33
10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau komunikasi antar pribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima dapat menanggapi secara langsung pula (Hardjana, 2007). Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000,) Menurut Lunandi (2003), komunikasi adalah usaha manusia dalam pergaulannya untuk menyampaikan kepada orang lain, isi hati, pikiran, serta kebutuhan orang lain yang bersangkutan dengan diri kita. Menurut Liliweri (2003) komunikasi meliputi usaha menciptakan pesan, mengalihkan pesan, memberikan diri kita sebagai sebuah tempat yakni dihati dan otak orang lain untuk menerima pesan. Hasil komunikasi bersama merupakan interpersonal understanding (pemahaman atas hubungan antarpribadi) karena adanya kesamaan orintasi perseptual, kesamaan sistem kepercayaan dan keyakinan, serta kesamaan gaya komunikasi.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi Interpersonal

2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau

komunikasi antar pribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa

orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan

penerima dapat menanggapi secara langsung pula (Hardjana, 2007).

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap

muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain

secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal

ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat,

dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000,)

Menurut Lunandi (2003), komunikasi adalah usaha manusia dalam

pergaulannya untuk menyampaikan kepada orang lain, isi hati, pikiran, serta

kebutuhan orang lain yang bersangkutan dengan diri kita. Menurut Liliweri

(2003) komunikasi meliputi usaha menciptakan pesan, mengalihkan pesan,

memberikan diri kita sebagai sebuah tempat yakni dihati dan otak orang lain

untuk menerima pesan. Hasil komunikasi bersama merupakan interpersonal

understanding (pemahaman atas hubungan antarpribadi) karena adanya

kesamaan orintasi perseptual, kesamaan sistem kepercayaan dan keyakinan,

serta kesamaan gaya komunikasi.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

11

Dari pendapat tentang pengertian komunikasi interpersonal di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi

yang dilakukan secara tata muka antara satu orang dengan orang lain (bisa

satu atau lebih) untuk dapat menyampaikan pesan secara langsung baik secara

verbal maupun non verbal agar penyampaian pesan tersebut bisa lebih

dipahami. Berdasarkan definisi tersebut dapat diidentifikasi empat elemen

dasar komunikasi interpersonal, yaitu: 1. pribadi-pribadi yang melakukan

komunikasi yang berperan sekaligus sebagai pengirim pesan (sender) dan

penerima pesan (receiver), 2. pesan atau materi apa yang disampaikan

(message), 3.media yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan serta 4.

tujuan pesan disampaikan atau efek apa yang diharapkan setelah pesan

diterima (effect).

2.1.2 Karakteristik Komunikasi Interpersonal

Ada tujuh karakteristik yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi

antara dua individu merupakan komunikasi interpersonal. Tujuh karakteristik

komunikasi antar pribadi itu adalah (Hardjana, 2007):

1. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal.

2. Melibatkan perilaku spontan, tepat, dan rasional.

3. Komunikasi antar pribadi tidaklah statis, melainkan dinamis.

4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi, dan koherensi

(pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

12

5. Komunikasi antar pribadi dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik

dan ekstrinsik.

6. Komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan.

7. Melibatkan di dalamnya bidang persuasif.

2.1.3 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antar pribadi dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Adapun tujuan dilakukannya komunikasi komunikasi interpersonal adalah:

1. untuk menyampaikan informasi

2. untuk berbagi pengalaman

3. untuk mengembangkan simpati

4. untuk melakukan kerja sama

5. untuk mengembangkan motivasi

6. untuk mengungkapkan isi hati, ide, dan lainnya.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Rakhmat (2007) meyakini bahwa komunikasi interpersonal

dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal;

dan hubungan interpersonal.

1. Persepsi Interpersonal

Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau

menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan

makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan),

yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi

interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi,

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

13

seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan

akan mengakibat kegagalan komunikasi.

2. Konsep Diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.

Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: a. Yakin akan

kemampuan mengatasi masalah; b. Merasa setara dengan orang lain; c.

Menerima pujian tanpa rasa malu; d. Menyadari, bahwa setiap orang

mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak

seluruhnya disetujui oleh masyarakat; e. Mampu memperbaiki dirinya

karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak

disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang

sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:

a. Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep

dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang

yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat

catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh,

sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.

b. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan

komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain

meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri,

konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai

dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima

pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

14

c. Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai

communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi

disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan

percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.

d. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita

karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia

membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan

(persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain itu

konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian

selektif).

3. Atraksi Interpersonal

Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif

dan daya tarik seseorang. Komunikasi antarpribadi dipengaruhi atraksi

interpersonal dalam hal:

a. Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap

orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita

juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang,

kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara

positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat

karakteristiknya secara negatif.

b. Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila

pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

15

komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki

kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul

dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang,

resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari

komunikasi.

4. Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara

seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan

menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya,

makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya,

sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta

komunikasi.

Lebih jauh, Rakhmat (2007) memberi catatan bahwa terdapat tiga

faktor dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan

interpersonal yang baik, yaitu: a. percaya; b. sikap suportif; dan c. sikap

terbuka.

2.1.5 Kecakapan-kecakapan yang Dibutuhkan dalam Komunikasi

Interpersonal

Ada dua jenis kecakapan yang harus dimiliki seseorang agar dirinya

mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan baik dan berhasil, yaitu

kecakapan kognitif dan kecakapan behavioral.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

16

1. Kecakapan Kognitif

Kecakapan kognitif merupakan kecakapan pada tingkat pemahaman

mengenai bagaimana cara mencapai tujuan personal dan relasional dalam

berkomunikasi. Menurut Hardjana (2007), kecakapan kognitif meliputi:

a. Empati (empathy): kecakapan untuk memahami pengertian dan

perasaan orang lain tanpa meninggalkan pandangannya sendiri.

b. Perspektif sosial (social perspective): kecakapan melihat

kemungkinan-kemungkinan perilaku yang berkomunikasi dengan

dirinya.

c. Kepekaan (sensitivity): terhadap peraturan atau standar yang berlaku

dalam komunikasi interpersonal.

d. Pengetahuan akan situasi pada waktu komunikasi sedang dilakukan.

e. Memonitor diri (self-monitoring): kecakapan memonitor diri sendiri

untuk menjaga ketepatan perilaku dan jeli dalam memperhatikan

pengungkapan pihak yang berkomunikasi dengannya.

2. Kecakapan Behavioral

Kecakapan behavioral merupakan kecakapan berkomunikasi pada

tingkat tindakan, yang berfungsi dalam mengarahkan pelaku

komunikasi untuk mencapai tujuan, baik personal maupun relasional.

Kecakapan behavioral menurut Hardjana (2007) terdiri dari:

a. Keterlibatan interaktif (interactive involment). Keterlibatan interaktif

menentukan tingkat keikutsertaan dalam proses komunikasi.

Kecakapan ini meliputi : 1) sikap tanggap (responsiveness), 2). Sikap

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

17

perseptif (perceptiveness), dan 3) sikap penuh perhatian

(attentiveness).

b. Manajemen interaksi (interaction management): kecakapan yang

berfungsi untuk membantu dalam mengambil tindakan-tindakan

yang berguna demi tercapainya tujuan komunikasi.

c. Keluwesan perilaku (behavioral flexibility) : kecakapan yang

berfungsi menentukan tindakan yang diambil demi tercapainya

tujuan komunikasi.

d. Mendengarkan (listening): kecapakan yang berfungsi untuk bias

mendengarkan dan menyelami perasaan pihak lain. Dengan

kecakapan mendengarkan seseorang dapat menjadi teman berbicara

yang baik.

e. Gaya sosial (social style): kecakapan yang mengarahkan pelaku

komunikasi pada perilaku yang baik dan menarik sehingga

menyenangkan pihak lain.

f. Kecemasan komunikasi (communication anxiety): kecakapan yang

dapat dipakai untuk mengatasi rasa takut, cemas, malu, gugup, dst.

ketika berhadapan dengan lawan bicara.

2.1.6 Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal mempunyai ciri-ciri yang tetap sebagai berikut :

1. Komunikasi interpersonal adalah verbal dan nonverbal

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

18

Dalam komunikasi itu, seperti pada komunikasi umumnya, selalu

mencakup dua unsur pokok: isi pesan dan bagaimana isi itu dikatakan atau

dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal.

2. Komunikasi interpersonal mencakup perilaku tertentu

Ada tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal :

a. Perilaku spontan (spontaneous behaviour) adalah perilaku yang

dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor serta revisi

secara kognitif.

b. Perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) adalah perilaku

yang kita pelajari dari kebiasaan kita. Perilaku itu khas , dilakukan

pada situasi tertentu, dan dimengerti orang.

c. Perilaku sadar (contrived behaviour) adalah perilaku yang dipilih

karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada.

3. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses

pengembangan

Komunikasi interpersonal berbeda- beda tergantung dari tingkat

hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, pesan yang

dikomunikasikan dan cara pesan dikomunikasikan.

4. Komunikasi interpersonal mengandung umpan balik, interaksi dan

koherensi

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka. Karena

itu, kemungkinan umpan balik (feedback) besar sekali. Dengan demikian,

di antara pengirim dan penerima pesan terjadi interkasi (interaction) yang

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

19

satu mempengaruhi yang lain dan kedua-duanya saling mempengaruhi dan

memberi serta menerima dampak. Dari sini terjadilah koherensi dalam

komunikasi baik antara pesan yang disampaikan dan umpan balik yang

diberikan, maupun dalam keseluruhan komunikasi.

5. Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu

Agar berjalan baik, maka komunikasi interpersonal hendaknya

mengikuti peraturan (rules) tertentu. Peraturan itu ada yang intrinsik dan

ada yang ekstrinsik. Peraturan intrinsik adalah peraturan yang

dikembangkan oleh masyarakat untuk mengatur cara orang harus

berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan peraturan ekstrinsik adalah

peraturan yang ditetapkan oleh situasi atau masyarakat.

6. Komunikasi interpersonal adalah kegiatan aktif

Komunikasi interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim

kepada penerima pesan dan sebaliknya, melainkan komunikasi timbal

balik antara pengirim dan pemerima pesan. Komunikasi interpersonal

bukan hanya sekadar serangkaian rangsangan-tanggapan, stimulus-

respons, tetapi serangkaian prosese saling penerimaan, penyerapan dan

penyampaian tanggapan yang sudah diolah oleh masing-masing pihak.

Karena itu, pihak-pihak yang melakukan komunikasi interpersonal

bertindak aktif, baki waktu menyampaikan pesan maupun pada waktu

menerima pesan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

20

7. Komunikasi interpersonal saling mengubah

Melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibat

komunikasi dapat saling memberi inspirasi, semangat dan dorongan untuk

mengubah pemikiran, perasaan dan sikap yang sesuai dengan topik yang

dibahas bersama. Karena itu, komunikasi interpersonal dapat merupakan

wahana untuk saling belajar dan mengembangkan wawasaan, pengetahuan

dan kepribadian.

2.1.7 Kepribadian Orang yang Berkomunikasi

Dari kepribadian itu ada dua hal utama yang mempengaruhi mutu

komunikasi interpersonal:

1. Sikap terhadap orang yang berkomunikasi

a. Menerima mereka apa adanya.

b. Menghargai keunikan mereka dan peran hidup yang mereka pegang

dan laksanakan.

c. Menghormati mereka sebagai pribadi dan bukan menghina atas dasar

ideologi, keyakinan, kepercayaan dan agama.

d. Memperlakukan mereka sebagai pribadi yang mempunyai tujuan

sendiri dan tidak memperlakukan mereka sebagai alat untuk mencapai

apa pun atau objek untuk dipermainkan sesuka kita.

2. Sikap terhadap diri sendiri

Dari pihak kita, salah satu hal yang amat mempengaruhi komunikasi kita

dengan orang lain dan berdampak pada keberhasilannya adalah konsep

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

21

diri (self-concept) kita. Dalam konsep diri itu tercakup 3 hal yaitu :

gambaran diri (self-image), penilaian diri (self-evaluation), dan cita-cita

diri (self-ideal). Jika konsep diri positif, maka kita dibantu untuk dapat

menjalin komunikasi dengan orang lain secara baik karena kita dapat

berpikir, berperasaan dan berperilaku wajar. Tetapi jika kita berkonsep

diri negatif, maka hal itu dapat mengacaukan komunikasi kita dengan

orang lain. Karena dengan konsep diri negatif kita menjadi rendah diri,

minder dan penakut.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa keberhasilan komunikasi interpersonal

tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dan kecakapan komunikasi

interpersonal, tetapi juga oleh mutu kepribadian orang yang terlibat

dalam komunikasi.

2.1.8 Hambatan Komunikasi Interpersonal

1. Interaksi

Adanya aktivitas-aktivitas dalam kehidupan sosial menunjukkan

bahwa manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya

(disebut gregariousness). Naluri ini merupakan salah satu yang paling

mendasar dalam kebutuhan hidup manusia, disamping kebutuhan akan;

afeksi (kebutuhan akan kasih sayang), inklusi (kebutuhan akan kepuasan),

dan kontrol (kebutuhan akan pengawasan). Dalam pemenuhan kebutuhan-

kebutuhan hidup tersebut akan mendorong manusia untuk melakukan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

22

interaksi dengan sesamanya, baik untuk mengadakan kerjasama

(cooperation) maupun untuk melakukan persaingan (competition).

Kata interaksi berasal dari Bahasa Inggris interaction artinya suatu

tindakan yang berbalasan. Dengan kata lain suatu proses hubungan yang

saling pengaruh mempengaruhi. Jadi interaksi sosial (social interaction)

adalah suatu proses berhubungan yang dinamis dan saling pengatuh

mempengaruhi antar manusia.

Interaksi antar manusia dimaksud adalah

a. Interaksi antara individu dengan individu,

b. Interaksi antara individu dengan kelompok, dan

c. Interaksi antara kelompok dengan kelompok.

