlalu banyak, hanya terbagi menjadi 3 bagian

ruang, yaitu ruang tunggu, ruang periksa, dan ruang rawat inap khusus anjing

sehat. Segala aktifitas memeriksa, hingga bedah kecil dilakukan dalam

ruangan yang sama

Penanganan Klinik

Masing-masing klinik memiliki penanganan yang masing-masing berbeda,

tergantung dengan dokter umum yang melakukan praktek dan fasilitas yang

tersedia. Dalam klinik ini, penanganan yang diterima adalah sebagai berikut ;

• Pemeriksaan berkala

• Vaksinasi

• Persalinan

• Pengobatan kulit

• Bedah kecil

Peralatan Klinik

Beberapa peralatan yang tersedia di dalam klinik ini antara lain ;

• Timbangan Hewan

• Meja periksa sekaligus meja operasi

• Mikroskop

• x-ray screen

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

43

• Lemari obat

• Peralatan dan perlengkapan Operasi

• Perlengkapan rawat inap

Survey Lapangan

• Ruang Tunggu

Pada saat penulis melakukan survey lapangan, kebetulan ruang tunggu

pada klinik kecil tersebut dalam keadaan sedang di renovasi. Ruang

tunggu tersebut tidak lain adalah area garasi terbuka yang di alihfungsikan

sebagai ruang tunggu hewan.

Ruang tunggu yang merupakan area terbuka seperti ini sebenarnya cukup

baik jika ditinjau dari segi efisiensi ruang dan kebersihan. Penggunaan

garasi sebagai ruang tunggu ini selain memanfaatkan lahan yang cukup

luas, juga terletak di area terbuka yang memiliki sirkulasi udara yang baik,

sehingga meminimalisasi penghawaan yang buruk.

Gambar 2.2 Wawancara dengan Drh. S. Wiradja area tunggu pasien

(sumber : dokumentasi pribadi)

• Ruang Periksa / Ruang bedah

Pada ruangan ini, hanya terdapat sebuah meja periksa yang juga ternyata

dijadikan meja bedah. Pada awalnya, ruang periksa dipisah dengan ruang

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

44

bedah, namun ketika Drh. S. Wiradja sudah tidak mampu menjalankan

bedah besar lagi, klinik berubah menjadi klinik kecil yang hanya

menangani bedah kecil, yang memang masih ideal dilakukan di atas meja

periksa.

Ruangan terlihat agak berantakkan dengan penumpukkan barang dimana-

mana, yang sebenarnya menjadi kurang ideal, karena memungkinkan

ruangan tidak sepenuhnya steril, terutama jika sedang berlangsung bedah

kecil.

Gambar 2.3 Ruang Periksa sekaligus ruang bedah

(sumber : dokumentasi pribadi)

• Ruang rawat inap

Semenjak Drh. S. Wiradja sudah tidak dapat melangsungkan operasi besar

lagi, ruang rawat inap pun menjadi ruang penitipan khusus anjing dan

kucing sehat.

Khusus ruang rawat inap ini, bagian lantai dan dinding menggunakan

keramik, untuk mempermudah perawatan, terutama dalam proses

pembersihan. Dalam ruangan kecil ini, hanya terdapat 4 buah kandang, 2

kandang ukuran sedang dan 2 kandang ukuran kecil, peralatan kebersihan

seperti ember, kain pel, sapu, dan lemari penyimpanan pasokan makanan.

Ruangan juga sangat sempit dengan ukuran hanya 2x2m, terdapat juga 1

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

45

buah pendingin ruangan dan exhaust fan yang berguna untuk menjaga

pergantian udara.

Gambar 2.4 Ruang Rawat inap (sumber : dokumentasi pribadi)

Kesimpulan

Dapat dikatakan fasilitas yang tersedia di klinik kecil ini sangatlah terbatas,

terutama dengan sudah pensiunnya Drh. Wiradja, sehingga penanganan pasien

dilakukan 80% oleh dokter Lina yang merupakan isteri beliau. Untuk dapat

dikategorikan sebagai klinik pun, sebenarnya masih kurang memadai, namun

penggunaan kategori klinik nampaknya masih melekat, karena memang

dahulu fasilitas yang terdapat di tempat ini cukup lengkap dan memadai.

Banyak peralatan medis yang dahulu dipakai di tempat ini yang akhirnya

dijual karena sudah tidak terpakai lagi, seperti alat usg, meja bedah besar, alat

rekam jantung, dan berbagai peralatan pendukung operasi besar lainnya.

Dari segi interior, penulis menganggap kurang ideal mengingat kebersihan

adalah aspek utama yang harus dinomor satukan dalam sebuah fasilitas

kesehatan, namun nampaknya dikarenakan klinik ini sudah sangat tua dan

merupakan bangunan pribadi, menjadi kurang diperhatikan.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

46

2. Klinik Drh. Gunawan dan rekan

Lokasi : Jalan Kelapa Hybrida Raya Blok QG 10/21, Kelapa Gading

Permai, Jakarta Utara

Profil Perusahaan

Gambar 2.5 Struktur Organisasi klinik Drh. Gunawan

Struktur Organisasi dalam klinik Drh. Gunawan juga masih bersifat sangat

sederhana, usaha yang dijalankan adalah bisnis pribadi, dimana selain sebagai

pemilik usaha, beliau juga memegang peran sebagai dokter umum. Tidak ada

tenaga respsionis, ataupun divisi yang tercipta dalam klinik ini, pemilik

mengatur dan turut menjalankan kegiatan di klinik tersebut. Total jumlah

orang yang bekerja dalam klinik adalah 5 orang.

Pembagian Ruang dalam Klinik

Klinik ini merupakan klinik kecil yang berdiri di atas sebuah ruko yang terdiri

dari 3 lantai. Pada lantai pertama pembagian ruangan sangat jelas, yaitu ruang

tunggu, ruang periksa, ruang istirahat dokter jaga, dan toilet serta dapur kecil.

Pada lantai 2, terdapat ruang bedah, ruang pantry besar, kamar ganti, serta

toilet. Pada lantai 3 terdapat ruang rawat inap khusus pemulihan pasca operasi,

ruang cuci kandang, gudang penyimpanan, dan toilet.

