Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
Kota Bogor terletak pada 106º 48’ Bujur Timur dan 6º 36’ Lintang Selatan,
± 56 Km Selatan dari Ibu Kota Jakarta dan ± 130 Km Barat Kota Bandung, Ibukota Provinsi Jawa Barat, dengan luas 11.850 ha. Wilayah Kota Bogor berbatasan
dengan:
1. Sebelah Utara : Kecamatan Kemang, Bojong Gede, dan Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Bogor. 2. Sebelah Timur : Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten
Bogor. 3. Sebelah Barat : Kecamatan Dramaga dan Kecamatan Ciomas Kabupaten
Bogor. 4. Sebelah Selatan : Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten
Bogor. Wilayah Administrasi Kota Bogor dibagi menjadi 6 Kecamatan dan 68 Kelurahan,
780 Rukun Warga (RW) dan 3.510 Rukun Tetangga (RT). Kota Bogor berada di ketinggian 190 – 330 mdpl, dengan kemiringan lereng
berkisar 0 - 2% sampai dengan > 40%, dengan luas menurut kemiringan lereng
yakni 0 - 2% (datar) seluas 1.763,94 ha, 2 - 15% (landai) seluas 8.091,27 ha, 15 - 25% (agak curam) seluas 1.109,89 ha, 25 - 40% (curam) seluas 764,96 ha, dan >
40% (sangat curam) seluas 119,94 ha. Suhu udara rata-rata setiap bulannya 26 0 C, dan kelembaban udara kurang lebih 70%. Kota Bogor disebut Kota Hujan karena
memiliki curah hujan rata-rata yang tinggi, yaitu berkisar 4.000 sampai 4.500 mm/tahun.
Kota Bogor memiliki struktur geologi aliran andesit seluas 2.719,61 ha, kipas aluvial seluas 3.249,98 ha, endapan seluas 1.372,68 ha, tufa seluas 3.395,17 ha,
dan lanau breksi tufaan dan capili seluas 1.112,56 ha. Secara umum, Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua
12
gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango (berupa batuan breksi tupaan/kpal) dan
Gunung Salak. Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari
aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil pelapukan endapan, yang tentunya baik untuk
vegetasi. Tanah yang ada di seluruh wilayah Kota Bogor umumnya memiliki sifat agak
peka terhadap erosi, yang sebagian besar mengandung tanah liat (clay), dengan tekstur tanah yang umumnya halus hingga agak kasar, kecuali di Kecamatan Bogor
Barat, Tanah Sareal dan Bogor Tengah yang terdapat tanah yang bertekstur kasar. Wilayah Kota Bogor dialiri oleh 2 sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan
Sungai Cisadane dan anak-anak sungai, yang secara keseluruhan anak-anak sungai (Sungai Cipakancilan, Sungai Cidepit, Sungai Ciparigi, dan Sungai Cibalok) itu
membentuk pola aliran pararel-subpararel sehingga mempercepat waktu mencapai debit puncak (time to peak) pada 2 sungai besar tersebut. Kota Bogor
memanfaatkan kedua sungai ini sebagai sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum.
Sumber air bagi Kota Bogor diperoleh dari sungai, air tanah, dan mata air. Kedalaman air tanah bervariasi sekitar 3 -12 m, kedalaman muka air tanah dalam
keadaan normal (musim hujan) berkisar 3 - 6 m, sedangkan pada musim kemarau
kedalaman muka air tanah mencapai 10 - 12 m. Kualitas air tanah di Kota Bogor terbilang cukup baik.
Sumberdaya alam lainnya berupa flora dan fauna juga ditemukan di Kota Bogor. Sejumlah tanaman tropis yang langka dapat ditemui di Kebun Raya Bogor
yang dikenal memiliki koleksi tanaman tropis yang terlengkap di dunia. Selain itu, tanaman sayuran dan buah-buahan serta tanaman hias dan tanaman obat-obatan
masih banyak diusahakan oleh masyarakat terutama di Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Barat. Kawasan rawan bencana di Kota Bogor adalah kawasan yang
sering mengalami bahaya longsor dan kawasan yang rawan banjir. Daerah yang sering longsor umumnya di sekitar tebing sungai, sedangkan daerah yang rawan
banjir hanya merupakan titik genangan yang tersebar pada beberapa kecamatan.
13
Dengan kondisi geografis yang relatif lebih baik dibandingkan dengan wilayah
lainnya di kawasan Jabodetabek, maka Kota Bogor mempunyai potensi yakni menjadi tujuan utama bermukim bagi para pekerja di DKI Jakarta, serta tujuan
wisata penduduk DKI Jakarta dan sekitarnya. Pertumbuhan yang cepat ini harus diiringi dengan upaya mempertahankan ruang terbuka hijau seluas 30% dari luas
kota, pembangunan sumur resapan dan kolam retensi untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah dan mencegah tingginya debit drainase yang ada
yang dapat menimbulkan banjir. Perkuatan kepada sempadan sungai maupun tebing yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana longsor juga penting untuk
dilakukan. Jumlah penduduk Kota Bogor berdasarkan sensus Penduduk tahun 2010
mencapai 950.334 jiwa yang terdiri dari 484.791 jiwa laki-laki dan 465.543 jiwa perempuan, dengan Laju Pertumbuhan Penduduk mencapai 2,70 %. Sedangkan
untuk tahun 2011 jumlah penduduk sebesar 973.113 Jiwa. Kepadatan penduduk mencapai 8.009 jiwa/ km2. Adapun rasio Sex penduduk Kota Bogor sebesar 1,04.
Jumlah Kepala Keluarga mencapai 307.516 KK.
Adapun batas wilayah sebagaimana tertuang pada gambar II-1 berikut ini.
14
Gambar II.1 Peta Batas Administrasi Kota Bogor
Sumber : RPJMD Kota Bogor 2010-2014
2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aktivitas perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut. PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan suatu wilayah. Dengan demikian PDRB dapat menggambarkan kegiatan
roda perekonomian yang dilakukan masyarakat suatu daerah yang pada akhirnya menggambarkan tingkat kesejahteraan rakyatnya.
PDRB dalam konsep pendapatan regional, digunakan konsep “Domestik”
yang berarti jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi suatu
daerah tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksinya. Dengan kata lain
merupakan kemampuan suatu daerah dalam menghasilakn pendapatan/balas jasa
kepada faktor produksi yang ikut dalam proses produksi di daerah tersebut.
Walaupun demikian pertumbuhan PDRB yang cukup tinggi belum menjamin
tingkat kesejahteraan yang tinggi bagi masyarakat. Hal ini masih terkait dengan laju
15
pertumbuhan penduduk, struktur perekonomian daerah tersebut dan sifat kegiatan
perekonomiannya.
Laju pertumbuhan penduduk yang melebihi laju pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi tidak meningkatnya kesejahteraan masyarakatnya Ditinjau Atas Dasar Harga Berlaku, PDRB Kota Bogor tahun 2010 secara
umum seluruh Sektor lapangan usaha mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 18,19 persen dibanding tahun 2009, yaitu dari Rp. 11.904.599,66 juta pada tahun
2009 menjadi Rp. 14.070.351,26 juta di tahun 2010. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 mengalami pertumbuhan sebesar 6,07
persen dari Rp. 4.508.601,05 juta di tahun 2009 menjadi Rp. 4.782.307,18 juta pada tahun 2010.
Keadaan PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 kurun waktu 2006 sampai dengan tahun 2010 disajikan pada
tabel 2.1
Tabel 2.1. PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar
Harga Konstan (2000) Tahun 2006 – 2010 ( Jutaan Rupiah )
. Tahun
PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku
PDRB Atas Dasar Harga
Konstan
(1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 5
2006 2007 2008 2009 2010
7.257.742,09 8.558.035,70
10.089.943,96 11.904.599,66 14.070.351,26
3.782.273,71 4.012.743,17 4.252.821,78 4.508.601,05 4.782.307,18
Sumber : BPS Kota Bogor 2011
Untuk melihat perkembangan PDRB Kota Bogor dari tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010, sebagaimana tertuang pada Grafik 2.1
16
Grafik 2.1. PDRB Kota Bogor Tahun 2006 – 2010 (milyar rupiah)
Sumber : BPS Kota Bogor 2011
dengan melihat bahwa PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, sebesar Rp.
7.257.742,09 juta di tahun 2006 meningkat menjadi Rp. 14.070.351,26 juta di tahun 2010 dan PDRB atas dasar harga konstan pun mengalami peningkatan dari Rp.
3.782.273,71 juta pada tahun 2006 menjadi Rp. 4.782.307,18 juta di tahun 2010, maka hal ini menggambarkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini
telah terjadi peningkatan riil yang walaupun tidak terlalu besar tetapi cukup menunjukkan bahwa peningkatan yang terjadi bukan hanya peningkatan yang
disebabkan oleh harga yang jauh meningkat atau tingkat inflasi yang terjadi. Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial terkait dengan upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kota Bogor sesuai dengan misi 3 dalam RPJMD yaitu: “meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan
penuntasan wajib belajar 12 tahun”, peningkatan kesehatan dan keterampilan masyarakat, selain itu kualitas sumber daya manusia tercermin dari IPM.
Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor pada tahun 2009 mencapai 75,48 dan pada tahun 2010 mencapai 75,75, sehingga terjadi kenaikan sebanyak 0,07
point. Dengan Indeks Pendidikan tahun 2010 sebesar 87,60, AMH sebesar 98,77% rata-rata lama sekolah 9,79 tahun , Indeks Kesehatan mencapai 73,12 dengan
angka harapan hidup 68,87 tahun. Indeks daya beli sebesar 66,53 dengan
Purchasing Power Parity sebesar Rp 647,890,-
0100020003000400050006000700080009000
100001100012000130001400015000
2006 2007 2008 2009 2010
PDRB ADHB
PDRB ADHK 2000
17
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
1. Pendidikan Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan hak dasar setiap penduduk dan pemenuhan atas hak ini menjadi kewajiban pemerintah. Dalam kaitan ini,
pemerintah daerah memiliki tanggung jawab besar agar seluruh penduduk yang mendominasi struktur umur di Kota Bogor memperoleh pendidikan yang layak.
Selain jumlah penduduk yang besar, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pendidikan adalah relatif besarnya disparitas/ketidakmerataan ketersediaan sarana
pendidikan.
Pembangunan bidang pendidikan mampu meningkatkan Angka Partisipasi
Murni (APM) SD Sederajat pada tahun 2010 mencapai 99,28% meningkat 6,59% dibanding tahun 2009 sebesar 92,69% dan melebihi target RPJMD sebesar 94%.
APM SMP Sederajat mencapai 74,27% meningkat sebesar 2,31% dibanding tahun
2009 sebesar 71,95%, melebihi target RPJMD sebesar 74%. APM SMA Sederajat mencapai 83,09% meningkat sebesar 3,09% dibanding tahun 2009 sebesar 70%,
melebihi target RPJMD sebesar 73%. Adapun Angka Putus Sekolah (APS) SD sederajat sebesar 0,05%, belum dapat ditekan sesuai target RPJMD 0,03%, Angka
Putus Sekolah (APS) SMP sederajat sebesar 0,13%, belum dapat ditekan sesuai target RPJMD 0,07%, Angka Putus Sekolah (APS) SMA sederajat sebesar 0,36%,
melebihi target RPJMD 0,80%., Angka Kelulusan SD sederajat sebesar 97,84%, belum dapat tercapai sesuai target RPJMD 100%, Angka Kelulusan SMP sederajat
sebesar 99,54%, melebihi target RPJMD sebesar 99%., Angka Kelulusan SMA sederajat sebesar 100%, melebihi target RPJMD sebesar 99%, dan guru yang telah
memiliki sertifikat pendidik mencapai 4.127 guru meningkat dari tahun 2009 yaitu 3.226 guru.
Jumlah sarana pendidikan SD sederajat sebanyak 341 unit, SMP/sederajat sebanyak 146 unit, dan jumlah sarana SMA/SMK/MA sederajat sebanyak 126 unit,
sedangkan jumlah tenaga pengajar /Guru SD sederajat sebanyak 4.867, Guru SMP sederajat sebanyak 3.473, dan jumlah guru SMA/SMK/MA sederajat sebanyak 4.084
orang.
18
2. Kesehatan Status kesehatan penduduk dipengaruhi oleh banyak faktor dan diantaranya
adalah layanan kesehatan. Efektifitas layanan kesehatan secara makro ditentukan, antara lain:
(1) Aksesibilitas sarana kesehatan, seperti: rumah sakit, puskemas dan balai pengobatan, klinik;
(2) Aksesibilitas tenaga pemberi layanan, seperti: dokter, perawat, bidan dan
apoteker;
(3) Luas wilayah layanan serta jumlah yang harus dilayani. Semakin luas wilayah
layanan, maka semakin berat upaya yang harus dilakukan untuk menjangkau masyarakat dan dijangkau masyarakat. Semakin banyak jumlah penduduk,
maka semakin besar beban tugas yang harus dilakukan.
Pada tahun 2010, jumlah rumah sakit di Kota Bogor sebanyak 10 unit,
puskesmas sebanyak 24 unit, puskesmas pembantu 27 unit dan Puskesmas keliling sebanyak 3 unit, Pemberi layanan kesehatan, terdiri dari tenaga medis spesialis
sebanyak 2 orang, dokter gigi sebanyak 26 orang, perawat/bidan sebanyak 220 orang, dan tenaga medis sebanyak 136 orang, tenaga farmasi sebanyak 23 orang,
teknisi medis sebanyak 23 orang, tenaga sanitasi sebanyak 29 orang tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 24 orang.
Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat
inap bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk pelayanan
kesehatan dasar terutama pelayanan rawat jalan, sedangkan RS disamping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani
kunjungan rawat jalan.
3. Tempat Ibadah
Ketersediaan tempat ibadah merupakah salah satu dari pelayanan sarana dan
prasarana umum yang disediakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Tempat ibadah yang terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 735
19
buah mesjid, 566 buah mushola, 90 buah gereja protestan dan 2 gereja katolik dan
9 buah Vihara/Cetya/Klenteng pada tahun 2010.
4. Jaringan Listrik
Pelayanan dan pengelolaan energi listrik ditangani oleh PT. PLN (Persero) Cabang Bogor dengan jangkauan pelayanan hampir seluruhnya telah terlayani.
Pada tahun 2010 jumlah pelanggan listrik tercatat banyak 201.850 pelanggan, dengan jumlah pelanggan terbanyak berasal dari Kecamatan Tanah sareal yaitu
sebanyak 43.336 pelanggan. Adapun jumlah pelanggan listrik dan daya tersambung munurut kecamatan sebagaimana tabel 2.2
Tabel 2.2 Pelanggan Listrik dan Daya Tersambung Di Kota Bogor 2010
No Kecamatan Jumlah Langganan Daya Tersambung
1 Bogor Selatan 34,721 53,865,690 2 Bogor Timur 20,491 57,342,380 3 Bogor Utara 41,321 76,906,410 4 Bogor Tengah 20,380 67,525,210 5 Bogor Barat 41,601 53,389,971 6 Tanah Sareal 43,336 76,140,920 Jumlah 170,480 335,268,691
Sumber : Kota Bogor Dalam Angka, Tahun 2011
5. Penataan Ruang
Cakupan pelayanan umum penataan ruang secara detail disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, dimana dalam ketentuan tersebut salah satunya adalah bagaimana proporsi ruang
terbuka hijau (RTH) di Kota Bogor sebesar 30% yang terdiri dari:
(1) 20% RTH Publik, dimana pemerintah daerah yang harus mengadakan baik
pembebasan lahannya maupun komponen penunjangnya, dan
(2) 10% dilaksanakan oleh private yaitu lahan RTH yang ada di kawasan
pemukiman atau lahan pekarangan rumah.
20
Pemerintah daerah juga diarahkan untuk mempunyai inisiasi membuat RTH di
pemukiman padat dengan perhitungan tertentu, karena selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga untuk evakuasi bencana.
6. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui pengembangan
kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Gerakan PKK yang merupakan organisasi kemasyarakatan sebagai
mitra kerja pemerintah dalam memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui keluarga. Jumlah kelompok binaan PKK di Kota Bogor sebanyak
75 kelompok (data tahun 2011).
Pelayanan pemberdayaan masyarakat dan Kelurahan juga dapat ditinjau dari
keberadaan organisasi non pemerintah atau lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) sebanyak 68 kelompok,, Posyandu, Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), Kelompok Masyarakat (Pokmas), Dasa Wisma, Posdaya (10 kelompok), kelompok
binaan PKK 75 kelompok, serta kemandirian RT/RW. Prosentase keswadayaan
masyarakat dalam pembangunan mencapai 60 %,
7. Pemuda dan Olah Raga
Pembangunan pemuda sebagai salah satu unsur sumber daya manusia dan
tulang punggung serta penerus cita-cita bangsa, terus disiapkan dan dikembangkan kualitas kehidupannya melalui peningkatan aspek pendidikan, kesejahteraan hidup
dan tingkat kesehatan. Jumlah pemuda (usia 15-34 tahun) di Kota Bogor pada tahun 2010 adalah sebanyak 383.917 jiwa.
Untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri, terdapat berbagai wahana baik yang dikembangkan oleh Pemerintah,
maupun atas inisiatif masyarakat seperti melalui berbagai organisasi kepemudaan.
2.1.4. Aspek Daya Saing.
Dlihat dari nilai Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) bebrapa tahun terakhir
maka pertumbuhan ekonomi Kota Bogor semakin membaik, dimana pada tahun
21
2010 perekonomian Kota Bogor mencapai 6,07% dan mengalami sedikit kenaikan
dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2009 sebesar 6,01 persen.
Pertumbuhan riil PDRB menunjukkan bahwa peningkatan yang terjadi bukan
hanya peningkatan yang disebabkan oleh harga yang meningkat atau tingkat inflasi yang terjadi tetapi juga disebabkan oleh jumlah barang dan jasa yang diproduksikan
dalam satu tahun tertentu.
Dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Konstan Sektor yang paling tinggi adalah
sektor perdagangan ,hotel dan restoran sebesar 1.331.874,52 pada tahun 2009 dan mencapai 1398.254,93 pada tahun 2010. sektor yang paling rendah adalah sektor
pertambangan dan penggalian pada tahun 2009 121,98 dan pada tahun 2010 mencapai 123,85, sementara capaian sektor lainnya terlihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 PDRB Atas Harga Konstan Tahun 2010
Pertanian 13.539,61 13.975,80 Pertambangan dan penggalian 121,98 123,85 Industri pengolahan 1.273.762,00 1.355.090,75 Listrik, gas, dan air bersih 146.236,51 156.395,94
Bangunan 312.096,14 324.954,50
Perdagangan, hotel, dan restoran 1.331.874,52 1.398.254,93
Pengangkutan dan komunikasi 453.533,15 487.253,72 Keuangan, persewaan, & jasa persh. 648.625,82 699.701,41 Jasa-jasa 328.811,32 346.556,29 PDRB 4.508.601,05 4.782.307,18
Uraian 2009* 2010**
Sumber : BPS Kota Bogor 2011
Dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor pengangkutan dan
Komunikasi merupakan Sektor yang paling tinggi pertumbuhannya yaitu 25,57 persen dan sektor yang pertumbuhannya paling rendah adalah sektor pertanian
sebesar 7,95 persen diikuti sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 8,02 persen.
Dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2009, Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan paling tinggi pertumbuhannya yaitu
7,87 persen dan sektor yang paling rendah adalah sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu 1,54 persen diikuti sektor pertanian sebesar 3,22 persen.
22
Sedangkan pada tahun 2010 sektor pengangkutan dan komunikasi
merupakan sektor tertinggi pertumbuhannya sebesar 25,57 persen dan yang terendah adalah pertanian sebesar 7,95 persen, seperti terlihat pada grafik 2.2
Grafik 2.2 Laju Pertumbuhan PDRB
Sumber : BPS Kota Bogor 2011
Gambaran kemajuan ekonomi suatu daerah dapat dilihat berdasarkan pada
pengelompokan sektor Primer, Sekunder , dan tersier. Tahun 2010, Sektor tersier merupakan sektor dengan tingkat pertumbuhan tertinggi (6,11%).
Untuk melihat daya saing suatu kota maka tidak bisa terlepas dari struktur perekonomian daerah tersebut. Struktur perekonomian menunjukan karakterisktik
lapangan usaha masyarakat wilayah tersebut, peran dan kontribusinya terhadap jumlah pendapatan secara keseluruhan. Dari PDRB terlihat bahwa 4 sektor yang
memilki kontribusi terbesar adalah :
1. Perdagangan, Jasa, Hotel dan Restoran
2. Industri pengolahan
3. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 4. Pengangkutan dan komunikasi
keempat sektor diatas bila dilihat dari hasil analisis Lq merupakan sektor basis dengan Nilai LQ terbesar adalah sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
23
merupakan sektor yang memiliki LQ terbesar yaitu 4,5005. Sedangkan yang
termasuk sektor non basis adalah Pertanian, Pertambangan dan penggalian, serta Industri pengolahan.
Akan tetapi bila dipertajam dengan analisis Shift share dengan menggunakan data PDRB 2007 -2009 maka ternyata 4 sector yang memiliki daya saing tertinggi
adalah sector Industri pengolahan, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. sementara sektor
Perdagangan, Hotel & Restoran walaupun merupakan sector yang paling tinggi
kontribusinya dalam PDRB Kota Bogor namun kurang memiliki daya saing tinggi.
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun
Berjalan dan Realisasi RPJMD
2.2.1 Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2010 sampai dengan Tahun
2011
MISI I : Mengembangkan Perekonomian Masyarakat Yang Bertumpu Pada
Jasa Perdagangan
Urusan Perdagangan
Urusan ini dilaksanakan melalui 3 (tiga) program yakni Program Peningkatan
Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, Program Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan, serta Program Peningkatan dan Pengembangan
Ekspor.
