of 26 /26
25 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah kajian pusataka yang berbentuk penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang diambil dari berbagai sumber ilmiah seperti jurnal, skripsi, tesis atau disertasti. Pada bagian ini, peneliti mengambil beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan yang bersumber dari jurnal dan skripsi terkait dengan judul penelitian ditinjau dari latar belakang, lokasi, dan fokus penelitian yang berbeda-beda, kemudian membuat ringkasan serta relevansinya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang terkait dengan judul penelitian peneliti : Pertama, skripsi yang berjudul “Double Burden Pada Perempuan Pekerja Di Matahari Departement Store Mall Tanjung Bunga Makassar” disusun oleh Dyan Paramitha Tahun 2016. Dalam penelitian tersebut, peneliti memfokuskan penelitiannya pada pola perilaku dan nilai-nilai yang berubah pada pekerja perempuan yang sebelumnya memiliki beban tunggal dan berubah menjadi perempuan yang memiliki beban ganda atau double burden. Selain itu juga penelitian ini memfokuskan penelitiannya pada alokasi waktu perempuan pekerja pada ranah publik dan ranah domestik. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/51343/3/BAB 2.pdfMakassar (GTC) minimal 2 tahun belum menikah kemudian menikah dan masih bekerja di Matahari

  • Author
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian ...eprints.umm.ac.id/51343/3/BAB 2.pdfMakassar...

  • 25

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    2.1 Kajian Pustaka

    2.1.1 Penelitian Terdahulu

    Penelitian terdahulu adalah kajian pusataka yang berbentuk penelitian

    yang pernah dilakukan sebelumnya yang diambil dari berbagai sumber

    ilmiah seperti jurnal, skripsi, tesis atau disertasti. Pada bagian ini, peneliti

    mengambil beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan yang bersumber

    dari jurnal dan skripsi terkait dengan judul penelitian ditinjau dari latar

    belakang, lokasi, dan fokus penelitian yang berbeda-beda, kemudian

    membuat ringkasan serta relevansinya dengan penelitian yang akan

    dilakukan oleh peneliti. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang terkait

    dengan judul penelitian peneliti :

    Pertama, skripsi yang berjudul “Double Burden Pada Perempuan

    Pekerja Di Matahari Departement Store Mall Tanjung Bunga Makassar”

    disusun oleh Dyan Paramitha Tahun 2016. Dalam penelitian tersebut,

    peneliti memfokuskan penelitiannya pada pola perilaku dan nilai-nilai yang

    berubah pada pekerja perempuan yang sebelumnya memiliki beban tunggal

    dan berubah menjadi perempuan yang memiliki beban ganda atau double

    burden. Selain itu juga penelitian ini memfokuskan penelitiannya pada

    alokasi waktu perempuan pekerja pada ranah publik dan ranah domestik.

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

  • 26

    kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

    melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan melibatkan delapan

    informan atau narasumber. Penelitian ini dalam penentuan subjek

    menggunakan teknik purposive sampling dengan menentukan kriteria

    tertentu. Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah perempuan yang bekerja

    di Matahari Department Store Mall Tanjung Bunga Makassar (GTC)

    minimal 2 tahun belum menikah kemudian menikah dan masih bekerja di

    Matahari Department Store Makassar. Hasil dari penelitian yang dilakukan

    menunjukkan bahwa : 1) perempuan yang sebelumnya belum menikah dan

    masih memiliki beban tunggal lalu kemudia berubah menjadi beban ganda

    akan mengalami perubahan seperti pola piker yang lebih dewasa dan

    realistis , perilaku yang lebih disiplin dan bertanggung jawab serta waktu

    untuk berkumpul bersama teman kerja menjadi sedikit. Adanya perubahan

    yang dialami oleh perempuan pekerja tersebut dipengaruhi oleh nilai

    perempuan dalam budaya bugis bahwa perempuan pada dasarnya

    mempunyai kewajiban mengurus anak, menyelesaikan urusan rumah tangga

    dan menjaga serta memelihara harkat dan martabat keluarga. 2) alokasi

    waktu yang dilakukan oleh perempuan pekerja tersebut adalah dengan

    memanfaatkan waktu kerja sebaik-baiknya, contohnya apabila mereka

    mendapatkan shift pagi maka pekerjaan rumah diselesaikan setelah pulang

    kerja sedangkan apabila mereka mendapatkan shift siang maka segala

    keperluan rumah diselesaikan sebelum mereka berangkat bekerja.

  • 27

    Kedua, skripsi dengan judul “Beban Ganda Petani Perempuan di

    Keluarga (Studi Pada Perempuan Batak Toba di Desa Sitolubahal)”.

    Disusun oleh Lili Tupa Enjelina Silaban tahun 2018. Penelitian ini

    memfokuskan kajiannya pada masalah beban ganda yang timbul akibat

    adanya sistem patriarki di dalam masyarakat Batak Toba di desa

    Sitolubahal. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun teknik

    pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan

    dokumentasi. Penentuan subjek menggunakan teknik purposive sampling

    dengan menentukan beberapa kriteria tertentu. Hasil dari penelitian ini

    menunjukkan bahwa adanya realitas beban ganda pada petani perempuan

    Batak Toba di Desa Sitolubahal dilihat dari aktifitas yang mereka jalani.

