Upload
fufudolls
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
THT
Citation preview
5/19/2018 BAB II
1/27
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia memiliki beberapa rongga di sepanjang atap dan bagian lateral
rongga hidung. ongga rongga ini diberi nama sinus !ang kemudian diberi nama
sesuai dengan letakn!a. "aitu sinus ma#illaris$ sinus %rontalis$ sinus sphenoidalis
dan sinus ethmoidalis. &inus ' sinus tersebut diberi nama sinus paranasalis.
&inus ma#illaris merupaka sinus paranasalis !ang terbesar. &inus ini sudah
ada sejak lahir dan men(apa ukuran maksimum ) * +, ml - pada saat deasa.&inus /rontalis mulai berkembang dari sinus ethmoidalis anterior pada usia 0
tahun dan mn(apai ukuran maksimal pada usia 12 tahun. &inus ethmoidalis
merupakan kelompok dari sel ethmoidalis anterior dan posterior !ang saling
berhubungan dan kemudian bermuara dalam ronga hidung. &inus ini sudah ada
sejak anak lahir. &inus ini dianggap paling penting karena dapat menjadi %okus
in%eksi bagi sinus paranasalis !ang lainn!a.
&inus paranasalis ini mepun!ai %ungsi- pemanasan dan melembabkan udara
3 mengatur tekanan intranasal dan gas serum
3 berperan dalam pertahanan imun )meningkatkan area mukosa-
3 berkontribusi terhadap perkembangan muka
3 membantu resonansi suara
3 membantu produksi mukus
Pada sinus paranasalis
BAB II
DA&A 4E5I
1.+ Anatomi &inus Paranasal
5/19/2018 BAB II
2/27
6ambar 1.+ 3 &inus Paranasal
"ang dimaksud sinus paranasal adalah rongga !ang terdapat di dalam
tulang seputar rongga hidung. &inus paranasal merupakan hasil
pneumatisasi tulang3tulang kepala sehingga terbentuk rongga didalam
tulang. 4ermasuk disini adalah sinus %rontalis$ sinus ma#illaris$ sinus
etmoidalis anterior$ sinus etmoidalis posterior dan sinus sphenoidalis.
Masing masing terletak didalam tulang dengan nama sama.
&emua rongga sinus ini dilapisi oleh mukosa !ang merupakan lanjutan
dari mukosa hidung$ berisi udara$ dan semua akan bermuara di rongga
hidung sesuai dengan ostium masing3masing.
&ebagian dari rongga sinus ini sudah terbentuk saat ba!i lahir$ namun
baru sempurna setelah usia beberapa tahun. &inus %rontalis baru sempurna
pada usia sekitar , tahun$ sinus ma#illaris setelah erupsi gigi deasa sekitar
7 tahun$ dan sinus sphenoidalis sekitar usia +2 tahun.
2
5/19/2018 BAB II
3/27
6ambar 1.1 3 Perkembangan &inus Paranasal
1.+.+ &inus /rontalis
&inus %rontalis merupakan rongga !ang terletak di os %rontalis$ mulai
terbentuk saat bulan keempat kehamilan dan mulai berkembang pada umur
03+2 tahun. &inus ini akan men(apai ukuran maksimal pada umur kurang
dari 12 tahun.
Ukuran rata3rata sinus %rontalis adalah setinggi 8 (m$ lebar 131$, (m$
dalam +$,31 (m$ dan isi rata3rata 93: ml. &inus %rontal dipisahkan oleh
tulang !ang relati% tipis dari orbita dan %osa serebri anterior$ sehingga
in%eksi dari sinus %rontal mudah menjalar ke daerah ini. &inus %rontal
berdrainase melalui ostiumn!a !ang terletak di ressus %rontal !ang
berhubungan dengan in%undibulum etmoid.
1.+.1 &inus Ma#illaris
&inus maksillaris atauAntrum Highmore$ merupakan sinus paranasal
!ang terbesar dan merupakansinus pertama !ang terbentuk$ diperkirakan
pembentukan sinus tersebut terjadi pada hari ke :2 masa kehamilan. &aat
lahir sinus maksillaris ber;olume 930 ml$ !ang kemudian berkembang dan
akhirn!a men(apai ukuran maksimal !aitu +, ml pada saat deasa.