Penanganan urusan perdagangan dapat dilihat melalui capaian kinerja
dengan indikator berupa persentase kasus yang terselesaikan terhadap total kasus
oleh BPSK, tingkat pengawasan barang beredar dan pengujian mutu barang, serta
peningkatan nilai ekspor. Secara umum capaian kinerja tahun 2011 dapat
memenuhi target. Capaian Indikator tingkat pengawasan barang beredar dan
pengujian mutu barang adalah 60% dengan target sebesar 56%. Sesuai
Permendag 20/2009, tentang cara Pengawasan, ada Kategori Barang/Jasa yang
harus diawasi antara lain; Standar, label, Klausal Baku, Pelayanan purna jual, cara
24
menjual, iklan (cara promosi) dan merchandise, dari masing masing kategori
tersebut didalamnya terdapat jenis barang dan jasa, melihat banyaknya jumlah
barang dan jasa yang termasuk kedalam kategori tersebut pada tahun 2011
pengawasan terfokus pada pengawasan label produk makanan dan minuman, label
pada produk bahan bangunan, barang wajib SNI terutama pada helm, tata cara
promosi, penggunaan bahasa indonesia pada produk import. Pemberantasan Cukai
Ilegal yang terfokus pada rokok, dimana Dinas Perindustrian dan Perdagangan
melaksanakan pengumpulan informasi pita cukai palsu atau penjualan
rokok/tembakau yang tidak dilekati pita cukai, baik penjualan grosir maupun eceran
di 68 kelurahan, dan pada tahun 2011 baru terlaksana di 20 Kelurahan.
Realisasi nilai ekspor 2011 meningkat 2,86 % dibandingkan tahun 2010
dengan nilai ekspor tahun 2011 sebesar US$ 156.204.542 sedangkan untuk nilai
impor tahun 2011 sebesar US$ 28.763.918,63 sehingga neraca perdagangan US$
127.440.623,37. Pada tahun 2011 Rasio Peneraan Unit per Tahun adalah 50,5%
dengan target sebesar 30%. Target Unit Peneraan berdasarkan RPJMD adalah 600
UTTP, tahun 2011 terlaksana sebanyak 303 unit UTTP yang ditera.
Urusan Perindustrian
Urusan Perindustrian dilaksanakan melalui 2 program yaitu Program
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Program Pengembangan
Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah (UKM).
Indikator hasil penanganan urusan industri dapat dilihat dari indikator kinerja
berupa jumlah industri kecil dan menengah serta jumlah industri yang sudah
memanfaatkan teknologi tepat guna. Pada tahun 2011 jumlah Industri Kecil dan
Menengah (kumulatif) mencapai 3.477 unit, melebihi target yang ditetapkan dalam
RPJMD yaitu sebesar 3.213 unit.
Pertumbuhan Industri Kecil Menengah berdasarkan jumlah unit usaha
mengalami peningkatan 3,61% yaitu bertambah sebanyak 121 unit usaha dari 3.356
unit usaha pada tahun tahun 2010 menjadi 3.477 unit usaha pada tahun 2011.
Penambahan unit usaha industri tersebut diantaranya pada bidang industri makanan
sebanyak 44 unit usaha, industri minuman 15 unit usaha, industri furniture 1 unit
usaha, industri percetakan 14 unit usaha, industri kimia dan karet 3 unit usaha,
industri kimia 11 unit usaha, industri mesin dan rekayasa 1 unit usaha, industri
25
logam 12 unit usaha, industri alat angkut 4 unit usaha, industri tekstil10 unit usaha,
industri kulit 4 unit usaha, dan industri elektronik 2 unit usaha. Jumlah industri yang
memanfaatkan Teknologi Tepat Guna juga melebihi dari target yang ditetapkan
sebesar 600 unit yaitu mencapai 762 unit.
Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Urusan Koperasi dan UKM difokuskan pada peningkatan pertumbuhan
koperasi dan UKM. pelaksanakan urusan dilaksanakan melalui Program
Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, Program Pengembangan Sistem
Pendukung Usaha bagi UMKM dan Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima
(PKL). Pencapaian kinerja diukur dari peningkatan rata-rata omset KUKM,
peningkatan jumlah koperasi dan UMKM serta rasio modal sendiri terhadap omset
KUKM.
Jumlah UMKM di Kota Bogor sebanyak 32.578 UMKM, sedangkan yang terbina
sampai dengan tahun 2011 sebanyak 2.669 UMKM, koperasi yang aktif mencapai
14,9 % dari total 758 koperasi, seperti yang tertuang dalam tabel 2.4.
Tabel 2.4 Capaian Kinerja Koperasi dan UMKM Tahun 2011
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %
Capaian 1. Persentase pertambahan
UMKM yang dibina dari Total UMKM
32.578 unit 7%( 2.607) 6,8% (2.669) 100,3%
2. Persentase Koperasi Aktif 758 unit
20%( 302)
14,9 % ( 264)
87,4%
Sumber : LKPJ kota bogor, tahun 2011
Untuk jumlah koperasi aktif dan jumlah UMKM yang terbina, jumlah tenaga kerja
dan asset UMKM dan omset UMKM mengalami peningkatan. Pada tahun 2009
jumlah UMKM yang terbina sebanyak 2.059 UMKM meningkat menjadi 2.669 pada
tahun 2011, sedangkan Omset UKM pada tahun 2009 sebesar
Rp. 3.237.966.900.000 meningkat menjadi Rp. 3.309.690.727.828 pada tahun 2011,
seperti yang tertuang pada tabel 2.5.
26
Tabel 2.5 Perkembangan UKM, Tenaga Kerja Dan Nilai Investasi Kota Bogor
URAIAN 2009 2010 2011 Jumlah UKM 32,578
32.578
32.578
Jumlah UKM yang terbina oleh Kankop
2.059
2.231
2.669
Jumlah Tenaga Kerja
59.962
60.262
60.804
Asset UKM
592.205.554.900
601.088.638.224
606.498.435.968
Omset UKM
3.237.966.900.000
3.270.346.569.000
3.309.590.727.828
Sumber : Kantor Koperasi dan UMKM 2011
Jumlah koperasi di Kota Bogor pada tahun 2010 sebanyak 757 koperasi
meningkat menjadi 773 koperasi pada tahun 2011. Koperasi yang melaksanakan
RAT tahun 2010 sebanyak 181 koperasi dan pada tahun 2011 menjadi 217 koperasi
dengan jumlah asset Rp. 200.249.860.406 pada tahun 2010 meningkat menjadi
Rp.163.694.392.292 pada tahun 2011.Adapun rincian keragaman koperasi
sebagaimana tertuang dalam tabel; 2.6
Tabel 2.6 Keragaman Koperasi Tahun 2010 dan 2011
Sumber : Kantor Koperasi dan UMKM 2011
Salah satu Program dalam urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
adalah Pembinaan Pedagang Kaki Lima (PKL), dimana telah dilakukan pelatihan
cara pembuatan makanan dan minuman yang baik dan berstandar kesehatan yang
diikuti oleh 40 (empat puluh) PKL dengan jenis komoditi kuliner dari 4 (empat) lokasi
zona yaitu zona Batutulis, Zona Pengadilan, Zona Pejagalan dan Zona Cidangiang
serta pembinaan secara berkala kepada 4(empat) lokasi PKL yaitu Zona
Uraian 2010 2011 Jumlah Koperasi 757 Koperasi 773 Koperasi
Koperasi yang melaksanakan RAT 181 Koperasi 217 Koperasi Jumlah Anggota 35.349 orang 60.673 orang Modal Sendiri Rp. 63.278.352.111,- Rp. 79.993.430.598,- Modal Luar Rp. 124.565.892.378,- Rp. 163.694.392.292,-
Volume Usaha Rp. 133.378.765.432,- Rp. 266.275.683.655,- Asset Rp. 200.249.860.405,- Rp. 266.703.590.289,- SHU Rp. 13.186.181.211,- Rp. 13.559.641.479,-
27
Bangbarung, Binamarga, Gang Selot dan Ekalokasari, sehingga terbentuk 2 (dua)
koperasi pedagang yaitu Koperasi Pedagang Selobang dan Koperasi Pedagang
Bineka. Kepada PKL tersebut juga diberikan bantuan perbaikan sarana dan
prasarana berdagang bagi PKL Bangbarung pasca kebakaran, diberikan bantuan
modal usaha oleh Kementerian Koperasi dan UMKM kepada 2(dua) koperasi
pedagang (Selobang dan Bineka) masing-masing Rp. 50.000.000 ( lima puluh juta
rupiah).
Urusan Penanaman Modal
Penanganan urusan penanaman modal ditangani oleh Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) melalui program peningkatan
promosi dan kerjasama investasi. Selama kurun waktu Tahun 2011, realisasi nilai
investasi yang ditanamkan di Kota Bogor mencapai Rp. 7.645.526.589.000,- (Tujuh
Triliun Enam Ratus empat Puluh Lima Milyar Lima Ratus Dua Puluh Enam Juta Lima
Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Rupiah). Sedangkan Target pencapaian
investasi Tahun 2011 berdasarkan RPJM sebesar Rp. 1.003.471.000.000,- (Satu
Triliun Tiga Milyar Empat Ratus Tujuh Puluh Satu Juta Rupiah) atau melampaui
target sebesar 761, 91 %. Pencapaian tersebut dicapai oleh terealisasinya investasi
1.091 perusahaan, terdiri dari 1.088 perusahaan PMDN dan 3 Perusahaan PMA.
Pada tahun 2011, realisasi pendapatan retribusi izin mencapai
Rp. 13.651.084.669,99. atau 123,39 % dari target sebesar Rp. 11.063.093.970,00
dengan rincian sebagai berikut:
Realisasi Retribusi IMB sebesar Rp 11.969.941.117,00 (126 %) dari target
sebesar Rp 9.500.000.000,00;
Realisasi Retribusi HO sebesar Rp 1.268.900.853,00. (105 %) dari target
sebesar Rp 1.200.000.000,00.;
Realisasi Retribusi PPTUR dan Retribusi Izin Jalan Masuk sebesar
Rp 412.042.711,00. (113,48 %) dari target sebesar Rp 363.093.970,00.
Realisasi Surat Izin Usaha Perdagangan mencapai Rp. 200.000,00.
Keberadaan Toko Waralaba/Non Waralaba/Minimarket di Kota Bogor sampai
dengan Tahun 2011 berjumlah 114 Toko. Dimana 96 Toko dengan perizinan yang
lengkap dan 18 Toko perizinannya tidak lengkap.
28
Urusan Pariwisata
Penanganan urusan pariwisata dilakukan melalui Program Pengembangan
Pariwisata Daerah. Pencapaian kinerja penanganan urusan pariwisata tahun 2011
terukur dari indikator-indikator sebagai berikut :
1. Kunjungan wisatawan ke Kota Bogor pada tahun 2011 mencapai jumlah
3.264.169 orang yang terdiri dari 3.112.414 wisatawan lokal dan 151.755
wisatawan mancanegara, sepeti terlihat pada grafik 2.3.
Gambar 2.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2010 dan 2011
Sumber : LKPJ kota bogor, tahun 2011
2. Pertumbuhan kunjungan wisatawan lokal tahun 2011 mencapai 10,02%, pada
tahun 2010 jumlah wisatawan mencapai 2.967.426 orang dan pada tahun
2011 meningkat menjadi 3.264.169 orang.
3. Kontribusi sektor pariwisata pada PDRB Kota Bogor Tahun 2011 terbagi pada
2 kelompok, yaitu
Sektor perdagangan, jasa, hotel dan restoran yang mencapai 18,87%
Kelompok Jasa Hiburan mencapai 3,4 %
Dengan demikian, Penanganan Urusan Pariwisata Kota Bogor tahun 2011, secara
keseluruhan telah mampu mendorong terjadinya peningkatan kunjungan wisatawan
ke Kota Bogor sebanyak 14,3%.
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
3,500,000
Tahun 2010 Tahun 2011lokal 2,821,508 3,112,414
mancanegara 145,918 151,755
Jum
lah
Wisa
taw
an
29
Urusan Ketenagakerjaan
Urusan Ketenagakerjaan melalui Program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Program Peningkatan Kesempatan Kerja. Adapun Pencapaian indikator kinerja
urusan ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:
Pencapaian indikator kinerja urusan ketenagakerjaan :
1. Tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2011 mencapai 90,96% atau 595.724
jumlah penduduk angkatan kerja tahun 2011 dari 654.959 jumlah penduduk
usia kerja. Angka ini meningkat dari tingkat partisipasi tahun 2010 yang
mencapai 84,33% atau 716.428 jumlah penduduk angkatan kerja tahun 2010
dari 849.577 jumlah penduduk usia kerja.
2. Pencari kerja yang ditempatkan di tahun 2011 mencapai 13,49% atau 2.631
pencari kerja. Angka ini menurun dari capaian tahun 2010 yang mencapai
27,44% dari 4.631 pencari kerja yang berhasil ditempatkan pada tahun 2010.
3. Tingkat pengangguran terbuka di tahun 2011 mencapai 3,27% dari 595.724
penduduk angkatan kerja angka ini menurun dari tahun 2010 yang mencapai
2,36% dari 716.428 jumlah penduduk angkatan kerja.
4. Tingkat keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di tahun 2011 mencapai
44.68 % atau sekitar 365 perusahaan yang telah menerapkan K3 dari 817
jumlah perusahaan di wilayah kota bogor. Angka ini meningkat dari capaian
tahun 2010 yang mencapai 18,01% atau sekitar 146 perusahaan dari 816
jumlah perusahaan di Kota Bogor
5. Tingkat penyelesaian perselisihan buruh dengan pengusaha pada tahun 2011
mencapai 100% atau sekitar dari 18 jumlah kejadian perselisihan buruh
dengan pengusaha. Capaian ini sama dengan dari capaian di tahun 2010 yang
mencapai 100% dari 13 jumlah kejadian perselisihan buruh dengan
pengusaha tahun 2010.
6. Tingkat penyelesaian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan
Pemerintah Daerah mencapai 100% dari 18 jumlah kejadian perselisihan
buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemda. Angka ini sama dengan
capaian tahun 2010 yang mencapai 100% dari 13 kejadian perselisihan buruh
dan pengusaha dengan kebijakan pemda tahun 2010.
7. Rasio jumlah pencari kerja terhadap lowongan kerja mencapai 38% atau lebih
tinggi dari target tahun 2011 sebesar 20%.
30
8. UMK sesuai dengan Kebutuhan Hidup Layak sebesar Rp. Rp.1.174.200,-
atau lebih besar dari target tahun 2011 sebesar Rp 956.500,-
9. Penurunan jumlah pekerja anak dan anak terpaksa bekerja mencapai 33,33%
atau lebih kecil dari target tahun 2011 yang mencapai 35%.
Jumlah perusahaan yang membina pekerja tentang K3 mencapai 100
perusahaan dari target 2010 yang mencapai 100 perusahaan,
Urusan Ketahanan Pangan
Urusan Ketahanan Pangan meliputi Program Peningkatan Ketahanan
Pangan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Pencapaian kinerja penanganan Urusan Ketahanan Pangan sesuai dengan RPJMD
Tahun 2010 – 2014 adalah sebagai berikut :
a. Skor PPH (Pola Pangan Harapan) tahun 2011 sebesar 90,1% melebihi target
RPJMD untuk tahun 2011 sebesar 82%. Skor PPH ini menunjukkan
ketersediaan pangan, dengan rincian Skor PPH sebagaimana tertuang
dalam tabel 2.7
Tabel 2.7
Skor Pola Pangan Harapan Kota Bogor Tahun 2011 No Kelompok Pangan Gram/kapita/hari Kalori Skor PPH Skor PPH Ideal 1 Padi-padian 341,2 1125 25 25,0 2 Umbi-umbian 63,5 66 1,5 2,5 3 Pangan Hewani 117,5 191 17,4 24,0 4 Minyak dan Lemak 17,6 159 3,6 5,0 5 Buah/Biji Berminyak 3,0 6 0,1 1,0 6 Kacang-kacangan 52,3 201 10,0 10,0 7 Gula 31,5 115 2,5 2,5 8 Sayur dan Buah 786,6 283 30,0 30,0 9 Lain-lain 0,0 0 0,0 0,0
Total 2.145 90,1 100
Sumber data : Kantor Ketahananan Pangan, Tahun 2011.
b. Jumlah kelompok tani yang dibina sebanyak 12 Kelompok, sesuai dengan
target RPJMD.
31
c. Penyaluran raskin selama tahun 2011 di seluruh kecamatan dan kelurahan
dengan lancar dengan distribusi sebagaimana yang tercantum pada tabel 2.8. Tabel 2.8
Realisasi Penyaluran Raskin Tahun 2011
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan, tahun 2011.
Urusan Pertanian
Penanganan urusan Pertanian melalui Program Peningkatan Produksi Pertanian, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, dan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian. Penanganan urusan pertanian
sepanjang tahun 2011 telah menghasilkan beberapa pencapaian sebagai berikut :
Realisasi panen tanaman padi di lahan seluas 1.732 Ha atau sebesar 112 % dari target 1.547 Ha, dengan jumlah produksi padi sebesar 10.443,96 ton Gabah
Kering Giling (GKG) diperoleh produktivitas padi per tahun rata-rata mencapai 6,03 Ton/Ha. Apabila dikonversi ke komoditi pangan beras, maka beras yang dihasilkan
Kota Bogor selama tahun 2011 adalah 6.600,58 ton beras (konversi dari Padi GKG ke beras = 63,2 %)
Kebutuhan beras per kapita per tahun sebanyak 95 kg/jiwa/tahun, maka
dengan jumlah penduduk sebanyak 950.334 jiwa, Kota Bogor membutuhkan beras sebanyak 90.281,730 ton/tahun. Berdasarkan data hasil produksi beras local Kota
Bogor yang berjumlah 6.600,58 ton beras, maka kontribusi produksi beras lokal Kota Bogor pada tahun 2011 sebesar 7.31 %.
No.
Kecamatan
Jumlah
RTS
Target 1 Thn
(Ton)
Realisasi
Penyaluran (Ton)
%
1. 2.
3.
4.
5.
6.
Tanah Sareal Bogor Timur
Bogor Tengah
Bogor Selatan
Bogor Barat
Bogor Utara
6.962 3.670
5.084
10.092
11.289
5.231
1.253.160 660.600
915.120
1.816.560
2.032.020
941.580
1.253.160 660.600
915.120
1.816.560
2.032.020
941.580
100 100
100
100
100
100
Jumlah 42.328 7.619.040 7.619.040 100
32
Di bidang peternakan, tercatat populasi hewan ternak besar terdiri dari 833
ekor sapi perah, 331 Sapi potong dan 202 ekor kerbau. Ternak kecil terdiri dari 11.107 domba dan 2.111 kambing, sedangkan untuk ternak unggas terdiri dari ayam
buras 231.441 ekor, ayam petelur 600 ekor, ayam potong 218.500 ekor, itik 1.512 ekor, burung merpati 15.574 ekor, burung puyuh 600 ekor, dan kelinci 2.959 ekor.
Adapun produksi daging tahun 2011dapat dilihat pada tabel 2.9.
Tabel 2.9
Data Produksi Daging Tahun 2011
Komoditi Daging
Produksi (Kg) No Lokal RPH/TPH/TPA Lain-lain
(Daging Qurban) Jumlah
1 Sapi 279.276 4.158.442 407.026 4.844.744 2 Kerbau 33.595 714 665 34.974 3 Kambing/domba 67.314 127.696 144.888 339.898 4 Unta 127 127 5 Ayam - Buras 122.260 255.500 0 377.760 - Broiler 134.640 7.294.534 0 7.429.174
6 Itik 3.716 237.250 0 240.966 Jumlah 13.267.643
Sumber Data : Dinas Pertanian Kota Bogor, Tahun 2011
Jumlah komoditi pertanian yang bernilai tambah tinggi terdiri dari tanaman
hias, ikan hias, jambu biji, dan lain-lain dengan target capaian pada tahun 2011 sebanyak 23 komoditi realisasi 24 komoditi yang mempunyai nilai tinggi di bidang
pertanian/peternakan, yaitu Anggrek, Phylodendron, Cordyline, Talas Bogor, Pisang Ambon, Padi Organik, Jambu biji getas merah, Dodol Talas, Keripik Pisang, Keripik
Talas, Keripik Singkong, Nata de Coco, Juince jambu Getas Merah, Youghurt dan ayam krispi, lele, ikan hias, kelinci, lele sangkuriang, milk fish/bandeng isi, sabun
rumput laut, ikan balita, kaki naga.
Jumlah hewan yang dipotong di RPH dengan target capaian 20.515 ekor realisasi 2011 mencapai 30.306 ekor.
Pencapaian target program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak melalui kegiatan ini hanya 50 % yaitu sebanyak 101.076 ekor dari target
201.800 ekor.
33
Penanganan perikanan sepanjang tahun 2011 telah menghasilkan beberapa pencapaian sebagai berikut :
Jumlah produksi ikan di Kota Bogor pada tahun 2011 adalah 24.300.695,15 kg atau 24.300,695 ton dengan norma gizi ikan sebesar 31,5 kg.kap/tahun
dan target daerah sebesar 29.935.521 kg. Sehingga capaian kinerja produksi perikanan Kota Bogor pada tahun 2011 sebesar 81,71% angka ini meningkat
dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 70,80%. Untuk jumlah ikan konsumsi Kota Bogor pada tahun 2011 sebesar 3.795.211
kg atau 3.795 Ton. Dengan target ketersediaan pangan 2012 sebesar 19,56
kg/kap/thn, maka diperoleh konsumsi ikan Kota Bogor tahun 2011 sebesar 76,38%. Sedangkan untuk produksi ikan hias Kota Bogor tahun 2011
sebanyak 13.254.124 ekor angka ini turun dari tahun 2010 13.519.206 ekor.
