4
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Narkotika adalah bahan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman (nabati dan kimiawi) yang dapat mempengaruhi akal, badan, penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan bagi yang mengonsumsinya. Hal ini dapat menyebabkan badannya menjadi meriang dan pemalas, lenyap kegigihannya, tertutup akalnya dan menjadikannya sebagai pecandu dan tak dapat melepaskan diri darinya. 4 Penyalahgunaan narkotika merupakan suatu pola penggunaan zat yang bersifat patologik paling sedikit satu bulan lamanya. Menurut ICD 10 (International Classification of Diseases ), berbagai gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat dikelompokkan dalam berbagai keadaan klinis, seperti intoksikasi akut, sindroma ketergantungan, sindroma putus obat, dan gangguan mental serta perilaku lainnya. 4 Laporan world drug report 2013 - 2014 (dipublikasikan 2014) menyatakan bahwa pada saat ini terdapat sekitar 417 juta orang atau sekitar 11% daripada penduduk dunia, yang menggunakan narkotika dan zat adiktif lain setidaknya satu kali dalam 12 bulan yang terakhir ini. Penguna - penguna ini berusia dalam lingkungan 15 hingga 60 tahun dengan pengguna amfetamin sebesar 38% dari jumlah 1

BAB I

  • Upload
    amazing

  • View
    219

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendahuluan referat metamfetamin

Citation preview

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Narkotika adalah bahan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman (nabati dan kimiawi) yang dapat mempengaruhi akal, badan, penurunan atau

perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan

dapat menimbulkan ketergantungan bagi yang mengonsumsinya. Hal ini dapat

menyebabkan badannya menjadi meriang dan pemalas, lenyap kegigihannya, tertutup

akalnya dan menjadikannya sebagai pecandu dan tak dapat melepaskan diri darinya.4

Penyalahgunaan narkotika merupakan suatu pola penggunaan zat yang bersifat

patologik paling sedikit satu bulan lamanya. Menurut ICD 10 (International

Classification of Diseases), berbagai gangguan mental dan perilaku akibat

penggunaan zat dikelompokkan dalam berbagai keadaan klinis, seperti intoksikasi

akut, sindroma ketergantungan, sindroma putus obat, dan gangguan mental serta

perilaku lainnya.4

Laporan world drug report 2013 - 2014 (dipublikasikan 2014) menyatakan

bahwa pada saat ini terdapat sekitar 417 juta orang atau sekitar 11% daripada

penduduk dunia, yang menggunakan narkotika dan zat adiktif lain setidaknya satu kali

dalam 12 bulan yang terakhir ini. Penguna - penguna ini berusia dalam lingkungan 15

hingga 60 tahun dengan pengguna amfetamin sebesar 38% dari jumlah pengguna

narkotika5 . Hasil penelitian BNN diperkirakan jumlah penyalahgunaan narkotika dan

zat adiktif sebanyak 67 juta orang atau sekitar 2,76% dari total seluruh penduduk

Indonesia di tahun 2014. Dari sejumlah penyalahguna tersebut, terdistribusi atas 28%

coba pakai, 29% teratur pakai, 31% pecandu bukan suntik, dan 12% pecandu suntik.

Penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif pada kelompok bukan pelajar/mahasiswa

(66%) lebih tinggi dibandingkan kelompok pelajar/mahasiswa (34%). Menurut jenis

kelamin, laki-laki (78%) jauh lebih besar dari perempuan (22%).22-23

Metamfetamin atau yang lebih dikenal sebagai nama shabu-shabu atau ubas,

ice, crystal, mecin merupakan senyawa stimulan semisintesis adiktif dan termasuk

psikotropika golongan II yang sering digunakan di Indonesia. Efek dari penggunaan

metamfetamin adalah perasaan euforia dan pada konsentrasi yang tinggi

mengakibatkan naiknya kewaspadaan (fight or flight response) dan menekan rasa

lelah. Metamfetamin bisa digunakan peroral, intravena , dihirup maupun dihisap.

1

Page 2: BAB I

Populasi penggunaan metamfetamin sendiri di Indonesia mencapai 240 ribu

penduduk. Jumlah kasus penyalahgunaan obat terlarang di Indonesia pada 5 tahun

terakhir di dominasi oleh metamfetamin, dimana jumlahnya meningkat lebih dari

1000 kasus pertahun.23

Dari uraian diatas sebagaimana diketahui bahwa kematian akibat Narkotika

dan psikotropika adalah akibat keracunan zat aktif dalam obat-obat tersebut salah satu

yang berperan penting adalah metamfetamin. Sehingga penting bagi seorang dokter

untuk memahami ilmu toksikologi sebagai substansi penting dalam penyelidikan

kasus penyalahgunaan metamfetamin. Sedangkan dalam identifikasi korban yang

ditemukan telah meninggal diperlukan pengetahuan mengenai tampilan post mortem

pada orang-orang yang meninggal karena metamfetamin. Maka dari itu kami tertarik

untuk mengangkat kasus ini sebagai referat agar dapat memiliki pengetahuan

mengenai pemeriksaan jenazah yang diduga meninggal akibat intoksikasi

metamfetamin.2

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa definisi Metamfetamin ?

b. Apakah tanda dan gejala akibat penggunaan Metamfetamin ?

c. Bagaimanakan Metamfetamin menyebabkan Intoksikasi ?

d. Kapankah Metamfetamin dapat menjadi intoksikasi ?

e. Apakah Efek Intoksikasi Metamfetamin terhadap korban Hidup dan Mati?

1.3. Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang Metamfetamin dalam tinjauan aspek

forensik dan aspek medikolegal.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui definisi dan indikasi Metamfetamin

b. Mengetahui farmakodinamik dan farmakokinetik Metamfetamin

c. Mengetahui efek samping, kontraindikasi intoksikasi Metamfetamin.

d. Mengetahui pemeriksaan toksikologi serta gambaran forensik pada kasus

penggunaan Metamfetamin.

e. Mengetahui tentang aspek medikolegal yang berhubungan dengan

Metamfetamin.

2

Page 3: BAB I

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai ilmu

forensik khususnya yang berhubungan dengan pemeriksaan jenazah

akibat Metamfetamin, sehingga terbuka bagi para ilmuwan untuk

memperdalam telaah pustaka maupun penilitian lebih lanjut.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Dengan meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai ilmu forensik

khususnya yang berhubungan dengan pemeriksaan jenazah akibat

Metamfetamin, diharapkan juga dapat meningkatkan pelayanan medis

kepada masyarakat dapat dilakukan dengan lebih baik.

3