40
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip Carl I H,ovland, Mulyana (2007:68), komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain. Mengutip Everett M. Rogers, Mulyana (2007,69), komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Melihat kedua defenisi di atas penulis melihat bahwa pada dasarnya, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi dengan maksud mempengaruhi perilaku atau tingkah laku orang lain. Mengutip Harold Lasswell, Mulyana (2007,69), cara yang baik untuk mengambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut. Who Says, What In Which Channel, To Whom, With What Effect? Atau Siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa dan kepada siapa, dengan pengaruh bagaimana?.

BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

  • Upload
    dangbao

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

  13 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Mengutip Carl I H,ovland, Mulyana (2007:68), komunikasi adalah proses

yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan untuk mengubah

perilaku orang lain.

Mengutip Everett M. Rogers, Mulyana (2007,69), komunikasi adalah

proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,

dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

Melihat kedua defenisi di atas penulis melihat bahwa pada dasarnya,

komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi dengan maksud

mempengaruhi perilaku atau tingkah laku orang lain.

Mengutip Harold Lasswell, Mulyana (2007,69), cara yang baik untuk

mengambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan

berikut. Who Says, What In Which Channel, To Whom, With What Effect? Atau

Siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa dan kepada siapa, dengan pengaruh

bagaimana?.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

14  

Menurut Mulyana (2007,69), sumber adalah pihak yang berinsiatif atau

mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang

individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan Negara.

Menurut Mulyana (2007:70), pesan merupakan apa yang

dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat

symbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, atau gagasan.

Menurut Mulyana (2007:70), saluran atau media merupakan alat

atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada

penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan

kepada penerima, apakah saluran verbal atau non verbal.

Menurut Mulyana (2007:71), penerima sering disebut sasaran/ tujuan,

komunikate, penyandi-balik atau khalayak, pendengar, penafsir, yakni orang

yang menerima pesan dari sumber.

Menurut Mulyana (2007:71), efek merupakan apa yang terjadi pada

penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan

pengetahuan, (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak

setuju menjadi setuju, perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak

bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau

dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu, jadi bersedia memilihnya).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

15  

Menurut Alie Muhammad,(2010, http://Model-model-komunikasi-one-way and-

two.html)

Gambar 2.1 Model komunikasi Lasswell

Pada penelitian ini PT E Health Anugerah Sejahera merupakan sumber

dari pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Pelayanan jasa

dalam hal pijat dan refleksi keluarga merupakan salah satu bentuk pesan yang

hendak disampaikan oleh PT E Health Anugerah Sejahtera.

Penelitian ini mengunakan dan memfokuskan saluran atau media pada

kualitas sumberdaya manusia dan physical evidence, sebagai bentuk saluran

komunikasi verbal dan non verbal yang digunakan sebagai sarana menyampaikan

pesan kepada penerima yaitu konsumen PT E Health Anugerah Sejahtera.

Setelah melewati empat tahapan berikut maka akan timbul suatu efek dari

konsumen, efek pada penelitian ini lebih menekankan pada keputusan pembelian

konsumen (apakah konsumen memutuskan membeli produk/ jasa tersebut atau

tidak membelinya).

2.1.2 Komunikasi Antar Pribadi

Menurut Mulyana (2007:81), komunikasi antar pribadi adalah

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap

Who

(Speaker) 

What

(Message) 

Channel

(Medium) 

Whom

Audience or listener 

effect

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

16  

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal

maupun nonverbal.

Menurut Mulyana (2007:81), Ciri komunikasi antarpribadi adalah:

1. Pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat.

2. Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara

simultan dan spontan baik secara verbal maupun nonverbal.

Menurut Joko,(2009, http://komunikasi-antar-pribadi), komunikasi antar

pribadi adalah komunikasi antara dua orang atau lebih. Baik dalam masyarakat,

organisasi bisnis atau non bisnis, dengan mengunakan media seperti telepon,

handphone, face to face atau bahasa untuk mencapai tujuan. Tujuan dari

komunikasi antar pribadi adalah menumbuhkan simpati melalui sikap positif dari

dalam lubuk hati.

Dari kedua pengertian diatas maka dapat simpulkan bahwa komunikasi

antar pribadi merupakan suatu proses komunikasi antara orang-orang secara tatap

muka, baik secara verbal maupun non verbal, baik dalam lingkup masyarakat,

organisasi bisnis atau non bisnis yang memiliki tujuan tertentu.

Dalam penelitian ini aspek kualitas sumberdaya manusia juga tidak

terlepas dari adanya unsur komunikasi antar pribadi, dimana pada prakteknya,

proses pemberian pelayanan yang dilakukan oleh terapis, baik secara verbal

(berkomunikasi dengan konsumen), maupun secara non verbal dalam hal

pemberian treatment, dimana tujuan dari proses komunikasi antar pribadi yang

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

17  

dilakukan ini adalah untuk mencapai suatu tujuan yaitu simpati dan kepuasan

konsumen akan kualitas pelayanan dalam aspek kualitas sumberdaya manusia.

2.2 Perilaku Konsumen

2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Mengutip Hawkins, Best & Coney, Tjiptono (2004:89), berpendapat

bahwa perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok, atau

organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan,

mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa,

pengalaman, atau ide, untuk memuaskan kebutuhan serta dampak proses-proses

tersebut terhadap konsumen dan masyarakat.

Mengutip Schiffman & Kanuk, Tjiptono (2004:90), perilaku konsumen

adalah perilaku yang ditunjukan oleh konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi, dan menghentikan konsumsi produk, jasa, dan

gagasan.

Menurut Schiffman & Kanuk (2008:6) diterjemahkan oleh Zoelkifli

Kasip, perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan

untuk memanfaatkan sumberdaya yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna

membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Menurut Rangkuti (2004:26), perilaku konsumen dapat didefinisikan

sebagai berikut:

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

18  

1. Perilaku konsumen adalah dinamis, menekankan bahwa seorang konsumen,

kelompok konsumen serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak

sepanjang waktu.

2. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, menekankan bahwa untuk

mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, kita harus memahami yang

dipikirkan (kognisi), dirasakan pengaruh.

Jadi penulis berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang

ditunjukan oleh konsumen dalam memenuhi keinginannya terhadap suatu produk

atau jasa yang ditawarkan, dimana keinginan dari konsumen itu bisa berubah-

ubah.

Penulis melihat bahwa tujuan utama pemasar adalah melayani dan

memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen. Oleh karena itu, pemasar

perlu memahami bagaimana perilaku konsumen dalam usaha memuaskan

kebutuhan dan keinginannya.

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Philip Kotler (2009:214-239) diterjemahkan oleh Benyamin

Molan, Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, social,

pribadi dan psikologis.

1. Faktor Budaya

Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku

konsumen dalam penelitian. Faktor budaya dapat dibagi menjadi tiga aspek

yaitu:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

19  

1. Budaya

Merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. (Anak-

anak yang sedang bertumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi,

preferesi dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting

lainnya).

2. Sub-budaya

Lebih menampakan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para

anggotanya. (Sub budaya mencakup kebangsaan, agama kelompok, ras,

dan wilayah geografis).

3. Kelas social konsumen

Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial.

Stratifikasi tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta, dimana para

anggota kasta yang berbeda diasuh dengan mendapatkan peran tertentu

dan tidak dapat menggubah keanggotaan kastanya. Kelas sosial

menunjukan preferensi atas produk dan merek yang berbeda-beda di

sejumlah bidang yang mencakup, pakaian, perabot rumah tangga,

kegiatan waktu luang dan mobil.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor

sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.

1. Kelompok acuan

Kelompok acuan merupakan kelompok yang terdiri dari semua kelompok

yang memiliki pengaruh langsung atau tatap muka, atau tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok acuan menuntut

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

20  

orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat

mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual.

2. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting

dalam masyarakat. Para anggota keluarga menjadi kelompok acuan

primer yang paling berpengaruh. Orang tua memberikan pengaruh yang

besar kepada anak-anak dalam melakukan keputusan pembelian.

Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari

adalah keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak seseorang.

3. Peran dan status

Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.

Masing-masing peran menghasilkan status. Peran dan status direktur

berbeda dengan peran dan status manajer. Sering kali orang-orang

memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka

di masyarakat.

3. Faktor Pribadi

Karakteristik pribadi meliputi usia dan tahapan siklus hidup, pekerjaan, dan

lingkungan ekonomi, gaya hidup dan nilai, serta kepribadian dan konsep diri.

1. Usia dan tahap siklus hidup

Orang membeli barang dan jasa berbeda-beda sepanjang hidupnnya.

Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan

dengan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan

jumlah, usia, dan gender orang dalam rumah tangga.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

21  

2. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

Pekerjaan seseorang juga akan mempengaruhi pola konsumsinya.

Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak

makan siang. Seorang direktur perusahaan akan membeli pakaian yang

mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan country club, dan

perahu layar besar. Pilihan produk akan sangat dipengaruhi oleh keadaan

ekonomi seseorang.

3. Kepribadian dan konsep diri

Karakteristik kepribadian yang berbeda akan mempengaruhi perilaku

pembeliannya. Kepribadian adalah ciri bawaan psikologis manusia yang

khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan

lama terhadap rangsangan lingkungannya

4. Gaya hidup dan nilai

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial dan pekerjaan

yang sama dapat menghasilkan gaya hidup yang berbeda-beda. Gaya

hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada

aktivitas, minat, dan opininya. Perusahaan penghasil komputer mungkin

mendapatkan bahwa sebagian besar pembeli komputer berorientasi pada

pencapaian prestasi. Dengan demikian, para pemasar dapat lebih jelas

mengarahkan mereknnya ke gaya hidup orang yang berprestasi.

4. Faktor psikologis

Faktor psikologis meliputi empat proses psikologis penting yaitu motivasi,

persepsi, pembelajaran, memori

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

22  

1. Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan, beberapa kebutuhan bersifat

biogenesis, kebutuhan yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar,

haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenesis,

kebutuhan yang muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan

pengakuan, penghargaan, atau rasa mencapai level intensitas yang

memadai. Kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga

mencapai level intensitas yang memadai.

Teori Maslow

Teori maslow mengungkapkan pertanyaan meliputi mengapa orang

didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu, Mengapa

seseorang menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendapatkan keamanan

pribadi, sedangkan orang lain bertujuan untuk mendapatkan penghargaan

dari sesamanya jawaban Maslow adalah karena kebutuhan manusia

tersusun dalam hiearki, dari yang paling mendesak hingga kurang

mendesak.

Kebutuhan Aktualisasi diri 

(pemahaman dan Pengembangan diri)

Kebutuhan Penghargaan (Harga 

diri, Pengakuan, Status

Kebutuhan Sosial (Perasaann diterima sebagai anggota 

kelompok, dicintai)

Kebutuhan Keamanan (Keamanan dan Perlindungan)

Kebutiuhan Fisik 

(Makanan, Minuman , Tempat tinggal

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

23  

Gambar 2.2 Hiearki Kebutuhan Maslow

Sumber Philip Kotler (2009:227)

2. Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih,

mengorganisasi dan menginterpretasi masukan informasi guna

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya

bergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada rangsangan yang

berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang

bersangkutan. Point pentingnnya bahwa persepsi dapat sangat beragam

antara individu satu dengan yang lain yang mengalami realitas yang

sama. Persepsi lebih penting daripada realitas, karena persepsi itulah

yang mempengaruhi perilaku aktual konsumen.

3. Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil belajar.

Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara pendorong,

rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan penguatan.

4. Memori

Memori dapat dibedakan menjadi:

1. Memori jangka pendek (short-term memory) gudang informasi

sementara

2. Memori jangka panjang (long-term memory) gudang informasi yang

lebih permanen.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

24  

Melihat faktor-faktor yang terdapat diatas maka seorang produsen,

sebelum memasarkan produknya ke konsumen harus memperhatikan faktor

budaya, social, pribadi dan psikologis, dimana keempat faktor tersebut juga akan

mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan suatu tindakan pembelian.

