30
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance Kardiorespirasi 2.1.1 Definisi Endurance kardiorespirasi Endurance kardiorespirasi adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut dan masih memiliki cadangan tenaga untuk kegiatan rutin sehari-hari. Kemampuan endurance kardiorespirasi didukung oleh jantung, paru paru dan darah yang sehat untuk menyuplai oksigen ke otot. Aktivitasi endurance kardiorespirasi seperti berlari dan berenang (Corbin et al, 2014). Tubuh mempunyai mekanisme kerja yang kompleks, ketika seseorang mengalami peningkatan endurance kardiorespirasi tubuh akan mengirim suplai darah lebih efisien. Peningkatan kemampuan endurance kardiorespirasi diukur maksimal oksigen yang diambil. Peningkatan endurance kardiorespirasi juga mengakibatkan peningkatan volume darah dan sel darah marah, sehingga darah lebih banyak membawa oksigen ke tubuh (Corbin et al, 2014). 2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Kardiorespirasi Ketika kita beraktivitas fisik akan lebih baik dalam mengontrol berat badan, pembentukan otot, dan menjaga postur tubuh. Aktivitas fisik secara rutin akan meningkatkan beberapa organ seperti jantung yang lebih kuat dan aliran darah yang lebih baik. Peningkatan endurance

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Endurance Kardiorespirasi

2.1.1 Definisi Endurance kardiorespirasi

Endurance kardiorespirasi adalah keadaan atau kondisi tubuh yang

mampu untuk bekerja dalam waktu lama, tanpa mengalami kelelahan yang

berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut dan masih memiliki

cadangan tenaga untuk kegiatan rutin sehari-hari. Kemampuan endurance

kardiorespirasi didukung oleh jantung, paru – paru dan darah yang sehat

untuk menyuplai oksigen ke otot. Aktivitasi endurance kardiorespirasi

seperti berlari dan berenang (Corbin et al, 2014).

Tubuh mempunyai mekanisme kerja yang kompleks, ketika

seseorang mengalami peningkatan endurance kardiorespirasi tubuh akan

mengirim suplai darah lebih efisien. Peningkatan kemampuan endurance

kardiorespirasi diukur maksimal oksigen yang diambil. Peningkatan

endurance kardiorespirasi juga mengakibatkan peningkatan volume darah

dan sel darah marah, sehingga darah lebih banyak membawa oksigen ke

tubuh (Corbin et al, 2014).

2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Kardiorespirasi

Ketika kita beraktivitas fisik akan lebih baik dalam mengontrol

berat badan, pembentukan otot, dan menjaga postur tubuh. Aktivitas fisik

secara rutin akan meningkatkan beberapa organ seperti jantung yang lebih

kuat dan aliran darah yang lebih baik. Peningkatan endurance

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

10

kardiorespirasi dapat mengurangi resiko penyakit hipokinetik, terutama

penyakit jantung dan diabetes. Ada beberapa organ yang mengalami

perubahan ketika peningkatan endurance respirasi yaitu jantung, paru –

paru, pembuluh darah dan darah (Kadir, 2001).

2.1.2.1 Jantung

Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu dua ruang yang

berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang

berdinding tebal disebut ventrikel(bilik). Fungsi kontraktilitas otot

jantung sebgai pemompa merupakan bagian dari fungsi jantung

(Gibson, 2003).

Ketika kita beraktifitas fisik seperti berjalan, terjadi

peningkatan kebutuhan oksigen serta hasil pembuangan di sel – sel

otot. Jantung akan memompa lebih banyak darah dan hasil

pembuangan akan dibawa ke jantung lebih banyak. Ketika kita

beraktifitas fisik jantung melakukan dua fungsi yaitu memompa

lebih cepat serta mengirim darah lebih banyak setiap memompa

(Corbin et al, 2014).

Setiap orang yang melakukan aktifitas fisik secara rutin

mempunyai denyut nadi istarahat sekitar 60 x – 80 x per

menit.ketika seseorang berolahraga secara rutin akan terjadi

penurunan heart rate (Wibowo, 2003).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

11

2.1.2.2 Paru – Paru

Paru – paru mempunyai fungsi sebagai tempat pertukaran

oksigen. Ketika kita bernafas, udara masuk ke paru-paru.

Menyebabkan paru - paru membesar. Di dalam paru-paru, terjadi

pertukaran oksigen dari udara ke darah. Ketika ekspirasi, udara

keluar membawa Co2. Diapragma dan otot abdominal membantu

dalam inspirasi dan ekspirasi paru – paru. Setiap orang memiliki

kemampuan respirasi yang berbeda-beda tergantung kemampuan

paru – paru dan otot – otot respirasi sehingga menjaga endurance

respirasi (Corbin et al, 2014).

Ketika seseorang berlatih secara periodik fungsi paru – paru

akan meningkat. Fungsi otot abdominal dan diapragma juga

meningkat akibat kebutuhan oksigen dalam tubuh meningkat.

