21
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pemakaian bahasa telah banyak dilakukan. Beberapa studi terdahulu yang penulis temukan yang sejenis dan masih relevan dengan penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut. Skripsi Sinta Manilasari (2014) dengan judul “Pemakaian Bahasa Kelompok Penggemar Burung Kicauan di Surakarta”. Dalam penelitian ini ditemukan karakteristik pemakaian bahasa pencinta burung di Surakarta berupa (a) penggunaan istilah asing, (b) pemanfaatan bentuk singkatan, (c) terdapat hibrida (hibrid word) antara afiks bahasa Indonesia dengan kata dasar bahasa asing, (d) gaya bahasa, (e) pemendekan (kontraksi), (f) sapaan, (g) campur kode yang meliputi campur kode berwujud kata, campur kode berwujud perulangan kata, campur kode berwujud frasa, campur kode berwujud klausa, dan (h) alih kode. Penggunaan fungsi bahasa juga ditemukan dalam proses jual beli, perlombaan burung kicauan, perawatan burung kicauan serta pada saat penangkaran burung kicauan. Dalam proses penangkaran burung kicauan ditemukan fungsi bahasa yang meliputi (a) fungsi konatif berupa konatif menasihati, konatif menyarankan, konatif meyakinkan, dan konatif menawarkan, (b) fungsi metalingual berupa metalingual mendeskripsikan istilah, (c) fungsi referensial berupa referensial memberikan gambaran bentuk dan referensial menilai suara burung, (d) fungsi menyimpulkan (kesimpulan).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pemakaian bahasa telah banyak dilakukan. Beberapa

studi terdahulu yang penulis temukan yang sejenis dan masih relevan dengan

penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut.

Skripsi Sinta Manilasari (2014) dengan judul “Pemakaian Bahasa

Kelompok Penggemar Burung Kicauan di Surakarta”. Dalam penelitian ini

ditemukan karakteristik pemakaian bahasa pencinta burung di Surakarta berupa

(a) penggunaan istilah asing, (b) pemanfaatan bentuk singkatan, (c) terdapat

hibrida (hibrid word) antara afiks bahasa Indonesia dengan kata dasar bahasa

asing, (d) gaya bahasa, (e) pemendekan (kontraksi), (f) sapaan, (g) campur kode

yang meliputi campur kode berwujud kata, campur kode berwujud perulangan

kata, campur kode berwujud frasa, campur kode berwujud klausa, dan (h) alih

kode.

Penggunaan fungsi bahasa juga ditemukan dalam proses jual beli,

perlombaan burung kicauan, perawatan burung kicauan serta pada saat

penangkaran burung kicauan. Dalam proses penangkaran burung kicauan

ditemukan fungsi bahasa yang meliputi (a) fungsi konatif berupa konatif

menasihati, konatif menyarankan, konatif meyakinkan, dan konatif menawarkan,

(b) fungsi metalingual berupa metalingual mendeskripsikan istilah, (c) fungsi

referensial berupa referensial memberikan gambaran bentuk dan referensial

menilai suara burung, (d) fungsi menyimpulkan (kesimpulan).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

10

Dalam peristiwa perawatan burung kicauan juga ditemukan fungsi bahasa

yang meliputi (a) fungsi konatif yang berupa konatif meminta, konatif menyuruh,

serta konatif menyarankan, (b) fungsi referensial. Dalam peristiwa jual beli

burung kicauan juga ditemukan fungsi bahasa yakni fungsi konatif berupa konatif

menyarankan, konatif menawarkan, konatif meminta antara pembeli dan penjual,

konatif meminta antara penjual dan pembeli.

Ditemukan juga fungsi bahasa dalam kegiatan perlombaan burung kicauan

yang meliputi (a) fungsi konatif berupa konatif menyarankan antara peserta dan

juri, konatif menyarankan antarpenonton, konatif memerintah, konatif menyuruh,

konatif menyuruh membandingkan, serta konatif meminta, (b) fungsi referensial

berupa referensial menilai kicauan dan referensial menilai gaya burung kicauan,

(c) fungsi emotif berupa memuji burung murai batu dan memuji penampilan anis

merah.

Kosakata ciri penentu register dalam pencinta burung kicauan di Surakarta

meliputi jenis suara burung kicauan, jenis burung kicauan, fase perkembangan

burung kicauan, perawatan burung kicauan, perilaku burung kicauan, dan

perlombaan burung kicauan.

