48
7 BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II.1.1 Pengertian Perpustakaan Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah “perpustakaan”(berasal dari kata Sansekerta pustaka ) artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris, pembaca tentu mengenal istilah library (berasal dari kata Latin liber atau libri ) artinya buku. Dari kata Latin tersebut terbentuklah istilah librarus yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Belanda bibliotheek , Jerman bibliothek , Perancis bibliothrquo, Spanyol bibliotheca, dan Portugal bibliotheca. Semua istilah itu (berasal dari bahasa Yunani biblia ) artinya tentang buku, kitab. Dari istilah-istilah diatas diperoleh batasan perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskripsi dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan studi atau bacaan, kenyamanan atau kesenangan ( Webster's Third Edition International Dictionary ,1961). Batasan pengertian perpustakaan tersebut juga merupakan pandangan dari masyarakat tentang perpustakaan. Padahal dengan kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat saat ini maka akan berpengaruh besar terhadap perkembangan perpustakaan, tentunya ini juga akan mengubah pengertian perpustakaan. Sehingga International Federation of Library Association and Institutions mambatasi perpustakaan adalah kumpulan materi tercetak dan media noncetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai. Batasan tersebut sesuai dengan fakta saat ini. Perpustakaan tidak hanya berisi buku- buku namun juga terdapat majalah, jurnal luar negeri dan dalam negeri, koran, peta, floppy disc program dan CD-ROM. Selain koleksi-koleksi tersebut juga terdapat koleksi skripsi

BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

  • Upload
    vuminh

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

7

BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1. Tinjauan Umum

II.1.1 Pengertian Perpustakaan

Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah “perpustakaan”(berasal dari kata Sansekerta

pustaka ) artinya kitab, buku. Dalam bahasa Inggris, pembaca tentu mengenal istilah

library (berasal dari kata Latin liber atau libri ) artinya buku. Dari kata Latin tersebut

terbentuklah istilah librarus yang artinya tentang buku. Dalam bahasa Belanda bibliotheek ,

Jerman bibliothek , Perancis bibliothrquo, Spanyol bibliotheca, dan Portugal bibliotheca.

Semua istilah itu (berasal dari bahasa Yunani biblia ) artinya tentang buku, kitab.

Dari istilah-istilah diatas diperoleh batasan perpustakaan merupakan kumpulan

buku, manuskripsi dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan studi atau

bacaan, kenyamanan atau kesenangan ( Webster's Third Edition International Dictionary

,1961).

Batasan pengertian perpustakaan tersebut juga merupakan pandangan dari

masyarakat tentang perpustakaan. Padahal dengan kemajuan teknologi informasi yang

sangat pesat saat ini maka akan berpengaruh besar terhadap perkembangan perpustakaan,

tentunya ini juga akan mengubah pengertian perpustakaan. Sehingga International

Federation of Library Association and Institutions mambatasi perpustakaan adalah

kumpulan materi tercetak dan media noncetak dan atau sumber informasi dalam komputer

yang disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai.

Batasan tersebut sesuai dengan fakta saat ini. Perpustakaan tidak hanya berisi buku-

buku namun juga terdapat majalah, jurnal luar negeri dan dalam negeri, koran, peta, floppy

disc program dan CD-ROM. Selain koleksi-koleksi tersebut juga terdapat koleksi skripsi

Page 2: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

8

dan memiliki fasilitas ruang workstations. Dimana pengguna perpustakaan dapat

memanfaatkan komputer-komputer yang disediakan untuk akses internet dan pengerjaan

tugas-tugas kuliah yang memerlukan komputer. Diruang ini pengguna dapat juga

memanfaatkan komputer multimedia untuk keperluan belajar.

Dengan adanya koleksi dan fasilitas – fasilitas yang disediakan oleh perpustakan,

diharapkan pengguna perpustakaan terutama mahasiswa merasa tertarik dan mau

memanfaatkan pelayanan tersebut untuk menunjang studinya.

(http://www.usd.ac.id/lomba_menulis/juara3.htm)

II.1.2 Fungsi dan Tujuan Perpustakaan

Pada dasarnya perpustakaan merupakan wadah pengumpulkan buku-buku dan

bahan pustaka lainnya yang diorganisir untuk memberikan pelayanan informasi, ilmu

pengetahuan, dan rekreasi dengan tujuan untuk mempertinggi ilmu pengetahuan pribadi

dan ilmu pengetahuan sosial.

Fungsi perpustakaan pada dasarnya adalah tempat untuk mencari informasi yang

tersedia untuk menunjang sarana pendidikan dan pengetahuan bagi siswa, mahasiswa

maupun masyarakat, tempat menyewa buku-buku untuk dibaca di tempat atau dibawa

pulang dalam jangka waktu tertentu. Tetapi seiring dengan perkembangan teknologi

informasi, perpustakaan dapat berfungsi lebih dari sekedar tempat mencari dan meminjam

buku – buku, melainkan sebagai tempat acara pameran buku – buku, seminar, tempat

berdiskusi dengan pengarang buku atau sastrawan, tempat penyelenggaraan berbagai forum

penerangan dan pembahasan tentang masalah-masalah aktual.

Page 3: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

9

Sedangkan Tujuan dari perpustakaan ini adalah memberikan kemudahan bagi para

siswa, mahasiswa dan masyarakat dalam mendapat informasi yang di inginkannya,

meningkatkan kontinuitas belajar siswa dan mahasiswa agar mutu pendidikan dapat

ditingkatkan, serta dapat menyediakan tempat yang mempunyai suasana tenang dan

nyaman dalam proses belajar.

II.1.3 Sekilas Sejarah Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu pranata sosial yang telah ada sejak zaman

purba. Dalam perjalanannya yang panjang perpustakaan mengalami berbagai perubahan

sosial budaya, misalnya perkembangan Renaisans, Pencerahan, Penjajahan, perkembangan

teknologi informasi dan kini Internet. Dalam perkembanganya selama hampir 3000 tahun

itu berkembang berbagai prinsip kepustakawanan yang mewarnai keberadaan

perpustakaan.

Foto 1 : Ibrahim Nafie, Courtesy Bibliotheca Alexandrina east view

Page 4: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

10

Foto 2 : Ibrahim Nafie, Courtesy Bibliotheca Alexandrina north view

Perpustakaan Alexandria yang didirikan oleh Ptolemeus terbakar semasa

pemerintahan Julius Caesar pada tahun 48 S.M. Pada awal perkembangan agama Kristen,

orang-orang Roma yang menyembah kaisar sebagai dewa membakar buku tentang agama

Kris-ten. Sebaliknya kemudian terjadi, penganut agama Kristen membakar buku

penyembah berhala. Di Inggris ketika raja Henry VIII berkuasa, biara diperintahkan ditutup

sedangkan bukunya disita. Pada tahun 1930 an kita menyaksikan pembakaran buku

karangan orang Yahudi oleh Hitler. Pada tahun 1948 tatkala tentera Belanda menyerbu

Yogyakarta, para dokter yang menjadi dosen fakultas kedokteran menyelamatkan koleksi

buku perpustakaan dengan mengungsikannya ke Klaten. Di Indonesia pada tahun 1960an

terjadi pem-bakaran oleh PKI terhadap majalah dan buku yang dianggap ciptaan

neokolonialisme dan imperialisme maupun karya pengarang yang tergabung dalam

kelompok Manifesto Kebudayaan.

Page 5: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

11

Jadi sepanjang sejarah selalu ada usaha untuk menghancurkan buku yang disimpan

di perpustakaan. Sebaliknya pula, masyarakat pun berusaha mengamankan perpustakaan.

