Upload
vutuyen
View
234
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Latar Belakang dari Pembelajaran IPS menurut KTSP Standar Isi
2006 Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap
saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata
pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam
proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan
di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu
yang berkaitan. Selain itu mata pelajaran IPS mempunyai tujuan yang
digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran IPS.
Menurut KTSP Standar Isi 2006 Mata Pelajaran IPS memiliki tujuan
agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan
kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,
dan keterampilan.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di
tingkat lokal, nasional, dan global.
Lebih sederhana lagi dikemukakan oleh Gunawan Rudy ( 2011 : 37 )
bahwa pembelajaran IPS di SD bertujuan membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri ditengah-
tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga
negara yang baik dan bertanggung jawab.
12
Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan
pembelajaran IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hirarki,
tujuan pendidikan nasional pada tataran operasional dijabarkan dalam
tujuan institusional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya
pencapaian tujuan institusional ini secara praktis dijabarkan dalam tujuan
kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap bidang studi dalam
kurikulum, termasuk bidang studi IPS. Akhirnya tujuan kurikuler secara
praktis operasional dijabarkan dalam tujuan instruksional atau tujuan
pembelajaran.
Gunawan Rudy ( 2011 : 40 ) juga memaparkan tujuan kurikuler
IPS yang merupakan penjabaran lebih lanjut dan tujuan institusional dan
tujuan pendidikan nasional secara keseluruhan ialah :
1. membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupan masyarakat;
2. membekali peserta didik dengan kemapuan mengidentifikasi,
menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.
3. membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi
dengan
sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan
serta
berbagai keahlian.
4. membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang
positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi
bagian
kehidupannya yang tidak terpisahkan.
5. membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembagan
kehidupan,
perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.
Berdasarkan pada tujuan-tujuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengenal konsep yang berkaitan
dengan masyarakat, untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan
sosial dan memiliki kemampuan untuk berfikir logis, kritis, inquiri, rasa
ingiun tahu, serta memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan
13
berkomunikasi dengan masyarakat, sehingga dapat membentuk warga
negara yang berkemampuan sosial.
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan
untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memamfaatkan
sumber-daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka
mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.
IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan
manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia
sebagai anggota masyarakat. Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam
konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan
harus dibatasi sesuai dengan kemampuan siswatiap jenjang, sehingga
ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda
dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pada jenjang
pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada
gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.
Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di
lingkungan sekitar siswa MI/SD.
Jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas.
Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan keluasan materi dan
kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan. Pendekatan
interdisipliner atau multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan
yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi
menjadi sarana melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara
berkesinambungan.
Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas dalam IPS yang
dipelajari adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks
sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-
ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah,
14
dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup
pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS
tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan
siswatetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus
menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan kata
lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak berpijak
pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya.
Pencapaian tujuan IPS dapat dimiliki oleh kemampuan siswa yang
standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam
Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar
minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi
acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan.
Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk
membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.
Secara rinci SK dan KD Mapel IPS kelas 4 sebagai berikut :
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas 4
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2) Mengenal sumber daya alam,
kegiatan ekonomi, dan kemajuan
teknologi di lingkungan
kabupaten/kota dan provinsi
1.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya alam
dan potensi lain di daerahnya
1.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
1.3 Mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman
menggunakannya
1.4 Mengenal permasalahan sosial
daerahnya.
(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)
15
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Standar Kompetensi :
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan
teknologi dilingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
Kompetensi Dasar :
Mengenal permasalahan sosial daerahnya.
2.1.2 Model Pembelajaran Group Investigation
Model pembelajaran GI sering dipandang sebagai model yang
paling komplek dan paling sulit untuk diterapkan dibandingkan dengan
model kooperatif yang lain. Hal ini disebabkan karena siswa dibawa sejak
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajari melalui investigasi. Model pembelajaran ini menuntut siswa
untuk berkemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
ketrampilan proses yang memiliki kelompok (Sugitanto, 2007 : 16).
Guru dapat menggunakan model pembelajaran GI untuk
mengembangkan kerativitas siswa , baik secara perorangan maupun secara
kelompok. Model pembelajatan GI dirancang untuk membantu terjadinya
pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan
berorientasi menuju pembentukan manusia sosial (Mafune dalam Rusman,
2005:4).
Investigasi atau penyelidikan merupakan kegiatan pembelajaran yang
memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman
siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil sesuai pengembangan yang
dilalui siswa (Krismanto, 2003 : 8)
Beberapa penjabaran teori yang telah dikemukakan, dapat diambil
kesimpulan bahwa model pembelajaran group investigation adalah model
pembelajaran yang membantu siswa untuk bekerja dalam tim, melakukan
penyelidikan terhadap suatu topik mulai dari pengumpulan data, analisis
data, sintesis, hingga menarik kesimpulan yang dilakukan secara
16
berkelompok dan membandingkan hasil penyelidikannya dengan
penyelidikan yang dilakukan oleh kelompok/tim lain.
Menurut Sugiyanto (2007) mengemukakan bahwa dalam menerapkan
model pembelajaran GI ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Seleksi topik
Para siswa memilih dalam berbagai sub topik dalam suatu wilayah
masalah yang umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru.
Para siswa diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang
berorientasi pada tugas yang beranggotakan 2-6 orang dan bersifat
heterogen.
2. Merencanakan kerja sama
Para siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus
tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan sub
topik yang telah dipilih seperti langkah yang dikemukakan di atas.
