26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanama jahe sudah sangat di kenal di Indonesia. Tanaman jahe tumbuh menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Jahe merupakan rempah – rempah yang khas dengan aroma dan rasa yang tajam. Kehadiran jahe ada sejak dahulu kala. Jahe kerap digunakan sebagai bumbu dalam kegiatan memasak, pemberi aroma berbagai makana dan minuman. Namun manfaat jahe tidak sekedar menambah rasa pada makanan, tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan. Menurut pengarang German Federal Health Agency jahe mengandung dua enzim pencernaan yang penting dalam membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan. Pertama, lipase yang berfungsi memecah lemak dan kedua adalah protease yang berfungsi memecah protein. Dengan pertimbangan tersebut menanam jahetidak ada ruginya, bahkan keuntungan yang menggiurkan dapat diraih apabila menanamnya tepat dan benar. Selain itu jika kita mau mengkaji dan mengelola jahe dengan baik. Jahe ini selain dimanfaatkan untuk bumbu masak juga mempunyai manfaat dan potensi yang baik khususnya bagi kesehatan tubuh.

BAB I - BAB IV.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mm

Citation preview

Page 1: BAB I - BAB IV.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanama jahe sudah sangat di kenal di Indonesia. Tanaman jahe tumbuh menyebar di

seluruh wilayah Indonesia. Jahe merupakan rempah – rempah yang khas dengan aroma dan

rasa yang tajam. Kehadiran jahe ada sejak dahulu kala. Jahe kerap digunakan sebagai bumbu

dalam kegiatan memasak, pemberi aroma berbagai makana dan minuman.

Namun manfaat jahe tidak sekedar menambah rasa pada makanan, tetapi juga bermanfaat

untuk kesehatan. Menurut pengarang German Federal Health Agency jahe mengandung dua

enzim pencernaan yang penting dalam membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan.

Pertama, lipase yang berfungsi memecah lemak dan kedua adalah protease yang berfungsi

memecah protein.

Dengan pertimbangan tersebut menanam jahetidak ada ruginya, bahkan keuntungan yang

menggiurkan dapat diraih apabila menanamnya tepat dan benar. Selain itu jika kita mau

mengkaji dan mengelola jahe dengan baik. Jahe ini selain dimanfaatkan untuk bumbu masak

juga mempunyai manfaat dan potensi yang baik khususnya bagi kesehatan tubuh.

Mengingat pentingnya mengetahui cara budi daya dan manfaatnya, maka penulis mengangkat paper

dengan judul. “BUDI DAYA TANAMAN JAHE DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN”.

Page 2: BAB I - BAB IV.doc

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas. Maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan :

1. bagaimana pembudidayaan jahe ?

2. Apakah manfaaat jahe bagi kesehatan ?

C. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rincian pada rumusan masalah, jelaslah kiranya bahwa pembahasan paper ini

bertujuan untuk :

1. Mengetahui cara pembudidayaan tanaman jahe.

2. Mengetahui manfaat jahe bagi kesehatan tubuh.

D. Kegunaan Pembahasan

Adapun kegunaan pembahasan paper ini dapat di jelaskan sebagai berikut :

1. Media bagi penulis untuk mengasah pikiran dalam penulisan karya ilmiah.

2. Sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa mendatang.

3. Bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan dalam mengkaji ulang

permasalahan yang sama

Page 3: BAB I - BAB IV.doc

E. Penegasan Judul / Definisi Operasional

Penegasan judul perlu penulis lakukan untuk menghindari adanya kesalahan pemahaman

atau persepsi terhadap judul paper yang penulis susun. Uraian di bawah ini menjelaskan

maksud judul paper penulis yaitu “Budi Daya Tanaman Jahe Dan Manfaatnya Bagi

Kesehatan.”

1. Budi daya tanaman jahe : Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan tanaman jahe

agar memperoleh hasil yang baik dan memuaskan (KBBI 1991).

2. Manfaat bagi kesehatan : Kegunaan yang dapat diambil dari tanaman jahe khususnya

bagi kesehatan (KBBI 1991).

Jadi maksud “Budi Daya Tanaman Jahe Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan” adalah usaha

untuk meningkatkan dan mengembangkan tanaman jahe dan kegunaannya itu sendiri bagi

kesehatan tubuh.