Secara fisik, pengamanan perpustakaan kuno dilakukan dengan menempatkan perpustakaan

(baca buku) di bagian yang aman, pada sebuah kuil atau istana. Kuil atau istana

merupakan bangunan yang kokoh sehingga buku akan lebih aman disimpan di tempat

tersebut daripada tempat lain. Dalam berbagai gejolak sosial maupun revolusi, keberadaan

perpus-takaan selalu tidak dilupakan masyarakat. Semasa puncak revolusi Perancis, semua

perpustakaan milik lembaga keagamaan disita, kemudian koleksinya ditempatkan di

berbagai pusat penyimpanan yang tersebar di seluruh Perancis. Semuanya itu

mempunyai hikmah karena beberapa tahun kemudian setelah revolusi berakhir, buku sitaan

dijadikan cikal bakal perpustakaan nasional Prancis. Semasa revolusi Rusia serta pasca

revolusi (sekitar tahun 1918- 1923) sejumlah besar buku, bahkan seluruh buku milik

perpustakaan pribadi Czar, dipindah ke perpustakaan yang ditunjuk penguasa baru. Koleksi

ini nantinya berkembang menjadi Perpustakaan Negara Lenin yang tidak lain daripada

perpustakaan nasional Uni Soviet. Di Indonesia, semasa pendudukan Jepang (1942-1945),

tindakan per-tama balatentera Jepang ialah mengamankan koleksi Bataviaasch

Genootschap van Kunsten en Wetenschap di Batavia (kini Jakarta) yang berada di

lingkungan markas besar Kempeitai (polisi rahasia Jepang). Koleksi ini kelak menjadi inti

Perpustakaan Nasional Republik In-donesia. Sebelum itu ketika Majapahit runtuh,

bangsawan maupun biarawan menyelamatkan berbagai naskah kuno ke tempat lain. Maka

pembaca akan sering menjumpai bahwa berbagai manuskrip seperti Negarakertagama

justru ditemukan di Bali atau Lombok.

Page 6: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

12

Dari uraian di atas nyatalah bahwa kekuasaan di luar perpus-takaan dapat

merupakan kekuatan yang dapat menghancurkan perpus-takaan. Sebaliknya pula,

masyarakat (merupakan kekuatan di luar perpustakaan namun perpustakaan merupakan

bagian darinya) pulalah yang menciptakan sekaligus memelihara perpustakaan.

Sepanjang sejarah manusia, perpustakaan merupakan satu- satunya pranata ciptaan

manusia tempat manusia dapat menemukan kembali informasi yang permanen serta luas

ruang lingkupnya. Masyarakat selalu mengatakan bahwa perpustakaan mempunyai efek

sosial,ekonomi, politik dan edukatif. Karena imbas tersebut, maka timbul kontra efek

berupa perusakan dan pembakaran perpustakaan. Hal yang disebut terakhir initerjadi juga

dalam sejarah manusia. Bila perpustakaan hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan

buku saja, bukannya juga menyebarkan ilmu pengetahuan, maka imbas dan efeknya tidak

akan sedramatis seperti yang kita saksikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Bila

ilmu pengetahuan hanya disim-pan saja, tidak disebarluaskan, maka ilmu pengetahuan akan

man-dek. Ilmu itu mungkin akan tumbuh lagi kemudian namun hal ter-sebut memerlukan

waktu yang lama, pengorbanan waktu, tenaga, uang. Ibaratnya kita tidak perlu menemukan

roda lagi. Karena itu ilmu yang disimpan dalam wujud buku harus disebarluaskan. Contoh

khas terjadi pada kemampuan operasi bedah otak pada orang Mesir kuno. Kemampuan ini

hanya dikuasai oleh segelintir ahli yang terkungkung dalam tembok kuil, tidak disebarkan,

malahan dirahasiakan. Alhasil kemampuan itu bukannya berkembang justru membeku

untuk pada akhirnya dirintis lagi oleh orang Eropa pada abad ke 18.

Perpustakaan merupakan tempat belajar di samping sekolah. Sejarahwan Gibbon

pernah mengatakan bahwa pendidikan yang diberikan oleh seseorang pada dirinya melalui

otodidak jauh lebih penting daripada pendidikan yang diperolehnya dari seorang guru.

Page 7: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

13

Kecenderungan penggunaan perpustakaan umum sebagai tempat belajar menimbulkan

istilah "modern library movement" artinya pengembangan perpustakaan sebagai badan

pendidikan umum, tidak terhambat oleh tradisi dan kendala waktu sebelumnya serta

memberikan inspirasi untuk kegiatan di luar semua visi sebelumnya. Di AS untuk hal

tersebut diberikan contoh "social library" yang didirikan Benjamin Franklin. Pemerintah RI

mendirikan Taman Pustaka Rakjat 2) pada tahun 1952, tujuan perpustakaan ialah

membantu pendidikan masyarakat.

II.1.4. Jenis - jenis Perpustakaan

Dalam Ensiklopedi Indonesia, disebutkan bahwa perpustakaan dapat dikategorikan

menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan ini merupakan perpustakaan yang menekankan koleksinya pada suatu

bidang khusus, atau bidang-bidang yang berhubungan. Misalnya koleksi khusus bidang

geologi, sejarah purbakala, lingkungan hidup, dan lain-lain. Dapat juga digolongkan khusus

karena bentuk koleksi yang disimpannya seperti peta, guntingan surat kabar, pita rekaman,

lontar, dan sebagainya. Lazimnya perpustakaan khusus merupakan bagian pada suatu

lembaga penelitian, badan-badan seperti bank, asuransi, asosiasi profesi, perusahaan,

museum, dan lain-lain. Masyarakat yang dilayaninya juga tergolong khusus, yaitu terutama

kepada tenaga-tenaga yang bekerja di lingkungan badan tempat perpustakaan bernaung,

atau kepada mereka yang bekerja dalam bidang yang merupakan pokok tugasnya. Dalam

sejarah perkembangannya mungkin menjurus menjadi pusat dokumentasi atau pusat

informasi. Bila ini terjadi, maka lingkup / jasanya menjadi luas yaitu bertugas

Page 8: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

14

menyebarluaskan informasi secara tepat dan cepat. Menyebarluaskan sari karangan,

bibliografi, kesiagaan jasa informasi, jasa konsultasi, dan sebagainya.

Contoh perpustakaan khusus yang telah berkembang memperoleh tugas-tugas

nasional ialah Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional-LIPI, Lembaga Perpustakaan Biologi

dan Pertanian (Bibliotheca Bogoriensis – Departemen Pertanian), Bagian Dokumentasi

Ilmiah dan Pengolahan Data (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan -

Departemen Kesehatan). Ketiga pusat di atas memperoleh tugas sebagai pusat informasi

literature, masing-masing dalam bidang ilmu dan teknologi, biologi dan pertanian,

kesehatan dan kedokteran. Dari jenis perpustakaan khusus, terdapat beberapa

perpustakaan/pusat yang berkembang terus, antara lain Perpustakaan Direktorat Geologi

(kemudian disebut Bidang Dokumentasi dan Publikasi, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Geologi), Bandung. Pusat ini kuat dalam koleksi (buku, majalah, peta)

bidang geologi dan ilmu-ilmu yang berhubungan.

Di Jakarta kita kenal Perpustakaan Museum Pusat, didirikan 1778. Kuat dalam

bidang ilmu-ilmu, sosial, sejarah, dan bahasa. Sebelum perang, perpustakaan ini menjadi

depot dari terbitan-terbitan baru Indonesia. Tercatat 224.000 majalah baru. Tergolong baru

ialah perpustakaan Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional-LIPI, didirikan pada tahun 1965.

Perpustakaan ini menyimpan 40.720 buku, 5.719 majalah terjilid, dan 836 judul majalah

baru. Kuat dalam koleksi bidang ilmu dan teknologi, dan mulai memupuk koleksi dalam

bentuk mikrofilm dan mikrofis.