    Petani perempuan lebih banyak mendominasi dalam hal beban kerja, mereka

    selain bekerja di luar rumah sebagai petani, mereka juga harus

    meenyelesaikan segala pekerjaan rumah. sedangkan para laki-laki atau

    suami, mereka lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk berkumpul

    dengan suami-suami lainnya di “lapo tuak” atau warunt yang menyediakan

    makanan dan minuman. selain itu, jam kerja yang dimiliki oleh petani

    perempuan lebih banyak dibandingkan dengan suami mereka yaitu sekitar

    17-19 jam perhari, sedangkan laki-laki atau suami mereka hanya memiliki

    jam kerja sekitar 4-7 jam perhari. Beban ganda yang dialami oleh petani

    perempuan tersebut membuat mereka terabaikan dari kegiatan-kegiatan

    pelatihan dan pemberdayaan yang diselenggarakan oleh pemerintah

  • 28

    setempat maupun dari pihak luar. Hal ini juga diikuti dengan tradisi

    masyarakat Batak yang masih sangat kental dengan system patriarki.

    Perempuan Batak dipaksa untuk patuh dan taat pada aturan norma dan nilai

    adat yang berlaku.

    Ketiga, penelitian oleh Nurfitriani dalam Jurnal Ekonomi Pertanian

    dan Agribisnis Tahun 2018 yang berjudul “Peran Ganda Perempuan Yang

    Bekerja Di Pembibitan Tanaman Sengon Di Desa Wonocoyo Kecamatan

    Pogalan Kabupaten Trenggalek (Women’s Double Burden Who Work In

    Seedling of Sengon Plants in Wonocoyo Village Pogalan District

    Trenggalek Regency)”. Penelitian ini berfokus pada alasan yang

    melatarbelakangi perempuan yang berada di Desa Wonocoyo untuk bekerja

    di pembibitan tanaman sengon dan bentuk peran ganda yang dialami oleh

    perempuan yang bekerja di pembibitan sengon baik sebagai karyawan

    maupun pemiliknya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

    kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Adapun teknik pengumpulan

    data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

    Penentuan subjek menggunakan purposive sampling dengan menentukan

    kriteria-kriteria tertentu yaitu perempuan yang sudah menikah dan bekerja

    di pembibitan sengon baik sebagai karyawan, maupun pengusaha serta

    pendiri UD. Sumber Bibit. Adapun hasil dari penelitian ini adalah : 1)

    alasan perempuan bekerja di pembibitan sengon adalah karena factor

    ekonomi, budaya dan social psikologi. Alasan ekonomi seperti untuk

    menambah penghasilan rumah tangga, membantu suami, serta ingin

  • 29

    memiliki penghasilan sendiri. Alasan budaya seperti bekerja atau

    memperoleh penghasilan adalah tanggungjawab bersama (suami dan istri)

    dan bekerja sudah menjadi kebiasaan wanita yang sudah menikah. Alasan

    sosial seperti menambah pengetahuan tentang bertani dan menambah teman.

    2) bentuk peran ganda atau beban ganda yang dialami oleh perempuan yang

    bekerja di pembibitan sengon meliputi peran di ranah domestic atau rumah

    tangga dan peran di ranah public atau di pembibitan sengon.

    Keempat, skripsi dengan judul “Peran Ganda Ibu Rumah Tangga

    Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga (Studi Deskriptif Pada Buruh

    Perempuan di Deppo Triplek Desa Bangsalsari Kecamatan Bangsalsari

    Kabupaten Jember)”, disusun oleh Susetyo Arie Wibowo tahun 2014.

    Penelitian ini menjelaskan perempuan yang mempunyai beban ganda

    disebabkan karena harus bekerja sebagai buruh perempuan demi memenuhi

    kebutuhan ekonomi keluarganya. Lokasi penelitian dilakukan di Deppo

    Triplek, Desa Bangsalsari, Kabupaten Jember. Adapun jenis penelitian yang

    digunakan adalah penelitian kualitatif dan teknik penentuan subjek

    menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa peran yang dimiliki oleh perempuan yang bekerja di Deppo Triplek

    adalah perannya di ranah domestic sebagai ibu rumah tangga yang

    menyiapkan makanan, mengasuh anak, mengurus suami, membersihkan

    rumah, mencuci, dll selain itu peran di ranah public sebagai pekerja di

    Deppo Triplek. Kondisi ekonomi keluarga menjadikan mereka bekerja di

    luar rumah untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. jam

  • 30

    kerja yang panjang di pabrik dan juga harus menyelesaikan segala urusan

    dalam rumah menjadikan perempuan yang bekerja di Deppo Triplek

    mengalami beban ganda.

    Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Yunita Kusumawati dalam

    Jurnal Tahun 2012 dengan judul “Peran Ganda Perempuan Pemetik Teh”.

    Penelitian ini menjelaskan bagaimana pembagian waktu yang dilakukan

    oleh perempuan pemetik teh sebagai efek dari beban ganda yang dialami.

    Penelitian dilakukan di dekat perkebunan PT Pagilaran desa Keteleng

    dimana banyak permepuan di desa tersebut yang bekerja sebagai pemetik

    teh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

    penelitian fenomenologi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek

    penelitian adalah perempuan yang bekerja sebagai pemetik teh dan sudah

    menikah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang berperan

    ganda yang berperan di ranah domestic dan publik berdampak terhadap

    kehidupan mereka. Selain itu, alokasi waktu seroang perempuan yang

    bekerja dan sebagai ibu rumah tangga turut mempengaruhi upah yang

    diterima oleh perempuan pemetik teh. Selanjutnya didalam keluarga,

    perempuan pemetik teh ini juga memiliki power atau kemampuan untuk ikut

    aktif dalam pengambilan keputusan. Namun dengan bekerjanya seorang

    perempuan sebagai pemetik teh tidak terlalu berpengaruh terhadap kondisi

    ekonomi mereka karena upah yang didapatkan belum cukup untuk

    memenuhi kebutuhan hidup lainnya.