Dinding anterior sinus ialah permukaan %asial os maksila !ang
disebut %osa kanina$ dinding posteriorn!a adalah permukaan in%ra3temporal
maksila$ dinding medialn!a adalah dinding lateral rongga hidung. Dinding
medial atau dasar antrum dibentuk oleh lamina ;ertikalis os palatum$
prosesus unsinatus os etmoid$ prosesus maksilaris konka in%erior$ dan
3
5/19/2018 BAB II
4/27
sebagaian ke(il os lakrimalis. Dinding superiorn!a ialah dasar orbita dan
dinding in%eriorn!a ialah prosesus al;eolaris dan palatum. 5stium sinus
maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke
hiatus semilunaris melalui in%undibulum etmoid.
1.+.8 &inus Etmoidalis
Dari semua sinus paranasal$ sinus etmoid !ang paling ber;ariasi dan
akhir3 akhir ini dianggap paling penting$ karena dapat merupakan %okus
in%eksi bagi sinus3 sinus lainn!a. Ukurann!a dari anterior ke posterior sebelah superior terdapat %osa serebri
media dan kelenjar hipo%isa$ sebelah in%eriorn!a adalah atap naso%aring$
sebelah lateral berbatasan dengan sinus ka;ernosus dan a.karotis interna
)sering tampak sebagai indentasi- dan di sebelah posteriorn!a berbatasan
dengan %osa serebri posterior di daerah pons.
4
5/19/2018 BAB II
5/27
6ambar 1.8 3 Muara &inus Paranasal
1.1 /isiologi &inus Paranasal
&el bersilia pada setiap sinus bergerak pada arah tertentu. Mukosa
silia bergerak melaan gra;itasi keluar dari sinus. Hal ini berarti baha
mukus !ang dihasilkan dekat dengan ostium sinus$ bergerak mengelilingi
rongga sinus$ melaan gra;itasi sebelum meninggalkan ostium. Ini
menjadi + alasan pen!ebab penambahan ostium aksesoris diluar %isiologis
ostium karena tidak memperbaiki drainase sinus dengan signi%ikan. /akta
menunjukan baha drainase mukus dari ostium masuk kembali ke sinus
;ia saluran !ang baru dibuat dan berputar melalui sinus lagi.
Ban!ak !ang menganggap baha sinus paranasal tidak mempun!ai
%ungsi atau kelebihan karena terbentukn!a merupakan akibat dari
pertumbuhan tulang muka. Namun tern!ata sinus paranasal memiliki
%ungsi !aitu sebagai berikut>
- pemanasan dan melembabkan udara
5
5/19/2018 BAB II
6/27
3 mengatur tekanan intranasal dan gas serum
3 berperan dalam pertahanan imun )meningkatkan area mukosa-
3 berkontribusi terhadap perkembangan muka3 membantu resonansi suara
3 membantu produksi mukus
1.8 &inusitis
1.8.+ De%inisi &inusitis
&inusitis adalah peradangan pada mukosa sinus paranasalis.
&inusitis diberi nama sesuai dengan sinus !ang terkena )sinusitis %rontalis$
sinusitis ma#illaris$ sinusitis etmoidalis dan sinusitis sphenodalis-. Bila
mengenai beberapa rongga sinus disebut multisinusitis. Bila mengenai
semua sinus paranasalis disebut pansinusitis.
1.8.1 Etiologi &inusitis
=irus
- hino;irus
- In%luen?a ;irus
-Parain%luen?a ;irus
Bakteri
Berikut ini adalah urutan bakteri pen!ebab sinusitis dari !ang
paling sering dijumpai pada pasien>
- &trepto(o((us pneumoniae
- Haemophilus in%luen?ae
- Bakteri anaerob
- Branhamella (atarrhalis
-
&trepto(o((us alpha- &!taph!lo(o((us aureus
- &trepto(o((us p!ogenes
Untuk sinusitis kronis biasan!a aaln!a disebabkan oleh bakteri
!ang sama dengan sinusitis akut$ namun karena berkaitan dengan
drainase !ang tidak adekuat ataupun %ungsi mukosiliar terganggu
biasan!a agen in%eksin!a adalah bakteri oportunistik. "ang sering
terjadi adalah ditemukan in%eksi (ampuran antara bakteri aerob dan
anaerob.
