26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, ketika lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat (Kosim, 2007). Ada banyak kriteria menentukan bayi baru lahir normal dimulai dari ciri-ciri bayi baru lahir, refleks-refleks fisiologis serta penanganan yang harus segera dilakukan setelah bayi lahir. Bayi Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin). Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan lanjut. Salah satu masalah yang sering ditemukan pada bayi yaitu bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) maupun bayi kurang bulan (BKB ) 1

Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jjjjjjjjjjjjjijnbhhhhhhhhhhhhhhv jjjjjjjjjjjjjiiiiiiiiiiiijkjjn kjnjhjjjjjjjjjjjj

Citation preview

Page 1: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500-

4000 gram, cukup bulan, ketika lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan

kongenital (cacat bawaan) yang berat (Kosim, 2007). Ada banyak kriteria

menentukan bayi baru lahir normal dimulai dari ciri-ciri bayi baru lahir, refleks-

refleks fisiologis serta penanganan yang harus segera dilakukan setelah bayi lahir.

Bayi Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di

dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin). Pemahaman

terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam

memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin

dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang

menimbulkan perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir

normal. Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko

tinggi yang mana memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan lanjut.  Salah satu

masalah yang sering ditemukan pada bayi yaitu bayi dengan berat badan lahir

rendah (BBLR). Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) maupun bayi kurang

bulan (BKB ) merupakan masalah utama di negara berkembang termasuk

Indonesia.

Masalah yang sering timbul sebagai penyulit BBLR adalah hipotermi,

hiperbilirubinemia, hipoglikemi, infeksi / sepsis dan ganguan minum. Dengan

banyaknya penyulit pada BBLR, kita harus dapat mencegahnya mulai dari

meningkatkan pengetahuan ibu tentang BBLR dan langkah – langkah untuk

mencegah hal tersebut. Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari.

Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan, karena memerlukan

penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kenadungan dapat hidup sebaik –

baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian

neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada

1

Page 2: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan

berbagai perubahan biokimia dan fungsi. 

Sebelum melakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir perlu diketahui riwayat

keluarga, riwayat kehamilan sekarang, sebelumya dan riwayat persalinan.

Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dilakukan paling kurang tiga kali yakni

pada saat lahir di kamar bersalin, dalam 24 jam di ruang perawatn dan

pemeriksaan pada waktu pulang.

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari

seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis

penyakit. hasil pemeriksaan akan di catat dalam rekam medis. Rekam medis dan

pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan

perawatan pasien. pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan,

perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya.

Waktu pemeriksaan dapat di lakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah

lahir (sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan

setelah di lakukanpembersihan jalan nafas/resisutasi, pembersihan badan bayi,

perawatan tali pusat ) dan akan pulang pulang dari rumah sakit.

Pemeriksaan fisik sangat penting untuk di lakukan, untuk mengetahui

normal atau tidak normal keadaan seorang bayi baru lahir, supaya dapat

menentukan perencanaan keperawatan yang tepat.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dari pemeriksaan fisik bayi baru lahir?

2. Apakah tujuan dilakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir?

3. Apa sajakah hal-hal yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan fisik bayi baru

lahir?

4. Apa sajakah alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan fisik bayi baru

lahir?

5. Bagaimanakah prosedur pemeriksaan fisik bayi baru lahir?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian tentang pemeriksaan fisik bayi baru lahir

2

Page 3: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

2. Untuk mengetahui tujuan dilakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir

3. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan saat pemeriksan fisik bayi

baru lahir

4. Untuk mengetahui alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan fisik bayi baru

lahir

5. Untuk mengetahui cara pemeriksaan fisik bayi baru lahir

D. Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan gambaran

umum tentang pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.

3

Page 4: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu hal yang harus dikerjakan dalam

rangkaian pengumpulan data dasar (pengkajian data) pada bayi baru lahir sebagai

dasar dalam menentukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Dalam

melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah

lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas.

Menurut Sarwono, 2005 ”Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal”,

pengkajian segera pada bayi baru lahir adalah pengkajian yang diberikan pada

bayi tersebut selama bayi pertamanya setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang

baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikit bantuan

atau gangguan.