  • 31

    Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka relevansi antara

    penelitian terdahulu dengan penelitian penulis dapat dilihat sebagai berikut :

    Tabel 2. Relevansi Penelitian

    No Nama dan Judul

    Penelitian

    Hasil Penelitian Relevansi Penelitian

    1 Dyan Paramitha “Double

    Burden Pada Perempuan

    Pekerja Di Matahari

    Departement Store Mall

    Tanjung Bunga Makassar”

    (Skripsi) tahun 2016

    Dalam penelitian tersebut,

    peneliti memfokuskan

    penelitiannya pada pola

    perilaku dan nilai-nilai yang

    berubah pada pekerja

    perempuan yang sebelumnya

    memiliki beban tunggal dan

    berubah menjadi perempuan

    yang memiliki beban ganda

    atau double burden. Selain itu

    juga penelitian ini

    memfokuskan penelitiannya

    pada alokasi waktu

    perempuan pekerja pada

    ranah publik dan ranah

    domestik. Jenis penelitian

    yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah jenis

    penelitian kualitatif deskriptif.

    Adapun teknik pengumpulan

    data yang digunakan melalui

    observasi, wawancara dan

    dokumentasi dengan

    Relevansi penelitian terdahulu

    dengan penelitian yang akan

    dilakukan adalah sama-sama

    membahasa mengenai

    “double burden” atau beban

    ganda pada perempuan.

    Namun perbedaannya terletak

    pada fokus masalah. Pada

    penelitian terdahulu, peneliti

    memfokuskan penelitiannya

    pada perubahan nilai-nilai dan

    perilaku pada perempuan

    beban tunggal (ranah publik)

    kemudian menjadi perempuan

    beban ganda (ranah publik

    dan domestik) dan alokasi

    waktu perempuan pekerja di

    Matahari Departement Store

    Mall Tanjung Bunga

    Makassar. Sedangkan, fokus

    penelitian yang akan

    dilakukan adalah mengenai

    konflik “double burden” dan

  • 32

    melibatkan delapan informan

    atau narasumber. Penelitian

    ini dalam penentuan subjek

    menggunakan teknik

    purposive sampling dengan

    menentukan kriteria tertentu.

    Kriteria subjek dalam

    penelitian ini adalah

    perempuan yang bekerja di

    Matahari Department Store

    Mall Tanjung Bunga

    Makassar (GTC) minimal 2

    tahun belum menikah

    kemudian menikah dan masih

    bekerja di Matahari

    Department Store Makassar.

    Hasil dari penelitian yang

    dilakukan menunjukkan

    bahwa : 1) perempuan yang

    sebelumnya belum menikah

    dan masih memiliki beban

    tunggal lalu kemudia berubah

    menjadi beban ganda akan

    mengalami perubahan seperti

    pola piker yang lebih dewasa

    dan realistis , perilaku yang

    lebih disiplin dan bertanggung

    jawab serta waktu untuk

    berkumpul bersama teman

    cara mengatasi konflik

    tersebut. Selain itu, perbedaan

    selanjutnya adalah pada

    subjek penelitian dan lokasi

    penelitian. Pada penelitian

    terdahulu, subjek peneliti

    adalah perempuan yang

    bekerja di Matahari

    Departemen Store Mall

    Tanjung Bunga Kota

    Makassar, sedangkan subjek

    pada penelitian yang akan

    dilakukan adalah buruh

    perempuan pabrik rokok

    Trubus Alami Malang.

  • 33

    kerja menjadi sedikit. Adanya

    perubahan yang dialami oleh

    perempuan pekerja tersebut

    dipengaruhi oleh nilai

    perempuan dalam budaya

    bugis bahwa perempuan pada

    dasarnya mempunyai

    kewajiban mengurus anak,

    menyelesaikan urusan rumah

    tangga dan menjaga serta

    memelihara harkat dan

    martabat keluarga. 2) alokasi

    waktu yang dilakukan oleh

    perempuan pekerja tersebut

    adalah dengan memanfaatkan

    waktu kerja sebaik-baiknya,

    contohnya apabila mereka

    mendapatkan shift pagi maka

    pekerjaan rumah diselesaikan

    setelah pulang kerja

    sedangkan apabila mereka

    mendapatkan shift siang maka

    segala keperluan rumah

    diselesaikan sebelum mereka

    berangkat bekerja.

    2 Lili Tupa Enjelina Silaban

    “Beban Ganda Petani

    Perempuan di Keluarga

    (Studi Pada Perempuan

    Penelitian ini memfokuskan

    kajiannya pada masalah beban

    ganda yang timbul akibat

    adanya sistem patriarki di

    Relevansi penelitian terdahulu

    dengan penelitian yang akan

    dilakukan adalah sama-sama

    membahas tentang beban

  • 34

    Batak Toba di Desa

    Sitolubahal)”. (Skripsi)

    Tahun 2018

    dalam masyarakat Batak Toba

    di desa Sitolubahal. Metode

    penelitian yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah

    metode penelitian kualitatif

    dengan pendekatan deskriptif.