Hasil dari pada interaksi sosial ada dua sifat kemungkinan :

a. Bersifat positif; suatu interaksi yang mengarah kerjasama dan

menguntungkan. Contoh : persahabatan.

b. Bersifat negatif; suatu interaksi yang mengarah pada suatu pertentangan

yang berakibat buruk atau merugikan. Contoh : perselisihan, pertikaian,

dan sebagainya.

Berdasarkan hasil interaksi yang negatif tersebut di atas maka itulah

yang menjadi hambatan dalam proses Komunikasi Interpersonal. Dalam

situasi pertentangan Komunikasi Interpersonal tidak dapat dilaksanakan

dengan baik, kalau pun dipaksakan dilaksanakan pasti kegiatan

Komunikasi Interpersonal efeknya tidak akan berhasil.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

23

2. Kultur

Istilah kultur merupakan penyebutan terhadap istilah budaya. Dalam

khasanah ilmu pengetahuan kata kebudayaan/budaya merupakan

terjemahan dari kata culture. Kata culture sendiri berasal dari Bahasa Latin

dari kata colere yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan

mengembangkan tanah/pertanian.

E.B. Taylor dalam Koentjaraningrat (2002) dalam buku Pengantar

Ilmu Antropologi menyatakan bahwa : “Kebudayaan adalah suatu

keseluruhan yang kompleks yang meliputi keyakinan dan cara hidup suatu

masyarakat yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Keyakinan adalah keseluruhan ide yang dianut meliputi religi,

pemerintahan, ilmu pengetahuan, filsafat, seni, dan adat istiadat. Cara

hidup adalah pola-pola tindakan yang berhubungan dengan soal kebiasaan

meliputi makanan, pakaian, perumahan, cara-cara perkawian, hiburan,

estetika dan sebagainya.

Koentjaraningrat (2002) dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi

menyatakan bahwa : “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat

yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.”

Dari beberapa definisi kebudayaan tersebut di atas dapat

disimpulkan dan juga telah disepakati beberapa ahli antropologi, bahwa

kebudayaan dan tindakan kebudayaan itu adalah segala tindakan yang

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

24

harus dilalui dan dibiasakan manusia melalui proses belajar (learned

behavior).

Yang jadi pertanyaan sekarang, bagaimana kedudukan kultur atau

budaya dalam proses kegiatan Komunikasi Interpersonal. Untuk sementara

ini para ahli baru meninjau hanya mengenai hambatan budaya/kulur dalam

proses Komunikasi Interpersonal terutama kegiatan Komunikasi

Interpersonal lintas budaya, yaitu diantaranya : Menyampaikan pesan

pada orang-orang yang berlainan kultur akan mengundang perbedaan

persepsi terhadap isi pesan sehingga efek yang diharapkan akan sukar

timbul. Menyampaikan pesan verbal pada orang yang berlainan kultur

tentu saja akan banyak perbedaan dalam bahasa sehingga dalam proses

kegiatan Komunikasi Interpersonal tersebut selain hambatan dalam bahasa

juga terdapat hambatan semantik, yaitu perbedaan peristilahan dalam

masing-masing bahasa. Menyampaikan pesan verbal pada orang yang

berlainan kultur disertai penekanan pesan dengan pesan non-verbal

mungkin akan mengundang penafsiran berbeda hingga tujuan

penyampaian pesan tidak akan tersampaikan. Menyampaikan pesan pada

orang yang berlainan kultur jika bertentangan dengan adat-kebiasaannya,

norma-normanya maka akan terjadi penolakan Komunikasi Interpersonal.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

25

3. Experience

Pengalaman atau experience adalah sejumlah memori yang

dimiliki individu sepanjang perjalanan hidupnya. Pengalaman masing-

masing individu akan berbeda-beda tidak akan persis sama, bahkan

pasangan anak kembar pun yang dibesarkan sama-sama dalam lingungan

keluarga yang sama pengalamannya tidak akan persis sama bahkan

mungkin akan berbeda.

Perbedaan pengalaman antara individu (bahkan antar anak

kembar) ini bermula dari perbedaan persepsi masing-masing tentang

sesuatu hal. Perbedaan persepsi tersebut banyak disebabkan karena

perbedaan kemampuan kognitif antara individu termasuk anak kembar

tersebut, sedangkan bagi individu yang saling berbeda budaya tentu saja

perbedaan persepsi tersebut karena perbedayaan budaya.

2.2 Bimbingan Kelompok

2.2.1 Pengertian Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan layanan yang

paling banyak dipakai karena lebih efektif. Banyak orang yang

mendapatkan layanan sekaligus dalam satu waktu. Layanan ini juga

sesuai dengan teori belajar karena mengandung aspek sosial yaitu

belajar bersama. Peserta layanan akan berbagi ide dan saling

mempengaruhi untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

26

Menurut Sukardi (2008) bimbingan kelompok adalah layanan

bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-

sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama

dari pembimbing/konselor).