Aspek-aspek penting dari kajian segera bayi baru lahir :

1. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.

a. Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit bayi dengan

kulit ibu.

b. Ganti handuk / kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan

memastikan bahwa kepala telah terlindungi dengan baik untuk mencegah

keluarnya panas tubuh.

c. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15

menit.

1) Bila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksilah bayi.

2) Bila suhu bayi < 36,5oC, segera hangatkan bayi tersebut.

2. Kontak dini dengan bayi

a. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk :

4

Page 5: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

1) Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir.

2) Ikatan batin dan pemberian ASI.

b. Dorong ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan

menunjukkan refleks rooting) jangan paksa bayi untuk menyusu.

B. Tujuan Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai keadaan

umum bayi, menentukan status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke

dalam kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya kelainan/ ketidaknormalan pada

bayi.

Kegiatan pengkajian ini merupakan pengkajian fisik yang bertujuan untuk

memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.

Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan

penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.

Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat

ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

Pengkajian ini dilakukan di kamar bersalin setelah bayi lahir dan setelah

dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, dan

perawatan tali pusat. Bayi ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat. Maksud

pemeriksaan ini adalah untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu

mendapatkan tindakan segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan,

persalinan, dan kelahiran, misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes

melitus, eklamsia berat dan lain-lain, biasanya akan mengakibatkan kelainan

bawaan pada bayi.

Oleh karena itu, pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir ini harus segera

dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menetapkan keadaan bayi dan untuk

menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat gabung atau di tempat khusus.

Dengan pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan dan terapi

selanjutnya.

5

Page 6: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

Pemeriksaan awal pada bayi baru lahir harus dilakukan sesegera mungkin

sesudah persalinan untuk mendeteksi kelainan-kelainan dan menegakkan

diagnosa untuk persalinan yang beresiko tinggi. Pemeriksaan harus difokuskan

pada anomali kegenital dan masalah-masalah patofisiologi yang dapat

mengganggu adaptasi kardiopulmonal dan metabolik normal pada kehidupan

extra uteri.

Pemeriksaan dilakukan lebih rinci dan dilakukan dalam 24 jam setelah bayi

lahir. Untuk mendeteksi segera kelainan dan dapat menjelaskan pada keluarga.

Apabila ditemukan kelainan pada bayi maka petugas harus dapat menjelaskan

kepada keluarga, karena apabila keluarga menemukannya kemudian hari, akan

menimbulkan dampak yang tidak baik dan menganggap dokter atau petugas tidak

bisa mendeteksi kelainan pada bayinya.

C. Petunjuk dan Keselamatan Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan fisik

2. Perhatikan petunjuk pelaksanaan tindakan

3. Lakukan tindakan secara lembut, hati-hati dan teliti

4. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan

dengan baik

5. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang aman.

D. Alat dan Bahan

1. Manikin bayi

2. Selimut bayi

3. Pakaian bayi

4. Timbangan bayi

5. Alas dan baki

6. Bengkok

7. Bak instrumen

8. Stetoskop

6

Page 7: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

9. Handschoon 1 pasang

10. Midline

11. Kom tutup berisi kapas DTT

12. Termometer

13. Jam tangan / Stopwatch

14. Tiga buah gelas berisi air chlorin, air sabun, air bersih

15. Baskom berisi klorin 0,5%

16. Lampu sorot

E. Persiapan

1. Persiapan ruang dan tempat pemeriksaan yang hangat, bersih dan rata

2. Siapkan alat dan bahan pemeriksaan yang akan digunakan dengan

menyusunnya secara ergonomis

F. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan

1. Sebelum memegang bayi harus cuci tangan terlebih dahulu.

2. Setelah memegang bayi pun harus cuci tangan kembali.

3. Segera lakukan rujukan apabila terdapat keabnormalan atau tanda-tanda

bahaya pada bayi baru lahir.

