Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat
mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto,
2000:1). Sehingga dengan kata lain komunikasi massa merupakan pesan yang
disampaikan melalui media kepada banyak orang.
Layaknya komunikasi pada umumnya, komunikasi massa terdiri atas
unsur-unsur seperti sumber (source), pesan (message), saluran (channel),
penerima (receiver) dan efek (effect). Dalam komunikasi massa biasanya
sumber ini merupakan sebuah instansi, organisasi, lembaga atau orang yang
bekerja dengan fasilitas tersebut. Pesan yang disampaikan pun biasanya
merupakan pesan yang bersifat terbuka untuk umum dan diproduksi secara
massal serta dibutuhkan segera. Unsur saluran menyangkut pada semua
peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan
komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut antara lain
televise, radio, radio, surat kabar, majalah, film dan internet. Untuk penerima
sudah dikatakan bahwa pesan dari komunikasi massa ini adalah masyarakat luas
yang heterogen dan pada umumnya tidak saling mengenal. Sedangkan unsur
efek merupakan respon dan perubahan dari penerima setelah menerima pesan
tersebut. Efek dapat diketahui melalui tanggapan khalayak yang digunakan
sebagai umpan balik.
2.2 Konsep New Media
Apa yang acapkali disebut sebagai “media baru” atau “new media”, yang
lambat laun mulai dikenal pada tahun 80-an, sesungguhnya merupakan
perangkat media elektronik yang berbeda dengan penggunaan yang berbeda
pula (Dennis McQuail, 2005:16). Saat ini, saluran media dicirikan dengan
10
banyaknya pilihan yang membingungkan- terdapat ratusan saluran televisi
kabel dan program siaran sesuai permintaan yang dapat dijumpai setiap hari,
belum lagi internet yang memiliki isi beraneka ragam tanpa batas. Selanjutnya
dan mungkin yang lebih penting saat ini teknologi media baru memberi peluang
bagi selera dan mengkreasi isi media seperti blog, halaman Facebook, portal¸
dan catatan harian video Youtube. (Berger dkk, 2015: 381).
Ciri yang membedakan media baru dengan media lama ialah konsepnya
yang desentralisasi (pengadaan dan pemilihan berita tidak lagi sepenuhnya
berada di tangan pemasok komunikasi), komunikasi yang timbal balik, isi
penggunaan yang fleksibel dan juga kemampuan dari media baru ini tergolong
tinggi, karena pengantaran melalui kabel dan satelit mengatasi hambatan
komunikasi yang disebabkan oleh pemancar siaran lainnya. Secara umum,
media baru tidak saja telah menjembatani perbedaan pada beberapa media,
tetapi juga perbedaan antara batasan kegiatan komunikasi pribadi dengan
batasan kegiatan komunikasi politik.
2.2.1 Konsep Media Sosial
Perubahan tradisi komunikasi pada abad ke-21 ini ditandai sebagai era
internet. Van Djik (2013) yang dikutip oleh Rulli Nasrullah (2015:11)
mengatakan bahwa media sosial merupakan sebuah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam
beraktivitas maupun berkolaborasi. Maka dari itu media sosial dapat dilihat
sebagai medium atau fasilitator online yang menguatkan hubungan
antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial. Sedangkan menurut
Boyd (2009) yang juga dikutip oleh Rulli Nasrullah (2015:11) menjelaskan
media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan
individu untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus
tertentu saling berkolaborasi atau berbagi.
Mohammad Shoelhi (2015:127) mencoba menyebutkan ciri-ciri
media sosial hasil pengamatan Everett M. Rogers demikian yaitu interaktif,
demasif, dan asinkron. Dalam bukunya yang berjudul Media Sosial:
11
Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi Rulli Nasrullah
(2015:39-45) membagi media sosial menjadi enam kategori, antara lain:
a. Media Jejaring Sosial (social networking), merupakan medium yang
memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengan pengguna lain
bukan hanya melalui pesan teks namun juga pesan gambar maupun
video. Contoh dari media sosial jenis ini adalah facebook.
b. Jurnal online (blog), merupakan jenis media sosial yang memungkinkan
penggunanya untuk mengunggah dan saling mengomentari aktivitas
keseharian, tautan, informasi dan sebagainya. Media sosial jenis ini
dibagi menjadi dua: yang pertama kategori personal homepages, yaitu
pemilik menggunakan nama domain sendiri seperti .com atau .net;
kedua dengan menggunakan fasilitas penyedia halaman weblog gratis
seperti Wordpress (www.wordpress.com) atau Blogspot
(www.blogspot.com).