    Adapun teknik pengumpulan

    data dilakukan dengan

    observasi, wawancara dan

    dokumentasi. Penentuan

    subjek menggunakan teknik

    purposive sampling dengan

    menentukan beberapa kriteria

    tertentu. Hasil dari penelitian

    ini menunjukkan bahwa

    adanya realitas beban ganda

    pada petani perempuan Batak

    Toba di Desa Sitolubahal

    dilihat dari aktifitas yang

    mereka jalani. Petani

    perempuan lebih banyak

    mendominasi dalam hal beban

    kerja, mereka selain bekerja

    di luar rumah sebagai petani,

    mereka juga harus

    meenyelesaikan segala

    pekerjaan rumah. sedangkan

    para laki-laki atau suami,

    mereka lebih banyak

    ganda atau “double burden”.

    Namun letak perbedaannya

    terdapat di fokus kajian antara

    penelitian terdahulu dengan

    penelitian yang akan

    dilakukan. Pada penelitian

    terdahulu, fokus penelitiannya

    pada realitas beban ganda

    yang terjadi pada petani

    perempuan Batak Toba dan

    respon petani perempuan

    Batak Toba tentang realitas

    beban ganda atau “double

    burden” pada petani

    perempuan Batak Toba,

    sedangkan fokus penelitian

    yang akan dilakukan adalah

    mengenai konflik beban

    ganda atau “double burden”

    dan cara mengatasi konflik

    tersebut. Selain itu, perbedaan

    lainnya adalah subjek dan

    lokasi penelitian. Pada

    penelitian sebelumnya, subjek

    penelitian adalah petani

    perempuan Batak Toba dan

    lokasi penelitiannya di desa

    Sitolubahal Kecamatan

    Lintongnihuta Kabupaten

  • 35

    menghabiskan waktu mereka

    untuk berkumpul dengan

    suami-suami lainnya di “lapo

    tuak” atau warunt yang

    menyediakan makanan dan

    minuman. selain itu, jam kerja

    yang dimiliki oleh petani

    perempuan lebih banyak

    dibandingkan dengan suami

    mereka yaitu sekitar 17-19

    jam perhari, sedangkan laki-

    laki atau suami mereka hanya

    memiliki jam kerja sekitar 4-7

    jam perhari. Beban ganda

    yang dialami oleh petani

    perempuan tersebut membuat

    mereka terabaikan dari

    kegiatan-kegiatan pelatihan

    dan pemberdayaan yang

    diselenggarakan oleh

    pemerintah setempat maupun

    dari pihak luar. Hal ini juga

    diikuti dengan tradisi

    masyarakat Batak yang masih

    sangat kental dengan system

    patriarki. Perempuan Batak

    dipaksa untuk patuh dan taat

    pada aturan norma dan nilai

    adat yang berlaku.

    Humbang Hasundutan.

    Sedangkan subjek dan lokasi

    penelitian yang akan

    dilakukan adalah buruh

    perempuan yang bekerja di

    pabrik rokok Trubus Alami

    Malang.

  • 36

    3 Nurfitriani dalam Jurnal

    Ekonomi Pertanian dan

    Agribisnis Tahun 2018

    yang berjudul “Peran

    Ganda Perempuan Yang

    Bekerja Di Pembibitan

    Tanaman Sengon Di Desa

    Wonocoyo Kecamatan

    Pogalan Kabupaten

    Trenggalek (Women’s

    Double Burden Who Work

    In Seedling of Sengon

    Plants in Wonocoyo

    Village Pogalan District

    Trenggalek Regency)”

    Penelitian ini berfokus pada

    alasan yang melatarbelakangi

    perempuan yang berada di

    Desa Wonocoyo untuk

    bekerja di pembibitan

    tanaman sengon dan bentuk

    peran ganda yang dialami

    oleh perempuan yang bekerja

    di pembibitan sengon baik

    sebagai karyawan maupun

    pemiliknya. Penelitian ini

    menggunakan metode

    penelitian kualitatif dengan

    jenis penelitian studi kasus.

    Adapun teknik pengumpulan

    data yang digunakan adalah

    observasi, wawancara dan

    dokumentasi. Penentuan

    subjek menggunakan

    purposive sampling dengan

    menentukan kriteria-kriteria

    tertentu yaitu perempuan yang

    sudah menikah dan bekerja di

    pembibitan sengon baik

    sebagai karyawan, maupun

    pengusaha serta pendiri UD.

    Sumber Bibit. Adapun hasil

    dari penelitian ini adalah : 1)

    Relevansi penelitian terdahulu

    dengan penelitian yang akan

    dilakukan adalah sama-sama

    membahas tentang beban

    ganda atau “double burden”

    pada perempuan yang

    berperan ganda (domestik dan

    publik). Namun, fokus

    penelitian antara penelitian

    terdahulu dan penelitian yang

    akan dilakukan berbeda. Pada

    penelitian terdahulu, peneliti

    memfokuskan penelitiannya

    pada alasan yang

    melatarbelakangi perempuan

    bekerja dan bentuk peran

    ganda seperti apa yang

    dialami oleh perempuan yang

    bekerja di pembibitan

    tanaman sengon. Sedangkan

    fokus penelitian yang akan

    dilakukan oleh peneliti adalah

    mengenai konflik dari beban

    ganda atau “double burden”

    pada perempuan yang bekerja,

    dan bagaimana mengatasi

    konflik tersebut. Perbedaan

    selanjutnya terletak pada

  • 37

    alasan perempuan bekerja di

    pembibitan sengon adalah

    karena factor ekonomi,

    budaya dan social psikologi.