Pemilik Klinik

2

3

1

Dokter Umum

Staf

Paramedis

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

47

Penanganan Klinik

Masing-masing klinik memiliki penanganan yang masing-masing berbeda,

tergantung dengan dokter umum yang melakukan praktek dan fasilitas yang

tersedia. Dalam klinik ini, penanganan yang diterima adalah sebagai berikut ;

• Pemeriksaan berkala

• Vaksinasi

• Persalinan

• Sterilisasi

• Pengobatan kulit

• Bedah kecil

• Bedah besar

• Penanganan tulang

Peralatan Klinik

Beberapa peralatan yang tersedia di dalam klinik ini antara lain ;

• Timbangan Hewan

• Meja periksa sekaligus meja operasi

• Mikroskop

• x-ray screen

• Lemari obat

• Peralatan dan perlengkapan Operasi

• Perlengkapan rawat inap

• USG

• EKG

• Monitor Jantung

Survey Lapangan

• Ruang Tunggu

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

48

Ruang tungu yang terdapat di klinik hewan ini cukup kecil dengan

kapasitas 8 orang duduk dengan membawa hewan dalam pangkuan, karena

space yang terlalu kecil ini tidak memungkinkan bagi klien untuk

menuntun anjing mereka terutama dengan ukuran tubuh sedang dan besar.

Untuk klien yang membawa anjing sedang dan besar, kebanyakkan

membiarkan anjingnya menunggu di dalam mobil selagi menunggu nomor

antrian.

Gambar 2.6 Ruang tunggu (sumber : dokumentasi pribadi)

• Ruang Periksa

Pada ruangan ini terdapat area kerja dokter, dimana dokter dapat menulis

resep, melakukan anamnesa, dan menerima tamu. Suasana ruangan bersih,

rapih. Penggunaan keramik berwarna putih, cat dinding putih, dan plafon

putih, membuat ruangan terlihat sangat steril.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

49

Gambar 2.7 Ruang Periksa (sumber : dokumentasi pribadi)

• Ruang bedah

Ruangan ini cukup kompleks dengan pengadaan alat-alat pendukung

lainnya yang memenuhi standar operasi. Suasana ruangan rapi, bersih,

terang, dan terkesan steril.

Gambar 2.8 Ruang Bedah (sumber : dokumentasi pribadi)

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

50

• Ruang rawat inap

Ruang rawat inap pada klinik ini hanya menerima kondisi hewan yang

sedang dalam masa pemulihan paska operasi, sehingga tidak

membutuhkan ruang isolasi khusus untuk hewan-hewan dengan penyakit

menular. Pada ruangan ini terdapat 16 kandang hewan ukuran kecil dan 3

kandang hewan ukuran sedang. Penghawaan dalam ruangan

memanfaatkan pendingin ruangan pada siang hingga sore hari, namun dari

sore hingga pagi hari, memanfaatkan penghawaan alami dari ventilasi

besar yg terletak di ujung ruangan, yang menghadap langsung ke jalanan

besar.

Gambar 2.9 Ruang Rawat inap (sumber : dokumentasi pribadi)

• Ruang Istirahat Dokter Jaga

Karena terdapat ruang rawat inap, maka harus ada fasilitas ruang istirahat

bagi dokter yang menjaga kondisi pasien selama 24 jam. Ruangan ini

cukup kecil dengan ukuran kurang lebih 2,5x2m dengan fasilitas tempat

tidur single dan meja kerja di dalamnya.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

51

Gambar 2.10 Ruang istirahat dokter (sumber : dokumentasi pribadi)

• Ruang pantry

Di klinik ini terdapat ruang pantry yang berfunsi sebagai tempat bersantai

dan makan para staf yang bekerja di dalam klinik tersebut. Material di

pantry didominasi oleh kayu. Suasana pantry lebih terlihst seperti dapur

rumahan dengan cat tembok putih, yang dirasakan cukup nyaman.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

52

Gambar 2.11 Ruang pantry (sumber : dokumentasi pribadi)

Kesimpulan

Fasilitas yang terdapat di klinik ini cukup memenuhi standarisasi yang

ditentukan oleh Menteri Pertanian dalam usaha jasa pelayanan kategori klinik.

Klinik ini memiliki standar yang cukup baik dalam hal kebersihan dan

prosedur penaganan hewan dilihat dari fasilitas yang tersedia. Pelayanan yang

ditawarkan pun cukup memadai dan lengkap didukung dengan 3 orang dokter

umum yang masing-masing memiliki ketertarikan dalam bidang yang masing-

masing berbeda.

Walaupun klinik ini masih tergolong klinik kecil, namun lokasi klinik yang

berada di jalan besar merupakan poin tambahan yang menjadi keuntungan dari

segi usaha. Dari segi interior, klinik ini memilih dominan warna putih untuk

menonjolkan kesan bersih, rapi, dan steril. Penggunaan lantai keramik di

seluruh ruangan bertujuan untuk memudahkan staf dalam menjaga kebersihan

klinik.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

53

3. Klinik Vita Pet

Lokasi : Jln. Pluit Raya 200 No. 8-8a, Pluit, Jakarta Utara

Profil Perusahaan

Perusahaan yang dimiliki oleh Ibu Fanny dan suaminya ini diawali dengan

kecintaannya terhadap kucing, dimana beliau menginginkan terciptanya suatu

fasilitas yang memadai terutama dalam bidang bagi para pecinta anjing dan

kucing.

Konsep klinik :

Kami menggunakan keterampilan kita sebagai profesional hewan, pemilik

hewan peliharaan, dan pendidik untuk menyeimbangkan keinginan dan

sumber daya klien manusia dengan kebutuhan pasien satwa kita. Melalui

perawatan pribadi, kita ingin mendidik klien kami sehingga mereka dapat

berhasil menavigasi dunia menarik dan terus berkembang dari perawatan

hewan. Kami memahami tidak semua pilihan perawatan yang tersedia adalah

sesuai untuk setiap pasien. Pemilik dan tim perawatan akan membantu

menciptakan keseimbangan yang tepat untuk setiap pasien.

Visi:

Menjadi klinik hewan yang menyediakan jasa konsultasi dan perawatan

intensif dokter hewan, profesional dan pelayanan maksimum didasarkan pada

kesiapan sumber daya manusia yang ada.

Misi:

Memberikan prioritas untuk menciptakan penyembuhan hidup, kenyamanan

dan kesejahteraan hewan yang lebih baik dan kebahagiaan bagi pemiliknya.

• Lengkap Fasilitas

• Layanan di bawah satu atap

• Kerjasama

• Memberi dan Menerima dengan senyum

• Transparan / Terbuka di Penjelasan Medis

• Kreatif dan Inovatif

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

54

Struktur Organisasi

Gambar 2.12 Struktur Organisasi klinik Vita Pet

Struktur Organisasi dalam klinik Vita pet sudahlah sangat kompleks, dimana

terdapat pembagian divisi yang jelas. Dalam jumlah staf, seperti dokter

praktek yang berjumlah 11 orang juga mempertegas bahwa klinik ini bukanlah

klinik kecil.