c. Jurnal online sederhana atau mikroblog (microblogging), merupakan
jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk menulis serta
mempublikasikan aktivitas serta pendapatnya. Secara historis,
kehadiran jenis media sosial ini merujuk pada munculnya twitter yang
hanya menyediakan ruang tertentu (maksimal 140 karakter).
d. Media berbagi (media sharing), adalah situs media sosial yang
memungkinkan penggunanya untuk berbagi maupun menyimpan
berbagai gambar, video dan media-media lainnya. Contoh dari media
berbagi yaitu YouTube, flickr, photobucket, atau snapfish.
e. Penanda sosial (social bookmarking), merupakan media sosial yang
bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola dan mencari
informasi atau berita tertentu secara online. Contohnya LintasMe,
Reddit.com.
f. Meda konten bersama (wiki), merupakan media sosial yang kontennya
adalah hasil kolaborasi dari penggunanya. Hampir sama seperti kamus
atau ensiklopedi, wiki memberikan pengertian, penjelasan atau rujukan
12
buku mengenai suatu kata. Kata wiki merujuk pada media sosial
Wikipedia.
2.2.1.1 Konsep Facebook
Pada ulasan diatas disebutkan bahwa facebook merupakan
media sosial jenis social networking. Dikatakan demikian karena
melalui facebook penggunanya dapat terhubung dengan teman dan
juga relasinya, maka situs social networking juga disebut dengan
situs pertemanan. Pada awalnya facebook disebut the facebook dan
dimulai sebagai sebuah website hasil hobi karya salah satu seorang
mahasiswa Universitas Harvard, Mark Zuckerberg pada tahun 2014.
Karena website tersebut disukai dan penggunanya mulai
menyarankan teman-teman mereka untuk bergabung, the facebook
menyebar ke universitas lain di penjuru negri dan menyebar secara
internasional (Kurniali, 2009:5).
Selain digunakan sebagai media pergaulan di dunia maya,
kenyataannya banyak hal yang penggunanya dapat lakukan melalui
facebook. Kegiatan tersebut akhirnya antara lain menulis catatan
seperti halnya blog, menampilkan foto sekaligus menandai identitas
orang-orang di dalamnya, promosi produk, pengumuman kegiatan,
membangun kelompok minat yang sama atau bahkan menghimpun
massa untuk kepentingan politik.
Facebook memiliki fitur grup. Sehingga jika penggunanya
memiliki suatu minat yang sama dengan pengguna lainnya, maka ia
bisa bergabung dengan grup tersebut. Manfaat dari pembuatan dan
bergabung dengan grup facebook layaknya perkumpulan hobi. Jika
ada informasi tebaru, setiap anggotanya dapat berbagi dan menerima
informasi tersebut. Bahkan jika dimungkinkan, bisa saja terjadi
pertemuan darat antarapengguna facebook dalam satu grup
(Sanjaya, 2009:93).
13
2.3 Konsep Opini Publik
Istilah opini publik bukan lagi istilah yang asing bagi dalam kehidupan
berkomunikasi masyarakat. KBBI mengartikan opini sebagai pendapat, yaitu
buah pemikiran atau perkiraan tentang suatu peristiwa, sedangkan publik
diartikan sebagai khalayak atau masyarakat luas. Berkaitan mengenai
pengertian dari opini publik, Helena Olli dan Novi Erlita (2011) berpendapat
bahwa opini publik adalah pengumpulan citra yang diciptakan oleh proses
komunikasi. Gambaran tentang sesuatu akan menimbulkan banyak tafsir bagi
para peserta komunikasi. Istilah opini publik mengacu pada sejumlah akumulasi
pendapat individual mengenai suatu isu dalam pembicaraan secara terbuka dan
berpengaruh terhadap sekelompok orang. Dengan kata lain istilah opini publik
sering digunakan untuk menunjuk ke pendapat-pendapat kolektif sejumlah
orang.
