Upload
larissa-amanda
View
6
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bab II
Citation preview
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar Biologi konsep Ekosistem
a. Hakekat Belajar
Proses belajar merupakan suatu proses untuk melakukan perubahan
yang relatif permanen dalam perilaku atau pun potensi perilaku sebagai hasil
daripengalaman atau latihan yang diperkuat. Dalam pemahaman seperti ini
tentunya ada sejumlah hal yang harus diperhatikan: 1) Perubahan akibat
belajar dapat terjadi dalamberbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif,
afektif dan/atau psikomotorik. Tidak terbatas hanya penambah pengetahuan
saja,2) Sifat perubahan relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan
semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat,
sepertiperubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagiannya 3)
Perubahan tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan
yang terjadi pada umumnya tidak daam bentuk perilaku, tapi terutama dalam
hal potensi seseorang berperilaku
6
,4) Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.berbeda
denganperubahan serta – merta akibat reflek atau perilaku instinktif, dan 5)
Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disretai adanya penguat, berupa
ganjaran yang diterima – hadiah atau hukuman akibat adanya perubahan
perilaku tersebut. Hasil keseluluran dari proses belajar ini kemudian
ditunjukan berdasarkan prestasi belajar (Sarwono, 2003).
Menurut Hamalik (2004), belajar adalah memodifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengaaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing) dan belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungannya. Berbeda dengan penelitian Hamilik tersebut yang
menyatakan bahwa belajar memodifikasi kelakuan maka peneliti Sudjana
(2004) belajar bukan menghapal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai
bentuk seperti berubahan pengetahuannya,pemahamannya, sikap dan tingkah
lakunya, daya reaksinya,
7
daya penerimanya, dan lain – lain aspek yang ada pada individu. Jadi belajar lebih
ditekankan pada terjadinya perubahan tingkah laku.Sedangkan berdasarkan penelitian
kolb (1984), belajar merupakan cara kecenderungan siswa di dalam menerima informasi
dari lingkungan dan memproses informasi melalui pengalaman dialektikan antara
intension dan ekstension serta dialektikan antara apprehension dan comprehension. Jadi
belajar menurut penelitian adalah proses transformasi pengalaman dalammengubah
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui interraksi dengan lingkungannya
b. Hakekat Biologi
Mata pelajaran Biologi yang tergabung dengan IPA berkaitan dengan
cara tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berrupa fakta – fakta, konsep –
konsep, atau prinsip – prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pelajaran Biologi di sekolah menengah atas diharap dapat
menjadi wahana baki siswa untuk mempelajari diri dan alam sekitar.
Pelajaran Biologi menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk menegmbang kompetensi agar siswa mapu menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pelajaran Biologi diarah untuk “mencari tahu ”
dan “ berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu,
pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran Biologi adalah
memadukan antara
8
proses dan pemahaman produk perkembangan mental siswa SMA
yang masih
ada pada fase dari konkrit ke formal, akan sangat memudahkan siswa
jika pembelajaran Biologi mengajak anak untuk belajar merumuskan konsep
secara induktif berdasar fakta – fakta empiris di lapangan.
c. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Winkel (1996) adalah bukti usaha yang
didapat atau dicapai siswa setelah proses belajar. Hasil kegiatan tersebut
merupakan perubahan berupa pengetahuan, keterampilan, nilai – nilai dan
sikap. Prestasi yang telah dicapai oleh siswa dapat member informasi tentang
sejauh mana siswa telah menguasai materi dalam kegiatan belajar mengajar.
Sependapak dengan Winkel, Koster (2001) menyatakan bahwa
prestasi belajar adalah pencapaian siswa mengalami proses belajar mengajar
yang terwujud dalam bentukpengetahuan konsep diri seperti sikap, watak,
kepribadian dan keterampilan tertentu. Prestasi belajar siswa merupakan
pengetahuan yang di capai siswa pada sejumlah mata pelajaran da sekolah
yang dinampakan dalam bentuk angka atau skor dan dimuat pada raport
sebagai buku laporan pendidikan.Sukmadinata (2003) menyatakan bahwa
prestasi belajar atau academic
9
acheievement merupakan relasi pemekaran kecakapan – kecakapapotensial
atau kapasitas yang dimiliki siswa. Pencapaian prestasi belajar oleh seorang
siswa dlihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah hasil belajar
ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang
ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran tersebut dilambangkan dengan
angka atau huruf, seperti angka 0 – 10 pada pendidikan dasar dan menengah
serta huruf A,B,C,D pada pendidikan tinggi.