    Alasan ekonomi seperti untuk

    menambah penghasilan rumah

    tangga, membantu suami,

    serta ingin memiliki

    penghasilan sendiri. Alasan

    budaya seperti bekerja atau

    memperoleh penghasilan

    adalah tanggungjawab

    bersama (suami dan istri) dan

    bekerja sudah menjadi

    kebiasaan wanita yang sudah

    menikah. Alasan sosial seperti

    menambah pengetahuan

    tentang bertani dan

    menambah teman. 2) bentuk

    peran ganda atau beban ganda

    yang dialami oleh perempuan

    yang bekerja di pembibitan

    sengon meliputi peran di

    ranah domestic atau rumah

    tangga dan peran di ranah

    public atau di pembibitan

    sengon.

    subjek dan lokasi penelitian.

    Penelitian terdahulu

    mengambil subjek ibu rumah

    tangga yang bekerja di

    pembibitan sengon dan

    lokasinya di Desa Wonocoyo

    Kecamatan Pogalan

    Kabupaten Trenggalek.

    Sedangkan penelitian yang

    akan dilakukan mengambil

    subjek buruh perempuan yang

    bekerja di pabrik rokok

    Trubus Alami Malang.

    4 Susetyo Arie Wibowo

    “Peran Ganda Ibu Rumah

    Penelitian ini menjelaskan

    perempuan yang mempunyai

    Relevansi antara penelitian

    terdahulu dengan penelitian

  • 38

    Tangga Dalam Memenuhi

    Kebutuhan Keluarga

    (Studi Deskriptif Pada

    Buruh Perempuan di

    Deppo Triplek Desa

    Bangsalsari Kecamatan

    Bangsalsari Kabupaten

    Jember)”. (skripsi) tahun

    2014.

    beban ganda disebabkan

    karena harus bekerja sebagai

    buruh perempuan demi

    memenuhi kebutuhan

    ekonomi keluarganya. Lokasi

    penelitian dilakukan di Deppo

    Triplek, Desa Bangsalsari,

    Kabupaten Jember. Adapun

    jenis penelitian yang

    digunakan adalah penelitian

    kualitatif dan teknik

    penentuan subjek

    menggunakan teknik

    purposive sampling. Hasil

    penelitian menunjukkan

    bahwa peran yang dimiliki

    oleh perempuan yang bekerja

    di Deppo Triplek adalah

    perannya di ranah domestic

    sebagai ibu rumah tangga

    yang menyiapkan makanan,

    mengasuh anak, mengurus

    suami, membersihkan rumah,

    mencuci, dll selain itu peran

    di ranah public sebagai

    pekerja di Deppo Triplek.

    Kondisi ekonomi keluarga

    menjadikan mereka bekerja di

    luar rumah untuk membantu

    yang akan dilakukan adalah

    sama-sama membahas

    mengenai beban ganda atau

    “double burden” pada

    perempuan. Selain itu, subjek

    penelitian terdahulu dan juga

    subjek penelitian yang akan

    dilakukan memiliki relevansi

    yaitu buruh perempuan.

    Namun, perbedaannya

    terletak pada fokus penelitian

    dan lokasi penelitian. Pada

    penelitian terdahulu, fokus

    penelitiannya adalah

    menjelaskan peran perempuan

    yang menjadi peran ganda

    yaitu sebagai ibu rumah

    tangga dan pekerja. Adapun

    lokasi penelitian terdahulu

    adalah di Deppo Triplek

    Bangsalsari, Kecamatan

    Bangsalsari, Kabupaten

    Jember. Sedangkan fokus

    penelitian yang akan

    dilakukan adalah menjelaskan

    mengenai konflik beban

    ganda yang dihasilkan oleh

    buruh perempuan yang

    mempunyai peran ganda dan

  • 39

    memenuhi kebutuhan

    ekonomi keluarga. jam kerja

    yang panjang di pabrik dan

    juga harus menyelesaikan

    segala urusan dalam rumah

    menjadikan perempuan yang

    bekerja di Deppo Triplek

    mengalami beban ganda.

    bagaimana mengatasi konflik

    tersebut. Dan lokasi penelitian

    yang akan di lakukan adalah

    di pabrik rokok Trubus Alami

    Malang

    5 Yunita Kusumawati

    “Peran Ganda Perempuan

    Pemetik Teh” dalam

    Jurnal Tahun 2012.

    Penelitian ini menjelaskan

    bagaimana pembagian waktu

    yang dilakukan oleh

    perempuan pemetik teh

    sebagai efek dari beban ganda

    yang dialami. Penelitian

    dilakukan di dekat

    perkebunan PT Pagilaran desa

    Keteleng dimana banyak

    permepuan di desa tersebut

    yang bekerja sebagai pemetik

    teh. Penelitian ini

    menggunakan pendekatan

    kualitatif dengan jenis

    penelitian fenomenologi.

    Adapun teknik pengumpulan

    data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah

    observasi, wawancara dan

    dokumentasi. Subjek

    penelitian adalah perempuan

    Relevansi penelitian terdahulu

    dengan penelitian yang akan

    dilakukan adalah sama-sama

    membahas mengenai beban

    ganda atau “double burden”

    yang dimiliki oleh perempuan

    karena adanya peran ganda

    (domestik dan publik).

    Namun perbedaannya diantara

    keduanya adalah pada fokus

    penelitian, subjek, dan lokasi

    penelitian. Fokus penelitian

    terdahulu adalah pembagian

    waktu perempuan pemetik teh

    sebagai efek dari beban ganda

    dan kondisi sosial ekonomi

    perempuan pemetik teh.

