12
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2000:1). Sehingga dengan kata lain komunikasi massa merupakan pesan yang disampaikan melalui media kepada banyak orang. Layaknya komunikasi pada umumnya, komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur seperti sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (receiver) dan efek (effect). Dalam komunikasi massa biasanya sumber ini merupakan sebuah instansi, organisasi, lembaga atau orang yang bekerja dengan fasilitas tersebut. Pesan yang disampaikan pun biasanya merupakan pesan yang bersifat terbuka untuk umum dan diproduksi secara massal serta dibutuhkan segera. Unsur saluran menyangkut pada semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut antara lain televise, radio, radio, surat kabar, majalah, film dan internet. Untuk penerima sudah dikatakan bahwa pesan dari komunikasi massa ini adalah masyarakat luas yang heterogen dan pada umumnya tidak saling mengenal. Sedangkan unsur efek merupakan respon dan perubahan dari penerima setelah menerima pesan tersebut. Efek dapat diketahui melalui tanggapan khalayak yang digunakan sebagai umpan balik. 2.2 Konsep New Media Apa yang acapkali disebut sebagai “media baru” atau “new media”, yang lambat laun mulai dikenal pada tahun 80-an, sesungguhnya merupakan perangkat media elektronik yang berbeda dengan penggunaan yang berbeda pula (Dennis McQuail, 2005:16). Saat ini, saluran media dicirikan dengan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat

mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto,

2000:1). Sehingga dengan kata lain komunikasi massa merupakan pesan yang

disampaikan melalui media kepada banyak orang.

Layaknya komunikasi pada umumnya, komunikasi massa terdiri atas

unsur-unsur seperti sumber (source), pesan (message), saluran (channel),

penerima (receiver) dan efek (effect). Dalam komunikasi massa biasanya

sumber ini merupakan sebuah instansi, organisasi, lembaga atau orang yang

bekerja dengan fasilitas tersebut. Pesan yang disampaikan pun biasanya

merupakan pesan yang bersifat terbuka untuk umum dan diproduksi secara

massal serta dibutuhkan segera. Unsur saluran menyangkut pada semua

peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan

komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut antara lain

televise, radio, radio, surat kabar, majalah, film dan internet. Untuk penerima

sudah dikatakan bahwa pesan dari komunikasi massa ini adalah masyarakat luas

yang heterogen dan pada umumnya tidak saling mengenal. Sedangkan unsur

efek merupakan respon dan perubahan dari penerima setelah menerima pesan

tersebut. Efek dapat diketahui melalui tanggapan khalayak yang digunakan

sebagai umpan balik.

2.2 Konsep New Media

Apa yang acapkali disebut sebagai “media baru” atau “new media”, yang

lambat laun mulai dikenal pada tahun 80-an, sesungguhnya merupakan

perangkat media elektronik yang berbeda dengan penggunaan yang berbeda

pula (Dennis McQuail, 2005:16). Saat ini, saluran media dicirikan dengan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

10

banyaknya pilihan yang membingungkan- terdapat ratusan saluran televisi

kabel dan program siaran sesuai permintaan yang dapat dijumpai setiap hari,

belum lagi internet yang memiliki isi beraneka ragam tanpa batas. Selanjutnya

dan mungkin yang lebih penting saat ini teknologi media baru memberi peluang

bagi selera dan mengkreasi isi media seperti blog, halaman Facebook, portal¸

dan catatan harian video Youtube. (Berger dkk, 2015: 381).

Ciri yang membedakan media baru dengan media lama ialah konsepnya

yang desentralisasi (pengadaan dan pemilihan berita tidak lagi sepenuhnya

berada di tangan pemasok komunikasi), komunikasi yang timbal balik, isi

penggunaan yang fleksibel dan juga kemampuan dari media baru ini tergolong

tinggi, karena pengantaran melalui kabel dan satelit mengatasi hambatan

komunikasi yang disebabkan oleh pemancar siaran lainnya. Secara umum,

media baru tidak saja telah menjembatani perbedaan pada beberapa media,

tetapi juga perbedaan antara batasan kegiatan komunikasi pribadi dengan

batasan kegiatan komunikasi politik.

