69
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari digunakan dan dikonsumsi oleh audience (Sendjaja, 2002:21). Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Massa dalam arti komunikasi massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca. Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

  • Upload
    vannhi

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Komunikasi Massa

2.1.1 Komunikasi Massa

Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat

manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi

massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses

dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada

publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan

tersebut dicari digunakan dan dikonsumsi oleh audience (Sendjaja,

2002:21).

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media

massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja,

komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass

communication (media komunikasi massa). Massa dalam arti komunikasi

massa lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media

massa. Dengan kata lain, massa yang dalam sikap dan perilakunya

berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini

menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa atau pembaca.

Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright

dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk

komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

9

komunikator dan komunikasi secara massal, berjumlah banyak, bertempat

tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek

tertentu.

Defenisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner

(1980), yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa pada sejumlah besar orang, dari defenisi tersebut

dapat diketahui bahwa komunikasi itu harus menggunakan media massa.

Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan

televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan

majalah, keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film. Film

sebagai media komunikasi massa adalah bioskop (Ardianto, 2004:3).

Sedangkan menurut Jay Black dan Fredrick C. Whitney (1988),

komunikasi massa dalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang

diperoleh secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa

penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Banyak defenisi dari

komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli

komunikasi. Tetapi, dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah

kesamaan defenisi satu sama lain. Melalui defenisi itu dapat diketahui

karakteristik dari komunikasi massa, yaitu:

1. Komunikator Terlembagakan

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi

kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur

dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

10

2. Pesan Bersifat Umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang

atau satu kelompok masyarakat tertentu. Oleh karenanya, pesan

komunikasi massa bersifat umum.

3. Komunikatornya Anonim dan Heterogen

Komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena

komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping

anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri

dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran

pesanpesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media

massa tersebut hampir bersamaan.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa

berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media

massa yang akan digunakan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

11

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.

Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima

pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog.

7. Stimuli Alat Indra ”Terbatas”

Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media

massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio

siaran, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan

film, menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed)

Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang

disampaikan oleh komunikan (Ardianto, 2004:7).

Menurut Wright (1959) dalam buku Teori Komunikasi (Saverin, 2007:4),

perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam

defenisikomunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relative

besar,heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk

bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan

sifatnya sementara.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

12

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam

sebuahorganisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya

yang besar.

Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa

terdiri atas:

1. Fungsi Pengawasan

Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan

persuasif.Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas

preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada

masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.

2. Fungsi Social Learning

Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.

Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada

masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.

3. Fungsi Penyampaian Informasi

Yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas.

Yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan

kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat.

4. Fungsi Transformasi Budaya

Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan

bersamasama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang

didukung oleh media massa.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

13

5. Hiburan

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama

karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi

hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi

komunikasi massa. Adapun efek komunikasi massa oleh Lavidge dan

Steiner, 1961 terdiri atas enam langkah yang dikelompokkan dalam tiga

dimensi atau kategori-kategori berikut: kognitif, afektif, dan konatif.

Kognitif berhubungan dengan pengetahuan kita tentang segala sesuatu,

afektif berhubungan dengan sikap kita terhadap sesuatu dan konatif

berhubungan dengan tingkah laku kita terhadap sesuatu (Saverin,

2007:16)

2.1.2 Media Massa

Media Massa (Mass Media) adalah chanel, media/medium,

saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi

massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel

of mass communication). Komunikasi massa sendiri merupakan

kependekan dari komunikasi melalui media massa (communicate with

media).

Yang termasuk media massa terutama adalah suratkabar, majalah,

radio, televisi, dan film sebagai The Big Five of Mass Media (Lima Besar

Media Massa), juga internet (cybermedia, media online).

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

14

Jenis Media Massa:

1. Media Massa Cetak (Printed Media). Media massa yang dicetak dalam

lembaran kertas. Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa

cetak secara rinci meliputi (a) koran atau suratkabar (ukuran kertas

broadsheet atau 1/2 plano), (b) tabloid (1/2 broadsheet), (c) majalah (1/2

tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto), (d) buku (1/2 majalah), (e)

newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8), dan (f) buletin

(1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media massa umumnya

terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature.

2. Media Massa Elektronik (Electronic Media). Jenis media massa yang

isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan

menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.

3. Media Online (Online Media, Cybermedia), yakni media massa yang

dapat kita temukan di internet (situs web).

Peran Media Massa

Denis McQuail (1987) mengemukakan sejumlah peran yang

dimainkan media massa selama ini, yakni:

1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta

menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan/promosi.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

15

2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi

masyarakat.

3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.

4. Wahana pengembangan kebudayaan –tatacara, mode, gaya hidup,

dan normal.

5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan

masyarakat.

Karakteristik Media Massa

1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau

orang banyak.

2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek

kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga

menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya

orang banyak (masyarakat umum).

3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan,

atau siaran sekian jam per hari.

4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan

priode mengudara atau jadwal terbit.

5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan

peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga

berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

16

Fungsi Media Massa

Fungsi media massa sejalan dengan fungsi komunikasi

massa sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut.

Harold D. Laswell:

1. Informasi (to inform)

2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

Wright:

1. Pengawasan (Surveillance) – terhadap ragam peristiwa yang

dijalankan melalui proses peliputan dan pemberitaan dengan

berbagai dampaknya –tahu, panik, terancam, gelisah, apatis, dsb.

2. Menghubungkan (Correlation) – mobilisasi massa untuk

berpikir dan bersikap atas suatu peristiwa atau masalah.

3. Transmisi Kultural (Cultural Transmission) – pewarisan

budaya, sosialisasi.

4. Hiburan (Entertainment).

De Vito:

1. Menghibur

2. Meyakinkan – e.g. iklan, mengubah sikap, call for action.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

17

3. Menginformasikan

4. Menganugerahkan status – menunjukkan kepentingan

orang-orang tertentu; name makes news. “Perhatian massa

= penting”.

5. Membius – massa terima apa saja yang disajikan media.

6. Menciptakan rasa kebersatuan –proses identifikasi.

UU No. 40/1999 tentang Pers:

1. Menginformasikan (to inform)

2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Pengawasan Sosial (social control) –pengawas

perilaku publik dan penguasa.

2.1.3 Film

Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis

plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini

sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media

yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang

tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada

penggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam

bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami

perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

18

selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita,

cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada

awalnya adalah karya sinematografi yang memenfaatkan media selluloid

sebagai penyimpannya. Sejalan dengan perkembangan media penyimpan

dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah

film cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film).

Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media

selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi

gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat

disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi

dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.

Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah

pengertian film dari istilah yeng mengacu pada bahan ke istilah yeng

mengacu pada bentuk karya seni audio-visual.

Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni

yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.

2.1.4 Jenis-Jenis Film

Film ada beberapa jenis yakni:

1 Film Dokumenter (Documentary Films)

Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film

pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang

perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

19

puluh enam tahun kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali

digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal Inggris John

Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty.

Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif

merepresentasikan realitas (Susan Hayward, Key Concept in

Cinema Studies, 1996, hal 72). Sekalipun Grierson mendapat

tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan sampai

saat ini. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai

cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus

diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran

informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok

tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal

senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul

berbagai aliran dari film documenter misalnya dokudrama

(docudrama). Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi

tujuantujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih

menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil

yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam

dokudrama, realita tetap menjadi pegangan. Kini dokumenter

menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia. Para

pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang banyak hal

ketika terlibat dalam produksi film dokumenter. Tak hanya itu,

film dokumenter juga dapat membawa keuntungan dalam jumlah

yang cukup memuaskan. Ini bisa dilihat dari banyaknya film

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

20

dokumenter yang bisa kita saksikan melalui saluran televisi

seperti program National Geographic dan Animal Planet. Bahkan

saluran televisi Discovery Channel pun mantap menasbih diri

sebagai saluran televisi yang hanya menayangkan program

documenter tentang keragaman alam dan budaya.

Selain untuk konsumsi televisi, film dokumenter juga

lazim diikutsertakan dalam berbagai festival film di dalam dan

luar negeri. Sampai akhir penyelenggaraannya tahun 1992,

Festival Film Indonesia (FFI) memiliki kategori untuk penjurian

jenis film dokumenter. Di Indonesia, produksi film dokumenter

untuk televisi dipelopori oleh stasiun televisi pertama kita,

Televisi Republik Indonesia (TVRI). Beragam film documenter

tentang kebudayaan, flora dan fauna Indonesia telah banyak

dihasilkan TVRI. Memasuki era televisi swasta tahun 1990,

pembuatan film dokumenter untuk televisi tidak lagi dimonopoli

TVRI. Semua televisi swasta menayangkan program film

dokumenter, baik produksi sendiri maupun membelinya dari

sejumlah rumah produksi. Salah satu gaya film dokumenter yang

banyak dikenal orang, salah satunya karena ditayangkan secara

serentak oleh lima stasiun swasta dan TVRI adalah Anak Seribu

Pulau (Miles Production, 1995). Dokudrama ini ternyata disukai

oleh banyak kalangan sehingga sekitar enam tahun kemudian

program yang hampir sama dengan judul Pustaka Anak Nusantara

(Yayasan SET, 2001) diproduksi untuk konsumsi televisi.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

21

Dokudrama juga mengilhami para pembuat film di Hollywood.

Beberapa film terkenal juga mengambil gaya dokudrama seperti

JFK (tentang presiden Kenedy), Malcom X, dan Schindler’s List.