Skripsi Miftah Nugroho (2000) dengan judul “Register Chatting di dalam

Internet”. Dalam penelitian ini ditemukan wujud pemakaian bahasa di dalam

chatting berupa (a) kekhasan pengejaan kata yang terbagi menjadi penerapan

ejaan lama, penerapaan ejaan daerah, dan penerapan ejaan bahasa asing, (b)

kekhasan penanggalan fonem dan suku kata yang terdiri dari penanggalan fonem

di awal kata, penanggalan fonem di akhir kata, penanggalan fonem konsonan dan

vokal di tengah kata, dan penanggalan suku kata, (c) pemakaian afiks dialek

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

11

Jakarta, (d) pemakaian morfem partikel dialek Jakarta, (e) pemakaian kata ganti

sapaan, (f) pemakaian interjeksi, (g) pemakaian slang.

Pemakaian bahasa di dalam chatting dipengaruhi dua faktor yaitu faktor

linguistik dan faktor non-linguistik. Faktor linguistik yang mempengaruhi

pemakaian bahasa di dalam chatting adalah (a) kekhasan pengejaan kata, (b)

kekhasan penanggalan fonem dan suku kata, (c) pemakaian afiks dialek Jakarta,

(d) pemakaian morfem partikel dialek Jakarta, (e) pemakaian kata ganti sapaan, (f)

pemakaian interjeksi, dan (g) pemakaian slang.

Faktor non-linguistik yang mempengaruhi pemakaian bahasa di dalam

chatting adalah faktor-faktor sosial dan situasional. Faktor-faktor sosial yang

mempengaruhi pemakaian bahasa di dalam chatting ada tiga, yaitu status sosial,

tingkat pendidikan, dan umur. Adapun faktor-faktor situasional yang

mempengaruhi pemakaian bahasa Indonesia di dalam chatting adalah faktor

situasi yang terjadi di dalam chatting yaitu situasi yang tidak resmi atau informal.

Skripsi Nisone Ayu Constantya (2013) dengan judul “ Tindak Tutur dan

Prinsip Kesantunan dalam Jual Beli Online di Facebook” yang mendeskripsikan

permasalahan dalam analisisnya sebagai berikut: (1) menentukan bentuk tindak

tutur yang terdapat pada transaksi jual beli online di facebook, (2)

mendeskipsikan bentuk prinsip kesantunan baik yang mematuhi maupun yang

melanggar antara penjual toko online di facebook, (3) mendeskripsikan bentuk

implikatur akibat pelanggaran prinsip kesantunan dalam jual beli online di

facebook.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

12

Dari analisis dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) tindak

tutur ilokusi yang terdapat dalam jual beli online di facebook adalah terdiri dai

empat jenis tindak tutur, yaitu asertif, direktif, ekspresif, dan komisif. Tindak tutur

asertif meliputi menyatakan, melaporkan, menunjukkan, dan menyebutkan.

Tindak tutur direktif meliputi menyarankan, meminta, memerintah, memohon,

dan menyuruh. Tindak tutur ekspresif meliputi berterimakasih, meminta maaf,

mengeluh, dan memuji. Tindak tutur komisif meliputi berjanji dan menawarkan.

(2) Pematuhan prinsip kesantunan yang terdapat dalam jual beli online di

facebook terdiri dari lima submaksim, yaitu maksim kearifan, maksim

kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, dan maksim

kesepakatan. Data yang paling banyak adalah mengenai maksim kesepakatan. (3)

Pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat dalam jual beli online di facebook

terdiri dari lima submaksim, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan,

maksim pujian, maksim kerendahan hati, dan maksim kesepakatan. Data yang

paling banyak adalah mengenai maksim kearifan. (4) Implikatur yang terdapat

dalam jual beli online di facebook yaitu implikatur menyuruh, menolak, meminta,

mengeluh, dan membatalkan. Data yang paling banyak ditemukan adalah

implikatur menyuruh.

Skripsi Wilda Meridiyana (2012) dengan judul “Pemakaian Bahasa dalam

Olahraga Futsal”. Dalam penelitian ini ditemukan karakteristik pemakaian bahasa

olahraga futsal. Diantaranya terdapat pemakaian istilah dalam bahasa Inggris,

pemakaian istilah dalam dialek Jakarta, adanya peristiwa penambahan prefiks,

terdapat peristiwa pemendekan atau kontraksi, metafora, pemakaian bentuk

singkatan, pemakaian kata sapaan, terjadinya peristiwa campur kode yang

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

13

meliputi campur kode yang berwujud kata, kelompok kata kata ulang, dan klausa.

