28
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut (Jensen dan Meckling, 1976). Sedangkan Hendriksen dan Michael (2000) menyatakan agen menutup kontrak untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi prinsipal dan prinsipal menutup kontrak untuk memberi imbalan kepada agen. Analoginya seperti antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Prinsipal atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan terhadap pihak manajemen. Manajer sebagai pihak yang diberi wewenang atas kegiatan perusahaan dan berkewajiban menyediakan laporan keuangan akan cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan mengorbankan kepentingan pemegang saham. Sebagai pengelola perusahaan, manajer akan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dibandingkan pemilik (pemegang saham). Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.1 Teori Agensi

Teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa

hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal)

mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa

dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan

kepada agent tersebut (Jensen dan Meckling, 1976). Sedangkan

Hendriksen dan Michael (2000) menyatakan agen menutup kontrak

untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi prinsipal dan prinsipal

menutup kontrak untuk memberi imbalan kepada agen. Analoginya

seperti antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan.

Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara

manajer perusahaan dan pemegang saham. Prinsipal atau pemilik

perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan terhadap pihak

manajemen. Manajer sebagai pihak yang diberi wewenang atas

kegiatan perusahaan dan berkewajiban menyediakan laporan

keuangan akan cenderung untuk melaporkan sesuatu yang

memaksimalkan utilitasnya dan mengorbankan kepentingan

pemegang saham. Sebagai pengelola perusahaan, manajer akan

lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek

perusahaan dibandingkan pemilik (pemegang saham). Manajer

berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

8

kepada pemilik sebagai wujud dari tanggung atas pengelolaan

perusahaan namun informasi yang disampaikan terkadang diterima

tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya sehingga hal

ini memacu terjadinya konflik keagenan. Dalam kondisi yang

demikian ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetrisatau

asimetri informasi (information asymmetr).

Teori keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) menyatakan

bahwa perusahaan merupakan hubungan kontrak yang legal antara

pemegang saham (principal) dengan manajemen (agent). Dalam

hubungan ini sering kali timbul konflik karena adanya perbedaan

kepentingan. Dalam mengkaitkan antara struktur kepemilikan

dengan kinerja bank, terdapat satu hal yang tidak dapat dipisahkan

dari pencapaian sasaran organisasi bank serta kinerjanya, yaitu

manajemen atau pengurus bank. Pencapaian tujuan dan kinerja

bank tidak terlepas dari kinerja manajemen itu sendiri.

Agency relationship didefinisikan sebagai kontrak dimana

satu atau lebih orang (disebut owners atau pemegang saham atau

pemilik) menunjuk seorang lainnya (disebut agen atau

pengurus/manajemen) untuk melakukan beberapa pekerjaan atas

nama pemilik. Pekerjaan tersebut termasuk pendelegasian

wewenang untuk mengambil keputusan. Dalam hal ini manajemen

diharapkan oleh pemilik untuk mampu mengoptimalkan sumber

daya yang ada di bank tersebut secara maksimal. Bila kedua pihak

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

9

memaksimalkan perannya (utility maximizers), cukup beralasan

apabila manajemen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan

pemilik. Untuk membatasi atau mengurangi kemungkinan tersebut,

pemilik dapat menetapkan insentif yang sesuai bagi manajemen,

yaitu dengan mengeluarkan biaya monitoring dalam bentuk gaji.

Dengan adanya monitoring cost tersebut manajemen akan

senantiasa memaksimalkan kesejahteraan pemilik, walaupun

keputusan manajemen dalam praktek akan berbeda dengan

keinginan pemilik (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Yeterina dan

Shella, 2012).