2.2.1 Konsep Media Sosial

Perubahan tradisi komunikasi pada abad ke-21 ini ditandai sebagai era

internet. Van Djik (2013) yang dikutip oleh Rulli Nasrullah (2015:11)

mengatakan bahwa media sosial merupakan sebuah platform media yang

memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam

beraktivitas maupun berkolaborasi. Maka dari itu media sosial dapat dilihat

sebagai medium atau fasilitator online yang menguatkan hubungan

antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial. Sedangkan menurut

Boyd (2009) yang juga dikutip oleh Rulli Nasrullah (2015:11) menjelaskan

media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan

individu untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus

tertentu saling berkolaborasi atau berbagi.

Mohammad Shoelhi (2015:127) mencoba menyebutkan ciri-ciri

media sosial hasil pengamatan Everett M. Rogers demikian yaitu interaktif,

demasif, dan asinkron. Dalam bukunya yang berjudul Media Sosial:

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

11

Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi Rulli Nasrullah

(2015:39-45) membagi media sosial menjadi enam kategori, antara lain:

a. Media Jejaring Sosial (social networking), merupakan medium yang

memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengan pengguna lain

bukan hanya melalui pesan teks namun juga pesan gambar maupun

video. Contoh dari media sosial jenis ini adalah facebook.

b. Jurnal online (blog), merupakan jenis media sosial yang memungkinkan

penggunanya untuk mengunggah dan saling mengomentari aktivitas

keseharian, tautan, informasi dan sebagainya. Media sosial jenis ini

dibagi menjadi dua: yang pertama kategori personal homepages, yaitu

pemilik menggunakan nama domain sendiri seperti .com atau .net;

kedua dengan menggunakan fasilitas penyedia halaman weblog gratis

seperti Wordpress (www.wordpress.com) atau Blogspot

(www.blogspot.com).

c. Jurnal online sederhana atau mikroblog (microblogging), merupakan

jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk menulis serta

mempublikasikan aktivitas serta pendapatnya. Secara historis,

kehadiran jenis media sosial ini merujuk pada munculnya twitter yang

hanya menyediakan ruang tertentu (maksimal 140 karakter).

d. Media berbagi (media sharing), adalah situs media sosial yang

memungkinkan penggunanya untuk berbagi maupun menyimpan

berbagai gambar, video dan media-media lainnya. Contoh dari media

berbagi yaitu YouTube, flickr, photobucket, atau snapfish.

e. Penanda sosial (social bookmarking), merupakan media sosial yang

bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola dan mencari

informasi atau berita tertentu secara online. Contohnya LintasMe,

Reddit.com.

f. Meda konten bersama (wiki), merupakan media sosial yang kontennya

adalah hasil kolaborasi dari penggunanya. Hampir sama seperti kamus

atau ensiklopedi, wiki memberikan pengertian, penjelasan atau rujukan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

12

buku mengenai suatu kata. Kata wiki merujuk pada media sosial

Wikipedia.

2.2.1.1 Konsep Facebook

Pada ulasan diatas disebutkan bahwa facebook merupakan

media sosial jenis social networking. Dikatakan demikian karena

melalui facebook penggunanya dapat terhubung dengan teman dan

juga relasinya, maka situs social networking juga disebut dengan

situs pertemanan. Pada awalnya facebook disebut the facebook dan

dimulai sebagai sebuah website hasil hobi karya salah satu seorang

mahasiswa Universitas Harvard, Mark Zuckerberg pada tahun 2014.

Karena website tersebut disukai dan penggunanya mulai

menyarankan teman-teman mereka untuk bergabung, the facebook

menyebar ke universitas lain di penjuru negri dan menyebar secara

internasional (Kurniali, 2009:5).

