Upload
agung-kusuma
View
220
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jjjjjjjjjjjjjijnbhhhhhhhhhhhhhhv jjjjjjjjjjjjjiiiiiiiiiiiijkjjn kjnjhjjjjjjjjjjjj
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500-
4000 gram, cukup bulan, ketika lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan
kongenital (cacat bawaan) yang berat (Kosim, 2007). Ada banyak kriteria
menentukan bayi baru lahir normal dimulai dari ciri-ciri bayi baru lahir, refleks-
refleks fisiologis serta penanganan yang harus segera dilakukan setelah bayi lahir.
Bayi Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di
dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin). Pemahaman
terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam
memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang
menimbulkan perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir
normal. Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko
tinggi yang mana memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan lanjut. Salah satu
masalah yang sering ditemukan pada bayi yaitu bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR). Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) maupun bayi kurang
bulan (BKB ) merupakan masalah utama di negara berkembang termasuk
Indonesia.
Masalah yang sering timbul sebagai penyulit BBLR adalah hipotermi,
hiperbilirubinemia, hipoglikemi, infeksi / sepsis dan ganguan minum. Dengan
banyaknya penyulit pada BBLR, kita harus dapat mencegahnya mulai dari
meningkatkan pengetahuan ibu tentang BBLR dan langkah – langkah untuk
mencegah hal tersebut. Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari.
Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan, karena memerlukan
penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kenadungan dapat hidup sebaik –
baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian
neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada
1
masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan
berbagai perubahan biokimia dan fungsi.
Sebelum melakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir perlu diketahui riwayat
keluarga, riwayat kehamilan sekarang, sebelumya dan riwayat persalinan.
Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dilakukan paling kurang tiga kali yakni
pada saat lahir di kamar bersalin, dalam 24 jam di ruang perawatn dan
pemeriksaan pada waktu pulang.
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari
seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis
penyakit. hasil pemeriksaan akan di catat dalam rekam medis. Rekam medis dan
pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan
perawatan pasien. pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan,
perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya.
Waktu pemeriksaan dapat di lakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah
lahir (sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan
setelah di lakukanpembersihan jalan nafas/resisutasi, pembersihan badan bayi,
perawatan tali pusat ) dan akan pulang pulang dari rumah sakit.
Pemeriksaan fisik sangat penting untuk di lakukan, untuk mengetahui
normal atau tidak normal keadaan seorang bayi baru lahir, supaya dapat
menentukan perencanaan keperawatan yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dari pemeriksaan fisik bayi baru lahir?
2. Apakah tujuan dilakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir?
3. Apa sajakah hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan fisik bayi baru
lahir?
4. Apa sajakah alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan fisik bayi baru
lahir?
5. Bagaimanakah prosedur pemeriksaan fisik bayi baru lahir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tentang pemeriksaan fisik bayi baru lahir
2
2. Untuk mengetahui tujuan dilakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
3. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan saat pemeriksan fisik bayi
baru lahir
4. Untuk mengetahui alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan fisik bayi baru
lahir
5. Untuk mengetahui cara pemeriksaan fisik bayi baru lahir
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan gambaran
umum tentang pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu hal yang harus dikerjakan dalam
rangkaian pengumpulan data dasar (pengkajian data) pada bayi baru lahir sebagai
dasar dalam menentukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Dalam
melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah
lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas.
Menurut Sarwono, 2005 ”Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal”,
pengkajian segera pada bayi baru lahir adalah pengkajian yang diberikan pada
bayi tersebut selama bayi pertamanya setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang
baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan
atau gangguan.
Aspek-aspek penting dari kajian segera bayi baru lahir :
1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.
a. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit bayi dengan
kulit ibu.
b. Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan
memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk mencegah
keluarnya panas tubuh.
c. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15
menit.
1) Bila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksilah bayi.
2) Bila suhu bayi < 36,5oC, segera hangatkan bayi tersebut.
