16
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara principal dan agen, yang mana prinsipal mengontrak agen untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam perusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan agen berkewajiban melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan kepadanya (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Widayati, 2011). Agen memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan principal, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi yaitu suatu kondisi adanya ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder sebagai pengguna informasi. Menurut Scott (2009:8) terdapat 2 macam asimetri informasi, pertama adverse selection yaitu bahwa para manajer serta orang- orang dalam lainnya memiliki lebih banyak pengetahuan tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor selaku pihak luar. Kedua, moral hazard yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun kreditur. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang muncul karena

adanya konflik kepentingan antara principal dan agen, yang mana prinsipal

mengontrak agen untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam perusahaan

dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan agen

berkewajiban melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan dan bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan kepadanya

(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Widayati, 2011).

Agen memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan

principal, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi yaitu suatu kondisi

adanya ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen

sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder

sebagai pengguna informasi. Menurut Scott (2009:8) terdapat 2 macam asimetri

informasi, pertama adverse selection yaitu bahwa para manajer serta orang-

orang dalam lainnya memiliki lebih banyak pengetahuan tentang keadaan dan

prospek perusahaan dibandingkan dengan investor selaku pihak luar. Kedua,

moral hazard yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh manajer tidak

seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun kreditur.

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

11

Tujuan dari teori agensi adalah :

1. Untuk meningkatkan keamampuan individu dalam mengevaluasi

lingkungan dimana keputusan harus diambil.

2. Untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna

mempermudah pengalokasian hasil antara principal dan agen sesuai

kontrak kerja.

Dari segi perspektif teori keagenan, konservatisme dapat dijelaskan.

Terdapat pemisahaan antara pihak agen dan prinsipal dalam teori keagenan

yang dapat menimbulkan munculnya konflik yang dapat mempengaruhi kualitas

laba yang dilaporkan. Pihak agen yaitu manajemen akan cenderung menyusun

laporan keuangan dengan angka laba yang tinggi dimana manajemen memiliki

tujuan tertentu misalnya mendapatkan bonus. Hal ini biasa disebut manajemen

laba. Penerapan konservatisme dalam penyusunan laporan keuangan dapat

mencegah kondisi seperti itu. Pengaplikasian prinsip konservatisme dalam

laporan keuangan dapat mengurangi kemungkinan manajer melakukan

manipulasi laporan keuangan serta mengurangi biaya agensi (Lafond dan

Watts, 2007).

Teori keagenan mengatakan sulit untuk mempercayai bahwa bahwa

manajemen (agent) akan selalu bertindak berdasarkan kepentingan saham

(principal) , sehingga diperlukan monitoring dari pemegang saham (Copeland

dan Weston, 1992:20). Shareholder atau principal memperkerjakan agen untuk

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

12

melaksanakan tugas termasuk pengambilan keputusan ekonomik, dalam

lingkungan yang tidak pasti seperti perusahaan dalam kondisi financial distress.

2.1.2. Konservatisme Akuntansi

Konservatisme adalah konsep akuntansi yang kontroversial dan

membuktikan bahwa konservatisme akuntansi memiliki relevansi nilai,

yang berarti akuntansi bermanfaat dalam memprediksi kondisi keuangan

di masa mendatang. Kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah

dapat memicu terjadinya kesulitan keuangan yang dapat mendorong

manajer untuk menurunkan tingkat konservatisme akuntansi.

Lara, et al (2005) dalam Novikasi (2013) konservatisme sebagai

reaksi kehati-hatian (prudent) terhadap ketidakpastian, yang ditujukan

untuk melindungi hak- hak dan kepentingan pemegang saham

(shareholders) dan pemberi pinjaman (debtholders) yang menentukan

sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi untuk mengakui goodnews

daripada badnews.

Dengan adanya prinsip kehati-hatian tersebut diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi setiap pengguna laporan keuangan. Selain itu,

pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan investasi atau

pemberian kredit dengan tepat atas prediksi yang mereka lakukan dari

laporan keuangan yang memuat ketidakpastian dan risiko perusahaan

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

13

Beberapa metode dalam Penyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) terhadap penerapan prinsip konservatisme:

1. PSAK No.13 mengenai akuntansi untuk investasi, menyatakan

bahwa biaya dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata-rata tertimbang,

atau LIFO

2. PSAK No. 14 memberikan kebijakan kepada manajemen untuk

menghitung biaya persediaan dengan menggunakan rumus FIFO, rata-

rata tertimbang atau LIFO.

3. PSAK No. 16 mengenai asset tetap dan penyusutan.

4. PSAK No. 19 mengenai asset tidak berwujud berkaitan dengan

amortisasi.

