Upload
alhamdulilllahyah
View
52
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mm
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanama jahe sudah sangat di kenal di Indonesia. Tanaman jahe tumbuh menyebar di
seluruh wilayah Indonesia. Jahe merupakan rempah – rempah yang khas dengan aroma dan
rasa yang tajam. Kehadiran jahe ada sejak dahulu kala. Jahe kerap digunakan sebagai bumbu
dalam kegiatan memasak, pemberi aroma berbagai makana dan minuman.
Namun manfaat jahe tidak sekedar menambah rasa pada makanan, tetapi juga bermanfaat
untuk kesehatan. Menurut pengarang German Federal Health Agency jahe mengandung dua
enzim pencernaan yang penting dalam membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan.
Pertama, lipase yang berfungsi memecah lemak dan kedua adalah protease yang berfungsi
memecah protein.
Dengan pertimbangan tersebut menanam jahetidak ada ruginya, bahkan keuntungan yang
menggiurkan dapat diraih apabila menanamnya tepat dan benar. Selain itu jika kita mau
mengkaji dan mengelola jahe dengan baik. Jahe ini selain dimanfaatkan untuk bumbu masak
juga mempunyai manfaat dan potensi yang baik khususnya bagi kesehatan tubuh.
Mengingat pentingnya mengetahui cara budi daya dan manfaatnya, maka penulis mengangkat paper
dengan judul. “BUDI DAYA TANAMAN JAHE DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas. Maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan :
1. bagaimana pembudidayaan jahe ?
2. Apakah manfaaat jahe bagi kesehatan ?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rincian pada rumusan masalah, jelaslah kiranya bahwa pembahasan paper ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui cara pembudidayaan tanaman jahe.
2. Mengetahui manfaat jahe bagi kesehatan tubuh.
D. Kegunaan Pembahasan
Adapun kegunaan pembahasan paper ini dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Media bagi penulis untuk mengasah pikiran dalam penulisan karya ilmiah.
2. Sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa mendatang.
3. Bahan pertimbangan bagi pihak yang berkepentingan dalam mengkaji ulang
permasalahan yang sama
E. Penegasan Judul / Definisi Operasional
Penegasan judul perlu penulis lakukan untuk menghindari adanya kesalahan pemahaman
atau persepsi terhadap judul paper yang penulis susun. Uraian di bawah ini menjelaskan
maksud judul paper penulis yaitu “Budi Daya Tanaman Jahe Dan Manfaatnya Bagi
Kesehatan.”
1. Budi daya tanaman jahe : Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan tanaman jahe
agar memperoleh hasil yang baik dan memuaskan (KBBI 1991).
2. Manfaat bagi kesehatan : Kegunaan yang dapat diambil dari tanaman jahe khususnya
bagi kesehatan (KBBI 1991).
Jadi maksud “Budi Daya Tanaman Jahe Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan” adalah usaha
untuk meningkatkan dan mengembangkan tanaman jahe dan kegunaannya itu sendiri bagi
kesehatan tubuh.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Jahe dan Jenis-Jenisnya
1. Sekilas Tentang Jahe
Jahe telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu sebagai tanaman yang sangat kaya
akan manfaat, baik sebagai rempah atau bumbu maupun sebagai ramuan obat. Tumbuhan
yang memiliki nama ilmiah Zingiber Officiale Rosces ini aslinya berasal dari Asia
Pasifik, menyebar dari India sampai Cina.
Dari india, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara,
Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang
bisa memberi rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang
populer di Eropa. Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya
hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Berasil, dan Afrika.
2. Jenis-Jenis Jahe
Jahe dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna
rimpangnya. Umumnya dikenal tiga varietas jahe yaitu :
1. Jahe Putih Besar
Jahe putih besar lebih dikenal dengan nama Jahe Badak atau Jahe Gajah dengan
ciri-ciri sebagai berikut : rimpangan lebih besar dan gemuk, ruas rimpangannya lebih
menggembung dari kedua varietas lainnya, tetapi aroma dan rasanya kurang tajam
dibanding kedua jenis lainnya. Jenis jahe ini biasa dikonsumsi baik saat berumur muda
maupun berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan
2. Jahe Putih Kecil
Jahe putih kecil juga sering disebut jahe kuning kecil atau jahe emprit dengan ciri-
ciri sebagai berikut : ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung,
bentuknya pipih, warnanya putih kuning, seratnya lembut, dan aromanya lebih tajam
dari jahe putih besar. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak
atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah, sehinggar rasanya lebih pedas, disamping
seratnya tinggi, jahe ini cocok untuk semua obat-obatan, atau untuk diestrak olearesin
dan minyak atsirinya.
