29
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Latar Belakang dari Pembelajaran IPS menurut KTSP Standar Isi 2006 Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Selain itu mata pelajaran IPS mempunyai tujuan yang digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran IPS. Menurut KTSP Standar Isi 2006 Mata Pelajaran IPS memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Lebih sederhana lagi dikemukakan oleh Gunawan Rudy ( 2011 : 37 ) bahwa pembelajaran IPS di SD bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri ditengah- tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

  • Upload
    vutuyen

  • View
    234

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Latar Belakang dari Pembelajaran IPS menurut KTSP Standar Isi

2006 Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat

karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap

saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata

pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam

proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan

di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan

memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu

yang berkaitan. Selain itu mata pelajaran IPS mempunyai tujuan yang

digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran IPS.

Menurut KTSP Standar Isi 2006 Mata Pelajaran IPS memiliki tujuan

agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan

kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,

dan keterampilan.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

sosial dan kemanusiaan

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di

tingkat lokal, nasional, dan global.

Lebih sederhana lagi dikemukakan oleh Gunawan Rudy ( 2011 : 37 )

bahwa pembelajaran IPS di SD bertujuan membentuk warga negara yang

berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri ditengah-

tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga

negara yang baik dan bertanggung jawab.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

12

Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan

pembelajaran IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki,

tujuan pendidikan nasional pada tataran operasional dijabarkan dalam

tujuan institusional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya

pencapaian tujuan institusional ini secara praktis dijabarkan dalam tujuan

kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap bidang studi dalam

kurikulum, termasuk bidang studi IPS. Akhirnya tujuan kurikuler secara

praktis operasional dijabarkan dalam tujuan instruksional atau tujuan

pembelajaran.

Gunawan Rudy ( 2011 : 40 ) juga memaparkan tujuan kurikuler

IPS yang merupakan penjabaran lebih lanjut dan tujuan institusional dan

tujuan pendidikan nasional secara keseluruhan ialah :

1. membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna

dalam kehidupan masyarakat;

2. membekali peserta didik dengan kemapuan mengidentifikasi,

menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial

yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

3. membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi

dengan

sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan

serta

berbagai keahlian.

4. membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang

positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi

bagian

kehidupannya yang tidak terpisahkan.

5. membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan

pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembagan

kehidupan,

perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.

Berdasarkan pada tujuan-tujuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengenal konsep yang berkaitan

dengan masyarakat, untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan

sosial dan memiliki kemampuan untuk berfikir logis, kritis, inquiri, rasa

ingiun tahu, serta memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

13

berkomunikasi dengan masyarakat, sehingga dapat membentuk warga

negara yang berkemampuan sosial.

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan

manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS

berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan

untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memamfaatkan

sumber-daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan

pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka

mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.

IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan

manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia

sebagai anggota masyarakat. Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam

konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan

harus dibatasi sesuai dengan kemampuan siswatiap jenjang, sehingga

ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda

dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pada jenjang

pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada

gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.

Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di

lingkungan sekitar siswa MI/SD.

Jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas.

Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan keluasan materi dan

kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan. Pendekatan

interdisipliner atau multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan

yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi

menjadi sarana melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara

berkesinambungan.

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas dalam IPS yang

dipelajari adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks

sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-

ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

14

dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup

pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS

tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan

siswatetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan

kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus

menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan kata

lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak berpijak

pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya.

Pencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh kemampuan siswa yang

standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam

Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar

minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi

acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.

Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang

difasilitasi oleh guru.

Secara rinci SK dan KD Mapel IPS kelas 4 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas 4

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2) Mengenal sumber daya alam,

kegiatan ekonomi, dan kemajuan

teknologi di lingkungan

kabupaten/kota dan provinsi

1.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang

berkaitan dengan sumber daya alam

dan potensi lain di daerahnya

1.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam

meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

1.3 Mengenal perkembangan teknologi

produksi, komunikasi, dan

transportasi serta pengalaman

menggunakannya

1.4 Mengenal permasalahan sosial

daerahnya.

(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

15

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Standar Kompetensi :

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan

teknologi dilingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

Kompetensi Dasar :

Mengenal permasalahan sosial daerahnya.

2.1.2 Model Pembelajaran Group Investigation

Model pembelajaran GI sering dipandang sebagai model yang

paling komplek dan paling sulit untuk diterapkan dibandingkan dengan

model kooperatif yang lain. Hal ini disebabkan karena siswa dibawa sejak

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

mempelajari melalui investigasi. Model pembelajaran ini menuntut siswa

untuk berkemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun

ketrampilan proses yang memiliki kelompok (Sugitanto, 2007 : 16).

Guru dapat menggunakan model pembelajaran GI untuk

mengembangkan kerativitas siswa , baik secara perorangan maupun secara

kelompok. Model pembelajatan GI dirancang untuk membantu terjadinya

pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan

berorientasi menuju pembentukan manusia sosial (Mafune dalam Rusman,

2005:4).

Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang

memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman

siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil sesuai pengembangan yang

dilalui siswa (Krismanto, 2003 : 8)

Beberapa penjabaran teori yang telah dikemukakan, dapat diambil

kesimpulan bahwa model pembelajaran group investigation adalah model

pembelajaran yang membantu siswa untuk bekerja dalam tim, melakukan

penyelidikan terhadap suatu topik mulai dari pengumpulan data, analisis

data, sintesis, hingga menarik kesimpulan yang dilakukan secara

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

16

berkelompok dan membandingkan hasil penyelidikannya dengan

penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok/tim lain.