Peningkatan tersebut menyebabkan kapasitas paru seseorang akan

meningkat. Kapasitas paru seseorang normal memliki kapasitas

110 liter per menit. Ketika latihan diberikan kapasitas paru

meningkat menyampai 135 liter per menit. Pada atlit kapasitas paru

meningkat bisa mencapai 180 – 200 liter per menit.(Rosato et al,

2010)

2.1.2.3 Pembuluh Darah

Komponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah

pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

memiliki struktur yang berbeda sesuai dengan ukuran dan otot

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

12

yang melapisi dinding pembuluh darah tersebut. Aorta dan arteri-

arteri besar memfasilitasi keluaran darah yang berasal dari jantung.

Tekanan dan elastisitas dinding pembuluh darah berfluktuasi sesuai

dengan tekanan aliran yang menuju jantung (Muttaqin, 2009).

2.1.2.4 Darah

Darah merupakan alat pembawa (carrier) pada sistem

kardiovaskuler. Secara normal volume darah yang berada dalam

sirkulasi pada seseorang laki-laki dengan berat badan 70 Kg

berkisar 8% dari berat badan atau sekitar 5600 ml. Dari jumlah

tersebut sekitar 55% merupakan plasma. Volume komponen darah

harus memiliki jumlah yang sesuai dengan rentang yang normal

agar sistem kardiovaskuler dapat berfungsi sebagimana semestinya

(Muttaqin, 2009).

Darah memliki dua komponen utama yaitu :

1. Plasma darah ,bagian cair darah yang sebagian besar terdiri

atas air, elektrolit, dan protein darah.

2. Butir – butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas

komponen – komponen berikut ini :

a. Eritrosit: sel darah merah (SDM – red blood cells)

b. Leukosit : sel darah putih (SDP – white blood cells)

c. Trombosit : Butir pembeku darah – platelet

Sel darah merah/ eritrosit merupakan cairan bikonkaf

dengan diameter sekitar tujuh mikron. Fungsi sel darah merah

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

13

mengangkut oksigen dan zat makanan ke sel – sel tubuh. Pada sel

darah merah terdapat hemoglobin yang berfungsi mengikat

oksigen. Terdapat 300 molekul hemoglobin dalam satu sel darah

merah. Satu gram hemoglobin akan mengikat 1,34 ml oksigen.

Hemoglobin terdiri atas dua komponen yaitu heme yang

merupakan gabungan protoporfirin dengan besi dan globin berupa

protein yang terdiri atas dua alfa dan dua rantai beta (Handyani dan

Haribowo, 2008).

Kemampuan mengangkut oksigen tergantung dari jumlah

hemoglobin dan jumlah darah. Apabila hemoglobin meningkat,

maka kemampuan mengikat oksigen juga meningkat. Namun

peningkatan hemoglobin akan menyebabkan viskositas darah

meningkat sehingga akan menyebabkan meningkatnya tekanan

dalam pembuluh darah yang berakibat kapasitas mengangkut

oksigen justru menurun. Yang mengikat bukanlah jumlah Hb/100

cc darah, tetapi jumlah Hb total. Peningkatan jumlah Hb total ini

disebabkan karena peningkatan volume darah sesudah latihan yang

cukup lama, maka jumlah darah meningkat dari 5 menjadi 6

(Kadir, 2001).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

14

Gambar 2.1

Sistem Kardiovaskuler (Kadir, 2001)

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi endurance kardiorespirasi

Pada penelitian yang dilakukan oleh Wiranty (2013), Endurance

Kardiorespirasi dipengaruhi oleh faktor sebagai berikut :

2.1.3.1 Indeks Massa Tubuh(IMT)

IMT merupakan hasil pembagiaan dari berat badan (kilogram)

dibagi pada kuadrat dari tinggi badan (meter) rumus :

Keterangan :

BB = Berat Badan(Kg)

TB = Tinggi Badan (m)

IMT =

( TB(m) )2

BB (Kg)

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

15

Hal ini dibuktikan berdasarkan jurnal penelitian, yaitu Korelasi

antara IMT dan Kebugaran fisik wanita perguruan tinggi di Seoul, yang

menyatakan secara signifikan korelasi negatif, IMT yang besar

menurunkan kebugaran fisik pada 158 wanita perguruan tinggi. Semakin

besar nilai IMT semakin kurang nilai endurance kardiorepirasi (Wiranty,

2013).

2.1.3.2 Kebiasaan Olahraga

Latihan fisik yang dilakukan oleh seseorang akan berpengaruh

terhadap tingkat kesamaan aerobik. Orang yang terlatih akan memiliki otot

lebih kuat, lebih lentur, dan memiliki ketahanan kardiorepirasi yang lebih

baik. Menurut WHO, aktifitas fisik yang baik dapat meningkatkan

endurance kardiorespirasi, yaitu penurunan denyut nadi, pernafasan

semakin membaik, penurunan risiko penyakit jantung dan hipertensi.

Semakin tinggi kebiasaan olahraga semakin bertambah kemampuan

endurance kardiorespirasinya (Wiranty, 2013).

2.1.3.3 Umur

Pengaruh umur dapat mempengaruhi kesamaan aerobik seseorang.

Ketahanan jantung-paru mencapai puncaknya pada umur 10-20 tahun

dengan nilai indeks jantung normal kira-kira 4 L/menit/m². Ketahanan

jantung-paru menurun secara perlahan seiring dengan peningkatan usia,

dan pada usia 80 tahun nilai normal indeks jantung hanya tinggal 50%.