3. Jahe Merah
Jahe merah disebut juga jahe sunti dengan ciri-ciri sebagai berikut : rimpangannya
lebih kecil daripada jahe putih kecil, berwarna kuning kemerahan dan seratnya besar,
rasanya sangat pedas dan aromanya sangat tajam. Sama seperti jahe kecil, jahe merah
selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama
dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan.
B. Kasifikasi Tanaman Jahe
Jahe memiliki batang semu dengan ketinggian 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk
rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan-merahan dengan bau
menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm, dan panjang 8 hingga 15 mm.
Tangkai daun berbulu halus.
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5
cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah.
Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik
berjumlah dua
Jahe termasuk suku zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh
William Roxburgh dari kata Yunani zingiber, dari bahasa Sansekerta, singeberi.
Adapun klasifikasi jahe adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
(tidak termasuk) : Monocots
(tidak termasuk) : Commelinids
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale.
C. Tanah dan Iklim
Agar diperoleh rimpangan yang gemuk berdaging, tanaman jahe sebaiknya ditanam di
tanah yang banyak mengandung bahan organik atau humus dan drainase yang baik. Jenis
tanah yang cocok yaitu tanah yang andosol dal latosol merah coklat serta keasaman tanah
normal (ph : 6-7)
Tanaman jahe umumnya ditanam pada daerah tropik dan sub tropik yang mendapat curah
hujan yang agak merata sepanjang tahun dan curah hujan yang cocok bekisar antara 1.500 –
4.000 mm/tahun. Selain itu tanaman jahe paling cocok ditanam pada daerah yang beriklim
sejuk dengan ketinggian tempat antara 500 – 1.000 m dari permukaan laut.
Walaupun demikian jahe gajah masih dapat ditanam pada lahan yang curah hujannya kurang
dari 2.500 mm, dataran rendah dan bahan gambut dengan penambahan unsur hara dan
pengaturan drainase.
D. Pembenihan
Benih yang digunakan harus jelas asal usulnya, sehat dan tidak tercampur dengan varietas
lain. Benih yang sehat harus berasal dari pertanaman yang sehat, tidak terserang penyakit..
Beberapa penyakit penting pada tanaman jahe yang umum dijumpai, terutama jahe putih
besar, adalah layu bakteri (Ralstonia solanacearum), layu fusarium (Fusarium oxysporum),
layu rizoktonia (Rhizoctonia solani), nematoda (Rhodopolus similis), dan lalat rimpang
(Mimergralla coeruleifrons, Eumerus figurans) serta kutu perisai (Aspidiella hastii).
Rimpangan yang telah terinfeksi penyakit tidak dapat digunakan sebagai benih karena akan
menjadi sumber penularan penyakit di lapangan.
Pemilihan benih harus dilakukan sejak pertanaman masih di lapangan. Apabila terdapat
tanaman yang terserang penyakit atau tercampur dengan jenis lain, maka tanaman yang
terserang penyakit dan tanaman jenis lain harus dicabut dan dijauhkan dari areal pertanaman.
Pemilihan (penyortiran) selanjutnya dilakukan setelah panen, yaitu digudang penyimpanan.
Pemeriksaan dilakukan untuk membuang benih yang terinfeksi hama dan penyakit atau
membuang benih dari jenis lain. Rimpangan yang akan digunakan untuk benih harus sudah
tua minimal berumur 10 bulan. Ciri-ciri rimpang tua antara lain kandungan serat tinggi dan
kasar. Kulit licin dan keras tidak mudah mengelupas, warna kulit mengkilat menampakkan
tanda bernas.