Opini publik terbagi menjadi 3 macam yaitu opini yang berisi ide atau
gagasan, opini yang merupakan hasil dari pemikiran serta opini yang
merupakan keyakinan atau ideologi. Dalam bukunya yang berjudul Pendapat
Umum, Bernard Hennessy (1990:4-6) menuliskan lima faktor munculnya opini
publik, antara lain:
a. Ada isu
Isu didefinisikan sebagai situasi kontemporer yang mungkin tidak
terdapat kesepakatan paling tidak ada unsur kontroversi terkendung
didalamnya, dan isu mengandung konflik kontemporer.
b. Ciri publik
Harus ada kelompok yang dikenal dan berkepentingan mengenai isu
tersebut.
c. Pilihan yang sulit
Faktor ini mengacu pada totalitas opini para anggota masyarakat dengan
persoalan itu.
d. Pernyataan opini
Berbagai pernyataan pendapat muncul mengenai isu tertentu.
e. Jumlah orang yang terlibat
14
Opini publik mensyaratkan besarnya masyarakat yang menaruh
perhatian mengenai isu tertentu.
Opini publik bersifat umum dan disampaikan oleh kelompok sosial secara
bersama-sama serta tidak permanen. Karena setiap publik memiliki persoalan
yang menuntut perhatian maka dengan sendirinya terbentuk banyak publik.
Istilah publik merujuk pada kelompok manusia yang berkumpul secara serta
merta dengan syarat-syarat sedang menghadapi isu tertentu, memiliki
perbedaan opini menanggapi isu tertentu dan tengah berusaha mengatasinya dan
mencari jalan keluar dari isu tertentu melalui sebuah diskusi.
Tahap-tahapan besar dalam pembentukan opini , yaitu1:
a. Awareness yaitu tahap pertama yang memfokuskan pada pemberian
informasi yang ingin disampaikan kepada publik.
b. Attention atau perhatian terhadap sebuah pesan.
c. Comprehension, pada tahapan ini si penerima mengerti atas isi pesan
yang diterimanya berdasarkan dua hal yaitu repetition atau pengulangan
akan pesan tersebut dan crediblity atau kredibilitas dari komunikator.
d. Retention yaitu kemampuan untuk mengingat kembali sebuah pesan
yang diterimanya.
e. Acceptance, yaitu tahap dimana si penerima pesan dapat menerima
pesan yang telah disampaikan oleh komunikator.
Berdasarkan tahapan pembentukkan opini publik, oleh Nimmo
(1989:29) karakteristik utama opini publik dapat di uraikan menjadi: Opini
mempunyai isi (opini adalah tentang sesuatu); arah (percaya-tidak percaya,
mendukung –menentang dsb); dan intensitas (kuat, sedang, atau lemah). Opini
itu sendiri memiliki tingkatan ataupun sastra, namun mempunyai arah, yaitu
seperti dibawah ini (Effendy, 1990:85) :
a. Positif (pro)
Jika opini yang ditampilkan secara eksplisit dan implisit mendukung
objek opini (individu memberikan pernyataan setuju).
1 https://tonz94.com/pers/opini-publik/ diakses pada tanggal 3 Oktober 2018 pukul 01.03 WIB
15
b. Netral
Apabila opini yang ditampilkan tidak memihak atau jika individu
memberikan pernyataan ragu-ragu.
c. Negatif (kontra)
Jika opini yang ditampilkan secara eksplisit dan implisit menolak atau
mencela objek opini (individu memberikan pernyataan tidak setuju).
Faktor-faktor yang dapat membentuk pendapat umum menurut D.W.
Rajeki (Ruslan, 1999:165) mempunyai tiga komponen yang dikenal dengan
istilah ABC of Attitude, yang penjelasannya sebagai berikut:
a. Komponen A : Affect (perasaan atau emosi). Komponen affect
berhubungan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci dan lain
sebagainya. Kemudian komponen afektif tersebut merupakan evaluasi
berdasarkan perasaan seseorang yang secara emotif (aspek emosional)
untuk menghasilkan penilaian yaitu baik atau buruk.
b. Komponen B ; Behaviour (tingkah laku). Komponen ini lebih
menampilkan tingkah laku atau perilaku seseorang, misalnya bereaksi
untuk memukul, menghancurkan, menerima, menolak dan sebagainya.
Jadi merupakan komponen untuk menggerakkan seseorang secara aktif
untuk melakukan tindakan atau berprilaku atas suatu reaksi yang sedang
dialaminya.
c. Komponen C : Cognition (pengertian atau nalar). Komponen kognisi
berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi,
pesan, fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya.