Urusan Pemberdayaan Masyarakat
Penanganan urusan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya
mendorong masyarakat sebagai pihak yang ikut berperan di dalam mengelola pembangunan skala wilayah, dan merangsang tumbuhnya keswadayaan masyarakat
dalam menangani persoalan-persoalan wilayah.
Urusan pemberdayaan masyarakat mendukung Misi 1 dan Misi 4 dalam RPJMD Kota Bogor 2010 – 2014. Untuk mencapai maksud tersebut telah
dilaksanakan dilaksanakan melalui 3 (tiga) program meliputi Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Kelurahan, Program Peningkatan Partisipasi
Masyarakat dalam Membangun Kelurahan, dan Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan.
Penanganan urusan pemberdayaan masyarakat secara umum telah terealisasi 100 % dari target yang telah ditetapkan pada tahun 2011, sebagaimana
tertuang dalam tabel 2.10.
34
Tabel 2.10 Capaian Indikator Kinerja Urusan Pemberdayaan Tahun 2011
No Indikator Kinerja Satuan Target 2011 Realisasi 2011
1 Meningkatnya profesionalisme pelaku usaha Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelurahan
orang 50 50
2 Meningkatnya penggunaan Teknologi Tepat Guna (TTG) oleh masyarakat
pameran 2 2
3 Meningkatnya pemahaman remaja mesjid dalam usaha ekonomi dan IPTEK
orang 100 100
4 Meningkatnya profesionalisme Pengurus UEK SP
UEK-SP 68 68
5 Meningkatnya profesionalisme pengelolaan KUBE Gakin
% 80 80
6 Meningkatnya peranan pengurus mesjid dalam usaha masyarakat
orang 100 100
7 Meningkatnya profesionalisme pengelolaan kinerja modal UEK SP
UEK-SP 68 68
Sumber:Lakip Tahun 2011
Urusan Ketransmigrasian
Penanganan urusan transmigrasi dilaksanakan melalui Program Pembinaan
dan Penempatan Transmigrasi dengan capaian dari target di RPJMD sebanyak 30
KK, Kota Bogor pada Tahun 2011 hanya mendapat kuota sebanyak 5 KK,
penentuan kuota tersebut ditentukan oleh Dirjen Pembinaan Pembangunan
Kawasan Transmigrasi (P2K Trans) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
RI.
MISI 2 : Mewujudkan Kota Yang Bersih Dengan Sarana Prasarana Transportasi
Yang Berkualitas
Urusan Lingkungan Hidup
Urusan ini dilaksanakan melalui : 1. Program Peningkatan Pengendalian Polusi, 2. Program Peningkataan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup 3. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan 4. Program Kemitraan Lingkungan Hidup
35
5. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 6. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan 7. Program Pengembangan Kinerja Pelayanan Persampahan, serta 8. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.
Capaian dari program tersebut sebagaimana tertuang dalam tabel 2.11
Tabel. 2.11 Capaian Program
Peningkatan Pengendalian pencemaran dan Kerusakan lingkungan
SASARAN PROGRAM indikator program Capaian Kerja Program
Target Realisasi % 1 Terpantaunya
kualitas air Tingkat pemenuhan baku mutu kualitas air 98 %
98 %
100
Persentase jumlah sampling yang dipantau 100
% 100%
100
2 Terpantaunya kualitas udara
Tingkat pemenuhan baku mutu kualitas udara 80 %
80%
100
Persentase jumlah sampling yang dipantau 100
%
100%
100
3 Terpantaunya kualitas tanah
Tingkat pemenuhan baku mutu kualitas tanah
- -
Persentase jumlah sampling yg dipantau - -
4
Meningkatnya pengawasan pelaksanaan pengelolaan lingkungan
Persentase usaha/kegiatan yang telah memiliki dokumen lingkungan yang sudah melaksanakan kewajiban sesuai dengan ketentuan lingkungan
10%
11,89%
118,9
Persentase pelanggaran pengelolaan lingkungan 95 %
95 %
100
Sumber:Lakip Tahun 2011 Target dan realisasi capaian program peningkatan dan pengendalian polusi
pada tahun 2011 rata-rata mencapai 100 %, sedangkan penurunan dampak
lingkungan sekibat emisi gas buang mencapai 137,5 % melebihi target yang
ditetapkan, dengan rincian sebagaimana tertuang pada tabel 2.12
36
Tabel 2.12 Target Capaian Program Peningkatan dan Pengendalian Polusi
SASARAN PROGRAM indikator program Capaian kerja program
Target Realisasi %
1 Terkendalinya polusi limbah cair dari usaha dan atau kegiatan
Tingkat pemenuhan baku mutu kualitas limbah cair 25 % 25 %
100
Persentase jumlah sampling yang dipantau 30 % 30 %
100
2 Terpantaunya pengelolaan limbah B3
Jumlah kegiatan usaha yang diawasi dan dibina 30 30
100
3
Menurunnya dampak lingkungan akibat emisi gas buang
Jumlah biodesel yang dihasilkan 8.760 lt/Th 12.050 lt
137,5
Sumber : Lakip Tahun 2011 Target dan realisasi capaian program peningkatan dan pengendalian kualitas
dan ekses informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup pada tahun 2011 rata-
rata mencapai 100 %, sedangkan peningkatan ketersediaan data dan informasi
lingkungan hanya mencapai 80 %, kurang dari target yang ditetapkan, dengan
rincian sebagaimana tertuang pada tabel 2.13
Tabel 2.13 Target Capaian Program Peningkatan Pengendalian Kualitas dan Akses
Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
SASARAN PROGRAM indikator program Capaian kerja Program
Target Realisasi % 1 Meningkatnya edukasi
dan komunikasi masyarakat dibidang lingkungan hidup
Jumlah sekolah yang dibina untuk menjadi sekolah berbudaya lingkungan pertahun
1 Sekolah
1 Sekolah
100
Jumlah kelompok masyarakat yang terbina aspek lingkungan hidup
2 Kel
2 Kel
100
2 Meningkatnya ketersediaan data dan informasi lingkungan
Tingkat ketersediaan SLHD 85 %
80 %
94,18
Sumber : Lakip Tahun 2011
Target dan realisasi capaian program peningkatan pengendalian kualitas dan
ekses informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dengan sasaran program
meningkatnya kemitraan pemerintah, perguruan tinggi, swasta dalam bidang
37
lingkungan mencapai 300 %, dimana target kemitraan sebanyak 1 kemitraan dan
realisasinya mencapai 3 kemitraan, sebagaimana tertuang pada tabel 2.14
Tabel . 2.14 Target Capaian Program Peningkatan Pengendalian Kualitas dan Akses
Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
SASARAN PROGRAM indikator program Capaian kerja Program
Target Realisasi % Meningkatnya kemitraan
pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat, swasta dalam bidang lingkungan
Jumlah kemitraan 1 3 300 33
Sumber : Lakip Tahun 2011
Target dan realisasi capaian program perlindungan dan konservasi sumber
daya alam, telah tercapai melebihi target yang ditetapkan, kecuali jumlah mata air
yang terlindungi hanya mencapai 60 %, sebagaimana tertuang pada tabel 2.15
Tabel . 2.15 Target Capaian Program Perlindungan dan Konservasi
Sumberdaya Alam
SASARAN PROGRAM indikator program
Capaian kerja Program
Target Realisasi
%
1 Meningkatnya penanganan lahan kritis
Persentase luas penanganan lahan kritis (kumulatif) 0,91% 1,20 %
131,86
2 Meningkatnya konservasi sumberdaya air
jumlah mata air yang terlindungi 5 3 60
Jumlah Usaha/kegiatan yang dipantau 150 160 106,67
Jumlah Sumur Resapan 893 titik 953 106,71
Sumber : Lakip Tahun 2011
Capaian Kinerja persampahan mencapai 72% melebihi dari target RPJMD
sebesar 70,1%
Capaian Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, antar lain renovasi taman
kencana, peliharaan 180 taman kota, lapangan, jalur hijau, Penghijauan di Jalur
Hijau Jalan, Sempadan Jalan dan Penghijauan di Trotoar jalan sebanyak 1.837
Kegiatan Penataan Jalur Hijau Sekitar Kebun Raya
38
Urusan Pekerjaan Umum
Urusan Pekerjaan Umum meliputi program: a. Program Pembangunan Jalan, jembatan dan Drainase b. Program Peningkatan Jalan, Jembatan dan Drainase c. Program Pemeliharaan Jalan, Jembatan dan Drainase d. Program Pembangunan sistem informasi /data base Jalan, Jembatan dan
Drainase e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan f. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya g. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya. h. Program Pengendalian Banjir i. Program Penataan Dan Pengaturan Bangunan Gedung j. Program Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan Jasa Konstruksi
Target dan realisasi capaian urusan pekerjaan umum pada tahun 2011,
sebagaimana tertuang pada tabel 2.16
Tabel 2.16 Capaian Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2011
No Program Indikator Kinerja Program Target Tahun 2011 Realisasi Tahun 2011
Prosen tase Capaian
Ket
I Program Pengembangan, pengelolaan dan konservasi Sungai, danau dan Sumber Daya Air Lainnya
1 Ketersediaan dokumen perencanaan teknis pengembangan, pengelolaan dan konservasi danau, situ ( 3 paket dalam 3 lokasi)
DED Kolam Retensi (3 paket dalam 3 lokasi)
DED Kolam retensi 1 Lokasi
30%
2 Luas Lahan untuk pengembangan, pengelolaan dan konservasi danau/situ
( 6 situ = 16,4 Ha) + Kolam retensi 3 Ha = 1 kolam)
0 0 %
3 Jumlah danau/situ dan kolam retensi yang berkondisi baik
6 situ 1 situ 16,67%
4 Terbangunnya danau/situ dan kolam retensi
- - -
II Program Pengembangan
dan pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya
1 Ketersediaan dokumen perencanaan teknis pengembangan, pengelolaan jaringan irigasi dan sungai
100% 100% 100%
2 Luas lahan untuk peningkatan kapasitas saluran, sungai dan panjang jaringan irigasi
8.594, 5 m2 0% 0%
3 Panjang saluran, sungai dan jaringan irigasi dengan kapasitas memadai
0,75 Km 5,521 Km 736%
4 Panjang saluran dan sungai berkondisi baik (terpelihara)
146 Km 271 Km 186%
III Program Pengendalian Banjir
- Penurunan luas kawasan rawan genangan dan banjir
42 Ha 4,5 Ha 10,7 %
IV Program Pembangunan
jalan, jembatan dan drainase
1 Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan untuk rencana pembangunan jalan, drainase dan jembatan
100% 100% 100%
39
2 Luas lahan yang disediakan untuk pembangunan jalan dan jembatan
3,5 Km 0,44 Km 12,6%
3 Panjang jaringan jalan 3,5 Km 0,0975 Km 2,78% 4 Panjang drainase yang di sediakan 2,5 Km 2 Km 80,4 % 5 Panjang jembatan yang disediakan 1 unit 0 0 % 6 Panjang Trotoar yang disediakan 300 m2 480 m2 160 % V Program Peningkatan jalan,
jembatan dan drainase 1 Jumlah perencanaan peningkatan
jalan, drainase dan jembatan 100% 100% 100%
2 Luas lahan yang disediakan untuk peningkatan jalan, jembatan dan drainase
13,5 Km 0,306 Km 8,7 %
3 Panjang jaringan jalan, drainase dan jembatan yang ditingkatkan
13,5 Km 10,54 Km 78,1 %
VI Program Pemeliharaan jalan, jembatan dan drainase
1 Jumlah perencanaan pemeliharaan jalan, jembatan dan drainase
100% 100% 100%
2 Panjang jalan yang berkualitas baik 635 Km 260,4 Km 41 % 3 Panjang pedestrian yang berkualitas
baik 290 Km 218,4 Km 75,3 %
4 Jembatan yang berkualitas baik 30 unit 21 unit 70% VII Program Pembangunan
Sistem Informasi/data base Jalan, Jembatan dan Drainase
- Leger jalan 30% 44,4% 148 %
VIII Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
- Tingkat penyediaan sarana dan prasarana kebinamargaan
70% 70% 100 %
Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011
Urusan Perumahan Rakyat
Urusan ini dilaksanakan melalui Program Lingkungan Sehat Perumahan dan
Lingkungan Sehat Pemukiman. Pada tahun 2011 Kota Bogor mendapat juara ke-3
untuk kota besar se-Indonesia dalam bidang Pembangunan Sarana Prasarana
Keciptakaryaan.
a. Program Lingkungan Sehat Perumahan
perbaikan RTLH sebanyak 196 unit
Program Corporate Social Responsibility (CSR) Bank BJB juga membantu
dalam pembangunan 3 unit Child Centre, 3 unit Posyandu dan perbaikan
Gedung Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM)
Perbaikan sarana prasaranan melalui Urban Renewal dengan capaian sbb:
Target dan capaian kegiatan urban renewel, sebagaimana tertuang pada
tabel 2.17
40
Tabel 2.17 Target Dan Capaian Kegiatan Urban Renewal
KEGIATAN URAIAN TARGET KINERJA
CAPAIAN KINERJA
Urban Renewal Kebon Pedes
Terbangunnya sarana dan prasarana di wilayah Tanah Sareal :
1 RTH Pertamanan 300 m2 100 %
2 Pembangunan Kantor Pengelola Kawasan 60 m2 100 %
3 Pembangunan kandang sapi 2 Unit 100 % 4 Selter pengolahan pupuk 36 m2 100 % 5 Pembangunan gedung pengolahan hasil ternak 1 Unit 100 %
6 Bangunan bio listrik 36 m2 100 % 7 Menara air 1 Unit 100 % 8 Ruang penjaga 16 m2 100 % 9 Pematangan lahan + urugan 1100 m3 100 %
10 Pembangunan kios di sentra ekonomi 6 Unit 100 % 11 Bangunan laboratorium 30 m2 100 % 12 Bangunan MCK 2 Unit 100 % 13 Pengawasan Urban Renewal 1 Paket 100 % 14 Tembok Penahan Tanah Blok V 403,24 m3 100 % 15 Dinding pembatas di blok V 369 m2 100 % 16 Pemasangan PDAM 1 Unit 100 % 17 PJU + Panel 6 Titik 100 % 18 Pemasangan listrik + instalasi 4 Unit 100 %
19 Belanja konstruksi jembatan penyebrangan di atas air 24 m2 100 %
Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011
Pembuatan jalan lingkungan di Kelurahan Muarasari seluas 1200 m2, serta
PJU 10 titik
PerbaikanSarana Umum di Lokasi P2WKSS, Lomba Kelurahan dan Lomba Posyandu.
Perincian kegiatan P2WKSS, sebagaimana tertuang pada tabel 2.18.:
41
Tabel 2.18 Kegiatan PerbaikanSarana Umum
KEGIATAN URAIAN TARGET KINERJA
CAPAIAN KINERJA
Perbaikan Sarana Umum di Lokasi Binaan P2WKSS, Lomba Kelurahan dan Lomba Posyandu
Terbangunnya sarana prasarana lingkungan perumahan permukiman
1 Perbaikan PSU di Lokasi Binaan P2WKSS Kel.Tegal Lega : - Jalan P2WKSS - TPT P2WKSS - Jembatan P2WKSS - Posyandu P2WKSS
531,3 m2 100 % 81,91 m3 100 %
1 Unit 100 % 1 Unit 100 %
2 Perbaikan PSU di Lokasi Lomba 10 Program PKK Kel.Harjasari 80 m3 100 %
3 Perbaikan PSU di Lokasi Lomba Posyandu Kel.Cimahpar 1 Unit 100 %
T O T A L Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011
Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman di 6
Kecamatan se Kota Bogor yang meliputi Kecamatan Tanah Sareal, Kecamatan
Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan
Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Utara, dengan rincian sebagaimana tertuang pada tabel 2.19 sampai dengan tabel 2.24.