5. PSAK No. 20 mengatur biaya riset dan pengembangan.

Watts (2003) menjelasakan ada empat hal yang menjadi penjelasan

tentang pilihan perusahaan dalam menerapkan akuntansi konservatif :

a. Contracting Explanation

Konservatisme merupakan upaya untuk membentuk mekanisme

kontrak yang efisien antara perusahaan dan berbagai pihak eksternal.

Atas dasar penjelasan kontrak, konservatisme akuntansi dapat digunakan

untuk menghindari moral hazard yang disebabkan oleh pihak-pihak

yang mempunyai informasi asimetris, pembayaran asimetris, harison

waktu yang terbatas, dan tanggung jawab yang terbatas. Moral hazard

adalah suatu tipe asimetri informasi di mana satu orang atau lebih pelaku

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

14

bisnis dapat mengamati kegiatan-kegiatan dibandingkan dengan pihak

lain. Masalah moral hazard ini terjadi karena pihak-pihak di luar

perusahaan (investor) mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada

manajer tetapi investor tidak dapat sepenuhnya memantau manajer dalam

melaksanakan pendelegasian tersebut. Dengan penerapan akuntansi yang

konservatif maka apa yang disajikan dalam laporan keuangan adalah

situasi terburuk bagi perusahaan karena bad news diakui terlebih dahulu

dari pada good news. Sehingga keputusan ekonomi yang dibuat oleh

pemakai laporan keuangan tidak overestimate. (Kiryanto dan Suprianto,

2006).

b. Litigation

Risiko litigasi berkaitan dengan posisi kreditor dan investor

sebagai pihak eksternal. Investor dan kreditor adalah pihak yang

memperoleh perlindungan hukum. Risiko potensial terjadinya litigasi

dipicu oleh potensi yang melekat pada perusahaan berkaitan dengan tidak

terpenuhinya kepentingan investor dan kreditor. Dalam rangka

memperjuangkan hak-haknya investor dapat saja melakukan litigasi dan

tuntutan hukum terhadap perusahaan. Investor dapat saja melakukan

tuntutan hukum karena informasi yang tersaji dalam laporan keuangan

disajikan secara overstate. Untuk menghindari harapan yang belebih dari

pemakai laporan keuangan tentang kndisi keuangan perusahaan maka

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

15

perusahaan menerapkan akuntansi yang konservatif. Hal ini penting

untuk mengurangi adanya risiko litigasi bagi perusahaan (Watts, 2003).

c. Taxation

Penerapan akuntansi konservatif dilakukan dalam upaya

memperkecil pajak penghasilan perusahaan. Perusahaan dapat memilih

metode-metode yang cenderung konservatif dalam rangka menekan biaya

pajak sepanjang diperbolehkan oleh Standar Akuntansi Keuangan yang

berlaku. Di Indonesia peraturan perpajakan mewajibkan dilakukannya

rekonsiliasi fiskal dengan tujuan mencocokkan antara laba akuntansi dan

laba fiskal. Ada peraturan yang diperbolehkan dalam standar akuntansi

namun yang tidak diperbolehkan dalam perpajakan, seperti biaya

sumbangan yang tidak boleh dibebankan dan harus dikoreksi. Meskipun

demikian aspek perpajakan tetap menjadi pertimbangan pilihan

perusahaan untuk menerapkan akuntansi konservatif (watts, 2003).

d. Regulation

Regulator membuat serangkaian insensitf bagi pelaporan keuangan

agar laporan keuangan disusun secara konservatif. Negara-negara dengan

regulasi tinggi memiliki tingkat konservatisme yang lebih tinggi daripada

negara-negara dengan tingkat regulator rendah. Menurut Lo (2005)

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) IAI tahun 2001 lebih memposisikan

pada akuntansi netral, tidak pada akuntansi konservatif atau liberal.

Manajer diberi beberapa pilihan untuk menyelenggarakan akuntansi

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

16

konservatif atau optimis/liberal. Lasdi (2008) melakukan penelitian

tentang determinan konservatisme akuntansi.

2.1.3. Struktur Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting

dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan

pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Budiono (2005)

menyatakan kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk

mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara

efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen

laba.

Lebih lanjut, Fala (2008) menyatakan bahwa investor institusional

mempunyai investasi ekuitas yang cukup besar sehingga investor

institusional terdorong untuk mengawasi tindakan dan kinerja manajer

lebih ketat. Dengan demikian, kepemilikan institusional dapat

mengurangi insentif manajemen yang mungkin melakukan suatu hal

yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan yang

mementingkan kepentingan manajemen sendiri.