G. Prosedur Pelaksanaan

Nilai :

0 : apabila tindakan tidak dilakukan

1 : apabila dilakukan tetapi kurang sempurna/ tidak tepat

2 : apabila dilakukan dengan benar

NO. LANGKAH GAMBAR

1. Melakukan inform consent: memberi tahu danmenjelaskan pada ibu atau keluarga tentang tujuandan prosedur tindakan yang akan dilakukan

7

Page 8: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

2. Melakukan anamnesis riwayat dari ibu meliputi: faktorgenetik, faktor lingkungan sosial, faktor ibu danperinatal, faktor neonatal

8

Page 9: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

3. Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis(memastikan kelengkapan alat)

4. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir,keringkan dengan handuk bersih, lalu menggunakansarung tangan bersih

5. Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaansehat- Gunakan lampu sorot untuk menghangatkan bayi

(jarak lampu sorot dengan bayi + 60 cm- AC dan kipas angin tidak boleh dihidupkan

6. Meletakan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur(upayakan tempat untuk pemeriksaan aman,menghindari bayi terjatuh), dan atur posisi bayi dalamkeadaan telentang

7. Mengkaji keadaan umum bayi secara keseluruhan- Bayi cukup bulan biasanya ditutupi oleh vernik

kaseosa- Bibir dan kulit bayi apakah berwarna merah

muda / biru- Apakah Ekstremitas bayi dapat bergerak bebas /

fleksi- Bayi bernafas / menangis tanpa dengkuran atau

9

Page 10: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

tarikan dada

PENGUKURAN ANTROPOMETRI

8. Melakukan penimbangan (berat badan):- Letakan kain atau kertas pelindung dan atur

skala timbangan ke titik nol sebelumpenimbangan

- Hasil timbangan dikurangi dengan berat alas danpembungkus bayi

- Normal: 2500-4000 gram

9. Melakukan pengukuran panjang badan:- Letakan bayi di tempat yang datar- Ukur panjang bayi menggunakan alat pengikur

panjang badan dari kepala sampai tumit dengankaki/badan bayi diluruskan

- Normal: 49-50 cm

10. Mengukur lingkar kepala- Cara: mengukur kepala pada diameter terbesar

yaitu frontali- oksipitalis- Jika terdapat caput suksedanium, dapat

dilakukan hari ke-2 atau ke-3- Normal: 33-35 cm

11. Mengukur lingkar dada- Pengukuran dilakukan dari daerah dada ke

punggung kembali ke dada (pengukurandilakukan melalui kedua putting susu)

- Normal: 30-38 cm

10

Page 11: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

12. Pemeriksaan suhu bayi- Dilakukan di aksila, 5-10 menit- Suhu normal bayi 36,5-37,20 C

13. Pemantauan denyut jantung bayi- Memperhatikan keteraturan denyut jantung bayi,

hitung frekuensinya selama 1 menit penuh- Denyut jantung normal 120-160 x/mt

14. Pemantauan pernafasan bayi- Menghitung pernafasan bayi selama 1 menit

penuh- Memantau adanya apnu dan dengarkan suara

nafas- Memperhatikan tarikan dada bayi- Pernafas normal = 40-60 x/mnt

PEMERIKSAAN HEAD TO TOE

15. Melakukan pemeriksaan kepala- Raba sepanjang garis sutura dan fontanel,

apakah ukuran dan tampilannya normal- Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang

besar dapat terjadi akibat prematuritas atauhidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadipada mikrosefali

- Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caputsuksedaneum, cephal hematoma, perdarahansubaponeurotik/fraktur tulang tengkorak

- Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti:anensefali, mikrosefali

11

Page 12: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

16. Melakukan pemeriksaan mata- Periksa jumlah, posisi atau letak mata- Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata

yang belum sempurna- Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya

akan tampak sebagai pembesaran kemudiansebagai kekeruhan pada kornea

- Periksa adanya trauma seperti palpebra,perdarahan konjungtiva atau retina

- Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitisoleh kuman gonokokus dapat menjadipanoftalmia dan menyebabkan kebutaan

- Periksa keadaan sclera, apakah nampak gejalaicterus atau tidak

- Kaji eyeblink reflex: refleks gerakan sepertimenutup dan mengejapkan mata, jika bayiterkena sinar atau hembusan angin, matanyaakan menutupatau dia akan mengerjapkanmatanya

17. Memeriksa telinga- Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan

posisinya (simetris atau tidak)- Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah

matang- Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan

lengkungan yang jelas di bagian atas- Perhatikan letak daun telinga, daun telinga yang

letaknya rendah (low set ears) terdapat padabayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)

18. Periksa hidung- Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup

bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm- Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui

mulut harus diperhatikan kemungkinan adaobstruksi jalan napas akarena atresia koanabilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokelyang menonjol ke nasofaring