Selain digunakan sebagai media pergaulan di dunia maya,

kenyataannya banyak hal yang penggunanya dapat lakukan melalui

facebook. Kegiatan tersebut akhirnya antara lain menulis catatan

seperti halnya blog, menampilkan foto sekaligus menandai identitas

orang-orang di dalamnya, promosi produk, pengumuman kegiatan,

membangun kelompok minat yang sama atau bahkan menghimpun

massa untuk kepentingan politik.

Facebook memiliki fitur grup. Sehingga jika penggunanya

memiliki suatu minat yang sama dengan pengguna lainnya, maka ia

bisa bergabung dengan grup tersebut. Manfaat dari pembuatan dan

bergabung dengan grup facebook layaknya perkumpulan hobi. Jika

ada informasi tebaru, setiap anggotanya dapat berbagi dan menerima

informasi tersebut. Bahkan jika dimungkinkan, bisa saja terjadi

pertemuan darat antarapengguna facebook dalam satu grup

(Sanjaya, 2009:93).

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

13

2.3 Konsep Opini Publik

Istilah opini publik bukan lagi istilah yang asing bagi dalam kehidupan

berkomunikasi masyarakat. KBBI mengartikan opini sebagai pendapat, yaitu

buah pemikiran atau perkiraan tentang suatu peristiwa, sedangkan publik

diartikan sebagai khalayak atau masyarakat luas. Berkaitan mengenai

pengertian dari opini publik, Helena Olli dan Novi Erlita (2011) berpendapat

bahwa opini publik adalah pengumpulan citra yang diciptakan oleh proses

komunikasi. Gambaran tentang sesuatu akan menimbulkan banyak tafsir bagi

para peserta komunikasi. Istilah opini publik mengacu pada sejumlah akumulasi

pendapat individual mengenai suatu isu dalam pembicaraan secara terbuka dan

berpengaruh terhadap sekelompok orang. Dengan kata lain istilah opini publik

sering digunakan untuk menunjuk ke pendapat-pendapat kolektif sejumlah

orang.

Opini publik terbagi menjadi 3 macam yaitu opini yang berisi ide atau

gagasan, opini yang merupakan hasil dari pemikiran serta opini yang

merupakan keyakinan atau ideologi. Dalam bukunya yang berjudul Pendapat

Umum, Bernard Hennessy (1990:4-6) menuliskan lima faktor munculnya opini

publik, antara lain:

a. Ada isu

Isu didefinisikan sebagai situasi kontemporer yang mungkin tidak

terdapat kesepakatan paling tidak ada unsur kontroversi terkendung

didalamnya, dan isu mengandung konflik kontemporer.

b. Ciri publik

Harus ada kelompok yang dikenal dan berkepentingan mengenai isu

tersebut.

c. Pilihan yang sulit

Faktor ini mengacu pada totalitas opini para anggota masyarakat dengan

persoalan itu.

d. Pernyataan opini

Berbagai pernyataan pendapat muncul mengenai isu tertentu.

e. Jumlah orang yang terlibat

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

14

Opini publik mensyaratkan besarnya masyarakat yang menaruh

perhatian mengenai isu tertentu.

Opini publik bersifat umum dan disampaikan oleh kelompok sosial secara

bersama-sama serta tidak permanen. Karena setiap publik memiliki persoalan

yang menuntut perhatian maka dengan sendirinya terbentuk banyak publik.

Istilah publik merujuk pada kelompok manusia yang berkumpul secara serta

merta dengan syarat-syarat sedang menghadapi isu tertentu, memiliki

perbedaan opini menanggapi isu tertentu dan tengah berusaha mengatasinya dan

mencari jalan keluar dari isu tertentu melalui sebuah diskusi.