Tabel 2.19 Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman
Kecamatan TanahSareal
KEGIATAN URAIAN TARGET KINERJA
PENCAPAIAN KINERJ
A Pembangunan /Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Tanah Sareal
Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Tanah Sareal :
Pengaspalan Jalan Lingkungan RW.04,05 Kel.Sukaresmi 2212 m2 100 %
Pengaspalan Jalan Lingkungan RW.01,02 Kel.Sukadamai 2273.28 m2 100 %
Pengaspalan Jalan Halaman Dinkes 1570 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RT.01,02 RW.06 Kel.Mekarwangi 391.1 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT.03 RW.09 Kel.Kencana 391.1 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RT.01,02,03,04 RW.01,02,05 Komplek Duta Kencana II Jl.Duta Pelangi RT.05 RW.11 Kel.Kedungbadak
2296.5 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan Jalan Dadali II RT.02 RW.05 Kel.Tanah Sareal 1191.5 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT.02,03 RW.01 Kel.Kedungjaya 473.4 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RT.05 RW.09 dan Jl.Flamboyan 4 Kel.Kedungwaringin 956.01 m2 100 %
42
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.09 RT.01,02,03 ; RW.01 RT.03 Kel.Sukadamai 1450.46 m2 100 %
Lanjutan Perbaikan Jalan Kp.Riau RT 02/03 Kel.Mekarwangi 286 m2 100 % Perbaikan Jalan RT 01/14 Situ Asem Kel.Mekarwangi 225 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT 05/04 Kukupu Kel.Cibadak 525 m2 100 %
Perbaikan Jalan dan turap Gg.Talang RT 03/04 Kel.Sukaresmi 22.8 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT 05/06 Kel.Sukaresmi 16.74 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT 02/05 Kel.Sukaresmi 221 m2 100 %
Perbaikan Jalan taman cimanggu Utara Kel.Kedung Waringin 430 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan Cimanggu Utara RT 03/08 228 m2 100 %
Perbaikan jalan Perkutut Rt 05/03 Kel.Tanah Sareal 486 m2 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT.05 RW.04 Kel.Kedungbadak 109.39 m3 100 %
Pembangunan Sedotan Kali Ciereng RT.02 RW.01 Kel.Kedungjaya 192.14 m3 100 %
Pembangunan Saluran Air RT.05/04 Cimanggu Gang Amil RT.02/03 RW.04 Kel.Kedung Badak 265.4 m2 100 %
Perbaikan Saluran air Gg.Kamboja RT 05/04 Kel.Kedungjaya 212 m1 100 %
T O T A L Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011:
Tabel 2.20 Kegiatan Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana
Kecamatan Bogor Selatan
Kegiatan Uraian Target Kinerja Pencapaian
Pembangunan /Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Bogor Selatan
Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Bogor Selatan :
Child Center Kel.Harjasari 1 Unit 100 % Rehabilitasi Turap dan Kamar Mandi SDN Cipaku I 59,1 m3 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,10 Kel.Genteng 1200 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.03 Kel.Rangga Mekar 2312,5 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.04 Kel.Pakuan 710 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.01,02 Kel.Bojong Kerta 1872 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.18 Kel.Cipaku 1600 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,04 Kel.Kertamaya 1430 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.04 Kel.Pamoyanan 1505 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.06,08 Kel.Muarasari 2440 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.10,12 dan 13 Kel.Empang 1763,6 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT.01,02, RW.05 ; RT.01,04 RW.15 Kel.Bondongan 640 m2 100 %
Perbaikan Jalan Masuk SD Rangga Mekar RW.05 Kel.Rangga Mekar 167,37 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RT.1,2,3 RW.8 Kel.Rancamaya 954,4 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RW.08 RT.07 Kel.Cikaret 101,7 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RT.03 RW.11 Kel.Pamoyanan 613 m2 100 %
Perbaikan Jalan Pakuan RT.01,02 RW.04 ; RT.01,02,03,04 RW.05 Kel.Pakuan 2043,58 m2 100 %
Perbaikan Jalan Mekarsari RW.03 dan jalan setapak kampung mulyasari RW.10 Kel.Harjasari 992,67 m2 100 %
43
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.10 Kel.Mulyaharja 468,93 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak (paving Blok) Kel.Harjasari 179,8 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RT 01,02,04 RW 05 Kel.Batutulis 637,8 m2 100 % Perbaikan Jalan Setapak RT 01/04 Kel.Genteng 46 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RT 01/05 Kel.Batutulis 473 m2 100 % Lanjutan Perbaikan Jalan Lingkungan RW 10 Kel.Mulyaharja 403,1 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT 02/02 Kel.Mulyaharja 910,02 m2 100 % Lanjutan Perbaikan Jalan Lingkungan RW 03 Kel.Ranggamekar 625 m2 100 % Lanjutan JPO Batu Tulis 736,4 kg 100 % Pembangunan Tembok Penahan Tanah Kel.harjasari 625 m3 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT 01/01, RT 02/09 Kel.Genteng 65,36 m3 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT 01 Kel.Bojongkerta 65,38 m3 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT 03/07 Kel.Bondongan 80,28 m3 100 %
Perbaikan Tembok Penahan Tanah RW 03 Kel.Ranggamekar 66,04 m3 100 %
Perbaikan Drainase RT 02/04 Kel.Rancamaya 69 m1 100 %
Pembuatan Saluran Air RT 01/09 dan RT 02,03,04 RW 01 Kel.Genteng 24,4 m1 100 %
Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011 Tabel 2.21
Kegiatan Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kecamatan Bogor Barat
Kegiatan Uraian Target kinerja
Penca Paian kinerja
Pembangunan /Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Bogor Barat
Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Bogor Barat: Pembuatan Posyandu RW 01 Kel.Gunung Batu 1 Unit 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,07 Kel.Bubulak 2168,75 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.05 Kel.Balumbangjaya 481,5 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.01 Kel.Semplak 1583,75 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.04,10 Kel.Cilendek Barat 1780,68 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW.03,05 dan 10 Kel.Curug 1480,5 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan Mesjid Al Ikhlas RT.03 RW.04 Kp.Cilubang Nagrak Kel.Situ Gede 437,5 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RT.02 RW.04 Kel.Balumbangjaya 195 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT. 01,02 RW.03 Kel.Balumbangjaya 197,4 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RW.06,07 dan 12 Kel.Pasir Jaya 2065 m2 100 % Perbaikan Jalan Setapak RT.03 RW.01 Kel.Curug 94,2 m2 100 % Perbaikan Jalan Sirnasari 3 RT.02 RW.09 Sindang Barang 810 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan Gg.Makam RT.02 RW.05 Kel.Cilendek Barat 582,3 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RW.01,11,13 Kel.Loji 2474 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan (Lanjutan) Jl.Panorama RW.05 Kel.Sindangbarang 273 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RW 07,16 Kel.Cilendek Barat 1424,29 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RW 01,04,08 Kel.Bubulak 464 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RW 03,10 Kel.Bubulak 399,6 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW 05,07 Kel.Bubulak 603,6 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW 09 Kel.Bubulak 540 m2 100 %
44
Perbaikan Jalan Lingkungan RW 07 Kel.Pasir Mulya 408 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT 01,02,04 RW 04 Kel.Balumbangjaya 549,2 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT 03, 04 RW 03 Kel.Balumbangjaya 243 m2 100 % Perbaikan Jalan Setapak RW 04 Kel.Situgede 238,51 m2 100 % Pembangunan Jalan Setapak dan MCK RT 01,02 RW 08 Kel.Semplak 124 m2 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW.02 Kel.Cilendek Timur 469 m3 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW. 02,11 Kel.Gunung Batu 503,32 m3 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW.04 Kel.Margajaya 201,6 m3 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW 12 Kel.Cilendek Barat 143 m3 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah Gg.Mushola RT 07/05 Kel.Pasirjaya 88,82 m3 100 %
Pembangunan Saluran Pembuangan air hujan permukiman RW.05,06,07 Kel.Situ Gede 425 m1 100 %
Pembangunan Saluran Drainase RT.05 RW.04 Kel.Balumbangjaya 53 m1 100 %
Pembangunan Saluran Drainase RT.04 RW.05 Jabaru IV Kel.Pasir Kuda 227,8 m1 100 % Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011
Tabel 2.22 Kegiatan Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman
Kecamatan Bogor Tengah
Kegiatan Uraian Target kinerja
Pencapaian kinerja
Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Bogor Tengah
Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Bogor Tengah :
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.05,12 Kel.Ciwaringin 1051,26 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.05 Kel.Panaragan 191 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan di RT.03 RW.11 Kel.Ciwaringin 35 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RT.05 RW.12 Kel.Ciwaringin 215,72 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RT.01,02 RW.02 Kel.Babakan 647,44 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RT.03 RW.3 Kel.Cibogor 521 m2 100 %
Pembuatan Jalan Tembus RT.01 RW.04 Kel.Tegal Lega 146,8 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RW 04 Kel.Paledang 913 m2 100 %
Perbaikan Jembatan Gantung RW.05 Kel.Sempur 1 Unit 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW.07 Kel.Gudang 184,2 m3 100 %
Lanjutan Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW. 04 Kel.Cibogor 155,9 m3 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW.02,06 Kel.Kebon Kalapa 360 m3 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT.04 RW.10 Kel.Ciwaringin 91 m3 100 %
Pembangunan Turap dan Menara Mesjid RW 05 Kel.Cibogor 1 Unit 100 %
Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT 02/06 Kel.Panaragan 95,59 m3 100 %
Pembangunan Saluran air RT.03 RW.05 Kel.Sempur 77 m1 100 %
Pembangunan Saluran air RT.02 RW.02 Kp.Cingcau Kel.Gudang 83,22 m3 100 %
Pembangunan Saluran Air Hujan di Kel.Tegallega 66,78 m1 100 %
Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011
45
Tabel 2.23 Kegiatan Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman
Kecamatan Bogor Timur
KEGIATAN URAIAN TARGET KINERJA
PENCAPAIAN
KINERJA
Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Bogor Timur
Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Bogor Timur:
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.01 Kel.Sukasari 4850 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan Gang Pemuda RW.01 Kel.Katulampa 311.9 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,03,06,07 Kel.Sindang Sari 487 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,03,08,10 Kel.Sindang Rasa 5500.6 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RW.06,07,08 dan 12 Kel.Baranangsiang 1032.92 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT.06 RW.07 Kel.Sindang Rasa 177.98 m2 100 %
Pembutan Jalan Tembus dari RT.05 s.d 02 RW.05 Kel.Sindangsari 52.36 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RT.03,04,05 RW.03 Kel.Sukasari 14.85 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan dan Drainase Al Busro RW.02 Kel.Katulampa 770 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT 05/09 Kel.Katulampa 234 m2 100 % Pengaspalan Jalan RT 07/08 Kel.Katulampa 240 m2 100 % Perbaikan Jalan RT 01/07 Kel.Sindangsari 584.65 m2 100 % Perbaikan Jalan Lingkungan RW 02,03,06,07 Kel.Sindangsari 3833.34 m2 100 %
Perbaikan Jalan Sukamulya Kel.Sukasari 450.5 m2 100 %
Perbaikan PSU Kel.Sindangsari 133 m2 100 % Perbaikan Saluran RT 01,02 RW 05 Kel.Sindangsari 48.38 m1 100 %
Perbaikan Saluran Air Hujan dan Penutup beton RT 03/03 Kel.Sindangsari 19.27 m1 100 %
Pembangunan Saluran air di Bantar Kemang RT.01/13 Kel.Baranangsiang 770 m1 100 %
Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011
Tabel 2.24 Kegiatan Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan
Permukiman Kecamatan Bogor Utara
Kegiatan Uraian Target kinerja
Pencapaian
Kinerja Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Bogor Timur
Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Bogor Timur:
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.01 Kel.Sukasari 4850 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan Gang Pemuda RW.01 Kel.Katulampa 311.9 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,03,06,07 Kel.Sindang Sari 487 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,03,08,10 Kel.Sindang Rasa 5500.6 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RW.06,07,08 dan 12 Kel.Baranangsiang 1032.92 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT.06 RW.07 Kel.Sindang Rasa 177.98 m2 100 %
Pembutan Jalan Tembus dari RT.05 s.d 02 RW.05 Kel.Sindangsari 52.36 m2 100 %
46
Perbaikan Jalan Lingkungan RT.03,04,05 RW.03 Kel.Sukasari 14.85 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan dan Drainase Al Busro RW.02 Kel.Katulampa 770 m2 100 %
Perbaikan Jalan Setapak RT 05/09 Kel.Katulampa 234 m2 100 %
Pengaspalan Jalan RT 07/08 Kel.Katulampa 240 m2 100 %
Perbaikan Jalan RT 01/07 Kel.Sindangsari 584.65 m2 100 %
Perbaikan Jalan Lingkungan RW 02,03,06,07 Kel.Sindangsari 3833.34 m2 100 %
Perbaikan Jalan Sukamulya Kel.Sukasari 450.5 m2 100 % Perbaikan PSU Kel.Sindangsari 133 m2 100 %
Perbaikan Saluran RT 01,02 RW 05 Kel.Sindangsari 48.38 m1 100 %
Perbaikan Saluran Air Hujan dan Penutup beton RT 03/03 Kel.Sindangsari 19.27 m1 100 %
Pembangunan Saluran air di Bantar Kemang RT.01/13 Kel.Baranangsiang 770 m1 100 %
Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011
Pengelolaan dan pemeliharaan Rusunawa Target penerimaan sewa pada tahun 2011 sebesar Rp.250.000.000,- telah
terlampaui menjadi Rp. 283.500.000,- sehingga capaian sebesar 113,4% dengan
jumlah penghuni rusunawa pada akhir tahun 2011 berjumlah 110 KK.
Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman (MCK)
Untuk peningkatan kulaitas lingkugan pemukimaan target kinerja dan capaian
kinerja sebagaimana tabel 2.25:
Tabel 2.25 Kegiatan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman (MCK)
KEGIATAN URAIAN TARGET KINERJA
PENCAPAIAN KINERJA
Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman (MCK)
Pembangunan / perbaikan MCK di 5 wilayah:
1 Pembuatan MCK Curug Indah RT.01,02 RW.01 Kec.Bogor Barat
1 Paket 100 %
2 Pembuatan MCK Umum dan Saluran buis beton RT.03 Kel.Kedung Badak
1 Paket 100 %
3
Penutupan selokan dan pembuatan MCK Pulo Armin RT.05 RW.04 Kel.Baranangsiang
1 Paket 100 %
T O T A L
Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011
47
Perbaikan Sarana dan Prasarana Olahraga/Pendidikan/Penunjang Pendidikan
Kegiatan Perbaikan Sarana dan Prasarana Olahraga/Pendidikan/Penunjang
Pendidikan, sebagaimana tertuang pada tabel 2.26 Tabel 2.26
Target dan capaian Perbaikan Sarana dan Prasarana Olahraga
KEGIATAN URAIAN TARGET KINERJA
PENCAPAIAN KINERJA
Perbaikan Sarana Olahraga/Pendidikan/Penunjang Pendidikan
Tersedianya sarana olahraga yang representatif:
Renovasi Lapangan Bola Volley dan Lapangan Basket untuk SMAN 7 Bgr
1 Paket 100 %
Renovasi Lapangan Basket untuk SMPN 3 Bgr 1 Paket 100 %
T O T A L
Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM ) Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung program penanggulangan
kemiskinan di perkotaan, dengan hasi sebagai berikut yaitu :
a. Perbaikan/pembangunan drainase sepanjang 4.175 m’ dengan anggaran dari
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.
b. Perbaikan jalan lingkungan seluas 19.781 m2 dengan anggararan dari Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.
c. Perbaikan jembatan sebanyak 110 unit dengan anggaran an dari Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.
d. Pembangunan MCK sebanyak 6 unit dengan anggaran dari Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM APBN) - dan swadaya masyarakat.
e. Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 85 unit dengan
anggaran dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya
masyarakat .
f. Perbaikan/pembangunan Posyandu sebanyak 10 unit dengan anggaran dari
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.
g. Pembangunan fasilitas pendidikan 1 unit dari Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM APBN) dan swadaya masyarakat.
48
h. Pembangunan kios 1 unit dengan anggaran dari Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.
i. Tempat pembuangan sampah 45 unit dengan anggaran dari Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.
Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran 1) Pemeriksaan alat pemadam kebakaran dan hidrant
Target pemeriksaan alat pemadam kebakaran dan hidrant pada tahun 2011
sebanyak 400 bangunan , 520 hidrant adapun realisasi sepanjang tahun 2011
sebanyak 227 bangunan dan 520 hidrant, sehingga capaian sebesar
pemeriksaan bangunan adalah 57 % dan hidrant 100 %.
2) Piket Petugas Pemadam Kebakaran
Target piket pemadam kebakaran tahun 2011 adalah 365 hari dimana terbagi
dalam 6 regu piket didua Pos. Adapun setiap regu melaksanakan 121 hari
jadwal piket. Realisasi pada Tahun 2011 adalah 100%, dimana target 365 hari
dapat dilaksanakan seluruhnya.
3) Pengembangan Sistem Komunikasi Pencegahan Kebakaran
Selama tahun 2011 telah dikembangkan sebanyak 15 titik sistem komunikasi
pencegahan kebakaran, sehingga capaian kegiatan ini sebesar 100%.
4) Gladi Anggota Pemadam Kebakaran, Latihan Relawan, Kebakaran dan Latihan Anggota Kebakaran terhadap 150 orang masyarakat.
5) Pengadaan 13 jenis Alat-alat Penanggulangan Bencana Alam dan 28 jenis alat pemadam Kebakaran
6) Pemeliharaan alat Pemadam Kebakaran
7) Tindakan Penanggulangan Bencana Alam
Target penanggulangan bencana adalah 11 menit pada setiap tindakan,
adapun rata-rata waktu kecepatan penanganan bencana 11 menit, sehingga
capaian 100 %. Jumlah kejadian bencana alam pada tahun 2011 yang
ditangani oleh UPTD Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan bencana
Alam sebanyak 63 kejadian, dengan rincian 34 kejadian kebakaran, 23
kejadian pohon tumbang, 3 kejadian longsor, 2 kejadian banjir, dan 1 kejadian
orang hanyut. Perincian kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
49
Urusan Perhubungan
Urusan Perhubungan melalui Program Program Pembangunan Sarana dan
Prasarana Perhubungan, Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas,
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan dan Program Peningkatan Kelaikan
Pengoperasian Kendaraan Bermotor, Program Peningkatan Sarana, Prasarana,
Operasional dan Akomodasi Aparatur
A. Program Pembangunan Sarana Dan Prasarana Perhubungan, dilakukan melalui : 1. Peningkatan retribusi UPTD terminal pada tahun 2011, sebagaimana
tertuang dalam tabel 2.27: Tabel. 2.27
PENDAPATAN RETRIBUSI UPTD TERMINAL TAHUN 2011
NO JENIS PUNGUTAN TARGET
TAHUN 2011 Perda No. 6 Tahun
2008
REALISASI TAHUN 2011 %
1 2 3 5 6 1 Retribusi TPR Rp 345.200.000,- Rp 379.619.000,- 109,97
2 Retribusi Non Bis Dalam Kota Rp 1.372.572.000,- Rp 1.410.266.000,- 102,75
3 Retribusi Non Bis Antar Kota Rp 45.320.000,- Rp 47.429.000,- 104,65
4 Fasilitas MCK Rp 108.320.000,- Rp 119.214.000,- 110,06 5 Retribusi Harian Kios Rp 101.520.000,- Rp 84.393.500,- 83,13
6 Retribusi Parkir Kendaraan Bermotor Rp 268.768.000,- Rp 201.565.000,- 75,00
Jumlah Rp 2.241.780.000,- Rp 2.242.486.500,- 100,04 Sumber : Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2011
2 Detail Engineering Design (DED) untuk Jembatan Penyeberangan
Orang (JPO) di 3 (tiga) titik lokasi, yaitu:
a. Depan Masjid Raya ( Jalan Raya Pajajaran)
b. Depan Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) Jalan Raya
Pajajaran.
c. Depan Muara Krakatau (Jalan Raya Tajur)
3. Kajian Penempatan Lokasi dan DED Fasilitas Pemberhentian
Angkutan Umum Kota Bogor (shelter/ Non Trans Pakuan) untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan kontruksi dan lokasi fasilitas
pemberhentian angkutan umum sehingga dapat terwujudnya
50
pemberhentian angkutan umum yang aman dan nyaman bagi
masyarakat pengguna transportasi di Kota Bogor.
4. Perbaikan Bangunan Terminal Bubulak dan Terminal Merdeka
5. Perbaikan Infrastruktur Terminal Baranangsiang
6. Perbaikan Penunjang Infrastruktur Terminal Baranangsiang
B. Program Peningkatan Dan Pengamanan Lalu Lintas
Program ini dilaksanakan dengan capaian:
1. Jumlah titk kemacetan pada tahun 2011 adalah sebanyak 9 titik dari 14
titik kemacetan
2. Pembangunan dan Pemasangan Fasilitas Lalu Lintas, terdiri dari
Pengadaan dan Rekondisi APILL pada 4 (empat) simpang di Kota
Bogor.
3. Pemeliharaan Fasilitas Lalu Lintas Jalan, meliputi Pemeliharaan
Rambu Lalu Lintas dan Zebra Cross, Pemeliharaan Alat Pengatur
Informasi Lalu Lintas (APILL) Non Automatic Trafic Control System
(ATCS) dan ATCS.
4. Pengembangan Kawasan Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di SDN Polisi
1 Jalan Paledang Bogor.
5. Operasi Penertiban Terpadu Dengan Instansi Terkait: Pengendalian
Operasional Lalu Lintas, dengan pengawasan di 11 (sebelas) titik
lokasi rawan macet, Penertiban aktivitas parkir,penertiban di terminal,
pemeriksaan secara rutin terhadap kelengkapan administrasi dan
teknis laik jalan kendaraan angkutan kota dan angkutan antar kota
(AKAP-AKDP), Penertiban angkutan taksi, Penertiban terminal
bayangan, Pengaturan dan Optimalisasi JPO di Jalan Cidangiang.
C. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Program ini dilaksanakan melalui penerapan Shiff Pengoperasian
Angkutan Umum, dimana dengan penerapan shiff pada 15 trayek mengurangi
jumlah operasional kendaraan sebanyak 1.080 kendaraan per hari. Kegiatan
pengoperasian angkutan umum melalui penerapan shiff angkot, dimana
dengan sistem ini ada pengurangan jumlah kendaraan angkot yang beroperasi
51
per hari rata-rata sebanyak 895 angkutan, dengan rincian sebagaimana
tertuang dalam tabel 2.28
Tabel 2.28
Kegiatan Pengoperasian Angkutan Umum Melalui Penerapan Shift
No Trayek Jumlah Kendaraan
Sistem Shift
Kendaraan Operasi/
Hari 1. Trayek 05A-AP
Ciomas – Terminal Merdeka 371 A-B-C 247
2. Trayek 08A-AK Wr.Jambu – Taman.Kencana– Ramayana
80 A-B-C 53
Fasilitas APBD Kota Bogor
1. Trayek 04-AK Wr.Nangka – Ramayana
182 A-B-C 121
2. Trayek 04A-AP Cihideung – Ramayana
146 A-B-C 97
3. Trayek 03-AP Ciapus – Ramayana
565 A-B-C 377
Jumlah 1.344 895 Pengurangan Kendaraan/ Hari 449
Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011
Realisasi pengurangan jumlah kendaraan yang tidak operasional Tahun 2011 per-
hari sejumlah 15 trayek dengan rincian 1.080 kendaraan (719 Angkutan Kota dan
361 Angkutan Perkotaan AKDP).
D. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
Program ini dilaksanakan melalui Pengujian Kendaraan Bermotor
yang dilakukan secara berkala terhadap kendaraan umum, dengan capaian
target RPJMD pada tahun 2014 sebanyak 23.006 kendaraan, semantara
capaian pada tahun 2011 adalah sebanyak 21.995 kendaraan, dengan
rincian sebagaimana tabel 2.29
Tabel. 2.29
Hasil Pengujian Kendaraan Bermotor
NO URAIAN JUMLAH KENDARAAN
1. Pengujian Kendaraan Bermotor a. Kendaraan Yang Lulus Uji (Unit) 21.820 b. Kendaraan yang Tidak Lulus Uji / Afkir (Unit) 227
2. Penilaian Teknis Kendaraan Bermotor a) Kendaraan Roda 2 (Unit) -
52
NO URAIAN JUMLAH KENDARAAN
b) Kendaraan Roda 4 (Unit) - 3. Pengujian Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Jenis Bahan Bakar : 1) Bahan Bakar Bensin 15.702 2) Bahan Bakar Solar 6.395
Hasil Uji : 1) Kendaraan Lulus Uji 21.995 2) Kendaraan Tidak Lulus Uji 102
Sumber : Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2011
Urusan Penataan Ruang
Urusan penataan ruang dilaksanakan melalui 3 (tiga) program, yaitu :
(1). Progam Perencanaan Tata Ruang,
(2). Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang, dan
(3). Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
1. Progam Perencanaan Tata Ruang
Program ini dilaksanakan melalui Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) 3 Wilayah Pelayanan (WP) yaitu : WP A, WP D, dan WP E.
2. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dilakukan melalui :
1. Koordinasi Penataan Ruang
2. Dokumentasi Perijinan Pemanfaatan Ruang
3. Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang
3. Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang Program ini dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi Rencana Tata Ruang
4. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Program ini dilaksanakan melalui :
1) Kegiatan Sanitasi Masyarakat (SANIMAS) untuk memberikan layanan
bagi 1032 jiwa dengan rincian Kelurahan Tegallega sebanyak 300 jiwa
53
(60 KK), Kelurahan Harjasari sebanyak 732 jiwa terdiri dari 600 jiwa
anak-anak sekolah dan 132 jiwa (44 KK) masyarakat umum.
2) DED Infrastruktur Sarana Air Bersih Non PDAM Kota Bogor
(Kecamatan.Bogor Utara, Kecamatan Bogor Selatan dan Kecamatan
Bogor Barat) yang anggarannya bersumber dari Bantuan Propinsi
Jawa Barat tahun 2011, sebagaimana tertuang dalam tabel 2.30
Tabel 2.30
Kegiatan DED Infrastruktur Sarana Air Bersih
KEGIATAN URAIAN TARGET KINERJA
PENCAPAIAN
KINERJA DED Infrastruktur Sarana Air Bersih Non PDAM Kota Bogor (Kec.Bogor Utara, Selatan, Barat Banprop 2011)
Tersedianya DED Infrastruktur Sarana Air Bersih Non PDAM Kota Bogor di 3 Kecamatan :
1 DED Infrastruktur Sarana Air Bersih Non PDAM Kec. Bogor Utara
1 Paket
100 % 2 DED Infrastruktur Sarana Air Bersih
Non PDAM Kec. Bogor Selatan
3 DED Infrastruktur Sarana Air Bersih Non PDAM Kec. Bogor Barat
T O T A L 1 Paket Sumber : LKPJ Kota Bogor Tahun 2011
MISI 3 Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Dengan Penuntasan Wajib Belajar 12 Tahun, Peningkatan Kesehatan Dan Keterampilan Masyarakat.
Urusan Pendidikan
Penanganan urusan pendidikan melalui Program Peningkatan Anak Usia Dini,
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 Tahun, Program Pendidikan Menengah,
Program Manajamen Layanan Pendidikan, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Program Pendidikan Non Formal.
Pencapaian kinerja urusan pendidikan dapat dilihat melalui indikator sebagai berikut:
Pencapaian kinerja urusan pendidikan dapat dilihat melalui indikator sebagai
berikut :
54
1. Penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun ke atas yang bisa baca tulis (tidak
buta aksara) mencapai 90% dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas.
2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD Sederajat mencapai 97,52% meningkat
1,56% dibanding tahun 2010 sebesar 99,28% dan melebihi target RPJMD
sebesar 95%.