Peristiwa alih kode juga terjadi, yang meliputi alih kode ke dalam dan keluar.

Penggunaan fungsi bahasa yaitu fungsi bahasa yang memaparkan tentang

fungsi bahasa yang digunakan saat membicarakan teknik permainan futsal yang

meliputi fungsi direktif meminta antarpemain futsal dan fungsi direktif meminta

antara pemain dan pelatiih, fungsi bahasa yang digunakan saat merencanakan

permainan futsal, fungsi bahasa yang digunakan saat memulai permainan futsal,

fungsi bahasa yang digunakan saat memberikan instruksi yang meliputi fungsi

direktif menyuruh antara pelatih dan pemain, fungsi direktif menyarankan antara

pelatih dan pemain, fungsi direktif menjelaskan antara pelatih dan pemain, fungsi

direktif menasihati antar pelatih dan pemain, fungsi memotivasi dan fungsi

mengkonfirmasi antar pelatih dan pemain, dan fungsi menyimpulkan, fungsi

bahasa yang digunakan saat mengevaluasi permainan futsal yang meliputi fungsi

direktif, referensial, dan ekspresi.

Penggunaan isilah kosakata penentu register olahraga futsal yang meliputi

posisi pemain, nama tendangan, aturan permainan, tindakan pemain, keadaan atau

suasana pertandingan, teknik permainan, nama alat-alat dari lingkungan futsal dan

perangkat futsal.

Penelitian “Pemakaian Bahasa dalam Jual Beli Handphone dan Aksesoris

Handphone: Suatu Pendekatan Sosiolinguistik” ini diharapkan dapat melengkapi

penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai

karakteristik pemakaian bahasa dalam jual beli handphone dan aksesoris

handphone, fungsi bahasa yang terjadi dalam tuturan, serta istilah-istilah khusus

dalam jual beli handphone dan aksesoris handphone.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

14

Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih luas tentang pemakaian

bahasa dalam jual beli handphone dan aksesoris handphone khususnya yang

berada di wilayah Surakarta.

B. Landasan Teori

1. Sosiolinguistik

Dalam hidup bermasyarakat manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

berkomunikasi. Studi interdisipliner yang menggarap masalah-masalah

kebahasaan dalam hubungannya dengan masalah-masalah sosial dikenal dengan

sebutan sosiolinguistik. Sosiolinguistik menempatkan kedudukan bahasa dalam

hubungannya dengan pemakaiannya di dalam masyarakat.

Dijelaskan oleh Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004:2) bahwa

sosiologi merupakan kajian yang objektif mengenai manusia di dalam masyarakat

mengenai lembaga-lembaga dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat,

sedangkan pengertia linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau

bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.

Dari penjelasan di atas Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004:4)

menyimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat

interdisipliner dengan ilmu sosiologi dengan objek penelitian hubungan antara

bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur.

Appel (dalam Suwito, 1996:5) merumuskan sosiolinguistik sebagai studi

tentang bahasa dan pemakaian bahasa dalam hubungannya dengan masyarakat

dan kebudayaan. Sementara itu oleh I Dewa Putu Wijana dan Muhammad

Rohmadi (2006:7) menjelaskan lebih sederhana bahwa sosiolinguistik merupakan

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

15

cabang linguistik yang memandang atau menempatkan kedudukan bahasa dalam

hubungannya dengan pemakai bahasa itu di dalam masyarakat. Pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan masyarakat manusia tidak lagi sebagai

individu, akan tetapi sebagai masyarakat sosial.

Hymes (dalam Suwito, 1996:5) dengan lebih menitikberatkan pada segi

kegunaannya berpendapat, bahwa sosiolinguistik dapat dipakai sebagai petunjuk

tentang kemungkinan pemakaian data dan analisis linguistik dalam disiplin-

disiplin lain yang berhubungan dengan kehidupan sosial, dan sebaiknya,

pemakaian data dan analisis sosial di dalam linguistik.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik

adalah gabungan dua disiplin ilmu, yakni sosiologi dan linguistik yang di

dalamnya membahas bahasa dalam ranah kemasyarakatan, baik itu tentang ciri

khas variasi bahasa, fungsi-fungsinya, penerapan bahasa, dan lain sebagainya.

Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk

mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami masalah-masalah bahasa dan

memandang bahasa sebagai gejala sosial secara lebih jelas dan cermat.

