46
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertian Rencana Strategis Rencana Strategis adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk pendapatkan kejelasan arah dan tujuan suatu dinas/SKPD. Dalam rencana tersebut dilakukan analisis masalah, identifikasi potensi pemecahan masalah, dan menyusun program dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Rencana strategis berfokus pada pengembangan suatu visi yang luas dan strategi khusus berdasarkan analisis komprehensif terhadap situasi (meliputi kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan termasuk peluang dan kecenderungan atau “trends” dan mengembangkan kegiatan yang memiliki dampak terhadap masyarakat. Rencana Strategis merupakan suatu proses berkelanjutan untuk memperbaiki kinerja (performance) sebuah kelompok, komunitas atau organisasi akibat situasi krisis atau konflik yang dialaminya dengan mengembangkan visi, tujuan, cara atau metode untuk mencapainya. Memperbaiki sebuah tatanan yang telah rapuh akibat konflik sosial yang berkepanjangan atau berbagai gejolak akibat perebutan kekuatan- kekuasaan membutuhkan suatu rencana yang memandang perubahan yang lebih baik, positif dan berkelanjutan. Tuntutan dan kebutuhan untuk perubahan dituangkan dalam bentuk rencana strategis sebagai arah, kebijakan dan panduan bagi pemangku kepentingan untuk mewujudkannya. Dalam proses rencana strategis ditentukan arah, tujuan, nilai-nilai dan keadaan komunitas, serta mengembangkan pedekatan pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dengan konsisten memfokuskan perhatian pada visi dan tujuan yang lebih spesifik, rencana strategis menjadi alat untuk merespon atau tanggap terhadap perubahan lingkungan. Dalam upaya mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program SKPD dan makin eksis serta unggul dalam persaingan pada lingkungan yang makin kompetitif dan selalu berubah, setiap SKPD harus selalu melakukan perbaikan dan inovasi, secara bertahap dan berkelanjutan agar tercipta akuntabilitas dan peningkatan kinerja SKPD.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertian Rencana Strategis ... 1) Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Pengertian Rencana Strategis

Rencana Strategis adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan

untuk pendapatkan kejelasan arah dan tujuan suatu dinas/SKPD. Dalam

rencana tersebut dilakukan analisis masalah, identifikasi potensi

pemecahan masalah, dan menyusun program dan kegiatan untuk

mencapai tujuan. Rencana strategis berfokus pada pengembangan suatu

visi yang luas dan strategi khusus berdasarkan analisis komprehensif

terhadap situasi (meliputi kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan

termasuk peluang dan kecenderungan atau “trends” dan mengembangkan

kegiatan yang memiliki dampak terhadap masyarakat.

Rencana Strategis merupakan suatu proses berkelanjutan untuk

memperbaiki kinerja (performance) sebuah kelompok, komunitas atau

organisasi akibat situasi krisis atau konflik yang dialaminya dengan

mengembangkan visi, tujuan, cara atau metode untuk mencapainya.

Memperbaiki sebuah tatanan yang telah rapuh akibat konflik sosial yang

berkepanjangan atau berbagai gejolak akibat perebutan kekuatan-

kekuasaan membutuhkan suatu rencana yang memandang perubahan

yang lebih baik, positif dan berkelanjutan. Tuntutan dan kebutuhan untuk

perubahan dituangkan dalam bentuk rencana strategis sebagai arah,

kebijakan dan panduan bagi pemangku kepentingan untuk

mewujudkannya. Dalam proses rencana strategis ditentukan arah, tujuan,

nilai-nilai dan keadaan komunitas, serta mengembangkan pedekatan

pelaksanaan kegiatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan secara

efektif dan efisien.

Dengan konsisten memfokuskan perhatian pada visi dan tujuan

yang lebih spesifik, rencana strategis menjadi alat untuk merespon atau

tanggap terhadap perubahan lingkungan.

Dalam upaya mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan

program SKPD dan makin eksis serta unggul dalam persaingan pada

lingkungan yang makin kompetitif dan selalu berubah, setiap SKPD harus

selalu melakukan perbaikan dan inovasi, secara bertahap dan

berkelanjutan agar tercipta akuntabilitas dan peningkatan kinerja SKPD.

2

Suatu pernyataan strategi menggambarkan bagaimana setiap issu

strategis akan dipecahkan. Strategi mencakup sejumlah langkah atau

taktik yang dirancang untuk pencapaian tujuan dan sasaran, termasuk

pemberian tanggung jawab, jadwal dan sumber-sumber daya. Strategi

merupakan komitmen organisasi secara keseluruhan terhadap nilai-nilai,

filosofi dan prioritas.

2. Fungsi Renstra

Renstra sebagai pedoman perencanaan 5 tahunan berfungsi :

a. Sebagai pedoman komprehensif yang jelas dan mendorong berbagai

pihak yang terlibat untuk menentukan tujuan di masa depan;

b. Sebagai acuan dan pedoman penyusunan Rencana Kerja (Renja)

SKPD sebagai dokumen operasional tahunan di SKPD.

3. Proses Penyusunan Renstra

a. Tahap Persiapan

Pembentukan tim penyusunan Renstra SKPD dan menyusun agenda

kerja tim penyusunan Renstra. Tim penyusunan Renstra SKPD

bertugas menyelenggarakan forum SKPD, merumuskan rancangan

Renstra SKPD dan menyusun rancangan penetapan Renstra SKPD

oleh Kepala SKPD dengan Keputusan Kepala SKPD. Tim penyusun

tersebut terdiri atas perwakilan dari setiap unit kerja yang ada di

masing-masing SKPD dan diketuai oleh orang yang bertanggung

jawab atas perencanaan di SKPD yang bersangkutan.

b. Tahap Perumusan / Penyusunan

Pengolahan data dan informasi

Data dan informasi pengelolaan pendanaan pelayanan Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

c. Analisis gambaran pelayanan SKPD, terdiri

1) Analisis gambaran umum pelayanan SKPD untuk mengidentifikasi

potensi dan permasalahan pelayanan SKPD

2) Analisis pengelolaan pendanaan pelayanan SKPD untuk

mengidentifikasi potensi dan permasalahan khusus pada aspek

pendanaan pelayanan SKPD

3

d. Review Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi, mencakup:

1) Tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu

pelaksanaan Renstra K/L

2) Program prioritas K/L dan target kinerja serta lokasi program

prioritas

3) Tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu

pelaksanaan Renstra SKPD Kabupaten/Kota

4) Program prioritas SKPD Provinsi dan target kinerja serta lokasi

program prioritas.

e. Penelaahan Rencana Tata Ruang Wilayah yang mencakup :

1) Tujuan dan sasaran RTRW struktur dan pola ruang;

2) Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah.

f. Perumusan Isu-Isu Strategis

g. Perumusan visi dan misi

h. Perumusan tujuan pelayanan jangka menengah SKPD

i. Perumusan sasaran pelayanan jangka menengah SKPD

j. Tahap Verifikasi

k. Tahapan Penetapan

4. Keterkaitan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Bantul dengan Dokumen-dokumen Perencanaan Lainnya

a. Keterkaitan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Bantul dengan RPJM Daerah Kabupaten Bantul.

Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

berpedoman pada RPJM Daerah sebagai dokumen perencanaan

berwawasan 5 (lima) tahunan :

1) Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

sebagai dokumen teknis sebagai penjabaran RPJM Daerah;

2) Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

memuat Visi, Misi, Arah Kebijakan Teknis dan Indikasi rencana

program setiap bidang kewenangan dan atau fungsi tugas

pemerintahan untuk jangka waktu tertentu yang disusun oleh

SKPD yang berkoordinasi dengan BAPPEDA;

4

b. Keterkaitan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Bantul dengan Renja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Bantul

Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

digunakan sebagai acuan penyusunan Renja Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Bantul yang disusun sebagai dokumen

Rencana Kerja Tahunan yang merupakan kompilasi rencana kerja

bidang teknis setiap tahun anggaran.

RPJP

NASIONAL

RPJM

NASIONAL

PEDOMAN

RKPDIJABARKAN

RPJP

DAERAH

RPJM

DAERAH

DIPERHATIKAN

PEDOMAN

RKP

DAERAH

DIJABARKANPEDOMAN

PENYUSUNAN

RAPBD

20 TAHUN5 TAHUN

PEDOMAN

RENSTRA

SKPD

5 TAHUN

RENJA

SKPDPEDOMAN

1 TAHUN

1 TAHUN

DIACU

RPJP

NASIONAL

RPJM

NASIONAL

PEDOMAN

RKPDIJABARKAN

RPJP

DAERAH

RPJM

DAERAH

DIPERHATIKAN

PEDOMAN

RKP

DAERAH

DIJABARKANPEDOMAN

PENYUSUNAN

RAPBD

20 TAHUN5 TAHUN

PEDOMAN

RENSTRA

SKPD

5 TAHUN

RENJA

SKPDPEDOMAN

1 TAHUN

1 TAHUN

DIACU

B. Landasan Hukum

Dasar Hukum penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Bantul adalah :

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian;

5

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

10. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penyusunan dan Penetapan SPM;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2007 tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Dinas-dinas

Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bantul Tahun 2011

– 2025;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 01 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul

Tahun 2011 – 2015;

17. Peraturan Bupati Bantul Nomor 63 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul.

6

C. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Maksud penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Bantul adalah :

a. Memberikan arah, pedoman dan landasan bagi jajaran dinas dalam

melaksanakan prioritas-prioritas pembangunan bidang

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

b. Memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholder)

dalam perencanaan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian;

c. Mempermudah pengendalian dan pengawasan dalam program

kegiatan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

d. Memberikan gambaran kondisi Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Kabupaten Bantul dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan yang

diwujudkan dalam penyelenggaraan pembangunan bidang

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

e. Sebagai bahan acuan dalam menyusun pertanggungjawaban Kepala

Dinas atas kinerja Dinas selama 1 (satu) tahun dalam bentul Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

2. Tujuan

a. Menyediakan suatu tolok ukur dalam upaya mengevaluasi kinerja

tahunan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul;

b. Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi

pada masa depan;

c. Meningkatkan pelayanan masyarakat secara prima.