Sedangkan menurut Romlah (2001) bimbingan kelompok

merupakan salah satu teknik dalam bimbingan yang berusaha

membantu individu agar dapat mencapai perkembangnnya secara

optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nila-nilai yang

dianutnya, dan dilaksankan dalam situasi kelompok.

Prayitno (2004) mengemukakan bimbingan kelompok adalah

layanan yang diberikan dalam suasana kelompok. Layanan ini diberikan

untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional dan

sosial.

Juntika (2005) bimbingan kelompok adalah layanan yang

dimaksudkan untuk memungkinkan klien/siswa secara bersama-sama

memperoleh berbagai bahan dari nara sumber yang bermanfaat untuk

kehidupan sehari-hari. Bahan yang dimaksudkan adalah bahan yang

digunakan untuk mengambil keputusan.

Winkel & Sri Hastuti (2004) Bimbingan Kelompok adalah

kegiatan kelompok diskusi yang menunjang perkembangan pribadi dan

perkembangan sosial masing-masing individu-individu dalam

kelompok, serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna

aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

27

Dari pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu proses

pemberian bantuan kepada individu dalam pengembangan pribadi,

kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karier dan pengambilan

keputusan dalam kegiatan dinamika kelompok.

2.2.2 Manfaat Bimbingan Kelompok

Manfaat bimbingan kelompok menurut Sukardi (2008) yaitu :

1) Diberikan kesempatan yang luas untuk berpendapat dan

membicarakan berbagai hal yang terjadi disekitarnya.

2) Memiliki pemahaman yang obyektif, tepat, dan cukup luas tentang

berbagai hal yang mereka bicarakan.

3) Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan

lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka

bicarakan dalam kelompok.

4) Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan

penolakan terhadap yang buruk dan dukungan terhadap yang baik.

5) Melaksanakan kegiatan-kegiatan nyata dan langsung untuk

membuahkan hasil sebagaimana yang mereka programkan semula.

Menurut Winkel & Sri Hastuti (2004) Manfaat layanan bimbingan

kelompok :

1) Mendapat kesempatan untuk berkontak dengan banyak siswa.

2) Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa.

3) Siswa dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

28

4) Siswa dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman-

temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan

yang kerap kali sama dan lebih berani mengemukakan

pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok.

5) Diberikan kesempatan untuk mendiskusikan sesuatu bersama.

6) Lebih bersedia menerima suatu pandangan atau pendapat bila

dikemukakan oleh seorang teman daripada yang dikemukakan oleh

seorang konselor.

Manfaat Bimbingan Kelompok menurut Romlah :

1) Pemahaman mengenai pengaruh kelompok dan dinamika kelompok

dapat membantu pemahaman perilaku individu dengan lebih baik.

2) Pemahaman mengenai organisasi dan keguanaan kelompok akan

membantu dalam kegiatan mengajar dan membimbing orang lain.

3) Bimbingan kelompok mungkin lebih cocok untuk melayani

individu-individu dan masalah-masalah tertentu dari pada

bimbingan individual.

2.2.3 Tujuan Bimbingan Kelompok

Tujuan layanan bimbingan kelompok menurut Winkel & Sri

Hastuti (2004) adalah menunjang perkembangan pribadi dan

perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta

meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan

yang bermakna bagi para partisipan.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

29

Menurut Romlah (2001) tujuan Bimbingan Kelompok adalah

sebagai berikut :

1. Memberi kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang

berrguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah

pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.

2. Memberi layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok.

3. Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih ekonomis dan

efektif dari pada melalui kegiatan bimbingan individual.

4. Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih

efektif.

2.2.4 Ciri-Ciri Bimbingan Kelompok

Menurut Nursalim dan Suradi (2002) dalam kehidupan sebuah

kelompok dinilai baik atau kurang baik, terdapat lima hal yang perlu

diperhatikan, yaitu:

1. Saling hubungan yang dinamis antar anggota

Dalam hubungan yang saling dinamis antar anggota kelompok,

menunjuk pada suasana antar hubungan itu sendiri, khususnya suasana

perasaan yang tumbuh di dalam kelompok itu sendiri. Suasana perasaan

yang dimaksud seperti rasa diterima atau ditolak, rasa senang dan benci,

rasa berani.

2. Tujuan bersama

Tujuan bersama adalah pusat dari kegiatan kehidupan kelompok.

Tujuan yang nyata hendak dimengerti dan diterima oleh semua anggota

kelompok, sehingga mereka benar-benar mengarahkan dan mewujudkan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

30

diri masing-masing sesuai dengan tujuan itu. Tanpa adanya tujuan

bersama yang jelas, dimengerti dan diterima, maka kelompok itu akan

kacau, bahkan para anggota merasa tidak menentu dan suasana

mencekampun dapat terjadi.