6
5/19/2018 BAB II
7/27
@amur
1.8.8 /aktor predisposisi
5bstruksi mekanis
De;iasi septum$ (orpus alienum$ polip$ tumor$ hipertro%i konka
In%eksi
hinitis kronis dan rhinitis alergi !ang men!ebabkan obstruksi
ostium sinus serta menghasilkan ban!ak lendir !ang merupakan
media !ang baik untuk pertumbuhan kuman
Adan!a in%eksi pada gigi
Lingkungan berpolusi$ udara dingin dan kering !ang dapat merubah
mukosa dan merusak silia
1.8.< lasi%ikasi
&inusitis akut
&inusitis akut beronset tiba3tiba$ gejalan!aflu-likedan n!eri pada
ajah !ang tidak hilang hingga +23+< hari. Batas sinusitis akut adalah
dibaah < minggu.
&inusitis subakut
&inusitis subakut gejala klinisn!a sama dengan sinusitis akut
namun tanda3tanda radang akutn!a sudah mereda )demam$ n!eri
tekan$ sakit kepala hebat-. Batasan sinusitis subakut biasan!a pada
+. &el epitel kolumnar ber(ilia$ ber%ungsi untuk menggerakan mukosa
mu(o(iliar! (learan(e
1. &el epitel kolumnar tidak ber(ilia$ tetapi dengan mikro;ili$ %ungsin!a
untuk melembabkan dan memanaskan udara respirasi
8. &el basal
Patensi ostium
Edema$ polip hidung )e> allergen$;irus$bakteri-$ (on(ha bulosa$
de;iasi septum$ postoperasi sine(hia$ hipertro%i adenoid$ tumor
naso%arink hidung dapat men!ebabkan obstruksi ostium C hipoksia
!ang mengganggu pergerakan silia.
/ungsi (ilia
6erakan (ilia !ang tidak e%ekti% men!ebabkan pergerakan (ilia
lambat )e> udara dingin$ ;irus$ (iliato#in$ bakteri$ (iliokin$ mediator
in%lamasi-$ sindrom kartagener )diskinesia (ilia primer (ongenital-$
hilangn!a sel (ilia dari hidung )e>iritasi saluran na%as$ polutan$
striping mukosa$ ;irus$ bakteri$ sel mati-$ hilangn!a koordinasi
metakornus antara pergerakan (ilia$ kelompok1 %ibrous s(ar pada
epitel hidung )men(egah gerakan e%ekti% lapisan mukus-.
ualitas sekret hidung
ilia perlu medium (air untuk ber%ungsi normal. Perubahan
komposisis mukus menurunkan elastisitas dan meningkatkan
;iskositas sehingga mengubah e%ekti;itas pembersihan mu(us
intrasinus. omposisi dapat berubah pada keadaan dehidrasi berat$
%ibrosis kistik )kelainan genetik !ang men!ebabkan mu(us dan
kelenjar keringat tebal dan lengket-. Produksi mukus meningkat
disebabkan iritasi udara$ polusi$ allergen$ udara dingin. @ika produksi
8
5/19/2018 BAB II
9/27
lebih ban!ak dari ekskresi$ mukus akan terakumulasi dan menjadi
media baik untuk pertumbuhan bakteri.
ara pen!ebaran pen!akit >
+. hinogen
Alergi$ in%eksi$ in%lamasi rongga hidung kongesti mukosa
kompleks ostiomeatal atau sinus paranasal obstruksi kompleks
ostiomeatal atau ostium sinusano#ia di sinushipoksia mukosa$
edem$ kebo(oran (airan obstruksi out flow me mucociliary
clearanceakumulasi se(retstagnant in%lamasi mukosa dan
media baik u kultur bakteri sinusitis akutberulang atau terapi
tdk adekuatsinusitis kronik.
Hipotesis lain mengatakan adan!a tekanan engati% tersebut juga
men!ebabkan transudasi !ang mula3mula serous. eadaan ini disebut
rhinosinusitis non bacterialbiasa sembuh spontan tanpa pengobatan.
1. Dentogen
Normaln!a terdapat keseimbangan antara demineralisasi dan
remineralisasi pada struktur gigi. Demineralisasi !ang besar terjadi
pada akti;itas bakteri tinggi dan pH rendah. emineralisasi besar
terjadi pada pH F ,$, dan konsentrasi tinggi a dan P dari sali;a.
aries )dekalsi%ikasi enamel- in%eksi )t.u kuman gram )3-- (aries
men!ebar melalui tubulus dentin men(apai pulpa dentin ke radi#
ape# menembus sinus ma#illaris in%lamasi atau in%eksi sinus
ma#illaris sinusitis. Ekstraksi gigi molar )M+- dimana sepotong
tulang ke(il diantara radi# molar dan sinus ma#illaris ikut terangkat
juga dpt men!ebabkan sinusitis.