Menurut Sugiyanto (2007) mengemukakan bahwa dalam menerapkan

model pembelajaran GI ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan,

yaitu :

1. Seleksi topik

Para siswa memilih dalam berbagai sub topik dalam suatu wilayah

masalah yang umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru.

Para siswa diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang

berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2-6 orang dan bersifat

heterogen.

2. Merencanakan kerja sama

Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus

tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan sub

topik yang telah dipilih seperti langkah yang dikemukakan di atas.

3. Implementasi

Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah

sebelumnya. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan

ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk

menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di

luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap

kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

4. Analisis dan sintesis

Para siswa menganalisis dan mensintesiskan berbagai informasi yang

diperoleh pada langkah sebelumnya dan merencanakan peringkasan

dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

5. Penyajian hasil akhir

Semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik dari berbagai

topik yang telah dipelajari agar semua siswa terlibat dan mencapai

perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok

dikoordinasi oleh guru.

6. Evaluasi selanjutnya

Guru beserta para siswa melakukan evaluasi mengenai konstribusi tiap

kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi

dapat mencakup tiap siswa secara individual atau kelompok atau

keduanya.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

17

Pendapat yang hampir sama dengan pemikiran Sugiyanto (2007),

Agus Suprijono dalam bukunya yang berjudul “Cooperative Learning”,

juga mengemukakan langkah - langkah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran group investigation yaitu :

1. Pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru

2. Guru beserta siswa menentukan atau memilih topik-topik tertentu

dengan permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik tersebut.

3. Guru dan siswa menentukan metode penelitian yang dikembangkan

untuk memecahkan masalah.

4. Setiap kelompok bekerja berdasarkan metode investigasi yang telah di

rumuskan

5. Para siswa mempresentasikan hasil investigasinya oleh masing-

masing kelompok.

6. Evaluasi. Evaluasi dapat masuk asasmen individual maupun kelompok

Menurut pendapat Agus Suprijono dalam bukunya yang berjudul

“Cooperative Learning”, langkah yang ditekankan ada pada poin keempat.

Setiap kelompok bekerja berdasarkan metode investigasi yang telah di

rumuskan. Metode yang dapat digunakan juga disesuaikan dengan

permasalahan yang diterima kelompok tersebut. Metode yang digunakan

akan membantu siswa dalam memecahkan permasalahan social yang

membutuhkan solusi dari setiap anggota kelompok.

Sejalan dengan Agus Suprijono dalam bukunya, Slavin (2008 : 218)

juga menegaskan bahwa model pembelajaran group investigation

mempunyai 6 tahap, yaitu :

Tahap 1 : Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam

kelompok.

a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik,

dan mengkategorikan saran-saran.

b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik

yang telah dipilih

c. Komposisi kelompok didasarkan pada keterikatan siswa dan harus

bersifat heterogen

Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi

pengaturan

Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari

a. Para siswa merencanakan bersama mengenai :

Apa yang pelajari?

Bagaimana mempelajarinya?

Siapa melakukan apa? (pembagian tugas)

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

18

Untuk tujuan kepentigan apa menginvestigasi topik ini?

Tahap 3 : Melaksanakan investigasi

a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan memuat

kesimpulan

b. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang

dilakukan kelompoknya

c. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan

mensintesiskan semua gagasan

Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir

a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek

yang dikerjakan

b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan, dan

merancang sistem presentasi yang akan dilakukan

c. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitian acak untuk

mengkoordinasi rencana-rencana presentasi

Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir

a. Presentasi yang dibuat untuk keseluruhan kelas dalam berbagai

macam bentuk

b. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya

secara aktif

c. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan

presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh

seluruh anggota kelas

Tahap 6 : Evaluasi

a. Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut,

mengenai tugas yang telah dikerjakan, mengenai keefektivan

pengalaman-pengalaman yang dilakukan

b. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran

siswa.

c. Penilaian hasil belajar.

Pendapat Slavin (2008 : 218) menekankan pada tahap merencanakan

tugas yang akan dipelajari yaitu para siswa merencanakan bersama

mengenai : Apa yang pelajari, bagaimana mempelajarinya, siapa

melakukan apa (pembagian tugas), untuk tujuan kepentingan apa

menginvestigasi topik ini. Dalam langkah ini siswa belajar membagi tugas

kelompok sehingga semua siswa akan terlibat aktif dalam mengerjakan

dan memecahkan permasalahan dengan solusi yang tepat.

Jadi, dari beberapa langkah yang sudah dijabarkan oleh para ahli,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran GI mempunyai

7 langkah dalam pelaksanaanya, yaitu :

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

19

1. Pembentukan kelompok beranggotakan 2-6 orang.

2. Memilih topik permasalahan.

3. Merencanakan tugas.(metode penelitian)

4. Investigasi :

a. Mengumpulkan informasi

b. Menganalisis data.

Terdiri dari : Klasifikasi

Klarifikasi

Sintesis

c. Membuat kesimpulan

5. Membuat laporan.

6. Presentasi hasil investigasi

7. Evaluasi investigasi yang berupa diskusi kelas dan presentasi, baik

secara individual maupun kelompok.

2.1.3 Metode Pembelajaran Mind Mapping

Konsep Mind Mapping dahulu diperkenalkan/dicetuskan oleh Tony

Buzan pada sekitar tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama

Radiant Thinking. Sebuah Mind Mapping memiliki sebuah ide atau kata

sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut.