2.1.2 Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan pada perusahaan modern biasanya

bersifat menyebar. Hal tersebut dapat dilihat dari proporsi

kepemilikan saham dalam suatu perusahaan. Struktur kepemilikan

dapat dihitung berdasarkan jumlah saham yang dimiliki pemegang

saham dibagi dengan seluruh jumlah saham yang ada. Komposisi

pemegang saham terdiri dari kepemilikan pihak dalam (insider),

dan kepemilikan pihak luar (outsider). Outsider dapat berupa

institusi domistik, institusi asing, pemerintah, individu domistik

dan individu asing. Insider sering disebut dengan managerial

ownership atau kepemilikan manajer.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

10

Perbedaan antara kepemilikan insider dengan kepemilikan

outsider akan mengakibatkan timbulnya konflik kepentingan.

Konflik tersebut terjadi karena insider memiliki informasi yang

lebih dalam dan outsider kecil kemungkinan terlibat dalam

kegiatan operasional sehari-hari dibandingkan dengan insider.

Menurut teori pendekatan keagenan yang dikemukakan oleh

Iturriaga dan Sanz (2000) dalam Galih (2010) struktur kepemilikan

merupakan sebuah mekanisme atau alat untuk mengurangi konflik

kepentingan antara insider dengan outsider.

Imam dan Malik (2007) menyebutkan didalam

penelitiannya bahwa mekanisme corporate governance melalui

struktur kepemilikan adalah elemen paling penting di dalam

lingkungan dimana regulasi dan penegakan hukum di suatu Negara

masih tergolong lemah. Pemegang saham mempunyai hak untuk

berpartisipasi dan mengetahui informasi akan perubahan

perusahaan yang fundamental. Dengan adanya kontrol terhadap

manajemen dan meningkatkan kewenangan pemegang saham

publik, maka hal tersebut akan dapat mempengaruhi jalannya

perusahaan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja.

2.1.3 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan jumlah saham yang

dimiliki oleh pihak manajemen (manajer). Kepemilikan saham

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

11

manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara

pemegang saham dengan manajer. Semakin meningkat proporsi

kepemilikan saham manajerial maka semakin baik kinerja

perusahaan. Pada perusahaan dengan kepemilikan manajerial,

manajer yang sekaligus pemegang saham tentunya akan

menyelaraskan kepentingannya sebagai manajer dengan

kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara dalam

perusahaan tanpa kepemilikan manajerial, manajer yang bukan

pemegang saham kemungkinan hanya mementingkan

kepentingannya sendiri.

Jensen dan Meckling (1976) dalam Hermiyetti dan Erlinda

(2016 ) menyatakan bahwa untuk mengurangi konflik kepentingan

antara agen dan principal dapat dilakukan dengan meningkatkan

kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan. Manajer yang

sekaligus menjadi pemegang saham akan meningkatkan nilai

perusahaan sehingga dengan meningkatnya nilai perusahaan maka

nilai kekayaannya sebagai individu pemegang saham akan ikut

meningkat.

2.1.4 Kepemilikan Institusional

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa

kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting

dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

12

manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional

dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif

dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini

disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan yang

strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan

manipulasi laba.

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham

perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti

perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan

institusi lain (Tarjo, 2008). Kepemilikan institusional memiliki arti

penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya

kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan

pengawasan yang lebih optimal. Monitoring tersebut tentunya akan

menjamin kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh

kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui

investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.

Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan

menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak

investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku

opportunistic manajer. Menurut Shleifer and Vishny (dalam Rina,

2014) bahwa institutional shareholders, dengan kepemilikan

saham yang besar, memiliki insentif untuk memantau pengambilan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

13

keputusan perusahaan. Kepemilikan institusional memiliki

kelebihan antara lain:

1) Memiliki profesionalisme dalam menganalisis informasi

sehingga dapat menguji keandalan informasi.

2) Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan

lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.