Hal ini terjadi karena penurunan kekuatan kontraksi jantung, massa otot

jantung, kapasitas vital paru dan kapasitas oksidasi otot skelet. Semakin

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

16

bertambah umur kemampuan endurance kardiorespirasi juga semakin

menurun (Wiranty, 2013).

2.2 Lanjut Usia

2.2.1 Pengertian Lanjut Usia

Menurut Maryam (2008), Lanjut usia dikatakan sebagai tahap

akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan pasal 1

ayat 2,3,4 tentang kesehatan yang dikutip oleh Maryam dikatakan bahwa

usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

Peningkatan kualitas kesehatan menyebabkan peningkatan usia

harapan manusia sehingga jumlah lanjut usia(Lansia) meningkat. Penuaan

adalah proses alamiah yang dialami setiap manusia. Penuaan

menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh,

sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

keseluruhan (Maryam, 2008)

2.2.2 Penurunan fungsi pada lansia

Menurut Tamher dan Noorkasiani (2009), Pada lansia terjadi penurunan

berbagai fungsi sistem organ meliputi perubahan pada kulit, sistem indra,sistem

pencernaan, sistem kardiovaskuler sistem respirasi, sistem perkemihan dan

reproduksi. Perubahan tersebut dijabarkan sebagai berikut.

1. Sistem kulit dan integumen

Pada kulit, terutama kulit yang mengeriput, hal pertama yang

dialami adalah kulit di sekitar mata dan mulut, sehingga berakibat wajah

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

17

dengan ekspresi sedih Rambut semakin beruban dan khusus pada pria tak

jarang terjadi kebotakan.

2. Sistem indra (penglihatan dan pendengaran)

Pada lansia terjadi penurunan indra penglihatan. Pada mata sering

ditemukan katarak, glaukoma atau degnerasi glukoma sehingga

mengganggu penglihatan. Gangguan penglihatan menyebabkan seseorang

mengalami gangguan keseimbangan tubuh. Pada pendengaran terjadi

penurunan sehingga lansia sulit mendengar dengan frekuensi rendah.

3. Sistem pencernaan

Jumlah gigi berangsur – angsur berkurang akibat tanggal atau

ekstraksi akibat indikasi tertentu. Hal ini akan mengurangi kenyamanan

saat makan serta membatasi jenis makanan yang dimakan Pada lidah

terjadi penurunan fungsi pengecap sehingga lansia membutuhkan

garam/gula sebagai penambah rasa. Pada esofagus terjadi penurunan

gerakan ritmis/peristaltik sehingga penurunan makanan ke lambung

menjadi melambat. Pada lambung terjadi penurunan asam klorida (asam

lambung) mempengaruhi penyerapan vitamin B12. Pada usus halus terjadi

penurunan enzim laktase sehingga menggangu penyerapan zat susu dalam

usus halus. Pada usus besar terjadi penurunan kontraktilitas, akibatnya

mudah mengalami sembelit , atau gangguan buang air besar.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

18

4. Sistem kardiovaskuler

Perubahan pada jantung terlihat dalam gambaran anatomis berupa :

bertambahnya jaringan kolagen, bertambahnya ukuran miokard,

berkurangnya jumlah miokard dan berkurangnya jumlah air pada jaringan.

Tebal bilik kiri dan kekakuan katup bertambah seiring dengan penebalan

septum interventrikular, ukuran organ jantung juga membesar. Selain itu,

akan terjadi penurunan jumlah sel – sel pacu jantung serta serabut berkas

His dan Purkinye. Keadaan diatas mengakibatkan menurunnya kekuatan

dan kecepatan kontraksi miokard disertai dengan memanjangnya waktu

pengisian diastolik, hasil akhirnya berupa berkurangnya fraksi ejeksi

sampai 10% - 20%.

Timbulnya aritmia jantung juga akan meningkat sejalan dengan

penambahan usia. Pembuluh darah akan lebih kaku sehingga kehilangan

kelenturannya. Endapan lemak yang menyebabkan aterosklerosis akan

makin banyak dengan berbagai manifestasi seperti jantung koroner.

5. Sistem pernafasan

Seiring penambahan usia, kemampuan pegas dinding dada dan

kekuatan otot pernafasan akan menurun, sendi – sendi tulang iga akan

menjadi kaku. Menyebabkan penurunan laju ekspirasi paksa dan

menurunnya sistem pertahanan yang terdiri atas gerak bulu getar, leukosit,

antibodi dan refleks batuk sehingga lansia mudah sakit.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

19

6. Sistem hormonal

Produksi testosteron dan sperma menurun mulai usia 45 tahun.

Namun laki – laki masih memiliki libido dan dapat melakukan kopulasi.

Pada wanita karena jumlah ovum dan folikel yang sangat rendah, maka

kadar esterogen akan menurun setelah menopause (45-50 tahun). Hal ini

menyebabkan dinding rahim menipis, selaput lendir mulut rahim dan

saluran kemih menjadi kering. Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi

pada lansia.

2.2.3 Penurunan endurance kardiorespirasi pada Lansia

Pada lansia banyak mengalami penurunan organ dan fungsi pada

tubuh. Pada Sistem kardiovaskuler terjadi penurunan berupa Massa

jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertrofi, dan kemampuan

peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan

penumpukan lipofusin. Katup jantung mengalami fibrosis dan kalsifikasi.