3. Hubungan antara besarnya kelompok dengan sifat kelompok

Adanya hubungan langsung antar besarnya kelompok dengan sifat

kelompok itu. Misalnya:

a. Kelompok yang terdiri atas 2 individu adalah kelompok paling ideal

untuk tercapainya keakraban, kekurangannya bila terjadi pertentangan

pendapat diantara kedua individu.

b. Kelompok yang terdiri atas 3 individu. Dinamika saling hubungan

diantara mereka dapat tumbuh subur, hanya bahayanya bila dua

individu diantaranya membentuk klik, maka yang seorang akan

menjadi terisolir.

c. Kelompok yang terdiri 4-8 individu. Kelompok ini termasuk

kelompok sedang. Kelompok ini tergolong baik untuk melaksanakan

hubungan kelompok. Tanpa dipimpin oleh konselor, kelompok dapat

memilih pimpinannya sendiri atau setidaknya dapat menentukan

aturan-aturan sendiri yang dapat dijadikan pegangan untuk semua

anggota.

d. Kelompok yang terdiri 8-30 individu adalah kelompok yang baik

untuk tujuan pendidikan tertentu, misalnya: latihan kepemimpinan.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

31

4. Iktikad dan sikap para anggota

Itikad baik dalam arti tidak mau menang sendiri, tidak sekedar

menanggapi atau menyerang pendapat orang lain adalah sangat penting

dalam kehidupan kelompok. sikap para anggota yang dimaksud bahwa

setiap anggota dapat memberi waktu dan kesempatan pada anggota lain

untuk mengemukakan pendapat secara leluasa. Jika sikap ini

berkembang, maka kehidupan kelompok yang baik dapat tumbuh dan

sebaliknya jika dalam kelompok itu para anggotanya merasa terpaksa

berada dalam kelompok, maka kehidupan kelompok tidak akan tumbuh.

5. Kemampuan mandiri

Setiap anggota kelompok tidak begitu saja terbawa oleh pendapat orang

lain. Dalam kelompok, anggota diharapkan dapat mengembangkan diri

dan mewujudkan dirinya masing-masing. Namun perlu diingat bahwa

dalam rangka mengembangkan diri dan mewujudkan tersebut tidak boleh

melanggar unsure itikat dan sikap kehidupan kelompok.kehadiran setiap

anggota kelompok perlu disertai dengan sikap tenggang rasa yang

selaras, serasi dan seimbang

2.2.5 Teknik bimbingan kelompok

1) Home Room Program

Yaitu suatu program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan agar

guru dapat mengenal murid-muridnya lebih baik, sehingga dapat

membantunya secara efisien. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dalam

bentuk pertemuan antara guru dengan murid diluar jam-jam pelajaran

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

32

untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Dalam program

home room ini hendaknya diciptakan suatu situasi yang bebas dan

menyenangkan, sehingga murid-murid dapat mengutarakan perasaannya

seperti dirumah. Dalam kesempatan ini diadakan Tanya jawab,

merencanakan suatu kegiatan, menampung pendapat,dan sebagainya.

Dalam contoh digambarkan guru merencanakan peninjauan keproyek

jalan raya. Murid-murid diberikan kebebasan untuk berbicara, bertanya

dan mengajukan usul.

2) Karyawisata (field trip)

Karyawisata atau field trip selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi

atau metode mengajar, dapat pula berfungsi sebagai salah satu teknik dalam

bimbingan kelompok. Denagn berkaryawisata murid mendapat kesempatan

meninjau objek-objek yang menarik dan mereka mendapat informasi yang

lebih baik dari objek itu. Disamping itu murid-murid mendapat kesempatan

untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan kelompok, misalnya

dalam berorganisasi, kerja sama, rasa tanggungjawab, percaya pada diri

sendiri. Juga dapat mengembangkan bakat dan cita-cita yang ada. Dalam

contoh seorang anak dapat kesempatan untuk mengembangkan

kesenangannya dan bakatnya dalam peninjauan keproyek jalan raya. Ia

dapat menunjukkan kemampuannya kepada teman-temannya dan

mengembalikan harga dirinya.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

33

3) Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu cara dimana murid-murid akan

mendapat kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap

murid dapat menyumbangkan pikiran masing-masing dalam memecahkan

suaru masalah. Dalam diskusi itu dapat tertanam pula rasa tanggungjawab

dan harga diri. Masalah yang mungkin dapat diduskusikan antara lain:

a. Pembagian kerja dalam suatu kegiatan kelompok

b. Perencanaan suatu kegiatan

c. Masalah-masalah pekerjaan

d. Masalah belajar

e. Masalah penggunaan waktu senggang

f. Masalah persahabatan, keluarga dsb.