2.3 Jasa

2.3.1 Pengertian jasa

Mengutip Kotler, Arief (2007:11), berpendapat bahwa jasa adalah sesuatu

yang tidak berwujud ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain dan tidak

menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Pada dasarnya jasa merupakan

semua aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk

fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama, dengan

waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah, seperti kenyamanan,

hiburan, kesenangan, atau kesehatan maupun pemecahan masalah yang dihadapi

konsumen.

Menurut Kotler (2003:486) diterjemahkan oleh Damos Sihombing, jasa

adalah sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu

pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun.

Menurut (Freddy Rangkuti, 2003:26), jasa merupakan pembelian suatu

kinerja atau tindakan tak kasat mata dari suatu pihak ke pihak lain. Pada

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

25  

umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi

antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut.

Dari berbagai defenisi pengertian jasa diatas, maka secara umum

dijelaskan bahwa jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan

suatu pihak kepada pihak lain, dimana produk yang ditawarkan berupa produk

tidak berwujud dan lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, biasanya dikonsumsi

pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan dapat memberikan nilai

tambah pada konsumen, serta tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Dalam strategi pemasaran, defenisi jasa harus diamati dengan baik,

karena pengertiannya sangat berbeda dangan produk berupa barang. Kondisi dan

cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat tergantung pada penilaian

pelanggan terhadap kinerja (penampilan yang ditawarkan oleh pihak produsen).

2.3.2 Jenis-jenis Jasa

Menurut Kotler (2003:465) diterjemahkan oleh Damos Sihombing,

menyatakan bahwa jenis-jenis jasa adalah sebagai berikut:

1. Barang berwujud murni, seperti sabun,pasta gigi.

2. Barang berwujud yang disertai jasa ( produsen mobil tidak hanya

menjual mobil saja, melainkan juga kualitas dan pelayanan

kepada pelanggannya misalnya reparasi, pelayanan).

3. Campuran (barang dan jasa dengan promosi yang sama, misalnya

restoran yang harus didukung oleh makanan dan pelayananan).

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

26  

4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan, misalnya

penumpang pesawat terbang yang membeli jasa transportasi.

Mereka sampai di tempat tujuan tanpa sesuatu hal berwujud yang

memperlihatkan pengeluaran meraka. Namun, perjalanan tersebut

meliputi barang-barang berwujud, seperti makanan dan minuman,

potongan tiket dan majalah penerbangan. Jasa tersebut

membutuhkan barang padat modal (pesawat udara) agar

terealisasi, tetapi komponen utamanya adalah jasa.

5. Jasa Murni, misalnya jasa menjaga bayi, psikotepi.

2.3.3 Karakteristik jasa

Mengutip Kotler, Arief (2007:20), menjelaskan karakteristik jasa, di antaranya:

1. intangibility (tidak berwujud)

Oleh karena jasa tidak berwujud biasanya jasa dirasakan secara subjektif dan

ketika jasa dideskripsikan oleh pelanggan, ekspresi seperti pengalaman,

kepercayaan, perasaan, dan keamanan adalah tolak ukur yang dipakai. Inti dari

suatu jasa adalah ketidakberwujudan dari fenomena itu sendiri. Selain itu,

tingginya derajat ketidakberwujudnan menyebabkan jasa sangat sulit dievaluasi

oleh pelanggan.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

27  

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Inseparability berarti tidak menyebabkan kepemilikan. Hal ini karena jasa bukan

benda tetapi merupakan suatu seri aktivitas atau proses dimana produksi dan

konsumsi dilakukan secara simultan. Pada umumnya proses produksi tidak

kelihatan, tidak ada pra produksi untuk mengontrol kualitas lebih awal sebelum

dijual dan dikonsumsi. Oleh karena itu, kontrol kualitas dan pemasaran harus

dilakukan pada waktu dan tempat yang secara simultan jasa diproduksi dan

dikonsumsi.

3. Variability (Bervariasi)

Proses memproduksi dan proses penyampaian dilakukan oleh manusia. Oleh

karena manusia mempunyai sifat yang tidak konsisten, sehingga penyampaian

suatu jasa belum tentu sama tiap-tiap pelanggan. (Jasa senantiasa mengalami

perubahan, tergantung dari siapa penyelia jasa, penerima jasa dan kondisi dimana

jasa tersebut diberikan).

4. Perishability (mudah lenyap)

Sifat jasa mudah lenyap. Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak

dapat disimpan. Oleh karena karakteristik-karakteristik jasa tersebut maka

penjual harus memberikan gambaran atas apa yang akan didapat oleh konsumen

setelah mengkonsumsi jasa tersebut. Dalam perusahaan jasa karakteristik-

karakteristik tersebut harus diperhatikan untuk meningkatkan penjualan jasa

tersebut sekaligus meningkatkan kepuasan konsumen.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

28  2.4 Bauran Pemasaran

2.4.1 Pengertian Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2003:15) diterjemahkan oleh Damos Sihombing,

marketing mix (bauran pemasaran) adalah seperangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di

pasar sasaran.

Menurut Buchari Alma (2003:284), marketing mix (bauran pemasaran)

adalah suatu usaha mencari kombinasi yang memberikan hasil maksimal dari

unsur-unsur produk, distribusi, harga dan komunikasi.

Kesimpulan penulis adalah marketing mix merupakan alat yang

digunakan pemasar untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan oleh

perusahaan, tentang pasaran produk atau jasa mereka dengan tujuan untuk

menciptakan pembelian atas produk mereka.

2.4.2 Komponen Bauran Pemasaran

Suatu bauran pemasaran terdiri dari beberapa komponen. Komponen-

komponen inilah yang biasanya dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin oleh

perusahaan agar dapat menjadi keunggulan bagi perusahaan tersebut dalam

menghadapi pesaing dipasar yang semakin ketat.