2 Film Cerita Pendek (Short Films)

Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di

banyak negara seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika

Serikat, dan juga Indonesia, film cerita pendek dijadikan

laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi

seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film

cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para

mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai

dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik.

Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri

untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini

dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.

3 Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)

Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi

90-100 menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk

dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With

Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi

India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

22

4 Profil Perusahaan (Corporate Profile)

Film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu

berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misal tayangan

“Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat

bantu presentasi atau promosi.

5 Iklan Televisi (TV Commercial)

Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran

informasi, baik tentang produk(iklan produk) maupun layanan

masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service

announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk

yang diiklankan secara eksplisit, artinya ada stimulus audio-visual

yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan iklan layanan

masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk

terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan

tersebut. Dengan demikian, iklan layanan masyarakat umumnya

menampilkan produk secara implisit.

6 Program Televisi (TV Programme)

Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi.

Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni

cerita dan noncerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok

yakni fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial

(TV series), film televisi/FTV (populer lewat saluran televisi

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

23

SCTV) dan film cerita pendek. Kelompok nonfiksi menggarap

aneka program pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari

daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap

variety show, TV quis, talkshow, dan liputan berita (news).

7 Video Klip (Music Video)

Video klip adalah sarana bagi produser music untuk

memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan

pertama kali lewat saluran televisi MTV tahun 1981. Di

Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai

bisnis yang mengiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi

swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri

tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip

menjadi bisnis utama (core busines) mereka. Di Indonesia tak

kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahun.

2.1.5 Produksi Film

Mengacu pada profesi yang pada keseluruhan proses produksi,

berikut beberapa penjelasan tentang proses produksi dalam manajemen

produksi film.

1. Pra produksi dan Development

Pra produksi adalah sebuah tahap persiapan sebelum kegiatan

syuting dimulai. Proses ini sangat menentukan kelancaran kegiatan

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

24

syuting nantinya. Oleh karena itu proses ini harus dijalankan dengan

sebaik-baiknya. Ada beberapa pekerjaan pada pra produksi ini,

diantaranya yaitu:

a. Pemilihan Style

Pemilihan style film yang akan dibuat harus sesuai dengan

kemampuan skill yang kita miliki. Juga harus disesuaikan dengan budget

yang tersedia. Apabila tidak, maka hasil dari film yang kita buat tidak

akan maksimal, bahkan mungkin gagal total. Adapun beberapa style yang

sering kita lihat yaitu :

1) Full animasi ( mengandalkan skill dibidang animasi )

2) Full Cinematografi ( mengandalkan skill dibidang sinematografi )

3) Gabungan antara keduanya.

b. Pemilihan Tema dan Ide Cerita

Tema merupakan garis besar visual yang akan kita buat. Pemilihan tema

dilakukan secara brain storming. Misalnya temanya adalah alam, ghotic,

humor, dan lain-lain. Setelah mendapatkan tema, kemudian kita buat

detail dalam bentuk synopsis. Banyak melihat pada referensi adalah hal

yang sangat baik. Bagi sebagian kita, referensi kadang membuat kita

ingin membuat sesuatu diluar jangkauan ketrampilan kita. Hal ini kadang

membuat kualitasnya tanggung atau jelek sama sekali. Pemilihan ide dan

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

25

referensi ini sesuai dengan keterampilan kita agar tantangannya tetap ada.

Jangan terlalu terjebak dengan aturan-aturan dalam pembuatan cerita

film. Menurut pengalaman, hal ini dapat membuat sebuah film cerita

tidak sama dengan aturan sebuah video lainnya.

Dalam pencarian sebuah ide untuk synopsis, harus memperhitungkan hal

penting ini :

1. Penyesuaian budget

2. Feel

3. Skill

4. Lihat referensi

5. dan peralatan yang ada

Setelah synopsis jadi, selanjutnya dibuatlah script, story board,

director script. Menurut pengalaman story board, meskipun cukup sulit

dibuat namun cukup berguna, hanya saja jangan sampai terjebak dalam

proses ini, karena kadang pembuatannya terlalu memakan waktu dan

kurang akurat dengan kondisi saat syuting.

Director script cukup penting dibuat untuk kemudahan bagi sutradara

pada pelaksanaan syuting. Director script juga sangat membantu dalam

efesiensi waktu dan juga akurasi dalam memvisualisasikan script.

Adapun format lain dalam penyususnan desain pra produksi ini yaitu :

a. Ide dan tema cerita

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

26

b. Sinopsis

c. Outline

d. Skenario

e. Analisa scenario :

1. Analisa pesan

2. Analisa karakter

3. Analisa setting

4. Analisa property

5. Analisa wardrobe

f. Breakdown & Sub breakdown

g. Hunting Plan

h. Hunting

i. Hunting report ( pemain, property, wardrobe, lokasi, transportasi,

logistic, akomodasi )

j. Direcror shot

k. Floor plan

l. Storyboard

m. Desain proses & jadwal

n. Desain budget

o. Konsep penyutradaraan, art, kamera, sound, editing

p. Estimasi budget art dan kamera termasuk kedalam desain budget

q. List property dan wardrobe yang termasuk kedalam hunting report

r. Crew list

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

27

c. Persiapan Produksi

Setelah proses diatas berjalan dan selesai, proses selanjutnya adalah

sebagai berikut :

-Pembentukan tim kerja

-Pemilihan talent dan ekstras (dengan audisi)

-Penyediaan art properties, costum dll

-Pencarian lokasi dan perijinan

-Penyediaan peralatan syuting

Proses-proses tersebut diatas sangat penting demi kelancaran

syuting. Apabila salah satu proses terabaikan, maka kegiatan syuting

akan terganggu. Meskipun kita bekerja dengan budget yang rendah

namun proses diatas harus tetap dijalankan. Penghematan biaya biasa

dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan meminimalkan

jumlah kru ( tetap ada batasan maksimal ). Atau dengan menggunakan

fasilitas gratis.

2. Produksi

Tahapan ini dimana hampir seluruh team work mulai bekerja. Seorang

sutradara, produser atau line produser sangat dituntut kehandalannya

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

28

untuk mengatasi kru dalam tiap tahap ini. Beberapa faktor penting yang

perlu diperhatikan adalah :

a. Manajemen Lapangan

Manajemen lapangan mencakup beberapa hal, yaitu:

• Manajemen lokasi ( perijinan, keamanan, keselamatan )

• Talent koordinasi ( koordinasi kostum, make up dll )

• Manajemen waktu ( koordinasi konsumsi, kecepatan kerja, penyediaan

alat )

• Crew koordinasi ( koordinasi para kru )

Attitude dalm bekerja merupakan hal yang sangat penting. Kesabaran,

pengertian dan kerjasama merupakan attitude yang diperlukan untuk

mencapai sukses. Berdoa sebelum bekerja dan briefing sebelum memulai

merupakan hal yang baik untuk menyatukan semangat, visi dan attitude

yang diinginkan. Jangan pernah kehilangan control emosi pada saat

syuting. Apalagi semua bekerja dengan keterbatasan waktu.

b. Kegiatan Shooting

Tahap ini adalah tahap dimana kepiawaian sutradara, DOP, dan kru

sangat menentukan. Kualitas gambar adalah selalu ingin kita capai. Oleh

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

29

karena itu penguasaan kamera dan ligthing sangatlah penting. Untuk

mencapai hasil maksimal dengan alat yang kita gunakan, ada beberapa

hal yang harus kita ketahui.

1. Shooting outdoor

Shooting outdoor biasa menekan budget, namun harus berhati-hati

melakukannya karena sangat bergantung dari keadaan cuaca saat syuting

dilakukan. Beberapa yang harus dipersiapkan saat syuting outdoor

adalah:

- cahaya matahari ( hard, soft )

- reflector ( silver, gold )

- hujan buatan

- camera setting ( irish, speed, white balance, focus)

- crowd control ( working with ekstras )

2. Shooting indoor

Shooting indoor lebih cepat terkontrol daripada shooting outdoor,

namun dibutuhkan peralatan yang cukup lengkap. Antara lain :

- penggunaan lighting sederhana

- penggunaan filter

- make up

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

30

- pemilihan back ground

- monitor

3. Visual efek

Beberapa trik mudah untuk dilakukan untuk membuat video kelihatan

lebih menarik antara lain dengan :

- reserve motion

- fast motion ( normal lipsync )

- slow motion (normal lipsync )

- crhoma key ( blue screen )

Beberapa hal lain pada saat produksi yang juga perlu untuk diperhatikan

yaitu :

• makan/ logistik

• sewa peralatan

• film

• transportasi

• akomodasi

• telekomunikasi

• dokumentasi

• medis

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

31

3. Pasca Produksi

Tahap ini adalah tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan

shooting yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Kesalahan pada waktu

shooting sebagian mungkin diselesaikan pada tahap ini.

a) Editing

Kerjasama sutradara dan editor adalah diperlukan. Editing sebuah film

membutuhkan rasa, oleh karena itu diperlukan pemahaman emosi yang

akan diedit. Pemahaman tentang software yang digunakan juga sangat

membantu maksimalnya hasil editing. Beberapa yang dilakukan antara

lain :

o capturing ( optimalisasi )

o format file

o feel

o colouring

o fades and cuts

o kualitas gambar ( film look )

b) Pemilihan format akhir

Format akhir dari film harus sesuai dengan yang telah disepakati bersama

saat pra produksi.Beberapa yang menjadi acuan kerja, serta masuk dalam

anggaran kerja pasca produksi adalah :

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

32

1. Lab/ ruang editing

2. Editor

3. Mixer

4. Sound, director, enginer

5. Telecine

6. Konsumsi

7. Transportasi

8. Telekomunikasi

9. Mastering

10. poster

4. Bedah Film ( The Making Of )

Adalah pembahasan tentang pembuatan film selama pra hingga pasca.