Sehubungan dengan peristiwa tutur, maka penutur sangat dipengaruhi oleh

faktor luar bahasa sebagaimana yang dijelaskan oleh Dell Hymes (dalam Suwito,

1996:39) faktor-faktor yang menandai terjadinya peristiwa tutur atau yang sering

disingkat dengan SPEAKING. Kedelapan unsur tersebut antara lain.

1. Setting dan scene yaitu tempat bicara dan suasana bicara.

2. Participant yaitu pembicara, lawan bicara dan pendengar.

3. End yaitu tujuan akhir atau maksud pembicaraan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

16

4. Act yaitu peristiwa dimana seorang pembicara sedang mempergunakan

kesempatan bicaranya.

5. Key yaitu nada suara atau ragam bahasa yang dipergunakan dalam

menyampaikan tuturannya, dan cara mengemukakan tuturannya.

6. Instrument yaitu alat yang digunakan untuk menyampaikan tuturan.

Misalnya secara lisan, tertulis, lewat telepon, dan sebagainya.

7. Norm yaitu aturan permainan yang harus ditaati oleh setiap penutur dan

mitra tutur.

8. Genre yaitu jenis kegiatannya dalam bentuk apa dan bagaimana.

2. Variasi Bahasa

Adanya berbagai tingkat pemakaian bahasa yang merupakan identitas

penutur atau kelompok masyarakat serta adanya bermacam gaya dalam konteks

sosial seperti itu menunjukkan, bahwa ada semacam korelasi antara kelas atau

status sosial di satu pihak dan cara-cara pemakaian bahasa dipihak yang lain.

Suwito (1996:34) mendefinisikan bahwa variasi adalah sejenis ragam

bahasa yang pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi dan situasinya, tanpa

mengabaikan kaidah-kaidah pokok yang berlaku dalam bahasa yang

bersangkutan. Dengan pengertian di atas maka dalam memilih variasi, faktor-

faktor linguistik tidak dapat dikesampingkan di samping faktor-faktor

nonlinguistik untuk menentukan variasinya. Kedua faktor tersebut saling

menentukan dan saling bergantung yang nampak dalam wujud ekspresi penutur

dalam mengungkapkan bahasanya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

17

Ferguson (dalam Ronald Wardaugh, 1986:22) memberikan definisi lain

tentang variasi.

Any body of human speech patterns which is sufficiently homogeneous to

be analyzed by available techniques of synchronic descripstion and which

has a sufficiently large repertory of elements and their arrangements or

contexts of communication. Variasi adalah pola bicara individu yang sama

dan dianalisis dengan teknik yang ada yakni deskripsi secara sinkronis dan

mempunyai cakupan repertoir yang luas, serta analisis dengan bidang

semantik yang cakupannya luas dalam konteks situasi normal.

Sebagai mana yang telah dijelaskan oleh Abdul Chaer bahwa terjadinya

keragaman atau kevariasian bahasa bukan hanya disebabkan oleh penuturnya yang

tidak homogen, melainkan juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka

lakukan sangat beragam. Keragaman akan semakin bertambah jika bahasa

digunakan oleh penutur yang sangat banyak dan dalam wilayah yang sangat luas.

Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004:68) variasi dapat

dibedakan berdasarkan berbagai hal, di antaranya.

a) Variasi Bahasa dari Segi Penutur

Variasi bahasa yang bersifat perorangan seperti idiolek maupun

kelompok masyarakat seperti dialek, kronolek, sosiolek, slang dan jargon.

b) Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian

Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini menyangkut bahasa

tersebut digunakan untuk keperluan atau pemakaian bidang apa, misalnya,

jurnalistik, militer, pertanian, perdagangan, pendidikan dan kegiatan keilmuan.

c) Variasi Bahasa dari Segi Keformalan

Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos (dalam Abdul Chaer

dan Leoni Agustina, 2004:70) membagi variasi bahasa atas lima macam gaya,

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

18

yaitu ragam beku (frozen), ragam resmi (formal), ragam usaha (konsultif), ragam

santai (casual), dan ragam akrab (intimate).

d) Variasi Bahasa dari Segi Sarana

Variasi dari segi sarana dikenal adanya ragam lisan dan ragam tulis,

atau ragam dalam berbahasa menggunakan sarana atau alat tertentu.

3. Register

Konsep register telah banyak diutarakan oleh para sosiolinguis dengan

beberapa pemahaman yang berbeda-beda. Ronald Wardhaugh (1968:48)

menjelaskan sebagai berikut.

Register is another complicating factor in any study of language varieties.