Page 4: BAB I - BAB IV.doc

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Jahe dan Jenis-Jenisnya

1. Sekilas Tentang Jahe

Jahe telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu sebagai tanaman yang sangat kaya

akan manfaat, baik sebagai rempah atau bumbu maupun sebagai ramuan obat. Tumbuhan

yang memiliki nama ilmiah Zingiber Officiale Rosces ini aslinya berasal dari Asia

Pasifik, menyebar dari India sampai Cina.

Dari india, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara,

Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang

bisa memberi rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang

populer di Eropa. Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya

hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Berasil, dan Afrika.

2. Jenis-Jenis Jahe

Jahe dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna

rimpangnya. Umumnya dikenal tiga varietas jahe yaitu :

1. Jahe Putih Besar

Page 5: BAB I - BAB IV.doc

Jahe putih besar lebih dikenal dengan nama Jahe Badak atau Jahe Gajah dengan

ciri-ciri sebagai berikut : rimpangan lebih besar dan gemuk, ruas rimpangannya lebih

menggembung dari kedua varietas lainnya, tetapi aroma dan rasanya kurang tajam

dibanding kedua jenis lainnya. Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda

maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan

2. Jahe Putih Kecil

Jahe putih kecil juga sering disebut jahe kuning kecil atau jahe emprit dengan ciri-

ciri sebagai berikut : ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung,

bentuknya pipih, warnanya putih kuning, seratnya lembut, dan aromanya lebih tajam

dari jahe putih besar. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak

atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehinggar rasanya lebih pedas, disamping

seratnya tinggi, jahe ini cocok untuk semua obat-obatan, atau untuk diestrak olearesin

dan minyak atsirinya.

3. Jahe Merah

Jahe merah disebut juga jahe sunti dengan ciri-ciri sebagai berikut : rimpangannya

lebih kecil daripada jahe putih kecil, berwarna kuning kemerahan dan seratnya besar,

rasanya sangat pedas dan aromanya sangat tajam. Sama seperti jahe kecil, jahe merah

selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama

dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.

B. Kasifikasi Tanaman Jahe

Jahe memiliki batang semu dengan ketinggian 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk

rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan-merahan dengan bau

menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm, dan panjang 8 hingga 15 mm.

Tangkai daun berbulu halus.

Page 6: BAB I - BAB IV.doc

Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5

cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah.

Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik

berjumlah dua

Jahe termasuk suku zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh

William Roxburgh dari kata Yunani zingiber, dari bahasa Sansekerta, singeberi.

Adapun klasifikasi jahe adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

(tidak termasuk) : Monocots

(tidak termasuk) : Commelinids

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinale.

C. Tanah dan Iklim

Agar diperoleh rimpangan yang gemuk berdaging, tanaman jahe sebaiknya ditanam di

tanah yang banyak mengandung bahan organik atau humus dan drainase yang baik. Jenis

tanah yang cocok yaitu tanah yang andosol dal latosol merah coklat serta keasaman tanah

normal (ph : 6-7)

Tanaman jahe umumnya ditanam pada daerah tropik dan sub tropik yang mendapat curah

hujan yang agak merata sepanjang tahun dan curah hujan yang cocok bekisar antara 1.500 –

4.000 mm/tahun. Selain itu tanaman jahe paling cocok ditanam pada daerah yang beriklim

sejuk dengan ketinggian tempat antara 500 – 1.000 m dari permukaan laut.

Page 7: BAB I - BAB IV.doc

Walaupun demikian jahe gajah masih dapat ditanam pada lahan yang curah hujannya kurang

dari 2.500 mm, dataran rendah dan bahan gambut dengan penambahan unsur hara dan

pengaturan drainase.

D. Pembenihan

Benih yang digunakan harus jelas asal usulnya, sehat dan tidak tercampur dengan varietas

lain. Benih yang sehat harus berasal dari pertanaman yang sehat, tidak terserang penyakit..

Beberapa penyakit penting pada tanaman jahe yang umum dijumpai, terutama jahe putih

besar, adalah layu bakteri (Ralstonia solanacearum), layu fusarium (Fusarium oxysporum),

layu rizoktonia (Rhizoctonia solani), nematoda (Rhodopolus similis), dan lalat rimpang

(Mimergralla coeruleifrons, Eumerus figurans) serta kutu perisai (Aspidiella hastii).

Rimpangan yang telah terinfeksi penyakit tidak dapat digunakan sebagai benih karena akan

menjadi sumber penularan penyakit di lapangan.

Pemilihan benih harus dilakukan sejak pertanaman masih di lapangan. Apabila terdapat

tanaman yang terserang penyakit atau tercampur dengan jenis lain, maka tanaman yang

terserang penyakit dan tanaman jenis lain harus dicabut dan dijauhkan dari areal pertanaman.