2.1.6 Pelaku Sinematografi

Berikut beberapa penjelasan tentang profesi sinematografi yang ada pada

proses pembuatan film :

Produser

Adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kelahiran

sebuah film. Seorang sosok produser adalah sosok sentral yang

menjalankan sebuah produksi film. Tidak dengan uang tapi dengan visi.

Sebab dengan modal visilah dia bisa memutuskan apakah cerita itu bisa

dikembangkan menjadi film layer lebar, kemampuan yang harus dimiliki

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

33

yaitu : mengelola keuangan, mencari dana, berbicara dengan calon

investor, menyatukan sejumlah orang untuk terjadinya sejumlah film.

Para produser adalah orang yang bekerja lebih awal hingga paling akhir

dari produksi film. Artinya seorang produser harus memiliki kemampuan

yang sangat kompleks dari semua bagian yang ada di bawahnya untuk

menjadikan dia mampu mengelola sebuah film.

Manajer Produksi

Kerja manajer produksi bak coordinator harian yang mengatur

kerja dan memaksimalkan potensi yang ada di seluruh departemen yang

ada. Dalam produksi sebuah film. Ialah yang bertanggung jawab dalam

operasi produksi mulai tahap pra produksi sampai produksi usai. Tiap

hari ia membuat ceklist mendaftar apa yang sudah dan yang belum

dikerjakan, sambil mengantisipasi masalah yang mungkin timbul dan

menyiapkan alternative pemecahannya.

Sutradara

Profesi inipun kerap kali menjadi cita-cita banyak orang.

Ketajaman visi sangat diperlukan supaya dapat menghidupkan cerita

untuk bisa dinikmati di layar lebar. Dia yang harus mengontrol aspek

dramatis dan artistik selama proses produksi berlangsung. Ia juga harus

mengarahkan seluruh kru dan artis untuk bisa mewujudkan film.

Sutradara adalah story teller lewat medium film jauh lebih penting dari

pada kepahaman tentang film sendiri. Kemampuan memimpin,

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

34

komunikasi, visi, sikap, dan pemahaman soal hidup sangat juga

diperlukan.

Asisiten sutradara I

Ditahap pra produksi, diperlukan seorang untuk membantu

sutradara untuk menterjemahkan hasil direktor treatment kedalam script

breakdown dan shooting schedule. Orang ini diberi predikat asissten

sutradara I, orang inilah yang mendiskusikan segala keperluan shooting

dan manajer produksi.

Penulis skenario

Penilis skenario harus bisa mengatakan sesuatu dengan jelas.

Memahami maksud dari cerita. Memahami maksud cerita (berperan sama

seperti arsirek untuk membangun cerita ), menulis skenario adalah

pekerjaan kolaboratif yang dilakukan si penulis dengan orang yang punya

visi yang sama, dalam hal ini sutradara dan produser.

Produser pelaksana

Menjadi produser pelaksana diperlukan kemampuan manajerial,

kemampuan mengelola anggaran. Kepemimpin, dan komunikasi.

Tugasnya adalah memotivasi dan visi buat terjadinya film, bekerja

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

35

selama proses produksi berlangsung. Tugas utamanya adalah

memaksimalkan hasil produksi dalam bentuk film.

Penata kamera/ fotografi ( DOP )

Menguasai cerita, paham alat, tahu bagaimana menceritakan

sesuatu, bisa menentukan penggambaran cerita itu. Menguasai teknik

pencahayaan. Menguasai kemampuan manajerial maupun membuat

jaringan komunikasi serta mempunyai hubungan yang baik dengan

sutradara.

Kameramen

Adalah seorang yang menoprasikan kamera. Seorang kamera

person wajib mengetahui seluk beluk kamera sehingga dapat

menuangkan visual sesuai yang diinginkan sutradara.

Desain produksi

Diperlukan sebagai asissten sutradara menentukan suasana dan

warana yang tampil dalam film. Desain produksi menterjemahkan

keinginan kreatif sutradara dan merancangnya. Untuk itu diperlukan

pengetahuan yang luas, kreatif dan teknis agar seseorang desian produksi

mampu menuangkan keinginan sutradara menjadi rancangan yang mudah

dimengerti tiap kepala departement.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

36

Penata kostum dan penata rias

Bisa ditekuni oleh pria atau wanita. Berhubungan dengan kamera,

jadi harus mendiskusikan kesemuanya dengan penata gambar.

Memahami karakter dari tokoh. Bertugas membantu sutradara

menghidupkan karakter, bukan hanya mendadani pemain. Bekerja secara

tim, punya sistem kerja, kemempuankomunikasi, bekerja keras dan tidak

mudah panik.

Lighting

Sesorang yang bertugas menjadi lighting mempunyai peranan

yang cukup besar, karena kualitas gambar dari sebuah shot akan semakin

baik jika cahaya yang digunakan tertata dengan baik.

Penyunting gambar/ editor

Syarat menjadi editor adalah kesabaran. Mempunyai kemampuan

bercerita, musik, rapi dan rajin mencatat. Ini jauh lebih penting dari pada

kemampuan menggunakan komputer. Mampu berkomunikasi dengan

sutradara. Keputusan pada ruang editing didasarkan pada kebutuhan

cerita dan pertimbangan kebutuhan penonton.

Penata suara dan penata music

Di Indonesia unsur audio belum menjadi prioritas. Padahal film

bukan hanya membutuhkan gambar, itulah mengapa namanya film

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

37

se3bagai media audio visual. Profesi inin adalah pekerjaan seni namun

membutuhkan kemampuan engineering. Profesi ini sesuai dengan orang

yang gemar pada teknologi. Dalam mengerjakan film sesuai dengan

script. Dalam memasukkan atau menghilangkan noise bisa menggunakan

musik library, bisa juga dengan browsing, dengan syarat mencantumkan

pada credit title.

Talent

Mereka adalah figure yang ada kebutuhan dengan skenario dan

syuting. Kebituhan mereka pada penyelenggara festival adalha mereka

bisa melihat kualitas performa mereka saat di layar serta mampu untuk

membandingkan kualitas mereka dengan film lainnya. Selain itu juga

sebagai sarana belajar mereka untuk mengenal beragam karakter di film.

Serta berkesempatan untuk bertemu dengan para pekerja film lainnya

untuk mengembangkan jaringan.

Publisis

Publikasi membutuhkan strategi komunikasi, sementara promosi

lebih pada kegiatan pasang iklan di media sebanyak-banyaknya. Publikasi

memungkinkan calon penonton untuk terinformasi soal film yang akan

dia tonton. Dalam arti dia akan tahu lebih dari sekedar judul film itu apa.

Dengan stratergi publikasi yang baik bisa juga menjadi penyelamat film

yang mungkin jelek.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

38

• Dari yang dijelaskan diatas bahwa kru atau seluruh tim inti

mempunyai tugas masing-masing yang sangat berpengaruh dalam

produksi film ,maka dari semua itu diperlukan keefektivitasan

dalam bekerja.

2.2. Efektivitas

2.2.1 Pengertian Efektivitas

Menurut Ravianto (1989:113), pengertian efektivitas adalah

seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang

menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa

apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik

dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.

Ndraha (2005:163), efisiensi digunakan untuk mengukur proses,

efektivitas guna mengukur keberhasilan mencapai tujuan”. Khusus

mengenai efektivitas pemerintahan ,Ndraha(2005:163) mengemukakan:

Efektivitas (effectiveness) yang didefinisikan secara abstrak

sebagai tingkat pencapaian tujuan, diukur dengan rumus hasil dibagi

dengan (per) tujuan. Tujuan yang bermula pada visi yang bersifat abstrak

itu dapat dideduksi sampai menjadi kongkrit, yaitu sasaran (strategi).

Sasaran adalah tujuan yang terukur, Konsep hasil relatif, bergantung pada

pertanyaan, pada mata rantai mana dalam proses dan siklus pemerintahan,

hasil didefinisikan. Apakah pada titik output? Outcome? Feedback? Siapa

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

39

yang mendefinisikannya : Pemerintah, yang-diperintah atau bersama-

sama?

Apapun penilaiannya, efektivitas birokrasi yang

menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintah menjadi hal yang sangat

penting dalam proses penyelenggaaan pemerintahan daerah.

Barnard (dalam Prawirosoentono, 1997: 27) berpendapat

“Accordingly, we shall say that an action is effective if it specific

objective aim. It is efficient if it satisfies the motives of the aim, whatever

it is effective or not.” Pendapat ini antara lain menunjukkan bahwa suatu

kegiatan dikatakan efektif apabila telah mencapai tujuan yang ditentukan.

Mengutip Ensiklopedia administrasi, (The Liang Gie,

1967) menyampaikan pemahaman entang efektifitas sebagai berikut :

Efektifitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian

mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau

seseorang melakukan suatu perbuatan denngan maksud tertentu yang

memang dikehendaki. Maka orang itu dikatakan efektif kalau

menimbulkan atau mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki.

Dari diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hal dapat

dikatakan efektif apabila hal tersebut sesuai dengan dengan yang

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

40

dikehendaki. Artinya, pencapaian hal yang dimaksud merupakan

pencapaian tujuan dilakukannya tindak-tindakan untuk mencapai hal

tersebut. Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian

suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Suatu usaha atau kegiatan

dapat dikatakan efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah

mencapai tujuannya. Apabila tujuan yang dimaksud adalah tujuan suatu

instansi maka proses pencapaian tujuan tersebut merupakan keberhasilan

dalam melaksanakan program atau kegiatan menurut wewenang, tugas

dan fungsi instansi tersebut.

Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa

jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal

tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986)

yang menjelaskan bahwa :

“Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa

jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana

makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi

efektifitasnya”.

Sedangkan pengertian efektivitas menurut Schemerhon John R. Jr.

(1986:35) adalah sebagai berikut :

“ Efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur

dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

41

(OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) >

(OS) disebut efektif ”.

Adapun pengertian efektivitas menurut Prasetyo Budi Saksono

(1984) adalah :

“ Efektivitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output

yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input “.

Dari pengertian-pengertian efektivitas tersebut dapat disimpulkan

bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh

target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen,

yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Berdasarkan

hal tersebut maka untuk mencari tingkat efektivitas dapat digunakan

rumus sebagai berikut :

Efektivitas = Ouput Aktual/Output Target >=1

Ø Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau

sama dengan 1 (satu), maka akan tercapai efektifitas.

Ø Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan kurang daripada

1 (satu), maka efektifitas tidak tercapai.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

42

2.2.2 Efektivitas Kerja

Pengrtian efektivitas kerja adalah kemampuan untuk memilih

tujuannya tepat atau peralatan-peralatan untuk pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan.

Efektifitas adalah hasil membuat keputusan untuk menunjukkan

pengarahan tenaga kerja bawahan atau disebut juga manajemen

efektivitas kepemimpinan, yang membantu memenuhi misi suatu

perusahaan atau pencapaian tujuan.

Efektivitas adalah keadaan dan kemampuan berhasilnya suatu

kerja yang dilakukan oleh manusia untuk memberikan guna yang

diharapkan. Untuk melihat efektivitas kerja pada umumnya dipakai empat

macam pertimbangan, yaitu : Pertimbangan ekonomi, pertimbangan

fisiologi, pertimbangan psikologi dan pertimbangan sosial.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja

Faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja menurut Richard M

Steers ada empat faktor yaitu :

1. Karakteristik organisasi

Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi

organisasi. Struktur dan teknologi dengan berbagai cara. Struktur yang

dimaksud adalah hubungan yang relatif tetap sifatnya, seperti dijumpai

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

43

dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia.

Struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orang atau

mengelompokkan orang-orang didalam menyelesaikan pekerjaan.

Sedangkan yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu perusahaan

untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Dengan teknologi yang

tepat akan menunjang kelancaran organisasi didalam mencapai sasaran, di

samping itu juga dituntut adanya penempatan orang yang tepat pada

tempat yang tepat pula.

2. Karakteristik Lingkungan

Karakteristik organisasi berpengaruh terhadap efektivitas di

samping lingkungan luar dan dalam telah dinyatakan berpengaruh

terhadap efektivitas. Lingkungan luar yang dimaksud adalah luar

perusahaan misalnya hubungan dengan masyarakat sekitar, sedang

lingkungan dalam lingkup perusahaan misalnya karyawan atau pegawai

di perusahaan tersebut. Keberhasilan hubungan organisasi lingkungan

tampaknya amat tergantung pada tiga variabel yaitu :

1) Tingkat keterdugaan keadaan lingkungan

2) Ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan

3) Tingkat rasionalitas organisasi.

Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi

terhadap perubahan lingkungan makin tepat tanggapannya, makin

berhasil adaptasi yang dilakukan oleh organisasi.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

44

3. Karakteristik pekerja

Pada kenyataannya, para karyawan atau pekerja perusahaan

merupakan factor pengaruh yang paling penting atas efektivitas karena

perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau

merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan sumberdaya

yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya

yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.

4. Kebijaksanaan dan praktek manajemen

Dengan makin rumitnya proses teknologi serta makin rumit dan

kejamnya lingkungan, maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi

orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit.

Kebijaksanaan dan praktek manajemen dapat mempengaruhi atau dapat

merintangi pencapaian tujuan, ini tergantung bagaimana kebijaksanaan

dan praktek manajemen dalam tanggung jawab terhadap para karyawan

dan organisasi. Dari penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas kerja, seperti yang dikemukakan oleh( Henry Fanyol dalam

Sutarto ) yang menamakan asasnya dengan “Prinsiples of Organisasi”

(asas-asas organisasi) sebagai berikut:

1. Devision of work (pembagian kerja)

2. Authority and responsibility (wewenang dan tanggung jawab)

3. Disiplin (disiplin)

4. Unity of commond (kesatuan perintah)

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

45

5. Unityof direction (kesatuan arah)

6. Subordination of individual interest general interest (kepentingan

individu dibawah kepentingan umum)

7. Remunaration (pay) of personnel (gaji pegawai/karyawan)

8. Centralization (sentralisasi)

9. Scalarchain (rangkaian skala)

10. Order (ketertiban)

11. Equity (keadilan)

12. Stability of tenure of personnel (kestabilan masa kerja

pegawai/karyawan)

13. Initiative (inisiatif)

14. Espritdecorp (kesatuan jiwa korp)

2.2.4 Tolok Ukur Efektivitas

Dalam penelitian ini untuk mengukur efektivitas kerja karyawan,

peneliti menggunakan kriteria ukuran yang dikemukakan oleh Richard M.

Steers yaitu dalam usaha membina pengertian efektivitas kerja yang

semua bersifat abstrak itu menjadi sedikit banyak lebih konkrit dan dapat

diukur, beberapa analis organisasi berusaha mengindentifikasikan segi-

segi yang lebih menonjol yang berhubungan dengan konsep ini, walaupun

ada sederetan panjang criteria evaluasi yang dipakai, namun kriteria yang

paling banyak dipakai meliputi berikut ini:

a. Kemampuan menyesuaikan diri (keluwesan)

b. Produktivitas (prestasi kerja)

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

46

c. Kepuasan kerja

d. Kemampuan berlaba

e. Pencapaian sumber daya

(Richard M Steers, terjemahan Magdalena 1985:134-135)

Dalam hubungannya dengan penelitian ini lebih menekankan pada

kreteria yang berhubungan langsung dengan para karyawan yang akan

melaksanakan tugas pekerjaan yaitu :

a. Kemampuan menyesuaikan diri (keluwesan)

Kemampuan kerja manusia terbatas baik fisik, waktu, tempat,

pendidikan serta faktor lain yang membatasi kegiatan manusia.

Adanya keterbatasan ini yang menyebabkan manusia tidak dapat

mencapai pemenuhan semua kebutuhannya tanpa melalui yang lain.

Setiap orang yang masuk ke dalam organisasi dituntut untuk

menyesuaikan diri dengan orang-orang yang bekerja di dalamnya

maupun dengan tugas pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut.

Kemampuan menyesuaikan diri ini sangat penting karena hal tersebut

merupakan sarana tercapainya kerjasama antara karyawan yang dapat

mendukung tercapainya tujuan organisasi. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Richard M. Steers berikut ini : “Pada

kenyataannya mudah dijelaskan bahwa kunci keberhasilan organisasi

bagi pencapian tujuan” (Richard M. Steers, terjemahan Magdalena

1985: 134-135)

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

47

b. Prestasi Kerja

Menurut penjelasan Richard M. Steers prestasi kerja yaitu

suatu penyelesaian tugas pekerjaan yang sudah dibebankan sesuai

dengan target yang telah ditentukan bahkan ada yang melebihi target

yang telah ditentukan sebelumnya. Lebih lanjut Richard M. Steers

mengemukakan hal sebagai berikut ini : “secara sederhana umumnya

orang percaya bahwa prestasi kerja individu merupakan fungsi

gabungan dari tiga faktor penting yaitu :

1. Kemampuan dan minat seorang pekerja.

2. Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan.

3. Peranan seorang pekerja dan tingkat motivasi kerja

Untuk mencapai prestasi seperti yang diinginkan maka

diperlukan kerja keras sesuai dengan fungsi peranan di dalam

organisasi yang dimasukinya. Prestasi kerja dapat dirasakan bila

seseorang telah berhasil melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Prestasi kerja yang telah

dicapai akan mempengaruhi orang lain untuk dapat melakukan hal

yang sama dengan demikian maka hasil kerja di dalam organisasipun

mungkin lebih baik.

Dari uiaraian diatas maka dapat disampaikan bahwa prestasi

kerja juga merupakan faktor penting dalam rangka mencapai tujuan

organisasi, karena tanpa adanya prestasi kerja keberhasilan dalam

mencapai tujuan organisasi akan sulit. Hal ini sesuai yang

dikemukakan Richard M. Steers yaitu tanpa prestasi yang baik di

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

48

semua tingkat organisasi pencapaian tujuan dan keberhasilan

organisasi menjadi suatu yang sulit.

c. Kepuasan Kerja.

Kepuasan kerja adalah faktor yang berhubungan langsung

dengan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai karyawan dalam

pencapaian tujuan organisasi. Dalam hal ini Richard M. Steers

mengemukakan hal sebagai berikut : Kepuasan kerja adalah tingkat

kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaan

dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu, bahwa mereka dapat

imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi

pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti menarik kesimpulan tentang

pengertian kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan dalam

melaksanakan pekerjaan yang dibebankan sebagai akibat dari imbalan

yang diterima untuk memenuhi kebutuhan, bila kebutuhan karyawan

terpenuhi maka mereka akan merasa puas dan senang.

d. Kemampuan berlaba.