4) Kegiatan Kelompok

Kegiatan kelompok merupakan teknik yang baik dalam bimbingan,

karena kelompok memberikan kesempatan kepada individu untuk

berpatisipasi dengan sebaik-baiknya. Banyak kegiatan tertentu yang lebih

berhasil jika dilakukan dalam kelompok. Untuk mengembangkan bakat-

bakat dan menyalurkan dorongan-dorongan. Juga dapat mengembangkan

tanggungjawab. Teknik sosiometri dapat banyak menolong dalam

pembentukan kelompok.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

34

5) Keorganisasian

Keorganisasian baik dalam lingkungan pendidikan maupun

dilingkungan masyarakat. Melalui organisasi ini banyak masalah

individual maupun kelompok dapa diselesaikan. Dalam organisasi murid

mendapat kesempatan untuk belajar mengenal berbagai aspek kehdupan

sosial. Mengaktifkan murid dalam mengembangkan bakat kepemimpinan

disamping memupuk rasa tanggungjawab dan harga diri.

6) Sosiodrama

Sosiodrama dipergunakan sebagai suatu tehnik didalam

memecahkan masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain

peranan. Di dalam sosiodrama ini individu akan memerankan suatu

peranan tertentu dari suatu masalah sosial. Dalam kesempatan itu individu

akan menghayati secara langsung situai masalah yang dihadapinya. Dari

pementasan itu kemudian diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan

masalahnya.

7) Psikodrama

Jika sosiodrama merupakan teknik memecahkan masalah sosial,

maka psikodrama adalah tehnik untuk memecahkan masalah-masalah

psikis yang dialami oleh individu. Dengan memerankan suatu peranan

tertentu, konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat dikurangi

atau dihindari. Kepada sekelompok murid dikemukakan suatu cerita yang

didalamnya tergambarkan adanya ketegangan psikis yang dialami

individu. Kemudian murid-murid diminta untuk memainkan dimuka kelas.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

35

Bagi murid yang mengalami ketegangan, permainan dalam peranan itu

dapat mengurangi ketegangannya.

8) Remedial Teaching

Remedial teaching atau pengajaran remedial yaitu bentuk pengajaran

yang diberikan seorang murid untuk membantu memecahkan kesulitan

belajar yang dihadapinya. Remedial ini mungkin berbentuk bermacam-

macam seperti penambahan pelajaran, pengulangan kembali, latihan-

latihan, penekanan aspek-aspek tertentu, tergantung dari jenis dan tingkat

kesulitan belajar yang dialami murid. Tehnik remedial ini dilakukan

setelah diadakan diagnose terhadap kesulitan yang dialami murid.

2.2.6 Materi layanan bimbingan kelompok, meliputi :

a. Pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat dan minat dan cita-cita serta

penyalurannya.

b. Pengenalan kelemahan diri dan penanggulangannya, kekuatan diri dan

pengembangannya.

c. Pengembangan kemampuan komunikasi, menerima/ menyampaikan

pendapat, bertingkah laku dan hubungan sosial, baik di rumah, sekolah

maupun dimasyarakat, teman sebaya di sekolah dan luar sekolah dan

kondisi/ peraturan sekolah.

d. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik di sekolah dan di

rumah sesuai dengan kemampuan pribadi siswa.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

36

e. Pengembangan teknik-teknik penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi

dan kesenian sesuai dengan kondisi fisik, sosial dan budaya.

f. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja dan upaya memperoleh

penghasilan.

g. Orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan karier yang

hendak dikembangkan.

h. Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.

2.2.7 Kelebihan dan Kelemahan Bimbingan Kelompok

a. Kelebihan

1. Diberikan kesempatan yang luas untuk mendapatkan dan

membicarakan berbagaihal yang ada disekitarnya.

2. Memiliki pemahaman yang objektif, tepat, dan cukup luas tentang

berbagai hal yang mereka bicarakan.

3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan diri dan

lingkungan mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang

mereka bicarakan dalam kelompok.

4. Menyusun program-program kegiatan untuk mewujudkan

penolakan terhadap yang buruk dan dukungan terhadap yang

baik.

5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan positif.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

37

Keuntungan Menggunakan metode Pendekatan Kelompok :

1. Anak bermasalah dapat mengenal dirinya melalui teman-teman

kelompok.

2. Melalui kelompok, sikap-sikap positif anak dapat dikembangkan

seperti toleransi, saling menghargai, kerjasama, tanggung jawab,

disiplin, kreativitas dan sikap-sikap kelompok lainnya.

3. Melalui kelompok dapat dihilangkan beban-beban moril seperti

malu, penakut, dan sifat-sifat egoistis, agresif, manja dan

sebagainya.

4. Melalui kelompok dapat dihilangkan ketegangan-ketegangan

emosi, konflik-konflik, kekecewaan-kekecewaan, curiga-

mencurigai, iri hati dan sebagainya.