Pembagian Ruang dalam Klinik

Klinik ini merupakan bangunan ruko 3 lantai yang cukup besar yang terletak

di pinggir jalan besar. Pada lantai 1, terdapat ruang tunggu, ruang administrasi,

ruang periksa yang disebut poliklinik, dan ruang operasi. Pada lantai 2,

terdapat ruang radiologi, ruang laboratorium, dan ruangan rawat inap isolasi.

Pada lantai 3 terdapat ruang rawat inap penyakit menular dan tidak menular.

Penanganan Klinik

1 Manager

Poliklinik

Staf

Paramedis 4

Dokter Umum 11

Administrasi

Staff 2

Front Office

Staff 3

Pemilik Klinik 2

Staf Umum 2

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

55

Masing-masing klinik memiliki penanganan yang masing-masing berbeda,

tergantung dengan dokter umum yang melakukan praktek dan fasilitas yang

tersedia. Dalam klinik ini, penanganan yang diterima adalah sebagai berikut ;

• Pemeriksaan berkala

• Vaksinasi

• Persalinan

• Sterilisasi

• Pengobatan kulit

• Penanganan tulang

• Bedah kecil

• Bedah besar

• Pemeriksaan darah

• Rontgen

• pemasangan micro chip

• delivery service

• antar jemput hewan

Peralatan Klinik

Beberapa peralatan yang tersedia di dalam klinik ini antara lain ;

• Timbangan Hewan

• Meja periksa sekaligus meja operasi

• Mikroskop

• x-ray screen

• Lemari obat

• Peralatan dan perlengkapan Operasi

• Perlengkapan rawat inap

• USG

• EKG

• Monitor Jantung

• x-ray

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

56

• incubator

• mesin pensteril ruangan

Survey Lapangan

• Ruang Tunggu

Ruang tunggu di klinik ini cukup luas dengan ukuran kurang lebih 7x5m

yang dapat menampung 16 klien dengan hewan peliharaan yang dipangku,

bahkan luasnya ruangan juga memungkinkan klien untuk menuntun hewan

mereka untuk berjalan di dalam ruangan tersebut.

Gambar 2.13 Ruang tunggu (sumber : dokumentasi pribadi)

• Ruang Periksa

Pada ruang periksa ini suasana yang dihasilkan adalah nyaman, tenang,

dan hangat. Warna cokelat keramik, menghantarkan suasana hangat ke

dalam ruangan yang didominasi oleh cat tembok dan plafon yang

berwarna putih yang memiliki suasana dingin.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

57

Gambar 2.14 Ruang Periksa (sumber : dokumentasi pribadi)

• Ruang bedah

Ruangan ini cukup kompleks dengan pengadaan alat-alat pendukung

lainnya yang memenuhi standar operasi. Suasana ruangan rapi, bersih,

terang, dan terkesan steril.

Gambar 2.15 Ruang Bedah (sumber : dokumentasi pribadi)

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

58

• Ruang rawat inap penyakit tidak menular

Ruang rawat inap pada klinik ini dibagi menjadi ruang rawat inap penyakit

menular dan tidak menular. Penghawaan dalam ruangan rawat inap

penyakit tidak menular memanfaatkan pendingin ruangan pada siang

hingga sore hari, namun dari sore hingga pagi hari, memanfaatkan

penghawaan alami dari ventilasi besar yg terletak di ujung ruangan, yang

menghadap langsung ke jalanan besar.

Gambar 2.16 Ruang Rawat inap penyakit tidak menular

(sumber : dokumentasi pribadi)

• Ruang rawat inap penyakit menular

Untuk ruang rawat inap penyakit menular, ruangan tertutup dan terisolasi,

hanya terdapat pendingin ruangan dan exhaust fan, tidak terdapat jendela

yang bias dibuka, namun memanfaatkan cahaya alami dengan

menggunakan kaca pada area dinding yang menghadap keluar. Suasana

ruang rawat inap penyakit menular jauh berbeda dengan ruang rawat inap

biasa, dikarenakan banyak aspek yang harus diperhatikan, seperti sirkulasi

udara, sterilisasi ruangan, dan penggunaan disinfektan.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

59

Gambar 2.17 Ruang Rawat inap penyakit menular

(sumber : dokumentasi pribadi)

• Ruang isolasi

Pada ruang isolasi ini terdapat mesin inkubator yang berfungsi menjaga

stabilitas kesehatan hewan yang mengalami kondisi yang cukup

mengkhawatirkan.

Gambar 2.18 Ruang isolasi (sumber : dokumentasi pribadi)

• Laboratorium

Pada klinik ini,terdapat fasilitas laboratorium, sehingga layanan

pemeriksaan pasien dapat lebih kompleks dan efektif, dengan adanya lab

penelitian di dalam fasilitas penunjang klinik.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

60

Gambar 2.19 Ruang laboratorium (sumber : dokumentasi pribadi)

• Ruang radiologi

Di klinik ini terdapat ruang radiologi, dimana dapat dilakukan

pengecekkan terhadap pasien dengan mesin usg, ekg, dan x-ray. Ruangan

terkesan sangat bersih, terang, dan steril. Penerapan dominan interior

warna putih dan mayoritas mesin radiologi yang bernuansa putih membuat

ruangan terkesan dingin, namun diimbangi dengan penggunaan keramik

dengan warna cokelat yang memberikan kesan hangat.

Gambar 2.20 Ruang radiologi (sumber : dokumentasi pribadi)

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

61

Kesimpulan

Fasilitas yang terdapat di dalam klinik ini dapat dikatakan sudah sangat

memenuhi syarat. Semua peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk

menunjang operasional klinik sangat lengkap. Banyaknya tenaga dokter dan

variasi penanganan masalah, membuat klinik ini menjadi fasilitas perawatan

yang sangat ideal untuk para pasiennya. Tidak perlu untuk pergi ke rumah

sakit, karena hampir seluruh penanganan standar maupun luar biasa dapat

ditangani di sini.

Dapat dilihat dari segi interior, ruangan yang bersifat publik seperti ruang

tunggu, didesain dengan warna yang didominasi oleh putih dan merah yang

menjadi warna yang identik dengan pelayanan medis, namun disini warna

merah lebih ditonjolkan menjadi tema ruangan. Pada ruang periksa, tema

warna ruangan adalah oranye yang juga merupakan warna yang cerah, namun

pada bagian-bagian ruangan yang lebih privat seperti praktek bedah, rawat

inap, dan ruangan radiologi, menonjolkan warna putih untuk memberi kesan

bersih dan steril pada ruangan.