SA node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat.

Kemampuan arteri dalam menjalankan fungsinya berkurang 50%.

Pembuluh darah kapiler mengalami penurunan elastisitas dan permebilitas.

Terjadi perubahan fungsional berupa kenaikan tahanan vaskuler sehingga

menyebabkan peningkatan tekanan systole dan penurunan perfusi jaringan.

Konsumsi oksigen pada tingkat maksimal (Vo2 maks) berkurang sehingga

kapasitas vital paru menurun. Sistem Respirasi pada penuaan terjadi

perubahan jaringan ikat paru. Kapasitas total paru tetap, tetapi volume

cadangan paru bertambah. Volume tidal bertambah untuk mengompensasi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

20

kenaikan rugi paru. Udara yang ke paru berkurang. Sehingga kapasitas

paru pada lansia menurun (Pudjiastuti & Utomo, 2003).

Pada lansia terjadi penurunan fungsi jantung dan paru – paru. Pada

jantung kekuatan jantung menurun menyebabkan penurunan cardiac

output sehingga heart rate akan meningkat pada aktivitas fisik. Penurunan

cardiac output menyebabkan kebutuhan O2 lebih meningkat pada aktivitas

rendah sehingga lansia mudah kelelahan (Burbank & Riebe, 2002).

Pada otot – otot jantung terjadi hipertrofi (pembesaran sel – sel

otot jantung). Dinding jantung menebal, katup – katup jantung menebal

dan kaku, sehingga kontraktilitas ( daya pompa otot jantung) menurun dan

para lansia akan mengalami kelelahan bila berjalan jauh (Santoso &

Ismail, 2009).

Perubahan pada otot, kartilago, dan sendi toraks mengakibatkan

gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan pergangan toraks

berkurang. Apabila terjadi perubahan otot diafragma, otot toraks menjadi

tidak seimbang dan menyebabkan terjadinya distorsi dinding toraks selama

respirasi berlangsung. Kalsifikasi kartilago kosta mengakibatkan

penurunan mobilitas tulang rusuk sehingga ekspansi rongga dada dan

kapasitas ventilasi menurun sehingga terjadi penurunan endurance

kardiorespirasi (Pudjiastuti & Utomo, 2003).

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

21

2.3 Alat Ukur

2.3.1 Tes jalan 6 menit

Tes jalan 6 menit adalah pengembangan dari Cooper test. Six

walking test digunakan dalam mengukur Vo2 max. Uji jalan 6 menit salah

satu modalitas uji latih yang sangat popular karena mudah dilakukan, tidak

memerlukan alat canggih dan hasilnya mampu memberikan evaluasi

obyektif kapasitas fungsional penderita jantung (Wiesman dan Zeballos,

2002).

Pelaksanaan Uji jalan 6 menit

1. Sebelum dilakukan Uji jalan 6 menit pasien diperiksa

secara seksama termasuk tanda vital seperti Tekanan darah,

Denyut jantung, Respirasi, Suhu

2. Jika diperlukan pengulangan Uji jalan 6 menit, maka uji

ulang harus dilakukan pada hari yang sama. Hal ini berguna

untuk mengurangi perbedaan atau hasil karena

kemungkinan timbul perubahan seperti kondisi fisik, waktu

latihan .

3. Tidak dianjurkan melakukan periode pemanasan sebelum

dilakukan uji latih.

4. Pasien harus beristirahat dengan duduk dikursi, dekat

dengan garis start, kurang lebih 5 – 10 menit sebelum uji

jalan dimulai

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

22

5. Berikan instruksi pada pasien sebelum uji latih dimulai dan

informasikan yang utama adalah jalan sejauh mungkin

selama 6 menit, jangan lari ataupun jogging.

6. Posisikan pasien pada garis start.

7. Selama uji dilakukan, penguji harus tetap berdiri di dekat

garis start. Tidak diperkenankan berjalan bersama pasien.

Hal ini guna mencegah adu balap antara pasien dengan

penguji sehingga akan mempengaruhi hasil yang

sebenarnya. Pada saat pasien mulai berjalan, nyalakan

stopwatch.

8. Penguji tidak diperkenankan bicara kepada siapapun selama

uji latih. Pusatkan perhatian pada pasien, jangan sampai

salah menghitung jumlah putaran.

Rumus Vo2 Max

Tabel 2.1

Tabel Vo2 max (House, 2013)

Vo2 Max Wanita

Usia Very

Poor Poor Fair Good Excellent Superior

13 – 19 < 25,0 25,0 – 30,9 31,0 – 34,9 35,0 – 38,9 39,0 – 41,9 > 41,9

20 -29 < 23,6 23,6 – 28,9 29,0 – 32,9 33,0 – 36,9 37,0 – 41 > 41,0

30 – 39 < 22,8 22,8 – 26,9 27,0 – 31,4 31,5 – 35,6 35,7 – 40 > 40,0

40 – 49 < 21,0 21,0 – 24,4 24,5 – 28,9 29,0 – 32,8 32,9 – 36,9 > 36,9

50 – 59 < 20.2 20,2 – 22,7 22,8 – 26,9 27,0 – 31,4 31,5 – 34,7 > 35,7

+ 60 < 17,5 17,5 – 20,1 20,2 – 24,4 24,5 – 30,2 30,3 – 31,4 > 31,4

Vo2 Max = ( 0,03 x panjang jarak yang ditempuh(m)) + 3,98 (ml/Kg/menit)