    Subjek penelitiannya adalah

    perempuan yang bekerja di

    perkebunan teh. Dan lokasi

    penelitian di di desa Keteleng,

  • 40

    yang bekerja sebagai pemetik

    teh dan sudah menikah. Hasil

    penelitian menunjukkan

    bahwa perempuan yang

    berperan ganda yang berperan

    di ranah domestic dan publik

    berdampak terhadap

    kehidupan mereka. Selain itu,

    alokasi waktu seroang

    perempuan yang bekerja dan

    sebagai ibu rumah tangga

    turut mempengaruhi upah

    yang diterima oleh perempuan

    pemetik teh. Selanjutnya

    didalam keluarga, perempuan

    pemetik teh ini juga memiliki

    power atau kemampuan untuk

    ikut aktif dalam pengambilan

    keputusan. Namun dengan

    bekerjanya seorang

    perempuan sebagai pemetik

    teh tidak terlalu berpengaruh

    terhadap kondisi ekonomi

    mereka karena upah yang

    didapatkan belum cukup

    untuk memenuhi kebutuhan

    hidup lainnya.

    Batang yang berlokasi di

    dekat perkebunan teh PT.

    Pagilaran. Sedangkan fokus

    penelitian yang akan

    dilakukan adalah membahas

    mengenai konflik beban

    ganda pada perempuan akibat

    adanya peran ganda (domestik

    dan publik) dan cara

    mengatasi konflik tersebut.

    Subjek dalam penelitian ini

    adalah buruh perempuan. Dan

    lokasi penelitian di pabrik

    rokok Trubus Alami Malang

  • 41

    2.1.2 Tinjauan Pustaka

    a. Double Burden atau beban ganda pada perempuan

    Konstruksi sosial dan budaya yang telah lama tertanam dibenak

    masyarakat Indonesia, dimana hal yang seharusnya merupakan gender

    justru dianggap sebagai “kodrat perempuan”. Hal-hal seperti

    membersihkan rumah, memasak, menjaga dan mendidik anak, dan

    segala urusan domestik lainnya adalah kodrat yang telah dimiliki oleh

    setiap perempuan. Padahal kenyataannya, semua itu hanyalah

    konstruksi sosial dan budaya yang telah tertanam lama sejak

    munculnya peradaban serta kelas didalam masyarakat karena adanya

    kepemilikan pribadi sehingga menjadikan status perempuan yang

    sebelumnya tinggi menjadi tertindas secara seksual di dalam

    masyarakat.

    Adanya anggapan bahwa semua pekerjaan yang mencakup ranah

    domestik dalam rumah tangga adalah tanggung jawab seorang

    perempuan. Konsekuensinya, banyak perempuan yang harus bekerja

    lebih lama dibandingkan dengan laki-laki. Di kalangan keluarga

    miskin, beban yang sangat berat ini harus ditanggung oleh perempuan

    itu sendiri. Terlebih jika si perempuan tersebut harus bekerja di luar

    rumah (ranah publik), maka ia akan memikul beban kerja ganda

    (Fakih, 1996: 21). Hal ini menjadi beban bagi perempuan yang bekerja

    di luar rumah (ranah publik) disebabkan mereka selain dituntut untuk

    menyelesaikan tugas dan tanggung jawab mereka di rumah, mereka

  • 42

    juga dituntut untuk menghasilkan prestasi yang baik di lingkungan

    kerja. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan istilah “double burden”

    atau beban ganda pada perempuan. Hal ini tidak berlaku bagi laki-laki,

    sebab sedari awal konstruk yang telah tertanam di masyarakat kita

    bahwa semua pekerjaan domestik adalah urusan dan tanggung jawab

    seorang perempuan, sedangkan laki-laki hanya dituntut untuk

    memenuhi kebutuhan produksi tanpa memikirkan tugas dan tanggung

    jawab di rumah (ranah domestik).

    Beban ganda pada perempuan dapat dilihat pada peran yang

    dimainkannya. (1) Peran perempuan sebagai istri yang melayani suami

    dan mengurus semua urusan rumah tangga, sebagai ibu yang menjaga

    dan mendidik anak (diluar sebagai peran reproduksi). (2) Peran

    perempuan sebagai pekerja yang bekerja di luar rumah untuk

    mendapatkan penghasilan (baik pendapatan tambahan maupun

    pendapatan pokok). Peran ganda yang dialami oleh perempuan adalah

    apabila dia menjalankan kedua peran tersebut dalam satu waktu. Dari

    peran ganda tersebut akhirnya menghasilkan beban ganda atau double

    burden pada perempuan. Beban ganda atau double burden biasanya

    terjadi pada perempuan yang bekerja. Pada dasarnya, permasalahan

    yang dimiliki oleh perempuan yang berperan ganda bukan pada

    perannya, tetapi pada dampak dan akibat yang dihasilkan oleh beban

    ganda tersebut dalam keluarganya.

  • 43

    Jadi dapat disimpulkan bahwa beban ganda adalah beban kerja

    yang dimiliki oleh salah satu jenis kelamin (dalam konteks ini adalah

    perempuan atau istri) lebih banyak dan lebih berat dibandingkan

    dengan yang lainnya. Beban ganda pada perempuan terjadi apabila

    perempuan tersebut melakukan dua peran sekaligus dalam satu waktu

    yaitu peran sebagai istri dan ibu yang mengurus segala tetek bengek

    yang berhubungan dengan rumah tangga (domestik) dan sebagai

    pekerja yang bekerja diluar rumah untuk memperoleh pendapatan.