3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP Sederajat mencapai 82,73% meningkat
sebesar 8,46% dibanding tahun 2010 sebesar 74,27%, melebihi target
RPJMD sebesar 76%.
4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA Sederajat mencapai 79,95% menurun
sebesar 3,14% dibanding tahun 2010 sebesar 83,09%, tetapi masih melebihi
target RPJMD sebesar 73%.
5. Angka Putus Sekolah (APS) SD sederajat sebesar 0,08%,belum dapat
ditekan sesuai target RPJMD 0,02%.
6. Angka Putus Sekolah (APS) SMP sederajat sebesar 0,13%, belum dapat
ditekan sesuai target RPJMD 0,06%.
7. Angka Putus Sekolah(APS) SMA sederajat sebesar 0,68%, belum dapat
target RPJMD 0,7%.
8. Angka Kelulusan SD sederajat sebesar 100% dan sudah sesuai target
RPJMD sebesar 100%.
9. Angka Kelulusan SMP sederajat sebesar 100% dan sudah sesuai target
RPJMD sebesar 99%.
10. Angka Kelulusan SMA sederajat sebesar 100% dan sudah sesuai target
RPJMD sebesar 97,7%.
11. Angka Melanjutkan (AM) dari SD sederajat ke SMP sederajat sebesar
101,35%, melebihi target RPJMD sebesar 100%
12. Angka Melanjutkan (AM) dari SMP sederajat ke SMA sederajat sebesar
160,75%, melebihi target RPJMD sebesar 100%
13. Jumlah guru yang memenuhi kualifikasi S-l / D-IV mencapai 8.757
berbanding jumlah guru SD, SMP, SMA sederajat sebanyak 11.667 hal ini
menunjukan bahwa 75,1% telah memenuhi kualifikasi S-l / D-IV.
14. Jumlah guru yang telah memiliki sertifikat pendidik mencapai 5.353 guru
meningkat dari tahun 2010 yaitu3.226. Hal ini menunjukan bahwa 42,1% guru
Kota Bogor telah tersertifikasi.
55
15. Pengembangan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional sampai dengan
tahun 2010 meliputi SDN Sukadamai 2, SMPN 1,SMPN 4, SMAN 1, SMAN
2, SMAN 3 dan SMKN 3.
16. Jumlah SD/MI sebanyak 337 sekolah, jumlah SMP/MTs sebanyak 147
sekolah dan jumlah SMA/SMK/MA sebanyak 131 sekolah.
17. Jumlah murid SD/MI sebanyak 123.780 siswa, jumlah murid SMP sebanyak
52.651 siswa dan jumlah murid SMA/SMK/MA sebanyak 58.576 siswa.
18. Jumlah ruang kelas SD/MI sebanyak 2.640 ruang, jumlah ruang kelas
SMP/MTs sebanyak 1.464 ruang dan jumlah ruang SMA/MA/SMK sebanyak
1.518 ruang.
19. Jumlah penerimaan siswa baru SD/MI sebanyak 20.995 siswa, siswa baru
SMP/MTs sebanyak 18.631 siswa dan siswa baru SMA/SMK/MA sebanyak
21.451 siswa.
20. Jumlah Guru SD/MI sebanyak 5.142 orang, jumlah guru SMP/MTs sebanyak
3.476 orang dan jumlah guru SMA/SMK/MA sebanyak 4.375 orang.
Pencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni
(APM) di berbagai tingkat pendidikan.Sampai dengan tahun 2011 APK SD/MI
mencapai 124,76% dan APM mencapai 99,28%. APK SMP/MTs mencapai 104,78%
dan APM mencapai 74,27%, APK SMA/MA/SMK mencapai 123,13% dan APM
mencapai 83,09%.
Urusan Perpustakaan
Urusan ini dilakukan melalui program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan yang bertujuan meningkatkan budaya baca masyarakat.
Sasaran yang harus dicapai adalah meningkatnya minat dan budaya baca. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Pencapaian kinerja pengelolaan perpustakaan dapat dilihat melalui beberapa
indikator sebagai berikut :
a. Peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan dengan target jumlah
pengunjung mencapai 31.000 orang
56
b. Berfungsinya perpustakaan kelurahan/ Taman Bacaan masyarakat dengan
target 69 unit perpustakaan kelurahan/ taman Bacaan Masyarakat yang
berfungsi baik.
c. Peningkatan koleksi perpustakaan dengan target jumlah koleksi hingga
mencapai 32.960 eksemplar.
Urusan Kepemudaan dan Olahraga
Penanganan urusan kepemudaan dan olah raga hingga tahun 2011 dilaksanakan melalui 2 (dua) program yaitu :
a. Program peningkatan peran serta kepemudaan dan
b. Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
Hasil dari pelaksanaan program tersebut adalah :
1. Pada tahun 2011 pelaksanaan urusan Pemuda dan Olah Raga telah
memberikan kontribusi PAD yang diperoleh dari penyewaan gedung olah
raga, kolam renang dan fasilitas olah raga lainnya sebesar Rp. 511.301.600,- dan target Rp. 380.000.000,- atau mencapai sebesar 134,55%.
2. Tersedianya lapangan/sarana olah raga yang dimiliki Pemerintah Kota Bogor
sebanyak 1 unit dan sarana olah raga lainnya yang tersebar di Kota Bogor sebanyak 545 unit.
3. Tingkat peran pemuda dalam pembangunan kemasyarakatan melalui
Pembinaan organisasi pemuda dan olahraga yaitu melalui 5 (lima) kegiatan
Peningkatan Peran Serta Kepemudaan dan 7 (tujuh) kegiatan Pembinaan
dan Pemasyarakatan Olah Raga, yang mampu menarik partisipasi pemuda
sebanyak 675 pemuda.
4. Meningkatnya prestasi olah raga Kota Bogor melalui 14 (empat belas)
Cabang Olah Raga Unggulan, 71 Atlet berprestasi tingkat Provinsi baik dari
kalangan pelajar maupun umum/non pelajar, serta 2 orang atlet Pelatnas
yang saat ini memasuki Pelatihan Nasional dalam persiapan mrengahadapi
even internasional yaitu dari Cabang Olah Raga Judo dan Taekwondo.
57
Urusan Kesehatan
Penanganan urusan kesehatan dilaksanakan melalui program yaitu :
1 Program Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak;
2 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Remaja dan Lansia;
3 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, Program Pengawasan Obat dan
Makanan;
4 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
5 Program Perbaikan Gizi Masyarakat;
6 Program Pengembangan Lingkungan Sehat;
7 Program Sumberdaya Kesehatan, Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu;
8 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;
9 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular;
10 Program Upaya Kesehatan, Pengelolaan Administrasi Perkantoran,
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dan;
11 Program Penanggulangan Kemiskinan.
Pencapaian kinerja urusan kesehatan melalui indicator :
1. Pelayanan kesehatan rujukan Keluarga Miskin (Gakin) non kuota Jamkesmas
sebagaimana tertuang dalam tabel 2.31
Tabel 2.31 Pelayanan bagi GAKIN di Luar Kuota JAMKESMAS Tahun 2011
APBD Kota Bogor
APBD Provinsi
APBN
1 Rawat Inap 1.692 471 3.711 2.163
2 Rawat Jalan 1.362 113 21.603 1.475
No Pelayanan TotalJumlah Kasus
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011
2. Cakupan kegiatan pelayanan kesehatan pada tahun 2010 sampai dengan
tahun 2011, sebagaimana tertuang pada tabel 2.32
58
Tabel 2.32 Cakupan kegiatan tahun 2010 - 2011
No Indikator Thn 2010 Thn 2011
1. K 1 96 % 96 % 2. K 4 91 % 88 % 3. Linakes 88 % 85 % 4. Kunjungan Nifas ( KF 1) 87 % 88 % 5. Kunjungan Nifas ( KF 2 ) 87 % 88 % 6. Kunjungan Nifas ( KF 3 ) 74 % 87 % 7. Kunjungan Neonatus ( KN 1 ) 91 % 92 % 8. Kunjungan Neonatus ( KN 2 ) 94 % 91 % 9. Kunjungan Neonatus ( KN 3 ) 74 % 89 %
10. Penanganan Komplikasi Kebidanan 42 % 34 % 11. Penanganan Komplikasi Neonatal 72 % 2 % 12. Kunjungan Bayi 80 % 93,4 %
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan mencapai 84,99%, sedangkan data kematian ibu dan
bayi pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 sebagaimana tabel 2.33
Tabel 2.33
Data Kematian Ibu dan Bayi Tahun 2011 No Indikator Thn 2010 Thn 2011
1 Jumlah Kematian Ibu 13 7 2 Jumlah Kematian Bayi 72 44
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011
4. Pelaksanaan kegiatan penjaringan kesehatan melalui sekolah dengan target
murid kelas 1 baik Tingkat SD, Tingkat SMP dan Tingkat SMA, sebagaimana
tertuang pada tabel 2.34. Tabel 2.34
Capaian Penjaringan kesehatan
Murid kls 1 Target (%)
Capaian (%)
Th 2010 Th 2011 SD 65 95 (250 sekolah) 94,36 (323 sekolah) SMP 50 93,6 95,32 SMA 50 95,74 95,84
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011
5. Penyediaan obat pelayanan kesehatan dasar dan obat sebanyak 92 jenis
dan pengadaan perbekalan kesehatan habis pakai sebanyak 11 jenis
59
6. Pengujian 55 sampel produk p angan, kosmetika dan obat tradisional
7. Pemeriksaan 29 sarana penjualan obat, kosmetika, obat tradisional dan
pangan
8. Pembinaan keamanan pangan terhadap 100 pemilik/ penanggung jawab
sarana produksi pangan Industri Rumah Tangga
9. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), telah dilaksanakan pembinaan terhadap
rumah tangga, tempat ibadah, rumah makan, pasar tradisional, institusi
kesehatan, institusi pendidikan, sebagaimana tertuang dalam tabel 2.35
sampai dengan tabel 2.40.
Tabel 2.35
Rumah Tangga berperilaku PHBS
No Kecamatan Tahun 2010 Tahun 2011
Jml RT Dibina
Cakupan (%)
Jml RT dibina
Cakupan RT Sehat
(%) 1 Tanah Sareal 43.759 52,94 13.372 56,4 2 Bogor Utara 14.611 59,08 11.253 60,5 3 Bogor Timur 8.576 57,03 4.832 64,9 4 Bogor Tengah 12.805 31,62 19.147 35,0 5 Bogor Selatan 21.035 51,09 16.521 52,9 6 Bogor Barat 31.439 42,07 15.352 51,5 Kota Bogor 115.073 47,73 80.477 53,50 Target Kota 45% 50%
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011
Tabel 2.36
Tempat Ibadah
No Kecamatan Tahun 2010 Tahun 2011
Jml Dibina
Cakupan (%)
Jml dibina
Cakupan TTU Sehat (%)
1 Tanah Sareal 0 0 108 79,9 2 Bogor Utara 0 0 7 57 3 Bogor Timur 124 50 44 80,9 4 Bogor Tengah 38 67,2 105 91 5 Bogor Selatan 141 56,3 193 87,2 6 Bogor Barat 1 0 151 71,6 Kota Bogor 304 28,91 601 80,9
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011:
60
Tabel 2.37 Rumah Makan
No Kecamatan Tahun 2010 Tahun 2011
Jml Dibina
Cakupan (%)
Jml dibina
Cakupan TTU
Sehat (%) 1 Tanah Sareal 99 45,7 100 46 2 Bogor Utara 7 0 7 0 3 Bogor Timur 112 76 142 51 4 Bogor Tengah 34 23,5 45 37 5 Bogor Selatan 25 36,6 18 40 6 Bogor Barat 3 33,3 26 40,8 Kota Bogor 280 35,8 380 43
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011
Tabel 2.38 Pasar Tradisional
No Kecamatan Tahun 2010 Tahun 2011
Jml Dibina
Cakupan (%)
Jml dibina
Cakupan TTU
Sehat (%) 1 Tanah Sareal 1 0 3 33,3 2 Bogor Utara 0 0 0 0 3 Bogor Timur 1 100 1 0 4 Bogor Tengah 5 0 8 37,5 5 Bogor Selatan 1 0 2 0 6 Bogor Barat 0 0 3 66,7 Kota Bogor 8 16,67 33 27,5
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011
Tabel 2.39 PHBS pada tatanan institusi kesehatan
No Kecamatan Tahun 2010 Tahun 2011
Jml Dibina
Cakupan (%)
Jml dibina
Cakupan Sehat (%)
1 Tanah Sareal 21 83,4 17 99,16 2 Bogor Utara 61 100 58 100 3 Bogor Timur 57 75,0 57 100 4 Bogor Tengah 22 61,0 20 90 5 Bogor Selatan 28 100 22 100 6 Bogor Barat 7 100 23 100 Kota Bogor 196 86,6 197 98,20
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011:
Tabel 2.40 PHBS pada tatanan institusi pendidikan
No Kecamatan Tahun 2010 Tahun 2011
Jml Dibina
Cakupan (%)
Jml dibina
Cakupan Sehat (%)
1 Tanah Sareal 45 34 37 71,6 2 Bogor Utara 14 26,7 8 50,0 3 Bogor Timur 51 37 51 37,0 4 Bogor Tengah 106 41 83 53,6 5 Bogor Selatan 76 57,6 60 58,0 6 Bogor Barat 30 65,8 76 66,9
Kota Bogor 322 43,7 315 56,2 Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011:
61
10. Pembinaan di 8 tatanan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), sebagaimana tabel
2.41 Tabel 2.41
Tatanan KTR No Tatanan KTR Institusi yg
didata Institusi yg KTR
% institusi yang KTR
1 Tempat-tempat umum 367 172 47,6 2 Tempat ibadah 1097 987 90 3 Tempat kerja 269 158 59 4 Pelayanan kesehatan 197 179 91 5 Tempat bermain anak 393 341 87 6 Sarana olahraga 28 18 66 7 Sarana belajar mengajar 580 487 74 JUMLAH 2931 2342 79,9
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011
11. Perbandingan kondisi sanitasi dasar tahun 2010, dimana cakupan air bersih
tercapai 88,2 %, sedangkan tahun 2011 tercapai 88,26 %, rumah tangga
sehat pada tahun 2010 tercapai 75,54 % dan tahun 2011 tercapai 76,27 %,
jamban pada tahun 2010 tercapai 74,85 % dan tahun 2011 tercapai 78,16 %,
sebagaimana tertuang pada tabel 2.42 Tabel 2.42
Perbandingan kondisi sanitasi dasar tahun 2010 dan 2011
No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Target 2011
1 Cakupan air bersih 88,2 % 88,26 % 87,5 % 2 Rumah sehat 75,54 % 76,27 % 79,5 % 3 Jamban 74,85 % 78,16 % 79,5 % 4 SPAL 23,55 % 22,64 % 28 % 5 SAMPAH 66,06 % 67,19 % 68,6 %
Sumber :
12. Sertifikasi ISO di Puskesmas Bogor Selatan, Puskesmas Bogor Timur dan
Puskesmas Bogor Tengah
13. Pembangunan Puskesmas Mampu Pelayanan Neonatal Dasar (PONED) di
Puskesmas Cipaku.
Cakupan penilaian terhadap puskesmas pada tahun 2010 di Kota Bogor, dengan
rincian sebagaimana tabel 2.43
62
Tabel 2.43 Penilaian Kinerja Puskesmas Tahun 2010
No Puskesmas Mutu Cakupan Manajemen
1 Tanah Sareal 8,83 Baik 99,64 Baik 9,20 Baik 2 Pondok Rumput 9,33 Baik 88,39 Sedang 9,40 Baik 3 Kedung Badak 7,67 Sedang 65,79 Kurang 8,71 Baik 4 Kayu Manis 5,67 Sedang 112,38 Baik 9,86 Baik 5 Merkar Wangi 6,00 Sedang 62,04 Kurang 7,43 Sedang 6 Bogor Utara 5,60 Sedang 66,99 Kurang 6,77 Sedang 7 Tegal Gundil 8,33 Baik 81,38 Baik 7,97 Sedang 8 Warung Jambu 7,67 Sedang 80,33 Sedang 7,44 Sedang 9 Bogor Selatan 7,33 Sedang 173,00 Baik 8,22 Sedang
10 Bondongan 8,80 Baik 71,51 Kurang 8,95 Baik 11 Cipaku 8,00 Sedang 99,43 Baik 9,27 Baik 12 Lawang Gintung 13 Bogor Tengah 14 Merdeka 8,33 Sedang 60,63 Kurang 7,83 Sedang 15 Gang Aut 6,00 Sedang 87,60 Sedang 16 Sempur 6,00 Sedang 62,83 Kurang 7,00 Sedang 17 Belong 18 Bogor Timur 8,33 Sedang 116,25 Baik 9,68 Baik 19 Pulo Armyn 6,77 Sedang 81,60 Sedang 5,78 Sedang 20 Gang Kelor 8,33 Sedang 86,90 Sedang 8,02 Sedang 21 Semplak 7,67 Sedang 134,42 Baik 8,36 Sedang 22 Pasir Mulya 8,33 Sedang 115,77 Baik 8,26 Sedang 23 Pancasan 6,40 Sedang 102,73 Baik 8,11 Sedang 24 Sindang Barang 9,67 Baik 102,2 Baik 8,79 Baik
TOTAL 159 1952 165 LAP MASUK 21 21 21
KOTA BOGOR 7,57 Sedang 92,94 Baik 7,86 Sedang Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011
14. Cakupan kelurahan Universal Child Immunization (UCI) mencapai 99,30%,
mengalami peningkatan dari tahun 2009 yang mencapai sebesar 99,05%.
Adapuan cakupan tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 sebagaimana tabel
2.44
63
Tabel 2.44 Cakupan UCI 2010 – 2011
No. Cakupan Tahun 2010
Tahun 2011
1 Imunisasi pada bayi :
- BCG 102,90% 98,50% - DPT-HB3 100% 94,40% - Polio-4 95,50% 91,40% - Campak 100,40% 93,30%
2. Imunisasi pada bumil : - TT1 76,00% 77,50% - TT2 83,60% 82,70%
3. UCI Kelurahan 80,90% 99,30%, 4. Imunisasi Campak 100,40% 93,30%
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011
15. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA mencapai
95,30%
16. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD mencapai
100%., sebagaimana tabel 2.45
Tabel 2.45
Jumlah kasus DBD yang terjadi
No. Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 1. Jumlah kasus DBD 1.769 orang 608 orang
2. Jumlah kasus meninggal 5 1
2. Jumlah kasus yang ditangani 100% 100% 3. Inciden Rate (IR) per 100.000
penduduk 180 64,3
4. Case Fatality Rate (CFR) 0,0028 0,0016
5. Angka Bebas Jentik (ABJ) 91,40% 92% Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011:
64
17. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV/AIDS dan IMS, pada tahun
2010 sampai dengan tahun 2011, jumlah penderita HIV Positif sebanyak 318
orang pada tahun 2010 meningkat menjadi 324 orang pada tahun 2011,
sebagaimana tabel 2.46 Tabel 2.46 Pencegahan dan pemberantasan Penyakit HIV/AIDS dan IMS
No. Uraian Tahun 2010 Tahun 2011
1. VCT 3.116 3.251 2. HIV positif 318 324 3. Penderita yang mendapatkan
Anti Retroviral Therapy (ART) 106 108
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011:
18. Penemuan kasus katarak (eye camp) di masyarakat,
Penemuan kasus katarak dilaksanakan di 20 lokasi kelurahan di Kota Bogor.
Cakupan sasaran katarak, sebagaimana tabel 2.47 : Tabel 2.47
Cakupan sasaran pasien katarak tahun 2010 - 2011 Sasaran / pasien Tahun 2010 Tahun 2011
Yang diperiksa 250 220
Yang memenuhi syarat untuk operasi 110 100
Sumber : Dinas Kesehatan kota Bogor 2011:
19. Cakupan pelayanan kesehatan jiwa di Kota Bogor pada tahun 2010 sampai
dengan tahun 2011, sebagaiman tabel 2.48
Tabel 2.48
Cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Kota Bogor
No Variabel Tahun 2010
Tahun 2011
1 Penduduk 981.403 973.113 2 Penduduk dewasa
(70% x jumlah penduduk) 686.982 681.179
3 Ganguan. Jiwa Berat (0.22% x penduduk dewasa)
1.511 1.499
4 Total pasien gangguan. jiwa berat yang terlayani (Puskesmas, RSMM, dll)
700 964
5 Cakupan pelayanan 46,33% 64,31% 6 Treatment Gap / yang belum terlayani 53.67% 35.69%
65
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Urusan ini ditangani dengan melaksanakan 3 (tiga) program yaitu :
a. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak,
b. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan, dan
c. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan.. capaian Ketiga program tersebut sebagai berikut :
Pencapaian Penanganan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak dilihat dari indikator sebagai berikut :
1. Capaian pada partisipasi perempuan di lembaga pemerintah tahun 2011
mencapai 33,65%, yang diperoleh dari jumlah pekerja di lembaga pemerintah
sebanyak 8.788 dibagi dengan jumlah pekerja perempuan sebanyak 26.119.
Jika dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2010 sebesar 34,04%,
dapat disimpulkan adanya penurunan partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah Kota Bogor.
2. Capaian partisipasi angkatan kerja perempuan pada tahun 2011 sebesar
47,98%, diperoleh dari jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan sebesar
151.188 dibanding dengan jumlah angkatan kerja perempuan sebesar
315.133. Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2010 yang bernilai
sebesar 47,98%, dapat disimpulkan bahwa jumlah perempuan yang
memperoleh kesempatan bekerja tidak mengalami perubahan. Hal ini
menunjukkan belum adanya peningkatan partisipasi perempuan dalam
menunjang perekonomian keluarga
3. Capaian Angka Melek Huruf (AMH) perempuan usia 15 tahun ke atas pada
tahun 2011 mencapai 96,40%, yang berasal dari jumlah anak perempuan
usia > 15 tahun yang melek huruf sebesar 77.886, dibandingkan dengan
jumlah anak perempuan usia > 15 tahun yang berjumlah 80.253. Pencapaian
tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2010
sebesar 97,05%. Hal tersebut menggambarkan bahwa penduduk perempuan
15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis mengalami penurunan,
sehingga akses memperoleh informasi dan pengetahuan pun berkurang.