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah
sebelumnya. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan
ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk
menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di
luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesiskan berbagai informasi yang
diperoleh pada langkah sebelumnya dan merencanakan peringkasan
dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik dari berbagai
topik yang telah dipelajari agar semua siswa terlibat dan mencapai
perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok
dikoordinasi oleh guru.
6. Evaluasi selanjutnya
Guru beserta para siswa melakukan evaluasi mengenai konstribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi
dapat mencakup tiap siswa secara individual atau kelompok atau
keduanya.
17
Pendapat yang hampir sama dengan pemikiran Sugiyanto (2007),
Agus Suprijono dalam bukunya yang berjudul “Cooperative Learning”,
juga mengemukakan langkah - langkah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran group investigation yaitu :
1. Pembagian kelompok yang dilakukan oleh guru
2. Guru beserta siswa menentukan atau memilih topik-topik tertentu
dengan permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik tersebut.
3. Guru dan siswa menentukan metode penelitian yang dikembangkan
untuk memecahkan masalah.
4. Setiap kelompok bekerja berdasarkan metode investigasi yang telah di
rumuskan
5. Para siswa mempresentasikan hasil investigasinya oleh masing-
masing kelompok.
6. Evaluasi. Evaluasi dapat masuk asasmen individual maupun kelompok
Menurut pendapat Agus Suprijono dalam bukunya yang berjudul
“Cooperative Learning”, langkah yang ditekankan ada pada poin keempat.
Setiap kelompok bekerja berdasarkan metode investigasi yang telah di
rumuskan. Metode yang dapat digunakan juga disesuaikan dengan
permasalahan yang diterima kelompok tersebut. Metode yang digunakan
akan membantu siswa dalam memecahkan permasalahan social yang
membutuhkan solusi dari setiap anggota kelompok.
Sejalan dengan Agus Suprijono dalam bukunya, Slavin (2008 : 218)
juga menegaskan bahwa model pembelajaran group investigation
mempunyai 6 tahap, yaitu :
Tahap 1 : Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam
kelompok.
a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik,
dan mengkategorikan saran-saran.
b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik
yang telah dipilih
c. Komposisi kelompok didasarkan pada keterikatan siswa dan harus
bersifat heterogen
Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi
pengaturan
Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari
a. Para siswa merencanakan bersama mengenai :
Apa yang pelajari?
Bagaimana mempelajarinya?
Siapa melakukan apa? (pembagian tugas)
18
Untuk tujuan kepentigan apa menginvestigasi topik ini?
Tahap 3 : Melaksanakan investigasi
a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan memuat
kesimpulan
b. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang
dilakukan kelompoknya
c. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan
mensintesiskan semua gagasan
Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir
a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek
yang dikerjakan
b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan, dan
merancang sistem presentasi yang akan dilakukan
c. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitian acak untuk
mengkoordinasi rencana-rencana presentasi
Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir
a. Presentasi yang dibuat untuk keseluruhan kelas dalam berbagai
macam bentuk
b. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya
secara aktif
c. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan
presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh
seluruh anggota kelas
Tahap 6 : Evaluasi
a. Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut,
mengenai tugas yang telah dikerjakan, mengenai keefektivan
pengalaman-pengalaman yang dilakukan
b. Guru dan siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran
siswa.
c. Penilaian hasil belajar.
Pendapat Slavin (2008 : 218) menekankan pada tahap merencanakan
tugas yang akan dipelajari yaitu para siswa merencanakan bersama
mengenai : Apa yang pelajari, bagaimana mempelajarinya, siapa
melakukan apa (pembagian tugas), untuk tujuan kepentingan apa
menginvestigasi topik ini. Dalam langkah ini siswa belajar membagi tugas
kelompok sehingga semua siswa akan terlibat aktif dalam mengerjakan
dan memecahkan permasalahan dengan solusi yang tepat.
Jadi, dari beberapa langkah yang sudah dijabarkan oleh para ahli,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran GI mempunyai
7 langkah dalam pelaksanaanya, yaitu :
19
1. Pembentukan kelompok beranggotakan 2-6 orang.
2. Memilih topik permasalahan.
3. Merencanakan tugas.(metode penelitian)
4. Investigasi :
a. Mengumpulkan informasi
b. Menganalisis data.
Terdiri dari : Klasifikasi
Klarifikasi
Sintesis
c. Membuat kesimpulan
5. Membuat laporan.
6. Presentasi hasil investigasi
7. Evaluasi investigasi yang berupa diskusi kelas dan presentasi, baik
secara individual maupun kelompok.
2.1.3 Metode Pembelajaran Mind Mapping
Konsep Mind Mapping dahulu diperkenalkan/dicetuskan oleh Tony
Buzan pada sekitar tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama
Radiant Thinking. Sebuah Mind Mapping memiliki sebuah ide atau kata
sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut.
Menurut Tony Buzan (2007: 4) Mind Mapping adalah cara mudah
menggali informasi dari dalam dan dari luar otak atau cara baru untuk
belajar dan berlatih yang cepat dan ampuh, dapat juga diartikan sebagai
cara membuat catatan yang tidak membosankan serta cara terbaik untuk
mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek.
Pendapat sama yang menekankan tentang penggalian informasi
juga dikemukakan Suyatno (2009:99) Mind Mapping adalah sebuah
metode atau cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak
atau dan mengambil informasi keluar otak, yang merupakan cara mencatat
yang kreatif dan efektif.