Register are sets of vocabulary items associated with discrete occupation

or social groups. Surgeon, airline pilots, bank manager, sales clerk, jazz

fans, and pimps use different vocabularies. „Register merupakan suatu

faktor kompleks yang lain dalam kajian variasi bahasa. Register

merupakan seperangkat kosakata yang berhubungan dengan jenis pekrjaan

maupun kelompok sosial tertentu. Misalnya, pemakaian bahasa pilot,

manajer bank, penggemar musik jazz, pialang, dan lain sebagainya.‟

Menurut Halliday (1992:53) register merupakan ragam bahasa berdasarkan

pemakaiannya. Di samping itu Halliday membedakan register menjadi dua yaitu

bahasa terbatas dan bahasa yang lebih terbuka. Bahasa terbatas, misalnya, kata

sandi yang dipakai pada pengirim berita ketika perang, navigator dan sebagainya.

Bahasa yang lebih terbuka bisa ditemukan dalam komunikasi sehari-hari,

dikaitkan dengan penggunaan bahasa yang setiap bidang kegiatan memiliki ciri

register yang berbeda.

Halliday (dalam Hudson, 1980:46) membedakan register berdasarkan

dimensinya dan digolongkan menjadi tiga yakni medan, pelibat, dan sarana.

Sebagaimana dijelaskan sebagai berikut ini.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

19

Field is concerned with the purpose and subject-matter of the

communication; mode ferers to the means by which communication takes

place – notably, by speech or writing; and tenor depends on the relations

between participants. „Medan mengacu pada hal yang sedang terjadi atau

pada saat tindakan sosial berlangsung; sarana menunjuk pada peranan

yang diambil bahasa dalam situasi tertentu baik tulis maupun lisan;

sedangkan pelibat menunjuk pada hubungan antara orang-orang yang turut

mengambil bagian.‟

Medan mengacu pada wilayah pemakaian kegiatan orang-orang yang

memiliki istilah atau ungkapan yang dimengerti oleh sesamanya. Pelibat

merupakan variasi bahasa yang dipergunakan antara pelaku bahasa, sedangkan

sarana dibedakan menjadi ragam lisan dan ragam bahasa tulis.

Crystal (dalam Biber dan Edward Fenegan, 1994:18) menjelaskan juga

mengenai pengertian register. Sebagaimana dijelaskan berikut.

Register is a language variety with respect its context of use or refers to a

variety of language defined accoding to its use in situations. „Register

adalah variasi bahasa berdasarkan konteks situasi atau variasi bahasa yang

dihubungkan menurut pemakaian di dalam situasi sosial.‟

Ferguson (dalam Douglas Biber dan Edward Fenegan, 1994:20)

menjelaskan register sebagai berikut.

A communication situational that recurs regularly in a society (in term of

participants, setting, communicative function, and so forth) will tend

overtime to develop identifying markers of language structure and

language use, different from the language of other communication

situations. „Situasi komunikasi yang terjadi berulang secara teratur dalam

satu suatu masyarakat (yang berkenaan dengan pelaku, tempat, fungsi-

fungsi komunikatif, dan seterusnya) sepanjang waktu cenderung akan

berkembang menandai struktur bahasa dan pemakaian bahasa, berbeda

dari pemakaian bahasa pada situasi-situasi komunikasi yang lainnya.‟

Ferguson menjelaskan bahwa orang yang terlibat dalam situasi komunikasi

secara langsung cenderung akan mengembangkan kosakata, ciri-ciri intonasi yang

sama, dan potongan-potongan ciri kalimat dan fonologi yang mereka gunakan

dalam situasi itu. Lebih lanjut dikatakannya bahwa ciri-ciri register yang demikian

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

20

itu akan memudahkan komunikasi yang cepat, sementara yang lain dapat

membina perasaan yang erat.

Untuk melakukan analisis terhadap register jual beli dan servis handphone

akan mengacu pada penerapan kerangka komprehensif analisis register.

Sebagaimana dijelaskan oleh Biber (1994:33) sebagai berikut.

Typical register have three components; description of the situational

characteristics of register, description of the linguistic characteristics, and

analysis of the functional or coventional associations between the

situational and linguistic features. “Register mempunyai tiga komponen:

deskripsi ciri situasi register, deksripsi ciri linguistik, dan analisis

fungsional dam konvensional sebagai gabungan dari ciri situasional dan

ciri linguistik.‟

Seperti yang digambarkan sebagai berikut.