Rimpangan yang terpilih untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2-3 bakal mata
tunas yang baik dengan bobot sekitar 25-60 gr untuk jahe putih besar, 20-40 gr untuk jahe
putih kecil dan jahe merah. Kebutuhan benih per ha untuk jahe merah dan jahe emprit 1-1,5
ton, sedangkan jahe putih besar yang dipanen tua membutuhkan benih 2-3 ton/ha dan 5
ton/ha untuk jahe putih besar yang dipanen muda. Bagian rimpang yang terbaik dijadikan
benih adalah rimpang pada ruas kedua dan ketiga.
Sebelum ditanam rimpang benih ditunaskan terlebih dahulu dengan cara menyemaikan
ysitu, menghamparkan rimpang di atas jerami / alang-alang tipis, di tempat yang teduh atau
di dalam gudang penyimpanan dan tidak ditumpuk. Untuk itu biasa digunakan wadah atau
rak-rak terbuat dari bambu atau kayu sebagai alas. Selama penyemaian dilakukan
penyiraman setiap hari sesuai kebutuhan, untuk menjaga kelembaban rimpang. Benih
rimpang bertunas dengan tinggi tunas yang seragam 1-2 cm, siap ditanam di lapangan dan
dapat beradaptasi langsung, juga tidak mudah rusak. Rimpangan yang sudah bertunas
tersebut kemudian diseleksi dan dipotong menurut ukuran. Untuk mencegah infeksi bakteri,
dilakukan perendaman didalam larutan antibiotik dengan dosis anjuran. Kemudian dikering
anginkan.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
A. Budi Daya Jahe
Untuk mencapai hasil yang optimal di dalam budi daya jahe putih besar, jahe putih kecil
maupun jahe merah, selain menggunakan varietas unggul yang jelas asal usulnya perlu
diperhatikan juga cara budi dayanya
1. Persiapan Lahan
Sebelum tanaman dilakukan pengolahan tanah. Tanah diolah sedemikian rupa
agar gembur dan dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara
menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm, dibersihkan dari ranting-ranting dan
sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan
tanahnya harus hati-hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul
atau digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olahan dengan lapisan
tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur tumbuhnya. Setelah
tanah diolah dan digemburkan, dibuat bedengan searah lereng (untuk tanag yang
miring), sistem guludan atau dengan sistem pris (parit). Pada bedengan atau guludan
kemudian dibuat lubang tanam.
2. Jarak Tanam
Benih jahe ditanam sedalam 5-7 cm dengan tunas menghadap keatas, jangan
terbalik, karena dapat menghambat pertumbuhan. Jarak tanam yang digunakan untuk
penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah 80 cm x 40 cm atau 60 cm x 40
cm, jahe putih kecil dan jahe merah 60 cm x 40 cm.
3. Pembibitan
Tanaman jahe diperbanyak secara vegetatif dengan menggunakan rimpang.
Pemilihan bibit disesuaikan dengan tujuan produksi. Untuk produksi segar baik tua
maupun muda hendaklah ditanam jahe gajah. Sedangkan untuk produksi minuman,
rampah-rempah, obat tradisional dan minya arsiri memakai jenis jahe putih kecil dan
klon jahe merah.
Bibit hendaklah berasal dari tanaman yang baik yaitu :
Dari tanaman yang tua dimana tajuknya mengering umur 9-10 bulan
Dari tanaman yang sehat terutama tidak terserang penyakit layu bakteri, busuk
rimpang dan lalat rimpang.
Tidak memar dan kulit tidak lecet.
Bibit diambil dari potongan rimpang dengan 1-2 mata tunas yang telah tumbuh,
dengan berat 20-40 gram untuk jahe putih kecil dan jahe merah sedangkan jahe gajah
berat 25-60 gram. Kebutuhan bibit tiap hektar tergantung jenis dan jarak tanam, untuk
jahe putih kecil dan jahe merah membutuhkan bibit sebanyak 1-2 ton/ha sedangkan
untuk jahe gajah membutuhkan bibit sebanyak 2-3 ton/ha. Bila dipanen muda dapat
ditanam lebih rapat lagi sehingga kebutuhan bibit lebih banyak yaitu 4-6 ton/ha dengan
populasi tanam sekitar 80.000 tanam/ha.
Sebelum ditanam bibit perlu diperlakukan sebagai berikut :
Bibit disimpan pada tempat yang cukup lembab dan gelap sampai berbentuk tunas.