    Selain itu, adanya beban ganda atau double burden yang dialami oleh

    perempuan merupakan salah satu bentuk ketidakadilan gender.

    b. Konflik Double Burden atau Beban Ganda

    Secara umum konflik diartikan sebagai kondisi dimana adanya

    pertentangan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Munculnya

    pertentangan tersebut dapat disebabkan karena dalam menjalankan

    peran secara bersamaan, terjadi kontradiksi antara dua pilihan yang

    sama-sama bersifat penting. Sebagai seorang individu, manusia

    mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, namun dalam

    upaya memenuhi kebutuhan tersebut, adakalanya individu tersebut

    mendapati dua atau lebih kebutuhan yang sama-sama memiliki tingkat

    prioritas yang sama dalam satu waktu.

    Meyrs (1993) dalam Ella mengatakan bahwa apabila seseorang

    dihadapkan pada dua tuntutan harapan sesuai dengan perannya yang

    berbeda dan harus ditampilkan dalam waktu yang bersamaan maka

  • 44

    orang tersebut mengalami konflik (Ella, 2003: 286). Selanjutnya,

    Greenhaus & Beutell menjelaskan bahwa konflik peran ganda

    merupakan bentuk konflik antar peran yang mana peran pekerjaan dan

    keluarga membutuhkan perhatian yang sama. (Greenhaus & Beutell,

    1985: 77). Konflik biasanya terjadi pada saat seseorang mempunyai

    tekanan untuk menjalankan dua atau lebih dorongan yang bertentangan

    dalam waktu yang bersamaan. Hal ini biasanya dialami oleh pekerja

    perempuan dimana mereka dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai

    ibu rumah tangga dan sebagai pekerja. Bagi perempuan pekerja,

    keluarga dan pekerjaan merupakan dua hal yang sangat penting dan

    saling berkaitan. Dalam upaya menjalankan dua hal tersebut secara

    bersamaan merupakan sesuatu yang sangat sulit dilakukan oleh

    perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak. Oleh karena itu,

    konflik biasanya akan muncul pada perempuan yang memiliki peran

    ganda dikarenakan mereka harus membuat pilihan diantara kedua

    peran yang dimilikinya tersebut.

    Seseorang dikatakan mengalami konflik peran ganda apabila ia

    merasakan suatu ketegangan dalam menjalankan perannya sebagai ibu

    rumah tangga dan sebagai pekerja. Greenhaus & Beutell menjelaskan

    bahwa penyebab dari konflik peran ganda yang terjadi secara umum

    disebabkan oleh :

    1) Konflik disebabkan oleh waktu (time-based conflict), yaitu

    konflik yang dialami pada saat tekanan waktu menuntut salah

  • 45

    satu peran sehingga menghambat pemenuhan peran yang lain.

    Waktunya habis untuk melakukan aktifitas pada salah satu

    peran sehingga tidak dapat memenuhi peran yang lain. Ada dua

    macam konflik yang disebabkan oleh waktu, yaitu (1) tuntutan

    waktu pada salah satu peran yang membuat seseorang secara

    fisik tidak dapat memenuhi peran lainnya; (2) tuntutan waktu

    yang dialami oleh seseorang sehingga mengalami kebingungan

    dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada satu peran,

    meskipun telah berusaha untuk memenuhi tugas dari peran

    lainnya (Greenhaus & Beutell, 1985: 77). Konflik peran ganda

    yang disebabkan oleh waktu terjadi karena waktu yang

    digunakan untuk menjalankan satu peran dapat mengurangi

    waktu untuk menjalankan peran lainnya. Artinya, pada saat

    yang sama, perempuan yang berperan ganda tidak dapat

    menjalankan kedua perannya secara bersamaan. Misalnya

    ketika perempuan pekerja yang terlambat pulang ke rumah

    karena ada urusan pekerjaan yang tidak dapat ditinggal

    menyebabkan waktu yang digunakan untuk berkumpul

    bersama keluarga menjadi berkurang, dan sebaliknya apabila

    ada urusan mendadak di keluarga yang benar-benar tidak bisa

    ditinggalkan akan menyebabkan perempuan tersebut terlambat

    untuk bekerja, dsb.

  • 46

    2) Konflik disebabkan oleh tekanan (stain-based conflict) yaitu

    konflik yang terjadi ketika tekanan dari satu peran

    mempengaruhi kinerja peran yang lain. Hal tersebut terjadi

    ketika teksanan dari satu peran bersamaan dengan pemenuhan

    tanggungjawab dari peran lain. Sumber konflik yang

    disebabkan oleh tekanan antara lain tuntutan emosional dan

    stress di tempat kerja yang menimbulkan depresi, kelelahan,

    dan kecemasan (Greenhaus & Beutell, 1985: 80). Konflik yang

    disebabkan oleh tekanan ini dihasilkan dari adanya tekanan

    dari salah satu peran sehingga mempengaruhi peran yang

    lainnya. Misalnya, tekanan yang dialami oleh perempuan

    pekerja di tempat kerja menjadikan perempuan tersebut

    kelelahan baik secara fisik maupun pikiran sehingga

    perhatiannya kepada suami maupun anak-anaknya berkurang

    dan urusan rumah tangga menjadi terbengkalai. Sebaliknya,

    tekanan akibat adanya konflik dalam rumah tangga menjadikan

    perempuan yang memiliki peran ganda mengalami depresi

    yang berpengaruh pada semangat kerja perempuan tersebut.

    3) Konflik disebabkan perilaku (behavior-based conflict), yaitu

    konflik yang terjadi karena pola-pola perilaku dalam satu peran

    tidak sesuai dengan pola-pola perilaku peran lainnya, perilaku

    pada satu peran mungkin tidak dapat dibandingkan dengan

    harapan bagi peran lainnya (Greenhaus & Beutell, 1985: 81).