9
5/19/2018 BAB II
10/27
6ambar 1.< 3 Patogenesis dan Perjalanan Pen!akit &inusitis
1.8.9 6ejala linis &inusitis
&inusitis %rontalis
Hampir selalu bersamaan dengan sinusitis ethmoidalis anterior
N!eri kepala !ang khas di atas alis mata. N!eri biasan!a pada pagi
hari$ memburuk pada tengah hari dan berangsur angsur hilang pada
malam hari.
Pembengkakan derah supraorbita
N!eri hebat pada palpasi atau perkusi daerah sinus !ang terin%eksi
&inusitis maksillaris
N!eri kepala !ang tak jelas !ang biasan!a reda dengan pemberian
aspirin. &akit dirasa mulai dari pipi ) di baah kelopak mata - dan
10
5/19/2018 BAB II
11/27
menjalar ke dahi atau gigi. &akit terasa bertambah berat saat
menunduk.
Gajah terasa bengkak dan penuh
N!eri pipi !ang khas > tumpul dan menusuk$ serta sakit pada
palpasi dan perkusi.
adang ada batuk iritati% non3produkti%
&ekret mukopurulen !ang dapat keluar dari hidung dan kadang
berbau busuk
Adan!a pus atau sekret mukopurulen di dalam hidung$ !ang
berasal dari metus media$ dan naso%aring.
&inusitis ethmoidalis
&ering bersama dengan sinusitis maksillaris dan sinusitis %rontalis
N!eri dan n!eri tekan di antara kedua mata dan di atas jembatan
hidung menjalar ke arah temporal
N!eri sering dirasakan di belakang bola mata dan bertambah
apabila mata digerakkan
&umbatan pada hidung
Pada anak sering bermani%estasi sebagai selulitis orbita karena
lamina papira(ea anak seringkali merekah
Mukosa hidung hiperemis dan udem
Adan!a pus nanah dalam rongga hidung !ang berasal dari meatus
media
&inusitis sphenoidalis
N!eri kepala dan retro orbita !ang menjalar ke ;erteks atau
oksipital
&inusitis kronis
6ejala klinis pada sinusitis kronis sangat ber;ariasi dari gejala ringan
hingga berat$ terdiri dari>
11
5/19/2018 BAB II
12/27
&ekret di hidung dan sekret pas(a nasal )postnasal drip)
asa tidak n!aman dan gatal di tenggorok
Pendengaran terganggu karena oklusi tuba eusta(hii
N!eri atau sakit kepala )terutama pada pagi hari-
In%eksi pada mata !ang menjalar melalui duktus nasolakrimalis
6ejala di saluran na%as berupa batuk maupun sesak
6astroenteritis ringan pada anak akibat mukopus !ang tertelan.
1.8.: Pendekatan Diagnostik &inusitis
Diagnosis dari sinusitis akut pada dasarn!a ditegakan berdasarkan anamnesis
keluhan pasien. Pemeriksaan penunjang kadang kala diperlukan$ pada pasien
dengan gejala klinik !ang belum terlalu jelas$ atau pada kasus !ang tidak berespon
dengan baik pada terapi inisial.
+. 6ejala klinik sinusitis akut >
a. &inusitis akut biasan!a timbul setelah terjadin!a in%eksi saluran
pernapasan atas )+23+< hari-
b. Pada orang deasa gejala klinik !ang mn!ertain!a termasuk
hidung tersumbat$ rhinnoreapurulent$post nasal drip, n!eri daerah
ajah dan atau sakit gigi$ sakit kepala dan batuk !ang lebih
bertambah pada malam hari.