FUNCTION

SITUATIONAL FEATURES and LINGUISTIC FORMS

CONVENTIONS

Studi register mempunyai empat ciri khusus seperti yang dikemukan oleh

Biber dan Atkinson (dalam Biber dan Edward Finegan, 1994:352) yaitu:

a. Studi register meliputi deskripsi analisis tentang wacana yang sebenarnya

terjadi,

b. Studi register bermaksud menggolongkan variasi bahasa,

c. Studi register mengenalkan ciri-ciri linguistik formal dari variasi bahasa,

dan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

21

d. Studi register juga menganalisis ciri-ciri situasional dan variasi bahasa dan

fungsional atau konvensional yang berhubungan antara bentuk dan situasi

yang diposisikan.

Konsep register akan selalu berkaitan dengan konsep variasi bahasa karena

munculnya variasi bahasa sangat dimungkinkan oleh berbagai faktor yang

mempengaruhinya. Dalam kaitannya dengan ini Hymes (dalam Dwi Purnanto,

2002:20) menyatakan bahwa pemilihan pemakaian register tidak hanya karena

adanya situasi tertentu yang menuntut penggunaan register, tetapi pemilihan

register juga turut menentukan situasi pemakaiannya.

Konsep Hymes itu setidak-tidaknya mengandung dua arah pemahaman,

yaitu munculnya variasi bahasa karena dipengaruhi oleh faktor situasi terentu dan

pemakaian variasi bahasa justru memastikan atau menyatakan situasi tertentu

(Purnanto, 2002:20).

Dengan berlandaskan teori Halliday, Hymes, Biber, dan Ferguson

pemakaian bahasa dalam aktivitas jual beli dan aksesoris handphone akan dibahas

mulai dari istilah yang berbentuk kata, frasa, klausa dan kalimat yang digunakan

oleh kelompok jual beli handphone dan aksesoris handphone.

4. Alih Kode

Menurut Suwito (1996:80) alih kode adalah peristiwa peralihan dari kode

yang satu ke kode yang lain. Apabila ada seorang penutur mula-mula

menggunakan kode A dan kemudian beralih menggunakan kode B, maka

peristiwa peralihan pemakaian seperti itu disebut dengan alih kode (code-

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

22

switching). Alih kode merupakan salah satu aspek tentang saling ketergantungan

bahasa di dalam masyarakat multilingual.

Dalam alih kode penggunaan dua bahasa atau lebih itu ditandai oleh (a)

masing-masing bahasa masih mendukung fungsi-fungsi tersendiri sesuai dengan

konteksnya, (b) fungsi masing-masing bahasa disesuaikan dengan situasi yang

relevan dengan perubahan konteks. Tanda-tanda di atas kemudian disebut Kachru

(1965) sebagai ciri-ciri unit kontekstual (contextual units).

Suwito (1996:85) menjelaskan beberapa faktor yang merupakan penyebab

terjadinya alih kode antara lain.

1) Penutur

Seorang penutur yang kadang-kadang dengan sadar berusaha beralih kode

terhadap lawan tuturnya karena sesuatu maksud.

2) Lawan Tutur

Setiap penutur pada umunya ingin mengimbangi bahasa yang

dipergunakan oleh lawan tuturnya.

3) Hadirnya Penutur Ketiga

Dua orang yang berasal dari kelompok etnik yang sama pada umumnya

akan saling berinteraksi dengan bahasa kelompok etnisnya. Tetapi apabila

kemudian hadir orang ketiga dalam pembicaraan itu, dan orang itu berbeda latar

kebahasaannya, biasanya dua orang yang pertama beralih kode ke bahasa yang

dikuasai oleh ketiganya.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

23

4) Pokok Pembicaraan (Topik)

Apabila seorang penutur mula-mula berbicara tentang hal-hal yang

sifatnya formal, dan kemudian beralih ke masalah-masalah yang informal, maka

akan dibarengi pula dengan peralihan kode dari bahasa baku, gaya netral dan

serius ke bahasa tak baku, bergaya sedikit emosional atau humor dan serba

seenaknya.

5) Untuk Membangkitkan Rasa Humor

Alih kode sering dimanfaatkan penutur untuk membangkitkan rasa humor.

Alih kode yang demikian mungkin berwujud alih varian, alih ragam atau alih gaya

bicara.

6) Untuk Sekedar Bergengsi

Sebagian besar penutur ada yang beralih kode sekedar untuk bergengsi.

Alih kode demikian biasanya didasari oleh penilaian penutur bahwa bahasa yang

satu lebih tinggi nilai sosialnya dari bahasa yang lain.