Bibit dipotong sesuai ukuran yaitu 1-2 tunas yang tumbuh.
Potongan bibit direndam dalam Agrimicin 0,1% selama 8 jam.
Bagian bibit yang terluka dicelupkan ke dalam larutan kental abu dapur atau bisa
ditambah fungisida Dithane M45 atau Benlate.
4. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman diperlukan agar tanaman bisa tumbuh subur, berproduki
secara maksimal dan tidak gampang sakit. Pemeliharaan ini meliputi :
a. Penyiangan gulma
Smpai tanaman berumur 6-7 bulan banyak tumbuh gulma, sehingga penyiangan
perlu dilakukan secara intensif secara bersih. Penyiangan setelah umur 4 bulan perlu
dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak perakaran yang dapat menyebabkan
masuknya benih penyakit. Untuk mengurangi intensitas penyiangan bisa digunakan
mulsa tebal dari jemari atau sekam.
b. Penyulaman
Menyulam tanaman yang tidak tumbuh dilakukan pada umur 1-1,5 bulan setelah
tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan disemaikan.
c. Pembumbuhan / pendangiran
Pembumbuhan mulai dilakukan pada saat telah terbentuk rumpun dengan 4-5
anakan, agar rimpangan selalu tertutup tanah. Selain itu, dengan dilakukan
pembumbuhan, drainase akan selalu terpelihara
d. Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai dengan keperluan. Penyakit utama
pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh serangan bakteri layu
(Ralstonia Solana cearum). Sampai saat ini belum ada metode pengendalian yang
memadai, kecuali dengan menerapkan tindakan-tindakan untuk mencegah masuknya
benih penyakit, seperti penggunaan lahan sehat, penggunaan benih sehat, perlakuan
benih sehat (antibiotic), menghindari perlukaan (menggunakan abu sekam), pergiliran
tanaman, pembersihan sisa tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya
tidak ada air menggenang dan aliran tidak melalui petak sehat (sanitasi), inspeksi
kebun secara rutin.
Tanaman yang terserang layu bakteri segera disebut dan dibakar untuk
menghindari meluasnya serangan OPT. hama yang cukup signifikan adalah alat
rimpang Mimer gralla coeruleifrons (Diptera, Micropezidae) dan Eumerus figurans
(Diptera, Syrpidae), kutu perisai (Aspidiella hartii) yang menyerang rimpang mulai
dari pertanaman dan menyebabkan penampilan rimpang kurang baik serta bercak
daun yang disebabkan oleh cendawan (Phyllosticta sp). Serangan penyakit ini apabila
terjadi pada tanaman muda (sebelum 6 bulan) akan menyebabkan penurunan produksi
yang cukup signifikan. Tindakan mencegah perluasan penyakit ini dengan
menyemprotkan fungisida segera setelah terlihat ada serangan (diulang setiapn
minggu sekali), sanitasi tanaman sakitm inspeksi secara rutin.
5. Pemupukan
Pupuk kandang domba atau sapi yang sudah masak sebanyak 20 ton/ha, diberikan
2-4 minggu sebelum tanam. Sedangkan dosis pupuk buatan 300-400 kg/ha dan KCl
300-400 kg/ha, diberikan pada saat tanam. Pupuk urea diberikan 3 kali pada umur 1,2
dan 3 bulan setelah tanam dapat pula diberikan pupuk kandang ke dua sebanyak 20
ton/ha.
B. Panen
Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan. Tetapi, rimpang untuk
benih dipanen pada umur 10-12 bulan. Cara panen dilakukan dengan membongkar seluruh
rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian tanah yang menempel dibersihkan.
Dengan menggunakan varietas unggul jahe putih kecil (JPK 3; JPK6) dengan cara budi daya
yang di rekomondasikan, dihasilkan rata-rata 16 ton/ha rimpang segar dengan kadar minyak
atsiri 1,7-3,8% kadar oleoresin 2,39-8,87% sedangkan jahe merah 22 ton/ha dengan kadar
minyak atsiri 3,2-3,6%, kadar oleoresin 5,86-6,36%. Mutu rimpang dari varietas unggul
Cimanggu – 1 dan calon varietas unggul jahe putih kecil dan jahe merah, memenuhi standar
Materia Medika Indonesia (MMI).