2. Perpustakaan Museum

Ini merupakan nama yang lazim untuk menyebut perpustakaan Lembaga

Kebudayaan Indonesia di Jakarta yang didirikan tahun 1778. Koleksi bukunya diperkirakan

Page 9: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

15

300.000 jilid, sesuai dengan tujuan dan program lembaga tersebut. Di antaranya semua

koleksi surat kabar yang pernah dan telah terbit di Indonesia, dari awal penerbitannya;

majalah ilmiah dan popular, dan setiap buku yang diterbitkan di Indonesia. Juga koleksi

naskah terdiri dari + 5.000 buku asli Indonesia dari berbagai daerah, yang tertulis di atas

macam-macam bahan seperti lontar, kulit kayu, bambu, kertas; tertulis dalam huruf Jawa,

Bali, Makassar, Bugis, Batak, Rejang, Arab, dan lain-lain.

3. Perpustakaan Negara

Pepustakaan Negara merupakan perpustakaan umum yang didirikan di tiap ibukota

Daerah Tingkat I di Indonesia. Diselenggarakan oleh Biro Perpustakaan Departemen

Pendidikan. Umumnya berisi buku-buku tingkat pengetahuan sekolah menengah ke atas.

Saat ini yang terbesar terletak di Yogyakarta, dengan 70.000 buku, dan didirikan pada masa

revolusi kemerdekaan.

4. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebagai warisan waktu yang lalu, jasa informasi di kalangan masyarakat perguruan

tinggi dilakukan oleh masing-masing fakultas atau jurusan. Program-program

pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi dikelola oleh Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan. Hal-hal seperti pembinaan koleksi, pembinaan

sumber tenaga, standarisasi, pembiayaan, dan sebagainya memperoleh perhatian penuh dari

Satuan Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi.

Contoh adalah Perpustakaan Pusat Satya Wacana di Salatiga, yang sejak

pendiriannya pada tahun 1956 memusatkan administrasi dan pengelolaan perpustakaannya

untuk melayani seluruh kampus. Kemudian Perpustakaan Airlangga di Surabaya, membagi

perpustakaan menjadi dua, yaitu Perpustakaan Eksakta dan Perpustakaan Non Eksakta.

Page 10: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

16

5. Perpustakaan Rakyat

Ini merupakan sistem perpustakaan umum di Indonesia. Diselenggarakan oleh

Direktorat pendidikan masyarakat, bagian Urusan Perpustakaan Rakyat dalam lingkungan

Departemen Pendidikan. Tugas bagian ini adalah menyediakan bacaan umum dari tingkat

lulusan pemberantasan buta huruf sampai kepada tingkat pengetahuan sekolah menengah.

Tujuannya adalah menghidupkan dan memelihara hasrat masyarakat untuk belajar sendiri

dengan jalan membaca, serta meluaskan pengetahuan, kecerdasan, dan kesadaran

masyarakat.

6. Perpustakaan Sekolah

Di Indonesia, belum semua sekolah dilengkapi dengan perpustakaan. Saat ini

jumlahnya tercatat sekitar 84.000 Sekolah Dasar dan sekitar 13.000 sekolah lanjutan

(sensus 1997). Pengembangan perpustakaan Sekolah mendapat bimbingan dan pengarahan

dari Pusat Pengembangan Perpustakaan, Departemen Pendidikan.

7. Perpustakaan Umum

Pada umumnya perpustakaan umum di tingkat propinsi dikelola oleh Departemen

Pendidikan bersama dengan pemerintah Daerah. Usaha-usaha antara dua badan tersebut

masih terus dilaksanakan untuk mengembangkan sistem perpustakaan umum, ditunjang

dengan beberapa buah mobil sebagai sarana perpustakaan keliling. Di samping itu tercatat

juga tumbuhnya taman bacaan yang didirikan oleh usaha-usaha pribadi atau rukun

kampung. Usaha-usaha tadi sekalipun dalam bentuk sangat sederhana, sangat menolong

akan kekurangan jasa perpustakaan umum.

Page 11: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

17

II.1.4. Pembagian Kategori Pustaka

Salah satu metode klasifikasi yang lazim digunakan oleh perpustakaan adalah Dewey

Decimal Classification (DDC). Berikut adalah sebagian dari DDC :

No. Klasifikasi Keterangan Kategori

000 Computers, Internet & Systems (Komputer dan Umum)

100 Philosophy (Filsafat)

200 Religion (Agama)

300 Social sciences, Sociology & Anthropology (Ilmu Sosial)

400 Language (Bahasa)

500 Science (Ilmu Murni)

600 Technology (Teknologi Terapan)

700 Arts (Kesenian)

800 Literature, Rhetoric & Criticism (Kesusastraan)

900 History (Sejarah dan Geografi)

II.1.5. Pembagian Berdasarkan Cara Pelayanannya

Dalam perpustakaan ada 2 sistem yang diterapkan dalam pelayanannya, yakni :

1. Closed Access Service, yaitu sistem pelayanan dimana pengunjung tidak dapat

secara langsung menuju rak koleksi untuk mencari atau mendapatkan koleksi yang

diinginkannya. Sistem ini mempunyai kelebihan seperti keamanan buku lebih

terjamin, penyusunan buku lebih teratur, dan ruang penyimpanan buku lebih efisien.

Sedangkan kekurangannya adalah buku tidak dapat diambil langsung oleh pembaca,

Page 12: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

18

memerlukan petugas yang selalu siap melayani pengunjung, serta secara psikologi

minat baca menjadi berkurang.

2. Open Access Service, yaitu sistem pelayanan dimana pengunjung dapat secara

langsung menuju rak koleksi untuk mencari atau mendapatkan koleksi yang

diinginkannya. Open Access Service ini mempunyai kelebihan seperti buku dapat

langsung diambil dan dibaca, secara psikologis minat membaca lebih besar, serta

tidak memerlukan petugas untuk mengambil buku, sedangkan kekurangannya

adalah keamanan buku kurang terjamin, pengembalian buku kurang teratur, dapat

menganggu distribusi buku ke pembaca, dan luas area penyimpanan buku lebih

besar.

Dalam perpustakaan yang dirancang, sistem yang dipakai adalah Open Access

Service, karena dengan sistem ini akan dapat membuat mahasiswa lebih mandiri dan juga

merupakan tujuan utama dalam rancangan ini yaitu ingin meningkatkan minat baca pada

mahasiswanya.

II.2. Tinjauan Khusus

II.2.1 Latar Belakang Tapak

Dasar pertimbangan mengenai lokasi tapak adalah :

- Letak tapak yang strategis dan aman, sehingga memudahkan pencapaian, baik

dengan kendaraan pribadi maupun sarana transportasi umum, berdekatan dengan

kampus Universitas Bina Nusantara.

Page 13: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

19

- Menurut bagian wilayah kota, tapak tersebut merupakan daerah perkantoran yang

sesuai dengan kebutuhan akan proyek dimana juga mempunyai sarana pendukung

disekitar proyek.

- Mempunyai nilai potensi yang besar seperti berada pada point of view yang baik,

dekat dengan jalan raya.

Gbr 1: Peta Jakarta Barat

Page 14: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

20

Gbr 2 : Peta Lokasi

Page 15: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

21

Foto 3 : Bagian Timur Foto 4 : Bagian Utara

Foto 5 : Bagian Barat Foto 6 : Bagian Selatan

Foto 7 : Lingkungan Sekitar Tapak Foto 8 : Lokasi Tapak

Page 16: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

22

II.2.2. Data – data Tapak.

A. Luas tapak : ± 15000 m2

B. Batas – batas :

- Utara : Jalan Raya Kebon Jeruk.

- Selatan : Kampus Anggrek Universitas Bina Nusantara.