Tahap-tahapan besar dalam pembentukan opini , yaitu1:

a. Awareness yaitu tahap pertama yang memfokuskan pada pemberian

informasi yang ingin disampaikan kepada publik.

b. Attention atau perhatian terhadap sebuah pesan.

c. Comprehension, pada tahapan ini si penerima mengerti atas isi pesan

yang diterimanya berdasarkan dua hal yaitu repetition atau pengulangan

akan pesan tersebut dan crediblity atau kredibilitas dari komunikator.

d. Retention yaitu kemampuan untuk mengingat kembali sebuah pesan

yang diterimanya.

e. Acceptance, yaitu tahap dimana si penerima pesan dapat menerima

pesan yang telah disampaikan oleh komunikator.

Berdasarkan tahapan pembentukkan opini publik, oleh Nimmo

(1989:29) karakteristik utama opini publik dapat di uraikan menjadi: Opini

mempunyai isi (opini adalah tentang sesuatu); arah (percaya-tidak percaya,

mendukung –menentang dsb); dan intensitas (kuat, sedang, atau lemah). Opini

itu sendiri memiliki tingkatan ataupun sastra, namun mempunyai arah, yaitu

seperti dibawah ini (Effendy, 1990:85) :

a. Positif (pro)

Jika opini yang ditampilkan secara eksplisit dan implisit mendukung

objek opini (individu memberikan pernyataan setuju).

1 https://tonz94.com/pers/opini-publik/ diakses pada tanggal 3 Oktober 2018 pukul 01.03 WIB

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

15

b. Netral

Apabila opini yang ditampilkan tidak memihak atau jika individu

memberikan pernyataan ragu-ragu.

c. Negatif (kontra)

Jika opini yang ditampilkan secara eksplisit dan implisit menolak atau

mencela objek opini (individu memberikan pernyataan tidak setuju).

Faktor-faktor yang dapat membentuk pendapat umum menurut D.W.

Rajeki (Ruslan, 1999:165) mempunyai tiga komponen yang dikenal dengan

istilah ABC of Attitude, yang penjelasannya sebagai berikut:

a. Komponen A : Affect (perasaan atau emosi). Komponen affect

berhubungan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci dan lain

sebagainya. Kemudian komponen afektif tersebut merupakan evaluasi

berdasarkan perasaan seseorang yang secara emotif (aspek emosional)

untuk menghasilkan penilaian yaitu baik atau buruk.

b. Komponen B ; Behaviour (tingkah laku). Komponen ini lebih

menampilkan tingkah laku atau perilaku seseorang, misalnya bereaksi

untuk memukul, menghancurkan, menerima, menolak dan sebagainya.

Jadi merupakan komponen untuk menggerakkan seseorang secara aktif

untuk melakukan tindakan atau berprilaku atas suatu reaksi yang sedang

dialaminya.

c. Komponen C : Cognition (pengertian atau nalar). Komponen kognisi

berkaitan dengan penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi,

pesan, fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya.

Komponen ini menghasilkan penilaian atau pengertian dari seseorang

berdasarkan penilaian atau rasio atau kemampuan nalarnya. Artinya

kognitif tersebut merupakan aspek kemampuan intelektualitas

seseorang yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

16

2.4 Definisi Netizen

Netizen atau yang juga disebut warganet (warga internet) menurut KBBI

adalah orang yang aktif dalam menggunakan internet. Sedangkan menurut riset

yang dilakukan oleh Hasanuddin dkk (2011:233) netizen adalah seseorang yang

mengakses internet selama kurang lebih tiga sampai empat jam sehari dengan

berbagai gadget – mulai dari PC di kantor, laptop pribadi, sampai ponsel.

Dengan kata lain, netizen dapat diartikan sebagai penduduk dunia virtual. Pada

era dunia baru dengan perkembangan teknologi netizen sudah tidak peduli lagi

akan pebedaan vertical dalam bentuk status, usia, pangkat, jabatan, suku dan

bangsa.