Sejalan dengan itu dikemukakan oleh Olivia dan Ariani (2009:25)
Mind Mapping adalah sebuah metode visualisasi pengetahuan secara grafis
untuk mengoptimalkan eksplorasi seluruh area kemampuan otak.
20
Metode Mind Mapping juga sangat baik digunakan untuk
pengetahuan awal siswa atau menemukan alternatif jawaban, metode ini
juga merupakan sebuah metode yang inovatif, karena nantinya akan
bermanfaat untuk siswa. Mind Mapping dibuat oleh kata-kata, warna garis
dan gambar. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk
memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di
antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan
informasi yang dimiliki. Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon
dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi
kepada informasi yang lain.
Berikut contoh gambar Mind Mapping:
Gambar 2.1 Aplikasi Mind Mapping
Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.muhammadnoer.com/wp
content/uploads/2009/03/muhammadnoer-economic-growth-mindmap-
Berikut ini merupakan beberapa pengertian Mind Mapping (Tony Buzan, 2008:3 - 4):
1) Mind Mapping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke
segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut.
2) Mind Mapping mengembangkan cara pikir divergen, berpikir
kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-
pikiran kita.
3) Mind Mapping adalah alat berpikir organisional yang sangat
hebat.
4) Mind Mapping adalah cara termudah untuk menempatkan
informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika
dibutuhkan.
5) Mind Mapping adalah hasil dari strategi Mind Mapping yang
berupa hasil visualisasi yang berupa simbol atau gambar yang
21
dapat digunakan sebagai ganti catatan tertulis dan hasilnya lebih
cepat untuk diingat.
Tony Busan mengemukakan ada beberapa manfaat memiliki Mind
Mapping yaitu antara lain (Tony Busan, 2003) :
a) Merencana
b) Berkomunikasi
c) Menjadi kreatif
d) Menghemat waktu
e) Menyelesaikan masalah
f) Memusatkan perhatian
g) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
h) Mengingat dengan baik.
i) Belajar lebih cepat dan efisien
j) Melihat gambar keseluruhan
Dalam pengaplikasian Mind Mapping dalam proses pembelajaran
terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu Johan (2008) :
1. Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses
pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran
umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk
pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi
dengan kegiatan untuk membuat Mind Mapping yang merupakan
rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester
yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal
siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga
membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih
dahulu di rumah atau di perpustakaan.
2. Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga
gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview
dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian,
siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai
sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai.
Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat
dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.
3. Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses
pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci
dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat
informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram
untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang
diajarkan.
4. Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran
dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan
pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau
dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus
dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada
22
saat di rumah. Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai
pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali
bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran Mind Mapping adalah suatu metode pembelajaran yang
menggunakan cara pemetaan pikiran yang berguna untuk mereview
pengetahuan awal siswa, dan dalam pengaplikasiannya digunakan gambar-
gambar, garis-garis yang bervariasi (lengkung, lurus, dan lain-lain), warna-
warna yang menarik, sehingga dapat menarik minat belajar siswa.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran Mind Mapping ini terdapat beberapa langkah yang harus
diperhatikan diantaranya cara pembuatan Mind Mapping untuk para siswa
dan proses pengarahan terhadap siswa ketika melakukan pembahasan topik
pembelajaran. Ada beberapa teori yang dikemukaan para ahli tentang
langkah-langkah dari metode Mind Mapping. Setiap pembelajaran dapat
menggunakan metode ini karena metode ini dapat memudahkan siswa
dalam belajar. Seperti mata pelajaran IPS yang bersifat hafalan. Langkah-
langkah membuat Mind Mapping.
Bedasarkan buku pintar Tony Buzan (2008) ada tujuh langkah
dalam pembuatan Mind Mapping, antara lain sebagai berikut:
1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan mendatar,karena mulai dari tengah memberi kebebasan
kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan
dirinya dengan lebih bebas dan alami.
2) Gunakan gambar atau simbol untuk ide sentral,karena sebuah gambar
bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan
imajinasi.Sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita tetap
terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.
3) Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan
gambar. Warna membuat Mind Mapping lebih hidup, menambah energi
kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan
4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (ide pokok) dan
hubungkan cabang ketingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua,
seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi, otak senang
mengaitkan dua (atau tiga, atau empat ) hal sekaligus.Bila kita
menghubungkan cabang-cabang ,akan lebih mudah mengerti dan
mengingat.
23
5) Buatlah garis melengkung, bukan lurus, karena garis lurus akan
membosankan otak.
6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal
memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Mapping. Setiap
kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan
sederet asosiasi , lebih bebas dan bisa memicu ide dan pikiran baru.
7) Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral setiap gambar
bermakna seribu kata.