2.1.5 Kinerja Perusahaan

Mulyadi (2001) kinerja perusahaan merupakan sesuatu

yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu

dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan

hendaknya merupakan hasil dari berbagai ukuran yang dapat

diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari

berbagai ukuran yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang

dicapai maka dilakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah

penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi,

bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar

dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Standar prilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau

rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Menurut

Mulyadi (2001) tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk

memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan

dalam mematuhi standar prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya,

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

14

agar menghasilkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Penilaian

kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang tidak

semestinya dan untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang

semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada

waktunya serta penghargaan, baik yang bersifat intrinsik maupun

ekstrinsik.

Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi

karyawan dalam mencapai sasaran organisasi di suatu perusahaan

dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan

sebelumnya agar membedakan hasil dan tindakan yang diinginkan.

Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana

formal yang dituangkan dalam anggaran perencanaan untuk kinerja

perusahaan.

Berikut ini adalah beberapa rasio yang digunakan untuk

mengukur kinerja perusahaan (Ang, 1997 dalam Dini, 2010):

1. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.

2. Rasio aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan

bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara

optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasioa

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

15

ktivitas dengan sadar industry, maka dapat diketahui

tingkat efisiensi perusahaan dalam industri.

3. Rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas dapat mengukur seberapa besar

kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam

hubungan penjualan, asset maupun laba bagi modal

sendiri. Rasio profitabilitas dibagi menjadi enam antara

lain: gross profit margin (GRM), net profit margin

(NPM), operating return on assets (OPROA), return on

assets (ROA), return on equity (ROE), operating ratio

(OR).

4. Rasio solvabilitas (Leverage)

Financial leverage menunjukkan proporsi atas

penggunaan utang untuk membiayai investasinya.

Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti

menggunakan modal sendiri 100%.

5. Rasio Pasar (Market ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan

yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio nilai

pasar perusahaan memberikan indikasi bagi manajemen

mengenai penilaian investor terhadap kinerja

perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa

yang akan mendatang. Ada beberapa rasio untuk

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

16

mengukur nilai pasar perusahaan, misalnya price

earning ratio (PER), market-to-book ratio, Tobin’s Q,

dan price / cash flow ratio.

Penelitian ini menggunakan kinerja keuangan perusahaan

yang diukur dengan rasio profitabilitas. Profitabilitas atau

keuntungan perusahaan merupakan hasil dari kebijaksanaan dan

keputusan yang dibuat oleh manajemen. Rasio profitabilitas akan

menunjukkan seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga

menghasilkan keuntungan pada perusahaan. Dalam penelitian ini,

rasio profitabilitas yang digunakan yaitu Return On Equity (ROE).

Return On Equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh

manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif,

mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan

pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.

2.1.6 Return On Equity (ROE).

ROE merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang

saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang

diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik.

Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan.

Semakin besar proporsi utang maka rasio ini juga akan semakin

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

17

besar. ROE dihitung berdasarkan perbandingan laba sebelum pajak

dan total ekuitas.

Ada dua sisi dalam menggunakan ROE, pertama

diasumsikan bahwa ROE yang akan datang merupakan perkiraan

dari ROE yang lalu. Tetapi ROE yang tinggi pada masa lalu tidak

menjamin ROE yang akan datang juga tinggi. Kedua, untuk

mengetahui lebih mendalam tentang ROE, para analisis

menguraikan ROE menjadi beberapa perbandingan yang sering di

sebut Du Pont System yang dapat di tuis sebagi berikut:

ROE =

2.1.7 Faktor Yang Mempengaruhi Kenerja

Menurut Robert L.Mathis dan John H. Jackson (2001),

faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu:

1. Kemampuan

2. Motivasi

3. Dukungan yang diterima

4. Keberadaan pekerjaan yang dilakukan

5. Hubungan dengan organisasi

Menurut Mangkunegara (2000), faktor yang mempengaruhi

kinerja diantaranya yaitu:

1) Faktor kemampuan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

18

Secara psikologi, kemampuan atau ability pegawai terdiri

atas kemampuan potensial (IQ) dan kemampuan realita

(pendidikan).

2) Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam

menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi

yang menggerakan diri pegawai terarah untuk mencapai

tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang

mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi

kerja secara maksimal.

Selain itu, adapula faktor yang mempengaru kinerja menurut

Prawirosentono (1999) diantaranya yaitu:

a. Efektifitas dan efesiensi

Jika tujuan tercapai, dapat dinyatakan bahwa kegiatan

tersebut efektif namun jika kegiatan yang dicari kegiatan

menilai penting dari hasil yang dicapai maka akan

mengakibatkan kepuasan meskipun efektif itu disebut

tidak efisien. Sebaliknya jika akibat yang dicari tidak

penting maka kegiatan tersebut efesien.

b. Wewenang (Otoritas)

Otoritas ini merupakan sifat komunikasi dalam suatu

organisasi formal yang dimiliki anggota organisasi

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

19

terhadap anggota lain untuk melakukan suatu kegiatan

sesuai kontribusinya.

c. Disiplin

Disiplin atau taat terhadap peraturan yang telah disepakati

dalam organisasi dimana ia bekerja perlu dilakukan oleh

karyawan.

d. Inisiatif

Inisiatif berkaitan dengan daya pikir dan kretifitas dalam

bentuk ide yang berkaitan dengan tujuan organisasi yang

telah direncanakan.

2.1.8 Corporate Social Responsibility

Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

responsibility) merupakan satu bentuk tindakan yang berangkat

dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk

meningkatkan ekonomi, yang dibarengi dengan peningkatan

kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus

peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat

secara lebih luas. Pertanggungjawaban sosial perusahaan juga

diungkap dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting.

Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan

ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi

dan produknya didalam konteks pembangunan berkelanjutan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

20

(sustainable development). Sustainability Reporting meliputi

pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial

terhadap kinerja organisasi. Sustainability Reporting harus menjadi

dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu,

tantangan dan peluang Sustainability Development yang

membawanya menuju kepada core business dan sektor industri.

Pengungkapan CSR berpengaruh pada nilai perusahaan. Hal ini

sejalan dengan paradigma enlightened self-interest yang

menyatakan bahwa stabilitas dan kemakmuran ekonomi jangka

panjang hanya dapat dicapai jika perusahaan melakukan tanggung

jawab sosial kepada masyarakat.

2.1.9 Struktur Modal

Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau

imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan

oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.

Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai

struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat

diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya

penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata,

sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan (Martono dan

Harjito, 2005). Struktur modal menunjukkan proposi atas

penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

21

dengan mengetahui struktur modal, investor dapat mengetahui

keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya.

Menurut Brigham dan Houston (2007), menggunakan hutang

dalam jumlah yang besar akan meningkatkan risiko yang

ditanggung oleh pemegang saham. Sehingga dibutuhkan

keseimbangan antara jumlah modal yang ada dengan modal yang

dibutuhkan supaya perusahaan juga bisa mensejahterakan

pemegang saham.

Struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan

perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan,

karena masalah struktur modal adalah erat hubungannya dengan

masalah kapitalisasi, dimana disusun dari jenis-jenis funds yang

membentuk kapitalisasi adalah struktur modalnya. Keputusan

struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang

berasal dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai

perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba

ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal

adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik

perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur

merupakan hutang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para

pemilik merupakan modal sendiri.