Menurut Kotler (2003:18) diterjemahkan oleh Damos Sihombing,

komponen dari bauran pemasaran yang paling sering digunakan dikenal dengan

4P yaitu:

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

29  

1. Produk (product)

“ According to Matt (2010, www.sayeconomy.com) It has been said that a good

product will sell itself. However, since there are many good products available

today for any given use, it becomes more important for the seller to ensure that

his product is, indeed, what the buyer wants. The marketer must define the

characteristics of his product or service that meets the needs of his customers.

Function, quality, appearance, packaging.”

“ Itu dikatakan bahwa sebuah produk yang berkualitas, bagaimana pun, sejak

tersedianya berbagai macam produk yang berkualitas yang diberikan kepada kita,

menjadi suatu hal yang sangat penting bagi penjual untuk memastikan produk

yang dijualnya berkaitan dengan apa yang pembeli inginkan. Seorang pemasar

harus dapat mengartikan produk atau jasa sesuai dengan apa yang dibutuhkan

konsumen, seperti fungsi, kualitas, penampilan, kemasan.”

2. Harga (price)

“ According to Matt (2010, http://www.sayeconomy.com) , The “going price”

for a product or service is not always the best target to focus on. A pricing

strategy needs to address competitive pricing, of course, but often, a more

expensive product may be seen as superior. Consumers still succumb to

discounts and special offers, and most are sensitive to warranty and return

questions. All these aspects should be considered when formulating the pricing

strategy.”

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

30  

“ Produk dan pelayanan tidak selali menjadi suatu langkah yang terbaik untuk

mencapai target sasaran. Sebuah strategi harga, juga diperlukan

memperlihatkan harga yang bersaing. Namun seringkali suatu produk yang

lebih mahal terlihat lebih unggul. Konsumen masih mengutamakan adanya

diskon, penawaran khusus, dan hal-hal yang berkaitan dengan jaminan

pembelian. Semua aspek-aspek ini harus dipertimbangkan ketika mereka

memformulasikan suatu strategi harga. “

3. Tempat/saluran pemasaran (place)

“ According to Matt (2010, http://www.sayeconomy.com), Delivery and timing

are important aspects, carrying lot of weight with the consumer. If an order is

received late or with missing items, or if one must wait two to three weeks for

delivery, a customer may be lost.

“ Pengiriman dan ketepatan merupakan aspek yang sangat penting, yang harus

ditekankan kepada konsumen. Jika seseorang menerima suatu barang secara

terlambat atau ada barang yang hilang, atau jika seseorang harus menunggu

selama dua atau tiga minggu untuk pengiriman, konsumen mungkin akan

hilang. “

4. Promosi (promotion)

“ According to Matt (2010, http://www.sayeconomy.com) Advertising is

increasingly more important, as multiple options on many products become

available. The best of ALL the other P’s will do little good, if the consumer isn’t

made aware. Today, this is quite possibly the most important factor of all.”

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

31  

“ Promosi merupakan cara yang sangat penting untuk menunjukan ada banyak

produk. Promosi memberikan dampak yang baik, jika konsumen tidak

menyadari keberadaan suatu produk. Sekarang ini Promosi menjadi suatu

faktor yang penting.”

Menurut Yazid (2001:8), untuk perusahaan jasa bauran pemasaran

tersebut ditambah lagi dengan 3P lainnya yaitu:

1. Proses (process)

“ According to Matt (2010, http://www.sayeconomy.com) Particularly when

the offering is a service, the people involved in the offering, including the

consumer, take on an importance that should not be ignored, as they can offer

significant additional value to the product or service.”

“ Pada khususnya, ketika menawarkan jasa, orang turut serta dalam

menawarkan jasa tersebut kepada konsumen. Merupakan bagian yang sangat

penting dan tidak boleh dibiarkan, selama ia dapat memberikan nilai-nilai

tambahan yang sangat berharga kepada produk atau jasa. “

2. Manusia (people)

“ According to Matt (2010, http://www.sayeconomy.com), The manner of

handling sales, order processing and after-sale service can also be essential

elements of the overall marketing strategy.”

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

32  

“ Aturan dalam menangani penjualan, proses pemesanan dan pelayanan setelah

penjualan dapat juga menjadi suatu element penting dalam semua strategi

marketing.”

3. Bukti fisik (physical evidence )

“ According to Matt (2010, http://www.sayeconomy.com), Satisfied customers

can be the best advertisement, with either tangible products or services. The

marketing strategy should include effectively communicating their satisfaction

to potential customers.”

“ Kepuasan konsumen dapat menjadi suatu sarana periklanan terbaik, baik itu

barang berwujud atau tidak berwujud (jasa). Strategi marketing harus

melibatkan komunikasi yang efektif untuk memuaskan konsumen.”

Setelah mengetahui komponen dari bauran pemasaran, selanjutnya

peneliti dalam penelitian ini akan fokus kepada komponen sumberdaya (People)

dan bukti fisik physical evidence.

2.5 Landasan Teori variabel X1

2.5.1 Sumberdaya Manusia (People)

Sumberdaya manusia adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam bisnis

jasa, karena meraka menciptakan suatu pelayanan, melaksanakan penyampaian

pelayanan bahkan dapat menciptakan image perusahaan dimata konsumen.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

33  

Menurut Yazid (2001:9), defenisi manusia dalam konteks pemasaran

adalah pelaku yang menyajikan jasa yang dapat mempengaruhi persepsi pembeli.

Menurut Rambat, Lupiyoadi dan Ahmad Hamdani (2006:81), manusia

adalah orang yang berfungsi sebagai penyelia jasa yang sangat mempengaruhi

kualitas pelayanan jasa yang diberikan.

Menurut Arif (2007:102) Manusia (People) adalah peranan manusia

dalam memainkan suatu bagian dalam penyampaian layanan yang

mempengaruhi persepsi pembeli, yaitu karyawan perusahan, pelanggan, dan

pelanggan lain dalam lingkup pelayanan.

According to anonim (2000-2011, http://www.marketingteacher.com) 

“ People are the most important element of any service or experience.

Services tend to be produced and consumed at the same moment, and aspects of

the customer experience are altered to meet the 'individual needs' of the person

consuming it. Most of us can think of a situation where the personal service

offered by individuals has made or tainted a tour, vacation or restaurant meal.

Remember, people buy from people that they like, so the attitude, skills and

appearance of all staff need to be first class. Here are some ways in which

people add value to an experience, as part of the marketing mix - training,

personal selling and customer service.”

“ Orang merupakan salah satu element yang penting dari berbagai macam

jasa dan pelayanan, jasa cenderung diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang

bersamaan, dan aspek dari pengalaman konsumen diubah sesuai dengan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

34  

kebutuhan individu yang mengkonsumsinnya. Hampir dari kita semua berpikir

suatu keadaan dimana pelayanan personal yang ditawarkan ke individu, seperti,

tur, liburan dan makan direstoran, ingat bahwa orang membeli, tentang apa yang

mereka suka, jadi sikap, kemampuan dan penampilan karyawan menjadi suatu

hal yang utama. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai yang ada

pada orang atau manusia dalam hal penjualan pribadi dan pelayanan konsumen “.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sumberdaya manusia (people)

merupakan orang yang memiliki peran dan fungsi melayani, menyampaikan dan

menyajikan sesuatu kepada konsumen dalam hal ini, manusia sangat erat

kaitannya dengan kualitas pelayanan.

Menurut Umar (2003:152), ada lima dimensi penentu kualitas pelayanan jasa

yaitu:

1. Reliability (keandalan): kemampuan untuk memberikan pelayanan yang

sesuai dengan janji yang ditawarkan.

2. Responsiveness (ketanggapan): respon atau kesigapan karyawan dalam

membantu konsumen dalam melayani konsumen, kecepatan karyawan dalam

menangani transaksi dan menangani keluhan yang diajukan konsumen

3. Assurance (kepastian/jaminan): meliputi kemampuan karyawan atas

pengetahuan terhadap produk/jasa secara tepat, kualitas keramahtamahan,

perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam

memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

35  

kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap

perusahaan. Dimensi kepastian ini merupakan gabungan dari dimensi:

1. Kompetensi: keterampilan dan pengetahuan yang di miliki oleh

karyawan untuk melakukan pelayanan.

2. Kesopanan: meliputi keramahan, perhatian dan sikap para

karyawan.

3. Kredibilitas: meliputi hal-hal yang berhubungan dengan

kepercayaan.

4. Empathy (empati): perhatian secara individual yang diberikan perusahaan

kepada konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,

kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan konsumen, dan usaha

perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumennya.

Dimensi ini merupakan penggabungan dari dimensi:

1. Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang

ditawarkan perusahaan.

2. Komunikasi merupakan kemampuan melakukan komunikasi

untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau

memperoleh masukan dari konsumen.

3. Pemahaman kepada konsumen, meliputi usaha perusahaan untuk

memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.

5. Tangibles (berwujud, bukti langsung) yaitu meliputi penampilan fisik seperti

gedung dan ruangan front office, tersedia tempat parkir, kebersihan,

kerapihan, dan kenyamanan ruangan, penampilan karyawan.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

36  2.6 Landasan Teori Variabel X2

2.6.1 Bukti fisik (Physical evidence)

Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tentunya memerlukan suatu

bukti fisik yang nyata tentang bagaimana perusahaan tersebut berinteraksi

dengan konsumennya.

Mengutip Zelthami and Beitner, Jacob Ganef, Yazid (2001:6),

menyatakan bahwa defenisi dari bukti fisik yaitu:

Physical evidence is the environment in which the service is delivered and where

the firm and the customer interact and tangible component that facilitate

performance or communicate of the service.

Dari defenisi tersebut dapat diartikan bahwa bukti fisik adalah suatu

lingkungan dimana jasa tersebut disampaikan dan dimana perusahaan dan

konsumennya berinteraksi atau berhubungan, serta seluruh komponen yang

bersifat nyata yang menfasilitasi pelaksanaan atau komunikasi jasa.

Mengutip Adrian Palmer Yazid (2001:10), bukti fisik merupakan

lingkungan fisik tempat produk atau jasa diciptakan dan langsung berinteraksi

dengan konsumen.

According to anonim (2000-2011, http://www.marketingteacher.com)  

“ Physical evidence is the material part of a service. Strictly speaking

there are no physical attributes to a service, so a consumer tends to rely on

material cues.”

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

37  

“ Bukti fisik merupakan salah satu bagian dari pelayanan. Namun sebenarnya

tidak ada atribut fisik untuk layanan, sehingga konsumen cenderung

mengandalkan isyarat material.”

According to anonim (2011, http://www.learnmarketing.net )

“ Where is the service being delivered? Physical Evidence is the element

of the service mix which allows the consumer again to make judgments on the

organisation. If you walk into a restaurant your expectations are of a clean,

friendly environment. On an aircraft if you travel first class you expect enough

room to be able to lay down! Physical evidence is an essential ingredient of the

service mix, consumers will make perceptions based on their sight of the service

provision which will have an impact on the organisations perceptual plan of the

service.”

“ Dimana pelayanan yang diberikan? Bukti fisik adalah elemen dari

campuran layanan yang memungkinkan konsumen lagi untuk membuat penilaian

pada organisasi. Jika Anda berjalan ke restoran harapan Anda adalah

lingkungan, bersih ramah. Pada pesawat jika Anda bepergian kelas pertama

yang Anda harapkan cukup ruang untuk bisa berbaring. Bukti fisik merupakan

unsur penting dari bauran pelayanan, konsumen akan membuat persepsi

berdasarkan penglihatan mereka dari penyediaan layanan yang akan berdampak

pada organisasi rencana persepsi layanan.”

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

38  

Ada dua tipe bukti fisik:

1. Essential evidence: merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh

pemberi produk atau jasa, mengenai desain dan layout gedung, ruangan dan

lain-lain.

2. Peripheral evidence: merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri tidak

akan berarti apa-apa. Jadi hanya berfungsi sebagai pelangkap saja, sekalipun

demikian, perannya sangat penting dalam produksi jasa, misalnya mesin

debit atau kredit card, bukti transaksi.

2.7 Landasan Teori Variabel Y

2.7.1 Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman & Kanuk (2008:486) diterjemahkan oleh Zoelkifli

Kasip, keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih.

Dengan kata lain, pilihan alternative harus tersedia bagi seseorang ketika

mengambil keputusan.

Menurut Nugroho J. Setiadi (2003:415), pengambilan keputusan

konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinsaikan pengetahuan

untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan memilih salah satu

diantaranya. Hasil pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice) yang

disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.

Dari pendapat diatas maka keputusan pembelian adalah suatu tindakan

mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, dimana

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

39  

terdapat dua pilihan atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternative harus

tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan.

Dalam membeli suatu barang atau jasa, seorang konsumen akan melalui

suatu proses keputusan pembelian. Menurut Ma’ruf (2006:61-62), terdapat tiga

proses keputusan pembelian yaitu:

1. Proses keputusan panjang (extended decision making) untuk barang durable

(rumah, lahan, mobil, kulkas, mesin cuci, dll). Proses itu menurut Berman

dan Evans adalah Stimulus--->Kebutuhan--->Mencari info--->Evaluasi---

>Transaksi--->Perilaku pasca pembelian. Pengertian stimulus adalah situasi

yang menyebabkan munculnya kebutuhan dalam diri konsumen.

2. Proses Keputusan terbatas (limited decision making), sama dengan proses

diatas tetapi terjadi secara lebih cepat dan kadang meloncati tahapan. Proses

terbatas ini biasanya untuk barang seperti pakaian, hadiah, mobil kedua atau

jasa seperti wisata ke luar kota atau negeri.

3. Proses pembelian rutin, keputusan pembelian yang terjadi secara kebiasaan

sehingga proses pembelian sangat singkat saja. Begitu dirasakan ada

kebutuhan, langsung dilakukan pembelian, misalnya membeli baterai.

Mengutip Utami, Ma’ruf (2006:37), kesetiaan pada merek dan kesetiaan pada

toko adalah contoh pengambilan keputusan bedasarkan kebiasaan

Proses pembelian yang panjang dan terbatas dapat dikatakan sebagai

pembelian yang bersifat incidental Sedangkan, proses pembelian rutin

merupakan proses yang berlawanan dengan proses pembelian yang bersifat

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

40  

incidental. Pembelian yang Incidental yaitu yang hanya sekali atau sekali-sekali

dibeli.

Belanja Implusif atau Impulse buying adalah proses pembelian barang

yang terjadi secara spontan. Menurut Ma’ruf (2006:64), ada tiga jenis pembelian

implusif yaitu:

1. Pembelian tanpa rencana sama sekali. Konsumen belum punya rencana apa

pun terhadap pembelian suatu barang, dan membeli barang itu begitu saja

ketika terlihat.

2. Pembelian yang setangah tak direncanakan. Konsumen sudah ada rencana

membeli suatu barang, tetapi tidak punya rencana merek ataupun jenis /

berat, dan membelinya ketika melihat barang tersebut.

3. Barang penganti yang tidak direncanakan. Konsumen sudah berniat membeli

suatu barang dengan merek tertentu, dan membeli barang dimaksud tapi dari

merek lain.

2.7.2 The Decision Maker

Peran dalam keputusan pembelian merupakan hal yang penting bagi

pembeli dan penjual (perusahan) itu sendiri. Bagi perusahaan adalah penting

untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian, namun

terdapat hal lain yang harus juga diperhatikan perusahan yaitu pemegang peranan

dalam pembelian dan keputusan untuk membeli.

Menurut Kotler (2003:200) diterjemahkan oleh Damos Sihombing,

terdapat lima orang yang berperan dalam keputusan pembelian yaitu:

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

41  

1. Pemarkarsa (Initiator), orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu

produk atau jasa.

2. Pemberi pengaruh (Influencer), orang yang pendangan atau nasehatnya

memberi bobot dalam pengambilan keputusan terakhir.

3. Pengambil Keputusan (Decider), orang yang sangat menentukan sebagian

atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah harus membeli, apa yang

dibeli, kapan hendak membeli, dengan bagaimana cara membeli dan dimana

akan membeli.

4. Pembeli (Buyer), Orang yang melakukan pembelian sebenarnya

5. Pemakai (User), Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau

jasa.

2.7.3 Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler Philip (2009:235-243) diterjemahkan oleh Benyamin

Molan, konsumen melewati lima tahap dalam proses keputusan pembelian.

Sebenarnya, proses pembelian telah dimulai jauh sebelum pembelian

aktual terjadi dan memilki konsekuensi jauh setelah pembelian terjadi, masing-

masing tahap proses keputusan pembelian tersebut, dapat dijelaskan sebagai

berikut.:

1. Pengenalan masalah / pengenalan kebutuhan

Pengenalan masalah ini ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan

keinginan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut

diketahui maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

42  

belum segera terpenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta

kebutuhan-kebutuhan yang sama-sama harus dipenuhi. Jadi dari tahap inilah

proses pembelian itu mulai dilakukan.

Menurut Schiffman & Kanuk (2008:493-494) diterjemahkan oleh

Zoelkifli Kasip, pengenalan kebutuhan (masalah) mungkin terjadi ketika

konsumen dihadapkan dengan suatu masalah. Sebagai contoh,

pertimbangkanlah kasus Steve dan Charlene, pasangan muda dengan seorang

anak laki-laki berusia dua tahun, karena steve maupun Charlene ingin

mempunyai keluarga besar, mereka menyadari bahwa apartment kota meraka

terlalu kecil. Oleh karena itu mereka pindah dari St. Louis ke sebuah rumah

dengan empat kamar tidur. Kegiatan Charlene sehari-hari berada di rumah

dengan anak mereka sementara Steve bekerja di kantor, pasangan tersebut

merasa bahwa mereka perlu memasang sistem alarm pengaman secepat

mungkin. Suatu masalah yang dihadapi Steve dan Charlene adalah tidak ada

di antara mereka yang dibesarkan di rumah yang mempunyai sistem alarm

pengaman, dan arena itu mereka tidak mengetahui cara berfungsi dan

rangkaian pilihan yang dapat diberikan sistem tersebut. Persoalan yang

dihadapi Steve dan Charlene bukanlah apakah atau kapan membeli sebuah

sistem pengaman rumah, mereka menginginkan sistem alarm dan mereka

menginginkannnya sekarang. Oleh karena itu wajar dikatakan bahwa mereka

telah mengenali kebutuhan untuk memperoleh sistem pengaman rumah.