Komponen ini menghasilkan penilaian atau pengertian dari seseorang
berdasarkan penilaian atau rasio atau kemampuan nalarnya. Artinya
kognitif tersebut merupakan aspek kemampuan intelektualitas
seseorang yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
16
2.4 Definisi Netizen
Netizen atau yang juga disebut warganet (warga internet) menurut KBBI
adalah orang yang aktif dalam menggunakan internet. Sedangkan menurut riset
yang dilakukan oleh Hasanuddin dkk (2011:233) netizen adalah seseorang yang
mengakses internet selama kurang lebih tiga sampai empat jam sehari dengan
berbagai gadget – mulai dari PC di kantor, laptop pribadi, sampai ponsel.
Dengan kata lain, netizen dapat diartikan sebagai penduduk dunia virtual. Pada
era dunia baru dengan perkembangan teknologi netizen sudah tidak peduli lagi
akan pebedaan vertical dalam bentuk status, usia, pangkat, jabatan, suku dan
bangsa.
Netizen memiliki kecenderungan untuk lebih memilih menggunakan
internet sebagai media mereka mencari informasi dibanding TV, radio maupun
surat kabar. Mengapa demikian? Karena netizen merupakan orang-orang yang
highly connected dan selau mencari kemudahan ketika mencari sebuah sumber
informasi (Hassanudin dkk, 2011:234).
2.5 Konsep Analisis Isi
Analisis isi (content analysis) merupakan Teknik penelitian untuk
membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data
dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan
komunikasi atau isi komunikasi, begitu menurut Burhan Bungin (2010:155).
Metode ini sering digunakan para peneliti komunikasi ketika mereka
berhadapan dengan persoalan di media massa. Persoalan tersebut bisa saja
berasal dari isi pesan yang disajikan oleh media atau isi pesan yang tersaji di
dalam media. Nunung Prajarto (2010:34) juga menegaskan bahwa objektivitas
metode analisis isi dicapai dari level prosedur yang mampu memberi hasil sama
bila dilakukan oleh peneliti yang berbeda.
Dalam penelitian kualitatif, analisis isi ditekankan pada bagaimana
peneliti melihat keajekan isi komunikasi secara kualitatif, pada bagaimana
peneliti memaknai isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknai isi
interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi. Hal ini dikuatkan oleh
17
pernyataan Noeng Muhadjir yang dikutip oleh Bungin (2010:159), secara
Teknik content analysis mencakup upaya-upaya: klasifikasi lambing-lambang
yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi, dan
menggunakan Teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi. Cara kerja
analisis isi tidak jauh berbeda dengan kebanyakan analisis isi kuantitatif.
Peneliti memulai analisisnya dengan menggunakan lambang-lambang tertentu,
mengklasifikasi data tersebut dengan kriteria-kriteria tertentu serta melakukan
prediksi dengan Teknik analisis yang tertentu pula.
Bagan 1
Tahap Analisis Isi
Analisis isi kualitatif bersifat sistematis, analitis tetapi tidak kaku seperti
dalam analisis kuantitatif. Namun periset tetap harus kritis terhadap realitas
yang ada dalam teks yang akan dianalisis. Kategorisasi hanya digunakan
sebagai pemandu, sehingga kategori lain bisa jadi dan boleh muncul ketika
proses riset dilakukan. Saat ini banyak metode analisis yang berpijak dari
pendekatan analisis isi kualitatif. Antara lain analisis wacana, analisis framing,
analisis semiotika dan masih banyak lagi.
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Alien Chairina Husni mahasiswi
komunikasi Universitas Hasanudin dengan judul “OPINI PUBLIK DI MEDIA
SOSIAL TWITTER (Analisis Isi Opini Kekerasan Seksual Pada Anak)” pada
tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui opini publik di media
sosial twitter tentang kekerasan seksual pada anak dan untuk mengetahui faktor-
faktor pembentukan opini publik di media sosial twitter tentang kekerasan
seksual pada anak. Penelitian yang dilakukan dengan metode kuantitatif
deskriptif ini memperoleh hasil yaitu bahwa hanya ada 3 komponen yang
Menemukan
lambang/simbol
Klasifikasi data
berdasarkan
lambang/simbol
Prediksi/
menganalisis data
18
terbentuk yaitu affect (berkaitan dengan perasaan seseorang secara emosional
untuk menghasilkan penilaian bak dan buruk), behavior (tindakan atau perilaku
seseorang atas suatu reaksi yang sedang dialaminya) dan cognitive (aspek
kemampuan intelektualitas seseorang). Perbedaan dengan yang akan diteliti
oleh peneliti saat ini adalah fokus pada menggambarkan opini publik apa yang
terbentuk menanggapi deklarasi pasangan capres-cawapres 2019 grup media
sosial facebook Jaringan Salatiga Liberal serta pendekatan yang penulis lakukan
adalah pendekatan kualitatif.