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

23

Vo2 Max Pria

Usia Very

Poor Poor Fair Good Excellent Superior

13 – 19 < 35 35,0 – 38,3 38,4 – 45,1 45,2 – 50,9 51,0 – 55,9 > 55,9

20 -29 < 33,0 33,0 – 36,4 36,5 – 42,4 42,5 – 46,4 46,5 – 52,4 > 52,4

30 – 39 < 31,5 31,5 – 35,4 35,5 – 40,9 41,0 – 44,9 45,0 – 49,4 > 49,4

40 – 49 < 30,2 30,2 – 33,5 33,6 – 38,9 39,0 – 43,7 43,8 – 48,0 > 48,0

50 – 59 < 26,1 26,1 – 30,9 31,0 – 35,7 35,8 – 40,9 41,0 – 45,3 > 45,3

+ 60 < 20,5 20,5 – 26,0 26,1 – 32,2 32,3 – 36,4 36,5 – 44,2 > 44,2

Kontraindikasi test jalan 6 menit yaitu :

1. Ketidaksetabilan fungsi jantung

2. Infark miokardial

3. Resting HR > 120

4. Tekanan darah sistolik > 180 mmHg dan Diastolik 100 mmHg

2.3.2 Heart Rate

Heart Rate adalah jumlah denyut jantung dalam satu menit.

Heart rate sangat dipengrauhi oleh stimulasi β-adrenegic.

peningkatan heart rate menyebabkan peningkatan sirkulasi oksigen

dalam tubuh. Heart rate normal manusia sekitar 60 – 80 denyut/

menit.(Oppie, 2004)

2.3.3 Spirometry Manual Incentive

Spirometry Manual Incentive (SMI) adalah alat yang

digunakan untuk mengukur kapasitas paru. Spirometry manual

Incentive berfungsi untuk mengetahui fungsi paru – paru,

menentukan diagnostik penyakit, menilai manfaat pengobatan,

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

24

memantau perjalanan penyakit, menentukan prognosis,

menentukan toleransi tindakan bedah ( Hudson, 2001).

Gambar 2.2

Spirometry manual incentive (Hudson, 2001)

Prosedur menggunakan spirometry manual incentive :

1. Subjek diposisikan duduk

2. Subjek melakukan nafas dalam sebanyak 3 x

3. Kemudian pada nafas ke 4 masukkan mouth piece dan lakukan nafas

dalam semaksimal mungkin.

4. Tahan 2- 3 detik dan ukur tingkat maksimal.

5. Kemudian hembuskan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

25

Tabel 2.2

Nilai Normal Insprasi Substained Maksimal ( Hudson, 2001)

Pria

Usia < 150 150 –

154

155 -

159

160 –

165

165 –

169

170 -

174

175 -

179

180 -

184

185 >

20 1900 2100 2300 2500 2700 2900 3100 3300 3500

25 1850 2050 2250 2450 2650 2850 3050 3250 3450

30 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400

35 1750 1950 2150 2350 2550 2750 2950 3150 3350

40 1700 1900 2100 2300 2500 2700 2900 3100 3300

45 1650 1850 2050 2250 2450 2650 2850 3050 3250

50 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200

55 1550 1750 1950 2150 2350 2550 2750 2950 3150

60 1500 1700 1900 2100 2300 2500 2700 2900 3100

65 1450 1650 1850 2050 2250 2450 2650 2850 3050

70 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000

75 1350 1550 1750 1950 2150 2350 2550 2750 2950

80 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500 2700 2900

Wanita

Usia < 150 150 –

154

155 –

159

160 –

165

165 –

169

170 -

174

175 -

179

180 -

184

185 >

20 2000 2200 2400 2600 2800 2900 3100 2900 2700

25 1950 2150 2350 2550 2750 2850 3050 2850 2650

30 1900 2100 2300 2500 2700 2800 3000 2800 2600

35 1850 2050 2250 2450 2650 2750 2950 2750 2550

40 1800 2000 2200 2400 2600 2700 2900 2700 2500

45 1750 1950 2150 2350 2550 2650 2850 2650 2450

50 1700 1900 2100 2300 2500 2600 2800 2600 2400

55 1650 1850 2050 2250 2450 2550 2750 2550 2350

60 1600 1800 2000 2200 2400 2500 2700 2500 2300

65 1550 1750 1950 2150 2350 2450 2650 2450 2250

70 1500 1700 1900 2100 2300 2400 2600 2400 2200

75 1450 1650 1850 2050 2250 2350 2550 2350 2150

80 1400 1600 1800 2000 2100 2300 2500 2300 2100

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

26

2.4 Latihan Jalan Intensitas Sedang

2.4.1 Definisi Latihan Jalan Intensitas Sedang

Latihan jalan intensitas sedang adalah aktivitas fisik yang paling

banyak dilakukan di seluruh dunia. Pada setiap orang intensitas dan

kecepatan jalan berbeda – beda. Pada orang dewasa jalan antara 4.000

sampai 18.000 langkah per hari. Pada pekerja kantoran jalan sekitar 7.000

langkah per hari. Pada anak- anak antara 6 -12 tahun jalan antara 10.000

sampai 16.000 langkah per hari. Sedangkan pada lansia jalan 2.000 sampai

9.000 langkah per hari (Anonim, 2012).