Kesan yang penulis dapatkan ketika melakukan survey ke klinik Vita pet

adalah, suasana yang terasa menyenangkan, dikarenakan perpaduan warna

cerah yang diaplikasikan pada ruang-ruang publik, terutama ruang tunggu,

sehingga meminimalisasi tingkat kebosanan klien yang menunggu nomor

antrian, dan juga klinik ini ingin memberikan kesan yang berbeda dari sebuah

image klinik kesehatan.

Dalam segi pelayanan, ketiga klinik tersebut hanya menerima hewan kucing

dan anjing untuk fasilitas rawat inap, selain karena dianggap paling mudah

ditangani, kedua jenis hewan tersebut adalah hewan yang paling banyak

dipelihara. Sedangkan untuk fasilitas pemeriksaan, ketiga klinik tersebut

menerima segala jenis hewan peliharaan, asalkan memenuhi aturan keamanan,

seperti hewan-hewan eksotik dan hewan-hewan buas harus didampingi oleh

pawang atau orang yang memiliki keahlian khusus dalam mengendalikan

perilaku hewan-hewan tersebut. Walaupun hewan-hewan tersebut diharuskan

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

62

juga dalam keadaan bius atau tidak sadar, namun hal tersebut untuk mencegah

hal-hal yang tidak diinginkan.

Fasilitas yang rata-rata dimiliki oleh ketiga klinik hewan tersebut adalah

sebagai berikut ;

- Ruang pemeriksaan

- Ruang operasi

- Ruang rawat inap intensif

- Radiologi

- Toko suplai makanan dan obat-obatan

- Ruang tunggu

Untuk menciptakan sebuah fasilitas pusat perawatan, tentunya selain

kebutuhan medis, juga harus ada fasilitas penunjang yang juga menjadi

kebutuhan dasar hewan peliharaan, sehingga Pusat perawatan benar-benar

menjadi suatu pusat dimana hewan peliharaan tidak hanya dirawat secara

medis, namun juga dapat menikmati perawatan lainnya seperti terapi dan

kecantikan.

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

63

B. Fasilitas Penunjang

Untuk menunjang fasilitas Pet Care Center, penulis melakukan observasi ke

beberapa fasilitas khusus hewan yang berbeda ;

1. Salon Hewan

Lokasi : Pluit Village, Pluit, Jakarta Utara

Profil

Salon hewan Star yang terletak di dalam komplek ruko mall Pluit Village ini, berdiri dari tahun 2010, dan bergerak di bidang retail dan jasa.

Struktur Organisasi

Gambar 2.21 Struktur Organisasi salon hewan Star

Struktur organisasi sangat sederhana, pemilik juga berperan sebagai supervisi

toko yang mengawasi kegiatan dalam salon ini. Staf yang bekerja hanya 3

orang yaitu 1 orang kasir dan 2 orang staf salon. Karena usaha ini merupakan

usaha kecil, maka jumlah staf yang hanya 3 orang ini dinilai cukup oleh

pemilik usaha.

Pembagian Ruang dalam Salon

Bagian depan salon menjual beberapa produk kebutuhan salon seperti sampo,

bedak, dan perfum. Pada bagian dalam, langsung terdapat area kecil seluas

kurang lebih 4x3m yang terbagi menjadi area grooming basah dan area

grooming kering.

Pemilik

Kasir

Staf Grooming

1

1

2

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

64

Penanganan Salon

Salon ini menangani perawatan kecantikan berupa ;

• Memandikan standar

• Memandikan untuk pengobatan kulit

• Pemotongan rambut

• Pemotongan kuku

• Membersihkan telinga, mata, dan mulut

• Memodifikasi rambut

• Pengecatan rambut

Peralatan Salon

Beberapa peralatan yang tersedia di dalam salon ini antara lain ;

• Meja grooming kering

• Meja grooming basah

• Blower

• Lemari penyimpanan

• Peralatan dan perlengkapan salon

• kandang ukuran kecil untuk hewan yang masuk waiting list

Survey Lapangan

• Grooming kering

Area grooming kering menangani penanganan yang tidak menggunakan

air..

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

65

Gambar 2.22 Area grooming kering (sumber : dokumentasi pribadi)

• Grooming basah

Area ini menangani penanganan menggunakan air yang membutuhkan

ruangan yang tertutup, agar air tidak dapat mengalir keluar.

Gambar 2.23 Area grooming basah (sumber : dokumentasi pribadi)

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

66

• Storage

Peletakkan peralatan salon diletakan dalam rak bertingkat yang

memudahkan bagi staf grooming untuk menambil dan mencari peralatan

yang dibutuhkan.

Gambar 2.24 Storage (sumber : dokumentasi pribadi)

2. Penitipan Hewan

Lokasi : Kemandoran no. 8, Palmerah, Jakarta Barat

Profil Perusahaan

St. Queena merupakan tempat penitipan khusus hewan yang berdiri pada

Febuari 2009. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa yang melayani berbagai

jenis hewan terutama anjing dan kucing.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi St. Queena sangat sederhana, mengingat bahwa

perusahaan ini bersifat milik pribadi. Dengan jumlah staf 5 orang, 1 orang

bagian administrasi dan pembayaran, 2 orang yang bertugas merawat hewan

yang dititipkan, 1 orang sebagai pelatih, dan 1 orang sebagai staf grooming.

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

67

Gambar 2.25 Struktur Organisasi St. Queena

Pembagian Ruang dalam Penitipan

Penitipan ini hanya terdiri dari 1 lantai, namun lahannya sangatlah luas, 50%

lahan adalah outdoor, dan sisanya indoor yang merupakan area penginapan

dan ruang kantor sederhana yang di dalamnya terdapat dapur, kamar mandi,

dan kamar tidur staf jaga.

Penanganan Penitipan

Penitipan ini menangani pelayanan berupa ;

• Penginapan hewan sehat

• Pelatihan

• Pemberian makan secara teratur

• Grooming

• Siaga dokter 24 jam

Peralatan Penitipan

Beberapa peralatan yang tersedia di dalam penitipan ini antara lain ;

• Kandang ukuran S, M, L

• Tali kekang

Pemilik

Administrasi

Staf

1

1

4

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

68

• papan berjalan untuk pelatihan

• Meja grooming kering

• Lemari penyimpanan stok makananan

• Lemari penyimpanan peralatan

• Peralatan dan perlengkapan salon

Survey Lapangan

• Penginapan

Area grooming kering menangani penanganan yang tidak menggunakan

air..