  • 47

    Konflik yang terjadi karena perilaku muncul apabila adanya

    ketidaksesuaian antara pola perilaku yang dimainkan dalam

    satu peran dengan peran lainnya. Misalnya, perempuan sebagai

    ibu dan istri di rumah dituntut untuk berperilaku lembut dan

    hangat, sedangkan di lingkungan kerja perempuan dituntut

    untuk berperilaku agresif dan keras untuk melindungi dirinya

    sendiri.

    Selanjutnya, Kopelman & Burley dalam Ghufron menyebutkan

    terdapat enam aspek konflik peran ganda (Ghufron, 2013:118),

    diantaranya :

    1. Masalah pengasuhan anak. Pada umumnya perempuan yang

    bekerja di luar rumah mereka mencemaskan kesehatan jasmani

    dan rohani anak-anaknya sehingga menuntut perhatian, hal ini

    menjadikan pikiran mereka menjadi tidak fokus dan tenang

    sewaktu mereka di tempat kerja, apalagi mereka yang

    mempunyai anak kecil atau anak yang sakit.

    2. Bantuan pekerjaan rumah tangga. Perempuan yang berperan

    ganda sangat membutuhkan bantuan dan kerja sama dari

    berbagai pihak baik suami maupun anak mereka untuk ikut

    serta dalam membantu mengurus urusan domestik.

    3. Komunikasi dan interaksi dengan keluarga. perempuan yang

    bekerja di luar rumah juga membutuhkan interaksi yang baik

  • 48

    antar sesame anggota keluarga agar tidak menimbulkan konflik

    tersirat dalam keluarga

    4. Waktu untuk keluarga. ibu atau istri yang bekerja di luar rumah

    sangat merasa kekurangan waktu bersama suami, anak-anak

    bahkan untuk dirinya sendiri.

    5. Penentuan prioritas. Perempuan yang berperan ganda memiliki

    dua prioritas yang mana keduanya sangat membutuhkan

    perhatian sehingga mereka harus bisa menempatkan diri

    mereka diantara keduanya agar tidak menimbulkan

    pertentangan antara prioritas yang satu dan yang lainnya.

    6. Tekanan dalam pekerjaan dan keluarga. lingkungan tempat

    bekerja terdapat banyak masalah yang menuntut si pekerja

    untuk menyelesaikannya. Begitu juga di rumah, terdapat

    banyak pekerjaan rumah yang harus di selesaikan oleh

    perempuan pekerja. Adanya tuntutan tersebut dapat menjadi

    tekanan bagi seorang perempuan yang berperan ganda yang

    kemudian akan menjadi konflik dalam dirinya

    c. Konflik Double Burden atau Beban Ganda Pada Buruh

    Perempuan

    Konflik beban ganda yang dimiliki oleh buruh perempuan dalam

    kontek ini adalah adanya jumlah jam kerja yang panjang dan tidak

    teratur. Hal tersebut menjadikan buruh perempuan lebih banyak

  • 49

    menghabiskan waktunya di tempat kerja dibanding di rumah sehingga

    suami dan anak-anaknya kurang memperoleh kasih sayang, tidak bisa

    memantau secara langsung perkembangan anak-anaknya, kurangnya

    keharmonisan bersama suami, dan urusan rumah tangga lainnya tidak

    berjalan dengan baik.

    Sri Kuntari Ludiro sebagaimana yang dikutip oleh Utami

    Munandar mengatakan bahwa selain kurangnya waktu bersama

    keluarga yang menjadi kendala perempuan yang berperan ganda dalam

    menjalankan perannya, buruh perempuan juga merasa tidak tenang

    ketika meninggalkan anak mereka yang masih kecil atau yang sedang

    sakit sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi mereka

    selama berada di tempat kerja. Kekhawatiran yang timbul karena

    kurangnya kepercayaan yang dimiliki terhadap orang lain yang

    mengasuh anak-anak mereka ketika ditinggal bekerja. Selain itu

    keterbatasan kondisi fisik yang kelelahan akibat terkuras tenaganya

    saat bekerja sehingga ketika mereka sampai di rumah, mereka tidak

    dapat menjalankan perannya sebagai istri atau ibu dengan baik

    (Munandar, 1985: 57).

    2.2 Landasan Teori

    1. Teori Konflik Randall Collins

    Randall Collins adalah salah satu tokoh yang menerapkan teori

    konflik Karl Marx yang lebih sistematis dalam membahas mengenai

  • 50

    pola relasi antara suami-istri. Collins telah mengkritisi teori struktural-

    fungsionalisme yang menurut nya teori tersebut menjadikan institusi

    keluarga sebagai ajang untuk memperpanjang sistem patriarki. Menurut

    Collins konflik dalam sebuah keluarga adalah sesuatu yang wajar, sebab

    keluarga dibentuk bukan berdasarkan asas harmonis akan tetapi melalui

    sebuah paksaan. Selanjutnya, menurut Collins kedudukan seorang istri

    dalam keluarga tak ubahnya seperti “budak kecil” yang senantiasa

    ditindas dan tertindas oleh suaminya.

    Menurut teori ini, situasi konflik dalam institusi keluarga tidak

    dianggap sebagai sesuatu yang abnormal atau disfungsional, akan tetapi

    sebagai sesuatu yang alami dalam proses sosial. Seorang suami yang

    mempunyai kedudukan sebagai kepala keluarga akan menimbulkan

    konflik terbuka dengan istrinya yang berkedudukan sebagai ibu

    rumahtangga. Hal tersebut adalah wajar dan alamiah, karena menurut

    pandangan teori ini siapa yang mempunyai kekuasaan akan menindas

    pada siapa yang ada di bawahnya.