Pemilihan (penyortiran) selanjutnya dilakukan setelah panen, yaitu digudang penyimpanan.

Pemeriksaan dilakukan untuk membuang benih yang terinfeksi hama dan penyakit atau

membuang benih dari jenis lain. Rimpangan yang akan digunakan untuk benih harus sudah

tua minimal berumur 10 bulan. Ciri-ciri rimpang tua antara lain kandungan serat tinggi dan

kasar. Kulit licin dan keras tidak mudah mengelupas, warna kulit mengkilat menampakkan

tanda bernas.

Rimpangan yang terpilih untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2-3 bakal mata

tunas yang baik dengan bobot sekitar 25-60 gr untuk jahe putih besar, 20-40 gr untuk jahe

putih kecil dan jahe merah. Kebutuhan benih per ha untuk jahe merah dan jahe emprit 1-1,5

ton, sedangkan jahe putih besar yang dipanen tua membutuhkan benih 2-3 ton/ha dan 5

ton/ha untuk jahe putih besar yang dipanen muda. Bagian rimpang yang terbaik dijadikan

benih adalah rimpang pada ruas kedua dan ketiga.

Page 8: BAB I - BAB IV.doc

Sebelum ditanam rimpang benih ditunaskan terlebih dahulu dengan cara menyemaikan

ysitu, menghamparkan rimpang di atas jerami / alang-alang tipis, di tempat yang teduh atau

di dalam gudang penyimpanan dan tidak ditumpuk. Untuk itu biasa digunakan wadah atau

rak-rak terbuat dari bambu atau kayu sebagai alas. Selama penyemaian dilakukan

penyiraman setiap hari sesuai kebutuhan, untuk menjaga kelembaban rimpang. Benih

rimpang bertunas dengan tinggi tunas yang seragam 1-2 cm, siap ditanam di lapangan dan

dapat beradaptasi langsung, juga tidak mudah rusak. Rimpangan yang sudah bertunas

tersebut kemudian diseleksi dan dipotong menurut ukuran. Untuk mencegah infeksi bakteri,

dilakukan perendaman didalam larutan antibiotik dengan dosis anjuran. Kemudian dikering

anginkan.

Page 9: BAB I - BAB IV.doc

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

A. Budi Daya Jahe

Untuk mencapai hasil yang optimal di dalam budi daya jahe putih besar, jahe putih kecil

maupun jahe merah, selain menggunakan varietas unggul yang jelas asal usulnya perlu

diperhatikan juga cara budi dayanya

1. Persiapan Lahan

Sebelum tanaman dilakukan pengolahan tanah. Tanah diolah sedemikian rupa

agar gembur dan dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara

menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan

sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan

tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul

atau digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olahan dengan lapisan

tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur tumbuhnya. Setelah

tanah diolah dan digemburkan, dibuat bedengan searah lereng (untuk tanag yang

miring), sistem guludan atau dengan sistem pris (parit). Pada bedengan atau guludan

kemudian dibuat lubang tanam.

2. Jarak Tanam

Benih jahe ditanam sedalam 5-7 cm dengan tunas menghadap keatas, jangan

terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk

penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40

cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm.

Page 10: BAB I - BAB IV.doc

3. Pembibitan

Tanaman jahe diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan rimpang.

Pemilihan bibit disesuaikan dengan tujuan produksi. Untuk produksi segar baik tua

maupun muda hendaklah ditanam jahe gajah. Sedangkan untuk produksi minuman,

rampah-rempah, obat tradisional dan minya arsiri memakai jenis jahe putih kecil dan

klon jahe merah.

Bibit hendaklah berasal dari tanaman yang baik yaitu :

Dari tanaman yang tua dimana tajuknya mengering umur 9-10 bulan

Dari tanaman yang sehat terutama tidak terserang penyakit layu bakteri, busuk

rimpang dan lalat rimpang.

Tidak memar dan kulit tidak lecet.

Bibit diambil dari potongan rimpang dengan 1-2 mata tunas yang telah tumbuh,

dengan berat 20-40 gram untuk jahe putih kecil dan jahe merah sedangkan jahe gajah

berat 25-60 gram. Kebutuhan bibit tiap hektar tergantung jenis dan jarak tanam, untuk

jahe putih kecil dan jahe merah membutuhkan bibit sebanyak 1-2 ton/ha sedangkan

untuk jahe gajah membutuhkan bibit sebanyak 2-3 ton/ha. Bila dipanen muda dapat

ditanam lebih rapat lagi sehingga kebutuhan bibit lebih banyak yaitu 4-6 ton/ha dengan

populasi tanam sekitar 80.000 tanam/ha.