Berdasarkan standar perdagangan, mut rimpang jahe segar dikatagorikan sebagai
berikut :
Mutu I : bobot 250 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing
dan kapang;
Mutu II : bobot 150-249 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung benda
asing dan kapang ;
Mutu III : bobot sesuai hasil analisis, kulit yang terkelupas maksimum 10%, benda asing
maksimum 3%, kapak maksimum 10%
C. Pasca Panen
Tahapan pengolahan jahe meliputi, penyortiran, pencucian, pengirisan, pengeringan,
pengemasan, dan penyimpanan. Setelah panen, rimpang harus secepatnya dibersihkan untuk
menghindari kotoran yang berlebihan serta mikroorganisme yang tidak diinginkan. Rimpang
dibersihkan dengan disemprot air yang bertekanan tinggi, atau dicuci dengan tangan. Setelah
penyucian, rimpang dianginkan untuk mengeringkan air pencucian.
Untuk penjualan segar, jahe langsung dapat langsung dikemas. Tetapi bila diinginkan
dalam bentuk kering atau simplisia, maka perlu dilakukan pengirisan rimpang setelah 1-4mm.
Untuk mendapatkan simplisia dengan tekstur menarik, sebelum diiris rimpang direbus
beberapa menit sampai terjadi proses gelatinisasi rimpang yang sudah diiris, selanjutnya
dikeringkan dengan energi surya atau dengan pengering buatan / oven pada suhu 36-461C.
Bila kadar air telah mencapai sekitar 8-10%, yaitu bila rimpang bisa dipatahkan, pengeringan
telah dianggap cukup. Selain itu, dikenal jahe kering gelondong (jahe putih kecil dan jahe
merah) yang diproses dengan cara rimpang jahe utuh ditusuk-tusuk agar air keluar sebagian,
kemudian di jemur dengan energi matahari atau dioven sampai kering atau kadar air
mencapai 8-10%. Rimpang kering dapat dikemas dalam peti, karung atau plastic yang kedap
udara, dan dapat disimpan dengan aman, apabila kadar airnya rendah. Ruang penyimpan
harus diperhatikan sanitasinya, berventilasi baik, dengan suhu ruangan yang rendah dan
kering untuk mencegah pencemaran oleh mikroba dan hama gundah
D. Penganeragaman Produk
Selain simplisia, dari rimpang jahe dapat diperoleh minyak atsiri, oleoresin, bubuk, jahe
asinan, jahe dalam sirup, manisan jahe, jahe kristal dan anggur jahe. Asinan jahe merupakan
bahan ekspor yang potensial, dibuat dari jahe putih besar yang dipanen muda (3 bulan),
dengan kadar serat rendah. Sedangkan permen jahe, manisan, sirup, instant, serbat dan
sekoteng berasal dari jahe putih kecil yang dipanen tua. Selain untuk bahan baku obat
tradisional (jamu), jahe sudah mulai digunakan untuk obat fitofarmaka karena kandungan
gingerolnya. Bahan aktif ini disolasi dari ekstrak jahe yang bermanfaat untuk mengatasi rasa
nyeri pada tulang, otot dan sendi.
E. Manfaat Jahe
Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagi tubuh.
Senyawa kimia pada jahe adalah diantaranya minyak atsiri yang terdiri dari senyawa-
senyawa seskuiterpen, zingiberen, bisabolena, zingeron, oleoresin, kamfena, limonene,
borneol, sineol, sitral, zingiberal, felandren. Disamping itu, terdapat juga sagaol, gingerol,
pati, damar, asam-asam organic seperti asam malat dan asam oksalat, vitamin A, B, dan C,
senyawa-senyawa flavonoid dan palifend.
Selain satu komponen yang paling utama yakni gingerol bersifat antikoagulan, yaitu
mencegah penggumpalan darah. Jadi dengan begitu jahe mampu mencegah tersumbatnya
pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol diperkirakan juga
membantu menurunkan kadar kolesterol.