- Timur : Kampus Syahdan Universitas Bina Nusantara.

- Barat : Perumahan penduduk.

C. Rencana Batas Wilayah Kota DKI Jakarta :

- Peruntukan lahan pada tapak : Perkantoran

- KDB : 60 %

- KLB : 2,5

- Ketinggian lantai : 4 lantai

- Garis Sepadan Bangunan : 15m

II.2.3. Kondisi Tapak dan Lingkungan.

Kondisi tapak merupakan daerah yang berdekatan dengan kampus

Universitas Bina Nusantara dimana terletak di pertigaan jalan raya Kebon Jeruk.

Lingkungan disekitar tapak merupakan daerah hunian yang pada umumnya

digunakan sebagai tempat indekost, rumah makan, toko buku, toko komputer, mini

market dan sebagainya, serta bangunan Universitas Bina Nusantara.

Page 17: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

23

II.3. Tinjauan Topik

Topik arsitektur yang dipakai didalam perencanan Perpustakaan Universitas Bina

Nusantara adalah Arsitektur Post Modern, dimana perencanaan tersebut juga mampu

memecahkan masalah – masalah di dalam iklim tropis yang ada di Indonesia.

II.3.1. Pengertian Post Modern

Post Modern terdiri dari kata :

1. Post, yaitu menunjukan apa yang telah kita tinggalkan dan lalui tetapi belum

menerangkan dimana akan tiba.

2. Modern, yang berarti terbaru, sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan

tuntuntan jaman.

Dengan demikian pengertian Post Modern adalah istilah untuk menyebutkan suatu

masa atau zaman dipakai berbagai disiplin untuk menguraikan bentuk budaya dari

suatu titik pandang berlawanan atau pengganti istilah modernisme.

II.3.2. Sejarah Perkembangan Arsitektur Post Modern

1. Latar belakang arsitektur Post Modern

• Ketika arsitektur modern dengan gaya internationalnya terasa bagaikan

menekan kemandirian pribadi, ada sebagian arsitek yang lalu berusaha

memberikan makna lebih pada rancangannya, dengan mengembangkan lebih

lanjut gaya modernist tersebut.

Page 18: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

24

• Sebaliknya ada juga sebagian arsitek yang berusaha memperbaiki gaya

rancangan modernist dengan memberikan nilai tradisi manusiawi kepada

rancangannya. Kelompok yang terakhir in lalu lebih dikenal sebagai

kelompok postmodernist.

• Paolo Portoghesi, The Architecture of a Postindustrial society, 1982, tidak

hanya menempatkan penekanan pada masalah informasi, tetapi didasarkan

ide dari kelanjutan sejarah dan peran dari tipologi kota dalam

mempertahankan kebenaran ini. Jadi Stern dan Portoghesi, melalui tulisan

mereka, architecture dan eksibisi, telah membawa gerakan gerakan sejarah

yang baik tetapi nilainya banyak berkurang karena publik yang tidak

mendukung. Melalui pekerjaan mereka yang sering memunculkan integritas

yang kreatif, genre yang mengikutinya sering dikomersilkan.

• Heinrich Klotz, di sejarah dari arsitektur Postmodern memberikan fokus

yang sedikit berbeda. Beliau menggunakan aspek komunikasi yang

digunakan seluruh penulis dan membelokkannya ke ‘isi naratif’. Bentuk

tidak hanya mengikuti fungsi, dalam definisi di arsitektur Post modern,

tetapi fiksi. Perhatian untuk pengertian arsitektur menjadi perhatian utama

untuk Klotz dan disini termasuk banyak arsitek lainnya seperti Rem

Koolhaas, John Hejduk, dan Richard Meier.

• Arsitek diintimidasi oleh bahasa moral dari arsitektur modern yang

mendewakan totalitas, ketunggalan dan puritanisme.

Page 19: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

25

Jadi arsitektur post modern merupakan suatu gerakan lanjutan sekaligus

transendensi / penghubung dari modernisme, dimana mencoba mengkonstruksi

kode ganda dalam arsitektur dengan merangkai masa lalu dan masa depan melalui

pendekatan regionalisme.

2. Tujuan Arsitektur Post Modern

• Mengembalikan Kelangsungan rangkaian arsitektur masa kini dengan

kekhasan masa lampau yang ada pada suatu wilayah budaya tertentu dengan

mencoba mengimbangi perusakan budaya setempat oleh kombinasi

kekuatan sistem produksi baik rasionalisasi, birokrasi, kapitalisme,

pengembangan pada besar maupun oleh gaya internasional ( arsitektur

modern).

• Agar arsitektur dapat berkomunikasi dengan publik/ masyarakat.

3. Konsep Arsitektur Post Modern

• Menerapkan kode ganda dalam arsitektur dengan merangkai masa lalu

dengan masa depan ( teknik modern).

• Merepresentasikan arsitektur yang ideal sebagai sebuah harmoni lengkap

dari bentuk jadi budaya, setempat dan iklim.

• Adanya dialog antara elitisme / golongan elit dan populisme/ golongan

masyarakat (bersifat merakyat).

• Menerapkan arsitektur yang berwawasan lingkungan.

• Penerapan seni, ornamentasi dan simbolisme sebagai unsur esensial dalam

membangun identitas dan makna budaya arsitektur.

Page 20: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

26

Adanya gejala pembaharuan dalam bidang arsitektur mulai dikenali dan

dikemukakan untuk pertama kali oleh Charles Jenck dalam sebuah seminar di

Eindhoven, Belanda dan terlihat dalam bukunya “The Language of Post-Modern

Architecture”. Dalam bukunya tersebut dijelaskan mengenai prinsip dasar desain

arsitektur post modern, antara lain:

• Pluralistik : Banyaknya ragam sehingga menimbulkan variasi gerakan.

• Komunikatif : sebagai alat komunikasi, bangunan dapat

mengkomunikasikan waktu terdahulu, sekarang dan akan datang.

• Tempat dan sejarah : berakar pada tempat dan sejarah. Prinsip ini

mendorong usaha untuk selalu menggali data lingkungan dan arsitektur

masa lampau, serta mengangkat kembali ekspresi arsitektur yang sempat

hilang pada arsitektur modern yaitu : ornament dan konteks urban.

II.3.3 Tinjauan Arsitektur Post Modern

Istilah post modern hanya dapat dipakai bagi arsitek yang sadar akan makna

arsitektur sebagai suatu bahasa (sarana komunikasi). Gejala timbulnya gerakan ini terlihat

sejak komunikasi dalam karya – karya arsitektur modern mulai kabur dan makna – makna

sosialnya makin hilang. Pengertian arsitektur sebagai suatu bahasa yaitu bahwa arsitektur

merupakan “vehicle of Meaning” yaitu alat untuk menyampaikan pesan tertentu dan

arsitektur merupakan suatu alat untuk komunikasi. Arsitektur post modern mengingat

keadaan masa lalu, mengadakan pendekatan positif terhadap bangunan metaphor,

Page 21: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

27

vernakular, ruang baru dan arti ganda. Sarana komunikasi dalam arsitektur post modern

dapat dilakukan untuk 2 arah, yaitu :

• Orang – orang yang mengerti pada makna – makna arsitektur.

• Masyarakat awam yang lebih mementingkan kenyamanan cara hidup dan bangunan

– bangunan tradisional.