Sebelum ditanam bibit perlu diperlakukan sebagai berikut :

Bibit disimpan pada tempat yang cukup lembab dan gelap sampai berbentuk tunas.

Bibit dipotong sesuai ukuran yaitu 1-2 tunas yang tumbuh.

Potongan bibit direndam dalam Agrimicin 0,1% selama 8 jam.

Bagian bibit yang terluka dicelupkan ke dalam larutan kental abu dapur atau bisa

ditambah fungisida Dithane M45 atau Benlate.

4. Pemeliharaan Tanaman

Page 11: BAB I - BAB IV.doc

Pemeliharaan tanaman diperlukan agar tanaman bisa tumbuh subur, berproduki

secara maksimal dan tidak gampang sakit. Pemeliharaan ini meliputi :

a. Penyiangan gulma

Smpai tanaman berumur 6-7 bulan banyak tumbuh gulma, sehingga penyiangan

perlu dilakukan secara intensif secara bersih. Penyiangan setelah umur 4 bulan perlu

dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran yang dapat menyebabkan

masuknya benih penyakit. Untuk mengurangi intensitas penyiangan bisa digunakan

mulsa tebal dari jemari atau sekam.

b. Penyulaman

Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1-1,5 bulan setelah

tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan disemaikan.

c. Pembumbuhan / pendangiran

Pembumbuhan mulai dilakukan pada saat telah terbentuk rumpun dengan 4-5

anakan, agar rimpangan selalu tertutup tanah. Selain itu, dengan dilakukan

pembumbuhan, drainase akan selalu terpelihara

d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman

Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan keperluan. Penyakit utama

pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh serangan bakteri layu

(Ralstonia Solana cearum). Sampai saat ini belum ada metode pengendalian yang

memadai, kecuali dengan menerapkan tindakan-tindakan untuk mencegah masuknya

benih penyakit, seperti penggunaan lahan sehat, penggunaan benih sehat, perlakuan

benih sehat (antibiotic), menghindari perlukaan (menggunakan abu sekam), pergiliran

tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya

tidak ada air menggenang dan aliran tidak melalui petak sehat (sanitasi), inspeksi

kebun secara rutin.

Tanaman yang terserang layu bakteri segera disebut dan dibakar untuk

menghindari meluasnya serangan OPT. hama yang cukup signifikan adalah alat

Page 12: BAB I - BAB IV.doc

rimpang Mimer gralla coeruleifrons (Diptera, Micropezidae) dan Eumerus figurans

(Diptera, Syrpidae), kutu perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai

dari pertanaman dan menyebabkan penampilan rimpang kurang baik serta bercak

daun yang disebabkan oleh cendawan (Phyllosticta sp). Serangan penyakit ini apabila

terjadi pada tanaman muda (sebelum 6 bulan) akan menyebabkan penurunan produksi

yang cukup signifikan. Tindakan mencegah perluasan penyakit ini dengan

menyemprotkan fungisida segera setelah terlihat ada serangan (diulang setiapn

minggu sekali), sanitasi tanaman sakitm inspeksi secara rutin.

5. Pemupukan

Pupuk kandang domba atau sapi yang sudah masak sebanyak 20 ton/ha, diberikan

2-4 minggu sebelum tanam. Sedangkan dosis pupuk buatan 300-400 kg/ha dan KCl

300-400 kg/ha, diberikan pada saat tanam. Pupuk urea diberikan 3 kali pada umur 1,2

dan 3 bulan setelah tanam dapat pula diberikan pupuk kandang ke dua sebanyak 20

ton/ha.

B. Panen

Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan. Tetapi, rimpang untuk

benih dipanen pada umur 10-12 bulan. Cara panen dilakukan dengan membongkar seluruh

rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian tanah yang menempel dibersihkan.

Dengan menggunakan varietas unggul jahe putih kecil (JPK 3; JPK6) dengan cara budi daya

yang di rekomondasikan, dihasilkan rata-rata 16 ton/ha rimpang segar dengan kadar minyak

atsiri 1,7-3,8% kadar oleoresin 2,39-8,87% sedangkan jahe merah 22 ton/ha dengan kadar

minyak atsiri 3,2-3,6%, kadar oleoresin 5,86-6,36%. Mutu rimpang dari varietas unggul

Cimanggu – 1 dan calon varietas unggul jahe putih kecil dan jahe merah, memenuhi standar

Materia Medika Indonesia (MMI).