Menurut Tony Buzan (2007: 4) Mind Mapping adalah cara mudah

menggali informasi dari dalam dan dari luar otak atau cara baru untuk

belajar dan berlatih yang cepat dan ampuh, dapat juga diartikan sebagai

cara membuat catatan yang tidak membosankan serta cara terbaik untuk

mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek.

Pendapat sama yang menekankan tentang penggalian informasi

juga dikemukakan Suyatno (2009:99) Mind Mapping adalah sebuah

metode atau cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak

atau dan mengambil informasi keluar otak, yang merupakan cara mencatat

yang kreatif dan efektif.

Sejalan dengan itu dikemukakan oleh Olivia dan Ariani (2009:25)

Mind Mapping adalah sebuah metode visualisasi pengetahuan secara grafis

untuk mengoptimalkan eksplorasi seluruh area kemampuan otak.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

20

Metode Mind Mapping juga sangat baik digunakan untuk

pengetahuan awal siswa atau menemukan alternatif jawaban, metode ini

juga merupakan sebuah metode yang inovatif, karena nantinya akan

bermanfaat untuk siswa. Mind Mapping dibuat oleh kata-kata, warna garis

dan gambar. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk

memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di

antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan

informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon

dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi

kepada informasi yang lain.

Berikut contoh gambar Mind Mapping:

Gambar 2.1 Aplikasi Mind Mapping

Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.muhammadnoer.com/wp

content/uploads/2009/03/muhammadnoer-economic-growth-mindmap-

Berikut ini merupakan beberapa pengertian Mind Mapping (Tony Buzan, 2008:3 - 4):

1) Mind Mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke

segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut.

2) Mind Mapping mengembangkan cara pikir divergen, berpikir

kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-

pikiran kita.

3) Mind Mapping adalah alat berpikir organisional yang sangat

hebat.

4) Mind Mapping adalah cara termudah untuk menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika

dibutuhkan.

5) Mind Mapping adalah hasil dari strategi Mind Mapping yang

berupa hasil visualisasi yang berupa simbol atau gambar yang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

21

dapat digunakan sebagai ganti catatan tertulis dan hasilnya lebih

cepat untuk diingat.

Tony Busan mengemukakan ada beberapa manfaat memiliki Mind

Mapping yaitu antara lain (Tony Busan, 2003) :

a) Merencana

b) Berkomunikasi

c) Menjadi kreatif

d) Menghemat waktu

e) Menyelesaikan masalah

f) Memusatkan perhatian

g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran

h) Mengingat dengan baik.

i) Belajar lebih cepat dan efisien

j) Melihat gambar keseluruhan

Dalam pengaplikasian Mind Mapping dalam proses pembelajaran

terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu Johan (2008) :

1. Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses

pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran

umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk

pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi

dengan kegiatan untuk membuat Mind Mapping yang merupakan

rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester

yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal

siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga

membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih

dahulu di rumah atau di perpustakaan.

2. Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga

gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview

dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian,

siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai

sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai.

Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat

dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.

3. Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses

pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci

dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat

informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram

untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang

diajarkan.

4. Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran

dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan

pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau

dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus

dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

22

saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai

pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali

bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran Mind Mapping adalah suatu metode pembelajaran yang

menggunakan cara pemetaan pikiran yang berguna untuk mereview

pengetahuan awal siswa, dan dalam pengaplikasiannya digunakan gambar-

gambar, garis-garis yang bervariasi (lengkung, lurus, dan lain-lain), warna-

warna yang menarik, sehingga dapat menarik minat belajar siswa.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran Mind Mapping ini terdapat beberapa langkah yang harus

diperhatikan diantaranya cara pembuatan Mind Mapping untuk para siswa

dan proses pengarahan terhadap siswa ketika melakukan pembahasan topik

pembelajaran. Ada beberapa teori yang dikemukaan para ahli tentang

langkah-langkah dari metode Mind Mapping. Setiap pembelajaran dapat

menggunakan metode ini karena metode ini dapat memudahkan siswa

dalam belajar. Seperti mata pelajaran IPS yang bersifat hafalan. Langkah-

langkah membuat Mind Mapping.

Bedasarkan buku pintar Tony Buzan (2008) ada tujuh langkah

dalam pembuatan Mind Mapping, antara lain sebagai berikut:

1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakkan mendatar,karena mulai dari tengah memberi kebebasan

kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan

dirinya dengan lebih bebas dan alami.

2) Gunakan gambar atau simbol untuk ide sentral,karena sebuah gambar

bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan

imajinasi.Sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita tetap

terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.

3) Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan

gambar. Warna membuat Mind Mapping lebih hidup, menambah energi

kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan

4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (ide pokok) dan

hubungkan cabang ketingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua,

seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi, otak senang

mengaitkan dua (atau tiga, atau empat ) hal sekaligus.Bila kita

menghubungkan cabang-cabang ,akan lebih mudah mengerti dan

mengingat.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

23

5) Buatlah garis melengkung, bukan lurus, karena garis lurus akan

membosankan otak.

6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal

memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Mapping. Setiap

kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan

sederet asosiasi , lebih bebas dan bisa memicu ide dan pikiran baru.

7) Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral setiap gambar

bermakna seribu kata.

Penekanan tentang langkah-langkah Mind Mapping dikemukakan oleh

Tony Busan dalam bukunya yang berjudul “The Ultimate Book of Mind

Map” , adalah sebagai berikut :

a. Tulis judul di tengah-tengah kertas dan beri gambar yang sesuai untuk

memudahkan mengingat judul tersebut.

b. Buat cabang utama terkait topik tadi misalkan apa definisi mind map,

bagaimana otak bekerja, apa itu kesuksesan, latihan apa yang bisa

dilakukan dan bagaimana aplikasinya.

c. Teruskan dengan membuat cabang-cabang utama lainnya dan gunakan

warna berbeda.

d. Ingat beri label setiap cabang hanya dengan kata kunci saja. Semakin

sedikit semakin baik. Anda mencatat bukan untuk menghafal melainkan

untuk memahami dengan bahasa Anda sendiri.

e. Selanjutnya dari tiap cabang buat sub cabang untuk hal-hal yang saling

berhubungan.

f. Gunakan garis-garis lengkung dan alur yang nyaman buat Anda. Tidak ada

aturan khusus dalam membuat mind mapping sebab Anda-lah sang

seniman.

g. Jika ada hal-hal yang berhubungan pada sub yang berbeda, Anda bisa

menarik garis sebagai pengingat adanya kaitan antara kedua hal tersebut

http://www.muhammadnoer.com/2009/03/teknik-mencatat-kreatif-dengan-

mind-mapping/

Pendapat lain tentang langkah-langkah pembuatan Mind Mapping

juga dimuat dalam http://www.marfu78.com/cara-mudah-membuat-mind-

map.html (diupload 8 September 2012) adalah sebagai berikut :

1. Tentukan tema yang akan ditulis, atau perhatikan tema apa yang sedang

dipelajari. Tulis tema ini di bagian tengah kertas. Kemudian wadahi kata

ini dengan sebuah gambar atau simbol. Bisa menggunakan lingkaran,

persegi, segi tiga, bintang, dan lain-lain. Berikan juga warna agar lebih

menarik.

2. Tentukan sub atau bagian dari tema tadi dalam beberapa kata kunci.

Misalnya untuk Mind Map, sub tema dan kata kuncinya adalah Tema,

Sub tema, Simbol, Konektor. Wadahi Subtema tersebut dalam gambar

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

24

atau simbol yang lebih kecil dari pada wadah tema. Tarik garis

penghubung dari tema ke subtema.

3. Tentukan unsur-unsur subtema sebagai penjelas. Misalnya unsur subtema

simbol dalam bentuk, warna, ukuran.

4. Berikan warna yang berbeda untuk subtema, semakin banyak warna dan

simbol semakin baik merangsang kerja otak.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah pembuatan mind mapping adalah sebagai berikut :

1. Menentukan tema yang akan dibuat mind mapping. Tulis tema

tersebut dengan posisi di bagian tengah kertas. Kemudian

wadahi tema tersebut dengan sebuah gambar atau simbol. Bisa

menggunakan lingkaran, persegi, segi tiga, bintang, dan lain-

lain. Berikan juga warna agar lebih menarik.

2. Tentukan sub tema dari tema tadi dalam beberapa kata kunci.

wadahi sub tema tersebut dalam gambar atau simbol yang lebih

kecil dari pada wadah tema. Tarik garis penghubung dari tema

ke sub tema.

3. Tentukan unsur-unsur tema sebagai penjelas.

4. Berikan warna yang berbeda untuk subtema, semakin banyak

warna dan simbol semakin baik merangsang kerja otak.

Metode Mind Mapping ini dapat membuat suasana pembelajaran

menjadi lebih menyenangkan dan tentunya dapat mambangkitkan minat

belajar peserta dalam mengikuti pembelajaran IPS. Hal ini dikarenakan

pada pembelajaran IPS dibutuhkan tingkat penguasaan materi yang luas,

sehingga dibutuhkan suatu metode yang dapat digunakan oleh siswa

secara efektif untuk membantu siswa agar lebih mudah dalam menyerap

materi yang diberikan. Dalam penerapan metode ini, siswa didorong

untuk menggunakan kemampuan kedua belah otaknya untuk membuat

Mind Mapping yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh setiap

siswa, membuat siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Dan yang

terpenting adalah siswa dapat meningkatkan daya ingatnya pada materi

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

25

yang telah dipelajari dan dapat memahami materi dengan lebih

menyeluruh.

2.1.4 Model Pembelajaran Group Investigasi dengan Metode Mind Mapping

Model pembelajaran group investigation adalah model pembelajaran

yang membantu siswa untuk bekerja dalam tim, melakukan penyelidikan

terhadap suatu topik mulai dari pengumpulan data, analisis data, sintesis,

hingga menarik kesimpulan yang dilakukan secara berkelompok dan

membandingkan hasil penyelidikannya dengan penyelidikan yang

dilakukan oleh kelompok/tim lain. Dasar-dasar metode Group

Investigation dirancang oleh Herbert Thalen yang selanjutnya diperluas

oleh Sharn dan kawan-kawandari Universitas Tel Aviv. Model

pembelajaran GI sering dipandang sebagai model yang paling komplek

dan paling sulit untuk diterapkan dibandingkan dengan model kooperatif

yang lain. Hal ini disebabkan karena siswa dibawa sejak perencanaan, baik

dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajari melalui

investigasi. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk berkemampuan

yang baik dalam berkomunikasi maupun ketrampilan proses yang

memiliki kelompok (Sugiyanto, 2007 : 16).

Agar lebih menarik minat siswa dan agar siswa lebih memahami

tentang materi yang telah diinvestigasikan, pada akhir pembelajaran guru

dapat menggunakan metode Mind Mapping. Metode Mind Mapping adalah

suatu metode pembelajaran yang menggunakan cara pemetaan pikiran

yang berguna untuk mereview pengetahuan awal siswa, dan dalam

pengaplikasiannya digunakan gambar-gambar, garis-garis yang bervariasi

(lengkung, lurus, dan lain-lain), warna-warna yang menarik, sehingga

dapat menarik minat belajar siswa. Sehingga dapat mempermudah siswa

memahami materi sekaligus juga dapat menarik minat belajar siswa.