Penekanan tentang langkah-langkah Mind Mapping dikemukakan oleh
Tony Busan dalam bukunya yang berjudul “The Ultimate Book of Mind
Map” , adalah sebagai berikut :
a. Tulis judul di tengah-tengah kertas dan beri gambar yang sesuai untuk
memudahkan mengingat judul tersebut.
b. Buat cabang utama terkait topik tadi misalkan apa definisi mind map,
bagaimana otak bekerja, apa itu kesuksesan, latihan apa yang bisa
dilakukan dan bagaimana aplikasinya.
c. Teruskan dengan membuat cabang-cabang utama lainnya dan gunakan
warna berbeda.
d. Ingat beri label setiap cabang hanya dengan kata kunci saja. Semakin
sedikit semakin baik. Anda mencatat bukan untuk menghafal melainkan
untuk memahami dengan bahasa Anda sendiri.
e. Selanjutnya dari tiap cabang buat sub cabang untuk hal-hal yang saling
berhubungan.
f. Gunakan garis-garis lengkung dan alur yang nyaman buat Anda. Tidak ada
aturan khusus dalam membuat mind mapping sebab Anda-lah sang
seniman.
g. Jika ada hal-hal yang berhubungan pada sub yang berbeda, Anda bisa
menarik garis sebagai pengingat adanya kaitan antara kedua hal tersebut
http://www.muhammadnoer.com/2009/03/teknik-mencatat-kreatif-dengan-
mind-mapping/
Pendapat lain tentang langkah-langkah pembuatan Mind Mapping
juga dimuat dalam http://www.marfu78.com/cara-mudah-membuat-mind-
map.html (diupload 8 September 2012) adalah sebagai berikut :
1. Tentukan tema yang akan ditulis, atau perhatikan tema apa yang sedang
dipelajari. Tulis tema ini di bagian tengah kertas. Kemudian wadahi kata
ini dengan sebuah gambar atau simbol. Bisa menggunakan lingkaran,
persegi, segi tiga, bintang, dan lain-lain. Berikan juga warna agar lebih
menarik.
2. Tentukan sub atau bagian dari tema tadi dalam beberapa kata kunci.
Misalnya untuk Mind Map, sub tema dan kata kuncinya adalah Tema,
Sub tema, Simbol, Konektor. Wadahi Subtema tersebut dalam gambar
24
atau simbol yang lebih kecil dari pada wadah tema. Tarik garis
penghubung dari tema ke subtema.
3. Tentukan unsur-unsur subtema sebagai penjelas. Misalnya unsur subtema
simbol dalam bentuk, warna, ukuran.
4. Berikan warna yang berbeda untuk subtema, semakin banyak warna dan
simbol semakin baik merangsang kerja otak.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
langkah-langkah pembuatan mind mapping adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tema yang akan dibuat mind mapping. Tulis tema
tersebut dengan posisi di bagian tengah kertas. Kemudian
wadahi tema tersebut dengan sebuah gambar atau simbol. Bisa
menggunakan lingkaran, persegi, segi tiga, bintang, dan lain-
lain. Berikan juga warna agar lebih menarik.
2. Tentukan sub tema dari tema tadi dalam beberapa kata kunci.
wadahi sub tema tersebut dalam gambar atau simbol yang lebih
kecil dari pada wadah tema. Tarik garis penghubung dari tema
ke sub tema.
3. Tentukan unsur-unsur tema sebagai penjelas.
4. Berikan warna yang berbeda untuk subtema, semakin banyak
warna dan simbol semakin baik merangsang kerja otak.
Metode Mind Mapping ini dapat membuat suasana pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan dan tentunya dapat mambangkitkan minat
belajar peserta dalam mengikuti pembelajaran IPS. Hal ini dikarenakan
pada pembelajaran IPS dibutuhkan tingkat penguasaan materi yang luas,
sehingga dibutuhkan suatu metode yang dapat digunakan oleh siswa
secara efektif untuk membantu siswa agar lebih mudah dalam menyerap
materi yang diberikan. Dalam penerapan metode ini, siswa didorong
untuk menggunakan kemampuan kedua belah otaknya untuk membuat
Mind Mapping yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh setiap
siswa, membuat siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Dan yang
terpenting adalah siswa dapat meningkatkan daya ingatnya pada materi
25
yang telah dipelajari dan dapat memahami materi dengan lebih
menyeluruh.
2.1.4 Model Pembelajaran Group Investigasi dengan Metode Mind Mapping
Model pembelajaran group investigation adalah model pembelajaran
yang membantu siswa untuk bekerja dalam tim, melakukan penyelidikan
terhadap suatu topik mulai dari pengumpulan data, analisis data, sintesis,
hingga menarik kesimpulan yang dilakukan secara berkelompok dan
membandingkan hasil penyelidikannya dengan penyelidikan yang
dilakukan oleh kelompok/tim lain. Dasar-dasar metode Group
Investigation dirancang oleh Herbert Thalen yang selanjutnya diperluas
oleh Sharn dan kawan-kawandari Universitas Tel Aviv. Model
pembelajaran GI sering dipandang sebagai model yang paling komplek
dan paling sulit untuk diterapkan dibandingkan dengan model kooperatif
yang lain. Hal ini disebabkan karena siswa dibawa sejak perencanaan, baik
dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajari melalui
investigasi. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk berkemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun ketrampilan proses yang
memiliki kelompok (Sugiyanto, 2007 : 16).
Agar lebih menarik minat siswa dan agar siswa lebih memahami
tentang materi yang telah diinvestigasikan, pada akhir pembelajaran guru
dapat menggunakan metode Mind Mapping. Metode Mind Mapping adalah
suatu metode pembelajaran yang menggunakan cara pemetaan pikiran
yang berguna untuk mereview pengetahuan awal siswa, dan dalam
pengaplikasiannya digunakan gambar-gambar, garis-garis yang bervariasi
(lengkung, lurus, dan lain-lain), warna-warna yang menarik, sehingga
dapat menarik minat belajar siswa. Sehingga dapat mempermudah siswa
memahami materi sekaligus juga dapat menarik minat belajar siswa.