Berdasarkan standar perdagangan, mut rimpang jahe segar dikatagorikan sebagai

Page 13: BAB I - BAB IV.doc

berikut :

Mutu I : bobot 250 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing

dan kapang;

Mutu II : bobot 150-249 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung benda

asing dan kapang ;

Mutu III : bobot sesuai hasil analisis, kulit yang terkelupas maksimum 10%, benda asing

maksimum 3%, kapak maksimum 10%

C. Pasca Panen

Tahapan pengolahan jahe meliputi, penyortiran, pencucian, pengirisan, pengeringan,

pengemasan, dan penyimpanan. Setelah panen, rimpang harus secepatnya dibersihkan untuk

menghindari kotoran yang berlebihan serta mikroorganisme yang tidak diinginkan. Rimpang

dibersihkan dengan disemprot air yang bertekanan tinggi, atau dicuci dengan tangan. Setelah

penyucian, rimpang dianginkan untuk mengeringkan air pencucian.

Untuk penjualan segar, jahe langsung dapat langsung dikemas. Tetapi bila diinginkan

dalam bentuk kering atau simplisia, maka perlu dilakukan pengirisan rimpang setelah 1-4mm.

Untuk mendapatkan simplisia dengan tekstur menarik, sebelum diiris rimpang direbus

beberapa menit sampai terjadi proses gelatinisasi rimpang yang sudah diiris, selanjutnya

dikeringkan dengan energi surya atau dengan pengering buatan / oven pada suhu 36-461C.

Bila kadar air telah mencapai sekitar 8-10%, yaitu bila rimpang bisa dipatahkan, pengeringan

telah dianggap cukup. Selain itu, dikenal jahe kering gelondong (jahe putih kecil dan jahe

merah) yang diproses dengan cara rimpang jahe utuh ditusuk-tusuk agar air keluar sebagian,

kemudian di jemur dengan energi matahari atau dioven sampai kering atau kadar air

mencapai 8-10%. Rimpang kering dapat dikemas dalam peti, karung atau plastic yang kedap

udara, dan dapat disimpan dengan aman, apabila kadar airnya rendah. Ruang penyimpan

harus diperhatikan sanitasinya, berventilasi baik, dengan suhu ruangan yang rendah dan

kering untuk mencegah pencemaran oleh mikroba dan hama gundah

D. Penganeragaman Produk

Page 14: BAB I - BAB IV.doc

Selain simplisia, dari rimpang jahe dapat diperoleh minyak atsiri, oleoresin, bubuk, jahe

asinan, jahe dalam sirup, manisan jahe, jahe kristal dan anggur jahe. Asinan jahe merupakan

bahan ekspor yang potensial, dibuat dari jahe putih besar yang dipanen muda (3 bulan),

dengan kadar serat rendah. Sedangkan permen jahe, manisan, sirup, instant, serbat dan

sekoteng berasal dari jahe putih kecil yang dipanen tua. Selain untuk bahan baku obat

tradisional (jamu), jahe sudah mulai digunakan untuk obat fitofarmaka karena kandungan

gingerolnya. Bahan aktif ini disolasi dari ekstrak jahe yang bermanfaat untuk mengatasi rasa

nyeri pada tulang, otot dan sendi.

E. Manfaat Jahe

Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagi tubuh.

Senyawa kimia pada jahe adalah diantaranya minyak atsiri yang terdiri dari senyawa-

senyawa seskuiterpen, zingiberen, bisabolena, zingeron, oleoresin, kamfena, limonene,

borneol, sineol, sitral, zingiberal, felandren. Disamping itu, terdapat juga sagaol, gingerol,

pati, damar, asam-asam organic seperti asam malat dan asam oksalat, vitamin A, B, dan C,

senyawa-senyawa flavonoid dan palifend.

Selain satu komponen yang paling utama yakni gingerol bersifat antikoagulan, yaitu

mencegah penggumpalan darah. Jadi dengan begitu jahe mampu mencegah tersumbatnya

pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol diperkirakan juga

membantu menurunkan kadar kolesterol.