Dalam pembelajaran ini, guru akan menekankan pada minat belajar

siswa yang dilihat dari sikap dan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran. Dengan adanya model pembelajaran group investigation

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

26

yang kemudian diaplikasikan dengan metode mind mapping, selain untuk

mengupayakn kerja tim yang optimal sehingga benar-benar terjadi kerja

ilmiah yang sesungguhnya dan mendapatkan hasil maksimal sekaligus

dapat memahami materi yang telah diinvestigasikan.

Pembelajaran kooperatif pertama kali dilaksanakan di dalam kelas,

sebaiknya guru terlebih dahulu memperkenalkan kepada siswa yaitu model

pembelajaran group investigation dan selanjutnya langkah-langkah dari

pembuatan mind mapping. Langkah-langkah model group investigation :

1. Pembentukan kelompok beranggotakan 2-6 orang secara

heterogen.

2. Memilih topik permasalahan.

3. Merencanakan tugas.(metode penelitian)

4. Investigasi :

A. Mengumpulkan informasi

B. Menganalisis data.

Terdiri dari :

a. Klasifikasi

b. Klarifikasi

c. Sintesis

C. Membuat kesimpulan

5. Membuat laporan.

6. Presentasi hasil investigasi

7. Evaluasi investigasi yang berupa diskusi kelas dan presentasi, baik

secara individual maupun kelompok.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan/implemetasi model

pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping dalam

pembelajaran IPS kelas 4 semester 2 sebagai berikut :

1. Pembentukan kelompok beranggotakan 2-6 orang secara heterogen.

2. Menentukan topik permasalahan.

3. Merencanakan tugas (metode penelitian)

4. Investigasi

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

27

a. Mengumpulkan informasi

b. Menganalisis data.

Terdiri dari :

a. Klasifikasi

b. Klarifikasi

c. Sintesis

c. Membuat Kesimpulan

5. Membuat laporan. Langkah-langkah metode mind mapping :

a. Menentukan topik.

b. Tulis topik tersebut dengan posisi di bagian tengah kertas.

c. Memberi gambar atau simbol pada topik.

d. Memberi warna.

e. Menuliskan beberapa kata kunci.

f. Memberi gambar atau simbol.

g. Menarik garis penghubung dari topik ke sub topik.

h. Memberikan warna berbeda.

6. Presentasi hasil investigasi.

7. Evaluasi investigasi yang berupa diskusi kelas dan presentasi, baik

secara individual maupun kelompok.

2.1.5 Minat Belajar

Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang,

baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Hal ini

karena dengan tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan melahirkan

perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang

lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan

dengan apa yang dipelajari.

Menurut W.S Winkel (2007:212) “Minat diartikan sebagai

kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang

studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi

itu. Kecenderungan yang di maksud adalah suatu perbuatan atau tindakan

atau sikap untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

28

seseorang, sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu dalam

hal ini yang berkaitan dengan mata pelajaran.

Sejalan dengan itu, Joko Sudarsono (2003:8) “ Minat merupakan

bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan

karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut.

Begitupun dengan Slameto (2010:80) mengatakan bahwa “Minat

adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Jadi, berdasarkan beberapa pengertian minat menurut para ahli di atas,

dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu bentuk perbuatan atau

tidakan atau sikap tertarik dan senang pada benda, barang dan kegiatan.

Berdasarkan pada pengertian minat belajar yaitu suatu bentuk

perbuatan atau tidakan atau sikap tertarik dan senang pada benda, barang dan

kegiatan, kemudian didasarkan pada langkah-langkah model group

investigation menggunakan metode mind mapping diperoleh indikator minat

sebagai berikut :

1. Membentuk kelompok

2. Menentukan topik

3. Merencanakan tugas

4. Menginvestigasi

5. Membuat laporan berupa mind mapping

6. Mempresentasikan hasil investigasi

7. Menulis topik

8. Memberi simbol pada topik

9. Memberi warna

10. Menuliskan kata kunci

11. Memberi simbol/gambar lebih kecil

12. Menarik garis penghubung

13. Menentukan unsut tema sebagai penjelas.

14. Memberi warna yang berbeda

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

29

Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik

melalui bentuk tes uraian maupun tes objektif, tetapi juga dapat dinilai

dengan alat non tes atau bukan tes. Penggunaan nontes untuk menilai hasil

dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan

menggunakan alat melalui tes dalam meniali hasil dan proses belajar. Para

guru pada umumnya lebih banyak menggunakan tes daripada non tes,

mengingat alatnya mudah dibuat, penggunaannya lebih praktis, dan yang

dinilai terbatas pada aspek kognitif berdasarkan hasil yang diperoleh siswa

setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Teknik Non-tes berisi

pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah.

Instrumen non-tes dapat berbentuk kuesioner atau inventori. Kuesioner

berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan, siswa diminta untuk

menjawab atau memberikan pendapat terhadap pernyataan. Inventori

merupakan instrumen yang berisi tentang laporan diri yaitu keadaan siswa,

misalnya potensi siswa. Hasil pengukuran melalui instrumen non tes

berupa angka disebut kuantitatif dan buka berupa angka seperti penyataan

sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang, dan sebagainya disebut

kualitatif. Ada beberapa macam teknik non tes, beberapa diantaranya

seperti unjuk kerja (performance), penugasan, proyek, tugas individu,

tugas kelompok, laporan, ujian praktik, dan portofolio Wardani, Naniek

Sulistya dkk ( 2012 : 11- 12 ).