Gambar 2.26 Penginapan (sumber : dokumentasi pribadi)

• Grooming kering

Area grooming kering menangani penanganan yang tidak menggunakan

air.

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

69

Gambar 2.27 Area grooming kering (sumber : dokumentasi pribadi)

• Kolam renang

Terdapat fasilitas kolam renang yang berfungsi sebagai sarana rekreasi

anjing dan juga sebagai sarana pelatihan.

Gambar 2.28 Kolam renang (sumber : dokumentasi pribadi)

• Lapangan

Terdapat lahan luas yang dijadikan lapangan rumput sebagai sarana

rekreasi anjing dan juga sebagai sarana pelatihan.

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

70

Gambar 2.29 Lapangan (sumber : dokumentasi pribadi)

• Kantor

Terdapat sebuah rumah yang dijadikan kantor, di sini tempat pemilik

menerima tamu, tempat para staf bersantai dan beristirahat, makan, dan

tidur jika mendapat giliran jaga.

Gambar 2.30 Kantor (sumber : dokumentasi pribadi)

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

71

3. Toko

Lokasi : Mall of Indonesia lantai 2, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Profil Perusahaan

Zoo pet shop merupakan satu-satunya toko yang menyediakan kebutuhan

peralatan dan perlengkapan serta pakan bagi hewan di dalam Mall of

Indonesia. Toko ini sudah buka sejak tahun 2009, dan bergerak di bidang

retail. Tidak hanya menjual peralatan dan pakan, namun toko ini juga menjual

hewan peliharaan di dalamnya.

Struktur Organisasi

Gambar 2.31 Struktur Organisasi Zoo Pet Shop

Struktur organisasi perusahaan ini sangat sederhana karena meupakan bisnis

pribadi dan ruang lingkupnya sangat kecil.

Pembagian Segmen

Di toko ini, pengklasifikasian barang yang dijual cukup jelas, antara lain ;

• Aksesori

• Camilan

• Carrier

• Kandang

• Peralatan mandi

• Makanan

• Hewan

Pemilik

Kasir

SPG/SPB

1

1

2

Page 66: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

72

Survey Lapangan

• Display toko

Toko ini memilih kaca transparan untuk dijadikan pembatas tokonya

dengan area mall. Material kaca transparan menarik perhatian para

pengunjung mall yang lalu lalang di depan toko tersebut, karena pada area

display utama, memajang hewan-hewan yang dijual.

Gambar 2.32 Display toko (sumber : dokumentasi pribadi)

• Segmen Aksesori

Pada segmen ini, memajang berbagai aksesori untuk hewan peliharaan.

Page 67: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

73

Gambar 2.33 Segmen Aksesori (sumber : dokumentasi pribadi)

• Segmen Peralatan Mandi

Pada segmen ini, dipajang segala produk keperluan mandi hewan.

Gambar 2.34 Segmen Peralatan Mandi (sumber : dokumentasi pribadi)

Page 68: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

74

• Segmen Hewan

Pada segmen ini, dipajang hewan-hewan yang dijual di toko ini.

Gambar 2.35 Segmen Hewan (sumber : dokumentasi pribadi)

• Segmen Makanan

Pada segmen ini dipajang jenis-jenis makanan yang dijual di toko ini.

Gambar 2.36 Segmen makanan (sumber : dokumentasi pribadi)

• Segmen Peralatan

Pada segmen ini dipajang berbagai peralatan makan dan minum yang

dijual di toko ini.

Page 69: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

75

Gambar 2.37 Segmen peralatan (sumber : dokumentasi pribadi)

• Segmen Mainan

Pada segmen ini dipajang berbagai jenis mainan khusus hewan.

Gambar 2.38 Segmen mainan (sumber : dokumentasi pribadi)

Page 70: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

76

2.2.2 Kajian Permasalahan Khusus

A. Kajian Material

1. Lantai

Material penutup lantai dengan karakteristiknya ;

• Kayu Solid

Lantai kayu sampai sekarang masih menjadi bahan yang popular untuk

rumah tinggal karena nilai estetika yang tinggi, kesan yang alami serta

kemampuannya untuk memberikan kehangatan di dalam ruang. Kayu yang

fleksibel dapat memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun

kontemporer.

• Marmer

Lantai marmer sangat kuat dan tidak getas cocok untuk menahan beban

yang berat. Marmer bersifat dingin sehingga dapat menyejukan suhu di

dalam ruangan. Tampilannya pun sangat mewah dengan beragam motif

dan corak. Namum perawatannya lebih sulit dibandingkan jenis lantai

lainnya.

• Keramik

Keramik adalah jenis penutup lantai yang paling popular digunakan di

Indonesia. Hal ini disebabkan karena harganya yang sangat variatif. Motif

warna dan ukuran keramik pun sangat beragam dari motif marmer, polos,

serat kayu dan masih banyak lagi. Penggunaanya pun tidak hanya untuk

lantai, dinding pun tampak lebih indah jika dilapisi keramik. Tapi harus

diperhatikan karena kekuatan keramik dinding pasti lebih kecil dari

keramik lantai yang menahan beban.

• Vinyl

Lantai ini sangat praktis untuk mengubah tampilan ruangan. Dibagian

bawahnya terdapat lem yang mudah direkatkan pada lapisan plesteran atau

lantai keramik. Pemasangannya sangat mudah sehingga bisa dilakukan

sendiri. Perawatannyapun sangat mudah. Hampir sama dengan lantai

keramik. Material ini sangat kuat, tahan api dan air sehingga banyak juga

digunakan di bangunan-bangunan publik.

Page 71: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

77

• Linoleum

Linoleum adalah solusi penutup lantai yang bukan hanya mudah

pemasangannya, namun juga relatif murah. Selain itu, linoleum juga

disebut-sebut terbuat dari bahan alami yang bisa diperbarui seperti jute,

pigment, rasin, linseed oil, limestone, serta woodfloor. Ada tiga jenis

produk linoleum yang bisa dijadikan pilihan yaitu, marmoleum dengan

warna dan corak alami, artoleum dengan corak kayu, dan walton dengan

corak bertekstur. Semua jenis linoleum ini mudah dibersihkan dan dirawat.

Material ini sangat awet, tahan air, api, gesekkan, dan mudah

perawatannya, sehingga banyak digunakan pada area-area public yang

turut mendukung gerakan go green.

• Karpet

Lantai karpet dapat dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah karpet

satuan yang biasa dipakai sebagai aksen pemanis ruangan. Motif dan

warnanya sangat beragam dengan bahan baku yang beragam pula.