Manfaat kesehatan yang diberikan jahe seperti dibawah ini :

1. Pengobatan kanker indung telur

Jahe merupakan salah satu senjata yang efektif dalam pengobatan kanker indung

telur. Sebuah studi yang dilakukan di Universitas of Michigan Comprehensive cancer

center, seperti yang dikutip situs healt hdiaries menemukan, tepung jahe efektif

membunuh sel-sel kanker yang terdapat pada indung telur.

2. Mencegah kanker kolon

Page 15: BAB I - BAB IV.doc

Sebuah studi Universitas Minnesota menemukan, jahe juga dapat memperlambat

pertumbuhan sel-sel kanker kolorektal.

3. Menyembuhkan mual akibat hamil

Peneliti menunjukkan bahwa jahe sangat efektif menurunkan metoklopamid

senyawa penginduksi mual dan muntah yang dapat digunakan para ibu hamil. Hasil

review dari beberapa studi menunjukkan, jahe sama efektifnya dengan vitamin B6

dalam mengatasi mual yang dipicu oleh kehamilan.

4. Atasi mual saat bepergian

Jahe terbukti efektif mengatasi mual saat bepergian dengan kendaraan.

5. Mengurangi rasa sakit dan peradangan

Sebuah studi menunjukkan bahwa jahe mengandung anti peradangan serta

kandungan pembunuh rasa sakit alami.

6. Redakan mulas atau rasa panas dalam perut

Jahe telah lama digunakan sebagai obat alami mengatasi mulas. Biasanya jahe

dipadukan dengan the.

7. Mencegah dan mengatasi flu

Jahe juga telah lama digunakan sebagai pengobatan alami flu. Ada juga penemuan

yang menunjukkan kalau jahe juga membantu mengatasi masalah perut atau keracunan

makanan, selain itu jahe juga baik untuk saluran pencernaan

8. Meredakan migrain

Peneliti menemukan, jahe bisa meredakan rasa sakit migrain dengan cara

menghentikan kerja prostaglandin, penyebab rasa sakit dan peradangan si pembuluh

darah.

9. Meredakan kram menstruasi

Page 16: BAB I - BAB IV.doc

Kram adalah cara tubuh individu yang mengkhawatirkan untuk bahaya atau

kerusakan. Dalam hai ini, prostaglandin hormone yang berfungsi sebagai pesuruh kimia

adalah activator kunci gejala seperti : kram, nyeri, dan demam. Para ilmuwan percaya

bahwa tingkat tinggi prostaglandin berkontribusi untuk kram menstruasi meningkat.

Jahe membantu dengan mengurangi tingkat prostaglandin dalam tubuh, maka

menghilangkan kram

10. Mencegah rasa sakit akibat diabetes

Sebuah studi yang dilakukan pada tikus penderita diabetes menemukan, tikus

yang diberikan jahe mengalami penurunan kejadian rasa sakit akibat diabetes.

Sebagai firman Allah :

حيم الر الرحمن الله بسم

Artinya : “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan

Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu)

yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi

manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran

Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (Q.S. An-Nahl : 69)

Page 17: BAB I - BAB IV.doc

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam Bab sebelumnya. Akhirnya penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Yang dimaksud dengan budi daya tanaman jahe adalah usaha untuk meningkatkan dan

mengembangkan tanaman jahe agar memperoleh hasil yang baik dan memuaskan.

2. Cara melakukan pembudidayaan yang baik adalah dengan tahap sebagai berikut :

a. Persiapan lahan

b. Jarak tanam

Page 18: BAB I - BAB IV.doc

c. Pembibitan

d. Pemeliharaan tanaman meliputi :

1) Penyiangan gulma

2) Penyulama

3) Pembumbuhan

4) Pengendalian organisme pengganggu tanaman

e. Pemupukan

3. Adapun manfaat jahe bagi kesehatan tubuh adalah :

Kandungan gingerol yang bersifat antikoagulan dimanfaatkan untuk mencegah

penggumpalan darah yang merupakan penyebab stroke, dan serangan jantung.

Jahe juga manjur untuk membantu menurunkan kadar kolestrol.

Jahe mengandung prostaglandin hormon yang berfungsi sebagai pesuruh kimia,

merupakan activator kunci gejala seperti = kram, nyeri, dan demam.

B. Saran – saran

1. Sebagai generasi muda kita hendaknya turut serta dalam melestarikan lingkungan di

sekitar kita.

2. Apabila kita menginginkan mendapat hasil penanaman yang unggul maka kita harus

melakukan perawatan sesuai dengan keperluan jahe, baik dalam hal pemupukan,

penyiraman, pembersihan tanaman.

Page 19: BAB I - BAB IV.doc