Jalan memberikan berbagai manfaat yaitu dapat menurunkan berat

badan. pelatihan jalan selama 45 menit dalam 4 kali seminggu dapat

menurunakan berat badan. kekuatan jantung dan paru – paru juga

meningkat. aktivitas jalan juga meningkatkan fleksibiltas, kekuatan dan

daya tahan otot sehingga dapat beraktifitas lebih lama. (Iknolan, 2005)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Oberg et al tahun (1993),

kecepatan anak – anak usia 10 – 14 tahun sekitar 132,3 cm/detik, usia 15 –

19 tahun sekitar 135,1 cm/detik, usia 20 – 29 tahun sekitar 122,7 cm/detik,

30 – 39 tahun sekitar 131,6 cm/detik, usia 40 – 49 tahun sekitar 132,8

cm/detik, usia 50 59 tahun sekitar 125,2 cm/detik, usia 60 – 69 tahun

sekitar 127,7 cm/detik dan usia 70 – 79 sekitar 118,2 cm/detik.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

27

2.6.2 Biomekanik Berjalan

Menurut Newmann (2009) Berjalan memliki 2 fase yaitu fase

stance dan fase swing. Fase stance dimana kaki sedang menumpu ditanah

sedangkan fase swing dimana kaki sedang melayang(tidak menyentuh

tanah). Pada berjalan normal fase stance berjumlah 62 % dan fase swing

38% dari jumlah proses berjalan.setiap fase memiliki tahapan masing-

masing :

2.6.2.1 Stance Phase

a. Initial Contact (interval: 0-2%)

Fase ini merupakan moment ketika tumit menyentuh lantai.

Initial contact merupakan awal dari fase stance dengan posisi heel

rocker. Posisi sendi pada waktu mengakhiri gerakan ini,

menentukan pola loading response.

Fase ini merupakan moment seluruh centre of gravity

berada pada tingkat terendah dan seseorang berada pada tingkat

yang paling stabil. Pada periode ini anggota bawah yang lain juga

menyentuh lantai sehingga terjadi posisi double stance.

Menyentuhnya tumit dengan lantai, memberikan bayangan yang

mengindikasikan bahwa tungkai akan bergerak, sedang tungkai

yang lain berada pada akhir terminal stance.

b. Loading Response (interval: 0-10%)

Fase ini merupakan periode initial double stance. Awal fase

dilakukan dengan menyentuh lantai dan dilanjutkan sampai kaki

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

28

yang lain mengangkat untuk mengayun. Berat tubuh berpindah ke

depan pada tungkai. Dengan tumit seperti rocker, knee fleksi

sebagai shock absorption. Saat heel rocker, ankle plantar fleksi

dengan kaki depan menyentuh lantai sedangkan tungkai yang

berlawanan pada posisi fase preswing.

c. Midstance (interval: 10-30%)

Merupakan sebagian awal dari gerakan satu tungkai. Untuk

awalan gerakan, kaki mengangkat dan dilanjutkan sampai berat

tubuh berpindah pada kaki yang lain dengan lurus. Saat ankle

dorsal fleksi (ankle rocker) bayangan tungkai mulai bergerak ke

depan sementara knee dan hip ekstensi. Sedangkan tungkai yang

berlawanan mulai bergerak menuju fase mid-swing.

d. Terminal stance (interval: 30-50%)

Pada fase ini satu tungkai memberikan bantuan. Fase ini

dimulai dengan mengangkat tumit dan dilanjutkan sampai kaki

memijak tanah. Keseluruhan pada fase ini berat badan berpindah

ke depan dari forefoot. Saat posisi ekstensi knee yang meningkat

dan akan diikuti sedikit fleksi. Di mana posisi tungkai yang lain

berada pada fase terminal swing. Pada fase Terminal stance, centre

of gravity berada di depan kaki yang menapak jadi tekanan

gravitasi akan meningkatkan lingkup dari ekstensi hip dan dorsal

fleksi ankle.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

29

e. Preswing (interval: 50-60%)

Pada akhir fase stance adalah interval gerakan ke dua

double stance pada siklus berjalan. Dimulai dari initial contact

pada anggota gerak bawah kontralateral dan diakhiri toe-off pada

anggota gerak ipsilateral, dengan meningkatnya ankle ke posisi

plantar fleksi diikuti fleksi knee maka hip tidak lagi pada posisi

ekstensi. Disaat yang sama anggota gerak bawah yang lain pada

fase loading response. Menyentuhnya anggota gerak atau tungkai

kontralateral merupakan awal dari terminal double support.

2.6.2.2 Swing Phase

a. Initial swing (interval: 60-73%)

Pada fase pertama adalah perkiraan satu dari tiga fase

mengayun. Diawali dengan mengangkat kaki dari lantai dan

diakhiri ketika mengayun kaki sisi kontralateral dari kaki yang

menumpu. Pada saat posisi initial swing hip bergerak fleksi dan

knee naik menjadi fleksi dan ankle pada setengah dorsalfleksi.