Ukurannya pun barmacam-macam dengan bentuk kotak, persegi ataupun

lingkaran. Jenis kedua adalah karpet yang secara permanen ditempel pada

lantai seluruh ruangan. Lantai jenis ini hanya cocok dipakai di daerah

subtropis atau ruangan yang memakai pendingin ruangan (AC). Jenis

lantai ini sering ditemui di kantor atau kamar hotel. Kelebihannya adalah

munculnya kesan hangat dan proses pemasangannya yang mudah.

• Parket Sintetis

Selain yang berbahan dasar kayu solid, parket (parquet) juga bisa terbuat

dari material sintetis seperti particle board ataupun MDF. Parket jenis ini

umumnya lebih terjangkau dibanding parket berbahan dasar kayu solid.

Jika anda menginginkan rumah dengan suasana yang hangat namun

dengan budget yang terbatas, maka jenis parket berbahan sintetis ini

adalah pilihan terbaik bagi anda

• Rubber Tiles

Bermotif polos dan marmer dengan penggunaan untuk area dengan

tingkat lalu lalang yang sedang hingga tinggi, biasa digunakan pada rumah

sakit, sekolah, kantor.

Page 72: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

78

(Jenis-jenis material lantai. diakses 20 Desember 2012 dari

www.architectaria.com)

2. Dinding

Dalam pemilihan material dinding, agar dapat tercipta suasana yang

diinginkan, sebaiknya memperhatikan poin-poin berikut ini ;

• Cat

Memiliki berbagai nuansa dan kesan, tergantung dengan pemilihan dan

perpaduan warna yang digunakan dalam finishing, cenderung murah dan

mudah dalam pengaplikasian.

• Kayu

Memiliki memberikan kesan alami dan kehangatan di dalam ruang. Kayu

yang fleksibel dapat memberikan suasana elegan, klasik, modern maupun

kontemporer.

• Metal

Memiliki kesan dingin dan futuristik, permukaan yang mudah dibersihkan,

namun dalam segi harga, merupakan material yang cukup mahal.

• Batu Alam

Memberikan kesan dingin, sejuk, dan alami, cocok untuk tema ruangan

yang menonjolkan sisi elegan dan mewah.

• Wallpaper

Merupakan alternatif finishing yang sangat digemari, karena motifnya

yang sangat beragam, dan memungkinkan untuk diganti secara berkala

karena pengaplikasianny yang mudah, dari segi harga pun bervariasi,

sehingga dapat dinikmati oleh segala kalangan.

• Fiber Glass

Mempunyai sifat yang tahan retak, getaran, benturan, panas, dingin, air,

dan tidak berkilau pada sinar lembut. Material ini memberikan kesan

ruangan yang luas, bersih, dan modern.

Page 73: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

79

• Gelas

Mempunyai sifat tahan terhadap cuaca, air, lembab, namun tidak tahan

terhadap getaran, dan tembus oleh cahaya. Memberikan kesan ruangan

yang luas, bersih, dan terang.

• Keramik

Memberikan kesan bersih, mudah dibersihkan, dapat dipadu padankan

yang dapat menciptakan desain yang unik.

3. Plafon

Walaupun letak plafon berada di bagian atas ruangan, mungkin terkadang

tidak terlalu menjadi perhatian, namun pemilihan finishing yang tidak

tepat, akan dapat sangat mengganggu suasana yang tercipta di dalamnya.

Di bawah ini beberapa alternatif finishing pada plafon berupa tabel ;

Tabel 2.10 Efek Material Plafon Dalam Interior

(Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior. Laksmiwati, Triandi.

CV. Rama M.G. Jakarta, 1998 )

Page 74: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

80

B. Kajian Warna

Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran

tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi

tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan

menghasilkan interpretasi warna magenta.

Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi

sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di

daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara

Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena

berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih

bukanlah warna).

Warna dikelompokkan menjadi beberapa sifat, sebagi berikut ;

1. Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna

atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder.

Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi

tidak dalam komposisi tepat sama.

2. Warna kontras atau komplementer, adalah warna yang berkesan berlawanan

satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang

berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan

warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras

warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras

adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga.

3. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di

dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi

simbol, riang, semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang

dekat.

4. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di

dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi

simbol kelembutan, sejuk, nyaman dsb. Warna dingin mengesankan jarak

yang jauh.

Page 75: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

81

Setiap warna memiliki potensi untuk memberikan efek yang positif maupun

negatif pada seseorang. Penggunaan warna berkaitan dengan kondisi psikologis

seseorang akan mempengaruhi tubuh, pikiran, emosi dan keseimbangan dari

ketiganya dalam diri manusia. Berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh warna

terhadap manusia :

1. Warna merah merupakan warna yang cukup dominan. Penggunaan warna ini

pada suatu objek seringkali membuat objek tersebut tampak lebih dekat dari

sebenarnya, sehingga mata kita cenderung lebih cepat mengidentifikasi warna

merah dalam suatu ruangan. Warna merah memiliki pengaruh besar pada

mood pria, karena warna ini menciptakan reaksi yang emosional. Selain itu,

warna merah juga banyak mempengaruhi manusia secara fisik seperti

meningkatkan tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernafasan, warna ini juga

sering dimanfaatkan sebagai terapi pengobatan, contohnya dalam pengobatan

penyakit anemia, tekanan darah rendah atau penyakit kulit . Walaupun dapat

memberikan suasana hangat dalam ruangan, warna ini cenderung

meningkatkan agresivitas seseorang.

2. Warna biru memberikan efek yang cenderung menenangkan. Warna ini

seringkali diasosiasikan dengan warna langit atau lautan, juga dianggap

sebagai warna favorit dunia karena efeknya yang membawa perasaan damai.

Warna biru pekat akan menstimulasi pemikiran yang jernih, sementara warna

biru muda akan membantu meningkatkan konsentrasi. Warna ini sangat baik

dipakai untuk mengatasi sakit tenggorokan, asma ataupun migren.

Di sisi lain, penggunaan warna biru pada ruangan secara berlebihan dapat

menimbulkan kesan dingin dan tidak bersahabat, bahkan terkadang membawa

perasaan sedih atau depresi.

3. Warna kuning menimbulkan perasaan ceria dan optimis. Warna ini banyak

mempengaruhi manusia secara mental dan emosional. Penggunaan warna ini

secara tepat dalam ruangan, menimbulkan kesan bersahabat dan seringkali

membantu meningkatkan kreativitas seseorang. Warna ini sangat cocok

dipakai untuk menetralkan rasa gugup, karena cenderung meningkatkan rasa

Page 76: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

82

percaya diri seseorang. Walaupun demikian, penggunaan warna kuning

hendaknya dikombinasikan dengan warna – warna lain, karena memiliki

kecenderungan untuk memancing terjadinya perdebatan.

4. Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan karena diasosiasikan dengan

alam dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga keseimbangan

dan harmoni. Warna ini cocok digunakan dalam ruangan peristirahatan karena

membawa perasaan damai dan ketenangan. selain itu, warna ini juga dipercaya

dapat memperbaiki pengelihatan seseorang. Namun demikian, terlalu banyak

warna hijau dalam suatu ruangan dapat menimbulkan kebosanan.

5. Warna oranye merupakan hasil pencampuran warna merah dan kuning.

Dengan adanya kombinasi dua warna tersebut, warna oranye mempengaruhi

manusia baik secara fisik maupun mental. Warna oranye dapat meningkatkan

nafsu makan dan memberikan kenyamanan, sehingga sangat cocok digunakan

di ruang makan atau ruang keluarga. Selain itu, warna ini membawa perasaan

hangat dan menyenangkan. Dalam terapi pengobatan, warna oranye dipakai

untuk mengatasi kelainan ginjal atau paru – paru, juga mengobati bronkhitis.

Dampak negatif dari penggunaan warna ini secara berlebihan adalah

menyebabkan berkurangnya tingkat keseriusan dalam belajar atau bekerja.

6. Warna hitam memberikan kesan yang glamor dan elegan. Selain itu, warna ini

juga menciptakan suasana yang cenderung serius dalam suatu ruangan. Warna

hitam juga sering dipakai untuk menekan nafsu makan yang berlebihan,

misalnya dengan cara melapisi meja dengan taplak berwarna hitam. Dalam

konotasi yang negatif, warna ini menimbulkan ketakutan akan gelap atau

perasaan tidak aman.

7. Warna putih melambangkan kemurnian atau kesucian. Warna ini banyak

digunakan di rumah sakit karena memberikan kesan higienis dan steril. Secara

visual, penggunaan warna ini pada suatu ruangan akan memberikan ilusi

bahwa ruangan tersebut lebih tinggi daripada yang sebenarnya. Penggunaan

warna putih secara berlebihan cenderung memberi kesan tidak ramah.

Page 77: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

83

8. Warna merah muda merupakan hasil pencampuran warna merah dan putih.

Warna ini melambangkan sifat yang feminim dan memberikan kesan santai.

Namun faktanya, warna ini juga seringkali membuat orang merasa lesu dan

kurang bersemangat. Dampak negatif dari warna merah muda ini sering

dimanfaatkan dalam bidang olahraga. Dalam sebuah pertandingan, seringkali

warna merah muda digunakan dalam ruang ganti lawan dengan tujuan untuk

menekan semangat dari tim lawan.

9. Warna cokelat terdiri dari warna merah, kuning dan hitam. Sama seperti warna

hitam, cokelat juga menimbulkan kesan yang serius, tetapi warna cokelat lebih

menonjolkan sisi lembut dan kehangatan.

10. Warna ungu memberikan kesan mewah dan seringkali dikaitkan dengan

kerohanian. Warna ini juga dapat mendorong manusia untuk melakukan

perenungan atau meditasi. Selain itu, warna ini juga sering digunakan untuk

meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan mengurangi rasa putus asa.

( Pile, John.1997. Color in Interior Design. McGraw-Hill Profesional)

C. Kajian Pola

1. Garis

• Lurus

- Vertikal : kekuatan, keagungan, kejantanan, keresmian,

meninggikan ruang

- Horizontal : tenang, rileks, informal, melebarkan ruang

- Diagonal : dinamis, aktif, menimbulkan kesan gerak

Page 78: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

84

- Tak beraturan : keanekaan

• Lengkung

- Lingkar penuh : riang gembira

- Huruf S : halus, manis, menarik perhatian, tidak terlalu

dinamis

(Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior. Laksmiwati, Triandi. CV.

Rama M.G. Jakarta, 1998 )

2. Bentuk

• Lurus : Segiempat, kubus

• Bersudut : Segitiga, piramida

• Lengkung : Lingkaran, bola, silinder, kerucut

Terlalu banyak pengulangan bentuk, akan menciptakan suasana ruangan yang

membosankan.

(Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip Desain Interior. Laksmiwati, Triandi. CV.

Rama M.G. Jakarta, 1998 )

Page 79: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

85

D. Kajian Penghawaan

1. Ventilasi Silang

Pengaturan udara ruangan di daerah tropis berfungsi untuk memperbaiki

iklim ruangan. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik,

karena dengan penyegaran yang baik terjadi proses penguapan, yang

berarti penurunan temperatur pada kulit. Udara lembab yang tidak jenuh

menyentuh tubuh, kelembapan kulit (keringat) berkurang, dan tubuh

merasa pendinginan.Mengingat kelembapan udara (uadara luar, atau udara

di dalam ruangan karena berkumpulnya manusia) dapat di kombinasi

dengan penambahan kecepatan udara. Pendinginan tidak dapat di lakukan

bila, dalam kasus ekstrim, kelembapan udara hampir mencapai

100%.pendinginan melalui pengudaraan hanya dapat dilakukan bila

temperatur udara lebih rendah dari temperatur kulit (35-36oC).

Ventilasi silang yang didasarkan pada perbedaan panas hampir tidak

menghasilkan sesuatupun, karena kecilnya perbedaan temperatur di daerah

iklim hangat – lembab. Sebaliknya, perbedaan tekanan bisa sangat besar,

tergantung pada kecepatan angin, sehingga kemungkinan mendapatkan

ventilasi silang dengan cara ini akan dibahas lebih terperinci berikut ini.

Tujuan perencanaan adalah mendapatkan aliran udara yang tepat untuk

ruangan serta pengontrolannya.Ada berbagai kemungkinan, tetapi

kesulitannya terutama terletak pada kenyataan bahwa udara yang bergerak

tidak mudah berubah arah dan mencari jalan terpendek antara lobang

masuk dan keluar.

Yang penting untuk pengarahan udara adalah lubang masuknya dan

kondisi-kondisi tekanan udara pada dinding luar.Misalnya, letak jendela

yang tidak menguntungkan bisa sangat mengganggu aliran udara di dalam

ruangan.

Page 80: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

86

Setiap sistem pengudaraan juga harus berfungsi pada periode angin keras,

karena itu selama musim hujan yang dingin, dimana angin keras ini sering

timbul, pengudaraan ini harus dapat ditahan tanpa kehilangan fungsinya.