Kemampuan pekerja memberikan sumbangan pada suatu

organisasi, sebagai imbangan motivasi pekerja yang sangat

menentukan kehendak pekerja untuk menyumbang. Sifat-sifat ini

dianggap relative mantap sepanjang waktu, walaupun mungkin akan

timbul beberapa perubahan akibat intervensi dari luar (misalnya

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

49

latihan). Dalam penelitian ini yang diperhatikan adalah implikasi

variasi sifat dalam pengaruhnya terhadap karya dan efektivitas.

Hasil riset menunjukkan bahwa keberhasilan manajemen erat

hubungannya dengan tingkat kemampuan intelektual seseorang.

Organisasi yang orientasinya terpusat pada laba akan mengarahkan

tenaga kerjanya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai

pembagian tugas agar tercapainya efisiensi kerja sehingga

meningkatkan profit organisasi yang akan berdampak pada

tercapainya efektivitas.

e. Pencapaian Sumber Daya.

Sehubungan dengan pencapaian sumber daya telah

diidentifikasi tiga bidang yang saling berhubungan.

Pertama, mengintegrasikan dan mengkoordinasi berbagai sub

sistem organisasi (yaitu produktif, pendukung pemeliharaan,

penyesuai dan manajemen) sehingga setiap sub sistem

mempunyai sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan

tugas utamannya. Jika sub sistem ini dikoordinasikan dengan

tepat, energi yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan yang

diarahkan ketujuan menjadi lebih efesien. Kedua, berhubungan

dengan penetapan, pengimplementasian dan pemeliharaan

pedoman-pedoman kebijakan. Pedoman kebijakan dapat

mendukung efektifitas organisasi dengan memastikan bahwa

organisasi menarik manfaat dari keputusan dan tindakan yang lalu

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

50

dan menekan pemborosan enerji atau fungsi ganda dalam beberap

bagian sampai seminimal mungkin.

Ketiga, setiap ancangan sistem pada penelaah organisasi

mengakui adanya serangkaian umpan balik dan lingkaran kendali

yang menjalankan fungsi gyroskopik demi menjamin agar

organisasi tetap pada terjadinya dalam usaha pencapaian tujuan.

Walaupun system pengendalian dapat bermacam-macam

bentuknya (keuangan, fisik atau barang, manusia). Namun dalam

penelitian ini tertutama diperhatikan aspek manusia dari sistem

pengendalian. Tekni-teknik seperti akunting manusia

menunjukkan potensi untuk lebih mengakui pentingnya tingkah

laku manusia sebagai factor penentu efektifitas. Dalam penelitian

ini yang digunakan sebagai indicator variabel Efektifitas Kerja

adalah :

1. Kemampuan menyesuaikan diri (keluwesan).

2. Prestasi Kerja

3. Kepuasan Kerja

2.3. Sumber Daya Manusia

2.3.1 Pengertian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi

yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya

sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

51

mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam

menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang

seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM

lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk

suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para

praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.

Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya

manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu

manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-

organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya

sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.

Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan

sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi

institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di

luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini

SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai

dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio

investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di

sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih

mengemuka.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

52

2.3.2 Tujuan dan Manfaat pengembangan Sumber Daya Manusia

Tujuan pengembangan sumber daya manusia menurut Martoyo

(1992) adalah dapat ditingkatkannya kemampuan, keterampilan dan sikap

karyawan/anggota organisasi sehingga lebih efektif dan efisien dalam

mencapai sasaran-sasaran program ataupun tujuan organisasi.

Menurut Manullang (1980), tujuan pengembangan pegawai

sebenarnya sama dengan tujuan latihan pegawai. Sesungguhnya tujuan

latihan atau tujuan pengembangan pegawai yang efektif, adalah untuk

memperoleh tiga hal yaitu :

1. menambah pengetahuan

2. menambah ketrampilan

3. merubah sikap

Sedangkan manfaat dan tujuan dari kegiatan pengembangan

sumber daya manusia menurut Schuler (1992), yaitu :

a) Mengurangi dan menghilangkan kinerja yang buruk

Dalam hal ini kegiatan pengembangan akan meningkatkan kinerja

pegawai saat ini, yang dirasakan kurang dapat bekerja secara efektif dan

ditujukan untuk dapat mencapai efektivitas kerja sebagaimana yang

diharapkan oleh organisasi.

b) Meningkatkan produktivitas

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

53

Dengan mengikuti kegiatan pengembangan berarti pegawai juga

memperoleh tambahan ketrampilan dan pengetahuan baru yang

bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan mereka. Dengan semikian

diharapkan juga secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas

kerjanya.

c) Meningkatkan fleksibilitas dari angkatan kerja

Dengan semakin banyaknya ketrampilan yang dimiliki pegawai,

maka akan lebih fleksibel dan mudah untuk menyesuaikan diri dengan

kemungkinan adanya perubahan yang terjadi dilingkungan organisasi.

Misalnya bila organisasi memerlukan pegawai dengan kualifikasi

tertentu, maka organisasi tidak perlu lagi menambah pegawai yang baru,

oleh Karena pegawai yang dimiliki sudah cukup memenuhi syarat untuk

pekerjaan tersebut.

d) Meningkatkan komitmen karyawan

Dengan melalui kegiatan pengembangan, pegawai diharapkan

akan memiliki persepsi yang baik tentang organisasi yang secara tidak

langsung akan meningkatkan komitmen kerja pegawai serta dapat

memotivasi mereka untuk menampilkan kinerja yang baik.

e) Mengurangi turn over dan absensi

Bahwa dengan semakin besarnya komitmen pegawai terhadap

organisasi akan memberikan dampak terhadap adanya pengurangan

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

54

tingkat turn over absensi. Dengan demikian juga berarti meningkatkan

produktivitas organisasi.

Jika disimak dari pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan pengembangan pegawai, pada umumnya adalah sebagai

berikut :

1. Agar pegawai dapat melakukan pekerjaan lebih efisien.

2. Agar pengawasan lebih sedikit terhadap pegawai.

3. Agar pegawai lebih cepat berkembang.

4. Menstabilisasi pegawai.

Manfaat dari pengembangan pegawai dapat dilihat dalam dua sisi

yaitu :

A. Dari sisi individu pegawai yang memberi manfaat sebagai berikut :

1) Menambah pengetahuan terutama penemuan terakhir dalam bidang

ilmu pengetahuan yang bersangkutan, misalnya prinsip-prinsip dan

filsafat manajemen yang terbaik dan terakhir.

2) Menambah dan memperbaiki keahlian dalam bidang tertentu sekaligus

memperbaiki cara-cara pelaksanaan yang lama.

3) Merubah sikap.

4) Memperbaiki atau menambah imbalan/balas jasa yang diperoleh dari

organisasi tempat bekerja.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

55

B. Dari sisi organisasi, pengembangan pegawai dapat memberi manfaat

sebagai berikut :

1) Menaikkan produktivitas pegawai.

2) Menurunkan biaya.

3) Mengurangi turnover pegawai

4) Kemungkinan memperoleh keuntungan yang lebih besar, karena

direalisirnya ketiga manfaat tersebut terlebih dahulu.

2.4. Freelance

2.4.1 Pengertian Freelance

Freelance menurut wikipedia adalah seseorang yang bekerja

sendiri dan tidak berkomitmen kepada majikan jangka panjang tertentu.

Istilah "tenaga lepas" atau "pekerja lepas" adalah untuk

seseorang yang melakukan suatu pekerjaan. Pekerjaan yang mereka jalani

sendiri disebut "pekerjaan lepas". Dalam bentuk bahasa Inggrisnya,

"freelance", istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Sir Walter Scott

(1771-1832) dari Britania Raya dalam novelnya "Ivanhoe" untuk

menggambarkan seorang "tentara bayaran abad pertengahan" atau

metafora untuk sebuah "tombak yang bebas" ("free-lance")

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

56

(menunjukkan bahwa tombak tidak disumpah untuk melayani majikan

apapun, bukan bahwa tombak tersedia gratis).

Jadi, secara singkat Freelance adalah sebuah profesi yang

membuat pelakunya tidak terikat dalam sebuah komitmen yang panjang

dengan pemberi kerja. Dengan kata lain, Freelance adalah bekerja sesuai

dengan proyek yang telah diberikan, dan kemudian mendapatkan

kompensasi setelah proyek selesai.

2.4.2 Keuntungan Bekerja Freelance

Fleksibel waktu

Umumnya, Anda bebas mengerjakan tugas Anda kapan saja asal

bisa diselesaikan sebelum batas waktu (deadline) yang telah ditentukan.

Jadi, Anda bisa libur semaunya dan bisa lebih dekat dengan keluarga.

Anda juga tidak perlu pergi ke kantor yang mungkin harus melewati

kemacetan yang membuat stres.

Tidak perlu mendapat tekanan dari atasan atau perusahaan

Anda bekerja untuk Anda sendiri, jadi tidak ada atasan yang akan

memarahi Anda atau menyuruh Anda melakukan sesuatu yang tidak

Anda suka. Tidak ada peraturan perusahaan yang akan menyulitkan

Anda. Jika Anda tidak menyukai pekerjaan tersebut, Anda cukup mencari

pekerjaan lain dengan mudah tanpa ada ikatan kontrak perusahaan.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

57

Pendapatan yang Lebih Besar

Biasanya seorang pekerja lepasan mendapatkan pendapatan yang

lebih besar karena semua keuntungan dapat dinikmati sendiri atau bila

harus berbagi, porsinya lebih besar dibandingkan gaji yang biasa

diterima. Sebagai pekerja freelance, Anda bisa mengatur sendiri besarnya

pendapatan yang ingin Anda terima.