Netizen memiliki kecenderungan untuk lebih memilih menggunakan

internet sebagai media mereka mencari informasi dibanding TV, radio maupun

surat kabar. Mengapa demikian? Karena netizen merupakan orang-orang yang

highly connected dan selau mencari kemudahan ketika mencari sebuah sumber

informasi (Hassanudin dkk, 2011:234).

2.5 Konsep Analisis Isi

Analisis isi (content analysis) merupakan Teknik penelitian untuk

membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data

dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan

komunikasi atau isi komunikasi, begitu menurut Burhan Bungin (2010:155).

Metode ini sering digunakan para peneliti komunikasi ketika mereka

berhadapan dengan persoalan di media massa. Persoalan tersebut bisa saja

berasal dari isi pesan yang disajikan oleh media atau isi pesan yang tersaji di

dalam media. Nunung Prajarto (2010:34) juga menegaskan bahwa objektivitas

metode analisis isi dicapai dari level prosedur yang mampu memberi hasil sama

bila dilakukan oleh peneliti yang berbeda.

Dalam penelitian kualitatif, analisis isi ditekankan pada bagaimana

peneliti melihat keajekan isi komunikasi secara kualitatif, pada bagaimana

peneliti memaknai isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknai isi

interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi. Hal ini dikuatkan oleh

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

17

pernyataan Noeng Muhadjir yang dikutip oleh Bungin (2010:159), secara

Teknik content analysis mencakup upaya-upaya: klasifikasi lambing-lambang

yang dipakai dalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi, dan

menggunakan Teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi. Cara kerja

analisis isi tidak jauh berbeda dengan kebanyakan analisis isi kuantitatif.

Peneliti memulai analisisnya dengan menggunakan lambang-lambang tertentu,

mengklasifikasi data tersebut dengan kriteria-kriteria tertentu serta melakukan

prediksi dengan Teknik analisis yang tertentu pula.

Bagan 1

Tahap Analisis Isi

Analisis isi kualitatif bersifat sistematis, analitis tetapi tidak kaku seperti

dalam analisis kuantitatif. Namun periset tetap harus kritis terhadap realitas

yang ada dalam teks yang akan dianalisis. Kategorisasi hanya digunakan

sebagai pemandu, sehingga kategori lain bisa jadi dan boleh muncul ketika

proses riset dilakukan. Saat ini banyak metode analisis yang berpijak dari

pendekatan analisis isi kualitatif. Antara lain analisis wacana, analisis framing,

analisis semiotika dan masih banyak lagi.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Alien Chairina Husni mahasiswi

komunikasi Universitas Hasanudin dengan judul “OPINI PUBLIK DI MEDIA

SOSIAL TWITTER (Analisis Isi Opini Kekerasan Seksual Pada Anak)” pada

tahun 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui opini publik di media

sosial twitter tentang kekerasan seksual pada anak dan untuk mengetahui faktor-

faktor pembentukan opini publik di media sosial twitter tentang kekerasan

seksual pada anak. Penelitian yang dilakukan dengan metode kuantitatif

deskriptif ini memperoleh hasil yaitu bahwa hanya ada 3 komponen yang

Menemukan

lambang/simbol

Klasifikasi data

berdasarkan

lambang/simbol

Prediksi/

menganalisis data

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

18

terbentuk yaitu affect (berkaitan dengan perasaan seseorang secara emosional

untuk menghasilkan penilaian bak dan buruk), behavior (tindakan atau perilaku

seseorang atas suatu reaksi yang sedang dialaminya) dan cognitive (aspek

kemampuan intelektualitas seseorang). Perbedaan dengan yang akan diteliti

oleh peneliti saat ini adalah fokus pada menggambarkan opini publik apa yang

terbentuk menanggapi deklarasi pasangan capres-cawapres 2019 grup media

sosial facebook Jaringan Salatiga Liberal serta pendekatan yang penulis lakukan

adalah pendekatan kualitatif.