2. Kontak dini dengan bayi
a. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :
4
1) Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.
2) Ikatan batin dan pemberian ASI.
b. Dorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan
menunjukkan refleks rooting) jangan paksa bayi untuk menyusu.
B. Tujuan Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai keadaan
umum bayi, menentukan status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke
dalam kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya kelainan/ ketidaknormalan pada
bayi.
Kegiatan pengkajian ini merupakan pengkajian fisik yang bertujuan untuk
memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan
penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat
ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Pengkajian ini dilakukan di kamar bersalin setelah bayi lahir dan setelah
dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, dan
perawatan tali pusat. Bayi ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat. Maksud
pemeriksaan ini adalah untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu
mendapatkan tindakan segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan,
persalinan, dan kelahiran, misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes
melitus, eklamsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan
bawaan pada bayi.
Oleh karena itu, pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera
dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk
menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat gabung atau di tempat khusus.
Dengan pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan dan terapi
selanjutnya.
5
Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin
sesudah persalinan untuk mendeteksi kelainan-kelainan dan menegakkan
diagnosa untuk persalinan yang beresiko tinggi. Pemeriksaan harus difokuskan
pada anomali kegenital dan masalah-masalah patofisiologi yang dapat
mengganggu adaptasi kardiopulmonal dan metabolik normal pada kehidupan
extra uteri.
Pemeriksaan dilakukan lebih rinci dan dilakukan dalam 24 jam setelah bayi
lahir. Untuk mendeteksi segera kelainan dan dapat menjelaskan pada keluarga.
Apabila ditemukan kelainan pada bayi maka petugas harus dapat menjelaskan
kepada keluarga, karena apabila keluarga menemukannya kemudian hari, akan
menimbulkan dampak yang tidak baik dan menganggap dokter atau petugas tidak
bisa mendeteksi kelainan pada bayinya.
C. Petunjuk dan Keselamatan Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan fisik
2. Perhatikan petunjuk pelaksanaan tindakan
3. Lakukan tindakan secara lembut, hati-hati dan teliti
4. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan
dengan baik
5. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang aman.
D. Alat dan Bahan
1. Manikin bayi
2. Selimut bayi
3. Pakaian bayi
4. Timbangan bayi
5. Alas dan baki
6. Bengkok
7. Bak instrumen
8. Stetoskop
6
9. Handschoon 1 pasang
10. Midline
11. Kom tutup berisi kapas DTT
12. Termometer
13. Jam tangan / Stopwatch
14. Tiga buah gelas berisi air chlorin, air sabun, air bersih
15. Baskom berisi klorin 0,5%
16. Lampu sorot
E. Persiapan
1. Persiapan ruang dan tempat pemeriksaan yang hangat, bersih dan rata
2. Siapkan alat dan bahan pemeriksaan yang akan digunakan dengan
menyusunnya secara ergonomis
F. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
1. Sebelum memegang bayi harus cuci tangan terlebih dahulu.
2. Setelah memegang bayi pun harus cuci tangan kembali.
3. Segera lakukan rujukan apabila terdapat keabnormalan atau tanda-tanda
bahaya pada bayi baru lahir.