D. Sistematika Penulisan

Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

Tahun 2011 – 2015 disusun menurut Sistematika Penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Landasan Hukum

C. Maksud dan Tujuan

D. Sistematika Penulisan

7

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL

A. Sekretariat

B. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja

C. Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja

D. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan

E. Bidang Transmigrasi

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN

FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN BANTUL

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan

B. Telaahan Visi dan Misi RPJM Daerah 2011- 2015

C. Telaahan Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

RI serta Renstra Provinsi DIY dan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Provinsi DIY

D. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis

E. Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN

BANTUL

A. Visi

B. Misi

C. Tujuan dan Sasaran

D. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan INdikator

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL YANG MENGACU PADA

TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP

LAMPIRAN - LAMPIRAN

8

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

1. Peran Dinas dalam Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul merupakan unsur

penunjang Pemerintah Daerah di Bidang Ketenagakerjaan dan

Ketransmigrasian berupaya melaksanakan Tugas dan Kewajiban sesuai Visi

dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam rangka membantu

Kepala Daerah untuk menyusun Kebijakan di Bidang Ketenagakerjaan dan

Ketransmigrasian. Untuk mendukung Visi dan Misi tersebut diperlukan Kinerja

Pelayanan yang terdiri dari :

1. Peningkatan Kualitas SDM Bidang Ketenagakerjaan dan

Ketransmigrasian

2. Pelayanan Pelatihan Kerja

3. Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

4. Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

5. Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan

2. Sumberdaya Dinas dalam Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi

1. Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Dan Tansmigrasi

Kepala Dinas

Susanto, SH., MM. NIP. 19580917198603.1.006

Bidang Penempatan Tenaga

Kerja dan Perluasan Kerja

Rumanta Paskah Martana, S.Sos.

NIP. 19640502198602.1.003

Bidang Pelatihan dan

Produktivitas Kerja

Umaryati Purwaningsih, SH

NIP. 19610827199003.2.001

Kelompok Jabatan Fungsional

Sekretaris

Danu Suswaryanto, SH. NIP. 19610506198603.1.015

Sub Bagian Umum

Krisgiyanta, SE. NIP. 19650808198603.1.015

Sub Bagian Program

Dra. Irna Hermawati S, MM. NIP. 19670124199503.2.001

Sub Bagian Keuangan & Aset

Fitri Hiniarti, SH. NIP. 19691223199803.2.008

Seksi Informasi dan

Penempatan Tenaga Kerja

Rina Dwi K.

NIP. 19790131200604.2.012

UPTD BLK BANTUL

Siti Astuti, SE.

NIP. 19

Seksi Pengendalian

Lembaga Latihan

Sumarito, SH

NIP. 19641112199203.1.013

Seksi Produktivitas dan

Standarisasi

Sih Panuti, SE

NIP. 19650302198603.2.018

Bidang Transmigrasi

VC. Yuliastiningsih, SH., MM.

NIP. 19620719199203.2.001

Seksi Penyuluhan dan

Motivasi Masyarakat

Endang Sri Wahyuni, SP

NIP. 19560306198303.2.001

Seksi Pendaftaran, Seleksi dan

Pemindahan

Hitanuk Susilaningrum, SE., MM.

NIP. 19

Bidang Hubungan Industrial dan

Pengawasan Ketenagakerjaan

Dra. Catur Retno Wigati

NIP. 19600103198703.2.002

Seksi Hubungan Industrial

dan Syarat Kerja

An Nursina Karti, SH

NIP. 19700908199603.2.004

Seksi Pengawasan

Ketenagakerjaan

Srining Wismi, SH

NIP. 19581010199103.2.002

Seksi Pendataan dan Perluasan

Kerja

Istirul Widilastuti, SIP, MPA

NIP. 19750325199603.2.003

9

2. 1. Sumberdaya Manusia

Jumlah Pegawai

Jenis Kelamin

Pangkat / Golongan

Jabatan

Ket

L P I II III IV Struktural

Fungsional SD SLTP SLTA D III S1 S2 II III IV

76 4 6 58 8 1 5 13 30 1 3 33 4 31 4 -

2. 2. Sumberdaya Sarana Prasarana

No Nama Barang Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

Gedung

Mobil

Sepeda Motor

Komputer (PC)

Laptop

3 unit

5 unit

21 unit

22 unit

3 unit

3. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

adalah melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Bantul mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian

2. Pelaksanaan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas.

3. Pelaksanaan perluasan kerja, optimalisasi penempatan kerja serta

penyediaan data dan informasi ketenagakerjaan yang valid dan

berkualitas.

4. Pelaksanaan penyebaran penduduk dan pemerataan kesejahteraan

masyarakat.

5. Pelaksanaan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan tenaga

kerja.

6. Pengawasan bidang ketenagakerjaan

10

Adapun uraian tugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Bantul tertuang dalam Peraturan Bupati Bantul Nomor 63 Tahun 2008

tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Bantul.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Bantul melaksanakan beberapa program / kegiatan

baik program wajib maupun program pilihan.

Penyusunan Rencana Strategik dan Rencana Kinerja tidak terlepas dari

sistem penganggaran dari Dinas. Anggaran perlu dipertimbangkan dalam

rangka menyesuaikan sasaran dan tujuan serta strategi pencapaiannya. Di

dalam penyusunan rencana kinerja, memadukan setiap kegiatan dengan

anggarannya baik kegiatan yang tercantum dalam RKA dan target kerja

tahunan maupun beberapa kegiatan baru yang bersifat strategis. Tidak

menutup kemungkinan perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian

yang terjadi dalam sistem penganggaran.

A. Sekretariat

Mempunyai tugas menyusun rencana program dan laporan, melayani

administrasi kepada seluruh unit kerja, mengelola keuangan, melaksanakan

urusan umum kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai

fungsi :

a. Pelayanan administrasi pada semua unit kerja.

b. Penyusunan rencana, program dan laporan.

c. Pengelolaan Keuangan.

d. Pelaksanaan urusan umum, surat menyurat, kepegawaian, perlengkapan

dan rumah tangga.

Sekretariat terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat,

kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan, dan perpustakaan serta

inventarisasi barang milik pemerintah daerah dan kehumasan.

b. Sub Bagian Program mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana

dan program, mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data statistik,

informasi serta menyusun laporan.

11

c. Sub Bagian Keuangan dan aset mempunyai tugas penyusunan

anggaran, pembukuan, perbendaharaan, dan laporan

pertanggungjawaban keuangan.

B. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja

Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai tugas

menyusun rencana kebijakan ketenagakerjaan, menyelenggarakan informasi

pasar kerja dan bursa kerja, melakukan operasional dan fasilitasi perijinan

pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS),

Lembaga Pelayanan Penempatan Swasta (LPPS), Bursa Kerja Khusus

(BKK), mengupayakan perluasan dan kesempatan kerja, mengumpulkan data

ketenagakerjaan, melaksanakan pemberian ijin, pembinaan dan pengawasan

terhadap PPTKIS, LPPS, dan BKK, tenaga kerja asing, serta memfasilitasi

dan mengawasi penempatan dan pengiriman tenaga kerja Indonesia di dalam

dan di luar negeri.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Penempatan

Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana kebijakan ketenagakerjaan

b. Penyelenggaraan informasi pasar kerja dan bursa kerja

c. Pelaksanaan operasional dan fasilitasi dan rekomendasi perijinan

pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS),

Lembaga Pelayanan Penempatan Swasta (LPPS), Bursa Kerja Khusus

(BKK)

d. Pemberian ijin dan pengawasan terhadap PPTKIS, LPPS, dan BKK,

tenaga kerja asing.

e. Pengawasan penempatan dan pengiriman tenaga kerja Indonesia di

dalam dan di luar negeri.

f. Pelaksanaan upaya perluasan dan kesempatan kerja

g. Pengumpulan data angkatan kerja

h. Pemberian rekomendasi pengurusan paspor bagi CTKI yang telah

dinyatakan lulus seleksi.

Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja terdiri dari :

a. Seksi Informasi dan Penempatan Tenaga Kerja mempunyai tugas :

- Menyusun rencana dan program penempatan tenaga kerja

12

- Mempersiapkan bahan fasilitasi dan perijinan operasional penempatan

tenaga kerja meliputi penempatan AKL, AKAD, AKAN.

- Melaksanakan pemberian ijin, pembinaan dan pengawasan terhadap

PPTKIS, LPPS, dan BKK, dan tenaga kerja asing.

- informasi pasar kerja dan bursa kerja

b. Seksi Pendataan dan Perluasan kerja mempunyai tugas :

- Memfasilitasi usaha bantuan modal tenaga kerja

- Memfasilitasi penugasan belajar Tenaga Kerja Mandiri Terdidik

- Melaksanakan perluasan kerja sistem padat karya dan terapan

teknologi tepat guna

- Melaksanakan Pengumpulan data ketenagakerjaan

C. Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja

Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja mempunyai tugas menyusun

rencana, melaksanakan kebijakan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja

yang meliputi pengawasan, pemberian ijin, melaksanakan pelatihan tenaga

kerja dan produktivitas kerja serta mengevaluasi kegiatan pelatihan dan

produktivitas kerja.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pelatihan dan

Produktivitas Kerja mempunyai fungsi :

a. Koordinator pelatihan tenaga kerja dan produktivitas kerja sektor informal,

usaha kecil dan menengah

b. pemberian ijin, pengawasan dan memfasilitasi pelaksanaan operasional

Lembaga Pelatihan Kerja Swasta

c. Koordinator uji ketrampilan, penyiapan standar pelatihan dan tes

kualifikasi tenaga kerja

d. Pelaksanaan bimbingan penyuluhan sertifikasi tenaga kerja

e. Pengaturan pelaksanaan kegiatan inventarisasi kebutuhan pelatihan.

f. Pelaksanaan informasi mekanisme program pemagangan ke luar negeri.

Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja terdiri dari :

a. Seksi Pengendalian Lembaga Pelatihan mempunyai tugas :

- Meneliti, memproses pemberian ijin operasional, monitoring dan

evaluasi LPK Swasta, Lembaga Pelatihan Asing dan Perusahaan.

13

- Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan LPK Swasta, Lembaga

Pelatihan Asing dan Perusahaan.

b. Seksi Produktivitas dan Standarisasi mempunyai tugas :

- Menyiapkan bahan penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja

- Menyiapkan standar pelatihan dan tes kualifikasi tenaga kerja dan uji

ketrampilan

- Melaksanakan program pemagangan ke luar negeri.

D. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan

Bidang Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas

memfasilitasi hubungan kerja, penyelesaian perselisihan hubungan industri,

meningkatkan tugas dan peran lembaga kerjasama bipartit dan tripartit,

memonitor pelaksanaan syarat-syarat kerja, kesejahteraan pekerja,

merumuskan rencana dan melaksanakan kebijakan operasional pengawasan

ketenagakerjaan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Industrial dan

Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan fasilitasi hubungan kerja,

b. Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan industri

c. Pelaksanaan fasilitasi lembaga kerjasama bipartit dan tripartit

d. Pelaksanaan fasilitasi kesejahteraan pekerja

e. Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan syarat-syarat kerja dan jaminan sosial

tenaga kerja

f. Pengawasan pelaksanaan pengupahan sesuai ketentuan yang berlaku

g. Pelaksanaan pemeriksaan, penelitian, pengkajian dan penetapan santunan

kecelakaan, perhitungan upah lembur, dan perselisihan hak.

h. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan penerbitan ijin lembur dan kerja

malam wanita.

i. Pelaksanaan operasional dan Law inforcement terhadap pelaksanaan

perundang undangan ketenagakerjaan sesuai kewenangan kabupaten.

j. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan penetapan santunan kecelakaan,

perhitungan upah lembur dan perselisihan hak.

k. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan penerbitan ijin lembur dan kerja

malam wanita.

14

l. Pelaksanaan operasional dan fasilitasi serta pengesahan kepengurusan

panitia Pembinan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), rekomendasi

poliklinik dan jasa boga di perusahaan, penerbitan rekomendasi pektisida,

penerbitan / penunjukan perusahaan perusahaan jasa Keselamatan dan

Kesehatan Kerja ( PK3), penerbitan Keputusan Penunjukan Ahli K3 bidang

kimia, pengesahan instalasi listrik.

m. Pengesahan instalasi listrik, pengesahan instalasi penyalur petir,

pengesahan instalasi proteksi kebakaran, perijinan pesawat lift listrik.

n. Pemberian perijinan pemakaian pesawat uap, perijinan bejana tekan botol

baja, perijinan pemakaian pesawat angkat dan angkut, pengesahan

pemakaian motor diesel pembangkit listrik, pelayanan bidang hyperkes dan

K3.

Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan terdiri atas :

a. Seksi Hubungan Industrial dan Syarat Kerja, mempunyai tugas

menyiapkan bahan dan melakukan kegiatan dalam rangka memfasilitasi

hubungan dan syarat-syarat kerja, menyiapkan bahan dan melakukan

fasilitas kegiatan koperasi karyawan, jaminan sosial tenaga kerja dan

kesejahteraan tenaga kerja serta penetapan kebijakan pengupahan

tenaga kerja, menyiapkan bahan dan melakukan fasilitas mekanisme

penyelesaian perselisihan ketenagakerjaan, pemutusan hubungan kerja

serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

b. Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas menyiapkan

bahan fasilitasi / penyuluhan dan koordinasi serta melakukan pengawasan

/ pengendalian terhadap norma ketenagakerjaan yang meliputi norma

pelatihan, norma penempatan, norma hubungan kerja, norma kerja,

norma keselamatan dan kesehatan kerja serta norma jaminan sosial

tenaga kerja.

E. Bidang Transmigrasi, mempunyai tugas menyusun rencana dan

melaksanakan kebijakan dalam rangka menyelenggarakan transmigrasi

yang meliputi transmigrasi umum, swakarya berbantuan dan swakarya

mandiri.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang Transmigrasi

mempunyai fungsi :

15

a. Perencanaan pengerahan dan penempatan transmigrasi sesuai dengan

kualitas penduduk, daya dukung dan daya tampung lingkungan.

b. Penyampaian informasi dan penyuluhan tentang ketransmigrasian kepada

masyarakat.

c. Pelaksanaan pendaftaran, seleksi calon transmigran dan legitimasi calon

transmigran.

d. Pendidikan dan Pelatihan calon transmigran.

e. Pelayanan penampungan calon transmigran.

f. Pelayanan pengangkutan calon transmigran dari desa asal ke

penampungan sementara.

g. Penanganan transmigran yang kembali dan bermasalah.

h. Pelaksanaan koordinasi dengan tujuan transmigran.

Bidang Transmigrasi terdiri dari :

a. Seksi Penyuluhan dan Motivasi masyarakat mempunyai tugas menyusun

rencana, menyiapkan bahan, melaksanakan penyuluhan, motivasi

masyarakat melalui kelompok, keluarga maupun perorangan dan

menyebarluaskan informasi ketransmigrasian serta menyelenggarakan

pendidikan dan latihan calon transmigran.

b. Seksi Pendaftaran, Seleksi dan Pemindahan mempuyai tugas melakukan

pelayanan pendaftaran dan seleksi transmigran meliputi pelayanan

administrasi, fisik kesehatan, mental dan ketrampilan, legitimasi calon

transmigran yang kembali dan bermasalah, melakukan pelayanan

penampungan sementara meliputi pelayanan administrasi, akomodasi,

konsumsi, kesehatan, bimbingan mental dan pembekalan, pelayanan

pengangkutan dari desa asal ke penampungan sementara, melakukan

penampungan sementara, serta pengawalan dalam perjalanan dan

penyerahan transmigran di lokasi tujuan termasuk koordinasi dengan

daerah tujuan transmigran.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Bantul melaksanakan beberapa program / kegiatan

baik program wajib maupun program pilihan.

1. Penyusunan Rencana Strategi dan Rencana Kinerja tidak terlepas dari

sistem penganggaran dari Dinas dan Pemerintah Daerah. Anggaran dalam

suatu kegiatan dan program dipertimbangkan dalam rangka menyesuaikan

16

sasaran dan tujuan serta strategi pencapaiannya. Di dalam penyusunan

rencana kinerja, memadukan setiap kegiatan dengan anggarannya baik

kegiatan yang tercantum dalam RKA dan target kerja tahunan maupun

beberapa kegiatan baru yang bersifat strategis dengan kemungkinan

perubahan dalam penyesuaian penganggarannya

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Bantul mempunyai Struktur Organisasi yang

terdiri dari 1 Bagian Tata Usaha dan 5 Sub. Dinas serta 1 UPTD.

1. Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas menyusun rencana program dan laporan,

melayani administrasi kepada seluruh Unit Kerja, mengelola

keuangan, melaksanakan urusan umum, kepegawaian,

perlengkapan dan rumah tangga.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian

Tata Usaha mempunyai fungsi :

a. Pelayanan administrasi kepada semua Unit Kerja;

b. Penyusun rencana, program dan laporan;

c. Pengolahan keuangan;

d. Pelaksanaan urusan umum, surat menyurat, kepegawaian,

perlengkapan dan kerumahtanggaan.