66
4. Capaian realisasi penyelesaian pengaduan KDRT pada tahun 2011 mencapai
hasil sebesar 100%. Diperoleh dari jumlah pengaduan KDRT berjumlah 9
kasus.
Urusan Sosial Penanganan urusan sosial dilaksanakan melalui program pemberdayaan fakir
miskin, penyandang masalah kesejahteraan sosial Lainnya, program pembinaan
panti asuhan/panti jompo, program pemberdayaan lembaga sosial dan program
pelayanan keagamaan dan bantuan sosial.
Pencapaian program dalam Urusan Sosial dari berbagai kegiatan yang
dilaksanakan pada tahun 2011 didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Penanganan kemandirian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) pada Tahun 2011 sebanyak 19.207 orang.
b. Penanganan PMKS tahun 2011 berdasarkan pemutakhiran data tercatat
sebanyak 47.612 PMKS. PMKS yang tertangani dalam kurun waktu tersebut
sebanyak 19.207 PMKS atau 40,34%, sedangkan pada tahun 2010 jumlah
PMKS tercatat sebanyak 50.408 dan yang tertangani sebanyak 22.041 atau
43,75%. Hal ini berarti persentase penanganan PMKS di tahun 2011 terjadi
penurunan dari 43,73% pada tahun 2010 menjadi 40,34 % di tahun 2011.
c. PMKS yang memperoleh bantuan sosial pada tahun 2011 sebanyak 18.699
PMKS sedangkan jumlah yang seharusnya menerima bantuan sebanyak
47.612 PMKS, dan berarti baru 39,27% yang tertangani. Pada tahun 2010
PMKS yang memperoleh bantuan sosial sebanyak 21.095 PMKS sedangkan
jumlah yang seharusnya menerima bantuan sebanyak 50.408 PMKS yaitu
sebesar 41,85%.
d. Jumlah sarana sosial yang tersedia dalam upaya penanganan PMKS
berdasarkan data tahun 2010 bejumlah 75 buah dan tahun 2011 terdapat
73 buah Lembaga Kesejahteraan Sosial yang terdiri dari 12 Panti Jompo, 2
Rumah Singgah, 5 Panti Rehabilitasi dan 54 Yayasan Sosial.
e. Penanganan anak terlantar pada tahun 2011 sebanyak 170 orang dari target
penurunan setiap tahunnya sebanyak 100 orang atau sekitar 170 %, namun
pada tahun 2011 jumlah anak terlantar yang terdata sebanyak 941 orang dan
yang ditangani sebanyak 170 orang sehingga anak jalanan yang belum
67
tertangani sebanyak 771 orang. Salah satu upaya penanganan anak terlantar
sampai tahun 2011 telah tersedianya rumah singgah milik swasta sebanyak 3
buah dan pada Tahun 2012 akan dibangun rumah singgah milik Pemerintah
Kota Bogor.
f. Penanganan penyandang cacat, trauma dan bencana pada tahun 2010
sebanyak 100 orang dari target RPJMD sebanyak 100 orang atau 100% dari
target.
g. Jumlah penanganan kemandirian dan kesejahteraan sosial mencapai 133%,
yaitu 19.207 orang dari target RPJMD sebanyak 14.359.
h. Panti Asuhan/Panti Jompo yang terkelola dengan baik. mencapai 100% dari
target RPJMD sebesar 70%.
i. Presentase lembaga keagamaan yang berpartisipasi aktif dalam
pembangunan mencapai 80 % dari target RPJMD sebesar 80 %.
Permasalahan yang dihadapi :
a. Meningkatnya jumlah/keberadaan anak jalanan, gelandangan dan pengemis.
b. kesulitan penampungan/ penyimpanan klien hasil razia (WTS, Anjal, Gepeng)
terutama untuk anak jalanan
Penanganan masalah dilaksanakan melalui :
a. Kegiatan penjaringan secara berkelanjutan dan memberikan pembinaan.
b. Pembangunan Rumah Singgah pada tahun 2012.
Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera melalui 2 (dua) program
yaitu :
(1). Program Keluarga Berencana
(2). Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga.
Pencapaian penanganan urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera bisa dilihat dari indikator sebagai berikut :
a. Capaian prevalensi peserta KB aktif tahun 2011 mencapai 82,28% yang
berasal dari jumlah peserta KB aktif sebesar 139.686, padahal jumlah
pasangan usia subur mencapai 169.759. Pencapaian tahun 2011 mengalami
68
peningkatan, karena pada tahun 2010 capaian prevalensi peserta KB aktif
hanya sebesar 82,15%.
b. Pelayanan bagi Peserta KB Aktif dan Peserta KB Baru
Pelaksanaan kegiatan ini telah meningkatkan peserta KB baru dan KB aktif
secara berkualitas. Jumlah akseptor aktif pada tahun 2010 mencapai 136.275
dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 139.686. Jumlah akseptor baru pun
meningkat dari 23.091 pada tahun 2010, menjadi 24.486 pada tahun 2011.
Cakupan akseptor aktif dan akseptor baru berdasarkan alat kontrasepsi
tahun 2010 sampai tahun 2011 dengan rincian sebagaimana tabel 2.49
Tabel 2.49 Cakupan Akseptor Aktif dan Akseptor Baru
Berdasarkan Alat Kontrasepsi Tahun 2010 -2011
Jenis Alkon Jumlah Akseptor Aktif Jumlah Akseptor Baru 2010 2011 2010 2011
IUD MOP MOW Implant Suntik Pil Kondom
23.339 762
3.686 9.883
66.076 29.245 3.284
23.907 636
3.785 9.734
68.692 29.051 3.881
3.145 28
289 993
12.617 4.640 1.379
3.360 47
358 1.136
13.980 4.724
881
JUMLAH 136.275 139.686 23.091 24.486 Sumber : BPMKB kota Bogor 2011
Dari jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Bogor sebanyak 169.759,
22,97%-nya atau 38.989 adalah PUS yang berasal dari keluarga pra
sejahtera dan Keluarga Sejahtera I. Dari 38.989 PUS tersebut, yang
merupakan peserta KB aktif adalah 30.873 atau 79,18%.
Cakupan peserta program keluarga berencana tahun 2008 sampai dengan
tahun 2011, sebagaimana tertuang pada tabel 2.50
69
Tabel 2.50 Cakupan Peserta Program Keluarga Berencana (KB)
Tahun 2008-2011
Sumber : BPMKB kota Bogor 2011
c. Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I tahun 2011 sebesar
67,17% dari total keluarga di Kota Bogor yang jumlahnya mencapai 235.089.
Pencapaian ini lebih baik jika dibanding pencapaian tahun 2010 yang hanya
sebesar 22,75%.
d. Capaian peserta KB Aktif 82,28% menunjukkan pencapaian yang baik untuk
tahun 2011, meskipun capaian tersebut masih di bawah target yang di
tetapkan yaitu sebesar 82,76%.
e. Capaian penyelenggaraan konseling kesehatan reproduksi remaja telah
sesuai dengan target yaitu 10 kelompok, yaitu kelompok yang berasal dari
PIK (Pusat Informasi Konseling).
f. Capaian peningkatan kader pendamping kelompok kegiatan Tribina PKLK
(Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluarga), mencapai 1010 orang kader,
yang terdiri dari 233 kader BKB, 399 kader BKR, 66 kader BKL dan 312
kader UPPKS. Hasil tersebut berarti telah memenuhi target tahun 2011
sesuai target yang ditetapkan pada RPJMD.
Urusan Kebudayaan Urusan kebudayaan dilaksanakan oleh Bidang Kebudayaan pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor melalui program
1. Program Pengembangan Nilai Budaya; 2. Program Pengelolaan Keragaman Budaya;
No. Uraian Cakupan
2008 2009 2010 2011
1. Pasangan Usia Subur (PUS) 155.939 164.180 165.884 169.759 2. Peserta KB baru - Target 16.583 19.808 23.024 23.301 - Pencapaian 19.231 22.708 23.091 24.486 - Persentase (%) 115,97 114,64 100,29 105,08
3. Peserta KB Aktif - Target 109.934 116.274 124.418 172.600 - Pencapaian 117.624 129.441 136.275 142.844 - Persentase (%) 107,00 111.32 109.53 82,76
4. CU/PUS 75,43% 78,84% 82,15% 84,15%
70
3. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya;
4. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya
Pencapaian Kinerja Penanganan Urusan Kebudayaan yang berlangsung sepanjang
tahun 2011, dapat terukur dari indikator sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya yang dicapai melalui pagelaran
kesenian daerah sebanyak 8 kali sesuai target yang ditetapkan didalam
RPJMD.
b. Jumlah Workshop Kesenian telah diselenggarakan 2 kali sesuai target yang
ditetapkan di dalam RPJMD.
c. Jumlah sanggar yang aktif memelihara dan mengembangkan seni sebanyak
28 sanggar, sudah melebihi target yang ditetapkan di dalam RPJMD.
d. Target yang di tetapkan untuk Benda Cagar Budaya yang terpelihara dan
dilestarikan berdasarkan RPJMD sebanyak 30 objek, sedangkan hingga akhir
2011 Benda Cagar Budah telah yang terpelihara dan dilestarikan sebanyak
12 objek.
Urusan Ketenagakerjaan
Urusan Ketenagakerjaan dilaksanakan melalui Program Peningkatan
Kesempatan Kerja dan Program Peningkatan Kesempatan Kerja. Adapun Pencapaian
indikator kinerja urusan ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:
1. Tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2011 mencapai 90,96% atau 595.724
jumlah penduduk angkatan kerja tahun 2011 dari 654.959 jumlah penduduk
usia kerja. Angka ini meningkat dari tingkat partisipasi tahun 2010 yang
mencapai 84,33% atau 716.428 jumlah penduduk angkatan kerja tahun 2010
dari 849.577 jumlah penduduk usia kerja.
2. Pencari kerja yang ditempatkan di tahun 2011 mencapai 13,49% atau 2.631
pencari kerja. Angka ini menurun dari capaian tahun 2010 yang mencapai
27,44% dari 4.631 pencari kerja yang berhasil ditempatkan pada tahun 2010.
71
3. Tingkat pengangguran terbuka di tahun 2011 mencapai 3,27% dari 595.724
penduduk angkatan kerja angka ini menurun dari tahun 2010 yang mencapai
2,36% dari 716.428 jumlah penduduk angkatan kerja.
4. Tingkat keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di tahun 2011 mencapai
44.68 % atau sekitar 365 perusahaan yang telah menerapkan K3 dari 817
jumlah perusahaan di wilayah kota bogor. Angka ini meningkat dari capaian
tahun 2010 yang mencapai 18,01% atau sekitar 146 perusahaan dari 816
jumlah perusahaan di Kota Bogor
5. Rasio jumlah pencari kerja terhadap lowongan kerja mencapai 38% atau lebih
tinggi dari target tahun 2011 sebesar 20%.
6. Penurunan jumlah pekerja anak dan anak terpaksa bekerja mencapai 33,33%
atau lebih kecil dari target tahun 2011 yang mencapai 35%.
MISI 4 : Peningkatan Pelayanan Publik Dan Partisipasi Masyarakat
Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan
daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian dilaksanakan melalui 15
Program yaitu:
1. Program pengendalian pembangunan;
2. Program pemantapan otonomi daerah dan sistem administrasi pemerintah
daerah;
3. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan kepala daerah;
4. Program peningkatan dan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
dan keuangan;
5. Program pembinaan dan penataan perangkat kecamatan dan kelurahan;
6. Program pelayanan administrasi perkantoran, program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur;
7. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur;
8. Program pembinaan dan pengembangan aparatur
9. Program peningkatan kualitas pelayanan public;
72
10. Program peningkatan kerjasama antar daerah;
11. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah;
12. Program penataan peraturan perundang-undangan;
13. Program penerapan, penegakan hukum dan HAM;
14. Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah;
15. Program pengembangan dan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban serta
peningkatan ketentraman dan ketertiban dan pencegahan tindak kriminal.
Pencapaian sasaran strategi pada misi 4 (empat) sebagaimana tertuang
pada tabel 2.51 Tabel 2.51
Pencapaian Sasaran Strategis 1 Misi 4
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1 Tingkat kesesuaian besaran organisasi dengan beban kerja
% 10 11.43 114.3
2 Tingkat ketersediaan SPM % 80 80 100
3 Tingkat kesesuaian Tata Naskah Dinas dengan Peraturan Perundang-undangan
% 100 100 100
4 Tingkat kesesuaian batas wilayah % 60 33 55
5 Tingkat kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
% 100 100 100
6 Tingkat pencapaian penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), evaluasi LAKIP, dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Bogor, serta Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), Informasi LPPD dan Evaluasi Kinerja Penyelengggaraan Pemerintahan Daerah
% 100 100 100
7 Jumlah kerjasama antar daerah, antara daerah dengan pihak lain, dan antara daerah dengan kota-kota di luar negeri
% 80 164 205
8 Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk
Orang 39 39 100
9 Rasio jumlah personil linmas per 10.000 penduduk
Orang 400 400 100
10 Jumlah lokasi yang bebas PKL Titik 4 2 50
73
11 Jumlah pelanggaran perda % 1 1 100
12 Tingkat pencapaian target pendapatan daerah
% 100 113.58 113.58
13 Tingkat pengamanan dan pemanfaatan aset daerah
% 100 100 100
14 Tingkat tertib administrasi keuangan daerah
% 100 100 100
15 Tingkat penyelesaian produk hukum daerah
% 100 155 155
16 Tingkat pencapaian penyusunan perjanjian/kesepakatan bersama dengan pihak lain
% 100 790 790
17 Tingkat penanganan perkara perdata, tata usaha Negara dan penyuluhan
% 100 100 100
18 Persentase perda yang disetujui % 95 60 63
19 Persentase ketercapaian rapat kerja dewan
% 80 80.67 100.84
20 Tingkat kemampuan dan pengetahuan aparat Kecamatan dan Kelurahan
% 100 127.15 127.15
21 Tingkat realisasi agenda kedinasan Walikota / Wakil Walikota
% 100 100 100
22 Tingkat pemenuhan kebutuhan dasar operasional unit kerja SKPD/UPTD dalam mendukung tugas pokok dan fungsinya
% 100 97.36 97.36
23 Tingkat ketersediaan sarana dan prasarana operasional SKPD/UPTD
% 95 90.87 95.65
24 Tingkat keterampilan aparatur % 96 96 100
25 Tingkat pelayanan administrasi kepegawaian internal dan eksternal
orang 2379 2750 115.59
26 Tingkat pelanggaran disiplin dan kasus kepegawaian
% 12 0,1 12000
27 Tingkat produktifitas aparatur % 60 50 83
28 Jumlah aparatur % 60 60 100
29 Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
% 80 80 100
30 Tingkat tertib administrasi pelaksanaan kegiatan pembangunan
% 90 97,45 108,28
31 Waktu proses perizinan hari 14 8 175
74
Urusan Pemberdayaan Masyarakat Penanganan urusan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana. Urusan pemberdayaan
masyarakat dilaksanakan melalui 3 (tiga) program meliputi :
1. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Kelurahan;
2. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Kelurahan;
3. Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan.
Urusan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dalam rangka mendorong
dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan skala wilayah.
Urusan pemberdayaan masyarakat mendukung Misi 1 dan Misi 4 dalam RPJMD
Kota Bogor 2010 – 2014. Adapun capaian urusan pemberdayaan masyarakat
sebagaimana tabel 2.52: Tabel 2.52 Capaian Urusan Pemberdayaan Masyarakat
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1 Prosentase keswadayaan masyarakat dalam pembangunan
% 60 60 100
2 jumlah kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
LPM 68 68 100
3 jumlah Kelompok Binaan PKK PKK 75 75 100
Sumber : Lakip Kota Bogor 2011
Urusan Statistik Urusan statistik dilaksanakan melalui Program Pengembangan
Data/Informasi Statistik Daerah. Adapaun pencapaian dari urusan sebagaimana
tabel 2.53: Tabel 2.53
Capaian Program Pengembangan Data/Informasi Statistik Daerah
No. Indikator Kinerja
Satuan
Target
Realisasi
Capaian (%)
1 Persentase ketersediaan Data/Informasi statistik daerah
% 90 90 100
Sumber :Lakip Kota Bogor 2011
75
Kegiatan yang dilakukan dalam program pengembangan data/informasi
statistik daerah adalah:
a. Pemutahiran Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kota Bogor tahun 2010
b. Bogor Dalam Angka (BDA) Tahun 2010, bekerjasama dengan BPS Kota
Bogor
c. Penambahan Modul dan Analisa Aplikasi Sistim Informasi Manajemen
Pelaporan dan Statistik (SIMPATIK).
Urusan Kearsipan
Urusan Kearsipan dilaksanakan melalui 2 (dua) program yaitu :
1. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan;
2. Program Penyelamatan dan Pelestarian Arsip Daerah.
Adapun capaian program yang kearsipan sebagaimana tertuang pada tabel 2.54: Tabel 2.54
Capaian Urusan Kearsipan
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1 Prosentase kelengkapan kearsipan SKPD
% 95 95 100
2 Prosentase Rata-rata periode pemindahan arsip SKPD ke KAPD
% 70 46,51 66
3 Prosentase arsip daerah yang terpelihara
% 65 65 100
Sumber :Lakip Kota Bogor 2011
Urusan Komunikasi dan Informatika
Penanganan urusan komunikasi dan informatika dilaksanakan melalui : 1. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media masa;
2. Program Fasilitasi Peningkatan Sumber daya Manusia Bidang Komunikasi dan Informasi;
3. Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa.
76
Secara umum, capaian kinerja pada urusan komunikasi dan informatika
sebagaimana tertuang pada tabel 2.55 Tabel 2.55
Capaian Urusan Komunikasi dan Informasi
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1 Tingkat Ketercapaian sarana penyebarluasan informasi pembangunan daerah
% 75 75 100
2 Jumlah SDM terlatih di bidang komunikasi dan informasi
% 65 65 100
3 Tingkat pencapaian informasi pembangunan yang terpublikasi pada media massa
% 65 70 108
Sumber :Lakip Kota Bogor 2011
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Penanganan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri dilaksanakan
Melalui :
1. Program Pendidikan Politik Masyarakat;
2. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan;
3. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan.
Secara umum, indikator-indikator capaian pada Urusan Kesatuan Bangsa dan
Politik sebagaimana tertuang pad atabel 256: Tabel 2.56
Capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1 Persentase kejadian konflik antar golongan dan SARA
% 0 0 100
2 Tingkat keterlibatan dan kepedulian ormas dan LSM dalam pembangunan
% 85 85 100
3 Tingkat pembinaan politik daerah
% 100 100 100
4 Persentase penanganan bencana
% 100 100 100
Sumber :Lakip Kota Bogor 2011
77
Urusan Pertanahan
Penanganan urusan pertanahan dilaksanakan melaui Program Penyelesaian
konflik konflik Pertanahan. Adapun Capaian urusan pertanahan sebagaimana tertuang pada tabel 2.57
Tabel 2.57 Capaian Urusan Pertanahan
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1 Prosentase sengketa pertanahan yang terselesaikan
% 76 73.60 96.84
2 Prosentase luas lahan bersertifikat
% 72.5 4.3 5.94
Lakip Kota Bogor 2011
Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dilaksanakan melalui Program
Penataan Administrasi Kependudukan. Adapun capaian dari urusan kependudukan
dan catatan sipil sebagaimana tertuang pada tabel 2.58
Tabel 2.58 Capaian Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1 Persentase penduduk yang berKTP/Jumlah penduduk wajib KTP
% 78 92.6 116.45
2 Persentase penduduk yang memiliki akte kelahiran/jumlah penduduk
% 30 80.30 267.67
Sumber :Lakip Kota Bogor 2011
Sesuai tabel diatas pada tahun 2011, yaitu kepemilikan KTP melebihi target
mencapai 92,6 % dari jumlah penduduk wajib KTP sebanyak 634.604 jiwa,
penduduk yang telah memiliki KTP sebanyak 588.323 jiwa. Cakupan penerbitan
Akta Kelahiran mencapai 80,3 % dari jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak
78
870.280 jiwa (pemutakhiran data Disdukcapil 2010), dengan kata lain penduduk
yang telah memiliki Akta Kelahiran sebanyak 698.442 jiwa.
Urusan Perencanaan Pembangunan Urusan Perencanaan Pembangunan dilakukan melalui 8 (delapan) program yaitu:
1. Program Pengembangan Data dan Informasi;
2. Program Kerjasama Pembangunan;
3. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan
Daerah;
4. Program Perencanaan Pembangunan Daerah,
5. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi,
6. Program Perencanaan Sosial Budaya,
7. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam;
8. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana
Adapun capain dari urusan perencanaan pembangunan sebagaimana
tertuang pada tabel 2.59: Tabel 2.59
Capaian Urusan Perencanaan Pembangunan
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian (%)
1 Tingkat pencapaian koordinasi pembangunan
% 100 100 100
2 Peningkatan SDM aparatur Bappeda
% 50 50 100
3 Peningkatan Bidang Perencanaan % 85 85 100
4 Tingkat pelaksanaan proses perencanaan pembangunan daerah
% 100 100 100
5 Tingkat penyusunan dokumen perencanaan sektoral bidang ekonomi
% 40 40 100
6 Tingkat penyusunan dokumen perencanaan sektoral bidang sosial budaya
% 40 40 100
7 Tingkat penyusunan dokumen perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
% 40 40 100
8 Tingkat ketersediaan dan validitas data/informasi untuk perencanaan
% 85 85 100
9 Tingkat pelaksanaan monitoring dan evaluasi
% 100 100 100
79
4 (Empat) Prioritas Pembangunan Tahun 2011
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Bogor Tahun 2010-2014, Prioritas Pembangunan Kota Bogor Tahun 2011 diarahkan kepada:
1. Transportasi Pelaksanaan pembangunan transportasi yang terdapat pada Misi 2 bertujuan
mewujudkan transportasi yang aman, nyaman dan terjangkau, yang
mempunyai sasaran terwujudnya sarana dan prasarana transportasi yang
layak dan berkualitas dan terwujudnya sistem transportasi kota yang terpadu.