Hutang dan ekuitas adalah kelompok utama dari kewajiban

(liabilities) perusahan, dimana kreditor dan pemegang saham

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

22

merupakan investor dari perusahaan. Masin-gmasing investor ini

berhubungan dengan tingkat risiko, keuntungan dan kontrol yang

berbeda terhadap perusahaan. Kreditor memiliki kontrol yang lebih

rendah, oleh karena itu kreditor memperoleh tingkat return yang

tetap dan diproteksi dengan kewajiban kontrak untuk

mengamankan investasi. Pemegang saham memiliki resiko yang

lebih besar, oleh karena itu pemegang saham memiliki kontrol

yang lebih besar atas keputusan perusahaan. Penentuan struktur

modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk

keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan

perusahaan. Tujuan pokok manajemen keuangan adalah merancang

dan merencanakan penggunaan dana seefisien mungkin sehingga

dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

Sasaran struktur modal (Optimal Capital Structure) suatu

perusahaan didefinisikan sebagai struktur yang akan

memaksimalkan harga saham perusahaan tersebut. Menurut

Brigham dan Houston (2011) Penentuan struktur modal yang akan

melibatkan pertukaran antara risiko dan pengembalian yaitu: (1).

Menggunakan hutang dalam jumlah yang lebih besar akan

meningkatkan risiko yang ditanggung oleh pemegang saham, (2).

Menggunakan lebih banyak hutang pada umumnya akan

meningkatkan perkiraan pengembalian atas ekuitas. Risiko yang

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

23

semakin tinggi terkait dengan hutang dalam jumlah yang lebih

besar cenderung akan menurunkan harga saham, tetapi perkiraan

tingkat pengembalian yang lebih tinggi diakibatkan oleh hutang

yang lebih besar akan menaikannya. Harga saham dapat

dimaksimalkan dengan cara mencari struktur modal yang

menghasilkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian.

2.1.10 Kepemilikan Asing

Kepemilikan saham asing (foreign shareholding) adalah

jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak asing. Dengan

tersebarnya mayoritas kepemilikan saham kepada kepemilikan

asing (foreign ownership) maka pelaksanaan monitoring para

pemegang saham kepada pihak manajemen perusahaan menjadi

lemah karena pemegang saham tidak mempunyai insentif dan

kemampuan untuk memonitor manajemen. Kurangnya monitoring

pemegang saham juga berkaitan dengan adanya masalah freerider

(Zhuang, dkk., 2000 dalam Hermiyetti dan Erlinda, 2016).

Terdapat beberapa alasan bagi perusahaan yang memiliki

kepemilikan saham asing memberikan pengungkapan yang lebih

dibandingkan yang tidak. Alasan yang pertama, perusahaan asing

mendapatkan pelatihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi

dari perusahaan induk di luar negeri. Kedua, perusahaan tersebut

mungkin mempunyai sistem informasi yang lebih efisien untuk

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

24

memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan induk.

Ketiga, kemungkinan permintaan yang lebih besar pada perusahaan

berbasis asing dari pelanggan, pemasok dan masyarakat umum.

2.1.11 Komite Audit

Berikut ini pengertian komite audit yang didefinisikan oleh

beberapa ahli, yaitu: (1) Komite audit adalah suatu komite yang

berpandangan tentang masalah akuntansi, laporan keuangan dan

penjelasannya, sistem pengawasan internal serta auditor

independen (Collier, 1999; Forum for Corporate Governance in

Indonesia/ FCGI, 2002; dalam Hermiyetti dan Erlinda, 2016). (2)

Komite audit adalah suatu komite yang anggotanya merupakan

anggota Dewan Komisaris yang terpilih yang

pertanggungjawabannya adalah membantu menetapkan auditor

independen terhadap usulan manajemen. Kebanyakan komite audit

terdiri dari 3 sampai 5 kadang-kadang sampai 7 orang yang bukan

merupakan bagian manajemen perusahaan (Arens et al. 2007).

2.1.12 Dewan Direksi

Menurut UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

Terbatas Pasal 1 Direksi adalah organ perseroan yang berwenang

dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk

kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

25

Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar

pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Agar

pelaksanaan tugas direksi dapat berjalan secara efektif, salah satu

prinsip yang perlu dipenuhi adalah komposisi direksi harus

sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan

secara efektif, tepat, dan cepat, serta dapat bertindak independen

(Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006).

2.1.13 Dewan Direksi Independen

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris

yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris

lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari

hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-

mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan

Governance, 2006).