2.4.3 Kelemahan Bekerja Freelance

Tidak ada kepastian pendapatan tetap setiap bulan

Berbeda dengan pekerja kantoran yang menerima gaji setiap

bulan, freelancer harus berjuang mencari proyek agar mendapatkan

penghasilan tiap bulan.

Siap bekerja di hari libur

Anda mungkin harus menerima telapon atau terpaksa megerjakan

proyek Anda pada hari Minggu akibat deadline yang sudah dekat. Atau

pada saat orang lain sedang rekreasi, Anda terpaksa sibuk mengerjakan

proyek tersebut karena pesanan pemilik proyek. Bahkan karena tidak

dibatasi jam kerja, Anda harus mengerjakan pekerjaan tersebut hingga

larut malam. Bahkan tidak jarang pekerja freelance tidak tidur untuk

menyelesaikan proyek mereka.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

58

Mengerjakan banyak hal sendiri

Selain mengerjakan proyek yang akan dibuat, bila Anda harus

mencari proyek sendiri, berarti Anda harus bertindak seperti seorang

tenaga penjualan (sales), belajar berbicara yang menarik seperti seorang

public relation, mengatur pemasukan dan pengeluaran uang selama

mengerjakan proyek seperti seorang akuntan, dan tentunya sebagai tenaga

ahli di bidang yang Anda kerjakan.

2.4.4 Perlindungan Hukum Untuk Pekerja Freelance

Dalam pasal 1 UU No. 25 Tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan

menyebutkan yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah tiap orang laki-

laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau akan melakukan pekerjaan,

baik di dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa

atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan perjanjian kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja

dan pengusaha secara lisan dan/atau tertulis, baik untuk waktu tertentu

maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak,

dan kewajiban para pihak.

Perjanjian kerja ini dibuat atas dasar :

a. kemauan bebas kedua belah pihak;

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

59

b. kemampuan atau kecakapan kedua belah pihak;

c. adanya pekerjaan yang diperjanjikan;

d. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban

umum, kesusilaan, dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Perjanjian kerja dibuat bisa untuk :

a. waktu tertentu, bagi hubungan kerja yang dibatasi oleh jangka waktu

berlakunya perjanjian atau selesainya pekerjaan tertentu; Perjanjian ini

dibuat secara tertulis dan tidak dapat mensyaratkan adanya masa

percobaan kerja. Dibuat atas kemauan kedua belah pihak.

b. waktu tidak tertentu, bagi hubungan kerja yang tidak dibatasi oleh

jangka waktu berlakunya perjanjian atau selesainya pekerjaan tertentu.

Dapat mensyaratkan masa percobaan kerja selama-lamanya 3 bulan.

Selama masa percobaan , pengusaha dilarang membayar upah pekerjanya

dibawah upah minimum yang ditetapkan oleh Menteri.

Perjanjian kerja yang sedang berlaku dapat diubah atau ditarik

kembali asal ada persetujuan dari kedua belah pihak. Perubahan

perjanjian kerja bukanlah membuat perjanjian kerja yang baru, melainkan

isi dari perjanjian kerja diadakan perubahan.

Jika suatu perjanjian mengandung unsur-unsur dari beberapa

perjanjian, perjanjian itu disebut perjanjian campuran. Jika ada perjanjian

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

60

campuran, dimana dalam perjanjian itu mengandung beberapa unsur

perjanjian yang salah satu unsurnya adalah perjanjian kerja, maka

menurut pasal 1601 c ayat (1) KUHPerdata ditentukan : "Jika suatu

perjanjian memiliki unsur perjanjian kerja dan unsur perjanjian macam

lain, maka yang berlaku adalah baik ketentuan mengenai perjanjian kerja,

maupun ketentuan mengenai perjanjian macam lainnya itu yang unsurnya

terkandung di dalamnya; jika ada pertentangan di antara ketentuan-

ketentuan tersebut, maka yang berlaku ketentuan mengenai perjanjian-

kerja".

Dengan terjadinya perjanjian kerja akan menimbulkan hubungan

kerja antara pekerja dengan pengusaha yang berisi hak-hak dan

kewajiban-kewajiban bagi masing-masing pihak. Hak dari pihak yang

satu merupakan kewajiban bagi pihak lainnya, demikian juga sebaliknya

kewajiban pihak yang satu merupakan hak bagi pihak lainnya.

Namun walaupun demikian ada berbagai peraturan Undang-

undang yang mengatur mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan

tenaga kerja yang biasanya setiap perusahaan mempunyai peraturan

sendiri terhadap tenaga kerjanya mengenai syarat-syarat kerja yang

ditetapkan oleh pengusaha tersebut. Dalam pembuatan peraturan

perusahaan pekerja tidak ikut serta menentukan isinya, karena itu ada

yang menyatakan bahwa peraturan perusahaan adalah peraturan yang

berdiri sendiri yang terpisah dari perjanjian kerja.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

61

Menurut Undang-undang, apabila suatu perusahaan menerapkan

peraturan perusahaan, tenaga kerja diperusahaan tersebut harus

menyetujui secara tertulis pada waktu membuat perjanjian kerja baik

secara lisan maupun secara tertulis. Oleh karena itu peraturan perusahaan

lainnya dipandang sebagai tambahan atau pelengkap.

Begitu pula dengan tenaga kerja freelance, sebelum menyatakan

setuju untuk bekerja di rumah produksi sebaiknya memperhatikan isi

perjanjian kerja yang ditawarkan di rumah produksi tersebut sehingga

tidak ada penyesalan dikemudian hari atau tidak dirugikan hak-haknya

oleh rumah produksi tersebut. Apabila ada ketidakjelasan akan isis

perjanjian yang di berikan oleh rumah produksi sebaiknya ditanyakan

kejelasannya.

Jika dalam hubungan kerja berlangsung ditetapkan suatu

peraturan perusahaan yang baru atau diadakan perubahan pada peraturan

perusahaan pada peraturan perusahaan yang sudah ada, maka dalam hal

ini pekerja mandapat perlindungan dari pasal 1601 k KUHPerdata yaitu:

pekerja harus diberi waktu yang cukup untuk mempertimbangkan

peraturan perusahaan yang baru atau perubahan dari peraturan

perusahaan yang sudah ada.

Dengan adanya UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-

ketentuan pokok tenaga kerja dalam pasal 10 disebutkan sebagai berikut:

"Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup antara lain

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

62

norma kerja." Atas dasar tersebut Pemerintah Indonesia membuat

ketentuan tentang Peraturan Perusahaan yang sifatnya memaksa artinya

bahwa setiap perusahaan harus membuat peraturan perusahaan.

Dasar pertimbangan dikeluarkannya peraturan perusahaan atau

rumah produksi adalah untuk mengusahakan agar pekerja mengetahui

dengan pasti apa yang menjadi haknya, sehingga tercipta dan terpelihara

keserasiaan yang lebih menjamin keseimbangan antara kesejahteraan

tenaga kerja dan peningkatan produksi.

Peraturan perusahaan atau rumah produksi selain dimaksudkan

untuk memberikan kepastian bagi tenaga kerja atas hak-hak dan

kewajiban-kewajibannya, hal tersebut juga untuk mempermudah dan

mendorong pembuatan perjanjian kerja.

2.5. Rumah Produksi

Rumah Produksi ( dalam bahasa inggris adalah production house) adalah

perusahaan yang bertanggung jawab atas terjadinya produksi dalam bentuk fisik

yang berhubungan dengan new media, perfoming arts, film, radio, atau TV

program. (Wikipedia)

2.6. Teori Kewenangan

Teori komunikasi kewenangan dikemukakan oleh Chester Barnard.

Pikiran-pikiran baru mengenai organisasi muncul sejak Barnard

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

63

mempublikasikan The Functions of the Executive-nya. Ia menyatakan bahwa

organisasi adalah sistem orang, bukan struktur yang direkayasa secara mekanis.

Suatu struktur yang mekanis yang jelas dan baik tidaklah cukup. Kelompok-

kelompok alamiah dalam struktur birokratik dipengaruhi oleh apa yang terjadi,

komunikasi ke atas adalah penting, kewenangan berasal dari bawah alih-alih dari

atas, dan pemimpin berfungsi sebagai kekuatan yang padu.

Definisi Barnard mengenai organisasi formal menitikberatkan konsep

sistem dan konsep orang. Tekanannya pada aspek-aspek kooperatif organisasi

mencerminkan pentingnya unsur manusia. Barnard menyatakan bahwa eksistensi

suatu organisasi bergantung pada kemampuan manusia untuk berkomunikasi dan

kemauan untuk bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama pula. Maka

ia menyimpulkan bahwa “Fungsi pertama seorang eksekutif adalah

mengembangkan dan memelihara suatu sistem komunikasi.”

Barnard juga menyatakan bahwa kewenangan merupakan suatu fungsi

kemauan untuk bekerja sama. Ia menyebutkan empat syarat yang harus dipenuhi

sebelum seseorang menerima suatu pesan yang bersifat otoritatif:

1. Orang tersebut memahami pesan yang dimaksud

2. Orang tersebut percaya bahwa pesan tersebut tidak bertentangan dengan tujuan

organisasi

3. Orang tersebut percaya, pada saat ia memutuskan untuk bekerja sama, bahwa

pesan yang dimaksud sesuai dengan minatnya

4. Orang tersebut memiliki kemampuan fisik dan mental untuk melaksanakan

pesan.