G. Prosedur Pelaksanaan
Nilai :
0 : apabila tindakan tidak dilakukan
1 : apabila dilakukan tetapi kurang sempurna/ tidak tepat
2 : apabila dilakukan dengan benar
NO. LANGKAH GAMBAR
1. Melakukan inform consent: memberi tahu danmenjelaskan pada ibu atau keluarga tentang tujuandan prosedur tindakan yang akan dilakukan
7
2. Melakukan anamnesis riwayat dari ibu meliputi: faktorgenetik, faktor lingkungan sosial, faktor ibu danperinatal, faktor neonatal
8
3. Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis(memastikan kelengkapan alat)
4. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir,keringkan dengan handuk bersih, lalu menggunakansarung tangan bersih
5. Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaansehat- Gunakan lampu sorot untuk menghangatkan bayi
(jarak lampu sorot dengan bayi + 60 cm- AC dan kipas angin tidak boleh dihidupkan
6. Meletakan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur(upayakan tempat untuk pemeriksaan aman,menghindari bayi terjatuh), dan atur posisi bayi dalamkeadaan telentang
7. Mengkaji keadaan umum bayi secara keseluruhan- Bayi cukup bulan biasanya ditutupi oleh vernik
kaseosa- Bibir dan kulit bayi apakah berwarna merah
muda / biru- Apakah Ekstremitas bayi dapat bergerak bebas /
fleksi- Bayi bernafas / menangis tanpa dengkuran atau
9
tarikan dada
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
8. Melakukan penimbangan (berat badan):- Letakan kain atau kertas pelindung dan atur
skala timbangan ke titik nol sebelumpenimbangan
- Hasil timbangan dikurangi dengan berat alas danpembungkus bayi
- Normal: 2500-4000 gram
9. Melakukan pengukuran panjang badan:- Letakan bayi di tempat yang datar- Ukur panjang bayi menggunakan alat pengikur
panjang badan dari kepala sampai tumit dengankaki/badan bayi diluruskan
- Normal: 49-50 cm
10. Mengukur lingkar kepala- Cara: mengukur kepala pada diameter terbesar
yaitu frontali- oksipitalis- Jika terdapat caput suksedanium, dapat
dilakukan hari ke-2 atau ke-3- Normal: 33-35 cm
11. Mengukur lingkar dada- Pengukuran dilakukan dari daerah dada ke
punggung kembali ke dada (pengukurandilakukan melalui kedua putting susu)
- Normal: 30-38 cm
10
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
12. Pemeriksaan suhu bayi- Dilakukan di aksila, 5-10 menit- Suhu normal bayi 36,5-37,20 C
13. Pemantauan denyut jantung bayi- Memperhatikan keteraturan denyut jantung bayi,
hitung frekuensinya selama 1 menit penuh- Denyut jantung normal 120-160 x/mt
14. Pemantauan pernafasan bayi- Menghitung pernafasan bayi selama 1 menit
penuh- Memantau adanya apnu dan dengarkan suara
nafas- Memperhatikan tarikan dada bayi- Pernafas normal = 40-60 x/mnt
PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
15. Melakukan pemeriksaan kepala- Raba sepanjang garis sutura dan fontanel,
apakah ukuran dan tampilannya normal- Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang
besar dapat terjadi akibat prematuritas atauhidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadipada mikrosefali
- Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caputsuksedaneum, cephal hematoma, perdarahansubaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
- Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti:anensefali, mikrosefali
11
16. Melakukan pemeriksaan mata- Periksa jumlah, posisi atau letak mata- Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata
yang belum sempurna- Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya
akan tampak sebagai pembesaran kemudiansebagai kekeruhan pada kornea
- Periksa adanya trauma seperti palpebra,perdarahan konjungtiva atau retina
- Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitisoleh kuman gonokokus dapat menjadipanoftalmia dan menyebabkan kebutaan
- Periksa keadaan sclera, apakah nampak gejalaicterus atau tidak
- Kaji eyeblink reflex: refleks gerakan sepertimenutup dan mengejapkan mata, jika bayiterkena sinar atau hembusan angin, matanyaakan menutupatau dia akan mengerjapkanmatanya
17. Memeriksa telinga- Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan
posisinya (simetris atau tidak)- Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah
matang- Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas di bagian atas- Perhatikan letak daun telinga, daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat padabayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