Berikut adalah uraian singkat tentang jenis teknik non tes menurut

Wardani, Naniek Sulistya dkk (2012 : 12-13).

a. Unjuk Kerja

Suatu penilaian/pengukuran yang dilakukan melalui

pengamatan aktivitas peserta didik dalam melakukan sesuatu

yang berupa tingkah laku atau interaksinya seperti berbicara,

berpidato, membaca puisi, dan berdiskusi; kemampuan peserta

didik dalam memecahkan masalah dalam kelompok; partisipasi

peserta didik dalam diskusi; ketrampilan menari; ketrampilan

memainkan alat music; kemampuan berolahraga; ketrampilan

menggunakan peralatan laboratorium; praktek sholat, bermain

peran, bernyanyi, dan ketrampilan mengoperasikan suatu alat.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

30

b. Penugasan

Penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang mengandung

penyelidikan (investigasi) yang harus selesai dalam waktu

tertentu.

Penyelidikan tersebut dilaksanakan secara bertahap yakni

perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan

penyajian data. Penilaian penugasan ini bermanfaat untuk

menilai keterampilan menyelidiki secara umum, pemahaman,

dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan

mengaplikasi pengetahuan dalam suatu penyelidikan, dan

kemampuan menginfromasikan subjek secara jelas.

c. Tugas Individu.

Penilaian yang berbentuk pemberian tugas kepada siswa yang

dilakukan secara individu. Tugas ini dapat diberikan pada

waktu-waktu tertentu dalam bentuk seperti pembuatan kliping,

pembuatan makalah dan yang sejenisnya. Tingkat berpikir yang

terlibat pada siswa sebaiknya menerapkan (apply),

menganalisis (analyse), mengevaluasi (evaluate), dan membuat

(create).

d. Tugas Kelompok.

Sama dengan tugas individu, namun dikerjakan secara

kelompok. Tugas ini diberikan untuk menilai kompetensi kerja

kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya

adalah tertulis dengan menjawab uraian secara bebas dengan

tingkat berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.

e. Laporan

Penilaian yang berbentuk laporan tugas atau pekerjaan yang

diberikan seperti laporan diskusi, laporan kerja praktik, laporan

pratikum dan laporan Pemantapan Praktikum Lapangan (PPL).

f. Responsi atau ujian pratik.

Suatu penilaian yang dipakai untuk mata pelajaran yang ada

kegiatan praktikumnya seperti mata kuliah PPL.

g. Portofolio.

Merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada

kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan

kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi

tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran

yang dianggap terbaik oleh siswa, pekerjaan-pekerjaan yang

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

31

sedang dilakukan, beberapa contoh tes yang telah selesai

dilakukan, berbagai keterangan yang diperoleh siswa,

keselarasan antara pembelajaran dan tujuan spesifik yang telah

dirumuskan, contoh-contoh hasil pekerjaannya sehari-hari,

evaluasi diri terhadap perkembangan pembelajaran dan hasil

observasi guru.

Tabel

Teknik, Bentuk, Kepentingan, dan Jenis Evaluasi Pembelajaran

Non Tes

Teknik Bentuk Kepentingan Jenis

Non Tes

Penilaian Hasil Lebih sesuai untuk

indikator afektif

Pengamatan,

Daftar cek/Periksa,

Skala Sikap,

Catatan Diri, Buku

Harian, Penilaian

Diri, Angket,

Ungkapan

Perasaan, Catatan

Anekdot,

Sosiogram.

Portofolio

(Penilaian Proses

dan Hasil)

Dipakai untuk

mengamati

perkembangan

kemampuan

kognitif dan

psikomotor

Puisi, Karangan

Gambaran/Tulisan,

Peta/Denah, Desain

Makalah, Laporan

Observasi, Laporan

penyelidikan,

Laporan penelitian,

Laporan

eksperimen,

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

32

Sinopsis, Naskah

Pidato, Naskah

Pidato, Naskah

Drama, Doa,

Rumus, Kartu

Ucapan, Surat

komposisi musik,

Teks lagu, Resep,

Makanan.

Berdasarkan dari uraian tentang teknik non tes diatas, dikarenakan

yang akan diteliti adalah minat belajar siswa yang termasuk dalam

kemampuan afektif, maka dalam penelitian ini akan digunakan bentuk

penilaian rubrik penilaian minat untuk penilaian proses yang kemudian

akan ditindak lanjuti menggunakan observasi sebagai penilaian hasil. Dari

kedua teknik tersebut guru dapat melihat tingkat minat belajar tiap

siswa/kelompok.

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang

relevan dilaksanakan saat ini.

Penelitian oleh Herawan, Ivandra Bagus (2012). Upaya Meningkatkan

Minat dan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping

pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas 4 Sekolah Dasar Negeri

09 Kutowinangun Salatiga Tahun 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dengan penerapan metode mind mapping, ternyata dapat meningkatkan

minat dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian tindakan

yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan di setiap tindakan. Pada tindakan

sebelum siklus terdapat 37,5% atau 9 anak yang tuntas, setelah dilakukan tindakan

siklus I terjadi peningkatan sebanyak 50% atau 12 anak. Peningkatan ini belum

mencapai yang diharapkan yaitu 70% dari jumlah siswa harus tuntas. Maka

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

33

dilakukan tindakan siklus II dan hasilnya terjadi peningkatan hasil belajar 100%

atau 24 siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa metode mind

mapping yang menekankan pada pemaksimalan otak kiri dan otak kanan, terbukti

dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SDN

Kutowinangun 09 Salatiga. Dengan demikian, dapat disarankan bahwa metode ini

dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang dapat membantu menggali

informasi siwa dan menunjang keberhasilan belajar siswa. Kelebihan : metode

mind mapping pada penelitian tersebut dapat membantu manggali informasi siswa

dan dapat menunjang keberhasilan belajar siswa dan dapat memaksimalkan kerja

otak kiri dan kanan siswa.