Pada saat yang sama, sisi kontralateral bersiap pada mid stance.

b. Mid swing (interval: 73-87%)

Pada fase kedua dari periode swing dimulai, saat mengayun

anggota gerak bawah yang berlawanan dari tungkai yang

menumpu. Akhir dari fase ini ketika tungkai mengayun ke depan

dan tibia vertikal atau lurus. Saat mid-swing, hip fleksi dengan knee

bergerak ekstensi untuk merespon gravitasi, dan diikuti dengan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

30

ankle dorsifleksi menuju posisi netral. Sedangkan tungkai yang

lain berada pada akhir dari fase midstance.

c. Terminal swing (interval: 87-100%)

Akhir dari fase swing dimulai dari tibia vertikal dan

diakhiri saat kaki memijakkan lantai. Kedudukan tungkai yang

baik adalah dengan posisi ekstensi knee dan hip mempertahankan

fleksi sedangkan ankle bergerak dari dorsifleksi ke netral. Anggota

gerak bawah yang lain berada pasa fase terminal stance.

Ketika berjalan otot - otot yang berkontraksi adalah M.

Erector Spinae bagian kanan yang aktif pada fase initial contact,

terminal stance dan pre swing. M. Erector Spinae bagian kiri

banyak berkontraksi pada rotasi trunk pada fase Initial Contact dan

Pre swing. M. Gluteus Medius berkontraksi pada fase stance.

M.Rectus Femoris banyak berkontraksi pada fase terminal swing.

M. Hamstrings berkontraksi diseluruh fase berjalan, M.

Gastrocnemius berkontraksi pada fase stance, dan M. Tibialis

Anterior berkontraksi pada fase stance. (Bennedeti et al, 2012)

2.6.3 Dosis Jalan

Frekuensi : 3 x/minggu

Intensitas : 60% - 85% dari maksimal heart rate

Tipe : Berjalan

Times : 30 menit

Speed : 4,8 – 7,2 km/jam

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

31

2.6.4. Proses latihan jalan intensitas sedang

Ketika kita jalan secara rutin tubuh akan mengalami perubahan

fisiologis. Pada sistem kardiorespirasi terjadi perubahan stroke volume

(SV), volume darah yang ke luar dari jantung akan meningkat setiap

denyut nya sehingga denyut jantung akan mengalami penurunan sekitar 20

– 40 denyut per menit. Penurunan denyut jantung akibat suplai darah

setiap denyut bertambah serta lebih efisein. Volume darah akan meningkat

terutama bagian plasma dan sel darah merah. Akibat jumlah sel darah

meningkat akan mengakibatkan jumlah oksigen yang dibawa ke sel tubuh

juga akan meningkat (Rosato et al, 2010).

Proses jalan intensitas sedang dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Warm up

Warm up terdiri atas stretching otot leher, tangan, punggung dan kaki

2) Walk

dilakukan selama 30 menit berjalan sampai HR mencapai 60% - 85%

3) Cool down

Cool Down terdiri atas stretching otot leher, tangan, punggung dan kaki

2.7 Static Bicycle

2.7.1 Definisi Static bicycle

Bersepeda adalah bentuk aktivitas fisik yang efektif dalam

meningkatkan kardiorespirasi dan fungsi metabolisme seluruh tubuh.

Static bicycle dikenalkan oleh jhonny goldberg. Pada tahun 1979 johnny

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

32

goldberg datang dari Afrika selatan ke Amerika. Dia senang sekali dengan

bersepeda karena cuaca di Amerika terlalu panas sehingga berlatih sepeda

di rumah. Pada tahun 1994 jhony goldberg mengembangkan bersepeda di

rumah lebih baik lagi (Brannon, 2013).

Static bicycle memiliki manfaat dibandingkan sepeda di luar

karena tidak harus bermasalah dengan cuaca dan kemacetan di jalan. Static

bicycle memberikan manfaat dalam meningkatkan endurance

kardiorespirasi, meningkatakan metabolisme tubuh sehingga bisa

membakar kalori dalam tubuh, serta menjaga kepadatan tulang dan

kekuatan otot (Brannon, 2013).

2.7.2 Biomekanik Static bicycle

Mengayuh sepeda dibagi menjadi 2 fase yaitu power phase

(downstroke) dari arah jam 12 ke 6 dan recovery phase (upstroke) dari

arah jam 6 ke 12. Selama power phase lutut akan berubah posisi dari sudut

fleksi 1100 -120

0 sampai ekstensi 25

0 – 35

0. Otot quadriceps dan gluteal

adalah otot penggerak utama pada power phase. Otot hip flexors dan knee

flexors (rectus femoris, psoas dan hamstrings) berperan dalam phase

recovery. Otot knee plantar flexor(gasrocnemius dan soleus) dan ankle

dorsiflexor(tibialis anterior) sebagai stabilisasi selama gerakan mengayuh

(Garret & Donald, 2000)