2. Sub Dinas Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Tenaga Kerja

Mempunyai tugas menyusun rencana kebijakan

ketenagakerjaan, menyelenggarakan informasi pasar kerja dan bursa

kerja, melakukan operasional dan fasilitasi perijinan Pelaksana

Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) atau

Cabang, Lembaga Pelayanan Penempatan Swasta (LPPS), RPTKA (

Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing ), perluasan lapangan

kerja dan kesempatan kerja, mengumpulkan data ketenagakerjaan,

melaksanakan pemberian ijin BKK dan Perpanjangan Ijin

mempekerjakan Tenaga Asing, pembinaan dan pengawasan

terhadap PPTKIS, LPPS dan BKK, Tenaga Kerja Asing, serta

memfasilitasi penempatan tenaga kerja.

17

Mengawasi penempatan dan pemberangkatan Tenaga Kerja

Indonesia di dalam dan ke Luar Negeri.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub

Dinas Penempatann Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja mempunyai

fungsi :

a. Penyusunan rencana Kegiatan Penempatan Tenaga Kerja

dan Perluasan Kerja.

b. Pendaftaran pencari kerja, pendaftaran lowongan

pekerjaan, dan permintaan tenaga kerja;

c. Penyelenggaraan informasi pasar kerja dan bursa kerja;

d. Pelaksanaan operasional dan fasilitasi perijinan PPTKIS/

Cabang PPTKIS dan LPPS.

e. Pelaksanaan dan fasilitasi pengawasan penempatan serta

pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia;

f. Pelaksanaan upaya perluasan lapangan kerja dan

kesempatan kerja melalui penugasan Belajar Usaha

Tenaga Kerja Mandiri Terdidik ( TKMT), Terapan

Tehnologi Tepat Guna ( TTG ), Perluasan Kerja Sistim

Padatkarya (PKSPK) serta perluasan kerja melalui

pendayagunaan Tenaga Kerja Sukarela (TKS), WUB dan

Gramen Bank

g. Pemberian Rekomendasi Perpanjangan kerja dan

pembinaan bagi tenaga kerja asing dalam jangka waktu

tertentu/ Rekomendasi IKTA dan RPTKA, Ijin Tinggal

( TA.02 )

h. Pemberian ijin dan pengawasan terhadap lembaga bursa

tenaga kerja khusus;

i. Pengumpul data angkatan kerja, Penganggur dan

setengah penganggur.

j. Pemberian rekomendasi pengurusan paspor bagi Calon

Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) yang telah dinyatakan

lulus seleksi.

k. Persetujuan pendirian LPPS,PTKIS/Cabang, Persetujuan

rekrut, Persetujuan penempatan dan Persetujuan

pemberangkatan.

18

3. Sub Dinas Pelatihan dan Produktifitas Kerja

Mempunyai tugas menyusun rencana, melaksanakan

kebijakan, pelatihan dan produktivitas tenaga kerja yang meliputi

pengawasan, pemberian perijinan, memfasilitasi, melaksanakan

pelatihan tenaga kerja dan produktivitas kerja serta mengevaluasi

kegiatan pelatihan dan produktivitas kerja.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub

Dinas Pelatihan dan Produktivitas Kerja mempunyai fungsi :

a. Pemberian ijin dan pengawasan Lembaga Pelatihan

Swasta dan Perusahaan;

b. Pelaksanaan uji ketrampilan

c. Melaksanakan pemantauan, monitoring dan evaluasi

kegiatan Lembaga Latihan Swasta, Perusahaan dan

Pmerintah, untuk mengetahui keberhasilannya.

d. Pelaksanaan pelatihan tenaga kerja dan produktivitas kerja

sektor informal, usaha kecil dan menengah;

e. Pemberian perijinan terhadap Lembaga Pelatihan Swasta,

Perusahaan dan Asing

f. Pelaksanaan operasional menakisme program

pemagangan ke luar negeri;

g. Pelaksanaan bimbingan penyuluhan sertifikasi tenaga

kerja;

h. Penyiapan standardisasi pelatihan test kualifiikasi tenaga

kerja;

i. Pengkoordinasian pelaksanaan pelatihan yang

dilaksanakan oleh BLK Bantul , Institusional maupun

Mobile Trainning Unit (MTU) dalam hal pendaftaran,

seleksi dan pemanggilan peserta;

j. Pengaturan pelaksanaan kegiatan inventarisasi kebutuhan

pelatihan.

4. Sub Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja

Mempunyai tugas memfasilitasi hubungan kerja antara

Organisasi Pekerja/Pekerja dengan Pengusaha, memfasilitasi dan

membantu penyelesaian perselisihan hubungan industri/pemutusan

19

hubungan kerja melaksanakan peningkatan tugas dan peran

lembaga kerjasama bipartit dan tripartit, memfasilitasi dan monitoring

pelaksanaan syarat-syarat kerja dan kesejahteraan pekerja.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub

Dinas Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja mempunyai

fungsi :

a. Pelaksanaan fasilitasi sarana hubungan industrial;

b. Pelaksanaan fasilitasi kesejahteraan pekerja;

c. Pelaksanaan fasilitasi organisasi pekerja dan pengusaha;

d. Pelaksanaan fasilitasi lembaga kerjasama bipartit dan

peningkatan fungsi/peran lembaga tripartit;

e. Pelaksanaan fasilitasi monitoring syarat-syarat kerjja dan

jaminan sosial tenaga kerja;

f. Pelaksanaan fasilitasi mekanisme penyelesaian

perselisihan hubungan industrial/pemutusan hubungan

kerja;

g. Penyiapan bahan untuk penetapan kebijakan pengupahan;

h. Pelaksanaan fasilitasi syarat-syarat kerja sektor informal;

i. Pelaksanaan fasilitasi syarat-syarat kerja tani nelayan.

j. Fasilitasi terbentuknya Koperasi Karyawan dan KB

Perusahaan.

5. Sub Dinas Transimigrasi

Mempunyai tugas menyusun rencana dan melaksanakan

kebijakan dalam rangka menyelenggarakan transmigrasi yang

meliputi Transmigrasi Umum, Swakarsa Berbantuan dan Swakarsa

Mandiri.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Sub

Dinas Transmigrasi mempunyai fungsi :

a. Perencanaan pengerahan dan penempatan transmigrasi

sesuai dengan kualitas penduduk, daya dukung dan daya

tampung lingkungan.

b. Penyampaian informasi dan penyuluhan tentang

ketransmigrasian kepada masyarakat

20

c. Pelaksanaan pendaftaran, seleksi calon transmigran dan

legitimasi calon transmigran

d. Pendidikan dan pelatihan calon transmigran

e. Pelayanan penampungan calon transmigran

f. Pelayanan pengangkutan calon transmigran dari desa asal

ke penampungan sementara.

g. Penanganan transmigran yang kembali dan bermasalah

h. Pelaksanaan koordinasi dengan daerah tujuan transmigran

6. Sub Dinas Pengawasan

Mempunyai tugas merumuskan rencana dan melaksanakan

kebijakan operasional pengawasan ketenaga kerjaan dan

transmigrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub

Dinas Pengawasan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan operasional dan law Inforcement terhadap

pelaksanaan perundang-undangan ketenagakerjaan

sesuai kewenangan Kabupaten;

b. Pelaksanaan pemeriksaan, penelitian, pengkajian dan

penetapan santunan kecelakaan, perhitungan upah lembur

c. Pelaksanaan penelitian, pengkajian dan penerbitan ijin

penyimpangan waktu kerja dan waktu istirahat, dan ijin

kerja malam wanita.

d. Pelaksanaan operasional dan fasilitasi serta pengesahan

kepengurusan Panitia Pembina Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (P2K3), rekomendari poliklinik dan jasa

boga di perusahaan, penerbitan rekomendasi pestisida,

penerbitan/penunjukkan Perusahaan Jasa Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (PJK3), penerbitan Keputusan

Penunjukan Ahli K3 Bidang Kimia, penunjukkan Petugas

K3 Bidang Kimia, pengesahan instalasi listrik;

21

e. Pengesahan instalasi listrik, pengesahan instalasi penyalur

petir, pengesahan instalasi proteksi kebakaran, perijinan

pesawat lif listrik ;

f. Pemberian perijinan pemakaian pesawat uap, perijinan

bejana tekan, botol baja, perijinan pemakaian pesawat

angkat dan angkut, pengesahan pemakaian motor diesel

pembangkit listrik, pelayanan bidang hyperkes dan K3,

pemeriksaan dan pelatihan hyperkes;

g. Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan

transmigrasi.

7. UPTD BLK

Mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan kegiatan

teknis meliputi teknis latihan kerja dan teknis pemasaran serta

melaksanakan urusan tata usaha.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud,

UPTD BLK mempunyai fungsi :

a. Perencanaan dan pelaksanaan penyelenggaaraan latihan

kerja;

b. Pelaksanaan bimbingan teknis pemasaran

c. Pelaksanan pelayanan informasi lapangan kerja dan atau

pasar kerja;

d. Pelaksanaan urusan tata usaha.

3. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan

sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut SPM untuk

urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau indikator

lainnya seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh Pemerintah.

Keberhasilan merupakan sesuatu yang bersifat relatif dan sulit

diukur sehingga untuk mengetahui keberhasilan perlu dibuat indikator-

indikator yang lebih dapat diukur. Oleh karena itu Dinas Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Kabupaten Bantul menetapkan indicator kinerja periode 2011-

2015 sebagai tolok ukur untuk dapat menilai keberhasilan kegiatan yang

dilaksanakan.

22

Indikator kinerja merupakan hal yang bersifat dinamis karena akan

tergantung pada perkembangan kondisi, peraturan, anggaran, kebijakan dan

lain-lain. Pencapaian terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan akan

member gambaran tentang sejauh mana organisasi dapat mencapai

kinerjanya sesuai dengan tugas, peran dan fungsi yang diembannya.

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD disusun dengan format

seperti dalam Tabel 2.1 (lampiran)

4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

Permasalahan di bidang sosial yang berkembang dewasa ini

menunjukkan bahwa ada sebagian warga negara yang belum terpenuhi

kebutuhan dasarnya secara mandiri dan hidup dalam kondisi kemiskinan dan

ketidakberdayaan. Mereka umumnya mengalami hambatan fungsi sosial

dalam hidup bermasyarakat, kesulitan dalam mengakses sistem pelayanan

sosial dasar dan tidak dapat menikmati kehidupan yang layak bagi

kemanusiaan.

Di Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, pembangunan

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang merupakan bagian

pembangunan daerah yang bertujuan untuk menyediakan lapangan kerja dan

lapangan usaha untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak

bagi kemanusiaan dengan harapan jumlah penganggur dan setengah

penganggur dapat ditekan atau diperkecil. Sehubungan dengan hal tersebut

kondisi permasalahan ketenagakerjaan ternyata sangat terkait erat dengan

keadaan ekonomi yang berkembang setiap saat.

Pertumbuhan ekonomi terkait erat terhadap dunia usaha, bahwa

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akan berpengaruh pada terciptanya

iklim usaha yang kondusif, yaitu melalui investasi yang ditanamkan oleh para

investor, sehingga akhirnya akan berdampak pada perluasan kesempatan

kerja. sebaliknya menurunnya pertumbuhan ekonomi juga akan berdampak

negatif terhadap bidang ketenagakerjaan.

Kondisi tersebut mendorong pemerintah dan masyarakat

memanfaatkan peluang kerja di luar negeri sebagai salah satu upaya yang

cukup strategis guna menangani masalah pengangguran di dalam negeri.

Karena keterbatasan kemampuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pencari

kerja yang pada umumnya berpendidikan SLTA ke bawah, sehingga

23

kesempatan kerja terbuka pada umumnya untuk jenis - jenis pekerjaan yang

tidak terlalu membutuhkan ketrampilan khusus ternyata juga menimbulkan

berbagai kasus mulai dari perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi oleh

majikan / pengguna jasa, sampai pemulangan paksa / deportasi karena

statusnya yang ilegal.

Selain kondisi dunia usaha yang belum kondusif, minimnya

informasi pasar kerja baik dalam maupun luar negeri juga merupakan salah

satu kendala dalam upaya untuk menangani masalah pengangguran dan

disatu sisi pencari kerja tidak mudah untuk memperoleh pekerjaan sesuai

dengan kompetensinya, disisi lain para pengguna juga sulit mendapatkan

pekerja sesuai dengan job / jabatan yang dibutuhkan.

Melihat kenyataan tersebut masalah ketenagakerjaan khususnya

penanganan pengangguran terbuka (open unployment) merupakan masalah

nasional yang serius dan harus segera dipecahkan bersama baik antara

pihak pemerintah dan swasta, maupun antar instansi pemerintah. Dalam hal

ini pemerintah mempunyai peranan sangat penting yaitu disamping sebagai

penggerak, pemerintah juga ikut serta menciptakan perluasan kesempatan

kerja dan penanganan masalah pengurangan pengangguran. Berbagai

kegiatan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul pada kenyataannya

memperoleh animo dan mendapat sambutan yang baik dari masyarakat.

Namun demikian hal tersebut bukanlah alasan untuk berpuas diri melainkan

sebaliknya merupakan penambah semangat untuk terus berinovasi termasuk

mengadopsi perkembangan serta kemajuan teknologi untuk meningkatkan

kinerja khususnya dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi

24

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

KABUPATEN BANTUL

A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi mempunyai tugas dan

tantangan beat di masa depan. Sebagai institusi yang diharapkan mampu

menjadi ujung tombak pengurangan pengangguran perannya diharapkan

menjadi optimal. Banyak tantangan yang dihadapi dan tuntutan yang harus

dipenuhi.

Sumberdaya manusia yang ada di lingkungan Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Bantul yang terdiri atas pejabat struktural dan

fungsional (instruktur pelatihan kerja, pengantar kerja, mediator dan

pengawas ketenagakerjaan) serta non struktural non fungsional merupakan

salah satu potensi dalam melaksanakan kebijakan dan program

pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, sekaligus

sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam meningkatkan kinerja

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul. Namun disadari,

bahwa kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang tersedia masih

perlu dikembangkan dan ditambah sehingga dapat melaksanakan kebijakan

dan program pembangunan secara optimal.

Sarana dan prasarana yang tersedia dalam jumlah tertentu di setiap

unit kerja di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Bantul juga memiliki peranan yang cukup menentukan dalam pelaksanaan

kebijakan dan program pembangunan bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian. Namun, secara kuantitas dan kualitas sarana dan

prasarana yang tersedia masih sangat terbatas, sehingga pelaksanaan

kebijakan dan program pembangunan tersebut belum dapat dicapai secara

optimal, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerja Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul.

Peran dan fungsi Balai Latihan Kerja ( BLK ) diharapkan lebih optimal

lagi dalam rangka mengatasi masalah pengangguran. Para pencari kerja

yang tidak memiliki ketrampilan dan kurang berkompetensi di dunia kerja

masih cukup tinggi.

25

Ke depan BLK diharapkan tidak hanya menjadi lembaga pelatihan tetapi juga

sebagai lembaga sertifikasi dan penempatan ( Three in one ).

Persoalan data seringkali menjadi kendala dalam merencanakan

program, kegiatan dan kebijakan. Data belum tersaji secara sempurna, efektif

dan melembaga. Kesulitan dalam mencari data yang akurat sampai tingkat

Desa menjadi persoalan tersendiri.

Pada akhirnya pengangguran masih relatif tinggi, apalagi kalau yang

dibicarakan adalah kelompok setengah penganggur. Di sini dapat diartikan

bahwa banyak tenaga kerja yang bekerja tetapi tetap miskin karena

produktivitasnya rendah atau penghasilannya kecil dan tidak mencukupi

kebutuhan hidup keluarganya.

Berpijak dari hal tersebut di atas, secara lebih jelas identifikasi

permasalahan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul

sesuai tugas dan fungsi pelayanan dapat diuraikan antara lain sebagai

berikut :

1. Tidak adanya institusi (petugas lapangan/fungsional) yang

melaksanakan fungsi pendampingan kelompok pasca kegiatan,

sehingga mempengaruhi pelestarian program;

2. Update data belum bisa efektif dilaksanakan; perlu intervensi semua

pihak stakeholder dan aparat pemerintah desa untuk menghasilkan data

yang akurat.

3. Kurangnya sarana prasarana, peralatan praktek pada bidang-bidang

juga di BLK, sebagai lembaga yang diharapkan menjadi fungsi

pelatihan, sertifikasi, dan penempatan;

4. Kualifikasi Tenaga Kerja yang dibutuhkan tidak memenuhi syarat yang

dibutuhkan pasar kerja;

5. Produktivitas tenaga kerja kurang diperlukan program pelatihan secara

berkelanjutan;

6. Jumlah Personil Pengawas Ketenagakerjaan, mediator, pengantar kerja,

instruktur yang masih kurang memadai dan dukungan sarana dan

prasarana berupa alat operasional dan pendanaan yang tidak memadai;

26

B. Telaahan Visi dan Misi RPJM Daerah 2011 – 2015

1. Visi Pembangunan Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015

Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan.Visi pembangunan Kabupaten Bantul yaitu “Bantul

Projotamansari Sejahtera, Demokratis, dan Agamis”.Visi ini dirasakan sebagai

masih tetap relevan untuk 5 tahun mendatang. Oleh karena itu di dalam RPJMD

Kabupaten Bantul tahun 2011-2015, visi pembangunan Kabupaten Bantul masih

tetap sama yaitu “Bantul Projotamansari Sejahtera, Demokratis, dan

Agamis”.

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kabupaten Bantul

yangingin diwujudkan di masa yang akan datang adalah Bantul yang

produktifprofesional,ijo royo-royo, tertib, aman, sehat dan asri, sejahtera,

dandemokratis, yang semuanya itu akan diwujudkan melalui misi.