Bloom dalam Mukhtar (2003) mengklasifikasikan bahwa prestasi
belajar menjadi tiga bagian; 1) ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang meliputi aspek – aspek pengetahuan, ingatan, pemahaman,
aplikasi analisis, sintesis dan evaluasi. Ingatan dan pemahaman disebut
kognitf tingkat rendah sedangkan aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
disebut kongnitif tinggkat tinggi; 2) ranah afektif, berkenaan dengan sikap
yang meliputi aspek – aspek penerimaan, tanggapan, berkeyakinan,
organisasi dan internalisasi; 3) ranah psikomotorik, yang berkenaan dengan
keterampilan dan kemampuan bertindak yang meliputi aspek – aspek gerakan
reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonian
atau ketetapan dan gerakan keterampilan kompleks.
Berdasarkan kajian tentang berbagai pendapat mengenai prestasi yang
dikemukakan oleh Winkel (1996), Koster (2001), Sukmadinata (2003) dan
10
Bloom (dalam Mukhtar, 2003) dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah kemampuan siswa yang berupa pengetahuan, sikap dan
keterampilan setelah mengikuti proses belajar dalam kurun waktu tertentu
yang dinyatakan dalam nilai/angka.
Sedangkan factor-faktor yg mempengaruhi prestasi belajar siswa, ada
9 yaitu: 1) hasil belajar siswa di bidang kognitif. Keseluruhan pencapaian
guru atas prestasi belajar siswa, peringkat yang diharapkan, dimensi
pengajaran, struktur pelajaran, kemampuan dan keinginan siswa untuk
belajar.2) hasil – hasil afektif. Keputusan untuk terus bekerja dalam bidang
terkait dengan guru yang dipilih untuk pelajaran di masa mendatang,
kemudian berfikir atau belajar siswa; 3) Sifat siswa dan lamanya waktu
belajar; 4) Sifat jurusan berkaitan dengan pengalaman yang disyaratkan
untuk dicapai dan popularitas; 5) Sifat mata pelajaran. Mata pelajaran rating
tertinggi bahasa, kesenian, dan rating terendah fisika, engenering, ekonomi,
akuntansi, ilmu informasi dam matemtika; 6) Akademik,kehadiran, penguat,
dan pemberian pujian; 7) Efek keselarasan. kesesuaian antara kepribadian
siswa dengan kepribadian guru, termasuk
kesesuaian gaya belajar siswa dengan gaya pengajaran yang dikembangkan
guru; 8) Metode mengajar. Metode yang dikembangkan guru
11
dalam proses pembelajaran; 9) Peran feedback. Umpan balik yang
diupayakan guru dan siswa dalam interaksi belajar mengajar.
Slameto (2003) mengemukakan bahwa faktor –faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah 1) Faktor intern, factor yang ada dalam
diri individu meliputi faktor jasmaniah, factor psikologis dan factor
kelelahan, Faktor jasmaniah seperti kesehatan, cacat tubuh. Factor psikolog
seperti: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan.
Faktor kelelahan seperti:kelelahan jasmani dan rohani; 2) factor ekstern,
factor yang ada di luar individu meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat. Faktor keluarga seperti: cara orang tau mendidik anak,
relasi antara keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua dan latar belakang budaya. Faktor sekolah seperti: metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,metode belajar, faktor
maysrakat seperti: kegiatan siswa dalam bermasyarakat, mass media, teman
bergaul,benduk kehidupang di masyarakat.
Adrian (2004) menyimpulkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi
belajar siswa adalah: 1) faktor internal / faktor dari dalam diri siswa, kondisi
jasnmani dan kondisi rohani. Kondisi jasmani seperti: tonus jasmani tonus
mata dan telinga; kondisi rohani sepert: intelegensi, sikap,mitat bakat,
motivasi; 2) faktor eksternal / faktor dari luar siswa, kondisi lingkungan
disekitar siswa. Lingkungan sosial dan lingkungan non – sosial.
12