18. Periksa hidung- Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup
bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm- Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui
mulut harus diperhatikan kemungkinan adaobstruksi jalan napas akarena atresia koanabilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokelyang menonjol ke nasofaring
- Periksa adanya sekret mukopurulen yangterkadang berdarah , hal ini kemungkinanadanya sifilis congenital
- Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jikacuping hidung mengembang menunjukkanadanya gangguan pernapasan
12
19. Melakukan pemeriksaan bibir dan mulut- Kaji bentuk bibir apakah simetris atau tidak- Perhatikan daerah langit-langit mulut dan bibir
jika ada bibir sumbing- Perhatikan jika ada bercak putih pada gusi
maupun palatum- Kaji reflex rooting (mencari putting susu), reflex
sucking/menghisap dan reflex swallowing/menelan
20. Melakukan pemeriksaan leher- Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya- Pergerakannya harus baik, jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan adakelainan tulang leher
- Periksa adanya trauma leher yang dapatmenyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis
- Lakukan perabaan untuk mengidentifikasiadanya pembengkakan/pembesaran kelenjartyroid dan vena jugularis
21. Melakukan periksa dada- Periksa kesimetrisan gerakan dada saat
bernapas, pernapasan yang normal dinding dadadan abdomen bergerak secara bersamaan,tarikan sternum atau interkostal pada saatbernapas perlu diperhatikan
- Pada bayi cukup bulan, puting susu sudahterbentuk dengan baik dan tampak simetris, cekpengeluarannya
- Payudara dapat tampak membesar tetapi ininormal
22. Memeriksa bahu, lengan, tangan- Kedua lengan harus sama panjang, periksa
dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah- Periksa jumlah jari, perhatikan adanyapolidaktili
atau sidaktili- Telapak tangan harus dapat terbuka, garis
tangan yang hanya satu buah berkaitan denganabnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
- Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapatterinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkanluka dan perdarahan
13
- Kaji refleks moro dan kemungkinan adanyafraktur: bayi akan mengembangkan tanganya kesamping dan melebarkan jari-jarinya kemudianmenarik tangannya kembali dengan cepat sepertiingin memeluk seseorang
- Kaji refleks palmar grasping/menggenggam:timbul bila kita mengoreskan jari melalui bagiandalam atau meletakkan jari kita pada telapaktangan bayi, jari-jari bayi akan melingkar kedalam seolah memegangi suatu benda dengankuat
23. Memeriksa abdomen- Amati tali pusat: pada tali pusat, terdapat 2 arteri
dan 1 vena- Observasi pergerakan abdomen, abdomen
tampak bulat dan bergerak serentak denganpergerakan dada sat bernafas
- Raba abdomen untuk memeriksa adanya massa- Melihat dan meraba bentuk abdomen: raba
apakah ada massa abnormal, bentuk perutsangat cekung kemungkinan terdapat herniadiafragmatika, bentuk abdomen yang membuncitkemungkinan karena hepato-splenomegali atautumor lainnya
# Tonus otot yang baik : semua ekstrimitasfleksi
24. Memeriksa genetaliaBayi laki-laki:- Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan
lebar 1-1,3 cm- Periksa posisi lubang uretra (normal berada pada
ujung penis), prepusium tidak boleh ditarikkarena akan menyebabkan fimosis
- Skrortum harus dipalpasi untuk memastikanjumlah testis ada dua (bayi cukup bulan testissudah turun di skrotum)
Bayi perempuan:- Pada bayi cukup bulan labia mayora telah
menutupi labia minora- Pastikan lubang uretra terpisah dengan lubang
vagina- Terkadang tampak adanya sekret berwarna putih
atau berdarah dari vagina, hal ini disebabkanoleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
14
25. Memeriksa tungkai dan kaki- Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki- Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan
keduanya dan bandingkan, juga hitung jumlahjari-jari kaki
- Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas,kuraknya gerakan berkaitan dengan adanyatrauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis
- Mengkaji refleks Babinski: dengan mengusap /menekan bagian menonjol dari dasar jari ditelapak kaki bayi keatas dan jari-jari membuka
26. Periksa spinal/punggung- Periksa spina dengan cara menelungkupkan
bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitasseperti spina bifida, pembengkakan, lesung ataubercak kecil berambut yang dapat menunjukkanadanya abdormalitas medula spinalis ataukolumna vertebra
27. Periksa anus dan rectum- Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji
posisinya- Mekonium secara umum keluar pada 24 jam
pertama, jika sampai 48 jam belumkeluarkemungkinan adanya mekonium plug syndrom,megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
15
28. Memeriksa kulit- Perhatikan kondisi kulit bayi: warna, ruam,
pembengkakan, tanda-tanda infeksi- Periksa adanya bercak atau tanda lahir- Perhatikan adanya vernik kaseosa- Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak
terdapat pada bayi kurang bulan
29. Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan danmemberinya konseling
30. Merapihkan bayi dan memberikan pada keluarganyakembali
31. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan
32. Melepas sarung tangan, lalu mencuci tangan dengansabun dan air mengalir, mengeringkan denganhanduk bersih
33. Melakukan dokumentasi tindakan yang telahdilakukan
16
H. Daftar Tilik Pemeriksaan Bayi Baru LAhir
No. Langkah Nilai
0 1 2
1. Melakukan inform consent: memberi tahu dan menjelaskan pada ibu atau
keluarga tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2. Melakukan anamnesis riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan sosial, faktor ibu dan perinatal, faktor neonatal
3. Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis
(memastikan kelengkapan alat)
4. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih, lalu menggunakan sarung tangan bersih
5. Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan sehat
6. Meletakan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur dan atur posisi bayi
dalam keadaan telentang
7. Mengkaji keadaan umum bayi secara keseluruhan
- Bayi cukup bulan biasanya ditutupi oleh vernik kaseosa
- Bibir dan kulit bayi apakah berwarna merah muda / biru
- Apakah Ekstremitas bayi dapat bergerak bebas / fleksi
- Bayi bernafas / menangis tanpa dengkuran atau tarikan dada
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
8. Melakukan penimbangan (berat badan)
9. Melakukan pengukuran panjang badan
10. Mengukur lingkar kepala
11. Mengukur lingkar dada
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
12. Pemeriksaan suhu bayi
13. Pemantauan denyut jantung bayi
14. Pemantauan pernafasan bayi
PEMERIKSAAN HEAD TO TOE
15. Melakukan pemeriksaan kepala
17
16. Melakukan pemeriksaan mata
17. Memeriksa telinga
18. Periksa hidung
19. Melakukan pemeriksaan bibir dan mulut
20. Melakukan pemeriksaan leher
21. Melakukan periksa dada
22. Memeriksa bahu, lengan, tangan
23. Memeriksa abdomen
24. Memeriksa genetalia
25. Memeriksa tungkai dan kaki
26. Periksa spinal/punggung
27. Periksa anus dan rectum
28. Memeriksa kulit
29. Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan dan memberinya konseling
30. Merapihkan bayi dan memberikan pada keluarganya kembali
31. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan
32. Melepas sarung tangan, lalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
33. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
18
I. Naskah Roleplay
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500-
4000 gram, cukup bulan, ketika lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan
kongenital (cacat bawaan) yang berat (Kosim, 2007). Tujuan dilakukan
pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai keadaan umum bayi,
menentukan status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam
kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya kelainan/ ketidaknormalan pada bayi.
Saat ingin melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir hendaknya
memperhatikan hal hal seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang
bayi dan segera lakukan rujukan apabila terdapat keabnormalan atau tanda tanda
bahaya pada bayi baru lahir. Prosedur saat pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
seperti penyiapan alat, mengukur lingkar dada dan kepala maupun prosedur
lainnya harus dilakukan secara tepat dan benar.
B. Saran
Kita sebagai penerus bangsa yang nantinya akan memiliki bayi hendaknya
harus mengetahui tentang pemeriksaan fisik bagi bayi baru lahir agar kita dapat
mengetahui keabnormalan bayi itu sendiri untuk nantinya dapat diberikan
perawatan yang tepat
20
21