Penelitian oleh, Wahyuni Murtisari (2011) dengan judul “Peningkatan

hasil belajar melalui metode pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran

IPS siswa kelas 4 SDN Ngaglik 03 Kabupaten Blitar “. Universitas Negeri

Malang. Program Studi PGSD Skripsi (Sarjana). Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa terjadi peningkatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dari pra tindakan

ke siklus I peningkatannya mencapai 41,6% dan dari siklus I ke siklus II

peningkatannya mencapai 17,6%. Hasil belajar siswa dari pratindakan 35% siswa

tuntas meningkat pada siklus I menjadi 65% siswa tuntas dan siklus II menjadi

100% siswa tuntas belajar dari 20 orang siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini,

dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Mind Mapping dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, dan pelaksanaan metode Mind

Mapping juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga 20 siswa dapat

tuntas dalam belajar. Kelebihan : metode Mind Mapping dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, dan pelaksanaan metode Mind

Mapping juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Rahayu, Murti (2011) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan

Hasil Belajar IPS Melalui Model Group Investigation Bagi Siswa Kelas 4 SD N

Soso 03 Gandusari Kabupaten Blitar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

model grup investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat dari

peningkatan perolehan pra tindakan sampai pada siklus kedua yang mencapai

peningkatan sebesar 13% dari 16 siswa yang tuntas 14 siswa dan belum tuntas 2

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

34

siswa. Kelebihan : model group investigation adalah salah satu model

pembelajaran kooperatif yang sulit untuk diterapkan, namun peneliti mampu

meningkatkan hasil belajar secara maksimal. Kelemahan : sayang sekali masih

ada 2 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran menggunakan grup

investigation. Cara mengatasi kelemahan tersebut dengan lebih memaksimalkan

pembelajaran ini, karena 2 siswa yang belum tuntas ini sangat disorot oleh

pembaca.

Penelitian oleh Reffy Yhanna (2011) dengan judul Peningkatan

keterampilan menulis puisi melalui model mind mapping siswa kelas V SDN

Pojok 02 Kabupaten Blitar, Universitas Negeri Malang. Program Studi S1 PGSD

Skripsi (Sarjana). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model mind mapping dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi antara lain, nilai

rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 68, dan siklus II sebesar 86.

Sedangkan hasil keterampilan menulis puisi siswa meningkat ditunjukkan dengan

nilai rata-rata pada pratinda-kan 65, siklus I 73, dan siklus II 87. Ketuntasan

belajar pada pratindakan sebesar 30%, siklus I sebesar 70%, dan siklus II 100%.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan agar guru menerapkan model

mind mapping untuk materi pelajaran yang lain agar siswa senang dalam

mengikuti pembelajaran. Guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang

inovatif agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Bagi siswa disarankan agar aktif

mengikuti kegiatan pembelajaran dan selalu berlatih menulis terutama menulis

puisi. Kelebihan : model mind mapping dapat diterapkan pada materi pelajaran

lain agar siswa senang mengikuti pelajaran khususnya menulis puisi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Endarini Sudaromono (2011) dengan

judul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Mata Pelajaran IPA

Di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga Seester 1 Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran GI dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dari siklus I sebesar 77% dan pada

siklus II dengan presentase 89%. Peningkatan aktivitas siswa memberikan

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

35

dampak yang positif terhadap hasil belajar yaitu pada ulangan harian siswa

dengan nilai rata-rata mencapai 88. Kelebihan : model GI bisa masuk ke dalam

beberapa mata pelajaran sehingga siswa dapat berlatih berfikir unuk memecahkan

suatu masalah. Kekurangan : model pembelajaran GI sangat komplek sehingga

siswa harus berkonsentrasi penuh melakukan investigasi terhadap topik yang

sudah dipilih. Cara mengatasi kelemahan yaitu dengan melatih kemampuan

berfikir kritis siswa sejak dini.

Dilihat dari kajian-kajian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi

perubahan-perubahan minat dalam kegiatan berfikir untuk memecahkan masalah .

Dengan tindakan-tindakan yang dilakukan terbukti mampu merubah cara belajar

siswa yang mengarah ke peningkatan minat belajar siswa. Mengacu pada

penelitian di atas, akan dilakukan penelitian tindakan kelas, yaitu dengan

melakukan penelitian yang bertemakan penggunaan model group investigation

dengan metode pembelajaran mind Mapping pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial untuk kelas 4 SD N Dukuh 03 Salatiga.

2.3 Kerangka Berfikir

Pembelajaran IPS yang berlangsung selama ini adalah pembelajaran yang

berpusat pada guru. Guru mendominasi seluruh waktu pembelajaran dengan

menyampaikan materi pelajaran IPS melalui ceramah dan siswa mendengarkan.

Kadang-kadang saja di tengah-tengah ceramah, guru menyelipkan pertanyaan-

pertanyaan yang harus dijawab siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran yang

dilakukan guru, adalah diam mendengarkan, bermain sendiri, mengantuk, tidak

segera dapat peduli dengan situasi yang ada baik yang diadakan oleh guru atau

siswa yang lain, sehingga siswa cenderung untuk pasif ketika pembelajaran.