Keberadaan komisaris independen telah diatur Bursa Efek

Jakarta melalui peraturan BEJ Tanggal 1 Juli 2000. Dikemukakan

bahwa perusahaan yang listed di bursa harus mempunyai komisaris

independen yang secara profesional sama dengan jumlah saham

yang dimiliki pemegang saham minoritas (bukan controlling

shareholders). Dalam peraturan ini, persyaratan jumlah minimal

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

26

komisaris independen adalah 30% dari seluruh anggota dewan

komisaris.

2.1.14 Corporate Governance

Corporate governance merupakan suatu mekanisme

pengelolaan yang didasarkan pada teori keagenan. Penerapan

konsep corporate governance diharapkan memberikan

kepercayaan terhadap agen (manajemen) dalam mengelola

kekayaan pemilik (investor), dan pemilik menjadi lebih yakin

bahwa agen tidak akan melakukan suatu kecurangan untuk

kesejahteraan agen (Darwis, 2009). Indonesian Institute for

Corporate Governance mendefinisikan corporate governance

sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan

perusahaan dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang

saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholders yang lain.

Berkaitan dengan masalah keagenan, corporate governance

yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan,

diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan

keyakinan pada investor bahwa mereka akan menerima return atas

dana yang telah mereka investasikan. Corporate governance

berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa para

manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

27

manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan

dana atau modal yang telah ditanamkan oleh para investor, dan

berkaitan dengan bagaimana para investor mengontrol para

manajer (Shleifer dan Vishny, 1997 dalam Maria, 2013).

Mekanisme corporate governance meliputi mekanisme

internal (struktur dewan direksi dan kepemilikan manajerial) dan

mekanisme eksternal (kepemilikan institusional). Di samping itu,

untuk membangun sistem pengawasan dan pengendalian yang

efektif dalam suatu perusahaan ada dua pihak yang diperlukan,

yaitu komite audit, dan komisaris independen.

2.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1. Penelitian terdahulu

Peneliti Judul Hasil Penelitian

Rina Susanti dan

Titik Mildawati

(2014)

Pengaruh Kepemilikan Manajemen,

Kepemilikan Institusional

Dan Corporate Social Responsibility

Terhadap Nilai

Perusahaan

1. kepemilikan manajemen

berpengaruh terhadap nilai

perusahaan

2. kepemilikan institusional

tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan

3. Corporate Social

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

28

Responsibility berpengaruh

terhadap nilai perusahaan

Arum Ardianingsih

dan Komala Ardiyani

(2010)

Analisis Pengaruh Struktur

Kepemilikan Terhadap Kinerja

Perusahaan

1. Hasil uji regresi secara

parsial Variabel yang

berpengaruh terhadap kinerja

hanya variabel struktur

kepemilikan manajerial

dan variabel Return on asset

(ROA).

2. Hasil uji regresi secara

simultan menunjukkan bahwa

semua variabel tidak

berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja perusahaan.

maka dapat disimpulkan bahwa

variabel struktur kepemilikan

institutional, kepemilikan

manajerial, return on asset

(ROA), Deviden payout dan

umur perusahaan berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

29

Fitriana Warap Sari

(2015)

Pengaruh Struktur Kepemilikan

Terhadap Kinerja Perusahaan

Dengan Struktur Modal Sebagai

Pemoderasi

(1).Struktur kepemilikan

berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan.

(2). Struktur modal Pengaruh

berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan.

(3). Struktur modal mampu

memoderasi hubungan struktur

kepemilikan terhadap kinerja

perusahaan.

Hermiyetti dan

Erlinda Katlanis

(2016)

Analisis Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan

Institusional, Kepemilikan Asing,

Dan Komite Audit Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan

1. Kepemilikan Manajerial

(KM) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja

perusahaan (ROA dan ROE).

2. Kepemilikan Institusional

(KI) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja

keuangan perusahaan (ROA

dan ROE).