Manfaat kesehatan yang diberikan jahe seperti dibawah ini :
1. Pengobatan kanker indung telur
Jahe merupakan salah satu senjata yang efektif dalam pengobatan kanker indung
telur. Sebuah studi yang dilakukan di Universitas of Michigan Comprehensive cancer
center, seperti yang dikutip situs healt hdiaries menemukan, tepung jahe efektif
membunuh sel-sel kanker yang terdapat pada indung telur.
2. Mencegah kanker kolon
Sebuah studi Universitas Minnesota menemukan, jahe juga dapat memperlambat
pertumbuhan sel-sel kanker kolorektal.
3. Menyembuhkan mual akibat hamil
Peneliti menunjukkan bahwa jahe sangat efektif menurunkan metoklopamid
senyawa penginduksi mual dan muntah yang dapat digunakan para ibu hamil. Hasil
review dari beberapa studi menunjukkan, jahe sama efektifnya dengan vitamin B6
dalam mengatasi mual yang dipicu oleh kehamilan.
4. Atasi mual saat bepergian
Jahe terbukti efektif mengatasi mual saat bepergian dengan kendaraan.
5. Mengurangi rasa sakit dan peradangan
Sebuah studi menunjukkan bahwa jahe mengandung anti peradangan serta
kandungan pembunuh rasa sakit alami.
6. Redakan mulas atau rasa panas dalam perut
Jahe telah lama digunakan sebagai obat alami mengatasi mulas. Biasanya jahe
dipadukan dengan the.
7. Mencegah dan mengatasi flu
Jahe juga telah lama digunakan sebagai pengobatan alami flu. Ada juga penemuan
yang menunjukkan kalau jahe juga membantu mengatasi masalah perut atau keracunan
makanan, selain itu jahe juga baik untuk saluran pencernaan
8. Meredakan migrain
Peneliti menemukan, jahe bisa meredakan rasa sakit migrain dengan cara
menghentikan kerja prostaglandin, penyebab rasa sakit dan peradangan si pembuluh
darah.
9. Meredakan kram menstruasi
Kram adalah cara tubuh individu yang mengkhawatirkan untuk bahaya atau
kerusakan. Dalam hai ini, prostaglandin hormone yang berfungsi sebagai pesuruh kimia
adalah activator kunci gejala seperti : kram, nyeri, dan demam. Para ilmuwan percaya
bahwa tingkat tinggi prostaglandin berkontribusi untuk kram menstruasi meningkat.
Jahe membantu dengan mengurangi tingkat prostaglandin dalam tubuh, maka
menghilangkan kram
10. Mencegah rasa sakit akibat diabetes
Sebuah studi yang dilakukan pada tikus penderita diabetes menemukan, tikus
yang diberikan jahe mengalami penurunan kejadian rasa sakit akibat diabetes.
Sebagai firman Allah :
حيم الر الرحمن الله بسم
Artinya : “Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu)
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (Q.S. An-Nahl : 69)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam Bab sebelumnya. Akhirnya penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Yang dimaksud dengan budi daya tanaman jahe adalah usaha untuk meningkatkan dan
mengembangkan tanaman jahe agar memperoleh hasil yang baik dan memuaskan.
2. Cara melakukan pembudidayaan yang baik adalah dengan tahap sebagai berikut :
a. Persiapan lahan
b. Jarak tanam
c. Pembibitan
d. Pemeliharaan tanaman meliputi :
1) Penyiangan gulma
2) Penyulama
3) Pembumbuhan
4) Pengendalian organisme pengganggu tanaman
e. Pemupukan
3. Adapun manfaat jahe bagi kesehatan tubuh adalah :
Kandungan gingerol yang bersifat antikoagulan dimanfaatkan untuk mencegah
penggumpalan darah yang merupakan penyebab stroke, dan serangan jantung.
Jahe juga manjur untuk membantu menurunkan kadar kolestrol.
Jahe mengandung prostaglandin hormon yang berfungsi sebagai pesuruh kimia,
merupakan activator kunci gejala seperti = kram, nyeri, dan demam.
B. Saran – saran
1. Sebagai generasi muda kita hendaknya turut serta dalam melestarikan lingkungan di
sekitar kita.
2. Apabila kita menginginkan mendapat hasil penanaman yang unggul maka kita harus
melakukan perawatan sesuai dengan keperluan jahe, baik dalam hal pemupukan,
penyiraman, pembersihan tanaman.