Produktif dalam arti bahwa semua potensi daerah baik sumberdaya

alammaupun sumberdaya manusianya dapat berproduksi sehingga

mampumemberikan andil terhadap pembangunan daerah.

Profesional dalam arti penekanan kepada setiap warganya dari berbagai

profesi, agar mereka betul betulmatang dan ahli di bidangnya masing-masing.

Tolok ukur profesionalismeini dapat dilihat dari kualitas hasil kerja dihadapkan

kepada efisiensi penggunaan dana, sarana, tenaga, serta waktu yang

diperlukan.

Ijo Royo-royo dalam arti tidak ada sejengkal tanahpun yang

diterlantarkansehingga baik di musim hujan maupun di musim kemarau di

manapun akan tampak suasana yang rindang. Dalam hal ini perlu diingatkan

kepada masyarakat Bantul bahwa bagaimanapun Kabupaten Bantul tumbuh

terlebih dahulu sebagai kawasan agronomi yang tangguh dalam rangka

mendukung tumbuh berkembangnya sektor industri yang kuat di masa

mendatang.

Tertib dalam arti bahwa setiap warga negara secara sadar menggunakan hak

dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga terwujud

kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang tertib berpedoman pada

sistem ketentuan hukum/perundang-undangan yangesensial untuk terciptanya

disiplin nasional.

Aman dalam arti bahwa terwujudnya tertib pemerintahan dan tertib

kemasyarakatan akan sangat membantu terwujudnya keamanan

27

danketentraman masyarakat. Kondisi aman ini perlu ditunjang demi

terpeliharanya stabilitas daerah.

Sehat dalam arti bahwa tertibnya lingkungan hidup yang akan dapat menjamin

kesehatan jasmani dan rohani bagi masyarakat/manusia yang menghuninya.

Asri dalam arti bahwa upaya pengaturan tata ruang di desa dan di kota dapat

serasi, selaras, dan seimbang dengan kegiatan-kegiatan manusia yang

menghuninya sehingga akan menumbuhkan perasaan kerasan, asri tidak

mewah tetapi lebih cenderung memanfaatkan potensi lingkungan yang

bersandar pada kreativitas manusiawi.

Sejahtera dalam arti bahwa kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Bantul

telah terpenuhi secara lahir dan batin. Kebutuhan dasar tersebut berupa

kecukupan dan mutu pangan,sandang,papan,kesehatan,pendidikan,lapangan

pekerjaan dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman

dan nyaman, juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya

masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Demokratis dalam arti bahwa adanya kebebasan berpendapat, berbeda

pendapat, dan menerima pendapat orang lain. Akan tetapi apabila sudah

menjadi keputusan harus dilaksanakan bersama-sama dengan penuh rasa

tanggung jawab.

Agamis dalam arti bahwa kehidupan masyarakat Bantul senantiasa diwarnai

oleh nilai-nilai religiusitas dan budi pekerti yang luhur.Pentingnya aspek agama

tidak diartikan sebagai bentuk primordialisme untuk suatu agama tertentu, tetapi

harus diartikan secara umum bahwa nilai-nilai luhur yang dianut oleh semua

agama semestinya dapat diterapkan dalam interaksi sosial sehari-hari.

2. MISI

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi dalam RPJMD Kabupaten Bantul

Tahun 2011-2015 adalah:

MISI 1 :

Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola pemerintahan

yang empatik

MISI 2 :

Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat,

cerdas, berakhlak mulia,dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

28

MISI 3 :

Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitapertumbuhan

ekonomi, pemerataan pendapatan berbasispengembangan ekonomi lokal, dan

pemberdayaan masyarakatyang responsif gender

MISI 4 :

Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana dengan memperhatikan

penataan ruang dan pelestarian lingkungan

3. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka

waktu 1-5 tahun mengacu visi dan misi serta didasarkan isu dan analisis

strategis. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran,kebijakan,program dan

kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. Sasaran merupakan hasil yang ingin

dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik,terukur,dalam kurun

waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator

sasaran.

3.1. Tujuan MISI 3 : Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

Meningkatkan motivasi dan etos masyarakat berwirausaha, penciptaan

peluang kerja, pelatihan keterampilan, serta perlindungan dan pengawasan

tenaga kerja

Dengan sasaran :

a. Meningkatnya lapangan pekerjaan;

b. Meningkatnya keterampilan pencari kerja;

c. Meningkatnya perlindungan pekerja;

e. Terciptanya penempatan transmigran.

4. Strategi, Arah Kebijakan, Program dan Indikator Misi Ketiga :

Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

4.1 . Strategi :

a. Peningkatan SDM

b. Memperluas lapangan pekerjaan

c. Melaksanakan hubungan industrial dan pengawasan yang semakin

meningkatkan kesejahteraan pekerja

29

d. Melaksanakan mobilitas penduduk yang terarah dan pemerataan

kesejahteraan rakyat.

4.2. Kebijakan :

a. Perbaikan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

b. Menciptakan wirausaha baru

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam menciptakan

lapangan kerja

d. Perlindungan dan peningkatan kesejahteraan pekerja

e. Mengoptimalkan pelayanan perpindahan transmigran

4.3. Program :

a. Peningkatan Kesempatan kerja

b. Perluasan Kerja

c. Penempatan Tenaga Kerja

d. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

e. Perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

f. Peningkatan norma kerja dan norma keselamatan dan kesehatan kerja.

g. Transmigrasi Umum.

C. Telaahan Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY

1. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

Visi dan Misi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Tahun

2010 – 2014 sebagai berikut :

Visi :

Untuk mencapai tujuan pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian, maka Visi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

lima tahun ke depan adalah : “TERWUJUDNYA TENAGA KERJA DAN

MASYARAKAT TRANSMIGRASI YANG PRODUKTIF, BERDAYA SAING,

MANDIRI, DAN SEJAHTERA”

Misi :

Upaya pencapaian visi tersebut akan diimplementasikan melalui misi

sebagai berikut :

30

a. Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan

masyarakat transmigrasi;

b. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan

penempatan dan perlindungan tenaga kerja di dalam dan di luar

negeri;

c. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial

tenaga kerja;

d. Meningkatkan perlindungan ketenagakerjaan;

e. Membangun kawasan serta memfasilitasi perpindahan dan

penempatan transmigrasi;

f. Mengembangkan kapasitas masyarakat transmigrasi dan kawasan

transmigrasi;

g. Menerapkan organisasi yang efisien, tatalaksana yang efektif dan

terpadu dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good

governance), meningkatkan efektivitas pengawasan kinerja, dan

melaksanakan penelitian, pengembangan serta pengelolaan data dan

informasi yang efektif.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan

dan ketransmigrasian adalah :

a. Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan berdaya

saing yang sesuai dengan perkembangan pasar kerja serta

menciptakan wirausaha baru;

b. Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif, dan perluasan

penciptaan lapangan kerja;

c. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan meningkatnya

peran kelembagaan hubungan industrial;

d. Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri

(independent),tidak memihak (fair treatment), profesional dan

seragam di seluruh Indonesia;

e. Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat tinggal dan

usaha yang layak;

f. Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri dan

kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;

g. Mewujudkan good governance di lingkungan Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi, efektivitas pengawasan kinerja,

memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan, serta

31

menyediakan data dan informasi untuk kebijakan/manajemen dan

informasi publik.

Sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu pelaksanaan Renstra

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Tahun 2010 – 2014

adalah sebagai berikut :

a. Terlaksananya pelatihan berbasis kompetensi dan berbasis

masyarakat sebanyak 700.000 orang;

b. Terciptanya pelayanan penempatan tenaga kerja (bursa kerja) di 551

Kab/Kota, dan fasilitasi penempatan tenaga kerja sebanyak 8.000.000

orang;

c. Terbentuknya Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit di 20.000

perusahaan serta LKS Tripartit di 33 provinsi dan 400 kab/kota;

d. Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan dalam rangka

peningkatan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) di 300.000 perusahaan;

e. Terbangunnya 10 Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) dan

25 Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT) baru serta terfasilitasinya

perpindahan dan penempatan 44.233 keluarga transmigran;

f. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan meningkatnya kapasitas

sumberdaya manusia dan kelembagaan masyarakat transmigrasi

untuk 86.200 keluarga (344.800 jiwa) di 478 permukiman transmigrasi

serta berkembangnya 18 kawasan transmigrasi sebagai embrio pusat

pertumbuhan baru;

g. Terciptanya tata kelola organisasi yang efektif, transparan, akuntabel

dan bersih dari KKN serta meningkatnya pemanfaatan hasil

penelitian sebagai acuan perumusan kebijakan, serta meningkatnya

ketersediaan data dan informasi untuk kebijakan dan pelayanan

informasi.

2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY

Visi dan Misi Dinas

Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DIY 2012 –

2017 adalah sebagai berikut :

32

VISI :

“Terwujudnya Tenaga Kerja yang berdaya saing tinggi, berkarakter,

berbudaya, mandiri, sejahtera, terlindungi dan produktif, serta mobilitas

penduduk yang sesuai kebutuhan potensi daerah”

MISI :

a. Mewujudkan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing.

b. Menurunkan jumlah pengangguran.

c. Meningkatkan perlindungan dan pengawasan ketenagakerjaan.

d. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan transmigrasi.

D. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

Dalam ruang wilayah Kabupaten Bantul, perkembangan dan

pertumbuhan Kabupaten Bantul dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

1. Keadaan fisik tanah yang meliputi topografi, sungai, geologi, kemampuan

tanah dan sebagainya;

2. Jumlah dan perkembangan penduduk;

3. Kegiatan masyarakat, baik itu volume maupun manusia;

4. Kelengkapan fasilitas, utilitas, dan sarana infrastruktur.

E. Penentuan Isu-isu Strategis

Analisis SWOT

Upaya penanggulangan kemiskinan merupakan amanat konstitusi

dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional yang tercantum di

dalam UUD 1945. Upaya Pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut

dilakukan melalui sejumlah program dan strategi yang diharapkan dapat

meningkatkan kualitas hidup dan taraf kesejahteraannya. Program-program

penanganan kemiskinan dan pengangguran dalam strategi yang

dimaksudkan tentu saja memerlukan kerja sama, dukungan dan sinergi

semua pihak baik melalui program sektoral (Pemerintah Pusat), Pemerintah

Daerah, masyarakat maupun dunia usaha.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, salah satu cara untuk

membantu percepatan pengentasan kemiskinan dan pengurangan

pengangguran adalah dengan mencermati Instansi yang ada, dan

33

memberikan tekanan pada Instansi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi

menangani pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

Guna menurunkan jumlah penduduk miskin serta pengurangan

pengangguran, disusunlah strategi pembangunan bidang sosial,

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian serta dilakukan analis kekuatan,

kelemahan, ancaman maupun peluang (SWOT) dalam menjalankan strategi

tersebut, yaitu sebagai berikut :

34

Faktor Peluang : Tantangan :

Eksternal 1. Terbukanya peluang dan kesempatan bekerja dan berwirausaha;

2. Dana yang tersedia lewat APBN dan lembaga ekonomi yang lain;

3. Adanya otonomi daerah yang luas dan bertanggung jawab;

4. Adanya koordinasi lintas sektoral/dinas terkait; 5. Adanya kerjasama antar daerah

6. Adanya jaringan kemitraan antara pemerintah dengan masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM/Organisasi

sosial).; 7. Meningkatnya kepedulian stakeholder terhadap

penyelenggaraan bidangketenagakerjaan dan

ketransmigrasian; 8. Adanya partisipasi aktif masyarakat;

10.Tuntutan pelayanan publik yang semakin tinggi 11. Peluang kerja di luar Bantul

12.Kepercayaan dan dukungan Pemerintah Provinsi dan Pusat

13. Keamanan yang kondusif 14.Pertumbuhan industry dan perkembangan sektor ekonomi

15.Prioritas Pertumbuhan pembangunan nasional bertumpu pada pertumbuhan ekonomi

16.Terbukanya Kabupaten dan Provinsi Luar Jawa untuk program Transmigrasi

17.Terbukanya hubungan industrial yang kondusif

1. Pengaruh globalisasi di semua sektor;

2. Teknologi yang belum mampu bersaing dengan negara lain

3. Perlindungan TKI luar negeri yang masih perlu disempurnakan;

4. Tingginya angka pengangguran di Kabupaten Bantul;

5. Tingginya angka penduduk miskin;

6. Lapangan kerja formal semakin berkurang;

7. Permintaan tenaga kerja yang mempunyai keahlian

8. Pertumbuhan ekonomi secara riil masih relative kecil

9. Kondisi keamanan dan proses rekonsiliasi yang belum selesai menyebabkan minat masyarakat untuk bertransmigrasi

berkurang

10. Masih adanya calo tenaga kerja yang beroperasi

35

Faktor

Internal

Kekuatan : Alternatif Strategi : Alternatif Strategi : 1. Pembentukan Sruktur Organisasi

Disnakertrans

2. SDM yang mempunyai Kompetensi pada Dinas

3. Adanya komitmen bersama dalam pelaksanaan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

4. Komitmen kerja yang kuat dari seluruh aparat untuk melaksanakan tupoksi

5. Banyak penduduk usia kerja produktif dan

berpendidikan tinggi

6. Banyak sumber daya alam yang bisa dikelola

7. Banyak usaha industry kecil dan menengah

8. Informasi dan komunikasi dengan dunia luar mudah diakses

9. Dukungan dan fasilitas yang tersedia untuk membuka peluang usaha

10. Komitmen Pemda tentang pengentasan kemiskinan

1. Memanfaatkan SDM yang tersedia untuk memantapkan kesempatan bekerja dan berwirausaha;

2. Peningkatan usaha meraih dana baik provinsi maupun pusat;

3. Peningkatan kerjasama dengan dinas/instansi terkait baik provinsi maupun pusat;

4. Peningkatan peran serta stakeholder dlm penanganan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

5. Peningkatan kualitas pelayanan UPT-BLK.

6. Peningkatan kualitas SDM melalui diklat dasar dan lanjutan untuk peningkatan kualitas di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

7. Peningkatan kualitas SDM melalui diklat dasar dan lanjutan untuk peningkatan kualitas di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

8. Optimalisasi sarana dan prasarana dalam mendukung penyelenggaraan dinas.

9. Membuka peluang kerja seluas-luasnya

10.Penyediaan sarana dan prasarana kegiatan ekonomi produktif

11.Meningkatkan jejaring dan koordinasi dengan pusat dan daerah tujuan dalam upaya penempatan transmigrasi

12.Meningkatkan jejaring dan koordinasi dengan pihak terkait dalam upaya mengurangi tingkat pengangguran.

1. Peningkatan Akses masy thd program-program dinas melalui jaringan kemitraan;

2. Peningkatan Profesionalisme SDM untuk peningkatan kualitas pelayanan;

3. Optimalisasi dan koordinasi informasi, sinkronisasi dengan masyarakat;

4. Penerapan sistem reward and punishment bagi karyawan;

5. Peningkatan sosialisasi melalui berbagai media serta pengembangan Website;

6. Koordinasi rutin antar instansi/orsos/LSM dan stakeholders;

7. Sistem mutasi pegawai dan penempatan yg sesuai dgn latar belakang pendidikan dan kompetensi;

8. Peningkatan kapasitas SDM melalui diklat.

36

Kelemahan : Alternatif Strategi : Alternatif Strategi :

1. Posisi personil yang mudah berubah

karena sering adanya mutasi pegawai;

2. Kualitas teknis pegawai kurang memadai;

3. SDM yang memiliki kompetensi masih kurang;

4. Keterbatasan jumlah SDM baik tenaga

fungsional maupun staf 5. Tidak adanya sistem reward and

punishment bagi karyawan;

6. Kesulitan merubah mind set pegawai

dikarenakan terbentur oleh rutinitas sehingga kreatifitas terbatas;

7. Gedung kantor yang belum memadai,

sebagian kondisinya sudah tua dan luasnya kurang mencukupi;

8. Sarana dan prasarana yang belum memadai;

9. Adanya jumlah penduduk miskin yang

masih tinggi; 10. Kesempatan pengembangan kapasitas

SDM terbatas;

11. Keterbatasan anggaran yang dialokasikan

oleh TAPD;

12. Jiwa kewirausahaan tenaga yang tersedia

belum optimal

13. Kesempatan kerja tidak sebanding dengan banyaknya pencari kerja

1. Meningkatkan kinerja organisasi dengan membangun pola kerja

yang efektif dan efisien untuk meningkatkan layanan pada

masyarakat di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

2. Optimalisasi SDM Dinas dan UPT-BLK dalam penanganan di

bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian;

3. Peningkatan kompetensi karyawan dan stakeholder dalam

pekerjaan;

4. Meningkatkan SDM Tenaga Kerja melalui pelatihan

5. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan tenaga kerja yang ada

6. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan pekerja

7. Optimalisasi komitmen dan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan bidang

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

1. Peningkatan kompetensi SDM untuk mewujudkan

profesionalisme;

2. Optimalisasi publikasi / sosialisasi program untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak;

3. Merangsang prakarsa dan peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan guna kesejahteraan masyarakat;

4. Peningkatan Koordinasi antar unsur pemerintah dan masyarakat.

37

14. Belum terintegrasinya lulusan

penddidikan dengan keinginan dunia usaha

15. Budaya masyarakat yang cenderung instan

16. Mobilitas penduduk tinggi

17. Masih adanya sebagian perusahaan belum melaksanakan dan mentaati

peraturan perundang undangan ketenagakerjaan

18. Belum lengkapnya peraturan pelaksanaan yang mendukung Undang undan

ketenagakerjaan

38

ISU-ISU STRATEGIS

Berdasarkan Analisis SWOT di atas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Bantul menetapkan isu-isu strategis sebagai berikut :

1. Pendidikan dan Pelatihan Calon Pencari Kerja, terdiri dari pelatihan

berbasis kompetensi dan berbasis masyarakat;