Dalam pembelajaran ini, guru akan menekankan pada minat belajar
siswa yang dilihat dari sikap dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran. Dengan adanya model pembelajaran group investigation
26
yang kemudian diaplikasikan dengan metode mind mapping, selain untuk
mengupayakn kerja tim yang optimal sehingga benar-benar terjadi kerja
ilmiah yang sesungguhnya dan mendapatkan hasil maksimal sekaligus
dapat memahami materi yang telah diinvestigasikan.
Pembelajaran kooperatif pertama kali dilaksanakan di dalam kelas,
sebaiknya guru terlebih dahulu memperkenalkan kepada siswa yaitu model
pembelajaran group investigation dan selanjutnya langkah-langkah dari
pembuatan mind mapping. Langkah-langkah model group investigation :
1. Pembentukan kelompok beranggotakan 2-6 orang secara
heterogen.
2. Memilih topik permasalahan.
3. Merencanakan tugas.(metode penelitian)
4. Investigasi :
A. Mengumpulkan informasi
B. Menganalisis data.
Terdiri dari :
a. Klasifikasi
b. Klarifikasi
c. Sintesis
C. Membuat kesimpulan
5. Membuat laporan.
6. Presentasi hasil investigasi
7. Evaluasi investigasi yang berupa diskusi kelas dan presentasi, baik
secara individual maupun kelompok.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan/implemetasi model
pembelajaran group investigation dengan metode mind mapping dalam
pembelajaran IPS kelas 4 semester 2 sebagai berikut :
1. Pembentukan kelompok beranggotakan 2-6 orang secara heterogen.
2. Menentukan topik permasalahan.
3. Merencanakan tugas (metode penelitian)
4. Investigasi
27
a. Mengumpulkan informasi
b. Menganalisis data.
Terdiri dari :
a. Klasifikasi
b. Klarifikasi
c. Sintesis
c. Membuat Kesimpulan
5. Membuat laporan. Langkah-langkah metode mind mapping :
a. Menentukan topik.
b. Tulis topik tersebut dengan posisi di bagian tengah kertas.
c. Memberi gambar atau simbol pada topik.
d. Memberi warna.
e. Menuliskan beberapa kata kunci.
f. Memberi gambar atau simbol.
g. Menarik garis penghubung dari topik ke sub topik.
h. Memberikan warna berbeda.
6. Presentasi hasil investigasi.
7. Evaluasi investigasi yang berupa diskusi kelas dan presentasi, baik
secara individual maupun kelompok.
2.1.5 Minat Belajar
Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang,
baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Hal ini
karena dengan tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan melahirkan
perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang
lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan
dengan apa yang dipelajari.
Menurut W.S Winkel (2007:212) “Minat diartikan sebagai
kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang
studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi
itu. Kecenderungan yang di maksud adalah suatu perbuatan atau tindakan
atau sikap untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan
28
seseorang, sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu dalam
hal ini yang berkaitan dengan mata pelajaran.
Sejalan dengan itu, Joko Sudarsono (2003:8) “ Minat merupakan
bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dengan suatu kegiatan
karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut.
Begitupun dengan Slameto (2010:80) mengatakan bahwa “Minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Jadi, berdasarkan beberapa pengertian minat menurut para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah suatu bentuk perbuatan atau
tidakan atau sikap tertarik dan senang pada benda, barang dan kegiatan.
Berdasarkan pada pengertian minat belajar yaitu suatu bentuk
perbuatan atau tidakan atau sikap tertarik dan senang pada benda, barang dan
kegiatan, kemudian didasarkan pada langkah-langkah model group
investigation menggunakan metode mind mapping diperoleh indikator minat
sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok
2. Menentukan topik
3. Merencanakan tugas
4. Menginvestigasi
5. Membuat laporan berupa mind mapping
6. Mempresentasikan hasil investigasi
7. Menulis topik
8. Memberi simbol pada topik
9. Memberi warna
10. Menuliskan kata kunci
11. Memberi simbol/gambar lebih kecil
12. Menarik garis penghubung
13. Menentukan unsut tema sebagai penjelas.
14. Memberi warna yang berbeda
29
Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik
melalui bentuk tes uraian maupun tes objektif, tetapi juga dapat dinilai
dengan alat non tes atau bukan tes. Penggunaan nontes untuk menilai hasil
dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan
menggunakan alat melalui tes dalam meniali hasil dan proses belajar. Para
guru pada umumnya lebih banyak menggunakan tes daripada non tes,
mengingat alatnya mudah dibuat, penggunaannya lebih praktis, dan yang
dinilai terbatas pada aspek kognitif berdasarkan hasil yang diperoleh siswa
setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Teknik Non-tes berisi
pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah.
Instrumen non-tes dapat berbentuk kuesioner atau inventori. Kuesioner
berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan, siswa diminta untuk
menjawab atau memberikan pendapat terhadap pernyataan. Inventori
merupakan instrumen yang berisi tentang laporan diri yaitu keadaan siswa,
misalnya potensi siswa. Hasil pengukuran melalui instrumen non tes
berupa angka disebut kuantitatif dan buka berupa angka seperti penyataan
sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang, dan sebagainya disebut
kualitatif. Ada beberapa macam teknik non tes, beberapa diantaranya
seperti unjuk kerja (performance), penugasan, proyek, tugas individu,
tugas kelompok, laporan, ujian praktik, dan portofolio Wardani, Naniek
Sulistya dkk ( 2012 : 11- 12 ).