Penelitian terdahulu selanjutnya berjudul “KEKERASAN DALAM
PROGRAM ANAK (Analisis Isi Kuantitatif Kekerasan Dalam Film Kartun
Spongebob Squarepants)” yang diteliti oleh Nopri Kusuma Wijaya mahasiswa
fakultas Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tahun 2013.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana frekuensi adegan
kekerasan yang terdapat dalam film Spongebob Squarepants pada tanggal 01 –
08 Mei 2013. Dan hasilnya adalah adegan kekerasan psikologis lebih dominan
dibanding kekerasan fisik. Perbedaan dengan yang akan diteliti oleh peneliti
saat ini adalah fokus pada penelitian yang menggunakan analisis isi kualitatif
untuk mengetahui opini publik apa yang terbentuk menanggapi deklarasi
pasangan capres-cawapres 2019 grup media sosial facebook Jaringan Salatiga
Liberal.
Penelitian terdahulu berikutnya ditulis oleh Dimas Utami
Kusumaningrum mahasiswa fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Atma
Jaya dengan judul “OPINI PUBLIK DALAM RUBRIK SMS WARGA
TENTANG KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (Analisis Isi Rubrik SMS
Warga Terkait Kecenderungan Opini Publik Tentang Kualitas Pelayanan Publik
“Trans Jogja” pada SKH Kompas Yogyakarta Periode Juni 2009 – Juni 2010)”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan opini publik
tentang kualitas pelayanan publik Trans Jogja melalui perantara teks SMS
sebagai unsur pesan yang dikirimkan oleh sumber pesan atau komunikator.
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis isi kuantitatif ini
memperoleh hasil bahwa kecenderungan opini publik dapat dilihat dari
19
kecenderungan kegiatan opini yang terjadi dan karakteristik opini yang
menandainya. Begitu pula dengan kualitas pelayanan publik yang tercermin
dari kriteria kualitas pelayanan publik. Perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti saat ini adalah fokus penelitian pada opini publik apa yang
terbentuk menanggapi deklarasi pasangan capres-cawapres 2019 grup media
sosial facebook Jaringan Salatiga Liberal.
2.7 Kerangka Berpikir
Bagan 2
(kerangka pikir penelitian)
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dapat dijelaskan bahwa deklarasi
capres-cawapres 2019 baik itu pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dan pasangan
Prabowo-Sandiaga pastinya mengundang masyarakat Indonesia untuk ikut
berpendapat. Tidak terkecuali masyarakat di Salatiga yang tergabung dalam grup
facebook Jaringan Salatiga Liberal. Anggota dari grup yang sampai pada tanggal 6
September 2018 beranggotakan 9.698 anggota ini tidak ketinggalan untuk
Arah Opini Intensitas Opini
Kiriman Grup Jaringan Salatiga Liberal
Terkait Deklarasi Pasangan Capres-
Cawapres 2019
Analisis Isi Kualitatif
Opini Publik Jaringan
Salatiga Liberal
Terkait Deklarasi
Pasangan Capres-
Cawapres 2019
Isi Opini ABC of Attitude
20
menyuarakan opini-opininya melalui grup tersebut kemudian mendiskusikannya.
Melihat fenomena tersebut, penulis hendak menganalisisnya menggunakan metode
analisis isi kualitatif guna mengerti opini publik apa yang terbentuk. Sedangkan
opini itu sendiri dibagi dalam beberapa kategori. Yang pertama isi opini, dalam
kategori ini penulis hendak melihat apa yang menjadi pokok bahasan dari kiriman
tersebut. Kedua, kategori arah opini yang meneliti tujuan dari kiriman. Ketiga,
dalam kategori intensitas opini penulis hendak melihat seberapa kritis kiriman
tersebut. Dan yang terakhir ABC of Attitude yang merupakan komponen
pembentukan opini publik. Sehingga dalam ABC of Attitude peneliti ingin melihat
komponen apa yang membentuk opini apakah komponen perasaan (affect), perilaku
(behavior) atau komponen kognisi (conitive).