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

64

Seperangkat premis ini menjadi terkenal sebagai Teori Penerimaan

Kewenangan, yakni kewenangan yang berasal dari tingkat atas organisasi

sebenarnya merupakan kewenangan nominal. Namun, Barnard menunjukan

bahwa banyak pesan yang tidak dapat dianalisis, dinilai dan diteima, atau ditolak

dengan sengaja. Tetapi kebanyakan arahan, perintah dan pesan persuasive

termasuk ke dalam zona acuh-tak-acuh (zone of indifference) seseorang.

Untuk menggambarkan gagasan tentang suatu zone of indifference,

bayangkanlah suatu garis horizontal yang mempunyai skala 0% sebagai titik

pusatnya dan 100% di kedua ujungnya. Semakin lebar zona tersebut, semakin

jauh ia memanjang menuju ujung-ujungnya. Kemauan yang 100% untuk bekerja

sama memperlihatkan zona yang memanjang dengan kedua arahnya menuju

skala 100%. Suatu penolakan pesan yang mutlak (arahan, perintah, permohonan)

menunjukkan suatu zona yang nilai-nilainya adalah nol.

Banyak pesan dari suatu organisasi dirancang untuk memperlebar zona acuh-tak-

acuh pegawainya. Lebar zona setiap bawahan berbeda antara yang satu dengan

yang lainnya. Seorang bawahan boleh jadi mau menerima suatu pesan dengan

kehangatan dan penerimanaan, bawahan lainnya tidak mau menerima tetapi juga

tidak berarti menolaknya, sedangkan seorang bawahan ketiga sama sekali

menolak pesan tersebut.

Barnard menyamakan kewenangan dengan komuniksi yang efektif.

Penolakan suatu komunikasi sama dengan penolakan kewenangan kominikator.

Dengan menerima suatu pesan atau perintah dari orang lain, seseorang

memberikan kewenangan kepada perumus pesan dan karenanya menerima

kedudukannya sebagai bawahan.

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

65

Terlepas dari kaitan erat antara kewenangan dan komunikasi, Barnard

menganggap teknik-teknik komunikasi (lisan dan tulisan) penting untuk

mencapai tujuan organisasi tetapi juga menganggap teknik-teknik tersebut

sebagai sumber masalah organisasi. Barnard menjadikan komunikasi sebagai

bagian penting dari teori organisasi dan manajemen. Ia percaya bahwa

komunikasi merupakan kekuatan organisasi.

2.7. Teori Elton Mayo

Elton Mayo (1880-1949) terkenal dengan eksperimen tentang perilaku

manusia dalam situasi kerja. Eksperimen ini disimpulkan bahwa perhatian

khusus dapat menyebabkan seseorang meningkatkan usahanya. " Gejala ini

disebut Hawrthorne effect yaitu karyawan akan lebih giat bekerja jika mereka

yakin bahwa manajemen memikirkan kesejahteraan mereka.

Hasil percobaan Mayo dengan Roethlisberger dan Dickson ialah rangsangan

uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Yang justru mempu

meningkatkan produktivitas itu adalah satu sikap yang dimiliki karyawan yang

merasa manajer dan atasanya memberikan perhatian yang cukup terhadap

kesejahteraan mereka.

Selain itu juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam

kelompok yang lebih informal lebih besar pengaruh nya terhadap produktivitas.

Karena itu, Mayo yakin terhadap konsepsinya yang terkenal dengan yang

dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan-hubungan yang

lebih efektif daripada pengawasan dan pengendalian manajemen dalam arti

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

66

konsep "social man”(manusia sosial/manusia dapat dimotivasi dengan

pemenuhan kebutuhan sosial melalui hubungan kerja), dapat menggantikan

konsep “rational man”(manusia rasional/manusia hanya dapat di motivasi dengan

pemenuhan kebutuhan ekonomis). Konsep rational man yang di dorong semata-

mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan rational

"economic man”. Istilah terkenal yang tadinya diutarakan oleh Robert Owen

yaitu “vital machines” menemukan bentuk dan peluang barunya dengan

munculnya konsep “social man” dari Mayo. Dalam pen-didikan dan latihan bagi

para manajer terasa semakin pentingnya “people management skills” dari pada

“engineering atau technical skills”. Konsep dinamika kelompok semakin penting

dalam praktek manajemen dari pada manajemen atas dasar kemampuan pekerja

secara perseorangan.

Kelemahan temuan Mayo ditunjukan oleh orang-orang yang beranggapan

kepuasan karyawan bersifat kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan

sosial, juga oleh faktor-faktor lain seperti tingkat gaji, menarik tidaknya

pekerjaan, struktur dan kultur organi-sasi, hubungan karyawan manajemen dan

lain-lain. Menghadapi keterbatasan gerakan hubungan manusiawi ini, muncul

pemikir-pemikir lain yang juga tergolong aliran perilaku yang lebih maju.

Sekarang dapat kita ketahui bahwa Aliran hubungan manusiawi menyadarkan

pentingnya ke-butuhan sosial. Dengan demikian aliran ini menyeimbangkan

konsep lama yang menekankan ekonomi/rasionalitas manusia. Suasana kerja

menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Pelatihan-pelatihan yang

kemudian banyak yang memfokuskan pada upaya memperbaiki hubungan kerja

antar manajer dengan karyawan. Aliran ini mempelopori studi baru dalam bidang

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

67

dinamika kelompok, dimana perhatian ditunjukan tidak hanya pada individu,

tetapi juga pada proses dan dinamika kelompok

2.8. Tradisi Sibernetika

Ada tiga teori yang mewakili tradisi sibernetika, yaitu teori Weick

tentang proses berorganisasi, teori Taylor tentang co-orientasi, dan teori tentang

jaringan.

2.8.1 Teori Weick Tentang Proses Berorganisasi

Teori Weick menggunakan komunikasi sebagai sebuah dasar bagi

pengorganisasian manusia dan memberikan sebuah pemikiran untuk

memahami bagaimana manusia berorganisasi. Menurut teori ini,

organisasi bukanlah susunan yang terbentuk oleh posisi dan peranan,

tetapi oleh aktivitas komunikasi. Organisasi itu sendiri merupakan suatu

proses komunikasi yang berkelanjutan. Ketika manusia melakukan

interaksi sehari-hari, kegiatan yang mereka lakukan menciptakan

organisasi. Semua perilaku dihubungkan karena perilaku seseorang

bergantung pada perilaku orang lain. Interaksi yang membentuk sebuah

organisasi terdiri atas sebuah tindakan, pernyataan, atau perilaku seorang

individu, yang penting adalah bagaimana orang lain merespons tindakan

tersebut. Weick yakin bahwa semua kegiatan berorganisasi adalah

interaksi ganda.

Kegiatan berorganisasi berfungsi untuk mengurangi

ketidakpastian informasi. Istilah kunci teoritis Weick adalah equivocality,

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

68

yang berarti ketidakpastian, kesulitan, ambiguitas, dan kurang

keterdugaan. Menurut Weick, semua informasi dari lingkungan sekitar

bersifat ambigu pada beberapa tingkatan. Proses menghilangkan

kesamaran adalah proses yang berkembang dengan tiga bagian, yaitu

pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan.

Pembuatan (enactment) adalah definisi tentang situasi, atau

menyatakan adanya informasi yang samar-samar dari luar. Proses kedua

adalah pemilihan, dimana anggota organisasi menerima beberapa

informasi sebagai suatu relevan dan menolak informasi lain. Pemilihan

bertujuan untuk mempersempit bidang dan menghilangkan pilihan yang

tidak ingin dihadapi oleh pelaku pada saat itu. Proses ketiga adalah

penyimpanan, dimana hal-hal tertentu akan disimpan untuk penggunaan

di masa mendatang. Informasi yang disimpan digabungkan pada kesatuan

informasi yang sudah ada untuk menjaankan organisasi. Setelah terjadi

penyimpanan, anggota organisasi menghadapi sebuah titik pilihan (choice

point).

Saat manusia berkomunikasi untuk mengurani ketidakpastian,

mereka menjalani sebuah rangkaian siklus perilaku (behavior cycles) atau

kebiasaan yang memungkinkan kelompok menjelaskan segala

sesuatunya. Dalam sebuah siklus perilaku, tindakan anggota diatur oleh

aturan tindakan (assembly rules) yang menuntun pilihan kebiasaan yang

digunakan untuk menyelesaikan proses yang sedang dijalankan

(pembuatan, pemilihan, atau penyimpanan). Aturan-aturan tersebut

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

69

merupakan kriteria dimana anggota organisasi memutuskan apa yang

harus dilakukan untuk mengurangi kesamaran.

Elemen-elemen dasar dari model Weick, yaitu lingkungan,

kesamaran, pembuatan, pemilihan, penyimpanan, titik pilihan, siklus

perilaku, dan aturan tindakan semuanya berkontribusi terhadap

pengurangan kesamaran. Elemen ini bekerja bersama dalam sebuah

sistem, masing-masing elemen ini saing berhubungan.

2.8.2 Teori Co-orientasi Taylor Tentang Organisasi

Teori co-orientasi taylor tentang organisasi, James Taylor

memulai pemikirannya dengan gagasan bahwa kegiatan berorganisasi

terjadi ketika dua orang berinteraksi fokus seputar masalah tertentu.

Taylor menyebut proses ini dengan co-orientasi, gagasan bahwa dua

orang yang berorientasi pada sebuah objek umum (topik, isu,

keprihatinan, situasi, gagasan, tujuan, orang lain, kelompok, dan

sebagainya). Ketika berorientasi bersama pada suatu masalah, para

pelaku komunikasi mencoba untuk membicarakan makna yang sesuai

terhadap objek tersebut. Kadang-kadang mereka berhasil melakukannya,

dan kadang-kadang tidak, dan membutuhkan interaksi yang besar untuk

mencapai beberapa pemaknaan tertentu. Meskipun demikian, manusia

saling terhubung dalam apa yang taylor sebut dengan tritunggal A-B-X.