- Periksa adanya sekret mukopurulen yangterkadang berdarah , hal ini kemungkinanadanya sifilis congenital

- Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jikacuping hidung mengembang menunjukkanadanya gangguan pernapasan

12

Page 13: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

19. Melakukan pemeriksaan bibir dan mulut- Kaji bentuk bibir apakah simetris atau tidak- Perhatikan daerah langit-langit mulut dan bibir

jika ada bibir sumbing- Perhatikan jika ada bercak putih pada gusi

maupun palatum- Kaji reflex rooting (mencari putting susu), reflex

sucking/menghisap dan reflex swallowing/menelan

20. Melakukan pemeriksaan leher- Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa

kesimetrisannya- Pergerakannya harus baik, jika terdapat

keterbatasan pergerakan kemungkinan adakelainan tulang leher

- Periksa adanya trauma leher yang dapatmenyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis

- Lakukan perabaan untuk mengidentifikasiadanya pembengkakan/pembesaran kelenjartyroid dan vena jugularis

21. Melakukan periksa dada- Periksa kesimetrisan gerakan dada saat

bernapas, pernapasan yang normal dinding dadadan abdomen bergerak secara bersamaan,tarikan sternum atau interkostal pada saatbernapas perlu diperhatikan

- Pada bayi cukup bulan, puting susu sudahterbentuk dengan baik dan tampak simetris, cekpengeluarannya

- Payudara dapat tampak membesar tetapi ininormal

22. Memeriksa bahu, lengan, tangan- Kedua lengan harus sama panjang, periksa

dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah- Periksa jumlah jari, perhatikan adanyapolidaktili

atau sidaktili- Telapak tangan harus dapat terbuka, garis

tangan yang hanya satu buah berkaitan denganabnormaltas kromosom, seperti trisomi 21

- Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapatterinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkanluka dan perdarahan

13

Page 14: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

- Kaji refleks moro dan kemungkinan adanyafraktur: bayi akan mengembangkan tanganya kesamping dan melebarkan jari-jarinya kemudianmenarik tangannya kembali dengan cepat sepertiingin memeluk seseorang

- Kaji refleks palmar grasping/menggenggam:timbul bila kita mengoreskan jari melalui bagiandalam atau meletakkan jari kita pada telapaktangan bayi, jari-jari bayi akan melingkar kedalam seolah memegangi suatu benda dengankuat

23. Memeriksa abdomen- Amati tali pusat: pada tali pusat, terdapat 2 arteri

dan 1 vena- Observasi pergerakan abdomen, abdomen

tampak bulat dan bergerak serentak denganpergerakan dada sat bernafas

- Raba abdomen untuk memeriksa adanya massa- Melihat dan meraba bentuk abdomen: raba

apakah ada massa abnormal, bentuk perutsangat cekung kemungkinan terdapat herniadiafragmatika, bentuk abdomen yang membuncitkemungkinan karena hepato-splenomegali atautumor lainnya

# Tonus otot yang baik : semua ekstrimitasfleksi

24. Memeriksa genetaliaBayi laki-laki:- Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan

lebar 1-1,3 cm- Periksa posisi lubang uretra (normal berada pada

ujung penis), prepusium tidak boleh ditarikkarena akan menyebabkan fimosis

- Skrortum harus dipalpasi untuk memastikanjumlah testis ada dua (bayi cukup bulan testissudah turun di skrotum)

Bayi perempuan:- Pada bayi cukup bulan labia mayora telah

menutupi labia minora- Pastikan lubang uretra terpisah dengan lubang

vagina- Terkadang tampak adanya sekret berwarna putih

atau berdarah dari vagina, hal ini disebabkanoleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)

14

Page 15: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

25. Memeriksa tungkai dan kaki- Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki- Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan

keduanya dan bandingkan, juga hitung jumlahjari-jari kaki

- Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas,kuraknya gerakan berkaitan dengan adanyatrauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis

- Mengkaji refleks Babinski: dengan mengusap /menekan bagian menonjol dari dasar jari ditelapak kaki bayi keatas dan jari-jari membuka

26. Periksa spinal/punggung- Periksa spina dengan cara menelungkupkan

bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitasseperti spina bifida, pembengkakan, lesung ataubercak kecil berambut yang dapat menunjukkanadanya abdormalitas medula spinalis ataukolumna vertebra