(. Pada beberapa pasein dapat ditemukan adan!a pembengkakan pada
daerah orbital atau n!eri pada daerah tersebut$ pembengkakan pada
dahi$ dan atau adan!a diplopia !ang harus die;aluasi dengan
serius.
d. Pada anak3anak dengan sinusitis akut gejla !ang ditunjukan
diantaran!a$ lebih (engeng dan muntah akibat adan!a lendir !ang
tertelan dan masuk ke saluran pen(ernaan akibat batuk lama.
e. 6ejala spesi%ik sinusitis akut pada semua kelompok usia
diantaran!a termasuk demam$ mual$ malaise$ irritability, %atigue$
halitosis$ h!posmia dan n!eri tenggorokan.
1. Pemeriksaan penunjang >
12
5/19/2018 BAB II
13/27
a. 4injau$ gejala pen!akit dan perjalanan pen!akit sinusitis dan %aktor
risiko !ang mendasari terjadin!a pen!akit.
b. Pemeriksaan %isik !ang dilakukan termasuk diantan!a untuk gejala
kelainan saluran napas bagian atas dan gejala sinusitis diantaran!a
ada tidakn!a edema mukosa nasal$ se(ret purulent$ dan
peningkatan aliran darah lokal !ang ditandai dengan hiperemis.
6ejala lainn!a !ang mengikuti diantaran!a n!eri pada ajah$
lingkaran mata !ang kehitaman$ dan atau adan!a edema periorbital.
Hiperemis %aring$ pembesaran kelenjar getah bening$ dan adan!a
sekret purulent di daerah posterior %aring.(. Pada pemeriksaan nasal sinusitis akut$ dapat ditemukan adan!a
erythema mucosa dan sekret purulent. Pada nasal endoskopi atau
rhinos(op! anterior dapat ditemukan adan!a nasal polip$ hal ini
disebabkan karena nasal polip dapat men!umbat ostium tempat
d. muara dari sinus paranasal !ang mengakibatkan terjadin!a kogesti
!ang akhirn!a mengakibatkan terjadin!a sinusitis !ang berulang.
e. Pada orang deasa nasal polip biasan!a berhubungan dengan
sensiti;itas obat N&AIDs dan asthma. Pada anak3anak$ nasal polip
jarang ditemukan.
%. Hasil pemeriksaan kultur nasal tidak dapat diper(a!a untuk
menentukan diagnosis pen!ebab dari sinusitis. Biasan!a digunakan
kultur dari Maxillary Antrum Aspiration. ultur langsung dengan
endoskopi !ang dimasukan melalui meatus medialis biasan!a
dilakukan pada orang deasa dan tidak pada anak.
13
5/19/2018 BAB II
14/27
6ambar , > Algoritma pendekatan diagnosis &inusitis
14
5/19/2018 BAB II
15/27
2.3.7.1. Pemeriksaan Fisik Sinus paranasalis
Pemeriksaan %isik dimulai dengan inspeksi pada ajah. Pada sinusitis akut$
bisan!a ditemukan adan!a pembengkakan$ n!eri pada daerah permukaan sinus$
dengan adan!a edema daerah periobital$ adan!a keluhan diplopia atau proptosis
!ang dapat die;aluasi melalui pemeriksaan %isik. Adapun juga$ pada pasien !ang
han!a mengalami rhinitis alergi$ biasa dapat dilihat melalui ajahn!a$ dimana
adan!a lingkaran kehitaman pada in%raobital. Pada anak3anak kita bisa melihat
adan!a nasal-creasepada permukaan hidung atau adan!aDennie-Morgan lines.
Lakukan palpasi untuk menentukan adan!a n!eri tekan pada sinus. Untuk
sinus %rontalis$ lakukan penekanan di baah tulang alis$ jauhi penekanan langsung
pada bola mata. emudian lakukan penekanan untuk menilai sinus maksilaris
)perhatikan gambar di baah-.
6ambar 1.9
>
Pemeriksaan &inus paranasalis
Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior mukosa hidung dapat die;aluasi.
Mukosa hidung akan tampak lebih kemerahan akibat adan!a in%lamasi.
Ditemukan juga adan!a sekret pada saluran napas atas !ang mungkin pada
aaln!a han!a berupa (airan bening$ dan (air !ang kemudian dapat menjadi lebih
kental dan berarna kuning3kehijauan dan lebih kental setelah ,3: hari dan jarang
15
5/19/2018 BAB II
16/27
melebihi +2 hari. Pada pasien alergi arna sekret pada umumn!a han!a berupa
(airan bening dan (air.