Penelitian terdahulu selanjutnya berjudul “KEKERASAN DALAM

PROGRAM ANAK (Analisis Isi Kuantitatif Kekerasan Dalam Film Kartun

Spongebob Squarepants)” yang diteliti oleh Nopri Kusuma Wijaya mahasiswa

fakultas Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tahun 2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana frekuensi adegan

kekerasan yang terdapat dalam film Spongebob Squarepants pada tanggal 01 –

08 Mei 2013. Dan hasilnya adalah adegan kekerasan psikologis lebih dominan

dibanding kekerasan fisik. Perbedaan dengan yang akan diteliti oleh peneliti

saat ini adalah fokus pada penelitian yang menggunakan analisis isi kualitatif

untuk mengetahui opini publik apa yang terbentuk menanggapi deklarasi

pasangan capres-cawapres 2019 grup media sosial facebook Jaringan Salatiga

Liberal.

Penelitian terdahulu berikutnya ditulis oleh Dimas Utami

Kusumaningrum mahasiswa fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Atma

Jaya dengan judul “OPINI PUBLIK DALAM RUBRIK SMS WARGA

TENTANG KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (Analisis Isi Rubrik SMS

Warga Terkait Kecenderungan Opini Publik Tentang Kualitas Pelayanan Publik

“Trans Jogja” pada SKH Kompas Yogyakarta Periode Juni 2009 – Juni 2010)”.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan opini publik

tentang kualitas pelayanan publik Trans Jogja melalui perantara teks SMS

sebagai unsur pesan yang dikirimkan oleh sumber pesan atau komunikator.

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis isi kuantitatif ini

memperoleh hasil bahwa kecenderungan opini publik dapat dilihat dari

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

19

kecenderungan kegiatan opini yang terjadi dan karakteristik opini yang

menandainya. Begitu pula dengan kualitas pelayanan publik yang tercermin

dari kriteria kualitas pelayanan publik. Perbedaan dengan penelitian yang

dilakukan peneliti saat ini adalah fokus penelitian pada opini publik apa yang

terbentuk menanggapi deklarasi pasangan capres-cawapres 2019 grup media

sosial facebook Jaringan Salatiga Liberal.

2.7 Kerangka Berpikir

Bagan 2

(kerangka pikir penelitian)

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dapat dijelaskan bahwa deklarasi

capres-cawapres 2019 baik itu pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dan pasangan

Prabowo-Sandiaga pastinya mengundang masyarakat Indonesia untuk ikut

berpendapat. Tidak terkecuali masyarakat di Salatiga yang tergabung dalam grup

facebook Jaringan Salatiga Liberal. Anggota dari grup yang sampai pada tanggal 6

September 2018 beranggotakan 9.698 anggota ini tidak ketinggalan untuk

Arah Opini Intensitas Opini

Kiriman Grup Jaringan Salatiga Liberal

Terkait Deklarasi Pasangan Capres-

Cawapres 2019

Analisis Isi Kualitatif

Opini Publik Jaringan

Salatiga Liberal

Terkait Deklarasi

Pasangan Capres-

Cawapres 2019

Isi Opini ABC of Attitude

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Komunikasi Massa

20

menyuarakan opini-opininya melalui grup tersebut kemudian mendiskusikannya.

Melihat fenomena tersebut, penulis hendak menganalisisnya menggunakan metode

analisis isi kualitatif guna mengerti opini publik apa yang terbentuk. Sedangkan

opini itu sendiri dibagi dalam beberapa kategori. Yang pertama isi opini, dalam

kategori ini penulis hendak melihat apa yang menjadi pokok bahasan dari kiriman

tersebut. Kedua, kategori arah opini yang meneliti tujuan dari kiriman. Ketiga,

dalam kategori intensitas opini penulis hendak melihat seberapa kritis kiriman

tersebut. Dan yang terakhir ABC of Attitude yang merupakan komponen

pembentukan opini publik. Sehingga dalam ABC of Attitude peneliti ingin melihat

komponen apa yang membentuk opini apakah komponen perasaan (affect), perilaku

(behavior) atau komponen kognisi (conitive).