3. Kepemilikan Asing (KA)

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

30

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja

keuangan perusahaan (ROA

dan ROE).

4. Komite Audit (KAu)

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja

keuangan perusahaan (ROA

dan ROE).

2.3 Kerangka penelitian

Tabel 2.2 Kerangka Penelitian

(H1)

(H2)

Kepemilikan Manajerial

(X1)

Kepemilikan Institusional

(X2)

Kinerja Perusahaan

(Y)

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

31

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Kepemilikan Manajerial dan Kinerja Perusahaan

Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara

manajer dan pemegang saham mengakibatkan timbulnya konfik yang

biasa disebut agency conflict. Konflik kepentingan yang sangat

potensial ini menyebabkan pentingnya suatu mekanisme yang

diterapkan yang berguna untuk melindungi kepentingan pemegang

saham (Yulius, 2013). Salah satu cara guna untuk mengurangi konflik

antara prinsipal dan agen dapat dilakukan dengan meningkatkan

kepemilikan manajerial suatu perusahaan. Cruthley & Hansen (1989)

dalam Yulius dan Yeterina (2013) menyatakan bahwa kepemilikan

saham oleh manajer akan mendorong penyatuan kepentingan antara

prinsipal dan agen sehingga manajer bertindak sesuai dengan keinginan

pemegang saham dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Kepemilikan saham manajerial akan mendorong manajer

untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan karena mereka ikut

merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan

ikut menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan

keputusan yang salah (Listyani, 2003). Menurut Wahidahwati (2002)

kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen

(dewan direksi dan dewan komisaris) yang secara aktif ikut dalam

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

32

pengambilan keputusan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan.

2.4.2 Kepemilikan Institusional dan Kinerja Perusahaan

Jensen and Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan

institusional memiliki peranan yang penting dalam meminimalisasi

konflik keagenan yang terjadi diantara pemegang saham dengan

manajer. Keberadaaan investor institusional dianggap mampu

mengoptimalkan pengawasan kinerja manajemen dengan memonitoring

setiap keputusan yang diambil oleh pihak manajemen selaku pengelola

perusahaan. Hasil penelitian Kartikawati (2007) dalam Yulius (2013)

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Kepemilikan institusional ditunjukkan dengan tingginya

persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi. Yang

dimaksud dengan pihak institusi dalam hal ini berupa LSM, perusahaan

asuransi, bank, perusahaan investasi maupun perusahaan swasta.

Kepemilikan institusional pada umumnya memiliki proporsi

kepemilikan dalam jumlah yang besar sehingga proses monitoring

terhadap manajer menjadi lebih baik. Tingkat kepemilikan institusional

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

33

yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh

pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku

opportunistic manajer. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H2: Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan.

2.4.3 Kepemilikan Manajerial, Kepemiikan Institusional dan Kinerja

Perusahaan

Teori keagenan (agency teory) mengemukakan untuk

mengatasi agency problems dalam pengelolaan perusahaan, diperlukan

suatu mekanisme pengendalian yang dapat menyejajarkan kepentingan

manajer dan pemegang saham. Kepemilikan saham oleh manajer

diharapkan dapat mensejajarkan kepentingan tersebut. Permanasari

(2010) menyatakan kepemilikan saham oleh manajer diharapkan

manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja.

Kepemilikan saham oleh non manajer, seperti institusi juga

memungkinkan dapat mensejajarkan kepentingan antara manajer

dengan pemegang saham. Sheleifer dan Vishni (1988) dalam Michelle

(2013) menyatakan bahwa jumlah pemegang saham besar mempunyai

arti penting dalam memonitor prilaku manajer dalam perusahaan.

Kepemilikan oleh institusi dapat memonitor secara efektif dan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3453/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) ... keuangan akan

34

diharapkan kinerja perusahaan meningkat. Berdasarkan uraian tersebut,

maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.