Berikut adalah uraian singkat tentang jenis teknik non tes menurut
Wardani, Naniek Sulistya dkk (2012 : 12-13).
a. Unjuk Kerja
Suatu penilaian/pengukuran yang dilakukan melalui
pengamatan aktivitas peserta didik dalam melakukan sesuatu
yang berupa tingkah laku atau interaksinya seperti berbicara,
berpidato, membaca puisi, dan berdiskusi; kemampuan peserta
didik dalam memecahkan masalah dalam kelompok; partisipasi
peserta didik dalam diskusi; ketrampilan menari; ketrampilan
memainkan alat music; kemampuan berolahraga; ketrampilan
menggunakan peralatan laboratorium; praktek sholat, bermain
peran, bernyanyi, dan ketrampilan mengoperasikan suatu alat.
30
b. Penugasan
Penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang mengandung
penyelidikan (investigasi) yang harus selesai dalam waktu
tertentu.
Penyelidikan tersebut dilaksanakan secara bertahap yakni
perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan
penyajian data. Penilaian penugasan ini bermanfaat untuk
menilai keterampilan menyelidiki secara umum, pemahaman,
dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan
mengaplikasi pengetahuan dalam suatu penyelidikan, dan
kemampuan menginfromasikan subjek secara jelas.
c. Tugas Individu.
Penilaian yang berbentuk pemberian tugas kepada siswa yang
dilakukan secara individu. Tugas ini dapat diberikan pada
waktu-waktu tertentu dalam bentuk seperti pembuatan kliping,
pembuatan makalah dan yang sejenisnya. Tingkat berpikir yang
terlibat pada siswa sebaiknya menerapkan (apply),
menganalisis (analyse), mengevaluasi (evaluate), dan membuat
(create).
d. Tugas Kelompok.
Sama dengan tugas individu, namun dikerjakan secara
kelompok. Tugas ini diberikan untuk menilai kompetensi kerja
kelompok. Bentuk instrumen yang digunakan salah satunya
adalah tertulis dengan menjawab uraian secara bebas dengan
tingkat berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.
e. Laporan
Penilaian yang berbentuk laporan tugas atau pekerjaan yang
diberikan seperti laporan diskusi, laporan kerja praktik, laporan
pratikum dan laporan Pemantapan Praktikum Lapangan (PPL).
f. Responsi atau ujian pratik.
Suatu penilaian yang dipakai untuk mata pelajaran yang ada
kegiatan praktikumnya seperti mata kuliah PPL.
g. Portofolio.
Merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan
kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi
tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran
yang dianggap terbaik oleh siswa, pekerjaan-pekerjaan yang
31
sedang dilakukan, beberapa contoh tes yang telah selesai
dilakukan, berbagai keterangan yang diperoleh siswa,
keselarasan antara pembelajaran dan tujuan spesifik yang telah
dirumuskan, contoh-contoh hasil pekerjaannya sehari-hari,
evaluasi diri terhadap perkembangan pembelajaran dan hasil
observasi guru.
Tabel
Teknik, Bentuk, Kepentingan, dan Jenis Evaluasi Pembelajaran
Non Tes
Teknik Bentuk Kepentingan Jenis
Non Tes
Penilaian Hasil Lebih sesuai untuk
indikator afektif
Pengamatan,
Daftar cek/Periksa,
Skala Sikap,
Catatan Diri, Buku
Harian, Penilaian
Diri, Angket,
Ungkapan
Perasaan, Catatan
Anekdot,
Sosiogram.
Portofolio
(Penilaian Proses
dan Hasil)
Dipakai untuk
mengamati
perkembangan
kemampuan
kognitif dan
psikomotor
Puisi, Karangan
Gambaran/Tulisan,
Peta/Denah, Desain
Makalah, Laporan
Observasi, Laporan
penyelidikan,
Laporan penelitian,
Laporan
eksperimen,
32
Sinopsis, Naskah
Pidato, Naskah
Pidato, Naskah
Drama, Doa,
Rumus, Kartu
Ucapan, Surat
komposisi musik,
Teks lagu, Resep,
Makanan.
Berdasarkan dari uraian tentang teknik non tes diatas, dikarenakan
yang akan diteliti adalah minat belajar siswa yang termasuk dalam
kemampuan afektif, maka dalam penelitian ini akan digunakan bentuk
penilaian rubrik penilaian minat untuk penilaian proses yang kemudian
akan ditindak lanjuti menggunakan observasi sebagai penilaian hasil. Dari
kedua teknik tersebut guru dapat melihat tingkat minat belajar tiap
siswa/kelompok.
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang
relevan dilaksanakan saat ini.
Penelitian oleh Herawan, Ivandra Bagus (2012). Upaya Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping
pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Kelas 4 Sekolah Dasar Negeri
09 Kutowinangun Salatiga Tahun 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dengan penerapan metode mind mapping, ternyata dapat meningkatkan
minat dan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian tindakan
yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan di setiap tindakan. Pada tindakan
sebelum siklus terdapat 37,5% atau 9 anak yang tuntas, setelah dilakukan tindakan
siklus I terjadi peningkatan sebanyak 50% atau 12 anak. Peningkatan ini belum
mencapai yang diharapkan yaitu 70% dari jumlah siswa harus tuntas. Maka
33
dilakukan tindakan siklus II dan hasilnya terjadi peningkatan hasil belajar 100%
atau 24 siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa metode mind
mapping yang menekankan pada pemaksimalan otak kiri dan otak kanan, terbukti
dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SDN
Kutowinangun 09 Salatiga. Dengan demikian, dapat disarankan bahwa metode ini
dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang dapat membantu menggali
informasi siwa dan menunjang keberhasilan belajar siswa. Kelebihan : metode
mind mapping pada penelitian tersebut dapat membantu manggali informasi siswa
dan dapat menunjang keberhasilan belajar siswa dan dapat memaksimalkan kerja
otak kiri dan kanan siswa.