2. Produktivitas tenaga kerja dan tenaga kerja yang berdaya saing;

3. Penempatan Tenaga Kerja, dengan terciptanya pelayanan penempatan

tenaga kerja dan fasilitasi penempatan tenaga kerja;

4. Terlaksananya hubungan industrial yang kondusif dan terbentuknya

Lembaga Kerjasama (LKS) Bipartit serta LKS Tripartit, Serikat Pekerja,

Perjanjian Kerja Bersama, Peraturan Perusahaan;

5. Terlaksananya perlindungan, kesejahteraan dan hak-hak pekerja.

6. Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan dalam rangka

peningkatan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3);

7. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan meningkatnya kapasitas sumberdaya

manusia dan kelembagaan masyarakat transmigrasi;

8. Terciptanya tata kelola organisasi yang efektif, transparan, akuntabel dan

bersih dari KKN;

39

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

A. VISI

Visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada

akhir periode perencanaan. Dengan mengacu pada RPJMD Kabupaten

Bantul tahun 2011-2015, Visi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Bantul adalah “Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat

Transmigrasi yang Berkualitas dan Sejahtera “

B. MISI :

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan Visi. Dengan mengacu pada RPJMD

Kabupaten Bantul tahun 2011-2015, terutama Misi 3 “ Meningkatkan

kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi,

pemerataan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal dan

pemberdayaan masyarakat yang responsif gender”, Visi Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul sebagai berikut :

1. Menciptakan Tenaga Kerja terampil, Berkualitas dan Produktif.

2. Menciptakan Peluang Kerja dan Kesempatan Kerja.

3. Melaksanakan mobilitas penduduk yang terarah dan memfasilitasi

perpindahan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan secara merata

4. Melaksanakan Hubungan Industrial dan pengawasan yang semakin

meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Untuk mencapai misi yang ditetapkan Disnakertrans berpedoman

pada asas kebersamaan, keterbukaan, jujur, adil, demokratis dan dapat

dipertanggung jawabkan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik ( Good

Govermance ) dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Transparansi

2. Dapat dipertanggungjawabkan ( Akuntabel )

3. Demokratis

4. Pelayanan prima

5. Efektivitas dan efisiensi

6. Partisipasi.

40

C. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka

waktu 1-5 tahun mengacu visi dan misi serta didasarkan isu dan analisis

strategis. Tujuan akan mengarahkan penyusunan perumusan sasaran,

kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Sedangkan sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai secara nyata dalam

rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek

dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran.

C.1. TUJUAN MISI 1

Mewujudkan tersedianya Tenaga Kerja Terampil, Berkualitas dan Produktif

dengan sasaran :

a. Meningkatnya ketrampilan pencaker sesuai yang dibutuhkan

Pasar Kerja

b. Meningkatnya ketrampilan masyarakat miskin yang mampu

berwirausaha.

C.2. TUJUAN MISI 2

Mewujudkan Peningkatan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja

serta Melaksanakan Pendataan dan Menciptakan Informasi

Ketenagakerjaan dengan sasaran :

c. Meningkatnya lapangan pekerjaan

d. Terciptanya Optimalisasi Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan

Kerja

e. Tersedianya Data dan Informasi Ketenagakerjaan yang valid dan

berkualitas

C.3. TUJUAN MISI 3

Menciptakan keseimbangan pertumbuhan wilayah melalui penyebaran

penduduk dan pemerataan kesejahteraan masyarakat dengan sasaran :

a. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan masyarakat

Transmigrasi

b. Terciptanya Optimalisasi pelayanan perpindahan/penempatan

transmigran.

41

C.4. TUJUAN MISI 4

Menciptakan Hubungan Kerja yang Kondusif dengan sasaran Perlindungan

dan Kesejahteraan Pekerja dengan sasaran :

a. Meningkatnya hak-hak pekerja

b. Meningkatnya kesehatan dan keselamatan pekerja

D. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM DAN INDIKATOR

Strategi merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan dan sasaran

yang telah ditetapkan dan berisikan program-program indikatif untuk

mewujudkan visi dan misi. Untuk mencapai tujuan dan sasaran perlu pula

dirumuskan kebijakan. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh

Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan. Program adalah instrumen

kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh

Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta

untuk memperoleh alokasi anggaran. Untuk mengukur capaian kinerja

diperlukan indikator kinerja. Strategi, arah kebijakan, program, dan indikator

dalam pembangunan dijabarkan sesuai dengan misi. Adapun prioritas

pembangunan ditetapkan sebagai berikut :

D.1. Misi Pertama : “ Menciptakan Tenaga Kerja Terampil, Berkualitas, dan

Produktif “

Strategi : Peningkatan SDM

Kebijakan : Perbaikan Mutu Tenaga Kerja

Program : Pelatihan bagi Pencari Kerja

Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja

Indikator Kinerja :

INDIKATOR SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015

a. Pelatihan bagi

Pencari Kerja

Orang 720 800 960 1.120 1.400

D.2. Misi Kedua : “Menciptakan Peluang Kerja dan Kesempatan Kerja”

Strategi :

1. Memperluas lapangan pekerjaan

2. Menfasilitasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam peningkatan

kualitas Sumber Daya Manusia sesuai kebutuhan pasar kerja

42

Kebijakan :

1. Menciptakan Wira Usaha Baru

2. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dan Swasta dalam

Menciptakan Lapangan Kerja

Program :

1. Perluasan Kerja

2. Penempatan Tenaga Kerja

Indikator Kinerja :

INDIKATOR SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015

a.

b.

Perluasan Kerja

Penempatan Tenaga

Kerja

Orang

Orang

400

2.000

400

2.200

2300

2.500

2500

2.700

2700

3.000

D.3. Misi Ketiga “Melaksanakan mobilitas penduduk yang terarah dan

memfasilitasi perpindahan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan

secara merata”

Strategi : Melaksanakan mobilitas penduduk yang terarah dan

kesejahteraan rakyat

Kebijakan : Mengoptimalkan pelayanan perpindahan

Program : Transmigrasi Umum

Indikator Kinerja :

INDIKATOR SATUAN 2011 2012 2013 2014 2015

a

.

Penempatan

Transmigrasi

KK 100 100 75 75 75

D.4. Misi Keempat

“Melaksanakan Hubungan Industrial dan pengawasan yang semakin

meningkatkan kesejahteraan pekerja”

Strategi : Melaksanakan Hubungan Industrial dan pengawasan yang

semakin meningkatkan kesejahteraan pekerja

Kebijakan : Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja

43

Program :

1. Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

2. Peningkatan Norma Kerja serta Norma Keselamatan dan

Kesejahteraan Kerja

Indikator :

INDIKATOR SAT 2011 2012 2013 2014 2015

a.

b.

c.

d.

e

f.

Peningkatan Jumlah SP

Peningkatan Jumlah PP

Peningkatan Jumlah PKB

Peningkatan Jumlah LK

Bipartit

Penyelesaian sengketa

Peningkatan Kepesertaan

Jamsostek

Perush

Perush

Perush

Perush

.

%.

Orang

50

163

40

65

100

19000

50

165

40

65

100

20033

53

170

45

70

100

20673

55

175

50

75

100

20900

60

185

57

80

100

21000

Untuk melihat secara lengkap Tujuan, Sasaran, Indikator dan Target dapat dilihat

pada Tabel 4 (lampiran)

44

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator

kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif (Perumusan rencana

program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif).

Penyajian bagian ini ditampilkan dalam Tabel 5 (lampiran)

45

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA

TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Bantul yang secara langsung menunjukkan kinerja

yang akan dicapai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Gunungkidul dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung

pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Bantul 2011 – 2015.

Indikator kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Bantul yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD ini ditampilkan dalam

Tabel 6 (lampiran)

46

BAB VII

PENUTUP

Penyusunan Rencana Strategis Review Satuan Kerja Pemerintah

Daerah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul tahun 2011

– 2015 disusun sebagai acuan dan pedoman dalam menyusun kebijakan dan

program serta kebijakan di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

sesuai Visi dan Misi dalam melaksanakan tugas pemerintahan.

Penyusunan Rencana Strategis mengacu pada Undang-undang

Nomor 25 tahun 2004 merupakan penjabaran dari visi misi tujuan dan

sasaran yang akan dicapai selama 5 (lima) tahun mendatang yang tertuang

dalam Dokumen RPJMD Kabupaten Bantul tahun 2011-2015 dalam

mendukung agenda peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun demikian Rencana Strategis ini tetap harus dieavaluasi

setiap tahunnya demi penyempurnaan seiring dengan pertumbuhan ekonomi,

kondisi yang dinamis dan perkembangan jaman.

Selanjutnya Renstra ini sebagai pedoman dalam menyusun Renja

Dinas yang mana setiap tahun akan diadakan evaluasi untuk penyempurnaan

ataupun penyesuaian karena adanya tuntutan perubahan sehingga kinerja

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi semakin meningkat dan akhirnya

dapat mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi/mengatasi masalah

di bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi.

Ditetapkan di Bantul

Pada tanggal : 17 Maret 2014

Kepala,

SUSANTO, SH, MM NIP. 195809171986031006