@ika ditemukan adan!a (airan purulent pada meatus media$ sangat mungkin
telah terjadi in%eksi bakteri !ang mengakibatkan sinusitis. 4api kadang sulit
die;aluasi ke(uali diberi dekongestan terlebih dahulu.
Pada semua kelompok usia dapat ditemukan massa polip pada rongga hidung.
Pada anak3anak$ jika ditemukan adan!a polip$ kemungkinan berhubungan dengan
pen!akit istic !ibrosis. Pada orang deasa$ sering terjadi akibat adan!a reaksi
eosinofilik-nonalergi!ang agresi%.
Daerah oro%aring die;aluasi$ ada tidakn!a kerusakan gigi pada rahang atas
!ang biasn!a diakibatkan gigi !ang lama berlubang. Untuk anak3anak lakukan
pemeriksaan telinga$ karena pada beberapa pasien dengan sinusitis dapat terjadi
in%eksi telinga tengah.
Pemeriksaan tansiluminasi sinus biasan!a memperlihatkan gambatan opa"ue$
dull )penurunan transiluminasi$ ataupun normal$ akan tetapi sensiti;itas$ dan
spesi%iksitasn!a masih sangat rendah. Han!a sinus %rontal dan maksila !ang dapat
dilakukan transiluminasi. Pada sinus !ang sakit akan menjadi suram atau gelap
Dengan nasal endoskopi dapat diketahui sinus mana !ang terkena dan dapat
melihat adan!a %aktor etiologi lokal. 4anda khas ialah adan!a pus di meatus media
pada sinusitis maksila$ etmoidalis anterior dan %rontal atau pus di meatus
superior pada sinusitis etmoidalis posterior dan s%enoidalis-. &elain itu$ nasal
endoskopi dilakukan untuk menegakkan diagnosis sinusitis akut dimana pus
mengalir ke baah konka media dan akan jatuh ke posterior membentuk post
nasal drip.
4eknik pemeriksaan sinus paranasalin dilakukan dengan menggunakan lampu
listrik )9;olt !ang bertangkai- He!man$ dan harus dilakukan pada kamar !ang
gelap. 4eknik pemeriksaan untuk sinus %rontalis >
4ekan lampu kea rah media3superior pada lantai sinus %rontalis
16
5/19/2018 BAB II
17/27
aha!a !ang meman(ar ke depan$ ditutup dengan tan%an pemeriksa
Pada keadaan normal akan tampak terang pada dinding depan di atas alis
homolateral.
untuk pemeriksaan sinus maksilaris >
Pasien diminta membuka mulut lebar3lebar
4ekan lampu pada margo in%erior orbita kea rah in%erior
aha!a !ang meman(r ke depan$ ditutup dengan tangan kiri pemeriksa
Pada keadaan normal akan tampak terang pada palatum durum
homolateral
ara lain !ang dapat dilakukan >
Meminta pasien membuka mulut lebar
Masukan lampu !ang telah diselubungi tabung gelas
4utup mulut rapat3rapat
Aha!a !ang meman(ar dari mulut dan biir atas$ ditutup dengna tangan kiri
pemeriksa
Pada keadaan normal akan tampak ba!angan terang berbentuk bulan sabit
pada dinding depan di baah orbita.
6ambar 1.: > pemeriksaan 4ransiluminasi
2.3.7.2. Pemeriksaan Radiologi
17
5/19/2018 BAB II
18/27
adiologi
&inus paranasal adalah rongga berisi udara !ang dikelilingi oleh tulang
!ang tidak dapat terakses se(ara langsung oleh pemeriksaan klinikal semata$
ke(uali dengan meningkatkan penemuan teleskop. &e(ara tradisional$ %ilm
kon;ensional merupakan pilihan pen(itraan terbaik pada pemeriksaan
paranasal sinus. Akan tetapi$ se(ara perlahan 4 mulai menggantikan
pen(itraan kon;ensional ini sebagai peralatan utaman!a.
&tandar pemeriksaan radiogra%i !ang biasan!a digunakan adalah aldwell
)anterior3posterior- dan Gaters )o((ipito3mental-.
Pada perkembangann!a 43s(an dan MI sudah mulai digunakan sebagai
alat bantu diagnosti( pen!akit sinusitis baik akut maupun sinusitis kronis. Akan
tetapi kedua pemeriksaan ini masih belum umum digunakan berkaitan dengan
keperluan diagnosis dan a;ibilitas maupun bia!a pemeriksaann!a.