5. Campur Kode

Aspek lain dari saling ketergantungan bahasa (language dependency)

dalam masyarakat multilungual adalah terjadinya gejala campur kode (code-

mixing). Suwito (1996:88) menjelaskan bahwa campur kode terjadi karena adanya

suatu gejala-gejala yang ditandai dengan adanya hubungan timbal balik antara

peranan dan fungsi kebahasaan. Dengan kata lain hubungan timbal balik antara

siapa yang menggunakan bahasa itu dengan apa yang hendak dicapai oleh penutur

dengan tuturannya.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

24

Ciri lain dari gejala campur kode ialah bahwa unsur-unsur bahasa atau

variasi-variasinya yang menyisip di dalam bahasa lain tidak lagi mempunyai

tersendiri. Unsur-unsur itu telah menyatu dengan bahasa yang disisipinya dan

secara keseluruhan hanya mendukung satu fungsi saja.

Dwi Purnanto (2002:27) menjelaskan bahwa campur kode dapat

diidentifikasi melalui ciri-cirinya, antara lain.

1) Adanya aspek saling ketergantungan yang ditandai oleh adanya timbal

balik antara peran dan fungsi kebahasaan. Peran adalah siapa yang

menggunakan bahasa itu dan fungsi merupakan tujuan apa yang hendak

dicapai oleh penutur.

2) Penggunaan bahasa lain yang tidak lagi mempunyai fungsi tersendiri,

melainkan menyatu dengan bahasa yang disisipinya dan secara

keseluruhan mendukung satu fungsi.

3) Campur kode dalam kondisi yang maksimal merupakan konvergensi

kebahasaan yang unsur-unsurnya berasal drai beberapa bahasa yang

masing-masing telah menanggalkan fungsinya dan mendukung fungsi

bahasa yang disisipinya.

4) Pemakaian bentuk campur kode tertentu kadang-kandang bermaksud

untuk menunjukkan status sosial dan identitas pribadinya di dalam

masyarakat.

5) Wujud dan komponen kode tidak pernah berwujud kalimat, melainkan

hanya berwujud perulangan kata, frasa, idiom, bentuk baster, perulangan

kata dan klausa.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

25

Kachru (dalam Suwito, 1996:89) memberikan batasan campur kode

sabagai pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur

bahasa yang satu ke dalam bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara

konsisten.

Lebih dalam dari itu, Thelander (dalam Suwito, 1996:89) berpendapat

bahwa unsur-unsur bahasa yang terlibat dalam “peristiwa campur” (co-occurance)

itu terbatas pada tingkat klausa. Apabila dalam suatu tuturan terjadi percampuran

atau kombinasi antara variasi-variasi yang berbeda di dalam satu klausa yang

sama, maka peristiwa itu disebut campur kode.

6. Fungsi Bahasa

Sudah banyak ahli bahasa yang telah mengemukakan pendapat mengenai

fungsi bahasa. Dimulai dari Malinowski yang membedakan hanya dua fungsi,

yaitu pragmatical dan magical. Kemudian muncul Karl Buhler yang membedakan

fungsi bahasa menjadi tiga. Pertama, bahasa ekspresif yaitu bahasa yang terarah

pada diri sendiri. Kedua, bahasa konatif yaitu bahasa yang terarah pada lawan

bicaranya. Ketiga, bahasa representasional yaitu bahasa yang terarah pada

kenyataan lainnya.

Kerangka Buhler kemudian diperluas oleh Roman Jacobson (dalam

Sudaryanto, 1990:12) yang menambahkan menjadi enam fungsi bahasa, yaitu (1)

fungsi referensial, pengacu pesan; (2) fungsi emotif, pengungkapan keadaan

pembicara; (3) fungsi konatif, pengungkap keinginan pembicara yang langsung

atau segera dilakukan atau dipikirkan oleh sang penyimak; (4) fungsi metalingual,

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

26

penerang terhadap sandi atau kode yang digunakan; (5) fungsi fatis, pembuka,

pembentuk, pemelihara hubungan atau pesan; (6) fungsi puitik.

Setiap fungsi tersebut bersejajar dengan faktor fundamental tertentu yang

memungkinkan bekerjanya bahasa. Fungsi referensial bersejajar dengan faktor

konteks atau referen, fungsi emotif bersejajar dengan faktor pembicara, fungsi

konatif bersejajar dengan faktor pendengar yang diajak bicara, fungsi metalingual

sejajar dengan faktor sandi atau kode, fungsi fatis sejajar dengan faktor konteks,

dan fungsi puitis sejajar dengan faktor amanat atau pesan.