Investor institusional memiliki beberapa kelebihan dibanding

dengan investor individual, diantaranya yaitu:

1. Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih daripada

investor individual untuk mendapatkan informasi.

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

17

2. Investor institusional memiliki profesionalisme dalam menganalisa

informasi, sehingga dapat menguji tingkat keandalan informasi.

3. Investor institusional, secara umum, memiliki realasi bisnis yang

lebih kuat dengan manajemen.

4. Investor institusional memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan

pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.

5. Investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham

sehingga dapat meningkatkan jumlah informasi secara cepat yang

tercermin di tingkat harga.

Kepemilikan oleh investor institusional yang tinggi dapat

menggantikanatau memperkuat fungsi monitoring dari dewan komisaris

oleh perusahaan. Kepemilikan institusional dihitung dengan jumlah

lembar saham yang dimiliki oleh investor institusional dibagi dengan

total jumlah lembar saham yang beredar.

Pengawasan dapat dilakukan dengan menempatkan dewan ahli, dalam

hal ini bisa menggunakan komite audit independen sehingga posisinya tidak

berada dibawah pengawasan manajer. Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) juga menjadi pengawasan lain yang dapat dilakukan engan cara

memberikan masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan bagi manajer

dalam menjalankan usaha

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

18

2.1.4. Growth Opportunities

Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus perusahaan.

Ukuran pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan perusahaan.

Pengertian pertumbuhan pada umumnya menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam meningkatkan sizenya (Kaliapur dan Trombley, 200;

dalam Widya, 2005).

Perusahaan yang menganut prinsip konservatisme terdapat suatu

cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan

konservatf identik dengan perusahaan yang tumbuh (Mayangsari dan

Wilopo, 2002). Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi

memerlukan dana yang besar untuk membiayai pertumbuhan. Oleh karena

itu, perusahaan akan selalu mempertahankan earning untuk diinvestasikan

kembali pada perusahaan dan mengandalkan pendanaan melalui utang yang

lebih besar (Rachmatika, 2006).

Pertumbuhan tersebut dapat dinilai responsif oleh investor sehingga

nilai pasar pada perusahaan konservatif lebih besar daripada nilai bukunya

sehingga akan menciptakan goodwill. Pasar akan menilai positif atas

investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan karena dari investasi yang

dilakukan saat ini diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus

kas dimasa depan (Fitriyah, 2007).

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

19

2.1.5. Tingkat Kesulitan Keuangan

Menurut Atmini dan Wuryana (2005), financial distress adalah

suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi dimana suatu

perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Financial distress

bisa diartikan sebagai munculnya sinyal atau gejala-gejala awal

kebangkrutan terhadap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu

perusahaan, atau juga kondisi yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan

ataupun likuidasi.

perusahaan mengalai kesulitan keuangan, manajer sebagai agen

dapat akan dianggap melanggar kontrak (Nugroho, 2012). Kondisi

keuangan yang bermasalah diakibatkan oleh kualitas manajer yang

buruk yang dapat memicu pergantian manajer. Akibatnya nilai pasar

manajer dipasar kerja menurun. Ancaman tersebut dapat mendorong

manajer menurunkan tingkat konservatisme akuntansi. Perusahaan yang

tidak memiliki tingkat kesulitan keuangan, para manajernya menerapkan

akuntansi konservatif agar tidak akan menghadapi pelanggaran kontrak

manajer yang kemungkinan akan menyebabkan konflik. Tingkat keuangan

yang semakin tinggi akan mendorong manajer untuk mengurangi tingkat

konservatisme akuntansi.

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

20

2.2. Penelitian Terdahulu

1. Alfian dan Sabeni (2013) menguji analisis faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap pemilihan konservatisme akuntansi. Hasil dari

penelitian tersebut terbukti bahwa rasio leverage, intensitas modal dan

kesempatan tumbuh (growth opportunities) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan ukuran

perusahaan, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik terbukti

tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

2. Pramudita (2012) menguji pengaruh tingkat kesulitan keuangan dan

tingkat hutang terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan

manufaktur. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa tingkat kesulitan

keuangan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi

sedangkan tingkat hutang tidak memiliki pengaruh terhadap

konservatisme akuntansi.