A adalah orang ke-1, B adalah orang ke-2, dan X adalah objek yang

menjadi fokus interaksi mereka.

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

70

Dalam sebagian besar kasus, dua individu memiliki sudut

pandang yang berbeda. Taylor menggambarkan hal ini sebagai

membedakan pandangan dunia (worldviews). Dalam hal ini mengambil

manajer dan pegawai sebagai hipotesis yang berselisih paham tentang

suatu kebijakan yang diajukan, harus melakukan setidaknya tiga hal

dalam menciptakan pemaknaan yang berkaitan : (1) mereka harus

mendapatkan persetujuan tentang fakta-fakta yang mereka hadapi

bersama; (2)mereka harus menyetujui siapa yang akan melakukan sesuatu

pada fakta-fakta ini; (3) mereka harus menciptakan sebuah konteks atau

dasar untuk interaksi yang terus berjalan. Kegitaa hasil ini penting untuk

tritunggal a-b-x dalam sebuah organisasi. Sebagai contoh, pegai dan

manajer mungkin berbagi pendapat bahwa kebijakan diperlukan untuk

mengurangi kesalahan (fakta), yang berarti dibutuhkan perubahan dalam

praktik kerja (siapa yang akan melakukan apa), dan manajer memiliki

otoritas untuk membuat perubahan (dasar interaksi). Saat semua hasil ini

diraih (ada co-orientasi positif) dua individu tersebut menjadi semacam

tim. Organisasi juga dibentuk dasan sebuah proses “scaling up”, interaksi

di atas interaksi.

Menurut Taylor, organisasi adalah sebuah proses sirkuler dengan

interaksi dan penafsiran yang saling mempengaruhi, dengan kata lain,

interkasi menghasilkan pemaknaan bersama yang selanjutnya membentuk

interaksi kita. Hal ini akan lebih mudah dipahami jika kita dapat

membedakan dua istilah teoritis, percakapan (conversation) dan naskah

(text).

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

71

Percakapan adalah interaksi para pelaku percakapan terhadap satu

sama lain, mereka menggunakan kata-kata, sikap, dan gerak tubuh.

Naskah adalah apa yang dikatakan, isi dan gagasan yang ditanamkan

dalam bahasa yang digunakan. Walaupun kita memiliki kebebasan untuk

berkomunikasi dalam beragam cara, tapi kurang lebih kita terbatas dalam

mengatakan sesuatu karena adanya ketentuan bahasa dan bentuk

komunikasi yang telah terbentuk dalam organisasi. Naskahlah (lisan atau

tulisan) yang merepresentasikan secara simbolis bagaimana anggota

organisasi mendefinisikan organisasinya. Naskah-naskah ini sangat

penting sebagai pola karena mereka memberikan sebuah gambaran

batasan, kegiatan, dan peran anggota organisasi yang diterima secara

umum.

Susunan permukaan (surface structure) adalah cara-cara manusia

berkomunikasi, pola-pola interaksi, dan hubungan mereka yang

dihasilkan dari susunan dalam (deep structure). Susunan dalam adalah

sebuah jaringan aturan yang rumit tentang pola-pola interaksi yang

diizinkan oleh organisasi, kewajiban anggota, tugas, dan tanggung jawab

yang diharapkan.

Ini merupakan sebuah timbal balik maju dan mundur antara

susunan dalam dan susunan permukaan yang melibatkan hubungan antara

dua bentuk penerjemah, dari naskah ke percakapan dan dari percakan ke

naskah. Kadang, hubungan ini sangat stabil sehingga kehidupan

organisasi sangat mudah diduga. Kadang hubungan ini sangat tidak stabil

karena naskah dan percakapan organisasi mengalami perubahan.

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

72

2.8.3 Teori Jaringan

Teori jaringan, jaringan (networks) adalah susunan sosial yang

diciptakan oleh komunikasi antarindividu dan kelompok. Saat manusia

saling berkomunikasi, maka terciptalah mata rantai yang merupakan jalur

komunikasi dalam sebuah organisasi. Beberapa diantaranya ditentukan

oleh aturan-aturan organisasi (seperti susunan birokrasi yang dinyatakn

oleh weber) dan yang mendasari jaringan formal (formal networks), tapi

ini hanya mengungkapakan bagian susunan organisasi. Sebaliknya,

jaringan yang berkembang (emergent networks) adalah saluran-saluran

informal yang dibangun oleh regulasi formal organisasi, tetapi oleh

kontak regular sehari-hari antaranggotanya.

Gagasan struktural dasar dari teori jaringan adalah keterkaitan

(conectedness), yaitu adanya pola komunikasi yang cukup stabil

antarindividu. Setiap orang memiliki susunan hubungan yang khusus

dengan orang lain dalam organisasi. Hal ini disebut dengan jaringan

pribadi (personal networks), yaitu hubungan yang dimiliki dari

komunikasi yang dijalin dengan orang lain dalam organisasi, dan susunan

jaringan pribadi yang berbeda dengan orang lain. Manusia terhubung ke

dalam kelompok(jaringan kelompok / group networks), dan kelompok

terhubung ke dalam sebuah yang lebih besar (jaringan organisasi /

organizational networks).

Satuan dasar dari organisasi adalah mata rantai (link) antara dua

orang. Sebuah mata rantai dapat didefinisikan dengan maksud atau

tujuaannya, bagaimana tujuan tersebut dibagi, dan fungsi mata rantai

Page 66: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

73

tersebut dalam organisasi. Mata rantai juga dapat mendefinisikan sebuah

peranan jaringan (network role) tertentu, yang berarti bahwa mereka

menghubungakan kelompok-kelompok dalam cara-cara tertentu. Ketika

anggota organisasi saling berkomunikasi, mereka memenuhi beragam

peranan dalam jaringan tersebut.

Sebagai contoh, sebuah jembatan (bridge) adalah anggota dari

sebuah kelompok yang juga merupakan anggota dari kelompok lain.

Sebuah hubungan (liaison) menghubungkan dua kelompok, tetapibukan

merupakan anggota kelompok tersebut. Sebuah pemisah (isolate) adalah

individu yang tidak terhubung dalam kelompok manapun. Tingkatan

(degree) ada beberapa jenis, yaitu tingkatan dalam (in-degree) yang

menunjukkan jumlah kontak antara seseorang dengan orang lain,

tingkatan luar (out-degree) adalah jumlah mata rantai yang digunakan

seseorang kepada orang lain, sentralitas (centrality) adalah tingkatan

dimana seseorang dan kelompok saling terhubung. Sebuah organisasi

yang sangat terpusat memiliki garis-garis dari kelompok-kelompok.

Sistem dessentralisasi memiliki lebih banyak keterkaitan antara seluruh

anggotanya tanpa ada kelompok yang mengendalikannya. Mata rantai

dapat bersifat langsung (direct) dengan menggunakan mata ranitai lurus

antara dua orang, atau tidak langsung (indirect) dimana dua orang saling

terhubung melalui pihak ketiga. Jumlah mata rantai antara seseorang

dengan orang lain disebut tingkat pemisahan (degrees of separation).

Mata rantai juga berbeda dalam frekuensi dan stabilitasnya, atau seberapa

Page 67: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

74

sering mata rantai tersebut terjadi dan seberapa terduganya mata rantai

tersebut.

Cara-cara jaringan bekerja dalam organisasi yaitu :

· Jaringan dapat mengatur arus informasi,

· Menyatukan orang-orang dengan minat yang sama,

· Membentuk penafsiran yang sama,

· Meningkatkan pengaruh sosial,

· Memungkinkan adanya pertukaran sumber daya.

Kesimpulan dari teori sibernetika yaitu interaksi menciptakan

pengaruh mutual dan jaringan yang dihasilkan membentuk keseluruhan

sistem itu sendiri. Hal ini dijelaskan dari Weick yang memberikan sebuah

pandangan mikro dimana interaksi (respons maju mundur) menciptakan

kejelasan dan mendefinisikan sistem bagi para anggotanya. Taylor

menunjukkan bagaimana co-orientasi dibentuk untuk menciptakan

kesepakatan organisasi. Dan teori jaringan menjelaskan bahwa pada saat

yang sama, interaksi membentuk dirinya sendiri menjadi garis-garis

komunikasi dan pengaruh yang menyebar melalui organisasi.

Page 68: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

75

2.9. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

Komunikasi Massa

Produksi Film

Efektivitas Kerja

Kemampuan Menyesuaikan diri Prestasi Kerja Kepuasan Kerja

(Keluwesan)

Penggunaan Tenaga Freelance Dalam Industri Film Di Indonesia

(Studi Kasus Keberadaan Tenaga Freelance Di Rumah Produksi 700 Pictures

Dalam Film Catatan Harian Si Boy)

2.10. Hubungan Efektivitas Dengan Penggunaan Tenaga Freelance Dalam

Produksi Film

Efektivitas yang berarti menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya

suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Yang dimaksud disini yakni apakah

dengan menggunakan tenaga freelance lebih efektif baik waktu,tenaga,dan

Page 69: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00430-mc 2.pdf · dalam Liliweri (1991), bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi

76

budgeting serta yang lainnya dalam mencapai tujuan rumah produksi yakni

rampungnya produksi film dalam target baik Kemampuan menyesuaikan diri

(keluwesan), Produktivitas (prestasi kerja), Kepuasan kerja dibandingkan tanpa

menggunakan tenaga freelance dalam produksi film.