Adapun strategi penanganan transportasi adalah meningkatkan kualitas
perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan serta
penataan lalu lintas di kawasan rawan kemacetan.
Sasaran ini dicapai melalui: 1. Program peningkatan jalan, jembatan, dan drainase; 2. Program pembangunan jalan, jembatan, dan drainase
3. Program pemeliharaan jalan, jembatan, dan drainase
4. Program Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
5. Program Peningkatan dan pengamanan lalu lintas
6. Program Peningkatan pelayanan angkutan.
Adapun target dan realisasi Indikator kinerja bidang transportasi sebagaimana
tertuang dalam tabel 2.60
80
Tabel 2.60 target dan realisasi Indikator kinerja Transportasi
Realisasi
2011
1 Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan untuk rencana pembangunan jalan, drainase dan jembatan
% 100 100 100
2 Panjang jaringan jalan yang terbangun Km 3,5 0,0975 2,783 Panjang Drainase yang disediakan Km 2,5 2 80.44 Panjang jembatan yang disediakan unit 1 1 1005 Luas trotoar yang disediakan m2 300 145 486 Jumlah perencanaan peningkatan jalan,
drainase dan jembatan% 100% 60% 60
7 Panjang jaringan jalan, drainase dan jembatan yang ditingkatkan
km 13,5 10,54 78.10
8 Jumlah perencanaan pemeliharaan jalan, drainase dan jembatan
% 100% 60% 60
9 Panjang Jalan yang berkualitas baik km 635 250 3910 Panjang Pedestrian yang berkualitas baik km 290 218,4 75,311 Jembatan yang berkualitas baik unit 30 21 7012 Leger jalan % 30% 45% 15013 Tingkat penyediaan sarana kebinamargaan % 70 70 10014 jenisperencanaan perhubungan % 100 95,7 95,715 rata-rata waktu tempuh di lokasi rawan
kemacetankm/ jam 18 28,25 130
16 jumlah zona kemacetan titik 9 9 10017 jumlah trayek penataan shift angkot trayek 10 12 12018 jumlah pelanggaran lalu lintas pelanggaran 45 106 18519 jumlah kendaraan layak uji per tahun kendaraan 23.006 20.083 87,3
No Indikator Kinerja Satuan Target Capaian (%)
Sumber :Lakip Kota Bogor 2011
Jalan tembus yang terbangun sampai dengan akhir tahun 2011
adalah hanya akses jalan tembus yang menghubungkan Kelurahan Pasir
Mulya dan Kelurahan Gunung Batu sepanjang 97,5 meter atau 0,0975 km.
Capaian indikator kinerja jumlah pelanggaran lalu lintas didukung
pelaksanaan operasi terpadu yang melibatkan aparat instansi terkait seperti
pihak kepolisian untuk memantau pelanggaran lalu lintas angkutan umum di
jalan maupun terminal dan operasi penertiban becak. Sampai dengan akhir
tahun 2011, tercatat 118 berkas pelanggaran angkutan umum yang telah
dilimpahkan ke pengadilan. Selain itu, ada 48 becak yang mendapat
peringatan karena melakukan pelanggaran lalu lintas tetapi masih memiliki
data yang tertempel di becak. Sedangkan becak yang tidak dilengkapi
dengan data administrasi dan data fisik dilakukan pemusnahan setelah
81
melalui tahapan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun
2005 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Untuk indikator kinerja rata–rata waktu tempuh di lokasi rawan
kemacetan yang mencapai angka 130 % berasal dari hasil survei kajian
evaluasi kinerja jaringan jalan dan simpang di Kota Bogor tahun 2011, yang
menyebutkan rata–rata kecepatan dari 11 lokasi mencapai 28,25 km/jam.
Capaian ini jauh lebih baik dari rata–rata waktu tempuh yang ditetapkan
dalam RPJMD Kota Bogor yaitu 18 km/ jam.
2. Kebersihan
Target kinerja pelayanan persampahan pada Tahun 2011 sebesar
70,1 % dari total luas wilayah administratif Kota Bogor. Target tersebut
relevan dengan volume sampah terangkut/terolah dibandingkan dengan total
timbulan sampah. Upaya pencapaian target tersebut dilakukan dengan cara
meningkatkan kinerja pelayanan persampahan melalui pengelolaan biaya
operasional pelayanan kebersihan, peremajaan dan pemeliharaan armada
pengangkutan, peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya
pengurangan sampah dari sumber melalui pengelolaan sampah dengan
konsep 3R, perpanjangan kerjasama pengelolaan sampah TPA Galuga
dengan Kabupaten Bogor serta melakukan kegiatan kepedulian sosial
terhadap masyarakat di sekitar TPA Galuga. Adapun program yang
mendukung penanganan kebersihan adalah Program pengembangan kinerja
pelayanan persampahan.
Target dan realisasi penanganan persampahan tahun 2011,
sebagaimana tertuang pada tabel 2.61
Tabel 2.61 Target dan realisasi penanganan persampahan
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
2011 Capaian (%)
1 Wilayah layanan persampahan Ha 16,9 20 100,2
Sumber :Lakip Kota Bogor 2011
82
Indikator kinerja Wilayah Layanan Persampahan dapat dikategorikan “tercapai”karena capaiannya 100,2 %. Hal itu terjadi karena kemampuan
pengangkutan sampah di tahun 2011 mencapai 1640 M³ per hari atau
meningkat 6 M³ per hari dibanding tahun 2010
3. Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)
Program yang mendukung penanganan PKL di Kota Bogor yaitu :
1. Program pembinaan pkl dan pedagang asongan.
2. Program pengelolaan ruang terbuka hijau
3. Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas
4. Program peningkatan keamanan, ketentraman, ketertiban masyarakat
dan pencegahan tindak kriminal.
Program penanganan PKL di Kota Bogor dilakukan secara lintas sektoral dan
terpadu dengan SKPD terkait yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Kantor Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah, Satuan Polisi Pamong
Praja, Dinas Pengawasan Bangunan dan Permukiman, Dinas Bina Marga dan
Sumber Daya Alam, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, PD. Pasar
Pakuan Jaya, Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik serta Kecamatan dan
Kelurahan yang tentunya disesuaikan dengan tupoksi masing – masing.
Program – program tersebut dijabarkan melalui kegiatan – kegiatan yang ada
di SKPD masing – masing. Dari SKPD yang terkait dalam penanganan PKL
pada tahun 2011 ada 3 (tiga) SKPD yang secara khusus mengalokasikan
kegiatan untuk penanganan PKL yaitu Satuan Polisi Pamong Praja, Kantor
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Dinas Pengawasan
Bangunan dan Permukiman, sedangkan SKPD terkait lainnya dalam
melaksanakan program penertiban/penataan PKL sebagai pendukung
pelaksanaan.
Upaya lain dalam menangani masalah PKL yaitu melalui pemeliharaan dan
revitalisasi Taman, trotoar dan jalur hijau bekas PKL yang dilaksanakan olah
Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga
agar PKL tidak kembali melakukan aktifitasnya di taman, trotoar dan jalur
hijau lainnya. lokasi bekas PKL yang yang difungsikan sebagai RTH, pada
83
Tahun 2011 sebanyak 2 titik dari 4 titik yang ditargetkan yang berlokasi di
Jalan Oto Iskandardinata seluas 4,5 m² dan di depan Pusat Grosir Bogor
(PGB) seluas ± 50 m2.
Selama tahun 2011 penertiban PKL dilaksanakan oleh Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja di 9 lokasi yaitu :
a. kawasan Jalan Dewi sartika; b. kawasan Jalan Kap. Muslihat/Jembatan Merah; c. Kawasan Jalan Nyi Raja Permas; d. Kawasan Jalan Raya Pajajaran; e. Kawasan Jalan Raya Sukasari; f. Kawasan Jalan Fly Over Pakuan; g. Kawasan Jalan Raya KS. Tubun s/d Simpang Pomad; h. Kawasan Jalan Merdeka; i. Kawasan Jalan Suryakencana
Tujuan penertiban ini adalah untuk melakukan pengosongan lokasi jalur hijau
dari para pedagang kaki lima, serta menjaga agar PKL tidak kembali ke
lokasi.
Secara keseluruhan penanganan PKL secara optimal sepanjang tahun 2011
diakui masih sulit diwujudkan, dan masih jauh dari harapan kita bersama
mengingat aktivitas PKL yang demikian dinamis, karena dalam kenyataannya
meskipun penertiban kerap dilakukan, namun aktifitas PKL masih saja marak
di Kota Bogor. Hal ini antara lain disebabkan oleh penanganan masalah PKL
yang dijalankan tidak diimbangi dengan suatu solusi komprehensif dan
permanen.Sehingga paska penertiban, PKL kerapkali melakukan
pemberontakan/perlawanan kepada petugas, dan mendesak kembali ke
lokasi aktifitasnya semula.
Penertiban yang telah dilakukan lebih dititikberatkan pada upaya
meminimalisasi dampak keberadaan PKL agar tidak menimbulkan gangguan
terhadap kelancaran lalu lintas dan pejalan kaki. Setidaknya jalur jalan M.A
Salmun, jalan Merdeka, jalan Dewi Sartika dan jalan Surya Kencana relatif
dapat tetap dilalui kendaraan. Pada beberapa kawasan yang berhasil
dibebaskan dari PKL telah dibuat taman dan pagar untuk mencegah
kembalinya PKL di lokasi tersebut.
84
4. Penanggulangan Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah mendasar dan merupakan masalah
yang tidak hanya menjadi perhatian pemerintah kota Bogor namun telah
menjadi perhatian dan komitmen pemerintah provinsi Jawa Barat, dan
pemerintah pusat untuk menanggulanginya.
Kemiskinan ditandai dengan adanya berbagai kekurangan dan ketidak
berdayaan masyarakat yang dikategorikan keluarga miskin yang disebabkan
baik faktor internal maupun eksternal, serta tidak mampu memenuhi akan
kebutuhan mendasar,padahal pada dasarnya setiap masyarakat berhak
untuk memperoleh penghidupan yang layak, akan tetapi kenyataannya
dengan adanya perbedaan skill, keterbatasan sumber daya, dan peluang
memperoleh pekerjaan menyebabkan kemampuan ekonomi masyarakat pun
tidak merata. Kondisi ini meyebabkan adanya kelompok masyarakat yang
masuk dalam kategori miskin (Gakin). Menurut data dari BPS melalui
Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2008 penduduk
miskin di Kota Bogor sebanyak 42.328 RTS sedangkan menurut hasil PPLS
2011 adalah sebanyak 49.552 (terdiri dari kelompok 1, 2,3)
Selain Telah menjadi Komitemen Pemerintah Kota Bogor, Provinsi Jawa
Barat dan Nasioanl , Penanggulangan Kemiskinan bahkan telah menjadi komitmen Global, melalui Millennium Development Goals (MDGs). MDG’s
tersebut merupakan delapan Tujuan Pembangunan Milenium yang berisikan tujuan kuantitatif yang mesti dicapai secara global pada tahun 2015. Delapan
Tujuan Pembangunan Milenium juga menjelaskan mengenai tujuan pembangunan manusia, yang secara langsung juga dapat memberikan
dampak bagi penanggulangan kemiskinan ekstrim. Masing-masing tujuan MDG’s terdiri dari target-target yang memiliki batas pencapaian minimum
yang harus dicapai pada tahun 2015.
Tujuan Pembangunan Milenium tersebut adalah : 1. Mengentasan Kemiskinan Ekstrim dan Kelaparan
2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua 3. Mendukung Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Perempuan
4. Mengurangi Tingkat Kematian Anak
85
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
6. Memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya 7. Memastikan Kelestarian Lingkungan
8. Mengembangkan Kemitraan untuk Pembangunan
Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pemerintah telah menetapkan
target penurunan angka kemiskinan yaitu berkisar 12%-13,5%, dan target
dalam MDG’s adalah 7,5% pada tahun 2015.
Pada tahun 2011 penanggulangan kemiskinan mengunakan basis data yang dikeluaran oleh BPS, dimana pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin
berjumlah 89.795 jiwa atau sekitar 1,91.% dari penduduk miskin di Jawa
Barat yang mencapai 4.702.153 jiwa, sebagaimana tertuang pada grafik 2.4
Grafik 2.4
Jumlah Penduduk Miskin Kota Bogor 2008-2010
84.000
86.000
88.000
90.000
92.000
94.000
96.000
98.000
2008 2009 2010
97.712
91.714
89.795
Jumlah Penduduk Miskin Kota Bogor 2008- 2010
Sumber:BPS , TNP2K
Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah penduduk miskin di Kota Bogor
memiliki kecenderungan menurun, hal ini sejalan dengan kondisi di Jawa
Barat dan Nasional , sebagaimana tertuang pada tabel 2.62
86
Tabel 2.62 Jumlah Penduduk Miskin
AREA 2008 2009 2010
Nasional 34.960.000 32.530.000 31.023.390
Jawa Barat 5.178.400 4.852.518 4.702.153
Kota Bogor 97.712 91.714 89.795
Sumber:BPS Susenas Data kemiskinan diatas menggambarkan jumlah penduduk miskin.,
namun kurang aplikatif untuk digunakan sebagai penetapan sasaran program
penanggulangan kemiskinan. Penyaluran program penanggulangan
kemiskinan memerlukan sasaran rumah tangga yang lengkap (by name by
addres) sebagai rumah tangga sasaran (RTS), oleh karena itu maka dalam
upaya menentukan sasaran penanggulangan kemiskinan, Pemerintah Kota
Bogor menggunakan RTS (Rumah Tangga Sasaran) yang ditetapkan oleh
BPS, dengan menggunakan 14 kriteria yaitu:
a. Aspek Fisik : 1) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2/ orang.
2) Lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah /bambu /kayu
murahan.
3) Dinding bangunan tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu
berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.
4) Tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar atau bersama-sama
dengan rumah tangga lain.
5) Sumber penerangan rumah tangga tidak berasal dari listrik.
6) Sumber air minum berasal dari sumur / mata air tidak terlindungi
/sungai/ air hujan.
b. Aspek Pendidikan : Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga hanya sampai Sekolah Dasar (SD) /tidak tamat SD /tidak sekolah.
c. Aspek Ekonomi : 1) bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu
bakar/arang/minyak tanah.
87
2) tidak pernah atau hanya sekali dalam seminggu mengkonsumsi
daging/susu/ayam.
3) tidak pernah atau hanya sekali dalam setahun membeli pakaian
baru untuk setiap anggota rumah tangga
4) sekali atau dua kali dalam sehari makan untuk setiap anggota
rumah tangga.
5) lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga adalah petani
dengan luas lahan 0,5 Ha per buruh/ tani /nelayan/ buruh
bangunan /buruh perkebunan /pekerjaan lain dengan pendapatan
dibawah Rp. 600.000/bulan.
6) tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual dengan
nilai minimal sebesar Rp. 500.000 (seperti sepeda motor, emas,
ternak, barang modal lainnya).
d. Aspek Kesehatan : Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi masyarakat,
sehingga salah satu indikatornya adalah Tidak mampu membayar untuk
berobat ke puskesmas/poliklinik.
Pada tahun 2011 telah dilakukan pendataan oleh BPS melalui
PPLS 2011, hanya saja hingga saat ini jumlah KK miskin (by name dan by
addres) masih belum di keluarkan oleh BPS, sehingga pada tahun 2011
masih digunakan data berdasarkan pada hasil sensus yang dilakukan oleh
BPS pada tahun 2008 yaitu 42.328 Rumah Tangga Sasaran (RTS). Adapun
rincian RTS sebagaimana tertuang pada tabel 2.63
Tabel 2.63 Rincian RTS Kota Bogor
KKeeccaammaattaann RRTTSS
BBooggoorr SSeellaattaann 1100..009922 BBooggoorr TTiimmuurr 33..667700 BBooggoorr UUttaarraa 55..223311
BBooggoorr TTeennggaahh 55..008844 BBooggoorr BBaarraatt 1111..228899 TTaannaahh SSaarreeaall 66..996622
JJuummllaahh 4422..332288 Sumber : BPS
88
Adapun target awal penurunan pertahun adalah sebesar 3%, akan
tetapi untuk lebih mengakselerasi penurunan angka kemiskinan maka diharapkan tiap kecamatan dapat menurunkan sekitar 5%.
Untuk memantau pencapain target tersebut , setiap tahun pemerintah
Kota Bogor, dengan berdasarkan pada pendataan oleh pihak Kecamatan.
Kelurahan dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan keluarga Berencana,
selalu memantau perkembangan keluarga miskin tersebut, hal ini dilakukan
kerena pendatan oleh BPS melalui PPLS hanya dilakukan 3 tahun sekali,
sehingga sulit untuk melihat perkembangan RTS setiap tahunnya. Dari hasil
pemantauan tersebut telah terjadi perubahan status dari sebagian KK (RTS) ,
seperti pada tahun 2010 menjadi 40.876, tahun 2011 menjadi 39.487 RTS,
sebagaimana tertuang pada tabel 2.64 : Tabel 2.64
Perkembangan KK Miskin di Kota Bogor
Sumber: BPS, BPMKB, diolah
Dari tahun ketahun terlihat ada kecenderungan penurunan jumlah
KK miskin, bila dibandingkan dengan tahun 2009, dimana KK miskin
sebanyak 42.328 KK, pada tahun 2011 telah menurun sebanyak 2.841 KK
atau sekitar 6,71 %. Sedangkan jumlah KK miskin pada tahun 2011
mencapai 39.487 KK (RTS), sebagaimana tertuang pada grafik 2.5
Tahun Jumlah KK Miskin
2004 21.9142005 39.1622006 41.3982007 43.7492008 42.3282009 42.3282010 40.8762011 39.487
89
Grafik 2.5 Jumlah KK Miskin Kota Bogor 2008-2010
38.000
38.500
39.000
39.500
40.000
40.500
41.000
41.500
42.000
42.500
2008 2009 2010 2011
42.328 42.328
40.876
39.487
Sumber:BPS Susenas
Tingkat kemiskinan di Kota Bogor pada tahun 2010 adalah mencapai
9,47 % (BPS : 2011) ,angka ini jauh di bawah tingkat kemiskinan Propinsi
Jawa Barat yang mencapai 11,27%, juga dibawah antara tingkat kemiskinan
Nasional yang mencapai 13.33 %, sebagaimana tertuang pada grafik 2.6
Grafik 2.6
Tingkat kemiskinan menurut Kabupaten/ Kota (%) tahun 2010
Dibandingkan dengan tahun 2009 tingkat kemiskinan di Kota Bogor
mengalami kenaikan yaitu dari 8,82% (2009) menjadi 9,47% (2010). Kondisi
ini disebabkan adanya kenaikan garis kemiskinan Kota Bogor, dari
Rp 256.414, 00 pada tahun 2009 menjadi Rp 278.530,00 tahun 2010.,
sebagaimana tertuang pada grafik 2.7.
90
Grafik 2.7 Tingkat Kemiskinan Kota Bogor
-
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
2008 2009 2010
12,57 11,96
11,27 9,72
8,82 9,47
Jawa Barat
Kota Bogor
Sumber: BPS dan TNP2K
Walaupun kemiskinan merupakan permasalahan multi dimensi,
namun setidaknya dari aspek ekonomi dapat diukur dengan menggunakan
pendekatan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan pendekatan
ini, maka kemiskinan dapat dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi tingkat konsumsi kebutuhan dasar baik berupa
makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran dalam jangka
waktu tertentu.Tingkat konsumsi tersebut disebut garis kemiskinan
Garis kemiskinan pada tahun 2011 untuk Jawa Barat pada bulan
September sebesar Rp. 226.097,00 yang mana menunjukan peningkatan
dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 201.138,00. Untuk
Kota Bagor garis kemiskinan pada tahun 2010 sebesar Rp 278.530,00,
sedangkan untuk tahun 2011 belum diperoleh datanya.
Secara umum garis kemiskinan Kota Bogor diatas garis kemiskinan
Nasional (Rp.223.740) dan Provinsi Jawa Barat (Rp.226.097), sebagaimana
tertuang pada grafik 2.8
91
Grafik 2.8 Garis kemiskinan Kota Bogor, , dan Nasional
200262 211726223740
191985201138
226.097
256.414,00 278.530,00 234.662
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
700000
800000
2009 2010 2011 sept
Garis Kemiskinan Kota Bogor, Jawa Barat , dan Nasional
Nasional Jawa Barat Kota Bogor
Sumber: BPS dan TNP2K
Indikator lain yang dapat dipakai untuk melihat kondisi kemiskinan
adalah indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan.
Indeks kedalaman kemiskinan (P1) merepresentasikan besarnya total uang
yang harus disediakan untuk mengangkat seluruh individu dan rumah tangga
miskin sampai pada garis kemiskinan (sebagai rasio terhadap total
pendapatan seluruh penduduk pada tingkat garis kemiskinan). Semakin
tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis
kemiskinan.