Penelitian oleh, Wahyuni Murtisari (2011) dengan judul “Peningkatan
hasil belajar melalui metode pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran
IPS siswa kelas 4 SDN Ngaglik 03 Kabupaten Blitar “. Universitas Negeri
Malang. Program Studi PGSD Skripsi (Sarjana). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dari pra tindakan
ke siklus I peningkatannya mencapai 41,6% dan dari siklus I ke siklus II
peningkatannya mencapai 17,6%. Hasil belajar siswa dari pratindakan 35% siswa
tuntas meningkat pada siklus I menjadi 65% siswa tuntas dan siklus II menjadi
100% siswa tuntas belajar dari 20 orang siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini,
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Mind Mapping dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, dan pelaksanaan metode Mind
Mapping juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga 20 siswa dapat
tuntas dalam belajar. Kelebihan : metode Mind Mapping dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, dan pelaksanaan metode Mind
Mapping juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Rahayu, Murti (2011) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan
Hasil Belajar IPS Melalui Model Group Investigation Bagi Siswa Kelas 4 SD N
Soso 03 Gandusari Kabupaten Blitar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
model grup investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang terlihat dari
peningkatan perolehan pra tindakan sampai pada siklus kedua yang mencapai
peningkatan sebesar 13% dari 16 siswa yang tuntas 14 siswa dan belum tuntas 2
34
siswa. Kelebihan : model group investigation adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang sulit untuk diterapkan, namun peneliti mampu
meningkatkan hasil belajar secara maksimal. Kelemahan : sayang sekali masih
ada 2 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran menggunakan grup
investigation. Cara mengatasi kelemahan tersebut dengan lebih memaksimalkan
pembelajaran ini, karena 2 siswa yang belum tuntas ini sangat disorot oleh
pembaca.
Penelitian oleh Reffy Yhanna (2011) dengan judul Peningkatan
keterampilan menulis puisi melalui model mind mapping siswa kelas V SDN
Pojok 02 Kabupaten Blitar, Universitas Negeri Malang. Program Studi S1 PGSD
Skripsi (Sarjana). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model mind mapping dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi antara lain, nilai
rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 68, dan siklus II sebesar 86.
Sedangkan hasil keterampilan menulis puisi siswa meningkat ditunjukkan dengan
nilai rata-rata pada pratinda-kan 65, siklus I 73, dan siklus II 87. Ketuntasan
belajar pada pratindakan sebesar 30%, siklus I sebesar 70%, dan siklus II 100%.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan agar guru menerapkan model
mind mapping untuk materi pelajaran yang lain agar siswa senang dalam
mengikuti pembelajaran. Guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang
inovatif agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Bagi siswa disarankan agar aktif
mengikuti kegiatan pembelajaran dan selalu berlatih menulis terutama menulis
puisi. Kelebihan : model mind mapping dapat diterapkan pada materi pelajaran
lain agar siswa senang mengikuti pelajaran khususnya menulis puisi.
Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Endarini Sudaromono (2011) dengan
judul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Mata Pelajaran IPA
Di SD Sidorejo Lor 02 Salatiga Seester 1 Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran GI dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dari siklus I sebesar 77% dan pada
siklus II dengan presentase 89%. Peningkatan aktivitas siswa memberikan
35
dampak yang positif terhadap hasil belajar yaitu pada ulangan harian siswa
dengan nilai rata-rata mencapai 88. Kelebihan : model GI bisa masuk ke dalam
beberapa mata pelajaran sehingga siswa dapat berlatih berfikir unuk memecahkan
suatu masalah. Kekurangan : model pembelajaran GI sangat komplek sehingga
siswa harus berkonsentrasi penuh melakukan investigasi terhadap topik yang
sudah dipilih. Cara mengatasi kelemahan yaitu dengan melatih kemampuan
berfikir kritis siswa sejak dini.
Dilihat dari kajian-kajian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi
perubahan-perubahan minat dalam kegiatan berfikir untuk memecahkan masalah .
Dengan tindakan-tindakan yang dilakukan terbukti mampu merubah cara belajar
siswa yang mengarah ke peningkatan minat belajar siswa. Mengacu pada
penelitian di atas, akan dilakukan penelitian tindakan kelas, yaitu dengan
melakukan penelitian yang bertemakan penggunaan model group investigation
dengan metode pembelajaran mind Mapping pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial untuk kelas 4 SD N Dukuh 03 Salatiga.
2.3 Kerangka Berfikir
Pembelajaran IPS yang berlangsung selama ini adalah pembelajaran yang
berpusat pada guru. Guru mendominasi seluruh waktu pembelajaran dengan
menyampaikan materi pelajaran IPS melalui ceramah dan siswa mendengarkan.
Kadang-kadang saja di tengah-tengah ceramah, guru menyelipkan pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran yang
dilakukan guru, adalah diam mendengarkan, bermain sendiri, mengantuk, tidak
segera dapat peduli dengan situasi yang ada baik yang diadakan oleh guru atau
siswa yang lain, sehingga siswa cenderung untuk pasif ketika pembelajaran.