2.7.3 Dosis Pelatihan Static bicycle

Frekuensi : 3 x minggu

Intensitas : 60% - 85% dari maksimal heart rate

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

33

Times : 30 menit

Tipe : Latihan Static bicycle

Speed : 6,4 – 14,4 km/jam

2.7.4 Proses Static bicycle

Static bicycle merupakan bentuk latihan yang bertujuan untuk

meningkatkan Vo2 max,kekuatan otot dan endurance. Pada saat latihan

static bicycle terjadi peningkatan karbondioksida (CO2) dan Hidrogen (H+)

akibat aktivitas sel otot serta peningkatan suhu tubuh sehingga kebutuhan

Oksigen (O2) juga meningkat. Tubuh akan menstimulasi jantung untuk

meningkatkan jumlah curah jantung (Cardiac Output) untuk memenuhi

kebutuhan O2 dalam tubuh. Paru – paru juga akan mengalami peningkatan

ventilasi paru – paru untuk mendapatkan O2 lebih banyak. (Porcari et al,

2015)

Sebelum dan seseudah melakukan latihan static bicycle melakukan

beberapa aktivitas antara lain :

1) Stretching

a) Stretching M. Posterior Deltoid dan M.Trapezius

Gambar 2.3

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

34

Stretching M. Posterior Deltoid dan M.Trapezius (Kiddle, 2004)

Duduk di atas static bicycle kemudian pegang tangan kanan

kiri rotasi berpegangan kemudian sambil menggerakan berputar

pada bahu.

b) Stretching M.Pectoralis dan M.Deltoid Anterior

Gambar 2.4

Stretching M.Pectoralis dan M.Deltoid Anterior (Kiddle, 2004)

Pegang tangan ke belakang dan ke bawah sambil tangan

kanan dan kiri berpegangan. Tahan 6 detik kemudian rileks

lakukan 3 x repitisi.

c) Stretching M.Triceps

Gambar 2.5

Stretching M.Triceps (Kiddle, 2004)

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

35

Posisi siku satu menekuk sedang tangan yang lain

memegang siku kemudian gerakan menjauhi deltoid yang

menekuk. Tahan 6 detik kemudian rileks lakukan 3 x repitisi

d) Stretching M.Sternocleidomastoid

Gambar 2.6

Stretching M.Sternocleidomastoid (Kiddle, 2004)

Gerakan lateral fleksi cervical tahan selama 6 detik kemudian

rileks lakukan sebanyak 3 x. Gerakan rotasi cervical tahan selama 6

detik kemudian rileks lakukan sebanyak 3 x.

e) Stretching M.Quadriceps dan M.Rectus femoris

Gambar 2.7

Stretching M.Quadriceps dan M.Rectus femoris (Kiddle. 2004)

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

36

Berdiri di samping static bicycle sambil menukuk lutut sampai

full rom. Tahan selama 6 detik kemudian rileks lakukan sebanyak 3

x repitisi.

f) Stretching M.Gluteus Maximus

Gambar 2.8

Stretching M.Gluteus Maximus (Kiddle, 2004)

Gerakan adduksi dan internal rotasi ke arah depan kaki.

Tekuk kaki pendukung dan menempatkan kaki yang berlawanan di

paha. Untuk meningkatkan regangan mendorong pantat ke

belakang dan memungkinkan tubuh anda untuk maju. Tahan

selama 6 detik kemudian rileks lakukan sebanyak 3 x

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

37

g) Stretching M.Gastrocnemius dan M.Soleus

Gambar 2.9

Stretching M.Gastrocnemius dan M.Soleus (Kiddle, 2004)

Gunakan sepeda untuk berpegangan. Tempatkan satu kaki

di belakang Anda , dan tekan tumit kaki kembali ke tanah untuk

merasakan peregangan ringan . Untuk meningkatkan regangan ,

biarkan pinggul maju ke depan. . Tahan selama 6 detik kemudian

rileks lakukan sebanyak 3 x.

h) Stretching M.Hamstring

Gambar 2.10

Stretching M.Hamstring (Kiddle, 2004)

Luruskan kaki depan dan tekuk kaki Anda kembali .

Tempatkan tangan di paha kaki ditekuk belakang dan

memindahkan pinggul anda ke belakang dan membungkuk ke

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Endurance - sinta.unud.ac.id II.pdfKomponen ketiga sistem transpor kardiovaskuler adalah pembuluh darah yang terdiri atas arteri dan vena. Masing-masing

38

depan dari pinggul mempertahankan tulang belakang. Tahan

selama 6 detik kemudian rileks lakukan sebanyak 3 x.

i) Stretching M.Fleksor Hip

Gambar 2.11

Stretching M.Fleksor Hip (Kiddle, 2004)

Pergilah ke posisi lunge , mengambil lutut Anda kembali ke tanah

dan mendorong pinggul anda ke depan . Pastikan lutut depan anda tidak

lebih dari jari-jari kaki. Tahan selama 6 detik kemudian rileks lakukan

sebanyak 3 x

2) Warm up

Warm up dilakukan selama 2 menit dengan stretching.

3) Main component

Dilakukan latihan selama 30 menit untuk mencapai heart rate 60% - 85%.

Dengan kecepatan 6,4 – 14,4 km/jam

4) Cooling down

Setelah 30 menit dilakukan Cooling down dengan cara stretching selama

5 menit.