MI merupakan metode pen(itraan !ang paling baik pada pemeriksaan
sekitar dan komplikasi intrakranial dari pen!akit radang sinus. Dibandingkan
dengan 4$ MI lebih mampu memberikan ;isualisasi !ang lebih baik bagi
jaringan lunak$ tapi tidak dapat dengan mudah menunjukan bagian !ang terdapat
batas (orti(al air3bone. Hal itulah !ang menjadi alasan mengapa 4 masih
menempati urutan prioritas pada pen(itraaan paranasal sinus ini.
Pada pasien3pasien dengan keluhan klinis khas !ang mengarah pada
dugaan adan!a sinusitis$ antara lain pilek$ n!eri kepala$ na%as berbau$ atau
kelainan3kelainan lain pada sinus paranasal misaln!a mukokel$ pembentukan
(airan dalam sinus3sinus$ atau tumor$ trauma sekitar sinus paranasal$
diperlukan in%ormasi mengenai keadaan sinus tersebut.
Pemeriksaan radiologis untuk mendapatkan in%ormasi dan untuk menge;aluasi
sinus paranasal adalah >
Pemeriksaan %oto kepala dengan berbagai posisi !ang khas
Pemeriksaan tomogram
18
5/19/2018 BAB II
19/27
Pemeriksaan 43&(an
Dengan pemeriksaan radiologis tersebut para ahli radiologi dapat
memberikan gambran anatomi atau ;ariasi anatomi$ kelainan3kelainan
patologis pada sinus paranasal dan struktur tulang sekitarn!a$ sehingga dapat
memberikan diagnosis !ang lebih dini.
Dengan pemeriksaan radiologis tersebut para ahli radiologi dapat
memberikan gambran anatomi atau ;ariasi anatomi$ kelainan3kelainan
patologis pada sinus paranasal dan struktur tulang sekitarn!a$ sehingga dapat
memberikan diagnosis !ang lebih dini.
Pemeriksaan Foto kepala
Pemeriksaan %oto polos kepala adalah pemeriksaan !ang paling baik dan
paling utama untuk menge;aluasi sinus paranasal. arena ban!akn!a unsur3unsur
tulang dan jaringan lunak !ang tumpang tindih pada daerah sinus paranasal$
kelainan jaringan lunak$ erosi tulang kadang sulit di e;aluasi. Pemeriksaan ini dari
sudut bia!a (ukup ekonomis dan pasien han!a mendapat radiasi !ang minimal.
&emua pemeriksaan harus dilakukan dengan proteksi radiasi !ang baik$
arah sinar !ang (ukup teliti dan digunakan %okal spot !ang ke(il. Posisi
pasien !ang paling baik adalah posisi duduk. Apabila dilakukan pada posisi
tiduran$ paling tidak posisi Gaters dilakukan pada posisi duduk. Diusahakan
untuk memperoleh hasil !ang dapat menge;aluasi adan!a air %luid le;el
dalam sinussinus. Apabila pasien tidak dapat duduk$ dianjurkanuntuk melakukan%oto lateral dengan %ilm diletakkan pada posisi kontralateral dengan sinar
hori?ontal.
Pemeriksaan kepala untuk menge;aluasi sinus paranasal terdiri atas
berbagai ma(am posisi$ antara lain>
a. Foto kepala posisi anterior-posterior ( posisi Caldwell)
19
5/19/2018 BAB II
20/27
/oto ini diambil pada posisi kepala menghadap kaset$ bidang midsagital
kepala tegak lurus pada %ilm. Posisi ini didapat dengan meletakkan hidung dan
dahi diatas meja sedemikian rupa sehingga garis orbito3meatal )!ang
menghubungkan kantus lateralis mata dengan batas superior kanalis auditorius
eksterna- tegak lurus terhadap %ilm. &udut sinar rontgen adalah +, derajat
kraniokaudal dengan titik keluarn!a nasion.
6ambar 1.7 /oto anteroposterior &inus.
20
5/19/2018 BAB II
21/27
b. Foto kepala lateral
/oto lateral kepala dilakukan dengan kaset terletak sebelah lateral dengan sentrasi
diluar kantus mata$ sehingga dinding posterior dan dasar sinus maksila berhimpit
satu sama lain.