Kondisi ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran IPS menurun, karena minat sendiri adalah suatu kecenderungan,
ketertarikan, perhatian, dan rasa senang terhadap suatu aktifitas/objek.
Perubahan paradigma pembelajaran menuntut siswa aktif, agar kompetensi
yang diharapkan dalam KTSP 2006 dapat tercapai. Suatu pembelajaran akan
efektif bila siswa aktif berpartisipasi atau melibatkan diri secara langsung dalam
36
proses pembelajaran. Siswa diharapkan dapat memecahkan masalah dengan
melakuka penyelidikan/investigasi dan dapat menemukan sendiri atau memahami
sendiri konsep yang telah diajarkan yaitu dengan berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang melibatkan siswa berpartisipasi aktif
dan dapat meningkatkan minat belajar siswa adalah model pembelajaran Group
Investgation dengan metode pembelajaran Mind Mapping.
Model pembelajaran Group Investigation dengan Metode pembelajaran
Mind Mapping diawali dengan guru memberikan topik pembelajaran yang akan
dibahas dan nantinya akan dibuat mind mappingnya oleh siswa, Kegiatan
selanjutnya yaitu menjelaskan materi dengan menggunakan metode mind mapping
untuk mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat
belajar siswa, kemudian menjelaskan langkah-langkah dalam model pembelajaran
group investigation. Setelah itu siswa diminta membentuk 5 kelompok yang
terdiri dari 4 siswa tiap kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok
diminta untuk keluar kelas guna mengamati dan mengumpulkan informasi tentang
suatu masalah, kemudian dari informasi tersebut setiap kelompok diminta untuk
mengklasifikasikan informasi. Setelah itu setiap kelompok diminta untuk
menganalisis informasi, kemudian menarik kesimpulan berdasarkan dari hasil
analisis tadi. Dari hasil kesimpulan tadi setiap kelompok membuat laporan
investigasi dengan menggunakan peta konsep yang dibuat kelompok sesuai
kreativitasnya, kemudian setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan
didepan kelas.
Langkah terakhir adalah Guru memberikan kesimpulan dan refleksi pada
akhir pembelajaran. Dalam model pembelajaran Group Investigatin dengan
metode pembelajaran Mind Mapping ini menggunakan penilaian skala sikap,
karena yang diteliti adalah minat belajar siswa. Penilaian diambil dengan cara
observasi dengan cara observer mengamati setiap aktifitas yang dilakukan oleh
siswa, dan kemudian diukur menggunakan instrumen non tes berupa rubrik
penilai minat belajar untuk mengukur minat belajar siswa. Skor capaian
pengukuran ini akan menunjukkan kenaikan skor yang signifikan. Untuk itu, perlu
dilakukan dengan pemantapan tindakan yaitu mengulang kembali dengan model
37
pembelajaran group investigation dengan metode pembelajaran mind mapping
dengan kompetensi dasar yang sama sehingga tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai lebih meningkat dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS
dapat meningkat. Penjelasan lebih rinci disajikan dalam kerangka berfikir tentang
minat belajar terhadap IPS dengan model pembelajaran group investigation
dengan metode pembelajaran mind mapping.
38
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir Minat Belajar IPS melalui Model Group Investigation dengan
menggunakan Metode Mind Mapping
Proses Belajar Mengajar IPS
KD 2.4 Mengenal permasalahan
sosial daerahnya
Pembelajaran Konvensional
Metode : Ceramah dan bersifat teacher center
Guru menjelaskan materi dengan hanya
berbantuan buku pegangan/LKS saja.
Model Pembelajaran
Group Investigation
dengan Metode Mind
Mapping
Minat Belajar Siswa
Rendah
Presentasi hasil investigasi secara
kelompok.
Membuat laporan. Langkah-langkah
metode mind mapping :
a. Menentukan topik.
b. Tulis topik tersebut dengan
posisi di bagian tengah kertas.
c. Memberi gambar atau simbol
pada topik.
d. Memberi warna.
e. Menuliskan beberapa kata kunci.
f. Memberi gambar atau simbol.
g. Menarik garis penghubung dari
topik ke sub topik.
h. Memberikan warna berbeda.
Investigasi
a. Mengumpulkan informas
b. Menganalisis data.
Terdiri dari : (1) Klasifikasi
(2) Klarifikasi
(3) Sintesis
c. Membuat Kesimpulan
Merencanakan tugas (metode
penelitian)
Menentukan topik permasalahan.
(tentang masalah sosial)
Pembentukan kelompok
beranggotakan 2-6 orang.
Terbentuknya
kelompok
Adanya topik
Adanya
perencanaan tugas
Terkumpulnya informasi,
adanya analisis informasi,
adanya pengklasifikasian,
terbentuknya kesimpulan.
Adanya kelengkapan
komponen mind mapping
(garis, warna, simbol,
garis), kerapian pembuatan
mind mapping, ketepatan
penyelesaian laporan
(mind mapping)
Adanya keberanian,
kesiapan, dan kebenaran
dalam penyampaian
presentasi kelompok
Rubrik Penilaian
Minat
Rubrik penilaian minat
pembentukan
kelompok
Rubrik penilaian minat
Perencanaan tugas
Rubrik penilaian minat
investigasi
Rubrik penilaian
minat Mind Mapping
Rubrik penilaian
minat presentasi
Skor
Minat
39
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dijelaskan di
atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut : Diduga apabila pembelajaran
menerapkan model pembelajaran group investigation dengan metode mind
mapping maka minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS Kelas 4 SD N Dukuh
03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga akan tinggi.