12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Plasenta adalah bagian kehamilan yang penting karena plasenta memiliki peran berupa transport zat dari ibu ke janin, penghasil hormon yang berguna selama kehamilan, serta sebagai barier. Melihat pentingya peranan dari plasenta maka bila terjadi kelainan pada plasenta akan menyebabkan kelainan pada janin ataupun gangguan pada proses persalinan. Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, maka terbentuklah zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula. Di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut troboplas, yang merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon plasenta, sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik klot) yang merupakan calon janin. Blastosit ini berjalan menuju uterus untuk mengadakan implantasi. Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat atau funiculus umbilicalis. Fetus yang sedang membesar di dalam uterus ibu mempunyai dua keperluan yang sangat penting dan harus dipenuhi, yaitu bekalan oksigen dan nutrien serta penyingkiran bahan kumuh yang dihasilkan oleh sel-selnya. Jika keperluan ini tidak dapat dipenuhi, fetus akan menghadapi masalah dan mungkin maut. Struktur yang bertanggung jawab untuk memenuhi keperluan fetus ialah plasenta. Kemudian tali pusat akan meneruskan keperluan tersebut ke fetus.

Bab i Ajkhit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BIO

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Plasenta adalah bagian kehamilan yang penting karena plasenta memiliki peran berupa transport zat dari ibu ke janin, penghasil hormon yang berguna selama kehamilan, serta sebagai barier. Melihat pentingya peranan dari plasenta maka bila terjadi kelainan pada plasenta akan menyebabkan kelainan pada janin ataupun gangguan pada proses persalinan. Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, maka terbentuklah zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula. Di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut troboplas, yang merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon plasenta, sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik klot) yang merupakan calon janin. Blastosit ini berjalan menuju uterus untuk mengadakan implantasi. Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat atau funiculus umbilicalis.Fetus yang sedang membesar di dalam uterus ibu mempunyai dua keperluan yang sangat penting dan harus dipenuhi, yaitu bekalan oksigen dan nutrien serta penyingkiran bahan kumuh yang dihasilkan oleh sel-selnya. Jika keperluan ini tidak dapat dipenuhi, fetus akan menghadapi masalah dan mungkin maut. Struktur yang bertanggung jawab untuk memenuhi keperluan fetus ialah plasenta. Kemudian tali pusat akan meneruskan keperluan tersebut ke fetus.

B. Permasalahan

Bagaimana gambaran histologi normal maupun patologis plasenta dan tali pusat

C. Tujuan

Untuk mengetahui histologi normal plasenta dan tali pusat

Untuk mengetahui gambaran histopatologis plasenta dan tali pusat

D. Manfaat

Sebagai masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penegakan diagnose setelah melalui pemeriksaan histology.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Plasenta1. Struktur Plasenta (uri) berbentuk bundar atau oval dengan ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm dan berat 500-600 gram. Biasanya uri terbentuk lengkap pada kehamilan kira-kira 16 minggu dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim. Letak uri dalam rahim yang normal umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Plasenta berasal dari penggabungan vili korionik dan endometrium uterus yang mempunyai dua permukaan, yaitu fetal dan maternal.

Permukaanfetaldisebutmembrana chorii terdiri atas chorionic plate, chorionic villi, dan cytotrophoblastic shell, mrupakan permukaan yang menghadap kejanin, warnanya keputih-putihan dan licin. Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup olehamnion, di bawah nampak pembuluh-pembuluh darah. Permukaan maternal disebut piring desidua adalah permukaan yang menghadap dinding rahim, terdiri dari desidua compacta dan desidua spongiosa, berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Jumlah celah padaplasentadibagi menjadi 16-20 kotiledon.

2. Sirkulasi

Plasenta memiliki peran penting dalam kehamilan untuk kelangsungan hidup fetus. Segala nutrien, oksigen dan keperluan fetus dikirimkan melalui darah. Darah ibu dibawa melalui arteri spiral yang berada di desidua basalis kemudian memasuki ruang interviller. Pada sistol darah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmhg seperti air mancur ke dalam ruang interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua villi koriales. Kemudian oksigen, air, glukosa, asam amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu menembus membran dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus dan diteruskan menuju vena umbilikalis. Darah yang membawa bahan kumuh dari fetus dibawa melalui tali pusat menuju villi dan dilepas di ruang interviller. Kemudian memasuki vena maternal pada vena-vena di desidua.

Di tempat-tempat tertentu ada implantasi placenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir placenta di beberapa tempat terdapat pula suatu rung vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller diatas. Ruang ini disebut sinus marginalis.Darah ibu yang mengalir di seluruh placenta diperkirakan menaik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml. Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2. Dengan demikian pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.Dengan berakhirnya minggu ketiga, darah janin mulai mengalir, dan nutrisi bertukar tempat antara darah janin dan ibu secara difusi melalui barier plasenta. Komposisi Barier plasenta antara lain syncytiotrophoblas, cytotrophoblas, jaingan ikat villus, kapiler endothel janin, dan membran basal dan endothelium. Syncytiorophoblas menghasilkan hormone hCG, yang memainkan peranan penting dalam memelihara kondisi kehamilan melalui stimulasi korpus luteum untuk mensekresi progesteroneWalaupun darah ibu dan darah fetus dalam vilus adalah begitu rapat, tetapi kedua-dua darah tidak bercampur karena dipisahkan oleh suatu membran. Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin terpisah. Pertukaran terjadi melalui sinstial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi fisika-kimia.