Cara komunikasi dalam arsitektur dapat dilakukan dengan :

• Ungkapan bentuk (metaphor)

• Kata (unsur – unsur bangunan : jendela, pintu)

• Sintaksis (penyatuan unsur bangunan/komposisi)

• Semantik (mengembangkan makna yang ada, hubungan dari unsur – unsur

bangunan dan bentuk – bentuk yang terjadi)

II.3.4 Tahap Perkembangan Arsitektur Post Modern

Berdasarkan pengamatan Charles A. Jencks, terdapat 6 tahap perkembangan yang

menjadi sumber pembentukan gaya post modern (dalam studi penerapannya), yaitu :

1. Historicism

Merupakan aliran yang menitik beratkan pada aspek sejarah. Perkembangan aliran

ini menimbulkan arsitektur radikal ekletik yang memiliki cirri menciptakan masa

lalu dalam menyelesaikan ruang, penggunaan motif – motif dan simbol – simbol

histrois, serta penggunaan elemen/material lama. Penampilan bangunannya

memberi kesan kilasan sejarah yang samar – samara. Contohnya bangunan Casa

Baldi, Roma 1959 – 1961, karya Paolo Portoghesi. Menampilkan persilangan “dual

Page 22: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

28

coding” yang merupakan karakteristik post modern. Lapisan luar bangunan, kurva

yang menyapu dari Baroque, ruang yang overlap, penampilan dari Brutalist dengan

ekspresi beton bertulang, penggabungan yang kasar dan bentuk gitar modernism.

Foto 9 : Casa Baldi Roma 1959-1961

2. Straight Revivalism

Merupakan aliran yang menerapkan bentuk – bentuk dari gaya – gaya yang pernah

ada dengan memperhatikan penerapan bentuk – bentuk tersebut agar dapat hidup,

berarti dan tidak salah tempat. Contohnya Okawa House, 1974, karya Mozuna

Monta. Menampilkan gaya persilangan antara prototype dari renaissance, seperti

antara Michaelangelo’s Palazzo Farnese dengan Brunelleschi’s Pazzi Chapel. Hasil

dari sekian hibridisasi akan menghasilkan integritas yang menarik.

Page 23: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

29

Foto 10 : Mozuna Monta, Okawa House 1974

3. Neo-Vernacular

Merupakan aliran dengan sebuah pemikiran untuk membawa kembali bentuk –

bentuk dan material tradisional dimana segala sesuatunya masih dalam proporsi.

Aliran ini bukan suatu usulan untuk menghubungkan dengan garis modern maupun

tradisional, melainkan potongan – potongan dari keduanya. Penekanannya pada

aspek pembauran dengan masyarakat, bukan melakukan peniruan mentah – mentah

melainkan melakukan usaha penyesuaian dengan cirri lingkungan bangunan

tersebut. Contohnya Friars Quay Housing, Norwegia 1972, karya Feilden dan

Mawson. Menggambarkan rancangan adaptasi rumah pedagang di Eropa Utara

terhadap tapak bersejarah dekat Catherdal Close. Ragam warna, ruang semi private

dan atap yang meruncing memberikan perasaan kontinuitas sejarah.

Page 24: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

30

Foto 11 : Feilden and Mawson, Friars Quay Housing

4. Adhocism + Urbanist = Contextual

Merupaka aliran yang merancang harus sesuai dan tanggap terhadap

media/lingkungan disekitar yang mengelilinginya. Perancangannya mengacu pada

konteks yang berada di sekelilingnya, skala lingkungan tetap dihormati. Contohnya

Dusseldorf Museum, 1975 karya James Stirling. Menampilkan contextual infill,

dimana ketinggian dan skala di perhatikan, namun tetap mengekspresikan elemen –

elemen simbolik. Entrance berbentuk kubus terhadap garis tapak berhubungan

dengan monumen lain. Lapisan kaca yang merupakan satu – satunya peninggalan

modernist digunakan dengan cara semantik sebagai sirkulasi public dan area

berkumpul.

Page 25: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

31

Foto 12 : James Stirling, Dusseldorf Museum 1975

5. Metaphor and Metaphysics

Merupakan aliran yang menggunakan kiasan atau ungkapan bentuk, dimana wujud

bangunannya diharapkan dapat menimbulkan tanggapan dari pengamat atau

pemakai bangunan tersebut. Tanggapan tersebut akan berbeda pada setiap orang.

Contohnya TWA Building, New York 1962 karya Eero Saarinen. Menampilkan

kerangka – kerangka beton yang dapat diungkapkan sebagai pesawat terbang,

meskipun ada anggapan lain yaitu seperti seekor burung.

Foto 13 : TWA building, New York 1962

Page 26: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

32

6. Post Modern Space

Merupakan aliran yang menitik beratkan dan mengembangkan teknik – teknik baru

dalam mengolah ruang dengan tujuan untuk menciptakan pengalaman. Ruang post

modern berdasarkan ruang – ruang yang lazim, zoning yang tidak dibatasi dan

berarti ganda serta tidak rasional. Hubungannya merupakan transformasi bagian

keseluruhan, batasnya kadang tidak jelas, perluasan ruang tidak terhingga dan tanpa

tepi yang jelas. Contohnya Piazza D’Italia, New Orleans 1976, karya Charles Moore

dan William Hersey.

Foto 14: Piazza D’Italia, New Orleans 1976

II.3.5 Ideologi Arsitektur Post Modern

Secara garis besar ideologi dari arsitektur post modern yang mendasari perencanaan

dan perancangan adalah sebagai berikut :

• Double Coding of Style

Atau arti ganda, yaitu perpaduan gaya bangunan yang menghasilkan dua makna,

yaitu makna unsur modern dan makna lain (biasanya unsur lama).

Page 27: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

33

Foto 15 : James Stirling and Michael Wilford, Classical Masonry and modern glass

• Popular and Pluralist

Popular merupakan penerapan bentuk – bentuk yang popular pada masyarakat,

tempat dan pada suatu era tertentu.

Foto 16 : Passarelli Brothers, Multi-use structure, Rome 1965

Page 28: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

34

Pluralist yaitu pemberian makna yang lebih dari satu pada satu bangunan.

Foto 17 : Ronchamp Chapel, France 1955

• Semiotic Form

Bangunan yang mampu berkomunikasi pada pengamat dan pemakai bangunan.

Foto 18 : Hot Dog Stand, Los Angeles, 1938

Page 29: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

35

• Traditional and Choice

Penggabungan berbagai gerakan (gaya/aliran) dan tradisi sesuai dengan pilihan.

Foto 19 : J C Loudon

• Artist / Client

Bangunan diharapkan memiliki nilai seni dan lebih memperhatikan kepentingan

pemakai.

Foto 20 : Michael Graves, Benacerraf House addition, Princeton, 1969

Page 30: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

36

II.4. Studi Banding

II.4.1. Perpustakaan Institute Teknologi Bandung

Perpustakaan ITB berdiri bersamaan dengan lahirnya Technische Hoogeschool

(TH) di Bandung pada tahun 1920, Perpustakaan ITB yang saat itu dikenal sebagai

Perpustakaan TH dikenal sampai ke luar negeri karena memiliki koleksi yang sangat

bermutu dengan cakupan yang luas, meliputi hampir semua bidang ilmu, mulai dari ilmu

rekayasa, ilmu pengetahuan alam, sosiologi, filosofi, sastra, musik dll.

Perkembangan politik yang terjadi saat itu membuat TH Bandung sempat ditutup

dan ditinggalkan Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, TH Bandung dibuka kembali

dengan nama Bandung Kogyo Daigaku. Saat Indonesia memproklamirkan

kemerdekaannya, Bandung Kogyo Daigaku memiliki nama baru yaitu Sekolah Tinggi

Teknik Bandung, dipimpin Prof.Ir.Rooseno. Tahun 1946 TH Bandung dibuka kembali oleh

pemerintah pendudukan Belanda, sebagai Fakultas Teknik dari Universitas Indonesia yang

berpusat di Jakarta bukan sebagai suatu perguruan tinggi yang berdiri sendiri.

Perkembangan ini pada tahun 1947 diikuti dengan pembukaan fakultas baru yaitu Fakultas

Pasti dan Alam, dengan fasilitas perpustakaan perkumpulan ilmu alam KNV (Koninklijke

Natuurkunde Vereniging) yang memiliki koleksi berjumlah 30.000 eksemplar Perpustakaan

tersebut dahulu menempati gedung Balai Pertemuan Ilmiah (BPI) ITB yang terletak di jalan

yang kini dikenal sebagai Jalan Surapati 1 Bandung.

Kedua fakultas itu lebur menjadi Institut Teknologi Bandung pada tahun 1959,

sehingga 2 perpustakaan yang berada di masing-masing fakultas pun menjadi satu , dengan

jumlah koleksi sekitar 120.000 eksemplar Ketika semua warga Belanda harus

meninggalkan Indonesia pada tahun 50-an, perpustakaan ITB menurun kualitasnya karena

Page 31: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

37

kekurangan tenaga ahli perpustakaan, yang sebelumnya dipegang oleh orang-orang Belanda

yang bekerja di perpustakaan tersebut. Akibatnya terjadilah kekacauan dalam sistem

penyusunan dan penempatan buku, sistem peminjaman, kehilangan buku, dll.

Setelah Beberapa tahun, kondisi perpustakaan ITB mulai membaik menggugah

minat pustakawan Inggris dari The British Council menawarkan bantuannya melalui

pemerintah kerajaan Inggris. Bantuan yang ditawarkan meliputi:

1. Tenaga ahli perpustakaan dari Inggris

2. Tenaga muda pustakawan yang tergabung dalam VSO (Voluntary Service

Organization)

3. Pengiriman staf perpustakaan ITB ke Inggris untuk belajar ilmu perpustakaan

4. Sumbangan buku-buku

5. Pembangunan gedung baru perpustakaan

Peremajaan yang dilakukan pada perpustakaan ITB dilakukan dalam berbagai hal,

mulai dari sistem klasifikasi koleksi—pada saat inilah perpustakaan ITB mulai memakai

sistem DDC (Dewey Decimal Classification), penambahan staf perpustakaan, pengiriman

staf perpustakaan untuk tugas belajar ke Inggris, setiap 3 bulan buku-buku baru yang dipilih

sendiri oleh dosen – dosen ITB dikirimkan oleh The British Council, adanya layanan untuk

memesan copy artikel dari berbagai pusat informasi/perpustakaan di luar negeri melalui

The British Lending Library di Inggris, dll.

Berakhirnya program bantuan dari Inggris tidak membuat hubungan dengan The

British Council terputus. Bahkan sampai saat ini bantuan buku-buku dari pemerintah

Page 32: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

38

Inggris selalu diterima perpustakaan ITB. Para alumni ITB tidak ketinggalan turut pula

membantu perpustakaan, terutama dalam pengadaan buku-buku dan majalah.

Pada tahun 1974 semua bagian di Perpustakaan ITB telah ditangani dan dikepalai

oleh staf berkebangsaan Indonesia, tenaga asing hanya membantu saja. Kemudian pada

tahun 1975 dimulailah perencanaan sebuah gedung perpustakaan permanen yang dirancang

sesuai dengan fungsi perpustakaan perguruan tinggi.

Pertengahan tahun 1987 sebuah gedung perpustakaan yang cukup megah berdiri di

kampus ITB dengan luas 9.000 meter persegi . Gedung ini merupakan tahap pertama dari

rencana bangunan yang jumlah totalnya mencapai luas 16.000 meter persegi. Tahap kedua

pembangunan gedung perpustakaan baru akan dilaksanakan setelah gedung tahap pertama

terisi penuh, dan hal ini diperkirakan baru akan tercapai setelah gedung tahap pertama

dioperasikan selama 25 tahun.

Fasilitas yang tersedia di perpustakaan ITB adalah sebagai berikut :

1. Mushola, kantin dan waserba. Bila Anda memerlukan tempat untuk melaksanakan

ibadah sholat, pada lantai basement dapat Anda manfaatkan mushola dilengkapi

toilet dan tempat wudlu. Selain mushola, masih bertempat di lantai yang sama,

sebuah kantin mungil yang buka mulai pukul 08.30 s/d 15.30 setiap hari selama

masa perkuliahan menyediakan beragam makanan dan minuman bergizi-murah dan

variatif, di samping sebuah warung serba ada (waserba) yang menyediakan berbagai

keperluan mulai dari aneka makanan dan minuman ringan, alat tulis sampai

aksesoris.

2. Toko buku, bank, ITB Info Corner, photocopy dan ruang seminar

Pada lantai 1 gedung perpustakaan dapat Anda jumpai sebuah toko buku (Sagung

Page 33: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

39

Seto) yang menyediakan berbagai text book maupun buku-buku populer. Untuk

melayani transaksi keuangan, Bank Bukopin hadir setiap hari kerja jam 09.00 s/d

15.00. Bila Anda memerlukan jasa layanan photocopy-- di sebelah timur lantai 1

gedung perpustakaan, terdapat layanan photocopy yang memungkinkan Anda mem-

photocopy beberapa bagian dari pustaka yang Anda perlukan. Secara khusus bila

Anda membutuhkan penggandaan/photo copy majalah di lantai 3 (pada bagian

Majalah) juga, seorang petugas dan mesin photo copy akan melayani Anda dengan

tarif yang sama dengan photocopy di lantai 1. Perpustakaan ITB juga memiliki

fasilitas 2 ruang pertemuan (meeting room) yang dapat Anda manfaatkan, masing-

masing terletak di lantai 1 (kapasitas maksimum 110 orang/theatre style, dengan

fasilitas ruangan berAC, standard meeting equipment: whiteboard-wireless

microphone-OHP-in focus dan screen) serta meeting room yang terletak di lantai 2

pada Bagian Koleksi Umum (kapasitas maksimum 50 orang/theatre style) Informasi

lengkap mengenai pemakaian meeting room, dapat menghubungi djoni at

unix.lib.itb.ac.id, Dewi – Yati - Ayi di Bagian Administrasi Perpustaka an ITB.

3. Layanan - layanan lain. Selain memberikan berbagai layanan yang berkaitan dengan

pemanfaatan koleksinya, Perpustakaan ITB juga menyediakan beberapa layanan

lain dalam bidang pengembangan informasi (perpustakaan) maupun bidang- bidang

lain yang berhubungan dengannya yaitu:

a. Menyelenggarakan beragam training/kursus singkat dalam bidang

perpustakaan dan informasi (librarianship) baik untuk tingkat pemula

maupun lanjutan. Kini materi training/kursus singkat tersebut juga

dikembangkan melalui aplikasi perkembangan teknologi informasi.

Page 34: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

40

b. Konsultasi pengelolaan perpustakaan Bila Anda secara pribadi ataupun

institusi/organisasi tempat Anda bekerja berencana untuk mendirikan atau

mengembangkan sebuah perpustakaan, staf kami dapat membantu

memberikan konsultasi manajerial maupun teknis bagaimana mengelola dan

mengembangkan sebuah perpustakaan—termasuk jasa pembuatan katalog

pustaka

c. Event organizer untuk berbagai acara pertemuan seperti seminar, workshop,

launching/bedah buku, pameran buku, tutorial/demo dll. Berbagai institusi

pernah bekerja sama dengan kami untuk menyelenggarakan event-event

yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai ide dalam masyarakat

diantaranya: The British Council, University of South Australia,

Rijksuniversiteit Groningen, Astra Graphia, The National University of

Singapore, Software Competence Center-Hagenberg/SCCH Austria,

Telkomsel, Ikatan Pustakawan Indonesia, PC Plus, Singapore Polytechnic,

Ikatan Pustakawan Indoneisa (IPI), Antara Pustaka Utama, Kompas Cyber

Media, Wearnes Indonesia, Hewlett Packard, Microsoft Indonesia dll

4. Library tour, yaitu mengunjungi Perpustakaan ITB—acara ini biasanya sangat

diminati oleh siswa-siswa sekolah menengah (SMP-SMU) di musim liburan.

Dengan mengikuti Library Tour siswa diajak untuk mengenal lebih dekat

bagaimana suatu perpustakaan dapat dimanfaatkan, bagaimana cara menggunakan

perpustakaan dll.

Page 35: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

41

Foto 21 : Perpustakaan Institute Teknologi Bandung Foto 22 : Ruang Baca Lantai 4

Foto 23 : Ruang Baca Lantai 3 Foto 24 : Ruang Baca Lantai 2

Foto 25 : Ruang Baca Lantai Dasar Foto 26 : Ruang Koleksi Buku

Page 36: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

42

Foto 27 : R. Koleksi Skripsi dan R. koleksi Foto 28 : R. Majalah Teknik Elektro

Foto 29 : Rak Koleksi Majalah Foto 30 : R. Receptionist Majalah

Foto 31 : R. Receptionist Koleksi Umum Foto 32 : R. Visual Audio

Page 37: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

43

Foto 33 : R. IOM (Ikatan Orangtua Mahasiswa) Foto 34 : R. Komputer

Foto 35 : Koleksi Katalog Foto 36 : R. Pemanduan

Foto 37 : R. Duduk Bersama dan R. Foto kopi Foto 38 : R. Pengembalian / Peminjaman

Page 38: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

44

Foto 39 : R. Kontrol Foto 40 : R. Penitipan Tas, R. Seminar dan R. Tunggu

Foto 41 : Toko Buku Foto 42 : R. Kepala Perpustakaan dan R. Administrasi

Foto 43 : Maket View 1 Foto 44 : Maket View 2

Page 39: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

45

II.4.2. Perpustakaan Universitas Bina Nusantara

Pengembangan Perpustakaan Universitas Bina Nusantara telah dirintis sejak tahun

1982 guna mendukung kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu kegiatan belajar

mengajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.. Perpustakaan telah mengalami

beberapa kali pergantian nama seiring dengan pergantian nama perguruan tinggi itu sendiri.

Nama pertama yang dipakai adalah Perpustakaan Akademik Teknik Komputer (ATK) dan

menjadi Perpustakaan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Bina

Nusantara pada tahun 1986. Nama yang hingga kini masih melekat sejak tahun 1996 adalah

Perpustakaan Universitas Bina Nusantara.

Tahun 1982 adalah awal pemberian jasa kepada civitas akademika Universitas Bina

Nusantara. Lokasi perpustakaan berada di Kampus Syahdan, Jl. KH. Syahdan No. 9,

Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat. Perpustakaan menempati gedung L lantai dasar

seluas + 150 m2. Jasa layanan yang diberikan menggunakan sistem manual dan tertutup

(closed access services), artinya pengguna tidak dapat langsung menuju rak koleksi untuk

mencari atau mendapatkan koleksi yang diinginkannya Seiring dengan perkembangan

Universitas Bina Nusantara, layanan yang diberikanpun semakin berkembang. Tahun 1986

Perpustakaan berpindah tempat ke gedung M lantai dasar. Tahun 1994 Perpustakaan

menempati gedung K dan J, dengan sistem perpustakaan yang sudah terkomputerisasi

(otomasi) dan menggunakan program Visual Foxpro. Sementara, layanan sirkulasi masih

menggunakan sistem layanan tertutup. Bulan November 1998 perpustakaan kembali pindah

menempati gedung baru di Kampus Anggrek, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat,

lokasi perpustakaan terletak di lantai III, IV, dan V, dengan luas + 1268 cm2.

Tahun 1999 layanan perpustakaan telah terkomputerisasi dengan sistem informasi yang

Page 40: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

46

kemudian diberi nama Sistem Informasi Perpustakaan (SIPus). SIPus ini meliputi layanan

bagian pengadaan, pengolahan, serta sirkulasi. Sistem layananpun sudah terbuka (open

acces sevices), sehingga mahasiswa, dosen, dan karyawan dapat mencari buku sendiri di

rak. Jasa peminjaman koleksi diberikan kepada mereka yang menjadi anggota

perpustakaan. Diharapkan dengan berubahnya sistem layanan, UPT Perpustakaan akan

semakin dekat dengan penggunanya.

Pada September 2001, Perpustakaan The Joseph Wibowo Centre (JWC) yang

berlokasi di Jalan Hang Lekir I No. 6 resmi dibuka. Perpustakaan JWC khusus melayani

dosen, mahasiswa S2, dan Kelas Internasional dengan sistem layanan terbuka (open access

services). Mahasiswa dan dosen S1 hanya dapat mengunjungi atau membaca di tempat

koleksi perpustakaan JWC. Perkembangan UPT Perpustakaan Universitas Bina Nusantara

terus berlanjut hingga tahun 2002 dengan terus dikembangkannya SIPus dengan beberapa

penambahan-penambahan layanan. SIPus yang baru saat ini sudah dapat melayani melayani

penggunanya yang ingin menelusur, memesan (booking), dan memperpanjang pinjaman

buku via web.

Misi dari perpustakaan Universitas Bina Nusantara adalah :

1. Menunjang terwujudnya iklim akademik yang bersifat ilmiah dan profesional

dengan menyediakan koleksi dan akses informasi yang luas berbasis teknologi

informasi.

2. Memenuhi kebutuhan informasi di era globalisasi melalui kerja sama dengan

berbagai lembaga dan pusat informasi.

3. Mendukung proses belajar mengajar, penelitian, dan program pengembangan pada

berbagai bidang.

Page 41: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

47

Bahan-bahan pustaka, terutama buku, diklasifikasikan menurut bidang

pembahasannya. Menurut hasil survey literatur di perpustakaan Universitas Bina

Nusantara kampus Anggrek, klasifikasi pustaka adalah sebagai berikut :

Ilmu Komputer dan Matematika (Computer Science and Mathematics)

Ilmu akuntansi dan informasi (Accounting and Information Science)

Seni, Arsitektur dan Kemanusiaan (Arts, Architecture and Humanities)

Ekonomi dan Manajemen (Economics and Management)

Ilmu Sipil dan Teknologi (Engineering and Technology)

Ilmu Manajemen Industri (Industrial Planner)

Umum (General Interest)

Koran dan Majalah (Newspapers and Magazines)

Koleksi referensi adalah sebagai berikut :

Biografi (Biographies)

Kamus dan Ensiklopedi (Dictionaries and Encyclopedia)

Indeks dan Abstraksi (Indexes and Abstracts)

Hak Paten (Patents)

Standarisasi (Standards)

Data Statistik (Statistical Data)

Layanan UPT Perpustakaan Kampus Anggrek memakai sistem tertutup dan sistem

semi tertutup. Berikut ini layanan yang diberikan oleh perpustakaann ini diantaranya adalah

1. Layanan Sirkulasi, meliputi :

1. Peminjaman dan pengembalian koleksi. Mahasiswa dan karyawan (yang

menjadi anggota Perpustakaan) dapat meminjam 1 buku selama 1 minggu.

Page 42: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

48

Dosen dapat meminjam 1 buku untuk mingguan dan 2 buku untuk 1 semester.

Keterlambatan pengembalian buku akan dikenakan denda sesuai dengan aturan

yang berlaku.

2. Perpanjangan. Pengguna yang telah habis masa pinjamnya, dapat kembali

memperpanjang pinjamannya selama 1 minggu, (kecuali buku dosen yang

dipinjam 1 semester). Perpanjangan harus dilakukan sendiri oleh pengguna via

website perpustakaan (dengan catatan koleksi tersebut sedang tidak ada yang

membooking).

3. Pemesanan buku (Booking Book). Seluruh anggota perpustakaan dapat

membooking buku yang diinginkan dan hanya dapat dilakukan via website

perpustakaan.

4. CD-ROM. Layanan yang menyediakan berbagai informasi dengan media CD-

ROM serta memuat ratusan ribu cantuman data bibliografis dan abstraknya.

Layanan ini tersedia di lantai 5 dan merupakan "layanan tertutup" (anda harus

menghubungi petugas untuk mendapatkan pelayanan).

5. Layanan Skripsi Koleksi skripsi hanya dapat dibaca ditempat dan tidak dapat di

fotokopi. Layanan semi tertutup ini hanya berlaku bagi mahasiswa semester V

dan diatasnya.

6. Penitipan Barang (Loker). Seluruh pengunjung perpustakaan harus menitipkan

barang bawaannya seperti: tas, map, file, jaket, topi, makanan, dan minuman ke

tempat penitipan barang (loker) di lantai 3.

Page 43: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

49

2. Layanan Referensi, meliputi :

1. Peminjaman dan Pengembalian Koleksi. Seluruh anggota Perpustakaan

Universitas Bina Nusantara dapat meminjam seluruh koleksi referensi. Masa

peminjaman maksimal selama 3 jam. Layanan ini terdapat di lantai 4.

2. Penelusuran Informasi. Perpustakaan akan membantu pengguna untuk

memperoleh informasi, baik berupa data bibliografis maupun artikel full text

dengan topik tertentu yang diperoleh dari berbagai sumber informasi yang ada.

Petugas Referensi akan memandu pengguna dalam proses penelusuran tersebut.

3. Bimbingan Pemakai. Bimbingan yang diberikan adalah membantu pengguna

mengenai tata cara pemakaian OPAC/penelusuran bahan pustaka secara on-line,

temu kembali koleksi, atau penelusuran informasi melalui koleksi referensi.

3. Layanan Fotokopi. Layanan ini berada di lantai 3 dengan jam operasi pukul 11.00-

19.00 WIB. Tata cara fotokopi sesuai dengan peraturan hak cipta yang berlaku.

Total koleksi yang dimiliki oleh UPT Perpustakaan Bina Nusantara saat ini

berjumlah 35.452 eksemplar dengan 13.472 judul buku. Penomoran koleksi berdasarkan

kepada sistem standar internasional yaitu Dewey Decimal Classification (DDC). Susunan

buku diurut berdasarkan nomor panggil (Call Numbers) Mahasiswa dapat mencari buku

yang ada didalam koleksi Perpustakaan Universitas Bina Nusantara dengan menggunakan

fasilitas Online Public Access Catalogue (OPAC). Penambahan koleksi berdasarkan

anggaran yang telah ditentukan untuk 1 tahun pengajaran, ini bisa mencapai ratusan buku

baru. Judul buku baru untuk penambahan koleksi ditentukan dari permintaan jurusan. Jenis

koleksi yang dimiliki perpustakaan adalah :

Page 44: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

50

1. Buku

a. Teks : koleksi yang dapat dibawa pulang oleh mahasiswa, karyawan dan

dosen. Koleksi ini dapat ditemukan di lantai 3 untuk koleksi dengan nomor

000-500. Sedangkan untuk koleksi dengan nomor 600-900 tersedia di lantai

4.

b. Tandon : koleksi asli dari seluruh koleksi perpustakaan.Koleksi ini hanya

dapat dibaca ditempat atau difotokopi. Koleksi ini tersedia di lantai 5.

c. Referensi : koleksi ini dapat ditemukan di lantai 4 dengan menghubungi

petugas referensi terlebih dahulu. Koleksi referensi hingga saat ini meliputi

koleksi ensiklopedia, kamus, jurnal, handbooks, himpunan peraturan, dan

kumpulan artikel. Untuk peminjaman koleksi referensi, peminjaman dibatasi

dengan jangka waktu maksimal 3 jam peminjaman.

d. Restricted : Merupakan koleksi yang diperuntukkan khusus bagi

dosen/pengajar di Universitas Bina Nusantara. Koleksi ini berupa manual

solution. Dosen dapat meminjam koleksi ini hanya selama tiga hari. Letak

koleksi restricted bersatu dengan koleksi referensi, yaitu di lantai 4.

e. Majalah : Seluruh koleksi majalah baru yang dilanggan oleh UPT

Perpustakaan Bina Nusantara, disimpan di bagian referensi. Peminjam yang

ingin membaca koleksi harus menyerahkan kartu identitas/Binus Card.

f. Jurnal : Koleksi jurnal yang dimiliki oleh UPT Perpustakaan Bina Nusantara

meliputi jurnal terbitan Universitas Bina Nusantara dan terbitan

instansi/lembaga lain.

Page 45: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

51

g. Kliping : Subyek kliping yang tersedia adalah Pendidikan, Sastra, Ekonomi,

Arsitektur, Teknologi Informasi, Manajemen, Industri, Tokoh, Kisah

Sukses, dan Kesehatan. Peminjam yang membutuhkan artikel asli kliping

dapat menghubungi petugas referensi.

2. Skripsi. Hasil skripsi dari mahasiswa Bina Nusantara yang telah lulus dan akan

bertambah setiap tahunnya sekitar 200-300/tahun tergantung dari jumlah mahasiswa

yang lulus. Koleksi ini hanya dapat dibaca ditempat dan tidak diperbolehkan untuk

difotokopi. Peminjam yang ingin membaca koleksi harus menyerahkan kartu

identitas/Binus Card. Koleksi ini terletak di lantai 5.

3. CD ROM. Layanan yang menyediakan berbagai informasi dengan media CD-ROM

serta memuat ratusan ribu cantuman data bibliografis dan abstraknya. Layanan ini

tersedia di lantai 5 dan merupakan "layanan tertutup" (anda harus menghubungi

petugas untuk mendapatkan pelayanan).

4. Koleksi Elektronik. Bina Nusantara Digital Library sebagai salah satu institusi

pendidikan yang telah menerapkan teknologi informasi dalam suatu sistem web

based ingin memberikan sarana kepada para civitas academicanya agar dapat

dengan mudah mengakses informasi yang ada di Perpustakaan Universitas Bina

Nusantara, serta untuk memperlancar dan mempermudah proses belajar mengajar di

Universitas Bina Nusantara. Koleksi Elektronik ini berupa skripsi (bibliografi dan

full text). Jurnal dan buku karya Civitas Bina Nusantara yang dapat diakses melalui

website http://library.binus.ac.id

Page 46: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

52

Perletakan koleksi buku – buku perpustakaan Universitas Bina Nusantara adalah :

1. Lantai 3 : Koleksi bernomor kelas 000 - 500, transparansi kuliah

2. Lantai 4 : Koleksi bernomor kelas 600 - 900, koleksi referensi, restricted, kliping,

dan budel majalah.

3. Lantai 5 : Koleksi tandon, Skripsi, dan CD ROM.

Foto 45 : R. Skripsi Foto 46 : R. CD ROM

Foto 47 : R. baca lt.5 Foto 48 : R. Koleksi lt.5

Page 47: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

53

Foto 49 : R. Baca lt.4 Foto 50 : R. Koleksi lt.4

Foto 51 : R. Referensi Foto 52 : Rak Koleksi Majalah

Foto 53 : R. Koleksi lt.3 Foto 54 : R. Peminjaman / Pengembalian

Page 48: BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-1-00025-AR-Bab 2.pdf · BAB II. TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum

54

Foto 55 : R. Penitipan Barang Foto 56 : R. Baca lt.3

Foto 57 : R. Fotokopi Foto 58 : R. Pengelola

Foto 59 : R. Pengadaan Foto 60 : R. Kepala Perpustakan