Dikalangan konsumen ada dua gaya pengenalan kebutuhan atau masalah yang

berbeda, yaitu:

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

43  

1. Tipe keadaaan yang sebenarnya

Tipe yang merasa bahwa mereka mempunyai masalah ketika

sebuah produk tidak dapat berfungsi secara memuaskan (seperti

telephone tanpa kabel yang terus-menerus dalam keadaan statis).

2. Tipe keadaan yang diinginkan

Tipe keadaan, dimana bagi mereka keinginan terhadap sesuatu

yang baru dapat menggerakan proses keputusan.

2. Pencaharian informasi dan penilaian sumber-sumber / penelitian sebelum

membeli.

Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan

pencaharian informasi tentang sumber-sumber dan menilainya, untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Pencaharian informasi

dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau external. Pencarian informasi

yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk

membuat perbedaan harga dan kualitas produk, sedangkan pencaharian

informasi pasif mungkin hanya dengan membaca suatu pengiklanan di

majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus tentang gambaran

produk yang diinginkan. Ada empat kelompok yang menjadi sumber

informasi konsumen yaitu:

1. Sumber Pribadi: keluarga, teman, tetangga maupun kenalan

lainnya.

2. Sumber Komersial: iklan Wiraniaga, penjual, kemasan,

pajangan.

3. Sumber Publik: media massa, organisasi penilaian konsumen.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

44  

4. Sumber Pengalaman: menangani, memeriksa dan

menggunakan produk.

Menurut Schiffman & Kanuk (2008:493-494) diterjemahkan oleh

Zoelkifli Kasip, penelitian sebelum pembelian dimulai ketika konsumen

merasakan adanya kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan membeli dan

mengkonsumi suatu produk. Ingatan kepada pengalaman yang lalu (yang

ditarik dari penyimpanan jangka panjang) dapat memberikan informasi yang

memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan sekarang ini.

Sebaliknya jika konsumen tidak mempunyai pengalaman sebelumnnya, ia

mungkin harus melakukan penelitian yang mendalam mengenai keadaan di

luar dirinnya untuk memperoleh informasi yang berguna sebagai dasar

pemilihan. Pengalaman yang lalu dianggap sebagai sebagai sumber

informasi internal. Semakin besar kaitannya dengan pengalaman yang lalu,

semakin sedikit informasi luar yang mungkin dibutuhkan konsumen untuk

mencapai mencapai keputusan. Banyak keputusan konsumen yang

didasarkan kepada gabungan pengalaman masa lalu (sumber internal) dan

informasi pemasaran dan non komersial (sumber eksternal). Selain itu

tingkat resiko yang dirasakan, perbedaan gender (antara pria yang tidak suka

berbelanja, dan wanita yang suka berbelanja) serta pertimbangan harga turut

memainkan peran dalam menentukan dalamnya proses penelitian.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

45  

3. Evaluasi Alternatif

Tahapan ini meliputi dua tahapan yakni menetapkan tujuan pembelian dan

menilai, serta mengadakan seleksi terhadap alternative pembelian

berdasarkan tujuan pembeliannya Tujuan pembelian tidak selalu sama,

tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen yang

mempunyai tujuan pembelian untuk meningkatkan prestige, ada yang

sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka pendek, ada juga yang ingin

meningkatkan pengetahuan.

Menurut Schiffman & Kanuk (2008:497-499) diterjemahkan oleh

Zoelkifli Kasip, ketika menilai berbagai alternative potensial, para konsumen

cenderung menggunakan dua macam informasi yaitu:

1. Daftar merk yang akan mereka rencanakan untuk dipilih

(Rangkaian merk yang diminati )

Dalam konteks pengambilan keputusan konsumen, rangkaian

merk yang diminati mengacu kepada merk-merk khusus yang

dipertimbangkan konsumen dalam melakukan kategori produk

tertentu. Rangkaian merk yang diminati seorang konsumen

dibedakan dari rangkaian merk yang tidak layak yang terdiri dari

berbagai merk yang dikeluarkan konsumen dari pertimbangan

pembelian karena dirasa tidak dapat diterima (dipandang rendah

mutunnya), dan dari rangkaian merk yang tidak aktif, yang terdiri

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

46  

dari berbagai merk yang tidak menarik perhatian konsumen

karena dirasakan tidak mempunyai keuntungan khusus apapun.

Rangkaian merek yang diminati terdiri dari sedikit merk yang

dikenal baik, diingat, dan dirasa dapat diterima oleh konsumen.

2. Kriteria yang digunakan untuk menilai merk

Kriteria yang digunakan para konsumen untuk menilai merk yang

merupakan rangkaian merk yang mereka minati biasannya

dinyatakan dari sudut sifat-sifat produk yang penting. Jika

perusahaan mengetahui bahwa para konsumen akan menilai

berbagai alternatif, mereka kadang-kadang mengiklankan dengan

cara menganjurkan kriteria yang harus digunakan konsumen

dalam menilai pilihan produk atau jasa. Sebuah iklan untuk

Dodge Stratus yang member saran kepada para pembeli mobil

yang potensial, iklan tersebut dilanjutkan dengan menyajikan

informasi dan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada para

pembaca untuk dipertimbangkan. Akhirnya, iklan mengemukakan

bahwa Dodge Stratus merupakan jawaban.

4. Keputusan pembelian

Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam pembelian yang

nyata. Jadi setelah tahap diatas dilakukan, maka konsumen harus mengambil

keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen membeli maka akan

dijumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis

produk atau jasa, merek, penjualan, kualitas, waktu pembelian dan cara

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

47  

pembayaran. Namun ada dua factor berikut dapat berada diantara niat

pembeli dan keputusan pembelian.

1. Pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain

mengurangi alternative yang disukai seseorang akan

bergantung pada dua hal, yaitu intensitas sikap negative orang

lain terhadap alternative yang disukai konsumen, dan motivasi

konsumen untuk menurut keinginan orang lain. Semakin

gencar sikap negative orang lain dan semakin dekat orang

tersebut dengan konsumen, semakin besar konsumen akan

mengubah niat pembelinnya.

2. Kedua adalah factor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat

muncul dan dapat mengubah niat pembelian. Konsumen

mungkin membentuk niat membeli berdasarkan factor-faktor

seperti pendapatan yang diperkirakan, harga yang diharapkan,

dan manfaat produk yang diharapkan. Namun kejadian-

kejadian yang tidak terantisipasi mungkin mengubah niat

membeli tersebut.

Menurut Schiffman & Kanuk (2008:506-507) diterjemahkan oleh

Zoelkifli Kasip, para konsumen melakukan tiga tipe pembelian: pembelian

percobaan, pembelian ulangan, dan pembelian komitmen jangka panjang.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

48  

1. Pembelian percobaan

Ketika konsumen membeli suatu produk atau merek untuk

pertama kalinnya dengan jumlah yang lebih sedikit dari

biasannya. (merupakan suatu tahapan perilaku pembelian yang

bersifat penjajakan dimana konsumen berusaha menilai suatu

produk melalui pemakaia secara langsung.

2. Pembelian ulangan

Terjadi jika suatu merek baru dalam kategori produk yang sudah

mapan (pasta gigi, permen karet atau cola) berdasarkan percobaan

dirasakan lebih memuaskan atau lebih baik daripada merk-merk

lain, konsumen mungkin mengulagi pembelian. Konsumen

membeli atau memakai produk dalam jumlah yang kebih besar.

3. Pembelian komitmen jangka panjang

Percobaan tentu saja tidak selalu mungkin dilakukan. Sebagai

contoh pada barang-barang yang paling tahan lama (kulkas, mesin

cuci, kompor listrik), konsumen biasanya berahli secara langsung

dari penilaian terhadap komitmen jangka panjang (melalui

pembelian), tanpa kesempatan untuk percobaan yang

sesungguhnnya.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

49  

Gambar2.3 Tahap-tahap antara evaluasi alternative dan keputusan

pembelian

Sumber Kotler (2009:242)

5. Perilaku setelah pembelian

Semua tahapan yang ada dalam proses pembelian sampai dengan tahap

kelima adalah bersifat operatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku

sesudah pembelian juga sangat penting. Perilaku mereka dapat

mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi pendapat pembeli

pihak lain yang menggunakan produk perusahan. Jika produk atau jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan ke konsumen dan sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh konsumen maka konsumen tersebut akan merasa puas dan ia

akan menunjukan kemungkinan untuk membeli kembali produk tersebut.

Tetapi jika tiak sesuai dengan apa yang dia harapkan maka konsumen akan

merasa kecewa, dan biasanya jika produk/jasa yang ditawarkan sesuai

dengan harapan konsumen maka konsumen akan merekomendasikan produk

/ jasa tersebut kepada orang lain.

Evaluasi alternative

Niat untuk membeli

Faktor orang lain

Faktor situasi yang tidak terantisipasi

Keputusan Pembelian

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

50  

Menurut Schiffman & Kanuk (2008:506-507) diterjemahkan oleh

Zoelkifli Kasip, ketika konsumen menggunakan suatu produk, terutama

selama pembelian percobaan, mereka menilai kinerja produk tersebut

menurut berbagai harapan mereka. Ada tiga hasil penilaian yang mungkin

timbul:

1. Kinerja yang sesungguhnya sesuai dengan harapan yang

menimbulkan perasaan netral.

2. Kinerja melebihi harapan, yang menimbulkan apa yang dikenal

sebagai pemenuhan harapan secara positif/kepuasan.

3. Kinerja dibawah harapan, yang menimbulkan pemenuhan harapan

secara negative/ketidakpuasan.

Ketiga hasil ini memiliki hubungan yang erat dengan konsumen yaitu,

konsumen cenderung menilai pengalaman mereka terhadap harapan-harapan

mereka ketika melakukan penilaian setelah pembelian.

According to Yan Leykin, Carolyn Sewell Roberts, Robert J. DeRubeis

(2010:3) activity required is the degree of effort a person could be expected

to expend as a result of the decision.

Menurut Yan Leykin, Carolyn Sewell Roberts, Robert J. DeRubeis

(2010: 3) adanya keperluan untuk melakukan aktivitas merupakan tingkatan

seseorang memberikan usaha yang dapat meningkatkan kecenderungan

dalam pengambilan keputusan.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

51  

Dalam hal ini dijelaskan bahwa suatu perusahaan dapat melakukan

berbagai upaya dalam meningkatkan keputusan pengambilan keputusan

konsumen, hal ini dapat dilakukan dengan pembagian sampel atau contoh

produk kepada konsumen.

According to M.Nilsson and H. Dalkmann (2010:202), model decision

making Framing the problem->defining key objective->establishing

alternative->Identifying consequences->clarifaying trade off.

Model Lima Tahap Proses Pembelian

Gambar 2.4 Model lima tahap proses pembelian

Sumber Kotler Philip (2009:235)

Pengenalan masalah

Pencaharian informasi

Evaluasi Alternatif 

Keputusan Pembelian 

Perilaku Pasca Pembelian 

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00459-mc 2.pdf13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Mengutip

52  2.8 Kerangka Pemikiran

Variabel X1

Variabel Y

Variabel X2

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran

Sumber Daya

‐ Reliability (keandalan)

‐ Responsiveness (ketanggapan)

‐ Assurance (Jaminan/kepastian)

‐ Empathy (empati)

‐ Tangiables (berwujud / bukti langsung

Bukti fisik (physical evidence)

‐ Essential evidence

‐ Peripheral evidence

Keputusan Pembelian

‐ Pengenalan masalah

‐ Pencaharian informasi

‐ Evaluasi alternative

‐ Keputusan pembelian

‐ Perilaku pasca pembelian