3. Gambaran histology plasenta

Gambar 1. Plasenta bagian maternal

Gambar 2. Plasenta pada bagian fetus Gambar histologis dengan pewarnaan HE dari gambar 1 diatas menunjukkan wilayah junctional antara desidua maternal (kiri) dan vili plasenta embrio (kanan). Dalam minggu ke 2, sel-sel trofoblas shell berkembang biak dan membentuk syncitiotrophoblast dan sitotrofoblas. Sel Syncitiotrophoblast bermigrasi ke dinding rahim, membentuk ruang darah. Plasentasi terbentuk dimulai setelah konsepsi mulai menanamkan dalam dinding rahim dan plasenta akan memiliki kedua komponen Komponen janin dimulai sebagai bentuk villi. Korion janin akan membentuk dua wilayah: korion halus (korion laeve) dan chorion vili (chorion frondosum). (gambar 2)Komponen ibu dibentuk oleh desidualisasi endometrium. Proses desidualisasi adalah proses dimana sel-sel stroma uterus membedakan di respon baik hormon steroid (progesteron) dan sinyal embrio ke dalam sel epitheliod desidua besar. Proses ini sangat penting untuk kemajuan implantasi dan membangun komunikasi janin-ibu. Sel-sel desidua terbentuk dari sel-sel stroma uterus (seperti fibroblast) yang berbeda dalam menanggapi sinyal hormonal dan embrio dan kemudian mengubah lingkungan rahim untuk mendukung perkembangan embrio lanjut serta memproduksi sitokin terkait dengan prolaktin (PRL) dan memiliki fungsi kekebalan tubuh bawaan. Lapisan fibrinoid dibentuk di ibu yang menghadap ke janin selama plasentasi dan diduga bertindak untuk mencegah implantasi konseptus berlebihan. Matriks fibrinoid disekresikan oleh sel-sel trofoblas sebagai ekstravili invasif. 4. Fungsi

Fungsi plasenta antara lain melewatkan pertukaran berbagai materi gas, nutrisi, hormon, antara ibu dan janin dalam sIstem sirkulasi. Pertukaran terjadi tanpa membuat tercampurnya kedua suplai darah antara ibu dan janin. Plasenta juga mengeluarkan progesterone, hCG, chorionic thyrotropin, dan hCS, sebuah hormon laktogenik yang merangsang pertumbuhan, juga memproduksi estrogen dengan bantuan liver dan korteks adrenal dari fetus. Sel stroma desidua memproduksi prostaglandin dan prolaktin.B. Tali pusat

1. Struktur

Struktur Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan fetal janin, warnanya dari luar putih, merupakan tali yang terpilin, Panjangnya rata-rata 50-55 cm, diameter 1-2,5 cm. Amnion menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal dari ektoderm.

Gambar 3. Wtruktur tali pusat Jelly wharton merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian makanan yang kontinu untuk janin dapat dijamin. Selain itu juga dapat membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang jika terkena udara. Terkadang terkumpul sebagai gumpalan kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.2. Sirkulasi Tali pusat terdiri atas dua arteri umbilical dan satu vena umbilical. Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta.Ketiga pembuluh darah saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak.

Kedua arteri umbilikalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk di ekskresikan. Satu vena umbilikalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium choriodeciduale. Arteri umbilical membawa darah janin deoksigenasi ke plasenta melalui arteri chorionic dan vili chorionic. Setelah pertukaran gas dan nutrisi terjadi dengan darah ibu, maka darah teroksigenasi diangkut dari vena chorionic ke vena umbilical yang akan mengembalikan darah ke janin.Pada plasenta banyak terdapat unjuran seperti jari atau vilus tumbuh dari membran yang menyelimuti fetus dan menembus dinding uterus, yaitu endometrium. Endometrium pada uterus kaya dengan aliran darah ibu. Di dalam vilus terdapat jaringan kapilari darah fetus. Oksigen, air, glukosa, asam amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu menembus membran dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam vilus. Darah yang kaya dengan oksigen dan nutrien ini kemudian dibawa melalui vena umbilicalis menuju fetus. Sebaliknya, darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat mengandung bahan kumuh seperti karbon dioksida dan urea. Bahan kumuh ini akan meresap merentas membran dan memasuki darah ibu yang terdapat di sekeliling vilus3. Histology normal Tali pusat

Gambar 4. Tali pusat Dari gambar diatas, terlihat Jaringan mucus (Wharton jelly), merupakan jaringan ikat embrionik dan longgar yang merupakan unsur utama tali pusat. Tali pusat terdiri dari matriks seperti jelly dengan beberapa serabut kolagen yang mana fibroblast stelat besar tertaman. substansi jelly kaya akan asam hialuronik. Pola Penyebarannya ditandai dengan adanya fibroblast bentuk bintang, serabut kolagen lembut dan beberapa sel membulat. Jenis jaringan ini banyak ditemukan di tali pusat.

Gambar 4. Jaringan Mukoid

C. Gambaran patologis histology

1. Plasenta

2. Tali pusatFunisitis adalah inflamasi tali pusat yang sering mendampingi chorioamnionitis (inflamasi membran fetus). Funisitis terjadi setelah 20 minggu gestasi, sering karena infeksi bakteri. Neutrofil bermigrasi melalui pembuluh darah tali pusat dan memasuki Wharton jelly. Komplikasi lain yang mungkin dalam kehamilan adalah tali pusat yang terllilit/terikat. Pada kasus berat, obstruksi suplai darah dapat mengakibatkan kematian janin.

BAB III

PEMBAHASAN

Penjelasan apa perbedaan histology normal dan patologis. Contoh kasus apa?

Bagaimana histoteknik dalam membandingkan histology normal dan patologis plasenta dan tali pusat

BAB IV

KESIMPULAN