Indeks kedalaman kemiskinan Jawa Barat Tahun 2011 adalah 1,72 % ,
sedangkan untuk Kota Bogor indeks keaman kemiskinan (P1) dengan
menggunakan pendekatan indeks kedalaman kemiskinan Jawa Barat untuk
daerah perkotaan maka P1 untuk Kota Bogor adalah sekitar 1,51% yang
mana menglami penurunan dari tahun ketahunnya. Indek kedalaman Kota
Bogor dan Jawa Barat lebih rendah dari nilai Nasional.dengan rincian
sebagaimana grafik 2.9
92
Grafik 2.9 Indeks kedalaman kemiskinan P1 (%)
-
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
2009 2010 2011
2,50
2,21 2,08 1,95
2,35
1,72 1,71 1,64 1,51
Indeks Kedalaman kemiskinan P1 (%)
Nasional
Kota Bogor
Kota Bogor
Sumber: BPS dan TNP2K
Sementara terdapat pula indikator lain yaitu indeks keparahan
kemiskinan atau biasa di sebut juga Poverty Severity Index (P2) merupakan
ukuran kemiskinan yang memberikan bobot yang lebih besar kepada
masyarakat yang lebih miskin. semakin tinggi nilai P2, semakin tinggi
ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin
Indeks keparahan kemiskinan Jawa Barat Tahun 2011 adalah 0,43 % ,
sedangkan untuk Kota Bogor indeks kedalaman kemiskinan (P2) yang
dengan menggunakan pendekatan indeks keparahan kemiskinan Jawa Barat
untuk daerah perkotaan maka P2 untuk Kota Bogor dapat dianggap
mendekati sekitar 0,38% yang mana mengalami penurunan dari tahun
ketahunnya. Indeks kedalaman Kota Bogor dan Jawa Barat lebih rendah dari
nilai nasional, sebagaimana tertuang pada grafik 2.10
93
Grafik 2.10 Indeks keparahan kemiskinan P2
-
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
2009 2010 2011
2,50 2,21
2,08 1,95
2,35
1,72 1,71 1,64 1,51
Indeks Kedalaman kemiskinan P2(%)
Nasional
Kota Bogor
Kota Bogor
Sumber: BPS dan TNP2K
Dari grafik diatas terlihat bahwa indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan
memiliki kecenderungan menurun hal ini menunjukan bahwa berbagai upaya
penangulangan kemiskinan yang ada di Kota Bogor telah memberikan hasil
yang berarti menunjukan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di
Kota Bogor cenderung mendekati ke arah garis kemiskinan.
Program dan Kegiatan Penanggulangan kemiskinan
Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu dari 4 program
Prioritas yang ada di RPJMD Kota Bogor. permasalahan kemiskinan
merupakan permasalahan multi dimensi oleh karena itu dalam upaya
pengananya perlu dilakukan secara sinergi oleh berbagai SKPD yang
tersebar dalam berbagai Urusan dan Program. Dalam RPJMD tersebut
penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui beberapa program,
sebagaimana tertuang pada tabel 2.65
94
Tabel 2.65
Urusan dan Program kemiskinan dalam RPJMD
URUSAN PROGRAMKetahananPangan Program peningkatan ketahanan pangan
Pemberdayaan Masyarakat Program pengembangan lembaga ekonomi kelurahanPerumahanRakyat Program lingkungan sehatperumahan
Pendidikan Program peningkatan pendidikan anak usia diniProgram wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
Program pendidikan menengahProgram pendidikan non-formal
Kesehatan Program pelayanankesehatanpendudukmiskinProgram kesehatan ibu melahirkan dan anak
Program perbaikangizi masyarakatProgram pengembangan lingkungan sehat
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan,
Sosial Program pemberdayaan fakir miskinProgram pembinaan anak terlantar
Program pembinaan penyandangcacat, trauma dan korbanbencana
Sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat melalui Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), maka berbagai program tersebut di
laksanakan melalui berbagai kegiatan yang di kelompokan dalam 3 (tiga) kelompok
yaitu :
1. Kelompok 1 (satu), yaitu kegiatan yang bertujuan memberikan bantuan dan
perlindungan sosial masyarakat miskin, sebagaimana tabel 2.66.
95
Tabel. 2.66 Program dan kegiatan dalam Kelompok I
PROGRAM KEGIATAN SKPD
Program Peningkatan Pendidikan Anak Usia Dini
Pembangunan Ruang Kelas PAUD Bening Katulampa Kec.
DINAS PENDIDIKAN
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun
BOS APBN TA 2011
Program Manajemen Layanan Pendidikan Penyelenggaraan BOS
Program Pendidikan Non-formal Pelatihan pengelola PKBM dan Tutor
Program Pendidikan Non-formal Penyelenggaraan kejar paket A,paket B,paket C plus
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
DINAS KESEHATAN
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Peningkatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin di Luar Kuota
Program Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Program Kesehatan Ibu Melahirkan dan Anak Pencegahan dan Penanggulangan Balita Gizi Buruk
Program Perbaikan Gizi Masyarakat Peningkatan Status Gizi Masyarakat
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Penyandang Masalah
Rehabilitasi Sosial
DINSOSNAKERTRAN
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Penyandang Masalah
Bimbingan Mental
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Penyandang Masalah
Penyelenggaraan Perlindungan Sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Penyandang Masalah
Monitoring dan Pembinaan PKH
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Penyandang Masalah
Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Program Peningkatan Kesempatan Kerja Pelatihan Keterampilan Kerja Berbasis Masyarakat (KK Miskin)
Program Peningkatan Kesempatan Kerja Perlindungan Tenaga Kerja Anak Terpaksa Bekerja
Program Peningkatan Ketahanan Pangan Biaya bantuan transportasi distribusi Raskin KANTOR KETAHANAN
PANGAN Program Peningkatan Ketahanan Pangan Penanganan Daerah Rawan Pangan
Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun
Pembinaan Kelompok Khusus Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (Poksus - UP2K) PKK Kelurahan dan Penilaian UP2K terbaik Tingkat Kota dan Provinsi
BPMKB Program Keluarga Harapan PKH DINSOSNAKERTRAN HIBAH BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) APBN TAHUN
ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH DASAR (SD) SWASTA SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) SWASTA
BPKAD
HIBAH BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) APBN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SWASTA/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMPLB) SWASTA/ SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TERBUKA , (SMPT) SWASTA/SEKOLAH SATU ATAP (SATAP) SWASTA
Bansos Bantuan BOS Kota Bogor
Bansos Beasiswa bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan Tidak Mampu
Bansos Keaksaraan Usaha Mandiri
Bansos Paket B Kelas Baru
Bansos Paket B Lanjutan 1
Bansos Paket C Kelas Baru
Bansos Paket C Lanjutan I
Bantuan Keuangan Bantuan Keuangan untuk Program Bantuan Operasional Sekolah Provinsi Jawa Barat pada jenjang Pendidikan Dasar
Sumber : Bappeda Kota Bogor
96
2. Kelompok 2 (dua) yaitu kegiatan yang bertujuan untuk penanggulangan
kemiskinan dengan berbasiskan pada Pemberdayaan Masyarakat
sebagaimana tabel 2.67.
Tabel 2.67
Program dan kegiatan dalam Kelompok 2
Sumber Bappeda Kota Bogor
Dalam penanggulangan kemiskinan selain memberikan perlindungan
sosial dan memenuhi kebutuhan mendasar serta meberdayakan masyarakat
miskin juga dilakukan dengan kegiatan yang berbasis pemberdayaan usaha
ekonomi mikro dan kecil yang bertujuan meningkatkan akses permodalan dan
sumber daya bagi usaha mikro dan kecil
3. Kelompok 3 (tiga) dengan jenis kegiatan sebagaimana tertuang dalam tabel
2.68
PROGRAN KEGIATAN SKPD
Program Perbaikan Gizi Masyarakat Peningkatan Kesehatan Lingkungan DINAS KESEHATAN
Program Lingkungan Sehat Perumahan Urban Renewal di Kelurahan Kebon PedesProgram Lingkungan Sehat Perumahan Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis
Komunitas Kelurahan MuarasariProgram Lingkungan Sehat Perumahan Perbaikan Sarana Umum di Lokasi Binaan P2WKSS,
Lomba Kelurahan dan Lomba PosyanduProgram Lingkungan Sehat Perumahan Penunjang PNPM
Program Lingkungan Sehat Perumahan Dana Pendamping SANIMAS
Program Lingkungan Sehat Perumahan Pelayanan RTLH
Program Lingkungan Sehat Perumahan Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni di Kel. Cilendek Timur untuk 15 KK
Program Lingkungan Sehat Perumahan Peningkatan Kualitas Lingkungan Pemukiman (MCK)
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Penyandang Masalah Kesos Lainnya
Penumbuhan Wahana Kesejahteran Sosial Berbasis Masyarakat
Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
Peningkatan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejatera ( P2WKSS )
Program Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Berencana
PNPM PNPM DINAS PENGAWASAN
BANGUNAN DAN PEMUKIMAN
Dana Pendamping PNPMBantuan Dana Kemitraan untuk BKM Bantuan Rumah Tidak Layak Huni Perbaikan RTLH 10 unit (3 unit di Kedung Jaya, 2 unit di Mekarwangi, 2 unit di Kedung waringin, 1 unit Tanah Sareal, 1 unit Kedung Badak, 1 unit Sukaresmi)
Rumah Tidak Layak Huni di Kel Genteng dan Bondongan
DINAS PENGAWASAN
BANGUNAN DAN PEMUKIMAN
BPKAD
BPMKB
Bansos
97
Tabel 2.68 Program dan kegiatan dalam Kelompok 3
Sumber Bappeda Kota Bogor
Pada tahun 2011 berbagai program / kegiatan penanggulangan kemiskinan
diimplementasikan melalui 18 Program dengan jumlah kegiatan secara keseluruhan
sebanyak 55 Kegiatan, yang dilaksanakan/ dikoordinasikan oleh berbagai SKPD.
Penanggulangan kemiskinan tahun 2011 merupakan kelanjutan dari
penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelummnya,
oleh karena itu maka intervensi yang dilakukan mellaui 3 klaster tersebut mencakup
empat bidang seperti tahun tahun sebelumnya yaitu bidang Pendidikan, Bidang
kesehatan, Bidang ekonomi, dan Bidang Fisik, dimana dari masing masing bidang
tersebut terbagi kedalam kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3. Adapun rincian
program dan kegiatan per bidang intervensi sebagaimana tabel 2.69 Tabel 2.69
Jumlah Prgram dan kegiatan Per Bidang Intervensi
Aspek Intervensi Jumlah Program
Jumlah Kegiatan
Pendidikan 6 20 Kesehatan 6 10 Ekonomi 5 9
Fisik 1 14 PKH (kes & dik) 1 2
JUMLAH 55 Sumber : Bappeda Kota Bogor
PROGRAN KEGIATAN SKPD
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Kelurahan
Pelaksanaan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
KELUARGA BERENCANA
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
Teknologi Penanganan dan pengolahan pindang garam dan cue
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
Peningkatan Mutu Olahan dan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan Secara Hygienis
Bansos Bantuan Modal Usaha KPEK BPKAD
(*) Kegiatan diatas diluar Dana Bergulir KUBE yang diluncurkan pada tahun 2004 senilai Rp 1.358.500.000 dgn jumlah KK 2717 KK
DINAS PERTANIAN
98
Secara keseluruhan Penurunan KK miskin untuk tahun 2011 adalah mencapi
3,28 % , dimana Kecamatan Bogor Barat yang memilki angka penurunan tertinggi
yaitu sebanyak 1,14 %. Sedangkan persentase penurunan terendah ada di
kecamatan bogor tengah yaitu hanya 0,19%. Persentase penurunan per kecamtan
sebagaimana tertuang pada grafik 2.11
Grafik 2.11 Persentase Penurunan Relatif KK Miskin Terhadap Total RTS (%)
0,00%
0,50%
1,00%
1,50%
2,00%
2,50%
3,00%
3,50%
BOGOR TENGAH
BOGOR UTARA
TANAH SAREAL
BOGOR BARAT
BOGOR SELATAN
BOGOR TIMUR
Kota Bogor
0,32% 0,39%0,60%
0,85%0,82%
0,46%
3,43%
0,19% 0,31%0,39%
1,14%0,79%
0,46%
3,28%
Persentase penurunan KK miskin
2010
2011
Sumber Bappeda Kota Bogor
Bila dilihat jumlah penurunan KK miskin (RTS) maka pada tahun 2011
berhasil diturunkan sebanyak 1389 KK (RTS) , dengan jumblah penurunan terbesar
ada di Kecamatan Bogor Barat yaitu sebanyak terbanyak 484 KK, rincian penuruan
jumlah KK miskin per kecamatan, sebagaimana tertuang pada grafik 2.12
99
Grafik 2.12 Jumlah Penurunan KK Miskin Tahun 2011 (KK)
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
BOGOR TENGAH
BOGOR UTARA
TANAH SAREAL *
BOGOR BARAT*
BOGOR SELATAN
BOGOR TIMUR *
KOTA BOGOR
137 164 253
358 346
194
1.452
81 130 164
484
336 194
1.389
(*) Data perlu Verifikasi Ulang
Penurunan KK Miskin Kota Bogor Tahun 2010 - 2011
2010
2011
Sumber Bappeda Kota Bogor
Adanya penurunan jumlah KK miskin sebanyak 1389 KK berarti telah terjadi
kenaikan status KK miskin pada 1.389 KK dari total KK binaan sebanyak 6146 KK,
sehingga masih menyisakan sebagai KK binaan yang ststus ekonominya tidak
berubah, sebagaimana tertuang pada tabel 2.70
Tabel 2.70 Perubahan Status Gakin Tahun 2010
Naik absolut % thd RTSBOGOR TENGAH 5.084 237 156 81 0,19%BOGOR UTARA 5.231 224 94 130 0,31%
TANAH SAREAL * 6.962 309 145 164 0,39%BOGOR BARAT* 11.289 495 11 484 1,14%BOGOR SELATAN 10.092 500 164 336 0,79%BOGOR TIMUR * 3.670 4.381 4.187 194 0,46%
KOTA BOGOR 42.328 6.146 4.757 1.389 3,28%
Kecamatan RTS Binaan TetapNaik
Sumber: BPMKB, Bappeda Kota Bogor diolah
Adanya penurunan persentase KK miskin di Kota Bogor sebanyak 3,28%
merupakan kontribusi dari masing-masing Kecamatan. Kecamatan Bogor Barat
memberikan kontribusi sebanyak 34,85%, sedangkan yang terendah adalah
Kecamatan Bogor Tengah sebanyak 5,83%. Rincian kontribusi per kecamatan,
sebagaimana tertuang pada grafik 2.13
100
Grafik 2.13
Kontribusi kecamatan dalam penurunan KK Miskin Tahun 2011
5,83%
9,36%
11,81%
34,85%
24,19%
13,97%
Kontribusi per Kecamatan dalam penurunan 3,28%KK tahun 2011
BOGOR TENGAH
BOGOR UTARA
TANAH SAREAL
BOGOR BARAT
BOGOR SELATAN
BOGOR TIMUR
Sumber : Bappeda Kota Bogor
2.2. Permasalahan Pembangunan Daerah
Pembangunan yang telah dilaksanakan selama beberapa tahun terakhir ini telah memberikan hasil dan manfaat bagi kehidupan masyarakat secara
keseluruhan, namun demikian terdapat permasalahan yang timbul dalam proses pembangunan menyebabkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang memadai
belum terrealisasi sesuai dengan harapan yang ditetapkan dalam RPJMD Kota Bogor tahun 2010-2014.
2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan
Sasaran Pembangunan Daerah 2.3.1.1 Permasalahan Empat Prioritas Pembangunan a. Transportasi
Kondisi ketidakefisienan transportasi juga terjadi di Kota Bogor, hal ini
tercermin dari adanya titik-titik rawan kemacetan di berbagai wilayah Kota dan kesemrawutan lalu lintas.
1. Kualitas pelayanan Transportasi umum yang kurang memadai. 2. Lintasan angkutan barang yang belum teratur.
101
3. Rendahnya disiplin masyarakat dalam bertransportasi.
4. Masih rendahnya kesadaran pengguna jalan dalam mentaati rambu lalu lintas.
5. Rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan tidak seimbang.
b. PKL: Penanganan Pedagang Kaki Lima, secara umum telah dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Bogor, dengan berbagai macam program dan kegiatan,tetapi masih ada hambatan atau kendala yaitu :
1. Kesadaran para pelaku usaha informal masih rendah 2. Belum adanya konsistensi dalam penegakan dan penertiban PKL
c. Kebersihan:
Permasalahan yang terjadi dalam penanganan masalah kebersihan di Kota Bogor yaitu :
1. Volume sampah terangkut terhadap jumlah timbunan sampah belum seimbang
2. TPA yang ada belum memadai sesuai dengan perundang-undangan.
d. Kemiskinan:
Permasalahan yang terjadi dalam penanganan masalah kemiskinan di Kota Bogor yaitu :
1. Validitas dan realibilitas data kemiskinan 2. Rendahnya kesempatan kerja bagi keluarga miskin
3. Rendahnya pendidikan keluarga miskin
2.3.1.2 Permasalahan Pembangunan
1. Permasalahan pada Bidang Sosial Budaya meliputi:
a. Pendidikan, antara lain beberapa permasalahan mendasar yang memerlukan penanganan segera mencakup:
1) mutu dan akses pelayanan Pendidikan masih belum merata
102
2) penyediaan sarana prasarana pendidikan belum memenuhi Standar
Pelayanan Minimal. 3) masih terdapat Masyarakat yang buta aksara dan putus jenjang.
b. Kesehatan, antara lain beberapa permasalahan mendasar yang memerlukan penanganan segera mencakup :
1) belum meratanya mutu layanan kesehatan 2) masih belum adanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan
masyarakat 3) masih rendahnya Pola Hidup Bersih dan Sehat;
4) masih terdapat penyakit yang disebabkan oleh faktor epidemi. 2. Permasalahan pada Bidang Keolahragaan adalah pembinaan olahraga yang
belum tertata secara sistematis antara olahraga pendidikan di lingkungan persekolahan, olahraga rekreasi dan olah raga tradisional di lingkungan
masyarakat, dan olahraga prestasi untuk kelompok atlit yang menjadi tulang punggung Kota Bogor dalam pentas kompetisi olahraga nasional. Sedangkan
permasalahan dibidang kepemudaan masih terbatasnya sarana dan prasana untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih
berkualitas dan mandiri. 3. Permasalahan pada Bidang Pemberdayaan Perempuan masih sangat
terbatasnya program/kegiatan terutama yang terkait dengan kesempatan
usaha, masih terdapat perempuan dan anak menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, serta belum optimalnya peran lembaga sosial masyarakat
terhadap perlindungan perempuan dan anak. 4. Permaslahan di Aspek Budaya adalah belum tergali dan termanfaatkannya
potensi dan kearifan budaya lokal (indigeneos knowledge) sebagai modal sosial dalam pembangunan. Selain itu perlu ditingkatkan ketahanan budaya
masyarakat akibat imbas pengaruh globalisasi. 5. Adanya kecenderungan peningkatan jumlah dan jenis Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS). Hal ini tampak dari merebaknya kasus-kasus permasalahan sosial seperti perdagangan manusia (trafficking), HIV AIDS,
dan penyalahgunaan narkoba. Peran serta masyarakat dalam penanganan masalah sosial masih relatif rendah sebagai akibat pola pikir masyarakat yang
103
masih menganggap tabu untuk mengungkap permasalahan sosial, meskipun
berdampak luas terhadap kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan di Kota Bogor Relatif masih tinggi.
6. Permasalahan di Bidang Ekonomi adalah pertumbuhan investasi belum mampu meningkatkan keterkaitan dengan usaha ekonomi lokal dan belum
mampu menyediakan lapangan/ kesempatan kerja untuk mengimbangi jumlah penganggur/ pencari kerja.
Beberapa kendala dalam upaya peningkatan investasi di Kota Bogor, antara lain:
a. belum efisien dan efektifnya birokrasi, belum adanya kepastian hukum dan kepastian berusaha serta jaminan keamanan berusaha dalam bidang
penanaman modal, dan masih rendahnya infrastruktur pendukung. b. masih tingginya angka pengangguran yang disebabkan tidak
sebandingnya jumlah pertumbuhan angkatan kerja dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, serta rendahnya kompetensi tenaga
kerja, sehingga, angkatan kerja yang begitu besar di Kota Bogor belum terserap secara optimal oleh sektor-sektor formal.
7. Permasalahan di bidang Infrastruktur Wilayah antara lain:
a. Infrastruktur transportasi di wilayah di Kota Bogor masih belum
memadai yang ditunjukkan, antara lain sebagai berikut: rendahnya
tingkat kemantapan dan kondisi jalan, rendahnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastuktur jaringan jalan, kurangnya ketersediaan dan
perlengkapan jalan dan fasilitas lalu lintas, belum optimalnya kondisi dan penataan sistem hirarki terminal sebagai tempat pertukaran moda
transportasi, dan jumlah pergerakan yang terjadi khususnya pergerakan di wilayah tengah Kota Bogor belum terakomodasikan dengan optimal;
b. Permasalahan pada aspek infrastruktur sumber daya air dan irigasi, antara lain:
(1). Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dan sistem informasi sumber daya air masih belum memadai;
104
(2). Bencana banjir masih terus terjadi akibat menurunnya kapasitas
infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya saluran drainase akibat membuang sampah
sembarangan. c. Permasalahan pada bidang tata ruang dan Pengembangan Wilayah
adalah Penyimpangan pemanfaatan ruang ditunjukkan oleh tingginya alih fungsi lahan produktif karena pengaruh kegiatan ekonomi,
perkembangan penduduk maupun kondisi sosial budaya. Alih fungsi yang terjadi umumnya mengabaikan rencana tata ruang yang telah
direncanakan sebelumnya. Alih fungsi lahan kawasan lindung menjadi kawasan budidaya (lahan terbangun) juga masih relatif tinggi.