27. Periksa anus dan rectum- Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji

posisinya- Mekonium secara umum keluar pada 24 jam

pertama, jika sampai 48 jam belumkeluarkemungkinan adanya mekonium plug syndrom,megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

15

Page 16: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

28. Memeriksa kulit- Perhatikan kondisi kulit bayi: warna, ruam,

pembengkakan, tanda-tanda infeksi- Periksa adanya bercak atau tanda lahir- Perhatikan adanya vernik kaseosa- Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak

terdapat pada bayi kurang bulan

29. Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan danmemberinya konseling

30. Merapihkan bayi dan memberikan pada keluarganyakembali

31. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan

32. Melepas sarung tangan, lalu mencuci tangan dengansabun dan air mengalir, mengeringkan denganhanduk bersih

33. Melakukan dokumentasi tindakan yang telahdilakukan

16

Page 17: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

H. Daftar Tilik Pemeriksaan Bayi Baru LAhir

No. Langkah Nilai

0 1 2

1. Melakukan inform consent: memberi tahu dan menjelaskan pada ibu atau

keluarga tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan

2. Melakukan anamnesis riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor

lingkungan sosial, faktor ibu dan perinatal, faktor neonatal

3. Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis

(memastikan kelengkapan alat)

4. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, keringkan dengan

handuk bersih, lalu menggunakan sarung tangan bersih

5. Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan sehat

6. Meletakan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur dan atur posisi bayi

dalam keadaan telentang

7. Mengkaji keadaan umum bayi secara keseluruhan

- Bayi cukup bulan biasanya ditutupi oleh vernik kaseosa

- Bibir dan kulit bayi apakah berwarna merah muda / biru

- Apakah Ekstremitas bayi dapat bergerak bebas / fleksi

- Bayi bernafas / menangis tanpa dengkuran atau tarikan dada

PENGUKURAN ANTROPOMETRI

8. Melakukan penimbangan (berat badan)

9. Melakukan pengukuran panjang badan

10. Mengukur lingkar kepala

11. Mengukur lingkar dada

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

12. Pemeriksaan suhu bayi

13. Pemantauan denyut jantung bayi

14. Pemantauan pernafasan bayi

PEMERIKSAAN HEAD TO TOE

15. Melakukan pemeriksaan kepala

17

Page 18: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

16. Melakukan pemeriksaan mata

17. Memeriksa telinga

18. Periksa hidung

19. Melakukan pemeriksaan bibir dan mulut

20. Melakukan pemeriksaan leher

21. Melakukan periksa dada

22. Memeriksa bahu, lengan, tangan

23. Memeriksa abdomen

24. Memeriksa genetalia

25. Memeriksa tungkai dan kaki

26. Periksa spinal/punggung

27. Periksa anus dan rectum

28. Memeriksa kulit

29. Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan dan memberinya konseling

30. Merapihkan bayi dan memberikan pada keluarganya kembali

31. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan

32. Melepas sarung tangan, lalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,

mengeringkan dengan handuk bersih

33. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

18

Page 19: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

I. Naskah Roleplay

19

Page 20: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500-

4000 gram, cukup bulan, ketika lahir langsung menangis dan tidak ada kelainan

kongenital (cacat bawaan) yang berat (Kosim, 2007). Tujuan dilakukan

pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai keadaan umum bayi,

menentukan status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam

kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya kelainan/ ketidaknormalan pada bayi.

Saat ingin melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir hendaknya

memperhatikan hal hal seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang

bayi dan segera lakukan rujukan apabila terdapat keabnormalan atau tanda tanda

bahaya pada bayi baru lahir. Prosedur saat pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir

seperti penyiapan alat, mengukur lingkar dada dan kepala maupun prosedur

lainnya harus dilakukan secara tepat dan benar.

B. Saran

Kita sebagai penerus bangsa yang nantinya akan memiliki bayi hendaknya

harus mengetahui tentang pemeriksaan fisik bagi bayi baru lahir agar kita dapat

mengetahui keabnormalan bayi itu sendiri untuk nantinya dapat diberikan

perawatan yang tepat

20

Page 21: Bab I, II, III nbjhuhjnjnjjjkmkkkkkkkkkkk

21