5. Melalui kelompok dapat dikembangkan gairah hidup dalam

melakukan tugas, suka menolong, disiplin, dan sikap-sikap sosial

lainnya.

b. Kelemahan

1) Hanya terbatas pada pencegahan.

2) Lebih berorientasi pada pemberian informasi.

3) Kurang adanya interaksi antar sesama anggota kelompok.

2.2.8 Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995) ada

empat tahapan, yaitu :

1. Tahap I Pembentukan

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

38

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau

tahap memasukkan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap

ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga

mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik

oleh masing-masing, sebagian, maupun seluruh anggota. Memberikan

penjelasan tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing

anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa

bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main

yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah

dalam proses pelaksanaannya, mereka akan mengerti bagaimana cara

menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh

anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada

mereka.

2. Tahap II Peralihan

Tahap kedua merupakan “jembatan” antara tahap pertama dan

ketiga. Ada kalanya jembatan ditempuh dengan amat mudah dan lancar,

artinya para anggota kelompok dapat segera memasuki kegiatan tahap

ketiga dengan penuh kemauan dan kesukarelaan. Ada kalanya juga

jembatan itu ditempuh dengan susah payah, artinya para anggota

kelompok enggan memasuki tahap kegiatan kelompok yang sebenarnya,

yaitu tahap ketiga. Dalam keadaan seperti ini pemimpin kelompok,

dengan gaya kepemimpinannya yang khas, membawa para anggota

meniti jembatan itu dengan selamat.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

39

Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu:

a. Menjelaskan kegiaatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya

b. Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap

menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya

c. Membahas suasana yang terjadi

d. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota

e. Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama.

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang

pemimpin, yaitu:

a. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka

b. Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau

mengambil alih kekuasaannya.

c. Mendorong dibahasnya suasana perasaan.

d. Membuka diri, sebagai contoh dan penuh empati.

3. Tahap III Kegiatan

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka aspek-

aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-

masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari

pemimpin kelompok. ada beberapa yang harus dilakukan oleh pemimpin

dalam tahap ini, yaitu sebagai pengatur proses kegiatan yang sabar dan

terbuka, aktif akan tetapi tidak banyak bicara, dan memberikan dorongan

dan penguatan serta penuh empati.

Tahap ini ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

40

1. Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan masalah atau

topik bahasan.

2. Menetapkan masalah atau topik yang akan dibahas terlebih dahulu.

3. Anggota membahas masing-masing topik secara mendalam dan

tuntas.

4. Kegiatan selingan.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat

terungkapnya masalah atau topik yang dirasakan, dipikirkan dan dialami

oleh anggota kelompok. Selain itu dapat terbahasnya masalah yang

dikemukakan secara mendalam dan tuntas serta ikut sertanya seluruh

anggota secara aktif dan dinamis dalam pembahasan baik yang

menyangkut unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

4. Tahap IV Pengakhiran

Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok perhatian

utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada

hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Kegiatan kelompok

sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai seyogyanya mendorong

kelompok itu harus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama

tercapai secara penuh. Dalam hal ini ada kelompok yang menetapkan

sendiri kapan kelompok itu akan berhenti melakukan kegiatan, dan

kemudian bertemu kembali untuk melakukan kegiatan. Ada beberapa hal

yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

41

a. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera

diakhiri.

b. Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-

hasil kegiatan.

c. Membahas kegiatan lanjutan.

d. Mengemukakan pesan dan harapan.

Setelah kegiatan kelompok memasuki pada tahap pengakhiran,

kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan

penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok mampu menerapkan

hal-hal yang mereka pelajari (dalam suasana kelompok), pada kehidupan

nyata mereka sehari-hari.

2.3 Hasil Penelitian yang Relevan

Dari hasil penelitian Siti (2010) menunjukkan bahwa bimbingan

kelompok sangat berperan dalam upaya meningkatkan komunikasi

antar pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Brebes Tahun 2010/2011

terbukti rhitung lebih besar dari rtabel. Dalam penelitian yang peneliti

lakukan yang diberikan kepada siswa guna meningkatkan komunikasi

interpersonal siswa adalah bimbingan kelompok dengan teknik

permainan.

Sedangkan dari hasil penelitian Rani (2009) menunjukkan

bahwa siswa yang telah memperoleh layanan bimbingan kelompok

dengan teknik permainan ini, perilaku komunikasi antapribadinya

mengalami peningkatan yang signifikan, dimana peningkatan tersebut

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Interpersonal 2.1.1

42

sebesar 27,22%. Dari uji Wilcoxon diperoleh Zhitung

sebesar 5,14 dan

nilai Ztabel

pada taraf signifikan 5% dan N=10 diperoleh Ztabel

sebesar

1,96.

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dapat

meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal secara signifikan

siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga.