Upload
rahmatr-salam
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
latar belakang
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan kita tidak tabu lage dengan masalah penelitian dan
prosesnya. Yang dengan hal itu kita bisa memecahkan solusi dalam masalah yang
sedang dihadapi. Membicarakan mengenai masalah, kita pastinya tahu bahwasanya
dengan adanya masalah inilah kita bisa memproses sebuah penelitian karena jika tidak
ada masalah maka kita tidak bisa meneliti sesuatu. Jadi bisa dikatakan bahwa masalah
adalah awal dari terbentuknya sebuah penelitian, oleh karena itu sebuah masalah atau
permasalahan sangat penting dalam sebuah penelitian.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Fungsi Masalah dalam Penelitian?
2. Bagaimana Karakteristik dari Permasalahan Penelitian?
3. Apa saja Sumber Masalah dalam Penelitian?
4. Bagaimana Merumuskan Masalah dalam penelitian?
5. Bagaimana Mengembangkan Gagasan dan Penelitian?
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Fungsi Masalah dalam Penelitian
2. Untuk mengetahui Pengertian dan Fungsi Masalah dalam Penelitian
3. Untuk mengetahui Sumber Masalah dalam Penelitian
4. Untuk mengetahui Merumuskan Masalah dalam penelitian
5. Untuk mengetahui Mengembangkan Gagasan dan Penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Fungsi Masalah dalam Penelitian
Masalah atau disebut juga problem adalah suatu penelitian.Proses mencari
jawaban dari permasalahan hanya bisa dilakukan melalui proses penelitian. Dengan
demikian suatu permasalahan muncul sebelum kegiatan proses penelitian itu
dilakukan. Sedangkan masalah atau permasalahan dalam penelitian tak terlepaserat
kaitanya denga kehidupan sehari-hari dan merupakan suatu yang lumrah terjadi.
Namun demikian perlu adanya pemecahan terhadap masalah atau permasalahan
tersebut sebagaimana ungkapan berikut:”...is a refinement process that begins with the
indentification of a problem areaand terminates with one or more testable hypothesis or
answerable questions.” (Gay,1981)
Untuk menemukan jawaban suatu permasalahan,peneliti dapat mempergunakan
berbagai cara yang sistematis. Variasi-variasi cara penelitian terjadi tidak hanya dalam
penelitian dalam bidang yang berbeda-beda,namun bisa juga dalam bidang yang sama,
misalnya dalam bidang pendidikan. Bahkan sering pula terjadi dalam permasalahan
yang sama pula.(Hadi 1980)
Masalah atau permasalahan ada jika terdapat kesenjangan antara das Sollen dan
das Sein. Kesenjangan tersebut meliputi dalam
materi,pengetahuan,pendidikan,tegnologi pembelajaran,atau penerapan suatu model-
model pembelajaran di lapangan (Gay,1987). Permasalahan dapat juga diartikan
sebagai sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi karena
suatu hal target tidak dapat dicapai. Sesuatu hal yang menyebabkan tidak terjadinya
target disebut masalah.
Seperti yang terungkap di atas, permasalahan merupakan suatu pertanyaan yang
mengawali suatu kegiatan penelitian, sehingga seseorang ilmuan melakukan
serangkaian kegiatan guna memperoleh jawaban dari permasalahan yang sedang
dihadapi, dengan melalui suatu aturan- atuuran tertentu yang sistematis, objektif, dan
kritis. Proses mencari jawaban dari persoalan itu merupakan penelitian, yang
selanjutnya harus diperjelas sumber jawabannya darimana harus diperoleh. Dengan
demikian persoalan itu muncul sebelum kegiatan proses penelitian itu berlangsung.
Dalam mengidentifikasi permasalahan yang benar-benar layak dijadikan
penelitian, sebaiknya permasalah tersebut diklasifikasi terlebih dahulu menjadi
permasalahan yang sifatnya merupakan common sense (akal sehat), dan permasalahan
yang betul- betul masalah. Permasalahan yang sifatnya common sense biasanya dapat
dirasakan hanya terbatas pada perasaan seseorang atau diawali oleh hemat saya, sulit
diukur, dan reliabilitas kemunculannya dalam suatu konteks yang rendah. Dengan kata
lain, tidak semua orang mengalami yang dirasakan oleh orang lain, dan masalah
tersebut penting artinya bagi penelitian, sebab kunci dari kegiatan penelitian bertolak
dari masalah. Masalah yng diselesaikan melalui penelitian mengandung konsekuensi
logis bagi setiap kegiatan penelitian, terutama berkaitan dengan penentuan teknik-
teknik pendekatan penelitan yang akan digunakan, pengumpul data, analisis data yang
kesemuanya itu penting diketahui oleh peneliti semata-mata untuk menghindari adanya
pemborosan waktu dalam mengumpulkan data agar terhindar dari data yang kurang
relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
2.2 Karakteristik Permasalahan Penelitian
1. Permasalahan tersebut biasanya dirasakan oleh orang- orang yang terlibat dalam suatu
bidang yang sama
2. Permasalah tersebut sering muncul dan secara signifikan ditemui oleh orang-orang
yang terlibat
3. Permasalahan tersebut dapat diukur dengan alat ukur penelitian, seperti skala nominal,
ordinal, interval, dan rasio
4. Permasalahan tersebut dapat diteliti, lantaran dapat diungkap kejelannya melalui
tindakan koleksi data dan kemudian dianalisis
5. Permasalahan tersebut memiliki kontribusi signifikan, lantaran memiliki nilai guna dan
manfaat baik pada tataran teoritis yang berkaitan erat dengan perkembangan ilmu
pengetahuan maupun pada tataran praktis dalam kehidupan sehari-hari
6. Permasalahan tersebut didukung oleh data empiris yakni dapat diukur baik secara
kuantitatif maupun secara empiris yang memberikan hubungan erat antara fakta
konstruk suatu fenomena, di samping mendudukkan pada suatu variabel yang harus
didasarkan hukum positif, empiris, dan terukur.
7. Sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti, hal ini penting karena ini
memberikan motivasi dan kepercayaan diri pada peneliti bahwa pa yang hendak diteliti
di lapangan akan berhasil, karena data yang ada di lapangan kemudian peneliti memiliki
kemampuan untuk dikumpulkan sehingga dapat dianalisis sampai hasil penelitian dapat
diperoleh (Sukardi, 2004).
2.3 Sumber Masalah dalam Penelitian
Kesulitan dalam mencari masalah akan muncul lantaran tidak adanya formulasi
yang pasti dalam hal bagaimana mencari permasalahan penelitian. Oleh karen itu,
peniliti dianjurkan untuk selalu bertanya, konsultasi dengan pakar penelitian. Atau
dengan kata lain kesulitan itu muncul lantaran kurang tajamnya peneliti dalam
melakukan seleksi, dan kurang tajamnya merasakan sesuatu yang dapat dikategorikan
sebai permasalahan. Untuk memperkecil hambatan tersebut maka penting bagi peneliti
mengetahui sumber- sumber masalah yang sigifikan dan layak untuk di teliti dintara
sumber- sumber tersebut adalah:
1. Literatur, yang meliputi: buku, buku teks, monography, laporan statistik, dan yang
berupa non buku seperti; jurnal, skripsi, tesis, desertsi, dan sebagainya.
2. Berbagai pertemuan ilmiah, seperti: seminar, diskusi, lokakarya, sarasehan, dan
sebagainya.
3. Pengalaman pribadi, dan pengamatan yang bersifat longitudinal
4. Pernyataan dari pemegang otoritas dan
5. Perasaan intuitif (Balian, 1983, Suryabrata, 1983)
Di samping sumber masalah di atas, masih ada beberapa macam sumber yang
dapat membantu peneliti dalam memperoleh permasalahan yang layak dijadikan bahan
untuk diteliti, di antara adalah:
1. Pengalaman seseorang atau kelompok, dimana pengalaman adalah guru yang paling
baik
2. Lapangan tempat peneliti bekerja merupakan tempat di mana seseorang maupun
peneliti bekerja merupakan salah satu sumber permasalahan yang baik dan layak\
3. Laporan hasil penelitian, di samping ada hasil temuan yang baru juga ada kemungkinan
penelitian yang direkomendasikan karena berkaitan dengan hasil penelitian yang telah
ada, sehingga dari sumber tersebut diperoleh suatu gambaran permasalahan yang baik
untuk di teliti.
2.4 Merumuskan Masalah dalam Penelitian
1. Peneliti sebaiknya mengidentifikasi cakupan luas dari permasalahan tersebut,
kemudian dispesifikasikan untuk mencari pakah permasalahan tersebut sering kali
muncul dan dapat dinilai secara kasar kemanfaatannya baik terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan maupun terhadap stakeholder hasil penelitian
2. Peneliti mempersempit permasalahan sehingga manjadi permasalahan yang dapat
diteliti, sesuai dengan kemampuan peneliti untuk melaksanakannya, di samping
menghindari adanya kesulitan nantinya dalam mengukura data
3. Masalah penelitian yang telah diidentifikasi dan dibatasi agar memperoleh masalah
yang layak untuk diteliti masih harus dirumuskan agar dapat memberikan arah bagi
peneliti secara jelas
4. Masalah yang telah dirumuskan secara tepat dan benar harus mencakup dan
menunjukkan semua variabel maupun hubungan variabel yang satu dengan yang
lainnya yang hendak diteliti.
Ada bebrerapa jenis/bentuk perumusan masalah antara lain adalah:
a. Perumusan masalah menunjukkan rumusan yang jelas, tidak menduakan arti
b. Pernyataan sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
c. Perumusan masalah penelitian dapat bervariasi tergantung pada kesenangan peneliti
d. Perlu adanya kehati- hatian, jeli, dalam mengevaluasi rumusan masalah penelitian
(Sukardi,2004)
e. Permasalahan haruslah secara tepat dinyatakan agar memungkinkan peneliti untuk
memilih fakta yang diperlukan dalam penyelesaian maslah penelitian
f. Permasalahan itu meski dapat dijawab dengan jelas berapapun jumlah jawaban yang
diberikan harus memnuhi persyaratan dan
g. Setiap jawaban dari permasalahan penelitian harus dapat diuji dan dibuktikan oleh
orang lain (Suriasumantri, 1978)
Di samping perumusan masalah penelitian harus jelas juga memiliki kegunaan
dan fungsi yang bisa diteliti maka pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan oleh
peneliti dalam penelitian tidak akan berhasil masuk ke dalam berbagai aspek yang
berkedudukan kunci dalam permasalahan yang diteliti (Wignjosoebroto S,1979).
Karena itu masalah atau permasalahan yang dapat diteliti memiliki kriteria sebagai
berikut: (1) masalah itu memiliki skope yang terbatas, spesifik dan terdiri dari konsep-
konsep yang jelas,(2) masalah yang diteliti itu memiliki rujukan empiris, dan(3)
masalah itu sendiri memungkinkan untuk diteliti(Emmi Y,1979)
Dengan kriteria yang diungkapkan tersebut menunjukan bahwa masalah atau
permasalahan tersebut memenuhi syarat untuk diteliti, karena dalam penelitian ilmiah
yang sifatnya empiris hanya terbatas pada penggunaan masalah yang memiliki syarat
sebagai terungkap di atas. Proses mematangan konsep dari masalah penelitian
sekalipun nampaknya sederhana, namun tetap dibutuhkan adanya penguasaan yang
baik terhadap masalah tersebut, sebab pada umumnya yang timbul pada awal mula kali
dalam penelitian adalah topik penelitian.
Bila dari perusahaan masalah itu jelas dan dapat diuji oleh orang lain selanjutnya
akan dapat melahirkan beberapa jenis tipe penelitian. Tipologi penelitian yang
diterapkan juga bermacam-macam pula (Kidder, 1986). Tipologi atau cara-cara yang
dimaksud secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Quantitative Research,meliputi: Experimental Research, Expost Facto Research, Survey
Research, Evaluation Research, Historical Research,dsb.
2. Qualitatife Research, meliputi: Grounded Research, Ethnographic Research, dsb (Mouly
G.J, 1984
Dari paparan di atas maka dalam rumusan masalah penelitian harus spesifik dan
operasional. Di samping itu peneliti harus melengkapi dengan definisi operasional dan
lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah (meskipun tidak ada
keharusan) dapat ditulis dalam bentuk kalimat Tanya yang akan dicari jawabanya
melalui tindakan yang akan dilakukan. Permasalahan yang diajukan peneliti harus
berdampak langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran, pada sumber daya
manusiannya,atau pada subyek sasaran yang sedang diteliti.
2.5 Mengembangkan Gagasan dalam Penelitian
Lazimnya ada tiga cara dalam mengawali penelitian adalah sebagai berikut:
1. Replikasi, merupakan salah satu cara intuk mendapatkan gagasan awal adalah dengan
pendekatan replikasi terutama dalam merancang penelitian dengan lebih tepat dan
cepat, guna mengatasi kesulitan yang lebih banyak dihadapi peneliti yang belum banyak
pengalamannya. Pengertianya yang cepatdan tepat, replikasi mencakup penemuan dari
suatu kajian penelitian yang telah pernah dilakukan atau diteliti kemudia diulangi lagi
dengan cara yang sama secara tepat dan benar.
Replikasi merupakan suatu metode yang banyak memberikan faedah karena
merupakan metode yang sederhana sekaligus merupakan dasar uji kembali yang tepat
bagi semua jenis penelitian. (Traves, 1983).
Adapun cara menemukan model penelitian replikasi adalah:
a. Pertama pilihlah dari literatur yang ada, ambil kajian tertentu yang patut dikaji ulang
b. Susunlah desain penelitiannya secara jelas dan terperinci
c. Bandingkan hasil analisis anda sebagai peneliti pemula dengan hasil analisis terdahulu
2. Rekomendasi dari Pembimbing, untuk mendapatkan gagasan awal adalah dari
pembimbing sendiri. Hal ini merupakan suatu sumber gagasan yang umum dilakukan
oleh para mahasiswa pada umumnya, (Balian, 1983). Sesuatu yang perlu diingat bahwa
peneliti seharusnya memahami, serta menyukai topik yang diberikan oleh pembimbing.
Dengan modal tersebut, kenyataannya tinggal sedikit materi yang harus diperiksa oleh
team penguji. Namun demikian harus diingat bahwa bagian metodologi termasuk
mengenai analisisnya menjadi tanggung jawab secara keseluruan.
3. Gagasan Original, model mencari gagasan secara original sering dijumpai dilakukan
oleh peneliti yang profesional, ataupun mereka yang tengah belajar penelitian (Best,J.,
1983). Adapun cara yang harus diperhatikan oleh mereka adalah: 1) pertama peneliti
meninjau literatur dengan suatu gagasan replikasi;2) berawal dari hal tersebut peneliti
mengkaji apakah permasalahan penelitian yang akan diteliti masih cukup relevan
untuk diteliti dan adakah pemecahan masalahanya telah mengenai hal- hal yang
mendasar; 3) bila memungkinkan pihak peneliti mencari permasalahan yang akan
diteliti betul- betul relevan, dan menemukan metode yang setepat mungkin (Kidder,
1986)
Untuk mengembangkan gagasan yang terakhir, perlu kiranya dipertimbangkan
oleh peneliti cara- cara menyusun “lembar pro-kontra” yang lazim dikembangkan di
perguruan tinggi yang sudah maju. Kelihatannya cara yang demikian cukup efektif guna
mengatasi permasalahan tersebut. (Balian,1983).
Di samping untuk mendapatkan permasalahan yang baik peniliti perlu
memikirkan hal- hal sebagai berikut: 1) apa manfaat dari permasalahan yang akan di
teliti, bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan. 2) apakah penelitian tersebut cukup
managebility, jika ditinjau dari segi bekal teoritis, biaya, waktu yang tersedia, serta alat-
alat perlengkapan yang dimiliki oleh peneliti (Suyabrata, 1983). Karena itu usaha
menenmukan permasalahan penelitian secara cepat juga untuk mempertahankan
konsep sehingga penting sekali membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian
sekaligus mengoprasionalkan konsep agar memudahkan pelaksanaan penelitian.
Peneliti kadangkala mudah menetapka topik yang akan diteliti, tetapi sulit merumuskan
masalahnya secara proposional.
Kurangnya pengertian peneliti terhadap masalah yang diteliti lantaran belum
memiliki pengalaman, sebab untuk memahami masalah yang akan di teliti terlebih
dahulu peneliti harus banyak membaca, bergaul dengan dunia ilmu, mnguasai berbagai
teori ilmu yang erat hubungannya dengan masalahnya. Ilmu itu tidak muncul dari ruang
hampa, di mana ilmu itu tumbuh berkembang dalam proses mlingkar, bersifat komulatif
yakni penemuan, koreksi, penyempurnaan.....pengetahuan baru, tori, masalah baru dan
seterusnya. (Sujana, 1979).
Walaupun dalam merumuskan masalah harus jelas namun tetap di tuntut
adanya ketepatan, dan juga harus memiliki kegunaan praktis, memberikan kontribusi
kepada dunia ilmu, memberikan manfaat pada pengguna dari hasil penelitian. Itulah
sebabnya perumusan masalah oleh peneliti jangan sampai berbeda dengan keinginan
pemakai dari hasil penelitian.
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah atau disebut juga problem adalah suatu penelitian.Proses mencari
jawaban dari permasalahan hanya bisa dilakukan melalui pros