3. Oktomegah (2012) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan

konservatisme pada perusahaan manufaktur. Hasil dari penelitian tersebut

terbukti bahwa debt covenant yang diproksikan terhadap leverage

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap konsrvatisme

akuntansi, political cost yang diproksikan terhadap ukuran perusahaan

secara signifikan berpengaruh positif dan bonus plan yang diproksikan

terhadap struktur kepemilikan manajerial tidak secara signifikan

berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

21

4. Novikasi (2013) meneliti analisis faktor-faktor yang memepengaruhi

penerapan konservatisme dalam akuntansi. Dari hasil penelitiannya dapat

disimpulkan bahwa struktur kepemilikan manajemen terbukti

berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Struktur kepemilikan

institusional terbukti berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

Struktur kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi. Leverage tidak berpengaruh terhadap konservatisme

akuntansi. Growth opportunities berpengaruhterhadap konservatisme

akintansi karena kemampuan perusahaan didalam mengembangkan

perusahaannya.

5. Fatmariani (2013) menguji pengaruh struktur kepemilikan, debt

covenant dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi

pada perusahaan manufaktur. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan

bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan negatif

terhadap konservatisme akuntansi debt covenant tidak berpengaruh

signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi growth

opportunities berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme

akuntansi.

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

22

2.3. Kerangka Pemikiran

Model penelitian ini merupakan penelitian yang menguji pengaruh

variabel independen yaitu struktur kepemilikan institusional, growth

opportunities dan tingkat kesulitan keuangan terhadap tingkat konservatisme

akuntansi. Kerangka pemikiran teoritis untuk pengembangan hipotesis pada

penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut :

(+)

(+)

(+)

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Struktur Kepemilikan

Institusional

Growht Opportunities

Tingkat Kesulitan

Keuangan

Tingkat

Konservatisme

Akuntansi

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

23

2.4. Hipotesis Penelitian

2.4.1. Pengaruh struktur kepemilikan institusional terhadap tingkat

konservatisme akuntansi

Investor institusional mempunyai investasi ekuitas yang cukup

besar sehingga investor institusional terdorong untuk mengawasi

tindakan dan kinerja manajer lebih ketat (Fala, 2008). Semakin besar

kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor institusional, maka para

pemegang saham institusional mempunyai hak untuk mengawasi perilaku

kinerja manajemen. Pengawasan tersebut dilakukan melalui proses

monitoring secara efektif sehingga mengurangi praktik manajemen laba

dan akan meminta para manajemen untuk menerapkan akuntansi yang

konservatif. Penjelasan diatas menyatakan terdapat hubungan positif

antara struktur kepemilikan institusional dengan konservatisme

akuntansi.

Berdasarkan uraiaan diatas maka hipotesis penelitian yang akan

diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

: Struktur kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap

tingkat konservatisme akuntansi.

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

24

2.4.2. Pengaruh growth opportunities terhadap tingkat konservatisme

akuntansi

Akuntansi konservatif merupakan konsep yang sesuai karena

konsep tersebut menunjukan pertumbuhan suatu perusahaan karena

aktiva netto yang dilaporkan lebih rendah dari nilai pasar (Penman,

2001). Pada perusahaan yang menggunakan prinsip konservatisme

terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi,

sehingga perusahaan yang konservatif identik dengan perusahaan yang

tumbuh (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Investor akan akan merespon

positif Pertumbuhan ini, sehingga nilai pasar perusahaan konservatif

lebih besar dari nilai buku dan akan tercipta goodwill. Hal ini akan

membuat pasar dan investor menilai positif terhadap perusahaan.

Berdasarkan uraiaan diatas maka hipotesis penelitian yang akan

diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

: growth opportunities berpengaruh positif terhadap tingkat

konservatisme akuntansi.

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori ...repository.ump.ac.id/281/3/RANI TRI SUCIANI BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Landasan Teori . 2.1.1. Teori

25

2.4.3.Pengaruh tingkat kesulitan keuangan terhadap tingkat konservatisme

akuntansi

Teori keagenan adalah teori yang muncul karena adanya konflik antara

principal dan agen, ini bisa diasumsikan bahwa pemberian informasi

yang mengakui adanya laba yang rendah dapat membantu mengurangi

adanya konflik antara manajer dan pemegang saham, karena manajer

dengan teori ini berusaha menyampaikan informasi secara jujur dengan

penuh kehati-hatian. Konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian

maka dengan adanya kesulitan keuangan tentu perusahaan akan lebih

berhati-hati lagi dalam menghadapi lingkungan yang tidak pasti ini.

Dengan demikian, tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang

semakin tinggi akan mendorong manajer untuk menaikkan tingkat

konservatisme akuntansi, dan sebaliknya jika tingkat kesulitan

keuangan rendah manajer akan menurunkan tingkat konservatisme

akuntansi (Pramudita,2012).

Berdasarkan uraiaan diatas maka hipotesis penelitian yang akan

diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

: tingkat kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap tingkat

konservatisme akuntansi.

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016