Syarat untuk ventilasi silang yang baik adalah angin mencapai bangunan

dengan arah yang menguntungkan.

2. Vegatasi

Seperti banyak faktor lainnya, vegetasi juga dapat menghsilakan pengaruh

berbeda terhadap iklim-mikro pada daerah kering dan daerah lembab.Apa

yang cocok untuk suatu daerah belum tentu sesuai untuk daerah lain. Di

daerah kering, vegetasi lebat dapat menahan angin pamas dan debu yang

tidak diinginkan dan penguapan daun menambah kelembaban udara

sehingga temperatur akan turun. Sebaiknya di daerah lembab diinginkan

adanya gerakan udara maksimum, dan semak dan pepohonan dapat

menghambat gerakan udara. Pertamanan yang terencana baik dapat :

• Mempengaruhi arah dan kekuatan angin.

• Menyimpan air,

• Menurunkan temperatur,

• Menyamakan perbedaan temperatur, Sehingga menghasilkan

sumbangan yang tidak kecil bagi pengudaraan dengan cara alamiah.

Dengan rumput dan tanaman kecil saja, udara yang bergerak diatasnya

dapat didinginkan.

3. Cara Buatan

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, efektifitas pengudaraan alamiah

untuk sebuah bangunan tergantung pada :

• Letak dan besarnya.

• Jenis bangunan-bangunan di sekitarnya.

• Penempatan lubang masuk dan keluar udara.

Page 81: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

87

Terutama untuk bangunan besar, persyaratan untuk efektifitas

pengudaraan alamiah sering tidak tersedia, sehingga harus digunakan

peralatan mekanis.Dengan sistem pengudaraan mekanis seperti ini dapat

tercipta kondisi pengaliran udara yang stabil di dalam ruangan, jalan udara

menjadi lebih jelas, dan lobang masuk serta keluar udara dapat ditentukan,

dan lebih kecil dibandingkan lobang-lobang pada pengudaraan

alamiah.Tetapi pada umumnya ventilasi silang yang bekerja kurang

intensif, masih lebih baik dibandingkan pengudaraan buatan, yang sering

tidak berfungsi karena kurang perawatan dan suku cadang.

Kipas angin yang diletakkan di meja atau langit-langit merupakan alat

paling sederhanan untuk menghasilkan gerakan udara yang nyaman.Tetapi

kipas angin di langit-langit sebaiknya diatas 3 m. Tetapi efisiensinya tidak

terlalu tinggi, karena disini tidak terjadi pertukaran udara, melainkan

hanya perputaran saja. Kipas yang dipasang pada dinding luar masih lebih

baik. Untuk ruangan yang lebih kecil, kipas aksial sudah cukup, asalkan

saluran udara tidak diperlukan. Jika yang besar demikian halnya, maka

dianjurkan untuk memakai kipas radial. Tahanan pipa yang besar bahkan

dapat diatasi tanpa kebisingan, dan hembusannya pada lobang keluar

selalu konstan, bahkan pada tekanan angin yang kuat.

Penyejuk udara mekanis tidak boleh digunakan untuk mengatasi beban

panas yang timbul akibat perencanaan yang salah. Pengoperasian instalasi

seperti ini mahal, peralatan dibebani terlalu berat dan mudah mengalami

kerusakan.Karena itu aturan dasarnya adalah perencanaan yang sesuai

dengan iklim.Semua jenis penyejuk udara mekanis hanya berfungsi

sebagai penunjang.

(Sistem Penghawaan. (2008), diakses pada tanggal 28 November 2012

dari www.wordpress.com/Sistem Penghawan )

Page 82: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

88

E. Kajian Akustik

Beberapa material yang dapat digunakan untuk meredam suara yang muncul

dari dalam maupun luar ruangan ;

1. Gipsum

Material ini cukup baik dalam meredam suara, selain ramah lingkungan,

pemasangan dan perawatannya pun tergolong mudah. Selain itu, material

ini memberikan kesan minimalis pada ruangan.

2. Plywood

Material ini terkenal cukup murah dan cukup baik untuk meredam suara,

namun dalam zat perekatnya mengandung formalin, zat yang sangat

berbahaya bagi lingkungan.

3. Parket

Material kayu cukup baik dalam meredam suara, perawatannya pun sangat

mudah, namun kekurangannya adalah langkanya kayu yang menyebabkan

penggunaan material ini tanpa penanggulangan jangka panjang, dapat

menyebabkan kerusakkan lingkungan.

4. Karpet

Material ini meredam suara dengan baik, selain itu ruangan terasa nyaman

karena permukaan material ini sangat empuk dan sangat fungsional.

Namun perawatannya sulit dan sangat rentan terhadap perkembangan

bakteri dan kutu di sela-sela permukaannya.

5. Kain

Material ini sangat baik dalam meredam suara dan dapat dikreasikan

dengan menggabungkan berbagai material dan motif yang berbeda.

Namun perawatannya sulit dan mudah berdebu.

F. Kajian Pencahayaan

Dalam sistem pencahayaan, terdapat beberapa jenis pencahayaan yang dapat

digunakan sesuai dengan kegunaan masing-masing aktifitas, beberapa jenis

tersebut adalah ;

1. Ambient lighting, yaitu pencahayaan seluruh ruang. Secara teknis ambient

lighting artinya total sinar yang datang dari semua arah, untuk seluruh

Page 83: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum - …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00313-DI Bab2001.pdf · 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pusat Perawatan

89

ruang. Sebuah lampu diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah satu

bagian dari ambient lighting. Tetapi bila ada sinar yang datang dari semua

tepi plafon, misalnya, terciptalah ambient lighting. Dalam membuat

ambient lighting, sinar haruslah cukup fleksibel untuk berbagai situasi atau

peristiwa yang mungkin terjadi di ruangan. Tidak mungkin ruang makan

selalu romatis.

2. Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini ditujukan

untuk aktivitas sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar, memasak,

berdandan dan sebagainya. Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata

tidak cepat lelah.

3. Accent lighting, atau pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen. Selain

contoh di atas, pencahayaan jenis ini bisa dipakai sudut tertentu, barang

tertentu menjadi menonjol. Pencahayaan seperti ini dapat membimbing

pengunjung untuk melihat suatu barang atau koleksi tertentu.

4. Natural lighting, alias sinar matahari bahkan cahaya bulan. Bila di desain

sejak awal, pemanfaatan cahaya matahari juga dapat membuat ruangan

menjadi terang.

(diakses pada tanggal 5 Februari 2013,

http://www.scribd.com/doc/19801045/B17-PENCAHAYAAN)