Kondisi ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran IPS menurun, karena minat sendiri adalah suatu kecenderungan,

ketertarikan, perhatian, dan rasa senang terhadap suatu aktifitas/objek.

Perubahan paradigma pembelajaran menuntut siswa aktif, agar kompetensi

yang diharapkan dalam KTSP 2006 dapat tercapai. Suatu pembelajaran akan

efektif bila siswa aktif berpartisipasi atau melibatkan diri secara langsung dalam

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

36

proses pembelajaran. Siswa diharapkan dapat memecahkan masalah dengan

melakuka penyelidikan/investigasi dan dapat menemukan sendiri atau memahami

sendiri konsep yang telah diajarkan yaitu dengan berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang melibatkan siswa berpartisipasi aktif

dan dapat meningkatkan minat belajar siswa adalah model pembelajaran Group

Investgation dengan metode pembelajaran Mind Mapping.

Model pembelajaran Group Investigation dengan Metode pembelajaran

Mind Mapping diawali dengan guru memberikan topik pembelajaran yang akan

dibahas dan nantinya akan dibuat mind mappingnya oleh siswa, Kegiatan

selanjutnya yaitu menjelaskan materi dengan menggunakan metode mind mapping

untuk mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat

belajar siswa, kemudian menjelaskan langkah-langkah dalam model pembelajaran

group investigation. Setelah itu siswa diminta membentuk 5 kelompok yang

terdiri dari 4 siswa tiap kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok

diminta untuk keluar kelas guna mengamati dan mengumpulkan informasi tentang

suatu masalah, kemudian dari informasi tersebut setiap kelompok diminta untuk

mengklasifikasikan informasi. Setelah itu setiap kelompok diminta untuk

menganalisis informasi, kemudian menarik kesimpulan berdasarkan dari hasil

analisis tadi. Dari hasil kesimpulan tadi setiap kelompok membuat laporan

investigasi dengan menggunakan peta konsep yang dibuat kelompok sesuai

kreativitasnya, kemudian setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan

didepan kelas.

Langkah terakhir adalah Guru memberikan kesimpulan dan refleksi pada

akhir pembelajaran. Dalam model pembelajaran Group Investigatin dengan

metode pembelajaran Mind Mapping ini menggunakan penilaian skala sikap,

karena yang diteliti adalah minat belajar siswa. Penilaian diambil dengan cara

observasi dengan cara observer mengamati setiap aktifitas yang dilakukan oleh

siswa, dan kemudian diukur menggunakan instrumen non tes berupa rubrik

penilai minat belajar untuk mengukur minat belajar siswa. Skor capaian

pengukuran ini akan menunjukkan kenaikan skor yang signifikan. Untuk itu, perlu

dilakukan dengan pemantapan tindakan yaitu mengulang kembali dengan model

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

37

pembelajaran group investigation dengan metode pembelajaran mind mapping

dengan kompetensi dasar yang sama sehingga tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai lebih meningkat dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS

dapat meningkat. Penjelasan lebih rinci disajikan dalam kerangka berfikir tentang

minat belajar terhadap IPS dengan model pembelajaran group investigation

dengan metode pembelajaran mind mapping.

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

38

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir Minat Belajar IPS melalui Model Group Investigation dengan

menggunakan Metode Mind Mapping

Proses Belajar Mengajar IPS

KD 2.4 Mengenal permasalahan

sosial daerahnya

Pembelajaran Konvensional

Metode : Ceramah dan bersifat teacher center

Guru menjelaskan materi dengan hanya

berbantuan buku pegangan/LKS saja.

Model Pembelajaran

Group Investigation

dengan Metode Mind

Mapping

Minat Belajar Siswa

Rendah

Presentasi hasil investigasi secara

kelompok.

Membuat laporan. Langkah-langkah

metode mind mapping :

a. Menentukan topik.

b. Tulis topik tersebut dengan

posisi di bagian tengah kertas.

c. Memberi gambar atau simbol

pada topik.

d. Memberi warna.

e. Menuliskan beberapa kata kunci.

f. Memberi gambar atau simbol.

g. Menarik garis penghubung dari

topik ke sub topik.

h. Memberikan warna berbeda.

Investigasi

a. Mengumpulkan informas

b. Menganalisis data.

Terdiri dari : (1) Klasifikasi

(2) Klarifikasi

(3) Sintesis

c. Membuat Kesimpulan

Merencanakan tugas (metode

penelitian)

Menentukan topik permasalahan.

(tentang masalah sosial)

Pembentukan kelompok

beranggotakan 2-6 orang.

Terbentuknya

kelompok

Adanya topik

Adanya

perencanaan tugas

Terkumpulnya informasi,

adanya analisis informasi,

adanya pengklasifikasian,

terbentuknya kesimpulan.

Adanya kelengkapan

komponen mind mapping

(garis, warna, simbol,

garis), kerapian pembuatan

mind mapping, ketepatan

penyelesaian laporan

(mind mapping)

Adanya keberanian,

kesiapan, dan kebenaran

dalam penyampaian

presentasi kelompok

Rubrik Penilaian

Minat

Rubrik penilaian minat

pembentukan

kelompok

Rubrik penilaian minat

Perencanaan tugas

Rubrik penilaian minat

investigasi

Rubrik penilaian

minat Mind Mapping

Rubrik penilaian

minat presentasi

Skor

Minat

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3781/3/T1_292009022_BAB II.pdf · BAB II . KAJIAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . ... manusia

39

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dijelaskan di

atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Diduga apabila pembelajaran

menerapkan model pembelajaran group investigation dengan metode mind

mapping maka minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS Kelas 4 SD N Dukuh

03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga akan tinggi.