Berikut adalah penjelasan fungsi bahasa menurut Roman Jacobson yang

disebutkan oleh Harimurti Kridalaksana dalam PELLBA 2 (1989:53-54).

Jacobson mengembangkan model organon dari Buhler, menemukan enam faktor

yang masing-masing sepadan dengan fungsi tertentu dalam bahasa. Fungsi emotif

atau ekspresif berpusat pada sikap, status, dan keadaan emosi pembicara. Fungsi

konatif berorientasi pada lawan bicara. Fungsi fatis istilah yang diambil dari

Malinowski bersangkutan dengan amanat yang bertujuan untuk menetapkan,

mengukuhkan, memperpanjang atau menghentikan komunikasi.

Oleh A. Teeuw (1988:53-54) dijelaskan fungsi fatis dimaksudkan potensi

bahasa sebagai alat untuk mengadakan komunikasi atau pun kontak dengan

sesama manusia, lepas dari sudut arti kata misalnya „Apa kabar?‟, yang terutama

berfungsi untuk mengadakan kontak. Fungsi referensial atau kognitif

bersangkutan dengan usaha kita untuk menggambarkan objek dan memberikannya

makna. Fungsi metalinguistik bersangkutan dengan usaha menggambarkan bahasa

itu sendiri sebagai kode.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

27

Lebih lanjut A. Teeuw menjelaskan fungsi metalinguistik adalah fungsi

khas yang memungkinkan kita untuk berbicara mengenai bahasa dalam bahasa itu

sendiri, misalnya „Apakah terang dalam bahasa Indonesia merupakan kata benda

atau kata sifat?‟ Jadi dalam fungsi metalinguial sistem bahasa itu sendiri menjadi

objek komunikasi. Fungsi puitik berorientasi pada amanat sebagai amanat, dan

pada medium dengan segala aspeknya. Dengan fungsi ini bahasa menjadi sadar

akan evaluasi diri yang mengungkapkan struktur-struktur terpendam yang

terlewati dalam bahasa biasa.

Kemudian Leech menyedehanakan pandangan Jacobson menjadi lima

fungsi bahasa (Sudaryanto, 1990:13) yaitu fungsi (1) informasial, (2) ekspresif,

(3) direktif, (4) aestetik, dan (5) fatis. Masing-masing fungsi berkorelasi dengan

unsur utama situasi komunikatif, fungsi informasial dengan pokok masalah,

fungsi ekspresif dengan originator yaitu pembicaraan atau penulis, fungsi direktif

dengan penerima atau pendengar atau pembaca, fungsi aestetik dengan saluran

komunikasi antar mereka, fungsi fatis dengan pesan kebahasaan itu sendiri.

Berbeda dengan Leech yang menyederhanakan pandangan Jacobson

menjadi lima, Dell Hymes menambahkan fungsi bahasa menjadi tujuh. Dalam

Sudaryanto (1990:13) dijelaskan fungsi bahasa sosial bukan enam melainkan

tujuh, yaitu (1) fungsi ekspresif atau emotif, (2) fungsi direktif, konatif, atau

persuasif, (3) fungsi puitik, (4) fungsi kontak (fisik atau psikologis), (5) fungsi

metalinguistik, (6) fungsi referensial dan (7) fungsi kontekstual atau situasional.

Dari beberapa konsep fungsi bahasa yang telah dipaparkan di atas, peneliti

cenderung menggunakan fungsi bahasa dari Roman Jacobson yang bertumpu pada

fungsi emotif, fungsi konatif, fungsi referensial, dan fungsi metalingual untuk

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

28

menganalisis data dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan dalam jual beli

handphone dan servis handphone banyak ditemukan tuturan yang mementingkan

penutur dan mitra tutur.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian ... · Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik sangat berguna untuk mengamati beberapa fakta sosial dalam memahami

29

C. Kerangka Pikir

Bahasa

Kelompok jual beli

handphone dan aksesoris

handphone

Rekaman percakapan

kelompok jual beli

handphone dan aksesoris

handphone dan tabloid

Fungsi emotif

Fungsi konatif

Fungsi referensial

Kontekstual

Register

Tuturan yang

mengandung

register kelompok

jual beli

handphone dan

aksesoris

handphone

Konteks

Tuturan tulis

Karakteristik

pemakaian

bahasa

kelompok jual

beli handphone

dan aksesoris

handphone

Kosakata khusus

penentu register

jual beli

handphone dan

aksesoris

handphone

Fungsi bahasa

Istilah asing

Singkatan

Sapaan

Hibrida

Kontraksi

Campur kode

Alih kode