6ambar +2 > /oto lateral kepala
. Foto kepala posisi !aters
21
5/19/2018 BAB II
22/27
Posisi ini !ang paling sering digunakan. Pada %oto aters$ se(ara ideal
piramid tulang petrosum dipro!eksikan pada dasar sinus maksilaris. Maksud dari
posisi ini adalah untuk mempro!eksikan tulang petrosus supa!a terletak dibaah
antrum maksila sehingga kedua sinus maksilaris dapat die;aluasiseluruhn!a.
Hal ini didapatkan dengan menengadahkan kepala pasien sedemikian rupa
sehingga dagu men!entuh permukaan meja. Bidang !ang melalui kantus
medial mata dan tragus membentuk sudut lebih kurangderajat dengan %ilm.
/oto aters umumn!a dilakukan pada keadaan mulut tertutup. Pada posisi
mulut terbuka akan dapat menilai daerah dinding posterior sinus sphenoid
dengan baik.
6ambar ++ > /oto GaterJs
22
5/19/2018 BAB II
23/27
d. Foto kepala posisi Submento"erteks
Posisi submento;erteks diambil dengan meletakkan %ilm pada ;erteks$ kepala
pasien menengadah sehingga garis in%raorbito meatal sejajar dengan %ilm.
&entrasi tegak lurus kaset dalam bidang midsagital melalui sella tursika ke arah
;erteks. Ban!ak ;ariasu3;ariasi sudut sentrasi pada posisi submento;erteks$
agar supa!a mendapatkan gambaran !ang baik pada beberapa bagian basis
kranii$ khususn!a sinus %rontalis dan dinding posterior sinus maksilaris.
6ambar 1.+1 L /oto &ubmento;ertikal
e. Foto R#ese
Posisi rheseatau oblik dapat menge;aluasi bagian posterior sinus etmoid$ kanalis
optikus dan lantai dasar orbita sisi lain.
23
5/19/2018 BAB II
24/27
6ambar 1.+8 > Hasil /oto hese
$. Foto pro%eksi &owne
Posisi tone diambil denga berbagai ;ariasi sudut angulasi antara 82392 ke arah
garis orbitomeatal. &entrasi dari depan kira3kira 0 (m di atas glabela dari %oto
polos kepala dalam bidang midsagital. Pro!eksi ini adalah posisi !ang paling
baik untuk menganalisis dinding posterior sinus maksilaris$ %isura orbita
in%erior$ ondilus mandibularis$ dan arkus ?igomatikus posterior.
/oto +< > hasil %oto pro!eksi 4one
'n$eksi sinus paranasal
24
5/19/2018 BAB II
25/27
Pemeriksaan radiologi pada sinusitis akut biasan!a berguna untuk meilai
derajat keparahan pen!akit dan untuk menentukan terapi. /oto radiologi !ang
(o(ok untuk mengambarkan sinusitis$ jika ketebalan mukosan!a lebih dari 9 mm
untuk sinus maksilaris$ )pada anak3anak lebih dari < mm-$ kehilangan lebih dari
88K dari ukuran rongga udara !ang normal pada sinus maksilaris$ atau dapat
ditemukan perselubungan opak dengan gambaran air3fluid le#el.
Pada kasus3kasus sinusitis terutama sinus sphenoid$ kira3kira ,2K %oto
polos sinus sphenoidalis !ang normal$ tapi apabila dilakukan pemeriksaan
43&(an$ maka tampak kelainan pada mukosa berupa penebalan.
Pada sinusitis tampak >
penebalan mukosa
air %luid le;el )kadang3kadang-
perselubungan homogen pada satu atau lebih sinus para nasal
penebalan dinding sinus dengan sleklerotik )pada kasus3kasus kronik-.
25
5/19/2018 BAB II
26/27
6ambar +, > &inusitis maksilaris dekstra
Bab III
esimpulan
&inusitis adalah peradangan pada mukosa sinus paranasalis. &inusitis
diberi nama sesuai dengan sinus !ang terkena )sinusitis %rontalis$ sinusitis
ma#illaris$ sinusitis etmoidalis dan sinusitis sphenodalis-.
Untuk menegakan diagnosis sinusitis dibutuhkan anamnesis !ang baik$
pemeriksaan %isik dan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan %isik diantaran!a$ inpeksi rhinoskopi anterior3posterior$ dan
pemeriksaan penunjang dengan radiolog!.
26
5/19/2018 BAB II
27/27
27